identifikasi kesulitan belajar siswa dan upaya guru bk ... · dan upaya guru bk mengatasinya...
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR SISWA
DAN UPAYA GURU BK MENGATASINYA
MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oeh :
Riyan Asdhi Wibowo
NIM. 101114021
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR SISWA
DAN UPAYA GURU BK MENGATASINYA
MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Riyan Asdhi Wibowo
NIM. 101114021
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Jadilah manusia mandiri sebab banyak orang di dunia ini tak mampu berdiri di kaki sendiri atau hanya bisa bergantung pada orang lain (Dalyono, M. 2001)
Untuk melahirkan suatu kebajikan tidak hanya membutuhkan niat yang tulus, melainkan perpaduan antara kerja keras yang baik dan pikiran yang positif (Dalyono, M. 2001)
Karya ini kupersembahkan kepada Bunda, Ayah, Istri dan Adik tercinta
serta saudara-saudaraku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR SISWA
DAN UPAYA GURU BK MENGATASINYA
MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Riyan Asdhi Wibowo
NIM101114021
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
upaya guru BK mengatasinya melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Purworejo. Kemudian mendeskripsikan upaya
yang dilakukan guru bk selaku pihak yang berwenang mengatasi permasalahan
belajar tersebut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
dikhususkan untuk memperbaiki kwalitas pelayanan bimbingan kelompok. Objek
penelitian ini adalah kesulitan belajar siswa dan upaya guru BK mengatasinya pada
kelas VII semester 1 SMP Negeri 6 Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017 Subjek
penelitian berjumlah 11 siswa. Penelitian dilakukan pada awal tahun pelajaran, yaitu
tepatnya bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan Oktober 2016.
Setelah penelitian dilaksanakan maka diperoleh hasil sebagai berikut : Muncul
dua puluh dua masalah belajar yang dialami oleh sebelas siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Kemudian upaya guru untuk mengatasi masalah belajar siswa
tersebut menggunakan bimbingan kelompok dengan satu topik bimbingan untuk satu
masalah belajar.
Kata Kunci : permasalahan belajar siswa, Bimbingan Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
IDENTIFICATION OF STUDENT LEARNING DIFFICULTIES
AND EFFORT OF THE BK TEACHER OVERCOME
THEM THROUGH GROUP GUIDANCE SERVICES
Riyan AsdhiWibowo
NIM101114021
This study aims to identify students learning difficulties and the efforts of BK teacher
overcome, them through counseling services at 6 junior high school students in
purworejo. Then describe the efforts made by the teacher BK as the authority to
overcome the learning difficulties.
This type of research is descriptive qualitative research that is research that is devoted
to improve the quality of service guidance group. The object of this study is the
learning difficulties of students and the efforts of teacher BK overcome in the VII
grade students of firts semester junior high school 6 Purworejo academic year
2016/2017 subject of study numbered 11 students. The study was conducted at the
beginning of the school year, which is precisely August 2016 until october 2016.
After the research is done then obtained the following results: Appear twenty two
learning problems experienced by eleven students who have learning difficulties.
Then the teacher’s attempt to tackle the student’s learning problem uses group
guidance with one guiding topic for one learning problem.
Keyword: student learning problems, group guidance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena dengan limpahan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa
dan Upaya Guru BK Mengatasinya Melalui Layanan Bimbingan Kelompok”
dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat mengikuti ujian
skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bimbingan
dan Konselin, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak
yang dengan senang hati telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan yang sangat bermanfaat sehingga penulisan Skiripsi ini dapat
terselesaikan.
Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terimah kasih
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Ketua Program Studi bimbingan dan
konseling.
3. Bapak Drs. Budi Sarwono, M.A selaku dosen pembimbing yang telah sabar
mendampingi saya selama proses pembuatan skripsi.
4. Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah menuntun dan
membekali ilmu pengetahuan selama kuliah.
