i tugas akhir engine tune-up honda jazz tipe l13a

108
i TUGAS AKHIR ENGINE TUNE-UP HONDA JAZZ TIPE L13A Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kelulusan Progam Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Disusun oleh : Singgih Ari Nugroho 5211309026 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Upload: lamdung

Post on 20-Jan-2017

335 views

Category:

Documents


47 download

TRANSCRIPT

i

TUGAS AKHIR

ENGINE TUNE-UP HONDA JAZZ TIPE L13A

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kelulusan Progam

Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya

Disusun oleh :

Singgih Ari Nugroho

5211309026

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas akhir ini diajukan oleh:

Nama : Singgih Ari Nugroho

NIM : 5211309026

Program Studi : Diploma 3 Teknik Mesin Otomotif

Judul : Engine Tune-up Honda Jazz Tipe L13A

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian

persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma 3 Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Panitia Ujian

Ketua : Drs. Aris Budiyono, M.T.

NIP. 196704051994021001 ( )

Sekretaris : Widi Widayat, S.T, M.T.

NIP. 197408152000031001 ( )

Dewan Penguji

Pembimbing : Drs. Abdurahman, M.Pd.

NIP. 196009031985031002 ( )

Penguji Utama : Drs. Pramono

NIP. 195809101985031002 ( )

Penguji Pendamping : Drs. Abdurahman, M.Pd.

NIP. 196009031985031002 ( )

Ditetapkan di Semarang

Tanggal :

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Teknik

Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd

NIP. 196602151991021001

iii

ABSTRAK

Singgih, 2012, “Engine Tune-Up Honda Jazz Tipe L13A”. Program

Studi Teknik Mesin D3 Otomotif, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Semarang.

Tune-up adalah mengkondisikan mesin mobil agar kembali normal setelah

digunakan untuk keperluan sehari-hari, tune-up bukan perbaikan tetapi lebih pada

perawatan mesin mobil, sehingga mobil agar selalu dalam keadaan prima dengan

kata lain tidak akan mogok jika digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Untuk menghasilkan pekerjaan tune-up yang maksimal tentunya harus

mengikuti prosedur yang benar dan dalam tune-up pun tidak semua komponen-

komponen diperiksa, hal ini tergantung dari kilometer yang telah ditempuh mesin,

dan lamanya waktu berselang dari terakhir kali dilakukannya service maupun dari

keadaan mesin itu sendiri.

Komponen-komponen yang perlu diperiksa perawatan berkala kelipatan

20.000 km adalah memeriksa air pendingin, memeriksa radiator dan tutup

radiator, memeriksa baterai, mengganti saringan oli (Oil Filter), mengganti oli

mesin, memeriksa saringan udara (Air Cleaner), memeriksa busi (Spark Plug),

memeriksa saringan bensin (Fuel Filter), memeriksa kerenggangan celah katup,

memeriksa tekanan kompresi, memeriksa saat pengapian (Ignition Timing),

pemeriksaan menggunakan Scan Tool/Honda PGM Tester.

Sesuai dengan pemeriksaan perawatan berkala atau tune-up maka

disimpulkan bahwa pelaksanaan tune-up harus dilakukan secara periodefikasi

dimulai dari perawatan berkala 2500-5.000 km, 10.000 km dan 20.000 km.

Kata kunci : komponen, tune-up, checklist perawatan berkala 20.000 km

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia.”

“Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal

yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanya sekali. Ingat

hanya pada Allah apapun dan dimanapun kita berada kepada Dia-lah tempat

meminta dan memohon”

PERSEMBAHAN

Bapak dan Ibu selaku orang tua yang tercinta yang selalu memberi motivasi.

Kaka ku tersayang yang selalu memberi smangat.

Teman-teman seperjuangan Teknik mesin ’09. Dan almamaterku

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan

laporan tugas akhir dengan judul “Cara Kerja dan Troubleshooting Sistem Induksi

Udara (Air Intake System)”.

Laporan tugas akhir ini selesai tidak lepas dari bantuan, saran dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

3. Dr. M. Khumaedi, Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Aris Budiyono, MT Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri

Semarang.

5. Widi Widayat, S.T, M.T, Kaprodi D3 Teknik Mesin Universitas Negeri

Semarang.

6. Drs. Abdurahman M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan tugas akhir.

7. R. Ambar. A.Md. Pembimbing Lapangan dalam pembuatan tugas akhir.

8. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan maupun dukungan moral.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan isi laporan tugas akhir ini.

Semoga segala dorongan, bantuan, bimbingan dan pengorbanan yang telah

diberikan dari berbagai pihak di dalam penulisan laporan ini mendapat balasan

yang lebih dari Allah SWT.

Semarang,

Singgih Ari Nugroho

5211309026

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Permasalahan ............................................................................. 2

C. Tujuan ........................................................................................ 2

D. Manfaat ...................................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 4

A. Pengertian dan Tujuan Tune-up ................................................ 4

B. Pengertian Perawatan ................................................................ 6

C. Tahap Pelaksanaan Perawatan .................................................. 7

1. Tahap Persiapan ................................................................... 7

2. Tahap Pengerjaan ................................................................. 8

3. Tahap Pemeriksaan .............................................................. 8

vii

4. Tahap Pembersihan .............................................................. 8

D. Persiapan Perlengkapan Tune-up .............................................. 8

1. Peralatan Pengerjaan Tune-up .............................................. 8

2. Persiapan Material Pendukung Tune-up ............................. 9

E. Urutan Tune-up ......................................................................... 12

1. Memeriksa Air Pendingin .................................................... 12

2. Memeriksa Kualitas Air Pendingin ...................................... 13

3. Memeriksa Tali Kipas .......................................................... 14

4. Memeriksa Baterai ............................................................... 16

5. Memeriksa Oli Mesin .......................................................... 18

6. Memeriksa Saringan Udara .................................................. 19

7. Memeriksa Filter Bensin ...................................................... 21

8. Memeriksa Busi ................................................................... 23

9. Memeriksa Kabel Busi ......................................................... 26

10. Memeriksa Distributor ......................................................... 26

11. Memeriksa Celah Katup ..................................................... 27

12. Memeriksa Tekanan Kompresi ............................................ 30

13. Tune-up menggunakan Scan Tool ........................................ 31

F. Kontruksi Mesin EFI (Electric Fuel Injection) ......................... 32

G. Sistem i-DSI Pada Honda Jazz Tipe L13 A .............................. 34

BAB III. ISI ................................................................................................. 36

A. Alat dan Bahan ........................................................................... 36

1. Alat ....................................................................................... 36

viii

2. Bahan ................................................................................... 41

B. Proses Pelaksanaan ..................................................................... 42

C. Tune-up Honda Jazz Tipe L13 A ................................................ 42

1. Memeriksa Coolant .............................................................. 43

2. Memeriksa Radiator Cup dan Radiator ............................... 44

3. Memeriksa Baterai ............................................................... 46

4. Ganti Saringan Oli (Oil Filter) ............................................ 48

5. Ganti Oli Mesin .................................................................... 50

6. Memeriksa Saringan Udara (Air Cleaner) ........................... 52

7. Memeriksa Busi (Spark Plug) .............................................. 54

8. Memeriksa Saringan Bensin (Fuel Filter) ........................... 59

9. Memeriksa Kerenggangan Celah Katup .............................. 62

10. Memeriksa Tekanan Kompresi ............................................ 67

11. Memeriksa Saat Pengapian (Ignition Timing) ..................... 68

12. Pemeriksaan Engine Menggunakan Scan Tool/Honda PGM

Tester .................................................................................... 71

BAB IV. PENUTUP ................................................................................... 85

A. Kesimpulan ................................................................................ 85

B. Saran .......................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 87

LAMPIRAN ................................................................................................. 88

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Amplas ..................................................................................... 9

Gambar 2.2 Carburator Cleaner ................................................................ 10

Gambar 2.3 Air Accu ................................................................................... 11

Gambar 2.4 Lem Packing ........................................................................... 11

Gambar 2.5 Batas Max dan Min Reservoir ................................................. 13

Gambar 2.6 Tali kipas (V Belt) .................................................................... 14

Gambar 2.7 Memeriksa tegangan tali kipas ................................................. 15

Gambar 2.8 Mengencangkan baut Alternator .............................................. 16

Gambar 2.9 Memeriksa berat jenis baterai .................................................. 17

Gambar 2.10 Pemeriksaan visual baterai ..................................................... 17

Gambar 2.11 Pemeriksaan oli mesin............................................................ 19

Gambar 2.12 Elemen saringan udara ........................................................... 20

Gambar 2.13 Cara membersihkan saringan udara ....................................... 20

Gambar 2.14 Saringan bensin ...................................................................... 22

Gambar 2.15 Warna dan keadaan busi......................................................... 24

Gambar 2.16 Penyetelan celah elektroda busi ............................................. 25

Gambar 2.17 Elektroda distributor .............................................................. 27

Gambar 2.18 Tanda titik mati atas (TMA) pada puli motor ........................ 28

Gambar 2.19 Silinder pertama pada saat akhir kompresi ............................ 28

Gambar 2.20 Saat menyetel katup ............................................................... 29

Gambar 2.21 Memeriksa kompresi .............................................................. 30

Gambar 2.22 Scan Tool ................................................................................ 31

x

Gambar 2.23 Kontruksi mesin EFI (Electric Fuel Injection) ..................... 32

Gambar 2.24 Sistem i-DSI ........................................................................... 35

Gambar 3.25 Toolbox ................................................................................... 37

Gambar 3.26 1 set kunci shock .................................................................... 37

Gambar 3.27 Hydrometer ............................................................................ 38

Gambar 3.28 Feeler Gauge. ......................................................................... 38

Gambar 3.29 Timing Light ........................................................................... 39

Gambar 3.30 Special Tool (Wrench Oil Filter) ........................................... 39

Gambar 3.31 Pressure gauge ....................................................................... 39

Gambar 3.32 Multitester analog .................................................................. 40

Gambar 3.33 Multitester digital ................................................................... 40

Gambar 3.34 Scan Tool / Honda PGM Tester ............................................. 40

Gambar 3.35 Compression Gauge ............................................................... 41

Gambar 3.36 Engine Stand Honda Jazz L13A ............................................ 41

Gambar 3.37 Reservoir Coolant .................................................................. 43

Gambar 3.38 Radiator Cup Tester ............................................................... 44

Gambar 3.39 Pengetesan radiator ............................................................... 45

Gambar 3.40 Selang dan klem radiator ....................................................... 46

Gambar 3.41 Terminal baterai ..................................................................... 46

Gambar 3.42 Baterai .................................................................................... 47

Gambar 3.43 Pengukuran berat jenis baterai ............................................... 47

Gambar 3.44 Pengukuran tegangan baterai ................................................. 48

Gambar 3.45 Melepas saringan oli .............................................................. 49

xi

Gambar 3.46 Melepas skrup atau baut pembuangan oli mesin.................... 50

Gambar 3.47 Pengisian oli mesin ................................................................ 51

Gambar 3.48 Pemeriksaan oli mesin............................................................ 52

Gambar 3.49 Melepas Air cleaner housing cover ...................................... 53

Gambar 3.50 1 Set Box Air Cleaner ............................................................ 53

Gambar 3.51 Air Cleaner ............................................................................. 53

Gambar 3.52 Air Cleaner pada Engine Stand .............................................. 54

