hubungan terpaan dakwah islam di facebook … · pernah memiliki pengalaman organisasi di ukm...
TRANSCRIPT
i
i
HUBUNGAN TERPAAN DAKWAH ISLAM DI FACEBOOK
DENGAN PERUBAHAN PERILAKU PENGURUS KAMMI
KOMISARIAT IAIN SAMARINDA
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Oleh
ZAMZANI FRISKA OKTAVIANI
NIM. 1102055041
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015
iii
iii
ABSTRAK
Zamzani Friska Oktaviani, 2015. Hubungan Terpaan Dakwah Islam di
Facebook Dengan Perubahan Perilaku Pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda. Skripsi ini dibawah bimbingan Drs. Massad Hatuwe, M.Si selaku
pembimbing I dan Drs. Ghufron, M.Si selaku pembimbing II. Jurusan Ilmu
Administrasi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Mulawarman.
Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah perkembangan teknologi
informasi yang semakin canggih, sehingga memudahkan khalayak dalam
memperoleh informasi, salah satunya adalah informasi yang berkaitan tentang
dakwah Islam. Dewasa ini dakwah Islam tidak hanya dapat dinikmati di majelis
ta’lim, media televisi seperti pada umumnya, tetapi memanfaatkan media sosial
facebook sebagai media penyampaianya, dengan bahasa yang lugas dan mudah
dipahami, serta dikemas secara menarik agar menjadi sebuah alternatif media
dakwah yang tepat dan efektif, sehingga dapat mempengaruhi khalayak yang
menjadi objek penelitian adalah pengurus KAMMI yang secara fleksibel
menjadwalkan pertemuan untuk mengkaji dakwah Islam di facebook.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan terpaan
dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku Pengurus KAMMI
Komisariat IAIN Samarinda dan membuktikan kebenarkan hipotesis yang penulis
rumuskan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Stimulus,
Organisme and Response dan Teori Belajar Sosial serta konsep komunikasi
massa. Metode penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, dan populasi pada lokasi
penelitian berjumlah 52 Orang, dari populasi tersebut diperoleh 34 Orang untuk
menjadi sampel penelitian berdasarkan perhitungan slovin besaran sampel.
Adapun teknik Analisis data yang digunakan adalah Koefisien korelasi
person product moment (r), dengan bantuan SPSS. 17 yang telah memperoleh
hasil perhitungan r = 0,516, yang berarti “sedang”, dan dilanjtkan dengan uji
signifkansi diperoleh t = 3,409 yang akan dibandingkan dengan t tabel 2,042,
maka berarti t hitung > t tabel, yang berarti Ho ditolak dan Hi diterima.
Berdasarkan Hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa adanya
hubungan terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan peilaku pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Saamarinda, dari hasil perhitungan (r) = 0,516 yang
berarti hubungan terpaan dakwah dengan perubahan perilaku sedang. Pada uji
signifikansi t hitung (3,409) > t tabel (2,042) yang artinya Hi diterima.
Kata Kunci : Terpaan Dakwah Islam, Facebook, Perubahan Perilaku, IAIN
Samarinda
iv
iv
PERNYATAAN ORISINIALITAS SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah orisinal,
merupakan hasil karya saya sendri, tidak pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di Perguruan Tinggi manapun, dan tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis orang lain, kecuali yang secara tertulis
dikutip dalam skripsi ini dan disebutkan sumber kutipan dan daftar pustakarya.
Apabila di kemudian hari ditemukan bahwa naskah skripsi ini dibuktikan
adanya unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar
akademik yang telah saya peroleh (sarjana) dibatalkan, serta diproses menurut
peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Samarinda, Oktober 2015
Zamzani Friska Oktaviani
1102055041
v
v
RIWAYAT HIDUP
Zamzani Friska Oktaviani, lahir pada tanggal 13 Oktober
1993 di Muara Jawa Kalimantan Timur, merupakan anak
pertama dari pasangan Abdul Kadir D dan Syamsuriani.
Mengawali pendidikan di Taman Kanak-kanak DDI Muara Jawa
Jl. Ahmad Yani dan melanjutkan ke Sekolah Dasar 017 di Jl.
Achmad Yani Muara Jawa pada tahun 1999 selama 6 tahun dan
lulus pada tahun 2005. Selanjutnya penulis menimba ilmu di SMP Negeri 1
Muara Jawa di Jl. Moh Hatta km. 7 Muara Jawa dan lulus pada tahun 2008.
Selanjutnya pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah
Atas di SMP Negeri 1 Muara Jawa dan lulus tahun 2011
Pada tahun 2011 melalui ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN), penulis berhasil melanjutkan pendidikan di
Universitas Mulawarman Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Ilmu
Administrasi, Program Studi Ilmu Komunikasi. Pada tahun 2011 Penulis juga
pernah memiliki pengalaman organisasi di UKM Jurnalisktik Unmul yang
sekarang berubah nama menjadi LPM SKETSA yang sempat mengemban amanah
sebagai Sekretaris Umum pada periode 2014-2015. Pada bulan Juli hingga bulan
Agustus 2014 mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mulawarman
angkatan XL secara reguler yang bertempat di daerah Penajam Paser Utara (PPU).
Zamzani Friska Oktaviani, 1102055041 program studi Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, menyusun skripsi yang berjudul Hubungan
Terpaan Dakwah Islam di Facebook dengan Perubahan Perilaku Pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.
vi
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia
serta petunjuk-Nyalah penyusunan skripsi yang berjudul hubungan terpaan
dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI
Komisariat IAIN Samarinda. Telah penulis selesaikan, walaupun belum dikatakan
sempurna.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Orang tua yang selalu memberikan
wejangan dan nasihat agar penulis selalu bersemangat dalam penyusunan skripsi
ini. Susah dan senang telah penulis jalani. Mulai dari tahap pengajuan judul
proposal hingga penyusunan skripsi. Semua yang penulis lewati ini, tidak lepas
dari dukungan dan bantuan dari beberapa pihak yang terlibat. Untuk itu tak henti-
hentinya penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si selaku Rektor Universitas Mulawarman
2. Bapak Drs. Muhammad Noor, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik
3. Ibu Dra. Rosa Angraeiny, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bapak Drs. Sugandi, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
4. Bapak Drs.Massad Hatuwe, M.Si selaku pembimbing I dan Drs.Ghufron,
M.Si, selaku pembimbing II.
5. Bapak Drs. Badaruddin Nasir, M.Si selaku penguji I dan Bapak Sarwo Edy
Wibowo, S.I.Kom, M.M selaku penguji II
6. Orangtua penulis, Ayahanda Abdul Kadir D dan Ibunda Syamsuriani yang
telah memberikan semangat, motivasi dan doa serta dukungan penuh kepada
penulis dalam penyusunan skripsi sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Tiada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT,
oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi membawa skripsi ini ke arah perbaikan, semoga segala bantuan
vii
vii
yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat dimasa mendatang. Amin.
Samarinda, Oktober 2015
Penulis
Zamzani Friska Oktaviani
viii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS SKRIPSI ...................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori dan Konsep ........................................................................ 11
2.1.1 Teori S-O-R ....................................................................... 11
2.1.2 Teori Belajar Sosial ........................................................... 14
2.1.3 Komunikasi Massa............................................................. 16
2.1.3.1 Tujuan Komunikasi Massa .................................. 20
2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Massa .................................. 21
2.1.3.3 Efek Komunikasi Massa ...................................... 27
2.1.4 Terpaan Media ................................................................... 26
2.1.4.1 Terpaan Dakwah Islam di facebook .................... 30
2.1.5 Dakwah Islam .................................................................... 31
2.1.5.1 Dakwah Islam di Media Sosial Facebook .......... 33
2.1.5.2 Konten Dakwah Islam di facebook .................... 35
2.1.6 Perubahan Perilaku ............................................................ 37
ix
ix
2.1.6.1 Perubahan Perilaku Agama ............................... 40
2.1.7 Sejarah Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia Muslim (KAMMI) ............................................ 51
2.2 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 53
2.3 Definisi Konsepsional ................................................................... 53
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 56
3.2 Definisi Operasional.................................................................... 56
3.3 Populasi, Sampling dan Sampel .................................................. 60
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 62
3.5 Teknik Pengukuran Data ............................................................. 63
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................... 64
3.7 Lokasi dan Jadwal penelitian ...................................................... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum ........................................................................ 66
4.1.1 Sejarah Singkat KAMMI Komisariat IAIN Samarinda .... 66
4.1.2 Struktur KAMMI Komisariat IAIN Samarinda ................ 68
4.2 Fenomena Dakwah Islam di Facebook ....................................... 70
4.3 Analisis Deskriptif ...................................................................... 72
4.3.1 Terpaan dakwah Islam di Facebook .................................. 72
4.3.2 Perubahan Perilaku ............................................................ 82
4.4 Analisis Kuantitatif ...................................................................101
4.5 Pembahasan ...............................................................................112
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...............................................................................125
5.2 Saran .........................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
x
DAFTAR BAGAN
No Judul Bagan Halaman
2.1 Teori Stimulus, Organisme dan Response 13
2.2 Kerangka Pikir Definisi Konsepsional 55
3.1 Kerangka Pikir Definisi Operasional 59
4.1 Struktur Pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda Periode 2015-2016
69
xi
xi
DAFTAR TABEL
No
Judul Halaman
1.1 Tabel Pengguna Facebook Pada Setiap Negaraj
4
3.1 Daftar jumlah pengurus berdasarkan jabatan 60
4.1 Responden yang pernah membaca dakwah Islam di facebook
73
4.2 Responden yang sering membaca dakwah Islam di facebook
73
4.3 Responden yang rutin membaca dakwah Islam di facebook
74
4.4 Responden yang jarang membaca dakwah Islam di facebook
74
4.5 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook hingga
≥ 7 𝑗𝑎𝑚
75
4.6 Responden yang membaca dakwah Islam di
Facebookmenghabiskan waktu hingga 5-6 jam
75
4.7 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook
menghabiskan waktu hingga 3-4 jam
76
4.8 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook
menghabiskan waktu hingga 1-2 jam
76
4.9 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook
menghabiskan waktu hingga < 1 𝑗𝑎𝑚
77
4.10 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook,
karena tertarik untuk membacanya karena isi dari apa yang
disampaikan sangat baik dan masuk akal
78
4.11 Responden yang membaca karena “haus” akan dakwah maka
membaca kontennya benar-benar karena menurutnya isi
dakwah Islam itu penting untuk dipahami
78
4.12 Responden yang sangat menunggu dakwah Islam yang ada di
facebook karena menurutnya sangat menambah pengetahuan
agama, apapun dakwah yang dibahas dia selalu membaca dan
tidak jarang saya menerapkannya dalam kesehariannya
79
xii
xii
4.13 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook dengan
kecenderung kurang memperhatikan sehingga perhatian
terbagi dan butuh informasi baru yang menarik demi menyita
perhatiannya kembali
79
4.14 Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook
akan mengabaikan informasi yang lainnya, dan fokus pada
dakwah Islam tersebut
80
4.15 Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook
mudah untuk beralih perhatian kepada informasi yang lain
81
4.16 Responden yang mendalami setiap apa yang dibaca pada
dakwah Islam di facebook
81
4.17 Responden yang hanya mengambil informasi dakwah Islam
yang menurut saya penting
82
4.18 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook dan
bertambah keyakinannya tentang Allah
83
4.19 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook
bertambah keyakinannya tentang malaikat Allah beserta
tugasnya yang terlibat dalam kehidupannya sehari-
hari,(Rakib dan atid, mungkar dan nangkir)
83
4.20 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook
bertambahnya keyakinannya tentang mulianya kitab-kitab
Allah sehingga harus membacanya dan menerapkannya
dalam kehidupannya
84
4.21 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook
bertambahnya keyakinannya tentang Nabi/Rasul serta tugas-
tugasnya dalam kehidupan manusia
85
4.22 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook
bertambanya.keyakinannya tentang adanya qadha dan qadar
Allah yang sudah ditentukan, sehingga optimis dan
bersemangat dalam menjalani hidup
85
4.23 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di
facebook yang berkaitan tentang kebaikan dan keburukan
maka bertambah keyakinannya tentang adanya imbalan
syurga dan neraka kepada semua manusia
86
4.24 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook 86
xiii
xiii
membuat nya menjadi tambah lebih bersemangat dalam
melaksanakan shalat wajib dan shalat sunnah
4.25 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook
membuat nya semakin rutin melaksanakan puasa wajib
maupun sunnah
87
4.26 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook
sering kali tergerak hatinya untuk menunaikan zakat, infak,
dan shodaqoh
87
4.27 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook
tentang keutamaan membaca Al-Quran dan manfaatnya
maka semakin rutin Membaca Al-Quran
88
4.28 Responden yang saat membaca dakwah Islam di Facebook
tentang keajaiban dan keutamaan doa dan dzikir untuk
kehidupan sehari-hari sehingga selalu Membaca doa dan
dzikir
89
4.29 Responden yang saat membaca dakwah Islam tentang
kemuliaan bulan ramadhan, maka memutuskan untuk
memperbanyak amalan pada bulan ramadhan sehingga pada
bulan ramadhan melakukan I’tikaf
89
4.30 Responden yang setelah melihat konten atau gambar terkait
keutamaan menunaikan haji dan umrah maka semakin
bersemangat untuk melakasanakan haji dan umrah
90
4.31 Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah
Islam di facebook timbulah Perasaan dekat dengan Allah
90
4.32 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook
adanya perasaan doa-doa yang ucapkan terkabul seketika dan
91
4.33 Responden yang setelah membaca dakwah Islam tentang
kemuliaan Allah di facebook timbulnya Perasaan tentram
bahagia karena menuhankan Allah
91
4.34 Responden yang setelah membaca dakwah Islam mengenai
tafsiran ayat suci Al-Quran menjadi tentang isi dari Al-Quran
92
4.35 Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah
Islam di facebook tentang ajaran Islam yang wajib diimani
dan dilaksanakan, menjadi rutin melaksanakan ajaran Islam
93
xiv
xiv
dalam kehidupan sehari-hari
4.36 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook
mengenai hukum-hukum Islam, sehingga menjadi tau apa
saja hukum Islam yang berlaku dan wajib dilaksanakan
93
4.37 Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah
Islam mengenai sejarah syiar Islam, sehingga sekarang
paham dan mengetahui tentang sejarah Islam
94
4.38 Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook
tergerak hati nya untuk mengikuti majelis keagamaan agar
bertambahnya segala-sesuatunya tentang agama
94
4.39 Responden yang setelah membaca salah satu gambar,
Ilustrasi, dan kisah, dalam dakwah Islam di facebook maka
tersentuh hatinya untuk suka menolong orang lain baik itu
yang kesusahan atau membutuhkan pertolongan
95
4.40 Responden yang setelah membaca salah satu gambar,ilustrasi
dan kisah dalam dakwah Islam di facebook maka sekarang
menjadi suka berkerja sama, karena kerja sama itu baik
96
4.41 Responden yang setelah melihat dan membaca dakwah Islam
tentang orang yang membutuhkan pertolongan tapi tidak
terlalu berpengaruh untuk menyumbangkan sebagian
hartanya karena mengingat diajauh dari tempat yang
bersangkutan sehingga hanya mengirimkan doa dan merasa
iba.
96
4.42 Responden yang setelah membaca tentang motivasi dan
kisah dalam dakwah Islam di facebook maka tidak terlalu
berpengaruh untuk merasakan apa yang orang lain rasakan,
karena sama sekali tidak ada hubungan kekerabatan dengan
orang yang diceritakan dalam kisah tersebut.
97
4.43 Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah
Islam yang berkaitan tentang larangan untuk berbohong dan
menguraikan hukuman atau adzab bagi orang yang
berbohong maka tidak ingin berbohong
97
xv
xv
4.44 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook
mengenai keutamaan memaafkan dan berusaha menerima
kesalahan orang lain dengan bijak, jadi saya suka memaafkan
dan melupakan kesalahan orang lain khususnya kepadanya
98
4.45 Responden yang setelah membaca konten Islami tentang
salah satu kerusakan yang terjadi di bumi karena ulah
manusia, maka tergerak hatinya untuk menjaga lingkungan
agar tetap baik dan menyenangkan
98
4.46 Responden yang saat membaca dakwah Islam tentang
keutamaan orang yang menjaga amanahnya, seperti
menyampaikan apa yang sudah di berikan dengan sebaik-
baiknya, intinya menjaga amanah
99
4.47 Responden yang saat membaca tentang larangan berjudi,
menipu dan korupsi, sepertinya tidak berpengaruh ke dirinya
karena memang tidak pernah melakukan ke tiga hal tersebut.
99
4.48 Responden yang setiap membaca dakwah Islam di facebook ,
saat menemukan tentang norma yang harus dijalankan dalam
berperilaku menurut syariat Islam, maka mulai sedikit-sedikit
untuk menerapkannya
100
4.49 Perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Frekuensi) ↔
Indikator Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)
102
4.50 Tabel perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Durasi) ↔
Indikator Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)
104
4.51 Tabel perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Atensi) ↔
Indikator Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai
106
4.52 Tabel Koefisien Korelasi Product Moment
108
4.53 Interprestasi Koefisien Korelasi
109
4.54 Model Summary
110
4.55 Hasil dari T hitung 111
xvi
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Jadwal Penelitian
Lampiran 3 Tabel Distribusi t
Lampiran 4 Tabel Hasil Output SPSS. 17 (Korelasi
Product Moment dan Uji t
Lampiran 5 Rangkuman Nilai Terpaan Dakwah
Islam dan Perubahan Perilaku
Lampiran 6 Contoh Gambar Dakwah Islam
Lampiran 7 Lampiran Jawaban Responden
Lampiran 8 Surat Izin Observasi dan Penelitian
Lampiran 9 Struktur Pengurus KAMMI Komisariat
IAIN Samarinda
Lampiran 10 Surat Keterangan Melaksanakan
Penelitian
Lampiran 11 Instrumen Pertanyaan Dalam Kuesioner
Lampiran 12 Foto Kegiatan KAMMI Komisariat
IAIN Samarinda
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kegiatan komunikasi selalu terjadi dalam berbagai sektor kehidupan, seperti
dagang, perekonomian, pertambangan, telekomunikasi dan pemasaran. Hal ini
disebabkan karena dalam melaksanakan fungsi dan kegiatannya, berpusat pada
kegiatan komunikasi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa tidak ada kegiatan tanpa
melakukan komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, verbal
maupun nonverbal.
Menurut Hovland dalam (Fajar,2009:37), komunikasi adalah suatu proses
dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-
kata untuk mengubah tingkah laku orang lain. Jadi dengan demikian komunikasi
itu adalah persamaan pendapat, bersikap dan bertingkah laku yang sama dengan
kita.
Kegiatan komunikasi dapat pula dilakukan melalui media massa. Media
massa adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari masyarakat. Fakta dan
peristiwa apapun, masyarakat dapat memperolehnya melalui media massa. Media
massa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertama, media cetak seperti majalah,
tabloid surat kabar dan sebagainya, kedua, media elektronik seperti radio, televisi
dan ketiga, media baru karena adanya perkembangan dalam bidang teknologi
informasi sehingga ditambahkanya media baru sebagai media massa dengan
2
2
beberapa ciri-cirinya termasuk dalam media massa, yang telah diketahui bahwa
menggunakan media baru tidak selamanya membutuhkan biaya yang mahal dan
dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Inilah yang membuat Internet menjadi
salah satu media pilihan oleh masyarakat banyak sebagai media memperoleh
informasi, contohnya informasi dawkah Islam dengan mudah. Aplikasi-aplikasi
yang dapat dioperasikan di Internet juga bermacam-macam, salah satunya adalah
media sosial facebook. Facebook adalah salah satu aplikasi yang sangat
digandrungi oleh berbagai kalangan.
Popularitas facebook terus tumbuh dari hari ke hari, perusahaan mengklaim
bahwa mereka memiliki lebih dari 57 juta anggota aktif (Pengguna yang login ke
facebook selama 30 hari terakhir). Sejak tahun 2007, rata-rata jumlah mendaftar
perhari adalah 250.000 Orang. Ini menandakan bahwa facebook adalah termasuk
media sosial dengan banyak pengguna. Penggunaan facebook juga tidak hanya
sekedar meambahkan teman baru, menulis status, mengapload foto dan
sebagainya, serta mengomentari kiriman akun yang lain, tetapi sudah bisa
menikmati dan membaca kiriman tentang dakwah Islam, ternyata perkembangan
teknologi sangat berpengaruh juga dalam penyampaian dakwah melalui media
sosial salah satunya facebook. .(Hendroyono,2007:77).
Dakwah adalah suatu proses mengajak, menyeru, dan membimbing umat
manusia untuk berbuat baik dan mengikuti petunjuk Allah dan rasulNya. Usaha
tersebut dilakukan dengan sengaja dan perencanaan yang matang baik dilakukan
individu atau organisasi dengan sasaran umat perorangan atau sekelompok orang
(masyarakat) agar mereka mengetahui, mengimani, dan mengamalkan ajaran
3
3
Islam dalam semua aspek kehidupan.(Khoiri, Dakwah Melalui Jejaring Sosial
Media facebook K.H Abdullah Gymnasiar,2014)
Dakwah dan teknologi adalah suatu yang tidak dapat dipisahkan. Hai ini
jika kita berpijak pada konsep dakwah kontemporer yang mudah diterima oleh
kalangan masa kini. Teknologi buka suatu di larang, meskipun di zaman
Rasullullah Saw belum ditemukan adanya teknologi seperti yang berkembang
pesat dewasa ini. Perkembangan dakwah perlu memperhatikan perkembangan
teknologi, agar sesuatu yang dihadirkan mudah diterima, dan tidak ketinggalan
zaman. Walaupun tidak semua teknologi informasi saat ini berkembang dewasa
ini bersifat positif, ada kelebihan dan kekurangannya bagi kehidupan umat
manusia.
Dengan adanya teknologi informasi yang dimanfaatkan sebagai media
dakwah Islam, tidak dipungkiri bahwa kemajuan teknologi itu ibarat pisau yang
bermata ganda, disatu sisi untuk memudahkan pekerjaan, dan di sisi lainya bisa
mencelakai orang lain. Memang kemajuan teknologi itu sangat bergantung pada
dan ditangan siapa, ketika ia berada ditangan orang jahat maka jahat lah dampak
yang dihasilkanya. Seharusnya penggunanyalah yang sangat menentukan ingin
dibawa ke arah baik atau buru, semua tergantung oleh penggunanya. Maka
sebagai seorang Da’i, harus dituntut untuk berfikir kreatif tentang metode dakwah
yang dapat membuat khalayak merasa nyaman sehingga mudah dipahami dan
menimbulkan dampak yang sesuatu dengan tujuan dakwah tersebut dengan cara
memanfaatkan kemajuan teknologi salah satunya adalah media sosial facebook.(
4
4
Khoiri, Dakwah Melalui Jejaring Sosial Media facebook K.H Abdullah
Gymnasiar,2014)
Pemanfaatan media internet sebagai media dakwah mengingat pengguna
internet sebagaimana dilansir oleh internetworldstat di dunia mencapai
2.405.518.376 orang, dan 44,8% adalah dari Asia. Beberapa media sosial yang
dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah antara lain. Facebook merupakan situs
jejaring sosial yang memiliki banyak user. Menurut data yang dilansir oleh situs
internetworldstats, pengguna facebook di seluruh dunia sampai September 2012,
mencapai 937.407.180 pengguna, dengan rincian sebagai berikut. (Slamet,
Dakwah Islam di Tengah Globalisasi Media dan Teknologi Informasi,
www.academia.edu%2F55264105, 2013).
Tabel. 1.1
Tabel Pengguna Facebook Pada Setiap Negaraj
iwa)
Wilayah User aktif (Juta jiwa)
Eropa 243,2
Asia 236,0
Amerika Utara 231,2
Amerika Latin 134,6
Afrika 48,3
Timur Tengah 22,8
Oceania/Australia 14,6
Karibia 6,7
Sumber : http://www.internetworldstats.com/facebook.htm
5
5
Fenomena dakwah melalui media sosial facebook khususnya di Indonesia
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan hadirnya
para aktivis dakwah untuk memanfaatkan facebook sebagai media dakwah
Islamnya. Telah kita ketahui bahwa semua pengguna facebook bisa melihat
facebook, belajar di facebook untuk menambah wawasan keilmuan dan informasi
seputar dunia Islam.
