i kata pengantar bab i pendahuluan
TRANSCRIPT
i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN
ii KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Berdasarkan Peraturan Presiden R.I No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 mewajibkan setiap unit yang merupakan entitas
akuntabilitas kinerja atau Eselon I untuk menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja atas
prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan.
Laporan Kinerja tersebut disampaikan setiap tahun kepada Pimpinan Kementerian
Perdagangan sebagai bentuk akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas dan pokok serta
fungsinya untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Laporan
Kinerja Eselon I tersebut haruslah merupakan gabungan menyeluruh dari Laporan Kinerja
Eselon-Eselon II di bawahnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, disusunlah Laporan Kinerja Tahun 2018 Eselon II ini
yang berisi Perjanjian Kinerja yang sudah ditetapkan untuk tahun 2018 serta pencapaian
kinerja atau realisasi pencapaian sasaran dan analisis terhadap pencapaian kinerja dari
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting, yang merupakan unit Eselon II di bawah Eselon I Direktorat Jenderal Perdagangan
Dalam Negeri.
Ke depan, kami berharap agar Laporan Kinerja Tahun 2018 dapat menjadi acuan, bahan
masukan serta umpan balik bagi Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
untuk bekerja dengan lebih baik, efektif dan efisien dalam melayani masyarakat.
Jakarta, April 2019
Direktur Barang Kebutuhan Pokok
Dan Barang Penting
Tuti Prahastuti
iii RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Dit.
Bapokting) sebagai salah satu sarana pemantauan dan Evaluasi atas kinerja pelaksanaan
dokumen-dokumen Perencanaan yang disinkronisasi dan dituangkan dalam Perjanjian
Kinerja. Berdasarkan Perjanjian Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting Tahun 2018, terdapat 3 Sasaran Strategis yang diperjanjikan yang dapat diuraikan
menjadi 3 indikator kinerja strategis sebagaimana tercantum pada tabel dibawah ini.
Tabel 1 Ringkasan Realisasi Seluruh Indikator Kinerja pada Laporan Kinerja Dit.
Bapokting Tahun 2018
NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu
i. Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar waktu
85% 83% 97,65%
2 Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah
ii. Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah
75% 70,4% 93,9%
3 Terjaganya fluktuasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting
iii. Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting yang di setujui
4 Kebijakan
4 Kebijakan
100%
Rata-rata 97,2%
Sumber : Data TU Bapokting 2018
Secara keseluruhan terdapat 3 indikator kinerja. Dari keseluruh IK tersebut, 3 indikator.
Dua indikator yang tidak mencapai target adalah persentase provinsi yang harga barang
kebutuhan pokoknya stabil antar waktu (83%) dan persentase provinsi yang harga barang
kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah (70,4%). Sedangkan indikator yang mencapai target
adalah jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang
penting (100%) yang mana ketiganya dapat mencapai atau melampaui target yang ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi.
iv RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN
Capaian deviasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu tahun 2018 adalah sebesar
83,0%, di bawah target >=85%, realisasi pencapaian target Januari s/d Desember 2018 yaitu
83,0%/85,3% = 97,65%. Dasar penentuan angka target minimum 85% atau 29 provinsi adalah
untuk mengantisipasi kondisi 5 daerah non sentra produksi pangan yang akses distribusi dan
logistiknya masih kurang memadai (Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT).
Perhitungan deviasi antar waktu hanya dilakukan pada 2 periode, yaitu s/d Juni dan s/d
Desember, karena toleransi harga yang tidak stabil hanya 2 bulan dalam satu tahun (rata-rata
1 bulan setiap 6 bulan) dengan pertimbangan adanya 2 festive season (HBKN) yaitu pada
Puasa-Lebaran dan Natal-Tahun Baru.
Tidak tercapainya target deviasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu antara lain
disebabkan fluktuasi harga daging dan telur ayam ras khususnya saat Puasa-Lebaran dan
periode akhir tahun 2018 akibat berbagai faktor antara lain kenaikan harga input (pakan) yang
berdampak pada naiknya harga di level farmgate.
Capaian deviasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah tahun 2018 adalah
sebesar 70,4%, di bawah target 75% Realisasi pencapaian target Januari s/d Desember:
70,4%/75% = 93,86%. Dasar penentuan angka target minimum 75% adalah melihat dari past
performance rata-rata pencapaian deviasi harga bapok antar wilayah per TW tahun 2016-
2017 adalah sekitar 73% serta realisasi pencapaian target kovar harga bapok antar wilayah
tahun 2017 sekitar 92%. Tidak tercapainya target deviasi harga barang kebutuhan pokok antar
wilayah tahun2018 antara lain disebabkan tingginya disparitas harga jagung antar wilayah
khususnya antara sentra produksi dengan sentra konsumsi.
Pedoman mekanisme operasi pasar adalah indikator yang diminta oleh Kantor Staf
Presiden (KSP) untuk ditambahkan di Dit. Bapokting di tahun 2018. Hal ini dilakukan dalam
rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan operasi pasar yang mana pada akhirnya akan
memperbaiki kinerja indikator lainnya yang terkait stabilitas harga barang kebutuhan pokok,
yaitu indikator persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar
waktu, persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah dan
pedoman kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang
penting.
Terkait operasi pasar ini, kebijakan yang dikeluarkan di tahun 2018 adalah:
1) Surat Mendag nomor 58 tanggal 2 Mei 2018 tentang penetapan harga acuan pembelian
di petani dan harga acuan penjualan di konsumen dengan harga komoditi Jagung di
konsumen Rp.4.000, kedelai Rp.9.200, gula Rp.12.500, minyak goreng Rp.11.000,
bawang merah Rp.32.000, daging sapi Rp.105.000, daging sapi beku Rp.80.000, daging
ayam ras Rp.32.000, telur ayam ras Rp.22.000.
2) Surat Mendag nomor 59 tanggal 22 Mei 2018 tentang kewajiban pencantuman label
kemasan beras kepada pelaku usaha yang memperdagangkan beras dalam kemasan,
berlaku untuk jenis beras premium, medium dan beras khusus. Pada label beras
memberi keterangan yaitu berupa merek, jenis beras, keterangan campuran dalam hal
v BAB I PENDAHULUAN
beras dicampur dengan varietas beras lain, berat/isi bersih atau netto dalam satuan
kilogram atau gram, tanggal pengemasan dan nama beserta alamat pengemas beras
atau importir beras.
3) Surat mendag nomor 62 tanggal 23 Mei 2018 tentang penetapan harga khusus daging
ayam ras yang mewajibkan pemasok daging ayam ras menjual kepada toko swalayan
dan pasar rakyat berdasarkan harga khusus yaitu untuk provinsi daerah khusus Ibukota
Jakarta, Jawa Barat, dan Banten maksimal Rp.31.500,-/kg, untuk Provinsi Jawa Timur
dan Jawa Tengah maksimal Rp.30.000,-/kg; dan untuk provinsi selain itu maksimal
Rp.32.500,-/kg.
4) Terakhir dikeluarkan adalah surat mendag nomor 96 tanggal 19 September 2018
permendag ini merupakan pengganti permendag nomor 58 tahun 2018 tentang Harga
Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen dengan harga yang
masih sama.
Secara umum realisasi anggaran Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting pada tahun 2018 sebesar 99,3%. Semula anggaran Direktorat Barang Kebutuhan
Pokok dan Barang Penting sebesar Rp.37.000.000.000 (dipa awal), kemudian dengan
terbitnya surat usulan revisi anggaran dengan nomor 409/PDN/SD/12/2018 tanggal 11
Desember 2018 dengan rincian penambahan anggaran yang di peruntukan untuk stabilisasi
harga gula oleh perum bulog sebesar Rp.346.943.307.000 dan untuk pembelian gabah/beras
dengan fleksibelitas harga sebesar Rp.305.622.327.000, sehingga anggaran Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting menjadi Rp.689.565.634.000 dan berhasil
direalisasikan sebesar Rp.684.788.148.700.
vi DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
RINGKASAN EKSEKUTIF............................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................. 2
B. Struktur Organisasi.......................................................................................... 3
C. Aspek Strategis Organisasi.............................................................................. 8
D. Isu Strategis Organisasi................................................................................... 11
BAB II PERENCANAAN KINERJA............................................................................... 12
A. PERENCANAAN STRATEGIS..................................................................................... 13
Visi............................................................................................................................. 13
Misi............................................................................................................................ 13
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila......................... 13
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.................................................. 14
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum..................... 14
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu................................... 14
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan....................... 14
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari..................................................... 15
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.................................. 15
vii BAB I PENDAHULUAN
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan
dunia internasional.................................................................................... 15
Sembilan Agenda Prioritas.................................................................... 15
B. Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2018................................................................. 20
C. Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting............... 23
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA............................................................................. 26
A. Capaian Kinerja Organisasi.............................................................................. 27
B. Kinerja Anggaran............................................................................................. 47
BAB IV PENUTUP..................................................................................................... 50
LAMPIRAN.............................................................................................................. 54
viii BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Barang Kebutuhan Pokok
Dan Barang Penting......................................................................... 5
Gambar 2 Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan........................ 6
Gambar 3 Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan..................... 6
Gambar 4 Komposisi Pegawai Dit. Bapokting Berdasarkan Usia.................... 7
Gambar 5 Komposisi Pegawai Per SUBDIT..................................................... 8
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Gambar 1 Mendag Melakukan Pantauan Harga Menjelang Puasa
Dan Lebaran................................................................................ 28
Gambar 2 Pelaksanaan Pasar Murah Kemendag Dalam Rangka Hari
Besar Keagamaan Nasional 2018 yang dilaksanakan
Di Parkiran Kemendag................................................................... 35
Gambar 3 Pelaksanaan Pemantauan Harga dan Stock di Pasar Rakyat........ 37
Gambar 4 Pelaksanaan Pasar Murah Kemendag Dalam Rangka Pelepasan
Operasi Pasar Beras Medium........................................................ 39
LAMPIRAN
Gambar 1 Rencana Kerja Tahun 2018........................................................... 55
Gambar 2 Pengukuran Kinerja Program/Kegiatan
Dan Realisasi Tahun 2018.............................................................. 66
Gambar 3 Contoh Perhitungan IKU Antar Wilayah........................................ 72
Gambar 4 Contoh Perhitungan IKU Antar Waktu........................................... 73
Gambar 5 Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok
Dan Barang Penting Tahun 2018..................................................... 75
ix BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR TABEL
BAB II PERENCANAAN KINERJA
TABEL 1 Tujuan dan Sasaran Pengintegrasian dan Perluasan
Pasar Dalam Negeri........................................................................ 17
TABEL 2 Rencana Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok
Dan Barang Penting Tahun 2018...................................................... 21
TABEL 3 Pagu Anggaran Dit. Bapokting Tahun 2018 Berdasarkan
Program............................................................................................ 23
TABEL 4 Rincian Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok
Dan Barang Penting Tahun 2018...................................................... 25
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
TABEL 1 Indikator Kinerja Kegiatan 1............................................................ 29
Tabel 1.1 Indikator Kinerja Kegiatan 1........................................................... 29
TABEL 2 Perkembangan Deviasi Harga Barang Kebutuhan Pokok
Antar Waktu.................................................................................... 30
TABEL 3 Indikator Kinerja Kegiatan 2............................................................ 40
TABEL 3.1 Indikator Kinerja Kegiatan 2.......................................................... 40
TABEL 4 Persentase Provinsi Yang Harga Barang Kebutuhan Pokoknya
Stabil Antar Wilayah Periode Januari-Desember 2018................... 40
TABEL 5 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Barang Kebutuhan Pokok dan
Barang Penting Tahun 2015-2018.................................................... 47
TABEL 5.1 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Barang Kebutuhan Pokok dan
Barang Penting Tahun 2015-2018.................................................... 47
TABEL 6 Perincian Anggaran Direktorat Barang Kebutuhan Pokok
Dan Barang Penting Tahun 2018.................................................... 43
TABEL 7 Perincian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Barang
x BAB I PENDAHULUAN
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Menurut IKU
Tahun 2018...................................................................................... 44
1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
2 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran Direktorat
Barang Kebutuhan
Pokok dan Barang
Penting sebagai
Institusi Negara
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah
rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang
dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan
data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada
instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan
peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP
pada Kementerian Negara/Lembaga merupakan amanat dari
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yang dituangkan lebih
lanjut dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sebagai tindak
lanjut dari penetapan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014,
tanggal 18 Agustus 2015 Kementerian Perdagangan telah
menetapkan Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan
Kementerian Perdagangan yang tertuang dalam Surat Keputusan
Menteri Perdagangan Nomor Kepmendag No. 794/M-
DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan
Kementerian Perdagangan (merupakan penyempurnaan dari
Kepmendag Nomor 1011 Tahun 2012).
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja sebagai
perwujudan
kewajiban
pelaporan dalam
Sistem AKIP
Salah satu tahapan dalam implementasi SAKIP adalah pengukuran
kinerja. Dalam Kepmendag 794/2015 pengukuran Kinerja adalah
proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
mewujudkan visi, misi dan strategi, atau kegiatan manajemen yang
membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar,
rencana, atau target sebagaimana indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Pengukuran (capaian) kinerja merupakan sebuah
mekanisme pemantauan dan pengendalian pencapaian kinerja yang
bermanfaat memberikan informasi bagi pimpinan tentang program
dan kegiatan yang realisasi indikator kinerjanya masih di bawah
target sehingga dapat segera ditindaklanjuti. Selanjutnya, hasil
pengukuran kinerja dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan
Laporan Kinerja. Laporan Kinerja merupakan bentuk
pertanggungjawaban akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada kementerian atas penggunaan
anggaran. Pelaporan kinerja di lingkungan Kementerian
3 BAB I PENDAHULUAN
Perdagangan diterapkan secara bertingkat mulai dari tingkat unit
kerja eselon II/satuan kerja sampai dengan kementerian, serta
dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan.
B. Struktur Organisasi
Reformasi
Birokrasi
Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok
dan Barang
Penting menuju
tata kerja yang
lebih baik
Dalam visi-misinya, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla
berkeyakinan bahwa salah satu cara untuk membawa Indonesia
berdikari dalam ekonomi, negara harus mampu menempatkan
rakyat sebagai pelaku utama dalam pembentukan produksi dan
distribusi nasional. Melalui pencapaian berdikari ekonomi, Jokowi-JK
ingin mengembangkan daya hidup bangsa dan membawa bangsa
Indonesia dalam posisi sederajat dalam membangun kerjasama yang
produktif dalam tataran pergaulan internasional. Untuk
mewujudkan cita-cita berdikari ekonomi, Jokowi-JK kemudian
menyusun langkah-langkah yang lebih detil melalui Sembilan
Agenda Prioritas (Nawa Cita). Secara khusus, di dalam Nawa Cita ada
tiga agenda yang dapat dikaitkan langsung dengan perwujudan
Indonesia yang berdikari secara ekonomi, yaitu: agenda ketiga
melalui pembangunan Indonesia dari pinggiran, agenda keenam
melalui peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional; serta agenda ketujuh melalui penggerakan sektor
strategis ekonomi domestik. Maka selanjutnya adalah tugas dari
pemerintah, dimana Kementerian Perdagangan merupakan bagian
di dalamnya, untuk secara gotong-royong dan profesional
mendorong perwujudan agenda prioritas Pemerintahan Jokowi-JK.
Peran Kementerian Perdagangan dalam pelaksanaan Nawacita
adalah meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa melalui
peningkatan ekspor nonmigas dan jasa yang bernilai tambah tinggi,
serta memperkuat pasar domestik melalui peningkatan efisiensi
logistik dan distribusi nasional. Sasaran yang hendak dicapai dalam
penguatan pasar domestik melalui peningkatan efisiensi logistik dan
distribusi nasional yang akan dicapai terkait perdagangan dalam
negeri pada tahun 2015-2019 adalah:
1. Menurunkan rasio biaya logistik terhadap PDB sebesar 5,0
persen per tahun sehingga menjadi 19,2 persen di tahun 2019.
2. Menurunkan rata-rata dwelling time menjadi sebesar 3-4 hari.
3. Terjaganya koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok
antarwaktu di bawah 9 persen dan koefisien variasi harga barang
4 BAB I PENDAHULUAN
kebutuhan pokok antar wilayah rata-rata di bawah 13,0 persen
per tahun yang antara lain didukung melalui pembangunan
dan/atau revitalisasi/rehabilitasi 5.000 pasar rakyat/pasar
tradisional.
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, sebagai
salah satu unit di dalam Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri Kementerian Perdagangan, memiliki peran penting dalam
mendukung penguatan pasar dalam negeri dan pengamanan pasar
dalam negeri, khususnya sasaran ketiga di atas yaitu terjaganya
koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu dan
antar wilayah. Hal ini sesuai dengan tugas Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting dalam Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Perdagangan, yaitu: melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis
dan supervisi, evaluasi, dan pelaporan di bidang barang kebutuhan
pokok dan barang penting. Tugas tersebut dilaksanakan dengan
menjalankan fungsi sbb: penyiapan perumusan kebijakan,
penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, penyiapan bahan
pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta
pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang barang kebutuhan
pokok dan barang penting.
Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut Dit. Bapokting
memiliki 5 (lima) unit Eselon III yaitu Subdit Barang Kebutuhan Pokok
Hasil Pertanian dan Peternakan, Subdit Barang Kebutuhan Pokok
Hasil Industri dan Perikanan Kelautan, Subdit Barang Penting, Subdit
Informasi Pasar, Subdit Pengawasan dan Tata Usaha.