Gambar 3.53 Busi pada Engine Honda Jazz Tipe L13 A ............................ 54

Gambar 3.54 Melepas intake manifold cover .............................................. 55

Gambar 3.55 Harness holder ....................................................................... 55

Gambar 3.56 Ignition Coil depan ................................................................. 56

Gambar 3.57 Ignition Coil belakang ............................................................ 56

Gambar 3.58 Melepas busi (Spark Plug) ..................................................... 56

Gambar 3.59 Mengukur celah elektroda ...................................................... 57

Gambar 3.60 Elektroda ................................................................................ 58

Gambar 3.61 Stel celah elektroda ................................................................ 59

Gambar 3.62 Fuel Filter pertama (di dalam tangki) .................................... 59

Gambar 3.63 Fuel Filter ke 2....................................................................... 60

Gambar 3.64 Selang bahan bakar ................................................................ 61

Gambar 3.65 pressure gauge ....................................................................... 61

Gambar 3.66 Hasil tekanan bahan bakar ..................................................... 62

Gambar 3.67 Positive crankcase ventilation (PCV) .................................... 63

Gambar 3.68 Intake Manifold ...................................................................... 63

xii

Gambar 3.69 Melepas baut cylinder head cover.......................................... 64

Gambar 3.70 Tanda UP pada Camshaft Sprocket........................................ 64

Gambar 3.71 Katup yang distel pada top 1 .................................................. 65

Gambar 3.72 Saat penyetelan katup ............................................................. 65

Gambar 3.73 Memutar poros engkol (Crankshaft) ...................................... 66

Gambar 3.74 Katup yang distel pada top 4 .................................................. 66

Gambar 3.75 Memasang Compression Gauge ............................................ 67

Gambar 3.76 Memasang kabel timing light ke baterai ................................ 69

Gambar 3.77 Timing light ke ignition coil harness no 1 ............................. 69

Gambar 3.78 Pemeriksaan Ignition Timing ................................................. 70

Gambar 3.79 Engine Control Module (ECM) ............................................. 70

Gambar 3.80 Pemasangan Pin Connector ................................................... 71

Gambar 3.81 Menu utama pada Scan Tool .................................................. 71

Gambar 3.82 Menu Initial Screen Scan Tool ............................................... 72

Gambar 3.83 Menu Japanese Vehicle Diagnosis pada Scan Tool ............... 72

Gambar 3.84 Menu Japanese Vehicle Diagnosis tahap yang ke 2 pada Scan

Tool ........................................................................................ 73

Gambar 3.85 Menu Japanese Vehicle Diagnosis tahap yang ke 3 pada Scan

Tool ........................................................................................ 73

Gambar 3.86 Menu Japanese Vehicle Diagnosis tahap yang ke 4 pada Scan

Tool ........................................................................................ 74

Gambar 3.87 Scan Tool setelah memilih 16 Pin Connector ........................ 74

Gambar 3.88 Pilih (DTC) Diagnostic Trouble Codes pada Scan Tool ........ 75

xiii

Gambar 3.89 Scan Tool (DTC) .................................................................... 75

Gambar 3.90 Melepas knock sensor ............................................................ 76

Gambar 3.91 Trouble shooting saat Scan Diagnostic Trouble Codes ......... 76

Gambar 3.92 Menu Japanese Vehicle Diagnosis pilih Current Data ......... 78

Gambar 3.93 Hasil pemeriksaan Cureent Data pada Scan Tool.................. 78

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Warna dan keadaan busi .............................................................. 24

Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan Cureent Data pada Scan Tool ....................... 79

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar foto lapangan ................................................................. 88

Lampiran 2 Spesifikasi mesin Honda Jazz L13A ........................................ 91

Lampiran 3 Surat penguji tugas akhir ...........................................................93

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam pekerjaan perawatan mobil di bengkel seringkali kita

mendengar istilah tune-up. Sebenarnya yang dimaksud dengan tune-up

ialah mengembalikan kemampuan mesin kepada keadaan semula pada

tingkat optimal. Sebenarnya pekerjaan tune-up ini termasuk dalam

pemeriksaan berkala, yang antara lain pekerjaan pembersihan, perbaikan,

penyetelan, pengetesan ataupun mengganti komponen-komponen tertentu

saja.

Seperti kita ketahui, bahwa mobil terdiri dari sejumlah komponen,

dan dengan dioperesikannya dalam waktu tertentu, maka kemampuan

komponen yang fungsional (termasuk minyak pelumas) akan berkurang

karena terjadi keausan, memburuk, berkarat, atau ada bagian yang perlu

penyetelan. Oleh sebab itu mesin perlu pemeriksaan, pembersihan,

penyetelan atau bahkan penggantian komponen agar kemampuan mesin

tetap berada dalam kondisi yang baik atau optimal. Dengan melakukan

pemeriksaan berarti membatasi menurunnya kemampuan dan mencegah

terjadinya kerusakan yang lebih berat pada mesin.

Terhadap mesin yang sudah menggunakan Elektronic Fuel

Injection (EFI), atau istilah yang dipakai oleh Honda yaitu sistem PGM-FI

(Programmed Fuel Injection) tidak jauh berbeda dengan tune-up yang

dilakukan pada mobil-mobil umum lainnya, hanya sekedar berbasis

2

Elektronik pada bagian-bagian tertentu maka untuk bagian sensor-

sensornya diperlukan alat pemeriksa lain yang disebut scanner yang

berfungsi sebagai alat pendeteksi keadaan rangkaian elektronik EFI.

Sedangkan sensor-sensor yang dimaksud tadi berfungsi sebagai pendeteksi

atau penerima data yang dipasang diberbagai bagian-bagian mesin yang

berguna untuk mendeteksi data keadaan mesin mobil dimana data tersebut

nantinya akan dikirim ke ECM (Engine Control Module) yang berfungsi

sebagai otak/pengontrol dari sistem EFI.

Dari uraian diatas, maka saya tertarik memilih judul “ ENGINE

TUNE-UP HONDA JAZZ TIPE L13A “ sebagai tugas akhir.

B. PERMASALAHAN

Adapun permasalahan yang timbul dari uraian latar belakang diatas

adalah sebagai berikut :

1. Komponen-komponen yang diperiksa saat tune-up engine Elektronic

Fuel Injection (EFI)

2. Bagaimana dan kapan tune-up itu harus dilakukan (periodefikasi)

C. TUJUAN

Adapun tujuan yang ingin saya capai dari permasalahan tersebut

diatas adalah sebagai berikut :

1. Agar dapat mengetahui komponen-komponen apa saja yang perlu

diperiksa saat tune-up engine Elektronic Fuel Injection (EFI)

2. Mengetahui cara tune-up engine Elektronic Fuel Injection (EFI)

3

3. Untuk mengetahui gejala dan dampak kerusakan komponen Engine

Elektronic Fuel Injection (EFI)

D. MANFAAT

Manfaat yang dapat diambil setelah melakukan penelitian dan

permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan wawasan dan pengetahuan cara tune-up engine

Elektronic Fuel Injection (EFI)

2. Dapat mengetahui fungsi dan cara menggunakan scanner pada

3. Dapat menjadi media pembelajaran mahasiswa lain tentang cara tune-

up Elektronic Fuel Injection (EFI)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Tujuan Tune-up

Tune-up adalah mengkondisikan mesin mobil agar kembali normal

setelah digunakan untuk keperluan sehari-hari, tune-up bukan perbaikan

tetapi lebih pada perawatan mesin mobil, Sedangkan tujuan tune-up yaitu

membuat mobil agar selalu dalam keadaan prima dengan kata lain tidak

akan mogok jika digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Ada sebagian mekanik yang menyamakan kata tune-up dengan stel

mesin, tujuan keduanya hampir sama, tune-up lebih pada perawatan

sedangkan stel mesin lebih kepada perbaikan karena kondisi mesin sudah

tidak nyaman untuk dikendarai.

Untuk menghasilkan pekerjaan tune-up yang maksimal tentunya

harus mengikuti prosedur yang benar dan dalam tune-up pun tidak semua

komponen-komponen diperiksa, hal ini tergantung dari kilometer yang

telah ditempuh mesin, dan lamanya waktu berselang dari terakhir kali

dilakukannya service maupun dari keadaan mesin itu sendiri.(Saraswo

Aris Joko, 2010:11)

Pada kilometer 2.500 sampai 5000 awal (perawatan berkala

kelipatan 5.000km), biasanya yang perlu di cek adalah:

a. Ganti oli mesin,

b. Periksa air pendingin mesin,

c. Periksa baterai,

5

d. Periksa saat pengapian dan sudut dwell,

e. Periksa saringan udara,

f. Periksa saringan bahan bakar.

Pada kilometer 10.000 (perawatan berkala kelipatan 10.000 km)

hal yang perlu dilakukan adalah:

a. Ganti oli mesin,

b. Ganti saringan oli mesin,

c. Periksa air pendingin mesin,

d. Periksa baterai,

e. Periksa busi,

f. Periksa kabel pengapian,

g. Periksa rotor dan tutup distributor,

h. Periksa platina distributor (kecuali pengapian full transistor),

i. Periksa saringan bahan bakar,

j. Periksa saringan udara,

k. Stel putaran idle dan campuran idle (EFI)

Pada kilometer 20.000 (perawatan berkala kelipatan 20.000 km)

hal yang perlu dilakukan adalah:

a. Stel celah katup,

b. Periksa semua tali kipas,

c. Ganti oli mesin,

d. Ganti saringan oli mesin,

6

e. Periksa selang-selang sistem (dianjurkan untuk menambahkan

campuran bahan anti karat),

f. Periksa baterai,

g. Ganti busi,

h. Periksa kabel pengapian,periksa rotor dan tutup distributor,

i. Periksa saat pengapian,

j. Ganti saringan bahan bakar,

k. Ganti saringan udara,

l. Stel putaran idle dan campuran idle (EFI).

B. Pengertian perawatan

Perawatan adalah suatu konsespsi dari semua aktifitas yang

diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas mobil agar tetap

berfungsi baik seperti dalam kondisi sebelumnya. Atau dengan kata lain

perawatan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, berbeda dengan

perbaikan yang mempunyai maksud memperbaiki kerusakan yang telah

terjadi. (Saraswo Aris Joko, 2010:12)

Pekerjaan perawatan adalah untuk melakukan perbaikan yang

bersifat kualitas, untuk meningkatkan suatu kondisi ke kondisi yang lebih

baik, banyaknya pekerjaan perawatan yang dilakukan tergantung

tergantung kepada :

1. Batas kualitas terendah yang diizinkan dari suatu komponen, adapun

batas kualitas yang lebih tinggi akan tercapai dari hasil perawatan yang

akan dilakukan.

7

2. Waktu pemakaian atau lamanya waktu operasi yang menyebabkan

berkurangnya kualitas komponen atau peralatan pada mobil.

Dalam hal ini komponen yang menjadi sasaran dari perawatan adalah

komponen-komponen yang selama pemakaiannya akan kehilangan

kualitas, sehingga kemampuan komponen tersubut berkurang

ketahanannya.

Secara garis besar perawatan dapat digolongkan menjadi dua :

a. Perawatan yang direncanakan

Perawatan yang dilakukan dengan pertimbangan masa yang akan

datang, terkontrol dan tercatat.

b. Perawatan tidak direncana

Perawatan darurat yang tidak direncanakan.