Pemanfaatan media sosial facebook sangat tepat sekali jika digunakan untuk
berbagai kiriman tentang dakwah Islam, dengan kemudahan mengakses pada
facebook sehingga dakwah bisa seacra luas tersebar kepada umat Islam dalam
kurun waktu yang bersamaan, seperti yang dikutip sebagai berikut.
“Dulu saya harus blusukan kepinggir-pinggir jalan di Jawa barat untuk
berdakwah, sekarang bisa lewat media sosial dan di baca oleh hampir
seluruh rakyat Indonesia, “jelasnya, Karena itu Ustadz Erick Yusuf
menyambut baik perkembangan media sosial yang ternyata memiliki
banyak manfaat untuk dakwah agama Islam, Diantaranya, dapat
menjangkau secara luas, lebih cepat tersebar dan informasi dari ulama
dimanapun, dapat di sampaikan pada umat Islam dalam waktu yang
bersamaan”.(Sumber:http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/khazana
h/14/11/25/nflc72-ustaz-erick-yusuf-medsos-efektifkan-dakwah-islam).
Dewasa ini perkembangan zaman sudah semakin canggih, dakwah Islam yang
disampaikan oleh tokoh agama tersebut dapat dinikmati melalui Smartphone,
Laptop, dan PC, inilah yang menjadikan facebook sebagi media dakwah Islam
yang digandrungi oleh berbagai khalayak karena kemudahan dalam mengkakses.
Namun untuk menggunakan media-media tersebut, para da’i harus mengetahui
karakteristik dari mad’u nya masing-masing. Selain itu da’i juga perlu mengetahui
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi khalayak pada komunikasi
massa. Khususnya dalam rangka behaviorisme, media massa adalah faktor
6
6
lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik,
pelaziman operan, atau proses imitasi. Oleh karena itu media menjadi sangat
penting untuk dijadikan sarana melakukan aktivitas dakwah sekaligus
menyampaikan pesan-pesan yang diajarkan dalam agama Islam. Strategi
pemanfaatan media ini merupakan trobosan bagi para da’i untuk memperluas
wilayah dakwahnya sekaligus menciptakan komunikasi dengan khayalak berbagai
lini. Kelahiran teknologi-teknologi informasi saat ini mendorong para da’i untuk
berinovasi dalam berdakwah, seperti pada kutipan di bawah ini:
Tak sekadar untuk bersilaturahim, media sosial merupakan wahana
yang tepat dan efektif untuk berdakwah. Hal ini karena jejaring sosial ini
digunakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia dan profesi di
seluruh dunia. Dakwah pun bisa dilakukan di manapun dan kapan
punMelalui media sosial, menurutnya, dakwah bisa tersampaikan dengan
baik dibandingkan dengan dakwah melalui acara-acara keislaman. Hal ini
dimungkinkan karena masyarakat, dalam hal ini para pemilik akun media
sosial, berada dalam situasi 'tidak dipaksa'. Maksudnya, mereka membaca
kultweet atau dakwah tersebut ketika mereka memang ingin membacanya,
begitu juga sebaliknya. Hilal melihat, saat ini banyak dai dan daiyah yang
memanfaatkan media sosial untuk berdakwah. Mereka mem-posting
kultweet-kultweet tentang keislaman dan berbagi informasi yang
bermanfaat. Dengan demikian, masyarakat bisa selalu mendapatkan
siraman rohani keislaman atau bertanya tentang hal keagamaan secara
langsung, kapan pun dan di manapun, tanpa harus datang ke acara tausiyah
atau pengajian (Sumber: http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-
koran/14/11/27/nforg59-gencarkan-dakwah-melalui-media-sosial)
Kehadiran teknologi-teknologi tersebut harus dijadikan sebagai “paksaan”
untuk melakukan perubahan model dakwah yang bersifat konvensional kepada
model e-dakwah. E-dakwah secara sederhana didefinisikan sebagai pelaksanaan
dakwah dengan bentuan teknologi informasi, terutama Internet. Edakwah
merupakan salah satu pemanfaatan teknologi informasi sebagai respon aktif-
kreatif yang muncul dari kesadaran akan sisi positif teknologi informasi terhadap
7
7
perkembangan yang ada. E-dakwah menjadi perlu dilakukan karena penyebaran
dakwah secara konvensional dibatasi oleh ruang dan waktu, sedangkan dakwah
digital atau e-dakwah dapat dilaksanakan melintasi atas ruang dan waktu.
Cakupan geografis e-dakwah lebih luas sehingga semua pengguna Internet dapat
tersentuh. (Fathul,2004:31)
.Hal ini sebagai wujud adaptasi pada kondisi sosial masyarakat yang sudah
berada pada sebuah zamn yang disebut dengan meminjam istilah Nurcholis
Majdid, “zaman teknik”. Sehingga dakwah pun harus dikemas dengan
memanfaatkan media dan teknologi informasi tanpa mengurasi substansi dari
dakwah itu sendiri.(Slamet, Dakwah Islam di Tengah Globalisasi Media dan
Teknologi Informasi, www.academia.edu%2F55264105, 2013).
Strategi yang dilakukan dalam kegiatan membangun jaringan dakwah
adalah dengan memanfaatkan perkembangan global connection. Sistem ini
merupakan salah satu alternatif untuk dijadikan sebagai media untuk berdakwah.
Aspek keuntungan yang diperoleh dengan pemanfaatan jaringan internet
(facebook) ini antara lain dapat mempererat persaudaraan antara satu dengan yang
lainnya, juga dapat memberikan informasi dalam waktu yang singkat (aspek
sosial), dapat berdiskusi mengenai perkembangan Islam (aspek agama), serta
pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi (aspek ilmu pengetahuan)( Khoiri,
Dakwah Melalui Jejaring Sosial Media facebook K.H Abdullah Gymnasiar,2014).
berjabat tangan.
Penggunaan jejaring sosial mengacu pada teori kegunaan dan gratifikasi
yang di populerkan oleh Dennis Mc. Quail, 1972 (dalam West and Turner, 2010).
8
8
Teori ini menyatakan bahwa orang secara aktif mencari media tertentu dan
muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (hasil) tertentu.
Sehingga peneliti memilih pengurus KAMMI sebagai objek penelitian
karena isi pesan dari dakwah Islam di facebook adalah berkaitan tentang dakwah
yang berisikan tentang seruan, bujukan untuk melaksanakan aktivitas- aktivitas
keagamaan, berkesimpulan jika pengurus KAMMI memiliki kepuasan tersendiri
untuk menikmati dakwah Islam di facebook. Sebab lainnya yang membuat
peneliti memilih KAMMI sebagai objek penelitian karena KAMMI adalah
organisasi yang bergerak dibidang ke Islaman dan STAIN adalah sekolah tinggi
yang banyak pengetahuan tentang agama.
Hal ini sesuai dengan teori kegunaan dan gratifikasi yang dilakukan oleh
Mc Quail, dkk (dalam West and Turner, 2010) yang menjelaskan penggunaan
media social khususnya jejaring sosial facebook , diantara kategori yang
diidentifikasi oleh individu adalah kebutuhan yang berhubungan dengan mencari
dan mendapatkan informasi atau pengetahuan, kesenangan, status, memperkuat
hubungan, dan pelarian.
Selain itu, KAMMI juga menjadwalkan pertemuan dalam waktu yang
fleksibel, guna untuk mengkaji tentang dakwah Islam yang disebarkan melalui
media sosial salah satunya adalah facebook. ini memungkinkan untuk di terpakan
dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu perilakunya. Dengan didukung dengan
penyampaian dakwah yang mudah hanya mengandalkan gadget sudah bisa
diakses, dan dikemas dengan sedemikian rupa sehingga menarik untuk dibaca,
9
9
untuk itu peneliti tertarik untuk mengerahui hubungan terpaan dakwah Islam
dengan perubahan perilaku KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah ada hubungan terpaan dakwah
Islam di facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda ?”
1.3 Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, “Untuk
mengetahui adanya hubungan terpaan dakwah Islam di facebook dengan
perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda”.
1.4 Manfaat penelitian
Setiap penelitian diharapkan akan mendapatkan suatu yang berguna bagi
semua pihak dan sesuai dengan tujuan penelitian yang berguna bagi semua
pihak dan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka penelitian
ini diharapkan juga berguna dan bermanfaat yang terbagi atas:
1. Secara teoritis, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dan memperkarya pembedaharaan kepustakaan
bagi pengembangan ilmu pengetahuai pada umumnya dan bagi jurusan
ilmu komunikasi khususnya masukan untuk komunikasi massa pada
penelitian-penelitian mendatang
10
10
2. Segi Praktis, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan informasi
dan evaluasi objek penelitian serta pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda. Diharapkan dengan membaca dakwah Islam di facebook dapat
menambah dan dapat memotivasi merubahn perilaku sesuai dengan aspek
keagamaan.
11
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori dan Konsep
2.1.1 Teori Stimulus, Organism, dan Response
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula
berasal dari kajian ilmu Psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori
komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu
komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-
komponen, sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan jadi unsur-unsur
dalam model ini adalah :
a. Pesan (stimulus,S)
Ide atau informasi yang disampaikan (Fajar,2009:30)
b. Komunikan (Organism,O)
Audience, pihak yang menerima pesan (Fajar, 2009:30)
c. Efek (Response, R)
Respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya (Fajar, 2009:30)
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap aspek “how”
bukan “what”. Jelasnya how to communicate dalam hal ini how to change the
attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap
tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-
12
12
benar melebihi semula. Menurut Hovland dkk dalam (Mar’at,1982:27) “sikap
Manusia, perubahan serta pengukurannya”, yang mengatakan bahwa dalam
menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu
a. Perhatian
Proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam
kesadaran dalam stimuli yang lainnya melemah (Rahkmad,2008:77)
b. Pengertian/pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,
sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami.
c. Penerimaan
Proses memilah pesan untuk diputuskan atara diterima atau ditolak dalam
mempengaruhi perilaku
Bagan. 2.1
Teori Stimulus Organisme Respons
Sumber : (Effendy,2007:77)
13
13
Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada
proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan
mengerti. Kemampuan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah
komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk
mengubah sikap. (Effendy,2007 : 254)
Selain itu Skinner (1983) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan
dari luar). Perilaku terjadi melaui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan
kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori “S-
O-R” atau stimulus-organisme-respon. Skinner membedakan dua respon, yaitu :
1. Respondent respon atau refleksif, yaitu respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam inidisebut
eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap,
misalnya makanan yang lezat menimbulkan keinginan kita untuk makan,
cahaya terang menyebabkan mata tertutup dan sebagainya. Responden
respons ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita
musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan
kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya.
2. Operant respon instrumental respon, yaitu respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau rainforce, karena
14
14
memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan
melakukan tugasnya dengan baik kemudian mendapatkan penghargaan
dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih
baik lagi dalam melakukan tugasnya.
2.1.2 Teori Belajar Sosial
Menurut Bandura dalam (Effendy,2007:281) social learning theory (teori
belajar sosial) yang ditampilkan oleh Bandura ini mengkaji proses belajar melalui
media massa sebagai tandingan terhadap proses belajar melalui media massa
sebagai tandingan terhadap proses belajar secara tradisional. Teori belajar sosial
secara tradisional menyatakan bahwa belajar terjadi dengan cara menunjukkan
tanggapan (response) dan mengalami efek-efek yang timbul. Penentu utama
dalam belajar adalah peneguh (reinforcement), dimana tanggapan akan diulangi
(jadi dipelajari) jika organisme mendapat ganjaran (reward). Tanggapan tidak
akan diulangi kalau organisme mendapat hukuman (punishment) atau bila
tanggapan tidak memimpinnya ke tujuan yang dikehendaki. Jadi, perilaku diatur
secara eksternal oleh kondisi stimulus yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi
peneguhan.
Bandura menyatakan bahwa Social Learning Theory menganggap media
massa sebagai agen sosialisasi yang utama disamping keluarga, guru di sekolah
dan sahabat karib. Pada proses belajar sosial langkah pertama adalah perhatian
(attention) kepada suatu peristiwa. Jelas bahwa kita tidak dapat belajar dari suatu
peristiwa kecuali kalau kita menaruh perhatian kepadanya dan secara seksama
mencerna hal-hal penting yang dicakupnya. Setiap hari kita dihadapkan kepada
15
15
ratusan peristiwa. Perhatian suatu peristiwa ditentukan oleh karakteristik peristiwa
itu (atau rangsangan yang dimodelkan) dan karakteristik si pengamat. Peristiwa
yang jelas dan sederhana akan mudah menarik perhatian dan karenanya mudah
dimodelkan.
Mengenai ciri-ciri pengamat yang menentukan perhatian adalah antara lain
kemampuan seseorang dalam proses informasi, umur, intelegensi, daya persepsi,
dan taraf emosional. Orang yang emosional, misalnya marah, penasaran atau
takut, akan lebih atentif terhadap suatu rangsangan tertentu. Menurut social
learning theory itu sesudah langkah:
1. Pertama, attentional process (proses relensi),
2. Kedua, Model reproduction process (proses reproduksi motor)
3. Ketiga, motivational process (proses motivational).
Pada langkah kedua, yakni proses refensi tadi, peristiwa yang menarik
perhatian dimasukkan ke dalam benak dalam bentuk lambang secara verbal atau
imaginal sehingga menjadi ingatan (memory). Pada langkah ketiga, motor
reproduction process, hasil ingatan tadi akan meningkat menjadi bentuk perilaku.
Kepemimpinan kognitif dan kemampuan motorik pada langkah ini berperan
penting. Reproduksi yang seksama biasanya merupakan produk “trial and error”:
di mana umpan balik turut mempengaruhi.. Langkah terakhir, motivasional
process, menunjukkan bahwa perilaku akan berwujud apabila terdapat nilai
peneguhan. Peneguhan dapat berbentuk ganjaran eksternal, pengamatan yang
menujukkan bahwa bagi orang lain ganjaran disebabkan perilaku yang sama, serta
ganjaran internal, misalnya rasa puas diri. (Effendy, 2007:281).
16
16
Menurut dalam (Awlisol,2004:) Miller dan Dollard bahwa tingkah laku
manusia merupakan hasil belajar. Oleh karena itu untuk memehami tigkah laku
sosial dan proses belajar sosial, kita harus mengetahui prinsip – prinsip psikologi
belajar. Prinsip – prinsip belajar ini terdiri dari 4, yakni : dorongan ,isyarat
,tingkah laku balas ,dan ganjaran.
Isyarat adalah rangsangan yang menentukan bila dan dimana suatu respon
akan timbul dan terjadi. Isyarat ini dapat disamakan dengan rangsangan
diskriminasi. Didalam belajar sosial,isyarat yang terpenting adalah tingkah laku
orang lain,baik yang langsung ditujukan kepada orang tertentu maupun yang
tidak, misalnya: ditujukan kepala merupakan isyarat untuk setuju,uluran tangan
merupakan isyrat untuk berjabat tangan
2.1.3 Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner
(Rakhmat,2003:188), yakni komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is massage communited throught a mass medium to a large
number of people). Dalam definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi
massa itu harus menggunakan media massa. (Elvinaro,dkk,2009:3).
Definisi komunikasi massa juga diuraikan di dalam buku Nurudin yakni,
komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan
elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa)
(Nurudin,2011:3)
17
17
Menurut Defluer dan McQuail dalam (Riswandi,2009:103) menyatakan
bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-
komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan secara luas, dan
secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat
mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui
berbagai cara.
Komunikasi massa yang terjadi secara terus menerus dan berlangsung
secara berkesinambungan akan menimbulkan efek komunikasi massa, efek
komunikasi massa dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana
Stamm dan Bowes 1990 dalam (Wiryanto,2000:46) membagi kedua bagian dasar
yaitu:
1. Pertama efek primer meliputi terpaan, perhatian, permahaman.
2. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan
pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih)
Pada komunikasi massa terdapat saluran penyampaian pesan, yaitu media.
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator ke khalayak. Jika dikaitkan dengan komunikasi massa maka media
massa dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan dalam penyampaikan
pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.
(Cangara,2007:126)
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak (Cangara,2007:137). Menurut Nurudin, saluran
18
18
penyampaian pesar dalam komunikasi massa hanya ada 2, Namun dalam
perkembangannya, komunikasi massa yang sudah sangat moderen dewasa ini ada
satu perkembangan tentang media massa, yakni ditemukannya Internet. Pada
komunikasi massa, alat untuk menyampaikan pesan terdiri dari 3 yaitu:
1. Media cetak
Dengan adanya teknologi komunikasi baru, publikasi cetak masih
menjadi utama untuk komunikasi internet dikebanyakan organisasi.
Bayangkan bagaimana persaingan menarik perhatian pada publikasi ini yang
harus diatasi saat publikasi itu sampai dirumah karyawan dan keluarga.
Terdiri dari: Majalah, Koran, surat, newsletter (Fajar,2009:35)
2. Media Elektronik
Menyediakan informasi dalam bentuk audible, Visual dan Audio
Visual terdiri dari: Radio, televisi/televisi kabel dan satelit, display, video,
telekonferensi, hotline, dan internet (Blog,facebook,chatingg,email letter)
(Fajar, 2009:35)
3. Media Baru
Menurut (McQuail,2011:158), media baru adalah tempat dimana
seluruh pesan komunikasi terdesentralisasi; distribusi pesan lewat satelite
meningkatkan penggunaan jaringan kabel dan komputer, keterlibatan audiens
dalam proses komunikasi yang semakin meningkatJika ditinjau dari segi ciri,
fungsi dan elemenya, internet termasuk dalam media massa, dengan
demikian bentuk komunikasi massa dapat ditambahkan dengan
internet.(Nurudin, 2011:5).Media baru adalah media yang berkembang pada
19
19
era komunikasi interaktif. Ron Rice mendefinisikan media baru adalah media
teknologi komunikasi yang melibatkan komputer di dalamnya (baik
mainframe, PC maupun Notebook) yang memfasilitasi penggunanya untuk
berinteraksi antar sesama pengguna ataupun dengan informasi yang
diinginkan.
Ciri-ciri media baru ini secara umum :
1. Pengadaan informasi tidak sepenuhnya berada pada sumber informasi
2. Kemampuan yang tinggi dalam pengiriman pesan-pesan melalui kabel
dan satelit sehingga mengatasi hambatan komunikasi.
3. Proses komunikasi berjalan dua arah (inter-aktivity) antara sumber dan
penerima. Artinya penerima dapat memilih, menjawab kembali dan
menukar informasi secara langsung.
4. Adanya kelenturan/flexibility dalam bentuk, isi, dan penggunaan medium
(Riswandi,2009:104)
Seperti yang diketahui bahwa internet dapat mengakses aplikasi salah
satunya adalah jejaring sosial facebook, popularitas facebook terus tumbuh dari
hari ke hari. perusahaan mengklaim bahwa mereka memiliki lebih dari 57 juta
anggota aktif (pengguna yang login ke facebook selama 30 hari terakhir). sejak
2007, rata-rata jumlah pendaftar per hari adalah 250.000 orang. facebook
mengatakan bahwa jumlah pengguna aktif menjadi dua kali lipat setiap enam
bulannya. Jumlah pemilik akun facebook terbesar berasal dari Amerika. diikuti
kanada dan inggris. facebook juga mengklaim sebagai situs nomor 1 dalam hal
layanan berbagi gambar di internet dan pada jam-jam ramai mereka juga
20
20
menduduki peringkat dua, tiga dan empat. Sehubungan dengan jumlah gambar,
bisa diartikan facebook menerima lebih dari 14 juta foto yang diunggah setiap
hari. Angka ini akan terus meningkat karena tidak adanya batas jumlah foto yang
dapat diunggah anggotanya dan karena setiap hari ada anggota baru mendaftar
(Hendroyono,2009:77)
2.1.3.1 Tujuan Komunikasi Massa
Menurut Hovland dalam (Fajar,2009:60) mengenai ilmu komunikasi
didefinisikan sebagai upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-
asas penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum
(Public Opinion) dan sikap public (public attitude).
Ilmu komunikasi pun menyelidiki gejala komunikasi. Tidak hanya dengan
pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis
(bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis
(untuk apa komunikasi itu dilaksanakan.
Adapun tujuan komunikasi yaitu membangun/menciptakan pemahaman
atau pengertian bersama. Salang memahami atau mengerti bukan berarti harus
menyetujuai tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap,
perilaku ataupun perubahan secara sosial.
a. Perubahan sikap
Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya
berubah, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi kita
berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain
bersikap positif sesuai keinginan kita.
21
21
b. Perubahan pendapat
Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman,
ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana
dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang dimaksud
komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi
komunikan.
c. Perubahan perialku (behavior change)
Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan
seseorang.
d. Perubahan sosial (social change)
Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan oranglain
sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi
yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungsn
interpersonal (Fajar, 2009:60)
2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Massa
Vito dalam (Fajar, 2009:238) mengatakan, bahwa popularitas dan pengaruh
yang merasuk dari media massa hanya dapat dipertahankan apabila mereka
menjalankan beragam fungsi pokok. Enam di antara fungsi yang paling penting
yang dibahasnya dalam komunikasi massa adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Menghibur
Vito menyebutkan, bahwa media mendesain program-program mereka
untuk menghibur khalayk. Tentu saja, sebenarnya, mereka memberi
hiburan itu untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak
22
22
mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada pengiklan. Inilah
sebab utama adanya komuniaksi massa. Dama masyarakat di mana
anegara membantu kehidupan media atau di mana perildanan dilarang
untuk dilakukan dibanyak macam media, proses berbeda. Tetapi di
Amerika Serikat dan di kebanyakan negara demokrasi lainnya, jika
media tidak memberi hiburan, mereka tidak akan hidup lama dan dengan
cepat akan tersingkir dari area (Fajar,2009:239)
2. Fungsi meyakinkan
Meskipun fungsi media yang paling jelas adalah menghibur,
namun fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade).
Persuasi dapat datang dalam banyak bentuk, missalnya: a) mengukuhkan
atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, b) mengubah
sikap kepercayaan atau nilai seseorang; c) menggerakkan seseorang
untuk melakukan sesuatu dan d) memeprkenalkan etika atau menawarkan
sistem nilai tertentu (fajar,2009:239)
a) Mengukuhkan sikap
b) Mengubah sikap
c) Menggerakkan
d) Menawarkan etika atau sistem nilai tertentu
3. Menginformasikan
Menurut Vito, sebagian besar informasim kita dapat bukan dari
sekolah, melainkan dari media. Kita belajar musik, politik, seni, film,
sosiologi, psikologi, ekonomi, dan masih banyak lagi subjek lainnya dari
23
23
media. Kita juga mengenal tempat-tempat lain dan masa-masa lain dari
film, di sampong juga dari buku sejarah. (Fajar,2009:241)
4. Menganugrahkan status
Daftar seratus orang terpenting di dunia bagi kita hampir boleh
dipastikan berisi nama-nama orang yang banyak di muat dalam media.
