hukum kepariwisataan - udayana universityfl.unud.ac.id/block-book/block book th.2010/block book feb...

24
BLOCK BOOK HUKUM KEPARIWISATAAN STATUS MATA KULIAH : WAJIB PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PEMERINTAHAN KODE MATA KULIAH : WCI.6261 SKS : 2 (DUA) SEMESTER : VI (ENAM) PLANNING GROUP TEAM TEACHING – TUTOR Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana PROF. DR. I MADE ARYA UTAMA, SH., MH. I NYOMAN SUYATNA, SH.,MH. COK. ISTERI ANOM PEMAYUN, SH., MH. I KETUT SUARDITA, SH.,MH. COKORDA DALEM DAHANA, SH.,,MKn. NI GUSTI AYU DYAH SATYAWATI, SH.,MKn,LLM I GUSTI BAGUS PUTRA SAMAJAYA, SH. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010

Upload: lamtuong

Post on 02-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

BLOCK BOOK HUKUM KEPARIWISATAAN

STATUS MATA KULIAH : WAJIB PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PEMERINTAHAN

KODE MATA KULIAH : WCI.6261 SKS : 2 (DUA)

SEMESTER : VI (ENAM)

PLANNING GROUP ­ TEAM TEACHING – TUTOR Bagian Hukum Administrasi Negara

Fakultas Hukum ­ Universitas Udayana

PROF. DR. I MADE ARYA UTAMA, SH., MH.

I NYOMAN SUYATNA, SH.,MH.

COK. ISTERI ANOM PEMAYUN, SH., MH.

I KETUT SUARDITA, SH.,MH.

COKORDA DALEM DAHANA, SH.,,MKn.

NI GUSTI AYU DYAH SATYAWATI, SH.,MKn,LLM

I GUSTI BAGUS PUTRA SAMAJAYA, SH.

FAKULTAS HUKUM ­ UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2010

Page 2: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

BLOCK BOOK : HUKUM KEPARIWISATAAN.

1. Identifikasi Mata Kuliah.

a. Nama Mata Kuliah : HUKUM KEPARIWISATAAN.

b. Kode Mata Kuliah : WCI.6261.

c. Status Mata Kuliah : Wajib – Program Kekhususan Hukum

Pemerintahan (PK.III).

d. SKS : 2 (dua).

e. Semester : VI (enam)

f. Tim Pengajar : Coordinator:

Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH., MH. Team Teaching – Tutor:

I Nyoman Suyatna, SH.,MH. Cok. Isteri Anom Pemayun, SH., MH.

I Ketut Suardita, SH.,MH. Cokorda Dalem Dahana, SH.,MKn.

Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati, SH.,MKn,LLM I Gusti Bagus Putra Samajaya, SH.

2. Diskripsi Mata Kuliah.

Penyelenggaraan kepariwisataan yang melibatkan berbagai komponen, yaitu

pemerintah, badan­badan usaha, dan masyarakat, adalah suatu kegiatan yang pada

hakekatnya secara langsung menyentuh kehidupan masyarakat, sehingga membawa

berbagai dampak terhadap masyarakat itu sendiri, seperti dampak terhadap

kehidupan ekonomi, sosial­budaya maupun dampak terhadap lingkungan sebagai

akibat pembangunan sarana­sarana kepariwisataan

Oleh sebab itu, di dalam penyelenggaraan kepariwisataan dalam artian

mengembangkan dan meningkatkan kepariwisataan, Pemerintah memiliki peran

Page 3: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

yang sangat menentukan. Untuk itu diperlukan adanya kebijakan­kebijakan dari

Pemerintah yang tertuang dalam bentuk peraturan­peraturan.

Peraturan­peraturan yang mampu mewujudkan keterpaduan dalam kegiatan

penyelenggaraan kepariwisataan antara Pemerintah, badan­badan usaha maupun

perorangan, serta masyarakat. Peraturan­peraturan itu harus mampu menciptakan

suasana yang kondusif, sehingga mampu menarik badan­badan usaha maupun

perorangan, baik modal dalam negeri maupun modal asing untuk melakukan

kegiatan usaha atau investasi di bidang kepariwisataan dan mendorong upaya

peningkatan mutunya, serta sekaligus mampu mengeleminir dampak negatif yang

dapat ditimbulkannya.

Peraturan­peraturan mengenai pembangunan dan pengelolaan daya tarik wisata

(atraksi wisata), baik dalam bentuk mengembangkan dan mengelola daya tarik wisata

yang sudah ada, maupun membangun daya tarik wisata yang baru, peraturan

mengenai penyelenggaraan usaha pariwaisata, standar mutu dan kualitas produk

yang mengutamakan produksi dalam negeri, adalah sangat diperlukan untuk

menciptakan ketertiban, kepastian, dan keadilan bagi para pelaku pariwisata. Selain

itu, pengaturan keluar masuknya terutama wisatawan asing serta keamanannya harus

pula mendapat perhatian.