C. Tahap Pelaksanaan Perawatan

Mengikuti tahap pelaksanaan perawatan secara logis dan teratur, yaitu:

1. Tahap persiapan

a. Mencatat data kendaran pada lembar daftar pekerjaan perawatan

dan catat atau memberi tanda pada bagian tertentu untuk

membantu pada tahap pemasangan agar tidak salah memasang.

b. Menyiapkan kertas untuk mencatat data-data penyetel untuk engine

yang dikerjakan.

c. Mempersiapkan tempat kerja yang bersih, teduh, perlengkapan

atau alat, dan bahan material yang dibutuhkan

8

d. Mempersiapkan tempat atau wadah yang digunakan untuk

menempatkan bagian-bagian komponen yang dilepas dari engine

2. Tahap pengerjaan

a. Melakukan pengerjaan sesuai dengan prosedur, baik dari prosedur

pembongkaran, pemasangan dan pengukuran.

b. Komponen-komponen yang dilepas diletakan ditempat yang aman

atau meja OH (Over Houl).

3. Tahap pemeriksaan

a. Memeriksa perlengkapan alat apakah ada yang tertinggal dibagian

mesin, terutama dibagian komponen mesin yang berputar.

b. Memeriksa kebocoran pada bagian pengikat atau sambungan-

sambungan.

c. Memeriksa kembali batas semua permukaan cairan.

4. Tahap pembersihan

a. Membersihkan bagian mesin yang telah diraba dan di pegang

b. Membersihkan perlengkapan alat, material, dan tempat kerja.

D. Persiapan perlengkapan tune-up

1. Peralatan yang yang digunakan untuk pengerjaan tune-up mesin EFI

(Electric Fuel Injection) yaitu:

a. Tang besar j. Timming light

b. 1 set kunci pas k. Scanner

c. 1 set kunci kombinasi l. Tang lancip

d. 1 set kunci ring m. Kunci rantai

9

e. 1 set kunci L (segi 6) n. Multitester

f. 1 set kunci sock o. Hydrometer

g. Obeng plus (+) p. Compresion tester

h. Obeng minus (-) q. Radiator tester

i. Feeler gauge

2. Persiapan material pendukung tune-up

a. Amplas

Selain berfungsi untuk membersihkan busi, amplas juga berfungsi

untuk membersihkan packing atau perpak.

Gambar 2.1 Amplas

http://www.rawrdenim.com/tag/sandpaper/ (1 Mei 2012)

b. Injector cleaner atau carburator cleaner

Injector cleaner berfungsi untuk membersihkan mulut intake

manifold atau trotle body dan idle speed control (ISC). Dengan

membersihkan trotle body diharapkan skep gas akan tertutup

dengan sempurna sehingga rpm mesin akan kembali normal

dengan kata lain rpm tidak terlalu tinggi.

10

Gambar 2.2 Carburetor cleaner

c. Kain lap atau majun

Kain majun berfungsi untuk membersihkan setelah proses

pencucian dilakukan baik komponen, perlengkapan maupun

tangan.

d. Air accu

Air accu dugunakan untuk menambah volume air accu apabila isi

air accu berkurang.

11

Gambar 2.3 Air accu

http://pertamax7.files.wordpress.com/2011/11/pertamax1121-

small.jpg (1 Mei 2012)

e. Lem paking (Gasket)

Lem berfungsi untuk melekatkan paking yang ada ditrotle body,

pada saat memasanga cylinder head dan intake manifold

Gambar 2.4 Lem Paking

http://ramamotor.wordpress.com/page/2/ (1 Mei 2012)

12

E. Urutan Tune-Up

1. Memeriksa air pendingin

Mesin mengubah energi panas menjadi energi gerak, namun tidak

semuanya energi panas dapat diubah menjadi tenaga penggerak, hanya

persentase 25% saja yang dapat dimanfaatkan secara efektif sedangkan

45% lainnya hilang saat terjadi gesekan atau gas buang dan 30% sisanya

diserap oleh mesin itu sendiri panas yang diserap oleh mesin itu harus

dibuang keluar (ke udara bebas) agar tidak menjadi terlalu panas

(overheating) dan dapat mempercepat proses keausan.(M. Suratman

2001:131)

a. Memeriksa selang dan sambungan-sambungan sistem pendingin

1) Panaskan mesin dan periksalah pada selang dan sambungan-

sambungan yang menggunakan klem (mungkin ada yang pecah,

rusak, kendor pengikatnya atau ada yang perlu diganti).

2) Pompa air dan selang-selang karet kemungkinan ada yang retak

atau menggelembung.

3) Heater dan selang (bila menggunakan)

4) Teras radiator (radiatornya sendiri) yang terdiri dari pompa-

pompa kecil kemungkinan ada yang bocor disebabkan karat atau

rusak. Pipa-pipa dan permukaan pipa radiator yang disolder

dibagian atas dan bawah perlu diperiksa.

5) Kran penguras air

6) Pompa air

13

7) Tutup radiator yang sudah lama disarankan diganti karena

menyebabkan air dalam bentuk uap karena penurunan kualitas

kerjanya.

2. Memeriksa kualitas air pendingin

Buka tutup radiator dan lihat secara visual ketinggian air

radiator dan perhatikan pula kualitas air radiator.ganti bila air radiator

suda keruh, biasanya air radiator kotor karena korosi dipipa-pipa

kapiler radiator atau diblok mesin.

Gambar 2.5 Batas Max dan Min reservoir

(Shop Manual Jazz)

Cara mengeluarkan air pendingin dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Masukan selang kelubang pengisian pada radiator dan biarkan

mengalir membersihkan kotoran-kotoran yang tersisa sampai air

yang keluar jernih.

14

b. Keraskan kembali baut sumbat yang terdapat pada blok mesin

maupun yang ada pada radiator.

c. Lepaskan tangki reservoir dan bersihkan, pasangkan kembali pada

tempat semula, dan isi air sampai air batas “Full”.

3. Memeriksa tali kipas

Tali kipas (belt) selain menggerakan pompa air juga

menggerakan alternator , pompa air pada sistem pendingin selain

berfungsi mengalirkan air pendingin juga untuk memperoleh

temperature kerja mesin yang tepat. Sedangkan alternator berfungsi

sebagai pambangkit arus, arus ini dimanfaatkan mesin dan juga

disimpan dalam baterai, oleh sebab itu (drive belt dan fan belt) saat

ditune-up perlu diperiksa keadaannya.

Gambar 2.6 Tali kipas (V-belt)

(Aris Joko Saraswo, 2010:87)

15

a. Cara memeriksa tegangan tali kipas

Gambar 2.7 Memeriksa tegangan tali kipas

(Suratman, 2001:133)

b. Ketegangan atau kekerasan tali kipas perlu diperiksa dan

distel. Caranya kendorkan kedua baut pengikat alternator

terlibih dahulu dengan baut yang diatas dilanjutkan baut

yang bawah, sehingga alternator dapat digeser.

c. Gunakanlah pengungkit (Kayu) untuk mengungkit

alternator dan sambil distel, kemudian periksa ketegangan

tali kipasnya sehingga diperoleh jarak yang ditentukan.

d. Keraskan baut pengikat yang atas kemudian yang bawah,

sesudah proses pengerasan kedua baut tadi periksa kembali

ketegangan tali kipas.

16

Gambar 2.8 Mengencangkan baut alternator.

(Aris Joko Saraswo, 2010:87)

4. Memeriksa baterai

Baterai adalah komponen yang sangat penting, baterai

merupakan salah satu bagian dari kelistrikan sekaligus befungsi

sebagai sumber arus listrik didalam mobil. Sebuah baterai terdiri dari

beberapa sel baterai dan cairan elektrolit yang ditempatkan dalam

subuah wadah yang terbuat dari plastik yang keras.

Sel baterai negatif dan positif masing-masing merupakan

sekumpulan plat yang terbuat dari bahan aktif sponglead dan lead

peroxide. Bahan plat negatif berwarna abu-abu dan bahan plat positif

kecoklat-coklatan. Pada saat pertama kali baterai akan digunakan harus

diisi dengan air zuur sedangkan pada saat perawatan atau

menambahkan sebaiknya air baterai biasa atau air suling.

a. Cara merawat accu

1) Periksa ketinggian larutan elektrolit secara berkala

minimal setiap bulan sekali, periksa pula keadaan air

accu (massa jenis) dengan menggunakan hidro meter.

17

Gambar 2.9 Memeriksa berat jenis baterai

(Suratman, 2001:135)

2) Memeriksa secara visual ketinggian air accu dengan

melihat posisi upper level atau garis max dan low.

Gambar 2.10 Pemeriksaan visual baterai

(Suratman, 2001:135)

3) Membersihkan dengan kain lap pada tumpahan air accu

setelah melakukan pengisian air accu.

4) Apabila accu lemah segera lakukan charging.

5) Membersihkan kutub-kutub accu dari semua kotoran,

dengan menggunakan air panas atau amplas.

18

6) Membersihkan body accu dari segala kotoran agar accu

lebih awet.

5. Memeriksa oli mesin

Oli berfungsi sebagai pelumas dan pendingin mesin pada saat

mesin hidup, itu sangat diperlukan untuk mencegah agar mesin tidak

terlalu mangalami gesekan yang terlalu besar sehingga dapat merusak

mesin dan agar mesin tidak terlalu panas (over heating), selain untuk

pendingin oli juga berfungsi sebagai perapat dan pembersih.

a. Spesifikasi kekentalan (viskositas)

Spesifikasi oli mesin mengikut standar SAE (Society Of

Automobile Engineers) :

1) SAE 20 = Encer

2) SAE 30 = Sedang

3) SAE 50 = Kental

b. Interval penggantian oli mesin

Motor bensin : setiap 2500-5000 km tergantung dari kualitas oli.

c. Langkah memeriksa oli

1) Tariklah batang pengukur minyak mesin dan bersihkan dengan

kain lap, kemudian masukan kembali kedalam sedalam

mungkin untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.

2) Tariklah batang pengukur minyak ini dan minyak pelumas

harus berada diantara H/F dan L (H= hight/F= Full/penuh dan

L= low/rendah). Banyaknya minyak pelumas yang terdapat

19

pada bak minyak (karter) harus berada pada tanda F. bila

keadaannya kurang, tambahkan minyak pelumas mesin yang

sama merk

Untuk perawatan berkala sebaiknya mengecek ketinggian oli setiap

minggu dan mengganti oli setiap 2500-5000 km tergantung dari

kualitas oli yang digunakan, selain melihat secara visual ketinggian oli

periksa juga keadaan filter oli dan ganti setiap 10.0000 km. (Aris Joko

Saraswo, 2010:63)

Gambar 2.11 Pemeriksaan oli mesin

(Suratman, 2001:136)

6. Memeriksa saringan udara

Saringna udara berfungsi untuk menyaring udara dari debu, juga

berperan sebagai penghambat kecepatan udara dan memperkecil suara

“desis” suara.

