i{ata - bbpopt.id · daftar lampiran halaman 1. daftar urut kepangkatan bbpopt per desember 2017...
TRANSCRIPT
I{ATA PENGANTAR
laporan Tahunan Balai Besar Peramalan Organisme pengganggu
Tumbuhan (BBPOP/D Tahun 2O1-7 merupakan laporan pelaksanaan
kegiatan BBPOPT Tahun 2Ot7 yang disusun berdasarkanpencapaian target kinerja dan sasaran program pembangunanyang dilaksanakan dalam meircapai visi dan misi KementerianPertanian. Laporan Tahunan ini merupakan implementasipelakanaan Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan danPeraturan Pemerinbh No. 6O Tahun 2010 tentang Sistem Pengendalian InternPemerintah.
Laporan Tahunan ini merupakan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah ataspenggunaan anggantn. Pelaksanaan dan keberhasilan program di BBPOPTTahun 2017tercipta atas kerjasama yang baik dari semua pihak, baik dari internal maupunekternalBBPOPT.
Kami berharap laporan tahunan ini menjadi bahan evaluasi dan masukan dalammeningkatkan kinerja tahun berikutnya. Kepada semua pihakyangtelah berkontribusiaktif dalam penyusunan laporan tahunan ini kami mengucapkan terimakasih dansemoga laporan tahunan ini bermanfaat bagi pihak terkait.
Karawang 2l Februaraz0tSKepala Balai Besar Peramalan OPT
laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2Ot7 | i
lr. Tri Susetyo,NrP. 195903111
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Berdasarkan Permentan No. 76/Permentan/OT.140/11/2011 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, BBPOPT
mengemban tugas melaksanakan dan mengembangkan peramalan OPT serta rujukan
proteksi tanaman pangan dan hortikultura. Dalam mendukung Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan pada tahun 2017 BBPOPT
melaksanakan kegiatan pengembangan peramalan serangan organisme pengganggu
tumbuhan dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dengan sasaran tiga output, yaitu :
a) Terlaksananya Pengembangan Model Peramalan OPT sebanyak 15 model,
b) Terlaksananya Layanan Internal (overhead) sebanyak 12 bulan, c) Terlaksananya
Layanan Perkantoran sebanyak 12 bulan.
Dukungan anggaran untuk melaksanakan kegiatan Pengembangan Peramalan
Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan berdasarkan Surat Pengesahan Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2017 Nomor: SP DIPA-
018.03.2.020072/2017 tanggal 7 Desember 2016 dengan pagu anggaran
Rp. 20.857.380.000,-.
Selama Tahun 2017, pagu anggaran BBPOPT mengalami 5 (lima) kali revisi DIPA
dengan rincian 4 (empat) kali revisi terkait administratif adanya perubahan Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) tanpa merubah pagu DIPA dan
1 (satu) kali revisi pada 21 Maret 2017 terkait adanya pengurangan anggaran
(penghematan) dari semula Rp. 20.857.380.000,- menjadi Rp. 16.689.224.000,-.
Kinerja serapan anggaran BBPOPT Tahun 2017 sampai dengan 31 Desember 2017
dapat terealisasi Rp. 16.125.822.115,- atau sebesar 96,62 % dibandingkan pagu
anggaran setelah refocusing.
Realisasi anggaran berdasarkan pengelompokan per output adalah sebagai berikut:
a. Model Peramalan OPT mempunyai anggaran sebesar Rp. 5.152.039.000,- atau
30,87 % dari total anggaran BBPOPT. Realisasi serapan anggaran
Rp. 5.036.154.720,- atau capaian 97,75 % dibandingkan pagu anggaran.
b. Layanan Internal (Overhead) mempunyai anggaran sebesar Rp. 4.034.917.000,-
atau 24,17 % dari total anggaran BBPOPT. Realisasi serapan anggaran
Rp. 4.000.455.052,- atau capaian 99,15 % dibandingkan pagu anggaran.
c. Layanan Perkantoran mempunyai anggaran sebesar Rp. 7.502.268.000,- atau
44,95 % dari total anggaran BBPOPT. Realisasi serapan anggaran
Rp. 7.089.212.343,- atau capaian 94,49 % dibandingkan pagu anggaran.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | iii
Realisasi anggaran berdasarkan pengelompokan jenis belanja adalah sebagai berikut:
a. Belanja Pegawai mempunyai anggaran sebesar Rp. 5.964.268.000,- atau 35,73 %
dari total anggaran BBPOPT. Realisasi penggunaan anggaran Rp. 5.564.425.573,-
atau capaian 93,30 % dibandingkan pagu anggaran.
b. Belanja Barang mempunyai anggaran sebesar Rp. 7.366.211.000,- atau 44,13 %
dari total anggaran BBPOPT. Realisasi penggunaan anggaran Rp. 7.203.486.637,-
atau capaian 97,79 % dibandingkan pagu anggaran.
c. Belanja Modal mempunyai anggaran sebesar Rp. 3.358.745.000,- atau 20,12 % dari
total anggaran BBPOPT. Realisasi penggunaan anggaran Rp. 3.357.909.905,- atau
capaian 99,98 % dibandingkan pagu anggaran.
Berdasarkan hasil pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Tahun 2017
memperoleh rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100 % atau “Berhasil”
menurut kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran kinerja, dengan rincian
sebagai berikut: (a). Capaian jumlah teknologi P3OPT yang dikembangkan pada
Tahun 2017 dapat terlaksana 100 % dari target 15 model, (b). Capaian jumlah layanan
internal (overhead) terealisasi 12 bulan atau 100 %, yang diukur berdasarkan jumlah
layanan dalam setahun, dan (c). Capaian layanan perkantoran 100 % dari target 12
bulan.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
IKHTISAR EKSEKUTIF ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
v
vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
I. PENDAHULUAN 1
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. PROFIL BBPOPT 2
1.3. STRUKTUR ORGANISASI 3
1.4. SUMBER DAYA MANUSIA 5
1.5. SARANA DAN PRASARANA 7
1.6. ANGGARAN DAN REALISASI 8
II. CAPAIAN KINERJA PENGEMBANGAN MODEL PERAMALAN 9
2.1. PENGEMBANGAN MODEL PERAMALAN 9
III. BAGIAN UMUM 23
3.1. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA 23
3.2. KEUANGAN 29
3.3. RUMAH TANGGA DAN PERLENGKAPAN 34
IV. PROGRAM DAN EVALUASI 40
4.1. PROGRAM 40
4.2. PEMANTAUAN DAN EVALUASI 63
V. PELAYANAN TEKNIS, INFORMASI, DAN DOKUMENTASI 77
5.1. PELAYANAN TEKNIS 77
5.2. INFORMASI DAN DOKUMENTASI 100
VI. PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT 109
VII. PENUTUP 111
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | v
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Distribusi SDM BBPOPT pada Tahun 2017 Menurut Pendidikan 6
2. Rincian Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan 6
3. Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca Posisi Per Tanggal 31
Desember 2017
7
4. Realisasi Anggaran Berdasarkan Indikator Kenerja Kegiatan 8
5. Tabel Presence and Absence Untuk Pendugaan Populasi Wereng
Batang Coklat
12
6. Perbandingan Intensitas Kerusakan Antara Lokasi Yang Dilakukan
Pengendalian Tikus dan Kontrol
13
7. Perbandingan Rerata Kerusakan Penyakit Blas Pada Petak
Perlakuan
14
8. Perbandingan Rerata Kerusakan Akibat PBP Pada Petak Perlakuan 15
9. Daya Berkecambah Benih Uji 17
10. Ketahanan Varietas Jagung terhadap Penyakit Bulai 19
11. Mutasi Pegawai BBPOPT Selama Tahun 2017 23
12. Pegawai BBPOPT Pensiun, Pensiun Dini dan Meninggal 24
13. Kenaikan Pangkat Pegawai BBPOPT Tahun 2017 24
14. Jumlah Pegawai Yang Mengambil Cuti Tahun 2017 25
15. Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Tahun 2017 (%) 26
16. Daftar Pegawai Yang Memperoleh Penghargaan Satya Lancana
Karya Satya Sampai Akhir Tahun 2017
26
17. Pegawai Yang Mengikuti Tugas Belajar 28
18. Pegawai Yang Mengikuti Pelatihan 28
19. Pengadaan Barang Alat Pengolah Data dan Peralatan Fasilitas
Perkantoran
37
20. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Padi di Indonesia MT 2017 45
21. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung di Indonesia MT
2017
45
22. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai di Indonesia MT
2017
46
23. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi di Indonesia MT 2017/2018 46
24. Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung di Indonesia MT 2017/2018 47
25. Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai di Indonesia MT
2017/2018
48
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | vi
26. Daftar Provinsi dan Kabupaten/LPHP Yang Telah Diberikan
Bimbingan Teknis Pengembangan Peramalan OPT Spesifik Lokasi
Provinsi dan Kabupaten Tahun 2017
49
27. Capaian Kinerja Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Tahun 2017
64
28. Hasil Penilaian Mandiri SPI atas Kegiatan BBPOPT Tahun 2017 67
29. Laboratorium Yang Sudah Dipantau Pada Tahun 2017 68
30. Alat Laboratorium yang Rusak dan Tidak Lengkap Tahun 2017 78
31. Perawatan dan Perbaikan Alat Laboratorium Tahun 2017 78
32. Usulan dan Pemeliharaan Sarana Teknis Tahun 2017 79
33. Daftar Pengadaan Sarana Teknis pada Tahun 2017 80
34. Daftar Awetan di Basah Laboratorium Fitopatologi 85
35. Daftar Hasil Isolasi Patogen di Laboratorium Fitopatologi 85
36. Hasil Identifikasi Sampel di Laboratorium Fitopatologi 86
37. Pengujian Sampel di Laboratorium PCR 88
38. Hasil Pengujian Laboratorium Agens Hayati 93
39. Hasil Pengujian Agar Darah 97
40. Hasil Sequencing Agens Hayati 98
41. Hasil Eksplorasi Agens Hayati 99
42. Distribusi Publikasi pada Tahun 2017 105
43. Daftar Petugas SMS Base Server di Provinsi dan Kabupaten 105
44. Jumlah Data SMS Peringatan Dini Serangan OPT dari 6 Provinsi 106
45. Daftar Stasiun Kegiatan Siaran Radio dan Televisi Tahun 2017 106
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Struktur Organisasi Balai Besar Peramalan OPT (Permentan
Nomor: 76/Permentan/OT.140/11/2011)
4
2. Struktur Organisasi Satlak Pengendalian Intern 66
3. Diseminasi Informasi Melalui Pameran 102
4. Contoh Leaflet Yang Dibuat Pada Tahun 2017 102
5. Contoh Poster BBPOPT yang dicetak Tahun 2017 103
6. Brosure yang diterbitkan Tahun 2017 104
7. Majalah Peramalan OPT Tahun 2017 104
8. Kegiatan Talkshow Siaran Televisi 107
9. Kegiatan Diseminasi Informasi Melalui Siaran Radio 107
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Daftar Urut Kepangkatan BBPOPT Per Desember 2017 113
2. Simonev BBPOPT Per 31 Desember 2017 126
3. Piagam Kerja Sama BBPOPT dengan Faperta Uninus
Bandung
127
4. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Peramalan
Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2017
128
5. Daftar Mahasiswa Magang di BBPOPT Tahun 2017 129
6. Daftar Peserta Magang di BBPOPT Tahun 2017 130
7. Daftar Kunjungan Instansi di BBPOPT Tahun 2017 131
8. Daftar Layanan Konsultasi Teknis BBPOPT Tahun 2017 132
9. Daftar Peserta Praktek Kerja dan Magang di BBPOPT Tahun
2017
134
10. Daftar Peserta Pelatihan P3OPT TAHAP I Tahun 2017 135
11. Daftar Peserta Pelatihan P3OPT TAHAP II Tahun 2017 136
12. Daftar Peserta Pelatihan Agens Hayati TAHAP I Tahun 2017 137
13. Daftar Peserta Pelatihan Agens Hayati TAHAP II Tahun 2017 138
14. Daftar Pegawai BBPOPT Yang Diperbantukan di Lingkup
Ditjen Tanaman Pangan
139
15. Stok Pestisida Cadangan Nasional di Gudang BBPOPT Per 31
Desember 2017
140
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Sektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran
penting sektor pertanian ini tergambar dalam kontribusi sektor pertanian dalam
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Berdasarkan data BPS, perekonomian
Indonesia pada tahun 2017 tumbuh sebesar 5,07 %, dengan sektor pertanian termasuk
empat besar penyumbang PDB terbesar. Adapun rincian sektor-sektor penyumbang
terbesar PDB adalah sektor konstruksi (6,79 %), perdagangan (4,44 %), pengolahan
(4,27 %) dan pertanian (3,81 %).
Kebijakan program tanaman pangan tahun 2017 adalah melanjutkan dan memantapkan
kegiatan tahun 2016 yang telah mampu meningkatkan indikator kinerja produksi
komoditas tanaman pangan. Upaya pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan dilakukan dengan mengupayakan berbagai
terobosan kegiatan yang mampu mendongkrak produksi antara lain melalui perluasan
areal tanam baru. Seiring dengan hal tersebut, penyediaan sarana dan prasarana
produksi dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) juga menjadi hal yang
tidak kalah penting.
Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan dalam Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan
Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan, Balai Besar Peramalan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) melaksanakan kegiatan Pengembangan
Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan. Kegiatan ini dilaksanakan
dalam upaya mendukung pencapaian dan terlaksananya luas areal tanaman pangan
aman dari gangguan OPT. Dukungan anggaran untuk melaksanakan kegiatan tersebut
telah ditetapkan dalam DIPA Tahun Anggaran 2017 setelah refocusing sebesar
Rp. 16.689.224.000,-. Capaian kinerja BBPOPT Tahun 2017 diukur berdasarkan tiga
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yaitu: a) Jumlah Model Peramalan OPT, b) Jumlah
Layanan Internal (overhead), c) Jumlah Layanan Internal Perkantoran.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 2
1.2. PROFIL BBPOPT Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Pusat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal
Tanaman Pangan dan secara teknis dibina oleh Direktur Perlindungan Tanaman Pangan
dan Direktur Perlindungan Hortikultura. Hal tersebut tercantum dalam Permentan
Nomor: 76/ Permentan/ OT.140/11/2011 tanggal 30 November 2011 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan.
Dalam kedudukannya BBPOPT mengemban tugas melaksanakan dan mengembangkan
peramalan OPT serta rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
VISI Dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta menjawab tantangan lingkungan stratejik
yang dihadapi tersebut di atas, BBPOPT mempunyai visi “Menjadi Lembaga Terpercaya
dan Pusat Pengembangan Peramalan OPT dan Diakui Dunia Internasional”.
MISI Dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka BBPOPT merumuskan misi sebagai
berikut:
a) Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Petugas di Bidang Pengamatan,
Peramalan, dan Pengendalian OPT (P3OPT);
b) Menciptakan Model Peramalan OPT yang tepat dan akurat;
c) Menciptakan Metode Pengamatan OPT yang tepat dan akurat;
d) Merakit dan Mengembangkan Teknologi Pengendalian OPT tepat guna yang efektif,
efisien dan aman;
e) Menerapkan dan mengembangkan teknologi PHT spesifik lokasi; dan
f) Meningkatkan pelayanan dan diseminasi informasi P3OPT.
TUGAS Dalam Kedudukannya BBPOPT mengembangkan tugas melaksanakan dan
mengembangkan peramalan OPT serta rujukan proteksi tanaman pangan dan
hortikultura.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 3
FUNGSI Dalam melaksanakan tugasnya, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1) Penyusunan program dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan
rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura;
2) Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT, dan faktor penentu
perkembangan OPT;
3) Pelaksanaan dan penyusunan peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT;
4) Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan dan pengamatan,
pengendalian OPT berdasarkan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT);
5) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan,
pengamatan dan pengendalian OPT;
6) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu standar
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP);
7) Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis peramalan, pengamatan, dan
pengendalian OPT;
8) Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT dan
rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura;
9) Pengelolaan cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional; dan
10) Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT.
Motto “Peramalan Akurat, Pengendalian Tepat, Produksi Meningkat”
Maklumat “BBPOPT Melayani Konsultasi Teknologi P3OPT Gratis”
1.3. STRUKTUR ORGANISASI Dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi, BBPOPT dipimpin oleh seorang Kepala
dan dibantu oleh 3 (tiga) pejabat Eselon III dan 7 (tujuh) Eselon IV sebagaimana
tercantum dalam Permentan Nomor: 76/Permentan/ OT.140/11/2011 tanggal 30
November 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 4
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Besar Peramalan OPT (Permentan Nomor: 76/Permentan/OT.140/11/2011).
Pelaksanaan tugas pekerjaan secara rinci telah diatur dalam Permentan Nomor
44/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 19 Juni 2012 tentang Rincian Tugas Pekerjaan
Eselon IV linggkup BBPOPT. Tugas dan fungsi Eselon III lingkup BBPOPT adalah sebagai
berikut:
1) Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, tata usaha,
keuangan, rumah tangga dan perlengkapan serta penyimpanan dan pengelolaan
cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional. Dalam melaksanakan tugasnya,
Bagian Umum mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Pelaksanaan urusan kepegawaian, surat-menyurat dan kearsipan.
b) Pelaksanaan urusan keuangan.
c) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan.
d) Pengelolaan cadangan bahan pengendali OPT tingkat nasional.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Umum dibantu oleh Subbagian Kepegawaian
dan Tata Usaha, Keuangan serta Rumah Tangga dan Perlengkapan.
2) Bidang Program dan Evaluasi Pengelolaan penyusunan program dan evaluasi
peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan
dan hortikultura merupakan tugas Bidang Program dan Evaluasi. Dalam
melaksanakan tugasnya, Bidang Program dan Evaluasi menyelanggarakan fungsi:
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 5
a) Penyusunan rencana, program dan anggaran peramalan, pengembangan
peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
b) Pelaksanaan kerjasama peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan
rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
c) Pemantauan dan evaluasi peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan
rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
d) Penyusunan laporan hasil peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan
rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
Dalam melaksanakan fungsinya, Bidang Program dan Evaluasi dibantu oleh Seksi
Program dan Seksi Pemantauan dan Evaluasi.
3) Bidang Pelayanan Teknis Pengelolaan pemberian dan pelayanan peramalan,
pengamatan dan pengendalian OPT, penyusunan informasi dan dokumentasi hasil
peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT, pengembangan peramalan,
pengamatan, pelaksanaan pemberian bimbingan teknis peramalan, pengamatan
dan pengendalian OPT serta rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura
merupakan tugas Bidang Pelayanan Teknis, Informasi dan Dokumentasi. Dalam
melaksanakan tugasnya, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a) Pemberian pelayanan teknis peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT,
pengembangan peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT, serta rujukan
proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
b) Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil peramalan, pengamatan, dan
pengendalian OPT, serta pengembangan peramalan, pengamatan, dan
pengendalian OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan holtikultura.
Dalam melaksanakan fungsinya, Bidang Pelayanan Teknis, Informasi dan
Dokumentasi dibantu oleh Seksi Pelayanan Teknis, dan Seksi Informasi dan
Dokumentasi.
1.4. SUMBER DAYA MANUSIA Pada awal tahun 2017 sumber daya manusia (SDM) BBPOPT berjumlah 92 pegawai,
terdiri dari 11 Pejabat Struktural, 39 Pejabat Fungsional Umum dan 42 Pejabat
Fungsional Khusus POPT. Sedangkan proporsi pegawai berdasarkan bagian/bidang
adalah Bagian Umum 27 pegawai; Bidang Program dan Evaluasi 10 pegawai; Bidang
Pelayanan Teknis, Informasi dan Dokumentasi 13 pegawai; dan Kelompok Jabatan
Fungsional 42 pegawai.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 6
Selama kurun waktu 2017 terjadi pengurangan jumlah pegawai sebanyak 10
pegawai dan penambahan sebanyak 3 pegawai, sehingga pada akhir tahun 2017 menjadi
85 orang pegawai.
Tabel 1. Distribusi SDM BBPOPT Pada Tahun 2017 Menurut Pendidikan
Tabel 2. Rincian Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan
Dalam rangka mendorong peningkatan layanan dan kinerja pada Tahun 2017,
BBPOPT merekrut 22 orang tenaga kerja kontrak yang sumber pembiayaannya
dibebankan pada DIPA BBPOPT TA 2017, sebagai berikut:
S2 S1 D3 SLTA SLTP Jumlah SLTA SLTP SD Jumlah
1 Kepala Balai 1 1
Kepala Bagian Umum 1 1
- Sub Bag Kepegawaian 2 1 2 5
- Sub Bag Keuangan 2 6 8
- Sub Bag Rumah Tangga dan Perlengkapan 8 1 9 14 3 5 22
Kepala Bidang Program dan Evaluasi 1 1
- Kasei Program 3 2 5
- Kasei Pemantauan dan Evaluasi 1 3 4
4 Kepala Bidang YantekIndok 1 1
- Kasie Pelayanan Teknis 2 4 6
- Kasie Infomasi dan Dokumentasi 3 2 5
5 Kelompok Fungsional 1 15 8 15 39
4 29 9 42 1 85 14 3 5 22Jumlah
2
3
Pendidikan
PNS Tenaga KontrakUnit KerjaNo.
A B C D A B C D A B C D
1 Kepala Balai 1 1
Kepala Bagian Umum 1 1
- Sub Bag Kepegawaian 2 1 1 1 5
- Sub Bag Keuangan 3 2 1 1 7
- Sub Bag Rumah Tangga dan Perlengkapan 3 3 1 1 1 1 10
Kepala Bidang Program dan Evaluasi 1 1
- Kasei Program 1 1 2 1 5
- Kasei Pemantauan dan Evaluasi 1 1 1 1 4
4 Kepala Bidang YantekIndok 1 1
- Kasie Pelayanan Teknis 1 3 1 1 6
- Kasie Infomasi dan Dokumentasi 3 1 1 5
5 Kelompok Fungsional 3 15 7 1 3 4 4 2 39
1 1 1 0 12 28 9 8 5 6 8 6 85
Distribusi SDM
2
Gol IVNo Jumlah
3
Jumlah
Gol III Gol II
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 7
a. Tenaga Kerja Kebersihan Kantor dan Lingkungannya sebanyak 8 orang;
b. Tenaga Kerja Kebersihan Laboratorium, Rumah Kaca, Kebun Koleksi dan Kebun
Percobaan sebanyak 4 orang;
c. Tenaga Kerja Keamanan Kantor dan Lingkungannya sebanyak 6 orang;
d. Tenaga Kerja Pengemudi Kendaraan Dinas sebanyak 2 orang;
e. Tenaga Kerja Pramu Humas sebanyak 2 orang.
1.5. SARANA DAN PRASARANA Sarana dan prasarana yang dimiliki Balai Besar Peramalan OPT untuk tahun anggaran
2017 berdasarkan audit neraca BMN maka posisi Barang Milik Negara (BMN) Balai Besar
Peramalan OPT per 31 Desember 2017.
Tabel 3. Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca Posisi Per Tanggal 31 Desember 2017
117111 Barang Konsumsi 119.498.500
117113 Bahan untuk pemeliharaan 277.000
117114 Suku cadang 960.000,00
117131 Bahan baku 596.700,00
117199 Persediaan lainnya 0
131111 Tanah 17.466.992.000
132111 Peralatan dan mesin 25.469.122.629
133111 Gedung dan bangunan 18.292.967.599
134112 Irigasi 403.675.700
134113 Jaringan 298.350.000
135111 Aset tetap dan renovasi 2.572.000.000
135121 Aset tetap lainnnya 24.936.450
136111 Konstruksi dalam pengerjaan 0
137111 Akumulasi penyusutan peralatan dan mesin (12.956.274.324)
137211 Akumulasi penyusutan gedung dan bangunan (4.682.143.871)
137312 Akumulasi penyusutan irigasi (26.592.053)
137313 Akumulasi penyusutan jaringan (44.752.500)
166112 Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi
pemerintah
68.580.000
169122 Akumulasi penyusutan aset tetap yang tidak
digunakan dalam operasi
(68.580.000)
Jumlah 46.939.613.830
NILAI (RP)URAIAN KODE
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 8
1.6. ANGGARAN DAN REALISASI Dalam rangka mendukung kegiatan pengembangan peramalan serangan
organisme pengganggu tumbuhan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (BBPOPT) pada Tahun Anggaran 2017 telah dialokasikan anggaran (setelah
refocusing) sebesar Rp. 16.689.224.000,-.
Realisasi Keuangan
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) pada Tahun
Anggaran 2017 telah dialokasikan anggaran (setelah refocusing) sebesar
Rp. 16.689.224.000,-. Capaian realisasi serapan anggaran BBPOPT per tanggal 31
Desember 2017 adalah sebesar Rp. 16.125.822.155,- atau sebesar 96,62%. Secara
lengkap realisasi anggaran berdasarkan indikator dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Realisasi Anggaran Berdasarkan Indikator Kenerja Kegiatan
1768PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN
ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
1.768.007 Jumlah Model Peramalan OPT 5.152.039.000 5.036.834.720 97,76
1.768.994 Jumlah Layanan Perkantoran 7.502.268.000 7.093.287.691 94,55
1.768.951 Jumlah Layanan Internal (Overhead )
051 Pengadaan Alat Pengolah Data 440.626.000 440.382.628 99,94
052 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 2.738.440.000 2.737.325.897 99,96
054 Rencana Anggaran BBPOPT 253.384.000 231.586.050 91,40
055Pemantauan, Evaluasi Mutu Lab. PHP dan
Agens Hayati 39.948.200 39.687.100 99,35
056Pemantauan, Evaluasi Kegiatan Lapang
BBPOPT 14.863.800 14.863.800 100,00
057 Layanan Manajamen Keuangan 518.780.000 502.821.077 96,92
058 Layanan Manajaemen BMN 28.875.000 28.818.550 99,80
16.689.224.000 16.125.607.513 96,62
KodeKegiatan/ Sub Kegiatan/Uraian/Indikator
Output
TOTAL
Pagu Anggaran
(Rp)
Realisasi 31
Des (Rp)
Realisasi
s/d 31
Des (%)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 9
BAB II
CAPAIAN KINERJA
PENGEMBANGAN MODEL
PERAMALAN
2.1. PENGEMBANGAN MODEL PERAMALAN
Teknologi Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT (P3OPT) yang dihasilkan dari
IKK ini pada Tahun 2017 dari target 15 model meliputi pengembangan 9 model teknologi
P3OPT pada tanaman padi, 3 model pada jagung dan 3 model pada kedelai, (Kegiatan
Kajian Lapang 8 model, Endemis 3 model dan Semi Laboratorium 4 model) dengan hasil
sebagai berikut:
A. Pengembangan Model Teknologi P3OPT Padi
1. Pendugaan Kehilangan Hasil Akibat Penyakit Bercak Sempit Cercospora
janseana pada Tanaman Padi
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui tingkat intensitas dan
kehilangan hasil akibat penyakit Cercospora janseana pada tanaman padi.
Kegiatan ini dilaksanakan pada mulai dari bulan Februari - Juni 2017 di
Kabupaten Purwakarta. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode survei dengan
15 hamparan dan 3 petak sebagai ulangan. Pemilihan hamparan berdasarkan
kriteria ketinggian hamparan yaitu (a). Hamparan dataran rendah (0-200 mdpl),
(b). Hamparan dataran sedang (200-700 mdpl), dan (c). Hamparan dataran tinggi
(> 700 mdpl). Pengamatan dilaksanakan dalam 6 (enam) kali pengamatan dengan
interval 2 (dua) minggu. Pengamatan dilakukan dengan pengumpulan intensitas
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 10
serangannya. Tiap petak ulangan diamati 30 rumpun secara diagonal.
Pengamatan sampel panen dilakukan dengan mengambil 10 rumpun contoh.
Hasil dari kajian ini adalah:
a) Penyakit bercak sempit Cercospora janseana muncul di pertanaman padi
pada umur 30 HST.
b) Pengaruh serangan penyakit bercak sempit kategori sedang terhadap
kehilangan hasil pada pertanaman padi dapat diestimasi dengan model
hubungan linear 1 faktor yaitu Y = 0,5374 X – 0,1253; R2= 0,83, P= 0,0000
Y = kehilangan hasil (%) dan X = intensitas serangan pada saat panen (%).
2. Pengembangan Model Peramalan Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae)
pada Tanaman Padi
Kajian ini bertujuan untuk menyusun pengembangan model peramalan hawar
daun bakteri (Xanthomonas oryzae) pada tanaman padi. Sasaran kegiatan
Terlaksananya kegiatan pengembangan model peramalan hawar daun bakteri
(Xanthomonas oryzae) pada tanaman padi. Kajian dilaksanakan pada bulan
Januari sampai dengan Desember 2017 di Kabupaten Subang, di sepuluh (10)
Kecamatan yaitu : Sukasari, Pamanukan, Legon Kulon, Pusakanegara, Compreng,
Cibogo, Subang, Pagaden Barat, Cikaum, Purwodadi. Penentuan lokasi
berdasarkan informasi patotipe tahun 2013 dan keseragaman umur tanaman
pada saat pengamatan.
Parameter yang diamati yaitu skor intensitas serangan Hawar Daun Bakteri (HDB)
pada setiap rumpun. Hasil dianalisis menggunakan regresi. Model peramalan
yang diperoleh yaitu
Y = 5,349 X + 0,263 ; R² = 0,603, P=0.0000
dimana Y = intensitas serangan umur 12 MST (%) dan
X = intensitas serangan umur 6 MST (%).
3. Peramalan penyakit Berbasis Epidemiologi Penyakit Tungro pada Tanaman
Padi
Penyakit tungro menjadi salah satu penyakit penting pada tanaman padi yang
disebabkan oleh dua jenis virus, yaitu RTBV dan RTSV dan ditularkan oleh wereng
daun hijau (Nephotettix virescens). Tujuan kajian untuk mengetahui faktor
epidemiologi yang berpengaruh terhadap perkembangan penyakit tungro dalam
bentuk model peramalan. Kegiatan dilaksanakan dari Bulan Februari – Juni 2017
di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pengamatan dilakukan pada 18 hamparan.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 11
Intensitas penyakit diamati secara mutlak sebanyak 300 rumpun setiap
hamparan dan populasi wereng daun hijau serta musuh alami diperoleh dengan
penyapuan sebanyak 25 kali ayunan setiap petak pengamatan. Analisis data
berdasarkan intensitas penyakit tungro, populasi serangga vektor, populasi
musuh alami, curah hujan, suhu, kelembaban dan ketinggian dengan
menggunakan regresi korelasi.
Kajian ini untuk mengetahui faktor epidemiologi yang berpengaruh terhadap
perkembangan penyakit tungro. Hasil kajian ini mengindikasikan bahwa model
epidemi penyakit tungro dengan regresi linear yaitu
Y= (10^(1,29*Log(X+1)+0,09))-1 ;R2=0,82 P=0,0000, dimana Y = intensitas
serangan tungro (%), X = populasi wereng daun hijau umur 3 MST (ekor/25
ayunan tunggal).
Model tersebut secara signifikan dapat menjelaskan adanya korelasi antara
serangga vektor dengan intensitas penyakit tungro pada tanaman padi.
4. Pengembangan Metode Presence and Absence untuk Pendugaan Populasi WBC
Metode presence and absence adalah metode pengamatan tanpa menghitung
jumlah populasi pada satuan rumpun contoh. Metode ini merupakan hasil
pengembangan metode penarikan contoh tahun 2016. Selanjutnya pada tahun
2017 dilakukan pengembangan metode presence and absence untuk pendugaan
populasi wereng batang coklat pada pertanaman padi sebagai kegiatan
penyempurnaan metode dengan melakukan validasi dari nilai rerata populasi
WBC hasil pengamatan dengan nilai pendugaan populasi WBC metode presence
and absence. Kajian pengembangan metode presence and absence untuk
pendugaan populasi wereng batang coklat pada pertanaman padi dilaksanakan
selama satu musim tanam dimulai dari bulan Pebruari sampai dengan Mei 2017,
bertempat di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.
Pendugaan populasi WBC pada pertanaman padi dengan Metode Presence and
Absence berdasarkan model hubungan regresi linear antara proporsi rumpun
berpopulasi Wereng Batang Coklat (WBC) dengan rerata populasi WBC pada
umur 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56, 63, 70, 77, 84, 91, 98, dan 105 HST. Masing-
masing model pendugaan populasi WBC menurut umur tersebut di
implementasikan ke dalam sebuah Tabel Presence and Absence (Tabel-PA).
Kesesuaian Tabel-PA dalam pendugaan populasi ditentukan oleh dinamika
populasi WBC saat pelaksanaan kajian metode presence and absence
dikembangkan. Hasil validasi menunjukkan bahwa metode presence and absence
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 12
sesuai diterapkan pada kisaran umur 14-35 HST (G0), Over Estimasi pada kisaran
umur 42 - 63 HST (G1) dengan nilai persentase kesalahan absolut (APE) berkisar
antara 2% - 80%, dan dominan sesuai pada umur 70 – 91 (G2).
