hukum dan kebudayaan · 2017. 6. 4. · pertemuan xi : perkuliahan 4 ( budaya hukum sebagai unsur...

58
BUKU AJAR HUKUM DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA JULI DESEMBER 2015

Upload: others

Post on 31-Jul-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

BUKU AJAR

HUKUM DAN KEBUDAYAAN

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

JULI – DESEMBER 2015

Page 2: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

BUKU AJAR

HUKUM DAN KEBUDAYAAN

Planning Group

Prof. Dr. I Wayan P. Windia, S.H., M.Si

Dr. Ni Nyoman Sukerti, S.H., M.H

A.A. Gede Oka Parwatha, S.H., M.Si

I Nyoman Wita, S.H., M.H

I Gst Ngr Dharma Laksana, S.H., M.Kn

I Gst Agung Mas Rwa Jayantiari, S.H., M.Kn

A.A. Istri Ari Atu Dewi, S.H., M.H

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 3: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

i

KATA PENGANTAR

Atas asung kerta nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas berkenanNya Buku ajar Hukum dan Kebudayaan dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. Buku ajar ini merupakan hasil Revisi serta

penggabungan block book dan buku ajar, serta pedoman pelaksanaan proses

pembelajaran, baik untuk mahasiswa maupun bagi dosen dan tutor, sehingga

pelaksanaan perkuliahan berjalan sesuai dengan yang diharapkan

Materi buku ajar Hukum dan Kebudayaan ini meliputi : identitas mata

kuliah, tim pengajar, deskripsi mata kuliah, organisasi materi, metode dan strategi

pembelajaran, tugas-tugas, penilaian, dan bahan bacaan. Buku ajar ini dilengkapi

dengan kontrak perkuliahan dan satuan acara perkulianan yang ditempatkan pada

lampiran.

Kami, tim pengampu mata kuliah Hukum dan Kebudayaan, menyadari

bahwa buku ajar ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Namun demikian,

kami yakin sekecil apapun usaha yang telah dilakukan, akan mempunyai manfaat

terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dan mencapai hasil sesuai dengan

kompetensi yang direncanakan.

Denpasar, 29 Desember 2015

Penyusun.

Page 4: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

ii

D A F T A R I S I

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

I . Identitas Mata Kuliah ........................................................................ 1

II . Deskripsi Mata Kuliah ....................................................................... 1

III . Tujuan Mata Kuliah ........................................................................... 2

IV . Organisasi Materi Perkuliahan ......................................................... 2

V . Metode dan Strategi Proses Pembelajaran ...................................... 3

VI . Persiapan Proses Perkuliahan ........................................................... 4

VII . Ujian dan Penilaian ............................................................................ 4

VIII. Bahan Bacaan ..................................................................................... 4

IX . Jadwal Perkuliahan ............................................................................ 6

Pertemuan I : Perkuliahan 1 ( Manusia dan Masyarakat ) ....................... 8

Pertemuan II : Tutorial 1 (Konsep Manusia, Konsep Masyarakat ) .......... 12

Pertemuan III : Tutorial 2 (Persaingan, Pertikaian, Konflik, Akomodasi) . 13

Pertemuan IV : Perkuliahan 2 ( Masyarakat dan Hukum ) ........................ 15

Pertemuan V : Tutorial 3 (Nilai Universal, Norma Sosial) ........................ 25

Pertemuan VI : Tutorial 4 (Tujuan dari Hukum) .......................................... 25

Pertemuan VII : UJIAN TENGAH SEMESTER (Terstruktur)

Pertemuan VIII : Perkuliahan 3 ( Kebudayaan dan Manusia ) ..................... 28

Pertemuan IX : Tutorial 5 (Wujud Kebudayaan, Unsur-Unsur Kebudayaan,

Sistem Nilai Budaya) ........................................................ 41

Pertemuan X : Tutorial 6 ( Kebudayaan Nasional dan Peradaban) .......... 41

Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam

Sistem Kebudayaan ) ......................................................... 43

Pertemuan XII : Tutorial 7 (Pengertian Budaya Hukum, Type Budaya

Hukum ............................................................................... 54

Pertemuan XIII : Tutorial 8 (Kesadaran Hukum Sebagai Bagian Dari

Budaya Hukum ................................................................... 54

Pertemuan XVI : UJIAN AKHIR SEMESTER ( Terstruktur )

Page 5: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

1

I. IDENTITAS MATA KULIAH

Nama Mata Kuliah : Hukum dan Kebudayaan.

Kode Mata Kuliah : BII 1204

SKS : 2 SKS

Semester : I ( Satu )

Status Mata Kuliah : Wajib Institusional (Universitas/Fakultas)

Tim Pengajar : 1. Prof. Dr. I Wayan P. Windia, S.H., M.Si

2. Dr. Ni Nyoman Sukerti, S.H., M.H

3. A.A. Gede Oka Parwatha, S.H., M.Si

4. I Nyoman Wita, S.H., M.H

5. I Gst Ngr Dharma Laksana, S.H.,M.Kn

6. I Gst Agung Mas Rwa Jayantiari, S.H., M.Kn

7. A.A. Istri Ari Atu Dewi, S.H., M.H

II. DESKRIPSI MATA KULIAH

Mata kuliah Hukum dan Kebudayaan mengkaji aspek teoritis dan aspek

praktis Hukum dan Kebudayaan. Aspek teoritis meliputi beberapa pokok bahasan

seperti: manusia dan masyarakat, masyarakat dan hukum serta manusia dan

kebudayaan.

Aspek praktis meliputi hubungan hukum dan kebudayaan dan analisis

aturan perundang-undang jaman dulu (atita), kini (wartamana) dan akan datang

(nagata), dari perspektif nilai budaya lokal dan nasional. Selain itu, analisis atas

nilai budaya lokal akan dilakukan dari perspektif HAM, pluralisme hukum dan

nilai universal. Hal ini dilakukan mengingat masyarakat Indonesia yang terdiri

dari berbagai etnis dengan kebudayaannya masing-masing, tidak hidup sendiri

melainkan hidup ditengah-tengah ”kampung dunia” atau komunitas global.

Untuk menambah pemahaman tentang materi yang disajikan, kepada

mahasiswa juga diwajibkan membuat tugas menganalisis aturan perundang-

undangan yang kurang memberi ruang pada pluralisme hukum.

Page 6: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

2

III. TUJUAN MATA KULIAH

Setelah menyelesaikan mata kuliah Hukum dan Kebudayaan, mahasiswa

diharapkan dapat memahami hakikat hukum dan hakikat kebudayaan serta makna

hubungan hukum dan kebudayaan, peranan kebudayaan terhadap hukum, dan

memahami eratnya hubungan hukum dan kebudayaan.

IV. ORGANISASI MATERI PERKULIAHAN

1. Manusia dan Masyarakat

a. Manusia dan orang.

b. Hidup bermasyarakat.

(Pesaingan, Pertikaian, Konflik,Akomodasi).

2. Masyarakat dan Hukum

a. Pengertian hukum.

b. Fungsi hukum.

c. Sanksi hukum.

3. Kebudayaan dan Manusia

a. Pengertian kebudayaan, wujud kebudayaan dan unsur-unsur

kebudayaan, sistem nilai budaya

b. Kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional (Indonesia).

c. Local genius dan peradaban.

4. Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam Sistem Hukum

a. Pengertian Budaya Hukum

b. Type Budaya Hukum

c. Kesadaran Hukum Srbagai Bagian dari Budaya Hukum

V. METODE DAN STRATEGI PROSES PEMBELAJARAN

Metode Perkuliahan. Perkuliah dilaksanakan dengan metode Problem

Based Learning (PBL), yang berarti bahwa pusat pembelajaran ada pada

Page 7: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

3

mahasiswa. Metode yang diterapkan adalah “belajar” (learning) dan bukan

“mengajar” (teaching).

Strategi Pembelajaran. Kombinasi perkuliahan 50% (6 kali pertemuan

perkuliahan) dan tutorial 50% (6 kali pertemuan tutorial). Satu pertemuan untuk

Tes Tengah Semester, dan satu kali pertemuan untuk Tes Akhir Semester (TAS).

Pelaksanaan Perkuliahan dan Tutorial. Perkuliahan Hukum Hukum dan

Kebudayaan dilaksanakan sebanyak 12 kali tatap muka, dengan rincian sebagai

berikut. Perkuliahan berlangsung selama 6 kali yaitu pertemuan ke 1,3,5,7,9, dan

ke 11. Tutorial 6 kali pertemuan yaitu: pertemuan ke 2, 4,6,8, 10 dan ke 12.

Strategi Perkuliahan. Perkuliahan berkaitan dengan pokok bahasan akan

dipaparkan dengan alat bantu media berupa papan tulis, power point slide, serta

penyiapan bahan bacaan tertentu yang dapat diakses oleh mahasiswa. Sebelum

mengikuti perkuliahan mahasiswa sudah mempersiapkan diri (self study) mencari

bahan materi, membaca dan memahami pokok bahasan yang akan dikuliahkan

sesuai dengan arahan (guidance) dalam Block Book. Tekhnik perkuliahan:

pemaparan materi, tanya jawab dan diskusi (proses pembelajaran dua arah).

Strategi Tutorial. Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas: (discuccion

task, study task dan problem task) sebagai bagian dari self study, kemudian

berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial di

kelas, mahasiswa diwajibkan:

o Menyetor karya tulis sesuai dengan topik tutorial 4, 6 dan 8. Memilih

salah satu topik tersebut dan disetor paling lambat pada tutorial ke 6.

o Mempresentasikan tugas tutorial dalam bentuk power point untuk

tugas tutorial 4 dan 6. Presentasi dilakukan saat tutorial 4 dan 6.

Page 8: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

4

VI. PERSIAPAN PROSES PERKULIAHAN

Sebelum perkuliahan dimulai mahasiswa diwajibkan memiliki Block Book

mata kuliah Hukum dan Kebudayaan, dan sudah mempersiapkan materi, sehingga

perkuliahan dan tutorial dapat terlaksana dengan lancar dan mahasiswa memiliki

persepsi dasar yang mendekati persamaan tentang satu pokok bahasan.

VII. UJIAN DAN PENILAIAN

Ujian. Ujian dilaksanakan dua kali dalam bentuk tertulis yaitu Ujian

Tengah Smester (UTS) dan Ujian Akhir Smester (UAS).

Penilaian. Penilaian akhir dari proses pembelajaran ini berdasarkan rumus

nilai akhir sesuai buku pedoman yaitu:

(UTS + TT ) + 2 (UAS)

2

NA =

3

Sistem penilaian mempergunakan skala 5 (0-4) dengan rincian dan

kesetaraan sebagai berikut :

Skala Nilai Penguasaan

Kompetisi

Keterangan dengan skala nilai

Huruf Angka 0-10 0-100

A

B

C

D

E

4

3

2

1

0

Sangat baik

Baik

Cukup

Sangat kurang

Gagal

8,0-10,0

7,0-7,9

5,5-6,4

5,0-5,4

0,0-4,9

80-100

70-79

55-64

50-54

0-49

VIII. BAHAN BACAAN

1. Achmad Ali, 2002. Menguak Tabir Hukum. Gunung Agung, Jakarta.

2. Alisyahbana, S. Takdir, 1977. Perkembangan Sejarah Kebudayaan

Indonesia. Dilihat dari Jurusan Nilai-nilai. Jakarta, Idayu Press.

Page 9: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

5

3. Apeldoorn, L.J van, 1981. Pengantar Ilmu Hukum. Yakarta, Pradnya

Paramita.

4. Artadi, I Ketut, 2006. Hukum dalam Perspektif Kebudayaan. Denpasar,

Pustaka bali Post.