Kepariwisataan yang telah mendunia dimana beberapa negara telah

memasukkan Indonesia sebagai salah satu daerah tujuan wisata, maka pembentukan

peraturan­peraturan di bidang kepariwisataan harus juga memperhatikan aspirasi­

aspirasi yang muncul dan berkembang di dunia kepariwisataan internasional.

Oleh sebab itu, berkembang tidaknya dan meningkat tidaknya kepariwisataan

sangatlah tergantung dari kebijakan­kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah yang

tertuang dalam berbagai peraturan­peraturan di bidang kepariwisataan, baik itu

peraturan­peraturan yang berhubungan dengan aspek administrasi pemerintahan

(mengarahan atau mengendalikan aktivitas­aktivitas, melindungi obyek­obyek

tertentu, mencegah bahaya bagi lingkungan, dan sebagainya) maupun yang berkaitan

dengan aspek ekonomi atau bisnis (perdagangan jasa­jasa pariwisata).

Pentingnya peran Pemerintah sebagai penyelenggara atau pengelola

kepariwisataan, maka perlu dicatat bahwa Konfrensi PBB mengenai “Perjalanan

Page 4: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

Dan Pariwisata” di Roma pada tahun 1963, mempertegas bahwa untuk

menyakinkan pertumbuhan kegiatan pariwisata yang mantap, sangat perlu

melimpahkan kepada Pemerintah, tanggungjawab tertinggi pengelolaan

kepaiwisataan.

Adapun rumusan resolusi yang dikeluarkan oleh Konfrensi PBB tersebut, sebagai

berikut:

“Konfrensi berpendapat bahwa sudah menjadi tugas pemerintah untuk mendorong dan mengkoordinasi kegiatan pariwisata nasional, dan Konfrensi merasa yakin bahwa secara menyeluruh tugas ini dapat diemban melalui wahana Organisasi Pariwisata Nasional”.

3. Tujuan Mata Kuliah.

Melalui proses pembelajaran untuk mata kuliah Hukum Kepariwisataan ini,

mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman, serta

nantinya mampu menerapkan dan menganalisis berbagai persoalan­persoalan hukum

yang berkaitan dengan penyelenggaraan kepariwisataan

4. Metoda dan Strategi Proses Pembelajaran.

a. Metoda Perkuliahan. Metoda perkuliahan: adalah “Problem Based Learning” (PBL), dimana pusat

pembelajaran ada pada mahasiswa. Metoda yang diterapkan adalah “belajar”

(Learning) bukan “mengajar” (Teaching).

Strategi Pembelajaran:

− perkuliahan 50% (6 [enam] kali pertemuan perkuliahan);

− tutorial 50% (6 [enam] kali pertemuan tutorial);

− 1 (satu) kali pertemuan untuk Test Tengah Semester (TTS);

− 1 (satu) kali pertemuan untuk Test Akhir Semester (TAS).

Total pertemuan: 14 (empat belas) kali.

b. Pelaksanaan Perkuliahan & Tutorial. Dalam mata kuliah Hk. Kepariwisataan ini, direncanakan:

− perkuliahan berlangsung selama 6 (enam) kali pertemuan, yaitu:

pertemuan ke 1, ke 3, ke 5, ke 7, ke 9, dan ke 11;

Page 5: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

− tutorial 6 (enam) kali pertemuan, yaitu: pertemuan ke 2, ke 4, ke 6, ke 8,

ke 10, dan ke 12.

c. Strategi Perkuliahan. Perkuliahan tentang sub­sub pokok bahasan dipaparkan dengan alat bantu

media, seperti whiteboard, power point slide, dan sebagainya, serta penyiapan

bahan­bahan bacaan yang dipandang sulit untuk diperoleh atau di akses oleh

mahasiswa.

Sebelum mengikuti perkuliahan, mahasiswa sudah mempersiapkan diri (self

study) mencari bahan materi, membaca dan memahami pokok bahasan yang

akan dikuliahkan sesuai dengan arahan (guidance) dalam Block Book.

Tekhnik perkuliahan: pemaparan materi, tanya jawab dan diskusi (proses

pembelajaran dua arah).

d. Strategi Tutorial. o Mahasiswa mengerjakan tugas­tugas (discussion task, study task, dan

problem task) sebaai bagian dari self study (20 jam perminggu), kemudian

berdiskusi di kelas tutorial, presentasi power point

o Dalam 6 (enam) kali tutorial di kelas, mahasiswa diwajibkan:

− menyetorkan karya tulis berupa paper sesuai dengan topik tutorial;

− mempresentasikan tugas tutorial.