Tabel 5. Tabel Presence and Absence Untuk Pendugaan Populasi Wereng Batang
Coklat
5. Penanganan Daerah Endemis Serangan Tikus
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan model pengendalian
tikus sawah di pertanaman padi. Kegiatan dilaksanakan pada lahan dengan
waktu tanam serempak di Kabupaten Indramayu, Kecamatan Bangodua, Desa
Rancasari, Kelompok Tani Tanijaya 3 di MT I dan Tanijaya 2 di MT II, pada areal
seluas 236 ha. Berubahnya lokasi kegiatan dikarenakan setelah MT I kelompok
tani Tanijaya 2 melaksanakan program tanam kedelai sehingga tidak bisa
dilanjutkan dan dipindahkan ke kelompok tani Tanijaya 3. Dalam
14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98 105
0,03 0,04 0,04 0,15 0,19 0,24 0,32 1,22 3,13 4,79 1,33 0,51 0,06 0,34 0,44
0,07 0,08 0,08 0,27 0,41 0,54 0,44 1,39 3,28 5,03 1,66 0,73 0,31 0,47 0,49
0,10 0,12 0,11 0,40 0,62 0,83 0,57 1,55 3,43 5,28 1,99 0,96 0,56 0,60 0,53
0,13 0,16 0,15 0,52 0,83 1,13 0,69 1,72 3,58 5,52 2,31 1,19 0,81 0,73 0,58
0,17 0,20 0,19 0,65 1,04 1,43 0,81 1,88 3,73 5,77 2,64 1,42 1,06 0,86 0,63
0,20 0,24 0,22 0,77 1,26 1,73 0,94 2,04 3,88 6,01 2,97 1,65 1,31 0,99 0,68
0,23 0,28 0,26 0,90 1,47 2,02 1,06 2,21 4,03 6,26 3,30 1,87 1,56 1,12 0,73
0,27 0,32 0,30 1,02 1,68 2,32 1,19 2,37 4,18 6,50 3,63 2,10 1,81 1,24 0,78
0,30 0,36 0,33 1,15 1,90 2,62 1,31 2,54 4,33 6,75 3,96 2,33 2,06 1,37 0,83
0,33 0,39 0,37 1,27 2,11 2,92 1,43 2,70 4,48 6,99 4,28 2,56 2,32 1,50 0,88
0,37 0,43 0,41 1,40 2,32 3,21 1,56 2,87 4,63 7,23 4,61 2,79 2,57 1,63 0,93
0,40 0,47 0,45 1,52 2,54 3,51 1,68 3,03 4,78 7,48 4,94 3,01 2,82 1,76 0,97
0,43 0,51 0,48 1,65 2,75 3,81 1,81 3,20 4,92 7,72 5,27 3,24 3,07 1,89 1,02
0,47 0,55 0,52 1,77 2,96 4,11 1,93 3,36 5,07 7,97 5,60 3,47 3,32 2,02 1,07
0,50 0,59 0,56 1,90 3,17 4,40 2,05 3,52 5,22 8,21 5,92 3,70 3,57 2,15 1,12
0,53 0,63 0,59 2,02 3,39 4,70 2,18 3,69 5,37 8,46 6,25 3,93 3,82 2,28 1,17
0,57 0,67 0,63 2,14 3,60 5,00 2,30 3,85 5,52 8,70 6,58 4,15 4,07 2,41 1,22
0,60 0,71 0,67 2,27 3,81 5,30 2,43 4,02 5,67 8,94 6,91 4,38 4,32 2,54 1,27
0,63 0,75 0,70 2,39 4,03 5,59 2,55 4,18 5,82 9,19 7,24 4,61 4,58 2,67 1,32
0,67 0,79 0,74 2,52 4,24 5,89 2,67 4,35 5,97 9,43 7,57 4,84 4,83 2,80 1,37
0,70 0,83 0,78 2,64 4,45 6,19 2,80 4,51 6,12 9,68 7,89 5,07 5,08 2,93 1,41
0,73 0,87 0,82 2,77 4,67 6,49 2,92 4,68 6,27 9,92 8,22 5,29 5,33 3,06 1,46
0,77 0,91 0,85 2,89 4,88 6,78 3,05 4,84 6,42 10,17 8,55 5,52 5,58 3,19 1,51
0,80 0,95 0,89 3,02 5,09 7,08 3,17 5,00 6,57 10,41 8,88 5,75 5,83 3,32 1,56
0,83 0,99 0,93 3,14 5,31 7,38 3,29 5,17 6,72 10,66 9,21 5,98 6,08 3,44 1,61
0,87 1,02 0,96 3,27 5,52 7,68 3,42 5,33 6,87 10,90 9,53 6,21 6,33 3,57 1,66
0,90 1,06 1,00 3,39 5,73 7,98 3,54 5,50 7,02 11,14 9,86 6,43 6,58 3,70 1,71
0,93 1,10 1,04 3,52 5,94 8,27 3,67 5,66 7,17 11,39 10,19 6,66 6,84 3,83 1,76
0,97 1,14 1,07 3,64 6,16 8,57 3,79 5,83 7,32 11,63 10,52 6,89 7,09 3,96 1,81
1,00 1,18 1,11 3,77 6,37 8,87 3,91 5,99 7,47 11,88 10,85 7,12 7,34 4,09 1,86
Proporsi
(p)
RATA-RATA POPULASI WBC (m) MENURUT UMUR TANAMAN PADI
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 13
pelaksanaannya, kegiatan dibagi 2 musim tanam di kelompok yang berbeda yaitu
MT I di KT Tanijaya 3 dan MT II di KT Tanijaya 2. Kegiatan dibantu oleh Sub Unit
PHPTPH Indramayu, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, Koordinator POPT-PHP,
Penyuluh dan petani sebagai pelaksana.
Paket pengendalian daerah endemis serangan tikus memberikan dampak nyata
seperti pada Tabel di bawah ini.
Tabel 6. Perbandingan Intensitas Kerusakan Antara Lokasi Yang Dilakukan Pengendalian Tikus dan Kontrol
Penanganan daerah endemis serangan tikus adalah sebagai berikut:
A. Pratanam
a) Pengolahan tanah dengan cara disingkal (membalikkan tanah).
b) Gropyokan dilaksanakan pada awal tanam.
c) Sanitasi lingkungan dilaksanakan dari awal tanam hingga panen.
B. Persemaian
a) Seleksi benih dengan larutan garam 3 %.
b) Perendaman benih dengan larutan agens pengendali hayati
Paenibacillus polymyxa dengan konsentrasi 5 cc/liter.
c) Pengumpanan beracun dilaksanakan dari persemaian.
d) Lane Trap Barrier Sistem (LBTS) dilaksanakan pada daerah yang
merupakan jalur lalu lintas tikus.
e) Metode Trap Barrier Sistem (TBS) dilaksanakan pada pertanaman fase
persemaian.
f) Pemasangan pagar plastik dan bubu tikus di persemaian.
C. Pertanaman
a) Penanaman dengan menggunakan sistem jajar legowo
b) Pengemposan (empos gali) dilaksanakan sepanjang ada pertanaman.
c) Pengumpanan beracun dilaksanakan pada stadia tanaman bunting
dengan menggunakan rodentisida antikoagulan.
Pengendalian Kontrol
Persemaian 3,66 7,6 tidak berbeda nyata
Vegetatif 0,04 10,14 berbeda nyata
Generatif 0,07 18,35 berbeda nyata
Fase
Pertanaman
Intensitas Serangan Tikus (%)Keterangan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 14
Keberhasilan penerapan teknologi penanganan daerah endemis tikus perlu
didukung dengan menciptakan harmonisasi dan kerjasama para petugas lapang
baik POPT, BP3K, Mantri Tani dan PPL serta pembinaan yang intensif kepada
petani melalui pemberdayaan kelompok tani.
6. Penanganan Daerah Endemis OPT Penyakit Blas
Kajian penanganan daerah endemis OPT Penyakit Blas dilaksanakan di Desa
Seulaawi Kecamatan Pasawahan Kabupaten Purwakarta dan Desa Cijambe,
Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang. Kegiatan kajian ini dimulai pada bulan
Juli sampai Desember 2017. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mendapatkan
model penanganan penyakit blas.
Paket penanganan daerah endemis penyakit blas memberikan pengaruh nyata
terhadap intensitas serangan. Hasil dari kajian ini tersaji dalam tabel berikut :
Tabel 7. Perbandingan Rerata Kerusakan Penyakit Blas Pada Petak Perlakuan
Petak Pengendalian Petak Kontrol
Persemaian 0,56 0,96 Tidak berbeda nyata
Vegetatif 1 4Tidak berbeda nyata
(leaf blast )
Generatif 0 15,11berbeda nyata (neck
blast )
PetakRerata Kerusakan (%)
Keterangan
Produksi padi yang dicapai sebelum pelaksanaan kegiatan berkisar 1,5 - 3,1
ton/ha dan setelah dilakukan kegiatan pengendalian penyakit blas produksi pada
kisaran 4,6 – 5,5 ton/ha. Dengan model tersebut dirasakan oleh petani bila
dibandingkan sebelum adanya kegiatan penanganan, kenaikan produksi sekitar
32,6 – 56,3 %. Dengan kata lain serangan penyakit blas sangat mempengaruhi
terhadap produksi dan aplikasi Paenibacillus polymyxa dapat menekan serangan
penyakit blas. Paket penanganan daerah endemis penyakit blas adalah sebagai
berikut :
A. Pratanam
a) Pengolahan tanah dengan cara disingkal (membalikkan tanah).
b) Sanitasi lingkungan dilaksanakan dari awal tanam hingga panen
(membersihkan rerumputan di sekitar persemaian).
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 15
B. Persemaian
a) Seleksi benih dengan larutan garam 3 %.
b) Perendaman benih dengan larutan agens pengendali hayati Paenibacillus
polymyxa dengan konsentrasi 5 cc/liter.
c) Aplikasi Paenibacillus polymyxa di persemaian umur 10 HSS (dosis 5
cc/liter).
C. Pertanaman
a) Penanaman dengan menggunakan sistem jajar legowo.
b) AplikasiPaenibacillus polymyxa dipertanaman umur 2, 4, 6 dan 8 MST (dosis 5 cc/liter).
Keberhasilan penerapan teknologi penanganan daerah endemis blas perlu
didukung dengan menciptakan harmonisasi dan kerjasama para petugas
lapang baik POPT, BP3K, Mantri Tani dan PPL serta pembinaan yang intensif
kepada petani melalui pemberdayaan kelompok tani.
7. Penanganan Daerah Endemis OPT Penggerek Batang Padi
Kajian penanganan daerah endemis OPT Penggerek Batang Padi berlokasi di Desa
Sukakerta, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi pada Musim Penghujan
(MH) dan di Desa Jatianom, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon Pada
Musim Kemarau (MK) Tahun 2017 yang ditentukan berdasarkan keadaan OPT
penggerek batang padi pada musim tanam sebelumnya. Penanganan daerah
endemis Penggerek Batang Padi (PBP) mampu memberikan pengaruh nyata
terhadap intensitas serangan.
Tabel 8. Perbandingan Rerata Kerusakan Akibat PBP Pada Petak Perlakuan
Berdasarkan hasil kajian di atas, produksi padi yang mendapat perlakuan
pengendalian PBP rata-rata sebesar 6,19 ton/ha, sedangkan untuk petak kontrol
produksinya sekitar 5,17 ton/ha.
Paket penanganan daerah endemis PBP sebagai berikut:
A. Pratanam
a) Pengolahan tanah dengan cara disingkal (membalikkan tanah)
b) Sanitasi lingkungan dilaksanakan dari awal tanam hingga panen
Petak Pengendalian Petak Kontrol
Vegetatif 0 2 Berbeda nyata
Generatif 1,17 4,23 Berbeda nyata
PetakRerata Kerusakan (%)
Keterangan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 16
c) Monitoring larva pada tunggul padi
d) Menanam tanaman refugia/ palawija/ tanaman hortikultura
B. Persemaian
a) Seleksi benih dengan larutan garam 3 %.
b) Perendaman benih dengan larutan agens pengendali hayati
Paenibacillus polymyxa dengan konsentrasi 5 cc/liter.
c) Pembalikan tanah untuk lahan pertanaman dan pemetaan kantung larva
d) Pelepasan parasitoid Trichogramma dengan cara pemasangan pias
parasitoid Trichogramma jika sudah ada penerbangan ngengat
penggerek batang padi, untuk persemaian yang setara dengan 1 ha
dilepaskan sebanyak 2 kali (umur 10 HSS dan 14 HSS) sebanyak 4 pias
setiap kali pelepasan.
e) Aplikasi karbofuran 5 hari sebelum tanam.
C. Pertanaman
a) Pengumpulan kelompok telur semaksimal mungkin dimasukkan ke
dalam bumbung konservasi.
b) Pelepasan parasitoid Trichogramma jika sudah ada penerbangan
ngengat penggerek batang padi, dengan cara pemasangan pias
parasitoid Trichogramma setiap minggu dari umur 2 – 8 MST dengan
dosis 12 pias/ha sekali pelepasan.
c) Evaluasi tingkat parasitasi dengan cara pengambilan sampel kelompok
telur PBP dan dihitung tingkat parasitasinya.
Keberhasilan penerapan teknologi penanganan daerah endemis PBP perlu
didukung dengan menciptakan harmonisasi dan kerjasama para petugas
lapang baik POPT, BP3K, Mantri Tani dan PPL serta pembinaan yang intensif
kepada petani melalui pemberdayaan kelompok tani.
8. Tingkat Kejadian dan Keparahan Penyakit Terbawa Benih pada Tanaman Padi
(Semi Laboratorium)
Beberapa penyakit tular benih pada tanaman padi belum diketahui tingkat
kejadian dan keparahan penyakit di lapangan, seperti misalnya penyakit busuk
pelepah, penyakit bercak sempit, penyakit Bacterial Red Stripe (BRS) dan
penyakit Bacterial Grain Rot (BGR). Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan tahun Anggaran 2017, akan melakukan kajian tingkat
kejadian dan keparahan penyakit terbawa benih pada tanaman padi. Tujuan dari
kegiatan ini adalah (1) Mengamati kejadian penyakit terbawa benih pada
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 17
tanaman padi pada fase pembibitan, vegetatif dan generatif tanaman, (2).
Mengetahui tingkat keparahan penyakit terbawa benih pada tanaman padi.
Kegiatan pengendalian tingkat kejadian dan keparahan penyakit terbawa benih
pada tanaman padi dilaksanakan mulai dari bulan Februari sampai dengan Juni
2017 di Lahan Percobaan dan Rumah Kaca BBPOPT. Kegiatan ini menggunakan
metode rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan kontrol dan masing-
masing perlakuan terdiri dari 5 ulangan. Adapun perlakuannya adalah benih
sehat dari lapangan, benih yang terinfeksi penyakit busuk pelepah dengan
kategori ringan, benih yang terinfeksi penyakit busuk pelepah dengan kategori
sedang, benih yang terinfeksi penyakit busuk pelepah dengan kategori berat dan
kontrol yaitu benih dari kios. Varietas yang digunakan adalah Ciherang.
Pengamatan dilaksanakan seminggu sekali sampai panen dengan tanaman yang
diamati sebanyak 25 tanaman.
a. Daya berkecambah benih uji adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Daya Berkecambah Benih Uji
b. Penyakit busuk pelepah muncul pada umur 63 HST dengan intensitas tertinggi
pada kategori perlakuan benih yang terinfeksi sedang yaitu sebesar 16,23 %.
9. Pemetaan Emerging Diseases (EIDs) pada Tanaman Padi di Kecamatan
Tirtamulya Kabupaten Karawang (Semi Laboratorium)
Emerging diseases (EIDs) merupakan peristiwa saat patogen tanaman dapat
berkembang menjadi epidemi yang tak terduga dan sangat serius, karena
pengaruh berbagai karakteristik patogen infeksi, inang yang rentan dan
lingkungan yang mendukung. Kasus EIDs terdiri dari 2 jenis, yaitu new-EIDs dan
re-EIDs. Studi kasus dilaksanakan di 10 desa di Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten
Jenis Benih Daya Berkecambah (%)
Sehat 91,2a
Infeksi Ringan 91,2a
Infeksi Sedang 75,4b
Infeksi Berat 66,4b
Kios 71,4b
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 18
Karawang dimulai dari Februari sampai Desember 2017. Tujuan kajian untuk
mengetahui kemunculan emerging diseases di Kecamatan Tirtamulya, Karawang.
Penyakit yang ditemukan pada saat pengamatan adalah sebagai berikut:
a. Penyakit kerdil hampa dengan intensitas 11 – 27% (Desa Bojongsari, Parakan
dan Kertawaluya),
b. Kerdil rumput dengan intensitas 11 – 56% (Desa Tirtasari, Karangsinom,
Karangjaya dan Parakan),
c. Bacterial Grain Rot (BGR) dengan intensitas 1,1 – 2,2% (Desa Cipondoh),
d. Bacterial Red Stripe (BRS) dengan intensitas 1,1 – 7,8% (Desa Parakan),
e. Bacterial Leaf Streak (BLS) dengan intensitas 0,7 - 4,4% (Desa Karangsinom),
f. Blas dengan intensitas 0,5 – 5,7% (Desa Parakan),
g. Bercak sempit dengan intensitas 11 – 57% (Desa Parakanmulya, Tirtasari,
Parakan, dan Bojongsari),
h. Busuk pelepah dengan intensitas 14 – 44% (Desa Parakan, Parakanmulya,
Citarik, dan Bojongsari).
B. Pengembangan Model Teknologi P3OPT Jagung
1. Uji Ketahanan Varietas Jagung Terhadap Penyakit Bulai
Penyakit bulai (downy mildew) merupakan penyakit utama pada tanaman jagung
yang disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis. Penyakit ini dapat
menimbulkan kerugian yang sangat besar. Salah satu komponen utama dalam
mengendalikan penyakit bulai adalah dengan menggunakan varietas tahan.
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi ketahanan lapang varietas jagung
terhadap penyakit bulai. Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari bulan Juli -
Desember 2017 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Metode kajian yang digunakan
adalah uji lapangan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK).
Varietas yang digunakan adalah Varietas Anoman (sebagai kontrol peka), Bima
sebagai kontrol tahan, Bisi 18, Bisi 226, Pertiwi, DK 999, P27, P35, NK 33, dan
Bonanza. Masing-masing dibuat sebanyak 3 ulangan. Pengamatan dimulai dari
tanaman berumur 1 – 8 MST dengan interval pengamatan satu minggu sekali.
Pengamatan dilakukan pada semua tanaman uji yaitu sebanyak 100 rumpun per
ulangan.
Gejala bulai muncul pada tanaman jagung umur 4 MST. Hasil dari kajian uji
ketahanan varietas jagung terhadap penyakit Bulai adalah pada tabel sebagai
berikut.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 19
Tabel 10. Ketahanan Varietas Jagung terhadap Penyakit Bulai
2. Uji Efektifitas Agens Hayati pada Pengendalian Penggerek Batang Jagung
Ostrinia furnacalis (Semi Laboratorium)
Tujuan dari kajian ini adalah mengetahui pengujian awal efektifitas agens hayati
dalam mengendalikan hama penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis).
Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari bulan Agustus sampai dengan Desember
2017 di Lahan pengujian dan Laboratorium Agens Hayati BBPOPT. Kegiatan ini
dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan
(Metharizium, Beauveria bassiana, Bakteri merah dan bakteri putih) dan 1
kontrol. Masing-masing perlakuan terdiri dari 5 ulangan. Setiap plot atau
bedengan berukuran 5 X 5 M, dengan jumlah plot sebanyak 25. Aplikasi
perlakuan Agens Hayati dilakukan pada umur 2,3,4,5 MST dengan konsentrasi 15
ml/liter dengan volume semprot 400 liter/ha. Pemasangan Feromon seks
ostrinia pada pematang petak perlakuan sebanyak 1 buah. Varietas yang
digunakan adalah Pioneer 27.
Hasil dari kajian ini :
1) Gejala serangan penggerek batang jagung muncul pada umur 4 MST.
2) Agens pengendali hayati Metharizium, Beauveria bassiana, bakteri merah
dan bakteri putih mampu mengendalikan penggerek batang jagung di lahan
percobaan BBPOPT.
No Varietas Intensitas Kategori
1 Pioneer 27 9,67 (a) tahan
2 Pioneer 35 14,3 (a) tahan
3 NK 33 8,67 (b) tahan
4 DK 999 35,6 (b) agak tahan
5 Bisi 18 23,6 (b) agak tahan
6 Bisi 226 24,0 (b) agak tahan
7 Pertiwi 45,3 (c) peka
8 Bonanza 53,8 (c) peka
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 20
3. Peranan Nematoda Heterorhabditis spp dalam Mengendalikan Hama
Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnacalis) pada Jagung
Kegiatan kajian peranan nematoda Heterorhabditis spp dalam mengendalikan
hama penggerek batang (Ostrinia furnacalis) pada jagung dilakukan dengan
metode eksperimental di lapangan di Kabupaten Majalengka pada Bulan Agustus
sampai dengan November tahun 2017.
Perlakuan pada konsentrasi nematoda 20.000 infected juvenile/m2 dengan waktu
aplikasi pada 2 MST merupakan perlakuan yang efektif untuk menekan intensitas
serangan, kepadatan populasi, dan mortalitas larva penggerek batang jagung
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Adanya pengaruh negatif akibat
perlakuan nematoda patogen serangga Heterorhabditis spp dapat digunakan
sebagai cara alternatif pengendalian bioinsektisida untuk menekan serangan
penggerek batang jagung di lapangan.
C. Pengembangan Model Teknologi P3OPT Kedelai
1. Peramalan OPT Kedelai Berdasarkan Faktor Sistem Budidaya dan Iklim
Analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan analisis Spatial
Multi Criteria Evaluation (SMCE) dengan menentukan tujuan, identifikasi
pengelompokan kriteria, skoring tiap kriteria, standardisasi skor untuk kriteria,
pembobotan untuk kriteria, peta kesesuaian dan pengambilan keputusan.
Pengamatan keadaan lapangan di pada 6 (enam) desa Kabupaten Jombang yaitu
Desa Ngrandu Lor, Kedungbetik, Pojok Kulon, Gumulan, Jatiwates, dan
Kepuhdoko. Dalam mencapai tujuan analisis berupa diketahuinya faktor penentu
perkembangan OPT dan lokasi dengan kerawanan OPT tertinggi.
Proses yang dilaksanakan adalah menentukan presentase faktor penentu
perkembangan OPT berupa umur tanaman 10 %, curah hujan 15 %, pengendalian
gulma 30 %, sedangkan faktor yang lain berkisar 4-6 %. Dilakukan validasi faktor
penentu dengan simulasi A dengan bobot sama yaitu 8,3 %, Simulasi B dengan
bobot antara 5-11 % dan Simulasi C sesuai dengan nilai faktor penentu yaitu
umur tanaman 10 %, curah hujan 15 %, pengendalian gulma 30 %, sedangkan
faktor yang lain berkisar 4-6 %. Setelah melakukan analisis dari Simulasi A,
Simulasi B dan Simulasi C berdasarkan intensitas/populasi serangan OPT, maka
lokasi yang paling tinggi resiko terserang OPT adalah Desa Gumulan seluas 280
ha.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 21
2. Model Peramalan Ulat Penggulung Daun Kedelai Lamprosema indicate
Fabricius (Lepidoptera Pyralidae)
Hama Ulat penggulung daun, Lamprosema (Omyodes) indicate F. (Lepidoptera,
Pyralidae) menyerang tanaman dengan menggulung daun dengan merekatkan
daun yang satu dengan yang lainnya dari sisi dalam dengan zat perekat yang
dihasilkannya. Kajian hubungan pengamatan ulat penggulung daun dengan
kehilangan hasil pada tanaman kedelai dilaksanakan di Kabupaten Sumedang,
Jawa Barat selama 3 (tiga) bulan dari mulai Bulan Oktober sampai dengan
Desember 2017.
Kehilangan hasil tanaman kedelai dapat dihubungkan dengan intensitas hama
serangan penggulung daun pada fase akhir vegetatif atau awal generatif (56 HST)
dengan model sebagai berikut:
Log (Y+1) = 0,532 + 0,647*log (x+1) R2 = 0,604, P = 0,000
dimana Y = Kehilangan hasil (%) dan X = Intensitas serangan (%). Berdasarkan
analisis tersebut dapat diasumsikan bahwa: (1) persentase kehilangan hasil
panen kedelai secara nyata dipengaruhi oleh intensitas serangan hama
penggulung daun pada fase akhir vegetatif atau awal generatif (56 HST). Hal ini
diindikasikan oleh nilai F (P) yang lebih kecil dari 0,05. (2) Kontribusi intensitas
serangan hama penggulung daun pada fase akhir vegetatif atau pada awal
generatif (56 HST) sebesar 60,4 %, hal ini diindikasikan oleh nilai R2 sebesar
0,604.
3. Pengaruh Hot Water Treatment Terhadap Kemunculan Penyakit Virus Tular
Benih Kedelai (Semi Laboratorium)
Masalah kesehatan benih menjadi pusat perhatian karena di Indonesia benih
bersertifikat belum menjamin sehat dari patogen. Tujuan kajian untuk
mengetahui pengaruh perlakuan hot water treatment terhadap kemunculan
penyakit virus tular benih pada tanaman kedelai. Kegiatan dilaksanakan dari
Agustus – Desember 2017 di Kebun Percobaan BBPOPT Jatisari Karawang. Benih
kedelai yang digunakan adalah Varietas Grobogan. Perlakuan perendaman benih
dengan menggunakan waterbath. Kegiatan pengujian dilakukan dengan 7
perlakuan dan 4 ulangan, yaitu diantaranya: (1) perendaman benih pada suhu
air 30 oC selama 5 menit, (2) perendaman benih pada suhu air 30 oC selama 10
menit, (3) perendaman benih pada suhu air 30 oC selama 20 menit, (4)
perendaman benih pada suhu air 40 oC selama 5 menit, (5) perendaman benih
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 22
pada suhu air 40 oC selama10 menit, (6) perendaman benih pada suhu air 40 oC
selama 20 menit, (7) kontrol (tanpa perlakuan perendaman).
Kemunculan penyakit virus dimulai pada umur tanaman kedelai 4 MST. Hasil
analisis perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata pada perlakuan suhu
40 oC selama 20 menit dan kontrol. Perlakuan perendaman benih dengan air
panas (hot water treatment) pada suhu 40 oC selama 20 menit mampu menekan
penyakit virus sebesar 44,56 % pada umur tanaman 9 MST.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 23
BAB III
BAGIAN UMUM
3.1. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA
A. Kepegawaian
1. Mutasi Pegawai
Selama kurun waktu 2017 terjadi pengurangan pegawai sebanyak 11 pegawai dan
penambahan sebanyak 3 pegawai, sehingga akhir tahun anggaran 2017 menjadi 85
orang pegawai. Pengurangan tersebut disebabkan adanya mutasi dan pensiun.
Tabel 11. Mutasi Pegawai BBPOPT Selama Tahun 2017
No Nama/NIP Gol Mutasi Dari Mutasi Ke TMT Keterangan
Rina Nurdiana, A.Md.
NIP 198302072011012009
Ir. Baskoro Sugeng Wibowo
NIP 196012151989031001
Edi Suwardiwijaya, S.P.
NIP 196006111987021001
Devied Apriyanto S., S.P., M.Si.
NIP 198204142005011001
Lia LisnawatiNIP 198803272009122003
Ir. Bambang Kuncoro, M.M.NIP 196207201989031001
Aris Puji Sunarso, S.TP., M.Eng.NIP 197802022009011008
Ir. Tri Susetyo, M.M.NIP 195903111983031022
7
8
1
2
3
4
5
6
Dit PPHTP
BBPPMBTPH
IIB
IVA
IIID
IIIC
IIB
IVB
IIIC
IVC
BBPOPT
BBPOPT
BBPOPT
BBPOPT
BBPOPT
Dit PPHTP
11 Agustus 2017
24 November 2017
Direktorat
Perlindungan TP
Direktorat Akabi
Direktorat Akabi
BPTPH Jawa Barat
BBPOPT
BBPOPT
BBPOPT
Mutasi Alih Tugas
Kepala Bagian Umum
Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I
27 Mei 2017
11 Agustus 2017
11 Agustus 2017
11 Agustus 2017
11 Desember 2017
11 Agustus 2017
Ka Balai BPPMBTPH
menjadi Ka Balai BPOPT
Kepala Seksi Pemantauan
dan Evaluasi
Kepala Subdirektorat
Aneka Kacang Lain
Kepala Subdirektorat
Penanggulangan Dampak
Perubahan Iklim
Kepala Seksi
Ekstensifikasi Kedelai dan
Pemberdayaan
Mutasi Alih Tugas
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 24
Dan pengurangan dikarenakan pensiun selama tahun 2017
Tabel 12. Pegawai BBPOPT Pensiun, Pensiun Dini dan Meninggal
2. Kenaikan Pangkat/Jabatan dan Kenaikan Gaji Berkala
Kenaikan pangkat reguler, kenaikan pangkat penyesuaian ijazah, kenaikan
pangkat fungsional, kenaikan pangkat, kenaikan jabatan fungsional dan kenaikan
gaji berkala. Pada Tahun 2017 formasinya sebagai berikut:
Tabel 13. Kenaikan Pangkat Pegawai BBPOPT Tahun 2017
Pegawai Balai Besar Peramalan OPT yang naik gaji berkala selama tahun 2017 adalah
sebanyak 56 orang.
No Nama/NIP TMT Keterangan
Ir. Elwidar IsNIP 195902171987032002
Ir. M. Antulat T. NIP 196204111991031002
Nursih NIP 196009051994032001
KT. Suarsana, S.P., M.M. NIP 196106271982021002
Drs. Ruswandi, M.M. NIP 195812221977031001
1
2
3
4
5
Meninggal
Pensiun
Pensiun
Pensiun Atas
Permintaan SendiriPensiun Atas
Permintaan Sendiri
1 Maret 2017
13 Desember 2017
1 September 2017
1 November 2017
1 Oktober 2017
No. Nama Pegawai Jenis Kenaikan Pangkat (KP) Keterangan
1 Drs. Ruswandi, M.M Kenaikan Pangkat Pilihan IV.b ke IV.c
2 Memed Jamhari, S.ST. Kenaikan Pangkat Pilihan III.c ke III.d
3 Arif Hidayat Sulistya, S.H. Kenaikan Pangkat Reguler III.c ke III.d
4 Devied Apriyanto S., S.P., M.Si Kenaikan Pangkat Reguler III.c ke III.d
5 Syahidin Kenaikan Pangkat Reguler III.a ke III.b
6 Yayan Kurniadi Kenaikan Pangkat Reguler III. a ke III.b
7 Aris Sutoaji Kenaikan Pangkat Reguler III.a ke III.b
8 Urip Slamet Riyadi Kenaikan Pangkat Reguler III.a ke III.b
9 Iwan Saputra Kenaikan Pangkat Reguler II.d ke III.a
10 Rospina Limbong Kenaikan Pangkat Reguler II.c ke II.d
11 Tarsim Kenaikan Pangkat Reguler II.b ke II.c
12 Somantri Kenaikan Pangkat Reguler II.a ke II.b
13 Dulhalim, S.P. Kenaikan Pangkat Reguler III.a ke III.b
14 Dianto Momon Sumono Kenaikan Pangkat Reguler III.b ke III.c
15 Suci Niscahya Bhakti, A.Md Kenaikan Pangkat Fungsional II.d ke III.a
16 Turyadi, A. Md. Kenaikan Pangkat Fungsional II.d ke III.a
17 Rosalia Maryana, A.Md. Kenaikan Pangkat Fungsional II.d ke III.a
18 Sawadi Kenaikan Pangkat Fungsional II.d ke III.a
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 25
3. Cuti
Pada tahun 2017 Pegawai Balai Besar BBPOPT yang mengambil cuti sebanyak 35
orang, terdiri dari cuti tahunan 28 orang, cuti alasan penting 6 orang, cuti besar 1
orang, dan cuti bersalin tidak ada.
Tabel 14. Jumlah Pegawai Yang Mengambil Cuti Tahun 2017
4. Pembinaan dan Pengembangan SDM
a. Absensi
Dalam rangka pembinaan pegawai negeri sipil di lingkungan Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan khususnya dalam rangka
meningkatkan kedisiplinan pegawai maka telah dilaksanakan sosialisasi PP 53
tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan untuk pengawasan
kehadiran pegawai telah dilakukan absensi dengan menggunakan finger print
pada saat masuk dan pulang. Data absensi pegawai tahun 2017 dapat dilihat
pada tabel berikut.
Cuti Tahunan Cuti Besar Cuti Bersalin Cuti Alasan Penting Jumlah
(Orang) ( Orang) (Orang) (Orang) (Orang)
1 Januari 1 0 0 0 1
2 Febuari 3 1 0 0 4
3 Maret 0 0 0 2 2
4 April 5 0 0 0 5
5 Mei 1 0 0 1 2
6 Juni 2 0 0 1 3
7 Juli 5 0 0 0 5
8 Agustus 4 0 0 0 4
9 September 4 0 0 1 5
10 Oktober 2 0 0 1 3
11 November 1 0 0 0 1
12 Desember 0 0 0 0 0
Jumlah 28 1 0 6 35
No Bulan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 26
Tabel 15. Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Tahun 2017 (%)
b. Penghargaan/Reward dan Hukuman/Punishment
Penghargaan/reward merupakan hak bagi seseorang Pegawai Negeri Sipil yang telah melaksanakan tugas selama menjadi Pegawai. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian baru dapat memberikan penghargaan/reward berupa penghargaan Satya Lancana Karya Satya (SLKS) dari Presiden Republik Indonesia terhadap pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan/Balai Besar BBPOPT yang telah mengabdikan diri kepada bangsa dan negara selama X, XX tahun serta XXX. Pada tahun 2017 telah diusulkan sebanyak 20 pegawai.
Tabel 16. Daftar Yang Pegawai Memperoleh Penghargaan Satya Lancana Karya Satya Sampai Akhir Tahun 2017
No Bulan Masuk Izin Cuti Sakit Dinas LuarTugas
Belajar
Tanpa
Ket
1 Januari 67,2 1 1,6 1,5 14,9 4,3 0
2 Februari 71,4 0,9 2,1 1,4 20 4,3 0
3 Maret 69,5 1,4 2,3 1,8 20,7 4,4 0
4 April 74,5 0,9 2,1 1,7 16,2 4,4 0
5 Mei 69,1 0,8 1,6 1,9 21,4 4,5 0
6 Juni 76,6 0,4 2,3 1,7 14,5 4,5 0
7 Juli 68,1 0,9 2,2 1,6 22,7 4,5 0
8 Agustus 63,2 0,4 1,7 2 28,1 4,4 0
9 September 69,8 0,8 1,6 1,6 21,5 4,6 0
10 Oktober 67,5 1 0,8 1,8 24,4 4,7 0
11 November 66 0,4 0,2 2 26,6 4,7 0
12 Desember 50,4 0,3 0,2 0,4 44,2 4,7 0
No Nama Pangkat/Gol Penghargaan
1 KT. Suarsana, S.P., M.M. Penata / III.c SLKS X
NIP 196106271982021002
2 Ade Suhendar Asyari Penata Muda TK. I/ III.b SLKS XX
NIP 196704011989031002
3 Ir Lilik Retnowati Penata TK. I/ III.d SLKS XX
NIP 196512061991032001
Wayan Murdita S.P POPT Ahli Muda/ III.d SLKS XX
NIP 196402241991031001
5 Aam Mulyani S.E Penata TK. I/ III.d SLKS XX
NIP 196703031992032001
6 Maryono POPT Terampil Penyelia/ III.c SLKS XX
NIP 196609121992031003
4
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 27
Selama tahun 2017 tidak ada pegawai BBPOPT yang dikenai penjatuhan
punishment disiplin. Hukuman disiplin ringan, hukuman disiplin sedang
maupun hukuman disiplin berat.
c. Tugas Belajar dan Pelatihan
Dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai maka Balai Besar BBPOPT
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada pegawai untuk
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan mengikuti pelatihan. Pada tahun 2017 pegawai yang masih dalam
proses studi sebanyak 4 pegawai dan mengikuti pelatihan sebanyak 3
pegawai.
No Nama Pangkat/Gol Penghargaan
7 Achmad Imroni POPT Terampil Pelaksana Lanjutan/ III.b SLKS XX
NIP 196508011992031002
8 Dianto Momon Sumono POPT Terampil Penyelia/ III.c SLKS XX
NIP 196310081992031003
9 Yadi Kusmayadi S.P POPT Ahli Muda/ III.c SLKS XX
NIP 196603171992031001
10 Cahyadi Irwan POPT Terampil Pelaksana Lanjutan/ III.b SLKS XX
NIP 196606051993031003
11 Tri Murniningtyas Puji Lestari POPT Terampil Penyelia/ III.c SLKS XX
NIP 196701171994032001
12 Nursih Penata Muda TK.I/ III.b SLKS XX
NIP 196009051994032001
13 Oya Kusmaya Penata Muda TK. I/ III.b SLKS XX
NIP 196211041994031001
14 Masalah Penata Muda TK. I/ III.b SLKS XX
NIP 196207271994031001
15 Siyam Pengatur TK. I/ II.d SLKS XXX
NIP 196702022002121001
16 Rospina Limbong POPT Terampil Pelaksana Lanjutan/ III.a SLKS XXX
NIP 198203132011012011
17 Arif Hidayat Sulistya S.H Penata TK. I/ III.d SLKS XXX
NIP 198001102005011002
18 Carwika S.TP Penata / III.c SLKS XXX
NIP 197512052005011001
19 Sudarno Penata / II.c SLKS XXX
NIP 196906082006041013
20 Ery Budiyanto S.P Penata Muda TK. I/ III.b SLKS XXX
NIP 197812222005011001
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 28
Tabel 17. Pegawai Yang Mengikuti Tugas Belajar
Tabel 18. Pegawai Yang Mengikuti Pelatihan
B. Tata Usaha
1. Surat Menyurat
Dalam rangka mendukung kegiatan dan pencapaian kinerja BBPOPT Tahun 2017
telah dibuat Surat Keputusan yang terdiri dari:
a) Surat Keputusan Kepala BBPOPT/KPA sebanyak 12 surat.
b) Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen sebanyak 5 surat.
c) Surat Perjanjian sebanyak 22 surat.