5. ____________, 2004. Nilai Makna dan Martabat Kebudayaan. Denpasar,

Sinay.

6. Ayatrohaedi, 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta,

Pustaka Jaya.

7. Abdulsyani, 1987. Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial. Fajar Agung

Jakarta.

8. _________, 2002. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta, Bumi

Aksara.

9. Alfian. 1984. “Persepsi Tentang Kebudayaan Nasional”, dalam Alfian

(Ed), Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan. Jakarta :

Gramedia

10. Kontjarningrat, 1984. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta,

Gramedia.

11. ____________, 1986. Pengantar Antropologi. Jakarta, Aksara Baru.

12. Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, 1982. Perihal Kaedah

Hukum. Bandung, Alumni.

13. Satjipto Raharjo, 1979. Hukum dan Perubahan Sosial. Suatu Tinjauan

Teoritis serta Pengalaman-Pengalaman di Indonesia. Alumni,

Bandung.

14. ____________, 1982. Ilmu Hukum. Bandung, Alumni.

15. Sudikan, Setyo Yuwana, 2001. Metode Penelitian Kebudayaan,

Surabaya, Citra Wacana.

16. Soerjono Soekanto, 1991. Kegunaan Sosiologi Hukum bagi Kalangan

Hukum. Citra Aditya Bakti, Bandung.

17. _______________, 2005. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Penegakan

Hukum. Jakarta, RajaGrafindo Persada.

Page 10: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

6

18. Lawrence. M. Friedman. 1989. The Legal Syetem : A Social Science

Preventive. New York : Russel

19. Ronny Hanitijo Soemitro, 1984. Masalah-Masalah Sosiologi Hukum.

Bandung : Sinar Baru

20. Soejono Soekanto dan Mustafa Abdullah. 1982. Sosiologi Hukum Dalam

Masyarakat. Jakarta : Rajawali

21. T.O. Ihromi. 1986. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Gramedia

22. Usman Pelly dan Asih Menanti, 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Proyek

Pembinaan Mutu Pendidikan Dikti, Dep. P & K, 1994.

23. Wiranata, I Gede A.B.2002. Antropologi Budaya. Bandung, Citra Aditya

Bakti.

XI JADWAL PERKULIAHAN

Jadwal perkuliahan secara rinci sebagai berikut:

NO PERTEMUAN TOPIK KEGIATAN

1 I Pendahuluan

Manusia dan Masyarakat

Persaingan, Pertikaian, Konflik,

Akomodasi

Perkuliahan 1

2 II Konsep Manusia, Konsep Masyarakat Tutorial 1

3 III Persaingan, Pertikaian, Konflik,

Akomodasi

Tutorial 2

4 IV Pengertian Nilai dan Norma atau

Kaedah, PengertianHukum, Fungsi

Hukum, Sanksi Hukum

Perkuliahan 2

5 V Nilai Universal, Norma Sosial Tutorial 3

6 VI Tujuan dari Hukum Tutorial 4

7 VII UJIAN TENGAH SEMESTER Terstruktur

8 VIII Kebudayaan dan Manusia, Konsep Perkuliahan 3

Page 11: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

7

Kebudayaan, Local Genius dan

Peradaban

9 IX Wujud Kebudayaan, Unsur-Unsur

Kebudayaan, Sistem Nilai Budaya,

Tutorial 5

10 X Kebudayaan Nasional dan Peradaban Tutorial 6

11 XI Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam

Sistem Hukum, Pengertian Budaya

Hukum, Type Budaya Hukum, , Syarat-

Syarat Efektifitas Hukum

Perkuliahan 4

12 XII Pengertian Budaya Hukum, Type

Budaya Hukum

Tutorial 7

13 XIII Kesadaran Hukum Sebagai Bagian Dari

Budaya Hukum

Tutorial 8

14 XIV UAS Terstruktur

Page 12: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

8

Pertemuan I : Perkuliahan. 1

Manusia dan Masyarakat

A. Manusia dan orang.

B. Hidup bermasyarakat.

(Pesaingan, Pertikaian, Konflik dan Akomodasi).

A. Manusia

Manusia menunjuk kepada pengertian biologis. Dari sudut biologis,

manusia satu dengan yang lainnya, tidak berbeda. Manusia laki,

perempuan, dewasa, anak-anak, sama saja.

Orang menunjuk kepada pengertian yuridis atau hukum. Dari sudut

hukum, manusia tidak sama.

Dalam kepustakaan Sosiologi, manusia itu disebut ”individu”. Berasal dari

bahasa Latin individum yang artinya: satuan kecil yang tidak dapat dibagi

lagi. Individu menurut konsep Sosiologi berarti manusia yang hidup

berdiri sendiri, tidak mempunyai kawan (Abdulsyani, 2002: 25).

Manusia memiliki beberapa kebutuhan. Maslow (1984) mengemukakan

ada 5 kebutuhan dasar individu manusia, yaitu: (1) Kebutuhan psikologis

(faal); (2) Kebutuhan keselamatan; (3) Kebutuhan akan rasa memiliki dan

rasa cinta; (4) Ketubuhan akan harga diri; (5) Kebutuhan akan perwujudan

diri. Disamping 5 kebutuhan itu, ada dua kebutuhan lagi yaitu kebutuhan

untuk mengetahui dan memahami serta kebutuhan estetis (seni).

Malinowski mengemukakan ada beberapa kebutuhan dasar manusia,

seperti: makanan, reproduksi (seks), kenyamanan tubuh, keamanan,

kebutuhan gerak dan kebutuhan untuk tumbuh. Dalam memenuhi

kebutuhan tersebut, manusia menyesuaikan diri dengan keadaan

lingkungan setempat, sehingga manifestasinya berbeda-beda. Jika

Page 13: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

9

kebutuhan tersebut secara minimal tidak terpenuhi, akan terjadi

penyimpangan, baik dalam tingkah laku tertutup maupun dalam tingkah

laku terbuka. Kebutuhan itu menimbulkan dorongan (drive) untuk

memenuhi dalam bentuk usaha atau aktivitas. Ada tiga dorongan dasar

(basic drive) manusia, yaitu: basic drive untuk, mempertahankan diri,

basic drive untuk melanjutkan keturunan dan basic drive untuk

menyatakan diri.

Manusia atau individu menunjuk pengertian biologis, sedangkan orang

menunjuk pengertian yuridis. Dari sudut biologis manusia itu sama tetapi

dari sudut yuridis, manusia tidak sama. Seorang manusia laki-laki

kedudukan hukumnya berbeda dengan seorang manusia perempuan.

Seorang manusia dewasa kedudukan hukumnya berbeda dengan manusia

anak-anak. Contoh: Orang dewasa dapat melakukan perbuatan hukum,

sedangkan orang yang belum dewasa (anak-anak) tidak dapat melakukan

perbuatan hukum.

Perbuatan hukum artinya perbuatan tertentu yang sesuai dengan aturan

hukum, seperti: perkawinan, jual-beli, sewa-menyewa, dll. Perbuatan

tertentu yang tidak sesuai dengan hukum atau dilarang oleh hukum,

disebut perbuatan melawan hukum, seperti: pemerkosaan, pembunuhan,

penipuan, dll.

B. Masyarakat

Manusia adalah mahluk sosial. Aristoteles menyebutnya sebagai zoon

politicon atau mahluk bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat, tak

selamanya berjalan mulus. Kadang-kadang ada pesaingan, pertikaian,

konflik, dan akomodasi (penerimaan kembali). Itu sebabnya diperlukan

adanya aturan hukum.

Page 14: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

10

Pertanyaannya, apa yang disebut masyarakat dan kenapa manusia hidup

bermasyarakat? Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut society yang

berasal dari kata Latin socius, yang berarti “kawan”. Istilah masyarakat

sendiri berasal dari akar kata Arab, syaraka yang berarti “ikut serta”,

“berpartisipasi”.

Beberapa difinisi masyarakat:

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

istilah ilmiah saling “berinteraksi” (Koentjaraningrat, 1986: 144).

Mac Iver: Masyarakat adalah suatu sistem kebiasaan dan tatacara, dari

wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan,

dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan manusia. Keseluruhan yang

selalu berubah ini, kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan

jalinan hubungan sosial. Masyarakat selalu berubah.

Koentjaraningrat (1986) mengemukakan bahwa dalam hal menganalisa

proses interaksi antara individu dalam masyarakat harus membedakan dua

hal yaitu: (1) kontak dan (2) komunikasi. Kontak dapat dilakukan secara

langsung dan tidak langsung (SMS, telpon, TV, koran, buku, dll). Dalam

hal kontak, belum tentu ada komunikasi. Komunikasi timbul setelah

kontak terjadi. Dalam proses itu Pihak I mengatakan sesuatu dengan

bahasa atau melakukan sesuatu yang berupa tindakan (gerak, ekspresi

mukda, ucapan, dll), dan dapat dimengerti serta dapat ditangkap oleh

Pihak II. Manusia dapat melakukan kontak dan komunikasi dengan sesama

manusia. Manusia tidak dapat melakukan kontak dengan anjing, karena

anjing tidak mengerti bahasa, tidak dapat membaca, tetapi dapat

berkumonikasi dengan anjing, dengan menggunakan isyarat. Prinsip

komunikasi adalah ”kesamaan pengertian”.

Page 15: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

11

Ralph Linton: Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang tlah lama

hidup dan bekerja sama sehingga mereka itu mengorgasisasikan dirinya

dan berfikir tentang dirinya sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-

batas tertentu.

Selo Soemardjan: Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama

yang menghasilkan kebudayaan.

Berdasarkan difinisi tersebut, Soerjono Soekanto (1982), memerinci

unsur-unsur masyarkat adalah sbb:

- Manusia hidup bersama.

- Bercampur untuk waktu yang cukup lama.

- Sadar mereka merupakan satu kesatuan.

- Mereka merupakan sitem hidup bersama, shg menimbulkan

kebudayaan.

Menurut Bouman, P.J (1976), ada beberapa unsur biologis menyebabkan

manusia hidup bersama.

- Dorongan untuk makan.

- Dorongan untuk mempertahankan diri.

- Dorongan untuk memiliki keturunan.

Dalam hidup bersama atau bermasyarakat, manusia melakukan interakasi

satu dengan yang lainnya. Dalam berinteraksi, dapat terjadi beberapa

kemungkinan.

o Kerja sama (cooperative): masing-masing memiliki kepentingan

sama dan harus dicapai secara bersama.

o Persaingan (compotation): masing-masing memiliki kepentingan

sama dan harus dicapai atau dimenangkan oleh salah satu pihak,

seperti dalam olahraga.

Page 16: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

12

o Pertikaian (conflict): persaingan yang mengarah pada kekerasan

dan pihak satu berusaha meniadakan pihak yang lainnya.

o Akomodasi (accommodation): proses penyesuaian setelah melewati

persaingan atau pertikaian.

Bahan Bacaan

1. Abdulsyani, 1987. Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial. Fajar Agung

Jakarta.

2. Kontjarningrat, 1986. Pengantar Antropologi. Jakarta, Aksara Baru.

3. Soerjono Soekanto, 1991. Kegunaan Sosiologi Hukum bagi Kalangan

Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung.

4. Wila Huky, 1982. Pengantar Sosiologi. Usaha Nasional, Surabaya.

5. Wiranata, I Gede A.B, 2002. Antroologi Budaya. Bandung, Citra Aditya

Bakti.

Pertemuan II : Tutorial 1

Manusia dan Masyarakat

1. Study Task

Diskusikan pertanyaan dibawah ini :

1. Jelaskan pada saat kapan sekumpulan manusia dapat dikatakan sebagai

masyarakat!

2. Jelaskan mengapa manusia hidup bermasyarakat!

3. Jelaskan pada saat kapan seseorang dikatakan manusia dan pada saat

kapan dikatakan masyarakat!