Tanpa pemuatan orang-orang tersebut tentulah tidak penting, setidak-
tidaknya di mata masyaraka (Fajar,2009:242)
5. Fungsi membius
Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak
dilupakan adalah fungsi membiusnya (narcotizing). Ini berarti bahwa
tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau
penerima terbius ke dalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam
pengaruh narkotik. (Fajar,2009:242)
6. Menciptakan rasa kebersatuan
Salah satu fungsi komunikasi massa yang tidak banyak orang
menyadarinya adalah kemampunya membuat kita merasa menjadi
anggota suatu kelompok bayangkanlah seorang pemirsa televisi sambil
menikmati makan malam. Program-program televisi membuat orang
yang kesepian ini merasa menjadi anggota sebuah kelompok yang lebih
besar (Vito 1997:51) dalam (Fajar,2009:243)
Ada banyak sekali fungsi yang dapat dilakukan oleh komunikasi
massa, namun pada kesempatan ini yang kita bicarakan adalah khusus
tentang fungsi sosialnya. Yang dimaksud dengan fungsi sosial dalam hal
24
24
ini adalah fungsi-fungsi kemasyarakatan bagi individu anggota
masyarakat maupun bagi masyarakat luas.
a. Fungsi informatif
Denis Me Quail dalam bukun terkenalnya yang berjudul mass
communication Theory antara lain menyebut-nyebut bahwa salah satu
fungsi sosial komunikasi massa adalah fungsi informatif. Komunikasi
massa menyediakan informasi tentang peristiwa yang terdapat di dalam
masyarakat, baik nasional maupun internasional. Kita telah paham benar
dan akan dengan mudah mengambil contoh berbagai peristiwa di dalam
negeeri maupun di luar negeri yang menyangkut bidanng politik,
ekonomi, sosial budaya dan lain-lain (Fajar,2009:260)
b. Fungsi Mendidik
Komunikasi massa ternyata juga menunjukkan fungsi sosial
lainnya, yaitu mendidik masyarakat. Komunikasi massa mendidik
masyarakat untuk berfikir kritis dan memiliki horizon pengetahuan yang
luas. Melalui komunikasi massa, masyarakat itu dididik agar dapat
mendiri dalam setiap persoalan kehidupannya (Fajar,2009:262)
c. Fungsi Intergrasi dan empati
Bukan hanya pemahaman antar suku bangsa yang dapat diraih
oleh komunikasi massa lantaran telah mengubah image masyarakat yang
kurang positif menjadi lebih positif dan kondusif bagi berkembangnya
toleransi dan solidaritas sosial. Komunikasi massa sekaligus dapat juga
menciptakan, memelihara, dan memperkuat integrasi bangsa. Melalui
25
25
nilai-nilai sosial, nilai-nilai moral, kegamaan, hukum, dan tatanan sosial
lainnya, maka integrasi nasional relatif lebih mudah dapat diciptakan
(Fajar,2009:263)
d. Transmisi Budaya
Fungsi sosial lain dari komunikasi massa adalah melestarikan dan
mewariskan nilai-nilai sosial dari suatu generasi kepada generasi
berikutnya. Melalui proses sosialisasi anggota baru suatu masyarakt
dapat belajar peranan orang lain di dalam masyarakat, sekaligus dapat
mengerti posisi sosial dan menempelkan dirinya secara tepat di dalam
pergaulan sosial. Sebagian dari pengalamannya ini tentunya dapat
diperolehnya melalui komunikasi massa yang sarat dengan anggota
masyarakat. Wright juga menyebut-nyebut dalam (Fajar,2009 bahwa
komunikasi massa dapat meningkatkan kohesivitas sosial. Sudah barang
tentu komunikasi massa dapat menjadi sarana terciptanya persahabatan
berbagai kalangan karena kepentingan yang sama. Belakangan ini
bahkan, dapat menjadi saranan mencari dan menemukan jodoh dan lain-
lain. (Fajar,2009:265).
2.1.3.3 Efek Komunikasi Massa
Schramm dalam bukunya “how Communication Work” menggolongkan efek
komunikasi massa kedalam efek yang bersifat khusus dan efek-efek yang bersifat
umum sebagai berikut :
26
26
1. Efek Umum
Efek umum menyangkut efek “dasar” yang diramalkan dapat
terjadi akibat pesan-pesan yang disiarkan melalui media massa.
2. Efek Khusus
Efek khusus terutama menyangkut ramalan tentang efek yang
diperkirakan akan timbul pada individu-individu dalam suatu mass
audience pada perilaku mereka dalam menerima pesan-pesan media
massa. Schramm mengatakan tidak dapat meramalkan efek pada mass
audience. Kita hanya dapat meramalkan efek pada mass audience. Kita
hanya dapat meramalkan efek pada perorangan. Lembaga komunikasi
memang mengembangkan encoding secara berkelompok, tetapi setelah
dikomunikasikan, yang terjadi adalah decoding secara
perorangan.(Wiryanto,2000:46)
2.1.4 Terpaan Media
Terpaan media juga dapat didefinisikan sebagai penggunaan media baik
jenis media, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan (Ardianto dan
Erniana, 2009:164). Menurut pendapat Rosengen (1974) dalam Rakhmat
(2003:66), penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam
berbagai jenis media, jenis isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan
antara individu konsumen dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media
secara keseluruhan. Dari pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa terpaan
media dapat dioprasionalkan melalui frekuensi membaca dakwah Islam di
27
27
facebook, durasi penggunaan media dan atensi dalam membaca dakwah Islam di
facebook.
Penggunaan jenis media meliputi media audio, audiovisual, media cetak, dan
lain sebagainya. Lebih lanjut lagi Ardianto dan Erdiana (2009:164) menjelaskan
bahwa frekuensi penggunaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa
kali, sehari seseorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti
program harian), berapa kali seminggu seseorang menggunakan dalam satu bulan
(untuk program mingguan dan tengah bulanan), serta berapa kali sebulan
seseorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan).
Sedangkan untuk durasi penggunaan media dapat dilihat dari beberapa lama,
khalayak bergabung dengan suatu media atau berapa lama khalayak mengikuti
suatu program. Jika digambarkan sesuai dengan penggunaan media sosial yang
sesuai tujuan penelitian adalah dalam (ejournal keperawatan, Volume 3. ,
Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial Dengan Kejadian Insomnia Pada
Remaja di SMA Negeri 9 Manado Universitas Sam Ratulangi Manado, 2015)
durasi penggunaan sosial media yang dirancang untuk mengukur lamanya
responden menggunakan media sosial yaitu : ≥ 7 Jam: Sangat lama, 5-6 Jam :
Lama, 3-4 Jam : Sedang, 1-2 Jam : Singkat, dan < 1 jam: Sangat Singkat.
Selain kedua hal di atas, Menurut Rakhmat (2003:55) hubungan antara
khalayak dengan isi media itu juga berkaitan dengan perhatian (attention).
Menurut Andersen dalam Rakhmat (2003:66) mendefinisikan atensi sebagai
proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam
kesadaran dalam stimuli yang lainnya melemah. Jika dikaitkan dengan perhatian
28
28
dalam menggunakan media sosial maka peneliti mengambil macam macam
perhatian atau atensi dalam menggunakan media sosial sebagaimana dijelaskan
menurut (Ahmadi, 2004: 148), perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam,
yaitu:
a. Perhatian spontan dan disengaja
Perhatian spontan, disebut juga pula perhatian asli atau perhatian
langsung, ialah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena
tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan. Perhatian
disengaja yakni perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan karena
adanya tujuan tertentu (Ahmadi, 2004: 148).
b. Perhatian statis dan dinamis
Perhatian statis ialah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada
orang yang dapat mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah
tidak berkurang kekuatannya. Dengan perhatian yang tetap itu maka
dalam waktu yang agak lama orang dapat melakukan sesuatu dengan
perhatian yang kuat.
Perhatian dinamis ialah perhatian yang mudah berubah-rubah,
mudah bergerak, mudah berpindah dari objek yang satu ke objek yang
lain. Supaya perhatian kita terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap-tiap
kali perlu diberi perangsang baru (.Ahmadi,2004: 148).
c. Perhatian konsentratif dan distributif
Perhatian konsentratif (perhatian memusat), yakni perhatian yang
hanya ditujukan kepada suatu objek ( masalah) tertentu. Perhatian
29
29
distributif (perhatian terbagi-bagi). Dengan sifat distributif ini orang
dapat membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali
jalan/ dalam waktu yang bersamaan. (.Ahmadi,2004: 148).
d. Perhatian sempit dan luas
Perhatian sempit, orang yang mempunyai perhatian sempit
dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu objek yang
terbatas, sekalipun ia berada dalam lingkungan ramai. Dan lagi orang
semacam itu juga tidak mudah memindahkan perhatiannya ke objek lain,
jiwanya tidak mudah tergoda oleh keadaan sekelilingnya.
Perhatian luas, orang yang mempunyai perhatian luas mudah
sekali tertarik oleh kejadian-kejadian sekelilingnya, perhatiannya tidak
dapat mengarah ke hal-hal tertentu, mudah terangsang dan mudah
mencurahkan jiwanya kepada hal yang baru. (.Ahmadi,2004: 149).
e. Perhatian fiktif dan fluktuatif
Perhatian fiktif (perhatian melekat), yakni perhatian yang mudah
dipusatkan suatu hal dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat
melekat lama pada objeknya. Biasanya teliti sekali dalam mengamati
sesuatu. Perhatian fluktuatif (bergelombang). Pada umumnya dapat
memperhatikan bermacam- macam hal sekaligus, tetapi tidak seksama.
Yang melekat hanya hal yang dirasa penting
Berdasarkan teori mengenai terpaan media ini, maka peneliti mengukur
terpaan media berdasarkan. Pada frekuensi, durasi dan atensi. Dan Intensitas
adalah banyaknya informasi yang diperoleh melalui media, yang meliputi
30
30
frekuensi, atensi dan durasi penggunaan pada setiap jenis media yang digunakan
(Rakhmat, 2004:66).
Dalam penelitian ini frekuensi dapat dilihat dari seberapa pernah, sering dan
jarangnya dan durasi yang digunakan pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda dalam membaca dakwah Islam di facebook serta ditinjau dari seberapa
besar perhatian, penerimaan, dan pemahaman pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda dalam membaca dakwah Islam di facebook dan dugaan adanya
hubungan dari terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku.
2.1.4.1 Terpaan Dakwah Islam di facebook
Dakwah Islam adalah merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh umat
Islam sebagai bahan penyegaran rohani. Perlunya dakwah Islam dalam kehidupan
sehari-hari untuk menjalani kehidupan sebagai pedoman kehidupan seseorang.
Dakwah Islam di facebook adalah menjadi alternatif untuk seseorang dalam
membaca dakwah Islam.
Pada proses membaca dakwah Islam tersebut, terdapat terpaan untuk dapat
mengukur kegiatan terpaan oleh responden KAMMI. Terpaan media juga dapat
didefinisikan sebagai penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan
maupun durasi penggunaan (Ardianto dan Erniana 2009:164). Sehingga penulis
dapat mengukur terpaan yang diterima oleh responden sebagai berikut ini.
Seberapa seringnya pengurus KAMMI dalam membaca dakwah Islam di
facebook, yang terdiri dari seberapa sering, rutin, jarang sehingga penulis
menganalisa frekuensi responden dalam membaca dakwah Islam di facebook.
Durasi yang digunakan oleh reponden dalam membaca dakwah Islam di facebook,
31
31
yang terdiri dari ≥ 7 Jam: Sangat lama, 5-6 Jam : Lama, 3-4 Jam : Sedang, 1-2
Jam : Singkat, dan < 1 jam: Sangat Singkat. Atensi yang diberikan responden
terhadap pesan dakwah Islam di facebook, jadi atensi dapat diukur dengan 1.
Perhatian spontan dan disengaja, 2. Perhatian statis dan dinamis, 3. Perhatian
konsentratif dan distributi, 4. Perhatian sempit dan luas, dan 5. Perhatian fiktif dan
fluktuatif (Ahmadi,2011:148)
2.1.5 Dakwah Islam
Dakwah adalah pekerjaan yang mengkomunikasikan pesan Islam kepada
manusia. Secara lebih oprasional, dakwah adalah mengajak atau mendorong
manusia kepada tujuan yang defentif yang rumusannya bisa diambil dari Al-
Quraan-hadis, atau dirumuskan oleh da’i, sesuai dengan ruang lingkup
dakwahnya. Dakwah ditujukan kepada manusia, sementara manusia bukan hanya
telinga dan mata tetapi mahluk yang berjiwa, yang berfikir dan merasa, yang bisa
menerima dan menolak sesuai dengan presepsinya terhadap dakwah yang
diterima. Sebagai peristiwa komunikasi, aktivitas dakwah dapat menimbulkan
berbagai peristiwa di tengah masyarakat, peristiwa yang harmoni, yang
menegangkan, yang kontroversial, bisa juga melahirkan berbagai pemikiran, baik
pemikiran yang moderat maupun yang ektrem, yang sederhana maupun yang
rumit, yang parsial maupun konprehensif. Manusia sebagai objek dakwah
(mad’u), baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, memiliki karakteristik
yang berbeda-beda, sebagaimana juga da’i, ada yang berfikiran sempit dan ada
yang berwawasan luas. Da’i tidak cukup hanya menguasai materi dakwah, tetapi
juga memahami karakteristik manusia yang menjadi mad’u.(Mubarok,2006:1).
32
32
Dakwah mengandung pengertian psikologis sebagai suatu kegiatan ajakan
baik dalam bentul lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagaianya. Yang dilakukan
secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara
individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian,
kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai
unsur massage yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur
paksaan. Dengan demikian maka ensensi dakwah adalah terletak pada ajakan,
dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk
menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran demi untuk keuntungan
pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan juru dakwah / juru penerang. Oleh
karena itu sikap sukarela dalam penerimaan massage dakwah merupakan ciri khas
kejiwaan, maka kegiatan dakwah yang didasarkan atas pandangan psikologi
mengandung sifat persuasif (memberikan keyakinan), motivatif (merangsang),
konsultatif (memberikan nasihat) serta eduktif (mendidik). Sifat-sifat demikian
merupakan intinya dakwah yang dikembangkan dalam sistem dan metodelogi
dakwah .(Arifin,2004:6)
Psikologi dakwah dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
bertugas mempelajari/membahas tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia
yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah oleh karena psikologi dakwah di
mana sasarannya adalah manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk
sosial. Di dalamnya melibatkan sikap dan kepribadian para juru dakwah/penerang
agama dalam menggarap sasaran dakwah yang berupa manusia hidup yang punya
sikap dan kepribadian pula. Sikap dan kepribadian juru dakwah/penerang dengan
33
33
sasaran dakwah untuk mempengaruhi khalayak dan akan terlihat adanya
hubungan atau antar hubungan dan saling pengaruh mempengaruhi antara juru
dakwah/penerang agama dengan sasaran dakwah sehingga terwujudlah suatu
rangkaian proses cybernatic yaitu input yang berupa motivasi dakwah yang
dibawa oleh juru dakwah/penerang agama dengan sikap dan kepribadiannya ke
arah sasaran dakwah yang berupa manusia sebagai individu dan pengurus
masyarakat dari mana tiga kekuatan rohaniah digerakkan (kognisi, konasi, dan
emosi) melalui proses belajar sehingga timbul pengertian, kesadaran, penghayatan
dan pengalaman terhadap ajaran agama, yang merupakan thuruput sedang tingkah
laku yang berubah berupa pengalaman ajaran agama adalah merupakan output.
Antara input terjadi interaksi yang disebut feedback (Umpan balik) sebagai
pengkoreksi lebih lanjut.
Bilamana output sudah tepat atau sudah benar sesuai dengan input maka
tidak perlu dilakukan perbaikan-perbaikan bahkan perlu dikembangkan terus.
Demikian proses itu berlangsung terus dalam dakwah secara siklus
(Arifin,2004:17).
2.1.5.1 Dakwah Islam di Media Sosial Facebook
Jenis dari dakwah itu sendiri bermacam-macam contohnya adalah Da’wah
bil qalam, yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan keahlian menulis
di surat kabar, majalah, buku maupun Internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh
da’wah bil qalam ini lebih luas daripada melalui media lisan, demikian pula
metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk
kegiatannya. Kapan saja dan di mana saja mad’u atau objek dakwah dapat
34
34
menikmati sajian dakwah bil qalam ini Islam harus membuat strategi dakwah
yang berbasis pada pemanfaatan teknologi moderen. Seperti pemanfaatan jejaring
sosial (social network), website, aplikasi mobile, dan sebagainya. Termasuk
menggunakan strategi e-paper yang saat-saat ini sedang digandrungi oleh
masyarakat luas. Pasalnya selain ramah lingkungan, e-paper dirasa lebih praktis
dan efisien, khususnya dalam pemanfaatan ruang dan meniadakan penggunaan
bahan baku kertas sebagai bahan dasarnya. Brittney G. Chenault mengatakan
bahwa ketika berbicara tentang internet bukan hanya berbicara tentang teknologi,
informasi, komunikasi (percakapan) antar seseorang dengan orang lain, atau
sekadar melakukanpertukaran informasi melalui e-mail. Lebih dari itu,
menurutnya internet adalah partisipasi massa secara langsung dan keseluruhan
tanpa adanya batasan dalam melakukan proses komunikasi. .(Amin, 2008:11)
Komunikasi bisa dikatakan sebagai fondasi, sedangkan internet adalah wadah
atau komunitas. Pernyataan Brittney tersebut semakin menguatkan bahwa model
komunikasi yang diciptakan oleh teknologi internet adalah komunikasi massa
yang melibatkan khalayak banyak dalam aktivitasnya. Hal ini menciptakan
peluang besar bagi da’i untuk melebarkan sayap dakwahnya ke seluruh penjuru
dunia dan seluruh masyarakat lintas negara maupun bahasa. Islam sebagai agama
dakwah tentu tidak bisa diam melihat peluang yang besar ini untuk
menyampaikan pesan-pesan dakwahnya melalui media internet. Arus globalisasi
tak selamanya harus dimaknai sebagai bentuk “kolonialisasi” Barat atas dunia
Islam, akan tetapi globalisasi juga bisa dimaknai sebagai sebuah peluang untuk
melakukan dakwah yang bersifat global pula. Penciptaan strategi dakwah yang
35
35
berbasis pada internet atau yang penulis sebut dengan “e-Dakwah” adalah hal
yang mutlak dilakukan oleh da’i sekarang ini. Dengan memanfaatkan media
internet, kegiatan dakwah tentunya akan lebih efisien, karena teknologi internet
memiliki sifat yang seolah tanpa batas, terjangkau, dan cepat, sehingga akan
memudahkan para da’i dalam melaksanakan aktivitas dakwahnya.
Salah satu strategi dalam melakukan aktivitas dakwah yang berbasis pada
internet adalah dengan memanfaatkan layanan yang tersedia dalam internet seperti
website, jaringan sosial (social network) baik facebook ataupun twitter dan
sebagainya. Termasuk penciptaan aplikasi-aplikasi dakwah melalui smartphone
yang lebih mudah dan praktis. Dengan memanfaatkan media-media tersebut
artinya melakukan aktivitas dakwah lintas sektoral dan lintas geografis, karena
sekali lagi dakwah melalui internet adalah dakwah yang bersifat global
2.1.5.2 Konten Dakwah Islam di facebook
Salah satu strategi dalam melakukan aktivitas dakwah yang berbasis pada
internet adalah dengan memanfaatkan layanan yang tersedia dalam internet seperti
website, jaringan sosial (social network) baik facebook ataupun twitter dan
sebagainya. Termasuk penciptaan aplikasi-aplikasi dakwah melalui smartphone
yang lebih mudah dan praktis. Dengan memanfaatkan media-media tersebut
artinya melakukan aktivitas dakwah lintas sektoral dan lintas geografis, karena
sekali lagi dakwah melalui internet adalah dakwah yang bersifat global (Slamet,
Dakwah Islam di Tengah Globalisasi Media dan Teknologi Informasi,
www.academia.edu%2F55264105, 2013).
36
36
Banyaknya fitur-fitur didalam facebook menjadikan kita tidak akan merasa
bosan. kita bisa mengirim berbagai pesan dakwah melalui layanan tersebut. Selain
itu, kita juga bisa menggunakannya sebagai media pendidikan, media politik, dll.
Facebook menjadi media untuk menemukan dan menjadikan komunitas yang
memiliki kepekaan juga kepedulian. Banyak juga yang menjadikan facebook
sebagai alat untuk mencari teman-teman sepermaianan dulu, teman sekolah yang
sudah berpisah lama, atau bahkan mencari saudara yang sudah lama menghilang.
Selain itu, Facebook juga mampu mengeratkan tali persahabatan antara manusia
yang satu dengan yang lain walaupun sebelumnya tidak pernah bertatap muka.
Kelebihan-Kelebihan inilah yang menjadian facebook dengan sangat
mudah diterima dalam lapisan Masyarakat. Mengangkat facebook sebagai Top
Social Media Sites peringkat ke-2 dibawah Blogger Facebook mempunyai
beberapa kelebihan diantaranya, bisa digunakan sebagai chatting, mengirim pesan
ke semua teman, update info, update kegiatan, mengirim artikel, mencari teman
untuk dijadikan anggota group. Dengan chatting kita bisa melakukan strategi
dakwah fardhiyah, sehingga pendekatan kita lebih inten dan ikatan persaudaraan
akan semakin kuat. Dakwah melalui facebook dinilai sangat efektif dan potensial
dengan berbagai alasan, di antaranya:
1. Mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya
dan energi yang relatif terjangkau;
2. Pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti
berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah;
37
37
3. Dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat.
Berbagai situs mereka bebas memilih materi dakwah yang mereka sukai,
dengan demikian pemaksaaan kehendak bisa dihindari.(Hidayat,2009:8)
Sehingga peneliti fokus pada konten dakwah Islam melalui facebook, karena
seperti yang sudah dipaparkan di atas konten dakwah Islam yang sajikan ada
bermacam-macam, berupa artikel, gambar, ilustrasi dan lain-lain. Dalam dakwah
Islam melalui facebook ini, melibatkan tokoh masyarakat sebagai penyebar
dakwah, seperti Ustadz dan Ustadzah, Organisasi Islam dan lain-lain. Beberapa
contoh da’i dan komunitas dan lembaga yang melakukan dakwah Islam melalui
facebook seperti berikut : Ustadz Felix Siauw, Ustadz Wijayanto, Ustadz Yusuf
Mansyur, Asma Nadia, Ippho Santosa, IslamPost, hijab diary, ODOJ (One Day
One Juz), terima kasih bunda, forum dakwah Islam, dakwah Islami dan lain-lain.
Dan sebagian nama yang tertera dalam contoh tersebut, berdasarkan dengan
konten yang dibaca oleh responden penelitian.
2.1.6 Perubahan Perilaku
Perubahan adalah berubah dari satu bentuk ke bentuk lain yang berbeda
dari sebelumnya. Perubahan-perubahan dalam kehidupan tidak selalu
menunjukkan kemajuan (Progress) namun dapat pula berarti kemunduran dari
bidang-bidang kehidupan tertentu. Perubahan sebagai suatu kemajuan adalah
perubahan yang memberi dan membawa kemajuan pada masyarakat. Hal ini tentu
sangat diharapkan karena kemajuan itu bisa memberikan keuntungan dan berbagai
kemudahan pada manusia.(Soekanto,1982:496)
38
38
Menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo perubahan perilaku
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. perubahan alamiah (natural change) ialah perubahan yang dikarenakan
perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia
hidup dan beraktivitas.
2. Perubahan terencana (planned change), perubahan ini terjadi karena memang
direncanakan sendiri oleh subjek.
3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to change)
ialahperubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-
program.
Perubahan juga terjadi dalam perilaku sehari-hari, perubahan perilaku yang
ditimbulkan juga bermacam-macam sesuai dengan rangsangan yang diterima oleh
seseorang dan menimbulkan efek yang berbeda. Perilaku merupakan cermin dari
diri manusia itu sendiri. Perilaku timbul dari motif yang ada di dalam diri
manusia. Menurut (Walgito,2003:10) dengan demikian bahwa perilaku atau
aktifitas-aktifitas itu merupakan manifestasi kehidupan psikis.
Seperti yang dipaparkan oleh Rokenchn dalam (Gumgum dan
Maulana,2013:16) Perilaku meliputi sikap, kepercayaan, nilai salah satu teori
yang paling komperhensif mengenai sikap dan perubahannya, dia
mengembangkan penjelasan yang meluas mengenai perilaku manusia berdasarkan
kepercayaan, sikap dan nilai. Rokench percaya setiap orang mempunyai sistem
yang tersusun dengan baik atas kepercayaan, sikap dan nilai yang menuntun
perilaku (Gumgum dan Maulana,2013:16) Kemudian ada pula pendapat yang
39
39
mengatakan Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan.
Artinya kita mampu memiliki keterampilan tertentu, bila terdapat jalinan positif
antara stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita. (Rakhmad,2007:240).
