hutan kota
DESCRIPTION
pengertian hutan kota, jenis, bentuk, fungsi,dsb.keadaan hutan kota di Kota Jakarta, masalah dan pemecahannyaTRANSCRIPT
Gita Yersichad52112255
RTH yang tidak mencukupi di perkotaan dan pemanfaatan dan perawatannya yang tidak optimal dan konsep perencanaan dan manajemen RTH yang baik --- Hutan Kota
Pengelompokan RTH
Berdasarkan fungsi dan luasannyaruang terbuka makro ; daerah
pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan kota, dan pengaman di ujung landasan Bandar Udara
ruang terbuka medium, mencakup pertamanan kota, lapangan olahraga, Tempat Pemakaman Umum (TPU)
ruang terbuka mikro, mencakup taman bermain (playground) dan taman lingkungan (community park)
Pengelompokan RTH
Berdasarkan letak dan fungsinya :ruang terbuka kawasan pantai (coastal open
space)ruang tebruka di pinggir sungai (river flood
plain)ruang terbuka pengaman jalan bebas
hambatam (greenways)ruang terbuka pengaman kawasan bahaya
kecelakaan di ujung landasan Bandar Udara
Definisi Hutan Kota• Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan
pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002).
• Merupakan komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitarnya, berbentuk jalur, menyebar, atau bergerombol (menumpuk), struktur meniru (menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa liar dan menimbulkan lingkungan sehat, suasana nyaman, sejuk dan estetis (Zoer'aini Djamal Irwan, 1994).
• Kawasan vegetasi berkayu yang luas serta jarak tanamnya terbuka bagi umum, mudah dijangkau oleh penduduk kota, dan dapat memenuhi fungsi perlindungan dan regulatifnya, seperti kelestarian tanah, tata air, ameliorasi iklim, penangkal polusi udara, kebisingan, dll (Grey dan Deneke 1978)
• Hutan kota dan sebagian taman kota adalah ruang terbuka yang ditumbuhi vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang member manfaat lingkungan sebesar-besarnya kepada penduduk kota.
Fungsi Hutan KotaPermen Kehutanan RI NOMOR : P.71/Menhut-II/2009
Menurut Heinz Frick
Fungsi hutan kota adalah untuk : a. memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika; b. meresapkan air; c. menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota; dan d. mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
Pencipta iklim mikro yang sejuk (pengatur iklim) dan pengendalian polusi udaraPelindung terhadap erosi dan longsorPencagaran flora dan faunaPengatur/peresap air hujanPembentuk (lansekap) alam sekitarPelindung terhadap angin kencang dan pantulan sinar matahariPengelola humus dari limbah organicPenghasil kayuTempat rekreasi manusia
Bentuk Hutan KotaBentuk hutan kota dapat dibagi menjadi:
a. Berbentuk bergerombol atau menumpuk adalah hutan kota dengan komunitas tumbuh-tumbuhannya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jumlah tumbuh-tumbuhannya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan.
b. Berbentuk jalur yaitu komunitas tumbuh-tumbuhannya tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai, saluran dan lainnya.
c. Berbentuk menyebar yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan komunitas tumbuh-tumbuhannya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil.
Struktur hutan kota
komposisi dari tumbuh-tumbuhan, jumlah dan keanekaragaman dari komunitas tumbuh-tumbuhan yang menyusun hutan kota, dapat dibagi menjadi:
berstrata dua yaitu (pohon dan penutup tanah)
berstrata banyak (semak, terna, liana, epifit, ditumbuhi banyak anakan)
Gambaran Umum Prov. DKI Jakarta
Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dengan penduduk sebesar 10.090.301 jiwa dan berada di dataran rendah pantai utara bagian barat Pulau Jawa, terletak pada 106º48’ bujur timur dan 6º12’ lintang selatan yangmempunyai luas wilayah 662,33 km², dan mengalir sebanyak 13 (tiga belas) sungai baik alami maupun buatan. Kemiringan lahan kurang dari 5%. Sungai besar yang ada di kota Jakarta adalah sungai Ciliwung, Moorkervart dan Cipinang. Provinsi DKI Jakarta terletak pada dataran rendah dengan ketinggian antara 0-10 meter di atas permukaan laut. Suhu rata-rata tahunan mencapai 27ºC dan iklim dipengaruhi oleh angin muson. Tinggi curah hujan setiap tahun rata-rata 2.000 mm dengan maksimum curah hujan tertinggi pada bulan Januari, sedang temperatur bervariasi antara 23,42ºC (minimum) sampai 31,7ºC (maksimum), dan kelembaban (nisbi) 77,97 persen
Ketentuan Tentang Hutan Kota
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 menyebutkan Luas hutan kota dalam satu hamparan kompak paling sedikit 0,25 hektar. Persentase luas hutan kota paling sedikit 10 % (sepuluh perseratus) dari wilayah perkotaan dan atau disesuaikan dengan kondisi setempat
51,037.871268
10050
125
6550.63
1105.19 00
4032.370
1227.71
Presentase Penggunaan LahanDKI Jakarta
permukiman/sosekbud dll.pertanian lahan kering
pertanian lahan sawah
perkebunan
perikanan
perhubungan
areal berhutan
77%
2%
1%0%
0%10%
2%
0%0%
6%
0%
2% Presentase Guna Lahan DKI Jakarta
permukiman/sosekbud dll.