5 BAB I PENDAHULUAN
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Barang Kebutuhan Pokok
dan Barang Penting
Sumber: Data TU Dit. Bapokting 2018
Dari struktur diatas Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting memiliki kekuatan dan jumlah personil/Sumber Daya
Manusia (SDM) adalah sebagai berikut:
A. Jabatan
1. Direktur : 1 orang
2. Kepala Sub Direktorat : 5 orang
3. Kepala Seksi : 10 orang
4. Kepala Sub Bagian : 1 orang
5. Staf Pelaksana : 28 orang
6. Fungsional : 1 orang
JUMLAH : 41 orang
DIREKTORAT
BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG
PENTING
SUBDIT
Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian
dan Peternakan
SEKSI Hasil Pertanian
SEKSI
Peternakan
SUBDIT
Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri
dan Perikanan Kelautan
SEKSI
Hasil Industri
SEKSI
Hasil Perikanan dan Kelautan
SUBDIT Barang Penting
SEKSI Hasil Industri
SEKSI Hasil Penunjang Pertanian dan Pertambangan
SUBDIT
Informasi Pasar
SEKSI
Informasi Harga
SEKSI
Informasi Stok
SUBDIT Pengawasan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting
SEKSI
Pengawasan Barang Kebutuhan Pokok
SEKSI
Pengawasan Barang Penting
Fungsional Perencana Subbagian Tata Usaha
6 BAB I PENDAHULUAN
B. Golongan
Gambar 2 Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
C. Pendidikan
Gambar 3 Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan
Pendidikan
Dilihat dari jenjang Pendidikan yang dimiliki, pegawai direktorat
barang kebutuhan pokok dan barang penting memiliki komposisi
pegawai dengan tingkat pendidikan mulai dari SLTA s.d tingkat
pendidikan S2. Persentase jumlah pegawai di setiap jenjang
pendidikan berbeda-beda, untuk tingkat pendidikan SLTA mencapai
2%, tingkat pendidikan D3 mencapai 3%, tingkat pendidikan S1
mencapai 49% dan tingkat pendidikan S2 mencapai 46%.
Dengan persentase jumlah pegawai yang memiliki jenjang
Pendidikan S1 cukup tinggi, yaitu 49%, maka dapat dinyatakan
bahwa kualitas tingkat Pendidikan pegawai Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting cukup memadai. Persentase
0
5
10
15
20
25
30
35
IV III II
Jumlah 8 32 1
Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
46%
49%
3% 2%
Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
S2
S1
D3
SLTA
7 BAB I PENDAHULUAN
tersebut juga sudah dihitung sesuai komposisinya masing-masing
dan kebutuhan di bagiannya masing-masing.
Gambar 4 Komposisi Pegawai Dit. Bapokting Berdasarkan Usia
Sumber: Data TU Dit. Bapokting 2018
Dilihat dari komposisi umur, dapat dinyatakan bahwa cukup banyak
pegawai yang akan menjelang pensiun (>50 tahun). Hal ini
mengindikasikan perlunya ada segera regenarasi pegawai di
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting supaya
tetap dapat menjalankan tusinya dengan baik di kemudian hari.
0
5
10
15
20
20-30 30-40 40-50 >50
Jumlah 5 16 5 15
Komposisi Jumlah Pegawai Sesuai Usia
8 BAB I PENDAHULUAN
Gambar 5 Komposisi Pegawai Per SUBDIT
Sumber: Data TU Dit. Bapokting 2018
C. Aspek Strategis Organisasi
Uraian Tugas
Pokok dan Fungsi
Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok
dan Barang Penting
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting mempunyai
fungsi penting dalam mendukung tercapainya sasarn dan tujuan
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Dalam hal ini fungsi
dalam menjaga ketersedian pasokan dan stabilitas harga barang
kebutuhan pokok berfungsi mendukung peran Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri dalam memenuhi agenda Nawa Cita.
Mengacu pada agenda ketiga dalam Nawa Cita yaitu membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan, ada peran yang bisa diambil
oleh Ditjen PDN. Peran Ditjen PDN dalam hal ini adalah
mengoptimalkan perdagangan antar pulau dengan cara melakukan
pengelolaan stok dan logistik di daerah yang dianggap termarjinalkan.
Langkah ini tentunya diukung oleh ketersediaan pasokan komoditi
yang diperdagangkan seperti barang kebutuhan pokok. Dengan
tersedianya pasokan, maka perdagangan akan lebih lancar dan
dengan demikian membantu penyebaran barang kebutuhan pokok
dan/atau barang penting di wilayah-wilayah terluar Indonesia.
Peran pemerintah yang terkandung dalam agenda keenam untuk
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
9 BAB I PENDAHULUAN
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. Dengan adanya peningkatan
produktivitas bagi masyarakat sehingga rakyat indonesia siap dalam
persaingan di pasar internasional. Semakin meningkat
produktivitasnya maka meningkat juga kompetensi masyarakat untuk
bersaing dengan bangsa-bangsa Asia lainnya. Hal ini dilakukan
pemerintah agar masyarakat Indonesia menjadi peran penting di
pasar Internasional.
Disamping mendukung agenda ketiga, Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri juga berperan untuk agenda ketujuh yaitu
penggerakan sektor ekonomi domestik termasuk melalui penguatan
iklim usaha sehingga terwujud kepastian berusaha serta penguatan
dan pemberdayaan pelaku usaha. Hal ini dicapai dengan menjaga
kestabilan harga komoditas barang kebutuhan pokok pada tingkat
yang wajar yang diperdagangkan sehingga dapat memberikan insentif
bagi pelaku usaha untuk meningkatkan usahanya. Dengan semakin
kuatnya kapasitas dan kompetensi pelaku usaha domestik, mereka
akan tetap mampu bertahan dan bahkan mampu melakukan ekspansi
usaha yang pada akhirnya menggerakan perekonomian domestik.
Disamping itu, Ditjen Perdagangan Dalam Negeri juga berperan
meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, sehingga dapat
menekan laju impor khususnya barang-barang yang pada hakekatnya
dapat diproduksi didalam negeri. Penguatan pelaku usaha yang
dibarengi dengan peningkatan penggunaan produk dalam negeri
akan berdampak pada bergeraknya perekonomian domestik. Hal ini
dicapai dengan menjaga stabilitas harga komoditi barang kebutuhan
pokok pada tingkat yang wajar di dalam negeri sehingga produsen
memperoleh insentif yang cukup. Dengan demikian, jaminan
ketersediaan pasokan dalam negeri dari produsen dalam negeri akan
dapat ditingkatkan. Bergeraknya sektor ekonomi domestik juga
berarti mendukung target inflasi <5%, peningkatan konsumsi
produksi dalam negeri sebesar 92,3-93,1 % dari nilai konsumsi rumah
tangga pada tahun 2019 dan penurunan impor barang konsumsi.
Berdasarkan Permendag Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Direktorat
Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting merupakan unit
pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian Perdagangan yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan. Tugas
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting adalah
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
10 BAB I PENDAHULUAN
norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan
teknis dan supervisi, evaluasi dan pelaporan di bidang barang
kebutuhan pokok dan barang penting.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 201,
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang barang kebutuhan
pokok dan barang penting;
b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang barang
kebutuhan pokok dan barang penting;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di
bidang barang kebutuhan pokok dan barang penting;
d. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan
supervisi di bidang barang kebutuhan pokok dan barang penting;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang barang kebutuhan
pokok dan barang penting; dan
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting terdiri atas:
a. Subdirektorat Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian dan
Peternakan;
b. Subdirektorat Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri dan
Perikanan Kelautan;
c. Subdirektorat Barang Penting;
d. Subdirektorat Informasi Pasar;
e. Subdirektorat Pengawasan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting; dan
f. Subbagian Tata Usaha.
11 BAB I PENDAHULUAN
D. Isu Strategis Organisasi
Memastikan
ketersediaan
pasokan dan
menjaga stabilitas
harga barang
kebutuhan pokok
dan barang
penting di daerah
melalui
peningkatan
kelancaran
distribusi
Salah satu faktor yang mempengaruhi instabilitas harga pangan
adalah faktor supply and demand. Oleh karena itu, data terkait
ketersediaan bahan pangan harus selalu diawasi dan dilaporkan oleh
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Koordinasi menjadi
kunci utama dalam memastikan ketersediaan barang dipasar, dan
tidak hanya terbatas pada koordinasi pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah namun juga antara pemerintah dengan pelaku
pasar.
Disamping itu, pemantauan ke lapangan perlu untuk dilakukan dalam
memastikan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok serta
mengantisipasi terjadinya lonjakan harga akibat pendistribusian yang
tidak berjalan secara efektif dan efisien melalui kebijakan-kebijakan
yang bersifat preventif. Pemerintah juga perlu untuk melakukan
intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
kebijakan dalam rangka memastikan ketersediaan pasokan dan
stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting.
LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014
BAB II PERENCANAAN KINERJA 12
BAB II
PERENCANAAN
KINERJA
13 BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
Rencana Strategik
Direktorat
Jenderal
Perdagangan
Dalam Negeri
Tahun 2015 – 2019
Visi
Misi
Visi dan Misi Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
adalah sebagai berikut:
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
Sementara visi pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR, dengan
penjelasan sebagai berikut:
Mandiri: berarti mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan
sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada
kemampuan dan kekuatan sendiri.
Maju: berarti tingkat kemakmuran yang tinggi disertai dengan
sistem dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap.
Adil: berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk
apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah.
Makmur: berarti seluruh kebutuhan hidup masyarakat
Indonesia telah terpenuhi sehingga dapat memberikan makna
dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain.
Visi tersebut diwujudkan melalui 8 (delapan) misi yaitu:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila
dengan memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui
pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan
hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat
beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur
budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia sebagai landasan spiritual, moral, dan etika
pembangunan bangsa.
14 BAB II PERENCANAAN KINERJA
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing dengan membangun
sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing;
meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui
penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju inovasi
secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju;
mereformasi bidang hukum dan aparatur negara; dan
memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan
setiap wilayah, menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan
pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
dengan memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih
kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat
kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin
pengembangan media dan kebebasan media dalam
mengkomunikasikan kepentingan masyarakat; dan
membenahi struktur hukum, meningkatkan budaya hukum dan
menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif,
dan memihak pada rakyat kecil.
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu dengan
membangun kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang
melampui kekuatan esensial minimum dan disegani di kawasan
regional dan internasional; memantapkan kemampuan dan
meningkatkan profesionalisme Polri untuk melindungi dan
mengayomi masyarakat, mencegah tindak kejahatan, dan
menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas
lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam
penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan
komponen cadangan dan komponen pendukung pertahanan
dan kontribusi industri pertahanan nasional dalam sistem
pertahanan semesta.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
dengan meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi
kesenjangan sosial secara menyeluruh dengan meningkatkan
keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan
wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan
dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang
sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial
15 BAB II PERENCANAAN KINERJA
Sembilan Agenda
Prioritas
serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan
diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari dengan memperbaiki
pengelolaan pembangunan untuk menjaga keseimbangan
antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan
kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam
kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui
pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk
permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi;
meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan
lingkungan yang berkesinambungan; memperbaiki
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan
kenyamanan; serta meningkatkan pemeliharaan dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal
pembangunan.
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
dengan menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan
pemerintah; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia
yang berwawasan kelautan; mengelola wilayah laut nasional
untuk mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan
kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara
terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan.
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan
dunia internasional dengan memantapkan diplomasi Indonesia
dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional;
melanjutkan komitmen Indonesia dalam pembentukan
identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional;
dan mendorong kerja sama internasional, regional dan bilateral
antarmasyarakat, antarkelompok, serta antarlembaga di
berbagai bidang.
Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju
Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang
ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan
16 BAB II PERENCANAAN KINERJA
sembilan agenda prioritas. Kesembilan agenda prioritas itu disebut
NAWA CITA, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga
negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melaksanakan revolusi karakter bangsa.
9. Mempengaruhi kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Selaras dengan visi, misi, dan sembilan agenda prioritas
pembangunan Pemerintah, maka agenda prioritas Direktorat
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri adalah:
1. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
(NAWACITA 3).
2. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya (NAWACITA 6).
3. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik (NAWACITA 9).
17 BAB II PERENCANAAN KINERJA
Agenda tersebut pencapaiannya dinyatakan dalam tujuan dan
sasaran strategis yang dinyatakan dalam Rencana Strategis
(Renstra) Ditjen PDN sebagai dasar perencanaan strategis.
Untuk Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting,
tidak mempunyai Rencana Strategis tersendiri, tetapi mengacu
kepada Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen PDN) sebagai pedoman untuk
mencapai kinerja yang optimal selama 5 (lima) tahun ke depan.
Dalam perencanaan strategis tersebut mencakup Tujuan Strategis,
dan Sasaran Strategis Ditjen Perdagangan Dalam Negeri adalah
sebagai berikut, sedangkan visi dan misi Ditjen Perdagangan
Dalam Negeri sendiri mengacu pada visi dan misi pemerintah.
Tabel 1 Tujuan dan Sasaran Pengintegrasian dan Perluasan Pasar Dalam Negeri
Sumber: Data TU Dit. Bapokting 2018
Tujuan 1:
Pengintegrasian
dan Perluasan
Pasar Dalam
Negeri
Sasaran yang ingin dicapai:
1) Meningkatnya pertumbuhan PDB sektor perdagangan. Indikator
yang digunakan untuk mengukur kinerja meningkatnya
pertumbuhan PDB sektor perdagangan adalah pertumbuhan
PDB sub kategori Perdagangan Besar dan Eceran, bukan Mobil
dan Sepeda Motor. Pertumbuhan PDB sektor perdagangan tidak
MIS
I TU
JUA
N
SASA
RA
N
6. Meningkatnya Konektivitas Distribusi dan
Logistik Nasional
7. Meningkatnya Konsumsi Rumah Tangga Nasional terhadap Produk Dalam
Negeri
11. Meningkatnya Pelayanan dan
Kemudahan Berusaha
9. Stabilisasi Harga Barang Kebutuhan Pokok
dan Barang Penting
8. Memperkecil Kesenjangan Harga Barang Kebutuhan Pokok
dan Barang Penting Antar Daerah
1.Pengintegrasian dan Perluasan Pasar Dalam
Negeri
2. Peningkatan Penggunaan dan Perdagangan Produk
Dalam Negeri (PDN)
3. Peningkatan Kelancaran Distribusi dan Jaminan
Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
4. Peningkatan Iklim Usaha dan Kepastian
Berusaha
5.Meningkatnya Pertumbuhan PDB Sektor
Perdagangan
Kontribusi PDB Sub Sektor Perdagangan terhadap PDB
Nasional tanpa migas (5)
Meningkatnya Kapasitas Logistik Perdagangan (6,10)
Menurunnya Rasio Antara Deviasi Harga Provinsi-Provinsi dan Harga Rata-Rata Nasional untuk Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri (8)
Menurunnya Rasio Antara Deviasi Harga Provinsi-Provinsi dan Harga Rata-Rata Nasional untuk Barang Kebutuhan
Pokok Hasil Peternakan (8)
Menurunnya Rasio Antara Deviasi Harga Provinsi-Provinsi dan Harga Rata-Rata Nasional untuk Barang Penting (8)
Peningkatan kapasitas pelaku usaha dagang kecil menengah
(7)
Menurunnya Koefisien Variasi Harga Barang Kebutuhan Pokok
Hasil Industri (9)
Menurunnya Koefisien Variasi Harga Barang Kebutuhan Pokok
Hasil Peternakan (9)
Menurunnya Koefisien Variasi Harga Barang Penting (9)
Kepastian hukum dalam berusaha di
bidang perdagangan
dalam negeri (11)
18 BAB II PERENCANAAN KINERJA
terlepas dari kondisi perekonomian nasional yang sangat
dipengaruhi oleh berbagai hal, di antaranya adalah konsumsi
masyarakat dan konsumsi pemerintah. Oleh karena itu,
meningkatnya daya beli masyarakat dan pengeluaran
pemerintah dapat mendorong laju pertumbuhan konsumsi
nasional sehingga memacu pertumbuhan perekonomian
nasional.
2) Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana distribusi dan
logistik nasional. Indikator yang digunakan untuk mengukur
kinerja meningkatnya konektivitas distribusi dan logistik nasional
adalah:
a) Jumlah Pasar Rakyat Tipe A;
b) Jumlah Pasar Rakyat Tipe B;
c) Jumlah Pusat Distribusi Regional (PDR);
d) Pertumbuhan omzet pedagang pasar rakyat Tipe A yang telah
direvitalisasi.
Tujuan 2:
Peningkatan
Penggunaan dan
Perdagangan
Produk Dalam
Negeri
Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya konsumsi produk
dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga nasional. Penetapan
sasaran ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan produksi
dalam negeri sehingga pada akhirnya dapat turut serta mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, meningkatnya konsumsi
masyarakat terhadap produk dalam negeri dapat membantu
menguatkan daya saing dari produk nasional dan meningkatkan
citra dari produk dalam negeri. Pada akhirnya, meningkatnya
produksi dalam negeri, menguatnya daya saing produk nasional, dan
meningkatnya citra dari produk dalam negeri dapat memberikan
stimulus besar bagi lahirnya kemandirian ekonomi melalui
keseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi.
Sasaran dalam jangka panjang, Perencanaan Strategis Direktorat
Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Tahun 2018
mengacu pada Rencana Strategis Jangka Panjang Direktorat
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tahun 2015-2019 dengan
sasaran program sebagai berikut:
1) Meningkatnya kreativitas, kapasitas, dan kompetensi UMKM
perdagangan serta penggunaan Produk Dalam Negeri.
19 BAB II PERENCANAAN KINERJA
2) Meningkatnya konsumsi produk dalam negeri dalam konsumsi
rumah tangga nasional.
