i n a n t a inovasi ketahanan komunitas · pdf file•memberikan gambaran permasalahan...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (LP2KD) KABUPATEN
TANA TORAJA TAHUN 2014
TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN TANA
TORAJA
I N A N T AINOVASI KETAHANAN KOMUNITAS
Tujuan Umum Penyusunan LP2KD
• Melaporkan gambaran tentang kondisi kemiskinan di Kab. Tana Toraja;
• Memberikan gambaran permasalahan kemiskinan dan penanggulangan kemiskinan di Kab. Tana Toraja
• Menyusun rekomendasi dan saran dalam rangka meningkatkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kab. Tana Toraja
Tujuan Khusus Penyusunan LP2KD
• Memperkuat mekanisme pendataan kemiskinan yang berbasis masyarakat yang dapat dijadikan rujukan data base kemiskinan tingkat kabupaten, kecamatan dan desa, yang dapat dimutakhirkan setiap waktu guna memperoleh database kemiskinan yang akuntabel di Kab. Tana Toraja.
• Meningkatnya kualitas sumber daya manusia baik sumberdaya aparat dan masyarakat umum agar tercipta kolaborasi dan sinergitas antara Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kab.Tana Toraja dengan pemangku kepentingan (Pemerintah, Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha) untuk memperkuat dan membangun layanan jasa dan kualitas informasi yang efektif bagi masyarakat dan stakeholders guna penanggulangan kemiskinan di Kab. Tana Toraja.
• Merumuskan sejumlah kegiatan daerah untuk perbaikan kebijakan dan strategi percepatan penanggulangan kemiskinan di Kab. Tana Toraja.
Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Sulawesi Selatan dan Tana Toraja
4.5
6.1
6.5 6.23
5.78
6.2
8.18
7.65
8.37 8.39
6.1 6.31
7.88 8.02
7.57
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2009 2010 2011 2012 2013
Nasional
Sulawesi Selatan
Tana Toraja
Sumber Data : BPS
Tingkat Kemiskinan Sulawesi Selatan
Presentase Penduduk Miskin Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013
Sumber : Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sulawesi Selatan Triwulan IV 2013
Tahun Garis
Kemiskinan Penduduk Miskin
Jumlah Jiwa %
2008 136.634 85.280 18,57
2009 172.445 75.240 16.14
2010 185.785 32.400 14,62
2011 196.785 29.599 13,22
2012 208.436 28.600 12,72
2013 217.981 31.300 13,81
Garis Kemiskinan & Penduduk Miskin Kab. Tana Toraja Tahun 2010 – 2013
Sumber : BPS Kab. Tana Toraja
Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk (per jiwa) yang memiliki rata – rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
Presentase RT Miskin Kab. Tana Toraja Per Kecamatan Tahun 2013
8.14
6.86
9.96
9.00
6.98
16.19
12.41
10.10
4.03
6.57
4.82
9.36
7.48
2.67
6.42 6.85
11.46
9.91
15.99
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
% KK Pra Sejahtera
Sumber: Tana Toraja Dalam Angka 2014 (diolah)
Komposisi Status Kesejahteraan RT Kab. Tana Toraja Tahun 2013
8%
21%
45%
22%
4%
Pra Sejahtera
Sejahtera I
Sejahtera II
Sejahtera III
Sejahtera III +
Garis Kemiskinan & Status Rumah Tangga
GK
RT SANGAT MISKIN
RT MISKIN
RT RENTAN MISKIN
RT TIDAK MISKIN
Karakteristik Kemiskinan
Statistik Ketenagakerjaan
Kabupaten Tana Toraja Tahun 2013
KETENAGAKERJAAN
Nasional :
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 66,90 %
Tingkat Pengangguran Terbuka 6,25 %
KETENAGAKERJAAN
% Penduduk Usia Kerja Menurut Pendidikan Tahun 2013
Karakteristik Kemiskinan
Karakteristik Kemiskinan
72.00
72.20
72.40
72.60
72.80
73.00
73.20
73.40
73.60
73.80
74.00
74.20
74.40
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2013
72.78 72.78
72.94
73.12 73.09
73.24
73.39
74.10 74.10
74.28
Angka Harapan Hidup Kab. Tana Toraja Tahun 2002-2013
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tana Toraja
