ibu titipan

33
Ibu Titipan : Titip Ibu Titipan : Titip Rindu untuk Ibu Rindu untuk Ibu SKENARIO 1: Hubungan dokter pasien SKENARIO 1: Hubungan dokter pasien Blok Etika, Moral, dan Blok Etika, Moral, dan Profesionalisme Profesionalisme

Upload: maya-yulindhini

Post on 23-Nov-2015

38 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

  • Ibu Titipan : Titip Rindu untuk IbuSKENARIO 1: Hubungan dokter pasien

    Blok Etika, Moral, dan Profesionalisme

  • Kelompok B1Ketua: 1102010271 Sony Novriandi

    Sekertaris: 1102010208Nisrina Karima Lisdianingtyas

    Anggota: 1102010156Marleni 1102010157Mauliadanti Rizdana 1102010158Maulidya Sari 1102010209Novi Alfirahmi 1102010219Primastyo Anggata Reskianto 1102010270Silpi Hamidiah 1102010276Talitha Bea Amanda 1102010280Tri Rizky Nugraha

    Fakultas Kedokteran Yarsi

  • SASARAN BELAJARMemahami dan menjelaskan ciri-ciri dokter muslim

    Memahami dan menjelaskan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kaidah Dasar Bioetik beneficence dan autonomy.Memahami dan menjelaskan Etika KedokteranMemahami dan menjelaskan Kaidah Dasar Bioetika beneficence, dan autonomiMemahami dan menjelaskan Etika KlinikMemahami dan menjelaskan Hubungan Etik dan Hukum

    Memahami dan menjelaskan hubungan dokter pasienMemahami dan menjelaskan pola hubungan dokter pasienMemahami dan menjelaskan jenis-jenis perjanjian kontrak terapetikMemahami dan menjelaskan hak dan kewajiban dokterMemahami dan menjelaskan hak dan kewajiban pasien

    Memahami dan menjelaskan tentang hukum praktik bayi tabung dan surrogate mother atau Ibu Titipan menurut Islam

  • Memahami dan menjelaskan ciri-ciri dokter muslimDefinisi dokter muslim:Dokter yang beragama Islam, menguasai ilmu kedokteran, dan dalam melaksanakan tugas profesinya sejalan dengan syariat Islam (Zuhroni, 2010).

    Peran dokter muslim :Senantiasa melaksanakan tuganya semata-mata untuk mencari keridhoaan Allah (Zuhroni, 2010).

  • Ciri-ciri dokter muslim :

    Beriman dan bertaqwaPenyayang, penghibur dan murah senyumSabar, rendah hati, dan toleranTenang sekalipun dalam keadaan kritisPeduli terhadap pasienMemandang semua pasien samaPemberi nasihatMenjaga kesehatan sendiriSuci hatinya dan dapat dipercayaBerilmu pengetahuan

    (Prof. Qomariah, 2010)

  • Memahami dan menjelaskan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kaidah Dasar Bioetik beneficence dan autonomy

  • Memahami dan menjelaskan Etika Kedokteran

    Etika Akhlak, sikap, dan segala bentuk perbuatan yang baik dalam dunia kedokteran.

    Etika Kedokteran Pengetahuan tentang perilaku professional para dokter dan dokter gigi dalam menjalankan pekerjaannya sebagaimana tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik masing-masing yang telah disusun oleh organisasi profesinya bersama-sama pemerintah.

  • Memahami dan menjelaskan Kaidah Dasar Bioetika beneficence, dan autonomiPrinsip etik berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik (KDB), yaitu :

  • BeneficenceGeneral Beneficence Spesific beneficence Non-Maleficence

    Justice

    Autonomy

    Veracity

    Fidelity

  • Memahami dan menjelaskan Etika Klinik Etika Klinis Etika terapan untuk mengenal, menganalisis, dan menyelesaikan masalah etik dalam pelayanan klinik (Jonsen et al, 2002). Biasanya diterapkan dalam pengambilan keputusan untuk tindakan medik.