Perilaku yang dimiliki oleh manusia tidak secara serta merta konsisten dan
monoton, karena akan mengalami sebuah perubahan perilaku karena berbagai
stimuli yang masing-masing berbeda setiap individunya, dan stimuli tersebut akan
mempersuasi manusia untuk melakukan suatu hal. Diskusi tentang persuasi tidak
dapat dilepaskan dari ilmu psikologi sebagai akarnya yang membahas tentang
perilaku manusia. Secara umum yaitu di dalam kajian psikologi komunikasi,
persuasi menjadi bagian pentingnya. Persuasi adalah berntuk penanaman
pengaruh yang bisa berwujud apapun, mulai dari keyakinan, sikap, maksud,
motivasi. Persuasi adalah bagian tidak terpisahkan dari proses komunikasi
individu, seorang pengirim pesan (sender) yang disampaikan kepada penerima
pesan (receiver). Persuasi adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mengubah
sikap atau perilaku individu (baik secara personal ataupun kelompok)
Perilaku juga akan mengalami perubahan karena proses pembelajaran,
seperti yang akan diungkapkan oleh Kingsley dalam buku Sudjana yaitu
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita
(Sudjana,2011:45). Sama halnya dengan yang dipaparkan oleh Milthon Rokenchn
Perilaku meliputi sikap, kepercayaan, nilai salah satu teori yang paling
komperhensif mengenai sikap dan perubahannya, dia mengembangkan penjelasan
yang meluas mengenai perilaku manusia berdasarkan kepercayaan, sikap dan
nilai. Rokench percaya setiap orang mempunyai sistem yang tersusun dengan
40
40
baik atas kepercayaan, sikap dan nilai yang menuntun perilaku (Gumgum dan
Maulana,2013:16)
Beberapa pengertian perilaku secara umum telah dikemukakan di bagian
sebelumnya, sehingga peneliti mengambil perilaku yang didasari pada agama
karena sesuai dengan tujuan peneliti.
2.1.6.1 Perubahan Perilaku Agama
Perilaku agama juga dipengaruhi oleh Islam yang telah kita ketahui bahwa
Islam tersebut mempunyai syarat dalam membentuknya yaitu meliputi.
1. Iman
Berasal dari bahasa arab dengan kata dasar amana yu’minu –
imanan, artinya beriman atau percaya, percaya dalam bahasa Indonesia
artinya mengakui atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercayaai) itu
memang benar atau nyata adanya. Pada umumnya iman di sini selalu
dihubungkan dengan kepercayaan dalam berkenaan dengan agama. Iman
sering juga dikenal dengan istilah akidah. Akidah artiunya ikatan yaitu
ikatan hati. Bahwa seseorang yang beriman mengikat hati dan perasaan
dengan sesuatu kepercayaan yang tidak lagi ditukarkan dengan
kepercayaan lain. Akidah tersebut akan menjadi pegangan dan pedoman
hidup, mendarah daging dalam diri seseorang mukmin. Bahkan
seseorang mukmin sanggup berkorban segalanya harta dan bahkan
jiwanya demi mempertahankan akidahnya.
Konsep iman alam iman terdapat 3 unsur yang mesti berjalan serasi,
tak boleh timpang antara: pengakuan lisan, pembenaran hati, dan
41
41
pelaksanaan secara nyata dalam amal perbuatan. Apa yang dipercayaai
hendaklah secara nyata dibuktikan; antara ikrar lisan bersesuaian dengan
perbuatan. Bukan sebaliknya, lain di mulut, lain di hati dan lain pula
yang dilakukan. Bila perbuatan tidak sesuai dengan apa yang diucapkan,
hal itu bukanlah perbuatan yang muncul dari iman, karena iman
seharusnya menmapilkan hal-hal positif yang seirama dengan detik hari
dan ucapan lidah. (Kaeylany,2000:58)
2. Al-Qur’an
AlQuran sebagai wahyu, mukjizatm pedoman hidup, dan korektor
a. Al-Quran sebagai Wahyu
Al-Quran merupakan wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam tempo lebih kurang 23
tahun. Wahyu secara etimologis berasal dari kata waha-yahy-wahyan
bisa berarti ajaran. wahyu, ilham atau isyarat yang tepat. Sedang secara
terminologi, wahyu berarti petunjuk yang disampaikan atau diresapkan
kepada Rasul. Maulana Muhammad Ali, dalam bukunya “Islamonologi”
menerangkan makna wahyu dan membaginya menjadi wahyu jenis
rendah dan jenis tinggi. Jenis rendah wahyu bermakna ilham, ru’yah dan
kasyaf yang merupakan pengalaman universal sekalian manusia
(Kaeylany,2000:58).
b. Al-Quran sebagai mukjizat
Mukjizat adalah ayat-ayat atau tanda-tanda yang diberikan Allah
kepada para rasul-Nya yang membuktikan bahwa mereka benar-benar
42
42
utusan yang diangkat-Nya. Tanda-tanda itu berupa mukjizat yang artinya
mengalahkan atau melemahkan, yaitu sesuatu yang luar biasa dan
melemahkan kemampuan yang dimiliki masyarakat tempat Rasul itu
diutus.
Mukjizat para nabi terdahulu pada umumnya merupakan
peristiwa-peristiwa alamiah yang dapat dirasakan oleh panca indra yang
demikian agaknya sengaja dibnuat oleh Allah SWT sebab disaat itu akal
pikiran manusia masih dalam suatu taraf yang belum sampai pada tingkat
kecerdasan atau cendekiawan, sebagaimana mukjizat yang diberikan
kepada Musa As, Ibrahim As, Isa As dan lain-lain. Akan tetapi setelah
kemajuan dan akal manusia berkembang memasuki alam kecerdikan dan
intelektualitas, maka diutuslah nabi Muhammad SAW yang dibekali
dengan mukjizat yang berbentuk ilmiah dan dapat, menentang serta
melemahkan betapapun majunya akal pikiran manusia, Yakni Al-Quran..
(Kaeylany,2000:58)
c. Al-Quran sebagai pedoman hidup
Tidak terdapat sangsi lagi bahwa Al-Quran merupakan pedoman
hidup, sumber nilai dan petujuk dalam rangka melakukan berbagai aspek
kehidupan, Al-Quran menampilkan pokok-pokok serta prinsip-prinsip
umum pengaturan hidup, baik antara kepada Allah, hubungan antar
sesama manusia maupun hubungan terhadap lingkungan (alam semesta).
Al-Quran sendiri menyatakan bahwa Al-Quran adalah pedoman hidup
manusia (Beriman).(Kaelany,2000:88)
43
43
3. Amal Saleh
Ibadah, kendati ia berasal dari bahasa arab, sudah menajdi istilah
umum dan masuk ke dalam bahasa insonesia. Kamus besar bahasa
Indonesia mengartikan ibadah sebagai: “perbuatan untuk menyatakan
bakti kepada Allah SWT, yang didasari ketaan mengerjakan perintah-
Nya, dan menjauhi larangan-Nya” atau dengan kata lain : “segala usaha
lahir dan batin, sesuai dengan perintah tuhan, untuk mendapatkan
kebahagiaan dan keselarasan hidup, baik terhdap diri sendiri, keluarga,
masyarakat maupun terhadap alam semesta.
Ibadah secara khusus biasa diartikan dengan amal perbuatan yang
bersifat ritual yang mempunyai pola dan tata cara yang baku
sebagaimana dicontohkan oleh Nabi SAW. Ibadah semacam ini sering
disebut saja “ibadah”, seperti Zakat , puasa, haji, ibadah (dalam arti
umum sebgaimana disebut diatas), diluar ibadah ritual itu biasa disebut
“muamalah”. Aspek Ibadah yang dimaksud dalam tulisan ini, adalah
dalam pengertian ibadah ritual atau khusus tadi (Kaelany,2000:88)
a. Ibadah Shalat
Ibarat suatu bangunan shalat itu adalah tiangnya. Ada 5 tiadng yang
wajib dipertahankan tetap terpancarang tegak oleh masing-masing guna
mempertahankan agamanya. Demikianlah Nabi mengisyaratkan Shalat
itu bak “tiang agama” .Shalat itu tiang agama,: siapa yang mendirikannya
sesungguhnya ia adalah telah mendirikan agama, dan siapa yang
meninggalkannya sesungguhnya ia telah merobohkan agama. Karena
44
44
demikian pentingya ibadah shalat itu, ia merupakan kewajiban yang
bersifat universal: perintah shalat sudah diturunkan kepada manusia sejak
manusia ini ada, mungkin dengan tata cara yang sederhana.
(Kaelany,2000:89).
b. Ibadah Zakat
Tuhan telah menaklukan atau memudahkan alam raya ini untuk
kepentingan dan bekal hidup manusia, demikian Al-Quran menyatakan
dalam surat 45:13:”dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya.
Sesunggunya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”(QS. 45:13).
Ayat tersebut menjelaskan kecuali Allah merupakan alam semesta
ini untuk manusia, juga dia yang memberi manusia kemampuan untuk
menundukkannya. Sesungguhnya Allah SWT adalah pemilik seluruh
alam raya dan segala isinya, termasuk manusia berikut harta benda yang
telah diusahakannya. Seseorang yang beruntung memperolehnya, pada
hakikatnya hanya menerima titioan sebagai amanat untuk disalurkan dan
dibelanjakkan sesuai dengan kehendak pemiliknya itu (Kaelany,2000:89)
c. Ibadah puasa
Munculnya peradaban manusia, sebagai dikemukakan terdahulu
disebabkan tuntutan akar kebutuhan hidupnya. Tanpa itu peradaban akan
terhenti. Di dalam hidupnya, manusia mempunyai kebutuhkan yang
45
45
secara garis besarnya dapat dikelompokkan pada lima kebutuhan pokok,
yaitu:
a. Kebutuhan fa’ali (makan, minum dan hubungan seksual)
b. Kebutuhan akan ketentraman dan keamanan;
c. Kebutuhan akan keterikatan pada kelompok;
d. Kebutuhan akan rasa penghormatan; dan
e. Kebutuhan akan pencapaian cita-cita
Kebutuhan-kebutuhan manusia diperlukan mansia secara berurutan;
kebutuhan fa’ali merupakan kebutuhan utama yang pertama kali mesti
terpenuhi sebelum kebutuhan-kebutuhan yang lainnya kebutuhan kedua
tidak akan mendesaknya sebelum kebutuhan pertama terpenuhi. Bahkan
seseorang dapat mengorbankan kebutuhan berikutnya bila kebutuhan
sebelumnya belum terpenuhi Allah mewajibkan manusia untuk berpuasa,
yang salah satu maksudnya ialah agar manusia mampu mengendalikan
dkirinya dalam rangka memenuhi kebutuhan pertamanya itu, dalam
berpuasa, dari segi hukum, seseorang berkewajiban mengendalikan
dirinya berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhanm fa’ali tersebut dalam
waktu-waktu tertentu (Kaelany,2000:89)
d. Ihsan
Ihsan artinya membaikkan atau membaguskan (amal-sikap dan
tingkah laku). Menurut hadist Nabi, ihsan digambarkan:
“Anta’budaAllah kaannaka tarahu, fa in-lam yakun tarahu, fa-innahu
yaraka”, ihsan adalah anda menyembah (Ibadah,mengabdi) kepada Allah
46
46
seolah-olah anda melihatnya, jika anda tidak melihat dia, sesungguhnya
Ia melihat anda.
Ibadah dan mengabdi kepada Allah mencakup makna segala segi
kehidupan seseorang muslim-mukmin. Artinya, setiap perbuatan dan
perilakunya tidak lepas dari niat ibadah. Pada tingkat ihsan, perbuatan
dan perilaku muslim-mukmin ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
dan semaksimal mungkin seperti halnya seseorang karyawan atau buruh
yang melaksanakan pekerjaanya di depan majikannya. Perasaan akan
kehadiran tuhan di depannya itu dimana pun dan kapanpun ia berada
membuatnya bersikap khusu’, tawadu’ dan ikhlas. Ia berbuat baik, tak
penting orang lain tahu, tidak pula ia mengharap balasan jasa dari orang
lain atas perbuatan baiknya. Bahkan pada tingkat yang tinggi dan
mendalam kerelaan dan keikhlasanya, ia pun berharap balasan dari Allah,
kecuali Ridha-Nya. Itulah kira-kira gambaran dari apa yang disebut
ihsan.
Sedangkan Amal baik dan amal buruk saling menghapuskan amal
baik yang besar nilainya akan menghapuskan keburukan dan dosa.
Sebaliknya dosa-dosa besar seperti : syirik, kufur, membunuh tanpa hak,
zina, dan sebagaimanya akan melenyapkan amal-amal baik. Nabi
bersabda: “iringilah perbuatan buru dengan kebaikan yang dapat
menghapuskannya” dan Al-Quran mengatakan: Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan
buruk”. Ada beberapa jenis ihsan yaitu:
47
47
a. Berbuat ihsan kepada Allah
b. Ihsan kepada ibu dan bapak
c. Ihsan kepada karib kerabat
d. Ihsan kepada anak-anak yatim
e. Berbuat ihsan terhadap orang-orang miskin
f. Ihsan terhadap tetangga
g. Ihsan terhadap ibnu sabil
h. Ihsan terhadap hamba sahaya. (Kaeylany,2000:174)
Dari ke tiga aspek tersebut maka dapat diklasifikasikan perilaku
yang berdasarkan agama dapat dikelompokkan menjadi lima dimensi
menurut Stark dan Glock dalam (Ancok dan Suroso, 2011:77) religi
(religiosity) meliputi lima dimensi yaitu keyakinan beragama (beliefs),
praktik keagamaan (practice), rasa keberagamaan (feelings), pengetahuan
agama (knowledge), dan konsekuensi (effect) dari ke lima dimensi
tersebut dapat ditemukan indikator-indikator yang berkaitan dengan
perilaku religius sebagai berikut
1. Keyakinan beragama (beliefs) adalah kepercayaan atas doktrin teologis,
seperti percaya terhadap adanya Tuhan, malaikat, hari akhirat, surga,
neraka, takdir,dan lain-lain .Ancok dan Suroso (2011:77) menyatakan
bahwa orang religi berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan
mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Indikator dari dimensi
keyakinan adalah:
a. Keyakinan tentang Allah
48
48
b. Keyakinan tentang malaikat Allah
c. Keyakinan tentang kitab-kitab Allah
d. Keyakinan tentang Nabi/Rasul Allah
e. Keyakinan tentang hari akhir
f. Keyakinan tentang qadha dan qadar Allah
g. Keyakinan tentang syurga dan neraka
2. Praktik agama (practice) merupakan dimensi yang berkaitan dengan
seperangkat perilaku yang dapat menunjukkan seberapa besar komitmen
seseorang terhadap agama yang diyakininya. Indikator dari dimensi ini
adalah :
a. Melaksanakan shalat wajib dan shalat sunnah
b. Melaksanakan puasa wajib maupun sunnah
c. Menunaikan zakat, infak, dan shodaqoh
d. Melakasanakan haji dan umrah
e. Membaca Al-Quran
f. Membaca doa dan dzikir
g. Melakukan I’tikaf di bulan ramadhan
3. Rasa/pengalaman keberagamaan (feelings) adalah dimensi yang
berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-
persepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami oleh seseorang perasaan
yang dialami oleh orang beragama, seperti rasa tenang, tenteram,
bahagia, syukur, patuh, taat, takut, menyesal, bertobat, dan lain-lain.
Menurut Ancok dalam kacamata Islam dimensi ini berkaitan dengan
49
49
pengalaman-pengalaman yang unik dan yang merupakan keajaiban.
Contohnya, doa yang dikabulkan, diselamatkan dari suatu bahaya, dan
lain-lain. Indikator dari dimensi ini adalah :
a. Perasaan dekat dengan Allah
b. Perasaan doa-doanya terkabul
c. Perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah
d. Perasaan bertawakal kepada Allah
e. Persaan khusyuk ketika melaksanakan shalat dan berdoa
f. Perasaan bergetar ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al- Quran
g. Perasaan bersyukur kepada Allah
h. Perasaan mendapatkan peringatan atau pertolongan dari Allah.
4. Pengetahuan agama (knowledge) merupakan dimensi yang mencakup
informasi yang dimiliki seseorang mengenai keyakinannya. Ancok dan
Suroso (2011) mengatakan bahwa dimensi pengetahuan berkaitan erat
dengan keyakinan, karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah
syarat bagi penerimaannya. Indikator dari dimensi ini adalah :
a. Pengetahuan tentang isi Al-Quran
b. Pokok-pokok ajaran Islam yang harus diimani dan dilaksanakan
Pengetahuan tentang hukum-hukum Islam
c. Pengetahuan tentang sejarah Islam
d. Mengikuti aktivitas untuk menambah pengetahuan agama.
5. Konsekuensi keberagamaan (effect) merupakan dimensi yang mengacu
pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik,
50
50
pengalaman, dan pengetahuan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Dimensi konsekuensi ini mestinya merupakan kulminasi dari dimensi
lain. Menurut Ancok dalam Islam dimensi ini memiliki arti sejauh mana
perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari didorong oleh ajaran
agama. Kenyataannya dimensi itu tidak selalu lengkap ada pada
seseorang, sedangkan sikap, ucapan dan tindakan seseorang tidak selalu
atas dorongan ajaran agama. Indikatir dari dimensi ini adalah :
a. Suka menolong
b. Suka bekerjasama
c. Suka menyumbangkan sebagian harta
d. Memiliki rasa empati dan solidaritas kepada orang lain
e. Berperilaku adil
f. Berperilaku jujur
g. Suka memaafkan
Dapat peneliti simpulkan bahwa perubahan perilaku diindikasikan
sebagaimana terjadinya perubahan terkait lima dimensi pembentuk
perilaku religius (Acok dan Suroso, 2011:79)
2.1.7 Sejarah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
Dewan pengurus ketua umum: Fahri Hamzah Sekretaris jenderal: Haryo
Setyoko. Sejarah terus bergerak mengikuti kehendak Illahi tanpa ada yang bisa
menghalang. Tidak terasa dunia telah berubah dengan cepat laksana kilat.Kita kini
berada pada penghujung memasuki millennium ke-3, arena baru sedang
digelar.Pasar bebas dan globalisasi menjadi tantangan yang harus dijawab.Akan
51
51
tetapi, ditengah suasana demikian, negeri kita menghadapi bencana besar.Setelah
bencana alam yang memilukan, bencana ekonomi datang memporak-porandakan
kehidupan bengsa Indonesia.Bencana tersebut disebabkan oleh kejahilan segelintir
orang yang menyelenggarakan amanah kepemimpinan secara sembrono dan tidak
jujur.
Pembangunan suatu bangsa dengan mengabaikan nilai-nilai moral ternyata
menghasilkan sebuah bangunan rapuh. Terpaan badai dan krisis terhadap bangsa
Indonesia telah memperlihatkan kepada seluruh rakyat akan rentan dan lemahnya
bangunan yang dibuat selama lebih dari 30 tahun. Melihat berbagai indikator
krisis nasional, banyak kalangan memperkirakan bahwa pemerintahan tidak akan
mampu bertahan lama, manakala tidak dilakukan trobosan-trobosan mendasar
untuk memperbaiki bangunan bangsa.
Kondisi krisis nasional yang melanda negeri telah mengundang perhatian dan
rekasi dari berbeagai kalangan.Rakyat yang sejak lama menyimpan rasa duka dan
kepedihan mendalam, akibat kezaliman penguasa, sudah tidak tahan lagi untuk
mengungkapkan isi hatinya.Terutama mahasiswa, sebagai respresentasi dari suara
rakyat, mulai menggugah nuraninya untuk meneriakkan rintihan dan jerit tangis
rakyat, dan memperjuangkan usaha-usaha perbaikan di Negeri tercinta ini. Tidak
ada pilihan lain bagi negeri yang telah bobrok ini, selain reformasi harus
disuarakan dan ditegakkan. Suara-suara reformasi mulai dikumandangkan oleh
seluruh kampus melalui mimbar bebasnya. Aksi mimbar bebas itu sudah mulai
membentuk isu bersama, yaitu reformasi politik, hukum, ekonomi. Namun aksi-
52
52
aksi kampus itu ditandai oleh dua hal yaitu : belum terkoordinasi dan memiliki
kendala konsepsional.
Momentum perubahan telah hadir didepan mata, Cita-cita akan terjadinya
perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara semakin dekat. Masa adalah
sesesuatu yang berharga, masa yang telah kita lewatkan tidak mungkin untuk
diraih dan diulangi kembali. Momentum perubahan tidak boleh disia-siakan.
Gerakan mengusung usaha-usaha perbaikan harus segera ditutupi kelemahan dan
kekurangnanya. Oleh karena itu dalam sebuah lintas masa, tepatnya 29 Maret
1998, dikampus Universitas Muhammadiyah Malang didirikan Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Lahirnya KAMMI ditandai oleh
penyataan tertulis yang dinamakan Deklarasi Malang. Pada acara pendirian
KAMMI disampaikan juga Pandangan Umum KAMMI atas berbagai persoalan
bangsa Indonesia.
Pada setiap pertemuan yang telah ditentukan, semua pengurus wajib
melaksanakan kajian Islami, baik itu secara bertatap muka dan konten dari media
sosial, contohnya adalah facebook, mereka mengkaji setiap konten yang dibagikan
di facebook dan berkaitan tentang keagamaan, sehingga setiap pengurus KAMMI
diwajibkan untuk mempunyai media sosial facebook. Karena KAMMI adalah
organisasi yang berorientasi pada keagamaan, sehingga dalam diri mereka
cenderung membutuhkan dakwah Islam untuk menambah ilmu mereka dan
menjadi bahan untuk dikaji. (Arsip KAMMI,2015).
53
53
2.2 Hipotesis Penelitian
Adapun Hipotesis yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Ho : Diduga tidak adanya hubungan signifikan terpaan dakwah Islam di
facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda
thitung > ttabel Ho ditolak
Hi : Diduga adanya hubungan signifikan terpaan dakwah Islam di facebook
dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda
ttabel > thitung Hi ditolak
2.3 Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional adalah merupakan pembatas pengertian tentang suatu
konsep atau pengertian ini merupakan unsur pokok dari suatu penelitian.
Penelitian ini mengangkat pengaruh terpaan dakwah Islam di facebook terhadap
perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.
1. Terpaan adalah. Pada proses membaca dakwah Islam tersebut, terdapat
terpaan untuk dapat mengukur kegiatan terpaan oleh responden KAMMI.
Terpaan media juga dapat didefinisikan sebagai penggunaan media baik jenis
media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (Ardianto dan
Erniana,2009:164).
2. Perubahan adalah berubah dari satu bentuk ke bentuk lain yang berbeda dari
sebelumnya. Perubahan-perubahan dalam kehidupan tidak selalu
menunjukkan kemajuan (Progress) namun dapat pula berarti kemunduran dari
54
54
bidang-bidang kehidupan tertentu. Perubahan sebagai suatu kemajuan adalah
perubahan yang memberi dan membawa kemajuan pada masyarakat. Hal ini
tentu sangat diharapkan karena kemajuan itu bisa memberikan keuntungan
dan berbagai kemudahan pada manusia.(Soekanto,1982:496)
Seperti yang dipaparkan oleh Rokenchn dalam (Gumgum dan
Maulana,2013:16) Perilaku meliputi sikap, kepercayaan, nilai salah satu teori
yang paling komperhensif mengenai sikap dan perubahannya, dia
mengembangkan penjelasan yang meluas mengenai perilaku manusia
berdasarkan kepercayaan, sikap dan nilai. Rokench percaya setiap orang
mempunyai sistem yang tersusun dengan baik atas kepercayaan, sikap dan
nilai yang menuntun perilaku (Gumgum dan Maulana,2013:16)
Perubahan perilaku yang dimaksud peneliti adalah perubahan perilaku
keagamaan yang terdiri dari lima dimensi menurut Stark dan Glock dalam
(Ancok dan Suroso, 2011:77) religi (religiosity) meliputi lima dimensi yaitu
keyakinan beragama (beliefs), praktik keagamaan (practice), rasa
keberagamaan (feelings), pengetahuan agama (knowledge), dan konsekuensi
(effect) dari ke lima dimensi tersebut dapat ditemukan indikator-indikator
yang berkaitan dengan perilaku religius
55
55
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kuantitatif, dan analisis
deskriptif yaitu menggambarkan (mendeskripsikan) jawaban responden yang
sedang diteliti
3.2 Definisi Operasional
56
56
Dalam penelitian ini variabel yang dioprasionalkan adalah variabel terpaan
dakwah Islam sebagai variabel independen (X) dan perubahan perilaku sebagai
variabel dependen (Y).
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka peneliti
merasa perlu untuk menjabarkan operasional masing-masing variabel tersebut,
yakni variabel terpaan dakwah Islam di facebook (X) dan variabel perubahan
perilaku (Y) sehingga pada saat melakukan penelitian, akan lebih terorganisir.