Tujuan 3:
Peningkatan
Kelancaran
Distribusi dan
Jaminan Pasokan
Barang
Kebutuhan Pokok
dan Barang
Penting
Sasaran yang ingin dicapai dalam pengamanan ketersediaan dan
kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting
adalah:
1) Memperkecil Kesenjangan Harga Barang Kebutuhan Pokok dan
Barang Penting Antar Daerah;
2) Stabilisasi Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting;
dan
3) Meningkatnya Pengawasan Barang Beredar di Wilayah
Perbatasan.
Tujuan 4:
Peningkatan Iklim
Usaha dan
Kepastian
Berusaha
Sasaran yang ingin dicapai dalam peningkatan iklim usaha dan
kepastian berusaha bidang perdagangan dalam negeri adalah
meningkatnya pelayanan dan kemudahan berusaha di bidang
Perdagangan Dalam Negeri dan bidang Perdagangan Luar Negeri.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja meningkatnya
kepastian dan kemudahan berusaha bidang perdagangan dalam
negeri adalah:
1) Terintegrasinya layanan perizinan perdagangan di daerah
dengan Sistem Informasi Kementerian Perdagangan;
2) Prosentase Kab/Kota yang dapat menerbitkan SIUP TDP
maksimal 3 Hari.
Dalam rangka mencapai visi misi, dan program prioritas Pemerintah
serta tujuan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kemendag
2015-2019 tersebut maka Ditjen Perdagangan menyiapkan program
Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri yang didukung dengan
kegiatan berupa: (1) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya; (2) Peningkatan Kelancaran Distribusi Bahan Pokok;
(3) Pengembangan Kelembagaan dan Pelaku Usaha Perdagangan; (4)
Pengembangan Kapasitas Logistik Perdagangan dan Sarana
Perdagangan; (5) Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
dan Pemberdayaan Dagang Kecil dan Menengah; dan (6)
Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah. Program
Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri merupakan
pencerminan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perdagangan
Dalam Negeri, sedangkan kegiatan mencerminkan tugas dan fungsi
Unit Kerja Eselon II/Satuan Kerja atau penugasan tertentu di
lingkungan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri. Untuk Direktorat
20 BAB II PERENCANAAN KINERJA
Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, kegiatannya adalah:
Peningkatan Kelancaran Distribusi Bahan Pokok.
Untuk Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting,
maka yang terkait adalah tujuan 3: “Peningkatan Kelancaran
Distribusi dan Jaminan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan
Barang Penting”
Hal tersebut yang kemudian diterjemahkan dan tugas dan fungsi
serta dinyatakan dalam rencana kerja Direktorat Barang Kebutuhan
Pokok dan Barang Penting yaitu berupa program kerja: Peningkatan
Stabilitas Harga dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting” yang mempunyai 3 sasaran program dan masing-masing
indikatornya sebagai berikut:
1) Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu
Dinyatakan pencapaiannya dalam indikator sasaran:
- Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya
stabil antar waktu
2) Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah
Dinyatakan pencapaiannya dalam indikator sasaran:
- Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya
stabil antar wilayah
3) Terjaganya fluktuasi harga barang kebutuhan pokok dan barang
penting
Dinyatakan pencapaiannya dalam indikator sasaran:
- Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang
kebutuhan pokok dan barang penting yang di setujui
B. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUN 2018
Rencana Kerja
Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok
dan Barang
Penting Tahun
2018
Rencana Kerja (Renja) Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting mendukung Rencana Kerja Direktorat Jenderal Perdagangan
Dalam Negeri yang adalah dokumen rencana pembangunan
perdagangan dalam negeri sebagai penjabaran dari tujuan, sasaran dan
indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
Kementerian Perdagangan, yang akan dilaksanakan selama satu tahun
anggaran.
21 BAB II PERENCANAAN KINERJA
Tabel 2 Rencana Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan
Barang Penting Tahun 2018
Sasaran
Kegiatan Indikator Kinerja Target
Satuan
Target
Terjaganya
deviasi harga
barang
kebutuhan
pokok antar
waktu
Persentase provinsi yang
harga barang kebutuhan
pokoknya stabil antar waktu
85 %
Terjaganya
deviasi harga
barang
kebutuhan
pokok antar
wilayah
Persentase provinsi yang
harga barang kebutuhan
pokoknya stabil antar wilayah
75 %
Terjaganya
fluktuasi harga
barang
kebutuhan
pokok dan
barang penting
Jumlah kebijakan teknis
bidang stabilitas harga
barang kebutuhan pokok dan
barang penting yang di
setujui:
1. Permendag 58 Tahun
2018 tanggal 2 Mei 2018
2. Permendag 59 Tahun
2018 tanggal 22 Mei 2018
3. Permendag 62 Tahun
2018 tanggal 23 Mei 2018
4. Permendag 96 Tahun
2018 tanggal 19 Sept
2018
4 Kebijakan
Sumber: Renstra Ditjen Perdagangan Dalam Negeri 2018
Secara detail kegiatan yang mendukung rencana kinerja tersebut di
atas antara lain meliputi:
1. Penyusunan dan penyempurnaan kebijakan di bidang bahan pokok
dan barang penting.
22 BAB II PERENCANAAN KINERJA
2. Peningkatan pemahaman dan kebijakan bahan pokok dan barang
penting melalui pembinaan, pelatihan, dan bimbingan teknis.
3. Peningkatan pemahaman kebijakan informasi harga dan non harga
melalui pelatihan petugas operasionalisasi SP2KP di pusat dan
daerah, pelatihan petugas pemantau harga dan pasokan bawang
dan cabe di pasar induk, bimbingan teknis operasionalisasi sistem
informasi bawang merah, dan FGD identifikasi harga dan pasokan
bahan pokok.
4. Peningkatan kualitas dan ketersediaan data/informasi harga dan
non harga melalui rapat koordinasi nasional dalam rangka
menghadapi HBKN, Penetrasi Pasar, Operasi Pasar, Supervisi atas
pengumpulan, pengolahan dan penyebaran informasi harga dan
non harga, operasionalisasi dan optimalisasi Sistem Pemantauan
Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP).
5. Peningkatan kualitas dan ketersediaan data/informasi bahan
pokok melalui pengamanan kelancaran distribusi komoditi bahan
kebutuhan pokok, pelaksanaan pasar murah, penyusunan profil
dan rapat koordinasi
6. Peningkatan kualitas dan ketersediaan data/informasi barang
penting di sentra distribusi
7. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.
Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA)
Untuk mendanai pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, disusunlah Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) yang berisi rincian alokasi anggaran yang diperlukan
dalam rangka pencapaian hasil (outcome) dan keluaran (output) yang
terukur selama periode 1 (satu) tahun anggaran. Pada awal tahun 2018
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting mendapat
alokasi anggaran sebesar Rp. 37.000.000.000, namun setelah revisi
terdapat tambahan transfer SABA-99 ke DIPA 90 Direktorat Bapokting
sebesar Rp.652.565.634.000 yang di peruntuk untuk penggantian
pengadaan beras dan gula dalam rangka CSHP oleh BULOG. Sehingga
PAGU Dit. Bapokting menjadi Rp.689.565.634.000, dengan rincian
sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini.
23 BAB II PERENCANAAN KINERJA
Tabel 3 Pagu Anggaran Dit. Bapokting Tahun 2018 Berdasarkan
Program
No Satker/Unit Eselon II Nilai DIPA Awal Nilai DIPA Revisi
(Akhir)
1 2 3 4
1 Peningkatan Stabilitas Harga Dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok Dan Barang Penting
37,000,000,000 689,565,634,000
2 Stabilitas Harga Gula Oleh Perum BULOG
346,943,307,000
3 Pembelian Gabah/Beras dengan Fleksibelitas Harga
305,622,327,000
Total 689,565,634,000
Sumber: Data Dit. Bapokting 2018
C. Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
Kontrak Kinerja
Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok
dan Barang
Penting Tahun
2018
Perjanjian Kinerja merupakan perwujudan kesepakatan antara
atasan dan bawahan dalam menetapkan kinerja sesuai dengan
tujuan dan sasaran dalam Rencana Strategis. Perjanjian Kinerja
menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu
instansi pemerintah dalam satu tahun anggaran dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Dalam rangka
mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan
dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Direktur Barang
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting telah menandatangani
Perjanjian Kinerja Tahun 2018 yang mencakup Sasaran Strategis,
Indikator Sasaran Strategis, Target, Program, dan Anggaran.
Perjanjian Kinerja menjadi acuan dalam pengukuran capaian
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja (IK) dalam Pelaporan Kinerja
Dit Bapokting tahun 2018, dimana secara keseluruhan terdapat 3
Indikator Kinerja dari 3 Sasaran Program Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting yang telah ditetapkan pada
tahun 2018 sebagai berikut:
1. Sasaran program: Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan
pokok antar waktu. Sasaran ini menyatakan bahwa Dit. Bapokting
ingin menjaga deviasi harga barang kebutuhan pokok antar
waktu dengan pertimbangan adanya 2 festive season (HBKN)
yaitu pada Puasa-Lebaran dan Natal-Tahun Baru yang dinyatakan
dalam indikator sasaran sbb:
24 BAB II PERENCANAAN KINERJA
Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya
stabil antar waktu
Indikator ini mengukur stabilitas harga barang kebutuhan
pokok antar waktu dari seluruh provinsi di Indonesia (untuk
suatu selang waktu tertentu). Semakin baik stabilitas
harganya, dinyatakan dalam nilai koefisien variasi yang
semakin kecil. Untuk periode 2015-2019 targetnya adalah 9%;
dengan target di 2018 adalah 85%.
2. Sasaran program: Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan
pokok antar wilayah. Sasaran ini menyatakan bahwa Dit.
Bapokting ingin menjaga deviasi harga barang kebutuhan pokok
di seluruh wilayah Indonesia yang dinyatakan dalam indikator
sasaran sbb:
Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya
stabil antar wilayah
Indikator ini mengukur stabilitas harga barang kebutuhan
pokok antar wilayah (provinsi) yang ada di Indonesia dalam
selang waktu tertentu. Semakin baik stabilitas harganya,
dinyatakan dalam nilai Deviasi harga yang semakin kecil.
Untuk periode 2015-2019 targetnya adalah 14,2% s/d 13,0%;
dengan target di 2018 adalah 75%.
3. Sasaran program: Terjaganya fluktuasi harga barang kebutuhan
pokok dan barang penting. Sasaran ini menyatakan bahwa Dit.
Bapokting ingin menjaga fluktuasi harga barang kebutuhan pokok
dan barang penting yang dinyatakan dalam indikator sasaran
sbb:
Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang
kebutuhan pokok dan barang penting yang di setujui
Indikator ini mengukur jumlah mekanisme operasi pasar yang
dihasilkan. Untuk tahun 2018, targetnya adalah 4 kebijakan.
25 BAB II PERENCANAAN KINERJA
Tabel 4 Rincian Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
Tahun 2018
PROGRAM
UTAMA KEGIATAN SASARAN
INDIKATOR KINERJA ANGGARAN (Rp)
URAIAN SATUAN TARGET
Pengembangan
Perdagangan
Dalam Negeri
Peningkatan
Stabilitas
Harga dan
Pasokan
Barang
Kebutuhan
Pokok dan
Barang
Penting
Persentase provinsi
yang harga barang
kebutuhan pokoknya
stabil antar waktu
Persentase
Provinsi
% 85
689,565,634,000 Persentase provinsi
yang harga barang
kebutuhan pokoknya
stabil antar wilayah
Persentase
Provinsi
% 75
Jumlah kebijakan
teknis bidang
stabilitas harga
barang kebutuhan
pokok dan barang
penting yang di
setujui
Jumlah
Kebijakan
Kebijakan 4
7,344,920,000
Sumber: Data Dit. Bapokting 2018
LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014
BAB IV PENUTUP 26
BAB III
AKUNTABILITAS
KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 27
A. Capaian Kinerja Organisasi
Realisasi IKU
Direktorat
Barang
Kebutuhan
Pokok dan
Barang Penting
tahun 2018
Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pada Laporan Kinerja
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting tahun 2018
secara umum di bagi 3 sasaran, yaitu Terjaganya deviasi harga barang
kebutuhan pokok antar waktu, Terjaganya deviasi harga barang
kebutuhan pokok antar wilayah dan Terjaganya fluktuasi harga barang
kebutuhan pokok dan barang penting yang masing-masing sasaran
memiliki indikator yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Sasaran 1
Terjaganya
Deviasi Harga
Barang
Kebutuhan
Pokok Antar
Waktu
INDIKATOR 1 : “Persentase Provinsi Yang Harga Barang Kebutuhan
Pokoknya Stabil Antar Waktu”
Sasaran kedua dari peningkatan kelancaran distribusi dan jaminan
pasokan barang kebutuhan pokok adalah stabilisasi harga barang
kebutuhan pokok. Sasaran ini menggambarkan bahwa harga komoditi
barang kebutuhan pokok secara nasional dalam satu tahun tidak
mengalami fluktuasi harga yang ekstrim.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja stabilisasi harga
barang kebutuhan pokok adalah menurunnya koefisien variasi harga
barang kebutuhan pokok antar waktu. Target dari koefisien dimaksud
sepanjang tahun 2015-2019 sesuai dengan target dari RPJMN 2015-
2019 adalah kurang dari 9%. Adapun komoditi barang kebutuhan pokok
dan barang penting yang menjadi target pengukuran indikator sasaran
ini adalah 10 (sepuluh) komoditi barang kebutuhan pokok. Semakin
kecilnya deviasi harga barang kebutuhan pokok dapat mengindikasikan
stabilitas harga barang kebutuhan pokok secara nasional yang
terkendali, atau dengan kata lain rata-rata harga barang kebutuhan
pokok secara nasional tidak mengalami fluktuasi harga yang ekstrim.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 28
Gambar 1 Mendag Melakukan Pantauan Harga Menjelang Puasa dan Lebaran
Sumber : Foto Aplikasi SIPEG
Capaian Deviasi
Harga Barang
Kebutuhan
Pokok Antar
Waktu Tahun
2018
Capaian deviasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu tahun
2018 adalah sebesar 83,0%, di bawah target >=85%, realisasi
pencapaian target Januari s/d Desember 2018 yaitu 83,0%/85,3% =
97,65%. Dasar penentuan angka target minimum 85% atau 29 provinsi
adalah untuk mengantisipasi kondisi 5 daerah non sentra produksi
pangan yang akses distribusi dan logistiknya masih kurang memadai
(Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT). Perhitungan deviasi
antar waktu hanya dilakukan pada 2 periode, yaitu s/d Juni dan s/d
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 29
Desember, karena toleransi harga yang tidak stabil hanya 2 bulan
dalam satu tahun (rata-rata 1 bulan setiap 6 bulan) dengan
pertimbangan adanya 2 festive season (HBKN) yaitu pada Puasa-
Lebaran dan Natal-Tahun Baru.
Pada Indikator Kinerja Tahun 2015-2017 yaitu koefisien variasi harga
barang kebutuhan pokok antar waktu merupakan Indikator yang sama
dengan masing-masing nilai target pada tahun 2015 sebesar <9% dan
realisasi sebesar 3,3% serta capaian sebesar 163%, untuk target pada
tahun 2016 masih tetap sama sebesar <9% dan realisasi sebesar 3,6%
serta capaian sebesar 250%, lalu target pada tahun 2017 sebesar <9%
dan realisasi mencapai 2% serta capaian sebesar 178%. Pada tahun
2018 berdasarkan hasil reviu KemenpanRB Indikator kinerja
mengalami perubahan Indikator yaitu persentase provinsi yang harga
barang kebutuhan pokoknya stabil antar waktu, perubahan tersebut
dikarenakan adanya perhitungan yang berbeda pada Indikator
sebelumnya. Adapun uraian persentase pada target di tahun 2018
sebesar 85% dan realisasi sebesar 83% serta capaian sebesar 97,65%.
Tabel 1. Indikator Kinerja Kegiatan 1
Indikator Kinerja Kegiatan
2015 2016 2017
Target Realisasi Capaian (%)
Target Realisasi Capaian (%)
Target Realisasi Capaian (%)
IKK IV: Menurunnya koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu
<9% 3,3% 163% <9% 3.6% 250% <9% 2% 178%
Sumber: Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
Tabel 1.1 Indikator Kinerja Kegiatan 1
Indikator Kinerja Kegiatan
2018 Target Jangka Menengah
Target Realisasi Capaian (%)
Target di
2019
Realisasi di 2018
Capaian (%)
IKK IV: Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar waktu 85% 83% 97,65% 85% 83% 97,65%
Sumber: Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 30
Tabel 2 Perkembangan Deviasi Harga Barang Kebutuhan Pokok Antar Waktu
2018 Persentase Provinsi yang Harganya Stabil
Januari s/d Juni Januari s/d Desember
BERAS 79,4% 82,4%
GULA 97,1% 94,1%
JAGUNG 79,4% 67,6%
KEDELAI 88,9% 83,3%
TEPUNG TERIGU 94,1% 97,1%
MINYAK GORENG 100,0% 96,9%
SUSU 100,0% 97,1%
DAGING AYAM 50,0% 35,3%
DAGING SAPI 100,0% 100,0%
TELUR 85,3% 76,5%
RATA-RATA 85,3% 83,0%
Sumber : Data Dit. Bapokting
Tidak tercapainya target deviasi harga barang kebutuhan pokok antar
waktu antara lain disebabkan fluktuasi harga daging dan telur ayam ras
khususnya saat Puasa-Lebaran dan periode akhir tahun 2018 akibat
berbagai faktor antara lain kenaikan harga input (pakan) yang
berdampak pada naiknya harga di level farmgate.
