i refleksi tahunsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._refleksi_50_tahun... · pedagogik pada...

19
t-, _ _ J )) f tr. v z I REFLEKSI TAHUN PENGAIARAN BAHASA DAN SENI DI TAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI IAKARTA l \. J 1 -J - J I \ I T *l I I -l +,="€€ a 4 &e re '3 =*

Upload: others

Post on 26-Dec-2019

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

t-,_ _ J ))

ftr.v

z

I

REFLEKSI TAHUNPENGAIARAN BAHASA DAN SENIDI TAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI IAKARTA

l

\.J1-J

-J

I

\I

T*l

II-l

+,="€€

a

4

&ere'3

=*

Page 2: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

REFLEKSI 50 TAHUNPENGAJARAN BAHASA DAN SENI

DI FAKULTAS BAHASA DAN SBNI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

I,l

Page 3: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

r

Refleksi 50 Tahun Pengajaran Bahasa san Sastradi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas NegeriJakarta

Editor:Dr. Nuruddin, MA.

Subur lsmail, lt/.Pd

Copy Right UNJ, 2015All Right Reserved

Hak cipta Dilindungi Undang-Undang

Penyelaras Aksara: Dr. Nuruddin, ilrlA.

Penata Letak: Subur lsmailDesain Sampul: Tim Beringin tvlulia

ISBN : 978 - 602 -71433 -7 - 1

Diterbitkan oleh Penerbit Beringin lVuliaJln BekasiTimur 14l4 No 20 B Jatinegara, Jakarta Timur

email: [email protected]

cetakan 1: tVei 2015

Page 4: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

KATA PENGANTAR

;RTEC (Arts, Education, and Culture) ke-7 tahun 2015 Fakultas- ::il dan Seni Universitas Negeri Jakarta merupakan salah satu tolok--, --- tentang kesungguh-sungguhan sivitas akademika FBS untuk*.:*rjukkan karya, kiprah, dan jati dirinya sebagai sebuah institusi-. ':emik. Ini berarti bahwa ARTEC merupakan salah satu kegiatan yang-.::'ldi ajang bagi mahasiswa, pegawai, dan terutama dosen untuk-.::unjukkan karya akademik dan profesional mereka. Dalam konteks:--:h. monograf menjadi salah satu pilihan untuk membuktikan bahwa-'jr kehidupan akademik di lingkungan FBS berdenyut. oleh karena itu,:e.uncuran monograf pertama dalam rangka ARTEC yang sekaligus:renandai usia ke-50 tahun FBS UNJ memiliki nilai strategis sebagai..ngkah awal dalam membudayakan publikasi ilmiah di kalangan dosen,:i samping dua jumal yang dikelola FBS.

Tema yang diusung dalam monograf I adalah "Refleksi 50 TahunPengajaran Bahasa dan Seni di FBS LI-NJ". Bahasa dan seni merupakandua disiplin ilmu yang dikembangkan di FBS di samping bidang yang lainseperti sastra atau penerjermahan. Namun, dalam monograf ini, belum adakajian yang terkait dengan pengajaran kesenian sehingga topik berkisarpada pengajaran bahasa, kebahasaan, sastra, penerjemahan, dan tata kelolaprogram studi dari sudut pandang akademik. Keseluruhan topik tersebutdiulas dalam sembilan belas artikel yang ditulis oleh dosen-dosenpendidikan dan kesastraan di lingkungan FBS UNJ.

Ada tiga kelompok besar topik yang diulas dalam monograf I ini,yaitu pengajaran, kebahasaan atau linguistik, dan tata kelola programstudi. Topik pengajaran memumpunkan pada pengajaran bahasa, sastra,dan penerjemahan. Topik kebahasaan memerikan aspek ketatabahasaandan topik tata kelola merefleksikan pelaksanaan program studi magisterbahasa Inggris dan bahasa Mandarin. walaupun kesembilan belas juduldalam monograf ini belum secara komprehensif menampilkan refleksipengajaran bahasa dan seni, namun makalah yang disajikan dapatmemerikan contoh-contoh praksis pembelajaran di FBS UNJ.

Saya tidak dapat mengakhiri pengantar ini tanpa menyampaikanpenghargaan dan terima kasih kepada pelbagai pihak yang telahmemungkinkan monograf ini dapat diterbitkan. pertama kepada pak SuburIsmail dan Pak Nuruddin yang bekerja keras sampai detik terakhirmengumpulkan ar1ikel, menata dan menerbitkannya. Kepada TimSembilan FBS yang telah mernberikan dukungan dana dan moril demi

Page 5: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

rerbitnla edisi perdana monoglaf FBS UNJ yang nanti diharapkan dapat

menjadi agenda tetap ARTEC FBS. Terima kasih'

Jakarta, Mei 2015

Ifan IskandarKetua Panitia ARTEC Vll/Pembantu Dekan I Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Jakarta

t

rtl. .,d

Page 6: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

DAFTAR ISI

PENGAJARAN PENGUCAPAN BAHASA INGGRIS :