Adapun indikator-indikator variabel sebagai berikut:
3.2.1 Indikator Variabel X (Terpaan Dakwah Islam di facebook)
1. Frekuensi
Frekuensi merupakan rutinitas mengkonsumsi acara. Melalui
frekuensi membaca dakwah Islam di facebook, dapat dilihat
hubungannya dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat
IAIN Samarinda. Seberapa sering membaca dakwah Islam di facebook
setiap kali membuka facebook.
2. Durasi
Durasi diartikan dengan waktu yang dihabiskan untuk membaca
dakwah Islam. Mengetahui seberapa lama pengurus KAMMI membaca
dakwah Islam di facebook. apakah pengurus KAMMI membaca dakwah
Islam dengan durasi tertentu.
3. Atensi
57
57
Atensi adalah proses mental ketika stimuli menjadi menonjol dalam
kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (Rakhmad,2007:52).
Perhatian atau atensi yang diberikan khalayak untuk membaca dakwah
Islam di facebook. apakah komunikan melakukan kegiatan lain sambil
membaca atau hanya membaca dakwah Islam di facebook saja
3.2.2 Variabel Y (Perubahan Perilaku)
1. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan hal yang penting karena membantu
mengatur kompleksitas, membantu mengembangkan kapasitas aksi,
meningkatkan kolaborasi dan meningkatkan kemampuan pembelajaran
organisasi. Kunci yang sangat penting dalam membangun kepercayaan
yang tinggi dalam organisasi adalah pencapaian hasil, bertindak dengan
integritas, dan pendemonstrasian perhatian. Peningkatan tingkat
kepercayaan membutuhkan keseimbangan dari hal-hal penting yang telah
tersebut di atas, meskipun ada konflik di antara para pihak dalam
organisasi. Tindakan penyeimbangan membutuhkan desain organisasi
yang dapat mendukung kepercayaan, baik struktur organisasi maupun
budaya tidak formal.
2. Sikap
Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk
munculnya suatu tindakan. Fenomena sikap adalah mekanisme mental
yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan
akan ikut menetukan kecendrungan perilaku kita terhadap manusia atau
58
58
sesuatu yang kita hadapi, bahkan terhadap diri kita sendiri. Pandangan
dan perasaan kita terpengaruh oleh ingatan akan masa lalu, oleh apa yang
kita ketahui dan kesan kita terhadap apa yang sedang kita hadapi saat ini
(Azwar, 2005:25).
3. Nilai
Nilai merupakan sesuatu yang kita alami sebagai ajakan dari
panggilan untuk dihadapi. Nilai mau dilaksanakan dan mendorong kita
untuk bertindak. Nilai mengarahkan perhatian serta minat kita, menarik
kita keluar dari kita sendiri ke arah apa yang bernilai.nilai berseru kepada
tingkah laku dan membangkitkan keaktifan kita.
Gambar 3.1
60
60
3.3 Populasi, Sampling dan Sampel
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2003:90) adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
KAMMI Komisariat IAIN Samari ZSnda yang beranggotakan 52 orang seperti
pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Daftar Jumlah Pengurus Berdasarkan Jabatan
No Jabatan Jumlah
1 Ketua 1 Orang
2 Sekretaris Umum 1 Orang
3 Bendahara Umum 1 Orang
4 Bidang Humas 10 Orang
5 Bidang Kestari 7 Orang
6 Bidang Kaderisasi 9 Orang
7 Bidang Kastrat 10 Orang
8 Bidang DANUS 9 Orang
9 Bidang keperempuanan 8 Orang
Total 52 Orang
Sumber : Dokumen KAMMI 2015
Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sampel Penelitian
dengan menggunakan sampel yang representatif yaitu dapat memberikan hasil
61
61
untuk dapat disimpulkan dan kriteria sampel yang representatif tersebut
tergantung pada aspek akurasi dan presisi yang tinggi dari sampelnya. Suatu
sampel yang representatif, yaitu apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan
tujuan penelitian harus sama dengan ciri-ciri populasinya. Suatu sampel yang baik
harus memadai, tergantung pada sifat populasi dan tujuan penelitian.
Dalam Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005:65). Dari berbagai rumus yang
ada, peneliti menggunakan rumus Slovin. Dengan presisi sebesar 10% dengan
populasi 52 Orang sehingga diperoleh 34 Orang sebagai sampel dalam penelitian.
Secara rinci perhitungan rumus slovin dapat diuraikan sebagaimana berikut:
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑑2
n : Besaran Sampel
N : Besaran Populasi
𝑑2 :Presisi (1%)
1 :Bilangan Konstan
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑑2
=52
1 + 52(0,1)2=
52
1 + 52 0,01 =
52
1 + 0,52=
52
1.52= 34
Sehingga diperolehnya jumlah responden dengan menggunakan presisi
sebanyak 10% adalah sebanyak 34 Orang dari KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda yang beranggotakan 52 Orang
62
62
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisoner yang berisi
pernyataan tentang penelitian pada pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian ini.
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tau apa yang bisa
diharapkan dari responden (Sugiyono,2009: 142).
1. Observasi adalah observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuan hanya dapat dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai
dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi data itu dikumpulkan
dan sering dengan bantuan berbagai alat sangat canggih, sehingga benda-
benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh
(benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan
jelas.(Sugiyono,2009:226)
2. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden.
Disebut juga angket. Kuesioner bisa dikirim melalui post atau periset
mendatangi secara langsung responden. Bisa diisi saat periset bisa
bertindak sebagai pembaca pertanyaan dan responden tinggal jawab
berdasarkan jawaban yang disediakan. Kuesioner bisa diisi sendiri oleh
responden tanpa bantuan atau kehadiran periset kemudian hasilnya bisa
dikirim atau diambil sendiri oleh periset berbagai cara diatas yang biasa
63
63
terjadi dalam riset. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi
yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa
khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan
kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Ada beberapa jenis angket
atau kuesioner: angket terbuka dan angket tertutup. Peneliti menggunakan
angket terbuka yaitu bila pertanyaan diformulasikan sedemikian rupa
sehingga responden mempunyai kebebasan untuk menjawab tanpa adanya
alternatif jawaban yang diberikan periset (Kriyantono,2008:95)
3. Penelitian kepustakaan merupakan pendelitian yang memanfaatkan
keputakaan sebagai sumber telaah. Kegiatan yang dilakukan diantaranya
adalah pengumpulan data dari data literature dan mempelajari buku-buku,
petunjuk pelaksanaan, buku refrensi, teori-teori yang diperlukan, serta
dokumen yang lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian
skripsi.
3.5 Teknik Pengukuran Data
Skala Ordinal adalah lambang-lambang bilangan hasil pengukuran
menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik yang
dipelajari. Kemudian untuk menentukan jenjang skor dari pertanyaan-pertanyaan
dalam penelitian lebih lanjut Singarimbun (1995:77) mengatakan penelitian harus
membuat keputusan jenjang 3 (1,2,3), 5 (1,2,3,4,5), 7 (1,2,3,4,5,6,7). Berdasarkan
pendapat tersebut, maka penelitian ini menggunakan jenjang/rangking 3 dalam
pemberian skor yakni dimana untuk setiap jawaban yang diberikan oleh
64
64
responden dalam pengisian kuesioner. Penggolongan atas pengamatan yang mana
memberi urutan dari respon seperti penjelasan di bawah ini:
3.4 Teknik Analisis Data
3.6.1 Uji Korelasi Product Moment
Untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan antara variabel /data skala interval dengan
interval lainnya. Adapun rumus koefisien korelasi Product Moment dalam
(Sugiyono,2006:212) yaitu :
𝑟𝑥𝑦 =𝑁( 𝑋𝑌) − ( 𝑋 𝑌)
𝑁 𝑋2 – ( 𝑋)2 𝑁 𝑌2 – ( 𝑌)2
Pada penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi SPSS. 17 sebagai alat bantu
perhitungan hubungan dari setiap nilai Item pertanyaan indikator variabel x
(Terpaan dakwah Islam) dan variabel y (Perubahan Perilaku)
3.6.2 Uji T
Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan tabel,
juga dapat dihitung dengan uji t yang rumusnya adalah sebagai berikut:
1. Bila responden menjawab (a), maka akan diberi skor nilai 3
2. Bila responden menjawab (b), maka akan diberi skor nilai 2
3. Bila responden menjawab (c), maka akan diberi skor nilai 1
65
65
𝑡 =𝑟 𝑛 − 2
1 − 𝑟2
r = koefisien korelasi Product Moment
n = jumlah sampel
Pada penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi SPSS. 17 sebagai alat bantu
dari perhitungan hubungan dari setiap nilai Item pertanyaan indikator variabel x
(Terpaan dakwah Islam) dan variabel y (Perubahan Perilaku) Nilai t yang
diperoleh dari penghitungan rumus di atas dibandingkan dengan Nilai t tabel
dengan menentukan tingkat signifikansi 5 % dalam uji dua pihak dan derajat
kebebasan (n-2). Jika Nilai t hitung > dari t tabel maka Ho ditolak (berarti ada
hubungan yang signifikan). Jika Nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima (berarti
tidak ada hubungan yang signifikan).(Sugiyono,2006:214).
3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Lokasi penelitian di KAMMI Komisariat IAIN Samarinda dan melakukan
penelitian pada pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda, Penelitian telah
dilaksanakan pada bulan Mei 2015
66
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Sejarah Singkat KAMMI Kom isariat IAIN Samarinda
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) KAMMI lahir pada
ahad tanggal 29 Maret 1998 PK.13.00 wib atau bertepatan dengan tanggal 1
Dzulhijah 1418 H yang dituangkan dalam naskah deklarasi yang didasari
keprihatinan mendalam terhadap krisis nasional yang melanda negeri ini dan di
dorong tanggung jawab moral terhadap penderitaan rakyat yang masih terus
berlangsung, serta itikad baik untuk berperan aktif dalam proses perubahan dan
perbaikan, maka segenap mahasiswa muslim indonesia mendeklarasikan lahirnya
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, selanjutnya KAMMI menempatkan
diri sebagai bagian tak terpisahkan dari rakyat dan akan senantiasa berbuat untuk
kebaikan bangsa dan rakyat Indonesia, dalam kepengurusannya
KAMMI diketuai oleh Fahri Hamzah, Sekretaris Jendral Haryoko Setyoko.
Adapun asas dan sifat organisasi KAMMI yaitu berasaskan Islam, dan bersifat
terbuka dan independent , KAMMI terbentuk sebagai Organisasi kemasyarakatan.
Visi gerakan KAMMI adalah tujuan yang hendak dicapai atau kondisi yang ingin
diwujudkan oleh KAMMI sebagai wadah perjuangan permanen yang akan
melahirkan pemimpin masa depan dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara
Indonesia yang Islami. Selanjutnya misi gerakan KAMMI adalah sebagai berikut:
a. membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim
Indonesia
67
67
b. menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah,
intelektual, sosial, dan politik mahasiswa,
c. mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat yang rabbani, madani, adil, dan sejahtera.
d. Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama
mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan
kebangsaan.
e. Mengembangkan kerjasama antar elemen masyarakat dengan semangat
membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran
(amar ma`ruf nahi munkar).
Prinsip gerakan KAMMI adalah nilai-nilai dasar gerakan yang menjiwai
pergerakan KAMMI sebagai suatu amal jama’i, prinsip Gerakan adalah ciri khas
pergerakan KAMMI yang secara unik membedakannya dengan gerakan lain,
prinsip Gerakan merupakan tradisi yang menjadi tetapan (tsawabit) gerakan dan
menjadi tolok ukur konsistensi (asholah) gerakan KAMMI. KAMMI adalah
Gerakan Da’wah Tauhid, dapat jelaskan gerakan da’wah tauhid adalah gerakan
pembebasan manusia dari berbagai bentuk penghambaan terhadap materi, nalar,
sesama manusia dan lainnya, serta mengembalikan pada tempat yang
sesungguhnya, Allah swt, gerakan da’wah tauhid merupakan gerakan yang
menyerukan deklarasi tata peradaban kemanusiaan yang berdasar pada nilai-nilai
universal wahyu ketuhanan (Ilahiyyah) yang mewujudkan Islam sebagai rahmat
semesta (rahmatan lil ‘alamin).
68
68
Gerakan Da’wah Tauhid adalah gerakan perjuangan berkelanjutan untuk
menegakkan nilai kebaikan universal dan meruntuhkan tirani kemungkaran (amar
ma’ruh nahi munkar). Dalam periode kepengurusan KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda 2015-2016 diketuai oleh Ismail dan badan pengurus yang lainnya.
Dalam setiap pertemuan yang telah ditentukan, semua pengurus wajib
melaksanakan kajian Islami, baik itu secara bertatap muka dan konten dari media
sosial, contohnya adalah facebook, mereka mengkaji setiap konten yang dibagikan
di facebook dan berkaitan tentang keagamaan, sehingga setiap pengurus KAMMI
diwajibkan untuk mempunyai media sosial facebook. Karena KAMMI adalah
organisasi yang berorientasi pada keagamaan, sehingga dalam diri mereka
cenderung membutuhkan dakwah Islam untuk menambah ilmu mereka dan
menjadi bahan untuk dikaji. (Arsip KAMMI, 2015)
4.1.2 Struktur Organisasi Komisariat IAIN Samarinda
70
70
4.2 Fenomena Dakwah Islam di Facebook
Semakin canggihnya teknologi yang sekarang telah berkembang membuat
para penggunanya semakin kratif untuk memanfaatkan dengan cara yang
bermacam-macam, perkembangan dan inovasi ini juga termasuk salah satunya
adalalah media yang digunakan dalam dakwah Islam, dakwah yang cenderung
dijumpai hanya dengan cara yang konvensional seperti bertatap muka dan
membuat forum dan pertemuan untuk membuat majelis ta’lim yang membahas
tentang keagamaan, kini bisa dinikmati melalui media sosial yang sering
digunakan oleh berbagai kalangan, sehingga ini dapat mempermudah dalam
mengakses dakwah Islam tersebut.
Kemudahan yang diperoleh dari penggunaan media sosial facebook sebagai
media dakwah membuat para pembaca cenderung lebih tertarik membaca dakwah
Islam yang diciptakan dengan bahasa yang ringan sehingga mudah untuk di
pahami. Ini menimbulkan kecenderungan untuk terbentuknya perubahan perilaku
yang sesuatu dengan apa yang dibahas dalam dakwah Islam khususnya di
facebook. Dengan dukungan ilustrasi dan kisah keagamaan lainnya sehingga dapat
mengugah hati para pembaca untuk hanyut di dalamnya.
Isi konten dakwah Islam di facebook, sangat beragam, mulai dari kata
motivasi, kata mutiara, kata tausiah, dan kata yang mendidik sehingga terciptanya
proses pembelajaran, kemasan dakwah Islam di facebook lebih menitik beratkan
pada ilustrasi atau yang menggambarkan apa yang ada sedang didakwahkan
karena ini berpengaruh besar untuk perubahan sikap para pembaca, dakwah di
facebook sudah ada sejak dibentuknya sosial media facebook, untuk media
71
71
komunikasi untuk interaksi sosial, contoh dari dakwah Islam di facebook tersebut
seperti berikut, contoh group K.H.Muhammad Arifin Ilham, sudah mencapai 3,3
juta pengguna, group Ustad Yusuf Mansyur mencapai 802.938, Ustadz Felix Siaw
mencapai 2.092.928 .Pengguna dan lain lain (survey peneliti), ini menandakan
banyaknya penikmat dakwah Islam di facebook. Contoh dakwah Islam dapat
dilihat dalam lampiran. Salah satu pendakwah, yakni Ustaz Erick Yusuf, sepakat
bahwa media sosial efektif untuk menyebarkan ajaran Islam. Sebab, dakwah yang
disampaikan bisa langsung dibaca dan diketahui oleh jutaan orang dalam waktu
yang bersamaan. Melalui media sosial, kegiatan dakwah pun menjadi lebih
mudah. "Pada pendakwah tak harus pergi ke tempat yang jauh untuk berdakwah,"
katanya.
Dulu, menurut Ustaz Erick, ia kerap harus blusukan ke pinggir-pinggir
jalan di Jawa Barat untuk berdakwah. "Sekarang bisa lewat media sosial dan
dibaca oleh hampir seluruh rakyat Indonesia." Melihat manfaat positif
media sosial ini, ia berpendapat, sudah saatnya par ustaz dan ustazah
mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan media sosial. "Saya
menganjurkan pada pendakwah lainnya agar bisa memanfaatkan kelebihan
gadget untuk berdakwah," katanya. Ia mengaku sering menggunakan media
sosial untuk memberikan info jadwal tausiyah, membagi kultweet tentang
Islam, seperti akhlak dan lainnya. "Bayangin aja, kalau kita punya follower,
misal, ribuan, terus dakwah kita di-retweet oleh akun lain yang follower-nya
ratusan ribu dan seterusnya, pasti dakwah itu akan cepat sampai ke semua
umat Islam, baik di Indonesia maupun di luar negeri."
Dengan segala kelebihannya, ia tak memungkiri, media sosial juga
berpontesi menimbulkan dampak negatif. Karena itu, ia menganjurkan para
pengguna media sosial, terutama umat Islam, agar dapat membentengi diri
dari hal-hal negatif tersebut. Karena itu, ia berencana mengadakan kajian
dan pelatihan i-source (integrative social media system) untuk melatih tata
cara menggunakan dan memanfaatkan media sosial dengan baik sekaligus
membentengi diri dari hal-hal negatif yang mungkin timbul dari aktivitas
dunia maya ini.(Sumber:http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-
koran/14/11/27/nforg59-gencarkan-dakwah-melalui-media-sosia)l
72
72
4.3 Analisis deskriptif
Teknik analisis deskriptif memaparkan jawaban responden dengan cara
mentabulasikan lalu di interorientasikandalam kuesioner untuk mengetahui makna
hasil penelitian. Kuisioner ini kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis
pertanyaanya, ditabulasikan kemudian diberi analisis. Analisis ini digunakan
untuk mendeskripsikan dan menggambarkan data yang terkumpul secara umum
atau generalisasi.
4.3.1 Terpaan Dakwah Islam di Facebook
Terpaan dakwah Islam di facebook adalah kegiatan mendengarkan melihat
dan membaca pesan media massa dalam dakwah Islam di facebook yang
mempunyai pengalaman dan perhatian terhdap pesan tersebut yang dapat terjadi
pada tingkat individu ataupun kelompok.
Dalam variabel terpaan dakwah Islam di facebook (Variabel X) dengan 17
pertanyaan dan perubahan perilaku sebanyak 31 pertanyaan berikut ini adalah
hasil dari analisa deskriptif dari 48 pertanyaan tersebut.
a. Frekuensi
Frekuensi membaca adalah intensitas atau tingkat keseringan responden
dalam membaca dakwah Islam di facebook. Pertanyaan dapat disajikan
sebagaimana berikut.
Dari penelitian ini peniliti mengambil besaran sampel dengan
menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan 34 responden yang menjadi
objek penelitian yang diambil dari 52 Populasi, maka diperolehnya sebanyak 34
73
73
Orang yang membaca dakwah Islam di facebook dengan presentasi sebagai
berikut.
Tabel 4.1
Responden yang pernah membaca dakwah Islam di facebook
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 23 67,64 %
2 Netral 11 32,36%
3 Tidak Setuju 0 00,00%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang pernah membaca dakwah Islam di facebook menjawab
setuju, yaitu sebesar 67,64 % dan netral yaitu sebesar 32,36%. Dari jawaban
responden ternyata pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda 67,64 %
membaca dakwah Islam di facebook.
Tabel. 4.2
Responden yang sering membaca dakwah Islam di facebook
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 13 38,23 %
2 Netral 12 35,30%
3 Tidak Setuju 9 26,47%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang sering membaca dakwah Islam di facebook menjawab
setuju, yaitu sebesar 38,23 % , netral yaitu sebesar 35,30% dan tidak setuju
26,47% Dari jawaban responden ternyata pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda 38,23 % sering membaca dakwah Islam di facebook
74
74
Tabel. 4.3
Responden yang rutin membaca dakwah Islam di facebook
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 5 14,17 %
2 Netral 15 44,12%
3 Tidak Setuju 14 41,17%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang rutin membaca dakwah Islam di facebook menjawab
setuju, yaitu sebesar 14,17 %, netral yaitu sebesar 44,12% dan tidak setuju
41,17% Dari jawaban responden ternyata pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda 44,12% memilih netral rutin membaca dakwah Islam di facebook
Tabel. 4.4
Responden yang jarang membaca dakwah Islam di facebook
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 12 35,32 %
2 Netral 14 41,26%
3 Tidak Setuju 8 23,53%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang jarang membaca dakwah Islam di facebook menjawab
setuju, yaitu sebesar 35,32 %, netral yaitu sebesar 41,26% dan tidak setuju
23,53% Dari jawaban responden ternyata pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda 41,26% memilih netral menyatakan jarang ataupun tidak jarang
membaca dakwah Islam di facebook.
b. durasi
75
75
Durasi membaca adalah waktu yang dihabiskan responden dalam dalam
membaca dakwah Islam di facebook. Pertanyaan dapat disajikan sebagaimana
berikut.
Tabel. 4.5
Responden yang membaca dakwah Islam di facebook hingga ≥ 𝟕 𝒋𝒂𝒎
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 1 2,94 %
2 Netral 9 26,47%
3 Tidak Setuju 24 70,59%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 2,94 %, netral yaitu
sebesar 26,47% dan tidak setuju 70,59% Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda 70,59% memilih tidak setuju
membaca dakwah Islam di facebook selama ≥ 𝟕 𝒋𝒂𝒎
Tabel. 4.6
Responden yang membaca dakwah Islam di facebook menghabiskan waktu
hingga 5-6 jam
No Jawaban
Responden Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 0 0%
2 Netral 7 20,59 %
3 Tidak Setuju 27 79,41%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 0%, netral yaitu sebesar
20,59 % dan tidak setuju 79,41% Dari jawaban responden ternyata pengurus
76
76
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda 79,41% memilih tidak setuju tidak setuju
membaca dakwah Islam di facebook dengan durasi 5-6 jam.
Tabel. 4.7
Responden yang membaca dakwah Islam di facebook menghabiskan waktu
hingga 3-4 jam
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 3 8,82 %
2 Netral 9 26,47%
3 Tidak Setuju 22 64,71%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 8,82 %, netral yaitu
sebesar 26,47% dan tidak setuju 64,71% Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 64,71% memilih
tidak setuju untuk pernah membaca dakwah Islam di facebook dengan durasi 3-4
jam.
Tabel. 4.8
Responden yang membaca dakwah Islam di facebook menghabiskan waktu
hingga 1-2 jam
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 11 32,35 %
2 Netral 6 17,65%
3 Tidak Setuju 17 50%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 32,35 %, netral yaitu
sebesar 17,65% dan tidak setuju 50%, Dari jawaban responden ternyata pengurus
77
77
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda sebagian pengurus menyatakan 50%,
memilih tidak setuju untuk membaca dakwah Islam di facebook dengan durasi 1-2
jam.
Tabel. 4.9
Responden yang membaca dakwah Islam di facebook menghabiskan waktu
hingga < 1 𝑗𝑎𝑚
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 23 67,65 %
2 Netral 6 17,64%
3 Tidak Setuju 5 14,71%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 67,65 %, netral yaitu
sebesar 17,64% dan tidak setuju 14,71% Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 67,65 %, memilih
setuju membaca dakwah Islam di facebook dengan durasi < 1 𝑗𝑎𝑚
c. Atensi
Atensi terhadap informasi di facebook diukur dari bagaimana cara
responden membaca informasi mengenai dakwah Islam yang terdapat di media
sosial facebook. Pertanyaan dapat disajikan sebagaimana berikut.
78
78
Tabel 4.10
Responden yang membaca dakwah Islam di facebook, karena tertarik
untuk membacanya karena isi dari apa yang disampaikan sangat baik dan
masuk akal
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 22 64,71 %
2 Netral 11 32,35%
3 Tidak Setuju 1 2,94%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 64,71 %, netral yaitu
sebesar 32,35% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 64,71 %, memilih setuju
membaca dakwah Islam di facebook karena tertarik dengan apa yang disajikan
dan informasinmya masuk akal bagi mereka.
Tabel 4.11
Responden yang membaca karena “haus” akan dakwah maka membaca
kontennya benar-benar karena menurutnya isi dakwah Islam itu penting
untuk dipahami
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 26 76,47 %
2 Netral 8 23,53%
3 Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang setuju, yaitu sebesar 76,47 %, netral yaitu sebesar 23,53%
dan tidak setuju 0% Dari jawaban responden ternyata pengurus KAMMI
Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 76,47 %, memilih setuju membaca
79
79
dakwah Islam karena butuh akan dakwah dan menurut mereka isi dakwah Islam
penting untuk dipahami.
