hubungan riset dengan teori

6
HUBUNGAN RISET DENGAN TEORI Arti dan Kegunaan Riset Serta Hubungannya Dengan Teori Riset ialah suatu kegiatan untuk memilih judul, merumuskan persoalan, kemudian diikuti dengan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien dan sistimatis yang hasilnya berguna untuk mengetahui sesuatu keadaan/persoalan dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan. Definisi dari penulis mencakup 2 hal yaitu : 1. Hasil riset dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, yang sering disebut riset dasar/murni (basic pure research). 2. Hasil riset dipergunakan untuk membuat keputusan dalam rangka memecahkan persoalan atau menguji hipotesa Maksud menjalankan riset ialah untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal melalui aplikasi suatu prosedur ilmiah, (scientific procedures) yang sistematis. Prosedur ilmiah ini telah dikembangkan sedemikian rupa dengan maksud untuk memperbesar kemungkinan bahwa data/informasi yang dikumpulkan akan ada hubungannya dengan perso¬alan yang akan dipecahkan (relevant data/information). Sedangkan hubungan antara teori dan riset adalah merupakan suatu kombinasi yang timbal balik (mutual contributions). Artinya ialah, bahwa teori dapat menunjukkan daerah-daerah mana suatu riset harus dilakukan sehingga hasil riset dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu dapat juga dipergunakan sebagai dasar untuk membuat ringkasan hasil penemuan suatu studi, serta memberikan dasar untuk memperoleh keterangan-keterangan yang lebih banyak serta nilai-nilai ramalan yang berguna untuk waktu yang akan datang, sebagai dasar untuk berbagai perencanaan. Sebaliknya hasil penemuan riset dapat dipergunakan untuk menguji kebenaran teori yang telah ada, dapat memperjelas konsep-konsep teoritis, serta dapat membantu didalam merumuskan teori yang baru atau memperluas teori yang lama. http://vandesayuz.blogspot.com/2010/02/hubungan-riset-dengan- teori.html?zx=f2f52e29900102c8 PENGANTAR: GEJALA SOSIAL DAN ILMU SOSIAL GEJALA SOSIAL

Upload: fairuz-al-balitari

Post on 24-Jun-2015

1.299 views

Category:

Documents


67 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Riset Dengan Teori

HUBUNGAN RISET DENGAN TEORIArti dan Kegunaan Riset Serta Hubungannya Dengan Teori

Riset ialah suatu kegiatan untuk memilih judul, merumuskan persoalan, kemudian diikuti dengan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien dan sistimatis yang hasilnya berguna untuk mengetahui sesuatu keadaan/persoalan dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan.

Definisi dari penulis mencakup 2 hal yaitu :1. Hasil riset dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, yang sering disebut

riset dasar/murni (basic pure research).2. Hasil riset dipergunakan untuk membuat keputusan dalam rangka memecahkan

persoalan atau menguji hipotesaMaksud menjalankan riset ialah untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan atau soal-soal melalui aplikasi suatu prosedur ilmiah, (scientific procedures) yang sistematis. Prosedur ilmiah ini telah dikembangkan sedemikian rupa dengan maksud untuk memperbesar kemungkinan bahwa data/informasi yang dikumpulkan akan ada hubungannya dengan perso¬alan yang akan dipecahkan (relevant data/information).

Sedangkan hubungan antara teori dan riset adalah merupakan suatu kombinasi yang timbal balik (mutual contributions). Artinya ialah, bahwa teori dapat menunjukkan daerah-daerah mana suatu riset harus dilakukan sehingga hasil riset dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu dapat juga dipergunakan sebagai dasar untuk membuat ringkasan hasil penemuan suatu studi, serta memberikan dasar untuk memperoleh keterangan-keterangan yang lebih banyak serta nilai-nilai ramalan yang berguna untuk waktu yang akan datang, sebagai dasar untuk berbagai perencanaan.