QUARE, QAAMOD, ET QAO VADIS?Dr. Ifan Iskandar, M.Hum. I

PEMBELAJARAN KALIMAT BERORIENTASI KARAKTERDr. Miftahul Khairah A., M.Hum. 11

KEBUTUHAN MATERI AJAR BAHASA ARAB BERBASISBUDAYA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

BAGI CALON TKI DI TIMUR TENGAHDr. Nuruddin, MA. 28

PENGEMBANGAN COMPUTER ASSISTED LANGUAGELEARNING (CALL) MATA KULIAII ISTIMA I

R. Ahmad Barnabas, M.Pd. 4l

TIGA TAHUN PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASAINGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTADr. Ratna Dewanti, M.Pd. 50

WRI TIN G S AP E R C HAMP: PRO SE S PEMBELAJARAN MENULISYANG MENYENANGKAN

Erfi Firmansyah, M.Phil. 64

SILABUS MATA KULIAH MENULIS BAIIASA JEPANGNur Saadah Fitri Asih, M.Pd, Yuniarsih, M.Hum. M.Ed, Cut Erra

Rismorlita, M.Si, Frida Philiyanti, M.Pd. 69

PEMOSISIAN BAHASA, SASTRA, KAJIAN BUDAYA DANMEDIA: SEBUAH KAJIAN (PEMBELAJARAN?)

INTERDISIPLINEREva Leiliyanti, Ph.D. 71

MENULIS POPULER SECARA KREATIFNurita Balu Kusmayati, M.Pd. 88

Page 7: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

QUELQUES STRUCTURES SPECIFIQUESDANS LA LANGUE FRANQAISEDrs. Sulandri Nuryadin, M.Pd. 94

PENGAJARAN PENERJEMAHANDI PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS FBS UNJ

Rahayu Purbasari, M.Hum. 99

STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA PRANCISDI FAKULTAS BAHASA DAN SENIDr. Sri Harini Ekowati, M.Pd. 106

PENANTIAN PANJANG PEMBUKAANPRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN

DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTARizky Wardhani, M.Pd., M.Tcsol. 110

BAHASA PERTAMA (L1) DALAM PEMBELAJARANBAHASA ASING (L2)

Lasito, M.App.Ling. 119

REFLEKSI 14 TAHUN PEMBELAJARANBAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DI JURUSAN BAIIASA DAN SASTRA INDONESIA FBS UNJN. Lia Marliana, S.Pd., M.Phil. 132

REFLEKSI TERHADAP MATA KULIAH BERMUATANPEDAGOGIK PADA JURUSAN-JURUSAN BAHASA

FAKULTAS BAIIASA DAN SENI UNJSubur Ismail, M.Pd. 148

KOMPETENSI MENGAJAR MAHASISWAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA DALAM MATA KULIAH MICROTEACHING

Suherluti dan Reni Nur Eriyani 155

ANTARA KELISANAN DAN KEBERAKSARAANSiti Gomo Attas, M.Hum. 110

VARIASI BAIIASA DALAM CERAMAHMuhammad Kamal, MA. l8l

Page 8: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

LLI

ruEIBp IBIeclIp Bluel qele] IuI lepoy{ 'Is?{tunuto{ {I}ollues lepou n}I?^

'erue1 >1etes reledlp t{ule} (Arc+'Ltulq'9161) sue:qy ue}€{opuedsuBrqv lapol I urlsBs uulu{apuod

'uBSr[ Br]ses uoel ulSuuJa>l utelsp

rp uu>18uuque{lp surerqv 'H'l l lroo} eueutu8uq uB{IBrnIp ue{e }n>Ilrag'Ol-tt 'Lult{ '0002 'proT) >1uueles sn]ndre] ledep acuoru'to.ftad e?nl

urlSunut nele a)uDLuto/tad tqrue8uetuetu ue>[e Iul IBH 'uru1 8ue'( uoloued

n*o.". ueSuep erectqeq uep 'r8red '8ue1ep ludep a)ualptlv' 'acuoru.toJ"tad

rqnre8ueuetu ue{B a)ualprtt) uep '1udrue1 'uuusung 'uust1 rte,(ued r8uq

rsueJ{Jeq }s€s L{BIEpe acuoru.tolta,dr.ueeulssreq 8uu,( nl{31Y\ tuelup Suuro

nlus qelo uEInIslIp ledep n1t e,(uunues 'uest1 erlses tuelep 1de1e1 '€peqJeq

8uu,( ledse uu8uep Suero qelupu Jle,(usd uep ':esodruo>1 '"taru'to.f"tad

,iluu,(ue4 .:esodruol reSeqes eSnt sn8r1e1as uep atuoru.tof"tad pus

eped uesrl srlses rslnpo-rdueu 8ue,{ Suuro qelBps ntu",ro/.ta4 'uuetuBsJeq

lees uped ue{n)lultp Suer( 1eq unp ueledruerLL a)uDru.lq/.tad uep tstsoduro>1

eSSurqes atuoruto/.tad ueleues>1?leul eluacuad lees epud uelnlul[p ussll

.ne,tued t8uq rsrsoduro>l ue]enqued entqeq pJo'I Uaqlv qalo ue{u>lnue{Ip

8ue,( ruedei uuiu8ur 1du1e1 'uBI€JPtl uelresepreq I€pl] uuplnfunpedrp

nll u4ses e,fue1 u{I}3{ 'uest1 sJ}ses tuelEp unusN '(acuatprttt)