KESEHATAN
65.00
66.00
67.00
68.00
69.00
70.00
71.00
72.00
73.00
74.00
75.00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
73.39
74.13 74.17 74.22 74.26 74.28
69.60 69.80
70.00 70.20
70.41 70.60
69.00 69.21
69.43 69.48 69.50 69.80
Tana Toraja
Sulawesi Selatan
Nasional
Karakteristik Kemiskinan
Angka Harapan Hidup Kab. Tana Toraja, Prop. Sulawesi Selatan Dan Nasional
Tahun 2008 - 2013
Sumber Data : Badan Pusat Statistik
KESEHATAN
Karakteristik Kemiskinan
Angka Kematian Bayi Kab. Tana Toraja Tahun 2010 – 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Tana Toraja, oleh Dinas Kesehatan
KESEHATAN
Karakteristik Kemiskinan Angka Kematian Bayi
Tiap Kecamatan Tahun 2010 dan 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Tana Toraja Tahun 2010 dan Tahun 2013
-
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
50.00
55.00
60.00
65.00
1.41
11.36
3.41
- 1.75
-
5.18
- -
11.36
2.95
11.76
14.18
62.50
9.43 9.71
30.93
6.30
8.97
4.95 4.72
10.25
16.53
29.41
-
10.24 8.00
18.37
6.21
16.53
6.90
21.58
- - -
16.00
2010
2013
Nasional
KESEHATAN
Karakteristik Kemiskinan KESEHATAN
-
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
2010 2011 2012 2013
1.24
2.34
1.72
1.96
Angka Kematian Balita
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Tana Toraja, oleh Dinas Kesehatan
Angka Kematian Balita
Kab. Tana Toraja Tahun 2010 – 2013
-
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
0.52
6.70
0.72
-
0.68
-
1.18
- -
1.56
0.47
1.89 1.64
15.95
1.53
3.50
9.23
- -
1.19 1.19 0.79 1.03
1.62
3.15
6.66
-
2.51
1.39
4.01
2.08 2.47
1.32
3.30
- - -
2.52
2010
2013
Karakteristik Kemiskinan KESEHATAN
Angka Kematian Balita Tiap Kecamatan Tahun 2010 dan 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Tana Toraja Tahun 2010 dan 2013
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
200.00
2010 2011 2012 2013
193.47
172.54 166.50
45.50
Angka Kematian Ibu
Karakteristik Kemiskinan KESEHATAN
Angka Kematian Ibu Kab. Tana Toraja Tahun 2010 – 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Tana Toraja Tahun 2010 - 2013
-
500.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
3,000.00
3,500.00
281.29 378.79
- -
349.04
-
518.13
-
377.36
- - - -
3,125.00
- - - -
157.48
- - - - - - - - - - - - -
359.71
- - - -
2010
2013
Karakteristik Kemiskinan KESEHATAN
Angka Kematian Ibu Kecamatan Tahun 2010 dan 2013
Sumber : Profil Kesehatan Kab. Tana Toraja Tahun 2010 dan 2013
Karakteristik Kemiskinan PENDIDIKAN
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
7 - 12 13 - 15 16 - 18
98.63
86.78
55.46
97.47
93.53
60.34
2010
2013
Angka Partisipasi Sekolah Usia Sekolah SD, SMP & SMA
Kab. Tana Toraja Tahun 2010 dan 2013
Sumber Data : Badan Pusat Statistik
Karakteristik Kemiskinan PENDIDIKAN
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
7 - 12 13 - 15 16 - 18
97.47
93.53
60.34
98.21
89.55
62.23
98.36
90.68
63.48
Tana Toraja
Sul Sel
Nasional
Angka Partisipasi Sekolah Usia Sekolah SD, SMP & SMA Tahun 2013
Di Kabupaten Tana Toraja, Propinsi Sulawesi Selatan & Nasional
Karakteristik Kemiskinan
INFRASTRUKTUR DASAR
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
RT dengan jaringan listrik PLN
RT dengan jaringan listrik Non PLN
RT dengan Penerangan Non Listrik
Grafik Proporsi Rumah Tangga Dengan Jenis Sumber Penerangan
Di Setiap Kecamatan Kabupaten Tana Toraja Tahun 2013
Sumber : Data dari Camat (diolah)
Karakteristik Kemiskinan
INFRASTRUKTUR DASAR
Grafik Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Kabupaten / Kota di Sulawesi Selatan Tahun 2009
Karakteristik Kemiskinan
INFRASTRUKTUR DASAR
203
110
257 187
1136
501
319
416 352