4. Jelaskan apakah kerumunan manusia yang menunggu kendaraan/halte

untuk berangkat ke suatu tempat tujuan dapat dikatakan sebagai

masyarakat!

5. Ada orang tua, pasangan suami istri, remaja, anak-anak dan bayi yang

masih dalam kandungan. Pada dasarnya semua mereka adalah manusia,

Page 17: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

13

tetapi dalam hal-hal tertentu tidak semua mereka dapat disebut orang.

Jelaskan kapan dan dalam keadaan bagaimana mereka dapat disebut orang.

Pertemuan III : Tutorial 2

Persaingan, Pertikaian, Konflik, Akomodasi

1. Discussion Task - Study Task

Ada pertandingan sepak sepak bola perebutan piala di sebuah lapangan

sepak bola di ibu kota negara. Penonton penuh sesak, ada orang berjualan sendiri

maupun bersama temannya, kesebelasan dan permainan sepak bola yang penuh

semangat, karena masing-masing ingin menciptakan gol kemenangan. Perhatikan

mereka itu dengan seksama, kemudian jelaskan bahwa di tempat itu ada individu,

kelompok, masyarakat, kerjasama, persaingan, pertentangan dan konflik.

2. Discussion Task - Study Task

Sengketa berawal dari tukar menukar/tukar guling tanah milik salah satu

warga Desa Pakraman Bebetin yang bernama Pan Negara dengan tanah milik

Desa Pakraman Bebetin. Pada tahun 2010 kejadiannya hampir bersamaan dengan

sengketa tanah yang terjadi di Desa Pakraman Lemukih, pihak/si pemilik tanah

mengingkari kesepakatan tukar menukar/tukar guling tanah yang telah

ditandatangani 32 tahun silam, mungkin karena nilai ekonomis tanah milik (Pan

Negara) lebih tinggi dibandingkan dengan tanah milik Desa Pakraman Bebetin.

Tanah yang mulanya akan ditukar tersebut diambil alih kembali oleh

pemiliknya, dipagar dan ditanami pisang dengan alasan dia berkeberatan

disebabkan tanah yang ditukarnya tersebut belum bersertifikat. Pada saat itu

masyarakat Desa Pakraman Bebetin menjadi marah karena di atas tanah tersebut

telah didirikan bangunan (balai banjar) dan selebihnya dipergunakan untuk sarana

olah raga, aparat desa pada saat itu dapat meredam kemarahan dari warga,

akhirnya kami (masyarakat Desa Pakraman Bebetin) mengadakan mediasi dengan

pemilik tanah, supaya tidak terjadi bentrokan antara pemilik tanah dengan

masyarakat Desa Pakraman Bebetin.

Page 18: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

14

Dengan diadakan mediasi kedua belah pihak, yang dihadiri oleh Kepala

Desa, Bedesa Adat, Muspika, Kapolsek, Danramil dan masyarakat Desa

Pakraman Bebetin, akhirnya terjadilah kesepakatan semula bahwa obyek yang

dijadikan tukar guling disepakati 1 (satu) banding 2 (dua). Pan Negara

mengeluarkan tanah 45 are dan Desa Pakraman Bebetin mengeluarkan tanah 90

are dengan catatan bahwa pemilik tanah (Pan Negara) bebas/berhak memilih

lokasi yang diinginkan. Dalam proses pensertifikatan pihak BPN meminta Surat

Pernyataan/Berita Acara tukar menukar/tukar guling yang disaksikan oleh Kepala

Desa, Bendesa Adat, Muspika, Kapolsek, Danramil, yang sampai saat penelitian

ini dilakukan proses terbitnya sertifikat masih dalam proses di BPN. Perhatikan

kasus diatas selanjutnya mengapa sampai terjadi konflik antara kedua belah pihak

dan jelaskan bagaimana proses akomodasi kedua belah pihak yang berkonflik!

Page 19: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

15

Pertemuan IV : Perkuliahan 2

Masyarakat dan Hukum

A. Pengertian nilai dan norma atau kaedah

B. Pengertian hukum.

C. Fungsi hukum.

D. Sanksi hukum.

A. Pengertian Nilai

Wila Huky (1982) dalam bukunya Pengantar Sosiologi, mengemukakan

bahwa “nilai” selalu berkaitan dengan “norma”. Walaupun demikian,

keduanya dapat dibedakan.

Nilai merupakan sikap dan perasaan perorangan dan masyarakat secara

keseluruhan, tentang baik buruk, benar salah serta suka dan tidak suka,

terhadap obyek materiil dan non materiil.

Nilai cendrung berkaitan satu dengan yang lainnya secara komunal untuk

membentuk pola-pola dan sistem nilai dalam masyarakat. Bila tidak

terdapat keharmonisan yang intregral diantara nilai-nilai dalam

masyarakat, akan terjadi problem sosial.

Norma merupakan aturan dengan sanksi, dimaksud untuk mendorong atau

menekan orang dan masyarakat untuk mencapai nilai-nilai sosial. Nilai

dan norma bergandengan dalam mendorong masyarakat untuk mencapai

keadaan yang dianggap lebih baik dalam masyarakat. Contoh nilai bagi

orang Bali-Hindu: Arah Utara, Timur, danau, laut, diyakini memiliki nilai

kesucian. Timur Laut, paling bernilai suci. Kepala lebih bernilai dari kaki.

Atas dasar bahwa arah Utara dan Timur dianggap lebih bernilai dari pada

Selatan dan Barat, kemudian Timur Laut, yang dianggap paling bernilai,

kemudian muncul norma atau kaedah yang menentukan: Tempat suci

Page 20: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

16

(pura) dibangun di Utara atau Timur. Kalau tidur kepala/bantal

ditempatkan di Timur.

Atas dasar bahwa kepala (atas) lebih bernilai dari kaki (bawah) bagi orang

Bali, kemudian muncul sikap: Orang Bali tidak mau lewat (masulub) di

tempat jemuran. Sebagian laki-laki Bali tidak rela mencuci “cd”

wanita/istrinya.

Tipe-Tipe Nilai

Nilai Utama atau nilai dominan: merupakan susunan inti sistem nilai yang

mengekspresikan pandangan umum suatu masyarakat terhadap alam,

agama, keluarga, dll. Contoh: Utara/Timur lebih bernilai dibandingkan

Selatan/Barat, dll.

Nilai Antara (Intermediate): Nilai ini ditarik dari nilai utama yang lebih

mudah dipahami dan dimgnerti. Contoh: Membangun tempat suci di

Utara/Timur, danau, laut, dll.

Nilai Khusus: sangat terbatas jumlahnya, untuk orang atau kelompok

tertentu. Contoh: kepala/bantal ada di Utara, dll. Ada orang atau keluarga

tertentu yang sangat fanatik tentang hal ini, tetapi ada juga yang tidak

begitu hirau, yang penting tempat tidurnya tidak kotor.

Fungsi Nilai

• Penentu terakhir bagi manusia dalam menentukan peranan sosialnya. Dalam

arti, menentukan cara berfikir dan bertindak yang baik dalam masyarakat

tertentu. Sebagai alat pengawas bagi tindakan manusia. Nilai dapat

menimbulkan rasa bersalah bagi pelanggarnya. Sebagai alat pemersatu atau

solidaritas di alangan masyarakatnya.

Page 21: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

17

Norma atau Kaidah

• Kata kaedah berasal dari bahasa Arab dan norma dari bahasa Latin, yang

berarti “Ukuran”. Dimaksudkan dengan kaedah atau norma adalah ketentuan

yang mengatur tingkah laku, sifat, tindak tanduk manusia dalam masyarakat

• Kaedah diperlukan untuk mengatur prilaku manusia. Salah satu unsur dari

prilaku itu adalah gerak sosial, yang pada hakekatnya merupakan sistem yang

mencakup hirarki pengaturan.

• Di dalam prilaku manusia (interraksi sosial terlihat prilaku beberapa

pihakyang kemudian mungkin pula terjadi proses saling mempengaruhi,

interaksi sosial antar pribadi-pribadi kadang-kadang disebut juga sebagai

hubungan interpersonal. Intinya adalah adanya hubungan antar manusia

yangn didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan

interpersonal, yakni kebutuhan untuk mengadakan hubungan dengan orang

lain yang apabila tidak dilaksanakan akan menghasilkan gangguan atau

keadaan yan tidak menyenangkan bagi pribadi yang bersangkutan. Walaupun

kebutuhan-kebutuhan interpersonal tersebut menghasilkan prilaku yang

beranekaragam tetapi pada dasarnya manusia mempunyai hasrat untuk hidup

teratur.

• Untuk tercapainya keteraturan tersebut, di dalam pergaulan hidup diperlukan

suatu pedoma atau patokan yang akan memberikan wwadah bagi aneka

pandangan mengenai keteraturan yang semula merupakan pandangan pribadi.

Pedoman atau patokan tersebut lasim disebut norma atau kaedah.norma atau

kaedah tersebut ada 4 macam, diantaranya norma agama, norma kesusialaan,

norma kesopanan, dan norma hukum,

• Norma hukum menetapkan pola hubungan-hubungan antar manusia da juga

merumuskan nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat kedalam pola-pola

Page 22: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

18

tertentu sehingga ada batasan-batasan yang jelas tentang pola-pola prilaku

yang bertentangan dengan nilai-nilai yang telah diterima oleh masyarakat

yang bersangkutan. Hubungan disini mengandung makna tentang kontak

secara timbal balik atau inter-stimulasi dan respon individu-individu dan

kelompok.

• Dalam interaksi sosial yang berlangsung demikian, selalu terjadi empat

kemungkinan yang merupakan bentuk interaksi sosial itu sendiri, yaitu

kerjasama, kompetisi, konflik, dan akomodasi.

• Kerjasama dalam hal ini hubungan individu dalam pergaulan terjalin

kerjasama yang baik, sehingga segala sesuatunya belangsung secara

harmonis, serasi dan tidak ada ketegangan-ketegangan berarti. Kompetisi atau

persaingan dimana unsur-unsur dalam pergaulan hidup, antara kekuatan yang

satu dengan kekuatan yang lain sudah mulai ada perasaan ingin unggul.

Apabila hal ini berlangsung secara sehat, tentu tidak akan terjadi ketegangan.

Konflik atau pertikaian dimana terjadi pertentangan antara kekuatan sosial

tertentu dengan yang lain, sampai menimbulkan ketegangan-ketegangan saial.

Akomodasi atau terjadinya penyelesaian kembali, sehingga keadaan tegang

akan menjadi reda karena ditangani oleh unsur-unsur pergaulan hidup,

sehinnga masyarakat mmenjadi tertib kembali.

Jenis Norma atau Kaedah

• Kaedah atau borma dapat digambarkan sebagai aturan tingkah laku: sesuatu

yang seharusnya atau tidak seharusnya dilakukan oleh manusia dalam

keadaan tertentu. Ada juga yang menyebut kaedah petunjuk hidup yang

mengikat. Kaedah berfungsi untuk mengatur berbagai kepentingan dalam

masyarakat. Gustav Radbruch (Ahmad Ali : 2002) membedakan kaedah

menjadi empat:

Page 23: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

19

1. Kaedah/norma agama

Sumbernya: ajaran agama, yang menentukan perbuatan baik dan buruk

berdasarkan ajaran agama. Sanksinya dari Tuhan. Kuat : kalau percaya,

lemah : kalau tidak percaya

2. Kaedah/norma etika/kesusialaan

Sumbernya: hati nurani, menentukan perbuatan baik buruk berdasarkan

hati nurani.kuat: kalau punya hati nurani, lemah: tidak punya hati nurani.