Ada 3 jenis filter udara yaitu:

a. Filter udara kering (menggunakan kertas yang berpori)

b. Filter udara setengah basah (menggunakan elemen kasa logam

yang dibasahi minyak)

c. Filter udara basah

20

Cara memeriksa saringan udara:

Gambar 2.12 Elemen saringan udara

(Iwan Darmawan, 1997:46)

a. Lepaskan pengunci saringan udara (air cleaner) dan lepaskan

tutup saringan udara. Keluarkan elemen dan periksa

permukaan elemen untuk mengetahui keadaannya.

b. Bila elemen saringan udara dibersihkan dengan cara

meniupkan udara yang bertekanan rendah. Udara diarahkan

dari bagian dalam mengarah keluar, kemudian dari luar ke

dalam dan yang terakhir diarahkan dari dalam keluar.

Gambar 2.13 Cara membersihkan saringan udara

(Iwan Darmawan, 1997:46)

21

c. Apabila elemen sudah kotor, walaupun sudah dibersihkan,

sebaiknya elemen ini harus diganti dengan yang baru karena

elemen yang sudah kotor atau telah berlubang akan

menyebabkan penyaringan udara ke sistem bahan bakar

menjadi terganggu.

Perhatian:

Elemen saringan udara yang terbuat dari kertas tidak

boleh dicuci dengan air, bensin atau cairan lainnya, dan juga

elemen diusahakan agar tidak terkena gemuk.

d. Sebelum memasang elemen pada rumah saringan udara,

terlebih dahulu bersihkan rumah saringan udara dengan kain

lap yang bersih untuk menghapus debu pada bagian dalam

saringan.

e. Setelah memasang elemen pada rumah saringan udara

perhatikan tanda panah yang terdapat pada tutup rumah

saringan, periksa apakah sel rumah saringan udara terpasang

dengan baik.

7. Memeriksa filter bensin

Filter bensin berfungsi menyaring bahan bakar atau bensin dari

tangki bensin sebelum disemprotkan oleh injector. Perbedaan pada

mobil EFI (Electric Fuel Injection) dengan mobil karburasi yaitu pada

mobil EFI (Electric Fuel Injection) menggunakan filter bensin

22

berjumlah dua yang satu tersimpan didalam tangki. Cara merawatnya

hanya butuh dicuci menggunakan bensin untuk menghilangkan

endapan kotoran yang kemudian di semprot menggunakan kompresor.

Gambar 2.14 Saringan bensin

(Aris Joko Saraswo, 2010:65)

a. Saringan bahan bakar diperiksa pada waktu tertentu atau pada

kendaraan setelah menempuh jarak 5.000 km dan bila perlu

diganti yang baru. Saringan bahan bakar ini disarankan untuk

dii ganti minimal 1 tahun sekali atau setiap kendaraan setelah

menempuh jarak 20.000 km.

b. Saringan bahan bakar model katrid bentuknya merupakan satu

kesatuan antara elemen dan rumahnya, bila sudah kotor tidak

dapat dibersihkan dan harus diganti.

c. Saringan bahan bakar model glas bila elemennya sudah kotor

atau tersumbat dapat terlihat jelas melalui glas saringan.

Mobil-mobil yang dilengkapi dengan saringan bensin model

23

gas, lakukan pemeriksaan pada rumah saringannya,

kemungkinan retak atau berubah bentuk.

d. Periksa gasket saringan bensin, bila keadaannya retak atau

putus sebaiknya diganti dengan yang baru, gasket (packing)

yang putus memungkinkan bensin akan menetes keluar.

8. Memeriksa busi

Pada mobil EFI busi mempunyai tugas yang sama dengan busi

yang terpasang pada mobil-mobil karburasi, tugas utama busi adalah

meloncatkna bunga api antar elektroda adapun tegangan besar yang

mincul dari elektroda adalah hasil dari tegangan yang dihasilkan oleh

coil.

Langkah memeriksa busi.

a. Lakukanlah pekerjaan melepas busi jika kondisi mesin sudah

dingin, karena busi terletak dekat dengan exhaus manifold.

b. Lepaslah kabel busi (high tension cable) tariklah bagian ujung

fittingnya, dan jangan menarik kabel busi secara kasar.

c. Setelah melepas kabel busi sebaiknya juga bersihkan dahulu

sekeliling busi dengan udara bertekanan atau kuas, untuk

mencegah kotoran masuk ke dalam ruang bakar sewaktu busi

dilepas.

d. Periksa kondisi ulir busi dan lubang busi kemungkinan retak dan

rusak.

24

e. Kebocoran gas yang terjadi pada bagian kleman antara isolator dan

rumah busi (plug housing).

f. Keausan elektroda busi.

g. Kerusakan pada gasket busi.

h. Keadaan elektroda

Gambar 2.15 Warna dan keadaan busi

(Aris Joko Saraswo, 2010:69)

Tabel 2.1 Warna dan keadaan busi

Warna Elektroda Menandakan

Abu-abu mesin dalam keadaan baik, tingkat panas

busi yang tepat.

Warna putih mesin cenderung terlalu panas (overheat)

campuran udara dan bensin terlalu kurus,

tingkat panas terlalu tinggi.

Hitam basah Minyak pelumas mesin masuk ke ruang

bakar melalui silinder dan torak.

25

Hitam atau kering Campuran udara dan bensin terlalu kaya,

cenderung udara yang masuk lebih sedikit,

pembakaran tidak tepat, tingkat panas busi

terlalu tinggi.

1) Membersihkan dan menyetel celah elektroda

Bersihkan busi menggunakan cairan pembersih busi

atau dapat disikat dengan menggunakan sikat baja atau

amplas sampai kotoran-kotorannya hilang, selanjutnya

lakukan penyetelan celah elektroda.

Penyetelan celah elektroda dilakukan dengan

menggunakan alat pengukur (feeler gauge) antara elektroda

tengah dengan elektroda sisi, celah elektroda disetel dengan

cara membengkokan elektroda massa dan celahnya

disesuaikan dengan petunjuk tertera pada buku pedoman

perbaikan (penyetelan celah 1 milimeter)

Gambar 2.16 Penyetelan celah elektroda busi

(Shop Manual Jazz)

26

9. Memeriksa kabel busi

Kabel busi (high tension cable) berfungsi untuk menyalurkan

tegangan tinggi dari coil ke busi, sehingga jika kabel busi rusak

(pecah, putus, atau bocor) akan mengganggu pengapian, sehingga saat

tertentu bisa saat akselerasi atau idle mesin akan kurang nyaman saat

digunakan.

Langkah-langkah pemeriksaan.

a. Memeriksa tahanan-tahanan kabel busi dengan mengunakan

multitester. Ukur tahanan kabel busi antara terminal-terminal.

Perhatian:

Pada saat pengukuran periksa keadaan busi dengan menyentuh

sirkuit tester pada terminal dan bila digerakan bagian ujung tengah

kabel dengan tangan dan jarum tester harus tidak berubah. Tahanan

tiap kabel harus kurang dari 25K, dan bila ternyata hasil

pengukurannya lebih besar, sebaiknya kabel busi harus diganti.

b. Jika kabel busi longgar saat dipasang pada terminalnya perbaikilah

dengan menggunakan tang penjepit.

10. Memeriksa distributor

Distributor berfungsi untuk membagi pengapian dari coil ke

masing-masing busi, pada mobil-mobil sekarang distributor sudah

jarang ditemui karena mobil-mobil sekarang firing order pengapian

diambil alih oleh ECU (Electronic Control Unit) yang datanya dikirim

oleh crankshaft dan camshaft sensor.

27

Gambar 2.17 Elektroda Distributor

(Aris Joko Saraswo, 2010:81)

perhatikan arang yang terdapat ditengah dan dipinggir

distributor, jika sudah rusak ganti distributor atau mengganti arangnya

dengan arang yang terdapat pada baterai. Perhatikan juga pegas daun

yang berfungsi sebagai pengontrol elektroda naik turun.

11. Memeriksa celah katup

Langkah-langkah penyetelan katup

a. Terlebih dahulu mencari data besar celah katup.

b. Besarnya celah katup pada mesin kondisi panas dan dingin

biasanya tidak sama.

c. Lepaskan tutup atau cover kepala silinder, hati-hati dengan

pakingnya yang mudah pecah.

d. Putar poros engkol sampai tanda TMA, tanda TMA biasanya

terletak pada puli motor atau pada roda gaya.

28

Gambar 2.18 Tanda titik mati atas (TMA) pada puli motor

(Aris Joko Saraswo, 2010:82)

e. Mementukan apakah silinder pertama atau silinder terakhir yang

berada pada posisi saat akhir langkah kompresi. Pada saat akhir

langkah kompresi, kedua katup mempunyai celah.

f. Stel katup, setengah jumlah katup dapat distel penyetelan pertama

silinder yang berada pada posisi data akhir kompresi kedua katup

dapat distel. Pada silinder berikutnya katup masuk dapat distel,

pada silinder berikutnya lagi katup buang katup buang dapat distel

dan seterusnya. Katup-katup pada silinder terakhir tidak dapat

distel.

Gambar 2.19 Silinder pertama pada saat akhir kompresi

(Aris Joko Saraswo, 2010:83)

29

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penyetelan katup

a. Feeler gauge harus dapat didorong atau ditarik dengan kata lain

ada sedikit celah.

Gambar 2.20 Saat menyetel katup

(Aris Joko Saraswo, 2010:83)

b. Menggunakan feeler gauge dengan baik, jangan mengencangkan

mur katup terlalu keras, gunakan kunci ring dan obeng yang baik.

c. Putar pulley satu putaran lagi sampai tanda TMA.

d. Stel celah katup yang lain (setengah jumlah katup)

e. Memesang tutup atau cover kepala silinder.

f. Hidupkan mesin dan periksa dudukan atau kebocoran paking

tutup kepala silinder serta sambungan-sambungan ventilasi karter.

g. Apabila celah katup terlalu besar mesin akan terlalu berisik dan

apabila celah katup terlalu kecil mesin akan cepat panas

(overheat).

30

12. Memeriksa tekanan kompresi

Setelah mesin dipanaskan pada temperature kerja mesin,

ukurlah tekanan kompresi pada tiap silindernya menggunakan alat

ukur kompresi (compression tester).

Pekerjaan pengukuran kompresi ini harus dilakukan oleh dua

orang. Seorang harus duduk dalam ruang kemudi untuk menekan

pedal gas sepenuhnya dan seorang lagi menekan alat ukur tekanan

kompresi ke lubang busi, hal ini dilakukan apabila alat pengukur

kompresinya belum menggunakan ulir dalam arti masih ditekan ke

dalam lubang busi.

Langkah-langkah kerja:

a. Lepaskan semua busi-busi dan lepaskan kabel dari koil

(ignition cable) ke distributor untuk memutuskan arus

sekunder.

b. Masukkan pengukur kompresi ke lubang busi dan tekan

secukupnya. Ukurlah tekanan kompresi pada tiap

silindernya.

Gambar 2.21 Memeriksa kompresi

(Aris Joko Saraswo, 2010:89)

31

13. Tune-up menggunakan scan Tool

Electronic control unit (ECM) merupakan prosesor yang

berfungsi untuk membuat keputkusan kerja mengenai bahan bakar dan

pemajuan pengapian. ECM ini berkerja berdasarkan atas input data

dari kondisi kerja mesin yang dideteksi oleh sensor-sensor yang ada.

Sensor-sensor ini dapat berupa sensor air pendingin, sensor posisi

throttle, sensor intake manifold, sensor oxygen, sensor AC, sensor stop

switch lamp dan lain-lain. ECM memberikan perintah kepada aktuator-

aktuator yang dalam hal ini adalah injektor dan pengapian.