5. Ujian dan Penilaian.

a. Ujian. Ujian dilaksanakan 2 (dua) kali dalam bentuk tertulis, yaitu: Ujian Tengah

Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS)

b. Penilaian. Penilaian akhir dari proses pembelajaran ini berdasarkan “Rumus Nilai

Akhir” sesuai dengan Buku Pedoman Fakultas Hukum Universitas Udayana,

Tahun 2009, yaitu:

Page 6: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

(UTS + TT) + (2 X UAS) 2

NA = 3

NA : Nilai Akhir UTS : Ujian Tengah Semester UAS : Ujian Akhir Semester TT : Tugas­Tugas

Skala Nilai Keterangan dengan Skala Nilai

Huruf Angka 0 ­ 10 0 ­ 100

A 4 8,0 – 10,0 80 – 100 B+ 3,5 7,0 – 7,9 70 – 79 B 3 5,5 – 6,9 65 – 69 C+ 2,5 6,0 – 6,4 60 – 64 C 2 5,5 – 5,9 55 – 59 D+ 1,5 5,0 – 5,4 50 – 54 D 1 4,0 – 4,9 40 – 49 E 0 0,0 – 3,9 0 ­ 39

6. Materi Perkuliahan (Organisasi Perkuliahan).

PENGANTAR.

I. DASAR­DASAR KEPARIWISATAAN. A. Kepariwisataan dan Pariwisata. B. Wisatawan, Klasifikasi dan Motivasinya. C. Kepariwisataan Sebagai Disiplin Ilmiah. D. Kepariwisataan Sebagai Suatu Industri. E. Organisasi Kepariwisataan.

II. HUKUM KEPARIWISATAAN.

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Kepariwisataan. B. Arti Penting Pengaturan Hukum Kepariwisataan. C. Perangkat Hukum Kepariwisataan:

C.1. Kepariwisataan Dalam Hukum Nasional. C.2. Kepariwisataan Dalam Hukum Internasional.

III. PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL.

Page 7: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

A. Pengertian, Asas, Fungsi, Tujuan, dan Prinsip Penyelenggaraan Kepariwisataan..

B. Pembangunan Kepariwisataan. C. Hak, kewajiban, dan larangan Dalam Penyelenggaraan

Kepariwisataan. D. Usaha Pariwisata. E. Dokumen Perjalanan Wisata.

IV. PARIWISATA BUDAYA.

7. Bahan Bacaan.

Bahan Bacaan Wajib

Oka A. Yoeti, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung. Hal, 3,6,106­ 107, 110,112­116,118, 132, 141­143,151,153,164,169,304.

Soekadijo, 1997, Anatomi Pariwisata – Memahami Pariwisata Sebagai “Systemic Linkage”, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal, 21­24, 37.

Spelt, NM, dan Ten Berge,JBJM, 1993,Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus M.Hadjon, Yuridika, Surabaya.Hal, 2,4­5.

Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia; Pustaka Tinta Mas, Surabaya; 1994.Hal, 187.

Bahan Bacaan Tambahan

Arya Utama,I Made, Hukum Lingkungan – Sistem Hukum Perizinan Berwawasan Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pustaka Sutra, Bandung, September 2007.Hal, 93.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2007.Hal, 169­170, 215, 447,509.

Geldel, 2006, Industri Pariwisata Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa (GATS­ WTO), Refika Aditama, Bandung.Hal, 4­13, 43­48.

Geriya, 1998, Pandangan Sikap Dan Prilaku Masyarakat Terhadap Kepariwisataan, Makalah Pada Seminar Aspek­Aspek Hukum Kepariwisataan, Diselenggarakan Dalam Rangka Perayaan HUT Fakultas Hukum XXXIV Dan Dies Natalis Universtas Udayana XXXVI, Denpasar, 26 September 1998.Hal, 1­2.

Jazim Hamidi; Penerapan Asas­Asas Umum Penyelenggaraan Pemerntahan Yang Layak Di Lingkungan Peradilan Administrasi Indonesia, 1999. Hal, 42­43.

Koentjaraningrat, 1974, Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, PT,Gramedia, Jakarta.

Page 8: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

Marbun,SF dan Mahfud,Moh.MD; Pokok­Pokok Hukum Administrasi Negara; Liberty, Yogyakarta; 1987.Hal, 95.

Marpaung, Happy; Pengetahuan Kepariwisataan, Alphabeta, Bandung. Hal,211­214. Mufiz, Ali, Pengantar Ilmu Pariwisata, 2000. Hal, 50. Oka A. Yoeti, 2006, Pariwisata Budaya – Masalah Dan Solusinya, PT.Pradnya

Paramita, Jakarta. Hal,66.Hal, 66.