653
567
251 248
470
659
234 278
549
227
0
200
400
600
800
1000
1200
Tempat BAB Sendiri Tempat BAB UMUM/BERSAMA Tidak Ada Tempat BAB
Tempat Buang Air Besar (BAB) Kab. Tana Toraja Tahun 2012
Sumber : Basis Data Terpadu Program Perlindungan Sosial Bulan Maret 2012
Karakteristik Kemiskinan
KETAHANAN PANGAN
N0 Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
A Produksi
1 - Tanaman Padi Ton 104.405 113.140 108,37
2 - Jagung Ton 26.660 31.553 118,35
3 - Kacang Kedelai Ton 70 101 144,29
4 - Kacang Tanah Ton 126 107 84,92
5 - Ubi Jalar Ton 2.640 4.419 167,39
6 - Kakao Ton 2210 880 39,82
7 - Kopi Ton 3796 3831 100,92
B Populasi Ternak
1 - Sapi Ekor 5.935 6.184 104,20
2 - Kambing Ekor 21.913 27.406 125,07
3 - Kerbau Ekor 7.661 7.778 101,53
4 - Babi Ekor 253.912 277.101 109,13
5 - Kuda Ekor 3.718 4.395 118,21
6 - Ayam Kampung (Buras) Ekor 571.090 659.533 115,49
7 - Itik Ekor 55.601 62.385 112,20
C. Produksi Perikanan
1 - Budidaya kolam Ton 1 2 200,00
2 - Budidaya Mina Padi Ton 309 354 114,56
3 - Perairan Umum Ton 19 19 100,00
Capaian rata-rata 115,56
Sumber : Laporan RPKAD 2014
Capaian Kinerja Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Tahun 2013
Karakteristik Kemiskinan
HASIL FGD
No. Lokasi Kegiatan
Metode Lembang / Kelurahan Kecamatan
1. Lembang Raru’ Sibunuan Sangalla Selatan
FGD Kelompok Miskin
FGD Tokoh Masyarakat
Wawancara Keluarga Miskin
Wawancara Tokoh Masyarakat
2. Kelurahan Pasang Makale Selatan
FGD Kelompok Miskin
FGD Tokoh Masyarakat
Wawancara Keluarga Miskin
Wawancara Tokoh Masyarakat
3 Lembang Kayuosing Rembon
FGD Kelompok Miskin
FGD Tokoh Masyarakat
Wawancara Keluarga Miskin
Wawancara Tokoh Masyarakat
4. Lembang Buttu Limbong Bittuang
FGD Kelompok Miskin
FGD Tokoh Masyarakat
Wawancara Keluarga Miskin
Wawancara Tokoh Masyarakat
5. Lembang Rano Timur Rano
FGD Kelompok Miskin
FGD Tokoh Masyarakat
Wawancara Keluarga Miskin
Wawancara Tokoh Masyarakat
Lokasi FGD dan Wawancara
Human Aset
Latar belakang pendidikan keluarga miskin rata – rata hanya tamat SD bahkan ada yang tidak menamatkan pendidikan SD dan ada juga yang buta aksara
Mayoritas keluarga miskin mengemukakan bahwa keterampilan mereka sangat terbatas hanya bertani dan beternak.
Jika ada yang memiliki keterampilan khusus seperti pertukangan dan kerajinan tangan (pengukir, pandai besi, menganyam) itu didapatkan dari orang tua mereka.
Natural Aset Financial Aset
Karakteristik Kemiskinan
HASIL FGD
Kepemilikan peralatan dan modal usaha yang terbatas.
Sebahagian besar keluarga miskin jika sakit berobat ke puskesmas, ada juga diantara mereka yang tidak ke puskesmas karena jarak puskesmas yang jauh dan membutuhkan biaya transportasi yang mahal.
Aset berupa tanah atau kebun yang dimiliki oleh keluarga miskin merupakan warisan dari orang tua yang luas nya sangat terbatas, rata – rata hanya 0,5 ha
Ada juga yang tidak memiliki kebun, hanya sebagai penggarap pada kebun milik orang lain. Hasil dari kebun tersebut di bagi 2 antara penggarap dan pemilik
Kebun yang mereka olah ditanami dengan tanaman coklat, kopi dan tanaman lainnya. Hasil kebun dijual untuk menopang kebutuhan hidup sehari – hari
Seluruh keluarga miskin menyampaikan bahwa mereka tidak memiliki tabungan
Yang memiliki pekerjaan hanya sebagai pekerja kasar dan musiman seperti buruh tukang yang upahnya rendah. Yang memiliki kendaraan roda dua biasanya melakoni profesi ojek
5 Aset Penghidupan
Karakteristik Kemiskinan
HASIL FGD
Physical Aset Social Aset
Rumah hunian keluarga miskin ada yang telah beratapkan seng dan ada juga yang menggunakan bambu. Dindingnya ada yang menggunakan papan ada juga yang menggunakan anyaman bambu.