Gambar 2.22 Scan Tool

(www.blythequipment.co.uk )

Cara karjanya adalah: Sistem mendeteksi berbagai sensor

volume udara masuk, beban mesin, putaran mesin, kepadatan oksigen

dalam gas buang, temperatur udara, temperatur air pendingin,

akselerasi/penurunan kecepatan, dll dan selanjutnya input signal (data)

32

dari masing-masing sensor dikirim ke ECM, kemudian ECM

menentukan lamanya injeksi yang tepat dan mengirimkan signal output

ke aktuator sebagai injektor dan menginjeksikan bahan bakar ke intake

manifold sesuai signal yang dibutuhkan.

F. Kontruksi Mesin EFI (Electric Fuel Injection)

Gambar 2.23 Kontruksi mesin EFI (Electric Fuel Injection)

(Aris Joko Saraswo, 2010:28)

ECM

33

Keterangan gambar:

1. Filter bensin kasa berfungi untuk menyaring kotoran yang berbentuk

partikel atau debu, filter ini terletak pada didalam tangki bahan bakar.

2. Pompa bensin berfungi untuk memompa bensin dari tangki ke injector.

3. Filter bensin elemen berfungsi untuk menyaring kotoran berupa cair

dan partikel.

4. Pipa pembagi berfungsi untuk mendistribusikan bahan bakar ke semua

injector.

5. Pressure regulator berfungsi untuk menjaga tekanan bensin agar selalu

seimbang dengan tekanan udara di intake manifold.

6. Injector berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar ke intake

manifold.

7. Manifold Absolute Pressure (MAP) sensor berfungsi untuk mengukur

jumlah udara yang masuk ke intake manifold.

8. Oxygen sensor berfungsi untuk memberitahu ECM kandungan oksigen

dari hasil pembakaran.

9. Crankshaft atau camshaft sensor berfungsi untuk mengatur Firing

Order pengapian dan semprotan injector.

10. Engine Coolant Temperature (ECT) sensor berfungsi untuk

mengetahui kondisi suhu mesin dan menginformasikan ke ECM.

11. Trottle Position Sensor (TPS) berfungsi untuk mengetahui posisi skep

gas baik menutup dan membuka.

34

12. Intake Air Temperature sensor berfungsi untuk mengetahui temperatur

udara didalam Intake Manifold.

13. Idle Speed Control berfungsi untuk mengontrol atau mengendalikan

kecepatan putaran mesin saat kondisi langsam (Idle).

14. Engine Control Module (ECM) berfungsi untuk mengolah data dan

memerintahkan semua aktuator pada mesin.

G. Sistem i-DSI pada Honda Jazz Tipe L13A

Sistem i-DSI Honda Jazz L 13A adalah mesin yang menggunakan

kinerja dari teknologi intelligent Dual and Sequential Ignition (i-DSI), di

mana setiap silinder dilengkapi dengan Dua busi yang menyala secara

berurutan. ECM mengontrol jarak fase pengapian antara spark plug (busi)

depan dan belakang sesuai dengan putaran mesin dan vacume di intake

manifold. Pada putaran idle, spark plug depan dan belakang menyala

secara bersamaan untuk menghasilkan kecepatan pembakaran yang lebih

tinggi dan penghematan penggunaan bahan bakar. Pada kecepatan rendah

dengan penggunaan beban rendah, ECM akan mempercepat ignition

timing (waktu pengapian) pada spark plug depan yang suhu ruang

pembakarannya relatif rendah untuk menghemat penggunan bahan bakar.

Pada kecepatan tinggi spark plug depan dan belakang mengahsilkan

kecepatan pembakaran yang lebih tinggi dan penghematan penggunan

bahan bakar. (Shop Manual Honda Jazz/Fit pdf).

35

Gambar 2.24 Sistem i-DSI

(Shop Manual Jazz)

Busi

Depan

Busi

Belakang

36

BAB III

ENGINE TUNE-UP HONDA JAZZ TIPE L13A

Setiap komponen kendaraan, terutama yang bergerak dan bergesekan,

lama kelamaan pasti akan menurun kemampuannya sehingga diperlukan

perawatan, pemeriksaan dan perbaikan. Tune-up ialah mengembalikan

kemampuan mesin kepada keadaan semula pada tingkat optimal. Sebenarnya

pekerjaan tune-up ini termasuk dalam pemeriksaan berkala, yang antara lain

pekerjaan pembersihan, perbaikan, penyetelan, pengetesan ataupun mengganti

komponen-komponen tertentu seperti busi, filter udara dan bahan bakar, air

radiator (sistem pendingin) dll.

Melakukan pemeriksaan atau tune-up berarti mencegah terjadinya

kerusakan yang lebih berat pada mesin. Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan

sebelum memulai proses tune-up agar memudahkan dalam proses pengerjaannya

adalah sebagai berikut:

A. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan tugas akhir ini antara lain

adalah:

1. Alat

a. Toolbox 1 set

Toolbox 1 set terdiri dari berbagai macam-macam alat seperti kunci pas,

kunci ring, kunci kombinasi, obeng (-) dan (+), tang potong, tang panjang,

palu besi, palu karet.

37

Gambar 3.25 Toolbox

b. 1 set kunci shock

1 set kunci shock terdiri dari dari beberapa ukuran mata kunci shock,

racket handle, sambungan pendek dan panjang, sambungan universal.

Fungsi kunci shock sama seperti kunci pas dan kunci ring, yaitu untuk

melepaskan dan mengencangkan mur atau baut.

Gambar 3.26 1 set kunci shock

c. Hydrometer

Hydrometer ini digunakan untuk mengukur elektrolit berat jenis baterai.

38

Gambar 3.27 Hydrometer

d. Feeler gauge

Alat ini dugunakan untuk mengukur celah antar bagian mesin seperti

mengukur kerenggangan celah katup, kerenggangan celah elektroda busi,

kerenggangan ring piston.

Gambar 3.28 Feeler gauge

e. Timing light

Timing light adalah alat yang digunakan pada saat pemeriksaan saat

pengapian.

39

Gambar 3.29 Timing Light

f. Special tool (Wrench Oil Filter) pembuka saringan oli

Special tool ini adalah alat yang digunakan untuk melepas oli filter.

Gambar 3.30 Special tool (Wrench Oil Filter)

g. Pressure gauge

Pressure gauge adalah alat yang digunakan untuk memeriksa tekanan

bahan bakar.

Gambar 3.31 Pressure gauge

40

h. Multitester

Multitester adalah alat yang digunkan untuk mengukur tegangan baterai

pada saat pemeriksaan baterai. Ada 2 tipe multitester analog dan

multitester digital dalam penggunaannya sama saja.

Gambar 3.32 Multitester analog

Gambar 3.33 Multitester digital

i. Scan Tool / Honda PGM Tester

Scan Tool atau Honda PGM (Programmed) tester adalah alat yang

digunakan untuk mendiagnosa kesalahan dan mengetahui performa pada

mobil Honda.

Gambar 3.34 Scan Tool / Honda PGM Tester

41

j. Compression Tester

Compression Tester adalah alat yang digunakan untuk memeriksa tekanan

kompresi mesin.

Gambar 3.35 Compression Gauge

2. Bahan

a. Engine stand Honda Jazz Tipe L13A I-DSI (Intelligent Dual Sequential

Ignition)

Gambar 3.36 Engine Stand Honda Jazz Tipe L13A

42

B. Proses pelaksanaan

Proses pelaksanaan tune-up Honda Jazz Tipe L13A dilakukan berdasarkan

daftar perawatan berkala kelipatan 20.000 kilometer dengan pertimbangan kondisi

engine yang dulunya menjadi korban tsunami di Jepang.

Komponen-komponen yang perlu diperiksa perawatan berkala kelipatan

20.000 kilometer adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa air pendingin

2. Memeriksa radiator cup dan radiator

3. Memeriksa baterai

4. Ganti saringan oli (Oil Filter)

5. Ganti oli mesin

6. Memeriksa saringan udara (Air cleaner)

7. Memeriksa busi (Spark Plug)

8. Memeriksa saringan bensin (Fuel Filter)

9. Memeriksa kerenggangan celah katup

10. Memeriksa tekanan kompresi

11. Memeriksa saat pengapian

12. Pemeriksaan Engine menggunakan Scan Tool / Honda PGM Tester

C. Tune-up

Dari hasil pelaksanaan tune-up pada mesin Honda Jazz tipe L13A,

berdasarkan daftar perawatan berkala kelipatan 20.000 kilometer dengan

pertimbangan kondisi engine yang dulunya menjadi korban tsunami di Jepang,

didapat hasil sebagai berikut:

43

1. Memeriksa Coolant

a. Pemeriksaan coolant sesuai spesifikasi

1) Lihat ketinggian coolant di dalam reservoir coolant, yakinlah

bahwa posisinya berada di antara tanda MAX (A) dan tanda

MIN (B).

Gambar 3.37 Reservoir Coolant

2) Jika ketinggian coolant di bawah tanda MIN (B), tambahkan

coolant sampai mencapai tanda MAX (A)

Catatan:

Jangan melepas tutup reservoir coolant bila coolant

sedang mendidih.

Jangan melepas tutup radiator bila engine dan radiator

masih panas.

b. Hasil pemeriksaan Coolant di Engine Stand

1) Ketinggian coolant di dalam reservoir berada pada tanda MAX

(A) Jadi tidak perlu menambahkan coolant.

A

B

44

2. Memeriksa Radiator Cup dan Radiator

a. Pemeriksaan radiator cup sesuai spesifikasi

1) Buka radiator cup (A), basahi seal dengan engine coolant,

kemudian pasangkan radiator cup tester. Gunakan adaptor (B)

kecil untuk memasang radiator cup.

Gambar 3.38 Radiator Cup Tester

2) Berikan tekanan sebesar 93-123 Kpa.

3) Periksa apakah ada penurunan tekanan.

4) Jika ada penurunan tekanan, radiator cup harus diganti.

b. Pemeriksaan radiator sesuai spesifikasi

1) Apabila engine dalam keadaan panas tunggulah sampai engine

dingin, kemudian secara hati-hati buka radiator cup dan isi

radiator dengan engine coolant sampai ke bagian atas leher

pengisian.

2) Pasang penguji tekanan pada radiator, gunakan adaptor kecil

pada penguji tekanan.

A

B

45

Gambar 3.39 Pengetesan radiator

3) Berikan tekanan 93-123 Kpa

4) Periksa adanya kebocoran engine coolant dan penurunan

tekanan.

5) Cabut tester dan pasang radiator cup.

6) Periksa apakah ada oli mesin yang tercampur dalam coolant.

c. Hasil pemeriksaan radiator cup

1) Tidak ada penurunan tekanan.

d. Hasil pemeriksaan radiator

1) Tidak ada kebocoran engine coolant dan penurunan tekanan,

sambungan klem tidak ada kebocoran.

46

Gambar 3.40 Selang dan klem radiator

3. Memeriksa Baterai

a. Pemeriksaan baterai sesuai spesifikasi

1) Periksa baterai dari kemungkinan hubungan terminal longgar,

terminal berkarat, atau casing bocor.

Gambar 3.41 Terminal baterai

2) Periksa batas air baterai harus antara batas maksimal dan

minimal (upper level dan lower level).