Dari rekapitulasi surat masuk dan surat keluar selama tahun 2017 sebanyak
pengelolaan surat masuk dan surat keluar selama tahun 2017 sebanyak 3160
surat, yang terdiri dari:
a) Surat masuk sebanyak 726 surat. Surat masuk yang diterima melalui email: 74
surat, Faximile sebanyak 81 kali, jasa pos sebanyak 57 dan diantar sebanyak
514 surat.
No Nama Perguruan Tinggi Program Studi
1 Ulfah Nuzulullia S.P Universitas Gadjah Mada
NIP 198306282009122003 (UGM)
2 Busyairi Latiful Ashar S.P Institute Pertanian Bogor
NIP 198605312009121008 (IPB)
3 Willing Bagariang S.P Institute Pertanian Bogor
NIP 1981104022011011007 (IPB)
4 Ani Widarti S.P Institute Pertanian Bogor
NIP 198404232009122006 (IPB)
S2 Hama dan Penyakit
Tumbuhan
S2 Entomologi dan
Fitopatologi
S2 Entomologi dan
Fitopatologi
S2 Entomologi dan
Fitopatologi
No Nama Nama Pelatihan Lama Pelatihan
1 Umi Kulsum S.P M.SC 19 Juli-13 Agustus 2017
NIP 198505062009122005
2 Siyam 21 Februari-28 Februari 2017
NIP 196702022002121001
3 Nurpiah 21 Februari-28 Februari 2017
NIP 197111102002122001
4 Siyam 24 Juli-28 Juli 2017
NIP 196702022002121001
Pendidikan dan Latihan Dasar POPT
di Lembang Bandung
Ujian Dinas Tingkat I Tahun 2017 di
Bogor
Ujian Dinas Tingkat I Tahun 2017 di
Bogor
Ujian Dinas Tingkat I Tahun 2017 di
Bogor
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 29
b) Surat keluar sebanyak 2434 surat. Surat keluar yang dikirim melaui pos: 217
surat, dan sisanya dikirim melalui faksimile, email dan diantar langsung.
2. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Selama Tahun 2017 BBPOPT menerima kunjungan tamu dari berbagai
instansi/lembaga/sekolah/perguruan tinggi. Dalam rangka menilai kepuasan
masyarakat dan kualitas layanan umum BBPOPT dinilai dengan menggunakan
kuisioner Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Hasil analisis IKM yang dinilai pada
bulan Juli dan November 2017 memperoleh nilai 87.405 dengan kategori mutu
pelayanan “A” atau Sangat Baik.
3. Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK)
Salah satu tolok ukur untuk mengetahui derajat kesehatah organisasi lingkup
Kementerian Pertanian sangat dibutuhkan informasi mengenai kualitas budaya
kerja Aparatur Negara. Pengukuran derajat kesehatan organisasi dinilai
berdasarkan Indek Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara Lingkup
Kementerian Pertanian. Berdasarkan survey Indeks Penerapan Nilai Dasar
Budaya Kerja Aparatur Negara Lingkup BBPOPT pada bulan September 2017
memperoleh nilai 94.82 atau kategori “Sangat Baik”.
3.2. KEUANGAN Urusan Akuntansi
Dalam rangka memperlancar pelaksanaan pengelolaan anggaran dan keuangan negara serta mendukung tercapainya sasaran organisasi, maka urusan akuntansi Tahun Anggaran 2017 dikelola oleh Satuan Kerja (Satker) BBPOPT. Pengelolaan Satker telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala BBPOPT Nomor 146/KU.010/C.8/12/2016 tanggal 14 Desember 2016 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Pengelola Anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2017 dengan susunan sebagai berikut : 1) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) : Drs. Ruswandi, M.M. 2) Bendahara Pengeluaran : Teti Sri Mulyati 3) Bendahara Penerimaan : Oya Kusmaya 4) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) : Ir. Baskoro Sugeng Wibowo 5) Pejabat Penandatangan SPM : Ir. Elwidar Is. 6) Sekretaris PPK, Verifikator 2 : Carwika, S.TP 7) Nursih : Petugas Pengelola Keuangan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 30
8) Syahidin : Petugas Pengelola Keuangan 9) Rasimun : Petugas Pengelola Keuangan 10) Eko Hermanto : Petugas Pengelola Keuangan 11) Kurnaen : Petugas Pengelola SAI 12) Gunawan : Petugas Pengelola SABMN
Sehubungan dengan adanya perubahan organisasi yang disebabkan adanya
mutasi dan pejabat yang memasuki masa purnabakti, maka SK No.
146/KU.010/C.8/12/2016 diperbaharui menjadi SK No. 75/KU.010/C.8/02/2017
tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Selaku Kuasa Pengguna Anggaran.
Selain pengelolaan anggaran yang telah tersedia dalam APBN, urusan
perbendaharaan dan ketatausahaan keuangan juga melakukan aktifitas
pembayaran pajak dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Pada Tahun 2017 telah menyetorkan pajak
kepada negara sebesar Rp 198.407.184 yang terdiri dari :
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPn) sebesar Rp. 139.212.677
2. Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp. 59.194.507
3. Pajak lainnya sebesar Rp. 0
Disamping setor pajak, BBPOPT juga telah melaksanakan kewajiban
menyetorkan PNBP atas aset yang memperoleh jasa dalam penggunaannya
sebesar Rp. 285.940.800, yang bersumber dari :
1. Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan sebesar
Rp 259.165.000,-
2. Pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan sebesar Rp. 16.550.000,-
3. Pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah
sebesar Rp, 10.225.800,-.
Kegiatan Rutin
Untuk merealisasi anggaran tersebut, subbagian keuangan melakukan
kegiatan/memproses Surat Pertanggungjawaban/kwitansi sebanyak 4087
kwitansi, Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB), sebanyak 171 surat,
Daftar Rincian Permintaan Pembayaran (DRPP) sebanyak 171 daftar, Surat
Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) masing-masing 183 surat, pengajuan Uang
Persediaan (UP) 1 kali, pengajuan Ganti Uang Persediaan (GUP) 24 kali, Pengajuan
Tambah Uang Persediaan (TUP) 1 kali, pengembalian UP dan TUP 1 kali, potongan
pajak (PPN/PPh) sebanyak 481 bukti setoran, penutupan dan pemeriksaan kas
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 31
masing-masing 12 kali, laporan pertanggungjawaban bendahara 12 kali, laporan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 36 laporan, laporan bulanan 12 laporan,
rekonsiliasi keuangan 48 rekon, penjilidan dokumen SP2D 183 jilid, menyiapkan
bahan laporan tahunan 1 laporan, dan laporan output kegiatan keuangan 2
laporan.
Pembayaran Gaji dan Tunjangan
Pembayaran gaji dan tunjangan merupakan komponen kegiatan dari output
kegiatan layanan perkantoran berupa belanja pegawai. Realisasi Pembayaran gaji
dan tunjangan yang berakhir 31 Desember tahun 2017 setelah pemotongan
anggaran sebesar Rp 5.564.425.573,- (93,30 %) dari pagu anggaran sebesar
Rp 5.964.268.000,- dengan sisa anggaran sebesar Rp 399.842.427,-.
Pembayaran Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
Operasional dan pemeliharaan perkantoran mempunyai pagu anggaran
Rp. 1.538.000.000,- sampai dengan akhir Desember 2017 terealisasi
Rp. 1.524.786.770,- (99,14%) dengan sisa anggaran Rp. 13.213.230,-
Pembayaran Biaya Kegiatan Teknis Pengembangan Peramalan Serangan OPT.
Kegiatan Teknis Pengembangan Peramalan Serangan OPT mempunyai pagu
anggaran sebesar Rp. 9.186.956.000,- dengan realisasi Rp. 9.036.609.772,-
(98,36%). Dari kegiatan tersebut terdapat sisa anggaran Rp. 150.346.228,-.
Secara keseluruhan realisasi anggaran dari kegiatan Pengembangan Peramalan
Serangan OPT Satuan Kerja Balai Besar Peramalan OPT setelah revisi sebesar
Rp. 16.125.822.115,- (96,62 %) dari pagu anggaran Rp. 16.689.224.000,- dengan
pengembalian ke kas negara Rp. 563.401.885,-.
Kegiatan Lainnya
Kegiatan lain yang dilakukan Subbagian keuangan pada tahun 2017 adalah
perbaikan data aplikasi Gaji Pokok Pegawai (GPP), SAIBA dan SIMAK BMN,
Mengajukan perubahan Gaji Pokok Pegawai (GPP) gaji induk bulan Januari 2017.
Selain kegiatan tersebut di atas, pada tahun 2017 telah mengikuti kegiatan
pelatihan, workshop/apresiasi danrapat-rapat sosialisasi yang berhubungan
dengan keuangan.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 32
Adapun kegiatan yang terkait dengan pelatihan/workshop/sosialisasi di bidang
keuangan adalah sebagai berikut:
1. Mengikuti Undangan Penyusunan Target dan Pagu Penggunaan Sebagian Dana
PNBP Dalam Rangka Penyusunan Pagu Indikatif RAPBN Tahun 2018
Kementerian Pertanian, pada tanggal 9 – 10 Januari 2017, di Wisma
Kementerian Pertanian Jl. Raya Puncak, Megamendung – Bogor, Jawa Barat.
2. Sosialisasi Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan K/L Tahun Anggaran
2016, pada tanggal 19 Januari 2017, di Aula KPPN Karawang.
3. Persiapan Workshop Penyusunan Laporan Keuangan dan Barang Tingkat
Wilayah (UAPPA/B-W) Tahun Anggaran 2016, pada tanggal 23 – 27 Januari
2017, di Bandung.
4. Pertemuan Semester II TA. 2016 Tingkat Wilayah kabupaten dan Kota di Jawa
Barat, pada tanggal 23 – 25 Januari 2017, di Pusat Pelatihan Manajemen dan
Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi. Komplek Surya. Jl. Raya Puncak KM
11, Bogor.
5. Pembekalan Pejabat Pengelola Keuangan Lingkup Kementerian Pertanian
Tahun 2017, pada tanggal 22 – 23 Februari 2017, di Auditorium Gedung F,
Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta.
6. Mengikuti Undangan kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan
No.230/PMK.05/2016 dan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, pada tanggal
28 Februari 2017, di Aula KPPN Karawang Jl. Kertabumi No. 40 Karawang.
7. Mengikuti Undangan Rapat koordinasi Pra Penyusunan dan Pembahasan Revisi
Peraturan Pemerintah (PP) tentang Jenis dan Tarif PBNP, pada tanggal 9 – 11
Mei 2017, di Hotel Pandanaran Semarang Jl. Pandanaran No. 58. Pekuden,
Semarang.
8. Mengikuti Undangan Sosialisasi Pendampingan Penyusunan Laporan keuangan
K/L Semester I Tahun Anggaran 2017, pada tanggal 11 Juli 2017, di Aula KPPN
Karawang Jl. Kertabumi No. 40 Karawang.
9. Mengikuti Undangan Koordinasi dan Sinkronisasi Penatausahaan PNBP
TA. 2017, pada tanggal 28 – 30 Agustus 2017, di Hotel Singgasana Makassar
Jl. Kajaolaliddo No. 16 Makassar.
10. Sosialisasi Langkah-langkah Akhir Tahun Anggaran 2017, pada tanggal 12
September 2017, di Aula KPPN Karawang Jl. Kertabumi No. 40, Karawang.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 33
11. Koordinasi dan sinkronisasi Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Bendahara
Pengeluaran Satuan Kerja Lingkup Kementerian Pertanian, pada tanggal 25 –
27 Oktober 2017, di Inna Garuda Hotel Jl. Malioboro No.60, Yogyakarta.
12. Mengikuti undangan Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Tahun Anggaran 2018, pada tanggal 20 Desember 2017, di Aula KPPN Karawang
Jl. Kertabumi No.40 Karawang.
Realisasi Serapan Anggaran
Dalam rangka mendukung kegiatan pengembangan peramalan serangan
organisme pengganggu tumbuhan, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (BBPOPT) pada Tahun Anggaran 2017 telah dialokasikan anggaran
(setelah refocusing) sebesar Rp. 16.689.224.000,-. Capaian realisasi serapan
anggaran BBPOPT per tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar
Rp. 16.125.822.155,- atau sebesar 96,62 %.
Rencana dan realisasi anggaran berdasarkan pengelompokan jenis belanja adalah
sebagai berikut:
a. Belanja Pegawai mempunyai anggaran sebesar Rp. 5.964.268.000,- atau
35,73 % dari total anggaran BBPOPT. Realisasi penggunaan anggaran
Rp. 5.564.425.573,- atau capaian 93,30 % dibandingkan pagu anggaran.
b. Belanja Barang mempunyai anggaran sebesar Rp. 7.366.211.000,- atau
44,13 % dari total anggaran BBPOPT. Realisasi penggunaan anggaran
Rp. 7.203.486.637,- atau capaian 97,79 % dibandingkan pagu anggaran.
c. Belanja Modal mempunyai anggaran sebesar Rp. 3.358.745.000,- atau
20,12 % dari total anggaran BBPOPT. Realisasi penggunaan anggaran
Rp. 3.357.909.905,- atau capaian 99,98 % dibandingkan pagu anggaran.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 34
3.3. RUMAH TANGGA DAN PERLENGKAPAN
1. Urusan Rumah Tangga
Urusan kerumahtanggaan mempunyai tugas dalam hal pelaksanaan kebersihan,
fasilitasi kegiatan rapat/pertemuan, pelaksanaan keamanan dan ketertiban kantor,
pemeliharaan saluran air, pelayanan fotocopy, pemeliharaan dan pembayaran
listrik, pemeliharaan dan pembayaran telepon, internet dan SMS Server,
pemeliharaan gedung, perawatan dan perbaikan peralatan dan mesin dan
pemeliharaan kendaraan dinas, yang secara rinci disajikan sebagai berikut:
a. Kegiatan kebersihan dilaksanakan secara rutin yang meliputi: Pengaturan tim
kebersihan, pemeliharaan taman kantor, kebersihan gedung kantor, asrama,
rumah kaca, pelaksanaan kebersihan lingkungan sarana dan prasarana kebun
percobaan.
b. Pelaksanaan kegiatan keamanan kantor BBPOPT dilaksanakan secara rutin yaitu:
membuat jadwal satuan pengamanan, pengaturan penggantian shift,
pengaturan tanda pengenal pegawai, pengaturan penerimaan tamu, pengaturan
penjagaan, pengaturan patroli jaga, pengaturan pengawala barang, pengaturan
penyimpanan kunci pintu utama, ruang kerja, laboratorium dan asrama,
pengamanan fisik, pengaturan pemberian tanda bahaya, pengaturan parkir
kendaraan, penanganan tindakan kriminalitas, pengaturan kelancaran lalulintas.
c. Layanan Umum
Pelaksanaan kegiatan fasilitasi penyelenggaraan rapat atau pertemuan meliputi:
kegiatan pelatihan, kunjungan lembaga, pertemuan seluruh pegawai,
pertemuan rutin fungsional dan pertemuan insidental. Hal-hal yang difasilitasi
antara lain: menyiapkan sound sistem, layar dan multimedia projector, pada
tahun 2017 pemakaian ruang pertemuan sebanyak 97 kali. Urusan pemeliharaan
dan pembayaran listrik, telepon, internet dan sms server dilakukan secara rutin
setiap bulan. Pembayaran pada tahun 2017 terealisasi dari bulan Januari s/d
Desember. Untuk pelayanan antar jemput dan tugas kedinasan telah disiapkan 3
orang pengemudi.
d. Urusan Pengelolaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana.
Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2017 mengacu pada kegiatan Operasional
dan Pemeliharaan Kantor meliputi :
1) Perbaikan peralatan kantor yang terdiri dari pemeliharaan halaman/taman
sebanyak (1 paket), perawatan mesin absensi (1 unit), perbaikan dan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 35
oprasional pompa air (1 unit), perbaikan komputer (38 unit), perawatan AC
split dan window (30 unit), Perawatan cold room freezer (2 unit),
pemeliharaan jaringan LAN (1 unit), perawatan dan operasional potong
rumput (5 unit)
2) Perawatan kendaraan bermotor roda 4 dan Roda 2, tahun 2017 yaitu
perawatan dan operaional Kendaraan roda 4 eselon II (1 unit) dan
perawatan dan operaional Kendaraan roda 4 lainnya (5 unit), pada akhir
tahun 2017 telah melakukan penerimaan transfer 1 (satu) unit Kendaraan
Roda 4 dari Ditjen Tanaman Pangan (Satker eselon I) sebanyak 2 (dua) unit,
dan penerimaan transfer 1 (satu) unit Kendaraan Roda 4 dari Ditjen
Hortikultura (Hibah JICA) total kendaraan sebanyak 6 unit milik balai dan 2
(dua) unit milik eselon I (1 diantaranya rusak berat.)
3) Perawatan kendaraan bermotor roda 2. Tahun 2017 telah melaksanakan
perawatan dan operaional Kendaraan roda 2 sebanyak (14 unit), sebagai
fasilitas sarana kerja Esselon IV sebanyak 7 (tujuh) unit dan kendaran
operasional BBPOPT sebanyak7 (tujuh) unit. Pada smeter 1 (satu) telah
melakukan tranfer keluar BMN berupa kendaraan bermotor roda 2
sebanyak 8 unit ke Setditjen TP (pengguna Ditlin).
2. Urusan Perlengkapan
Urusan perlengkapan yang dilaksanakan Subbagian Rumah Tangga dan
Perlengkapan meliputi:
a) Penyelenggaraan penatausahaan Barang Milik Kekayaan/Negara (BMN) dan
barang persediaan yang didukung dengan aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Akuntansi Keuangan Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Dalam
rangka pemutakhiran data dan memudahkan pelaksanaan tugas penata
usahaan Barang Milik Negara tahun 2017, secara aktif melaksanakan konsultasi
dan koordinasi pengelolaan BMN dengan pihak terkait meliputi: Workshop
penyusunan laporan BMN di ciater Subang Penyusunan Revaluasi BMN di
KPKNL Purwakarta, Menyiapan dokumen persiapan Revaluasi BMN,
Penyusunan Rencana Kebutuhan BMN 2019 di Lembang Bandung, workshop
sosialisasi aplikasi SIMAN (Sistem Informasi Manajemen Aset Negara),
pemanfaatan/penggunaan BMN berupa Tanah sawah dan rekonsiliasi laporan
BMN. Workshop penyusunan laporan semester II.
b) Pelaksanaan Pelayanan Operasional kantor dan pimpinan, Tahun 2017 melalui
kegiatan penyediaan barang telah dilaksanakan sebagai kegiatan layanan
internal untuk mendukung kegiatan utama, kegiatannya meliputi, penyediaan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 36
seragam dinas Kementan 113 stel, batik pegawai 113 stel, Seragam satpam 10
stel dan seragam kebersihan 14 stel. Menyiapkan bahan dan alat listrik, barang
cetakan, penggandaan dokumen, penyiapan bahan kebersihan, keperluan
sehari-hari perkantoran dan menyiapkan makan kecil untuk rapat dan tamu.
c) Pelaksanaan Penghentian Penggunaan BMN.
Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan pada tahun 2014 melakukan
kegiatan penghentian beberapa barang yang tidak berfungsi karena barang
tersebut sudah rusak berat dan direncanakan akan segera, volume barang yang
rencana dihapuskan sebanyak 664 unit dengan perolehan nilai awal sebesar
Rp. 565.045.000,-
d) Menindaklanjuti Peraturan Bersama Menteri Keuangan terkait dengan
penertiban barang milik negara yaitu dengan memproses Penetapan status
penggunaan secara bertahap, tahun 2017 telah diterbitkan oleh Kementerian
Pertanian R.I. Nomor766/Kpts/PL.310/11/2017 tentang Penetapan Status
Penggunaan Barang Milik Negara pada Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
e) Melaksanakan kegiatan rekonsiliasi SIMAK-BMN yang hasilnya disampaikan
secara periodik yaitu bulanan, semesteran dan tahunan berkoordinasi dengan
Subbagian Keuangan BBPOPT untuk menyusun laporan SAI yang selanjutnya
dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian
Pertanian dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian sebagai koordinator
wilayah Provinsi Jawa Barat.
f) Pelaksanaan kegiatan pengadaan barang berupa alat pengolah data dan
peralatan fasilitas perkantoran.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 37
Tabel 19. Pengadaan Barang Alat Pengolah Data dan Peralatan Fasilitas
Perkantoran
No Nama Barang Satuan Jumlah
A PENGADAAAN ALAT PENGOLAH DATA 62
1 Uniterruptible Power Suply (UPS) [APC Back-UPS Pro BR900GI LCD 900VA] unit 13
2 Mesin Faximile Panasonic Type xx-FP342[menjadi KX-FP 701CX Plain Paper unit 1
3 Scanner ukuran F4 (Legal) [Canon P-208II color scanner] unit 4
4 Printer [Epson L310 color printer ink tank system] unit 20
5 Laptop [HP Pav X1G49PA] unit 10
6 Komputer PC [Lenovo S500Z-09IF All in one] unit 11
7 Komputer lengkap lab. PCR [Lenovo S500Z-09IF All in one] unit 1
8 Printer multi fungsi HP Multi Function Laserjet Pro 100 M177fw CZ165A] unit 1
9 Multi scanner [ Fujitsu Fi7240] unit 1
B PENGADAAN PERALATAN LABORATORIUM 1
1 Genset untuk laboratorium [Krisbow Generator Gasoline 5500 Watt 1 PH unit 1
C PENGADAAN PERALATAN MESIN 126
1 Camera Digital Canon [Canon EOS 80D Kit2] unit 1
2 Camera video Canon tipe EPF 6D [menjadi Sony Handycam 4KFDR-AXP55] unit 1
3 Infocus [Panasonic VW430EA 4300ANSI Lumens WXGA] unit 2
4 Pesawat televisi 42” inch [LG Full HD LED TV 43LH500T 43 inch] unit 10
5 Mesin potong rumput Gendong [zkrisbow Backpack Brush Cutter 1.25Kw] unit 4
6 Alat pel elektrik unit 2
7 Mesin Penghancur Kertas unit 1
8 Kamera DSLR [menjadi Canon EOS 80D Kit2] unit 1
9 Traktor typical singkal [menjadi Quick Traktor G3000 Zeva Kubota RD 110 unit 1
10 Perontok Padi 8 PK [menjadi MBI Power Threser Jumbo 3000LJ Honda unit 1
11 UPS Stabilitator [menjadi Eaton UPS Ellipse ECO 1200] unit 3
12 Handsprayer manual [menjadi Dragonstar DS 14L Deluxe] unit 4
D PENGADAAN PERALATAN KANTOR 460
1 Kursi kerja putar [menjadi Stramm Senator 1 Gar Synch FxA CB] unit 30
2 Kursi makan [menjadi Chitose Hanako S] unit 100
3 Kursi besi lipat stinless [Chitose Cal] unit 200
4 Kursi tunggu 4 person [starmm bangku Tunggu 4 seat] unit 10
5 Tangga besi ukuran 3 meter [Krisbow Ladder Step 3m] unit 1
6 Tangga alumunium lipat 3 meter [Krisbow Multi purpose 3.29m] unit 2
7 Lemari arsip [Datascript Cupboard Slidding Glass Door CBLG-7] unit 6
8 Meja dan kursi baca , unit 3
9 Rak buku [Datascript Book Rack Library 5 Shelf] unit 3
10 Laptop Asus Transformer 3 Pro [T303UA-GN047T] unit 1
11 Printer Portable, Epson Printer Workforce [WF-100] unit 3
12 Gasoline Chain Saw 18 in 2,2 KW unit 1
13 Mechanical Tool Set [Krisbow Standar Mechanical Tool Set MM 72 Pcs] paket 1
14 Mesin Gerinda Tangan [Krisbow Air Angle Grinder 4”10000RPM] unit 1
15 Hand Pallet Small 2T 550 x1150 MM W/Nylon unit 1
16 Kunci inggris [Krisbow Adjustable Wrench 24”] unit 1
17 Alat pemotong kertas [Carl Papert Cutter DC-230N] unit 93
18 Kursi pimpinan [Innola , Plywood campur meranti tebal 1,6 mm, double unit 3
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 38
Pengelolaan Cadangan Pestisida Nasional
Dalam rangka mengetahui sisa stok barang pestisida baik secara administrasi dan
sisa fisik di gudang, dilaksanakan kegiatan pembukuan secara rutin dan opname
persediaan pestisida setiap semester. Laporan pengelolaan pestisida
disampaikan secara periodik yaitu bulanan, semesteran, dan tahunan ke
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dan Sekretariat Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Jakarta. Tahun 2017 BBPOPT mengelola penyimpanan
cadangan pestisida nasional dan pestisida pengadaan 2017 yang merupakan
titipan Direktorat Perlindungan sebelum dialokasikan ke wilayah Jawa Barat dan
lainnya.
Selama tahun 2017 BBPOPT telah melakukan pengeluaran pestisida sebagai
berikut :
a. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat dialokasikan ke gudang brigade
sebanyak 5.105 kg pestisida serbuk dan 4.270 liter pestisida cair dengan
dengan BAST Pestisida No.379/PL.310/C.8/05/2017 tanggal 30 Mei 2017
yaitu :
1) Wilayah III Indramayu, jenis barang yang dialokasikan yaitu Aplaud 10
WP (800 kg), Buprosida 100 EC (500 kg), Sidatan 410 SL (690 liter), Venop
60 WP (200 liter), Sidabas 500 AC (200 liter) dan Agent 50 SC (200 liter).
2) Wilayah II Cianjur, jenis barang yang dialokasikan yaitu Aplaud 10 WP
(300 kg), Sidatan 510 SL (690 liter), dan Agent 50 SC (200 liter).
3) Wilayah IV Subang, jenis barang yang dialokasikan yaitu Aplaud 10 WP
(1.100 kg), Buprosida 100 EC (500 kg), Sidatan 810 SL (690 liter), Venop
60 WP (200 liter), Sidabas 500 AC (200 liter) dan Agent 50 SC (200 liter).
4) Wilayah I & II Bandung & Ciamis, jenis barang yang dialokasikan yaitu
Aplaud 10 WP (900 kg), Buprosida 500 EC (1.005 kg), Sidatan 600 SL (200
liter), Venop 60 WP (200 liter), dan Agent 50 SC (400 liter).
b. Kabupaten Pandeglang, Banten, sebanyak 3.500 kg pestisida serbuk dan
1.500 liter pestisida cair dengan BAST No.394/SR.330/C,8/06/2017 tanggal
15 Juni 2017 dengan rincian yaitu Aplaud 10 WP (1.200 kg), Buprosida 500
EC (2.000 kg), Katana 200 EC (1.000 liter), Topsin 500 EC (500 liter), dan
Nordox 56 WP (300 kg).
c. Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Gorontalo,
sebanyak 1.390 liter yaitu Foker 500 EC, dari pestisida cadangan nasional
dengan BAST No, 579/PL.310/C,8/10/2017 tanggal 26 Oktober 2017.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 39
d. Kabupaten Lingga, provinsi Kepri, sebanyak 2.000 kg pestisida serbuk dan
4.626,6 liter pestisida cair dengan BAST No, 590/PL.310/C,8/10/2017
tanggal 31 Oktober 2017, jenis barang yang dialokasikan yaitu Meotrin 50
EC (207 liter), Panzer 290 SL (1,6 liter), Matador 25 EC (183 liter), Sidacis 25
EC (235 liter) dan Pestisida pengadaan 2017 sebanyak 3.000 liter dengan
BAST No. 591/PL.310/C.8/10/2017 tanggal 31 Oktober 2017, jenis barang
yang dialokasikan yaitu Sidatan 410 SL (2.000 Kg), Katana 200 EC (1.000
liter).
e. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat sebanyak 5.700 kg pestisida serbuk dan
1.019 liter pestisida cair dengan dengan BAST Pestisida No.626/SR.330/C.8/
12/2017 tanggal 12 Desember 2017, jenis barang yang dialokasikan
pengadaan 2017 yaitu Topsida 75 WP (1.000 kg), Envoy 80 WP (2.000 kg)
Topsin 500 EC (500 liter), dan Nordox 56 WP (2.700 kg) dan pestisida
cadangan nasional yaitu Anvil 519 liter dengan BAST
No.627/SR.330/C.8/12/2017 tanggal 12 Desember 2017.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 40
BAB IV
BIDANG PROGRAM DAN
EVALUASI
4.1. PROGRAM 1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 76/Permentan/OT.140/
11/2011 tanggal 30 Nopember 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan dalam pasal 12 ayat 1 menyatakan
“Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana, program dan anggaran serta pelaksanaan kerjasama peramalan,
pengembangan peramalan OPT, dan rujukan Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura”.
Rincian tugas pekerjaan seksi Program sampai dengan akhir Desember 2017 masih
mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 44/Permentan/OT.140/
6/2012 tanggal 19 Juni 2012 yaitu (a) Melakukan penyiapan bahan dan
penyusunan rencana kerja dan anggaran Seksi Program; (b) Melakukan penyiapan
bahan penyusunan rencana kerja, kebijakan dan indikator kinerja jangka pendek,
jangka jangka menengah, jangka panjang, Balai Besar; (c) Melakukan penyiapan
bahan Rencana Kerja Anggaran dan Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) Balai Besar;
(d) Melaksanakan penyiapan bahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Balai Besar; (e) Melakukan penyiapan bahan usulan Petunjuk Kegiatan (POK) Balai
Besar; (f) Melakukan penyiapan bahan revisi POK dan DIPA Balai Besar; (g)
Melakukan penyiapan bahan kerjasama peramalan, pengembangan peramalan
OPT dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura; (h) Melakukan tugas
kedinasan lain berdasarkan penugasan pimpinan baik lisan maupun tertulis sesuai
dengan bidang tugasnya; (i) Melakukan penyusunan dan penyajian laporan
kegiatan serta penyusunan pertangungjawaban keuangan Seksi Program, dan (j)
Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen kegiatan seksi program.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 41
Dalam Penyusunan Rencana Kerja Balai Besar Peramalan OPT Tahun
Anggaran 2018 dilaksanakan dengan serangkaian kegiatan yang terkait dengan
penyusunan program dan perencanaan meliputi :
a. Pertemuan Koordinasi Perencanaan Kegiatan Lingkup Kementerian Pertanian
Tahun 2018 (Biro Perencanaan, Program Umum Kementerian Pertanian Tahun
2018).
b. Pertemuan Koordinasi Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Kementerian/Lembaga lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
2018.
c. Pertemuan Pemantapan Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
Kementerian/Lembaga lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
2018.
d. Pertemuan Koordinasi/Sinkronisasi Program Pembangunan Tanaman Pangan
Tahun 2018.
e. Pertemuan Koordinasi Perencanaan Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan
Tahun 2018.
f. Pertemuan dan Sosialisasi Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran
Kementeriaan/Lembaga lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
2018.
g. Melaksanakan Konsultasi Penyusunan Program, rencana kerja peramalan,
pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan
hortikultura dengan Instansi terkait di Pusat dan Daerah.
h. Melaksanakan Penyusunan Rencana Kerja/Kegiatan (Renja) Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun Anggaran 2018.
i. Melaksanakan Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan
Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun Anggaran 2018
j. Melaksanakan Penyusunan Rencana Strategis Balai Besar Peramalan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2015 – 2019.
k. Pertemuan Koordinasi Penyusunan Program dan Rencana lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018.
2. Penyusunan Rencana Anggaran Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Tahun Anggaran 2018
a) Penyusunan Rencana Anggaran 2018
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Balai besar Peramalan
Organisme Pengganggu Tahun 2015 – 2019, rincian keluaran (output) kegiatan
Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 42
Anggaran 2018 sesuai dengan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan
Mutu Tanaman Pangan untuk mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan adalah sebagai berikut :
Model Peramalan OPT (15 Model)
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan dalam
mengembangkan pengamatan, peramalan dan pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan dan sebagai rujukan proteksi tanaman pangan dan
hortikultura dengan melaksanakan serangkaian aktivitas kegiatan yang meliputi
: 1) Menyusun kebijakan program dan anggaran kegiatan pengembangan
Peramalan OPT, 2) Melaksanakan Bimbingan dan Sosialisasi Pengembangan
Informasi Data Peramalan OPT, 3) Melaksanakan Pengembangan Teknologi
Pengamatan Peramalan dan Pengendalian OPT, 4) Melaksanakan Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Pengembangan Peramalan OPT. Jumlah biaya
yang dibutuhkan untuk pencapaian output (keluaran) ini adalah sebesar
Rp.5.519.600.000,- (Lima milyar lima ratus Sembilan belas juta enam ratus ribu
rupiah).
Layanan Internal (12 Bulan layanan)
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan.
melaksanakan Tata Usaha dan Rumah Tangga yang meliputi urusan
kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, keuangan, rumah tangga dan
perlengkapan.. Dalam rangka menunjang pencapaian hal-hal tersebut di atas,
pada setiap bulan/ tahunnya dilaksanakan pelayanan perkantoran yang meliputi
:1) Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran, 2) Pembangunan dan
Renovasi Gedung dan Bangunan, 3) Rencana Anggaran Balai Besar Peramalan
OP, 4) Layanan Manajemen Keuangan, 5) Layanan Manajemen BMN. Jumlah
biaya yang dibutuhkan untuk pencapaian output (keluaran) ini adalah sebesar
Rp.2.085.546.000,- (Dua milyar delapan puluh lima juta lima ratus ribu rupiah).
Layanan Perkantoran (12 Bulan layanan)
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan.
melaksanakan tata usaha dan rumah tangga yang meliputi urusan kepegawaian,
surat menyurat, kearsipan, keuangan, rumah tangga dan perlengkapan. Dalam
rangka menunjang pencapaian hal-hal tersebut di atas, pada setiap bulan/
tahunnya dilaksanakan pelayanan perkantoran yang meliputi :1) Pembayaran
Gaji dan Tunjangan, 2) Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Kantor.
Jumlah biaya yang dibutuhkan untuk pencapaian output (keluaran) ini adalah
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 43
sebesar Rp.7.757.700.000,- (Tujuh milyar tujuh ratus lima puluh tujuh juta tujuh
ratus ribu rupiah).
b) Revisi Anggaran 2017
Anggaran Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Tahun berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Petikan
Tahun Anggaran 2017 NOMOR : SP DIPA- 018.03.2.020072/2017, sebesar
Rp.20.857.380.000 (Dua puluh miliar delapan ratus lima puluh tujuh juta tiga
ratus delapan puluh ribu rupiah) :
1. Revisi DIPA ke 1 tanggal 10 Januari 2017 tentang Perubahan Kuasa Pengguna
Anggaran semula Dr. Ir . Dwi Iswari, M. Sc, menjadi Drs. Ruswandi, MM.
2. Revisi DIPA ke 2 tanggal 16 Februari 2017 tentang Pejabat Penanda Tangan
SPM semula Ir Elwidar Is menjadi Ir. M. Antulat Taufiqurrachman
3. Revisi DIPA ke 3 tanggal 21 Maret 2017 tentang perubahan pagu anggaran
semula Rp.20.857.380.000 (Dua puluh miliar delapan ratus lima puluh tujuh
juta tiga ratus delapan puluh ribu rupiah) menjadi Rp.16.689.224.000 (Enam
belas miliar enam ratus delapan puluh sembilan juta dua ratus dua puluh
empat ribu rupiah).