Pitana dan Gayatri, 2005, Sosiologi Pariwisata, ANDI, Yogyakarta.Hal, 6. Prins,WF dan Kosim Adisapoetra,R; Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara;

Pradnya Paramita, Jakarta; 1983.Hal, 72. Salah Wahab, 2003, Manajemen Kepariwisataan, diindonesiakan oleh Frans

Gromang, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.Hal, 188.

Utrecht, 1966, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, PT.Penerbit Universitas, Jakarta.Hal, 26­29.

Wyasa Putra, dkk., 2003, Hukum Bisnis Pariwisata, Refika Aditama, Bandung.Hal, 2­9.

Undang­Undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian (31 Maret 1992). Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

“Kepariwisataan” (Disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Januari 2009; LN.RI.Tahun 2009 Nomor 11 – TLN.RI.Nomor 4966).

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 (14 Oktober 1994) Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2005 Tentang Visa, Izin Masuk, Dan Izin Keimigrasian (4 Mei 2005).

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1994 Tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia (22 November 1994).

Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun 1991 Tentang Pariwisata Budaya (Ditetapkan pada tanggal 1 Pebruari 1991 dan Diundangkan pada tanggal 10 Juli 1991).

Resolusi (No.870) Dewan Ekonomi Dan Sosial Perserikatan Bangsa­Bangsa (PBB)

Konvensi internasional tentang “Tourism Bill of Rights and Tourist Code”, 1985.

The Hague Declaration on Tourism, 1989

Global Code of Ethics for Tourism, 1999

8. Persiapan Proses Perkuliahan.

Page 9: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

Mahasiswa diwaibkan untuk memiliki Block Book Mata Kuliah Hukum

Kepariwisataan ini sebelum perkuliahan dimulai, dan sudah mempersiapkan materi

sehingga proses perkuliahan dan tutorial dapat terlaksana sesuai dengan tujuannya.

Page 10: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 1 : PERKULIAHAN 1 (LECTURES).

PENGANTAR DAN DASAR­DASAR KEPARIWISATAAN. A. Kepariwisataan dan Pariwisata

B. Wisatawan, Klasifikasi dan Motivasinya

C. Kepariwisataan Sebagai Disiplin Ilmiah

D. Kepariwisataan Sebagai Suatu Industri

E. Organisasi Kepariwisataan

Bahan Bacaan: Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2007. Gamal Suwantoro, Dasar­Dasar Pariwisata, Andi, Yogyakarta, hal. 63­67. Geriya, 1998, Pandangan Sikap Dan Prilaku Masyarakat Terhadap Kepariwisataan,

Makalah Pada Seminar Aspek­Aspek Hukum Kepariwisataan, Diselenggarakan Dalam Rangka Perayaan HUT Fakultas Hukum XXXIV Dan Dies Natalis Universtas Udayana XXXVI, Denpasar, 26 September 1998. Hal.1.

Oka A. Yoeti, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung. Hal,107, 110,112­118,132,141­143, 98­108,151,153,164,169,304. Pitana dan Gayatri, 2005, Sosiologi Pariwisata, ANDI, Yogyakarta.Hal, 188. Salah Wahab, 2003, Manajemen Kepariwisataan, diindonesiakan oleh Frans

Gromang, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.Hal,188.

Soekadijo, 1997, Anatomi Pariwisata – Memahami Pariwisata Sebagai “Systemic Linkage”, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal,37.

Page 11: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 2 : TUTORIAL 1.

Untuk pelaksanaan diskusi kelas:

− Mahasiswa dibagi menjadi 4 (empat) kelompok yang dibentuk oleh Mahasiswa sendiri.

− Masing­masing kelompok menentukan pembicara, moderator, dan notulis.

Discussion Task – Study Task. Dari pemahaman terhadap Kepariwisataan, Pariwisata, Wisata, dan

Wisatawan, termasuk klasifikasi dan motivasinya, maka kepariwisataan adalah suatu

gejala sosial yang sangat kompleks, yang menyangkut manusia seutuhnya dan

memiliki berbagai dimensi: ekonomi, sosial, budaya, politik, ekologis, keamanan,

dan sebagainya. Dari dimensi­dimensi tersebut, maka dimensi yang mendapat

perhatian paling besar dan hampir­hampir merupakan satu­satunya dimensi yang

dianggap penting ialah dimensi ekonomi. Kegiatan kepariwisataan dikatakan sebagai

suatu kegiatan komersial yang berorientasi dalam penyediaan jasa yang dibutuhkan

oleh wisatawan. Pada umumnya tujuan dari penyelenggaraan kepariwisataan adalah

“untuk meningkatkan devisa negara dan juga meningkatkan pendapatan

masyarakat”, disamping tujuan lainnya seperti tujuan budaya, persahabatan antar

bangsa. Perkembangan kepariwisataan secara global serta hubungannya dengan

dimensi ekonomi, telah menumbuhkan suatu usaha kepariwisataan yang disebut

dengan “Industri Pariwisata” (Tourist Industry).