3) jika air baterai berada di bawah batas lower level, tambahkan

air baterai sampai batas upper level.

Selang

Klem

+ _-

_

47

Gambar 3.42 Baterai

4) Periksa berat jenis elektrolit dengan menggunakan Hydrometer.

Berat jenis 1,25 – 1,27 pada 200C.

Gambar 3.43 Pengukuran berat jenis baterai

5) Periksa tegangan baterai menggunakan Multitester

48

Gambar 3.44 Pengukuran tegangan baterai

b. Hasil pemeriksaan baterai

1) Tidak ada keretakan atau kebocoran pada casing, namun

terminal baterai sedikit berkarat.

2) Air baterai berada pada batas upper level.

3) Berat jenis baterai rata-rata pada tiap sel 1,25 gr/cm3.

4) Tegangan baterai 10 Volt

Kesimpulan pemeriksaan beterai:

Baterai memerlukan pengisian cepat.

4. Ganti Saringan Oli (Oil Filter)

a. Penggantian saringan oli sesuai spesifikasi

1) Lepas saringan oli menggunakan special tool (Oil Filter

Wrench) ke arah berlawanan jarum jam.

49

Gambar 3.45 Melepas saringan oli

2) Periksa ulir dan seal karet pada saringan oli yang baru.

3) Oleskan sedikit oli pada seal karet saringan oli.

4) Pasang saringan oli dengan tangan.

5) Setelah seal karetnya terpasang, kencangkan saringan oli

searah jarum dengan menggunakan special tool (Oil Filter

Wrench).

Catatan :

Kekencangan ¾ searah jarum jam.

Torsi pengencangannya 12 N.m

b. Penggantian saringan oli di Engine Stand

1) Saringan oli di Engine Stand tidak diganti karena oli mesin

masih bagus, kerena penggantian saringan oli dilakukan

apabila oli mesin diganti.

50

5. Ganti Oli Mesin

a. Penggantian oli mesin sesuai spesifikasi

1) Panaskan mesin.

2) Buka skup atau baut pembuangan menggunakan kunci ring 17

dengan memutar sekrup berlawanan dengan jarum jam dan

keluarkan oli mesin dan tampung dengan wadah atau nampan.

Gambar 3.46 Melepas skrup atau baut pembuangan oli mesin

3) Pasang kembali sekrup atau baut dengan washer yang baru

dengan arah pengencangan searah jarum, torsi pengencangan

39 Nm.

4) Isi oli dengan yang baru.

51

Gambar 3.47 Pengisian oli mesin

Catatan :

Gunakan selalu pelumas yang efisien bahan bakar

bertanda “API (American Petroleum Institute)

Service SG, SAE (Society Automobile Enginers)

Kapasitas oli 3,4 L pada saat penggantian oli.

Kapasitas oli 3,6 L pada saat penggantian oli

termasuk penggantian filter oli.

Kapasitas oli 4,2 L setelah mesin dioverhaul.

Spesifikasi kekentalan oli disesuaikan dengan

kebutuhan seperti menyesuaikan dengan musim. Pada

umumnya di Indonesia pada mobil bensin

menggunakan oli SAE 10w-40.

5) Nyalakan mesin lebih dari 3 menit kemudian periksa apakah

terdapat kebocoran.

Oli

Mesran

SAE

10w-40

52

b. Penggantian oli mesin di Engine Stand

1) Oli mesin yang digunakan pada Engine Stand tidak diganti

karena kondisinya masih bagus baik dari kekentalannya

(viskositas), warna.

2) Volume oli mesin kurang, pada saat di periksa pada batang

pengukur oli mendekati pada garis L (Low)

Gambar 3.48 Pemeriksaan Oli mesin

3) Menambahkan oli mesin, sampai berada pada batas F (Full)

pada batang pengukur oli.

4) Tidak ada kebocoran oli mesin saat mesin dinyalakan.

6. Memeriksa Saringan Udara (Air Cleaner)

a. Pemeriksaan Air Cleaner sesuai spesifikasi

1) Kendurkan sekrup atau baut kemudian lepas filter udara.

F

L

53

Gambar 3.49 Melepas Air cleaner housing cover dan pada

box air cleaner

Gambar 3.50 1 Set Box Air Cleaner

2) Lihat secara fisual apakah komponen apakah komponen filter

udara seperti busa atau kertas filter udara rusak atau sobek.

Gambar 3.51 Air Cleaner

Baut

54

3) Jika ada kerusakan gantilah filter udara dengan yang baru, jika

hanya kotor bersihkanlah menggunakan udara bertekanan

(Compressor).

b. Pemeriksaan Air Cleaner pada Engine Stand

1) Air Cleaner di Engine Stand sudah tidak sesuai standar.

Gambar 3.52 Air Cleaner pada Engine Stand

2) Tidak ada kerusakan komponen air cleaner.

7. Memeriksa Busi (Spark Plug)

Gambar 3.53 Busi pada Engine Honda Jazz Tipe L13 A

Busi

Belakang Busi

Depan

55

a. Pemeriksaan busi sesuai spesifikasi

1) Saat melepaskan ignition coil depan, lepaskan intake manifold

cover.

Gambar 3.54 Melepas intake manifold cover

2) Saat melepas ignition coil belakang, lepaskan harness holder

yang berfungsi untuk mengikat kabel-kabel yang menuju Coil

dari bracket.

Gambar 3.55 Harness holder

3) Lepaskan ignition coil conector, kemudian lepaskan ignition

coil depan dan ignition coil belakang.

Harnnes holder

56

Gambar 3.56 Ignition Coil depan

Gambar 3.57 Ignition Coil belakang

4) Lepaskan semua busi (spark plug)

Gambar 3.58 Melepas busi (Spark Plug)

57

5) Periksa elektroda dan isulator keramik.

Elektroda yang terbakar disebabkan oleh:

Ignition timing berada pada posisi advance.

Busi kendur.

Kisaran panas busi terlalu panas.

Pendinginan tidak cukup.

Busi kotor dapat disebabkan oleh:

Ignition timing berada pada posisi terlalu retard.

Oli daram ruang bakar.

Celah busi tidak benar.

Kisaran panas busi terlalu dingin.

Terlalu lama pada kecepatan idle atau kecepatan

rendah.

Elemen filter udara tersumbat.

Ignition coil atau kabel ignition rusak.

6) Periksa celah elektroda menggunakan Feeler Gauge.

Gambar 3.59 Mengukur celah elektroda

58

Celah elektroda:

Standar (baru): 1,0 – 1,1 mm (0,039 – 0,43 in)

7) Ganti busi jika elektroda di tengah membundar.

Gambar 3.60 Elektroda

Gunakan merk busi :

BKR 6E-11 (NGK)

Cara membacanya yaitu:

B = (Screw Diameter)/diameter skrup, B = 14

mm

K = (Outer Side Bipolar Elektroda) bagian luar

bipolar elektroda.

R = (Contruction)/kontruksi, R = Resistor

6 = (Heat Range)/rentang panas, 6 = tipe panas

E = (Screw Length)/panjang skrup, E = 19 mm

-11 = (Sparking Gap)/celah busi, -11 = 1,1 mm

8) Lumaskan sedikit gemuk ke alur busi, dan bautkan busi ke

cylinder head dengan tangan. Kemudian kencangkan dengan

torsi 18 N.m (1.8 kgf.m).

59

b. Hasil pemeriksaan busi

1) Terdapat beberapa celah elektroda terlalu lebar melebihi batas

standar, maka dari itu celah busi distel dengan feeler gauge dan

tang lancip dengan celah 1,0 mm.

Gambar 3.61 stel celah elektroda

8. Memeriksa Saringan Bensin (Fuel Filter)

a. Pemeriksaan saringan bensin

Gambar 3.62 Fuel Filter pertama (di dalam tangki)

60

Gambar 3.63 Fuel Filter ke 2

Pada Engine Stand terdapat dua saringan bensin yang satu

tersimpan dalam tangki bensin dan yang satunya lagi diletakan

didekat fly wheel , sesuai standarnya pada engine HONDA JAZZ

TIPE L13A hanya memiliki satu saringan bensin yang terdapat di

dalam tangki bensin. Penggantian fuel filter dilakukan apabila

tekanan bahan bakar turun di bawah nilai spesifikasi (3,3-3,8

kg/cm2) oleh karena itu perlu pemeriksaan tes tekanan bahan bakar.

Untuk pemeriksaan fuel filter yang ke-dua yang pertama

dilakukan adalah melepas klem sambungan selang bensin dan

sekrup atau baut fuel filter kemudian bersihkan menggunakan

udara bertekanan searah dengan aliran bensin agar kotoran di

dalam terdorong keluar, setelah itu lakukan pemeriksaan tekanan

bahan bakar.

61

b. Pemeriksaan tekanan bahan bakar

1) Lepaskan selang pada fuel filter yang menghubungkan dari

tangki bahan bakar ke fuel filter (A)

Gambar 3.64 Selang bahan bakar

2) Pasang pressure gauge, kencangkan klem pada sambungan

selang.

Gambar 3.65 Pressure Gauge.

3) Setelah pressure gauge terpasang, hidupkan mesin dan baca

pressure gauge.

A

62

Gambar 3.66 Hasil tekanan bahan bakar

c. Hasil pemeriksaan fuel filter dan tekanan bahan bakar

1) Fuel pressure regulator sudah tidak standar, setelah di periksa

terdapat kawat untuk mengaitkan antar komponen di dalam fuel

filter di dalam tangki bahan bakar.

2) Tekanan bahan bakar di bawah standar, hasilnya yaitu 2,4

kg/cm2, dapat diambil kesimpulan fuel filter harus diganti.

9. Memeriksa Kerenggangan Celah Katup

a. Penyetelan celah katup

1) Untuk langkah penyetelan celah katup yakni meneruskan

langkah dari pemeriksaan busi, posisi busi sudah terlepas dari

cylinder head cover.

2) Lepaskan breather hose dan positive crankcase ventilation

(PCV), fungsi PCV adalah untuk mengalirkan uap panas oli

yang berasal dari mesin ke manifold dan menjaganya supaya

uap oli panas tersebut tidak kembali lagi ke mesin.

63

Gambar 3.67 Positive crankcase ventilation (PCV)

3) Lepaskan evaporative emission (EVAP) canister hose,

manifold absolute pressure (MAP), thtottle position (TP)

sensor conector, (IAC) valve connector.

4) Lepaskan baut intake manifold, kemudian lepas intake

manifold.

Gambar 3.68 Intake Manifold

PCV

64

5) Lepaskan breather hose berfungsi untuk pernafasan pada

Cylinder Head, dan lepas baut cylinder head cover, kemudian

lepaskan exhaust manifold.

Gambar 3.69 Melepas baut cylinder head cover

6) Top-kan mesin pada top satu, silinder satu pada posisi titik mati

atas (TMA) dengan memutar poros engkol lihatlah tanda UP di

camshaft sprocket, luruskan tanda UP dengan cylinder head,

tanda UP itu artinya mesin berada pada top satu.