4. Revisi DIPA ke 4 tanggal 24 Maret 2017 tentang Pejabat Penanda Tangan SPM
semula Ir. M. Antulat Taufiqurrachman menjadi Ir. Mustaghfirin.
5. Revisi DIPA ke 5 tanggal 28 November 2017 tentang perubahan Kuasa
Pengguna Anggaran semula Drs. Ruswandi, MM menjadi Ir. Tri Susetyo, MM.
Dalam Pelaksanaan Penyusunan Rencana Anggaran Balai Besar
Peramalan OPT Tahun Anggaran 2018 dan Revisi Anggaran 2017 dilaksanakan
serangkaian kegiatan yang terkait dengan anggaran meliputi :
1) Mengikuti Pertemuan Koordinasi Penyusunan Rancangan Anggaran Kegiatan
Tahun 2018 (Pagu Indikatif Rencana Anggaran tahun 2018).
2) Melaksanakan Pertemuan Penelaahan dan Verifikasi Rencana kegiatan dan
Anggaran Kegiatan tahun 2018 (Pagu Indikatif Rencana Anggaran Tahun
2018).
3) Melaksanakan Pertemuan Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kegiatan Tahun 2018 (Pagu Sementara Anggara Rencana Anggaran
Tahun 2018).
4) Melaksanakan Pertemuan Penelaahan Rencana Anggaran Kegiatan Tahun
2018 (Pagu Sementara Anggaran Rencana Anggaran Tahun 2018).
5) Melaksanakan Pertemuan Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kegiatan Tahun 2018 (Pagu Definitif Anggaran Tahun 2018).
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 44
6) Melaksanakan Pertemuan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kegiatan
Tahun 2018 (Pagu Definitif Anggaran Tahun 2018).
7) Melaksanakan Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun Anggaran 2018.
8) Melaksanakan Penyusunan Rincian Alokasi Biaya (RAB) Kegiatan Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun Anggaran 2018.
9) Melaksanakan Koordinasi Penyusunan Rencana Penarikan Anggaran BBPOPT
Tahun 2017.
10) Melaksanakan Pertemuan Penelaahan Rencana Anggaran DIPA dan
Anggaran kegiatan BBPOPT Tahun 2018.
3. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan BBPOPT Tahun Anggaran 2018
Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Balai Besar Peramalan OPT
Tahun Anggaran 2018 dimaksudkan untuk mempermudah dan mempercepat
pelaksanaan anggaran pada tahun berjalan. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Balai Besar Peramalan OPT Tahun Anggaran 2018 dilaksanakan dengan
serangkaian kegiatan yang terkait meliputi :
a. Melaksanakan Pertemuan Koordinasi Penelaahan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran BBPOPT Tahun 2018.
b. Mempelajari Peraturan-peraturan Keuangan yang berlaku dari Kementerian
Keuangan, Kementerian Pertanian, dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
c. Melaksanakan Pertemuan Koordinasi Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2018.
d. Melaksanakan Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Balai Besar
Peramalan OPT Tahun 2018.
4. Penyusunan Rumusan Peramalan OPT Musim Kemarau Tahun 2017
Sehubungan dengan adanya penghematan/pemotongan anggaran TA 2017
kegiatan Workshop Penyusunan Rumusan Peramalan OPT Musim Kemarau Tahun
2017 tersebut tidak dilaksanakan, namun penyusunan rumusan peramalan OPT
Musim Kemarau Tahun 2017 tetap dibuat dengan hasil sebagai berikut:
a) Evaluasi Serangan OPT Utama Tanaman Padi MT 2017
Kejadian luas serangan OPT utama padi (PBP, WBC, tikus, tungro, blas dan BLB)
pada tanaman padi MT. 2017 di Indonesia seluas 190.490,5 ha (85,89 %) jika
dibandingkan dengan luas prakiraan 221.790,5 ha. Dengan demikian kejadian
luas serangan OPT secara keseluruhan lebih rendah jika dibandingkan dengan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 45
luas prakiraan, namun jika dilihat dari masing-masing OPT kejadian luas serangan
WBC mencapai 51.645,0 ha (154,96 %) dari luas prakiraan 33.328,7 ha.
Tabel 20. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Padi di Indonesia MT 2017
b) Evaluasi Serangan OPT Utama Tanaman Jagung MT 2017
Kejadian luas serangan OPT utama (Lalat bibit, penggerek batang, penyakit bulai,
tikus, penggerek tongkol ulat grayak, dan hawar daun) pada tanaman jagung MT.
2017 di Indonesia seluas 12.754,1 ha (44,37 %) dari luas prakiraan 28.748,0 ha.
Hasil evaluasi kejadian luas serangan OPT utama jagung secara keseluruhan
berada dibawah luas prakiraan.
Tabel 21. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung di Indonesia MT 2017
c) Evaluasi Serangan OPT Utama Tanaman Kedelai MT 2017
Kejadian luas serangan OPT utama pada tanaman kedelai MT 2017 di Indonesia
seluas 1.285,1 ha (18,34 %) dari angka prakiraan 7.005,0 ha. OPT utama yang
menimbulkan kerusakan adalah penggerek polong, lalat kacang, ulat grayak,
tikus, penggulung daun, dan ulat jengkal, dari enam OPT utama kedelai tersebut
Min Rerata Mak
1 PBP 56.025,2 62.101,5 62.678,1 63.261,0 47.745,7 75,47
2 WBC 42.876,7 31.570,6 32.444,9 33.328,7 51.645,0 154,96
3 Tikus 57.785,8 62.762,1 63.313,6 63.868,9 49.830,0 78,02
4 Tungro 3.010,7 4.068,5 4.631,7 5.194,9 2.559,1 49,26
5 Blas 32.650,1 17.335,4 17.902,1 18.468,8 16.489,1 89,28
6 BLB 45.490,7 31.463,3 32.041,4 32.621,2 21.466,6 65,81
7 Ulat Grayak 1.303,0 3.904,8 4.475,9 5.047,0 755,0 14,96
239.142,2 213.206,2 217.487,7 221.790,5 190.490,5 85,89Jumlah
KLTS MH
2016/2017 (Ha)
Ramalan MT 2017 (Ha) Kejadian
KLTS MT
2017
Evaluasi Thd
Angka
Ramalan (%)
No OPT Padi
Min Rerata Mak
1 Lalat Bibit 1.015,4 1.280,4 1.810,4 2.361,3 851,9 36,08
2 Penggerek Batang 2.937,6 5.242,9 5.821,6 6.400,2 2.059,1 32,17
3 Bulai 4.131,2 5.257,5 5.817,2 6.421,2 2.157,0 33,59
4 Tikus 2.711,0 2.800,0 3.426,3 4.088,6 2.639,1 64,55
5 Penggerek Tongkol 2.491,5 3.132,9 3.634,0 4.147,6 1.569,1 37,83
6 Ulat Grayak 1.159,2 1.199,1 1.712,4 2.250,7 1.141,6 50,72
7 Hawar Daun 1.316,8 1.995,0 2.527,5 3.078,4 2.336,3 75,89
15.762,7 20.907,8 24.749,4 28.748,0 12.754,1 44,37
Kejadian
KLTS MT
2017
Evaluasi Thd
Angka
Ramalan (%)
Jumlah
No OPT Jagung
KLTS MH
2016/2017
(Ha)
Ramalan MT 2017 (Ha)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 46
hama Penggulung daun merupakan hama yang paling tinggi luas serangannya,
namun dalam hal ini masih berada dibawah luas prakiraan.
Tabel 22. Evaluasi Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai di Indonesia MT 2017
5. Penyusunan Rumusan Peramalan OPT Musim Hujan Tahun 2017/2018
Hasil penyusunan rumusan peramalan OPT musim hujan tahun 2017/2018 adalah
sebagai berikut:
a) Prakiraan Serangan OPT Utama Padi MT. 2017/2018
Prakiraan luas serangan OPT utama padi di Indonesia adalah 215.166,7 ha, lebih
tinggi dibandingkan dengan angka kejadian luas serangan pada MT.2017
190.490,5 ha. Prakiraan luas serangan hama tertinggi pada MT. 2017/2018
adalah WBC yaitu mencapai 63.175,6 ha, kemudian diikuti tikus 52.716,3 ha dan
PBP 45.207,2 ha dan ulat grayak 1.769,5 ha. Sedangkan untuk penyakit prakiraan
luas serangan tertinggi adalah BLB 27.272,4 ha, blas 22.390,3 ha dan tungro
2.635,4 ha. Prakiraan luas serangan OPT utama padi di Indonesia pada MT.
2017/2018 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 23. Prakiraan Serangan OPT Utama Padi di Indonesia MT 2017/2018
Min Rerata Mak
1 Penggerek Polong 265 52 684 1353 101,7 7,52
2 Lalat Kacang 137 -287 342 1043 111,6 10,70
3 Ulat Grayak 270 421 1016 1612 314,9 19,53
4 Tikus 58 -268 239 796 256,1 32,17
5 Penggulung Daun 131 105 617 1148 335 29,18
6 Ulat Jengkal 118 -104 458 1054 165,9 15,74
979 -81 3356 7006 1285,2 18,34Jumlah
No OPT KedelaiKLTS MH
2016/2017 (Ha)
Ramalan MT 2017 (Ha) Kejadian
KLTS MT
2017
Evaluasi Thd
Angka
Ramalan (%)
Ramalan MT. 2017/2018 ( Ha)
1 PBP 47.745,7 44.045,0 44.625,5 45.207,2
2 WBC 51.645,0 61.908,6 62.542,1 63.175,6
3 Tikus 49.830,0 51.637,2 52.177,0 52.716,3
4 Tungro 2.559,1 1.372,3 2.001,1 2.635,4
5 Blas 16.489,1 21.133,4 21.758,6 22.390,3
6 BLB 21.466,6 26.093,8 26.679,0 27.272,4
7 Ulat Grayak 755,0 (296.8) 730,3 1.769,5
JUMLAH 190.490,5 206.190,3 210.513,6 215.166,7
Min Rerata MakNO OPT
KLTS MT 2017
(Ha)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 47
b) Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung MT. 2017/2018
Prakiraan luas serangan OPT utama jagung di Indonesia adalah 21.094,1 ha, lebih
tinggi jika dibandingkan dengan angka kejadian luas serangan pada MT.2017
(12.754,1 ha). Prakiraan luas serangan OPT tertinggi pada MT 2017/2018 adalah
bulai yaitu seluas 4.544,9 ha, kemudian diikuti penggerek batang jagung 3.830,2
ha, hawar daun 3.524,2 ha, tikus 2.893,1 ha, penggerek tongkol 2.490,0 ha, lalat
bibit 2.099,4 ha dan ulat grayak 1.712,3 ha. Prakiraan luas serangan OPT utama
pada tanaman jagung di Indonesia pada MT. 2017/2018 disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 24. Prakiraan Serangan OPT Utama Jagung di Indonesia MT 2017/2018
c) Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai MT. 2017/2018
Prakiraan luas serangan OPT utama kedelai MT. 2017/2018 di Indonesia
mencapai 6.083,7 ha. Angka prakiraan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
angka kejadian luas serangan pada MT.2017 (1.285,2 ha). Prakiraan luas
serangan tertinggi adalah penggulung daun yaitu mencapai 1.542,4 ha,
kemudian diikuti ulat grayak 1.147,1 ha, penggerek polong 985,1 ha, ulat jengkal
790,0 ha dan lalat kacang 737,1 ha. Prakiraan luas serangan OPT utama pada
tanaman kedelai di Indonesia pada MT. 2017/2018 disajikan pada tabel berikut.
KLTS
MT 2017 (Ha) Min Rerata Mak
1 Lalat bibit 851,9 992,9 1.537,5 2.099,4
2 Penggerek Batang 2.059,1 2.851,3 3.340,8 3.830,2
3 Bulai 2.157,0 3.252,7 3.899,7 4.544,9
4 Tikus 2.639,1 1.739,3 2.248,4 2.893,1
5 Penggerek Tongkol 1.569,1 1.417,1 1.940,8 2.490,0
6 Ulat Grayak 1.141,6 789,7 1.234,0 1.712,3
7 Hawar Daun 2.336,3 2.405,8 2.973,7 3.524,2
Jumlah 12.754,1 13.448,8 17.174,9 21.094,1
No OPT JagungRamalan MT 2017/2018 (Ha)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 48
Tabel 25. Prakiraan Serangan OPT Utama Kedelai di Indonesia MT 2017/2018
6. Kerjasama Pengamatan Peramalan dan Pengendalian
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Kerja Sama Pengembangan Peramalan OPT,
selama tahun 2017 Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan telah
melakukan kegiatan yaitu; (1) Kerjasama teknis dalam rangka pengembangan
peramalan spesifik lokasi Tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/Laboratorium dan
Tingkat Nasional, (2) Kerjasama dalam hal bimbingan teknis terkait
penelitian/magang dengan Pergurun Tinggi, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian,
(3) Penandatangan Surat Kerjasama pengamatan peramalan dan pengendalian OPT
dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta dan Sekolah Menengah Kejuruan.
a) Kerjasama pengembangan peramalan OPT spesifik lokasi
Kerjasama pengembangan peramalan spesifik lokasi, selama tahun 2017
dilaksanakan di 16 (enam belas) provinsi dan 7 (tujuh) LPHP, kerjasama ini
bertujuan untuk membangun model peramalan OPT utama pangan (padi,
jagung, dan kedelai) musiman, yang pengolahan datanya berasal dari data
historis serangan OPT di masing-masing provinsi. Secara rinci provinsi dan
kabupaten/laboratorium yang telah diberikan bimbingan pengembangan
peramalan OPT spesifik lokasi disajikan pada tabel berikut.
KLTS
MT 2017 (Ha) Min Rerata Mak
1 Penggerek Polong 101,7 -58,4 448,5 985,1
2 Lalat Kacang 111,6 -257,5 212,6 737,1
3 Ulat Grayak 314,9 41,2 572,1 1.147,1
4 Tikus 256,1 32,2 435,6 882,0
5 Penggulung Daun 335,0 569,9 1.052,9 1.542,4
6 Ulat Jengkal 165,9 -150,6 289,2 790,0
Jumlah 1.285,2 176,8 3.010,9 6.083,7
Ramalan MT 2017/2018 (Ha)No OPT Kedelai
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 49
Tabel 26. Daftar Provinsi dan Kabupaten/LPHP Yang Telah Diberikan Bimbingan
Teknis Pengembangan Peramalan OPT Spesifik Lokasi Provinsi dan
Kabupaten Tahun 2017
b) Kerjasama bimbingan penelitian/magang untuk mahasiswa dan siswa
Bimbingan teknis terhadap mahasiswa dan siswa yang melaksanakan
penelitian/magang di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
selama tahun 2017 yaitu (a) Mahasiswa yang melakukan Kegiatan Penelitian,
Praktek Kerja Lapangan berjumlah 48 (empat puluh delapan) orang, (b) Magang
Petugas dan Petani berjumlah 41 (empat puluh satu) orang, (c) Kunjungan Tamu
teknis berjumlah 369 (tiga ratus nampuluh sembilan) orang, (d) Data Pengguna
Konsultasi Teknis berjumlah 371 (Tiga ratus tujuh puluh satu) orang, (e) Praktek
Kerja/Magang Pelajar dan Mahasiswa berjumlah 46 (empat puluh enam) orang.
c) Penandatangan Surat Kerjasama
Kegiatan Kerjasama Pengamatan Peramalan dan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan pada Tahun 2017 , telah dilaksanakan penandatangan
Piagam Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi
Swasta serta Sekolah Menengah Kejuruan, yang masing masing pihak
menyetujui/bersepakat mengadakan kerjasama saling menunjang dalam
No. Provinsi No. Kab/ LPHP
1 Aceh 1 LPHP Bandung
2 Sumatera Utara 2 LPHP Cianjur
3 Sumatera Barat 3 LPHP Indramayu
4 Jambi 4 LPHP Subang
5 Bengkulu 5 LPHP Tasikmalaya
6 Jawa Barat 6 LPHP Banyumas
7 Jawa Tengah 7 LPHP Semarang
8 Nusa Tenggara Barat
9 Kalimatan Barat
10 Kalimantan Selatan
11 Kalimantan Timur
12 Sulawesi Tengah
13 Sulawesi Selatan
14 Sulawesi Tenggara
15 Gorontalo
16 Maluku
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 50
melaksanakan tugas kedua belah pihak, sesuai dengan fungsi dan kewenangan
masing-masing.
Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah bersepakat
dan menandatangi Kerjasama dengan Balai Besar Peramalan OPT yaitu
Universitas Islam Nusantara Bandung. Dokumen penetapan/penandatangan
Piagam Kerjasama Pengamatan Peramalan dan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan tahun 2017 antara Uninus Bandung dan BBPOPT
(terlampir).
7. Peramalan OPT Pangan Tingkat Provinsi
Pengembangan Peramalan OPT utama padi spesifik lokasi pada tahun 2017
target awal 24 provinsi namun dengan adanya refocusing anggaran hanya bisa
dilaksanakan di 16 provinsi yaitu (1) Pemerintah Aceh, (2) Sumatera Utara, (3)
Sumatera Barat, (4) Jambi, (5) Bengkulu, (6) Jawa Barat, (7) Jawa Tengah, (8) Nusa
Tenggara Barat, (9) Kalimantan Barat, (10) Kalimantan Selatan, (11) Kalimantan
Timur, (12) Sulawesi Tengah, (13) Sulawesi Selatan, (14) Sulawesi Tenggara, (15)
Gorontalo, (16) Maluku.
a) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Aceh
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi Aceh
dihasilkan 4 (empat) model untuk musim hujan (Tikus, BLB, Blas dan PBP) dan
4 (empat) model untuk musim kemarau (Tikus, BLB, Blas dan PBP).
b) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Sumatera Utara
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi
Sumatera Utara dihasilkan 8 (delapan) model untuk musim hujan (PBP, Tikus,
Blas, BLB, HPP, Kepinding tanah, Siput murbai dan Walang sangit) dan 8
(delapan) model untuk musim kemarau (PBP, Tikus, Blas, BLB, HPP, Kepinding
tanah, Siput murbai dan Walang Sangit).
Hasil analisis model peramalan (PBP, Tikus, Blas, BLB, HPP, Kepinding tanah,
Siput murbai dan walang sangit) luas serangan OPT pada musim kemarau
memberikan hubungan yang nyata terhadap serangan pada musim hujan
berikutnya, demikian pula halnya luas serangan OPT pada musim hujan
memberikan hubungan yang nyata terhadap serangan pada musim kemarau
berikutnya hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05.
Kontribusi serangan musim kemarau / hujan cukup besar terhadap serangan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 51
musim kemarau / hujan berikutnya, nilai koefisien kontribusi R2 berkisar antara
0,40 sampai dengan 0,80. Untuk nilai R2 kurang dari 0,60 (60%) perlu dilakukan
updating model.
c) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Sumatera Barat
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi
Sumatera Barat dihasilkan 4 (empat) model untuk periode Januari – Juni (PBP,
Blas, Tikus, Tungro) dan 4 (empat) model untuk periode Juli – Desember (PBP,
Blas, Tikus, Tungro).
Hasil analisis model peramalan (PBP, Blas, Tikus, Tungro) serangan periode
Januari – Juni / Juli – Desember memberikan hubungan yang nyata terhadap
serangan pada periode Januari – Juni / Juli – Desember berikutnya, hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05, yaitu berkisar antara
2,5765E-36 sampai dengan 0,000278967. Kontribusi serangan periode Januari
– Juni / Juli – Desember cukup besar terhadap serangan periode Januari – Juni
/ Juli – Desember berikutnya hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien
kontribusi R2 lebih besar dari 0,60 (60%), berkisar antara 0,613 sampai dengan
0,683.
d) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Jambi
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi Jambi
dihasilkan 6 (enam) model untuk musim hujan (PBP, WBC, Tikus, Blas, Ulat
grayak dan BLB) dan 6 (enam) model untuk musim kemarau (PBP, WBC, Tikus,
Blas, Ulat grayak dan BLB).
Hasil analisis model peramalan (PBP, WBC, Tikus, Blas, Ulat grayak dan BLB)
serangan musim kemarau / hujan memberikan hubungan yang nyata terhadap
serangan pada musim hujan / kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05, berkisar antara 5,96288151289337E-08
sampai dengan 0,000818883748391033. Kontribusi serangan musim kemarau
/ hujan cukup besar terhadap serangan musim hujan / kemarau berikutnya nilai
koefisien kontribusi R2 berkisar antara 0,59 sampai dengan 0,81, untuk nilai R2
lebih kecil dari 0,60 (60%) perlu dilakukan updating apabila sudah didapat
penambahan data.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 52
e) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Bengkulu
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi
Bengkulu dihasilkan 6 (enam) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, Walang
Sangit, Kepinding Tanah, Tungro dan Blas) 6 (enam) model untuk musim hujan
(PBP, Tikus, Walang Sangit, Kepinding Tanah, Tungro dan Blas).
f) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Jawa Barat
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi Jawa
Barat dihasilkan 6 (enan) model untuk musim hujan (PBP, WBC, Tikus, BLB, Blas
dan Tungro) dan 6 (enam) model untuk musim kemarau (PBP, WBC, Tikus, BLB,
Blas dan Tungro).
Hasil analisis model peramalan (PBP, WBC, Tikus, BLB, Blas dan Tungro)
serangan musim kemarau / hujan memberikan hubungan yang nyata terhadap
serangan pada musim hujan / kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05, yaitu berkisar antara
2.44631253212542E-70 sampai dengan 1.9E-21. Kontribusi serangan musim
kemarau / hujan cukup besar terhadap serangan musim hujan/kemarau
berikutnya, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien kontribusi R2 lebih besar
dari 0,60 (60%), yaitu berkisar antara 0,78 (78%) sampai dengan 0,86 (86%).
g) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Jawa Tengah
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi Jawa
Tengah dihasilkan 6 (enan) model untuk musim hujan (PBP, WBC, Tikus, BLB,
Blas dan Tungro) dan 6 (enam) model untuk musim kemarau (PBP, WBC, Tikus,
BLB, Blas dan Tungro).
Hasil analisis model peramalan (PBP, WBC, Tikus, BLB, Blas dan Tungro)
serangan musim kemarau / hujan memberikan hubungan yang nyata terhadap
serangan pada musim hujan / kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05, yaitu berkisar antara 1,12345E-61 sampai
dengan 0,00000001844404. Kontribusi serangan musim kemarau / hujan
cukup besar terhadap serangan musim hujan / kemarau berikutnya hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien kontribusi R2 lebih besar dari 0,60 (60%),
yaitu berkisar antara 0,71 (71%) sampai dengan 0,83 (83%).
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 53
h) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi NTB
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi NTB
dihasilkan 6 (enam) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, WBC, Blas, Tungro,
dan HDB) 6 (enam) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, WBC, Blas, Tungro,
dan HDB).
i) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Kalimantan Barat
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi
Kalimantan Barat dihasilkan 6 (enam) model untuk musim hujan (PBP, Tikus,
Blas, Walang Sangit, Anjing Tanah dan HPP) 6 (enam) model untuk musim hujan
((PBP, Tikus, Blas, Walang Sangit, Anjing Tanah dan HPP).
j) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Kalimantan Selatan
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi
Kalimatan Selatan dihasilkan 7 (tujuh) model untuk musim hujan (PBP, WBC,
Tikus, Blas, Tungro, Ulat Grayak dan Hawar Pelepah) dan 7 (tujuh) model untuk
musim kemarau (PBP, WBC, Tikus, Blas, Tungro, Ulat Grayak dan Hawar
Pelepah).
Hasil analisis model peramalan (PBP, WBC, Tikus, Blas, Tungro, Ulat Grayak dan
Hawar Pelepah) serangan musim kemarau / hujan memberikan hubungan
yang nyata terhadap serangan pada musim hujan / kemarau berikutnya, hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05, yaitu berkisar antara
2,18619E-19 sampai dengan 0,0144. Kontribusi serangan musim kemarau /
hujan cukup besar terhadap serangan musim hujan / kemarau berikutnya hal
ini ditunjukkan dengan nilai koefisien kontribusi R2 lebih besar dari 0,60 (60%),
yaitu berkisar antara 0,60 (60%) sampai dengan 0,73 (73%).
k) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Kalimantan Timur
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi
Kalimantan Timur dihasilkan 4 (empat) model peramalan OPT untuk musim
hujan (PBP, Tikus, Blas dan HPP), dan 4 (empat) model peramalan OPT untuk
musim hujan (PBP, Tikus, Blas, dan HPP).
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 54
l) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Sulawesi Tengah
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi
Sulawesi Tengah dihasilkan 4 (empat) model untuk musim hujan (PBP, Tikus,
BLB, dan Tungro) 4 (empat) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, BLB dan
Tungro).
m) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Sulawesi Selatan
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi
Sulawesi Selatan dihasilkan 5 (lima) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, Ulat
grayak, Blas, BLB) dan 5 (lima) model untuk musim kemarau (PBP, Tikus, Ulat
grayak, Blas, BLB).
Hasil analisis model peramalan (PBP, Tikus, Ulat grayak, Blas, BLB) serangan
musim kemarau / hujan memberikan hubungan yang nyata terhadap serangan
pada musim hujan / kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05, yaitu berkisar antara 1,827E-35 sampai
dengan 0,0000002484. Kontribusi serangan musim kemarau / hujan cukup
besar terhadap serangan musim hujan / kemarau berikutnya hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien kontribusi R2 lebih besar dari 0,60 (60%), yaitu berkisar
antara 0,67 (%) sampai dengan 0,83 (%).
n) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi
Sulawesi Tenggara dihasilkan 4 (empat) model untuk musim hujan (PBP, Tikus,
Ulat grayak, Blas) dan 4 (empat) model untuk musim kemarau (PBP, Tikus, Ulat
grayak, Blas).
Hasil analisis model peramalan (PBP, Tikus, Ulat grayak, Blas) serangan musim
kemarau / hujan memberikan hubungan yang nyata terhadap serangan pada
musim hujan / kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi F-
nya lebih kecil dari 0,05 yaitu berkisar antara 7,64341041854251E-13 sampai
dengan 0,0234862767664766. Kontribusi serangan musim kemarau / hujan
cukup besar terhadap serangan musim hujan / kemarau berikutnya hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien kontribusi R2 lebih besar dari 0,60 (60%)
yaitu berkisar antara 0,60 (%) sampai dengan 0,87 (%).
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 55
o) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Gorontalo
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi
Gorontalo dihasilkan 6 (enam) model untuk musim hujan (PBP, BLB, Tikus, HPP,
Ulat Grayak, dan Walang Sangit) enam (enam) model untuk musim hujan (PBP,
BLB, Tikus, HPP, Ulat Grayak, dan Walang Sangit).
p) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Maluku
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 di Provinsi
Maluku dihasilkan 1 (satu) model untuk musim hujan (Penggerek batang padi)
dan 1 (satu) model untuk musim hujan (Penggerek batang padi).
Hasil analisis model peramalan Penggerek batang padi serangan musim
kemarau / hujan memberikan hubungan yang nyata terhadap serangan pada
musim kemarau / hujan berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi F-
nya lebih kecil dari 0,05 yaitu berkisar antara 0,0000045618 sampai dengan
0,004382. Kontribusi serangan musim kemarau / hujan cukup besar terhadap
serangan musim kemarau / hujan berikutnya. Nilai koefisien kontribusi R2
berkisar antara 0,57 sampai dengan 0,66.
Selain provinsi tersebut diatas juga telah dilakukan pengembangan peramalan
OPT pangan spesifik lokasi pada tahun sebelumnya yaitu provinsi (1) Riau,
(2) Sumatera Selatan, (3) Lampung, (4) Kep. Bangka Belitung, (5) DI Yogyakarta,
(6) Jawa Timur, (7) Banten, (8) Bali, (9) Nusa Tenggara Timur, (10) Kalimantan
Tengah (11) Sulawesi Utara (12) Sulawesi Barat (13) Maluku Utara, (14) Papua Barat,
(15) Papua.
a) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Riau
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Riau dihasilkan 5
model untuk musim hujan (PBP, Tikus, Blas, BLB dan HPP) dan 5 model untuk
musim hujan (PBP, Tikus, Blas, BLB dan HPP).
b) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Sumatera Selatan
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Sumatera Selatan
dihasilkan 7 (tujuh) model untuk musim hujan (PBP, WBC, Tikus, Tungro, Blas,
BLB dan Ulat Grayak) dan 7 (tujuh) model untuk musim kemarau (PBP, WBC,
Tikus, Tungro, Blas, BLB dan Ulat Grayak).
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 56
Hasil analisis model peramalan (PBP, WBC, Tikus, Tungro, Blas, BLB dan Ulat
Grayak) serangan musim kemarau memberikan hubungan yang nyata terhadap
serangan pada hujan berikutnya dan sebaliknya musim hujan terhadap musim
kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi F-nya lebih kecil
dari 0,05. Kontribusi serangan musim kemarau cukup besar terhadap serangan
musim hujan berikutnya dan sebaliknya musim hujan terhadap musim kemarau
berikutnya, nilai koefisien kontribusi R2 berkisar antara 0,48 (48%) sampai
dengan 0,86 (86%), nilai koefisien kontribusi R2 kurang dari 0,6 (60%) perlu
dilakukan updating model.
c) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi D.I Yogyakarta
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi D.I Yogyakarta
dihasilkan 6 (enan) model untuk musim hujan (PBP, WBC, Tikus, Blas, BLB, dan
Tungro) dan 6 (enam) model untuk musim kemarau (PBP, WBC, Tikus, Blas,
BLB, dan Tungro).
Hasil analisis model peramalan (PBP, WBC, Tikus, Blas, BLB, dan Tungro)
serangan musim kemarau / hujan memberikan hubungan yang nyata terhadap
serangan pada musim hujan / kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05, yaitu berkisar antara 9,89E-69 sampai
dengan 0,0000048. Kontribusi serangan musim kemarau / hujan cukup besar
terhadap serangan musim hujan / kemarau berikutnya hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien kontribusi R2 lebih besar dari 0,60 (60%), yaitu berkisar
antara 0,62 (62%) sampai dengan 0,70 (70%).
d) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Jawa Timur
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Jawa Timur
dihasilkan 6 (enan) model untuk musim hujan (PBP, WBC, Tikus, Blas, BLB, dan
Tungro) dan 6 (enam) model untuk musim kemarau (PBP, WBC, Tikus, Blas,
BLB, dan Tungro).
Hasil analisis model peramalan (PBP, WBC, Tikus, Blas, BLB, dan Tungro)
serangan musim kemarau / hujan memberikan hubungan yang nyata terhadap
serangan pada musim hujan / Kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05. Kontribusi serangan musim kemarau /
hujan cukup besar terhadap serangan musim hujan / kemarau berikutnya nilai
koefisien kontribusi R2 berkisar antara 0,56 (56%) sampai dengan 0,76 (76%),
untuk nilai R2 lebih kecil dari 0,60 (60%) harus dilakukan updating.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 57
e) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Banten
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Banten dihasilkan
5 (lima) model untuk musim hujan (PBP, WBC, Tikus, BLB, Ungro) dan 5 (lima)
model untuk musim kemarau (PBP, WBC, Tikus, BLB, Tungro).
Hasil analisis model peramalan (PBP, WBC, Tikus, BLB, Tungro) serangan
musim kemarau / hujan memberikan hubungan yang nyata terhadap serangan
pada musim hujan / kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05, yaitu berkisar antara 5,05649653108443E-
29 sampai dengan 0,0182777618056286. Kontribusi serangan musim kemarau
/ hujan cukup besar terhadap serangan musim hujan / kemarau berikutnya hal
ini ditunjukkan dengan nilai koefisien kontribusi R2 lebih besar dari 0,60 (60%),
yaitu berkisar antara 0,71 (71%) sampai dengan 0,84 (84%).
f) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Sulawesi Utara
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Sulawesi Utara
dihasilkan 7 (tujuh) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, Blas, BLB, Tungro,
HPP, Walang sangit) dan 7 (tujuh) model untuk musim kemarau (PBP, Tikus,
Blas, BLB, Tungro, HPP, Walang sangit).
Hasil analisis model peramalan (PBP, Tikus, Blas, BLB, Tungro, HPP, Walang
sangit) serangan musim kemarau / hujan memberikan hubungan yang nyata
terhadap serangan pada musim hujan / kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan
oleh nilai signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05, yaitu berkisar antara 1,71E-95
sampai dengan 0,001348. Kontribusi serangan musim kemarau / hujan cukup
besar terhadap serangan musim hujan / kemarau berikutnya, nilai koefisien
kontribusi R2 berkisar antara 0,47 (%) sampai dengan 0,70 (%), nilai R2 yang
lebih rendah dari 0,60 (60%) perlu dilakukan updating model.
g) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Kalimantan Tengah
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Sulawesi Tengah
dihasilkan 5 (lima) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, HPP, Blas dan H
oryzae) 5 (lima) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, HPP, Blas dan H oryzae).
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 58
h) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Bali
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Bali dihasilkan 6
(enam) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, WBC, Blas, Tungro, dan HDB) 6
(enam) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, WBC, Blas, Tungro, dan HDB).
i) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Nusatenggara
Timur dihasilkan 3 (tiga) model untuk musim hujan (PBP, WBC, Tikus) dan 3
(tiga) model untuk musim kemarau (PBP, WBC, Tikus).
Hasil analisis model peramalan (PBP, WBC, Tikus) serangan musim kemarau /
hujan memberikan hubungan yang nyata terhadap serangan pada musim
kemarau / hujan berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi F-nya lebih
kecil dari 0,05, yaitu berkisar antara 9,15675E-17 sampai dengan
0,000475848911107554. Kontribusi serangan musim kemarau / hujan cukup
besar terhadap serangan musim kemarau / hujan berikutnya hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien kontribusi R2 lebih besar dari 0,60 (60%), yaitu berkisar
antara 0,62 sampai dengan 0,78.
j) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Papua Barat
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Papua Barat
dihasilkan 1 (satu) model yaitu Penggerek Batang Padi untuk musim hujan dan
musim kemarau.
k) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Bangka Belitung
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Bangka Belitung
dihasilkan 1 (satu) model yaitu Blas untuk musim hujan dan musim kemarau.
l) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Lampung
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Lampung
dihasilkan 7 (tujuh) model untuk musim hujan (PBP, WBC, Tikus, BLB, Blas, dan
Tungro, dan Ulat Grayak) dan 7 (tujuh) model untuk musim kemarau (PBP,
WBC, Tikus, BLB, Blas, Tungro dan Ulat grayak) .
Hasil analisis model peramalan (PBP, WBC, Tikus, BLB, Blas, Tungro dan Ulat
grayak) serangan musim kemarau / hujan memberikan hubungan yang nyata
terhadap serangan pada musim hujan / kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 59
oleh nilai signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05 yaitu berkisar antara
1,71176676398271E-13 sampai dengan 0,00015326601790343. Kontribusi
serangan musim kemarau / hujan cukup besar terhadap serangan musim hujan
/ kemarau berikutnya hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien kontribusi R2
lebih besar dari 0,60 (60%) yaitu berkisar antara 0,60 sampai dengan 0,76.
m) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Sulawesi Barat
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Sulawesi Barat
dihasilkan 2 (dua) model untuk musim hujan (PBP dan Tikus) dan 2 (dua) model
untuk musim hujan (PBP dan Tikus).