  • Dalam mengambil keputusan aspek etik dianjurkan pendekatan praktis dengan menggunakan 4 topik berikut:

  • Indikasi Medik (medical indications)Prinsip-prinsip yang terbaik dan tidak merugikan

    Pilihan Pasien (patient preference)Prinsip menghormati otonomi pasien

    Kualitas Hidup (quality of life)Prinsip-prinsip yang terbaik, tidak merugikan, dan menghormati otonomi pasien

    Gambaran Kontekstual (contextual features) Prinsip-prinsip kesetian dan keadilan

  • Memahami dan menjelaskan Hubungan Etik dan HukumPersamaan etik dan hukum :

    Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia.Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling merugikan.Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi.Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior.

  • Perbedaan etik dan hukum :

    Etik berlaku untuk lingkungan profesi, hukum berlaku untuk umum.Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hukum disusun oleh badan pemerintah.Etik tidak seluruhnya tertulis, hukum tercantum secara terinci dalam kitab undang-undang dan lembaran/berita negara.Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntunan, sanksi terhadap pelanggaran hukum berupa tuntutan.Pelanggaran etik diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) yang dibentuk oleh Konsil Kedokteran Indonesia atau oleh Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK), yang dibentuk oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pelanggaran hukum diselesaikan oleh Pengadilan.Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, penyelesaian pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik.

  • Memahami dan menjelaskan hubungan dokter pasienMemahami dan menjelaskan pola hubungan dokter pasien:Hubungan antara dokter dengan pasien diatur dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) pada Lampiran 1 SK Menkes No.434/MENKES/SK/X/1983. Pada awalnya hubungan dokter dan pasien bersifat paternalistik, kemudian terus berkembang hingga menjadi kontraktual.

  • Pola hubungan dokter dengan pasien dibedakan menjadi 4

    Priestly Model (Paternalistik)

    Collegial Model (Mitra)

    Engineering Model

    Partnership

  • Thiroux membagi hubungan yang seharusnya antara dokter dan pasien dalam 3 sudut pandang sebagai berikut: Pandangan paternalisme

    Pandangan individualisme

    Pandangan resiprocal dan collegial

  • Pola dasar hubungan dokter dan pasien berdasarkan keadaan sosial, budaya, dan penyakit pasien dapat dibedakan dalam 3 pola hubungan, yaitu: Activity-Passivity

    Guidance-Cooperation

    Mutual Participation

  • Memahami dan menjelaskan jenis-jenis perjanjian kontrak terapetikTransaksi perjanjian/ persetujuan, yaitu hubungan timbal balik antara dua pihak yang bersepakat dalam satu hal.

    Terapeutik terjemahan dari therapeutic yang berarti dalam bidang pengobatan, tidak sama dengan therapy/ terapi yang berarti pengobatan.

    Perjanjian/ Transaksi/ Kontrak Terapeutik perjanjian antara dokter dengan pasien yang memberikan kewenangan kepada dokter untuk melakukan kegiatan memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien berdasarkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh dokter tersebut

  • Syarat-syarat sahnya perjanjian terapeutik sesuai pasal 1320 KUHP Perdata, yaitu:Adanya kesepakatan dari mereka yang saling mengikatkan dirinya.Adanya kecakapan untuk membuat suatu perjanjian/ perikatan.Mengenai suatu hal tertentu.Untuk suatu sebab yang halal/ diperbolehkan.

  • Jenis perjanjian kontrak terapeutikInspanningverbintenis (berdasarkan usaha yang maksimal)

    Resultaatverbintenis (berdasarkan hasil kerja)

    Perbedaan antara kedua jenis perjanjian tersebut secara yuridis terletak pada beban pembuktiannya

  • Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban dokterHak Dokter

    Melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter (SID) dan Surat Izin Praktik (SIP).Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/ keluarga tentang penyakitnya.Bekerja sesuai standar profesi.Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika, hukum, agama, dan hati nuraninya.

  • Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien jika menurut penilaiannya kerja sama pasien dengannya tidak berguna lagi, kecuali dalam keadaan gawat darurat.Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya, kecuali dalam keadaan darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya.Hak atas kebebasan pribadi (privacy) dokter.Ketentraman bekerja.Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter.Menerima imbalan jasa.Menjadi anggota perhimpunan profesi.Hak membela diri.