Gambar 3.70 Tanda UP pada Camshaft Sprocket

Breather

hose

Up

65

7) Stel celah katup pada top 1 menggunakan feeler gauge

Celah katup:

In : 0,15 mm (dingin)

Ex : 0,26 mm(dingin)

In : 0,20 mm (panas)

Ex : 0,30 mm (panas)

Katup yang di stel pada top 1 :

Silinder 1 : In dan Ex

Silinder 2 : In

Silinder 3 : Ex

Silinder 4 : Tidak ada

Gambar 3.71 Katup yang distel pada top 1

Gambar 3.72 Saat penyetelan katup

Ex

In

66

8) Putarlah poros engkol (crankshaft) 360o, luruskan tanda angka

4 pada Camsaft Sprocket dengan cylinder head, yang artinya

engine sudah berada pada posisi top 4, kemudian stel celah

katupnya.

Gambar 3.73 Memutar poros engkol (Crankshaft)

Katup yang di stel pada pada top 4 :

Silinder 1 : Tidak ada

Silinder 2 : Ex

Silinder 3 : In

Silinder 4 : In dan Ex

Gambar 3.74 Katup yang distel pada top 4

Ex

In

67

9) Pasanglah kembali komponen-komponen dengan kebalikannya

dari langkah pembongkaran.

10. Memeriksa Tekanan Kompresi

a. Memeriksa kompresi mesin sesuai spesifikasi

1) Panaskan mesin mesin hingga suhu kerja normal (cooling fan

menyala).

2) Putar ignition switch ke OFF.

3) Lepaskan PGM-FI main relay 2.

4) Hidupkan mesin, dan biarkan beroperasi sampai mesin mati.

5) Lepaskan keempat ignition coil depan.

6) Lepaskan keempat spark plug (busi) depan.

7) Pasang compression gauge ke lubang busi (spark plug hole)

Gambar 3.75 Memasang Compression Gauge

8) Buka throttle sepenuhnya, kemudian putar mesin dengan

starter motor dan ukur tekanan kompresinya.

68

Catatan:

a) Tekanan kompresi: Diatas 980 kPa/(9,8 kgf/cm2)

b) Variasi maksimum: dalam 200 kPa/(2,0 kgf/cm2)

9) Jika kompresi tidak sesuai dengan spesifikasinya yang telah

ditentukan, periksa hal-hal berikut, kemudian ukur

kompresinya.

a) Kerusakan atau keausan pada valve dan seat.

b) Kerusakan pada cylinder head gasket.

c) Keausan pada piston ring.

d) Kerusakan atau keausan pada piston dan cylinder bore.

b. Hasil pemeriksaan kompresi pada Engine Stand

1) Hasil pemeriksaan kompresi tiap-tiap cylinder.

a) Cylinder 1 : 1400 kPa/(14 kgf/cm2)

b) Cylinder 2 : 1500 kPa/(15 kgf/cm2)

c) Cylinder 3 : 1450 kpa/(14,5 kgf/cm2)

d) Cylinder 4 : 1500 kPa/(15 kgf/cm2)

2) Hasil pemeriksaan masih diatas dari spesifikasinya atau masih

baik.

11. Memeriksa Saat Pengapian (Ignition Timing)

Langkah-langkah memeriksa Ignition Timing

a. Nyalakan mesin. Biarkan mesin berputar pada 3.000 rpm tanpa

beban karena tidak ada Accesoris pada Engine Stand seperti lampu

kepala dan AC (Air Conditioner) hingga radiator fan

69

b. Biarkan pada putaran idle

c. Hubungkan kabel positif timing light ke terminal positif baterai dan

kabel negatif timing light ke terminal negatif baterai.

Gambar 3.76 Memasang kabel timing light ke baterai

Gambar 3.77 Timing light ke ignition coil harness no 1

70

d. Arahkan cahaya ke arah pointer (A) pada chain case (B). Periksa

ignition timing.

Spesifikasi Ignition timing :

M/T : 8º ± 2º (tanda B) selama idle

CVT : 8º ± 2º (tanda B) selama idle

Gambar 3.78 Pemeriksaan Ignition Timing

e. Hasil pemeriksaan ignition timing pada putaran idle yaitu 8º. Jika

ignition timing berbeda dari spesifikasi, ganti Engine Control

Module (ECM).

Gambar 3.79 Engine Control Module (ECM)

Untuk harga baru ECM Honda Jazz I-DSI yaitu Rp 5.590.000,00

A

B

71

12. Pemeriksaan Engine menggunakan Scan Tool / Honda PGM Tester.

a. Hubungkan Scan Tool / Honda PGM Tester atau Data Link

Conector (DLC). Pilih Connector Scanner yang 16 pin, karena

pada Engine Stand menggunakan Connector 16 Pin.

Gambar 3.80 Pemasangan Pin Connector

b. Nyalakan mesin, pada putaran idle.

c. Nyalakan Scan Tool dengan menekan tombol ON pada Scan Tool,

kemudian akan muncul menu utama pada Scan Tool, pilih Vehicle

Diagnosis kemudian tekan ENTER.

Gambar 3.81 Menu utama pada Scan Tool

72

d. Tampilan Screen Scan tool selanjutnya yaitu muncul menu seperti

gambar di bawah ini.

Gambar 3.82 Menu Initial Screen Scan Tool

Pilih menu nomer 01 Japanese Vehicle Diagnosis karena

Engine tersebut diproduksi oleh Jepang, kemudian tekan ENTER

pada Scan Tool.

e. Selanjutnya akan muncul menu Scan Tool seperti pada gambar

berikut:

Gambar 3.83 Menu Japanese Vehicle Diagnosis pada Scan Tool

73

Pilih menu nomer 02. HONDA karena Engine yang di

pakai adalah produksi dari HONDA kemudian tekan ENTER pada

Scan Tool.

f. Selanjutnya pilih nomer 02. GENERAL karena tipe engine yang di

scan tidak ada pada pilihan menu.

Gambar 3.84 menu Japanese Vehicle Diagnosis tahap yang ke 2

pada Scan Tool

g. Kemudian akan muncul menu sebagai berikut:

Gambar 3.85 Menu Japanese Vehicle Diagnosis tahap yang ke 3

pada Scan Tool

Pilih no 1

74

Pilih menu nomer 01. ENGINE WITH A/T karena A/T yang

dimaksud tersebut adalah Automatic Transmision karena Engine

yang dipakai menggunakan Automatic Transmision. Kemudian

tekan ENTER pada Scan Tool.

h. Selanjutnya akan muncul menu sebagai berikut:

Gambar 3.86 Menu Japanese Vehicle Diagnosis tahap yang ke 4

pada Scan Tool

Pilih no 02. 16 PIN CONNECTOR karena jumlah pin

connector pada Engine ini ada 16. Kemudian tekan ENTER,

kemudian akan muncul Screen sebagai berikut:

Gambar 3.87 Scan Tool setelah memilih 16 Pin Connector

75

Setelah muncul menu atau tampilan pada Gambar 3.58

kemudian tekan ENTER akan muncul menu sebagai berikut:

Gambar 3.88 Menu Japanese Vehicle Diagnosis, pilih

(DTC) atau Diagnostic Trouble Codes pada Scan Tool

Kemudian pilih nomer 01.Diagnostic Trouble Codes tekan

ENTER untuk mengetahui apakah Engine ada Trouble Shooting

atau tidak. berikut ini adalah gambar hasil Scan pada Diagnostic

Trouble Codes (DTC).

Gambar 3.89 Scan Tool (DTC)

76

Dari hasil tersebut Scan Diagnostic Trouble Codes (DTC)

tidak terdapat Trouble Shooting pada Engine. Untuk mencoba

supaya ada trouble shooting saat Scan Diagnostic Trouble Codes

(DTC) yaitu dengan cara melepas salah satu sensor.

Gambar 3.90 Melepas knock sensor

Sehingga akan muncul data Scan Diagnostic Trouble Codes

(DTC) sebagai berikut:

Gambar 3.91 Trouble shooting saat Scan Diagnostic

Trouble Codes (DTC)

Melepas

knock sensor

77

Tabel 3.1 Indeks Trouble Shooting (DTC)

Scan tool DTC

(Honda DTC)

Hal dan komponen yang terdeteksi

P0325 (23-1) Knock sensor circuit, gangguan fungsi

P0335 (4-1) Crankshaft Position (CKP) Sensor, Tidak ada

sinyal

P0336 (4-2) Crankshaft Position (CKP) Sensor, Interupsi

Intermitten

P0401 (80-1) Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve, Tidak

cukup aliran

P0420 (67-1) Efisiensi sistem katalis di bawah ambang batas

P0443 (92-4) Evaporative Emission (EVAP) Canister Purge

Valve Circuit, gangguan fungsi

P0500 (17-1) Vehicle Speed Sensor (VSS) Circuit, ganguan

fungsi

P1107 (13-1) Barometric Pressure (BARO) Sensor Circuit,

Tegangan rendah

P1108 (13-2) Barometric Pressure (BARO) Sensor Circuit,

tegangan tinggi

P1297 (20-1) Electrical Load Detector (ELD) Circuit,

tegangan rendah

P1298 (20-2) Electrical Load Detector (ELD) Circuit,

tegangan tinggi

P1351 (15-5) Sirkuit Ignition Coil depan dari silinder

No.1/No.4, gangguan fungsi

P1352 (15-6) Sirkuit Ignition Coil belakang dari silinder

No.1/No.4, gangguan fungsi

P1353 (15-7) Sirkuit Ignition Coil depan dari silinder

No.2/No.3, gangguan fungsi

P1354 (15-8) Sirkuit Ignition Coil belakang dari silinder

No.2/No.3, gangguan fungsi

P1361 (8-2) Top Dead Center (TDC) Sensor, Interupsi

Intermiten

P1362 (8-1) Top Dead Center (TDC) Sensor, tidak ada sinyal

P1491 (12-3) Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve, Lift

tidak cukup

P1498 (12-2) Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve

Position Sensor Circuit, tegangan tinggi

P1519 (14-3) Idle Air Control (IAC) Valve Circuit, gangguan

fungsi

78

i. Setelah pengecekan Diagnostic Trouble Codes (DTC) langkah

selanjutnya yaitu tekan tombol ESC pada Scan Tool untuk kembali

ke menu sebelumnya, kemudia pilih menu CURRENT DATA tekan

tombol ENTER.

Gambar 3.92 Menu Japanese Vehicle Diagnosis, pilih

Current Data

j. Selanjutnya akan muncul hasil pemeriksaan Cureent Data.

Gambar 3.93 Hasil pemeriksaan Cureent Data pada Scan Tool

79

Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan Cureent Data pada Scan Tool /

Honda PGM Tester.

1) Engine Speed 986 rpm

2) VSS (Vehicle Speed Sensor) 0 km/h

3) ECT (Engine Coolant Temperature) 58.0º C

4) IAT (Intake Air Temperatur) 30.0º C

5) MAP (Manifold Absolute Pressure) 34 kPa

6) Engine LO (Lube Oil) 33%

7) Barometric 98 kPa

8) TPS (Throttle Position Pressure) 10.6 %

9) SHT FT #1 0,00

10) LONG FT #1 0,00

11) A/F CLOSE -

12) 02 (B1/S1) 1,93 Volt

13) O2S Heat (Oxigen Sensor Heat) primer Off

14) O2 (B1/S2) 0 Vot

15) O2S Heat (Oxigen Sensor Heat) Sekunder off

16) Batteray Volt 13.4 V

17) Alternator 36%

18) Brake Switch Off

19) A/C Switch Off

20) A/C Clutch Off

21) SCS (Service Check Signal) Open

22) V-Tec Pressure oil (Variable Valve

Timming & Valve Elektric Control)

Off

Keterangan :

80

1) Engine Speed adalah kecepatan perputaran mesin dimana standar

spesifikasinya pada putaran idle adalah 850 ± 50 rpm, jika rpm terlalu

tinggi pada putaran idle periksa atau stel throttle kabel.

