i gender - dosen stain watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... ·...

12

Upload: truongkhue

Post on 20-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural
Page 2: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural

fffiutXt-Otta,llofume, 13 Nomm 2, cDescnfiq 2013

t{4t 373-394

KESETARAAI\I GENDERDALAM PERSPEKTIF AL.QUR'AI\

DAI\ IMPLIKASINYA TERIIADAP HUKUM ISLAM

Sarifa SuhraSekolah Tinggi Agama Islam Negeri Watampone

(syarifah_suhra@yahoo. com)

Abstrak

Tulisan ini menegaskan keadilan dan kesetaraan dalarn perspehif Al-Qur'on danHadis. Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan persamaanmengandung prinsip-prinsip kesetaraan. Laki-laki dan Perempuan sama-samct

sebagai hamba, lhalifoh di bumi, dan menerima perjanjian primordial. Adam danHowi sama-sama aktif dalam drama kosmis. Laki-laki- don-perempuctn baitotensiuntuk meraih prestasi optimal. Implementasi kesetaraan gender perspektif al-

Qur'an melahirl(on adanya transformasi huhtm Islam yang bertalian dengan isukesetaraan. Relasi di bidang profesi, seperti adonya hakim perempuan serto memicu

lahirnya produk huhtm yang berpespektif kesetaraan dan lceadilan gender.

In this pdper, the writer emphasises justice and equality in the perspective of the

Qur'an qnd the Hadith. Islam as a religion holds the values of justice and equalitycontqins the principles of equality. Both men and women are equally as worshippersof Allah; men and women alike as the leaders on this earth; thqt alike receiveprimordial covenant. It is believed that Adam and Eve were both active in the

cosmic drama, men and women have the potential to achieve optimal perforrnance.The intplementation of the gender equality based on the perspective of the Qur'an inIslamic law leads to the transfortnqtion of Islanic low relating to the issues of the

relation of equality between men qnd women. It is also within professional fieldssuch as thefemalejudgewhose produce the legal products based on gender equality

Kata Kunci: Gender, al-Qur'an, Ilukum Islam' Hakim Perempuan.

373

Page 3: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural

I(gsetaramr gadu takmAerspeftgf [email protected]'an [an Impfrftgsiny trfratap ttuQym Istant

Qur'an maupun hadis yang kelihatanaya berdimensi maskulin,'daosecara sepintas menyorot masalah misogoni.' Sementara ajaranIslam, diyakini sebagai rahmat untuk semua manusia tanpamembedakan j enis kelamin.

Dewasa ini agama sering dituduh sebagai sumber terjadinyaketidak adilan dalam masyarakat, termasuk ketidak adilan relasi antaralaki-laki dan perempuan yang sering disebut dengan ketidak adilangender. Gender adalah jenis kelamin bentukan yang dikonstnrksi olehbudaya dan adat istiadat, seperti laki-laki kuat, berani, cerdas,menguasai, sedangkan perempuan ifu lemah, penakut, kurang cerdas(bodoh), dikuasai dll. Isu gender menguat ketika disadari bahwaperbedaan gender antara manusia laki-laki dan perempuan telahmelahirkan ketidak adilan dalam berbagai bentuk sepertimarginalisasi atau pemiskinan ekonomi, subordinate atau anggapantidak penting dalam urusan politik, stereotype atau pencitraan yangnegatif bagi perempuan Citra perempuan yang dimaksud hanyabergelut 3R (dapur, sumur,kasur), kekerasan, dan double burden(beban ganda) terhadap perempuan yang bermuara pada perbuatantidak adil yang dibenci oleh Allah swt.

Sementara itu peran serta perempuan semakin dibutuhkandalam berbagai lini kehidupan termasuk pada bidang hukum. Untukitulah tulisan ini akan mengkaji lebih jauh tentang "KesetaraanGender Perspektif al-Qur'an dan Implementasinya terhadapHukum Islam". Tulisan ini dikaji oleh penulis sebagai bentukkepedulian atas pemahaman keliru sebagian kalangan menanggapiisu gender yang menjadikan Islam dengan segenap ajarannyasebagai biang kerok langgengnya budaya ketidakadilan gender.Melalui penelusuran referensi dengan menggunakan kartu kutipanpenulis mengumpulkan data kepustakaan untuk memperkuat datadalam tulisan ini khususnya tulisan dari para pakar gender danhukum di Indonesia seperti Nasaruddin Umar dan Umar Shihab.