Tidak tercapainya Capaian Deviasi Harga Barang Kebutuhan Pokok Antar
Waktu ini berpengaruh pada koefisien variasi harga barang kebutuhan
pokok antar waktu yaitu stabilitas harga barang kebutuhan pokok antar
waktu tidak terjaga kestabilan harganya baik berdasarkan harga acuan
maupun harga barang kebutuhan pokok lainnya antar waktu
sebelumnya.
Catatan komoditas yang mempengaruhi capaian indikator kinerja tahun 2018
BERAS Pada komoditi beras terjadi disparitas harga yang mengalami ketidak
stabilan harga antar waktu antara bulan Januari-Juni yaitu pada daerah
Padang, Palembang, Jayapura, Bangka Belitung dan Manokwari.
GULA Pada komoditi gula harga stabil.
JAGUNG Pada komoditi jagung terjadi disparitas harga yang mengalami ketidak
stabilan harga antar waktu antara bulan Januari-Desember yaitu pada
daerah Banda Aceh, Pekanbaru, Bengkulu, Kupang, Gorontalo,
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 31
Banjarmasin, Manado, Palu, Jayapura, Tanjung Pinang dan Tanjung
Selor.
KEDELAI Pada komoditi kedelai terjadi disparitas yang mengalami ketidak
stabilan harga antar waktu antara bulan Januari-November yaitu pada
daerah Banda Aceh, Jambi, Pontianak, Banjarmasin dan Samarinda.
TEPUNG TERIGU Pada komoditi tepung terigu terjadi disparitas harga yang mengalami
ketidak stabilan harga antar waktu antara bulan Januari, Maret, April,
Oktober, dan November yaitu pada daerah Pekanbaru.
MINYAK
GORENG
Pada komoditi minyak goreng terjadi disparitas harga yang mengalami
ketidak stabilan harga antar waktu antara bulan Januari, Februari,
Maret, Agustus, September, Oktober, November dan Desember yaitu
pada daerah Banten.
SUSU Pada komoditi susu terjadi disparitas harga yang mengalami ketidak
stabilan harga antar waktu antara bulan Januari-April yaitu pada
daerah Palu.
DAGING AYAM Pada komoditi daging ayam terjadi disparitas harga yang mengalami
ketidak stabilan harga antar waktu antara bulan Februari, Maret, April,
Mei, Juni, Agustus, September, Oktober November dan Desember
yaitu pada daerah Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang,
Bangkulu, Denpasar, Mataram, Kupang, Gorontalo, Pontianak,
Palangkaraya, Samarinda, Manado, Palu, Makassar, Kendari, Ambon,
Bangka Belitung, Maluku Utara, Mamuju dan Tanjung Selor.
DAGING SAPI Pada komoditi daging sapi harga stabil.
TELUR AYAM
RAS
Pada komoditi telur ayam harga stabil.
Perhitungan tabel 2 untuk masing-masing komoditi tersebut diatas diperoleh
berdasarkan rumusan sebagai berikut:
Perhitungan capaian tersebut diperoleh dari membandingkan target dan
realisasi dengan rumus sebagai berikut:
% Capaian = {∑ % 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊
∑ % 𝒕𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕} x100%
Cara Perhitungan:
1. Hitung batas atas = rata-rata harga selama 1 tahun dalam satu provinsi
dalam 1 komoditi dikalikan 9% nilai koefisien variasi antar waktu.
2. Hitung jumlah bulan yang selisih harganya diatas batas atas, jika kurang
dari 2 bulan yang harganya diatas harga rata-rata tahunan maka stabil.
3. Hitung jumlah provinsi yang stabil tiap komoditi dibagi jumlah provinsi
dikali 100%.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 32
4. Hitung rata-rata persentase harga provinsi yang stabil dibagi jumlah
komoditi.
Contoh: Komoditi Beras
Beras untuk wilayah Banda Aceh (tabel terlampir) :
1. Batas atas = jumlah rata-rata dikali 9%, maka nilai rata-rata sebesar
9,394 dikali 9% maka batas atasnya menjadi 845.44.
2. Dari Januari-Desember 2018 selisih harga bulanan dibandingkan batas
atas tidak ada lebih besar dari batas atas maka nilai masing-masing
bulan yang selisih harganya dibawah batas atas seluruhnya bernilai
nol dan jika dijumlahkan selama satu tahun menghasilkan nilai nol
atau dibawah dua, maka wilayah Banda Aceh untuk komoditi beras
dinyatakan stabil.
3. Lakukan nomor 1-2 untuk seluruh provinsi, lalu hitung berapa provinsi
yang stabil berbanding dengan jumlah provinsi dikalikan 100% =
capaian komoditi.
Lakukan proses 1-3 untuk seluruh komoditi, lalu hitung jumlah
capaian komoditi tersebut dibagi jumlah komoditi. (Rincian tabel
terlampir di lampiran halaman 72).
Upaya Ditjen
PDN dalam
Mencapai
Target
Berbagai upaya dilakukan oleh Kemendag dalam melakukan stabilisasi
harga barang kebutuhan pokok antar waktu sehingga mampu
mencapai target yang telah ditetapkan antara lain melalui:
1) Hal utama yang berperan penting dalam pencapaian target deviasi
harga barang kebutuhan pokok antar waktu ini adalah
dilakukannya kegiatan Penetrasi Pasar menjelang puasa/lebaran
dan Natal/Tahun Baru sehingga menjaga stabilitas harga barang
kebutuhan pokok pada kedua waktu tersebut yang mana biasanya
berpotensi timbul gejolak harga berdasarkan data-data historikal
yang ada.
2) Kegiatan Penetrasi Pasar ini dilakukan dalam bentuk pemantauan
langsung di pasar-pasar rakyat di berbagai wilayah di seluruh
Indonesia dan bekerjasama dengan Perum Bulog dan pelaku usaha
bapok yang ada di daerah tersebut (distributor) untuk memasok
barang kebutuhan pokok yang tampak naik harganya di pasar
tersebut pada waktu itu.
3) Penetapan kebijakan harga acuan barang kebutuhan pokok.
Sebagaimana surat No. 58 tahun 2018 telah diterbitkan Permendag
tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 33
Penjualan di Konsumen. Terdapat 10 komoditi yang ditetapkan
harganya yaitu beras, gula, jagung, kedelai, tepung terigu, minyak
goreng, susu, daging sapi, daging ayam ras dan telur ayam ras.
Perhitungan harga acuan melibatkan Kementerian/ Lembaga terkait
serta para pelaku usaha di masing-masing komoditi. Penetapan harga
acuan dilakukan dengan mempertimbangkan struktur biaya yang wajar,
mencakup antara lain biaya produksi, biaya distribusi, keuntungan
pelaku usaha, dan biaya-biaya lainnya.
Harga acuan dipakai oleh Perum BULOG dan/atau BUMN lainnya yang
mendapat penugasan pemerintah dalam melakukan pembelian barang
kebutuhan pokok di petani dan penjualan di konsumen. Dalam
melaksanakan pembelian dan penjualan tersebut, Perum BULOG
dan/atau BUMN lain dapat bekerjasama dengan BUMN, BUMD,
koperasi, dan/atau swasta.
Harga acuan merupakan kebijakan harga yang dilakukan dalam kondisi
normal, sementara sesuai Perpres 71/2015, dalam “kondisi tertentu”,
yaitu apabila terjadi gangguan kegiatan perdagangan nasional,
gangguan pasokan, dan kondisi harga berada di atas/di bawah harga
acuan, Kemendag dapat menetapkan kebijakan lain sebagai berikut:
1) Kebijakan Harga khusus (saat festive season atau saat terjadi
gejolak harga); Harga eceran tertinggi dalam rangka Operasi Pasar;
dan Harga subsidi.
2) Pengelolaan stok dan logistik melalui optimalisasi perdagangan
antar pulau/daerah; pengawasan stok di gudang/pelabuhan; dan
koordinasi penyediaan stok pemerintah.
3) Pengelolaan ekspor impor.
Penugasan Operasi Pasar kepada Perum BULOG dan kerjasama
dengan pelaku usaha dalam upaya stabilisasi pasokan dan harga
beras.
Kemendag akan terus mengoptimalkan peran BULOG sebagai
penyangga dan stabilisator harga beras melalui penugasan untuk
melakukan Operasi Pasar di daerah-daerah yang mengalami gejolak
harga. Melalui Permendag No. 57/M-DAG/PER/8/2017 tanggal 24
Agustus 2017, Kemendag menugaskan Perum BULOG untuk
melaksanakan Operasi Pasar di titik-titik yang mengalami kenaikan
harga, dengan harga penjualan di gudang BULOG Rp. 8.100/kg dan
harga penjualan di tingkat eceran maksimal Rp. 10.250/kg.
Terkait operasi pasar ini, maka kebijakan yang terakhir dikeluarkan
adalah surat mendag nomor 569/M-DAG/SD/5/2018 tanggal 08 Mei
2018 tentang ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium
dengan menggunakan CBP untuk menambah pasokan beras medium di
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 34
seluruh Indonesia bersama Perum BULOG. Dengan harapan Mendag
agar tahun ini OP beras berlangsung lebih baik.
Kemendag juga mengaktifkan peran asosiasi dan BUMD seperti
PERPADI, Pasar Induk Beras Cipinang, PD Pasar Jaya, dan para
pedagang beras untuk menjaga harga pada tingkat harga acuan dan
tidak melakukan penimbunan.
1) Penyediaan alternatif pasokan daging yang lebih murah ke pasar
Daging yang beredar di pasar sebagian besar merupakan daging
segar yang harganya relatif mahal. Karena itu, Kemendag
membuka distribusi daging beku yang harganya relatif lebih murah
ke pasar rakyat yang memliki fasilitas rantai dingin agar masyarakat
dapat memperoleh alternatif pasokan daging yang lebih murah.
Selain itu, Kemendag juga membuka impor daging kerbau dari
India yang disalurkan ke wilayah Jabodetabek oleh Perum BULOG
bekerjasama dengan distributor daging. Daging beku dijual dengan
harga maksimal Rp.80 ribu/kg, lebih murah dibanding rata-rata
harga daging segar di kisaran Rp.98-105 ribu/kg.
2) Kegiatan Bazar Ramadhan atau Pasar Murah telah dilaksanakan
selama total 10 (sepuluh) hari kerja di 4 (empat) lokasi yaitu:
a) Kantor Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian
(PPSDK) Cihanjuang Bandung pada 28-29 Mei 2018, dengan
jumlah pengunjung lebih dari 2.000 orang yang sebagian besar
merupakan masyarakat di sekitar wilayah kantor PPSDK,
meliputi 7 kelurahan di Kecamatan Cihanjuang.
Bazar diikuti oleh sekitar 32 peserta yang menempati 30 stand
tersedia, dimana 70% merupakan pelaku usaha pangan pokok
dan 30% pelaku UKM binaan Kemendag. Jumlah omzet
penjualan selama 2 (dua) hari mencapai lebih dari Rp300 juta.
b) Kantor Direktorat Metrologi Bandung pada 30 – 31 Mei 2018
dengan jumlah pengunjung sekitar 500 orang yang sebagian
besar merupakan masyarakat dan pegawai kantor sekitar.
Bazar diikuti oleh sekitar 33 peserta yang menempati 30 stand
tersedia, dengan omzet penjualan selama 2 (dua) hari
mencapai lebih dari Rp260 juta.
c) Kantor Pusat Kementerian Perdagangan pada 4-7 Juni 2018
dihadiri oleh lebih dari 2.000 orang yang merupakan
masyarakat sekitar dan pegawai internal serta pegawai kantor
sekitar Kemendag. Bazar diikuti oleh 51 peserta yang
menempati 47 stand tersedia, dengan total omzet penjualan
sekitar Rp1,5 miliar.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 35
d) Kantor Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu pada
6–7 Juni 2018 dihadiri oleh sekitar 700 pengunjung dan total
nilai penjualan sekitar Rp280 juta rupiah.
e) Barang kebutuhan pokok pada Bazar Ramadan dijual dibawah
harga acuan/HET yang ditetapkan untuk beberapa komoditi,
antara lain beras dijual Rp8.500-8.950/kg untuk beras medium,
dan Rp11.000-12.000/kg untuk beras premium; daging sapi
beku dijual Rp77.000-80.000/kg dan daging kerbau Rp70.000-
75.000/kg; minyak goreng kemasan sederhana Rp10.000-
11.000/lt; daging ayam beku Rp32.000/kg; telur ayam
Rp20.000/kg; gula pasir Rp10.000/kg; bawang putih Rp12.000-
15.000/kg. Di samping itu peserta dari ritel nasional juga
menjual paket sembako dengan potongan harga mencapai 50
% dari harga normal.
Gambar 2 Pelaksanaan Pasar Murah Kemendag Dalam Rangka Hari Besar Keagamaan
Nasional 2018 yang dilaksanakan di Parkiran Kemendag
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 36
Sumber : Foto dari Aplikasi SIPEG
3) Melakukan Pemantauan Harga dan Stok
a) Melakukan pemantauan harga di 108 pasar 34 Ibu Kota
Propinsi yang bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Propinsi
dan Perum Bulog.
b) Melakukan pemantauan harga di 90 pasar 57 Kabupaten Kota.
c) Melakukan serangkaian kegiatan pemantauan harga dan
stok/pasokan bawang merah di 20 Pasar Induk Perdagangan
Utama bawang merah asal Brebes.
d) Pemantauan stok/pasokan beras di Pasar Induk beras Cipinang.
e) Pemantauan harga dan stok/pasokan produk Altikultura di
Pasar Induk Keramat Jati.
4) Penetrasi Pasar Tahun 2018
a) Memastikan terlaksananya HET barang kebutuhan pokok
terutama: beras medium, gula pasir, minyak goreng kemasan
sederhana, bawang putih, dan daging beku (Permendag Nomor
96/M-DAG/PER/9/2018).
b) Memastikan kecukupan stok di gudang Bulog, gudang
Distributor pada daerah lokasi penetrasi pasar.
c) Memastikan pasokan barang kebutuhan pokok oleh Divre
Bulog, Produsen/Importir/Distributor ke para Pedagang di
Pasar pantauan BPS cukup dan lancar tanpa kendala.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 37
Gambar 3 Pelaksanaan Pemantauan Harga dan Stock di Pasar Rakyat
Sumber : Foto dari Aplikasi SIPEG
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 38
Sasaran 2
Terjaganya
Deviasi Harga
Barang
Kebutuhan
Pokok Antar
Wilayah
INDIKATOR 2 : “Persentase Provinsi Yang Harga Barang Kebutuhan
Pokoknya Stabil Antar Wilayah”
Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja memperkecil
kesenjangan harga barang kebutuhan pokok antar provinsi adalah
Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil
antar wilayah. Pada tahun 2018, target dari deviasi dimaksud sesuai
dengan Renstra PDN adalah 75%. Hal ini dapat diartikan bahwa pada
tahun 2018 perbedaan harga suatu komoditi di suatu daerah terhadap
harga rata-rata nasional adalah 75%.
Indikator ini menggambarkan kondisi perbedaan/deviasi harga barang
kebutuhan pokok antar daerah. Adapun barang kebutuhan pokok yang
akan menjadi target untuk pengukuran sasaran memperkecil
kesenjangan harga barang kebutuhan pokok antar daerah dan
stabilisasi harga barang kebutuhan pokok terdiri dari 10 (sepuluh)
komoditi barang kebutuhan pokok yaitu: (1) beras; (2) gula; (3) jagung
(4) kedelai; (5) terigu; (6) minyak goreng; (7) susu; (8) daging ayam; (9)
daging sapi; (10) telur ayam. Dengan menurunnya disparitas harga
antar daerah untuk barang kebutuhan pokok menunjukkan distribusi
barang kebutuhan pokok semakin baik dan diharapkan kesenjangan
daya beli masyarakat di satu daerah dengan daerah lain semakin kecil.
Dengan kata lain, pasar kebutuhan pokok diharapkan semakin efisien.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 39
Gambar 4 Pelaksanaan Pasar Murah Kemendag Dalam Rangka Pelepasan Operasi Pasar
Beras Medium
Sumber : Foto Aplikasi SIPEG
Dengan kata lain, pasar kebutuhan pokok diharapkan semakin efisien.