Hasil analisis model peramalan (PBP dan Tikus) serangan musim kemarau /
hujan memberikan hubungan yang nyata terhadap serangan pada musim
hujan / kemarau berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi F-nya lebih
kecil dari 0,05 yaitu berkisar antara 0,000000061383 sampai dengan
0,0000460546008004933 Kontribusi serangan musim kemarau / hujan cukup
besar terhadap serangan musim hujan / kemarau berikutnya hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisien kontribusi R2 lebih besar dari 0,60 (60%) yaitu berkisar
antara 0,63 (%) sampai dengan 0,85 (%).
n) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Maluku Utara
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Maluku Utara
dihasilkan 3 (tiga) model untuk musim hujan (PBP, Tikus dan Tungro) 3 (tiga)
model untuk musim hujan (PBP, Tikus dan Tungro). Hasil analisis model
peramalan (PBP, Tikus, dan Tungro) serangan musim kemarau / hujan
memberikan hubungan yang nyata terhadap serangan pada musim kemarau /
hujan berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi F-nya lebih kecil dari
0,05 yaitu berkisar antara 5,20485E-18 sampai dengan 0,0006395. Kontribusi
serangan musim kemarau / hujan cukup besar terhadap serangan musim
kemarau / hujan berikutnya hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien
kontribusi R2 lebih besar dari 0,60 (60%) yaitu berkisar antara 0,61 sampai
dengan 0,95.
o) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Kalimantan Tengah
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Sulawesi Tengah
dihasilkan 5 (lima) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, HPP, Blas dan H
oryzae) 5 (lima) model untuk musim hujan (PBP, Tikus, HPP, Blas dan H oryzae).
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 60
p) Pengembangan Peramalan OPT Utama Tanaman Padi Spesifik Lokasi di
Provinsi Papua
Pengembangan model peramalan OPT utama padi di Provinsi Sulawesi Tengah
dihasilkan 5 (lima) model untuk musim hujan (Bercak Daun Coklat, Tikus, Blas,
HPP, dan PBP) 5 (lima) model untuk musim hujan (Bercak Daun Coklat, Tikus,
Blas, HPP, dan PBP).
9. Peramalan OPT Pangan Tingkat Kabupaten/Laboratorium
Pengembangan model peramalan OPT utama padi tahun 2017 tingkat laboratorium
target 30 (tiga puluh) laboratorium, namun hanya dilaksanakan di 7 (tujuh)
Laboratorium karena adanya refocusing anggaran. Tujuh laboratorium tersebut yaitu
Provinsi Jawa Barat : (1) LPHP Bandung, (2) Cianjur, (3) Indramayu, (4) Subang, (5)
Tasikmalaya, Provinsi Jawa Tengah: (6) Banyumas, (7) Semarang.
Hasil Pengembangan Peramalan sebelumnya adalah: Provinsi Jawa Tengah: (1)
Pemalang/Petarukan, (2) Kedu, (3) Banyumas, (4) Sukoharjo, (5) Semarang, (6) Pati.
Provinsi Jawa Timur: (7) Pamekasan (8) Madiun, (9) Bojonegoro, (10)
Pandaan/Pasuruan, (11) Tulungagung, (12) Jember (13) Mojokerto Provinsi Lampung:
(14) Trimurejo, (15) Gading Rejo, (16) Semuliraya Provinsi Sumatera Selatan: (17)
Muara Enim (18) Musirawas (19) Sukarame, (20) Belitang Provinsi Sulawesi Selatan:
(21) Luwu, (22) Pinrang, (23) Maros, (24) Bulu Kumba Provinsi Kalimantan Barat: (25)
Sambas, Provinsi Kalimantan Tengah: (26) Kapuas, Sumatera Barat : (27) Padang.
Hasil analisis pengembangan model peramalan OPT utama padi tingkat
laboratorium/kabupaten secara keseluruhan serangan musim kemarau / hujan
memberikan hubungan yang nyata terhadap serangan pada musim hujan / kemarau
berikutnya, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikasi F-nya lebih kecil dari 0,05.
Kontribusi serangan musim kemarau / hujan cukup besar terhadap serangan musim
hujan / kemarau berikutnya hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien kontribusi R2
lebih besar dari 0,60 (60 %).
10. Pengembangan dan Penerapan Model Peramalan OPT Tanaman Pangan
Tingkat Nasional
a) Pengembangan dan Penerapan Model Peramalan Serangan OPT Tanaman Padi
Hasil pengembangan model peramalan OPT padi nasional yang saat ini digunakan
adalah hasil updating model peramalan tahun 2014, pada tahun 2017 tidak
dilakukan updating model karena model yang ada masih relevan untuk diterapkan.
Jumlah model peramalan OPT utama padi secara nasional sudah diperoleh dan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 61
digunakan 7 (tujuh) model peramalan OPT untuk musim hujan (Penggerek batang
padi, Wereng batang coklat, Tikus, Ulat grayak, Blas, BLB, dan Tungro), dan 7
(tujuh) Model OPT peramalan untuk musim kemarau (Penggerek batang padi,
Wereng batang coklat, Tikus, Ulat grayak, Blas, BLB, dan Tungro). Model
peramalan ini diterapkan untuk memprakirakan serangan OPT padi, prakiraan
serangan OPT padi pada musim hujan menggunakan model peramalan musim
hujan dan prakiraan serangan OPT padi pada musim kemarau menggunakan
model peramalan musim kemarau.
b) Pengembangan Model Peramalan Serangan OPT Tanaman Jagung
Hasil pengembangan model peramalan OPT jagung nasional yang saat ini
digunakan adalah hasil updating model peramalan tahun 2014 sebanyak 14
(empat belas) model, masing-masing 7 (tujuh) model untuk musim kemarau dan 7
(tujuh) model musim hujan. Model peramalan tersebut adalah untuk peramalan
Lalat bibit, Penggerek batang jagung, Tikus, Ulat grayak, Hawar daun jagung, Bulai
dan Penggerek tongkol. Model peramalan ini diterapkan untuk memprakirakan
serangan OPT jagung, prakiraan serangan OPT jagung pada musim hujan
menggunakan model peramalan musim hujan dan prakiraan serangan OPT jagung
pada musim kemarau menggunakan model peramalan musim kemarau.
c) Pengembangan Model Peramalan Serangan OPT Tanaman Kedelai
Kedelai merupakan komoditas tanaman pangan yang strategis, karena kedelai
merupakan bahan baku industri tahu dan tempe yang merupakan sumber protein
nabati yang dibutuhkan oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Dalam upaya untuk
meningkatkan produktivitas tanaman kedelai mengalami beberapa kendala,
antara lain adanya serangan/infestasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
OPT yang diketahui dilaporkan menjadi kendala utama dalam pengusahaan
tanaman kedelai adalah hama lalat kacang, penggerek polong kedelai, tikus, ulat
grayak, penggulung daun dan ulat jengkal. Peramalan OPT dan analis data yang
bertujuan untuk mengupdate/mengembangkan model peramalan OPT musiman
yang selama ini telah digunakan untuk melaksanakan peramalan OPT kedelai baik
pada musim hujan maupun kemarau. Jumlah model peramalan OPT kedelai
sebanyak 12 model 6 (enam) model peramalan musim kemarau dan 6 (enam)
model musim hujan.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 62
11. Upsus Peningkatan Produksi Pajale Provinsi Riau, Kalimantan Timur, dan
Gorontalo
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 684/Kpts/OT.050/ 12/2015
tentang kelompok kerja upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai
(Upsus pajale), Balai Besar Peramalan OPT tahun 2017 salah satu dalam
pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan pengawalan Program dan kegiatan
pembangunan pertanian berorietas pada upaya untuk mendukung Upaya Khusus
(UPSUS) Padi, Jagung, Kedelai sebagai acuan upaya peningkatan produksi tanaman
pangan pada tahun 2017.
Balai Besar Peramalan telah mengadakan pertemuan koordinasi upaya khusus di
Provinsi Riau, Provinsi Gorontalo dan Provinsi Kalimantan Timur.
1. Provinsi Riau telah melaksanakan pertemuan sebanyak 4 kali pertemuan yaitu
a) Pertemuan koordinasi upaya khusus tanggal 22 Februari 2017 di kabupaten
Rokan Hulu dengan jumlah peserta 56 orang yang terdiri dari Bidang Pangan,
TNI AD (Dandim, Danramil, dan Babinsa), Kepala UPTD, PPL, POPT.
b) Pertemuan koordinasi upaya khusus tanggal 23 Februari 2017 di kabupaten
Kampar dengan jumlah peserta 69 orang yang terdiri dari lingkup Kabupaten
Kampar (UPTD, KCD, PPL, Mantri tani, POPT), TNI AD (Kodim, Koramil, dan
Babinsa), Pejabat dan staf lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura.
c) Pertemuan koordinasi upaya khusus tanggal 2 Maret 2017 di Kabupaten
Kuantan Singingi dengan jumlah peserta 56 orang. Peserta berasal dari
a). Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikulura dan Perkebunan Provinsi Riau
b). Dinas Petanian Kabupaten Kuansing, serta c). Kodim 0402 Indar Giri Hulu
(Inhu) dan Kuansing.
d) Pertemuan koordinasi upaya khusus tanggal 8 Maret 2017 di Kabupaten
Bengkalis, yang dihadiri 57 orang peserta terdiri dari a). Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Hortikutura dan Perkebunan Provinsi Riau b). Dinas Pertanian
Kabupaten Bengkalis, serta c). Kodim 0303 Bengkalis.
2. Provinsi Gorontalo telah mengadakan pertemuan koordinasi upaya khusus
peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai tingkat Kabupaten sebanyak 4 kali
yaitu di Kabupaten Boalemo dan Pohuwato, kabupaten Bone Bolango dan
Pertemuan Tingkat Provinsi.
1) Pertemuan koordinasi upaya khusus tanggal 29 Agustus 2017 di Kabupaten
Boalemo dan Pohuwato, di Provinsi Gorontalo, yang dihadiri 59 orang peserta
yang berasal dari lingkup Kabupaten Boalemo dan Pohuwato (UPTD, KCD, PPL,
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 63
Mantri tani, POPT), TNI AD (Kodim, Koramil, Babinsa), Pejabat dan staf lingkup
Dinas Pertanian Tanaman dan Hortikutura Kabupaten Boalemo dan Pohuwato.
2) Pertemuan koordinasi upaya khusus tanggal 14 November 2017 di Kabupaten
Bone Bolango, di Provinsi Gorontalo, yang dihadiri 76 orang peserta yang
berasal dari lingkup Kabupaten Bone Bolango (UPTD, KCD, PPL, Mantritani,
POPT), TNI AD (Kodim, Koramil, Babinsa), Pejabat dan staf lingkup Dinas
Pertanian Tanaman dan Hortikutura Kabupaten Bone Bolango.
3) Pertemuan koordinator upaya khusus tingkat Provinsi, tanggal 21 Desember
2017 yang dihadiri 326 orang perserta yang berasal dari peserta Kota
Kabupaten 38 orang, kabupaten Bone Bolango 62 orang, kabupaten Gorontalo
Utara 37 orang, kabupaten Gorontalo 83 orang, kabupaten Pohuwato 39 orang,
kabupaten Boalemo 27 orang dan 40 orang dari Dinas Provinsi UPTD, KCD, PPL,
Mantri tani, dan POPT serta TNI (Kodim, Koramil, Babinsa).
3. Provinsi Kalimantan Timur telah mengadakan Pertemuan koordinasi upaya
khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai tingkat Kabupaten
sebanyak 2 kali yaitu di Kabupaten Berau tanggal 7 November 2017 dengan jumlah
peserta 45 orang dari lingkup Dinas Pertanian (UPTD, KCD, PPL, manteritani dan
POPT), BPS Kab Berau, TNI AD (Kodim, Koramil, Babinsa) sedangkan di kabupaten
Paser pada tanggal 9 November 2017 dihadiri oleh 42 orang perwakilan Dinas
Pertanian Kab Paser, BPS Kab Paser, Babinsa, dan Kepala Bidang Yantekindok dan
staf sebagai perwakilan penanggungjawab upsus pajale Pusat untuk Kabupaten
Berau dan Paser.
4.2. PEMANTAUAN DAN EVALUASI 1. Penyusunan Laporan Bulanan dan Simonev
Laporan bulanan Balai Besar Peramalan OPT dilakukan secara rutin setiap
bulannya. Laporan bulanan menyajikan Indikator Kinerja Kegiatan kegiatan
BBPOPT yang terdiri kegiatan Model Peramalan 15 model, kegiatan Layanan
Perkantoran, Kegiatan Layanan Internal (overhead) yang mencakup progres
seluruh kegiatan baik yang tercantum pada DIPA maupun kinerja lainnya.
Demikian juga dengan laporan simonev disusun setiap bulan yang mencakup
realisasi fisik dan keuangan.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 64
Berdasarkan undangan dari Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Nomor
B.371/TU.020/A.1/ 3/2017, BBPOPT menghadiri Workshop Aplikasi Monev TA.
2017 pada tanggal 11-13 April 2017 di Sheraton Mustika Hotel, Yogyakarta.
2. Laporan Kinerja Instansi (Lakin, Bulanan dan Tahunan)
Penyusunan Laporan Kinerja
Laporan Kinerja (LAKIN) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas
dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan
anggaran yang telah dialokasikan dalam rangka menuju tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance). Kinerja BBPOPT diukur atas dasar penilain capaian
terhadap target sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan kepala Balai
Besar Peramalan OPT dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan pada Tahun
2017.
Capaian Kinerja Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 berdasarkan PK Tahun
2017, BBPOPT mempunyai 3 (tiga) IKK, yaitu :
a) Jumlah model peramalan OPT dengan target 15 model.
b) Jumlah layanan internal (overhead) dengan target 12 bulan.
c) Jumlah layanan perkantoran dengan target 12 bulan.
Rata-rata capaian kinerja BBPOPT berdasarkan tiga IKK (pada Tahun 2017
mencapai 100 % dari target yang ditetapkan pada PK 2017 atau masuk dalam
kriteria “Berhasil”.
Tabel 27. Capaian Kinerja Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Tahun 2017
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 65
Penyusunan Laporan Bulanan
Laporan Bulanan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban instansi
dalam mencapai tujuan/sasaran yang ditetapkan, sesuai diamanatkan dalam
Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan
Permentan No. 31 Tahun 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi
dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Pencapaian sasaran yang ditetapkan
merupakan proses berjalan selama kurun waktu satu tahun, oleh sebab itu untuk
mengetahui tingkat dan perkembangan pencapaian sasaran suatu kinerja
dibutuhkan laporan bulanan.
Penyusunan Laporan Tahunan
Laporan Tahunan merupakan pertanggungjawaban laporan kegiatan secara rinci
yang bertujuan memberikan informasi hasil-hasil yang sudah dicapai dan
mengungkap permasalahan yang memerlukan tindak lanjut serta perbaikan
sebagai bahan evaluasi.
3. Sistem Pengendalian Internal (SPI)
Sistem Pengendalian Internal (SPI) merupakan proses integrasi pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, kehandalan laporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan kepemerintahan yang baik (good governance). Untuk
mendorong terwujudnya penyelenggaraan pembangunan dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan secara optimal, diperlukan penerapan Sistem
Pengendalian Intern (SPI). Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menuntut agar
pengelola dan penerima manfaat kegiatan dan anggaran dapat bekerjasama
melaksanakan tugas secara transparan, akuntabel, terbuka, efektif dan efisien. Oleh
karena itu SPI untuk mengatasi dan mencari pemecahan terhadap kendala maupun
permasalahan yang makin muncul perlu terus dilakukan di berbagai level organisasi.
Ruang lingkup sistem pengendalian intern sebagai tercantum pada Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 adalah 1) Lingkungan Pengendalian; 2) Penilaian
Resiko; 3) Kegiatan Pengendalian; 4) Informasi dan Komunikasi; dan 5) Pemantauan.
Kegiatan sistem pengendalian intern lingkup Balai Besar Peramalan OPT.
a. Pembentukan Tim Satlak PI
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 127, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
menyatakan bahwa SPI merupakan alat pengendalian dan pengawasan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 66
program/kegiatan serta memudahkan dalam evaluasi dan pelaporan. Sebagai
implementasi dari amanat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Balai Besar
Peramalan OPT membentuk Tim Satuan Pelaksana Pengendalian Intern tahun 2017
berdasarkan Keputusan Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Tumbuhan
Nomor 34/OT.050/C.8/01/2017, tanggal 3 Januari 2017. Organisasi Pelaksana SPI
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun Anggran 2017
dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala BBPOPT Nomor
34/OT.050/C.8/01/2017, tanggal 3 Januari 2017, tentang Satuan Pelaksana
Pengendalian Intern Tahun Anggaran 2017 dengan struktur sebagai berikut :
Gambar 2. Struktur Organisasi Satlak Pengendalian Intern
Tugas dan Tanggung Jawa Satuan Pelaksana Pengendalian Intern (SPI) Tahun
Anggaran 2017 dengan uraian sebagai berikut:
1) Melakukan Pengendalian Secara Berkala dan Evaluasi Pelaksanaan dan
Penerapan Pengendalian Intern Sekurang-kurangnya 1 (satu) Kali Setahun
2) Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) berdasarkan petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
Sistem Pengendali Intern (SPI) dari Unit Eselon 1 sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi, sebagai acuan/pedoman pelaksanaan SPI;
3) Mensosialisasikan dan menerapkan Juknis SPI di lingkungan unit kerjanya;
4) Meningkatkan kemapuan sumber daya manusia (SDM) pelaksana pengendalian
Intern di unit kerja;
5) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan SPI untuk menilai tingkat
efektifitasnya;
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 67
6) Menyusun laporan pelaksanaan SPI Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan dan mengirimkannya kepada Direktorat Jenderal
Tananam Pangan, dengan tembusan kepada Inspektorat Jenderal selaku
Pembina SPI Kementerian Pertanian
b. Rapat Penysusunan dan Pembekalan SPI Tahun 2017
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan melaksanakaan 2 kali
rapat yaitu Rapat Triwulan SPI dengan Tim Satlak PI dan Tim Pelaporan BBPOPT,
tanggal 5 September 2017, dan tanggal 21 Desember 2017 melakukan
pertemuan dengan seluruh anggota tim satuan pelaksana pengendalian intern
dengan narasumber Ir. Gatut Sumbogodjati, M.M., dari Sekretaris Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan dengan notulen sebagai berikut:
1. Menyusun dan Laporan SPI Tahun 2017
2. Menyusun petunjuk teknis SPI yang berisi tentang titik kritis dan analisis
resiko baik kegiatan utama maupun kegiatan pendukung TA. 2017.
3. Evaluasi tindak lanjut hasil monitoring dan Evaluasi tahun 2017.
c. Penilaian Mandiri Satlak-PI BBPOPT
Penilaian mandiri merupakan kegiatan evaluasi berkelanjutan oleh
Pertanggungjawaban kegiatan atas pelaksanaan output kegiatan di bawah
pertanggungjawabannya. Penilaian mandiri dilaksanakan melalui pengisian
kertas kerja SPI standar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang disesuaikan
dengan kegiatan BBPOPT. Penilaian merupakan penilaian Triwulan I sampai
Triwulan IV.
Tabel 28. Hasil Penilaian Mandiri SPI atas Kegiatan BBPOPT Tahun 2017
No Unsur SPI Bobot (%)Tw-I
(Maret)
Tw-II
(Juni)
Tw-III
(Sept)
Tw-IV
(Des)
1 Lingkup Pengendalian 20 20 20 20 20
2 Penilaian Resiko 15 14,25 14,25 14,25 15
3 Kegiatan Pengendalian 40 25,71 28,57 28,57 25,71
4 Informasi dan Komunikasi 10 7,78 9,78 9,78 8,70
5 Pemantauan 15 13,57 9,29 9,29 14,64
NILAI TOTAL 81,31 81,88 81,88 84,05
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 68
4. Pemantauan, Evaluasi Mutu Laboratorium PHP dan Agens Hayati
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 76/Permentan/OT.140/11/2011,
tanggal 30 November 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Peramalan
OPT dalam pasal 10 menyatakan bahwa “Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9, Bidang Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi,
antara lain dalam point c) pemantauan dan evaluasi peramalan, pengembangan
peramalan OPT dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura”.
Secara teknis, tahapan pelaksanaan sub output kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana kerja pemantauan Sistem Mutu LPHP dan LAH
2) Melakukan sosialisasi rencanan kerja pemantauan sistem Mutu LPHP dan LAH
3) Melakukan pengumpulan data melalui pemantauan sistem Mutu LPHP dan LAH
4) Menyusun dan menggandakan laporan hasil pemantauan sistem Mutu LPHP
dan LAH.
Hal- hal yang dipantau dan dievaluasi meliputi kondisi bagunan/ gedung/kantor,
kondisi laboratorium umum/laboratorium agens hayati, jumlah dan jenis peralatan
laboratorium umum dan laboratorium agens hayati, kondisi rumah kaca, kondisi
menara air/sumber air, kendaraan roda 4 dan roda 2, lahan percobaan, jaringan
telepon.
Tabel 29. Laboratorium yang Sudah Dipantau Pada Tahun 2017
10-11 November 2017 Nurpiah
10-11 November 2017 Yayan Kurniadi
Tasikmalaya 10-11 November 2017 Mamat Rahmat
Indramayu 28-30 November 2017 Nurpiah
Bandung 10-11 November 2017 Mamat Rahmat
Cianjur 14-15 September 2017 Nurpiah
Subang 06-07 April 2017 Nurpiah
Pemalang 10-11 November 2017 Mamat Rahmat
Banyumas 10-11 November 2017 Mamat Rahmat
Kedu 05-07 November 2017 Samsu
Pati 04-05 Oktober 2017 Yayan Kurniadi
Semarang 14-15 September 2017 Fitrah Rahmatullah
Solo 22-23 Maret 2017 Aris Sutoaji
Tulungagung 05-07 Desember 2017 Mamat Rahmat
Bojonegoro 04-05 Oktober 2017 Aris Sutoaji
Jember 23-24 Maret 2017 Idah Faridah
Pamekasan 22-23 Maret 2017 Sudarti
Madiun 13-14 Juli 2017 Aris Sutoaji
2 Jawa Barat
3 Jawa Tengah
4 Jawa Timur
NO PROVINSI LPHP/LAH TANGGAL PETUGAS PEMANTAU
1 Banten Serang
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 69
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh LPHP/LAH dalam
rangka peningkatan klasifikasi kelas adalah:
1) Pengganti pegawai yang pensiun dengan tenaga terampil yang kompeten
dibidang masing-masing.
2) Setiap tahun pegawai LPHP/LAH mengalami pengurangan karena beberapa hal
yaitu Pensiun, Mutasi ke dinas Pertanian atau melilih jadi POPT di daerah.
3) Sarana dan prasarana laboratorium makin berkurang karena rusak/pecah.
4) Bimbingan teknis yang dilaksanakan di tiap-tiap laboratorium terkendala oleh
terbatasnya pegawai LPHP/LAH yang kompeten karena jumlahnya terbatas.
5) Kemungkinan terjadinya penurunan klasifikasi akan terjadi, apabila hal-hal
diatas tidak mendapatkan perhatian.
5. Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Lapang
Kegiatan pemantauan dan evaluasi kegiatan lapang BBPOPT yang meliputi laporan
hasil pemantauan kepuasan pelanggan produk jasa BBPOPT, pelaksanaan
pengembangan teknologi model P3OPT pangan, serta penyebaran dan
pemanfaatan produk agens hayati padat dan cair.
Beberapa rangkuman dari kegiatan pemantauan dan evaluasi kegiatan lapang
adalah sebagai berikut:
1) Pemantauan dan evaluasi Kajian Peranan Nematoda Herorhabditis, spp dalam
mengendalikan hama Penggerek Batang (Ostrinia furnacalis, spp) pada
jagung di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Pemantauan dilakukan pada
tanggal 4-5 Oktober 2017 dengan memantau langsung kegiatan ke lapang,
sampling metode dan tanya jawab. Pelaksanaan kegiatan Kajian Peranan
Nematoda Herorhabditis, spp dalam mengendalikan hama Penggerek
Batang (Ostrinia furnacalis, spp) sudah sesuai dengan TOR, juklak dan juknis,
namun untuk OPT sasaran berdasarkan hasil pengamatan pada minggu ke 6
baik populasi maupun intensitasnya masih rendah, sehingga perlu
dipertimbangkan kembali.
5 DIY Bantul 23-24 Maret 2017 Anik Kurniati
Semuli Raya 06-07 April 2017 Aris Sutoaji
Trimurjo 09-10 Mei 2017 Aris Sutoaji
Gadingrejo 09-10 Mei 2017 Aris Sutoaji
7 Jambi Sie Tiga 20-21 April 2017 Anik Kurniati
8 Sumatra Selatan Suka Rame 20-21 April 2017 Rosalia Maryana
PETUGAS PEMANTAUNO PROVINSI LPHP/LAH TANGGAL
6 Lampung
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 70
2) Pemantauan dan evaluasi Kajian Pengembangan Metode Presence and Absence untuk Pendugaan Populasi WBC pada jagung di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah dilakukan pada tanggal 22-23 Maret 2017 dengan monitoring langsung ke lapangan terkait pelaksanaan kajian. Pelaksanaan kajian ini sudah sesuai dengan TOR/Juklak/Juknis, tetapi pelaksanaan pengamatan populasi WBC harus dipantau dengan cermat sehingga tujuan pendugaan WBC dapat tercapai.
6. Bimbingan dan Sosialisasi Kegiatan Pengembangan Peramalan OPT
A. Padi
Sub output kegiatan pengembangan peramalan serangan OPT padi berupa
kegiatan pengamatan keadaan lapang OPT dan bimbingan teknis pengamatan dan
pengendalian OPT Padi, dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun (Januari
sampai dengan Desember 2017). Lokasi pelaksanaan kegiatan di daerah sentra
produksi tanaman padi dan daerah endemis serangan OPT.
Pelaksana kegiatan pengamatan keadaan lapang OPT padi ini adalah petugas
BBPOPT yang kompeten melaksanakan pengamatan keadaan lapang OPT dan
bimbingan teknis pengamatan dan pengendalian OPT Padi. Realisasi anggaran sub
output kegiatan pengamatan keadaan lapang dan bimbingan pengamatan dan
pengendalian OPT padi Tahun Anggaran 2017 mencapai 99,73 %.
1) Pengamatan Keadaan Lapang OPT
Tahun 2017 BBPOPT melaksanakan kegiatan pengawalan dan pengamanan
produksi melalui kegiatan pengamatan keadaan lapang yang dilakukan secara
intensif selama 2 musim tanam. Kegiatan diprioritaskan pada daerah endemis
OPT dan sentra produksi padi dengan sasaran 24 lokasi, terealisasi 24 wilayah
LPHP/ Provinsi meliputi 70 Kab/kota, dengan rincian sebagai berikut:
a) LPHP Subang (Kab Subang, Bekasi, Karawang dan Purwakarta)
b) LPHP Indramayu (Kab Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka)
c) LPHP Cianjur (Kab Cianjur, Sukabumi dan Bogor)
d) LPHP Tasikmalaya (Kab Tasikmalaya, Ciamis dan Kota Banjar)
e) LPHP Bandung (Kab Bandung, Garut dan Sumedang)
f) LPHP Banyumas (Kab Banjarnegara, Cilacap dan Banyumas)
g) LPHP Sukoharjo (Kab Sukoharjo, Klaten, Boyolali dan Wonogiri)
h) LPHP Semarang (Kab Semarang, Kendal dan Salatiga)
i) LPHP Kedu (Kab Kebumen dan Purworejo)
j) LPHP Pemalang (Kab Tegal, Brebes, Pemalang dan Pekalongan)
k) LPHP Bojonegoro (Kab Bojonegoro, Tuban, Lamongan)
l) LPHP Madiun (Kab Madiun dan Ngawi)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 71
m) LPHP Pandaan (Kab Pasuruan, Lumajang dan Probolinggo)
n) LPHP Tulungagung (Kab Nganjuk, Kediri, Tulungagung dan Blitar)
o) LPHP Mojokerto (Kab Jombang, Mojokerto, Gresik)
p) LPHP Jember (Kab Jember dan Banyuwangi)
q) LPHP Bantul Yogyakarta ( Kab Bantul, Sleman dan Gunung kidul)
r) Banten (Kab Serang, Tanggerang, Lebak dan Pandeglang)
s) Riau (Kab Indragiri Hilir, Kampar dan Rokan Hulu)
t) Lampung (Kab Lampung Tengah, Lampung Timur, Pasawaran dan Lampung
Selatan)
u) Gorontalo (Kab Gorontalo dan Bone Bolango)
v) Sumatera Utara (Kab Langkat)
w) Sumatera Selatan (Kab Musi Rawas dan Lubuk Linggau)
x) Sumatera Barat (Kab Padang)
Sasaran data yang ditetapkan sebanyak 24 data dan terealisasi 24 data atau
100 % sesuai target yang telah ditetapkan.
Beberapa jenis OPT yang masih menjadi ancaman dan banyak menyerang di
pertanaman antara lain : Penggerek Batang Padi (PBP), Tikus, Wereng Batang
Coklat (WBC), Hawar Daun Bakteri (HDB), Blas, Tungro, Ganjur, Busuk Pelepah,
Walang Sangit, Ulat Grayak, Cercospora, Belalang, Kepinding Tanah, Siput
Murbai dan Gejala Fisiologis. Oleh karena itu 7 jenis OPT utama (Penggerek
Batang, Wereng Coklat, Tikus, Tungro, Blas dan BLB) perlu mendapat prioritas
dalam penanganan kegiatan pengamatan keadaan lapang.
Serangan WBC perlu penanganan serius, dari 24 lokasi ditemukan gejala
serangan spot hopperburn di 5 provinsi yaitu Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa
Barat, Banten dan Lampung.
Hasil Pengamatan Keadaan Serangan OPT Padi disusun dalam bentuk laporan
rekomendasi dan saran tindak OPT spesifik lokasi hasil pengamatan lapang
disampaikan kepada instansi terkait (Dinas Pertanian Provinsi, UPTD/BPTPH)
dan laporan telaahan hasil pengamatan lapang disampaikan kepada Direktur
Jenderal Tanaman Pangan serta tembusan kepada Direktur Perindungan
Tanaman Pangan sebagai bahan pengambilan kebijakan pengelolaan OPT di
lapangan.
2) Bimbingan Teknis Pengamatan dan Pengendalian
Bimbingan Teknis Pengamatan dan Pengendalian OPT Padi dilaksanakan
sebanyak 15 kali di 9 provinsi yaitu pertemuan/rapat/lokakarya sebanyak 9 kali
di Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, NTB, Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan,
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 72
Gorontalo dan Sumatera Barat. Materi disesuaikan dengan permintaan dari
daerah atau berdasarkan kejadian/eksplosif OPT di lapangan.
B. Jagung Sub output kegiatan pengembangan peramalan serangan OPT berupa kegiatan
pengamatan keadaan lapang OPT dan bimbingan teknis pengamatan dan
pengendalian OPT Jagung, dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun (Februari
sampai dengan Desember 2017). Lokasi pelaksanaan kegiatan di daerah sentra
produksi tanaman jagung dan daerah endemis serangan OPT.
Pelaksana kegiatan data dan informasi ramalan serangan OPT Jagung ini adalah
petugas BBPOPT yang kompeten melaksanakan pengamatan keadaan lapangan
OPT dan bimbingan teknis pengamatan dan pengendalian OPT Jagung. Realisasi
anggaran sub output kegiatan pengamatan keadaan lapang dan bimbingan
pengamatan dan pengendalian OPT Jagung mencapai 98,44 %.
Pengamatan Keadaan Lapang OPT
Tahun 2017 BBPOPT melaksanakan kegiatan pengawalan dan pengamanan
produksi melalui kegiatan pengamatan keadaan lapang yang dilakukan secara
intensif selama 1 musim tanam. Kegiatan diprioritaskan pada daerah endemis OPT
dan sentra produksi jagung dengan sasaran 13 lokasi, terealisasi 13 wilayah LPHP/
Provinsi meliputi 33 Kab/kota, dengan rincian sebagai berikut:
a) LPHP Indramayu (Kab Kuningan, Majalengka)
b) LPHP Cianjur ( Kab Cianjur, Sukabumi, Bogor)
c) LPHP Tasikmalaya (Kab Tasik , Ciamis)
d) LPHP Bandung ( Kab Bandung, Garut, Sumedang)
e) LPHP Sukoharjo ( Kab Klaten, Sukoharjo)
f) LPHP Semarang ( Kab Demak, Grobogan)
g) LPHP Mojokerto ( Kab Jombang, Mojokerto)
h) LPHP Bantul ( Kab Bantul, Sleman)
i) LPHP Gadingrejo(Kab Pasawaran, Lampung Selatan, Pringsewu)
j) LPHP Trimurjo (Kab Metro, Lampung Tengah, Lampung Timur)
k) PHP Tulungagung (Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Blitar)
l) LPHP Bulukumba (Bantaeng, Binjai)
m) LPHP Banyumas (Banyumas, Banjarnegara, Cilacap)
Sasaran data yang ditetapkan sebanyak 12 data, terealisasi 12 data atau 100 %.
Sesuai target yang telah ditetapkan.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 73
Berdasarkan data hasil pengamatan, OPT dominan yang ditemukan antara lain
yaitu Penggerek Tongkol, Penggerek Batang, Busuk Tongkol, Hawar Daun Jagung,
Karat Daun, Bercak Daun, Bulai, Tikus, Ulat Grayak, dan Belalang.
Hasil Pengamatan Keadaan Serangan OPT Jagung disusun dalam bentuk laporan
rekomendasi dan saran tindak OPT spesifik lokasi hasil pengamatan lapang
disampaikan kepada instansi terkait (Dinas Pertanian Provinsi, UPTD/BPTPH) dan
laporan telaahan hasil pengamatan lapang disampaikan kepada Direktur Jenderal
Tanaman Pangan serta tembusan kepada Direktur Perindungan Tanaman Pangan
sebagai bahan pengambilan kebijakan pengelolaan OPT di lapangan.
C. Kedelai
Sub output kegiatan pengembangan peramalan serangan OPT Kedelai berupa
kegiatan pengamatan keadaan lapang OPT dan bimbingan teknis pengamatan dan
pengendalian OPT Kedelai, dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun (Januari
sampai dengan Desember 2017). Lokasi pelaksanaan kegiatan di daerah sentra
produksi tanaman kedelai dan daerah endemis serangan OPT.
Pelaksana kegiatan data dan informasi ramalan serangan OPT Kedelai ini adalah
petugas BBPOPT yang kompeten melaksanakan pengamatan keadaan lapangan
OPT dan bimbingan teknis pengamatan dan pengendalian OPT Kedelai. Realisasi
anggaran sub output kegiatan pengamatan keadaan lapang dan bimbingan
pengamatan dan pengendalian OPT Kedelai mencapai 99,26 %.
Pengamatan Keadaan Lapang OPT
Tahun 2017 BBPOPT melaksanakan kegiatan pengawalan dan pengamanan
produksi melalui kegiatan pengamatan keadaan lapang yang dilakukan secara
intensif selama 1 musim tanam. Kegiatan diprioritaskan pada daerah endemis OPT
dan sentra produksi kedelai dengan sasaran 8 lokasi , terealisasi 8 wilayah LPHP/
Provinsi meliputi 16 Kab/kota, dengan rincian sebagai berikut:
1) LPHP Mojokerto (Kab Mojokerto dan Jombang)
2) LPHP Trimurjo ( Kab Lampung Tengah dan Lampung Timur)
3) LPHP Bantul (Kab Bantul dan Gunung Kidul)
4) LPHP Bandung (Kab Bandung dan Bandung Barat)
5) LPHP Tulungagung (Kab Nganjuk, Kediri )
6) LPHP Madiun (Kab Madiun, Ngawi)
7) LPHP Serang (Kab Serang, Tangerang)
8) LPHP Gadingrejo ( Kab Pringsewu, Lampung Selatan)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 74
Sasaran data yang ditetapkan sebanyak 8 data, terealisasi 8 data atau 100 %.