pertanian lahan kering
pertanian lahan sawah
perkebunan
perikanan
perhubungan
areal berhutan
tanah kritis/rusak
padang
industri
pertambangan terbuka
perairan
Inventarisasi Sumber Daya Lahan Menurut Klasifikasi Penggunaan Lahan
Prov. DKI Jakarta
Sumber :BPS Provinsi DKI Jakarta, 2013
Luas kawasan hutan menurut fungsi/status
• Hutan kota di Jakarta tersebar di 59 lokasi dan luasnya sekitar 646.44 Ha. Luas hutan kota ini jauh lebih besar dibandingkan dengan luas hutan alami (hutan lindung dan hutan konservasi) yang ada di DKI Jakarta atau sekitar 60.02 persen dari total luas hutan di DKI Jakarta (1.076,89 Ha)
• Pada tahun 2012 ada penambahan hutan kota seluas 2,06 Ha di Jakarta Timur yaitu hutan kota di Munjul Cipayung dan penurunan hutan kota seluas 0,3 Ha di Jakarta Utara yaitu hutan kota di Semper Timur.
• Terjadi pembebasan lahan untuk fungsi taman kota dan RTH pada tahun 2012 sebesar 1.114.203,12 Ha (nasional)
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi DKI Jakarta 2004
PERSEBARAN HUTAN KOTA DI DKI JAKARTA
Permasalahan Pembangunan HutanKota
1. Perbedaan persepsi (fungsi, manfaat, tipe, bentuk) Hutan Kota dengan Hutan lainnya.
2. Keterbatasan lahan (ganti rugi/ pembebasan lahan) pembangunan Hutan Kota.
3. Status kawasan masih bersifat penunjukan (belum ada penetapan dengan Perda).
4. Terbatasnya Alokasi dana APBD kab/Kota dan Partisipasi Mitra Usaha.
5. Belum optimalnya pemanfaatan Hutan kota sebagai (Pariwisata, rekreasi, olah raga, litbang, pendidikan, plamanutfah, HHBK)
6. Belum berjalannya sistem insentif dalam pembangunan dan pengelolaan Hutan Kota
Syarat Pembukaan Hutan Kota
Pemilihan Jenis Guna mendapatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan pengelolaan lingkungan hidup di perkotaan, jenis yang ditanam dalam program pembangunan dan pengembangan hutan kota hendaknya dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan dengan tujuan agar tanaman dapat tumbuh baik dan tanaman tersebut dapat menanggulangi masalah lingkungan yang muncul di tempat itu dengan baik. Untuk mendapat hasil pertumbuhan tanaman serta manfaat hutan kota yang maksimal, beberapa informasi yang perlu diperhatikan dan dikumpulkan antara lain :
1. Persyaratan edaphis : pH, jenis tanah, tekstur, altitude,salinitas dan lain-lain.
2. Persyaratan meteorologis : suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, radiasi matahari.
3. Persyaratan silvikultur : kemudahan dalam hal penyediaan benih dan bibit dan kemudahan dalam tingkat pemeliharaan.
4. Persyaratan umum tanaman : • Tahan terhadap hama dan penyakit, • Cepat tumbuh, • Kelengkapan jenis dan penyebaran jenis, mempunyai umur yang panjang, Mempunyai bentuk yang indah, Ketika dewasa sesuai dengan ruang yang ada, Kompatibel dengan tanaman lain, Serbuk sarinya tidak bersifat alergis,
5. Persyaratan untuk pohon peneduh jalan : • Mudah tumbuh pada tanah yang padat, • Tidak mempunyai akar yang besar di permukaan tanah, • Tanah terhadap hembusan angin yang kuat, • Dahan dan ranting tidak mudah patah, • Pohon tidak mudah tumbang, • Buah tidak terlalu besar, • Serasah yang dihasilkan sedikit, • Tahan terhadap pencemar dari kendaraan bermotor dan industri, • Luka akibat benturan mobil mudah sembuh, • Cukup teduh, tetapi tidak terlalu gelap, • Kompatibel dengan tanaman lain, • Daun, bunga, buah, batang dan percabangannya secara keseluruhan indah, • Pada saat dewasa cocok dengan ruang yang tersedia, • Berumur panjang, • Pertumbuhannya cepat, • Tahan terhadap hama dan penyakit.
6. Persyaratan estetika : • Mempunyai tajuk dan bentuk percabangan yang indah, • Bunga dan buahnya memiliki warna dan bentuk yang indah.
7. Persyaratan unruk pemanfaatan khusus. Pertimbangan ini harus disesuaikan dengan tujuannya, sehingga memenuhi salah satu kriteria berikut ini : • Tahan terhadap kadar garam yang relatif tinggi, • Tahan terhadap pencemar dari industri dan kendaraan bermotor, • Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menyerap gas, • Mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap hujan asam, • Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam pengelolaan tata air, • Sebagai habitat burung, • Penghasil wewangian dan lain-lain.
Peran Serta Masyarakat Penyediaan Lahan Partisipasi(Perencanaan,
Pendidikan dan Pelatihan Penentuan Lokasi, informasi, Penyuluhan saran pendapat)
Pemanfaatan Hutan Kota Pengamanan dan Perlind
ungan
Peran masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan
HK
PEMERINTAH
Penyandang Dana Bantuan Teknis Pelaksanaan
pembangunan Insentif
TERIMA KASIH