Keluarga miskin sebagian besar menempati rumah warisan dari orang tua dan ada juga keluarga miskin yang menumpang di rumah keluarga mereka.
Di kelurahan pasang kecamatan Makale Selatan dan lembang Kayu Osing kecamatan Rembon, fasilitas listrik PLN belum ada. Masyarakat mengoperasikan turbin air sebagai pembangkit listrik, namun di musim kemarau tidak berfungsi dengan baik karena menurunnya debit air. Ada juga keluarga yang menggunakan pelita sebagai sumber penerangan.
Dilembang Raru Sibunuan kecamatan Sangalla Selatan dan lembang Buttu Limbong kecamatan Bittuang, jaringan listrik PLN telah ada namun keluarga miskin yang ada di lembang tersebut tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk mengakses fasilitas tersebut karena biaya sambungan baru yang mahal.
Rata – rata keluarga miskin telah memiliki sarana sanitasi berupa jamban walaupun sangat sederhana. Untuk sarana air bersih berberapa keluarga miskin telah dapat mengakses air bersih dari sarana perpipaan, ada yang mengakses sumur dan mata air.
Seluruh lokasi FGD dapat diakses oleh kendaraan roda dua. Beberapa dusun dari kelurahan/lembang lokasi FGD, jalan menuju dusun tersebut masih berada dalam kondisi sangat terbatas.
Empat dari lima lokasi FGD telah memiliki sinyal telekomunikasi untuk telepon genggam.
Sebagian besar keluarga miskin tidak memiliki peralatan tani yang memadai, pendampingan dinas teknis juga sangat jarang dan boleh dikata tidak pernah mereka dapatkan
Diseluruh lokasi FGD terdapat kelompok – kelompok tani, ada keluarga miskin yang masuk dalam kelompok tani dan ada juga yang tidak masuk.
Diseluruh lokasi FGD terdapat aturan dan sangsi adat yang sampai saat ini masih berlaku, juga terdapat kepemimpinan informal dalam tataran adat.
Masyarakat Miskin tidak terlibat dalam musyarawarah pembangunan lembang/kelurahan
5 Aset Penghidupan
Karakteristik Kemiskinan
HASIL FGD
LEMBANG KAYU OSING – KEC. REMBON
Tokoh Masyarakat, Agama & Aparat Pemerintah Lembang :
Rumah tangga miskin yang memiliki strata sosial yang rendah otomatis menggarap tanah
tuannya yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali.
Rumah tangga miskin yang strata sosialnya di tinggkat atas miskin karena faktor gengsi.
Pada saat pesta mereka habis-habisan bahkan meminjam. Setelah pesta mereka
tidak punya apa-apa lagi yang ada adalah utang yang harus di bayar.
Hal yang lain yang mempengaruhi kemiskinan adalah pendidikan yang rendah dan
minimnya pengetahuan tentang bercocok tanam, keterbatasan bibit unggul dan
peralatan yang digunakan seadanya.
Selama ini hasil produksi usaha tani dijual ke tengkulak yang datang ke lembang
Kayuosing, harga penjualan jauh di bawah harga pasar.
Penyebab Kemiskinan :
Karakteristik Kemiskinan
HASIL FGD
LEMBANG KAYU OSING – KEC. REMBON
Tokoh Masyarakat, Agama & Aparat Pemerintah Lembang :
Usulan :
Pemerintah dapat memberi bantuan berupa alat-alat pertanian
Pembinaan dan penyuluhan tentang pertanian secara rutin dilakukan
Masyarakat diberi modal usaha berupa bibit tanaman sayuran, pupuk dan obat-obatan
Pendidikan gratis sampai SMA bagi masyarakat yang tidak mampu
Perbaikan pengairan yang telah rusak
Tukang kayu dan tukang pahat batu yang ada di lembang Kayu osing diberi pelatihan agar
bisa lebih trampil.