Sanksinya: sanksi moral

3. Kaedah/norma kesopanan

Sumbernya: lingkungan sosial, menentukan perbuatan benar dan salah

berdasarkan lingkungan sosial. Sanksinya : sanksi sosial. Kuat : kalau

punya rasa malu, lemah; kalau tidak punya rasa malu

4. Kaedah/norma hukum

Sumbernya pihak berwenang. Menentukan perbuatan benar dan salah

berdasarkan aturan hukum. Sanksinya : jelas dan tegas sesuai hukum.

Kuat : kalau penegak hukum bermoral ataun sesuai dengan budaya hukum

masyarakat, lemah : kalau sebaliknya.

B. Pengertian Hukum

• Membaca buku Ahmad Ali berjudul Menguak Tabir Hukum (2002), akan

diketahui ada banyak difinisi hukum. Beberapa diantaranya adalah:

• P. Bors

Hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan

manusia didalam masyarakat, yang pelaksanaannya dapat dipaksakan dan

bertujuan mendapatkan tata atau keadilan.

• Van Kan

Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk

melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat.

Page 24: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

20

• Karl von Savigny

Keseluruhan hukum sungguh-sugguh terbentuk melalui kebiasaan dan

perasaan kerakyatan, yaitu melalui pengoperasian kekuasaan secara diam-

diam.

• Emmnuel Kant

Hukum adalah keseluruhan kondisi-kondisi dimana terjadi kombinasi

antara keinginan-keinginan pribadi seseorang dengan keinginan-keinginan

pribadi orang lain sesuai dengan hukum tentang kemerdekaan.

• John Austin

Hukum adalah seperangkat perintah, baik langsung ataupun tidak

langsung, dari pihak yang berkuasa kepada warga masyarakatnya yang

merupakan masyaraka tpolitik yang independen, dimana otoritasnya

(pihak yang berkuasa) meruapakan otoritas tertinggi.

• Hans Kelsen

Hukum adalah suatu perintah memaksa terhadap tingkah laku manusia.

Hukum adalah kaedah primer yangmenetapkan sanksi-sanksi.

Berdasarkan beberapa difinisi di atas, dapat dikemukakan bahwa hukum

adalah Himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang, dengan tujuan

untuk mengatur tata kehidupan masyarakat yg mempunyai ciri memerintah dan

melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman

bagi yang mereka yang melanggarnya. Mac Iver (Ahmad Ali: 2002),

membedakan ada dua jenis hukum, yaitu: (1) Hukum di atas politik adalah

konstitusi negara (seperti UUD 1945), dan (2) hukum di bawah politik adalah

undang-undang, dan berbagai perangkat aturan hukum yang lainnya.

Page 25: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

21

C. Fungsi hukum

• Membatasi kepentingan dari setiap pendukung hukum (subyek

hukum),menjamin kepentingan dan hak-hak mereka masing-masing, dan

menciptakan pertalian-pertalian guna mempererat hubungan antar manusia

dan menentukan arah bagi adanya kerjasama.

Tujuan hukum

• Mencapai perdamaian, keadilan, kesejahtraan dan kebahagiaan bersama

dengan dilengkapi bentuk-bentuk sanksi yg bersifat tegas dan nyata.

D. Sanksi hukum

• Agar fungsi dan tujuan hukum tercapai, maka setiap aturan hukum disertai

dengan ancaman sanksi yang tegas. Sanksi dalam hal ini berarti, akibat

dalam bentuk penderitaan (nestapa) yang dijatuhkan oleh penegak hukum,

terhadap pelaku pelanggaran hukum.

• Mengutip pendapat L. Pospisil (1956) dalam disertasinya yang berjudul

The Kapauku Papuans and Their Law, Koentjaraningrat (1984)

mengemukakan bahwa hukum adalah suatu aktivitas di dalam rangka

suatu kebudayaan yang mempunyai fungsi pengawasan sosial. Untuk

membedakan suatu aktivitas itu dan aktivitas-aktivitas kebudayaan lain

yang mempunyai fungsi serupa dalam sesuatu masyarakat, seseorang

peneliti harus mencari akan adanya empat ciri dari hukum, atau

attributes of law.

• Attribute yang terutama disebut atributte of law authority. Atribut otoritas

menentukan bahwa aktivitas kebudayaan yang disebut hukum itu adalah

keputusan-keputusan melalui suatu mekanisme yang diberi kuasa dan

pengaruh dalam masyarakat. Keputusan-keputusan itu memberi

pemecahan terhadap ketegangan sosial yang disebabkan karena ada,

Page 26: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

22

misalnya: (i) serangan-serangan terhadap diri individu, (ii) serangan-

serangan terhadap hak orang, (iii) sedangan-serangan terhadap pihak yang

berkuasa, (iv) serangan-serangan terhadap keamanan umum.

• Attribute yang kedua disebut attribute of intention of universal

application. Atribut ini menentukan bahwa keputusan-keputusan dari

pihak yang berkuasa itu harus dimaksudkan sebagai keputusan-

keputusan yang mempunyai jangka waktu panjang dan yang harus

dianggap berlaku juga terhadap peristiwa-peristiwa yang serupa dalam

masa yang akan datang.

• Attribute yang ketiga disebut attribute of obligation. Atribut ini

menentukan bahwa keputusan-keputusan dari pemegang kuasa itu harus

mangandung perumusan dari kewajiban pihak ke satu terhadap pihak

kedua, tetapi juga hak dari pihak kedua yang harus dipenuhi oleh pihak

kesatu. Di dalam hal ini pihak kesatu dan pihak kedua harus terdiri dari

individu-individu yang hidup. Kalau keputusan tidak mengandung

perumusan dari kewajiban maupun dari hak tadi, maka keputusan tak

akan ada akibatnya, dan karena itu keputusan tidak akan merupakan

keputusan hukum. Kalau pihak kedua itu, misalnya nenek moyang yang

sudah meninggal, maka keputusan yang menentukan kewajiban pihak

kesatu terhadap pihak kedua itu bukan keputusan hukum, tetapi hanya

suatu keputusan yang merumuskan suatu kewajiban keagamaan.

• Attribute yang keempat disebut attribute of sanction, dan menentukan

bahwa keputusan-keputusan dari pihak berkuasan harus dikuatkan

dengan sanksi dalam arti seluas-luasnya. Sanksi itu bisa berupa sanksi

jasmaniah berupa hukuman tubuh dan depriviasi dari milik (yang

misalnya amat dipentingkan dalam sistem hukum bangsa-bangsa

Eropa), tetapi juga berupa sanksi rohani, seperti misalnya menimbulkan

rasa takut, rasa malu, rasa benci dan sebagainya. Dengan demikian

Page 27: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

23

jelaslah kalau hukum dan sanksi seperti satu paket. Hukum selalu disertai

sanksi yang dapat dikenakan kepada pihak yang mengingkari hukum yang

dimaksud.

• Para ahli ilmu sosial sanksi ini diberi arti yang lebih luas dari

penggunaannya dalam hukum. Radcliffe-Brown menguraikan sanksi

menjadi dua yaitu: sanksi negatif dan sanksi positif. Sanksi negatif

diberikan bagi orang yang berlaku tidak sesuai dengan aturan hukum.

Sanksi positif (pujian) bagi orang yang berlaku taat, tanpa merinci siapa

yang memberi pujian ataupun hukuman. (Ihromi, 1984). Jadi sanksi

adalah perangkat aturan-aturan yang mengatur bagaimana lembaga-

lembaga hukum mencapuri suatu masalah untuk dapat memelihara suatu

sistem sosial sehingga memungkinkan warga masyarakat hidup dalam

sistem itu secara tenang dan dalam cara-cara yang dapat diperhitungkan.

Mengacu pada pendapat Radcliffe-Brown, dapat dikemukakan bahwa

yang disebut sanksi negatif dari sudut hukum pidana, disebut “hukuman”

atau “pidana”.

• Dimaksudkan dengan hukuman (pidana) dalam pengertian Kitab Undang-

undang Hukum Pidana (KUHP) ialah : “Suatu perasaan tidak enak

(sengsara) yang dijatuhkan oleh hakin dengan ponis kepada orang yang

telah melanggar undang-undang hukum pidana”. Hukuman yang biasa

dijatuhkan oleh guru kepada murid atau hukuman disiplinair yang

diberikan oleh penjabat polisi kepada bawahannya, karena telah

melanggar peraturan tata-tertib kepolisian, tidak masuk dalam

pengertian ini.

Page 28: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

24

Bahan bacaan

1. Achmad Ali, 2002. Menguak Tabir Hukum. Gunung Agung, Jakarta.

2. Abdulsyani, 1987. Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial. Fajar Agung

Jakarta.

3. Apeldoorn, L.J van, 1981. Pengantar Ilmu Hukum. Yakarta, Pradnya

Paramita Hilman Hadikusumah, 1986. Antropologi Hukum Indonesia.

Bandung, Alumni.

4. Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto. 1983. Prihal Kaidah Hukum.

Bandung: Alumni.

5. Ihromi, T.O, 1986. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Gramedia

6. Kontjarningrat, 1984. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta,

Gramedia.

7. ____________, 1986. Pengantar Antropologi. Jakarta, Aksara Baru.

8. Satjipto Raharjo, 1979. Hukum dan Perubahan Sosial. Suatu Tinjauan

Teoritis serta Pengalaman-Pengalaman di Indonesia. Alumni, Bandung.

9. Soerjono Soekanto dan Soleman B. Taneko. 1983. Hukum Adat Indonesia.

Jakarta: Rajawali.

10. Usman Pelly dan Asih Menanti, 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Proyek

Pembinaan Mutu Pendidikan Dikti, Dep. P & K, 1994.

11. Wila Huky, 1982. Pengantar Sosiologi. Usaha Nasional, Surabaya.

Page 29: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

25

Pertemuan V : Tutorial 3

Nilai Universal, Norma Sosial

Study Task - Diskusikan pertanyaan dibawah ini :

1. Faktor apakah yang mempengaruhi munculnya nilai tertentu dalam suatu

masyarakat?

2. Adakah ”nilai universal” dalam kehidupan umat manusia?

3. Jelaskan perbedaan nilai dengan norma!

4. Faktor apa yang paling membedakan antara norma hukum dengan norma-

norma lainnya dalam kehidupan bermasyarakat

5. Bagaimana kemungkinannya apabila norma hukum kurang sejalan dengan

norma-norma lainnya?

Pertemuan VI : Tutorial 4

Tujuan dari Hukum

1. Discussion Task – Study Task

Dalam banyak hal, tatanan kehidupan masyarakat tradisional, masyarakat

hukum adat (desa pakraman di Bali), berbeda dengan tatanan kehidupan

masyarakat modern. Beberapa ciri masyarakat modern antara lain, lebih

menghargai keindividuan, lebih mengutamakan kepastian dengan cara berfikir

yang rasional. Sementara itu, yang terjadi dalam masyarakat tradisional adalah

situasi yang sebaliknya. Betapapun besar perbedaannya, pada dasarnya kedua

masyarakat tersebut ada persamaannya, terutama kalau dilihat dari sudut hukum.

Pertanyaan/diskusi

1. Jelaskan bahwa dalam masyarakat yang paling terkebelakang sekalipun,

sebenarnya kehidupan mereka juga diatur oleh hukum.

2. Bagaimana harus dijelaskan bahwa tujuan hukum masyarakat yang paling

terkebelakang sekalipun, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan

masyarakat modern.

Page 30: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

26

3. Bacalah dengan seksama Pasal 10 KUHP. Perhatikan situasi dan kondisi

kelompok masyarakat yang dikenal dengan sebutan ”Petisi 50” pada

zaman Orde Baru. Cari beberapa sumber bacaan tentang ”embargo

ekonomi” terhadap negara Libya dan Irak, pada tahun 1980-an. Baca juga

berita tentang penganaan sanksi adat ”kasepekang” oleh desa pakraman di

Bali, terhadap warganya yang dianggap telah melakukan pelanggaran adat.