5. Kepala SMP Negeri 6 Purworejo beserta stafnya yang telah membantu penulis
sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.
6. Jajaran guru BK SMP N 6 Purworejo yang telah membantu selama proses
penelitian di SMP N 6 Purworejo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Kedua orang tua saya yang selalu membanttu dengan doa dan materi sepanjang
waktu.
Rekan-rekan mahasiswa yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang telah
memberikan dorongan dan motivasi, serta seluruh sahabat penulis dijalanan yang
membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Serta seluruh
keluarga yang telah mendoakan, memberikan dorongan kepada penulis hingga saat
ini, sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mengajukan skripsi ini dan
berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya. Semoga Allah SWT. tetap melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
PERNYATAAN HASIL KARYA ................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
C. Batasan Masalah ............................................................................ 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
G. Batasan Istilah ................................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 9
A. Hakekat Belajar dan Kesulitan Belajar .......................................... 9
1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar.......................................... 9
2. Metode Pembelajaran ............................................................... 12
3.Kesulitan Belajar ....................................................................... 12
4. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa ..................... 13
5. Diagnosis Kesulitan Belajar .................................................... 21
6. Langkah Mengatasi Kesulitan Belajar ..................................... 22
B. Upaya Pemberian Layanan Bimbingan ......................................... 24
1. Pengertian Pemberian Layanan Bimbingan .............................. 24
2. Jenis-jenis Layanan Bimbingan ................................................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Bimbingan Kelompok .................................................................... 25
1. Pengertian Bimbingan Kelompok ............................................ 25
2. Proses Bimbingan Kelompok ................................................... 27
3. Dinamika Kelompok ............................................................... 28
4. Kandungan Unsur-unsur Bimbingan Kelompok ...................... 29
5. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Kelompok ...................... 30
6. Upaya Mengatasi Masalah-masalah Siswa Melalui
Bimbingan Kelompok............................................................... 33
7. Manfaat Bimbingan Kelompok ............................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 35
A. Jenis dan Desain Penelitian .......................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 37
C. Subyek Penelitian .......................................................................... 37
D. Tekhnik dan Instrumen pengumpulan data ................................... 38
E. Prosedur Penelitian.. ....................................................................... 38
F. Tekhnik Analisis Data .................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 40
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 40
1.Kesulitan-kesulitan Belajar yang Teridentifikasi pada 11 Siswa 40
2. Upaya-upaya yang dilakukan Guru BK Dalam Mengatasi
Kesulitan Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok......... 44
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 47
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 53
A. Kesimpulan .................................................................................... 53
B. Saran .............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Blank Form Filling
(Untuk Siswa)
Kesulitan apa saja yang kamu alami dalam belajar?(tuliskan di sini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar pertanyaan wawancara dengan guru BK
1. Masalah belajar apa yang paling banyak muncul dari siswa di SMP N 6
Purworejo?
2. Apa saja yang faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya masalah
belajar siswa?
3. Apa yang guru BK lakukan untung mengatasi masalah belajar siswa
tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
definisi istilah. Semua komponen tersebut dipaparkan secara singkat dan padat.
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan bagian dari proses pendidikan.
Pendidikan dimaksudkan membantu siswa tumbuh dan berkembang
menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara
maksimal dalam berbagai aspek kepribadian dan menjadi manusia yang
dewasa dan mandiri di tengah-tengah masyarakat.