Sebaliknya hasil penemuan riset dapat dipergunakan untuk menguji kebenaran teori yang telah ada, dapat memperjelas konsep-konsep teoritis, serta dapat membantu didalam merumuskan teori yang baru atau memperluas teori yang lama.http://vandesayuz.blogspot.com/2010/02/hubungan-riset-dengan-teori.html?zx=f2f52e29900102c8

PENGANTAR: GEJALA SOSIAL DAN ILMU SOSIALGEJALA SOSIAL

Manusia adalah makhluk multidimensional, meliputi dimensi individual, sosial, dan makhluk moral. Ketiga dimensi tersebut bisa dibedakan, namun dalam membentuk eksistensi manusia tidak terpisah satu dengan lainnya. Dimensi individual menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang mampu menyadari keberadaan dirinya sendiri dan bertanggung jawab secara pribadi terhadap dirinya itu. Dimensi sosial manusia berupa kesadaran bahwa eksistensi seorang individu tidak akan ada artinya tanpa eksistensi individu lainnya dalam bentuk kelompok manusia. Sedangkan dimensi moral menunjukkan kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, yakni manusia menyadari bahwa eksistensi kehidupannya tidak hanya berada dalam dimensi kesendirian ataupun kekelompokannya (hewanpun seperti itu), namun juga memiliki seperangkat tata-nilai (values) yang turut menentukan kualitas hidupnya. Tata-nilai itu menurut ilmu filsafat meliputi logika (tata-nilai “benar” atau “salah”), etika (tata-nilai “pantas” atau “tidak pantas”), dan estetika (tata nilai “indah” atau “tidak indah”). Adapun hewan dan makhluk hidup lainnya tidak memiliki perangkat tata-nilai tersebut, tau dengan kata lain tidak mempunyai “daya pilih” atau daya seleksi dalam menentukan kualitas kehidupannya.

Dengan demikian salah satu dimensi yang harus difahami oleh manusia adalah dimensi sosial, tanpa melepaskan hubungan imanen (melekat)–nya dengan dimensi-dimensi lainnya.

Page 2: Hubungan Riset Dengan Teori

Mempelajari dimensi sosial manusia berarti menekankan perhatian pada aspek manusia dalam kerangka kekelompokannya dengan manusia lain, tanpa mengabaikan hubungan dan kesalingpengaruhannya dengan dimensi lainnya tersebut.

Untuk memahami “gejala sosial” kita akan melihat contoh berikut:Dalam ilmu eksakta, misalnya matematika, terdapat persamaan sederhana:X + X = 2XX + X + X + X + X = 5XJika X dianggap sebagai variabel (pengganti) dari individu manusia, hasilnya bisa berbeda dengan persamaan matematis di atas:Misalnya X = gadis yang takut melewati sekelompok pemudaJika ada lima orang gadis (5X), maka kelima orang gadis tadi tidak lagi setakut X (gadis sendirian) malahan mungkin sudah tidak takut lagi melewati sekelompok pemuda tersebut.Jadi:X + X + X + X + X = 5YDi mana Y = gadis yang tidak takut melewati sekelompok pemuda

Dengan demikian terdapatlah “perubahan” dari eksistensi individu menjadi eksistensi kelompok. Dalam kelompok manusia akan muncul sebuah “gejala sosial” yang tidak bisa dipahami sebagai sekadar “penjumlahan” (atau perkalian, pengurangan, atau pembagian) dari individu-individu yang ada di dalam kelompok tersebut.

Contoh-contoh “gejala sosial” yang lain:- keluarga- kerabat- suku- marga- koperasi- klub sepakbola- ensemble musik atau orkes- peperangan- partai politik- parlemen- migrasi

Dengan sedikit mengerutkan kening saja kita akan bisa memberikan banyak sekali contoh-contoh perkelompokan sosial, gejala sosial, dan menerangkan tentang “kekuatan-kekuatan” sosial yang muncul akibat perkelompokanperkelompokan tersebut. Begitu banyaknya gejala sosial yang ada di alam manusia ini, sehingga untuk memahami dan mempelajarinya diperlukan sebuah upaya yang giat, tekun, teliti, jujur, dan tertata. Singkatnya diperlukan seperangkat ilmu pengetahuan untuk memahami gejala sosial tersebut. Ilmu pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami gejala sosial itu itu disebut Ilmu-ilmu Sosial (Social Sciences).

ILMU-ILMU SOSIALMenurut Ensiklopedia Encarta, pengertian “ilmu-ilmu sosial” adalah sebagai berikut:

Social Sciences are academic disciplines concerned with the origin and development of human society, and the institutions, relationships, and ideas involved in social life. Included in the social sciences are anthropology, archaeology, sociology, political

Page 3: Hubungan Riset Dengan Teori

science, economics, history and histography, law, psychology, criminology, and social psychology.1

(Ilmu-ilmu Sosial adalah sejumlah disiplin akademis yang menekankan perhatian utama pada asal-usul dan perkembangan masyarakat manusia, dan lembagalembaga, hubungan-hubungan, serta gagasan-gagasan yang terdapat dalam kehidupan sosial. Yang termasuk ke dalam disiplin ilmu-ilmu sosial yakni Antropologi Sosial, Arkeologi, Sosiologi, Ilmu Politik, Ekonomi, Sejarah dan Histografi, Hukum, Psikologi, Kriminologi, dan Psikologi Sosial). 1"Social Sciences," Microsoft® Encarta® 99 Encyclopedia. © 1993-1998 Microsoft Corporation. All rights reserved.