Berikut adalah hak dasar yang wajib untuk diperhatikan :
1. Pemenuhan hak atas pangan
2. Pemenuhan hak atas layanan pendidikan
3. Pemenuhan hak atas layanan kesehatan
4. Pemenuhan hak atas perumahan dan prasarana dasar
5. Pemenuhan hak untuk berusaha
6. Pemenuhan Hak atas Air Bersih, serta Sanitasi yang
Baik
7. Pemenuhan Hak atas Sumberdaya Alam dan
Lingkungan Hidup
8. Pemenuhan Hak untuk Berpartisipasi
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
G A R I S
K E M I S K I N A N
Sejahtera Sangat Miskin
Miskin Hampir Miskin/ Rentan
Tidak Miskin
Program-program Perlindungan Sosial
Program Keuangan Mikro dan Pengembangan Penghidupan
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
4 prinsip utama :
Perbaikan dan pengembangan
sistem perlindungan
sosial
Peningkatan akses
pelayanan dasar
Pemberdayaan kelompok
masyarakat miskin
Pembangunan yang inklusif
strategi percepatan
Mengurangi beban
pengeluaran masyarakat
miskin
Meningkatkan kemampuan dan
pendapatan masyarakat
miskin
Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan
usaha mikro dan kecil
Membentuk sinergi kebijakan
dan program penanggulangan
kemiskinan
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
(I)
Bantuan dan
Perlindungan
Sosial
Kelompok
Miskin
(II)
Pemberdayaan
Masyarakat
(III)
Pemberdayaan
Usaha Mikro &
Kecil (UMK)
(III)
Peningkatan &
Perluasan
Program Pro
Rakyat
Bentuk : Raskin, BLT, PKH, JAMKESMAS, dll.
Bentuk : Program-program yang tergabung dalam PNPM, CSR, Program NGO
Bentuk : KUR
Bentuk (sasaran khusus) : energi murah dan hemat, pupuk dan benih murah, kemudahan ijin usaha, pengembangan pasar tradisional, akses pasar.
“memberi ikan” “mengajar mancing”
“membantu punya
pancing & perahu”
“membantu
menyiapkan tempat
mancing”
program :
Tujuannya adalah memenuhi hak dasar, mengurangi beban hidup, dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin.
Tujuannya adalah mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan berdasarkan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat.
Tujuannya adalah memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil.
Tujuannya adalah meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin.
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
Kategori % Kemiskinan Kecamatan
> 10 % (diatas 10 %)
- Simbuang (16,91 %)
- Mappak (15,99 %)
- Kurra (12,41 %)
- Bonggakaradeng (11,46 %)
- Bittuang (10,10 %)
5 – 10 %
- Masanda (9,96 %)
- Rano (9,91 %)
- Rantetayo (9,36 %)
- Mengkendek (9 %)
- Sangalla (8,14 %)
- Makale Selatan (7,48 %)
- Sangalla Utara (6,98 %)
- Malimbong Balepe (6,86 %)
- Sangalla Selatan (6,85 %)
- Makale (6,57 %)
- Gandang Batu Sillanan (6,42 %)
< 5 % (dibawah 5 %)
- Makale Utara (2,67 %)
- Rembon (4,03 %)
- Saluputti (4,82 %)
Pertanian
Padi Sawah
- Mengkendek
- Rembon
- Sangalla Selatan
- Sangalla Utara
- Kurra
Jagung
- Bongakaradeng
- Simbuang
- Gandang Batu Sillanan
Kedelai - Rano
- Bonggakaradeng
Kacang Tanah - Bonggakaradeng
Ubi Kayu
- Mengkendek
- Bonggakaradeng
- Kurra
Hortikultura
- Rano
- Mengkendek
- Gandang Batu Sillanan
- Makale Selatan
Perkebunan
Kopi
- Bittuang
- Mengkendek
- Gandang Batu Sillanan
- Masanda
- Saluputti
- Malimbong Balepe
- Simbuang
- Mappak
- Rembon
Cengkeh
- Mengkendek
- Gandang Batu Sillanan
- Bittuang
- Masanda
Peternakan
Kerbau
- Mengkendek
- Bittuang
- Simbuang
- Bonggakaradeng
- Sangalla Selatan
Sapi
- Bongakaradeng
- Mengkendek
- Rano
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
Perdagangan & Jasa
- Kota Makale
- Makale Utara
Perikanan
- Rantetayo
- Mengkendek
- Gandang Batu Sillanan
- Kurra
- Saluputti
- Sangalla
- Rembon
Sektor Prioritas Wilayah
Akses Jalan
Dari Ibu Kota Kabupaten
- Simbuang
- Mappak
- Rano
Listrik
- Makale Selatan
- Kurra
- Masanda
- Malimbong Balepe
Air Bersih
- Bittuang
- Malimbong Balepe
- Masanda
- Rembon
- Simbuang
- Rano
- Gandang Batu Sillanan
- Mengkendek
- Mappak
- Makale Selatan
Sanitasi (Jamban)
- Bittuang
- Simbuang
- Malimbong Balepe
- Masanda
- Mappak
- Gandang Batu Sillanan
- Rano
- Bonggakaradeng
- Makale Selatan
Kesehatan (BUMIL, BAYI
& BALITA)
- Sangalla Selatan
- Bittuang
- Rembon
- Sangalla
- Saluputti
- Simbuang
Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
Kesimpulan & Rekomendasi
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Tana Toraja terus meningkat dari tahun 2009 (6,1 %) sampai
tahun 2012 (8,02 %), dan mengalami penurunan pada tahun 2013 (7,57 %)
Angka Harapan Hidup (AHH) terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 (74,14 tahun)
dan tahun 2013 (74,28 tahun).