2Maskulin adalah term yang menunjuk kepada kenjantanan seoranglaki-laki, dan memposisikannya sebagai makhluk lebih tinggi kedudukannya.

3Misogini adalam term yang menujuk kepada kaum perempuan, danmemposisikan-nya sebagai makhluk yang dibenci dan dilecehkan.

ISSN 14124534. Volume. 13 Nomor 2. Desember 2013 375

Page 4: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural

Kfsetarda, Qen[ertakmAersTtefrpifAf-Qr'an tan tnpfrfrdshryaterfratap ttufiym Iskn

we work to elucidate, and a subject matter we proceed to study as wetry to defin" it).'o

Dari berbagai definisi tersebut dapat dipahami bahwa genderadalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasiperbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosialbudaya. Gender dalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasamasyarakat (social constructions), bukannya sesuatu yang bersifatkodrati.Dalam konteks tersebut, gender harus dibedakan dari jeniskelamin (seks).Jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagiandua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yangmelekat pada jenis kelamin tertentu. Sedangkan konsep genderadalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupunperempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kulfural,misalnya perempuan dikenal lembut dan cantik. Tidak berlebihanjika dikatakan bahwa gender adalah interpretasi budaya terhadapperbedaan jenis kelamin. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwagender pada hakikafirya lebih menekankan aspek sosial, budaya,psikologis, dan aspek non biologis lainnya. Hal ini berarti bahwagender lebih menekankan aspek maskulinitas atalu feminitasseseorang dalam budaya tertentu. Dengan demikian, perbedaangender pada dasamya merupakan konstruksi yang dibentuk,disosialisasikan, diperkuat, bahkan dilegitimasi secara sosial danbudaya.Pada gilirannya, perbedaan gender dianggap kodrati hinggamelahirkan ketidakseimbangan perlakuan jenis kelamin.

Lebih jauh berbicara tentang gender, Oakley mengemukakanbahwa gender bukan perbedaan biologis dan bukan kodratTuhan.Perbedaan biologis yakni perbedaan jenis kelamin (sex) adalahkodrat Tuhan dan oleh karenanya secara permanen berbeda.Sedangkan gender adalah perbedaan prilaku (behavioral differences\antara laki-laki dan perempuan yang dikonstrrksi secara social yakniperbedaan yang bukan kodrat atau bukan ketentuan Tuhan melainkandiciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui prosessosial dan cultural yang panjang. Caplan (1987) dalam The CulturalConstruction of Sexuality, menguraikan bahwa perbedaan prilakuantara laki-laki dan perempuan tidaklah sekedar biologi. Gender

l0Elaine Showalter (Ed.), Speaking of Gender, (New York & London:Routledge, 1989), h. 3.

ISSN 1 41 2-0534. Volume. 1 3 Nomor 2, Desember 201 3 377

Page 5: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural

I(jsetaraan Qmdn [akn<Perspefrgf At-er'an tan mphfgsinya terfiatap tfuf,ym Istan

terciptanya hubungan harmonis yang didasari rasa kasih sayang(mawaddah wa rafumah) di lingkungan keluarga QS. al-Rum: 21,sebagai cikal bakal terwujudnya komunitas ideal dalam suatu negeridamai penuh ampunan Tuhan (baldatunThayyibatun wa rabbunghafi| QS. Saba: 15.

Al-Qur'an juga berobsesi untuk mengalihkan pola hidup yangbercorak kesukuan (tribalism) yang rawan terhadap berbagaiketegangan dan kezaliman, menuju ke pola hidup ummah, sepertidisebutkan dalam QS. al-Baqarah;213 artinya sebagai berikut:

"Manusia itu adalah ummat yang satu. (Setelah timbulperselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberikabar gembiran dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkanbersarna mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkaran yang mereka perselisih-lrnn.Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainknn orang yangtelah didatangkan kepada merelm Kitab, Yaitu setelah datangkepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengkiantara mereka sendiri.Maka Allah memberi petunjuk orang-orangyang beriman kepada kebenaran tentang hal yang merekaperselisihkann itu dengan kehendak-Nya.dan Allah selalu memberipetunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. "

Pola hidup ummah adalah pola hidup yang lebih mendunia danlebih menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan. Dalam polakesukuan, promosi karier hanya bergulir di kalangan laki-laki,sedangkan perempuan sulit sekali memperoleh kesempatan itu. Dalampola hidup ummah,laki-laki dan perempuan terbuka peluang untukmemperoleh kesempatan itu secara adil.