Sesuai target yang telah ditetapkan.
Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa OPT dominan yang ditemukan
menyerang pertanaman yaitu : Virus Mozaik Kuning, Perusak Daun, Penggulung
Daun, Perusak Polong, Penggerek Polong, Ulat Grayak, Pengisap Polong, Bemissia
sp, Aphis sp, Plusia sp dan Kumbang kedelai.
Hasil Pengamatan Keadaan Serangan OPT Kedelai disusun dalam bentuk laporan
rekomendasi dan saran tindak OPT spesifik lokasi hasil pengamatan lapang
disampaikan kepada instansi terkait (Dinas Pertanian Provinsi, UPTD/BPTPH) dan
laporan telaahan hasil pengamatan lapang disampaikan kepada Direktur Jenderal
Tanaman Pangan serta tembusan kepada Direktur Perindungan Tanaman Pangan
sebagai bahan pengambilan kebijakan pengelolaan OPT di lapangan.
D. Kacang Tanah dan Kacang Hijau
Sub output kegiatan pengembangan peramalan serangan OPT Kacang Tanah dan
Kacang Hijau berupa kegiatan pengamatan keadaan lapang OPT dan bimbingan
teknis pengamatan dan pengendalian OPT, dilaksanakan dalam kurun waktu satu
tahun (Januari sampai dengan Desember 2017). Lokasi pelaksanaan kegiatan di
daerah sentra produksi tanaman padi dan daerah endemis serangan OPT.
Pelaksana kegiatan pengamatan keadaan lapang OPT ini adalah petugas BBPOPT
yang kompeten melaksanakan pengamatan keadaan lapangan OPT dan bimbingan
teknis pengamatan dan pengendalian OPT Kacang Tanah dan Kacang Hijau.
Realisasi anggaran sub output kegiatan pengamatan keadaan lapang dan
bimbingan pengamatan dan pengendalian OPT Kacang Tanah dan Kacang Hijau
Tahun Anggaran 2017 mencapai 100 %.
Pengamatan Keadaan Lapang OPT
Tahun 2017 BBPOPT melaksanakan kegiatan pengawalan dan pengamanan
produksi melalui kegiatan pengamatan keadaan lapang yang dilakukan secara
intensif selama 2 musim tanam. Kegiatan diprioritaskan pada daerah endemis OPT
dan sentra produksi Kacang Tanah dan Kacang Hijau dengan sasaran 8 lokasi,
terealisasi 5 wilayah LPHP/ Provinsi meliputi 11 Kab/kota, dengan rincian sebagai
berikut:
1) LPHP Subang (Kab Subang, Purwakarta)
2) LPHP Tasikmalaya (Kab Tasik, Ciamis)
3) LPHP Bojonegoro (Kab Bojonegoro, Tuban)
4) LPHP Bandung (Kab Bandung, Sumedang)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 75
5) LPHP Pati (Kab Pati, Rembang, Blora)
Sasaran data yang ditetapkan sebanyak 2 data, terealisasi 2 data atau 100 %.
Sesuai target yang telah ditetapkan.
Aneka Kacang terdiri dari 2 komoditi yaitu Kacang Tanah dan Kacang Hijau. Jenis
OPT yang ditemukan pada 1) Kacang Tanah: Virus Mozaik, Ulat Jengkal, Karat
Daun, Bemissia sp, Bercak Daun. 2) Kacang Hijau: Bemissia sp, Aphis sp, Karat daun,
Bercak daun, Ulat Jengkal.
Hasil Pengamatan Keadaan Serangan OPT Kacang Tanah dan Kacang Hijau disusun
dalam bentuk laporan rekomendasi dan saran tindak OPT spesifik lokasi hasil
pengamatan lapang disampaikan kepada instansi terkait (Dinas Pertanian
Provinsi, UPTD/BPTPH) dan laporan telaahan hasil pengamatan lapang
disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan serta tembusan kepada
Direktur Perindungan Tanaman Pangan sebagai bahan pengambilan kebijakan
pengelolaan OPT di lapangan.
E. Ubi Kayu dan Ubi Jalar
Sub output kegiatan pengembangan peramalan serangan OPT berupa kegiatan
pengamatan keadaan lapang OPT dan bimbingan teknis pengamatan dan
pengendalian OPT Ubi Kayu dan Ubi Jalar, dilaksanakan dalam kurun waktu satu
tahun (Februari sampai dengan Desember 2016). Lokasi pelaksanaan kegiatan di
daerah sentra produksi tanaman Ubi Kayu dan Ubi Jalar dan daerah endemis
serangan OPT.
Pelaksana kegiatan data dan informasi ramalan serangan OPT Ubi Kayu dan Ubi
Jalar ini adalah petugas BBPOPT yang kompeten melaksanakan pengamatan
keadaan lapangan OPT dan bimbingan teknis pengamatan dan pengendalian OPT
ubi kayu dan ubi jalar. Realisasi anggaran sub output kegiatan pengamatan
keadaan lapang dan bimbingan pengamatan dan pengendalian OPT Ubi Kayu dan
Ubi Jalar Tahun Anggaran 2017 mencapai 97,62 %.
Pengamatan Keadaan Lapang OPT
Tahun 2017 BBPOPT melaksanakan kegiatan pengawalan dan pengamanan
produksi melalui kegiatan pengamatan keadaan lapang yang dilakukan secara
intensif selama 1 musim tanam. Kegiatan diprioritaskan pada daerah endemis OPT
dan sentra produksi Ubi Kayu dan Ubi Jalar dengan sasaran 4 lokasi, terealisasi
wilayah LPHP/ Provinsi meliputi 9 Kab/kota, dengan rincian sebagai berikut:
1) LPHP Subang (Kab Purwakarta, Subang)
2) LPHP Indramayu ( Kab Kuningan, Majalengka)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 76
3) LPHP Bandung ( Kab Bandung, Garut, Sumedang)
4) LPHP Semarang ( Kab Semarang, Kendal)
Sasaran data yang ditetapkan sebanyak 2 data, terealisasi 2 data atau 100 %.
Sesuai target yang telah ditetapkan.
Umbi umbian terdiri dari 2 komoditi yaitu Ubi jalar dan Ubi kayu. Jenis OPT yang
ditemukan pada : 1) Ubi jalar yaitu Hama Boleng (Cylas formicarius), Kumbang
Daun, Ulat Grayak, Kudis, Kutu Daun, Penggerek Batang, Penggorok Daun, 2) Ubi
kayu yaitu Tungau Merah, Kutu Kebul, Kutu Putih, Belalang dan Bercak Coklat.
Hasil Pengamatan Keadaan Serangan OPT Ubi Kayu dan Ubi Jalar disusun dalam bentuk laporan rekomendasi dan saran tindak OPT spesifik lokasi hasil pengamatan lapang disampaikan kepada instansi terkait (Dinas Pertanian Provinsi, UPTD/BPTPH) dan laporan telaahan hasil pengamatan lapang disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan serta tembusan kepada Direktur Perindungan Tanaman Pangan sebagai bahan pengambilan kebijakan pengelolaan OPT di lapangan.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 77
BAB V
PELAYANAN TEKNIS,
INFORMASI, DAN
DOKUMENTASI
5.1. SEKSI PELAYANAN TEKNIS Balai Besar Peramalan OPT melakukan pemberian pelayanan sarana teknis
kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi
tanaman pangan dan hortikultura, baik pelayanan internal maupun ekternal
BBPOPT. Secara intern, pelayanan teknis melakukan pengelolaan laboratorium
yang meliputi Laboratorium Fitopatologi, Entomologi, Trichogramma, PCR, Lalat
Buah, Nabati, Multimedia dan Rumah Kaca. Disamping pengelolaan
laboratorium juga melaksanakan pengelolaan lahan percobaan dan kebun
koleksi.
A. Layanan Sarana Teknis
1) Pendataan dan Penilaian Sarana Teknis
Aktifitas pendataan sarana teknis pada Tahun 2017 dilakukan sebanyak dua
kali pada masing-masing laboratorium, yaitu pada bulan Juni 2017 dan
Desember. Hasil pendataan dan penilaian sarana teknis berupa alat
laboratorium pada Tahun 2017 sebanyak 164 jenis, dan 10 jenis diantaranya
dalam keadaan rusak, serta 1 jenis tidak lengkap.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 78
Tabel 30. Alat Laboratorium yang Rusak dan Tidak Lengkap Tahun 2017
2) Kalibrasi Sarana Teknis
Sesuai dengan sarana teknis yang dimiliki BBPOPT, agar dapat melayani
kegiatan teknis maka telah dilakukan penilaian dan kalibrasi sesuai dengan
standar pengukuran setiap jenis sarana pelayanan teknis. Pada Tahun 2017
tidak dilakukan kalibrasi sarana teknis, tetapi dilakukan perbaikan dan
perawatan sejumlah 42 alat laboratorium yang tersaji dalam tabel berikut.
Tabel 31. Perawatan dan Perbaikan Alat Laboratorium Tahun 2017
Jumlah Satuan Baik Rusak
1 Pipet pump 3 unit 2 1
2 Soccorex 3 unit 1 2
3 Pestle 16 unit 15 1
4 Petridish d 9 kecil 36 unit 34 2
5 Aspirator single pipa 3 unit 2 1
6 Nampan persemaian 3 unit 0 3
7 PCR Machine Biometra 1 unit 0 1
8 PCR Machine Piko Thermal Cycler 1 unit 0 1
9 Automatic Spin Column Extraction
and Purification System Qiacube
1 unit 0 1
10 Hotplate Magnetic Stirer 1 unit 0 1
No Nama AlatVolume Kondisi
No. Nama Alat Merk Status Keterangan Saran
1 Autoclave 2 unit My Life OK Maintenance
dan service
Perlu Pengecekan Setiap Klep 3 Bln
unit Tomy OK Maintenace Kuras Air Pembuangan kalau sudah
penuh
2 Oven Memmert 3 unit Memmert OK Maintenance Perlu di berikan Stabilizer
3 PCR Machine 1 unit Sensoquet OK Maintenance Perlu di berikan UPS dan stabilizer
4 Mikroskop 15 unit Best Scope OK Maintenance Perlu Lemari Penyimpan Agar Tidak
Berjamur
unit Olympus OK Maintenance Perlu Lemari Penyimpan Agar Tidak
Berjamur
5 Timbangan Digital 5 unit Ohaus OK Maintenance Dibersihkan bekas sample setiap
sudah pakai
6 Timbangan Analitik 2 unit Ohaus OK Maintenance Butuh Stabilizer
unit Labtronic OK Maintenance Butuh Stabilizer
7 Centrifuges 1 unit Hanil OK Maintenance Butuh Stabilizer dan bersihkan
sample yg jatuh
8 Vortex 2 unit Branstead OK Maintenance
unit HSI OK Maintenance
9 Geldoc 1 unit Wealtech Ok Maintenance Butuh UPS dan Stabilizer
10 Mini Centrifuges 1 unit Hanil OK Maintenance Bersihkan sample setelah pakai
11 Blok Heating 1 unit OK Maintenance Butuh Stabilizer
12 Micropippete 7 unit OK Maintenance Bersihkan Setelah Pakai
13 Biosafety cabinet 1 unit Biobase OK Maintenance
dan service
Perbaikan filter dan perbaikan saluran
gas
Jumlah
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 79
3) Penyusunan Kebutuhan Sarana Teknis
Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan teknis telah disusun
kebutuhan sarana teknis berdasarkan usulan dari masing-masing
laboratorium pada Tahun 2017 sebanyak 266 jenis alat dan bahan kegiatan.
4) Penyiapan dan Usulan Pemeliharaan Sarana Teknis
Penyiapan dan usulan pemeliharaan sarana teknis meliputi pelaksanaan
perbaikan dalam rangka pemeliharaan sarana teknis. Sesuai dengan hasil
pendataan dan penilaian sarana pelayanan teknis sesuai kebutuhan
kegiatan teknis yang akan dilaksanakan pada Tahun 2017 telah dilakukan
penyiapan dan usulan pemeliharaan sebanyak 6 jenis alat, dan dari usulan
tersebut telah dilaksanakan pemeliharaan sebanyak 3 alat.
Tabel 32. Usulan dan Pemeliharaan Sarana Teknis Tahun 2017
5) Penataan Penggunaan Sarana Teknis
Dalam rangka menunjang kegiatan teknis, pada Tahun 2017 telah dilakukan
penataan penggunaan sarana teknis baik sarana lama maupun sarana baru
yang diadakan pada TA 2017. Penataan penggunaan sarana teknis
disesuaikan kebutuhan kegiatan kegiatan teknis. Penataan sarana teknis
berkerjasama dengan subbagian Rumah Tanggal dan Perlengkapan.
No. Nama Barang Lokasi
Laboratorium
Keterangan
Kerusakan
Tindak Lanjut
1 Biosafety Cabinet BIOBASE Fitopatologi Kaca penutup
retak
Penggantian
kaca
2 Sumber Listrik dan Air Nabati Kurang Optimalisasi
sumber yang
ada
3 Alat visualisasi DNA Whealtec PCR Tidak dapat
memvisualisasikan
DNA, kamera
rusak
Penggantian
kamera
4 QIAcube purification PCR Tidak bisa
maintenance
Menghubungi
distributor untuk
pengecekan
5 Lampu UV Fitopatologi Mati Penggantian
lampu UV
6 Alat visualisasi DNA UVITEC PCR Kayu rusak Menghubungi
distributor untuk
pengecekan
ulang
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 80
Pada tahun 2017 Laboratorium mendapatkan tambahan sejumlah 33
peralatan dan 1 set furniture dari hasil pengadaan barang dan jasa yang
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 33. Daftar Pengadaan Sarana Teknis pada Tahun 2017
6) Pemberian Pelayanan Teknis dalam Peningkatan Kapasitas Pejabat
Fungsional POPT
Pemberian pelayanan teknis dalam peningkatan kapasitas pejabat
Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) pada
Tahun 2017, meliputi:
No Nama Barang Lokasi
Laboratorium
Volume
(unit)
1 PC Lenovo PCR 1
2 UPS stabilisator PCR 2
3 UPS stabilisator Fitopatologi 1
4 Automatic drying oven Nabati 1
5 T imbangan Digital Nabati 1
6 T imbangan Digital Fitopatologi 1
7 T imbangan Digital T richogramma 1
8 Timbangan Digital Entomologi 1
9 Seed sortir Entomologi 1
10 Seed counter Entomologi 1
11 Tempat penyimpanan mikroskop Agens Hayati 3
12 Tempat penyimpanan mikroskop Fitopatologi 3
13 Tempat penyimpanan mikroskop Entomologi 3
14 Tempat penyimpanan mikroskop Trichogramma 1
15 Hotplate magnetic stirer PCR 1
16 Vortex mixer Fitopatologi 1
17 Botol dispenser PCR 1
18 Alat ubinan Kebun Percobaan 2
19 Deep freezer PCR 1
20 Gel documentation PCR 1
21 Lemari koleksi Entomologi 1
22 Lemari penyimpanan isolat Agens Hayati 1
23 Lemari stainlesteel Rumah kaca 1
24 Rak besi Trichogramma 2
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 81
Melayani permintaan alat dan bahan laboratorium yang diperlukan
untuk kegiatan operasional laboratorium dan kajian mandiri
Melaksanakan pertemuan operasional laboratorium Perbanyakan dan
pemanfaatan mikoriza (Prof. Hersanti dan Dr. Anne Nurbaity / Unpad)
Melaksanakan pertemuan operasional laboratorium Pestisida Nabati
(Prof. Agus Kardinan/ Balittro)
Melaksanakan pertemuan uji mutu hayati (SNI) dengan Narasumber
Batara Siagian (Ditjen TP), Banu Sinatria (BSN), Arini Widyastuti (BSN),
Rina (BSN).
Melaksanakan pertemuan uji mutu hayati (formulasi agens hayati)
dengan Narasumber Dr. Suryo Wiyono (IPB)
Melaksanakan pertemuan uji mutu hayati (keamanan hayati) dengan
Narasumber Dr. Widodo (IPB)
Melaksanakan pertemuan uji mutu hayati (deteksi molekuler) dengan
Narasumber Dr. Kikin Hamzah (IPB)
Melaksanakan seminar hasil kegiatan operasional laboratorium.
7) Pelayanan Publik, Masyarakat Petani dan Petugas.
Balai Besar Peramalan OPT memberikan pelayanan kepada masyarakat
petani, petugas bersama dengan pejabat Fungsional POPT dalam
memecahan masalah peramalan, pengembangan peramalan OPT dan
rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura. Pelayanan teknis yang
telah dilaksanakan meliputi kunjungan teknis, magang, pelatihan, konsultasi
(klinik tanaman) dan pelayanan permintaan narasumber. Selama Tahun
2017, kegiatan pelayanan publik adalah sebagai berikut:
a. Kunjungan Teknis
Pelayanan kunjungan teknis ke BBPOPT pada Tahun 2017 sebanyak 12
kali dengan jumlah pengunjung 369 orang, dari berbagai jenis instansi,
kelompok tani, dan mahasiswa. Maksud dan tujuan kunjungan pengguna
ke BBPOPT antara lain terkait dengan teknologi pengamatan, peramalan
dan pengendalian OPT.
b. Magang
Keberadaan BBPOPT diketahui pelanggan, antara lain dari pameran,
media elektronik (website), siaran radio, televisi dan dari instansi lain
yang telah lebih dahulu mengenal BBPOPT. Pelanggan yang melakukan
magang di BBPOPT berasal dari berbagai kalangan antara lain petugas,
petani, mahasiswa, pelajar dan stakeholder lainnya. Alasan pengguna
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 82
melaksanakan magang di BBPOPT umumnya karena BBPOPT mempunyai
kompetensi di bidang peramalan, pengamatan, dan pengendalian OPT.
Pada Tahun 2017 tedapat 33 kali magang dengan jumlah peserta 135
orang.
c. Pelatihan
BBPOPT menyediakan jasa pelayanan pelatihan yang meliputi materi
bidang peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT. Pengendalian
OPT lebih dititik beratkan pada pengendalian ramah lingkungan, yaitu
pemanfaatan agens hayati dan pestisida nabati. Pelanggan yang
menggunakan jasa ini dari instansi, petani atau stakeholder yang terkait.
Pada Tahun 2017 tidak ada pengguna yang melaksanakan pelatihan di
BBPOPT.
d. Konsultasi
Pelayanan publik BBPOPT, selain magang, pelatihan dan kunjungan juga
melayani konsultasi, baik konsultasi dengan membawa sampel maupun
konsultasi tanpa sampel. Pada Tahun 2017 BBPOPT melayani konsultasi
sebanyak 371 orang dari Dinas Pertanian, Balai Proteksi Tanaman Pangan
dan Hortikultua, Balai Penyuluhan Pertanian, Petani, Universitas,
Sekolah Menengah Kejuruan dan Instansi lainnya.
B. Output kegiatan
1) Pelatihan P3OPT (SDM luar)
Kegiatan Pelatihan pengembangan pengamatan, peramalan dan
pengendalian OPT (P3OPT) pangan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan petugas di Bidang P3OPT pangan. Peserta
pelatihan adalah THL POPT dari seluruh Indonesia. Pelatihan dilaksanakan
sebanyak 2 angkatan.
Pelatihan P3OPT I diikuti oleh THL POPT sejumlah 35 orang. Pelatihan
dilaksanakan pada tanggal 16 – 29 April 2017. Peserta pelatihan berasal dari
provinsi Aceh, Riau, Lampung, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa
Timur, Banten, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, NTB,
dan Papua Barat. Nilai pretest rata-rata adalah 54,03, sedangkan hasil setelah
mengikuti pelatihan (post test) adalah 76,31 Rata-rata peningkatan
kemampuan peserta setelah mengikuti pelatihan sebesar 22,29 poin (atau
meningkat rata-rata sebesar 41,25 %).
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 83
Pelatihan P3OPT II diikuti oleh THL POPT sejumlah 35 orang. Pelatihan
dilaksanakan pada tanggal 7 - 20 Mei 2017. Peserta pelatihan berasal dari
provinsi Aceh, Riau, Lampung, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten,
Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan. Nilai pretest rata-rata
adalah 52,83, sedangkan hasil setelah mengikuti pelatihan (post test) adalah
81,34 Rata-rata peningkatan kemampuan peserta setelah mengikuti
pelatihan sebesar 28,51 poin (atau meningkat rata-rata sebesar 53,96 %).
Pemateri berasal dari: Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kepala Balai
Besar Peramalan Organisme PenggangguTumbuhan, Pejabat Struktural dan
Fungsional lingkup Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan,
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Sedangkan Fasilitator terdiri dari
pejabat Fungsional POPT Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan.
2) Pelatihan Agens Hayati (SDM Luar)
Kegiatan Pelatihan Agens Pengendali Hayati (APH) mempunyai tujuan
meningkatkan kompetensi SDM laboratorium APH dalam memahami dasar
dasar pengembangan APH dan mampu melakukan praktek perkembangan
APH spesifik lokasi. Pelatihan dilaksanakan sebanyak 2 (dua) angkatan dengan
peserta adalah staf laboratorium ataupun petugas yang mengembangkan AH.
Pelatihan agens hayati I diikuti oleh petugas laboratorium/LPHP yang
menangani agens hayati. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 5 – 18 Maret
2017 diikuti oleh 33 orang. Peserta pelatihan berasal dari provinsi Aceh, Riau,
Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku
Utara, Papua Barat dan Papua. Nilai pretest rata-rata adalah 55,35, sedangkan
hasil setelah mengikuti pelatihan (post test) adalah 84,14 Rata-rata
peningkatan kemampuan peserta setelah mengikuti pelatihan sebesar 28,79
poin (atau meningkat rata-rata sebesar 52,01 %).
Pemateri berasal dari Dosen Institut Pertanian Bogor, Peneliti BB BIOGEN,
Kepala Balai Besar Peramalan Organisme PenggangguTumbuhan, Pejabat
Struktural dan Fungsional lingkup Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Sedangkan
Fasilitator terdiri dari pejabat Fungsional POPT Balai Besar Peramalan
Organisme Pengganggu Tumbuhan.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 84
Pelatihan agens hayati II diikuti oleh petugas laboratorium/LPHP yang
menangani agens hayati. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 2 – 15 April
2017 diikuti oleh 33 orang. Peserta pelatihan berasal dari provinsi Jambi, Jawa
Tengah, Riau, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Papua, Sumatera Barat,
Banten, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Lampung, DIY,
Maluku Utara, Jawa Timur dan NTB. Nilai pretest rata-rata adalah 58,59,
sedangkan hasil setelah mengikuti pelatihan (post test) adalah 82,12 Rata-
rata peningkatan kemampuan peserta setelah mengikuti pelatihan sebesar
23,54 poin (atau meningkat rata-rata sebesar 40,17 %).
Pemateri berasal dari Dosen Institut Pertanian Bogor, Kepala Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, Pejabat Struktural dan
Fungsional lingkup Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan,
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Sedangkan Fasilitator terdiri dari
pejabat Fungsional POPT Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan.
3) Operasional Laboratorium Pengelolaan OPT
Kegiatan operasional laboratorium pengelolaan organisme pengganggu
tumbuhan pada tahun 2017 terdiri dari operasional Laboratorium
Fitopatologi, Laboratorium Entomologi, Laboratorium PCR, Laboratorium
Trichogramma, Kebun Koleksi, Kebun Percobaan, dan Rumah Kaca.
a) Operasional Laboratorium Fitopatologi
Kegiatan di laboratorium Fitopatologi, BBPOPT tahun 2017 terdiri dari,
pembuatan spesimen tanaman terifeksi penyakit, isolasi penyakit
(patogen), dan identifikasi tanaman dengan gejala terinfektasi penyakit.
Sampel-sampel tanaman terinfeksi penyakit didapatkan dari hasil
kunjungan di lapangan seperti surveillans dan bimbingan teknis.
Sampel tanaman yang terinfeksi penyakit dan telah diidentifikasi dibuat
spesimen. Pembuatan spesimen ini bertujuan untuk mempermudah
pengamatan secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru.
Selain spesimen basah dan spesimen kering, Fungsional juga membuat
spesimen dalam bentuk preparat mikroorganisme penyebab penyakit
tumbuhan (patogen). Jumlah awetan disajikan dalam tabel dibawah ini.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 85
Tabel 34. Daftar Awetan di Basah Laboratorium Fitopatologi
No Asal Sampel Tanaman
Inang
Jenis Penyakit
1. Kabupaten Karawang Padi Cercospora oryzae
2. Kabupaten Karawang Terong Virus kuning
3. Pesawahan, Purwakarta Padi Busuk pelepah
4. Pesawahan, Purwakarta Padi Leaf scald
5. Pesawahan, Purwakarta Padi Kerdil rumput
6. Pesawahan, Purwakarta Padi Kerdil hampa
7. Pesawahan, Purwakarta Padi Hawar pelepah
8. Pesawahan, Purwakarta Padi Belang (fisiologis)
9. Kabupaten Karawang Padi Gejala tungro
10. Jatisari, Karawang Padi Virus KH
11. Compreng, Subang Padi Virus KR tipe 2
12. Jatisari, Karawang Cabai Virus keriting
13. Kabupaten Karawang Sorgum Gejala antraknosa
Hasil isolasi patogen yang dihasilkan pada tahun 2017 sebanyak 10 isolat
penyakit.
Tabel 35. Daftar Hasil Isolasi Patogen di Laboratorium Fitopatologi
No Asal Sampel Sumber Patogen Jenis Patogen
1. Kab Kuningan Tanaman ubi jalar Fusarium oxysforum
2. Kab Kuningan Tanaman ubi jalar Monilochaetes
infuscans
3. Kab Kuningan Tanah pertanaman
ubi jalar
Fusarium solani
4. Kab Karawang Tanaman bambu Curvularia lunata
5. Prov Papua Tanaman cabai Colletotrichum capsica
6. Kab Purwakarta Tanaman padi Xanthomonas oryzae
7. Kab Kuningan Tanaman labu
butternut
Botridiplodia
theobrome
8. Kab Karawang Tanaman padi Bipolaris oryzae
9. Kab Karawang Tanaman padi Sarocladium oryzae
10. Kab Karawang Tanaman padi Bulkhorderia glumae
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 86
Kegiatan identifikasi terhadap penyakit, sebagian besar sampel berasal
dari hasil surveilans, bimbingan teknis dan sampel yang di bawa oleh
petugas atau petani. Sampel yang di peroleh dilakukan identifikasi oleh
pelaksana teknis identifikasi laboratorium Fitopatologi. Berikut daftar
sampel yang diidentifikasi di laboratorium fitopatologi
Tabel 36. Hasil Identifikasi Sampel di Laboratorium Fitopatologi
No Asal Sampel Jenis Sampel Hasil Identifikasi
3 Cilamaya, Karawang Padi Kerdil rumput
5 Kabupaten Kuningan Tanaman cabai Fusarium sp dan Curvularia
sp
7 Kabupaten Indramayu Gabah/Bulir Bulkhorderia glumae
9 Kabupaten Kuningan Umbi Nematoda Pratylenchus sp
10 Kabupaten Karawang Tanaman Bambu Curvularia lunata
11 Kabupaten Kerinci, Jambi Rumpun Padi Helminthosporium Oryzae
12 Kabupaten Karawang Buah Jeruk Tidak ada patogen yang
ditemukan dan jelas
terlihat lubang bekas
tusukan serangga serta
ditemukan larva pada gejala
busuk
13 Kabupaten Purwakarta Rumpun Padi Erwinia sp
14 Kabupaten Kuningan Labu butternut Penyakit abiotik, sehingga
muncul patogen sekunder
berupa jamur Botridiplodia
theobrome , alternaria sp
dan Rhizhopus stolonifer
15 Kabupaten Karawang Rumpun Padi Bipolaris oryzae , Alternaria
sp dan Sarocladium oryzae
8 Kabupaten Kuningan Sulur tanaman umbi Monilochaetes infuscans
dan Alternaria sp
4 Patokbeusi, Subang Padi diduga terinfeksi busuk
batang
Erwinia sp
6 Kabupaten Karawang Tanaman cabai Alternaria Solani
1 Geneng, Ngawi Padi terinfeksi bercak coklat Penyakit blas (Pyricularia
oryzae )
2 Karangjati, Ngawi Padi Sampel kering (tidak bisa
teridentifikasi)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 87
b) Operasional Laboratorium Entomologi
Kegiatan di laboratorium entomologi tahun 2017, yaitu kegiatan uji
embun madu, rearing hama dan identifikasi hasil tangkapan lampu
perangkat (light trap).
Kegiatan uji embun madu tahun 2017 di lakukan sebanyak 8 kali, untuk
8 koloni (Karawang, Cirebon, Indramayu, Ciacap, Bandung, Sumedang,
Pemalang dan Pekalongan). Varietas padi yang di gunakan untuk
kegiatan uji embun madu, sebanyak 10 varietas yang meliputi: MSP 1,
MSP 8, MSP 13, Ciherang, Pelita, Mekongga, ASD 7, IR 64, IR 42 dan Ratu
Henati.
Pada tahun 2017 kegiatan rearing ulat grayak yang dilakukan adalah jenis
Spodoptera mauritia. Larva diambil dari tanaman rumput di halaman
BBPOPT. Beberapa larva diambil dan diperbanyak pada wadah plastik
dan proses perbanyakan di lakukan di laboratorium. Kegiatan
perbanyakan baru dapat dilaksanakan hingga generasi ke-2. Setelah
generasi ke-2 ini serangga mati. Kegiatan rearing meliputi: penggantian
pakan, membersihkan larva instar akhir ke kotak pupa dan
memindahkan imago pada kotak imago untuk mendapatkan telur
Spodoptera mauritia.
Lampu perangkap dipasang di kebun percobaan, diaktifkan setiap hari
dan diamati setiap hari kerja. Hasil pegamatan lampu perangkap dihitung
dan diidentifikasi di Laboratorium Entomologi. Data yang diperoleh
No Asal Sampel Jenis Sampel Hasil Identifikasi
16 Kabupaten Kuningan Daun dan tangkai tanaman
ubi jalar bergejala bisul
Gejala bisul bukan
disebabkan oleh patogen
karena ditemukan tungau di
dalam bisul tersebut
17 Kabupaten Subang Tanaman Kencur Gejala kering bukan
disebabkan oleh patogen
melainkan hama
18 Kabupaten Karawang Tanaman Padi Erwinia sp
19 Medan, Sumatra Utara Gabah/Bulir Bulkhorderia glumae
20 Medan, Sumatra Utara Rumpun Padi Bipolaris oryzae dan
Alternaria sp
21 Medan, Sumatra Utara Rumpun Padi Virus kerdil rumput tipe 2
22 Ngawi, Jawa Timur Tongkol Jagung Xanthomonas campestris
23 Ngawi, Jawa Timur Daun Jagung Helminthosporium turcicum
dan Rizoctonia solani
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 88
dapat digunakan sebagai informasi keberadaan hama dan musuh alami
yang tertarik pada cahaya
c) Operasional Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR)
Tujuan dari kegiatan operasional laboratorium PCR adalah untuk
meningkatkan keakuratan kegiatan identifikasi sampel melalui analisa
DNA dan membedakan sampel-sampel tersebut dari penyakit yang di
sebabkan oleh fitoplasma atau penyakit lain (bakteri, jamur, virus dan
nematoda).
Pada Tahun 2017, Laboratorium PCR melakukan identifikasi 43 sampel
yang diduga terinfeksi virus kerdil rumput, virus kerdil hampa, BGR,
busuk bakteri, dan tungro. Selain itu, identifikasi juga dilakukan terhadap
biakan murni agens pengendali hayati yang meliputi Paenibacillus
polymixa, Pseudomonas flourescens dan isolat bakteri putih.
Tabel 37. Pengujian Sampel di Laboratorium PCR
No Asal Sampel Jenis Sampel Hasil Identifikasi
1. Patokbeusi,
Subang
Padi diduga terinfeksi
busuk batang (Erwinia
sp)
Negatif Erwinia sp
2. Pekalongan Padi diduga terinfeksi
virus kerdil
Positif kerdil
rumput tipe 2
Positif kerdil hampa
Negative tungro
3. Laboratorium
BBPOPT
Isolat yang diduga
Erwinia sp (1)
Negatif Erwinia sp
4. Laboratorium
BBPOPT
Isolat yang diduga
Erwinia sp (2)
Negatif Erwinia sp
5. Laboratorium
BBPOPT
Isolat yang diduga
Erwinia sp (3)
Negatif Erwinia sp
6. Laboratorium
BBPOPT
Isolat P. polymixa Negatif P. polymixa
7. Laboratorium
BBPOPT
Isolat P. polymixa media
air kelapa
Negatif P. polymixa
8. Laboratorium
BBPOPT
Isolat P. polymixa media
ekstrak ubi kayu
Positif P. polymixa
9. Laboratorium
BBPOPT
Isolat P. polymixa media
ekstrak ubi jalar
Negatif P. polymixa
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 89
No Asal Sampel Jenis Sampel Hasil Identifikasi
10. Laboratorium
BBPOPT
Isolat P. polymixa media
ekstrak kedelai
Negatif P. polymixa
11. Laboratorium
BBPOPT
Isolat P. polymixa media
air beras
Negatif P. polymixa
12. Laboratorium
BBPOPT
Isolat diduga E. coli Positif
menggunakan
primer bakteri
universal
13. Laboratorium
AH BBPOPT
Isolat P. polymixa Positif P. polymixa
14. Pagaden Barat,
Subang
Tanaman padi terinfeksi
virus
Positif kerdil hampa
15. Pagaden Barat,
Subang
Tanaman padi terinfeksi
virus
Positif kerdil
rumput tipe 2
16. Juntinyuat,
Indramayu
Bulir padi Bucholredia
glumae
17. Lampung
Tengah
Tanaman Padi Virus Kerdil Hampa
18. Lampung
Tengah
Tanaman Padi Virus Kerdil Hampa
19. Bogor Isolat Bakteri Positif bakteri
universal
20. Bogor Isolat Bakteri Positif bakteri
universal
21. Bogor Isolat Bakteri Positif bakteri
universal
22. Susukan,
Cirebon
Tanaman padi terifeksi
virus
Positif terinfeksi
virus kerdil rumput
23. Susukan,
Cirebon
Tanaman padi terifeksi
virus
Positif terinfeksi
virus kerdil rumput
24. Susukan,
Cirebon
Tanaman padi terifeksi
virus
Positif terinfeksi
virus kerdil rumput
25. Susukan,
Cirebon
Tanaman padi terifeksi
virus
Positif terinfeksi
virus kerdil rumput
26. Susukan,
Cirebon
Tanaman padi terifeksi
virus
Positif terinfeksi
virus kerdil rumput
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 90
No Asal Sampel Jenis Sampel Hasil Identifikasi
27. Banyuwangi Tanaman padi terinfeksi
virus tungro
Positif terinfeksi
virus kerdil rumput
28. Sigi, Sulawesi
Tengah
Tanaman diduga
terinfeksi virus kerdil
rumput
Positif terinfeksi
tungro
29. Sigi, Sulawesi
Tengah
Tanaman diduga
terinfeksi virus tungro
Positif terinfeksi
tungro
30. Cilacap Tanaman diduga
terinfeksi virus kerdil
hampa/rumput
Positif terinfeksi
virus kerdil rumput
31. Cilacap Tanaman diduga
terinfeksi virus kerdil
hampa/rumput
Positif terinfeksi
virus kerdil rumput
32. Cilacap Tanaman diduga
terinfeksi virus kerdil
hampa/rumput
Positif terinfeksi
virus kerdil rumput
33. BBPOPT Bulir terinfeksi BGR Negatif Bucholredia
glumae
34. BBPOPT Bulir terinfeksi BGR Negatif Bucholredia
glumae
35. Sumatera Utara Tanaman diduga
terinfeksi virus kerdil
hampa/rumput
Positif terinfeksi
virus kerdil Hampa
36. Sumatera Utara Tanaman diduga
terinfeksi virus kerdil
hampa/rumput
Positif terinfeksi
virus kerdil Hampa
37. Sumatera Utara Tanaman diduga
terinfeksi virus kerdil
hampa/rumput
Positif terinfeksi
virus kerdil Hampa
38. BBPOPT Isolat Bakteri Putih Positif terhadap
primer Bakteri
Universal
39. BBPOPT Isolat Bakteri Putih Positif terhadap
primer Bakteri
Universal
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 91
No Asal Sampel Jenis Sampel Hasil Identifikasi
40. BBPOPT Isolat Bakteri Putih Positif terhadap
primer Bakteri
Universal
41. BBPOPT Isolat PF Negatif terhadap
primer PF
42. BBPOPT Isolat PF Negatif terhadap
primer PF
43. BBPOPT Isolat PF Negatif terhadap
primer PF
d) Operasional Laboratorium Trichogramma
Pelaksanaan kegiatan operasional laboratorium Trichogramma sp
meliputi perbanyakan parasitoid Trichogramma sp. Hasil perbanyakan
parasitoid Trichogramma pada tahun 2017 sebanyak 4.230 pias dari
target 3.700 pias. Pendistribusian parasitoid Trichograma sp ke daerah
di sesuaikan permintaan dari pengguna. Pengguna yang memanfaatkan
parasitoid Trichograma sp tersebar di 3 Provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa
Timur dan Jawa Tengah. Pada tahun 2017 distribusi sebanyak 2.120 pias.