Tabel. 4.12
Responden yang sangat menunggu dakwah Islam yang ada di facebook
karena menurutnya sangat menambah pengetahuan agama, apapun dakwah
yang dibahas dia selalu membaca dan tidak jarang saya menerapkannya
dalam kesehariannya
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 18 52,94 %
2 Netral 14 41,18%
3 Tidak Setuju 2 5,88%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 52,94 %, netral yaitu
sebesar 41,18% dan tidak setuju 5,88% Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 52,94 % memilih setuju
pengurus sangat menunggu dakwah Islam untuk dibaca dan membuat dakwah
menjadi sarana pengetahuan sehingga berpotensi untuk menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari
Tabel. 4.13
Responden yang membaca dakwah Islam di facebook dengan kecenderung
kurang memperhatikan sehingga perhatian terbagi dan butuh informasi
baru yang menarik demi menyita perhatiannya kembali
Sumber:Hasil Perhitungan Kuesioner 2015
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 10 29,41 %
2 Netral 16 47,06%
3 Tidak Setuju 8 23,53%
Jumlah 34 100%
80
80
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 29,41 %, netral yaitu
sebesar 47,06% dan tidak setuju 23,53% Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 47,06% memilih
netral dalam membaca konten dakwah Islam, mereka tidak pula memperhatikan
seksama namun tidak mengabaikannya pula
Tabel. 4.14
Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook akan
mengabaikan informasi yang lainnya, dan fokus pada dakwah Islam tersebut
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 11 32,35 %
2 Netral 15 44,12%
3 Tidak Setuju 8 23,53%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 32,35 %, netral yaitu
sebesar 44,12% dan tidak setuju 23,53% . Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 44,12% memilih
netral untuk mengabaikan informasi dakwah Islam yang ada dan tidak pula fokus
atau tidak fokus dalam membaca dakwah Islam di Facebook.
81
81
Tabel. 4.15
Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook mudah untuk
beralih perhatian kepada informasi yang lain
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 8 23,53 %
2 Netral 20 58,82%
3 Tidak Setuju 6 17,56%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 23,53 %, netral yaitu
sebesar 58,82% dan tidak setuju 17,56% Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 58,82% memilih
netral jika terlalu mudah beralih perhatian ketika membaca dakwah Islam di
Tabel . 4.16
Responden yang mendalami setiap apa yang dibaca pada dakwah Islam di
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 16 47,06 %
2 Netral 17 50%
3 Tidak Setuju 1 2,94%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 47,06 %, netral yaitu
sebesar 50 % dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 50% memilih netral dalam
mendalami setiap apa yang disampaikan dalam dakwah Islam di facebook
82
82
Tabel 4.17
Responden yang hanya mengambil informasi dakwah Islam yang menurut
nya penting
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentase (%)
1 Setuju 8 23,53 %
2 Netral 9 26,47%
3 Tidak Setuju 17 50%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 23,53 %, netral yaitu
sebesar 26,47% dan tidak setuju 50% Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 50% memilih tidak setuju
hanya mengambil informasi yang penting, tetapi mengambil semua informasi
yang berkaitan tentang agama.
4.3.2 Perubahan perilaku
Perubahan perilaku juga akan mengalami perubahan karena proses
pembelajaran, seperti yang akan diungkapkan oleh Howard Kingsley dalam buku
Nana Sudjana yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian,
sikap dan cita-cita. Karena untuk menyesuaikan dengan tema penelitian sehingga
peneliti mengambil perilaku yang didasari pada religi dalam penelitian ini peneliti
mengambil 5 dimensi yang sudah menjadi sub variabel dari tida variabel
pembentuk religi, lima dimensi itu meliputi keyakinan beragama (beliefs), praktik
keagamaan (practice), rasa keberagamaan (feelings), pengetahuan agama
(knowledge), dan konsekuensi (effect)..
83
83
Dalam variabel perubahan perilaku (Variabel Y ) dengan 31 pertanyaan
dan Terpaan dakwah Islam di facebook(Variabel X) sebanyak 17 pertanyaan
berikut ini adalah hasil dari analisa deskriptif dari 48 pertanyaan tersebut.
Tabel 4.18
Responden yang membaca dakwah Islam di facebook dan bertambah
88keyakinannya tentang Allah
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 26 76,47%
2 Netral 8 23,53%
3 Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 76,47%, netral yaitu
sebesar 23,53% dan tidak setuju 0% Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 76,47% memilih setuju
bertambah keyakinannya setelah membaca dakwah Islam di facebook.
Tabel. 4.19
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook bertambah
keyakinannya tentang malaikat Allah beserta tugasnya yang terlibat dalam
kehidupannya sehari-hari,(Rakib dan atid, mungkar dan nangkir)
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 23 67,65%
2 Netral 10 29,41%
3 Tidak Setuju 1 2,94%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 67,65%, netral yaitu
84
84
sebesar 29,41% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 67,65% memilih setuju
bertambah keyakinannya tentang malaikat Allah setelah membaca dakwah Islam
di facebook.
Tabel. 4.20
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook bertambahnya
keyakinannya tentang mulianya kitab-kitab Allah sehingga harus
membacanya dan menerapkannya dalam kehidupannya
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 21 61,76%
2 Netral 12 32,3%
3 Tidak Setuju 1 2,94%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 61,76%, netral yaitu
sebesar 32,3% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,76% memilih setuju
bertambah keyakinannya tentang kitab-kitab Allah setelah membaca dakwah
Islam di facebook.
85
85
Tabel. 4.21
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook bertambahnya
keyakinannya tentang Nabi/Rasul serta tugas-tugasnya dalam kehidupan
manusia
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 22 64,71%
2 Netral 11 32,35%
3 Tidak Setuju 1 2,94%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 64,71%, netral yaitu
sebesar 32,35% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 64,71% memilih setuju
bertambah keyakinannya tentang nabi dan rasul setelah membaca dakwah Islam di
Tabel. 4. 22
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook k
bertambanya.Keyakinannya tentang adanya qadha dan qadar Allah yang
sudah ditentukan, sehingga optimis dan bersemangat dalam menjalani
hidup
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 22 64,71 %
2 Netral 11 32,35 %
3 Tidak Setuju 1 2,94%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59%, netral yaitu
sebesar 26,47% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus
86
86
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih setuju
bertambah keyakinannya tentang qadha dan qadhar setelah membaca dakwah
Islam di facebook.
Tabel. 4. 23
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook yang
berkaitan tentang kebaikan dan keburukan maka bertambah Keyakinannya
tentang adanya imbalan syurga dan neraka kepada semua manusia
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 24 70,59 %
2 Netral 9 26,47 %
3 Tidak Setuju 1 2,94%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59%, netral yaitu
sebesar 26,47% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih setuju
bertambah keyakinan tentang surga dan neraka setelah membaca dakwah Islam di
facebook.
Tabel. 4. 24
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook membuat nya
menjadi tambah lebih bersemangat dalam Melaksanakan shalat wajib dan
shalat sunnah
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 16 47,06 %
2 Netral 17 50 %
3 Tidak Setuju 1 2,94 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
87
87
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 47,06% netral yaitu
sebesar 50% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 50% memilih netral jika lebih
bersemangat melaksanakan Shalat setelah membaca dakwah Islam di facebook.
Tabel. 4. 25
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook membuatnya
semakin rutin melaksanakan puasa wajib maupun sunnah
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 11 32,35 %
2 Netral 21 61,77 %
3 Tidak Setuju 2 5,88%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab Setuju, yaitu sebesar 32,35% netral yaitu
sebesar 61,77% dan tidak setuju 5,88%. Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,77% memilih
netral jika menjadi rutin berpuasa setelah membaca dakwah Islam di facebook.
Tabel 4. 26
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook sering kali
tergerak hatinya untuk Menunaikan zakat, infak, dan shodaqoh
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 13 38,24 %
2 Netral 19 55,88 %
3 Tidak Setuju 2 5,88 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
88
88
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 38,24% netral yaitu
sebesar 55,88% dan tidak setuju 5,88% .Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 55,88% memilih
netral jika tergerak hatinya untuk bersedekah setelah membaca dakwah Islam di
facebook.
Tabel. 4. 27
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook tentang
keutamaan membaca Al-Quran dan manfaatnya maka semakin rutin
Membaca Al-Quran
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 17 50 %
2 Netral 16 47,06 %
3 Tidak Setuju 1 2,94%
Jumlah 34 100%
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 50%, netral yaitu sebesar
47,06% dan tidak setuju 2,94% .Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 50 % memilih setuju jika
semakin mengetahui keutamaan dan manfaat rutinnya membaca Al-Qur’an
setelah membaca dakwah Islam di facebook.
89
89
Tabel. 4.28
Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook tentang
keajaiban dan keutamaan doa dan dzikir untuk kehidupan sehari-hari
sehingga selalu Membaca doa dan dzikir
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 18 52,94 %
2 Netral 15 44,12 %
3 Tidak Setuju 1 2,94 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 52,94% netral yaitu
sebesar 44,12 % dan tidak setuju 2,94% .Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 52,94% memilih
setuju tentang pengetahuan manfaat doa dan dzikir sehari hari setelah membaca
dakwah Islam di facebook.
Tabel. 4.29
Responden yang saat membaca dakwah Islam tentang kemuliaan bulan
ramadhan, maka memutuskan untuk memperbanyak amalan pada bulan
ramadhan sehingga pada bulan ramadhan melakukan I’tikaf
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 21 61,76 %
2 Netral 12 35,3 %
3 Tidak Setuju 1 2,94 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 61,76%, netral yaitu
sebesar 35,30% dan tidak setuju 2,94% .Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,76 % memilih
90
90
setuju jika sangat baik memperbanyak amalan pada bulan ramadhan setelah
membaca dakwah Islam di facebook.
Tabel. 4. 30
Responden yang setelah melihat konten atau gambar terkait keutamaan
menunaikan haji dan umrah maka semakin bersemangat untuk
Melakasanakan haji dan umrah
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 18 52,94 %
2 Netral 13 38,24 %
3 Tidak Setuju 3 8,82 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 52,94%, netral yaitu
sebesar 38,24% dan tidak setuju 8,82% Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 52,94% memilih
setuju semakin bersemangat untuk melaksanakan haji dan umroh setelah
membaca dakwah Islam di facebook.
Tabel. 4. 31
Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah Islam di
facebook timbulah Perasaan dekat dengan Allah
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 22 64,71 %
2 Netral 10 29,41 %
3 Tidak Setuju 2 5,88%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 64,71% netral yaitu
91
91
sebesar 29,41% dan tidak setuju 5,88% . Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 64,71% memilih
setuju jika merasakan perasaan dekat dengan Allah setelah membaca dakwah
Islam di facebook.
Tabel. 4.32
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook adanya
perasaan doa-doa yang ucapkan terkabul seketika dan perassaan optimis
oleh kabar gembira seperti bisyarah dari Allah
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 21 61,76 %
2 Netral 11 32,36 %
3 Tidak Setuju 2 5,88 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 61,76% netral yaitu
sebesar 32,36% dan tidak setuju 5,88% . Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,76% memilih
setuju jika membaca dakwah Islam di facebook maka merasakan adanya doa-doa
yang selama ini terkabul dan timbulah rasa optimisme dalam diri.
Tabel. 4. 33
Responden yang setelah membaca dakwah Islam tentang kemuliaan Allah di
facebook timbulnya Perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 24 70,59 %
2 Netral 9 26,47 %
3 Tidak Setuju 1 2,94%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
92
92
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59%, netral yaitu
sebesar 26,47% dan tidak setuju 2,94% . Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih
setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook merasakan bahagia dalam
menuhankan Allah.
Tabel. 4. 34
Responden yang setelah membaca dakwah Islam mengenai tafsiran ayat suci
Al-Quran menjadi tentang isi dari Al-Quran
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 15 44,12 %
2 Netral 18 52,94 %
3 Tidak Setuju 1 2,94%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 44,12% netral yaitu
sebesar 52,94% dan tidak setuju 2,94% . Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 52,94% memilih
netral jika setelah membaca dakwah Islam di facebook sehingga bmengetahui
tafsir ayat suci Al-Quran.
93
93
Tabel. 4. 35
Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah Islam di
facebook tentang ajaran Islam yang wajib diimani dan dilaksanakan,
menjadi rutin melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 20 58,82 %
2 Netral 13 38,24 %
3 Tidak Setuju 1 2,94 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 58,82% netral yaitu
sebesar 38,24% dan tidak setuju 2,94%. Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 58,82% memilih
setuju jika melihat dakwah Islam di facebook yang berkaitan tentang iljustrasi
tentang ajaran Islam maka menjadi tau tentang ajaran Islam
Tabel. 4.36
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook mengenai
hukum-hukum Islam, sehingga menjadi tau apa saja hukum Islam yang
berlaku dan wajib dilaksanakan
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 21 61,76 %
2 Netral 12 35,3 %
3 Tidak Setuju 1 2,94%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 61,76% netral yaitu
sebesar 35,3% dan tidak setuju 2,94%. Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,76% memilih setuju jika
94
94
setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tahu tentang hukum-hukum
Islam yang sedang berlaku.
Tabel. 4. 37
Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah Islam mengenai
sejarah syiar Islam, sehingga sekarang paham dan mengetahui tentang
sejarah Islam
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 24 70,59 %
2 Netral 9 26,47 %
3 Tidak Setuju 1 2,94 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59% netral yaitu
sebesar 26,47% dan tidak setuju 2,94%. Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih
setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook maka paham tentang
sejarah-sejarah Islam.
Tabel. 4. 38
Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook tergerak hati nya
untuk mengikuti majelis keagamaan agar bertambahnya segala-sesuatunya
tentang agama
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 23 67,65 %
2 Netral 11 32,35 %
3 Tidak Setuju 0 0 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 67,65% netral yaitu
95
95
sebesar 32,35% dan tidak setuju 0%. Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 67,65% memilih setuju jika
setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tergerak hatinya untuk
mengikuti majelis agama karena agar bertambahnya ilmu agama.
Tabel. 4. 39
Responden yang setelah membaca salah satu gambar, Ilustrasi, dan kisah,
dalam dakwah Islam di facebook maka tersentuh hatinya untuk suka
menolong orang lain baik itu yang kesusahan atau membutuhkan
pertolongan
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 24 70,59 %
2 Netral 9 26,47 %
3 Tidak Setuju 1 2,94 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59% netral yaitu
sebesar 26,47% dan tidak setuju 2,94%. Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih
setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tergerak hatinya
untuk suka menolong.
Tabel. 4. 40
Responden yang setelah membaca salah satu gambar,ilustrasi dan kisah
dalam dakwah Islam di facebook maka sekarang menjadi suka berkerja
sama, karena kerja sama itu baik
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 18 52,94 %
2 Netral 14 41,18 %
3 Tidak Setuju 2 5,88 %
Jumlah 34 100%
96
96
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 52,94% netral yaitu
sebesar 41,18% dan tidak setuju 5,88%. Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 52,94% memilih
setuju jika setelah membaca dan melihat Ilustrasi keagamaan di facebook yang
berkaitan tentang kerja sama maka sekarang akan suka berkerja sama.
Tabel. 4. 41
Responden yang setelah melihat dan membaca dakwah Islam tentang orang
yang membutuhkan pertolongan tapi tidak terlalu berpengaruh untuk
menyumbangkan sebagian hartanya karena mengingat diajauh dari tempat
yang bersangkutan sehingga hanya mengirimkan doa dan merasa iba.
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 20 58,83 %
2 Netral 11 32,35 %
3 Tidak Setuju 3 8,82 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 58,83% netral yaitu
sebesar 32,35% dan tidak setuju 8,82%. Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 58,83% memilih
setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook tidak berpengaruh untuk
menyumbangkan sebagian hartanya karena mengingat bencana yang terjadi jauh
dari tempat sang pembaca.
97
97
Tabel. 4. 42
Responden yang setelah membaca tentang motivasi dan kisah dalam
dakwah Islam di facebook maka tidak terlalu berpengaruh untuk
merasakan apa yang orang lain rasakan, karena sama sekali tidak ada
hubungan kekerabatan dengan orang yang diceritakan dalam kisah tersebut.
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 15 44,12 %
2 Netral 13 38,24 %
3 Tidak Setuju 6 17,64 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 44,12 % netral yaitu
sebesar 38,24% dan tidak setuju 17,64%. Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 44,12% memilih
setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook tidak terlalu berpengaruh
dalam hal memotivasi para pengurus.
Tabel. 4. 43
Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah Islam yang
berkaitan tentang larangan untuk berbohong dan menguraikan hukuman
atau adzab bagi orang yang berbohong maka tidak ingin berbohong
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 23 67,65 %
2 Netral 11 32,35 %
3 Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 67,65% netral yaitu
sebesar 32,35 % dan tidak setuju 0 % . Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 67,65% memilih setuju jika
98
98
setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tidak akan berbohong karena
tau ganjaran dan hukuman yang diterima untuk orang yang berbohong.
Tabel. 4. 44
Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook mengenai
keutamaan memaafkan dan berusaha menerima kesalahan orang lain
dengan bijak, jadi saya suka memaafkan dan melupakan kesalahan orang
lain khususnya kepadanya
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 24 70,59 %
2 Netral 10 29,41 %
3 Tidak Setuju 0 0 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59%, setral yaitu
sebesar 29,41% dan tidak setuju 0% . Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih setuju jika
setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tergerak hatinya untuk
memaafkan antar sesama.
Tabel. 4. 45
Responden yang setelah membaca konten Islami tentang salah satu
kerusakan yang terjadi di bumi karena ulah manusia, maka tergerak hatinya
untuk menjaga lingkungan agar tetap baik dan menyenangkan
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 28 82,35 %
2 Netral 6 17,65 %
3 Tidak Setuju 0 0 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
99
99
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 82,35% netral yaitu
sebesar 17,65% dan tidak setuju 0%. Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 82,35% memilih setuju jika
setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tergerak hatinya untuk menjaga
lingkungan dari kerusakan alam.
Tabel. 4. 46
Responden yang saat membaca dakwah Islam tentang keutamaan orang
yang menjaga amanahnya, seperti menyampaikan apa yang sudah di berikan
dengan sebaik-baiknya, intinya menjaga amanah
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 23 67,65 %
2 Netral 9 26,47 %
3 Tidak Setuju 2 5,88 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 23,53 %, netral yaitu
sebesar 26,47% dan tidak setuju 50%. Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan sebagian pengurus tidak hanya
mengambil informasi yang penting, tetapi mengambil semua informasi yang
berkaitan tentang agama.
100
100
Tabel. 4. 47
Responden yang saat membaca tentang larangan berjudi, menipu dan
korupsi, sepertinya tidak berpengaruh ke dirinya karena memang tidak
pernah melakukan ke tiga hal tersebut.
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 3 8,82 %
2 Netral 10 29,41 %
3 Tidak Setuju 21 61,77 %
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 8,82 % netral yaitu
sebesar 29,41% dan tidak setuju 61,77%. Dari jawaban responden ternyata
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,77% memilih
tidak setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook tidak berpengaruh
kepada sikap korupsi dikarenakan tidak pernah melakukan hal tersebut.
Tabel. 4. 48
Responden yang setiap membaca dakwah Islam di facebook , saat
menemukan tentang norma yang harus dijalankan dalam berperilaku
menurut syariat Islam, maka mulai sedikit-sedikit untuk menerapkannya
No Jawaban
Responden
Jumlah Jawaban Persentasi (%)
1 Setuju 26 76,47%
2 Netral 8 23,53%
3 Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 34 100%
Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015
Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa
jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 76,47% netral yaitu
sebesar 23,53% dan tidak setuju 0%. Dari jawaban responden ternyata pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 76,47 memilih setuju jika
101
101
setelah membaca dakwah Islam di facebook, maka menemukan aturan dan norma-
norma yang berlaku sehingga menerapkan dalam perilaku yang sesuai dengan
ketentuan.
Demikian penyajian data yang didapatkan pada penelitian ini. Yang mana
semua itu adalah hasil-hasil dari jawaban responden yang masing-masing
pertanyaan untuk variabel terpaan dakwah Islam di facebook dan variabel
perubahan perilaku.
Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antar
variabel x terpaan dakwah Islam di facebook dan variabel y perubahan perilaku
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda, Proses analisis data pada bagian
ini dilakukan untuk membuktikan yang telah diajukan sebelumnya yaitu:
Ho : Diduga tidak adanya hubungan signifikan terpaan dakwah Islam di facebook
dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda
Hi : Diduga adanya hubungan signifikan terpaan dakwah Islam di facebook
dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda
Selanjutnya, untuk melakukan uji signifikan yang telah dijabarkan di atas,
teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis korelasi product moment
dan pengujian Hipotesis dengan uji t.
4.4 Analisis Kuantitatif
4.4.1 Uji Korelasi Product Moment
Setelah Peneliti menyajikan data-data dari variabel terpaan dakwah Islam di
facebook (X) dan perubahan perilaku penguru (Y), maka selanjutnya peneliti
menganalisis data-data tersebut dengan menggunakan rumus korelasi product
102
102
moment. Setelah data diproses dengan menggunakan SPSS.17.0, diperoleh hasil
analisis yang dapat dilihat pada tabel berikut Peneliti akan menguji hubungan
indikator Frekuensi dengan Kepercayaan, sikap dan nilai. Hasil perhitungan
dengan menggunakan bantuan SPSS 17. Sehingga peneliti memperoleh
Tabel. 4. 49
Perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Frekuensi) ↔ Indikator
Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)
Correlations
Frekuensi Kepercayaan Sikap Nilai
Frekuensi Pearson Correlation 1 .345* .438
** .376
*
Sig. (2-tailed) .046 .010 .028
N 34 34 34 34
Kepercayaan Pearson Correlation .345* 1 .634
** .675
**
Sig. (2-tailed) .046 .000 .000
N 34 34 34 34
Sikap Pearson Correlation .438** .634
** 1 .730
**
Sig. (2-tailed) .010 .000 .000
N 34 34 34 34
Nilai Pearson Correlation .376* .675
** .730
** 1
Sig. (2-tailed) .028 .000 .000
N 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Output SPSS 17.0
Indikator Frekuensi – Kepercayaan. Nilai korelasi adalah postif 0,345.
Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan
kepercayaan berada dalam kategori “rendah”. Sedangkan nilai positif
mengidentifikasikan pola hubungan antara frekuensi dan kepercayaan adalah
searah (semakin besar terpaan dakwah maka semakin besar pula perubahan
103
103
kepercayaan). Perolehan nilai sig = 0,046<0,05 yang menandakan bahwa
hubungan yang terjadi adalah signifikan seperti itu pula sebaliknya antara
Perubahan kepercayaan dengan Frekuensi membaca.
Indikator Frekuensi –Sikap Nilai korelasi adalah postif 0,438. Besaran
angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan perubahn sikap
berada dalam kategori “Sedang”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan
pola hubungan antara frekuensi dan sikap adalah searah (semakin besar terpaan
dakwah maka semakin besar pula perubahan sikap Perolehan nilai sig = 0,010 =
0,01 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan seperti itu
pula sebaliknya antara perubahan sikap dengan frekuensi membaca.
Indikator Frekuensi – Nilai. Nilai korelasi adalah postif 0,376 Besaran
angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan perubahn nilai
berada dalam kategori “Rendah”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan
pola hubungan antara frekuensi dan nilai adalah searah (semakin besar terpaan
dakwah maka semakin besar pula perubahan nilai Perolehan nilai sig = 0,028 <
0,05 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan seperti itu
pula sebaliknya antara perubahan nilai dengan frekuensi membaca.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi di atas maka dapat disimpulkan,
hubungan Indikator frekuensi dengan perubahan sikap yang paling berhubungan
diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien korelasi 0,438 yang
memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 – 0,599 berarti adanya
hubungan yang “sedang”.
104
104
Selanjutnya peneliti akan menguji hubungan indikator durasi dengan
kepercayaan, sikap dan nilai. Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan
SPSS 17. Sehingga peneliti memperoleh.