Pada Indikator Kinerja Tahun 2015-2017 yaitu koefisien variasi harga
barang kebutuhan pokok antar wilayah merupakan Indikator yang
sama dengan masing-masing nilai target pada tahun 2015 sebesar
<14,2% dan realisasi sebesar 14% serta capaian sebesar 101%,
sedangkan target pada tahun 2016 mengalamai kenaikan pada capaian
yaitu sebesar 112% dan target sebesar <14,2% serta realisasi sebesar
12,6%, lalu target pada tahun 2017 mengalami penurunan capaian
dikarenakan perubahan target pada Indikator yaitu sebesar <13,8% dan
realisasi mencapai 14,8% serta capaian sebesar 92,8%. Pada tahun
2018 mengalami perubahan Indikator yaitu persentase provinsi yang
harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah, perubahan
tersebut dikarenakan adanya perhitungan yang berbeda pada Indikator
sebelumnya. Adapun uraian persentase pada target di tahun 2018
sebesar 75% dan realisasi sebesar 70,4% serta capaian sebesar 93,86%.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 40
Tabel 3. Indikator Kinerja Kegiatan 2
Indikator Kinerja Kegiatan
2015 2016 2017 Target Realisasi Capaian
(%) Target Realisasi Capaian
(%) Target Realisasi Capaian
(%)
IKK ii: Menurunnya koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah
<14.2% 14% 101% <14,2% 12,6% 112% <13,8% 14,8% 92,8%
Sumber: Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
Tabel 3.1 Indikator Kinerja Kegiatan 2
Indikator Kinerja Kegiatan
2018 Target Jangka Menengah
Target Realisasi Capaian (%) Target di 2019
Realisasi di 2018
Capaian (%)
IKK ii: Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah
75% 70,4% 93,86% 75% 70.4% 93,86%
Sumber: Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
Tabel 4 Persentase Provinsi Yang Harga Barang Kebutuhan Pokoknya Stabil Antar Wilayah Periode Januari-Desember 2018
2018 Persentase Provinsi yang
Harganya Stabil TW-1 TW-2 TW-3 TW-4
JANUARI 70,2%
69.4%
70.7% 70.3% 70,4%
FEBRUARI 69,8%
MARET 68,1%
APRIL 69,5%
MEI 72,6%
JUNI 73,8%
JULI 73,4%
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 41
AGUSTUS 72,2%
SEPTEMBER 63,0%
OKTOBER 69,9%
NOVEMBER 71,4%
DESEMBER 71,0%
Sumber : Data Dari Dit. Bapokting (2018)
Dari tabel diatas bahwa Indikator Kinerja IK 2 tidak tercapainya target
deviasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah tahun 2018 antara
lain disebabkan tingginya disparitas harga daging ayam antar wilayah
khususnya antara sentra produksi dengan sentra konsumsi. Capaian
deviasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah tahun 2018 adalah
sebesar 70,4%, di bawah target 75% Realisasi pencapaian target Januari
s/d Desember: 70,4%/75% = 93,86%. Dasar penentuan angka target
minimum 75% adalah melihat dari past performance rata-rata
pencapaian deviasi harga bapok antar wilayah per TW tahun 2016-2017
adalah sekitar 73% serta realisasi pencapaian target kovar harga bapok
antar wilayah tahun 2017 sekitar 92%.
Tidak tercapainya IKK 2 ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga antar wilayah
sebagai berikut:
BERAS Pada komoditi beras terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut
terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Pekanbaru, Palembang,
Manokwari dan Tanjung selor pada bulan Desember.
KEDELAI Pada komoditi kedelai terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut
terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Jambi, Bangkulu, Jakarta,
Semarang, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Manado, Makassar,
Ambon, Jayapura, Banten, Maluku Utara, Mamuju dan Manokwari
pada bulan Desember.
JAGUNG Pada komoditi jagung terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut
terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Banda Aceh, Medan,
Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung,
Semarang, Yogyakarta, Mataram, Kupang, Gorontalo, Pontianak,
Makassar, Kendari, Jayapura, Banten, Mamuju, Manokwari dan
Tanjung Pinang pada bulan Desember.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 42
GULA Pada komoditi gula terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut
terjadi di daerah Manokwari pada bulan Desember.
MINYAK
GORENG
Pada komoditi minyak goreng terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga
tersebut terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Semarang,
Surabaya, Gorontalo, Samarinda, Ambon, Jayapura, Banten, Maluku
Utara dan Manokwari pada bulan Desember.
TERIGU Pada komoditi terigu terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut
terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Jambi, Bengkulu, Bandung,
Semarang, Yogyakarta, Kupang, Pontianak, Palangkaraya, Mamuju,
Tanjung Pinang dan Tanjung Selor pada bulan Desember.
DAGING SAPI Pada komoditi daging sapi terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga
tersebut terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Kupang,
Makassar, Ambon, Tanjung Pinang dan Tanjung Selor pada bulan
Desember.
DAGING AYAM Pada komoditi daging ayam terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga
tersebut terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Banda Aceh,
Pekanbaru, Kupang, Pontianak, Palangkaraya, Samarinda, Bangka
Belitung, Maluku Utara, Mamuju, Manokwari dan Tanjung Selor pada
bulan Desember.
TELUR AYAM Pada komoditi telur ayam terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga
tersebut terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Banda Aceh,
Medan, Padang, Bengkulu, Kupang, Palangkaraya, Jayapura, Maluku
Utara, Manokwari dan Tanjung Selor pada bulan Desember.
SUSU Pada komoditi susu terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut
terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Banda Aceh, Jakarta,
Denpasar, Palu dan Tanjung Selor pada bulan Desember.
LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014
BAB IV PENUTUP 43
Perhitungan capaian tersebut diperoleh dari membandingkan target
dan realisasi dengan rumus sebagai berikut:
% Capaian = {∑ % 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊
∑ % 𝒕𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕} x100%
Cara Perhitungan:
1. Hitung rata-rata nasional = total rata-rata harga di tiap provinsi.
2. Hitung nilai mutlak (ABS) = nilai harga dikurang nilai rata-rata nasional.
3. Hitung Batas Atas = nilai rata-rata nasional dikali 13.8%.
4. Hitung persentase = Jumlah provinsi dibagi dengan Provinsi.
5. Hitung rata-rata per bulan = nilai rata-rata seluruh persentase pada
komoditi antar wilayah.
Contoh: Komoditi Jagung
1. Rata-rata nasional = jumlah rata-rata harga di seluruh provinsi, maka
nilai rata-rata nasional sebesar 7,592.
2. Nilai mutlak (ABS) = nilai harga di tiap provinsi dikurangi dengan nilai
rata-rata nasional.
3. Lakukan perhitungan nomor 2 untuk seluruh provinsi ditiap komoditi
perbulan, lalu hitung Nilai batas atas = nilai rata-rata nasional
dikalikan 13,8%, maka nilai batas atas komoditi jagung sebesar
1,048.
4. Lakukan perhitungan nomor 2-3 untuk seluruh provinsi ditiap
komoditi perbulan, lalu hitung persentase = jumlah provinsi dibagi
dengan total jumlah provinsi maka nilai persentase untuk komoditi
jagung sebesar 38,2%.
5. Lakukan perhitungan 2-4 untuk seluruh provinsi ditiap komoditi
perbulan, lalu hitung rata-rata perbulan = total nilai rata-rata
persentase pada komoditi antar wilayah maka nilai persentase untuk
seluruh komoditi pada bulan Desember sebesar 71,0%. (Rincian
tabel terlampir di halaman 73).
Upaya
Direktorat
Barang
Kebutuhan
Pokok dan
Barang Penting
Dalam rangka menurunkan deviasi harga barang pokok antar wilayah,
Dit. Bapokting melakukan berbagai program/kegiatan yang menunjang
Indikator Kinerja Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar
wilayah sebagai berikut:
1) Pemantauan Harga dan Pengawasan
Melakukan pemantauan harga harian di 34 propinsi di 198 pasar,
dan dipublikasikan melalui website: http://ews.kemendag.go.id//
44 BAB IV PENUTUP
dalam Mencapai
Target
2) Peningkatan Kelancaran Pendistribusian Barang Pokok
Bekerjasama dengan Stakeholder Terkait di Pusat dan Daerah
a) Operasi pasar di daerah-daerah yang kekurangan pasokan atau
harganya lebih tinggi dari harga acuan dalam Permendag
27/2017.
b) Bekerjasama dengan SATGAS Pangan untuk pengamanan
distribusi dan pencegahan aksi spekulasi melalui
penimbunan/penundaan pengeluaran komoditi bapok (misal
beras) dari tempat penyimpanan/gudang.
c) Program tol laut/gerai maritim untuk meningkatkan pasokan
ke daerah-daerah pelosok yang jauh dari pusat distribusi.
3) Penetapan Kebijakan
a) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96/M-
DAG/PER/9/2018 tanggal 19 September 2018 tentang Harga
Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan
di Tingkat Konsumen untuk komoditas pangan seperti beras,
jagung ,kedelai, gula, Minyak Goreng, bawang merah, Daging di
bagi menjadi 2 yaitu: daging sapi dan Daging Beku, Daging
Ayam Ras dan Telur Ayam Ras. Harga acuan ini akan berlaku
selama empat bulan dan akan dievaluasi sesuai kondisi yang
berkembang. Berikut ini rincian harga acuan penjualan tujuh
komoditas pangan di tingkat konsumen, yang mulai berlaku
September 2018 hingga empat bulan ke depan. Harga beras,
Rp. 9.500,- per kilogram, Jagung Rp. 4.000,- per kilogram
(Curah), Harga Kedelai ke perajin tahu/tempe Rp. 9.200,- per kg
(Lokal) dan Rp. 6.800,- per kg (Impor). Gula Rp. 12.500,- per kg,
Minyak Goreng Rp. 10.500,- per Liter (Curah) dan Rp. 11.000,-
per Liter (Kemasan Sederhana). Bawang Merah Rp. 32.000,- per
kg. Daging Sapi Rp. 50.000,-per kg (tetelan) hingga Rp.
105.000,- (paha belakang) untuk daging segar dan Rp. 80.000,-
(Sapi) per kg untuk daging beku. Daging Ayam Ras Rp. 32.000
per kg dan Telur Ayam Ras Rp. 22.000 per kg.
b) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-
DAG/PER/3/2017 tanggal 30 Maret 2017 tentang Pendaftaran
Pelaku Usaha Distribusi Barang Kebutuhan Pokok. Dalam
permendag ini, pelaku usaha distributor harus melakukan
resgistrasi melalui SIPT online dengan mengisi formulir yang
tersedia secara lengkap dan benar. Untuk pengumpulan berkas
dapat dilakukan dengan cara scan berkas lalu di unggah ke web
SIPT online, berkas yang diperlukan adalah:
i. Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
45 BAB IV PENUTUP
ii. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
iii. Kartu Tanda Penduduk atau Paspor Penanggung Jawab
Perusahaan;
Setelah persyaratan registerasi sudah lengkap dan jika sudah di
approve melalui SIPT online maka surat perizinan akan di
proses. Setelah itu pelaku usaha diwajibkan untuk melaporkan
pergerakan stok yang dimilikinya (diperoleh dari mana dan
disalurkan ke mana sejumlah berapa) dan Peraturan Menteri
Perdagangan ini masih berlaku sampai adanya kebijakan baru.
c) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-
DAG/PER/8/2017 tanggal 24 Agustus 2017 tentang Penetapan
Harga Eceran Tertinggi Beras Medium yang sebesar Rp.
9.450/kg (wilayah Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB) sampai Rp
10.250/kg (wilayah Maluku dan Papua) serta Harga Eceran
Tertinggi untuk Beras Premium yang sebesar Rp 12.800/kg
(wilayah Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB) sampai Rp
13.600/kg (wilayah Maluku dan Papua). Sesuai peraturan
Menteri Perdagangan yang sudah di tetapkan jika pelaku usaha
distributor yang melanggar permendag akan dikenakan sanksi
dan permendag diatas masih berlaku hingga dibuat permendag
terbaru.
Sasaran 3
Terjaganya
Fluktuasi Harga
Barang
Kebutuhan
Pokok dan
Barang Penting
INDIKATOR 3 : “Jumlah Kebijakan Teknis Bidang Stabilisasi Harga
Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Yang di Setujui”
Pedoman mekanisme operasi pasar adalah indikator yang diminta oleh
Kantor Staf Presiden (KSP) untuk ditambahkan di Dit. Bapokting di
tahun 2018. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas
pelaksanaan operasi pasar yang mana pada akhirnya akan
memperbaiki kinerja indikator lainnya yang terkait stabilitas harga
barang kebutuhan pokok, yaitu indikator persentase provinsi yang
harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar waktu, persentase
provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah
dan Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan
pokok dan barang penting yang di setujui.
Analisis pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) 3 pada Tahun 2018,
target indikator 3 ini di Tahun 2018 adalah 4 kebijakan. Terkait Operasi
Pasar ini, kebijakan yang dikeluarkan di Tahun 2018 adalah:
1) Peraturan Menteri Perdagangan nomor 58 tanggal 2 Mei 2018
tentang penetapan harga acuan pembelian di petani dan harga
acuan penjualan di konsumen dengan harga komoditi Jagung di
konsumen Rp.4.000, kedelai Rp.9.200, gula Rp.12.500, minyak
46 BAB IV PENUTUP
goreng Rp.11.000, bawang merah Rp.32.000, daging sapi
Rp.105.000, daging sapi beku Rp.80.000, daging ayam ras
Rp.32.000, telur ayam ras Rp.22.000.
2) Peraturan Menteri Perdagangan nomor 59 tanggal 22 Mei 2018
tentang kewajiban pencantuman label kemasan beras kepada
pelaku usaha yang memperdagangkan beras dalam kemasan,
berlaku untuk jenis beras premium, medium dan beras khusus.
Pada label beras memberi keterangan yaitu berupa merek, jenis
beras, keterangan campuran dalam hal beras dicampur dengan
varietas beras lain, berat/isi bersih atau netto dalam satuan
kilogram atau gram, tanggal pengemasan dan nama beserta alamat
pengemas beras atau importir beras.
3) Peraturan Menteri Perdagangan nomor 62 tanggal 23 Mei 2018
tentang penetapan harga khusus daging ayam ras yang
mewajibkan pemasok daging ayam ras menjual kepada toko
swalayan dan pasar rakyat berdasarkan harga khusus yaitu untuk
provinsi daerah khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, dan Banten
maksimal Rp.31.500,-/kg, untuk Provinsi Jawa Timur dan Jawa
Tengah maksimal Rp.30.000,-/kg; dan untuk provinsi selain itu
maksimal Rp.32.500,-/kg.
4) Peraturan Menteri Perdagangan nomor 96 tanggal 19 September
2018 permendag ini merupakan pengganti permendag nomor 58
tahun 2018 tentang Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga
Acuan Penjualan di Konsumen dengan harga yang masih sama.
Selain kebijakan tersebut, Dit. Bapokting juga melakukan kegiatan
Pemetaan Pelaksanaan Kebijakan Operasi Pasar bekerjasama dengan
pihak ketiga untuk mengetahui kondisi pelaksanaan Operasi Pasar di
daerah yang mana hasilnya dipergunakan sebagai bahan masukan
penyusunan kebijakan operasi pasar.
Dengan demikian dapat disampaikan bahwa pencapaian target
indikator kinerja 3 dari tahun 2015-2018 ini adalah 4 rancangan dan
realisasi 4 rancangan dengan capaian 100% karena pedoman operasi
pasar.
47 BAB IV PENUTUP
Tabel 5 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Barang Kebutuhan Pokok dan
Barang Penting Tahun 2015-2018
Indikator Kinerja Kegiatan
2015 2016 2017
Target Realisasi Capaian
(%) Target Realisasi
Capaian (%)
Target Realisasi Capaian
(%)
IKK IV: Jumlah rekomendasi kebijakan barang kebutuhan pokok dan barang
strategis
4 Kebijakan
4 Kebijakan
100% 4
Rancangan 4
Rancangan 100%
4 Rancangan
4 Rancangan
100%
Sumber: Dari Dit. Bapokting 2015-2017
Tabel 5.1 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Tahun 2015-2018
Indikator Kinerja Kegiatan
2018 Target Jangka Menengah
Target Realisasi Capaian
(%) Target di
2019 Realisasi di 2018
Capaian (%)
IKK III: Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting yang di setujui
4 Kebijakan
4 Kebijakan
100% 4
Kebijakan 4
Kebijakan 100%
Sumber: Dari Dit.Bapokting Tahun 2018
Analisis Pencapaian target ini adalah hasil dari rapat koordinasi antara
kemendag sebagai regulator dengan perum BULOG sebagai operator
pelaksana OP (Operasi Pasar), selain itu dilakukan juga koordinasi
dengan distributor beras, penggilingan beras dan PT. Foodstation
Tjipinang sebagai mitra perum BULOG dalam melakukan OP (Operasi
Pasar), khususnya dalam hal penyediaan beras dan pendistribusian
beras dalam Operasi Pasar. Koordinasi lain juga dilakukan dengan
SATGAS Pangan Polri dalam hal mengamankan pelaksanaan Operasi
Pasar.
B. Kinerja Anggaran
Kinerja
Anggaran
Direktorat
Barang
Kebutuhan
Secara umum realisasi anggaran Direktorat Barang Kebutuhan Pokok
dan Barang Penting pada tahun 2018 sebesar 99,3%. Semula anggaran
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting sebesar
Rp.37.000.000.000 (dipa awal), kemudian dengan terbitnya surat
usulan revisi anggaran dengan nomor 409/PDN/SD/12/2018 tanggal 11
Desember 2018 dengan rincian penambahan anggaran yang di
48 BAB IV PENUTUP
Pokok dan
Barang Penting
peruntukan untuk stabilisasi harga gula oleh perum bulog sebesar
Rp.346.943.307.000 dan untuk pembelian gabah/beras dengan
fleksibelitas harga sebesar Rp.305.622.327.000, sehingga anggaran
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting menjadi
Rp.689.565.634.000 dan berhasil direalisasikan sebesar
Rp.684.788.148.700.
Dalam penambahan anggaran tersebut terdapat beberapa alasan atau
pertimbangan perlunya revisi anggaran yaitu:
1. Untuk memenuhi kebutuhan Prioritas Nasional pada Satker
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting;
2. Cadangan stabilisasi harga pangan merupakan upaya dalam rangka
stabilisasi harga pangan yang diperuntukan untuk penggantian
selisih harga penugasan pengadaan beras dan gula kepada Bulog
dalam rangka stabilisasi harga pangan;
3. Untuk meningkatkan kualitas belanja dan optimalisasi penggunaan
anggaran.
Kondisi realisasi anggaran ini jika dibandingkan tahun 2017 maka lebih
baik, yaitu terjadi peningkatan realisasi dari 92,6% di 2017 menjadi
99,3% di 2018. Hal ini selain karena dipengaruhi penambahan anggaran
CSHP Beras dan Gula, juga karena koordinasi pelaksanaan anggaran
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting yang lebih baik
dari sebelumnya.