Hasil perbanyakan selain untuk starter setiap bulan juga digunakan
untuk persiapan tahun berikutnya.
e) Operasional Laboratorium Nabati
Kegiatan operasional laboratorium nabati meliputi kegiatan uji
efektifitas pestisida nabati, pembuatan serbuk nabati, penyulingan dan
bimbingan teknis kepada mahasiswa dan pelajar. Berikut hasil kegiatan
di laboratorium nabati.
Pembuatan serbuk pestisida nabati digunakan untuk kepentingan
penelitian mahasiswa dan kajian fungsional POPT. Sampai dengan akhir
2017 diperoleh 4 jenis serbuk nabati yaitu dari Mindi, Lengkuas,
Sembung dan Orok – Orok.
Tanaman pestisida nabati dibuat spesimen dalam bentuk awetan basah
dan awetan kering untuk memudahkan mengenalkan jenis tanaman
kepada pengguna. Spesimen basah yang dibuat sampai akhir Desember
2017 dari tanaman Bitung, Binahong, Daun Suji, Serai, Buah Merah,
Kapulaga, Pala, Antanan, Ceremai, Kumis Kucing, Lavender, Kare, Daun
Wangi, Serai Wangi, Umbi Gadung, Mimba, Selasih, Biduri, Kacang Babi,
Teklan dan Mindi.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 92
Proses penyulingan yang dilakukan di Laboratorium Nabati
menghasilkan kurang lebih 5 ml hasil sulingan daun wangi ataupun
selasih hijau pada setiap prosesnya. Sampai akhir Desember 2017
didapatkan 210 ml air sulingan daun wangi dan selasih hijau. Hasil
sulingan tersebut dimanfaatkan untuk melakukan penelitian terhadap
kemampuan air sulingan tersebut sebagai feromon trap penggganti
petrogenol yang berbahan kimia dan juga untuk dibagikan kepada
petugas/petani dari daerah yang sedang melakukan kunjungan ke
Laboratorium Nabati dan sebagian hasilnya digunakan sebagai koleksi
Laboratorium Nabati.
f) Operasional Laboratorium Multimedia
Kegiatan laboratorium multimedia meliputi perekaman spektral pada
tanaman dan agens hayati. Terekamnya pustaka spectral baik terhadap
bagan warna daun maupun agens hayati bakteri putih pada media cair
akan menambah pustaka spektral yang pernah ada. Hal ini diharapkan
dapat memudahkan pemetaan dalam pelaksanaan kegiatan yang
memanfaatkan citra satelit. Kegiatan laboratorium multimedia lainnya
adalah menyusun database peralatan laboratorium yang ditujukan
untuk mempermudah inventarisasi alat dan bahan laboratorium.
g) Operasional Laboratorium Agens Hayati
Kegiatan di laboratorium meliputi pemeliharaan isolat dan pengujian
mutu agens hayati. Sampel agens hayati yang diuji di laboratorium
berasal dari beberapa lokasi seperti LPHP dan PPAH. Sampel agens hayati
yang diterima untuk dilakukan pengujian mutu, baik dalam bentuk isolat,
padat maupun cair. Sampel diuji sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Jumlah sampel yang diuji di laboratorium agens hayati sebanyak 20
sampel.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 93
Tabel 38. Hasil Pengujian Laboratorium Agens Hayati
No Asal Sampel Jenis Sampel Hasil pengujian/
Identifikasi
1. Bangka Belitung Mikoriza dalam
media zeolite
(padat)
Terdapat kandungan
mikoriza, tetapi belum
selesai pengujiannya
2. Karawang Paenibacillus
polymixa dalam
media EKG
Kerapatan koloni
6.5x1010
3. Karawang PGPR Tidak ditemukan
bakteri
4. Karawang Paenibacillus
polymixa dalam
media EKG
Kerapatan koloni
20.5x1010
5. BPTPH
Gorontalo
Isolat berwarna
kuning (A)
Fusarium sp
6. BPTPH
Gorontalo
Isolat berwarna
putih (B)
Fusarium sp
7. Ditlin
Hortikultura
Tricoderma dalam
formulasi tepung
(padat)
Tidak terdapat
kandungan
Trichodherma,
ditemukan Monilia dan
Aspergilus
8. KT. Harapan
Makmur,
Maleber,
Kuningan
Kompos plus Tidak terdapat
kandungan
Trichoderma
9. Klinik Tanaman
Mutiara Ilmu,
Jambi
Trichoderma dalam
media padat
(jagung)
Kerapatan spora
3.5x108
10. Klinik Tanaman
Mutiara Ilmu,
Jambi
Trichoderma dalam
media padat
(jagung)
Kerapatan spora
3.6x108
11. Klinik Tanaman
Mutiara Ilmu,
Jambi
Paenibacillus
polymixa dalam
media EKG
Kerapatan koloni 4x107
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 94
No Asal Sampel Jenis Sampel Hasil pengujian/
Identifikasi
12. Klinik Tanaman
Mutiara Ilmu,
Jambi
PGPR Kerapatan koloni
3.5x102
13. Klinik Tanaman
Mutiara Ilmu,
Jambi
PGPR Kerapatan koloni
5x107
14. Klinik Tanaman
Mutiara Ilmu,
Jambi
PGPR Kerapatan koloni
22.5x108
15. Cicalengka,
Bandung
Paenibacillus
polymixa dalam
media EKG
Kerapatan koloni
1.26x1011
16. Cicalengka,
Bandung
Bacillus subtilis
dalam media EKG
Kerapatan koloni
1.92x1011
17. Cicalengka,
Bandung
Pseudomonas
flourescens dalam
media EKG
Kerapatan koloni
2.16x1011
18. Cicalengka,
Bandung
Trichoderma dalam
media padat
Kerapatan spora
1.7x1012
19. LPHP
Indramayu
Paenibacillus
polymixa dalam
media EKG
Kerapatan koloni
3.1x109
20. LPHP
Temanggung
Isolat
Pseudomonas
flourescens
Tidak terdapat
kandungan
Pseudomonas
flourescens
h) Operasional kebun koleksi
Kebun koleksi BBPOPT merupakan kebun untuk tanaman yang potensial
untuk pestisida nabati, dengan tujuan supaya dapat dipergunakan
sebagai sumber bahan pengkajian fungsional khusus (POPT) BBPOPT
dalam kegiatan pengendalian yang bersifat ramah lingkungan. Kondisi
saat ini kebun koleksi telah di tanami 93 jenis tanaman nabati. Untuk
melestarikan koleksi tanaman pestisida nabati dilakukan perbanyakan
tanaman dengan cara stek, biji, cangkok dan bibit. Perbanyakan
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 95
menggunakan cangkok sebanyak 117 batang untuk tanaman daun wangi
(melaleuca). Perbanyakan perbanyakan tuba dengan stek sebanyak 888
tanaman.
i) Operasional kebun percobaan
Operasional kebun percobaan meliputi merapikan pematang, jalan
utama kebun percobaan, dan saluran irigasi. Kegiatan di kebun
percobaan dimulai dari sebelum tanam, yaitu membuat layout lahan dan
persemaian.
Kegiatan di kebun percobaan yaitu Rice garden dengan 16 varietas, SRI,
jajar legowo (2:1 dan 4:1), penanaman varietas differensial, budidaya
organik, konvensional, dan juga kegiatan kajian semi laboratorium
seperti kajian jagung, kedelai dan bawang merah.
Kegiatan di kebun percobaan selain lahan sawah dilakukan dilahan
kering sekitar laboratorium trichogramma. Lahan tersebut ditanami
pisang, dan koleksi tanaman refugia 15 jenis. Sedangkan untuk bak uji 30
petak digunakan untuk kegiatan semi laboratorium pengujian penyakit
dan penelitian mahasiswa S2 dari Universitas Gadjah Mada.
j) Operasional Rumah Kaca
Operasional rumah kaca meliputi pemeliharaan rumah kaca,
pemeliharaan tanaman dan perbanyakan tanaman indikator. Rumah
kaca sebanyak 4 unit dengan kegunaan sebagai berikut yaitu rumah kaca
1 untuk perbanyakan benih indikator HDB, WBC, Tungro dan Blas, rumah
kaca 2 untuk untuk rearing serangga uji misalnya WBC, rumah kaca 3
untuk perbanyakan pakan WBC, dan rumah kaca 4 untuk kegiatan
pengujian yang dilakukan oleh fungsional maupun penelitian mahasiswa.
Hasil kegiatan di Rumah Kaca diantaranya adalah
a. Rearing WBC bertujuan untuk mendapatkan WBC yang bebas dari
pengaruh pestisida.
b. Koleksi koloni WBC yang diambil dari daerah dan telah dilakukan
rearing WBC sebanyak 9 koloni (Bandung, Cilacap, Cirebon,
Indramayu, Karawang, Pati, Pekalongan, Subang dan Sumedang).
k) Perbanyakan agens hayati untuk kegiatan Dem Area
Kegiatan dem area dikhususkan untuk pengendalian serangan virus
kerdil rumput dan kerdil hampa. Kegiatan ini merupakan kerjasama
antara BBPOPT dengan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
BBPOPT menyediakan bahan kegiatan berupa isolat agens hayati untuk
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 96
26 titik lokasi dem area yang tersebar di Provinsi Lampung, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kegiatan perbanyakan agens hayati
jenis Paenibacillus polymyxa sejumlah 10,400 tabung reaksi. Kegiatan
dilaksanakan selama 2 bulan yaitu September – Oktober. Jumlah isolat
agens hayati yang dihasilkan dan didistribusikan sejumlah 9.600 tabung
reaksi.
4) Perbanyakan Agens Pengendali Hayati
Jenis agens hayati yang diperbanyak adalah jenis bakteri dan jamur. Bakteri
yang diperbanyak meliputi Paenibacillus polymixa, Bacillus subtilis dan
Pseudomonas flourescens sedangkan jenis jamur meliputi Beauveria sp,
Metarrhizium sp, Verticillium sp, Gliocadium sp dan Trichorderma sp. Target
perbanyakan agens hayati sebanyak 7.000 tabung reaksi. Kegiatan-kegiatan
dalam perbanyakan dan distribusi agens hayati.
Perbanyakan agens hayati pada tabung reaksi dengan menggunakan Media
PSA (Potato Sukrose Agar). Perbanyakan agens hayati tahun 2017 mencapai
7.950 tabung reaksi. Jumlah tambahan tabung reaksi berasal dari sisa
perbanyakan agens hayati untuk kegiatan dem area (800 tabung reaksi) dan
sisa tahun sebelumnya (150 tabung reaksi).
Agens hayati diditribusikan ke BPTPH, laboratorium, PPAH dan petani atau
kelompok tani yang membutuhkan dengan mengajukan surat permintaan
kepada Kepala BBPOPT. Distribusi agens hayati mencakup 29 provinsi,
sebanyak 7.905 tabung reaksi.
5) Uji Mutu Agens Hayati
Uji mutu agens hayati perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas dan
kuantitas suatu bakteri agens hayati. Salah satu poin dalam uji mutu adalah
uji keamanan hayati. Uji ini merupakan syarat suatu bakteri untuk dapat
dijadikan agens pengendali hayati yang aman dan ramah lingkungan. Uji ini
juga bertujuan untuk mengetahui resiko agens hayati terhadap manusia dan
lingkungan sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan akibat
penggunaan agens hayati. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian
histopatologi mencit dan ikan, uji agar, uji spektral dan deteksi molekuler.
Perlakuan mencit dan ikan dilakukan di laboratorium Agens Hayati BBPOPT,
sedangkan pengujian histopatologi dilakukan di bagian Diagnostik BBLITVET
Bogor. Pengujian dilakukan terhadap mencit dan ikan nila dengan cara
diperlakukan dengan suspensi bakteri.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 97
Untuk pengujian mencit ada 5 perlakuan untuk bakteri merah dan bakteri
putih, yaitu :
- K0 : Kontrol
- K1 : Suspensi bakteri dengan kerapatan 107
- K2 : Suspensi bakteri dengan kerapatan 106
- K3 : Suspensi bakteri dengan kerapatan 105
- K4 : Suspensi bakteri dengan kerapatan 104
Hasil pengamatan mortalitas akibat perlakuan bakteri merah dan putih
kepada mencit menunjukkan bahwa bakteri merah dan bakteri putih tidak
menimbulkan kematian pada mencit.
Untuk pengujian Ikan Nila ada 5 perlakuan untuk bakteri merah dan bakteri
putih, yaitu :
- K0 : Kontrol
- K1 : Suspensi bakteri dengan kerapatan 107 dengan konsentrasi 5 cc/l
- K2 : Suspensi bakteri dengan kerapatan 107 dengan konsentrasi 10 cc/l
- K3 : Suspensi bakteri dengan kerapatan 107 dengan konsentrasi 15 cc/l
- K4 : Suspensi bakteri dengan kerapatan 107 dengan konsentrasi 20 cc/l
Catatan : jumlah ikan nila setiap perlakuan untuk Bakteri putih sebanyak 3
ekor dan jumlah ikan nila untuk bakteri merah sebanyak 5 ekor.
Hasil pengamatan mortalitas ikan menunjukkan bahwa prosentase
kematian nila lebih tinggi pada perlakuan bakteri putih yaitu 66,67% dari
semua perlakuan. Sedangkan prosentase kematian pada perlakuan bakteri
merah sebesar 48%.
Pengujian agar darah dilakukan dengan mengirimkan isolat bakteri ke
laboratorium Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Tabel 39. Hasil Pengujian Agar Darah
1 BM5/11 Hemolisis Gama (tidak memecah sel darah merah)
2 BM5/11 Hemolisis Gama (tidak memecah sel darah merah)
3 BM5/11 Hemolisis Gama (tidak memecah sel darah merah)
No. Kode Isolat Hasil Identifikasi bakteri terhadap Gambaran
Patogenitas pada pengujian agar darah
Hemolisasi Beta (memecah sel darah merah secara
sempurna)
BP5/126
Hemolisasi Beta (memecah sel darah merah secara
sempurna)
BP5/124
Hemolisasi Beta (memecah sel darah merah secara
sempurna)
BP5/125
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 98
Berdasarkan uji invitro (uji skala Laboratorium) terhadap patogenitas
bakteri, bakteri dengan kode BM dan BP, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa bakteri kode BP (Bakteri Putih) dapat·dikatakan patogen karena
secara sempurna memecah sel darah merah pada media agar darah.
Pelaksanaan deteksi molekuler dikerjasamakan dengan penyedia jasa
squensing. Hasil sequencing agens hayati yang diujikan adalah sebagai
berikut:
Tabel 40. Hasil Sequencing Agens Hayati
No Jenis Agens Hayati Hasil sequencing
1 Isolat diduga Pseudomonas
flourescens
Pseudomonas plecoglossicida,
Pseudomonas putida, Pseudomonas
monteilii, Pseudomonas taiwanensis,
Pseudomonas sp
2 Isolat diduga Pseudomonas
flourescens
Acinetobacter sp
3 Isolat diduga Pseudomonas
flourescens
Acinetobacter sp
4 Isolat diduga Pseudomonas
flourescens
Acinetobacter sp
5 Isolat Bakteri merah Serratia marcescens
6 Isolat Bakteri merah Serratia marcescens
7 Isolat Bakteri putih Bacillus siamensis, Bacillus sp
8 Isolat Bakteri putih Bacillus siamensis, Bacillus sp
9 Bakteri putih Bacillus siamensis, Bacillus sp
10 Isolat bakteri hasil
eksplorasi di Jatisari
Paenibacillus polymyxa
11 Isolat Trichoderma sp Trichoderma asperellum
12 Isolat Trichoderma sp Trichoderma asperellum
13 Isolat Trichoderma sp Trichoderma asperellum
Hasil sequencing menunjukkan bahwa spesies yang ditemukan lebih dari 1
strain. Untuk itu diperlukan primer yang spesifik untuk masing-masing agens
hayati.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 99
6) Eksplorasi Agens Hayati
Kegiatan eksplorasi agens hayati bertujuan untuk mendapatkan agens hayati
spesifik lokasi, mengembangkan dan memanfaatkan agens pengendali hayati
spesifik lokasi. Adapun hasil kegiatan eksplorasi adalah pada table berikut.
Tabel 41. Hasil Eksplorasi Agens Hayati
Dari hasil kegiatan tersebut, diharapkan laboratorium mampu
mengembangkan/memperbanyak agens hayati sesuai dengan lokasinya
masing-masing.
No Jenis Sampel Asal Hasil
a. Tanah perakaran bambu
b. Tanah perakaran putri malu
a. Tanah perakaran putri malu
b. Tanah perakaran putri malu
3 Tanah perakaran bambu Tasikmalaya Trichoderma sp
a. Tanah dari perakaran pisang
b. Tanah perakaran ilalang
c. Tanah perakaran putri malu
d. WBC
5 Tanah perakaran putri malu Bandung Trichoderma sp
a. Tanah putri malu
b. Walang Sangit
Tanah rumput ilalang
a. Walang Sangit
b. Tanah Bambu
Subang8
Trichoderma sp
Trichoderma sp
Trichoderma sp
Beauveria sp
Trichoderma sp
Beauveria sp
Trichoderma sp
Trichoderma sp
Beauveria sp
Trichoderma sp
Indramayu4
6 Tulungagung
Serang7
1 Semarang Trichoderma sp
Trichoderma sp
Beauveria sp
2 Pemalang
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 100
5.2. SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTASI Pada Tahun 2017 telah disusun rencana kerja Kerangka Acuan Kerja/Term of Reference
(TOR), Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang terkait dengan
kegiatan informasi dan dokumentasi, meliputi output Pameran Pembangunan Pertanian,
Layanan Bahan Publikasi Cetak, Pembangunan Perpustakaan BBPOPT, Website BBPOPT,
SMS Based Server, Siaran Radio dan Televisi, Pengembangan Teknologi Pengamatan
Peramalan OPT Tingkat lapang dan Semi Laboratorium, serta Penerapan Teknologi
daerah Endemis OPT.
A. Pameran Pembangunan Pertanian
Penyebaran informasi dan dokumentasi hasil peramalan OPT dan rujukan proteksi
tanaman pangan dan hortikutura juga dilaksanakan melalui pameran teknologi. Pada
tahun 2017 telah melaksanakan kegiatan pameran sebanyak 7 (tujuh) kali, yaitu sebagai
berikut:
1) Pameran Grobogan Expo 2017 dengan tema “Mewujudkan Grobogan Menjadi
Lumbung Padi Nasional”. Lokasi pelaksanaan Pameran di Alun-alun kota Grobogan
Pelaksanaan tanggal 25 – 30 Maret 2017. Penyebaran Informasi kepada pengunjung
stand BBPOPT menyajikan produk bermacam pengendali agens hayati (PAH) siap
aplikasi, pestisida nabati, PGPR dan MOL produk dari POPT Kabupaten Grobogan.
Booth BBPOPT juga memberikan bimbingan tehnik pengendalian hama dan penyakit
tanaman pangan dan hortikultura melalui layanan jasa klinik tanaman. Jumlah
pengunjung display BBPOPT mencapai 346 pengunjung.
2) Dies Natalis STTP Bogor dengan tema “Memacu Regenerasi Petani dan Tumbuhnya
Wirausahawan Muda Pertanian yang Profesional”.
Lokasi Kegiatan pameran diselenggarakan STTP Bogor bertempat di halaman kampus
STTP Bogor tanggal 10 – 13 April 2017. Stand Pameran BBPOPT menampilkan
beberapa produk agens hayati seperti Paenybacilus polymyxa, Trichoderma sp,
Metharizium sp dll, serta penyebaran bahan publikasi cetak, Pengujung pada kegiatan
pameran mencapai 365 orang.
3) Gelar Teknologi BPTPH Jawa Timur dengan tema “Produksi Mantap, Lingkungan
Terjaga”. Kegiatan pameran ini diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Madiun pada tanggal 16 – 17 Mei 2017, yang bertempat di halaman LPHP Kab.
Madiun.
Materi utama adalah Strategi Manajemen Tanaman Sehat sebagai model penerapan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) oleh karena itu BBPOPT menampilkan beberapa
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 101
tanaman sehat berkat hasil dari penggunaan pestisida Nabati. Pengunjung stand
BBPOPT mencapai 545 orang.
4) Hari Kerja Pertanian (HKP) Kab. Ciamis dengan tema “Pelestarian Lingkungan yang
Ramah dan Aman”. Kegiatan pameran ini diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Ciamis pada tanggal 17 – 20 Juli 2017, yang bertempat di Lapangan Desa
Buniseuri, Kec. Cipaku, Kab. Ciamis.
Stand BBPOPT pada Pameran pembangunan pertanian manyajikan keragaan produk-
produk agens hayati dan pestisida nabati yang dikembangkan BBPOPT.
Pameran dilengkapi bahan publikasi cetak (leaflet, brosur, poster, majalah peramalan
OPT, roll banner dan backdrop) yang berkaitan dengan teknologi informasi P3OPT.
Pengunjung pameran mencapai 424 orang.
5) Wonosobo Expo 2017 dengan tema “Menjadikan Wonosobo menjadi Lumbung
pangan Nasional”. Kegiatan pameran ini diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Wonosobo pada tanggal 14 – 24 Juli 2017, yang bertempat di Adipura
Kencana Wonosobo (Timur Alun-alun Wonosobo). Display BBPOPT
Menyelenggarakan konsultasi teknis seputar teknologi pengendalian OPT Pangan
maupun Hortikultura (Klinik Tanaman) dan membagikan cenderamata (topi dan tas)
serta publikasi cetak.
6) Subang Expo 2017 dengan tema “Mewujudkan kabupaten subang menjadi smartcity
dan growth centre perekonomian Jawa Barat”.
Subang Expo 2017 dibuka oleh BUPATI SUBANG dan dihadiri oleh jajaran muspida,
para anggota DPRD serta undangan pejabat provinsi dan kementerian RI, pengusaha
dan para tokoh masyarakat Subang sekitarnya pada tanggal 14 - 20 Agustus 2017.
Tempat Lapangan Bintang Subang. Menampilkan Evaluasi prakiraan serangan OPT
utama Pajale (padi,jagung,kedelai) Musim Tanam (MT) 2016/2017 dan informasi
prakiraan serangan OPT utama tanaman Pajale MT. 2017. Angka ramalan insidentil
yang disajikan dalam bentuk peta atau tabel. Informasi lainnya dikemas dalam bentuk
publikasi cetak yang terdiri dari majalah Peramalan OPT, leaflet, poster dan brosur,
Keragaan spesimen basah hama dan penyakit tanaman padi, jagung dan kedelai.
7) Sukoharjo Expo 2017 dengan tema “Mewujudkan Sukoharjo Menuju Pertanian yang
Mandiri”. Gelar Potensi Kabupaten Sukoharjo yang dilaksanakan pada tanggal 23-26
Agustus 2017 bertempat di Gedung Promosi Potensi Daerah “Graha Wijaya” Jl.
Jendral Sudirman No.1 Sukoharjo, Jawa Tengah.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 102
Gambar 3. Diseminasi Informasi Melalui Pameran
B. Penyebaran Informasi
Pada tahun anggaran 2017, BBPOPT menerbitkan bahan publikasi cetak antara lain :
1. Leaflet 6 (enam) judul leaflet sebanyak 12.000 lembar dengan masing-masing judul
dicetak sebanyak 2.000 lembar. Adapun judul leaflet yang telah diterbitkan adalah
Wereng Batang Coklat, Penggerek Batang Padi, Pengelolaan Ekosistem Padi Sawah,
Tikus Sawah (Rattus argentiventer Rob & Kloss), Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas
oryzae), Profil BBPOPT.
Gambar 4. Contoh Leaflet Yang Dibuat Pada Tahun 2017
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 103
2. Poster 4 (Empat) judul sebanyak 1600 lembar dengan masing-masing judul dicetak
400 lembar yaitu Penyakit Virus Oleh Wereng Batang Coklat, Wereng Daun Jagung,
Kerusakan Oleh Wereng Batang Coklat, Penyakit Blas.
Gambar 5. Contoh Poster BBPOPT yang Dicetak Tahun 2017
3. Brosur menerbitkan 8 (delapan) judul informasi teknologi P3OPT sebanyak 80 rim
atau setara dengan 40.000 lembar dengan masing-masing judul dicetak sebanyak
5000 lembar dengan judul; Perbanyakan massal cendawan Trichoderma sp,
Perbanyakan agens antagonis gliocladium sp., Perbanyakan massal cendawan
beauveria bassiana dan metharizium anisopliae, Pembuatan kompos + agens hayati,
Virus NPV, Perbanyakan parasitoid, perbanyakan massal cendawan Verticillium sp,
Brosur paenibacillus polymyxa.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 104
Gambar 6. Brosur yang Diterbitkan Tahun 2017
4. Majalah Peramalan OPT menerbitkan 2 (dua) edisi sebanyak 1.000 eksemplar atau
masing-masing edisi sebanyak 500 eksemplar. Kedua majalah tersebut merupakan
Majalah Peramalan OPT volume 16 edisi I yang terbit pada April 2017 dan volume
16 edisi II pada November 2017.
Gambar 7. Majalah Peramalan OPT Tahun 2017
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 105
Daftar distribusi penyebaran informasi melalui bahan publikasi cetak (leaflet,
poster brosure dan majalah peramalan opt 2017) ke seluruh BPTP, Dinas
Pertanian dan Petani di Indonesia yang memerlukan wawasan dan pengetahuan.
Adapun distribusian pada tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 42. Distribusi Publikasi pada tahun 2017
C. SMS Based Server
Diseminasi Informasi Teknologi P3OPT melalui kegiatan SMS Based Server
melibatkan sumber daya manusia (SDM) internal BBPOPT dan eksternal BBPOPT,
yaitu dari UPTD BPTPH Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
dan DI Yogyakarta.
TabeL 43. Daftar Petugas SMS Base Server di Provinsi dan Kabupaten
Admin Server Koord POPT Total
1 BBPOPT 6 0 6
2 Lampung 1 4 5
3 Banten 1 4 5
4 Jawa Barat 1 8 9
5 Jawa Tengah 1 7 8
6 Yogyakarta 1 2 3
7 Jawa Timur 1 7 8
8 Aceh 0 6 6
12 38 50
Instansi/Provinsi Jumlah Petugas
Jumlah
No.
Majalah Leaflet Poster Brosur
1 Januari 6 30 0 50
2 Februari 4 24 0 32
3 Maret 86 546 0 693
4 April 44 424 0 918
5 Mei 34 2250 500 3272
6 Juni 1 78 4 16
7 Juli 15 90 44 120
8 Agustus 160 1060 468 2000
9 September 21 132 36 310
10 Oktober 7 230 19 770
11 November 20 340 60 1170
12 Desember 20 310 50 110
418 5.514 1.181 9.461
Bahan PublikasiNo. Bulan
Jumlah
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 106
Sepanjang tahun 2017, lalu lintas data SMS peringatan dini yang masuk dari
mini server di 6 provinsi (Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta
dan Jawa Timur) ke server di BBPOPT adalah sejumlah 738 (tujuh ratus tiga
puluh delapan) data SMS.
Tabel 44. Jumlah Data SMS Peringatan Dini Serangan OPT dari 6 Provinsi
D. Siaran Radio dan Televisi
Diseminasi Informasi Teknologi P3OPT melalui Siaran Radio dan Televisi Pada
tahun anggaran 2017, BBPOPT telah mengadakan kegiatan siaran radio pada
4 stasiun radio dan 2 Stasiun Televisi.
Tabel 45. Daftar stasiun kegiatan siaran Radio dan Televisi Tahun 2017
- Kegiatan talkshow siaran Televisi Paket 1 dikemas dalam acara Dialog/ Spesial
Talkshow yang bertempat di Studio 2 TA-TV Jalan Brigjen Katamso Nomor 173
Mojosongo, Solo, Jawa Tengah dipandu oleh pembawa acara Seno Herpram
dari TA-TV Solo dengan narasumber Ir. Baskoro Sugeng Wibowo (Kepala
Bidang Pelayanan Tenis Informasi dan Dokumentasi BBPOPT, Direktorat
No. Provinsi Jumlah SMS
1 Lampung 115
2 Jawa Barat 240
3 Jawa Tengah 112
4 Yogyakarta 46
5 Jawa Timur 127
6 Aceh 98
738Total
No. Stasiun Radio Paket
KeteranganPelaksanaan Talkshow
1 Radio ADS Karawang 3 10 Jan - 10 Des 2017
2 Radio GSP FM Pamanukan 2 28 Feb - 24 Okt 2017
3 SingosariFM Brebes 2 29 Maret - 8 Nov 2017
4 Terang Abadi FM Solo 1 10 Juli - 19 Okt 2017
5 Televisi Terang Abadi Solo 2 24 Feb - 28 Sept 2017
6 TVRI Jawa Barat 1 29 September 2017
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 107
Jenderal Tanaman Pangan) dan Ir. Wrien Driatmono (Kepala Seksi
Perlindungan Tanaman Pangan BPTPH Jawa Tengah) dengan materi “Peran
Peramalan Dalam Menghadapi OPT Utama dan OPT Potensial Dalam
Mendukung Stabilitas Produksi Pangan 2017”.
- Acara paket ke 2 dipandu pembawa acara Seno Herpram dari TA-TV Solo
dengan narasumber Ir. Lilik Retnowati (Kepala Bidang Pelayanan Taknis
Informasi dan Dokumentasi BBPOPT, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan)
dan Ir. Wrien Driatmono (Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Pangan BPTPH
Jawa Tengah) dan Ir. Dyah Rilawati, M.Si (Kepala Bidang TPHP Dinas Pertanian
dan Perikanan Kab. Sukoharjo). Materi yang disampaikan pada dialog
tersebut adalah “Evaluasi Serangan OPT 2017 dan Prakiraan Serangan OPT
Pada MT 2017/2018”.
Gambar 8. Kegiatan Talkshow Siaran Televisi
Gambar 9. Kegiatan Diseminasi Informasi Melalui Siaran Radio
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 108
- Acara pelaksanaan 1 paket talkshow di TVRI Jawa Barat dikemas pada acara
“satu jam saja” dipandu oleh pembawa acara Deden Kusnadi dengan
narasumber Ir. Lilik Retnowati (Kepala Bidang Pelayanan Taknis Informasi
dan Dokumentasi BBPOPT, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan) dan Ir.
Arifin Murtajianto (Koordinator POPT Provinsi Jawa Barat). Materi yang
disampaikan pada dialog tersebut adalah Evaluasi Serangan OPT 2017 dan
Prakiraan Serangan OPT Pada MT 2017/2018.
- Serta penayangan Profil BBPOPT dilaksanakan di TATV Solo sebanyak 2 kali
tayang dengan durasi 15 menit yaitu pada tanggal : 7 Oktober 2017 pukul
18.30 – 18.45 dan 12 Oktober 2017 pukul 18.30 – 18.45.
E. Perpustakaan BBPOPT
Diseminasi informasi P3OPT juga dilaksanakan melalui kegiatan Pengembangan
Perpustakaan BBPOPT tahun anggraran 2017. Pada tahun anggaran 2017,
BBPOPT telah melakukan pembelian bahan pustaka baru sebanyak 192 judul
buku dengan berbagai tema ilmu pengetahuan yang mendukung dalam upaya
peningkatan wawasan petugas fungsional POPT sehingga diharapkan akan
mampu meningkatkan kualitas hasil kajian dengan mengacu pada sumber
literatur dan bahan baca yang baik. Kegiatan Perpustakaan BBPOPT pada tahun
2017 adalah (a). Registrasi pengadaan buku baru 192, (b). Registrasi bahan
pustaka 345 buku, (c). Mengkatalog bahan pustaka 365 buku.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 109
BAB VI
PERMASALAHAN DAN
UPAYA TINDAKLANJUT
Permasalahan dan upaya tindaklanjut yang terjadi selama berjalannya kegiatan pada
Tahun Anggaran 2017 sebagai berikut:
a. Permasalahan
Peramalan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan suatu kegiatan yang
diarahkan untuk mendeteksi atau memprediksi populasi atau serangan OPT serta
kemungkinan penyebaran dan akibat yang ditimbulkannya dalam ruang dan waktu
tertentu. Peramalan OPT merupakan suatu komponen penting dalam strategi
pengelolaan hama dan penyakit tanaman dengan adanya peramalan yang dapat
memberikan peringatan dini dapat segera dilakukan langkah pencegahan maupun
pengendaliannya. Permasalahan yang dihadapi dan harus disikapi oleh BBPOPT
adalah sebagai berikut:
(1) Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia (kuantitas dan kualitas) khususnya
dalam pengembangan peramalan OPT dan teknologi informasi sesuai dengan
kompetensi yang diperlukan.
(2) Penempatan tenaga kerja baik di pusat maupun daerah belum sepenuhnya
sesuai dengan keahlian dan bidang tugasnya.
(3) Terbatasnya anggaran belanja barang dan modal untuk mendukung biaya
kegiatan pengembangan dan pelaksanaan peramalan, pengamatan dan
pengendalian serta sistem informasinya.
(4) Kurangnya lengkapnya sarana penunjang pengembangan dan penerapan
peramalan, pengamatan dan pengendalian serta sistem informasinya.
(5) Terbatasnya akses untuk mendapatkan beberapa bahan laboratorium dalam
menunjang pengembangan peramalan, pengamatan dan pengendalian serta
sistem informasinya.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 110
(6) Belum optimumnya kerjasama dengan peneliti dan perguruan tinggi dalam
pengembangan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT.