C. Prinsip-prinsip Kesetaraan Gender

Nasaruddin Umar mengemukakan bahwa ada beberapavariabel yang dapat digunakan sebagai standar dalam menganalisaprinsip-prinsip kesetaraan gender dalam al-Qur'an. Variabel-variabeltersebut antara lain sebagai berikut:

a. Laki-laki dan perempuan Sama-sama sebagai Hamba

Salah satu tujuan penciptaan manusia adalah untukmenyembah kepada Tuhan, sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Zaiyat:56 afirnya sebagai berikut:

ISSN 1 41 2-0534. Volume, 1 3 Nomor 2. Desember 20 1 3 379

Page 6: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural

I(gsetaraan Qenter faknAerspeQpifAL@r'an [an Impfrfosinld terhatap t{ufunn Iskm

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adarn dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian

terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Buknnkah AIat iniTuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul @ngkau Tuban knmi),lrnmi menjadi sal<si". (Kami lakulan yang demikian itu) agar dihari kiamat kamu tidak mengata- kan: "Sesungguhnya kami(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini(keesaan Tuhan).

Menurut Fakhr al-Razi tidak ada seorang pun anak manusialahir di muka bumi ini yang tidak berikrar akan keberadaan Tuhan,dan ikrar mereka disaksikan oleh para malaikat. Tidak ada seorangpun yang mengatakan *tida?'r4. Dalam Islam, tanggrrng jawabindividual dan kemandirian berlangsung sejak dini, yaitu semenjakdalam kandungan. Sejak awal sejarah manusia. Dengan demikiandalam Islam tidak dikenal adanya diskriminasi jenis kelamin. Laki-laki dan perempu:r sama-sama menyatakan ikrar ketuhanan yangsama.

Rasa percaya diri seorang perempuan dalam Islam semestinya

terbentuk sejak lahir, karena sejak awal tidak pemah diberikan beban

khusus berupa "dosa warisan" seperti yang dikesankan di dalamYahudi-Ikisten. Kedua ajaran ini memberikan citra negatif begituseseorang lahir sebagai perempuan, karena jenis kelamin perempuan

selalu dihubungkan dengan drama kosmis, yang mana Hawa dianggapterlibat di dalam kasus keluarnya Adam dari surga, sebagaimana

disebutkan dalam Kitab Kejadian (3): L2.

"Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kau tempatkan di sisila+

dialah yang memberi dori buah pohon itu kepadaku, maka lntmakan".

Sebagai sanksi terhadap kesalahan perempuan itu maka

kepadanya dijatuhkan semacam sanksi sebagaimana disebutkan dalamkitab kejadian (3) : 16

"Firmannya kepada perempuan itu: "Susah payahmu wakhrmengandung akan kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau

to Fakbr al-Razi, al-Tafsir al-Kabfr @eirut D6r al-Haya' al-Turats al-Arabi,

1990), Jilid xv,h. 402.

ISSN 1 41 2-0534, Volume. 1 3 Nomor 2, Desember 201 3 381

Page 7: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural

I(gsetaraan Qeniler [akmQercpeQyif Af-@r'an tan Intpfrfrgsinld terfratap ttuQym Istam

5. Laki-laki pernah makan rumput di lapangan rumput binatangtemak, tetapi Adam memohon kepada Tuhan agar kutukanyang satu ini dihilangkan.

6. Laki-laki akan makan makanan dengan mengeluarkan keringataslinya.

7. Adam kehilangan ketampanan menakjubkan yang diberikanoleh Tuhan kepadanya.

8. Ditinggalkan oleh luar yang sebelumnya telah menjadipembantu setia laki-laki.

9. Adam dibuang dari taman surga dan kehilangan status sebagaipenguasa jagat raya.

10. Laki-laki diciptakan dari debu dan akan kembali menjadi debu.Ia ditakdirkan untuk mati dan dikubur.16

Kutukan yang ditimpahkan kepada kaum laki-laki, selain lunakkutukan itu juga langsung atau tidak langsung menimpa juga kaumperempuan.Sebaliknya, kutukan terhadap perempuan lebih berat danpermanen, serta hanya dialaminya sendiri, tidak dialami kaum laki-laki. Meskipun dalam Kristen dan Yahudi mempunyai banyakpersamaan kultur, tetapi kutukan tersebut tidak umum diakui dalamtradisi Kristen.