uoluoued nele Pceqtued >lnseturel '1e1ere,{suu s{e}uo{ uup ue>lsudspp

usrq {epr} u,{uenpey .sseqeq tltnrpaul ueleunS:edrueru ueSuep SueruSued

uueldrc qelepu lnqestal ejlses sruel enpe{ uuaJBI qelo ueSutdurupreq

d,.,p1{ ledup (urusu>1uraq) pJ}ses uup uesrl PI}ses 'e,{uuue}u,(ue{ tu?[?p

rc .uBSrl Brlses tuElup lnqesre] sLuBJqv dssuol uu>18uuque8uour e,(edn-raq

(itil iru""^5 u,p (€661) ratso) ..I.D lunq..,eur 3ue,( ,erlses e(ru>1

dupuqrel srsrluue nesrd reSeqes suslqv 'H'IAI uBlJemullP 8uu,( uesemnln>1

e,(uupy 'ueduur qe1e1 Suur( rjoel uup desuol anules tutueSueur eJlsBS

uoal relu8ued uep rlrleued ruSeqas e}r1 8ur:r38uaru {n}un }3[u usp uequJe

reSeqes ,surerqy rjsp u€lBpuB rpelueu 8uu,( 1ern1ru]s uoe] uu3un13un1

Irep FIp uelsedalau usrq {epp l}llouad uup rele8ued ru8eqes B]tI ]nqesre]

uedeSSue r:ep sedel-ral 'sllnl erlsus ue1fe1 ue?uep epeqleq 1upr1 ldueque>1eun8rp Suer( uelu>lepued uueJe>l uudeu 3uu( uoe] Isepusllp {upl}Suues uBSII urtses uertelSued E,,Yrqeq uudeSSue upv '( | L6I) uotttpot,L aLll

puo [-toaq1 )truDruoy :dutrtT aqJ pul ro't,try/.[ aql e(un4nq urulup slln]lp

Suer( sue-Iqv 'H'IN uoei uede:eued seqequeu uu{u IUI uesIInIuBnlnqBpuod

(fNn SgC Blseuopul Prlsus uep ssulpg uusrunl uesog)'urnH'I ['s€uv oruoD l]ls

NVYf, YSYYf, gfl g)I NV(I NYNYSI'II>I YUVINY

Page 9: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

ANTARA KELISANAN DAN KEBERAKSARAAN

Siti Gomo Attas, M.Hum.(Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS LINJ)

PendahuluanTulisan ini akan membahas penerapan teori M.H. Abrams yang

ditulis dalam bukunya The Mirror and rhe Lamp; Romantic Theory andthe Tradition (1971). Ada anggapan bahwa pengkajian sastra lisan seringtidak dilandasi teori yang mapan karena pendekatan yang digunakanhampir tidak berbeda dengan kajian sastra tulis. Terlepas dari anggapantersebut kita sebagai pengajar dan peneliti tidak bisa melepaskan diri darikungkungan teori strukural yang menjadi andalan dari Abrams, sebagaiarahan dan alat untuk menggiring kita sebagai peneliti dan pengajar teorisastra rnengamini semua konsep dan teori yang telah mapan. Adanyakuluwesan yang ditawarkan M.H. Abrams sebagai pisau analisis terhadapkarya sastra, yang membuat G.L. Koster (1993) dan Sweeney (1972)berupaya mengembangkan konsep Abrarns tersebut dalam sastra lisan. Didalam kenyataannya, sastra lisan dan sastra (berakasara) dapat hidupberdampingan oleh karena kedua jenis sastra tersebut adalah ciptaanpengarang dengan mempergunakan medium bahasa. Keduanya tidak bisadilepaskan dari konteks masyarakat, termasuk pembaca atau penonton(audience). Namun dalam sastra lisan, ketika karya sastra itudipertunjukkan tidak berdasarkan hafalan, tetapi ingatan seperti yangdikemukakan oleh Albert Lord bahwa pembuatan komposisi bagi penyairlisan dilakukan pada saat pencerita melaksanakan performance sehinggakomposisi dan per.t'brmance merupakan dua hal yang dilakukan pada saatbersamaan. Perfbrmer adalah orang yang memproduksi sastra lisan padasaat perfbrmance dan sekaligus juga sebagai komposer. penyanyi,perfbrmer, komposer, dan penyair adalah orang dengan aspek yangberbeda, tetapi dalam sastra lisan, semuanya itu dapat dilakukan oleh satuorang dalarn waktu yang bersamaan. Per/brmance adalah saat berkreasibagi penyair lisan. Suasana, tempat, dan audience akan memengaruhiperformance. .Audience dapat datang, pergi, dan Micara dengan sesamapenoton yang lain. Hal ini akan memengaruhi perfbrmance atau mungkinjuga performance dapat terputus sejenak (Lord, 2000, hlm. 13*17).Berikut akan diuraikan bagaimana teori M.H. Abrams dikembangkan didalam kerangka teori sastra lisan.