Dunia Ilmu Sosial mengalami perdebatan mengenai apakah ilmu sosial itu bisa dipelajari secara ilmiah sebagaimana ilmu alam. Bahkan beberapa ilmuwan masih meragukan apakah studi sosial itu sebuah ilmu?

UNSUR-UNSUR KEILMUAN DALAM ILMU SOSIALTerdapat tiga unsur keilmuan dalam ilmu sosial:(1) Konsep(2) Variabel(3) Definisi OperasionalHubungan antara ketiga unsur tersebut:KONSEP ---------------------proposisi---------------------- KONSEP

VARIABEL ---------------------hipotesis----------------------- VARIABEL

DEFINISI -----------------hipotesis statistik----------------DEFINISI OPERASIONALOPERASIONALKeterangan:Tugas ilmuwan adalah menemukan hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain (realitas yang satu dengan realitas yang lain). Fakta atau realitas itu ditampilkan dalam bentuk KONSEP, yakni abstraksi tingkat pertama terhadap fakta atau realita. KONSEP tersebut belum bisa diukur karena baru berupa "definisi konseptual" yang menyebutkan/mengidentifikasikan realitas.

Untuk dapat diukur, suau konsep harus diubah dalam bentuk VARIABEL (artinya konsep yang memiliki variasi nilai). Dan untuk mengoperasionalisasikan pengukuran itu, berdasarkan atribut-atribut yang ada pada variabel, setiap atributnya diterjemahkan dalam definisi operasional, yakni "serangkaian prosedur yang harus ditempuh untuk mengetahui nilai empirik suatu konsep."

Misalnya, konsep BELAJAR akan dihubungkan dengan konsep PRESTASI.PROPOSISI: Keseriusan belajar berhubungan erat dengan prestasi

Variabel yang bisa dibuat untuk konsep BELAJAR: Jumlah jam belajarVariabel yang bisa dibuat untuk konsep PRESTASI: Indeks Prestasi

Page 4: Hubungan Riset Dengan Teori

HIPOTESIS: Semakin banyak jumlah jam belajar setiap hari, prestasi akan semakin tinggi

DO dari Jumlah jam belajar adalah: "waktu yang digunakan secara efektif untuk belajar selama satu hari di luar jam untuk belajar di sekolah/kuliah dalam satuan jam."

DO dari indeks prestasi yakni: "indeks yang menunjukkan perbandingan antara bobot nilai kredit kali jumlah SKS setiap mata kuliah dibandingkan dengan jumlah seluruh nilai kredit yang ditempuh dalam skala 4."

HIPOTESIS STATISTIK: pengujian dengan rumus statistik untuk membuktikan bahwa kedua hal tersebut berkorelasi signifikan atau tidak signifikan. Jika hubungan antarkonsep itu signifikan, maka bisa dibuat GENERALISASI bahwa antara jumlah jam belajar dengan prestasi itu berhubungan erat, bahkan bisa dibuktikan bahwa yang menyebabkan prestasi tinggi adalah karena jumlah jam belajar yang banyak.

Generalisasi yang kemudian dikaitkan dengan generalisasi-generalisasi lain menghasilkan TEORI, yakni seperangkat hubungan antarkonsep yang sistematis sehingga membentuk suatu rangkaian hubungan yang komprehensif untuk memaparkan, menjelaskan, dan memprediksikan suatu gejala sosial.

TEORI adalah kerangka berpikir yang menuntun ilmuwan untuk menciptakan HIPOTESIS dengan cara mendeduksikannya. HIPOTESIS tersebut pada gilirannya akan dibuktikan melalui proses verifikasi (observasi).

Teori itu penting sebagai orientasi yang membatasi jumlah fakta yang harus dipelajari.Teori memberikan pedoman yang dapat memberikan hasil terbaik.Teori memberikan sistem mana yang harus dipakai dalam mengartikandata yang tepat.Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta-fakta.