Berbeda dengan Al-Qur'an yang mempunyai pandangan lebihpositif terhadap manusia.Al-Qur'an menegaskan bahwa Allahmemuliakan seluruh anak cucu Adam sebagaimana disebutkan dalam

QS. al-Isra:70 artinya sebagai berikut:

"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,Kami anglrut mereka di daratan dan di lautan, Kami berimerekn rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka

dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhlukyang telah Kami ciptakan."

Kata t'rT .,-+ dalam ayat ini menunjukkan kepada seluruh

anak cucu Adam, tanpa membedakan jenis kelamin, suku bangsa, dan

wanra kulit. Dalam al-Qur'an tidak pemah ditemukan satu ayat punyang menunjukkan keutamaan seseorang karena factor jenis kelaminatau karena keturunan suku bangsa tertentu.Kemandirian dan otonomi

'6lbid., h. zs6.

ISSN 1 41 2-0534. Volume. 1 3 Nomor 2, Desember 201 3 383

Page 8: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural

2.

I(gsetaraan Qmter [atamAerspeQlf A[-Qrr'an [an InpLfosinya terfintap tfuEjtn Iskm

Keduanya mendapat kualitas godaan yang sama dari syaitandisebutkan dalam QS. al-A'raf: 20 sebagai berikut:

"Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanyauntuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup darimereka yaitu auratnyo dan syaitan berkata: "Tuhan kamutidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supayakamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadiorang-orang yang kekal (dalam surga). "

Sama-sama memakan buah khuldi dan keduanya menerima akibatjatuh ke bumi, disebutkan dalam QS. al-A'raf:22 afitnya sebagaiberikut:

Malra syaitan membujuk keduanya (untuk memaknn buah itu)dengan tipu daya.Tatkala keduanya telah merasai buah kayuitu, nampaklah bagi keduanya aurat-iruratnya, dan mulailahkeduanya menutupinya dengan daun-daun surga. KemudianTuhan mereka menyeta mereka: "Bukankah Alat telah melarangkamu berdua dari pohon kayu itu dan Alat katakan kepadamu:"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamuberdua?

Sama-sama memohon ampun dan sama-sama diampuni Tuhan,disebutkan dalam QS. al-A'raf:23 artinya sebagai berikut:

Keduanya berkata: "Ya Tuhan knmi, kami telah menganiaya dirilrnmi sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami danmemberi rahmat kepada kami, niscqta pastilah kami termasukorang- orang y an g meru gi.

Setelah di bumi, keduanya mengembangkan keturunan dan salingmelengkapi dan saling membutuhkan, disebutkan dalam QS. al-Baqaralr: 187 afirnya sebagai berikut:

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampurdengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dankamupun adalah pakaian bagi mereka.Allah mengetahui

3.

4.

5.

ISSN 1 41 2-0534. Volume. 1 3 Nomor 2. Desember 201 3 385

Page 9: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural

Kgsetardun Qmter [aknaerspeftprf ALqur'an dan lryhfosirya tufrnfap fuftym Iskm

hasil pemahaman dan penafsiran tersebut terbuka untukdiperdebatkan/direinterpretasi.

D. Imptikasi Kesetaraan Gender terhadap Hukum Islam

Pergumulan hukum Islam dengan realitas zamaa selalu

menuntut timbulnya pertanyaan ulang terhadap produk-produkpemikiran ulama terdahulu, terutama jika dikaitkan dengan spektrum

masalah dewasa ini yang semakin luas dan kompleks. Salah satu

masalah mendasar yang muncul kemudian ialah apakah hukum Islammampu mengantisipasi perkembangan dunia modem atau tidak?

Apabila diperhatikan sejarah perkembangan hukum Islam dari masa

ke masa, ditemukan bahwa hukum Islam mampu mengantisipasi

setiap problema yang muncul. Hal ini disebabkan oleh kemampuan

mujtalrid dalam menggali dan meng-istimbath-kan hukum-hukumyang terdapat dalam al-Qur'an dan hadis Nabi SAW, sesuai dengan

tuntutan zaman. Dengan demikian ketika terjadi kesalahan produk

hukum Islam dalam kasus tertentu boleh jadi penyebabnya adalah

person pembuat hukum itu sendiri bukan Islam dan ajarannya yangbersurnber dari Allah.