Tugas individu untuk dikumpul dan dinilai (Study Task).

Ada yang mengatakan, bahwa pariwisata pada dasarnya bukanlah suatu

industri. Pariwisata lebih tepat disebut sebagai suatu aktivitas atau kegiatan.

Masalahnya: “apakah pendapat itu tepat, kurang tepat, atau tidak tepat ?

Tugas Kelompok untuk didiskusikan dalam bentuk paper (Discussion Task).

Bagaimana pengaturan hukum bagi usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai

komponen penyelenggara kepariwisataan dalam kaitannya dengan industri

kepariwisataan, ditinjau dari aspek:

1. pendanaan;

2. kesempatan berusaha;

3. perizinan usaha.

Page 12: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

4. kemitraan.

Petunjuk: masing­masing kelompok membahas 1 (satu) aspek.

Bahan Bacaan:

Gamal Suwantoro, Dasar­Dasar Pariwisata, Andi, Yogyakarta, hal. 63­67. Geriya, 1998, Pandangan Sikap Dan Prilaku Masyarakat Terhadap Kepariwisataan,

Makalah Pada Seminar Aspek­Aspek Hukum Kepariwisataan, Diselenggarakan Dalam Rangka Perayaan HUT Fakultas Hukum XXXIV Dan Dies Natalis Universtas Udayana XXXVI, Denpasar, 26 September 1998.Hal,1.

Oka A. Yoeti, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa, Bandung. Hal,107, 110,112­118,132,141­143, 98­108,151,153,164,169,304.

Pitana dan Gayatri, 2005, Sosiologi Pariwisata, ANDI, Yogyakarta. Hal, 188. Salah Wahab, 2003, Manajemen Kepariwisataan, diindonesiakan oleh Frans

Gromang, PT.Pradnya Paramita, Jakarta. Hal, 188. Soekadijo, 1997, Anatomi Pariwisata – Memahami Pariwisata Sebagai “Systemic

Linkage”, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal, 37.

Perundang­undangan:

Undang­Undang Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah.

Undang­Undang Koperasi.

Peraturan Pelaksanaan lainnya.

Page 13: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 3 : PERKULIAHAN 3 (LECTURES).

HUKUM KEPARIWISATAAN. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Kepariwisataan.

B. Arti Penting Pengaturan Hukum Kepariwisataan

C. Perangkat Hukum Kepariwisataan

1. Kepariwisataan Dalam Hukum Nasional

2. Kepariwisataan Dalam Hukum Internasional

Bahan Bacaan. Arya Utama,I Made, Hukum Lingkungan – Sistem Hukum Perizinan Berwawasan

Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pustaka Sutra, Bandung, September 2007.Hal, 93.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2007.Hal, 447.

Geldel, 2006, Industri Pariwisata Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa (GATS­ WTO), Refika Aditama, Bandung.Hal, 43­48.

Marbun,SF dan Mahfud,Moh.MD; Pokok­Pokok Hukum Administrasi Negara; Liberty, Yogyakarta; 1987. Hal, 95.

Marpaung, Happy; Pengetahuan Kepariwisataan, Alphabeta, Bandung. Hal,211­214. Prins,WF dan Kosim Adisapoetra,R; Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara;

Pradnya Paramita, Jakarta; 1983. Hal,72. Spelt, NM, dan Ten Berge,JBJM, 1993,Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh

Philipus M.Hadjon, Yuridika, Surabaya.Hal, 2, 4­5. Utrecht, 1966, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, PT.Penerbit Universitas, Jakarta. Hal 26­29. Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia; Pustaka Tinta Mas,

Surabaya; 1994.Hal, 187. Wyasa Putra, dkk., 2003, Hukum Bisnis Pariwisata, Refika Aditama, Bandung. Hal

2­9. Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

“Kepariwisataan” (Disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Januari 2009; LN.RI.Tahun 2009 Nomor 11 – TLN.RI.Nomor 4966).

Page 14: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 4 : TUTORIAL 2.

Discussion Task – Study Task.