Pendekatan Sastra Model AbramsPendekatan Abrams (1976, hlm. 3-219) telah dipakai sejak lama.

yaitu model semiotik komunikasi. Model ini telah lanra dinakar cl:l:nr

Page 10: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

Refleksi Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Fakultas Bahasa dan Seni UNJ

kritik sastra Barat. Ada beberapa pendekatan dalam model komunikasiAbrams, yaitu : (1) pendekatan yang dibina melalui teknik-teknik tertentu

atau pendekatan objektif, (2) pendekatan yang memerhatikan karya

sebagai ungkapan emosi atau isi pribadi si pengarang atau pendekatan

el<sprestf; (3) pendekatan yang memerhatikan hubungan antara dunia

dalam karya sastra dengan realitas dalam alam semesta di luar karya atau

pendekatan mimetik (unsur penituan dunia nyata); (4) pendekatan yang

memerhatikan karya sastra sebagai sesuatu yang memengaruhi emosi atau

kepercayaan si pembaca atau pendekatan pragmatik.Menurut Abrams (dalam Teeuw, 1988, hlm. 49) bahwa "kekacauan

dan keragaman teori dalam bidang teori sastra dan pendekatan sastra

sepanjang masa dapat diatasi dengan berpangkal pada situasi karya sastra

secara menyeluruh (the total of a work of art)." Adapun kerangka (frame

work) dari model Abrams yang cukup sederhana, tetapi efektif dapat

digambarkan dalam bagan sebagai berikut.

(Semesta)

Universe

.t,

(Karya) Work

,/ \

(Pembaca) lrrisr (Pembaca) Autlience

Gambar 2.2 Bagan Model Komunikasi Abrams

Berdasarkan gambar 2.2, pada bagan model Abrams di atas

terkandung keempat pendekatan yang utama dalam karya sastra.

1. Pendekatan ObjektifPendekatan objektif adalah pendekatan dalam karya sastra yang

menitikberatkan pada karya itu sendiri. Pendekatan objektif dasar yang

kuat untuk pandangan yang menganggap karya sastra sebagai strukturyang otonom. Pandangan karya sastra sebagai struktur yang otonommenurut Teeuw (1988, hlm. 51) dikutip dari beberapa pakar sastra Baratbahwa sekitar tahun 340 SM di Athena Aristoteles telah meletakkankonsep tersebut dalam bukunya berjudul Poetika. Pada aliran

strukturalisme, bukan penulis atau pembaca yang penting, bukan pula

178

Page 11: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

kenyataan yang dibayangkan oleh karya seni, tetapi karya sastra sebagaisesuatu yang otonom.

Dari pandangan tersebut menunjukan bahwa pendekatan objektifadalah pendekatan yang lebih mementingkan unsur kuryu sastra setagaikarya yang hanya mementingkan unsur-unsur yang membangun karya itu,tanpa memerhatikan pengarang, pembaca, dan alam semesta. Karya sastrasebagai sesuatu yang otonom dapat dilepaskan dari unsur di luar karya itusendiri. Dalarn perkembangan aliran ini di Indonesia, menurut Teeuw(1988, hlm. 52) aliran Rawamangun paling dekat dengan aliran objektif,karena yang menjadi pusat perhatia, mereka adalah karya itu sendiri.Namun aliran ini juga tentu tidak menapikkan pendekatan lain dalammengkaji sebuah karya sastra.

Pandangan Aristoteles tentang pendekatan objektif (dalam Teeuw,1988, hlm. 52) bahwa "dalam tragedi tindakan (action) bukan watak(characrer) yang terpenting. Efek tragedi dihasilkan oleh aksi plotnya danuntuk menghasilkan efek yang baik plot harus memunyai keseluruhan(wholeness), untuk itu harus dipenuhi ernpat syarat utarna, yaitu dalarnistilah bahasa Inggris disebut order, ampritture, atau comprexiiy, tutity, danconnection atau coherence."2. Pendekatan Ekspresif

Pendekatan ekspresif adarah pendekatan yang menitikberatkankepada penulis. Menurut Teeuw (198g, hrrn. 51) bahwa ,,pendekatan inimengalami kejayaannya pada zafiran romantik, yaitu penclekatan yangmendapat sorotan paling khas, sebagai pencipta yang kreatif oan liwapencipta itu mendapat minat yang utama dalam penilaiin dan pembahasankarya sastra."

Menurut Longinus (daram Abrams, 1976, hrm . 73) hal yangpenting untuk penciptaan karya sastra adalah unsur kreatif aatarn liwipenulis, bahwa"there is not nothing so prodttctive o.f grancleur as nobleemotion in the right place. It insprires and possesses our v,ords with kindoJ' madness and divine spirit" (tidak ada yang sama banyaknyamenghasilkan keagungan seperti emosi mulia pada tempat yang tepat,emosi mengilhami dan memasuki kata-kata dengan ,"*u.u* keedanandan semangat Ilahi).

Tulisan Longinus tersebut menjelaskan bahwa pctssions andemotion-lah yang merupakan syarat mutlak dan paling penting untukuntuk penciptaan karya yang agung, tetapi gagasan itu sernpat tenggelam,barulah muncul kembali ketika penyair dan seniman umumnya didewakan.Penyair Belanda, Kloos anggota Tachtigers (1ggO-an) diketahui jugasangat berpengaruh pada sastra pujangga Baru. Tatengkeng adalah totorrPujangga Baru yang mewakili aliran ekpresif, hal ini tercennin dalampuisi sebelum perang, misalnya dengan ungkapannya: "seni adalah

Siti Gomo Attas. N,l.Hunt.. Antara Kelisanan dan Keberaksaraan

179

Page 12: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

Refleksi Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Fakultas Bahasa dan Seni UNJ

gerakan sukma yang berpancaran dalam mata, terus menjelma ke indahkata" (Teeuw, 1988: 52).3. Pendekatan Mimetik

Pendekatan mimetik adalah pendekatan yang menitikberatkan padasemesta. Menurut Teeuw (1988, hlm. 51) bahwa "dalam aliran Marxisaspek mimetik, yaitu hubungan karya seni dengan kenyataan, menjadi ciriutama dalam penilaiannya." Aliran sosialis-realisme adalah contoh yangjelas, menurut Marx (dalam Teeuw, 1988, hlm. 52) bahwa "seni harusmembayangkan atau mencerminkan kenyataan sosial-ekonomi, sebagaialat untuk merombak keadaan masyarakat itu."