(7) Masih rendahnya respon dan dukungan pemangku kepentingan dalam
pemanfaatan informasi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT yang
telah dihasilkan BBPOPT.
b. Upaya Tindak Lanjut
Upaya tindaklanjut yang telah dan perlu terus dilakukan dalam upaya perbaikan
pelaksanaan kegiatan ke depan antara lain:
(1) Meningkatkan kompetensi SDM dalam pengembangan peramalan OPT dan
teknologi informasi melalui pendidikan formal atau mengikuti pelatihan baik di
dalam maupun luar negeri.
(2) Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan keahlian dan bidang tugasnya.
(3) Mengusulkan dan mengoptimalkan anggaran belanja barang dan modal untuk
mendukung pengembangan peramalan, pengamatan dan pengendalian serta
sistem informasinya.
(4) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan penyedia bahan laboratorium agar
dapat memperoleh bahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan.
(5) Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi
dalam pengembangan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian
OPT.
(6) Meningkatkan sosialisasi pemanfaatan teknologi P3OPT kepada pemangku
kepentingan untuk mendapatkan dukungan dalam pemanfaatan teknologi
peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 111
BAB VII
PENUTUP
Keberhasilan capaian kinerja di lingkup BBPOPT Tahun 2017 dalam pengembangan
peramalan serangan organisme pengganggu tumbuhan dipengaruhi oleh peran aktif
seluruh pemangku kepentingan dari level pimpinan, pejabat, dan seluruh jajaran
pegawai untuk memegang komitmen dalam merealisasikan target yang telah ditetapkan
sebelumnya.
A. Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil pengukuran Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Tahun 2017
memperoleh rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100% atau “Berhasil”
menurut kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran kinerja.
b. Kinerja serapan anggaran APBN BBPOPT Tahun 2017 terealisasi sebesar Rp.
16.125.822.115,- atau sebesar 96,62% dari pagu anggaran setelah
refocusing.alisasi Rp. 15.484.260.565,- atau 84,33% dari pagu anggaran dan
98,09% jika dibandingkan setelah “Self-Blocking”.
B. Rekomendasi
Upaya-upaya peningkatan kinerja dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
BBPOPT, serta pencapaian sasaran kinerja dapat dilakukan antara lain melalui:
a. Merencanakan program dan kegiatan lebih terarah, efisien dan efektif serta
antisipatif, sehingga dalam pelaksanaanya tidak mengalami masalah.
b. Meningkatkan kerjasama pengembangan teknologi peramalan, pengamatan
dan pengendalian OPT dengan seluruh pemangku kepentingan.
c. Meningkatkan kualitas pengetahuan dan keterampilan SDM melalui
pendidikan formal, pelatihan, magang dan sarana pendidikan lainnya.
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 112
LAMPIRAN
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 11
3
Lamp
iran 1
. Daftar U
rut K
epan
gkatan B
BP
OP
T Pe
r Dese
mb
er 201
7
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 11
4
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 11
5
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 11
6
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 11
7
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 11
8
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 11
9
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 12
0
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 12
1
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 12
2
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 12
3
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 12
4
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 12
5
Lapo
ran Tah
un
an B
alai Besar P
eram
alan O
PT Tah
un
20
17
| 12
6
Lamp
iran 2
. Simo
nev B
BP
OP
T Per 3
1 D
esem
be
r 20
17
Volu
me
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
1768
PEN
GEM
BA
NG
AN
PER
AM
ALA
N SER
AN
GA
N
OR
GA
NISM
E PEN
GG
AN
GG
U TU
MB
UH
AN
16.6
89.2
24.0
00
16.2
52.0
44.2
20
1.6
57.4
18.7
45
16.1
25.6
07.5
13
96,6
2
736
736
767
104,2
1
1768,0
07
Ju
mla
h M
od
el P
era
mala
n O
PT
(Mo
del)
5.1
52.0
39.0
00
4.7
22.7
02.4
20
830.7
18.6
88
5.0
36.8
34.7
20
97,7
6
15
M
od
el
15
15
100,0
0
1768,9
94
Ju
mla
h L
ayan
an
Perk
an
tora
n 7
.502.2
68.0
00
7.5
02.2
47.0
00
613.3
91.8
07
7.0
93.2
87.6
91
94,5
5
12
Bu
lan
12
12
100,0
0
1768,9
51
Ju
mla
h L
ayan
an
Inte
rnal (O
verh
ead
)
051
Pengadaan A
lat P
engola
h D
ata
440.6
26.0
00
440.6
26.0
00
1.9
40.0
00
440.3
82.6
28
99,9
4
62
U
nit
62
62
100,0
0
052
Pengadaan P
era
lata
n d
an F
asilita
s P
erka
nto
ran
2.7
38.4
40.0
00
2.7
36.3
66.0
00
83.5
00.0
00
2.7
37.3
25.8
97
99,9
6
597
U
nit
597
628
105,1
9
054
Rencana A
nggara
n B
BP
OP
T 2
53.3
84.0
00
253.3
84.0
00
58.5
02.9
50
231.5
86.0
50
91,4
0
1
Ranc
11
100,0
0
055
Pem
anta
uan, E
valu
asi M
utu
Lab. P
HP
dan A
gens
Haya
ti 3
9.9
48.2
00
36.2
00.0
00
4.2
70.0
00
39.6
87.1
00
99,3
5
24
Lab
24
24
100,0
0
056
Pem
anta
uan, E
valu
asi K
egia
tan L
apang B
BP
OP
T 1
4.8
63.8
00
14.8
63.8
00
14.8
63.8
00
100,0
0
1
Keg
11
100,0
0
057
Laya
nan M
anaja
men K
euangan
518.7
80.0
00
518.7
80.0
00
65.0
95.3
00
502.8
21.0
77
96,9
2
12
Bula
n12
12
100,0
0
058
Laya
nan M
anaja
em
en B
MN
28.8
75.0
00
26.8
75.0
00
28.8
18.5
50
99,8
0
12
Bula
n12
12
100,0
0
TO
TA
L 1
6.6
89.2
24.0
00
16.2
52.0
44.2
20
1.6
57.4
18.7
45
16.1
25.6
07.5
13
96,6
2
736
736
767
104,2
1
Keuangan
Kode
Kegia
tan/ S
ub K
egia
tan/U
raia
n/In
dika
tor O
utp
ut
Fis
ik Kegia
tan
Pagu A
nggara
n
(RP
000:)
Targ
et
s/d
Bula
n
Ini (V
ol)
Realis
asi S
am
pai
Bula
n In
iT
arg
et S
am
pai
Bula
n In
i
Realis
asi B
ula
n
ini (R
p )
Realis
asi S
am
pai
Bula
n in
i (Rp)
Realis
asi
sam
pai
Bula
n in
i
(%)
Targ
et
(Vol)
Satu
an
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 127
Lampiran 3. Piagam Kerja Sama BBPOPT dengan Faperta Uninus Bandung
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 128
Lampiran 4. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Tahun 2017
1768 Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan
20.857.380.000 16.689.224.000 16.125.822.115 77,31 96,62
1768.007 Model Peramalan OPT [Base Line] 8.562.126.000 5.152.039.000 5.036.154.720 58,82 97,75
051 Menyusun kebijakan program dan anggaran kegiatan pengembangan
Peramalan OPT
536.100.000 277.309.000 269.445.600 50,26 97,16
A Rencana Kerja Pengamanan Produksi Tanaman Pangan 354.616.000 270.609.000 262.745.600 74,09 97,09
B Penyusunan Rumusan peramalan OPT Tanaman Pangan Musim Hujan 90.742.000 3.350.000 3.350.000 3,69 100,00
C Penyusunan Rumusan peramalan OPT Tanaman Pangan Musim
Kemarau
90.742.000 3.350.000 3.350.000 3,69 100,00
052 Melaksanakan Bimbingan dan Sosialisasi Kegiatan Pengembangan
Peramalan OPT
5.041.953.000 2.654.566.000 2.614.270.995 51,85 98,48
A Pengamatan Keadaan Lapang OPT Padi 374.000.000 259.671.000 258.974.185 69,24 99,73
B Pengamatan Keadaan Lapang OPT Kedelai 85.700.000 34.140.000 33.225.000 38,77 97,32
C Pengamatan Keadaan Lapang OPT Jagung 178.280.000 58.862.000 56.314.000 31,59 95,67
D UPSUS Peningkatan Produksi PAJALE Provinsi Riau Tahun 2017 1.644.090.000 595.311.000 579.116.600 35,22 97,28
E Pengamatan Keadaan Lapang OPT Ubi Kayu dan Ubi Jalar 69.973.000 16.250.000 16.231.000 23,20 99,88
F Pengamatan Keadaan Lapang OPT Kacang Hijau dan Kacang Tanah 32.126.000 16.150.000 15.956.000 49,67 98,80
G Pameran Pembangunan Pertanian 217.000.000 168.150.000 167.446.000 77,16 99,58
H Layanan Bahan Publikasi Cetak (Majalah, Leaftlet, Poster dan Brosur 372.440.000 252.066.000 250.653.800 67,30 99,44
I Pengembangan Perpustakaan Balai Besar Peramalan OPT 39.724.000 26.224.000 26.171.130 65,88 99,80
J Website BBPOPT 135.460.000 139.700.000 139.174.250 102,74 99,62
K SMS Based Server 279.400.000 169.600.000 158.645.000 56,78 93,54
L Siaran Radio dan Televisi 519.760.000 236.475.000 235.363.000 45,28 99,53
M Standar Layanan Informasi Publik 91.400.000 74.606.000 69.926.000 76,51 93,73
N Pelatihan Pengamatan Peramalan Dan Pengendalian OPT (SDM Luar
BBPOPT)
648.800.000 301.579.000 301.538.200 46,48 99,99
O Pelatihan Pengamatan Peramalan dan Pengendalian OPT Tanaman
Pangan (SDM BBPOPT)
44.000.000 16.500.000 16.255.430 36,94 98,52
P Pelatihan Agens Hayati (SDM Luar BBPOPT) 309.800.000 289.282.000 289.281.400 93,38 100,00
053 Melaksanakan Pengembangan Teknologi Pengamatan Peramalan dan
Pengendalian OPT
2.702.686.000 2.068.591.000 2.030.570.625 75,13 98,16
A Bahan Operasional Laboratorium Pengelolaan Balai Besar Peramalan
OPT
477.480.000 942.539.000 942.117.887 197,31 99,96
B Perbanyakan Isolat Dan Produk Agens Pengendali Hayati 155.415.000 155.352.000 155.343.000 99,95 99,99
D Peramalan OPT Pangan Tingkat Provinsi 121.500.000 53.793.000 53.793.000 44,27 100,00
E Peramalan OPT Pangan Tingkat Kabupaten 177.300.000 96.702.000 93.925.000 52,98 97,13
F Peramalan OPT Pangan Tingkat Nasional 14.700.000 6.250.000 6.250.000 42,52 100,00
G Pengembangan Teknologi Pengamatan Peramalan OPT Tingkat
Lapang
699.180.000 173.200.000 170.096.150 24,33 98,21
H Model Pengamatan Peramalan dan Pengendalian OPT Pangan Semi
Laboratorium
66.720.000 30.320.000
29.499.550
44,21 97,29
I Penerapan Teknologi Penanganan Daerah Endemis OPT 572.280.000 384.115.000 357.238.600 62,42 93,00
J Eksplorasi Agens Pengendali Hayati Spesifik Lokasi 167.196.000 60.164.000 59.689.000 35,70 99,21
L Uji Mutu Agens Hayati 250.915.000 166.156.000 162.618.438 64,81 97,87
No Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
% Realisasi
Pagu AwalPagu
Refocusing (RF)Thd Pagu Thd RF
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 129
Lampiran 5. Daftar Mahasiswa Magang di BBPOPT Tahun 2017
1 Mahasiswa Universitas Brawijaya
Malang
Penelitian Oktober 2016 -
Februari 2017
1
3 Mahasiswa Universitas Gadjah
Mada
Praktek Kerja Lapangan 20 Desember 2016 -
18 Januari 2017
3
4 Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Jati
Bandung
Penelitian Desember 2016 -
April 2017
1
5 Mahasiswa Universitas
Singaperbangsa
Karawang
Praktek Kerja Lapangan 5 Januari - 3
Februari 2017
8
6 Mahasiswa Universitas Jember Praktek Kerja Lapangan 20 Januari - 1 Maret
2017
5
7 Mahasiswa S2 Institut Pertanian
Bogor
Penelitian (WBC) Januari - Desember
2017
1
8 Mahasiswa S2 Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah
Mada
Penelitian (PBP) Januari - Mei 2017 1
9 Mahasiswa Universitas Garut Praktek Kerja Lapangan 13 Maret - 13 April
2017
5
10 Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Jati
Bandung
Penelitian (Honey Dew
Test)
Maret - Mei 2017 1
11 Mahasiswa Universitas
Singaperbangsa
Karawang
Penelitian (Agens
Hayati)
April - September 1
12 Mahasiswa Universitas
Singaperbangsa
Karawang
Penelitian (Cabe) April - September 2
13 Mahasiswa Universitas
Singaperbangsa
Karawang
Penelitian (Caisim) Juli - Agustus 3
14 Mahasiswa Universitas
Singaperbangsa
Karawang
Penelitian (Honey dew) Juli - Agustus 1
15 Mahasiswa Universitas
Singaperbangsa
Karawang
Penelitian
(Kedelai/nabati)
Juli - September 3
15 Mahasiswa Universitas Gadjah
Mada (Fakultas Biologi)
Praktek Kerja Lapangan
Ekplorasi Agens Hayati
24 Juli - 4 Agustus
2017
2
15 Mahasiswa Bina Sarana Informatika
(BSI)
Kuliah Kerja Praktek 1 - 31 Agustus 2017 3
16 Mahasiswa Bina Sarana Informatika
(BSI)
Kuliah Kerja Praktek 21 Agustus - 21
September 2017
2
17 Mahasiswa Universitas Garut Penelitian Oktober - Desember 1
18 Mahasiswa Universitas Padjadjaran Penelitian November 2017 -
Februari 2018
3
19 Mahasiswa Universitas Gadjah
Mada
Praktek Kerja Lapangan 27 Desember 2017 -
26 Januari 2018
1
Jumlah 48
No. Pengguna Instansi Materi Waktu Jumlah
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 130
Lampiran 6. Daftar Peserta Magang di BBPOPT Tahun 2017
1 PPLDinas Pertanian Kab.
Gayo Lues
Pelatihan Pengendalian OPT
Padi dan Kedelai23 Oktober - 2
November 201729
2 Petugas BPTPH Banten Pengendalian OPT
Hortikultura
13 - 14 November
2017
10
3 Petugas BPTPH Jawa Tengah Perbanyakan Parasitoid
Trichogramma
23- 24 November
2017
2
Jumlah 41
No. Pengguna Instansi Materi WaktuJumlah
Orang
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 131
Lampiran 7. Daftar Kunjungan Instansi di BBPOPT Tahun 2017
1 Mahasiswa Institut Pertanian Bogor Peramalan dan
Pengendalian OPT
17 Januari 2017 128
2 Petugas Dinas Pertanian
Kabupaten Bandung
Pengendalian Penggerek
Batang Padi
3 Petugas Balai Penyuluh Pertanian
Balongan, Indramayu
Pengendalian OPT 19 April 2017 11
4 Petani dan Petugas Kelompok Tani Sumber
Tani, Selaawi, Pasawahan
Purwakarta
Pengendalian penyakit
dan PBP
16 Mei 2017 11
5 Petugas Dinas Pertanian Prov Jawa
Barat
Pengendalian Penyakit 19 Mei 2017 8
6 Mahasiswa S2 Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran,
Bandung
Peramalan OPT dan
Agens Hayati
22 Mei 2017 5
7 Petani dan Petugas KT. Kiara Desa Sukadana,
Compreng Subang
Pengendalian OPT 22 Agustus 2017 20
8 Petani dan Petugas BPTPH Sulawesi Selatan Pengendalian OPT
Pangan
5 Oktober 2017 20
9 Petani dan Petugas BPP Gabuswetan,
Indramayu
Pengendalian Virus Kerdil
Rumput/Hampa
31 Oktober 2017 25
10 Mahasiswa Universitas Sunan Gunung
Djati, Bandung
PHT 27 November 2017 65
11 Petugas Dinas Pertanian Cilacap Pengendalian OPT Padi 28 November 2017 11
12 Mahasiswa Universitas
Singaperbangsa Karawang
PHT 18 Desember
2017
65
Jumlah ` 369
No. Pengguna Materi Waktu Jumlah (org)Instansi
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 132
Lampiran 8. Daftar Layanan Konsultasi Teknis BBPOPT Tahun 2017
1 Petugas PT Bayer Indonesia Informasi (OPT) 4 Januari 1
2 Mahasiswa UNSIKA Konsultasi magang 4 Januari 1
3 Siswa SMKN Pertanian Karawang Konsultasi PKL 10 Januari 1
4 Petugas PT Wirakarya Kencana
Sakti
Dinas11 Januari
1
5 Mahasiswa UIN SGD Bandung Konsultasi penelitian 16 Januari 1
6 Petugas Institut Pertanian Bogor Permintaan data WBC dan
SMPK17 Januari
1
7 Petugas Gempol, Pamekaran Konsultasi 19 Januari 4
8 Petugas BPP Cilamaya Wetan Permohonan diklat 25 Januari 1
9 Mahasiswa UNSIKA Informasi penelitian 31 Januari 3
10 Petugas PT TUV Nord indonesia Kalibrasi 1 Februari 1
11 Mahasiswa UNSIKA Konsultasi penelitian 3 Februari 1
12 Petugas PT Dupont Apl Informasi prakiraan OPT
jawa barat 20178 Februari
1
13 Mahasiswa STMIK Kharisma Karawang Konsultasi perizinan
pengambilan data25 Februari
1
14 Petugas Dinas Pertanian Kutai Timur Konsultasi penyakit
tanaman28 Februari
1
15 Petugas PT Indotech Scienfield Konsultasi Pengadaan 1 Maret 1
16 Petugas CV RTE Pengadaan barang dan
jasa2 Maret
2
17 Mahasiswa UNPAS Konsultasi 13 Maret 2
18 Mahasiswa UNSIKA Konsultasi penelitian 14 Maret 2
19 Mahasiswa BSI Cikampek Konsultasi Penelitian 4 April 1
20 Petugas PT Sciencewerke Dinas 6 April 1
21 Petugas KT.Binaasih Kabupaten
Kuningan
Uji Trichokompos10 April
1
22 Petugas KT. Dukutangan Kabupaten
Kuningan
Konsultasi Agens hayati10 April
1
23 Petugas POPT/UPTD pertanian
Wadas
Permintaan isolat
paenibacillus11 April
1
24 Mahasiswa UNSIKA Konfirmasi usulan
penelitian11 April
3
25 Siswa SMA Cikal Kebutuhan bactery 21 April 1
No. Pengguna Instansi/Asal Keperluan WaktuJumlah
(org)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 133
26 Mahasiswa UNSIKA Izin peminjaman lahan 3 Mei 3
27 Siswa Sekolah Cikal Mengambil sample 4 Mei 1
28 Petugas BBKP tanjung priok Konsultasi bulkholderia
glumae pada tanaman padi 18 Mei
3
29 Petugas Lab.Pertanian Kab.Bekasi Isolat 13 Juli 1
30 Petugas POPT Kec.Jatisari Kunjungan Kelompok Tani
Dewi Sri 218 Juli
1
31 Mahasiswa BSI Karawang B Konsultasi KKP Jurusan
Akuntasi24 Juli
1
32 Petugas PSEKP.SEKJEN Bogor Memperoleh Informasi
seragam OPT WBC24 Juli
1
33 Petugas Syngenta Konsultasi sewa autoklaf 1 Agustus 2
34 Mahasiswa UNSIKA Konsultasi penelitian 14 Agustus 1
35 Petani Petani Cicinde Utara Konsultasi OPT 4 Oktober 1
36 Petani Petani Subang Kunjungan Pengenalan
Virus Kerdil Hampa &
Rumput
5 Oktober1
37 Petugas PPL BPP Compreng Kunjungan Pengenalan
Virus Kerdil Hampa &
Rumput
5 Oktober1
38 Petani Petani Cilamaya Konsultasi Kerdil Rumput 16 Oktober 1
39 Petugas UPTD Rengas Dengklok Pengajuan Isolat &
Konsultasi26 Oktober
1
40 Petugas KTNA Kota Baru Belajar Perbanyak Padi 6 November 1
41 Petugas Gapokter Pucung Belajar Perbanyak Padi 6 November 1
42 Petani Petani Belajar Perbanyak Padi 6 November 1
43 Petugas BPTPHP Jateng Konsultasi Agens hayati 23 November 2
44 Siswa SMKN 1 Cikampek Bimbingan Laporan Revisi 24 November 3
45 Petugas BBI Padi Papua Konsul Teknis 8 Desember 1
46 Petugas Klinik Tanaman Segar Laboratorium 11 Desember 1
47 Petugas Rengasdeng Klok Pengajuan Isolat 14 Desember 1
48 Mahasiswa STMIK Kharisma Karawang Penelitian Tentang Penyakit
Padi20 Desember
2
49 Petugas Ds. Tegalwaru Cilamaya
Wetan
Kebutuhan Isolat21 Desember
1
50 Petugas BAGJA Sukatani Cilamaya
Wetan
Isolat & Konsultan29 Desember
1
Jumlah 69
No. Pengguna Instansi/Asal Keperluan WaktuJumlah
(org)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 134
Lampiran 9. Daftar Peserta Praktek Kerja dan Magang di BBPOPT Tahun 2017
1 Siswa SMK N 1 Jatisari Praktek Kerja Industri 17 Oktober - 17
Januari 2017
3
2 Siswa SMK N 1 Losarang Praktek Kerja Industri 24 November 2016 -
24 Februari 2017
7
3 Siswa SMK N 1 Pusakanegara Praktek Kerja Industri 28 November 2016 -
28 Februari 2017
7
4 Siswa SMK N 1 Banyusari Praktek Kerja Industri 4 Januari - 3 April
2017
3
5 Siswa SMK N 1 Jatisari Praktek Kerja Industri 4 April - 4 Juli 2017 6
6 Siswa SMK PGRI Kotabaru Praktek Kerja Industri 22 Mei - 22 Agustus
2017
2
7 Siswa SMK N 1 Cikampek Praktek Kerja Industri 17 Juli - 17 Oktober
2017
5
8 Siswa SMK N 1 Jatisari Praktek Kerja Industri 20 Juli - 30
November 2017
3
9 Siswa SMK N 1 Losarang Praktek Kerja Industri 28 Juli - 28 Oktober
2017
5
10 Siswa SMK Pertanian
Karawang
Praktek Kerja Industri 31 Agustus - 31
Oktober 2017
5
11 Siswa SMK PGRI Kotabaru Praktek Kerja Industri 23 Agustus - 31
Oktober 2017
Jumlah 46
No. Pengguna Instansi Materi WaktuJumlah
(org)
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 135
Lampiran 10. Daftar Peserta Pelatihan P3OPT TAHAP I Tahun 2017
PRE TEST POST TEST
1 Aan Saputri Lampung 40 80
2 Adi Saputra Sumatera Barat 49 61
3 Agus Priyadi Jawa Tengah 64 78
4 Anas Nasrudin Jawa Barat 57 86,5
5 Arif Rochman, SP Banten 67,5 80,5
6 Ayun Yanto.K Kalimantan Tengah 44,5 59
7 Baiq Sulfitriana NTB 45 72
8 Bastian Sidik Papua Barat 51 79,5
9 Bayu Rifki Alfian, SP Banten 47,5 84,5
10 Denis Faisal Jawa Barat 55,5 85
11 Dian Noviyanti Jawa Tengah 70,5 88
12 Fausia Alamsyah Sulawesi Selatan 62 75,5
13 Hardi Oktarino Lampung 50,5 72,5
14 Iman Maryono Banten 69,5 77
15 Julius Parnandes Bengkulu 34,5 74,5
16 M Rahmadani D, SP Jawa Barat 52 74
17 Minal Khoiri DIY 75 84
18 Muhammad Ziaulhaq Jawa Barat 61,5 92,5
19 Prayetno Lampung 56,5 73,5
20 Rahayu Jama Ratih Jawa Timur 62 81,5
21 Ranti Kalimantan Tengah 55 73,5
22 Riadi Papua Barat 54 65,5
23 Rismasari Tasman, SP Sulawesi Selatan 69 82,5
24 Sapniati Kalimantan Tengah 24,5 70
25 Soleh Hidayat Jawa Barat 59 79,5
26 Sukarna Jawa Barat 57,5 62
27 Suprayanti NTB 24 58,5
28 Surnoto Jawa Barat 49,5 65
29 Sutra Riau 53 72,5
30 Tengku Iskandar Muda Riau 45 84
31 Tho'ad Sri Biastuti DIY 72,5 83
32 Totok Heru Sulistiyo Jawa Timur 49,5 75
33 Wiwik Prihartati, SP Lampung 71 85,5
34 Yogi Tojiri Septiadi Jawa Barat 51,5 85
35 Zulkifli Aceh 41 70,5
54,03 76,31Rata-rata
NO NAMA LENGKAP ASAL PROVINSINILAI
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 136
Lampiran 11. Daftar Peserta Pelatihan P3OPT TAHAP II Tahun 2017
Pre Test Post Test
1 Ahmad Hasan Jawa Barat 59,5 84
2 Ahmad Zaelani Jawa Barat 45 88,5
3 Arry Trestiawati Jawa Barat 72 92,5
4 Budi Dermawan Banten 50 81,5
5 Dodi Suyanto Jawa Tengah 57 90
6 Devi Anggraeni Jawa Barat 38,5 92,5
7 Edi Triono S Lampung 48,5 85,5
8 Eti Hanriani Kalimantan Tengah 47 77
9 Hamdani, Sp Jawa Barat 44 74,5
10 Hari Kurniawan Lampung 39 82,5
11 Hari Rismayandi Banten 57,5 66,5
12 Handrianto Lampung 42 84
13 Imam Malik Jawa Timur 49,5 66,5
14 Indra Maulana Kalimantan Tengah 31 64,5
15 Juniarni, Sp Kalimantan Barat 58 89,5
16 Kusman Jawa Barat 60 86,5
17 Lamma Riani Riau 59,5 82,5
18 Loso Jawa Tengah 54,5 90
19 Lukas Suprihatin Lampung 57,5 79
20 Margaretta Irsani Bengkulu 83 85,5
21 Mawardi Aceh 53,5 75
22 Mega Marlina Kalimantan Tengah 43 64
23 Much. Arif Fatah Jawa Barat 61 95
24 Neni Tri Mutiarawati Jawa Barat 51 66
25 Nur Kholis Jawa Tengah 51,5 85
26 Qosid Banten 55 66,5
27 Rakhmat Lampung 47 80,5
28 Salamuddin Sulawesi Selatan 33,5 80
29 Sutrisno Lampung 58,5 80,5
30 Tantan Shobari Jawa Barat 57 95
31 Tatang Riadi Jawa Barat 58 90
32 Tri K. Pamungkas Jawa Timur 63 85,5
33 Uci Juhara Jawa Barat 45 73,5
34 Uud S Jawa Barat 64,5 80
35 Zaki Amani Riau 54,5 87,5
52,83 81,34
NilaiNo Nama Lengkap Asal Provinsi
Rata-Rata
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 137
Lampiran 12. Daftar Peserta Pelatihan Agens Hayati TAHAP I Tahun 2017
NO NAMA LENGKAP INSTANSI ASAL PRE TEST POST TEST
1 Ace Sugianto Karawang 53,33 96,67
2 Aga Hermanto, SP LPHP Lebak, Banten 53,33 73,33
3 Alfian LPHP Subang 50 90
4 Anis Endang Meilani LPHP Cianjur 70 96,67
5 Aristya Rahadiyan BPTPH Riau 60 73,33
6 Arry Trestiawati, SP. MP LPHP Subang 60 96,67
7 Arsad Umar, SP BPTPH Maluku Utara 56,67 53,33
8 Asep Munawar Hadi LPHP Subang 56,67 86,67
9 Debbi Rahmawati, SP LPHP Sambas, Kalbar 46,67 86,67
10 Dede Siti Nurlela LPHP Subang 50 86,67
11 Deidry S. Lasol, SP LPHP Manokwari, Pabar 36,67 90
12 Denny Magria LPHP Cianjur, Jawa Barat 50 90
13 Eman Mulyana LPHP Serang, Banten 66,67 80
14 Harwan Susetio LPHP Indramayu 56,67 93,33
15 Hidayat LPHP Subang 56,67 80
16 Karunia Dian Puspita LPHP Pasuruan 53,33 96,67
17 Kasmiati BPTPH Aceh 46,67 90
18 Kunto Wibisono LPHP Kalimantan Timur 40 50
19 M. Rawi LPHP Pontianak, Kalbar 63,33 70
20 Noor Hasanah BPTPH Kalsel 40 90
21 Retno Indriyanto Karawang, Jawa Barat 50 80
22 Rokhanah LPHP Subang 60 83,33
23 Samilah, S.Si LPHP Trimurjo, Lampung 60 83,33
24 Sayrullah Nugraha Karawang, Jawa Barat 50 70
25 Solehin BPTPH Riau 40 86,67
26 Sri Idah Fariyana LPHP Subang 63,33 86,67
27 Sri Rochati, SP LPHP Semarang 70 76,67
28 Sri Suharianti, SP BPTPH Lampung 56,67 73,33
29 Sulasih BPTPH Papua 50 90
30 Taufiq Shaleh LPHP Temanggung 80 96,67
31 Tri Rohaetin LPHP Indramayu 63,33 93,33
32 Yayanto, SP BPTPH Kalimantan Tengah 60 93,33
33 Yeni Trias Kurniawati BPTPH Jawa Timur 56,67 93,33
55,35 84,14Rata-rata
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 138
Lampiran 13. Daftar Peserta Pelatihan Agens Hayati TAHAP II Tahun 2017
NO NAMA LENGKAP INSTANSI ASAL PRE TEST POST TEST
1 Aftalion Syarif Jambi 50 70
2 Anas Anggoro Cahyo Edy,
SP
LPHP Banyumas 80 90
3 Aryanti Aman LPHP Prov. Riau 10 90
4 Ayu Puspita Patriasari, SP LPHP Pemalang 70 86,67
5 Budi Setiawan, SP LPHP Sungai Raya, Kalsel 56,67 83,33
6 Burhanudin LPHP Tasikmalaya 50 73,33
7 Dede Andri LPHP Subang 50 73,33
8 Edy Widoyoko, A.Md LPHP Pati 46,67 76,67
9 Herlan LPHP Tasikmalaya 63,33 76,67
10 Herman Enos Victor, SP BPTPH Papua 66,67 76,67
11 Ir. Syaiful, MP LPHP Bandar Buat, Sumbar 66,67 100
12 Iwan Purnama, SP LPHP Serang Banten 83,33 86,67
13 Karno LPHP Palangkaraya, Kalteng 63,33 90
14 Kasmawaty, SP Sulawesi Selatan 60 76,67
15 Meliya Indriyati BPTPH Lampung 53,33 93,33
16 Mochamad Hawin, SST BPTPH Bengkulu 46,67 86,67
17 Muhamad Agung
Yogaswara
LPHP Subang 60 100
18 Mukti Raharja LPHP Bantul, DIY 66,67 76,67
19 Nurdiana Lampung 63,33 93,33
20 Nuryani Husen BPTPH Maluku Utara 66,67 83,33
21 Odih Haryadi LPHP Subang 53,33 90
22 Paidi LPHP Trimurjo, Lampung 56,67 50
23 Shodri, SP LPHP, Prov. Riau 50 83,33
24 Srujiyanto, SP LPHP Pamekasan 70 100
25 Sudihatmiko, SP LPHP Semarang 53,33 90
26 Sulistiawati Fauzi BPTPH NTB 60 83,33
27 Sunarno LPHP Sukoharjo 50 86,67
28 Suwarto LPHP Gadingrejo, Lampung 63,33 70
29 Suwito LPHP Semuliraya, Lampung 46,67 56,67
30 Suyadi LPHP Trimurejo, Lampung 66,67 66,67
31 Tahliyatin Wardanah, SP LPHP Bantul, DIY 73,33 90
32 TB. Aden Haer, SP LPHP Lebak, Banten 60 66,67
33 Yannilkajaya BPTPH Lampung 56,67 93,33
58,59 82,12Rata-rata
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 139
Lampiran 14. Daftar Pegawai BBPOPT Yang Diperbantukan di Lingkup Ditjen Tanaman Pangan
No. Nama NIP Subdit/Direktorat Mulai
Subdirektorat Jagung
Direktorat Serealia
Subdirektorat Kedelai
Direktorat Akabi
Subdirektorat Jagung
Direktorat Serealia
Subdirektorat Jagung
Direktorat Serealia
Subdirektorat Pengembangan
Produksi
Direktorat Perbenihan TP
4 Sendy Sofyan Mu'min 198509142015031002 23 Januari 2017
5 Chika Putri Hidayanti 1996040520150322001 23 Januari 2017
2 Shinta Stephanie DL 198409022011012010 23 Januari 2017
3 Sujiono, SP 197809012011011005 23 Januari 2017
1 Berry Budhiarsa A. 198605312009121008 23 Januari 2017
Laporan Tahunan Balai Besar Peramalan OPT Tahun 2017 | 140
Lampiran 15. Stok Pestisida Cadangan Nasional di Gudang BBPOPT Per 31 Desember 2017
No. Merk Kemasan Jenis Pestisida Sasaran Komoditi
lt
lt
lt
lt
lt Padi, Jagung,
Kedelai
6 Tetrin 30 EC 20 x 400 ml 794,8 lt Insektisida Lalat kacang Palawija
lt
lt
lt
10 Imidaplus 200 SL 40 x 250 ml 49,75 lt Insektisida Kutu, trips Polong/Kedelai
2.520 lt
kg
kg Insektisida
Sistemik
kg
779,3 kg
kg
13 kg
1 Match 50 Ec 50 x 100 ml 250 Insektisida Spodoptera litura , ulat grayak,
Etiella zickenella
Sayuran dan
palawija
Padi
3 Methrisida 100 Ec 20 x 500 ml 229,5 Insektisida Kutu
2 Anvil 50 Ec 20 x 500 ml 250 Fungisida Bercak daun, karat daun, hawar
pelepah
Sayuran polong
Padi, Jagung,
Kedelai
5 Bionasa 480 AS 120 Insektisida WBC, ulat grayak, lalat bibit
4 Neptune 25 WP 50 x 50 WP 0,8 Insektisida WBC, ulat grayak, lalat bibit
7 Petroban 200 EC 20 x 500 ml 185 Insektisida
Sayur/polong
9 Santoat 400 EC 20 x 500 ml 84,5 Insektisida
Kontak
Ulat grayak Sayur/kacang
8 Meteor 25 EC 20 x 500 ml 640 Insektisida
Kontak
Ulat grayak, penggerek polong
Sayur dan Padi
Pestisida Cair
1 Fenfal 10 WP 100 x 100 gr 129,8 Insektisida
Kontak
Lalat bibit sayur/kedelai
299,5 Insektisida
Kontak
Ulat Grayak
2 Lanatte 25 WP 20 x 500 gr 350 Ulat Grayak/Ulat bibit
Rodentisida
Volume
Ulat grayak, ulat bibit, ulat
penggerek
Pestisida Serbuk
Cabe/kedelai
1 Retgone 0,005 BB (10 x 1 kg) 13 Rodentisida Tikus Padi, Sayuran,
Palawija
3 Polydor 25 Ec 10 x 1 kg