Tabel. 4. 50
Tabel perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Durasi) ↔ Indikator
Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)
Correlations
Durasi Kepercayaan Sikap Nilai
Durasi Pearson Correlation 1 .224 .483** .425
*
Sig. (2-tailed) .203 .004 .012
N 34 34 34 34
Kepercayaan Pearson Correlation .224 1 .634** .675
**
Sig. (2-tailed) .203 .000 .000
N 34 34 34 34
Sikap Pearson Correlation .483** .634
** 1 .730
**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000
N 34 34 34 34
Nilai Pearson Correlation .425* .675
** .730
** 1
Sig. (2-tailed) .012 .000 .000
N 34 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Output SPSS 17.0
Indikator Durasi – Kepercayaan. Nilai korelasi adalah postif 0,224 Besaran
angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan kepercayaan
berada dalam kategori “rendah”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola
hubungan antara frekuensi dan kepercayaan adalah searah (semakin besar
frekuensi maka semakin besar pula perubahan kepercayaan). Perolehan nilai sig =
0,210>0,01 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah tidak
105
105
signifikan tapi pasti seperti itu pula sebaliknya antara perubahan kepercayaan
dengan durasi membaca.
Indikator Durasi –Sikap Nilai korelasi adalah postif 0,483. Besaran angka
korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan perubahn sikap berada
dalam kategori “Sedang”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola
hubungan antara frekuensi dan sikap adalah searah (semakin besar durasi maka
semakin besar pula perubahan sikap Perolehan nilai sig = 0,004 < 0,01 yang
menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan seperti itu pula
sebaliknya antara perubahan sikap dengan durasi membaca.
Indikator Durasi – Nilai. Nilai korelasi adalah postif 0,425 Besaran angka
korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan perubahn nilai berada
dalam kategori “sedang”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola
hubungan antara durasi dan perubahan nilai adalah searah (semakin besar durasi
maka semakin besar pula perubahan nilai Perolehan nilai sig = 0,028 < 0,05 yang
menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan seperti itu pula
sebaliknya antara perubahan nilai dengan frekuensi membaca.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi di atas maka dapat disimpulkan,
hubungan Indikator durasi dengan perubahan sikap yang paling berhubungan
diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien korelasi 0,483 yang
memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 – 0,599 berarti adanya
hubungan yang “sedang”.
106
106
Selanjutnya peneliti akan menguji hubungan indikator atensi dengan
Kepercayaan, sikap dan nilai. Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan
SPSS 17. Sehingga peneliti memperoleh.
Tabel. 4. 51
Tabel perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Atensi) ↔ Indikator
Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)
Correlations
atensi Kepercayaan Sikap Nilai
Atensi Pearson Correlation 1 .402* .299 .134
Sig. (2-tailed) .019 .086 .451
N 34 34 34 34
Kepercayaan Pearson Correlation .402* 1 .634
** .675
**
Sig. (2-tailed) .019 .000 .000
N 34 34 34 34
Sikap Pearson Correlation .299 .634** 1 .730
**
Sig. (2-tailed) .086 .000 .000
N 34 34 34 34
Nilai Pearson Correlation .134 .675** .730
** 1
Sig. (2-tailed) .451 .000 .000
N 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Output SPSS 17.0
Indikator Atensi – Kepercayaan. Nilai korelasi adalah postif 0,402 Besaran
angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan kepercayaan
berada dalam kategori “sedang”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola
hubungan antara atensi dan kepercayaan adalah searah (semakin besar atensi
maka semakin besar pula perubahan kepercayaan). Perolehan nilai sig = 0,019
>0,01 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah tidak signifikan tapi
107
107
pasti seperti itu pula sebaliknya antara perubahan kepercayaan dengan durasi
membaca.
Indikator atensi – Sikap Nilai korelasi adalah postif 0,299 Besaran angka
korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan perubahn sikap berada
dalam kategori “rendah”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola
hubungan antara durasi dan nilai adalah searah (semakin besar durasi maka
semakin besar pula perubahan nilai Perolehan nilai sig = 0,08 > 0,05 yang
menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah tidak signifikan tapi pasti
seperti itu pula sebaliknya antara perubahan nilai dengan atensi membaca.
Indikator atensi – Nilai. Nilai korelasi adalah postif 0,134 Besaran angka
korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara atensi dan perubahn nilai berada
dalam kategori “sedang rendah”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola
hubungan antara atensi dan perubahan nilai adalah searah (semakin besar atensi
maka semakin besar pula perubahan nilai Perolehan nilai sig = 0,451 < 0,05 yang
menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah tidak signifikan seperti itu pula
sebaliknya antara perubahan nilai dengan atensi membaca.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi di atas maka dapat disimpulkan,
hubungan Indikator atensi dengan perubahan kepercayaan yang paling
berhubungan diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien korelasi 0,402
yang memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 – 0,599 berarti
adanya hubungan yang “sedang”.
Bagian selanjutnya adalah mengenai uji korelasi atas Variabel X dan Y.
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan
108
108
diantara variabel-variabel yang ada. Peneliti menghitung korelasi product moment
dengan menggunakan bantuan SPSS .17 yaitu seperti tabel di bawah ini.
Tabel. 4. 52
Tabel Koefisien Korelasi Product Moment
Correlations
Terpaan
Dakwah
Perubahan
Perilaku
Terpaan
Dakwah
Pearson
Correlation
1 .516**
Sig. (2-tailed) .002
N 34 34
Perubaha
n Perilaku
Pearson
Correlation
.516** 1
Sig. (2-tailed) .002
N 34 34
**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Output SPSS 17.0
Uji korelasi pada penelitian ini menggunakan uji korelasi pearson (Product
moment) untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan terpaan dakwah Islam
di facebook dengan perubahan perilaku yang ada. Terpaan Dakwah – Perubahan
Perilaku. Nilai Korelasi adalah Positif 0,516. Besaran angka korelasi
menunjukkan bahwa korelasi antara Terpaan dakwah dan perubahan perilaku
berada dalam kategori “Sedang”. Sedangkan nilai positif mengindikasikan pola
hubungan antara terpaan dakwah dengan perubahan perilaku adalah searah
(semakin besar terpaan dakwah maka semakin besar pula perubahan perilaku ).
Perolehan sig hitung = 0,002 < 0,005 yang menandakan bahwa hubungan yang
terjadi adalah signifikan.
109
109
Perubahan Perilaku – terpaan dakwah. Nilai korelasi adalah Nilai Korelasi
adalah Positif 0,516. Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara
Terpaan dakwah dan perubahan perilaku berada dalam kategori “Sedang”.
Sedangkan nilai positif mengindikasikan pola hubungan antara Perubahan
perilaku dengan terpaan dakwah adalah searah (semakin besar perubahan
perilaku maka semakin besar pula terpaan dakwah ). Perolehan sig hitung = 0,002
< 0,005 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan.
Selanjutnya melakukan uji signifikansi dengan rumus uji t, melalui bantuan
SPSS.17
4.4.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis Hi yang berbunyi “adanya hubungan signifikan antara terpaan
dakwah Islamdi facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI
Komisariat IAIN Samarinda” untuk membuktikan hasil dari hipotesis ini maka
diperlukan data tentang berapa besarnya hubungan variabel X dengan Y, dan
menentukan apakah hubungan variabel tersebut signifikan atau tidak.
Tabel. 4. 53
Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, 2009
110
110
Dari analisis koefisien korelasi dapat dilihat bahwa terpaan dakwah Islam
di facebook (X) dengan perubahan perilaku (Y) adalah sebesar R = 0,516
menunjukkan bahwa hubungan yang sedang antara terpaan dakwah Islam di
facebook dengan perubahan perilaku.
Nilai R adalah berarti hubungan antara terpaan dakwah Islam di facebook
dengan perubahan perilaku adalah 0,516, maka diketahui jika r hitung termasuk
dalam kategori 0,40 – 0,599 bermakna “sedang”. Selain itu nilai positif
menandakan pola hubungan antara terpaan dakwah Islam dan perubahan perilaku
((semakin besar perubahan perilaku maka semakin besar pula terpaan dakwah )
𝑅2 = 0,266 artinya variabel terpaan dakwah Islam di facebook berhubungan
dengan perubahan perilaku sebesar 26,6 % dan sisanya 73,4 % berhubungan
dengan faktor-faktor yang lain.
Standar error of the estimete adalah berarti standar error dari estimasi
variabel terikat(dalam kasus kita adalah permintaan). Angka ini dibandingkan
dengan standar deviasi dari permintaan. Semakin kecil angka standar error ini
dibandingkan angka standar deviasi dari permintaan maka model regresi semakin
tepat dalam memprediksi permintaan.
Tabel. 4. 54
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .516a .266 .244 8.122
a. Predictors: (Constant), terpaan dakwah Islam
Sumber : Hasil Output SPSS 17.0
111
111
Tabel. 4. 55
Hasil dari T hitung
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 40.914 11.154 3.668 .001
Terpaan
dakwah Islam
1.072 .314 .516 3.409 .002
a. Dependent Variable: perubahan_perilaku
Sumber : Hasil Output SPSS 17.0
Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat lihat t hitung (3,409) lebih besar
dari pada t tabel (2,042). Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan adalah sebagai
kerikut. Jika t hitung > t tabel, ∝ < 0,05 maka Hi diterima/Ho ditolak dan Jika t
hitung< t tabel, ∝ < 0,05 maka Hi ditolak/Ho diterima Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak (adanya hubungan antara terpaan dakwah Islam di
facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda) dan Hi diterima (adanya hubungan terpaan dakwah Islam di facebook
dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.
Berdasarkan melalui uji t dibuktikan bahwa hasil dari t hitung dari X
sebesar 3,409 kemudian sig X mempunyai nilai sebesar 0,002 maka diambil
keputusan bahwa Hi diterima, artinya uji sampel dan uji signifikansi berhubungan.
Ini membuktikan bahwa “terpaan dakwah Islam di facebook berhubungan dengan
perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda
.
112
112
4.5 Pembahasan
Pada perkembangan zaman di bidang komunikasi, komunikasi mengalami
suatu perkembangan yang disebut dengan komunikasi massa, karakteristik
komunikasi massa tersebut adalah terjadinya perkembangan pada alat
penyampaian pesan yaitu menggunakan media cetak dan media elektronik, yang
kita ketahui bahwa media cetak seperti surat kabar, tabloid, majalah dan buku,
sedangkan media elektronik seperti televisi, radio, film dan internet. Diantara
bebrapa media yang di gunakan dalam penyampaiannya, internet adalah yang
terbilang efisien dan efektif sebagai media penyebaran pesan secara luas dan
merata.
Komunikasi massa juga memiliki efek komunikasi massa dan efek dapat
dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama adalah efek primer yaitu, efek yang
meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi
perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan, dan sikap) dan perubahan
perilaku (menerima dan memilih). Efek primer tersebut membahas tentang sebuah
program acara yang disajikan dengan teknik dalam pengambilan gambar, suara,
tulisan yang dipakai untuk memperjelas gambar, intonasi bicara dan lain-lain.
Dalam hubungan variabelnya peneliti menggunakan variabel terpaan
media/dakwah Islam di facebook sebagai variabel x yang berhubungan dengan
variabel perubahan perilaku sebagai variabel y. Terpaan media secara langsung
berhubungan dengan perubahan perilaku seseorang. Jadi apabila seseorang terus
menerus diterpa oleh informasi media yang dipercayainya, hal yang pertama yang
113
113
terjadi adalah bertambahnya pengetahuan dan selanjutnya ada kemungkinan
terjadi perubahan sikap dan perilaku (Effendy,2007:10).
Frekuensi penggunaan media dalam satu bulan diukurdalam beberapa kali
sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun. Untuk mengukur durasi
penggunaan media adalah dengan menghitung berapa lama seseorang
menggunakan media dan mengikuti suatu artikel dalam sebulan, sedangkan
hubungan antara khalayak dengan isi media meliputi attention atau perhatian.
Dengan demikian terpaan media dapat diukur melalui frekuensi, durasi, dan atensi
khalayak pembaca (Ardiyanto dan Erdinaya, 2005: 164)
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan peneliti tentang hubungan
antara terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku, terdapat
indikator variabel terpaan media (X) yang digunakan peneliti dalam penelitian ini,
yaitu sebagai berikut:
Frekuensi diukur dari seberapa seringnya responden membaca dakwah
Isalm di facebook. dari uraian pada indikator ini responden memilih kategori
jawaban setuju 38,23% maka dapat dikatakan bahwa dari 13 responden
menyatakan setuju sering membaca dakwah Islam di facebook
Durasi diukur dari lama waktu responden membaca dakwah Isalm di
facebook. dari uraian pada indikator ini menunjukan responden yang menjawab
setuju 67,65 % untuk membaca dalam waktu <1 jam, maka dapat dikatakan
bahwa dari 23 reponden menyatakan etuju membaca dakwah Islam di facebook
hanya menghabiskan waktu <1 jam saja.
114
114
Atensi terhadap Informasi di facebook dari bagaimana responden
menyimak informasi mengenai dakwah Islam di facebook. Dari Uraian pada
indikator ini menunjukkan responden yang menjawab setuju 76,47 % untuk
membaca karena “haus” akan dakwah maka membaca kontennya benar-benar
karena menurutnya isi dakwah Islam itu penting untuk dipahami oleh responden,
maka dapat dikatakan bahwa dari 26 responden menyatakan setuju membaca
dakwah Islam karena “haus” dakwah dan kontennya sangat penting untuk dibaca.
Jika dikumulatifkan persentase berhubungannya terpaan dakwah dengan
perubahan perilaku maka, diperoleh sebesar 37 % responden yang menyatakan
setuju jika terpaan dakwah Islam mempengaruhi perubahan perilaku, dan memilih
netral sebesar 34%, serta yang memilih tidak setuju sebanyak 29 %. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan jawaban dari responden 34%
mengacu pada setuju jika ada hubungan antara terpaan dakwah Islam di facebook
terhadap perubahan perilaku.
Pada penggunaan media sosial facebook, aktivitasnya tidak hanya
membuka akunya dan menulis status, tetapi juga bisa menikmati konten-konten
yang lainnya, salah satunya adalah konten yang bersifat dakwah untuk mengajak
audience dapat mengikuti apa yang telah disebarkan di akun dakwah Islam
tersebut. Melalui facebook, kita juga dapat membaca konten dakwah Islam
tersebut secara berulang-ulang karena ini dapat menjadi faktor untuk terjadinya
perubahan perilaku, seperti yang jelaskan dalam buku nurudin agar pesam yang
disiarkan bisa mengubah perilaku komunikan, perlu diadakan pengulangan
(redundancy).
115
115
Pada variabel perubahan perilaku pengurus KAMMI dapat dilihat pada
hasil hitung atas jawaban mengenai responden yang membaca dakwah Islam di
facebook bertambah keyakinannya tentang Allah adalah sebesar 76,47 % maka ini
mendukung bahwa terpaan dakwah di facebook berhubungan dengan perubahan
dari aspek kepercayaan responden. Kemudian komponen sikap yang berkaitan
tentang responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook timbulnya
perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah adalah sebesar 70,59%
memilih setuju, maka ini mendukung bahwa terpaan dakwah Islam di facebook
berhubungan dari aspek sikap responden. Selanjutnya komponen nilai yang
berkaitan tentang responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook
tentang salah satu kerusakan yang terjadi dibumi karena ulah manusia, maka
tergerak hatinya untuk menjaga lingkungan agar tetap baik dan menyenangkan
adalah sebesar 82,35% maka ini mendukung bahwa terpaan dakwah di facebook
berhubungan dengan perubahan nilai pada responden. Dapat disimpulkan bahwa
tingkat kepercayaan, pengetahuan, penanaman nilai pada perilaku responden
adalah tinggi. Responden mampu menerima dan menanamkan nilai-nilai tentang
dakwah Islam dengan baik.
Jika dihitung secara keseluruhan persentase berhubungannya perubahan
perilaku yang disebabkan karena terpaan dakwah Isalm difacebook maka,
diperoleh sebesar 59 % responden yang memilih setuju jika menyatakan
perubahan perilaku berhubungan dengan terpaan dakwah Islam, dan memilih
netral sebesar 35%, serta yang memilih tidak setuju sebanyak 6 %. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara keseluruhan jawaban dari responden 59 % mengacu
116
116
pada setuju jika ada hubungan antara perubahan perilaku dan terpaan dakwah
Islam di facebook.
Jika ditinjau melalui sudut pandang Theory Stimulus, Response and
Organisme Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian
dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan inilah yang
melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap dan perilaku,
proses munculnya stimulus dari pesan yang diterima adalah dakwah Islam yang di
sajikan melalui facebook yang berisi konten Islami yang dikemas sedemikian rupa
oleh komunikator dengan tulisan yang menggunakan bahasa yang lugas dan
mudah dipahami, tidak berat dan cenderung di rancang menjadi bahasa yang
ringan, dalam membaca dakwah Islam tersebut, terjdinya proses dari dalam diri
responden yaitu pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.
Setelah diketahui bahwa variabel X memiliki hubungan yang signifikan
dengan variabel Y, dari kesimpulan hasil dari hubungan frekuensi dengan
kepercayaan, sikap dan nilai. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi maka dapat
disimpulkan, hubungan Indikator frekuensi dengan perubahan sikap yang paling
berhubungan diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien korelasi 0,438
yang memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 – 0,599 berarti
adanya hubungan yang “sedang”.
Selanjutnya peneliti akan menguji hubungan indikator Durasi dengan
Kepercayaan, sikap dan nilai. Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan
117
117
SPSS 17. Sehingga peneliti memperoleh hasil perhitungan korelasi di atas maka
dapat disimpulkan, hubungan Indikator durasi dengan perubahan sikap yang
paling berhubungan diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien
korelasi 0,483 yang memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 –
0,599 berarti adanya hubungan yang “sedang”.
Selanjutnya, penelitian melakukan uji korelasi antara indikator atensi
dengan perubahan kepercayaan, sikap dan nilai maka dapat disimpulkan,
hubungan Indikator atensi dengan perubahan kepercayaan yang paling
berhubungan diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien korelasi 0,402
yang memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 – 0,599 berarti
adanya hubungan yang “sedang”.
Melalui berbagai tahapan yaitu, tingkat keseringan komunikan dalam
membaca dakwah Islam di facebook sangat tinggi dengan durasi yang cukup
memadai sehingga timbulah suatu perhatian khusus terhadap pesan dakwah Islam
yang disajikan, karena mereka menilai bahwa pesan yang disampaikan masuk
akal untuk dibaca, dan karena mereka haus akan dakwah sehingga sangat penting
menurutnya untuk membaca dakwah Islam tersebut. Pengetahuan agama yang
diulas dalam dakwah melalui facebook sangat banyak, dan mereka selalu
membaca dakwah apa saja yang disajikan. Dalam proses tersebut sehingga
munculnya penerimaan dalam diri komunikan dengan diharapkan tumbuhnya
response tertentu salah satunya motivasi dalam mengubah perilakunya.
Menurut Social Learning Theory itu sesudah langkah pertama, attentional
process (proses atensi), dilanjutkan oleh model reproduction motor process
118
118
(proses reproduksi motor), dan yang terakhir motivational process (proses
motivational).
Proses pertama yang akan di lalui oleh manusia dalam mempelajari apa
yang telah diterima pada sesuatu hal adalah, komunikan akan mengalami tingkat
perhatian yang sangat tinggi tentang suatu hal, hal ini berkaitan dengan dakwah
Islam yang menyita perhatian komunikan untuk membacanya, tingkat
keseringanya dalam membaca dikarenakan apa yang dia baca sesuai dengan apa
yang dia butuhkan untuk dirinya, dan stimulus yang diterimanya sangat menarik
perhatian, sehingga penting bagi mereka untuk membacanya dan ini membuat
para komunikan sangat perlu untuk memperhatikan pesan tersebut. Jika
komunikan sudah merasa tertarik pada pesan yang dibacanya, secara langsung di
dalam diri komunikan terjadinya suatu proses yang dinamakan dengan proses
repsoduksi motorik yang berkaitan denagn mengolah pesan, memproses pesan dan
mencerna dakwah Islam yang telah komunikan baca, setelah mendapatkan
keputusan tentang apa yang terjadi dan diharapkan munculnya tmotivasi salah
satunya adalah perubahan perilaku.
Perubahan perilaku agama tersebut, disebabkan karena tiga indikator yang
telah peneliti tentukan, yaitu, kepercayaan sikap dan nilai dalam menjalani
kehidupan sehari-hari, yang mengalami perubahan setelah membaca dakwah
Islam di facebook dan saling berhubungan antara terpaan dakwah Islam di
facebook dengan perubahan perilaku yang dialami oleh pengurus KAMMI
Komisariat IAIN Samarinda.
119
119
Responden dapat dikatakan mengalami perubahan perilaku dikarenakan
adanya perhatian dari responden untuk melihat stimulus sebagai sesuatu yang
akan di masukkan kebenaknya sehingga menjadi ingatan yang melekat, dalam
penelitian ini pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda, menaruh perhatian
pada pesan dakwah Islam di facebook untuk dijadikan ingatan dalam benaknya
dan kemudian hasil dari ingatan tersebut menjadikannya perilaku, dan perilaku
tersebut mengalami sebuah peneguhan sehingga dapat mempertahankan perilaku
itu dan adanya ganjaran setelah mengalami perubahan perilaku seperti merasa
puas diri untuk menjalani perilaku tersebut sebagai pembelajaran oleh pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda terhadap pessan dakwah Islam di
faceboook.
Perubahan perilaku yang timbul karena adanya proses belajar melalui
media massa dengan proses penerimaan stimulus dan menjadi perubahan sikap
dan perilaku ini tidak lain disebabkan oleh tiga indikasi terpaan itu sendiri seperti,
membaca dalam frekuensi, durasi dan atensi tertentu.
Bagian selanjutnya adalah mengenai uji korelasi atas Variabel X dan Y.
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan
diantara variabel-variabel yang ada. Peneliti menghitung korelasi product moment
dengan menggunakan bantuan SPSS .17 Uji korelasi pada penelitian ini
menggunakan uji korelasi pearson (Product moment) untuk mengetahui kuat atau
lemahnya hubungan terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku
yang ada.
120
120
Terpaan Dakwah – Perubahan Perilaku. Nilai Korelasi adalah Positif 0,516.
Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara Terpaan dakwah dan
perubahan perilaku berada dalam kategori “Sedang”. Sedangkan nilai positif
mengindikasikan pola hubungan antara terpaan dakwah dengan perubahan
perilaku adalah searah (semakin besar terpaan dakwah maka semakin besar pula
perubahan perilaku ). Perolehan p hitung = 0,002 < 0,005 yang menandakan
bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan.
Perubahan Perilaku – terpaan dakwah. Nilai korelasi adalah Nilai Korelasi
adalah Positif 0,516. Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara
Terpaan dakwah dan perubahan perilaku berada dalam kategori “Sedang”.
Sedangkan nilai positif mengindikasikan pola hubungan antara Perubahan
perilaku dengan terpaan dakwah adalah searah (semakin besar perubahan
perilaku maka semakin besar pula terpaan dakwah ). Perolehan p hitung = 0,002 <
0,005 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan.
Selanjutnya melakukan uji signifikansi dengan rumus uji t, melalui bantuan
SPSS.17 maka diperoleh hasil t hitung 3,409 berarti adanya hubungan yang
signifikan antara terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku
karena diketahui jika memenuhi kriteria pengujian t hitung 3,409 > t tabel 2,042
maka Hi diterima (Adanya hubungan yang signifikan antara terpaan dakwah
Islam di facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda)
Standar eror of the estimete adalah berarti standar error dari estimasi variabel
terikat(dalam kasus kita adalah permintaan). Angka ini dibandingkan dengan
121
121
standar deviasi dari permintaan. Semakin kecil angka standar error ini
dibandingkan angka standar deviasi dari permintaan maka model regresi semakin
tepat dalam memprediksi permintaan.
Nilai sig pada constant sebesar 0,001, artinya jika nilai sig < 0,005 maka
dinyatakan hubungan yang signifikan antara variabel x dan variabel y. Nilai sig
pada variabel terpaan sebesar 0,002, artinya jika nilai sig < 0,005 maka
dinyatakan hubungan yang signifikan antara terpaan dengan perubahan perilaku.