Teori Plato mengenai mimesis menurut Abrams (1976, h1m. 8)bahwa "mimesis atau sarana artistik tidak mungkin mengacu langsungpada nilai-nilai yang ideal karena seni terpisah dari tataran ada yangsunggguh-sungguh oleh derajat dunia kenyataan yang fenomenal." Plato(dalam Verdenius, 1949, hlm. 19; dalam Teeuw, 1988, hlm. 181)menjelaskan bahwa "art, therefore, has double aspect: in its visiblemanispestation it is a thing of the most inferior value, a shadow; yet it hasin indirect relation to the essential nature of thing" (rnaka itu senimemiliki aspek ganda: dalam per-wujudannya yang tampak seni adalahbenda yang sangat rendah nilainya, bayangan, namun seni memiliki pulahubungan tak langsung dengan sifat hakiki benda-benda).

Aliran mimetik dalam sejarah dunia kritik sastra Indonesia dianutoleh kelompok Lekra, dengan tekanan pada sosialis*realisme sebagaisemboyan untuk seni yang bemilai-ini termasuk dalarn paham aliranmimetik (Teeuw, 1988, hhn. 52).4. Pendekatan Pragmatik

Pendekatan pragrnatik adalah pendekatan yang menitikberatkanpada pembaca. Istilah pragmatik merujuk pada efek komunikasi yangsering kali dirumuskan dalam istilah Horatius dalam Teeuw (1988, hlm.51) bahwa "seniman bertugas untuk docere dan delectare, membei ajarandan kenikmatan; seringkali ditambah movere, menggerakkan pembaca kekegiatan yang bertanggung jawab; seni harus menggabunglan sifat utiledan dulce, bermanfaat dan manis." Pembaca dalam hal ini kena,dipengaruhi, digerakkan untuk bertindak oleh karya yang baik.

Dalam sejarah dunia kritik sastra Indonesia aliran pragmatik inijuga dianut oleh tokoh Pujangga Baru seperli Sutan Takdir Ali Syahbana(STA). Menurut Teeuw (1988, hlm. 52) bahwa "Takdir dengantendezkunstnya, dengan ide yang dominan bahwa seniman bertugasmembimbing bangsanya yang disebut dengan aliran pragmatik."

Pendekatan Model Abrams dalam Sastra Lisan

180

Page 13: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

Dunict IVyata

Pencipta Pendengar/Penonton

II

Siti Gomo Attas, M.Hum., Antara Kelisanan dan Keberaks araan...

Model komunikasi Abrams di atas menurut Koster (200g, hrm. 37)-:pat diterapkan dalam metode pendekatan tradisi risan, yaitu dengan:renggantikan istilah. pada bagian pendekatan yang ada di dalamnya Janharus disesuaikan, misarnya karya digantikan aergun istirah teks, pembacadigantikan dengan pendengar atau penonton, sementara pencipta masihbisa digunakan dalam bagian pencipta atau penutur.

Gambar 2.3 Baga, Mocrer Komu,ikasi Abrams daram pendekatanTradisi Lisan (Menurut Koster)

istilah sastra risan juga tidakrah sarah jika kita gunakan sebagaibagian yang merujuk pada t.uoiri risan. Sesuai iengan uraian pada konsepbahwa folklor, tradisi risan, dan sastra risan adarih konsep yang saringrnelengkapi. Namun, ada catatan khusus yang harus diingat, bahwa istirahatau konsep sastra risan yang akan dipakui ]urrgun ,"-p"i terjebak padakonsep sastra lisan yang sempit-hanya berbicaia cerita atau fiksi berakaatau tuturannya lisannya saja daram sastra risan, tetapi konsep ini harusrahmeliputi satu kontinum yarg juga meringkupi b".-u"r--macam bidangpengetahuan yang lain, seperti adat-istiadat,'sejarah , ,uru cara hidup danberinteraksi sesama masyaiakat, beragama, bernegosiasi, dan sebagainya.Termasuk dalam kontinum pengetahurn yang hidup daram wujud keadaantidak terpisahkan antara irmu f,engetahuan -r"p.ni

vr"g^i"r-r;ud dalamdunia modern sekarang ini.Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oreh Lord (2000,hlm' 72, dalam pudentia, 2oos, rrim. 37g) bahwa .,setiap

pertunjukanadalah karya seni.".Akan tetapi rebih dari itu, pementasan tradisi risanadalah sebuah peristiwa sosiarjbudaya. oreh karena itu, fendek atan yang

181

Teks

Page 14: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

Refleksi Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Fakultas Bahasa dan Seni UNJ

memusatkan perhatian hanya pada "teks" saja atau dengan kata lainmemperlakukan pementasan atau penghadiran tradisi lisan sebagai "teks"saja tidak akan membawa kita pada "roh"nya. Pendekatan kontekstualdalam hal ini perlu dilakukan bersamaan dengan pendekatan tekstual.1. Struktur Teks