Kemudian jelaskan hal itu dan kaitkan dengan Radcliffe-Brown tentang

sanksi.

2. Discussion Task – Study Task

Kemampuan kehidupan abad ke Sembilan belas yang penuh dengan

kemajuan di banyak bidang kehidupan bukan akhir dan puncak dari peradaban

umat manusia. Dan kodifikasi tidak juga merupakan puncak dan akhir dari

perkembangan hukum. Kepuasan dengan ilmu hukum yang ada telah mampu

menyusun bahan hukum kedalam kodifikasi dan penggunaan metoda yang

spesifik mulai mengalami goncangan memasuki abad kedua puluh.

Masyarakat yang berbudaya tidak hanya melihat hukum sebagai suatu

system perundang-undangan belaka atau lazim disebut dengan pemahaman

hukum secara normatif, karena sebetulnya kehidupan hukum itu lebih luas dan

tidak hanya sebatas perundang-undangan saja.

Untuk mengerti dan memahami hukum tidak cukup hanya dengan

membaca undang-undang saja, tetapi perlu ilmu lain sebagai pembantu agar

tujuan hukum, penegakan hukum dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan,

apakah tentang penerapannya di masyarakat ataukah dalam rangka menyelesaikan

sesuatu kasus yang menyangkut hukum sesuai dengan fungsi maupun tujuan

hukum itu sendiri.

Page 31: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

27

Diskusikan mengenai pengertian manusia, masyarakat, hukum dan

kebudayaan? Jelaskan mengapa untuk mengerti hukum dan masyarakat tidak

cukup hanya dengan membaca dan mengerti undang-undang saja?. Dan

bagaimanakah hubungan antara masyarakat dengan hukum serta dimana letak

hubungan antara hukum dengan kebudayaan?.

Page 32: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

28

Pertemuan VIII : Perkuliahan 3

Kebudayaan dan Manusia

A. Pengertian kebudayaan, wujud kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaan.

Sistem nilai budaya

B. Kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional (Indonesia).

C. Local genius dan peradaban.

• Dikalangan ahli, masih ada perdebatan istilah: ”kebudayaan” atau

”budaya”. Ada yang mengatakan budaya dan ada juga kebudayaan. Ada

yang mengatakan “budaya” itu kata sifat dan “kebudayaan” kata benda.

Dalam uraian selanjutnya, akan digunakan istilah “kebudayaan”.

• Kebudayaan:

Arti sempit = kesenian.

Arti luas = hal-hal yang mengakut akal dan budi serta keseluruhan aspek

kehidupan.

• Koentjaraningrat dalam bukunya Kebudayaan Mentalitas dan

Pembangunan menjelaskan bahwa kata “kebudayaan”, berasal dari kata

Sansekerta “buddhayah”, bentuk jamak dari “budi” atau akal. Maka dari

itu, kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal

atau budi.

A. Beberapa Difinisi Kebudayaan

• Ada banyak difinisi kebudayaan. A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn

mencatat, sampai tahun 1950, menemukan 179 buah difinisi kebudayaan.

Pemikirannya kemudian diterbitkan dalam buku berjudul: Culture,a

critical Review of Concepts and Difinitions (1952).

Page 33: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

29

• E.B.Taylor

Kebudayaan sebagai kompleks mencakup pengetahuan,kepercayaan, seni,

moral hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-

kebiasaan yg didapatkan manusia sebagai warga masyarakat.

• Herkovits dan Malinowski

Kebudayaan super organik, yg hidup turun temurun dan terus menerus

berkesinambungan walau anggota masyarakat silih berganti karena irama

kematian dan kelahiran.

R.Linton, 1947

Kebudayaan adalah konfigurasi tingka laku yang dipelajar dan hasil

tingkah laku, yang unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh

anggaota masyarakat tertentu.

• W.H. Kelly dan C. Kluckhon,

Kebudayaan adalah pola hidup yang tercipta dalam sejarah, yang eksplisit,

implisit, rasional, irrasional dan non rasional yang terdapat pada setiap

waktu sebagai pedoman yan gpotensial bagi tingkah laku manusia.

• Ariojono Sujono, .

Kebudayaan adalah keseuruhan hasil daya budi cipta, karya dan karsa

manusia yang dipergunakan untuk memahami lingkungan, serta

pengalamannya agar menjadi pedoman bagi tingkah lakunya, sesuai

dengan unsur-unsur universal di dalamnya.

Koentjaraningrat.

Kebudayaan itu adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia, yg harus

dibiasakan dengan belajar,beserta dari keseluruhan dari hasil budi dan

karyanya itu.

Page 34: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

30

• Ki Hadjar Dewantara

Kebudayaan adalah buah budi manusia (jiwa yang masak dan cerdas dan

mampu mencipta), atau hasil perjuangan hidup manusia yang kuat dan

abadi yakni alam dan zaman.dan bisa mengatasi pengaruh alam dan zaman

yang menyukarkan hidupnya lahir dan bathin dan memperbesar hasil

hidupnya.

Dari beberapa difinisi kebudayaan tsb di atas dapat diketahui beberapa

kesamaan, terkait dengan manusia dan kebudayaan: Bahwa kebudayaan hanya

dimiliki oleh masyarakat manusia. Kebudayaan yang dimiliki manusia diturunkan

melalui proses belajar dari tiap individu dalam kehidupan masyarakat.

Kebudayaan merupakan pernyataan perasaan dan pikiran manusia. Kebudayaan

meliputi seluruh eksistensi manusia, mencakup semua aspek kehidupan manusia

sebagai anggota masyarakat, sebagai hasil karya, rasa dan cipta manusia dalam

masyarakat yg bertujuan meningkatkan mutu hidup dan kehidupan manusia dlm

masyarakat.

Wujud dan Unsur Kebudayaan

a. Wujud Kebudayaan

Ditinjau dari dimensi wujud, Kuncaraningrat (1981: 5 & Alfian (Ed):100),

mengemukan tiga wujud kebudayaan:

1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks ide, gagasan, nilai, norma,

peraturan, dan sebagainya;

2. Wujud kebudayaan sebagai kompleks aktifitas kelakuan berpola dari

manusia dalam masyarakat;

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Ketiga wujud kebudayaan tersebut dalam kenyataan kehidupan sehari-hari

tidak dapat dipisahkan dan dapat saling mempengaruhi. Hal ini dapat kita

gunakan dua pendekatan:

Page 35: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

31

Pendekatan dengan model idealisme/ideasional/kognisi dan pendekatan

materialisme. Model ideasional/kognisi, mempunyai arti lapisan atas

(system budaya/ideology) mempengaruhi lapisan tengah dan lapisan

bawah. Sedangkan pendekatan dengan model materialisme budaya

mengandung arti bawa basis/lapisan bawah (benda budaya/artefak)

mempengaruhi bangunan basis atas (system budaya/ideology).

Walaupun ketiga wujud kebudayaan tersebut dalam kenyataan kehidupan

sehari-hari tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, tetapi untuk

kepentingan analisis, dipandang perlu diadakan pemisahan secara tajam.

b. Isi (unsur) Kebudayaan

Dalam menganalisa isi dari kebudayaan manusia pada umumnya ataupun

isi dari suatu kebudayaan tertentu, sebaiknya kita mempergunakan konsep

“unsur-unsur kebudayaan universal” (cultural universals), yaitu unsur-

unsur yang ada dalam semua kebudayaan di seluruh dunia, baik pada

masyrakat yang kecil, bersahaja, dan terisolasi, maupun yang besar dan

kompleks.

Konsep unsur kebudayaan universal mula-mula dikemukakan oleh ahli

antropologi bernama B. Malinoski, kemudian oleh G.P. Murdock dan C.

Kluckhohn.

Dengan mengambil contoh konsepsi B. Malinowski, dengan beberapa

perubahan, dalam semua kebudayaan di dunia ada 7 unsur universal,

(Koentaraningrat dalam Alfian (ed), 1984 :101, yaitu:

Page 36: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

32

1. Bahasa;

2. Sistem Teknologi;

3. Sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi;

4. Organisasi social;

5. Sistem pengetahuan;

6. Relegi; dan

7. Kesenian.

Urutan tersebut di atas mempunyai maksud tertentu, yaitu berdasarkan

teori bahwa rupa-rupanya bahasa merupakan unsur kebudayaan yang paling dulu

timbul dalam kebudayaan manusia.

Menurut Koentjaraningrat (1981) unsur-unsur kebudayaan universal ini

merupakan unsur yang pasti bisa ditemukan disemua kebudayaan manusia di

dunia.

Koentaraningrat mengemukakan susunan dari unsure-unsur kebudayaan

yang berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Malinowski, sebagai berikut:

1. Sistem relegi dan upacara keagamaan;

2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan;

3. Sistem pengetahuan;

4. Bahasa;

5. Kesenian;

6. Sistem mata pencaharian hidup;

7. Sistem teknologi dan peralatan.

Susunan tersebut di atas menurut Koentaraningrat dibuat untuk

menggambarkan unsur-unsur mana yang paling sukar berubah atau kena pengaruh

Page 37: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

33

kebudayaan lain, dan mana yang paling mudah berubah atau diganti dengan

unsure-unsur kebudayaan lain. Lebih lanjut dinyatakan bahwa urutan yang paling

atas adalah unsur kebudayaan yang paling sukar berubah, makin ke bawah makin

mudah berubah serta kena pengaruh unsur-unsur kebudayaan lain.

Apabila dimensi wujud dan unsur (isi) kebudayaan tersebut di atas

dikombinasikan dalam suatu bagan, maka akan nampak dalam bagan sebagai

berikut dibawah ini.

1 2

7

III II I 3

6

4

5

I. Sistem Budaya, 1 – 7 Unsur-unsur kebudayaan universal

II. Sistem Sosial

III. Kebudayaan Fisik

Sistem Nilai Budaya

Dalam setiap kebudayaan terkandung nilai-nilai dan norma social yang

merupakan factor pendorong bagi manusia untuk bertingkah laku dan mencapai

kepuasan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Page 38: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

34

Nilai merupakan ukuran sikap dan perasaan seseorang atau kelompok yang

berhubungan keadaan baik-buruk, benar-salah atau suka-tidak suka terhadap suatu

obyek baik material maupun non material.

Norma lebih banyak penekanannya sebagai peraturan-peraturan yang

selalu disertai oleh sanki-sanksi yang merupakan factor pendorong bagi individu

atau kelompok masyarakat untuk mencapai ukuiran nilai social tertentu yang

dianggap terbaik untuk dilakukan. Alvin L. Bertrans mendifinisikan norma

sebagai suatu standard-standard tingkah laku yang terdapat di dalam semua

masyarakat (Abdulsyani, 1994 :49 & 54).

Norma-norma tersebut biasanya oleh masyarakat dinyatakan dalam

bentuk-bentuk kebiasaan, tata kelakuan, dan adat-istiadat atau hukum adat. Pada

awalnya norma terbentuk tidak sengaja, akan tetapi dalam proses social yang

relatif lama, tumbuhlah berbagai aturan yang kemudian diakui bersama secara

sadar, kekuatan daya ikat suatu norma tidak sama satu dengan lainnya ada yang

lemah ada yang kuat sampai masyarakat tidak berani melanggarnya. Norma

dimaksudkan agar dalam suatu masyarakat terjadi hubungan-hubungan yang lebih

teratur antar manusia sebagaimana yang diharapkan bersama.