Penyelenggaraan kepariwisataan adalah melibatkan berbagai pihak, oleh karena

itu pengaturan hukum di bidang kepariwisataan sangat penting. Pengaturan

penyelenggaraan kepariwisataan semestinya dilakukan sesuai dengan maksud

diadakannya suatu pengaturan hukum, yang oleh beberapa ahli hukum dinyatakan

untuk memberikan ketertiban, kepastian, dan keadilan.

Tugas kelompok untuk didiskusikan:

Apakah hukum kepariwisataan sesuai dengan maksud diadakannya suatu

pengaturan hukum yaitu memberikan ketertiban, kepastian, dan keadilan.

Tugas Individu untuk dikumpul:

1. Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

“Kepariwisataan”, mencabut dan menyatakan tidak berlaku Undang­Undang

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 Tentang “Kepariwisataan.

Permasalahannya: apa sebabnya UU.No.9 Tahun 1990 diganti.

2. Buatlah sistimatika UU.No.10 Tahun 2009, semenarik mungkin sehingga orang

dengan mudah dapat memahaminya.

Daftar Bacaan:

Arya Utama,I Made, Hukum Lingkungan – Sistem Hukum Perizinan Berwawasan Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pustaka Sutra, Bandung, September 2007. Hal, 93.

Geldel, 2006, Industri Pariwisata Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa (GATS­ WTO), Refika Aditama, Bandung. Hal, 43­48.

Marbun,SF dan Mahfud,Moh.MD; Pokok­Pokok Hukum Administrasi Negara; Liberty, Yogyakarta; 1987.Hal, 95.

Prins,WF dan Kosim Adisapoetra,R; Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara; Pradnya Paramita, Jakarta; 1983.Hal, 72.

Spelt, NM, dan Ten Berge,JBJM, 1993,Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus M.Hadjon, Yuridika, Surabaya. Hal 2, 4­5.

Utrecht, 1966, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, PT.Penerbit Universitas, Jakarta.Hal, 26­29.

Page 15: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia; Pustaka Tinta Mas, Surabaya; 1994. Hal, 187.

Wyasa Putra, dkk., 2003, Hukum Bisnis Pariwisata, Refika Aditama, Bandung. Hal 2­9.

Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang “Kepariwisataan” (Disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Januari 2009; LN.RI.Tahun 2009 Nomor 11 – TLN.RI.Nomor 4966).

Page 16: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 5 : PERKULIAHAN 5 (LECTURES).

PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL.

A. − Pengertian normatif: Wisata, Wisatawan, Paiwisata, dan Kepariwisataan;

− Asas­Asas Penyelenggaraan Kepariwiataan;

− Fungsi, dan Tujuan Kepariwisataan;

− Prinsip­Prinsip Penyelenggaraan Kepariwisataan

B. Pembangunan Kepariwisataan

− Industri pariwisata;

− Destinasi pariwisata;

− Pemasaran;

− Kelembagaan kepariwisataan.

C. Hak, kewajiban, dan larangan Dalam Penyelenggaraan Kepariwisataan.

Bahan Bacaan. Ali Mufiz, Pengantar Administrasi Negara, UT Press, 2000. Hal, 50. Jazim Hamidi; Penerapan Asas­Asas Umum Penyelenggaraan Pemerntahan Yang

Layak Di Lingkungan Peradilan Administrasi Indonesia, 1999. Hal, 42­43. Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

“Kepariwisataan” (Disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Januari 2009; LN.RI.Tahun 2009 Nomor 11 – TLN.RI.Nomor 4966).

Page 17: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 6 : TUTORIAL 3.

Discussion Task.

UU.No.10/2009 ini bersifat nasional dan menyeluruh yang diperlukan sebagai

dasar hukum dalam rangka penyelenggaraan kepariwisataan, yang memberikan

ketentuan yang bersifat pokok, sedangkan pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam

berbagai peraturan perundang­undangan.

Dalam konteks penyelenggaraan kepariwisataan dalam perspektif hukum

nasional, UU.No.10 Tahun 2009 menetapkan beberapa “asas penyelenggaraan

kepariwisataan”.

Kata “asas” mempunyai arti “permulaan” atau “awal”. Berarti asas itu mengawali

atau menjadi permulaan “sesuatu” dan yang dimaksudkan sesuatu di sini adalah

“kaidah” atau “norma”. Dengan demikian, asas­asas tersebut di atas merupakan

dasar dari kaidah­kaidah atau norma­norma hukum kepariwisataan. Asas­asas

tersebut harus terimplementasi dalam kaidah­kaidah atau norma­norma hukum

kepariwisataan.

Tugas Kelompok Untuk didiskusikan:

Apakah asas­asas penyelenggaraan kepariwisataan itu tercermin dalam

UU.No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Daftar Bacaan:

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2007. Hal, 50.