Konsep teks menurut Haji Salleh (1992, hlm. 18-9) seharusnyadiluweskan-dengan tidak membatasi pada konsep cerita atau lakon yangdisampaikan saja atau dituturkan, setab konsep ini lebih melingkuplunsur-unsur penyampaian tuturan pencerita, musik yang mengiringi,penyampaiannya, gerak-geriknya, topeng atau peralatan lain yangdigunakan, upacara-upacara yang mengiringi persembahan cerita ataulakon, dan sebagainya. Jadi pengertian teks di sini lebih luas pada bagian-bagian dari sebuah pertunjukan dengan konteksnya. Semua unsurpertunjukan itu memberi sumbangan kepada bagaimana pertunjukan itudisampaikan secara keseluruhan yang dinamakan "teks,,.

Selanjutnya istilah teks (verbal) menurut Halliday (1992, hlm.13-14) bahwa "teks yaitu bahasa yang berfungsi, bahasa yang sedangmelaksanakan tugas tertentu dalam konteks tertentu." Teks adalah suatumakna yang dikodekan melalui bahasa. Pengertian teks itu dapat jugadikenali melalui puisi lisan karena puisi lisan adalah penggunaaan bahasadalam berkomunikasi. Komunikasi dalam hal ini berupa bentukpertunjukan yang dilakukan oleh suatu komunitas dalam konteks tertentu.sebagai bentuk penggunaan bahasa, teks puisi lisan memunyai maknayang harus dipahami oleh rnasyarakat pemiliknya.

unsur-unsur pembentuk sastra lisan dan sastra tulis pada umumnyasama, hanya saja hal itu terjadi jika sastra lisan itu sudah ditulis. Narrun,jika diperhatikan dan diamati secara teliti, sastra lisan itu memiliki ciritersendiri. oleh sebab itu, dalam penelitian ini, unsur puisi lisan yangakan dibahas meliputi bentuk,"formula, tema, bunyi, diksi, dan gayabahasa. Unsur-unsur itu ada dalam sastra lisan.l) Tema

Pengertian tema menurut Lord tampaknya didasarkan pada hasirpenelitiannya tentang puisi epik (puisi cerita). Menurut Lord (2000, hlm.4) bahwa "tema adalah peristiwa atau adegan yang diulang dan bagian-bagian deskriptif dalam cerita." selain itu tema adalah kelompok ide yangdigunakan secara teratur pada penciptaan cerita pada gaya formulaiknyanyian tradisional (Lord, 2000, hlm. 68). Tema tidak dapat diungkapkandalam kata-kata yang persis sama tetapi dalam sekelompok ide. Beberapapenyanyi tidak mengumbari kata-katanya dalam satu nyanyian dengannyanyian yang lain, terutama pada nyanyian yang sering dibawakan (Lord,2000, hlm.69).

1.82

Page 15: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

Refleksi Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Fakultas Bahasa dan Seni uNJ

luaran kulit teks lisan, yaitu dalam bahasa formulaik yang digunakan olehpenutur lisan dalam menyusun kalimat-karimatnya.

-Milahya apa yang

dicontohkan oleh Sweeney (19g0, hlm. 60) bahwa,.suatu pola formulaikyang selalu digunakan dalam wayang Siam yang di*r:.rskan sebagaiberikut: /maka ... pun... lah.. /...selatu.../ pad,-a bentuk kalimatkalim"at,/maka sagariwa pun berjalanlah selalu ha cap/, /maka Hanuman pun pelukambil selalu hei/, /maka laksamana pun nak berjalan cari air/.

Bentuk tradisi lisan dapat dikaji dengan teori struktur seperti yangdipakai oleh Lord untuk menganalisis karya sastra, yang disebut oleh HedaJason (1977, hlm. 275) sebagai "struktur teksturai,. pendekatan inididasarkan pada hasil penelitian Milman parry terhadap karya Homeros,yang terbukti adalah epos tradisional yang tersusun dalam komposisi lisan(Lord, 2000, hlm. 3) yang diujicobakan kembali oleh parry dan Lord padaepos Yogoslavia dan hasilnya rebih memperkuat penelitian sebelumnya.Nigel Phillips juga menggunakan pendekatan ini pada cerita sijobang diSumatera Barat (1981) dan oreh suripan Sadi Hutomo terhadap" Kentiungq Tuban (1987), termasuk oleh Nani Tuloli terhadap sastra lisanTanggamo di Gorontalo (1990).

Sejalan dengan contoh tersebut, formura menurut Mirrnan pamy,s(1911, hlm.272; dalam Davidson, 19gg, hlm. gg) adalah ,,a group ofwords which is regularly employed nnder the same metrical conditiois toexpress a given essential idea" (kelompok kata yang secara teraturdimanfaatkan dalam kondisi matra yang sama untuk mengungkapkansuatu ide yang esensial atau pokok). Formula itu muncul berlai_tahdalam cerita, yang mungkin berupa kata, frasa, klausa, atau larik. untukmenghasilkan perulangan itu, ada dua cara yang ditempuh oreh pencerita,yaitu rnengingat perulangan dan menciptakan meralui analogi denganperulangan kata, frasa, klausa, dan larik yang telah ada.