Namun demikian, dapat disampaikan juga bahwa secara umum
kendala-kendala yang dihadapi dalam penyerapan anggaran antara
lain:
1. Perubahan pagu/revisi pagu;
2. Perubahan prioritas kegiatan/perubahan kegiatan;
3. Adanya serapan anggaran secara nasional;
4. Penambahan anggaran CSHP Gula dan Beras.
49 BAB IV PENUTUP
Tabel 6 Perincian Anggaran Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Tahun 2018
No Satker/Unit
Eselon II Nilai DIPA
Awal Nilai DIPA
Revisi
Realisasi Sisa Anggaran
Rupiah % Rupiah %
1 2 3 4 5 6 7 8
1
DIREKTORAT BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING
37,000, 000,000 689,565,634,000 684,788,148,700 99,3% 4,777,485,300 0,7%
Sumber: Sistem Aplikasi SATUDJA dan Sistem Aplikasi SAS 2018 Kemenkeu
Tabel 7 Perincian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Menurut IKU Tahun 2018
NO INDIKATOR
KINERJA KEGIATAN
OUTPUT TARGET ANGGARAN REALISASI %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar waktu
Persentase Provinsi
85%
689.565.634.000 684.788.148.300 99% 2 Persentase
provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah
Persentase Provinsi
75%
3 Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting yang di setujui
Jumlah Kebijakan
4
Kebijakan 7.344.920.000 5.508.389.839 75%
Sumber: Sistem Aplikasi SATUDJA dan Sistem Aplikasi SAS 2018 Kemenkeu
50 BAB IV PENUTUP
BAB IV
PENUTUP
51 BAB IV PENUTUP
Realisasi Yang
Baik Perlu
Dipertahankan
Untuk Masa-
masa Mendatang
Tata pemerintahan yang baik (good governance) dapat terwujud dan
berlanjut dengan adanya kerjasama yang intensif dan baik antara
semua pihak yang terlibat di dalam implementasi program dan kerja
sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang ada.
Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting sesuai
dengan Permendag Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perdagangan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
Pada tahun 2018, Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting telah melaksanakan kegiatan dengan output yang
mendukung indikator kinerja khususnya terkait: (1) jumlah
rekomendasi kebijakan barang kebutuhan pokok dan barang
strategis, (2) jumlah pembinaan/ bimbingan teknis di bidang barang
kebutuhan pokok dan barang penting, (3) terjaganya deviasi harga
barang kebutuhan pokok antar waktu, (4) terjaganya deviasi harga
barang kebutuhan pokok antar wilayah, (5) laporan harga dan non
harga barang kebutuhan pokok, (6) evaluasi perkembangan harga
bahan pokok, (7) terjaganya deviasi harga barang kebutuhan pokok
antar waktu, dan (8) terjaganya deviasi harga barang penting antar
waktu.
Hasil yang baik telah tercapai termasuk memenuhi kesesuaian antara
perencanaan dan realisasi di seluruh unit pada Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. Harapannya, tahun-tahun
mendatang realisasi kinerja yang sesuai rencana di seluruh unit-unit
kerja dapat tercapai dan tetap terlaksana secara teratur.
Rata-Rata
Keseluruhan
Indikator Kinerja
Kegiatan
Direktorat
Barang
Kebutuhan
Pokok dan
Barang Penting
Kegiatan-kegiatan yang mendukung indikator penyusunan
rekomendasi kebijakan telah tercapai dengan tersusunnya 4 (empat)
jenis kebijakan. Sumbangan seluruh realisasi kegiatan tersebut
memberikan realisasi target indikator penyusunan kebijakan sebesar
100%, yang dapat diartikan bahwa kinerja Direktorat Barang
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting untuk menciptakan norma,
standar, prosedur dan kriteria di bidang barang kebutuhan pokok dan
barang penting telah dilaksanakan secara optimal.
Hasil baik tersebut tentunya memberikan gambaran mengenai
seluruh kegiatan Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas yakni mendukung
52 BAB IV PENUTUP
pencapaian sasaran strategis serta memiliki pertanggungjawaban
masing-masing.
Melengkapi kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting. Diharapkan kondisi ini dapat mendukung pengambilan
keputusan yang tepat dalam menyusun rekomendasi kebijakan (IKU
penyusunan rekomendasi kebijakan) maupun mencapai stabilitas
mengurangi variasi harga barang kebutuhan pokok dan barang
penting (IKU deviasi harga).
Sekalipun pada tahun 2018 telah terjadi penghematan anggaran,
namun kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting telah optimal dan efektif dalam mencapai target sesuai
indikator kinerja.
Secara umum pencapaian kinerja ini didukung juga oleh berbagai
aspek seperti arahan dan kebijakan pimpinan, ketersediaan sarana
dan prasarana, pengaturan manajemen sumber daya manusia, serta
koordinasi antar subdit, antar direktorat, maupun lintas sektoral/
instansi.
LAPKIN
Direktorat
Barang
Kebutuhan
Pokok dan
Barang Penting
Tahun 2018
LAPKIN Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
Tahun 2018 merupakan dokumen yang menggambarkan tentang
realisasi kinerja sekaligus merupakan wujud transparansi dan
akuntabilitas Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
dalam melaksanakan dan mendukung Visi Pembangunan
Perdagangan sesuai Renstra Perdagangan 2015 – 2019.
Kesimpulan penting yang dapat ditarik dari penyusunan LAPKIN ini
adalah Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan
Barang Penting menjadi landasan akuntabilitas dimana didalamnya
terdapat indikator-indakator kinerja yang sudah dapat mewakili
dengan baik atas tugas dan fungsi Direktorat Barang Kebutuhan Pokok
dan Barang Penting. Namun demikian masih memerlukan suatu
inovasi-inovasi agar semakin baik dalam aspek metode pengukuran
dan koordinasi serta sosialisasi.
Penyusunan LAPKIN Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada berbagai
pihak yang berkepentingan mengenai hasil realisasi kinerja tahun
2018 dan juga sebagai suatu langkah memenuhi komitmen dan
pertanggung-jawaban secara transparan dan akuntabel.
53 BAB IV PENUTUP
Penyusunan LAPKIN ini relatif belum memuat secara sempurna potret
kinerja, namun kesimpulan yang dapat ditarik kiranya dapat berfungsi
sebagai feedback terhadap penyusunan Rencana dan Penetapan
Kinerja pada masa mendatang.
LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014
LAMPIRAN 54
LAMPIRAN
LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014
LAMPIRAN 55
Gambar 1 Rencana Kerja Tahun 2018
LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014
LAMPIRAN 56
57 LAMPIRAN
58 LAMPIRAN
59 LAMPIRAN
60 LAMPIRAN
61 LAMPIRAN
62 LAMPIRAN
63 LAMPIRAN
64 LAMPIRAN
65 LAMPIRAN
66 LAMPIRAN
Gambar 2 Pengukuran Kinerja Program/KegiatanTahun 2018
kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi
090.02.09 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 0 687,994,895,000 684,747,475,100 3,247,419,900 0.47% 99.53%
3720 Peningkatan Stabilitas Harga dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting 0 687,994,895,000 684,747,475,100 3,247,419,900 0.47% 99.53%
3720.001 Rancangan Kebijakan Pedoman Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting [Base Line] 4 Rancangan 6,766,165,000 5,467,716,239 1,298,448,761 19.19% 80.81%
3720.001.001 Rancangan Kebijakan Bidang Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian dan Peternakan 0 2,648,225,000 1,876,500,581 771,724,419 29.14% 70.86%
051 Merancang Kebijakan 0 1,503,925,000 807,738,456 696,186,544 46.29% 53.71%
A PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN YANG TERKAIT DENGAN BARANG KEBUTUHAN POKOK HASIL PERTANIAN DAN PETERNAKAN 0 947,325,000 496,563,106 450,761,894 47.58% 52.42%
521211 Belanja Bahan 0 293,825,000 159,250,250 134,574,750 45.80% 54.20%
521213 Honor Output Kegiatan 0 22,500,000 - 22,500,000 100.00% 0.00%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,400,000 29,823,650 576,350 1.90% 98.10%
522141 Belanja Sewa 0 94,500,000 3,900,000 90,600,000 95.87% 4.13%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 285,600,000 185,687,000 99,913,000 34.98% 65.02%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 125,500,000 47,250,000 78,250,000 62.35% 37.65%
524219 Beban Perjalanan Dinas Lainnya - Luar Negeri 0 95,000,000 70,652,206 24,347,794 25.63% 74.37%
B PELAKSANAAN FGD KOMODITI BARANG KEBUTUHAN POKOK HASIL PERTANIAN DAN PETERNAKAN 0 538,630,000 298,275,350 240,354,650 44.62% 55.38%
521211 Belanja Bahan 0 119,680,000 51,041,900 68,638,100 57.35% 42.65%
521213 Honor Output Kegiatan 0 10,150,000 7,800,000 2,350,000 23.15% 76.85%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,000,000 29,933,450 66,550 0.22% 99.78%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 250,800,000 192,100,000 58,700,000 23.41% 76.59%
524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 128,000,000 17,400,000 110,600,000 86.41% 13.59%
C OPERASIONAL TIM KETERSEDIAAN DAN STABILISASI HARGA BAHAN POKOK DAN BARANG PENTING 0 17,970,000 12,900,000 5,070,000 28.21% 71.79%
521211 Belanja Bahan 0 12,900,000 12,900,000 - 0.00% 100%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 5,070,000 - 5,070,000 100.00% 0.00%
522141 Belanja Sewa 0 - - -
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 - - -
D Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
052 Mendiseminasi Kebijakan 0 1,144,300,000 1,068,762,125 75,537,875 6.60% 93.40%
A BIMBINGAN TEKNIS KEBIJAKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK HASIL PERTANIAN DAN PETERNAKAN 0 953,520,000 878,253,125 75,266,875 7.89% 92.11%
521211 Belanja Bahan 0 72,000,000 69,110,000 2,890,000 4.01% 95.99%
521213 Honor Output Kegiatan 0 16,400,000 12,300,000 4,100,000 25.00% 75.00%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 28,000,000 24,500,000 3,500,000 12.50% 87.50%
522141 Belanja Sewa 0 16,800,000 16,800,000 - 0.00% 100%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 75,200,000 70,700,000 4,500,000 5.98% 94.02%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 78,000,000 52,500,000 25,500,000 32.69% 67.31%
524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 667,120,000 632,343,125 34,776,875 5.21% 94.79%
B Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
C SURVEY MERK DAN KUALITAS BERAS 0 190,780,000 190,509,000 271,000 0.14% 99.86%
522191 Beban Jasa Lainnya 0 190,780,000 190,509,000 271,000 0.14% 99.86%
3720.001.002 Rancangan Kebijakan Bidang Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri dan Perikanan Kelautan 0 1,952,105,000 1,505,980,301 446,124,699 22.85% 77.15%
051 Merancang Kebijakan 0 1,551,655,000 1,111,121,911 440,533,089 28.39% 71.61%
A PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN YANG TERKAIT DENGAN BARANG KEBUTUHAN POKOK HASIL INDUSTRI DAN PERIKANAN KELAUTAN 0 1,235,230,000 853,609,401 381,620,599 30.89% 69.11%
521211 Belanja Bahan 0 269,395,000 219,603,000 49,792,000 18.48% 81.52%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 34,975,000 34,742,285 232,715 0.67% 99.33%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 150,000,000 114,100,000 35,900,000 23.93% 76.07%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 564,060,000 358,344,779 205,715,221 36.47% 63.53%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 84,800,000 45,450,000 39,350,000 46.40% 53.60%
524219 Beban Perjalanan Dinas Lainnya - Luar Negeri 0 132,000,000 81,369,337 50,630,663 38.36% 61.64%
B PELAKSANAAN FGD KOMODITI BAPOK HASIL INDUSTRI DAN PERIKANAN KELAUTAN 0 316,425,000 257,512,510 58,912,490 18.62% 81.38%
521211 Belanja Bahan 0 33,840,000 31,773,000 2,067,000 6.11% 93.89%
521213 Honor Output Kegiatan 0 8,100,000 8,100,000 - 0.00% 100%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 21,000,000 20,929,510 70,490 0.34% 99.66%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 66,000,000 58,250,000 7,750,000 11.74% 88.26%
524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 113,275,000 90,590,000 22,685,000 20.03% 79.97%
524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 74,210,000 47,870,000 26,340,000 35.49% 64.51%
REALISASIANGGARAN
PERIODE 1 JAN-31 DES 2018
DIREKTORAT BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING
67 LAMPIRAN
kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi
C Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
052 Mendiseminasi Kebijakan 0 400,450,000 394,858,390 5,591,610 1.40% 98.60%
A BIMBINGAN TEKNIS KEBIJAKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK HASIL INDUSTRI DAN PERIKANAN KELAUTAN 0 400,450,000 394,858,390 5,591,610 1.40% 98.60%
521211 Belanja Bahan 0 24,600,000 21,742,500 2,857,500 11.62% 88.38%
521213 Honor Output Kegiatan 0 4,650,000 4,400,000 250,000 5.38% 94.62%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 6,600,000 6,531,790 68,210 1.03% 98.97%
522141 Belanja Sewa 0 11,400,000 11,340,000 60,000 0.53% 99.47%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 22,800,000 20,450,000 2,350,000 10.31% 89.69%
524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 330,400,000 330,394,100 5,900 0.00% 100.00%
B Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
3720.001.003 Rancangan Kebijakan Bidang Barang Penting 0 2,165,835,000 2,085,235,357 80,599,643 3.72% 96.28%
051 Merancang Kebijakan 0 678,086,000 614,789,909 63,296,091 9.33% 90.67%
A PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN YANG TERKAIT DENGAN BARANG PENTING 0 130,020,000 95,997,509 34,022,491 26.17% 73.83%
521211 Belanja Bahan 0 23,050,000 23,006,000 44,000 0.19% 99.81%
521213 Honor Output Kegiatan 0 8,750,000 4,250,000 4,500,000 51.43% 48.57%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,000,000 29,622,600 377,400 1.26% 98.74%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 42,000,000 15,900,000 26,100,000 62.14% 37.86%
524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 6,000,000 3,000,000 3,000,000 50.00% 50.00%
524219 Beban Perjalanan Dinas Lainnya - Luar Negeri 0 20,220,000 20,218,909 1,091 0.01% 99.99%
B PELAKSANAAN FGD KOMODITI BARANG PENTING 0 78,796,000 72,698,300 6,097,700 7.74% 92.26%
521211 Belanja Bahan 0 6,016,000 4,500,000 1,516,000 25.20% 74.80%
521213 Honor Output Kegiatan 0 4,500,000 4,500,000 - 0.00% 100%
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 0 3,900,000 2,739,000 1,161,000 29.77% 70.23%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 10,500,000 10,497,000 3,000 0.03% 99.97%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 20,100,000 17,700,000 2,400,000 11.94% 88.06%
524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 33,780,000 32,762,300 1,017,700 3.01% 96.99%
C KOORDINASI DALAM RANGKA PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN BARANG DALAM PENGAWASAN 0 469,270,000 446,094,100 23,175,900 4.94% 95.06%
521211 Belanja Bahan 0 32,703,000 32,488,100 214,900 0.66% 99.34%
521213 Honor Output Kegiatan 0 3,800,000 - 3,800,000 100.00% 0.00%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,222,000 30,140,000 82,000 0.27% 99.73%
522141 Belanja Sewa 0 27,300,000 26,340,000 960,000 3.52% 96.48%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 259,600,000 241,492,200 18,107,800 6.98% 93.02%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 6,300,000 6,300,000 - 0.00% 100%
524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 109,345,000 109,333,800 11,200 0.01% 99.99%
D Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
052 Mendiseminasi Kebijakan 0 1,487,749,000 1,470,445,448 17,303,552 1.16% 98.84%
A BIMBINGAN TEKNIS KEBIJAKAN DISTRIBUSI BARANG DALAM PENGAWASAN 0 1,487,749,000 1,470,445,448 17,303,552 1.16% 98.84%
521211 Belanja Bahan 0 320,299,000 319,900,000 399,000 0.12% 99.88%
521213 Honor Output Kegiatan 0 18,500,000 18,498,000 2,000 0.01% 99.99%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,000,000 26,982,000 3,018,000 10.06% 89.94%