Salah satu bukti perkembangan hukum Islam yang sangat pesat

sejak zaman permulaan Islam dan pengaruhnya terasa hingga sekarang

ialah munculnya berbagai mazhab dalam pemikiran hukum Islam dari

kalangan Sunni maupun Syi'ah, baik yang masih bertahan sampai

sekarang maupun yang sudah punah. Salah satu penyebab munculnya

berbagai mazhab tersebut ialah adanya perbedaan kondisi sosial

masyarakat yang dihadapi para pendiri (imam) mazhab bersang-

kuhn.lT Namun dalam kondisi kekinian perlu ditegaskan bahwa kaum

muslimin tidak perlu terpaku pada pendapat salah satu mazhab.

Dengan kata lain bahwa pendapat setiap imam mazhab dapat

dijadikan pegangan yang menjadi tolok ukur dalam memegang suatu

pendapat dari mazhab tertentu ialah kesesuaiannya dengan situasi dan

kondisi masyarakat. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan lahirpemikir-pemikir baru (mui tahid) eta modem.

Salah satu topik yalg menarik dan selalu aktual

diperbincangkan adalah isu kesetaran gender. Contoh kasus kondisi

l7umar Shihab, Huhrm Islam dan Transformasi Pernihiran, (Cet' I;Semarang: Dina Utama, 1996), h' 9.

ISSN 1 41 2-0534. Volume, 1 3 Nomor 2, Desember 201 3 387

Page 10: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural

Wsetaraan Qader [aknrPercpefrpif At:@r'an [an InptiQqsinld terfia[ap l{uQ\m Istan

Dalam QS.al-Nisa': 3 Allah jelas telah mensyari'atkan praktekpoligami. Hanya saja ketetapan hukumnya belum jelas apakah mubah,wajib atau sunnah. Para ulama sepakat menetapkan bahwa ayattersebut merupakan dasar hukum kebebasan berpoligami.Namundemikian, timbul masalah; apakah ayat tersebut apakah poligami itumenunjukkan tujuan agama Islam?Untuk menjawab pertanyaantersebut harus kita menelusuri sejarah kehidupan bangsa Arabsebelum Islam.Dalam sejarah ditmukan bahwa orang Arab gemarberisti banyak sampai puluhan orang. Kebiasaan ini tidak mungkindihilangkan begitu saja karena telah membudaya di masyarakat.

Untuk menghilangkan kegemaran tersebut secara bertahap, diturunkanayat untuk membatasi ketentuan berpoligami itu hanya sampai 4orang, dengan syarat mampu berbuat adil.t'

Dalam hal kewarisanada ayat yang menetapkan laki-lakimendapatkan 2 bagian dari perempuan/2:l (QS. al-Nisa' 11),

meskipun telah tegas (qath'i) namrm perlu diinterpretasi siapa yang

berhak mendapat status laki-laki dan perempuan. Laki-laki tidak mestikarena jenis kelaminnya tetapi dapat dilihat dari aspek perannya.Jikaperempuan lebih dominan berperan dalam memberi nafl<ah, mengurus

orang tua, saudara serta keluarga lainnya, maka boleh jadi perempuan

tersebut dihukum laki-laki dan memperoleh 2 bagian.sementara laki-laki mendapat satu bagian. Untuk itulah diperlukan alat takar siapa

yang lebih berjasa, maka itu mendapat lebih banyak sehingga tidakmenutup kemungkinan permpuan bisa mendapat sama dengan bagianlaki-laki atau bahkan lebih. Jalan lain yang dapat ditempuh adalah

dengan upaya perdamaian (al-sulh) diantara para ahli waris.Kedua hal

tersebut dapat mengangkat perolehan hak waris bagi perempuan tanpa

mengubah ketenfuan Allah yang termaktub dalam al-Qur'an.""

2. Terjadinya Transformasi pemikiran di bidang profesi seperti

hakim perempuan dan profesi lainnya yang umurnnya dilakukanoleh kaum laki-laki (kepemimpinan).

Masalah pengangkatan perempuan menjadi hakim,dahulu telah menjadi perbincangan di kalangan ulama, ada

telbtd.,h.n9.

'olbid,h. t23.

sejakyang

ISSN 1412-0534. Volume. 13 Nomor 2, Desember 2013 389

Page 11: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural

I(gseuraan Qafn [akn Aerspef;gif [email protected]'an [an Impfrforsinya terfiatap ttufrjtm Istam

seorang suami yang akan berisfi lebih dari seorang apabila: (a)isffinya tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isfti, (b) istrimendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan,dan (c) istri tidak dapat melahirkan keturunan. (pasal 4: 2). Untukdapat mengajukan permohonan kepada pengadilan, sebagaimandimaksud dalam pasal 4 di atas, harus dipenuhi syarat-syarat: (a)adanya persetujuan dari isfii/istri-istri, (b) adanya kepastian bahwasuami mampu menjamin keperluan istri dan anak-anak mereka,dan (c)adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri dananak-anak mereka (pasal 5: l).22

Dalam undang-undang tersebut tersirat adanya unsur kesetaraandan keadilan gender karena suami hanya boleh berpoligami atas izintertulis dari istri tanpa paksaan. Selain itu suami harus mampumenjamin semua istri dan anak-anaknya serta mampu berlaku adil atassemua istrinya.