Lord ( I 981 , hlm. 34) menyatakan bahwa "penyair-penyair itu tidakmenghafalkan puisinya lewat naskah atau tulisan. Setiap penyairtradisional membawakan ceritanya dengan menciptakan kembali secaraspontan dan memakai sejumlah unsur bahasa (kata, kata majemuk, frasa)yang tersedia baginya (stock-in-trade) yang siap pakai." t-Insur-unsur yangdipakai mernperlihatkan bentuk yang identik aiau variasi sesuai a"rguituntutan tata bahasa, matra, dan irama puisi yang dipakai.

Dalam setiap pertunjukan tidak ada bentuk penciptaan yangspontan seratus persen, tetapi pencerita memakai sejumlah formula yanlmerupakan stereotip yang siap pakai dengan kemungtinan variasi menuruttata bahasa. Persediaan formula disebut stociinlratle si penyair,pencerita, atau tukang pidato. Setiap kali seorang tukang cerita ataupembawa puisi naratif lisan berpentas, dia mengucipkan kembali secarabaru dan spontan gubahannya. Hal ini membuktikan bahwa jarang terdapat

184

Page 16: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

penghafalan dan tidak ada dua pementasan yang sama. bahkan olehseorang pencerita yang sama, yang identik penampilannya (Teeuw, 1ggg,hlm. 298). Pencerita memunyai kebebasan memilih dan memasangkanformula itu pada saat perlunjukan. Teknik formula dikembangkan uirtukmelayani dirinya sebagai seorang ahli seniman (Lord, t9li, hlm. s+;Finnegan, dalam Tuloli, 1991).2. Pendekatan ke Arah pendengar/penonton

Menumt Haji Salleh (1992) bahwa "cerita-cerita akan menemuiversinya di perserrbahan yang akan berubah dalam mengikut sifatkahalaykanya. walaupun mereka menerima, tetapi mereka tidak pasilkarena latar belakang, penafsiran dan pewarxaan mereka at a, sedit itbanyak menentukan panjang pendeknya cerita suasana panggung.,,Dengan kata lain, variasi tetap yang kita saksikan dalam sastra lisan aapatdihubungkan dengan keperluan untuk pencerita untuk meperhatikan selerasuasanan khalayaknya.

Dalam proses timbal balik, menurut Koster (200g, hlm. 49) bahwa"teks lisan bukan saja dibentuk oleh khalayak-ia juga dibentuk olehpencerita (secara timbal-balik)." popularitas p"n""iitu dikernbangkandengan dialog antara pencerita dan khalayaknya. Itrluh sebabnya p"rJ".ituselalu menyebut kata 'kita', sebuah kata yang mengasaskan suasanaramah-tamah dan solidaritas antara'saya' atau pencerita oan .anda,

ataupendengar.

untuk memikat hati penonton atau pendengar, bahwa dalam sastralisan yang begitu mengunggurkan tindakan mengingat, sebagai sesuatuyang harus diamalkan bukan saja oleh pencerita, telapi juga oleh parawatak dalam teks, penonton, dan pendengar juga harus^bertindak sebagaipengingat. Dengan kata lain, yang pertarna sekali harus diingat oi-ehkhalayak ialah bahwa ia akan diberi pengajaran tentang sesuatu-agamakerajaan, moral-dan harus ada meralui conioh teladan y-ang wajar diingat.Dalam pertunjukan gambang rancag pesan yang harus diingat adarahnasihat atau pesan moral, misalnya agar tidak menjalankan kehidupanseperli tokoh cerita yang sedang melupakan raeaan hidup daiamkehidupan manusia.

oleh karena itu, hal penting yang harus diingat dan ada craramcerita rakyat pada pertunjukan gambang rancag yaitu, mengenai faedah.Namun, untuk bisa memikat penonton hati para penonton, cerita rancagharus memberi sedikit banyak kemungkinan kepada mereka untukmelupakan realitas itu dan kehidupan harian yang begitu membosankan.Fungsi tradsisi lisan sebagai hiburan dan nasihat tergambar dalam cerita.3. Pendekatan ke Arah Cerminan Masyarakat.

Hubungan antara dunia dalam teks dengan di luar teks, jika kitahubungkan dengan cerita-cerita rakyat bahwa hal tersebut

.dipercaya

Siti Gomo Attas, M.Hum., Altara Kelisanan dan Keberaksaraan

a

185

Page 17: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

Refleksi Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Fakultas Bahasa dan Seni IINJ

pernah ada. Menurut Wilkinson ( 1906, hlm. 43) bahwa "apa yangdiceritakan dalam centa, seperti burung-burung dan binatang-binatangbisa bercakap, para wira dan putri melakukan kehidupan nyata impian-impian yang paling bukan-bukan dari cerita romantik dan barang keramat,berupa jimat atau sihir, sebagai hal yang amat berkuasa di bumi."Sebagimana yang terlihat dalam peninggalan-peninggalan yang terdapatdalam cerita, misalnya rumah si Pitung, kuburan si Pitung, dan sampaipada tempat Angkri beraksi, yaitu di Pasar Ikan Muara Baru.