522141 Belanja Sewa 0 63,000,000 59,955,000 3,045,000 4.83% 95.17%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 94,000,000 84,000,000 10,000,000 10.64% 89.36%
524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 961,950,000 961,110,448 839,552 0.09% 99.91%
B Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
3720.002 Data Harga dan Stok Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting yang akurat [Base Line] 12 Data dan Informasi 677,847,130,000 675,974,264,061 1,872,865,939 0.28% 99.72%
3720.002.001 Data Atau Informasi Harga dan Stok 0 14,356,162,000 13,780,464,410 575,697,590 4.01% 95.99%
051 Mengumpulkan, Mengolah dan Mempublikasikan Data Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting 0 6,487,730,000 6,143,868,610 343,861,390 5.30% 94.70%
A PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN PUBLIKASI HARGA BAPOK DAN BANTING 0 1,631,058,000 1,525,561,252 105,496,748 6.47% 93.53%
521211 Belanja Bahan 0 88,670,000 84,538,775 4,131,225 4.66% 95.34%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 36,000,000 35,950,500 49,500 0.14% 99.86%
522141 Belanja Sewa 0 5,400,000 5,400,000 - 0.00% 100%
68 LAMPIRAN
kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi
522151 Belanja Jasa Profesi 0 21,500,000 16,200,000 5,300,000 24.65% 75.35%
522191 Beban Jasa Lainnya 0 610,088,000 527,851,900 82,236,100 13.48% 86.52%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 100,300,000 99,295,975 1,004,025 1.00% 99.00%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 621,000,000 615,050,000 5,950,000 0.96% 99.04%
524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 44,000,000 37,200,000 6,800,000 15.45% 84.55%
524219 Beban Perjalanan Dinas Lainnya - Luar Negeri 0 104,100,000 104,074,102 25,898 0.02% 99.98%
B PEMANTAUAN HARGA BARANG KEBUTUHAN POKOK (BAPOK) 0 3,613,212,000 3,399,662,200 213,549,800 5.91% 94.09%
522191 Beban Jasa Lainnya 0 3,613,212,000 3,399,662,200 213,549,800 5.91% 94.09%
C OPERASIONALISASI SISTEM PEMANTAUAN PASAR KEBUTUHAN POKOK (SP2KP) 0 798,000,000 778,162,000 19,838,000 2.49% 97.51%
522191 Beban Jasa Lainnya 0 798,000,000 778,162,000 19,838,000 2.49% 97.51%
D VALIDASI DATA HARGA BARANG KEBUTUHAN POKOK 0 445,460,000 440,483,158 4,976,842 1.12% 98.88%
521211 Belanja Bahan 0 18,880,000 15,238,000 3,642,000 19.29% 80.71%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 7,000,000 6,970,500 29,500 0.42% 99.58%
522141 Belanja Sewa 0 49,140,000 48,280,800 859,200 1.75% 98.25%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 370,440,000 369,993,858 446,142 0.12% 99.88%
E Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
052 Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Data dan Informasi Harga dan Stok 0 6,768,262,000 6,537,083,942 231,178,058 3.42% 96.58%
A RAKOR DAN KUNKER DALAM RANGKA STABILISASI HARGA DAN PASOKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK, HBKN DAN CUACA EKSTRIM 0 3,141,180,000 3,116,398,978 24,781,022 0.79% 99.21%
521211 Belanja Bahan 0 392,110,000 392,017,419 92,581 0.02% 99.98%
521213 Honor Output Kegiatan 0 14,100,000 13,700,000 400,000 2.84% 97.16%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 36,000,000 35,994,500 5,500 0.02% 99.98%
522141 Belanja Sewa 0 262,170,000 258,052,000 4,118,000 1.57% 98.43%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 266,400,000 253,000,000 13,400,000 5.03% 94.97%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 1,923,900,000 1,918,685,059 5,214,941 0.27% 99.73%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 34,500,000 33,450,000 1,050,000 3.04% 96.96%
524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 212,000,000 211,500,000 500,000 0.24% 99.76%
B VERIFIKASI KETERSEDIAAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING 0 737,322,000 658,424,035 78,897,965 10.70% 89.30%
521211 Belanja Bahan 0 35,222,000 21,566,000 13,656,000 38.77% 61.23%
521213 Honor Output Kegiatan 0 2,600,000 2,600,000 - 0.00% 100%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 21,000,000 18,589,000 2,411,000 11.48% 88.52%
522141 Belanja Sewa 0 48,000,000 47,320,000 680,000 1.42% 98.58%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 22,800,000 21,400,000 1,400,000 6.14% 93.86%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 489,200,000 438,844,035 50,355,965 10.29% 89.71%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 46,200,000 36,390,000 9,810,000 21.23% 78.77%
524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 72,300,000 71,715,000 585,000 0.81% 99.19%
C PENGAWASAN KHUSUS BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING 0 716,480,000 679,974,300 36,505,700 5.10% 94.90%
521211 Belanja Bahan 0 5,060,000 765,000 4,295,000 84.88% 15.12%
522141 Belanja Sewa 0 64,800,000 53,019,000 11,781,000 18.18% 81.82%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 625,620,000 606,690,300 18,929,700 3.03% 96.97%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 21,000,000 19,500,000 1,500,000 7.14% 92.86%
D PENETRASI PASAR DALAM RANGKA STABILISASI HARGA DAN STOK/PASOKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK 0 1,061,280,000 999,400,629 61,879,371 5.83% 94.17%
521211 Belanja Bahan 0 150,640,000 149,482,575 1,157,425 0.77% 99.23%
521213 Honor Output Kegiatan 0 11,600,000 9,450,000 2,150,000 18.53% 81.47%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 60,940,000 25,667,000 35,273,000 57.88% 42.12%
522141 Belanja Sewa 0 102,000,000 95,775,000 6,225,000 6.10% 93.90%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 32,000,000 28,900,000 3,100,000 9.69% 90.31%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 669,600,000 668,226,054 1,373,946 0.21% 99.79%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 34,500,000 21,900,000 12,600,000 36.52% 63.48%
E PEMANTAUAN STOK DAN PASOKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK (BAPOK) 0 962,000,000 933,110,000 28,890,000 3.00% 97.00%
522131 Belanja Jasa Konsultan 0 962,000,000 933,110,000 28,890,000 3.00% 97.00%
F Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
G PEMANTAUAN STOK DAN PASOKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK 0 150,000,000 149,776,000 224,000 0.15% 99.85%
522191 Beban Jasa Lainnya 0 150,000,000 149,776,000 224,000 0.15% 99.85%
69 LAMPIRAN
kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi
053 Meningkatkan Pemahaman Informasi Harga dan Stok 0 1,100,170,000 1,099,511,858 658,142 0.06% 99.94%
A PELATIHAN PETUGAS PEMANTAU HARGA DAN STOK PADA SISTEM PEMANTAUAN PASAR KEBUTUHAN POKOK / SP2KP (DARI 34 PROVINSI) 0 383,394,000 383,338,842 55,158 0.01% 99.99%
521211 Belanja Bahan 0 60,824,000 60,800,000 24,000 0.04% 99.96%
521213 Honor Output Kegiatan 0 1,300,000 1,300,000 - 0.00% 100%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 7,000,000 7,000,000 - 0.00% 100%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 13,500,000 13,500,000 - 0.00% 100%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 57,750,000 57,744,764 5,236 0.01% 99.99%
524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 243,020,000 242,994,078 25,922 0.01% 99.99%
B PELATIHAN KONTRIBUTOR PEMANTAU HARGA DAN STOK BAPOK KAB/KOTA (DI 90 PASAR) 0 716,776,000 716,173,016 602,984 0.08% 99.92%
521211 Belanja Bahan 0 20,800,000 20,800,000 - 0.00% 100%
521213 Honor Output Kegiatan 0 3,600,000 3,300,000 300,000 8.33% 91.67%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 11,980,000 11,980,000 - 0.00% 100%
522141 Belanja Sewa 0 1,200,000 1,200,000 - 0.00% 100%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 33,840,000 33,800,000 40,000 0.12% 99.88%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 11,480,000 11,426,598 53,402 0.47% 99.53%
524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 633,876,000 633,666,418 209,582 0.03% 99.97%
C Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
3720.002.002 Data Atau Informasi Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian dan Peternakan 0 311,486,656,000 310,477,027,640 1,009,628,360 0.32% 99.68%
051 Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Data dan Informasi 0 311,486,656,000 310,477,027,640 1,009,628,360 0.32% 99.68%
A KOORDINASI DALAM RANGKA PENYEDIAAN DATA DAN INFORMASI KOMODITI BAHAN KEBUTUHAN POKOK AGRO 0 1,968,245,000 1,538,480,440 429,764,560 21.83% 78.17%
521211 Belanja Bahan 0 203,145,000 117,976,100 85,168,900 41.93% 58.07%
521213 Honor Output Kegiatan 0 30,400,000 - 30,400,000 100.00% 0.00%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,000,000 29,747,450 252,550 0.84% 99.16%
522141 Belanja Sewa 0 201,000,000 131,135,100 69,864,900 34.76% 65.24%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 1,394,200,000 1,206,371,790 187,828,210 13.47% 86.53%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 109,500,000 53,250,000 56,250,000 51.37% 48.63%
B VERIFIKASI PELAKU USAHA DAN DISTRIBUSI DAGING AYAM RAS DAN TELUR AYAM RAS 0 3,000,000,000 2,712,297,500 287,702,500 9.59% 90.41%
522191 Beban Jasa Lainnya 0 2,864,065,000 2,712,297,500 151,767,500 5.30% 94.70%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 135,935,000 - 135,935,000 100.00% 0.00%
C TIM PEMANTAU RPH DAN FEEDLOTER 0 106,884,000 53,441,700 53,442,300 50.00% 50.00%
521211 Belanja Bahan 0 1,884,000 - 1,884,000 100.00% 0.00%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 18,900,000 18,430,500 469,500 2.48% 97.52%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 86,100,000 35,011,200 51,088,800 59.34% 40.66%
D TIM KETERSEDIAAN DAN STABILISASI HARGA BAHAN POKOK DAN BARANG PENTING (SK MENDAG) 0 124,400,000 9,800,000 114,600,000 92.12% 7.88%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 124,400,000 9,800,000 114,600,000 92.12% 7.88%
F Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
G Rapat Koordinasi Teknis Pemangku Kepentingan Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian dan Peternakan 0 664,800,000 540,681,000 124,119,000 18.67% 81.33%
521211 Belanja Bahan 0 128,700,000 112,958,000 15,742,000 12.23% 87.77%
521213 Honor Output Kegiatan 0 18,900,000 1,450,000 17,450,000 92.33% 7.67%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 15,000,000 14,847,000 153,000 1.02% 98.98%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 387,000,000 304,200,000 82,800,000 21.40% 78.60%
524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 115,200,000 107,226,000 7,974,000 6.92% 93.08%
H STABILISASI HARGA BERAS 0 305,622,327,000 305,622,327,000 - 0.00% 100%
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 0 305,622,327,000 305,622,327,000 - 0.00% 100%
3720.002.003 Data Atau Informasi Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri dan Perikanan Kelautan 0 350,587,012,000 350,370,147,721 216,864,279 0.06% 99.94%
051 Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Data dan Informasi 0 350,587,012,000 350,370,147,721 216,864,279 0.06% 99.94%
A KOORDINASI DALAM RANGKA PENYEDIAAN DATA DAN INFORMASI KOMODITI BAPOK HASIL INDUSTRI DAN PERIKANAN KELAUTAN 0 1,596,830,000 1,552,968,180 43,861,820 2.75% 97.25%
521211 Belanja Bahan 0 151,555,000 123,952,200 27,602,800 18.21% 81.79%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 34,725,000 34,625,530 99,470 0.29% 99.71%
522141 Belanja Sewa 0 94,500,000 91,100,000 3,400,000 3.60% 96.40%
522191 Beban Jasa Lainnya 0 115,850,000 115,555,000 295,000 0.25% 99.75%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 1,167,200,000 1,155,535,450 11,664,550 1.00% 99.00%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 33,000,000 32,200,000 800,000 2.42% 97.58%
70 LAMPIRAN
kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi
B MONITORING DAN PENYELENGGARAAN PASAR MURAH 0 1,528,050,000 1,480,242,518 47,807,482 3.13% 96.87%
521211 Belanja Bahan 0 57,550,000 52,137,000 5,413,000 9.41% 90.59%
521213 Honor Output Kegiatan 0 51,000,000 51,000,000 - 0.00% 100%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 16,000,000 14,177,470 1,822,530 11.39% 88.61%
522141 Belanja Sewa 0 21,000,000 16,950,000 4,050,000 19.29% 80.71%
522191 Beban Jasa Lainnya 0 1,175,000,000 1,160,671,050 14,328,950 1.22% 98.78%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 192,500,000 172,256,998 20,243,002 10.52% 89.48%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 15,000,000 13,050,000 1,950,000 13.00% 87.00%
C MONITORING KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN KOMODITI BAPOK HASIL INDUSTRI DAN PERIKANAN KELAUTAN (TEPUNG TERIGU) 0 244,825,000 169,997,053 74,827,947 30.56% 69.44%
521211 Belanja Bahan 0 37,837,000 37,210,000 627,000 1.66% 98.34%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 15,000,000 11,740,410 3,259,590 21.73% 78.27%
522141 Belanja Sewa 0 23,100,000 8,420,000 14,680,000 63.55% 36.45%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 162,288,000 111,426,643 50,861,357 31.34% 68.66%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 6,600,000 1,200,000 5,400,000 81.82% 18.18%
D Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
E PENDATAAN TDPUD BAPOK 0 274,000,000 223,632,970 50,367,030 18.38% 81.62%
521211 Belanja Bahan 0 17,750,000 16,798,000 952,000 5.36% 94.64%
521213 Honor Output Kegiatan 0 6,750,000 6,750,000 - 0.00% 100%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 15,000,000 14,967,170 32,830 0.22% 99.78%
522141 Belanja Sewa 0 21,000,000 13,500,000 7,500,000 35.71% 64.29%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 170,000,000 140,867,800 29,132,200 17.14% 82.86%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 43,500,000 30,750,000 12,750,000 29.31% 70.69%
F STABILISASI HARGA GULA 0 346,943,307,000 346,943,307,000 - 0.00% 100%
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 0 346,943,307,000 346,943,307,000 - 0.00% 100%
3720.002.004 Data Atau Informasi Barang Penting 0 1,417,300,000 1,346,624,290 70,675,710 4.99% 95.01%
051 Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Data dan Informasi 0 1,417,300,000 1,346,624,290 70,675,710 4.99% 95.01%
A SUPERVISI DAN KOORDINASI DALAM RANGKA PENYEDIAAN DATA DAN INFORMASI KOMODITI BARANG PENTING 0 1,417,300,000 1,346,624,290 70,675,710 4.99% 95.01%
521211 Belanja Bahan 0 426,950,000 408,000,000 18,950,000 4.44% 95.56%
521213 Honor Output Kegiatan 0 11,550,000 - 11,550,000 100.00% 0.00%
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 0 19,500,000 18,694,000 806,000 4.13% 95.87%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 24,150,000 23,782,580 367,420 1.52% 98.48%
522141 Belanja Sewa 0 94,500,000 92,320,000 2,180,000 2.31% 97.69%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 80,000,000 46,000,000 34,000,000 42.50% 57.50%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 708,200,000 705,527,710 2,672,290 0.38% 99.62%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 52,450,000 52,300,000 150,000 0.29% 99.71%
B Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -
521212 Belanja Barang Transito 0 - - -
3720.951 Layanan Internal (Overhead) [Base Line] 1 Layanan 919,440,000 914,647,124 4,792,876 0.52% 99.48%
3720.951.001 Layanan Internal (Overhead) 0 919,440,000 914,647,124 4,792,876 0.52% 99.48%
051 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 0 387,419,000 385,948,724 1,470,276 0.38% 99.62%
A PENGADAAN PERALATAN DAN MESIN 0 387,419,000 385,948,724 1,470,276 0.38% 99.62%
532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 0 387,419,000 385,948,724 1,470,276 0.38% 99.62%