2) VSS (Vehicle Speed Sensor) adalah sensor untuk mendeteksi

kecepatan kendaraan saat berjalan dengan kata lain yaitu speedometer,

sensor ini terletak pada transmisi.

3) ECT (Engine Coolant Temperature) berfungsi untuk mendeteksi suhu

air pendingin pada mesin.

4) IAT (Intake Air Temperatur) sensor untuk mengetahui suhu udara

yang masuk ke intake manifold. batas maksimal suhu udara 150ºC,

apabila suhu diatas batas maksimalnya periksa kontinuitas conector

IAT dengan ground bodi. Jika ada kontinuitas perbaiki hubungan

singkat antara ECM dengan IAT sensor, jika tidak ada kontinuitas

ECM harus diganti.

5) MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor untuk mengetahui tekanan

udara masuk pada intake manifold. Batas spesifikasinya adalah 101

Kpa, jika nilainya lebih dari itu MAP sensor harus diganti.

6) Engine LO (Lube Oil) atau minyal pelumas, batas minimalnya adalah

25% apabila minyak pelumas dibawah 25% tambahkan minyak

pelumas atau oli mesin.

7) Barometric pressure atau (BARO) sensor terletak didalam ECM.

Sensor ini akan mengubah tekanan udara luar menjadi sinyal tegangan

durasi standar pengosongan injeksi bahan bakar.

81

8) TPS (Throttle Position Pressure) Berfungsi mendeteksi sudut

pembukaan throttle valve, TPS dihubungkan langsung dengan sumbu

throttle valve, sehingga jika throttle valve bergerak, maka TPS akan

mendeteksi pembukaan throttle valve, selanjutnya dengan

menggunakan tahanan geser perubahan tekanan ini dikirim ke ECM

sebagai input koreksi rasio udara dan bensin.

9) SHT FT #1 atau Short Fuel Trim adalah persentase perubahan bahan

bakar dari waktu jangka pendek. Pada saat mesin beroperasi pada

kecepatan tinggi ECM akan memonitoring sensor O2 untuk

membandingkan campuran udara dan bahan bakar. Jika hasil

pembacaan pada Scan Tool adalah angka negatif itu artinya

pengurangan bahan bakar, sebaliknya jika menunjukan angka positif

itu artinya penambahan bahan bakar, spesifikasi pabrik untuk lebar

injeksi injektor baru (waktu terbuka) 0,0.

10) LONG FT #1 atau Long Fuel Trim adalah persentase perubahan bahan

bakar dari waktu jangka panjang. Pada saat mesin beroperasi pada

kecepatan idle ECM akan memonitoring sensor O2 untuk

membandingkan campuran udara dan bahan bakar. Jika hasil

pembacaan pada Scan Tool adalah angka negatif itu artinya

pengurangan bahan bakar, sebaliknya jika menunjukan angka positif

itu artinya penambahan bahan bakar.

11) A/F Close atau air flow Sensor ini mendeteksi massa udara intake atau

tekanan manifold.

82

12) 02 (B1/S1) primer atau tegangan Oxygen Sensor (Pirmary HO2S),

Spesifikasinya tegangan harus diatas 0,9 Volt apabila tegangan kurang

dari spesifikasinya periksalah koneksi oxygen sensor dengan ECM

kemungkinan kabel kendor.

13) O2S Heat (Oxigen Sensor Heat) primer berfungsi mendeteksi jumlah

kandungan oksigen di exhaust gas dan kemudian mengirinkam sinyak

ke ECM yang akan memvariasikan durasi penginjeksian bahan bakar

sesuai kebutuhan.

14) O2 (B1/S2) sekunder atau tegangan Oxygen Sensor (Secondari HO2S),

Spesifikasinya tegangan harus diatas 1,0 Volt apabila tegangan kurang

dari spesifikasinya periksalah koneksi oxygen sensor dengan ECM

kemungkinan kabel kendor.

15) O2S Heat (Oxigen Sensor Heat) Sekunder berfungsi mendeteksi

jumlah kandungan oksigen dalam gas buang yang mengalir keluar

pada Three Way Catalytic (TWC) dan mengalirkan sinyal ke ECM

yang akan memvariasikan durasi penginjeksian bahan bakar sesuai

kebutuhan. Funsi TWC mengubah hidrokarbon (HC), karbon

monoksida (CO), dan oksida nitrogen (NOx) dalam gas buang menjadi

karbon doiksida (CO2), dinitrogen (N2) dan uap air.

16) Batteray Volt atau tegangan pada baterai, batas minimal tegangan

baterai yaitu 12 Volt.

83

17) Alternator atau alternator control, alternator akan mengirimkan sinyal

ke ECM selama proses pengisian. Jika tidak ada proses pengisian

periksalah conector alternator.

18) Brake Switch atau switch rem dimana lampu rem akan menyala apabila

pedal rem diinjak, apabila lampu rem tidak menyala saat pedal rem

diinjak periksa lampu rem jika masih baik periksalah tegangan antara

ECM connector terminal A24 dan A22 ketika pedal rem ditekan

apabila ada tegangan break switch masih bagus.

19) A/C Switch atau Air Conditioner Switch berfungsi menghentikan arus

listrik ke kompresor apa bila tekanan AC melampaui batas maksimal

diatas 450 psi, dan jug berfungsi menurunkan tekanan freon apabila

terjadi kebocoran.

20) A/C Clutch atau Air Conditioner Clutch, saat ECM menerima

permintaan agar system AC melakukan pendinginan, ECM akan

menunda proses penyuplaian energi ke compressor, dan memperkaya

campuran untuk memastikan terjadinya transisi yang halus ke mode

A/C.

21) SCS (Service Check Signal) Sebuah lampu indikator kerusakan

digunakan dalam dashboard kendaraan untuk mengingatkan

pengemudi jika terdapat masalah pada engine, lampu indicator akan

menyala jika terdapat masalah pada engine.

22) V-TEC (Variable Valve Timming & Valve Elektric Control) Pressure

Oil Switch memiliki saklar tekanan oli yang dipasang pada solenoid,

84

ketika oli mencapai tekanan tertentu saklar tekanan oli mengirim

sinyal ke ECM dan mengirimkan sinyal ke solenoid untuk membuka

katup ekstra. Sistem ini digunakan pada mesin V-TEC sedangkan pada

sistem I-DSI (Intelligent Dual Sequential Ignition) Pressure Oil Switch

berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila

tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.

85

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Laporan Tugas Akhir dari urain yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

13. Pada kilometer 20.000 (perawatan berkala kelipatan 20.000 km) sesuai

dengan checklist perawatan berkala, komponen-komponen yang diperiksa

adalah memeriksa air pendingin, memeriksa radiator dan tutup radiator,

memeriksa baterai, ganti oli, ganti saringan oli, memeriksa saringan udara,

memeriksa busi, memeriksa kerenggangan katup, memeriksa pengapian

dan pemeriksaan menggunkan menggunakan Scan Tool / Honda PGM

Tester

14. Sesuai dengan pemeriksaan perawatan berkala atau tune-up maka

disimpulkan bahwa pelaksanaan tune-up harus dilakukan secara

periodefikasi dimulai dari perawatan berkala 2500-5.000 km, 10.000 km

dan 20.000 km.

86

B. Saran

Sesuai dari simpulan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis

menyarankan kepada pembaca agar:

1. Mengerti tentang komponen-komponen apa saja yang perlu di tune-up

sesuai dengan daftar checklist perawatan berkala Honda Jazz Tipe L13A

sebelum melakukan tune-up karena hal itu akan mempermudah

pengerjaan tune-up mesin tersebut.

2. Mempelajari cara-cara melakukan tune-up dengan benar dan tepat dan

sering-sering membaca buku tune-up manual.

3. Melatih kecakapan dalam melakukan tune-up.

4. Disarankan untuk melakukan pemeriksaan sederhana sebelum

menggunakan kendaraan, seperti memeriksa ketinggian batterai,

memeriksa air radiator dll.

5. Dipagi hari sebelum menggunakan kendaraan, diusahakan agar

dipanaskan terlebih dahulu, hal ini baik dilakukan untuk menjaga kondisi

mesin tetap baik sebelum digunakan.

87

DAFTAR PUSTAKA

Aris Joko Saraswo. 2010. Tune-Up Mobil EFI. Yogyakarta: Bintang Cemerlang

Armada motor. 2003. Shop Manual Jazz. PT Mandalatama Armada Motor:

Semarang

Aryo. 2012. http://aryo.info/honda-jazz/jazz.technology.i-dsi.html di unduh pada

19/03/2012 jam 21:50

Boentarto. 2003. Panduan Praktis Tue-Up Mesin Mobil. Cetakan Pertama.

Jakarta: PT Kawan Pustaka

Daryanto. 2005. Teknik Servis Mobil. Cetakan Kesepuluh. Jakarta: PT Asdi

Mahasatya

HONDA MOTOR CO., LTD. 2003. Training Department Overseas Service

Operations

M. Suratman. 2001. Servis dan Reparasi Auto Mobil. Bandung: Pustaka Grafika

PT. Honda Prospect Motor. Shop Manual Honda Jazz/Fit 02-03 Pdf di unduh

pada sabtu 17/03/2012 jam 06:27

88

LAMPIRAN

Lampiran 1

Daftar Foto Lapangan

Gambar 4.1 Pemeriksaan radiator

Gambar 4.2 Pengukuran tegangan baterai

Gambar 4.3 Pemeriksaan oli mesin

89

Gambar 4.4 Melepas busi (Spark Plug)

Gambar 4.5 Memeriksa tekanan bahan bakar

Gambar 4.6 Penyetelan celah katup

90

Gambar 4.7 Memeriksa tekanan kompresi

Gambar 4.8 Memeriksa Saat Pengapian

Gambar 4.9 Hasil pemeriksaan menggunakan Scan Tool/PGM Tester

91

Spesifikasi Mesin Honda Jazz Tipe L13A

a. Mesin

Tipe : Jazz L13A, water cooled, SOHC

Model silinder : inline 4 silinder

Bore dan stroke : 73x80 mm

Displacement : 1.339 cm3

Compression ratio : 10,8

Valve train : chain drive,SOHC 2 katup per silinder

Sistem pelumasan : wet sump, pompa trochoid

Oil pump displacement : 44,6 lt pada putaran 6.300 rpm

Water pump displacement : 120 lt pada putaran 6.300 rpm

Bahan bakar : bensin oktan 91 ke atas

Starter : gear reduction, output 0,6 kW

b. Sistem bahan bakar

Tekanan vakum : 320-370kPa

Putaran idle : 750±50 rpm

c. Sistem pengisian

Output alternator : 13,5 V

Pengisian maksimal : 75 A

d. Sistem pengapian

Model pengapian : I-DSI (Intelligent Dual and Sequential Ignition),

dua busi pengapian tiap silinder.

Ignition coil : 12 V

Lampiran 2

92

Firing order : 1-3-4-2

Tipe busi : NGK: BKR6E-11, DENSO: K20PR-U11

Celah busi : 1,0-1,1 mm

93

Lampiran 3