  • Kewajiban Dokter Indonesia:KODEKIKewajiban UmumPasal 1Pasal 2Pasal 3Pasal 4Pasal 5Pasal 6Pasal 7Pasal 7aPasal 7bPasal 7cPasal 7dPasal 8Pasal 9

    Kewajiban Dokter Terhadap PasienPasal 10Pasal 11Pasal 12Pasal 13

  • Kewajiban Dokter Terhadap Teman SejawatPasal 14Pasal 15

    Kewajiban Dokter Terhadap Diri SendiriPasal 16Pasal 17

    UU No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 51

  • Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban pasienHak PasienDewasa ini hak-hak pasien dipedomani oleh :

    Kasus Schloendorf v.s. Society of New York Hospitals (1914)Kasus Salgo vs. Leland Standford Jr, University Board of Trustees (1957)Kasus Natanson vs. Kline (1960)

  • Hak-hak pasien Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri, dan hak untuk mati secara wajar.Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengan standar profesi kedokteran.Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang mengobatinya.Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan, bahkan dapat menarik diri dari kontrak terapeutik.Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya.Menolak atau menerima keikutsertaanya dalam riset kedokteran.

  • Dirujuk pada dokter spesialis kalau diperlukan, dan dikembalikan kepada dokter yang merujuknya setelah selesai konsultasi atau pengobatan untuk memperoleh perawatan atau tindak lanjut.Kerahasiaan dan rekam mediknya atas hal pribadi.Memperoleh penjelasan tentang peraturan rumah sakit.Berhubungan dengan keluarga, penasihat, atau rohaniawan, dan lain-lain yang diperlukan selama perawatan di rumah sakit.Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat inap, obat, pemeriksaan laboratorium, pemereksiaan Rontgen, Ultrasonografi (USG), CT-scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan sebagainya, (kalau dilakukan) biaya kamar bedah, kamar bersalin, imbalan jasa dokter, dan lain-lainnya.

  • Kewajiban PasienMemeriksakan diri sedini mungkin pada dokter.Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya.Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter.Menandatangani surat-surat PTM, surat jaminan dirawat di rumah sakit, dan lain-lainnya.Yakin pada dokternya, dan yakin akan sembuh.Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan, dan pengobatan serta honorarium dokter

  • Memahami dan menjelaskan tentang hukum praktik bayi tabung dan surrogate mother atau Ibu Titipan menurut IslamBayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Usaha fertilisasi yang dilakukan di luar tubuh di dalam cawan biakan dengan suasana yang mendekati alamiah, pada stadium morula hasil fertilisasi ditanduralihkan ke endometrium rongga uterus. Dengan teknis, sel sperma/ telur tidak hanya diperoleh dari bank sperma/ pendonor sperma/ sel telur.

    Ibu Tumpang/Pengganti (Surrogate Mother) Hasil pembuahan benih suami istri dikandung ibu tumpang dengan syarat ibu tumpang tersebut akan mengembalikan anak tersebut setelah dilahirkan, disebut juga sewa rahim

  • Hukum Bayi Tabung dan Surrogate Mother menurut IslamAl-QuranQS. Luqman (31): 14QS. Al-Ahqaf (46) : 15

    Fatwa MUI (13 Juni 1979)Bayi tabung yang sperma dan ovumnya dari PASUTRI yang sah hukumnya mubah (boleh), karena hal ini berupa iktiar/ usaha dari kedua pasangan tersebut untuk mendapat keturunan.

  • Bayi tabung yang sperma dan ovumnya dari PASUTRI yang sah dengan dititipkan pada rahim istri/wanita lainnya, hukumnya haram berdasarkan Saidah Sadd Az-Zariah, karena akan menimbulkan masalah dalam hal warisan.

    Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia, hukumnya haram, karena akan menimbulkan masalah dalam penentuan nasab.

    Bayi tabung dari sperma dan ovum yang berasal dari selain suami istri yang sah hukumnya haram, karena sama halnya dengan berzina, berdasarkan Sadd Az-Zariah

  • TERIMA KASIH