056 Dukungan Internal Lainnya 0 532,021,000 528,698,400 3,322,600 0.62% 99.38%
A SINKRONISASI PROGRAM KERJA INTERNAL 0 139,112,000 137,862,400 1,249,600 0.90% 99.10%
521211 Belanja Bahan 0 8,432,000 8,364,000 68,000 0.81% 99.19%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 9,000,000 8,776,000 224,000 2.49% 97.51%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 12,000,000 11,400,000 600,000 5.00% 95.00%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 86,580,000 86,322,400 257,600 0.30% 99.70%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 23,100,000 23,000,000 100,000 0.43% 99.57%
B PENGUATAN PEMBINAAN KINERJA INTERNAL 0 142,030,000 139,985,000 2,045,000 1.44% 98.56%
521211 Belanja Bahan 0 40,360,000 40,025,000 335,000 0.83% 99.17%
521213 Honor Output Kegiatan 0 4,700,000 4,700,000 - 0.00% 100%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 10,500,000 10,479,000 21,000 0.20% 99.80%
522151 Belanja Jasa Profesi 0 20,370,000 19,800,000 570,000 2.80% 97.20%
71 LAMPIRAN
kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 1,800,000 1,581,000 219,000 12.17% 87.83%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 7,000,000 6,750,000 250,000 3.57% 96.43%
524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 15,280,000 14,650,000 630,000 4.12% 95.88%
524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 42,020,000 42,000,000 20,000 0.05% 99.95%
C MONITORING PELAKSANAAN PROGRAM DIREKTORAT 0 250,879,000 250,851,000 28,000 0.01% 99.99%
521211 Belanja Bahan 0 7,981,000 7,956,000 25,000 0.31% 99.69%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 3,500,000 3,500,000 - 0.00% 100%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 239,398,000 239,395,000 3,000 0.00% 100%
3720.994 Layanan Perkantoran [Base Line] 12 Bulan 2,462,160,000 2,390,847,676 71,312,324 2.90% 97.10%
3720.994.001 Layanan Perkantoran 0 2,462,160,000 2,390,847,676 71,312,324 2.90% 97.10%
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor 0 2,462,160,000 2,390,847,676 71,312,324 2.90% 97.10%
A OPERASIONAL KANTOR 0 1,260,404,000 1,203,765,331 56,638,669 4.49% 95.51%
521111 Belanja Keperluan Perkantoran 0 91,200,000 91,116,750 83,250 0.09% 99.91%
521115 Honor Operasional Satuan Kerja 0 223,440,000 186,040,000 37,400,000 16.74% 83.26%
521211 Belanja Bahan 0 48,300,000 48,136,000 164,000 0.34% 99.66%
521213 Honor Output Kegiatan 0 7,480,000 - 7,480,000 100.00% 0.00%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 42,000,000 41,956,100 43,900 0.10% 99.90%
522112 Belanja Langganan Telepon 0 30,000,000 19,334,977 10,665,023 35.55% 64.45%
522141 Belanja Sewa 0 321,018,000 320,907,816 110,184 0.03% 99.97%
522191 Beban Jasa Lainnya 0 89,496,000 89,496,000 - 0.00% 100%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 358,470,000 357,789,800 680,200 0.19% 99.81%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 15,000,000 15,000,000 - 0.00% 100.00%
524219 Beban Perjalanan Dinas Lainnya - Luar Negeri 0 34,000,000 33,987,888 12,112 0.04% 99.96%
B PEMELIHARAAN PERALATAN DAN MESIN LAINNYA 0 745,348,000 735,885,795 9,462,205 1.27% 98.73%
523111 Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 0 532,938,000 523,519,120 9,418,880 1.77% 98.23%
523129 Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya 0 212,410,000 212,366,675 43,325 0.02% 99.98%
C PEMBINAAN ADMINISTRASI KEUANGAN 0 187,930,000 184,406,350 3,523,650 1.87% 98.13%
521211 Belanja Bahan 0 13,000,000 13,000,000 - 0.00% 100%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 48,000,000 47,971,750 28,250 0.06% 99.94%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 89,430,000 89,384,600 45,400 0.05% 99.95%
524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 37,500,000 34,050,000 3,450,000 9.20% 90.80%
D PEMBINAAN ADMINISTRASI DOKUMEN DIT. BAPOKTING 0 92,370,000 92,154,500 215,500 0.23% 99.77%
521211 Belanja Bahan 0 12,720,000 12,644,000 76,000 0.60% 99.40%
521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 79,650,000 79,510,500 139,500 0.18% 99.82%
E KEIKUTSERTAAN PADA SOSIALISASI/WORKSHOP/SEMINAR/FORUM/PELAKSANAAN KEGIATAN LAINNYA 0 171,858,000 171,213,300 644,700 0.38% 99.62%
524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 171,858,000 171,213,300 644,700 0.38% 99.62%
F PENGHAPUSAN BMN 0 4,250,000 3,422,400 827,600 19.47% 80.53%
521211 Belanja Bahan 0 1,020,000 1,020,000 - 0.00% 100%
522191 Beban Jasa Lainnya 0 3,230,000 2,402,400 827,600 25.62% 74.38%
72 LAMPIRAN
Gambar 3 Contoh Perhitungan IKU Antar Wilayah
DESEMBER
1 Banda Aceh 9,600 984 9,000 1,179 5,050 2,542 12,000 119 9,550 1,382 10,000 597 130,000 12,260 25,576 9,946 22,214 4,031 14,000 3,595
2 M e d a n 11,000 416 10,417 238 5,000 2,592 11,460 421 10,151 781 10,329 926 112,016 5,724 30,944 4,578 22,438 3,807 9,667 738
3 P a d a n g 10,500 84 10,000 179 6,381 1,211 12,000 119 9,659 1,273 9,000 403 120,000 2,260 38,607 3,085 22,273 3,972 10,000 405
4 Pakanbaru 12,869 2,285 9,595 584 5,905 1,687 11,000 881 9,945 987 8,345 1,058 118,333 593 26,595 8,927 23,500 2,745 10,000 405
5 Jambi 9,202 1,382 8,000 2,179 8,000 408 11,548 333 9,641 1,291 7,048 2,355 120,000 2,260 32,635 2,887 23,873 2,372 10,298 107
6 Palembang 8,804 1,780 9,595 584 9,333 1,741 11,530 351 9,745 1,187 9,685 282 120,000 2,260 34,095 1,427 22,893 3,352 9,875 530
7 Bengkulu 10,157 427 8,000 2,179 8,000 408 11,310 571 10,060 872 12,810 3,407 120,000 2,260 34,190 1,332 22,524 3,721 9,976 429
8 Bandar Lampung 9,997 587 9,774 405 6,150 1,442 11,167 714 10,095 837 10,025 622 112,976 4,764 36,119 597 23,679 2,566 10,000 405
9 Jakarta 10,629 45 12,590 2,411 11,000 3,408 13,001 1,120 11,259 327 8,851 552 120,682 2,942 32,897 2,625 24,857 1,388 12,088 1,683
10 Bandung 11,894 1,310 10,457 2,865 12,229 348 11,814 882 7,410 1,993 121,381 3,641 37,610 2,088 26,143 102 10,090 315
11 Semarang 10,386 198 7,343 2,836 6,000 1,592 10,862 1,019 8,944 1,988 7,800 1,603 106,000 11,740 34,743 779 25,295 950 9,460 945
12 Yogyakarta 9,937 647 9,098 1,081 6,377 1,215 10,886 995 9,638 1,294 7,968 1,435 117,540 200 34,238 1,284 24,579 1,666 8,990 1,415
13 Surabaya 9,533 1,051 9,018 1,161 7,921 329 10,335 1,546 9,274 1,658 8,899 504 108,791 8,949 34,238 1,284 24,457 1,788 9,800 605
14 Denpasar 10,226 358 11,275 1,096 7,000 592 11,048 833 10,285 647 9,000 403 101,583 16,157 39,667 4,145 23,543 2,702 12,000 1,595
15 Mataram 9,758 826 9,627 552 5,000 2,592 12,000 119 10,300 632 9,817 414 119,167 1,427 40,079 4,557 24,343 1,902 9,982 423
16 Kupang 10,400 184 10,000 2,408 12,643 762 12,000 1,068 8,000 1,403 90,000 27,740 45,000 9,478 32,000 5,755 9,000 1,405
17 Gorontalo 10,357 227 5,315 2,277 12,500 619 12,500 1,568 9,000 403 110,000 7,740 35,905 383 26,895 650 11,000 595
18 Pontianak 11,429 845 8,229 1,950 6,150 1,442 10,857 1,024 10,762 170 8,060 1,343 127,440 9,700 30,369 5,153 24,137 2,108 10,000 405
19 Palangkaraya 10,417 167 15,226 5,047 6,611 981 12,000 119 10,500 432 10,905 1,502 122,690 4,950 40,476 4,954 30,248 4,003 9,500 905
20 Banjarmasin 10,350 234 7,569 2,610 7,811 219 10,732 1,149 9,642 1,290 9,071 332 126,468 8,728 34,659 863 26,316 71 9,765 640
21 Samarinda 11,399 815 11,050 871 7,908 316 12,155 274 13,664 2,732 10,179 776 124,405 6,665 27,946 7,576 28,931 2,686 9,513 892
22 Manado 10,225 359 7,100 3,079 7,325 267 12,226 345 11,202 270 9,071 332 110,000 7,740 37,333 1,811 29,105 2,860 9,500 905
23 P a l u 10,102 482 10,053 126 6,684 908 12,452 571 11,952 1,020 9,286 117 110,000 7,740 33,464 2,058 27,281 1,036 13,000 2,595
24 Makasar 9,623 961 12,397 2,218 6,000 1,592 12,095 214 10,897 35 9,095 308 99,206 18,534 33,190 2,332 24,635 1,610 10,000 405
25 Kendari 10,079 505 5,996 1,596 13,345 1,464 9,814 1,118 9,928 525 118,571 831 33,649 1,873 26,231 14 10,500 95
26 A m b o n 11,005 421 12,000 1,821 8,333 741 12,357 476 13,500 2,568 10,381 978 100,000 17,740 35,127 395 29,248 3,003 11,000 595
27 Jayapura 11,500 916 13,000 2,821 8,873 1,281 13,000 1,119 14,000 3,068 10,000 597 133,651 15,911 40,000 4,478 32,965 6,720 10,000 405
28 Banten 10,500 84 8,500 1,679 10,000 2,408 11,190 691 8,690 2,242 9,000 403 120,000 2,260 36,667 1,145 25,857 388 9,700 705
29 Bangka Belitung 10,432 152 10,000 179 8,095 503 10,262 1,619 10,000 597 120,000 2,260 28,095 7,427 24,190 2,055 10,000 405
30 Maluku Utara 10,730 146 15,452 5,273 7,452 140 13,317 1,436 12,765 1,833 10,143 740 110,000 7,740 42,738 7,216 32,114 5,869 11,603 1,198
31 Mamuju 9,917 667 8,700 1,479 6,000 1,592 12,262 381 12,000 1,068 8,000 1,403 120,000 2,260 30,000 5,522 27,743 1,498 10,000 405
32 Manokwari 13,323 2,739 14,571 4,392 10,000 2,408 13,738 1,857 14,524 3,592 10,595 1,192 120,000 2,260 46,905 11,383 31,833 5,588 11,548 1,143
33 Tanjung Pinang 9,845 739 9,190 989 15,000 7,408 11,952 71 11,067 135 11,000 1,597 142,262 24,522 40,310 4,788 24,000 2,245 9,900 505
34 Tanjung Selor 13,728 3,144 9,000 1,179 7,000 592 12,500 619 11,000 1,597 150,000 32,260 43,667 8,145 32,000 5,755 12,000 1,595
10,584 10,179 7,592 11,881 10,932 9,403 117,740 35,522 26,245 10,405
SUMBER : Dinas Perindag Propinsi
Batas Atas 1,461 1,405 1,048 1,640 1,509 1,298 16,248 4,902 3,622 1,436
Jml Provinsi 30 15 13 33 24 23 28 19 24 29
34 30 34 34 32 34 34 34 34 34
Presentase 88.2% 50.0% 38.2% 97.1% 75.0% 67.6% 82.4% 55.9% 70.6% 85.3%
DAGING SAPI DAGING AYAM TELUR AYAM SUSU KMBERAS KEDELAI JAGUNG GULA MINYAK GORENG TERIGU
Rata2 Nasional :
NO. NAMA KOTAKOMODITI
BERAS KEDELAI JAGUNG GULA MINYAK GORENG TERIGU DAGING SAPI DAGING AYAM TELUR AYAM SUSU KM
73 LAMPIRAN
Gambar 4 Contoh Perhitungan IKU Antar Waktu (untuk 1 komoditi)
Tabel Perkembangan Harga Rata-Rata Berdasarkan Propinsi
Komoditi Beras Medium
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 Mei-18 Jun-18 Jul-18 Agu-18 Sep-18 Okt-18 Nov-18 Des-18 RATA2 BATAS ATAS
1 Banda Aceh 9,618 9,300 9,300 9,290 9,200 9,200 9,391 9,400 9,400 9,426 9,600 9,600 9,394 845.44
224 94 94 103 194 194 3 6 6 32 206 206
2 M e d a n 10,931 11,234 11,217 10,978 10,998 11,000 10,996 11,000 11,000 11,000 11,000 11,000 11,030 992.66
98 205 187 52 32 30 33 30 30 30 30 30
3 P a d a n g 11,879 11,976 12,000 10,188 10,188 10,188 9,785 10,250 10,250 10,344 10,500 10,500 10,671 960.35
1,208 1,305 1,329 483 483 483 885 421 421 327 171 171
4 Pekanbaru 13,398 13,357 13,085 12,500 12,419 12,432 12,483 12,492 12,469 12,543 12,821 12,869 12,739 1,146.52
659 618 346 239 320 307 256 247 270 196 82 130
5 Jambi 9,000 9,000 9,000 9,000 9,007 9,000 9,000 9,090 9,050 9,070 9,018 9,202 9,036 813.27
36 36 36 36 30 36 36 54 14 34 18 166
6 Palembang 11,385 11,394 11,061 8,977 8,977 8,975 8,977 8,980 8,833 8,786 8,793 8,804 9,495 854.58
1,890 1,899 1,566 518 518 520 518 515 662 709 702 691
7 Bengkulu 11,145 11,110 10,886 10,105 9,453 9,375 9,375 9,537 9,883 10,000 10,065 10,157 10,091 908.18
1,054 1,019 795 14 638 716 716 554 208 91 26 66
8 Bandar Lampung 12,320 12,534 12,605 10,230 9,498 9,533 9,542 9,667 9,821 9,907 9,974 9,997 10,469 942.21
1,851 2,065 2,136 239 971 936 927 802 648 562 495 472
9 Jakarta 11,256 11,438 11,427 11,295 10,390 10,225 10,835 10,297 10,311 10,283 10,578 10,629 10,747 967.24
509 691 680 548 358 522 88 450 436 464 169 118
10 Bandung 11,945 12,316 11,981 12,021 11,953 11,882 11,900 11,890 11,897 11,903 11,897 11,894 11,957 1,076.09
11 359 24 64 3 75 57 67 60 54 60 63
11 Semarang 11,561 11,460 11,336 10,781 10,606 10,672 10,514 10,481 10,470 10,457 10,487 10,386 10,768 969.08
793 692 568 13 161 95 254 287 298 311 281 382
12 Yogyakarta 10,832 11,028 10,294 10,006 9,732 9,750 9,750 9,692 9,658 9,693 9,960 9,937 10,028 902.48
804 1,001 266 22 296 278 278 336 370 335 68 91
13 Surabaya 10,355 10,663 10,548 10,435 10,130 9,170 9,625 9,473 9,281 9,297 9,500 9,533 9,834 885.07
520 829 714 600 296 664 209 361 553 537 334 301
14 Denpasar 11,318 11,974 11,357 11,381 10,350 10,000 10,000 9,734 9,744 9,807 9,983 10,226 10,489 944.05
829 1,484 868 891 139 489 489 755 745 682 506 263
15 Mataram 9,220 10,053 9,703 9,833 9,508 8,833 9,053 9,087 9,408 9,667 9,727 9,758 9,487 853.87
268 565 216 346 21 654 434 400 79 180 240 271
16 Kupang 11,000 11,000 12,000 10,399 10,400 10,400 10,400 10,402 10,400 10,400 10,400 10,400 10,633 957.00
367 367 1,367 235 233 233 233 231 233 233 233 233
NAMA KOTANO.
74 LAMPIRAN
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 Mei-18 Jun-18 Jul-18 Agu-18 Sep-18 Okt-18 Nov-18 Des-18 RATA2 BATAS ATAS
17 Gorontalo 9,500 9,947 10,000 10,357 10,357 10,357 10,357 10,351 10,342 10,335 10,357 10,357 10,218 919.63
718 271 218 139 139 139 139 133 124 117 139 139
18 Pontianak 11,500 11,500 11,500 11,500 11,500 11,500 11,500 11,457 11,475 11,500 11,477 11,429 11,487 1,033.79
14 14 14 14 14 14 14 30 12 14 10 58
19 Palangkaraya 10,000 10,132 10,310 10,250 10,263 10,250 10,250 10,293 10,275 10,239 10,000 10,417 10,223 920.08
223 92 86 27 39 27 27 70 52 16 223 194
20 Banjarmasin 9,583 9,408 9,127 10,387 10,425 10,464 10,313 10,308 10,339 10,180 10,322 10,350 10,101 909.05
517 693 974 286 325 364 212 207 238 79 221 249
21 Samarinda 11,257 11,333 11,333 11,781 11,623 11,498 11,464 11,464 11,415 11,424 11,450 11,399 11,453 1,030.81
196 120 120 328 170 45 10 11 38 29 3 54
22 Manado 11,000 11,000 11,000 10,177 10,225 10,225 10,225 10,225 10,225 10,225 10,225 10,225 10,415 937.33
585 585 585 237 190 190 190 190 190 190 190 19023 P a l u 10,230 9,809 9,693 9,729 9,705 9,720 9,812 9,877 9,946 9,995 10,088 10,102 9,892 890.29
337 83 199 164 187 172 80 15 54 103 196 210
24 Makassar 9,955 10,149 9,968 10,405 9,977 9,649 9,729 9,914 9,799 9,659 9,618 9,623 9,870 888.33
84 279 98 534 106 222 142 44 71 211 252 247
25 Kendari 10,394 10,519 10,688 10,753 10,265 10,129 10,386 10,420 10,367 10,132 10,052 10,079 10,349 931.38
45 170 339 404 84 220 37 71 18 217 297 270
26 A m b o n 10,227 10,000 10,000 11,143 11,136 11,031 11,000 11,000 11,000 10,998 11,000 11,005 10,795 971.55
568 795 795 348 341 236 205 205 205 203 205 210
27 Jayapura 14,485 14,982 15,000 11,413 11,329 11,250 11,250 11,251 11,358 11,500 11,500 11,500 12,235 1,101.14
2,250 2,748 2,765 822 906 985 985 984 877 735 735 735
28 Banten 11,352 11,158 11,000 10,560 10,000 10,000 9,691 9,600 9,880 10,000 10,114 10,500 10,321 928.91
1,031 837 679 238 321 321 630 721 441 321 207 179
29 Bangka Belitung 13,214 13,100 12,933 9,900 9,775 9,760 10,324 10,320 10,393 10,425 10,410 10,432 10,915 982.39
2,298 2,185 2,018 1,015 1,141 1,155 592 595 522 490 505 483
30 Maluku Utara 10,000 10,000 10,000 11,992 11,456 11,500 10,606 10,763 10,706 10,667 10,697 10,730 10,760 968.38
760 760 760 1,232 696 740 153 3 54 93 63 3031 Mamuju 9,864 10,000 9,595 9,886 9,625 9,790 9,850 9,850 9,850 10,038 10,150 9,917 9,868 888.11
4 132 273 18 243 78 18 18 18 170 282 49
32 Manokwari 10,000 10,000 10,000 13,276 13,368 13,286 13,286 13,255 13,364 13,423 13,425 13,323 12,500 1,125.04
2,500 2,500 2,500 775 868 786 786 755 864 923 925 823
33 Tanjung Pinang 10,241 10,071 10,000 9,092 9,968 9,724 9,775 9,814 9,830 9,775 9,778 9,845 9,826 884.35
415 245 174 734 142 102 51 12 4 51 48 19
34 Tanjung Selor 14,727 15,000 15,000 13,625 13,625 13,714 13,714 13,683 13,714 13,714 13,714 13,728 13,997 1,259.69
731 1,003 1,003 372 372 283 283 314 283 283 283 269
Rata2 Nasional : 11,020 11,116 11,028 10,695 10,513 10,426 10,446 10,451 10,475 10,494 10,549 10,584
Koef. Var : 0.12 0.13 0.13 0.10 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.10 0.10
NAMA KOTANO.
75 LAMPIRAN
Gambar 5 Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
Tahun 2018
76 LAMPIRAN