hukum dan stratifikasi dalam kenyataan sosial

18
HUKUM DAN STRATIFIKASI HUKUM DAN STRATIFIKASI DALAM KENYATAAN SOSIAL DALAM KENYATAAN SOSIAL Oleh : Kasiani, SH, MH. Oleh : Kasiani, SH, MH.

Upload: rockzie-sii-roziealisme

Post on 30-Sep-2015

80 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Sosiologi Hukum

TRANSCRIPT

  • HUKUM DAN STRATIFIKASI DALAM KENYATAAN SOSIALOleh : Kasiani, SH, MH.

  • A. Stratifikasi SosialStratifikasi sosial diartikan sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau secara hierarkis.

  • Contoh : masyarakat bali mempunyai beberapa kasta.kasta dimaksud antara satu dengan lainnya tidak akan pernah sederajat.

  • Dasar Pengelompokan stratifikasi :KekayaanKekuasaanKehormatan Pengetahuan

  • Pada keadaan masyarakat mempunyai banyak lapisannya adakalanya dijumpai pula stratifikasi sosial.Hipotesa diatas mempunyai akibat bahwa semakin rendah status sosial seseorang dalam masyarakat, semakin banyak perangkat hukum yang mengaturnya.Oleh karena itu semakin banyak kekuasaan, kekayaan dan kehormatan, semakin sedikit perangkat hukum yang mengaturnya.

  • Kondisi di atas bertentangan dengan tujuan hukum yang tidak membedakan semua golongan, status, dan sebagainya (persamaan di hadapan hukum)

  • B. Hukum dan Gejala SosialRule of law berarti persamaan dihadapan hukum, yaitu setiap warga negara harus tunduk kepada hukum

  • Pengertian HUKUM :Menurut Van Vollen Hoven : hukum adalah suatu gejalan dalam pergaulan hidup yang bergejolak terus menuerus dalam keadaan saling berkaitan dengan gejala yang lain.

    Menurut Prof. Mr.E.M.Menyers mengatakan Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.

  • Menurut Drs. E. Utrecht, S.H. menyebutkan hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan ) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.

    Menurut Prof. Van Apeldoorn, definisi hukum sangat sulit dibuat karena tidak mungkin mengadakan yang sesuai dengan kenyataan.

  • Melihat dari beberapa pendapat tersebut menunjukkan bahwa HUKUM memiliki banyak dimensi yang sulit untuk disatukan, mengingat masing-masing dimensi memiliki metode yang berbeda, maka disinilah fungsi dari SOSIOLOGI HUKUM dapat digunakan, sebagaimana adagium yang berlaku ibi ius ibi societas dimana ada masyarakat disitu ada hukum sehingga gejala-gejala sosial di masyarakat mencadi acuan sebagai LAHIRNYA HUKUM.

  • Hukum merupkan suatu lembaga kemasyarakat fungsional yang berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi dengan lembaga lembaga kemasyarakatan lainnya.

    Hukum dalam keadaan tertentu menyesuaikan dengan keadaan sosial sehingga sosial dan hukum merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan karena Hukum berkembang seiring dengan pergaulan atau gejola sosial.

  • C. Hukum sebagai variabel KuantitatifSuatu variabel adalah karakteristik dari suatu gejala yang berubah-ubah, tergantung dari situasi atau kondisi di mana keadaan tersebut berada atau terjadiAda suatu pendapat dalam sosiologi yang melihat hukum sebagai suatu variabel kuantitatif, oleh karena menurut situasi dan kondisi, hukum dapat bertambah atau bahkan berkurang di dalam perwujudannya.

  • Suatu pengaduan di kantor polisi misalanya adaalah peristiwa hukum apabila dibandingkan dengan suatu kantor polisi yang sama sekali tidak ada pengaduan semacam itu.

    Secara kuantitatif terjadi lebih banyak proses hukum apabila frekuensi gugatan pada suatu pengadilan yang sama sekali kurang terjadi gugatan-gugatan.

    Kalau penguasa pada suatu masa mengeluarkan lebih banyak peraturan tertulis dari pada masa lain, maka terdapat lebih banyak hukum.

  • Contoh :PP terulis mengenai peruntukkan tanah yang dikeluarkan oleh Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta, selama periode antara tahun 1966 sd 1970.Tahun 1968 : dikeluarkan 3 peraturanTahun 1969 : dikeluarkan 7 peraturanTahun 1970 : tidak ada peraturan Tahun 1971 : tidak ada peraturanTahun 1972 : tidak ada peraturanTahun 1973 : dikeluarkan 1 peraturanTahun 1974 : dikeluarkan 1 peraturan

    Th. 1969 banyak hukum

  • Hal di atas diemukan melalui pendekatan sosiologis sebagai salah satu dasar perikelakuan yang nyata ataupun fakta yang terlihat.

  • Keadaan tersebut bisa jadi karena jenis-jenis sosial control lainnya lebih menonjol perannya dari pada hukum.

    Sebab integrasi dan keteraturan dalam masyarakat tidak hanya disebabkan oleh adanya hukum, akan tetapi justru mungkin karena adanya jenis-jenis social control lain, seperti kaidah-kaidah kesusilaan, sopan santun, dan seterusnya.

  • D. Menyoal Anarkis dan Penegakan Hukum di Indonesia.Prof. Donald Black (dalam The Behavior of law, 1979) merumuskan bahwa ketika pengendalian sosial oleh pemerintah yang sering dinamakan hukum tidak jalan, maka bentuk lain dari pengendalian sosial secara otomatis akan muncul.

    Suka atau tidak suka, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu dan kelompok yang dari optik yuridis dapat digolongkan sebagai tindakan main hakim sendiri, pada hakikatnya merupakan wujud pengendalian sosial yang dilakukan oleh masyarakat.

  • Trimakasih