Jazim Hamidi; Penerapan Asas­Asas Umum Penyelenggaraan Pemerntahan Yang Layak Di Lingkungan Peradilan Administrasi Indonesia, 1999. Hal, 42­43.

Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang “Kepariwisataan”.

Page 18: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 7 : PERKULIAHAN 7 (LECTURES).

USAHA PARIWISATA.

a Daya Tarik Wisata

b Kawasan Pariwisata

c Jasa Transportasi Wisata

d Jasa Perjalanan Wisata

e Jasa Makanan dan Minuman

f Penyediaan Akomodasi

g Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi

h Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konfrensi, dan Pameran

i jasa Informasi Pariwisata

j Jasa Konsultan Pariwisata

k Jasa Pramuwisata

l Wisata Tirta

m s p a

Bahan Bacaan. Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

“Kepariwisataan” (Disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Januari 2009; LN.RI.Tahun 2009 Nomor 11 – TLN.RI.Nomor 4966).

Peraturan­Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata yang berkaitan dengan penyelenggaraan usaha pariwisata.

Peraturan­Peraturan Daerah yang berkaitan dengan penyelenggaraan usaha pariwisata.

Page 19: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 8 : TUTORIAL 4.

Study Task.

Pertama: Dalam UU.No.10 Tahun 2009 menentukan, bahwa untuk dapat

menyelenggarakan usaha pariwisata, pengusaha pariwisata “wajib mendaftarkan

usahanya” terlebih dahulu kepada Pemerintah atau Pemerintah Daerah.

Tata cara “pendaftaran” diatur dengan “Peraturan Menteri”. Pendaftaran tersebut

bersifat teknis dan administratif yang memenuhi prinsip dalam “penyelenggaraan

pelayanan publik yang transparan”meliputi, antara lain:

− prosedur pelayanan yang sederhana, − persyaratan teknis dan administratif yang mudah, − waktu penyelesaian yang cepat, − lokasi pelayanan yang mudah dijangkau, − standar pelayanan yang jelas, − informasi pelayanan yang terbuka.

Sebagai perbandingan, UU.No.9 Tahun 1990 menentukan, bahwa badan usaha

dalam melakukan kegiatan usahanya “harus berdasarkan izin” yang diatur lebih

lanjut oleh Menteri.

Mahasiswa secara berkelompok maksimal 5 orang, mencari pengertian­

pengertian dari bentuk­bentuk: (a) daya tarik wisata, (b) jasa perjalanan wisata, (c)

jasa makanan dan minuman, (d) Penyediaan Akomodasi, (e) Penyelenggaraan

Kegiatan Hiburan dan Rekreasi (dikumpul dan dibahas bersama).

Kedua: membahas salah satu bentuk dari usaha pariwisata, apakah tata cara

(prosedur) daftar usaha (perizinan) yang ada sekarang telah memenuhi prinsip

“penyelenggaraan pelayanan publik yang transparan”.

Format Penulisan:

− bentuk paper (individu)

− I. Latar Belakang – II. Permasalahan – III. Pembahasan – IV. Penutup: Simpulan

dan Saran; Daftar Pustaka;

− Fond 12; 1,5 spasi; A4;

− Sampul: Kertas Buffalo warna merah (mencantumkan logo UNUD)

− Dikumpul: 1 (satu) minggu sebelum Ujian Akhir Semester.

Bahan Bacaan:

Page 20: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

Arya Utama,I Made, Hukum Lingkungan – Sistem Hukum Perizinan Berwawasan Lingkungan Untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pustaka Sutra, Bandung, September 2007. Hal, 93.

Prins,WF dan Kosim Adisapoetra,R; Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara; Pradnya Paramita, Jakarta; 1983. Hal, 72.

Spelt, NM, dan Ten Berge,JBJM, 1993,Pengantar Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus M.Hadjon, Yuridika, Surabaya.Hal, 2, 4­5.

Utrecht, 1966, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, PT.Penerbit Universitas, Jakarta. Hal, 26­29. Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia; Pustaka Tinta Mas,

Surabaya; 1994.Hal, 184.

Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang “Kepariwisataan” (Disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Januari 2009; LN.RI.Tahun 2009 Nomor 11 – TLN.RI.Nomor 4966).

Peraturan­Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata yang berkaitan dengan penyelenggaraan usaha pariwisata.

Peraturan­Peraturan Daerah yang berkaitan dengan penyelenggaraan usaha pariwisata.

Page 21: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 9 : PERKULIAHAN 9 (LECTURES).

DOKUMEN PERJALANAN.