Sehingga dapat disimpulkan pada akhir pembahasan jika variabel terpaan
dakwah Islam di facebook berhubungan dengan perubahan perilaku yang
berkaitan dengan keagamaan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
maka peneliti menyatakan bahwa Hi diterima dengan kriteria jika t hitung > t
tabel maka adanya hubungan yang signifikan, dan Ho ditolak jika t hitung < t
tabel maka tidak adanya hubungan yang signifikam antara terpaan dakwah Islam
dengan perubahan perilaku. Berdasarkan kriteria yang diperoleh dari hasil
perhitugan uji t sehingga disimpulkan bahwa adanya hubungan signifikan terpaan
dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI
Komisariat IAIN Samarinda.
Sehingga terpaan media massa yang mengenai audience menjadi salah satu
bentuk efek. Akan lebih bagus lagi jika audience terebut memerhatikan pesan-
pesan media massa, efek primer juga melekat pada diri kita. Bahkan jika kita
memahami apa yang disiarkan media massa itu sama saja semakin kuat efek
primer terjadi. Kemudian efek sekunder ini adalah tidak hanya bagaimana media
memengaruhi audience mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya.
122
122
Faktor interaksi yang terjadi antar individu akan ikut mempengaruhi pesan yang
diterima.
Selain dua efek yaitu efek primer dan efek sekunder, adapula efek tidak
terbatas dalam menyebarkan pesan, yang dapat dijelaskan adalah media massa
diibaratkan peluru. Jika peluru itu ditembakkan ke sasaran, sasaran tidak akan bisa
menghindar. Analogi ini menunjukkan bahwa peluru mempunyai kekuatan yang
luar biasa di dalam usaha “memengaruhi” sasaran. Menurut asumsi efek ini,
media massa mempunyai kekuatan luar biasa (all powerfull). Hal inilah yang
mendasari bahwa media massa mempunyai efek tidak terbatas. Efek ini
didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut.
a. Ada hubungan yang langsung antara isi pesan dengan efek yang ditimbulkan
b. Penerima pesan tidak mempunyai sumber sosial dan psikologis untuk
menolak upaya persuasif yang dilakukan media massa.
Asumsi mengapa efek tidak terbatas ini muncul bisa dikaji dari perspektif
psikologi dan sosiologi. Ilmu psikologi memandang bahwa individu merupakan
mahluk yang tidak rasional dari dalam perilakunya secara tidak terkontrol oleh
instingnya. Sementara itu, menurut ilmu sosiologi, “masyarakat massa” (mass
society) dianggap tidak melakukan hubungan antarpesona. Dalam masyarakat itu,
satu sama lain saling meninggalkan atau salaing mengisolasi diri. Akibatnya,
individu tersebut muda terpengaruh oleh efek media massa.
Efek yang telah diulas di atas adalah efek yang disebabkan oleh media
penyampaian pesan komunikasi massa, salah satu media dalam komunikasi massa
adalah Internet. Internet adalah salah satu media massa dalam komunikasi massa,
123
123
media massa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang
luas dan heterogen, kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi
lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa
mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Seperti
yang telah kita ketahui bahwa internet dapat mengoperasikan berbagai aplikasi
salah satu contohnya adalah media sosial facebook. facebook adalah jejaring
sosial yang tidak kalah populer diantara media sosial yang lainnya, pengguna
yang bergabung hampir 57 juta pengguna aktif per harinya, ini membuktikan
besarnya tingkat penggunakan facebook bagi individu, setiap kali mengakses tidak
menutup kemungkinan jika tingkat keseringan yang sangat tinggi untu
menggunakan media sosial facebook.
. Jika ditinjau dari facebook, maka hal ini termasuk dalam pengulangan,
karena membaca facebook dalam dilakukan sesering mungkin dimana saja dan
kapan saja, dengan akses yang terbilang cukup mudah, baik menggunakan
smartphone atau PC. Selain itu alasan mendukung untuk terjadinya efek yang
tidak terbatas dari terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku
adalah pihak yang dijadikan sasaran akan merasa bahwa program yang disiarkan
itu mewakili dirinya sehingga perlu untuk ditiru. Seperti halnya para pengurus
KAMMI Komisariat IAIN Samarinda, mereka adalah organisasi yang bergerak di
bidang keagamaan sehingga, penting menurut mereka untuk membaca dakwah
Islam di facebook, dan sebagai bahan kajian mereka pada waktu yang telah
ditentukan.
124
124
Jadi, program atau pesan yang ditujukan pada sasaran tertentu akan
mempunyai efek yang labih besar jika dibandingkan dengan yang tidak ditujukan
pada sasaran tertentu atau bersifat umum. Karena peneliti mengkategorikan jika
pesan dakwah Islam adalah pesan khusus untuk para khalayak yang ingin
merubah dirinya untuk menjadi lebih religius dan yang berhubungan dengan
keagamaan. Salah satu kriteria tersebut dimiliki oleh pengurus KAMMI
Komisariat IAIN Samarinda.
Melalui berbagai tahapan yaitu, tingkat keseringan komunikan dalam
membaca dakwah Islam di facebook sangat tinggi dengan durasi yang cukup
memadai sehingga timbulah suatu perhatian khusus terhadap pesan dakwah Islam
yang disajikan, karena mereka menilai bahwa pesan yang disampaikan masuk
akal untuk dibaca, dan karena mereka haus akan dakwah sehingga sangat penting
menurutnya untuk membaca dakwah Islam tersebut. Pengetahuan agama yang
diulas dalam dakwah melalui facebook sangat banyak, dan mereka selalu
membaca dakwah apa saja yang disajikan. Dalam proses tersebut sehingga
munculnya penerimaan dalam diri komunikan dengan diharapkan tumbuhnya
response tertentu salah satunya motivasi dalam mengubah perilakunya.
125
125
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah
dikembangkan pada bab sebelumnya maka kesimpulan dari hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Terpaan dakwah Islam di facebook berhubungan positif dan signifikan
dengan perubahan perilaku khususnya pengurus KAMMI Komisariat
IAIN Samarinda
2. Berdasarkan data yang dikumpulkan dihitung secara kumulatif, jika
persentase tingkat terpaan media berhubungan dengan perubahan
perilaku sebesar 34% yang memilih setuju, dan perubahan perilaku
terjadi karena berhubungan dengan tingkat terpaan adalah 59%
responden yang memilih setuju, jika perubahan perilaku disebabkan oleh
terpaan media.
3. Hasil perhitungan korelasi product moment sebesar 0,516 yang berarti
termasuk dalam kategori 0,40 – 0,599 yang berarti adanya hubungan
yang “sedang” antara terpaan dakwah Islam di facebook dengan
perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.
Serta uji t menyatakan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel : t hitung
3,409> 2,042. (Hi diterima berarti adanya hubungan yang signifikan
antara terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku
pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.
126
126
4. Pada hasil analisis yang dihasilkan bahwa semakin sering waktu
membaca dakwah Islam di facebook dan lebih banyaknya perubahan
perilaku yang terjadi terhadap pengurus KAMMI Komisariat IAIN
Samarinda.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan serta
kesimpulan maka saran dalam penelitian adalah sebagai berikut
1. Diharapkan dakwah Islam di facebook berhubungan langsung dengan
perubahan perilaku khalayak, karena hal ini sangat penting karena media
adalah wadah pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai dalam sikap
dan perilaku individu pada kehidupan sehari-harinya.
2. Diharapkan dari pihak Pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda,
untuk menambah intensitasnya dalam membaca dakwah Islam di
facebook, karena dakwah Islam di facebook merupakan pesan yang
berkaitan tentang agama, sehingga dapat mendukung perilaku keagamaan
para pengurus dan anggota sebagai bekal untuk berdakwah.
3. Diharapkan lebih menjelajahi tentang apa saja yang dapat mempengaruhi
perilaku keagamaan selain yang dipaparkan pada penelitian ini, sehingga
dapat mengetahui faktor apa saja yang sangat berpengaruh lebih kuat
untuk mengubah perilaku menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
127
127
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahmad, Abu. 2004. Psikologi Belajar.Jakarta: PT Rineka Cipta
Ancok, Djalaluddin, Suroso. 2011. Psikologi Islami: Solusi atas Problem-Problem
Psikologi.Yogyakarta:Pustaka Pelajaran
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Ardianto,Elvinaro, dkk.2009.KomunikasiMassa Suatu Pengantar.Bandung :
Simbiosa Rekatama Media
Arifin, 2004. Psikologi Dakwah. Jakarta : Bumi Aksarai
Azwar, Saifuddin. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelaja
Cangara,Hafied.2007.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Husada
Effendy,Onong Uchajana.2007.Ilmu, Teori dan Filsafat.Bandung: PT citra Aditya
Bakri
Fajar, Marhaeni.2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta : Universitas
Mercu Buana
Fathul Wahid, e-Dakwah: Dakwah Melalui Internet, (Yogyakarta: Gaya Media,
2004)
Hendroyono, Tony. 2009. Facebook Situs Social Networking bernilai 15 miliar
dolar. yogyakarta : PT.Bentang Pustaka.
Jalaluddin,2004. Psikologi Agama. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Kaelany.2000.Islam Iman dan Amal Saleh .Jakarta: PT Rineka Cipta
Kriyantono, Rakhmat.2008.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Maulana, Herdiyan dan Gumgum Gumelar. 2013. Psikologi Komunikasi dan
Persuasi. Jakarta:Akademia Permata
McQuail,Dennis.2011.Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta: Salemba
Humanika
Mubarok,Achmad.2006.Psikologi Dakwah.Jakarta:Kencana
Nurudin.2011.Pengantar Komunikasi Massa.Jakarta :Rajawali Pers
128
128
Rakhmad, Jalaluddin.2007.Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Riduwan,2005. Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian, Bandung:
Alfabeta
Riswandi,2009.Ilmu Komunikasi.Yogyakarta:Graha Ilmu
Singarimbun,Masri dan Sofyan Effendy. 1995. Metode penelitian Survey. Jakarta:
LP3ES
Sudjana, Nana.2011.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Sugiyono,2003.Statistika Untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta
Sugiyono.2006 .Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono.2009.Metode Penelitian Administrasi.Bandung : Alfabeta
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial suatu Pengantar. Yogyakarta:Andi Offset
West and Turner 2010 Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Humanika
Wiryanto, 2000.Teori Komunikasi Massa.Jakarta : PT Grasindo
Sumber Internet,Jurnal
E-Dakwah sebagai Alternatif Media Dakwah (Agus Muljanto}
http://www.Facebook.com (diakses pada 20/11/2014, 12:10)
https://meta.discourse.org/t/give-discourse-social-media-look/23711/40(diakses,
6/11/15, 6:24)
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/15/03/18/nlefb8 erick-yusuf-dakwah-di-medsos-sangat-efektif (diakses
pada 7/11/2015, 23:23)
Khoiri, Misbahul. Dakwah Melalui Jejaring Sosial Media facebook K.H Abdullah
Gymnasiar. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta:
diakses pada 29/10/2015, 08:27)
129
129
Kurniawan, Adit.2012.Hubungan Antara Terpaan Tayangan Jejak Petualang
dengan Sikap Mahasiswa terhadap Keindahan Alam Indonesia. Bandung:Ejurnal
Mahasiswa Universitas Padjadjaran vol 1. No 1. (2012)
Slamet. 2013. Dakwah Islam di Tengah Globalisasi Media dan Teknologi
Informasi.Universitas Islam Negeri syarif hidayatullah Jakarta: (diakses pada
26/11/2014, 11:44)
Yusuf ,Ustaz Erick .2014, Ustaz Erick Yusuf Tausiyah di Rumah Menteri.
Republikahttp://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/14/11/06/nem4vg-ustaz-erick-yusuf-tausiyah-di-rumah-menteri (diakses
pada 06/11/2014,17:23)
Syamsoedin, Wydia Khristianty Putriny,dkk.2015, Hubungan Durasi Penggunaan
Media Sosial Dengan Kejadian Insomnia Pada Remaja di SMA Negeri 9 Manado,
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/6691/6211 , Manado:
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015 Universitas Sam
Ratulangi Manado
130
130
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN TERPAAN DAKWAH ISLAM DI FACEBOOK DENGAN
PERUBAHAN PERILAKU PENGURUS KAMMI KOMISARIAT IAIN
SAMARINDA
Petunjuk Pengisian
□ Berilah Tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat
anda.
□ Seluruh pertanyaan pada kuisioner ini harus dijawab
□ Jawablah pertanyaan dengan hati nurani dan sesuai pilihan yang anda rasakan
karena ini berkaitan dengan penelitian.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nomor Responden :..............................(diisi oleh peneliti)
2. Nama :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. No. telp :
Dakwah Islam yang dimaksud oleh peneliti adalah dakwah Islam yang berupa
tausiah yang disampaikan oleh ustadz ataupun ustadzah melalui media sosial facebook ,
dan dapat dicontohkan misalnya, Ustadz Furqon Kholid, Ustadz Felix Siauw, Ustadz
Yusuf Mansyur, Ustadz Al-habsyi, Ustadz Arifin Ilham dan masih banyak lagi Ustadz
yang menggunakan facebook sebagai media dakwahnya..
Variabel X Terpaan
Frekuensi
131
131
1. Saya pernah membaca dakwah Islam di Facebook
a. Pernah
b. Netral
c. Tidak Pernah
2. Saya sering membaca dakwah Islam di Facebook
a. Sering
b. Netral
c. Tidak sering
3. Saya rutin membaca dakwah Islam di Facebook
a. Rutin
b. Netral
c. Tidak rutin
4. Saya jarang membaca dakwah Islam di Facebook
a. Tidak jarang
b. Netral
c. Jarang
Durasi
5. Saya membaca dakwah Islam di Facebook hingga ≥ 7 𝑗𝑎𝑚
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak setuju
6. Saya membaca dakwah Islam di Facebook menghabiskan waktu hingga 5-
6 jam
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak setuju
7. Saya membaca dakwah Islam di Facebook menghabiskan waktu hingga 3-
4 jam
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak setuju
132
132
8. Saya membaca dakwah Islam di Facebook menghabiskan waktu hingga 1-
2 jam
a. setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
9. Saya membaca dakwah Islam di Facebook menghabiskan waktu hingga
< 1 𝑗𝑎𝑚
a. setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
Atensi
10. Saat saya membaca dakwah Islam di Facebook, Saya tertarik untuk
membacanya karena isi dari apa yang disampaikan sangat baik dan masuk
akal
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
11. Karena saya “haus” akan dakwah maka saya membaca kontennya benar-
benar karena menurut saya isi dakwah Islam itu penting untuk dipahami
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
12. Saya sangat menunggu dakwah Islam yang ada di Facebook karena menurut saya
sangat menambah pengetahuan agama, apapun dakwah yang dibahas saya selalu
membaca dan tidak jarang saya menerapkannya dalam keseharian saya
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
13. Saat saya membaca dakwah Islam di Facebook saya cenderung kurang
memperhatikan sehingga perhatian terbagi dan butuh informasi baru yang
menarik demi menyita perhatian saya kembali.
a. Tidak Setuji
b. Netral
c. Setuju
133
133
14. Saat saya membaca dakwah Islam di Facebook saya akan mengabaikan
informasi yang lainnya, dan fokus pada dakwah Islam tersebut
a. Tidak Setuju
b. Netral
c. Setuju
15. Saat membaca dakwah Islam di Facebook saya mudah untuk beralih perhatian
kepada informasi yang lain
a. Tidak Setuju
b. Netral
c. Setuju
16. Saya mendalami setiap apa yang saya baca pada dakwah Islam di Facebook
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
17. Saya hanya mengambil informasi dakwah islam yang menurut saya penting
a. Tidak Setuju
b. Netral
c. Setuju
Variabel Y Perubahan Perilaku
Kepercayaan
18. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook bertambah Keyakinan saya
tentang Allah
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
19. Setelah saya membaca dakwah Islam di Facebook bertambah Keyakinan
saya tentang malaikat Allah beserta tugasnya yang terlibat dalam
kehidupan saya sehari-hari,(Rakib dan atid, mungkar dan nangkir
a. Setuju
134
134
b. Netral
c. Tidak Setuju
20. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook bertambahnya Keyakinan
saya tentang mulianya kitab-kitab Allah sehingga saya harus membacanya
dan menerapkannya dalam kehidupan saya
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
21. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook bertambahnya Keyakinan
saya tentang Nabi/Rasul serta tugas-tugasnya dalam kehidupan manusia
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
22. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook bertambanya.Keyakinan
saya tentang adanya qadha dan qadar Allah yang sudah ditentukan,
sehingga saya optimis dan bersemangat dalam menjalani hidup
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
23. Setelah saya membaca dakwah Islam di Facebook yang berkaitan tentang
kebaikan dan keburukan maka bertambah Keyakinan saya tentang adanya
imbalan syurga dan neraka kepada semua manusia
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
Sikap
24. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook membuat saya menjadi
tambah lebih bersemangat dalam Melaksanakan shalat wajib dan shalat
sunnah
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
135
135
25. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook membuat saya semakin rutin
Melaksanakan puasa wajib maupun sunnah
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
26. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook sering kali tergerak hati saya
untuk Menunaikan zakat, infak, dan shodaqoh
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
27. Setelah saya membaca dakwah Islam di Facebook tentang keutamaan
membaca Al-Quran dan manfaatnya maka saya semakin rutin Membaca
Al-Quran
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
28. Saat saya membaca dakwah Islam di Facebook tentang keajaiban dan
keutamaan doa dan dzikir untuk kehidupan sehari-hari sehingga saya
selalu Membaca doa dan dzikir
a. Sangat Setuju
b. Tidak Setuju
c. Netral
29. Saat membaca dakwah Islam tentang kemuliaan bulan ramadhan, maka
saya memutuskan untuk memperbanyak amalan pada bulan ramadhan
sehingga pada bulan ramadhan Melakukan I’tikaf
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
30. Setelah melihat konten atau gambar terkait keutamaan menunaikan haji
dan umrah maka saya semakin bersemangat untuk Melakasanakan haji dan
umrah
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
136
136
31. Setelah saya membaca salah satu konten dakwah Islam di Facebook
timbulah Perasaan dekat dengan Allah
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
32. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook adanya perasaan doa-doa
yang saya ucapkan terkabul seketika dan perassaan optimis oleh kabar
kebira seperti bisyarah dari Allah
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
33. Setelah saya membaca dakwah Islam tentang kemuliaan Allah di
Facebook timbulnya Perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
Nilai
34. Setelah membaca dakwah Islam mengenai tafsiran ayat suci Al-Quran
saya menjadi tentang isi dari Al-Quran
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
35. Setelah membaca salah satu konten dakwah Islam di Facebook tentang
ajaran Islam yang wajib diimani dan dilaksanakan, saya menjadi rutin
melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
36. Setelah saya membaca dakwah Islam di Facebook mengenai hukum-
hukum Islam, sehingga saya menjadi tau apa saja hukum Islam yang
berlaku dan wajib dilaksanakan
137
137
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
37. Setelah saya membaca salah satu konten dakwah Islam mengenai sejarah
syiar Islam, sehingga sayan sekarang paham dan mengetahui tentang
sejarah Islam
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
38. Saat saya membaca dakwah Islam di Facebook, tergerak hati saya untuk
mengikuti majelis keagamaan agar bertambahnya segala-sesuatu saya
tentang agama
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
39. Setelah saya membaca salah satu gambar, Ilustrasi, dan kisah, dalam dakwah
Islam di Facebook maka tersentu hati saya untuk suka menolong orang lain baik
itu yang kesusahan atau membutuhkan pertolongan
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
40. Setelah saya membaca salah satu gambar,ilustrasi dan kisah dalam dakwah
Islam di Facebook maka sekarang saya menjadi suka berkerja sama, karen
kerja sama itu baik
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
41. Setelah melihat dan membaca dakwah Islam tentang orang yang
membutuhkan pertolongan tapi tidak terlalu berpengaruh untuk
menyumbangkan sebagian harta saya karena mengingat saya jauh dari
tempat yang bersangkutan sehingga hanya mengirimkan doa dan merasa
iba.
138
138
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
42. Setelah membaca tentang motivasi dan kisah dalam dakwah Islam di
Facebook maka tidak terlalu berpengaruh untuk merasakan apa yang orang
lain rasakan, karena sama sekali tidak ada hubungan kekerabatan dengan
orang yang diceritakan dalam kisah tersebut. Berperilaku adil
a. Tidak Setuju
b. Netral
c. Setuju
43. Setelah membaca salah satu konten dakwah Islam yang berkaita tentang
larangan untuk berbohong dan menguraikan hukuman atau adzab bagi
orang yang berbohong maka saya tidak ingin berbohong
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
44. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook mengenai keutamaan
memaafkan dan berusaha menerima kesalahan orang lain dengan bijak,
jadi saya suka memaafkan dan melupkan kesalahn orang lain
khususnyakepada saya
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
45. Setelah saya membaca konten Islami tentang salah satu kerusakan yang
terjadi di bumi karena ulah manusia, maka tergerak hati saya untuk
menjaga lingkungan agar tetap baik dan menyenangkan
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
46. Saat saya membaca dakwah Islam tentang keutamaan orang yang menjaga
amanahnya, seperti menyampaikan apa yang sudah di berikan dengan
sebaik-baiknya, intinya menjaga amanah
a. Setuju
139
139
b. Netral
c. Tidak Setuju
47. Saat membaca tentang larangan berjudi, menipu dan korupsi, sepertinya
tidak berpengaruh ke diri saya karena saya memang tidak pernah
melakukan ke tiga hal tersebut.
a. Tidak Setuju
b. Netral
c. Setuju
48. Setiap membaca dakwah Islam di Facebook, saat menemukan tentang
norma yang harus dijalankan dalam berperilaku menurut syariat Islam,
maka saya mulai sedikit-sedikit untuk menerapkannya
a. Sangat Setuju
b. Netral
c. Tidak Setuju
142
142
Tabel. 1
Uji Korelasi Product Moment
Correlations
Terpaan
Dakwah Perubahan Perilaku
Terpaan
Dakwah
Pearson
Correlation
1 .516**
Sig. (2-tailed) .002
N 34 34
Perubaha
n Perilaku
Pearson
Correlation
.516** 1
Sig. (2-tailed) .002
N 34 34
**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Output SPSS 17.0
Uji t
Tabel.2
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .516a .266 .244 8.122
b. Predictors: (Constant), terpaan dakwah Islam
Sumber : Hasil Output SPSS 17.0
Tabel. 3
Hasil dari T hitung
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 40.914 11.154 3.668 .001
143
143
Terpaan
dakwah Islam
1.072 .314 .516 3.409 .002
b. Dependent Variable: perubahan_perilaku
Sumber : Hasil Output SPSS 17.0
Tabel. 4
Perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Frekuensi) ↔
Indikator Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)
Frekuensi Kepercayaan sikap nilai
Frekuensi Pearson Correlation 1 .345* .438
** .376
*
Sig. (2-tailed) .046 .010 .028
N 34 34 34 34
Kepercayaan Pearson Correlation .345* 1 .634
** .675
**
Sig. (2-tailed) .046 .000 .000
N 34 34 34 34
sikap Pearson Correlation .438** .634
** 1 .730
**
Sig. (2-tailed) .010 .000 .000
N 34 34 34 34
nilai Pearson Correlation .376* .675
** .730
** 1
Sig. (2-tailed) .028 .000 .000
N 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
144
144
Tabel 5
Perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Durasi) ↔ Indikator Perubahan
Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)
Durasi Kepercayaan Sikap Nilai
Durasi Pearson Correlation 1 .224 .483** .425
*
Sig. (2-tailed) .203 .004 .012
N 34 34 34 34
Kepercayaan Pearson Correlation .224 1 .634** .675
**
Sig. (2-tailed) .203 .000 .000
N 34 34 34 34
sikap Pearson Correlation .483** .634
** 1 .730
**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000
N 34 34 34 34
nilai Pearson Correlation .425* .675
** .730
** 1
Sig. (2-tailed) .012 .000 .000
N 34 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tabel 6
Perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Frekuensi) ↔ Indikator Perubahan
Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)
atensi Kepercayaan sikap nilai
atensi Pearson Correlation 1 .402* .299 .134
Sig. (2-tailed) .019 .086 .451
N 34 34 34 34
Kepercayaan Pearson Correlation .402* 1 .634** .675**
145
145
Sig. (2-tailed) .019 .000 .000
N 34 34 34 34
sikap Pearson Correlation .299 .634** 1 .730**
Sig. (2-tailed) .086 .000 .000
N 34 34 34 34
nilai Pearson Correlation .134 .675** .730** 1
Sig. (2-tailed) .451 .000 .000
N 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).