Menurut Koster (2008, hlm. 41, dalam Sweeney, 1972, hlm. 258)bahwa "tugas utama pencerita terletak dalam tindakan mengingat,tampaknya ia menganggap cerita atau lakonnya sebagai benar-benar telahberlaku dan bukan sebagai fiksi." Dalam sastra lisan unsur fiksi tidakmemunyai status yang diakui sebagai sah-status sebagai suatu kebenarankesuasatraan-sehingga ia cenderung disamakan dengan pembohonganbelaka. Dalam budaya melawak yang dibawakan dalam cerita sebagaitindakan "membadut", ydng dalam budaya Kelantan bermakna berbohong.Termasuk dalam pandangan Islam bahwa sastra lisan seringkali dikritiksebagai struktur unsur takhayul dan pembohongan belaka. Namun, perlujuga diingat bahawa teks-teks lisan merupakan suatu khazanah kaya rayayang di dalamnya masih banyak tersimpan rekaman-rekaman realitaskehidupan orang Melayu pada masa dahulu kala.

SimpulanDari uraian mengenai teori M.H. Abrams dalam buktnya The

Mirror and The Lamp Romantic Theory and The critical Traditiondapat disimpulkan bahwa karya sastra dapat didekati dari empatpendekatan, yaitu ( 1) bahwa karya sastra adalah suatu bentuk otonom, (2)bahwa karya sastra dikaitkan dengan pengarang, (3) bahwa karya sastradikaitkan dengan pembaca, dan (4) karya sastra dikaitkan dengan semesta,sementara menurut G.L Koster untuk menkaji sastra lisan dapatmenggunakan empat pendekatan Abrams, namun harus disesuaikandengan ciri kelisanan sebuah karya sastra lisan, bahwa sastra lisan bukanapa yang tertulis tetapi apa yang tertutur. Ada empat pendekatan dalamkarya sastra lisan yang merujuk Abrams, yaitu: (1) pendekatan ke arahkarya kita ganti pendekatan ke arah teks, (2) pendekatan ekspresif kitaganti menjadi pencipta atau penutur, (3) pendekatan ke aarah semesta kitaganti sebagai cerminan masyarakat, dan (4) pendekatan ke arah pragmatikkita ganti menjadi penonton/audience. Termasuk bagaiman struktur lisandalam pendekatan teks harus diungkap bentuk kelisanan sebuah karyadengan menambah teori formula.

186

Page 18: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

Siti Gomo Attas, M.Hum., Antara Kelisanan dan Keberaksaraan.

Daftar Pustaka

Abrams, M.H., 1916. The Mirror and The Lamp; Romantic Theory andThe critical Tradition. London, oxford. New york: oxfordUniversity Press.

Albert B. L. (2000). The singers of Tales. cambridge: Harvard universityPress.

Attas,S. G. (2013). Restorasi Kultural terhadap cerita Rakyat Mengenangsi Pitung sebagai Kearifan Lokal Betawi. Dalam: Makarahseminar Foklor Asicr. Yogyakarla: Panitia Kongres IntemasionalFolklor Asia III.

Braginsky, v.L. 1993. The Sistem of classical Malay Literature . Leiden :

KITLV Press.Bauman, Ricahard.1977. verbal Art as perfbrmance. prospct Heights,

Illinois Wafeland Press.Koster, G.L. 2008. KacaMata Hitam pak Mahmud wahid atau Bagaimana

Meneliti Puitika Sebuah Sastra Lisan, dalarn Metodologi PenelitianSastra Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

1993. Roaming ThroughSeductiveGardens: readings inMalayNarrative . Leiden : universitaire Drukkenrii (Tesis ph. D,Leiden, University).

Mohd. Taib Usman. 1975. (peny.). Tradisi Lisan di Malaysia , n.p.:Kementrian Bella dan Sukan Malaysia.

Muhammad Haji Salleh. 1992. ptitika sctstrcr MelayLt. sttatuP e r t i m b an g an. Kual a Lumpur: Uni versity Kebangsaan M al aysi a.

Ong, W. J. (1988). Orality and Literocy; The Techttologizing o.f the Worcl.London: Methuen.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian pnisi. Jogyakarta: UniversitasGadja Mada Press.

Pudentia dan Effedi. (1996). sekitar penelitian Tradisi Lisan. warlaATL. Edisi l1lMaret.

Rusyana, Y. (2002). Prosa Tradisionctl. Jakarta: pusat Bahasa.Saputra, Y.A. dan Nurzain. (2009). prq/il seni Btdava Betav,i. Jakarta:

Jakarta City Goverment Tourism dan Culture Office.Sweeney, A. (1987). A Full Hearing orality and Literacy in The Malay

World. Berkley: University of Califbmia press.Sibarani, Robert. (2012). Kearifhn Lokal: Hakikat ,peran, clan Metode

Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL.Teeuw, A. (1994). Indonesia Antara Kerisanan clon Keberaksaran.

Jakarta: Pustaka Jaya......,2003. Sastra dan ilmu Sastra. Jakarta: pustaka Java.

I

1.87

Page 19: I REFLEKSI TAHUNsipeg.unj.ac.id/repository/upload/artikel/9._Refleksi_50_Tahun... · pedagogik pada jurusan-jurusan bahasa fakultas baiiasa dan seni unj subur ismail, m.pd. 148 kompetensi

Refleksi Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Fakultas Bahasa dan Seni I-INJ

Tim Penyusun. (2009). Pedoman Kajian Tradist Lisan 6fD. Jakarta:

Asosia Tradisi Lisan (ATL)Vansina, Jan. (1993). Oral Traditian.Inggris: Peguin University Book.

t

188