Untuk dapat membedakan kekuatan norma-norma tersebut, maka secara

sosiologis dikenal ada empat (4) bagian norma-norma social, yaitu:

a. Cara berbuat (usage), mempunyai kekuatan sangat lemah dibandingkan

norma yang lainnya.

b. Kebiasaan atau perbuatan yang berulang-ulang (folkways). Mempunyai

daya pengikat yang lebih kuat disbanding usage.

Page 39: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

35

c. Tata kelakuan (mores), adalah kebiasaan yang diakui oleh masyarakat

sebagai norma pengatur dalam setiap berprilaku. Tata kelakuan lebih

menunjukkan fungsi sebagai pengawas kelakuan oleh kelompok terhadap

anggota-anggotanya. Tata kelakuan ini mempunyai kekuatan pemaksa

untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatau; jika terjadi pelanggaran dapat

dikenakan sanksi berupa pemaksaan terhadap pelanggarnya untuk kembali

menyesuaikan diri dengan tata kelakuan umum sebagaimana telah

digariskan.

d. Adat-istiadat (custom), adalah tata kelakuan yang berupa aturan-aturan

yang mempunyai sanksi yang lebih lebih keras. Anggota masyarakat yang

melanggar adat-istiadat, akan mendapatkan sanksi hukum, baik formal

maupun informal. (Usman Pelly, 1997:55-56).

Secara difinitif Theodorson (dalam Usman Pelly & Asih Menanti, 1997)

mengemukakan bahwa nilai merupakan suatu yang abstrak yang dijadikan

pedoman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku.

C. Klukhohn mendifinisikan nilai budaya sebagai”…konsepsi umum yang

terorganisir, yang mempengaruhi tingkah laku yang berhubungan dengan alam,

kedudukan manusia dalam alam, hubungan manusia dengan sesamanya, dan

tentang hal-hal yang diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan antara

orang dengan lingkungan dan sesama manusia”. (dalam Usman Pelly & Asih

Menanti, 1997).

Page 40: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

36

Koentjaraningrat (1981:25) mengemukakan suatu system nilai budaya

terdiri dari konsepsi-konsepsi, yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar

warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai

dalam hidup. Kerana itu, suatu system nilai budaya biasanya berfungsi sebagai

peoman tertinggi bagi kelakuan manusia.

Itulah sebabnya nilai budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhi

dalam menentukan alternatif, cara-cara, dan tujuan dari perbuatannya.

Sistem tata kelakuan manusia lain yang tingkatannya lebih konkrit, seperti aturan-

aturan khusus, hukum, dan norma-norma semuanya juga berpedoman pada system

nilai budaya itu. Secara fungsional system nilai mendorong individu untuk

berprilaku seperti apa yang telah ditentukan. Mereka percaya hanya dengan

berprilaku seperti apa yang telah ditentukan mereka akan berhasil.

Yang perlu dikemukan dalam pembahasan ini adalah suatu system nilai

budaya dalam kebudayaan mengatur masalah apa saja? Untuk menjawab

pertanyaan ini dapat diacu kerangka masalah yang dapat diterapkan secara

universal untuk menganalisa semua semua system nilai budaya yang ada di dunia.

Kerangka itu pertama dikemukakan oleh seorang ahli antropologi C.

Kluckhohn. Menurutnya semua system nilai budaya dalam semua kebudayaan di

dunia, sebenarnya mengatur lima masalah pokok dalam kehidupan manusia.

Kelima masalah pokok tersebut adalah:

1. Masalah hakekat dari hidup manusia (selanjutnya disingkat MH);

2. Masalah hakekat dari karya manusia (selanjutnya disingkat MK);

Page 41: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

37

3. Masalah hakekat dari kedudukan manusia dalam rung dan waktu

(selanjutnya disingkat MW);

4. Masalah hakekat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya

(selanjutnya disingkat MA);

5. Masalah hakekat dari hubungan manusia dengan sesamanya

(selanjutnya disingkat MM).

Cara kebudayaan masing-masing kebudayaan di dunia itu

mengkonsepsikan masalah universal ini dengan variasi yang berbeda-beda.

TEBEL

Kerangka Kluckhohn mengenai Lima Masalah Dasar

Dalam Hidup Yang mennetukan Orientasi

Nilai Budaya Manusia

No

Masalah Dasar Dalam

Hidup

Orientasi Nilai Budaya

1

Hakekat Hidup (MH) Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk ttp

manusia wajib

berusaha agar

hidup menjadi baik

2 Hakekat Karya (MK)

Karya untuk

hidup

Karya untuk

kedudukan,

kehormatan,

dsb

Karya untuk

menambah karya

3

Hakeka Waktu (MW) Masa Lalu Masa Kini Masa Depan

4

Hakekat Hubungan

Manusia dengan Alam

(MA)

Takluk pada

Alam

Menguasai

Alam

Selaras dengan

Alam

5

Hakekat Hubungan

Manusia dengan

Sesamanya (MM)

Orientasi

Vertical

Orientasi

Horizontal

Individualisme,

menilai tinggi

usaha atas

kekuatan sendiri

Page 42: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

38

B. Kebudayaan Nasional dan Kebudayaan Daerah

• Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, terdapat tiga golongan

kebudayaan yang masing-masing mempunyai corak sendiri-sendiri. Ketiga

golongan itu satu sama lain saling berbeda tetapi saling berkaitan

merupakan satu kesatuan yang namanya kebudayaan Indonesia (Sudikan,

2001). Ketiga golongan kebudayaan tersebut adalah (1) kebudayaan suku

bangsa (yang lebih dikenal secara umum di Indoensia dengan nama

kebudaan daerah); (2) kebudayaan umum lokal dan (3) kebudayaan

nasional.

Kebudayaan Daerah

• Suasana suku bangsa merupakan perwujudan dari kegiatan-kegiatan

kehidupan dari para warga masyarakat suku bangsa yang berlandaskan

pada pranata sosial yang bersumberkan pada kebudayaan suku bangsa.

Suasana ini terwujud dalam kehidupan keluarga, kehidupan komunitas

desa khususnya, hubungan-hubungan kekerabatan, dan dalam berbagai

upacara dan ritual sosial dan keagamaan. Dalam interaksi sosial para

pelakunya menggunkan identitas yang sesuai, yang berdasarkan atas

sistem penggolongan sosial dan pranata yang ada dalam kebudayaan suku

bangsanya. Inilah yang disebut kebudayaan daerah.

Kebudayaan Lokal

• Suasana umum lokal merupakan perwujudan dari kegiatan-kegiatan

kehidupan dari para warga sesuatu bagian dari masayarakat yang

masyarakatnya terdiri atas lebih dari satu suku bangsa, sehingga kegiatan-

kegiatan kehidupan tersebut berlandaskan atas pranata-pranata sosial yang

bersumberkan atas kebudayaan-kebudayaan suku bangsa yang berlaku

setempat dan dalam beberapa juga dipengaruhi oleh kebudayan nasional.

Suasana umum lokal yang terwujud ditempat-tempat umum, pasar, dan di

tempat-tempat pergaulan terjadi. Suasana umum lokal dapat didominasi

oleh salah satu kebudayaan suku bangsa yang ada setempat, tetapi dapat

Page 43: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

39

juga merupkan hasil perpaduan dari berbagai unsur kebudayaan bangsa

yang ada setempat tergantung pada corak hubungan kekuatan yang berlaku

diantara suku-suku bangsa tersebut. Ini yang disebut kebudayaan lokal.

Kebudayaan Nasional

• Suasana nasional bisa terwujud dalam berbagai kegiatan-kegiatan

pemerintah, sekolah, universitas, ABRI, dan berbagai kegiatan-kegiatan

upacara yang bersifat nasional. Karena pada umumnya pusat dari pada

kegiatan-kagiatan tersebut adanya di perkotaan dengan kota Jakarta

menjadi pusatnya karena kedudukannya sebagai ibu kota Negara

Indonesia, maka suasana nasional biasanya juga lebih terwujud

diperkotaan dari pada di pedesaan. Dalam suasana nasional, identitas yang

digunakan oleh para pelakunya dalam interaksi adalah bersumber pada

sistem penggolongan dan pranata yang ada dalam kebuadayaan nasional.

C. Local Genius atau Kearifan Lokal dan Peradaban

• Istilah yang kini lebih dikenal dengan “kearifan lokal”, berasal dari istilah

asing local genius. Istilah local genius pertama kali diperkenalkan oleh Dr.

H.G. Quaritch Wales (1948), dalam bukunya The Making of Greater

India: A Study in South- East Asia Culture Change. Istilah local genius

dipergunakan untuk menyebut unsur-unsur kebudayaan asli (pribumi)

dalam proses akulturasi dengan kebudayaan India. (Poespowardojo, 1986:

30; Muljana, 2006: 232). Dari lokal genius, muncul beberapa istilah dalam

bahasa Indonesia, seperti “keperibadian kebudayaan lokal” (Muntardjito,

1986), “cerlang budaya” (Ayatrohaedi, 1986), yang umum digunakan

sekarang adalah “kearifan lokal”.

• Kearifan lokal (local genius) adalah unsur-unsur budaya atau ciri-ciri

tradisional yang mampu bertahan dan bahkan memiliki kemampuan untuk

mengakomodasikan unsur-unsur budaya dari luar serta

Page 44: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

40

mengintegrasikannya dalam kebudayaan asli (Poespowardojo, 1986).

Kearifan lokal (local genius) Bali adalah unsur-unsur budaya Bali atau

ciri-ciri tradisional Bali yang mampu bertahan dan bahkan memiliki

kemampuan untuk mengakomodasikan unsur-unsur budaya dari luar serta

mengintegrasikannya dalam kebudayaan asli. Contoh kearifal lokal atau

lokal genius Bali seperti satya, tri hita karana, paras paros.

Peradaban

• Koentjaraningrat (1974:10) mengemukakan bahwa istilah peradaban

biasanya diperguakan untuk bagian-bagian dan unsur-unsur kebudayaan

yang halus, dan indah seperti kesenian, ilmu pengetahuan, sopan santun

dan sistem pergaulan yang kompleks dalam satu masyarakat dengan

struktur yang kompleks. Sering kali peradaban dipergunakan untuk

menyebut sistem teknologi seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan

dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Berdasarkan pendapat di

atas, dapat dikemukakan bahwa peradaban, relatif lebih sulit berubah

dibandingkan kebudayaan. Contoh: manusia berpakaian, memiliki rumah,

berkeluarga sesuai norma yang berlaku, sedangkan cara berkaian, tipe

rumah, dapat disebut sebagai kebudayaan.

Bahan Bacaan :

1. Alisyahbana, S. Takdir, 1977. Perkembangan Sejarah Kebudayaan

Indonesia. Dilihat dari Jurusan Nilai-nilai. Jakarta, Idayu Press.

2. Alfian. 1984. ”Persepsi Tentang Kebudayaan Nasional”, dalam Alfian

(Ed), Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan. Jakarta : Gramedia

3. Achmad Ali, 2002. Menguak Tabir Hukum. Gunung Agung, Jakarta.

4. Apeldoorn, L.J van, 1981. Pengantar Ilmu Hukum. Yakarta, Pradnya

Paramita.

5. Artadi, I Ketut, 2006. Hukum dalam Perspektif Kebudayaan. Denpasar,

Pustaka bali Post.

Page 45: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

41

6. Satjipto Raharjo, 1979. Hukum dan Perubahan Sosial. Suatu Tinjauan

Teoritis serta Pengalaman-Pengalaman di Indonesia. Alumni, Bandung.

7. Soerjono Soekanto, 2005. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Penegakan

Hukum. Jakarta, RajaGrafindo Persada.

8. Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah. 1982. Sosiologi Hukum Dalam

Masyarakat. Jakarta : Rajawali.