A. Surat Perjalanan (Paspor)

B. Visa

C. Izin Masuk, Izin Masuk Kembali, Tanda Bertolak

D. Izin Keimigrasian

E. Bebas Visa Kunjungan Singkat

F. Visa Kunjungan Saat Kedatangan

G. Surat Perjalanan Republik Indonesia.

Bahan Bacaan. Undang­Undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian (31 Maret 1992). Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

“Kepariwisataan” (Disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Januari 2009; LN.RI.Tahun 2009 Nomor 11 – TLN.RI.Nomor 4966).

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 (14 Oktober 1994) Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2005 Tentang Visa, Izin Masuk, Dan Izin Keimigrasian (4 Mei 2005).

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1994 Tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia (22 November 1994).

Keputusan/Peraturan Menteri Kehakiman.

Page 22: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 10 : TURORIAL 5.

Study Task.

Dari pemahaman mengenai dokumen perjalanan untuk lalu lintas orang asing

yang masuk atau keluar wilayah negara Republik Indonesia (RI), tidak semua

dokumen perjalanan itu harus dimiliki oleh seorang wisatawan asing.

Pertanyaannya: Apabila seorang “wisatawan asing” yang berkunjung ke

wilayah negara Indonesia dan kemudian bertolak dari wilayah negara Indonesia,

dokumen perjalanan apa saja yang diperlukannya.

Bahan Bacaan:

Undang­Undang Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian (31 Maret 1992).

Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang “Kepariwisataan” (Disahkan dan diundangkan pada tanggal 16 Januari 2009; LN.RI.Tahun 2009 Nomor 11 – TLN.RI.Nomor 4966).

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 (14 Oktober 1994) Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2005 Tentang Visa, Izin Masuk, Dan Izin Keimigrasian (4 Mei 2005).

Keputusan/Peraturan Menteri Kehakiman.

Page 23: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 11 : PERKULIAHAN 11 (LECTURES).

PARIWISATA BUDAYA.

A. Budaya/kebudayaan sebagai modal dasar Pembangunan dan Penyelenggaraan

Kepariwisataan

B. Pembangunan Dan Penyelenggaraan Pariwisata Baudaya di Provinsi Bali:

1. Dasar Hukum,

2. Asas, Tujuan

3. Pengusahaan Daya Tarik Wisata

4. Kewajiban dalam Pengusahaan Daya Tarik Wisata

5. Peranserta Masyarakat

6. Pembinaan Kepariwisataan

7. Penegakan hukum

Bahan Bacaan. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2007.

Hal, 169­170, 215, 509. Oka A. Yoeti, 2006, Pariwisata Budaya – Masalah Dan Solusinya, PT.Pradnya

Paramita, Jakarta. Hal, 66. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun 1991 Tentang

Pariwisata Budaya (Ditetapkan pada tanggal 1 Pebruari 1991 dan Diundangkan pada tanggal 10 Juli 1991).

Page 24: HUKUM KEPARIWISATAAN - Udayana Universityfl.unud.ac.id/block-book/BLOCK BOOK Th.2010/Block Book Feb Th 20… · DALAM PERSPEKTIF HUKUM NASIONAL. A ... Departemen Pendidikan Nasional,

PERTEMUAN 12 : TUTORIAL 6.

Discussion Task (Kelompok).

Budaya/kebudayaan pada hakekatnya merupakan “modal dasar” bagi

pembangunan dan penyelenggaraan kepariwisataan di Indonesia, khususnya di Bali.

Bali adalah pulau yang memiliki keterbatasan akan sumber daya alam, tetapi

memiliki kekayaan dalam sumber daya “budaya”, pada hakekatnya amat “potensial”

bagi peningkatan kepariwisataan di daerah Bali. Berdasarkan sumber dan potensi

serta kondisi objektif daerah Bali, maka kepariwisataan yang dikembangkan di

daerah Bali, adalah “Pariwisata Budaya”.

Pengaturan yang merupakan landasan hukum bagi penyelenggaraan pariwisata

budaya, adalah “Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun

1991 Tentang Pariwisata Budaya”.

Berdasarkan pemahaman mengenai kebudayaan dan keberadaan Perda No.3

Tahun 1991 Tentang Pariwisata Budaya, mahasiswa diminta untuk memberikan

tanggapan pada salah satu aspek dari materi yang di atur dalam Perda No.3 Tahun

1991.

Catatan: Aspek yang dibahas oleh tiap­tiap kelompok, tidak sama.

Bahan Bacaan:

Koentjaraningrat, 1974, Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, PT,Gramedia, Jakarta.

Oka A. Yoeti, 2006, Pariwisata Budaya – Masalah Dan Solusinya, PT.Pradnya Paramita, Jakarta. Hal, 66.

Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun 1991 Tentang Pariwisata Budaya (Ditetapkan pada tanggal 1 Pebruari 1991 dan Diundangkan pada tanggal 10 Juli 1991).