Angka Melek Huruf terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 (86,26 %) dan pada
tahun 2013 (90,14 %)
Purchasing Power Parity (Paritas Daya Beli) mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang
sekitar 614 ribu pada tahun 2013 sebesar 622,62 ribu.
Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan dari tahun 2010
(71,84) dan pada tahun 2013 (73,76)
Jumlah & Persentase Penduduk Miskin di Kab. Tana Toraja mengalami penurunan dari
Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 (2008 = 85.280 jiwa – 18,57 % dan
2012 = 28.600 jiwa – 12,72 %)
Pada Tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 13,81 % - 31.300 jiwa.
KESIMPULAN
Desain perencanaan dan penganggaran perlu untuk lebih berpihak bagi kaum sangat miskin, miskin dan hampir miskin (Pro Poor Planning & Budgeting). Penguatan pembahasan mengenai tujuan dan target yang akan dicapai, validasi dan ketepatan kelompok sasaran, akurasi & efektifitas strategi intervensi. Optimalisasi dan sinergi berbagai progam penanggulangan kemiskinan dengan sistem pemantauan terpadu terhadap pencapaian output yang terukur, tepat waktu, tepat sasaran dan jumlah dalam implementasi program. Keterlibatan kelompok miskin dalam memikirkan penyebab dan pemecahan masalah kemiskinan. Penduduk miskin terlibat secara aktif dalam keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan, mulai dari tahapan penyusunan rencana, implementasi, pengendalian dan evaluasi, hingga tahapan penganggaran. Validasi, keakuratan dan pemutahiran data RT Sangat Miskin (RTSM), RT Miskin (RTM), RT Hampir Miskin (RTHM) Kesatuan Data Sasaran Kelompok Miskin dan Kesatuan serta Updated Data indikator penanggulangan kemiskinan.
REKOMENDASI
Kesimpulan & Rekomendasi
Memberi perhatian kepada sektor yang mampu menyerap tenaga kerja. Untuk konteks Tana Toraja : pertanian, industri rakyat dan perdagangan. Menjaga daya beli masyarakat miskin melalui : - Kelompok miskin mendapatkan “blanket program” : RASKIN, BPJS Kesehatan, Beasiswa Keluarga Miskin, Bantuan BUMIL & BALITA Keluarga Miskin, Disabilitas. Dan program pangan skala rumah tangga : home gardening. - Pengendalian inflasi khususnya barang – barang konsumsi rumah tangga. Pengembangan program-program yang diarahkan untuk mendorong peningkatan produktivitas penduduk miskin. Misalnya melalui pemberian kredit mikro, bantuan bahan dan peralatan usaha, program padat karya perdesaan, pelatihan keterampilan (pertanian, peternakan dan usaha lainnya). Penguatan kelembagaan di daerah yang menangani Penanggulangan Kemiskinan. Agar program SKPD/Badan/Kantor dapat bersinergi dan terkoordinasi mengingat penanggulangan kemiskinan bersifat outcome based yang membutuhkan keterlibatan dan partisipasi multi- pihak termasuk keterlibatan lembaga international. Program rekomendasi : Penyediaan Infrastruktur Dasar Pedesaan, Peningkatan Aksessibilitas, Peningkatan Pelayanan Dasar (pendidikan, kesehatan, perumahan), Pengembangan Program Padat Karya, Akses Lahan Produktif.
REKOMENDASI
Kesimpulan & Rekomendasi
terima kasih