Pertemuan IX : Tutorial 5

Wujud Kebudayaan, Unsur-Unsur Kebudayaan, Sistem Nilai dan Budaya

Study Task

1. Kajilah dengan contoh bahwa ketujuh unsur kebudayaan mengandung

ketiga wujud kebudayaan.

2. Jelaskan perbedaan nilai dengan norma, jelaskan pula macam-macam

norma dari sudut pandang sosiologis..

3. Dalam perjudian di Bali, khususnya sabungan ayam (tajen), dikenal

adanya istilah-istilah seperti “cok”, “gasal”, “pada baret”. Jelaskan hal ini

dari sudut kebudayaan.

4. Hubungkan kerangka Kluckhon mengenai masalah dasar dalam hidup

manusia dengan konsepsi Tri Hita Karana

5. Ada “tri hita karana”, “desa pakraman”, “satya”, “eda ngaden awak bisa”.

Jelaskan istilah-istilah tersebut dari sudut kearfan lokal (local genius)

Bali?

Pertemuan X : Tutorial 6

Kebudayaan Nasional dan Peradaban

Discussion Task - Study Task

Dalam temu wirasa Gubernur Bali, Mangku Pastika di Kabupaten Bangli

bulan Desember 2009 terungkap bahwa banyak warga desa pakraman yang stress.

Salah satu penyebabnya adalah beban adat yang berat, dan adanya berbagai

Page 46: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

42

ketentuan awig-awig dan pararem desa pakraman yang cendrung sangat ketat

mengikat warganya dengan berbagai kewajiban terhadap desa pakraman.

Kecendrungan akan banyaknya warga masyarakat yang stress dapat diketahui dari

pasien yang menghuni rumah sakit jiwa di Bangli dari tahun ke tahun semakin

meningkat.

Dilain pihak, ada yang mengatakan bahwa desa pakraman sebagai

komunitas lokal di Bali adalah salah satu local genius yang dapat berfungsi

sebagai benteng terakhir untuk melestarikan kebudayaan Bali.

Topik Diskusi

1. Apakah awig-awig dan pararem dapat disebut kebudayaan?

2. Mungkinkan desa pakraman dapat melestarikan kebudayaan Bali?

3. Bagaimanakah komentar Anda terhadap pendapat Sutan Takdir

Alisyahbana tentang kebudayaan dilihat dari sudut nilai?

Page 47: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

43

Pertemuan XI : Perkuliahan 4

Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam Sistem Hukum

A. Pengertian Budaya Hukum

B. Type Budaya Hukum

C. Kesadaran Hukum Sebagai Bagian Dari Budaya Hukum

D. Syarat-Syarat Efektifnya Hukum

A. Pengertian Budaya Hukum

Dewasa ini kajian tenatng hukum telah berkembang dengan pesat.

Berbagai perspektif tentang hukum yang digunakan oleh para pengkaji hukum

menambah suburnya perkembangan hukum itu sendiri. Salah satu perspektif yang

mulai dikembangkan dewasa ini adalah hukum dalam perspektif budaya. Dalam

perspektif ini hukum tidak saja dilihat sebagai bagian dari kebudayaan, tetapi

hukum itu sendiri mengandung suatu komponen budaya yang disebut budaya

hukum (legal culture).

Apabila suatu masyarakat kita perhatikan akan nampak walaupun sifat-

sifat individu berbeda-beda, namun para para warga secara keseluruhan akan

memberikan reaksi yang sama terhadap gejala-gejala tertentu. Dengan adanya

reaksi yang sama itu maka mereka memiliki sikap yang umum sama. Hal-hal yang

merupakan milik bersama itu dalam antropologi budaya dinamakan kebudayaan

(T.O. Ihromi, 1986:13)

Budaya hukum bukanlah merupakan budaya pribadi, melainkan budaya

menyeluruh dari masyarakat tertentu sebagai suatu kesatuan sikap dan prilaku.

Oleh karenanya dalam membicarakan budaya hukum tidak terlepas dari keadaan

masyarakat yang mengandung budaya hukum itu. Misalnya bagaimana tentang

Page 48: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

44

sikap prilaku dan tanggapan masyarakat tertentu terhadap sikap prilaku dan

pandangan masyarakat lain. Tanggapan yang sama itu dapat bersifat menerima

atau menolak budaya hukum lain, begitu pula halnya terhadap norma-norma

hukum sendiri yang dikehendaki berlaku.

Sebelum diperkenalkan budaya hukum, sarjana hukum mengadakan

wacana mengenai hukum dengan terfokus hanya pada pengertian hukum sebagai

aturan-aturan, norma-norma, dan asas-asas. Mereka seolah-olah tidak menyadari

bahwa kenyataan social mempunyai pengaruh besar terhadap “beroperasinya”

hukum dalam kehidupan sehari-hari. Mereka beranggapan bahwa tidak ada

perbedaan antara apa yang terumus dalam hukum dengan institusi-institusi dan

perilaku-perilaku orang dalam menyikapi aturan-aturan dan norma-norma

tersebut.

Untuk dapat melakukan kajian yang holistic tentang hukum dan kenyataan

social, diperlukan suatu pendekatan empiris yang memungkinkan untuk dapat

dilakukan pengamatan terhadap beroperasinya hukum. Untuk itu hukum harus

dipandang sebagai suatu system yang terdiri dari tiga komponen. Menurut

Friedman (1975) (ahli sosiologi hukum yang pertama kali mengemukakan konsep

budaya hukum), komponen tersebut adalah: legal structure/komponen struktural

(institusi atau penegak hukum), seperti Polisi, Hakim, Jaksa, pengacara, dan

sebagainya; legal substantive/komponen substantif (aturan-aturan, dan norma-

norma); dan legal culture/budaya hukum, meliputi ide-ide, sikap-sikap,

kepercayaan, nilai-nilai, harapan, dan pandangan tentang hukum. (Sulistyowati

Irianto, dalam Masinambow (Ed), 2000: 70; Hanitijo Soemitro, 1984: 10)

Page 49: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

45

Pendapat friedman kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh beberapa sarjana

seperti Daniel S. Lev, dan khusus untuk Indonesia konsep tersebut dikemukakan

oleh Satjipto Rahardjo bersamaam dengan usaha pengembangan studi hukum dan

masyarakat.

Budaya hukum ini oleh Friedman disebut dengan “bensinnya motor

keadilan” yang selanjutnya dirumuskan sebagai sikap-sikap dan nilai-nilai yang

memberikan pengaruh positif dan negatif kepada tingkah laku yang berkaitan

dengan hukum. Demikian juga kesenangan dan ketidak senangan berperkara

adalah bagian dari budaya hukum.

Dengan demikian mengacu dari pendapat Friedman apa yang dimaksud

dengan budaya hukum adalah: keseluruhan sikap masyarakat dan system nilai

yang ada pada masyarakat yang akan menentukan bagaimana seharusnya hukum

itu berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Atau keseluruhan factor-faktor

yang menentukan bagaimana system hukum memperoleh tempat yang sesuai dan

dapat diterima di dalam kerangka budaya masyarakat (Ronny Hanitijo Soemitro,

1984:10). Atau menurut Hilman Hadikusuma (1986:52) adalah: tanggapan yang

bersifat penerimaan atau penolakan terhadap suatu peristiwa hukum. Ia

merupakan sikap dan prilaku manusia terhadap masalah hukum yang terbawa ke

dalam masyarakat. Oleh karena system hukum itu merupakan hubungan yang

berkaitan di antara manusia, masyarakat, kekuasaan, dan aturan-aturan, maka titik

perhatian dalam hal ini adalah prilaku manusia yang terlibat dalam peristiwa

hukum. Kaitan antara prilaku hukum manusia dengan budaya hukumnya terletak

Page 50: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

46

pada tanggapan terhadap hukum yang ideologis dan hukum yang praktis. Antara

keduanya bertemu dalam peristiwa hukum yang terjadi.

Kalau kita melihat bekerjanya hukum harus melihat dari ketiga komponen

tersebut di atas, dalam arti ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan. Bilamana kita melihat bekerjanya hukum semata-mata dari segi

strukturalnya saja, maka kita akan terpaku pada kerangka bekerjanya system

hukum sebagaimana digambarkan oleh peraturan-peraturan hukum yang berlaku.

Begitu juga kalau kita hanya melihat dari segi substantifnya saja maka yang

nampak adalah hukum sebagai seperangkat norma yang logis dan bersifat otonom.

Dari itu hukum kebanyakan dilihat sebagai suatu yang bersifat dogmatis sehingga

realita masyarakat menjadi terlupakan.

Dengan dimasukkannya komponen budaya, kita akan melihat hukum

tersebut secara lebih realitis, yaitu melihat hukum sebagaimana adanya dalam

kehidupan masyarakat. Atau dalam istilah yang lebih khusus melihat hukum

sebagai suatu yang “terpasang dalam masyarakat”. Melalui pendekatan yang

demikian itu dapat diketahui apakah hukum itu digunakan atau tidak dalam

kehidupan masyarakat.

Dengan demikian budaya hukum akan berfungsi sebagai “jiwa” yang akan

menghidupkan seluruh mekanisme hukum, akan tetapi juga dapat “mematikan”

seluruh mekanisme pelaksanaan hukum yang ditetapkan unutk berlaku dalam

masyarakat. Selain itu melalui budaya hukum kita akan dapat melakukan

monitoring terhadap tingkat pelaksanaan atau penegakkan hukum dalam

masyarakat, apakah hukum itu efektif atau tidak.

Page 51: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

47

Dengan melihat komponen-komponen dalam system hukum yang saling

mempengaruhi, maka akan dapat dikaji bagaimana beroperasinya hukum dalam

praktek sehari-hari. Hukum adalah bagian dari kebudayaan dan masyarakat, oleh

karenanya kita tidak mungkin mengkaji hukum secara terisolasi tanpa

memperhatikan kekuatan-kekuatan social yang ada dalam masyarakat. Secara

khusus budaya hukum adalah bagian dari kekuatan-kekuatan social tersebut, yang

dapat memberi masukan, menjadi penggerak, dan selanjutnya memberi out put

kepada system hukum.

B. Type Budaya Hukum

Untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan luas tentang budaya

hukum, kiranya perlu dikemukakan pendapat Daniel S. Lev yang mencoba untuk

mempergunakan konsep budaya hukum sebagaimana dikemukakan oleh Friedman

untuk menganalisa perubahan system hukum di Indonesia semenjak revolusi.

Dalam tulisannya ia membagi budaya hukum atas “nilai-nilai hukum prosedural”

dan “nilai-nilai hukum substantif”

Satjipto Rahardjo telah membuat analisa bagaimana sebenarnya budaya

hukum yang berlaku dalm masyarakat Indonesia pada umumnya. Landasan

pendapatnya bertolak dari anggapan bahwa dalam hal berlakunya hukum hal-hal

yang tidak dapat diabaikan disamping mereka-mereka yang menjalankan hukum

positif, juga peranan orang-orang atau anggota masyarakat yang menjadi sasaran

berlakunya hukum positif tersebut. Apakah hukum itu dijalankan atau tidak dalam

Page 52: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

48

masyarakat, banyak ditentukan oleh sikap, nilai serta pandangan yang dihayati

oleh anggota masyarakat.

Berdasarkan anggapannya, Satjipto mengemukakan pembedaan budaya

hukum yang berlaku dalam masyarakat tradisional, masyarakat modern, dan pada

masyarakat yang sedang mengalami perkembangan. Dalam masyarakat tradisional

berlaku “budaya hukum absolut”; dalam masyarakat modern berlaku” budaya

hukum terbuka”; dan dalam masyarakat yang sedang mengalami perkembangan

berlaku “budaya hukum personal”.