E. Kesimpulan

Dari beberapa uraian terdahulu tentang kesetaraan genderdalam al-qur'an kajian tafsir maudhu'i, maka penulis dapatmengemukakan beberapa kesimpulan bahwa gender adalah suatukonsep yang digunakan untuk mengidentifftasi perbedaan laki-lakidan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Genderdalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat (socialconstructions), bukannya sesuatu yang bersifat kodrati. Antara genderdan sex sangat berbeda, secara umum dapat dikatakan bahwa genderdigunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuandan lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya,psikologis, dan aspek-aspek non biologis lainnya, maka sex secara

umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki danperempum dari segi anatomi biologi. Dalam hal ini, istilah sex lebihbanyak berkonsentrasi kepada aspek biologi seseorang, meliputiperbedaan komposisi kimia dan hormon dalam tubuh, anatomi fisik,reproduksi, dan karakteristik biologis lainnya.

"Lihat selengkapnya dalanr, Redaksi Pustaka Tinta Mas, (Jndang-undang

Perlrswinan (JU No. lll974, PP No. 911975 dan PP No. 10i1983, Pustaka TintaMas, Surabaya, 1986), h. 8.

391ISSN 1 41 2-0534. Volume. I 3 Nomor 2. Desember 201 3

Page 12: I GENDER - Dosen STAIN Watamponedosen.stainwatampone.ac.id/portfolio/sarifa-suhra/wp-content/... · diciptakan oleh manusia (laki-laki dan perempuan) melalui proses sosial dan cultural

l(gsetnraan Qm[er'[atamtPerEefuif ALQr'an [an Inphfrosinyd terfratap tfufum Isknt

DAFTAR PUSTAKA

Arabi, Muhyiddin Ibn 1980, Fushftsh al-Hikam, Beirut: Ddr al-Kitabal-Arabi.

Departemen Agama R[, 1992, Al-Qur'an terjemahan DepartemenAgama Bandung: Gema Insani Press.

Echols, John M. dan Hassan Shadily, 1983, Kamus InggerisIndonesia, Cet. I; Jakarta: Gramedia, cet. XII.

Fakih, Mansur 1996, Analisis Gender dan Transformasi Sosial.Cet.I;Yogyakarta: Pustaka Pelaj ar.

Illich, Ivan. 2001, Matinya Gender.Cet. IIL Yogyakarta: PustakaBelajar.

al- Ishfahani, Mujam lulufradat al-fazdh al-Qur'an Beirut: Dir al-Filff, t.th

Lane, E.W. 1984, Arabic English Lexicon, Cambridge: The IslamicTexts Society.

Lindsey, Linda L. 1990, Gender Roles a Sociological Perspective,New Jersey: Prentice Hall.

Lips, Hilary M. 1993, Sex & Gender an Introduction, Califomia,London, Toronto: Mayfield Publishing Company.

Muin, H. Abd. 1992, Fiqih Siyasah; Konsepsi Kekuasaan Politikdalam Al-Qur'an Cet. I; Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada.

Neufeldt, Victoria (ed.), 1984, Webster's New World Dictionary,NewYork: Webster's New World Cleveland.

Pickthall, Marmaduke. 1958, The Meaning of the Glorious Kordn,New York: A Amentor Religious Classic,.

Redaksi Pustaka Tinta Mas, Undang-undang Perka,vinan.W No.l/1974, PP No. 9/1975 dan PP No. 10/1983, Pustakn TintaMas, Surabayo,.[986.

Shihab, Umar. 1996, Hulatm Islam dan Transformasi Pemikiran.Cet.I; Semarang: Dina Utama.

Showalter (Ed.), Elaine, 1989, Speaking of Gender, New York &London: Routledge.

Tienrey (Ed.), Helen Women's Studies Encyclopedia, Vol. I,NewYork: Green Wood Press.

ISSN 141 2-0534. Volume. 1 3 Nomor 2, Desember 201 3 393