i. pendahuluan

5

Click here to load reader

Upload: isfan-l-holmes

Post on 17-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

komsel

TRANSCRIPT

  • I-1

    I. P E N D A H U L U AN

    I.1. PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI BERGERAK

    I.1.1. CONVENTIONAL MOBILE SYSTEM

    Total Access Communication Services (TACS) merupakan teknologi telepon bergerak pertama yang diperkenalkan di Indonesia, yakni merupakan sistem non selular yang ditemukan dan dikembangkan di Inggris. Khusus dalam pengoperasiannya di Indonesia sistem ini lebih populer dgn sebutan Sambungan Telepon Kenderaan Bergerak (STKB) INTI yang merupakan hasil kerjasama PT.TELKOM dengan PT.INTI.

    Cakupan 1 Cakupan 2

    Gbr.I -1 : Prinsip dasar Conventional Mobile Communication

    Sifat khusus dari komunikasi bergerak konvensional ini adalah : 1. Cakupan seluas mungkin

    2. Daya pancar sebesar mungkin

    3. Tingkat pelayanan rendah, karena pada setiap perpindahan wilayah pelayanan misal dari Cakupan 1 ke Cakupan 2 maka para pelanggan harus melakukan sendiri reinitiating call .

    4. Penggunaan spektrum frekuensi tidak efisien.

    5. Daya tampung terbatas

  • I-2

    I.1.2. SELULAR GENERASI 1 : ANALOG MOBILE CELLULAR SYSTEM

    Sejak tahun 1981 muncul Nordic Mobile Telephone (NMT) 450 yang dikembangkan bersama oleh Finlandia, Denmark, Norwegia dalam bentuk sistem selular analog pertama, secara komersil diproduksi oleh Dancaal (Denmark), Ericsson (Swedia), Philips(Belanda), Benefon dan Nokia. Sistem analog kedua adalah Advanced Mobile Phone System (AMPS)

    yang dikembangkan oleh Motorolla (Amerika). Kelemahan utama dari kedua bentuk sistem analog diatas adalah karena tingkat keamanannya yang rendah disebabkan mudahnya penyadapan.

    Cakupan ideal

    Cakupan riil

    Gbr.I -2 : Konfigurasi sel dari sistem Analog/Digital Mobile Cellular

    Sifat khusus dari Analog Mobile Cellular : 1. Bentuk dasar sel: lingkaran, segitiga samasisi, bujur sangkar atau

    segienam beraturan. 2. Cakupan relatif kecil

    3. Daya pancar rendah

    4. Tingkat pelayanan tinggi, dengan adanya hand-off.

    5. Daya tampung secara teoritis adalah tak terhingga.

    6. Penggunaan spektrum frekuensi lebih efisien.

    7. Tingkat keamanan yang rendah krn mudah disadap.

  • I-3

    I.1.3. SELULAR GENERASI 2: DIGITAL MOBILE CELLULAR SYSTEM

    Diawal tahun1990-an muncul Global System for Mobile Communication (GSM) yg merupakan bentuk sistem digital pertama dan secara komersil menyebar amat cepat, di Indonesia sendiri mulai diperkenalkan sejak thn 1994 dengan terealisasinya STBS-GSM Batam-Bintan, dan semenjak itu GSM900 dan DCS1800 berkembang amat cepatnya melalui operator utama PT.TELKOMSEL, PT.Satelindo dan PT.Excelcomindo Pratama, sedang pengembang pertama DCS1800 di Indonesia adalah PT.Indosat dan PT.Telkom. Selanjutnya perkembangan teknologi seluler digital lebih terfokus kepada peningkatan kapasitas (penambahan/efisiensi) kanal spt TDMA/D-AMPS (IS-136) atau sistem keamanan/kemampuannya sebgm CDMA (IS-95).

    I.1.4. SELULER GENERASI 2.5: CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS

    Generasi 2.5 didisain untuk melayani data dan/atau suara yg hakekatnya selain merupakan evolusi generasi 2 juga karena kemampuannya dalam pengembangan layanan transmisi data dgn karakteristik khusus. Dlm tuntutan aplikasi layanan data kecepatan tinggi, CDMA antara lain punya features khusus yang membedakannya dari layanan suara, al:

    Aplikasi data yg berupa burst menyebabkan walau waktu akses user relatif panjang, sesungguhnya periode aktifnya dalam kanal sangat singkat

    Umumnya komunikasi data tidak menuntut berlangsung real time.

    I.1.5. SELULER GENERASI 3: WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

    WLAN merupakan pengembangan berikut yg dirancang bagi komunikasi data sebgm pada Single-Cell-Celluler akan tetapi dgn kecepatan lebih tinggi dibanding Cellular System. Hasil disain memungkinkan komunikasi antar lap-top dgn perangkat portable lainnya dlm jangkauan LAN dgn mobilitas rendah sebagaimana pada suatu bangunan perkantoran atau cakupan tertentu. WLAN punya standar IEEE 802.11 dg skala lebih kecil seperti halnya Bluetooth maupun Ultra Wide Band (UWB) yang berfungsi untuk melaksanakan transfer data antar office-handheld devices. Konfigurasi WLAN juga bisa punya Central Node sebagai kendali routing terhadap aliran datanya.

  • I-4

    RF

    AM

    PL

    IFIE

    R

    LO

    CA

    L

    OS

    CIL

    . M

    IXE

    R

    IF A

    MP

    LIF

    IER

    DE

    TE

    KT

    OR

    AU

    DIO

    AM

    PL

    IFIE

    R

    LO

    UD

    -

    SP

    EA

    KE

    R

    I.2. ANALISIS SINYAL

    Antena

    A B

    Gbr.I 2 : Blok diagram suatu penerima radio secara umum.

    Kualitas suatu penerima salah satunya ditentukan oleh besarnya sinyal yang diterima, untuk itu pengukurannya dilakukan melalui 2 kriteria sbb.:

    1. SINYAL CARRIER: Orientasi pengukuran adalah terhadap kuat medan sinyal carrier pada input RF Amplifier (dititik A pada Gbr:I 2), yakni : Amplituda kuat medan dengan satuan V/m atau V/m

    Level kuat medan dengan satuan dBV/m atau dBV/m 2. SINYAL INFORMASI AUDIO :

    Orientasi pengukuran adalah terhadap daya pd output Audio Amplifier

    ( dititik B pada Gbr:I 2 ) , yakni: Amplituda daya dengan satuan pWatt, Watt atau mWatt

    Level daya dengan satuan dBpWatt, dBW, dBm atau dBW

  • I-5