Tiga bentuk budaya hukum yang disebutkan Satjipto, secara umum dapat kita

sebut sebagai bentuk-bentuk dari “budaya hukum local”, dan “budaya hukum

umum”

Hilman Hadikusuma (1986: 54-59) mengemukakan tiga type budaya

hukum sebagai berikut:

1. Budaya Parokial/Picik (parochial culture). Cara berfikir masyarakat masih

terbatas. Kaidah hukum peninggalan leluhur pantang dirubah atau dilanggar,

sebab penyimpangan terhadap kaidah tersebut akan mendapat kutukan gaib.

Dalam masyarakat dengan type budaya hukum seperti ini belum banyak

diadakan pembagian kerja, pemimpinnya bersifat multi fungsi atau serba

guna. Masyarakat lebih mengutamakan dan membagakan budaya hukumnya

sendiri, serta mengganggap hukumnya lebih baik dari hukum orang lain. In

put dari warga masyarakat yang berkaitan dengan hukum dan keadilan sangat

kecil, apalagi terhadap system hukum tidak ada sama sekali, mereka

percayakan saja kepada pemimpin.

Page 53: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

49

2. Budaya Subjek (takluk). Cara berfikir sudah ada perhatian dan mungkin juga

sudah timbul kesadaran hukum yang umum terhadap keluaran dari penguasa

yang lebih tinggi. Orientasi pandangan terhadap aspek hukum yang baru

sudah ada, sudah ada sikap menerima atau menolak, Cuma cara

pengungkapannya secara pasif.

3. Budaya Partisipan (berperan Serta). Cara berfikir dan berperilaku masyarakat

ada yang berbudaya takluk, namun sudah banyak masyarakat merasa berhak

dan berkewajiban berperan serta, karena sudah banyak yang merasa berhak

dan berkewajiban berperan serta. Orang-orang sudah merasa mempunyai

kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dalam hukum dan pemerintahan.

Mereka merasa terlibat dalam masukan dan keluaran hukum, serta ikut

menilai peristiwa hukum dan peradilan, serta terlibat dalam kehidupan hukum

baik yang menyangkut kepentingan umum, maupun keluarga dan dirinya

sendiri.

C. Kesadaran Hukum Bagian Dari Budaya Hukum

Suatu pertanyaan yang perlu dikemukakan adalah apakah yang

mempengaruhi “jalannya” peraturan hukum itu dalam masyarakat? Berfungsi atau

tidaknya hukum dalam masyarakat, efektif atau tidaknya peraturan itu di tengah-

tengah kehidupan masyarakat, adalah sederetan pertanyaan yang berkaitan dengan

kaidah hukum itu sendiri.

Karena kaidah hukum itu dibentuk berdasarkan kemauan hukum

masyarakat, berdasarkan kemauan bersama (kolektif), maka dalam

Page 54: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

50

pembentukannya harus berdasarkan “asas” yang hidup di tengah-tengah

masyarakat sebagai tempat menyendikan norma hukum itu.

Azas yang hidup dimaksudkan disini adalah kenyataan yang

mempengaruhi penerapan hukum dalam masyarakat, serta dengan dasar ini pula

hukum itu dibentuk agar sesuai dengan kemauan hukum masyarakat.

Pembentukan kaidah hukum yang demikian itulah yang dimaksudkan dengan

“menyendikan hukum berdasarkan atas kesadaran hukum”

Dalam Tap MPR. No II/MPR/1983 tentang GBHN, ada disebutkan bahwa:

“Dalam pembangunan dan pembinaan hukum ini akan dilanjutkan usah-usaha

untuk meningkatkan dan menyempurnakan hukum nasional dalam rangka

pembangunan hukum, antara lain dengan mengadakan kodifikasi serta univikasi

hukum dibidang-bidang tertentu dengan memperhatikan kesadaran hukum yang

berkembang dalam masyarakat”.

Disana dikatakan bahwa ”Azas kesadaran hukum itu adalah bahwa tiap-

tiap waraga Negara Indonesia harus selalu sadar dan taat kepada hukum dan

mewajibkan negara untuk menegakkan dan menjamin kepastian hukum”.

GBHN tidak memperinci lebih lanjut tentang pengertian kesadaran hukum, hanya

saja pada bagian lain ada disinggung tentang “azas kesadaran hukum” yang

menurut Chairuddin (1991) pengertian yang diberikan tidak membantu dalam

menjelaskan masalah tersebut. Lebih lanjut dikemukakan, bahwa pengertian

tersebut di atas adalah pengertian dalam arti operasional, bukan dalam arti “azas”

yang melandasi dari norma hukum yang kita maksudkan semula.

Page 55: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

51

Menurut Scholten sebagaimana yang dikutip oleh Abdurahman (dalam

Chairuddin, 1991:106), bahwa “kesadaran hukum masyarakat dalam masa transisi

memberikan batasan bahwa pengertian kesadaran hukum itu meliputi,

pengetahuan tentang hukum, penghayatan terhadap hukum, dan ketaatan terhadap

hukum.

Jika demikian batasan yang diberikan, maka permasalahannya adalah

bagaimana menyusun norma hukum, yang didasarkan asas kesadaran hukum.

Untuk dapat menghayati dan mentaati norma hukum, orang harus terlebih dahulu

mengetahuinya. Hukum yang disusun tanpa memperhatikan aspek ini justru akan

menimbulkan kesulitan dalam penerapannya. Orang yang mengetahui tentang

sesuatu justru akan lebih mudah untuk memahami yang menimbulkan keinginan

untuk menghayati dan mematuhinya, ketimbang orang yang tidak mengetahui

sama sekali.

Jika dalam suatu masyarakat masing-masing individu telah “mengetahui” yang

sampai mentaatinya, maka terciptalah dalam masyarakat itu perasaan kolektif

untuk menghormati hukum.

Tepat sekali yang dikemukakan oleh Betrand Russel (dalam Seorjono

Soekanto & Mustafa Abdullah, 1982:211-212) “ hukum hampir-hampir tidak ada

gunanya apabila tidak didukung oleh perasaan daripada masyarakat”

Berkaitan dengan kesadaran hukum kiranya penting untuk dikemukakan

pendapat Von Savigny dan Eugen Ehrlich. Savigny (dalam Hanitijo Soemitro,

1984:17) berpendapat bahwa hukum merupakan perwujudan dari kesadaran

hukum masyarakat (Volgeist). Semua hukum berasal dari adat-istiadat dan

Page 56: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

52

kepercayaan dan bahkan tidak berasal daro pembentuk undang-undang..

Menurutnya betapa pentingnya untuk meneliti hubungan antara hukum dengan

struktur beserta system nilai-nilainya.

Eugen Ehrlich (dalam Hanitijo Soemitro, 1984 : 19) menyatakan bahwa

hukum positif hanya akan efektif apabila selaras dengan hukum yang hidup dalam

masyarakat. selanjutnya dikemukakan bahwa pusat perkembangan hukum

bukanlah terletak pada badan-badan legislative, keputusan-keputusan badan

yudikatif, akan tetapi justru terletak di dalam masyarakat itu sendiri. Tata tertib di

dalam masyarakat didasarkan pada peraturan-peraturan yang diterima oleh

masyarakat, dan bukan pada peraturan-peraturan yang dipaksakan oleh negara.

D. Syarat-syarat yang menentukan efektifnya hukum

• Berlakunya hukum sebagai kaedah (gelding/bhs Belanda atau geltung/bhs

Jerman), hendaknya memenuhi syarat, agar dapat berlaku efektif.

• Syarat itu adalah

(1) Syarat yuridis: memiliki landasan hukum yang lebih tinggi.

(2) Syarat sosiologis: sesuai dengan keadaan masyarakat.

(3) Syarat filosofis: bermakna bagi masyarakat.

• Menurut Soekanto & Musta Adullah (1982), bila hanya memenuhi salah

satu syarat, kemungkinannya adalah

a. Bila kaedah hukum hanya berlaku secara yuridis, maka kemungkinan

kaedah merupakan kaedah mati.

b. Bila hanya berlaku secara sosiologis, maka kaedah hukum menjadi

aturan pemaksa.

Page 57: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

53

c. Bila hanya berlaku secara filosofis maka kaedah hukum hanya

merupakan hukum yang dicita-citakan.

Agar kaedah hukum dapat berfungsi seperti yang diharapkan, menurut

Soerjono Soekanto (2005), tergantung dari 4 faktor, yaitu:

a. Faktor hukum itu sendiri, yaitu undang-undang atau peraturan.

b. Faktor penegak hukum, yaitu pihak-pihak yang

membentuk dan penegak hukum.

c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung pelaksanaan atau

penegakan hukum;

d. Faktor kebudayaan, yaitu sebagai hasil karya, cipta dan

rasa yang didasarkan pada karsa manusia didalam pergaulan hidup.

Bahan Bacaan :

1. Achmad Ali, 2002. Menguak Tabir Hukum. Gunung Agung, Jakarta.

2. Apeldoorn, L.J van, 1981. Pengantar Ilmu Hukum. Yakarta, Pradnya

Paramita.

3. Artadi, I Ketut, 2006. Hukum dalam Perspektif Kebudayaan. Denpasar,

Pustaka bali Post.

4. ____________, 2004. Nilai Makna dan Martabat Kebudayaan. Denpasar,

Sinay.

5. Ayatrohaedi, 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta,

Pustaka Jaya.

6. Hilman Hadikusumah, 1986. Antropologi Hukum Indonesia. Bandung,

Alumni.

7. Satjipto Raharjo, 1979. Hukum dan Perubahan Sosial. Suatu Tinjauan

Teoritis serta Pengalaman-Pengalaman di Indonesia. Alumni, Bandung.

8. Soerjono Soekanto, 1991. Kegunaan Sosiologi Hukum bagi Kalangan

Hukum. Citra Aditya Bakti, Bandung.

9. _______________, 2005. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Penegakan

Hukum. Jakarta, RajaGrafindo Persada.

Page 58: HUKUM DAN KEBUDAYAAN · 2017. 6. 4. · Pertemuan XI : Perkuliahan 4 ( Budaya Hukum Sebagai Unsur Dalam ... berdiskusi di kelas tutorial dan presentasi power point. Dalam 6 kali tutorial

54

Pertemuan XII : Tutorial 7

Pengertian Budaya Hukum, Type Budaya Hukum

Study Task

1. Jelaskan Konsep budaya hukum.

2. Bandingkan pendapat Satjito Rahardjo dengan pendapat Himan

Hadikoesoema tentang type budaya hukum.

3. Ulaslah mengapa budaya hukum berkaitan dengan kekuatan-kekuatan

sosial yang ada dalam masyarakat

4. Jelaskan bahwa kesadaran hukum merupakan bagian dari budaya hukum.

5. Ulaslah pendapat Von Savigny dan Eugan Ehrlich dalan kaitannya dengan

kesadaran hukum

Pertemuan XIII : Tutorial 8

Kesadaran Hukum Sebagai Bagian Dari Budaya Hukum. Analisis undang-

undang (dulu, kini dan akan datang), perspektif nilai budaya (lokal, nasional dan

internasional).

Discussion Task - Study Task

Ada beberapa ketentuan awig-awig dan undang-undang (dulu, kini dan

akan datang), yang layak dianalisis dari perspektif nilai budaya (lokal, nasional

dan internasional), seperti:

• Sanksi adat kasepekang (dikucilkan) yang dikenal dalam masyarakat

hukum adat atau desa pakraman di Bali.

• Paswara tentang perkawinan asupudung dan alangkahi karanghulu

(larangan perkawinan antarkasta di Bali).

• Pasal Undang-Undang No 1/1974 tentang Perkawinan, khususnya ketetuan

tentang pendaftaran perkawinan, upacara perkawinan dan perceraian.

• Pasal 10 KUHP tentang ketentuan pidana.

• Undang-undang Pornografi di Indonesia.