Pendidikan dianggap berhasil apabila lulusannya mampu
menempatkan dan mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang
dimilikinya dalam kehidupan bermasyarakat. Pada sekolah lanjutan tingkat
menengah, kondisi siswanya termasuk kategori umur remaja, sehingga dalam
tingkah lakunya cenderung untuk memperlihatkan identitasnya dalam
bertingkah laku seperti: senang berkumpul, suka mencoba-coba, menyenangi
hal-hal yang baru, dan suka menantang ingin menang sendiri. Kondisi
kejiwaannya masih sangat labil dan tingkah lakunya mudah berubah dan
sangat emosional. Kondisi kejiwaan seperti itu sering menimbulkan masalah,
baik permasalahan pribadi ataupun kelompok, jika dibiarkan akan
menghambat kegiatan belajar dan aktifitas kesehariannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Siswa di sekolah acapkali menghadapi permasalahan, misalnya
masalah belajar, masalah pribadi, masalah sosial, masalah keluarga dan
masalah ekonomi, yang mengakibatkan siswa mengalami perubahan yang
tidak baik, seperti tidak percaya diri, prestasi belajar rendah yang akan
mengakibatkan kesulitan dalam belajar. Untuk membantu siswa mengatasi
permasalahannya, layanan bimbingan dapat diberikan oleh guru pembimbing
sebagai guru konselor sekolah. Layanan bimbingan tersebut dapat
dikelompokkan dalam beberapa bentuk layanan.
Dalam membuat perencanaan kegiatan pelayanan, sebagai guru
konselor harus mampu memahami karakteristik siswa sehingga proses
pemberian layanan BK sesuai dengan kebutuhan siswa itu sendiri. Guru
konselor dalam memberikan layanan kepada siswa yang bermasalah, misalnya
masalah siswa itu sama, belum tentu cara pelayanannya akan sama pula dalam
menyelesaikan masalahnya, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa itu sendiri.
Dalam mengembangkan kepribadiannya, anak didik banyak
mengalami hambatan. Hambatan dapat datang dari dirinya sendiri maupun
datang dari luar dirinya. Hambatan yang datang dari dirinya seperti:
rendahnya daya nalar yang dimiliki, lambatnya menyerap pelayanan yang
diberikan oleh guru, penggunaan waktu yang kurang efisien dan cara belajar
yang kurang tepat. Dari luar dirinya seperti kurangnya perhatian orang tua
terhadap pendidikan anak, tidak terpenuhinya kebutuhan anak dalam belajar,
metode mengajar guru yang kurang efektif, lingkungan tempat tinggal siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang tidak mendukung yang akan mengakibatkan siswa tidak berhasil dalam
belajar.
Kenyataan tersebut di atas, dialami siswa-siswa di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 6 Purworejo. Adapun masalah- masalah yang dihadapi dalam
tingkat sekolah menengah pertama adalah : (1) permasalahan dalam belajar,
(2) masalah pribadi, (3) masalah sosial, (4) masalah keluarga, dan (5) masalah
ekonomi, dan lain-lain. Kesemua masalah tersebut dapat mengakibatkan siswa
mengalami perubahan yang tidak baik, seperti tidak percaya diri, prestasi
belajar rendah yang akan mengakibatkan kesulitan dalam belajar, ketidak
cocokan dengan guru, melanggar tata tertib sekolah, sukar menyesuaikan diri
dalam belajar, suka berkelahi, jarang masuk sekolah, suka bolos sehingga
dapat mengalami prestasi belajar yang rendah.
Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Purworejo secara
psikologis cenderung mengalami gejolak, baik faktor lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat dapat mempengaruhi perkembangan mereka. Siswa-
siswa dalam perkembangannya cenderung ingin mencoba-coba dan selalu
berbuat tanpa ada pertimbangan yang baik dari efek perbuatannya. Jika tidak
terpenuhi kebutuhannya, maka mereka dapat menunjukkan sikap dan pola
tingkah laku yang menyimpang, misalnya malas belajar, merokok, kurang
sopan, yang pada akhirnya dapat menjadi permasalahan yang menghambat
pribadinya serta prestasi belajarnya.
Kesulitan belajar tersebut merupakan masalah mendasar bagi siswa.
Masalah tersebut bersumber baik dari diri siswa, maupun di luar diri siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Kesulitan belajar yang dirasakan siswa banyak mengarah kepada malas belajar
sehingga siswa mempunyai prestasi belajar yang rendah, yang mengakibatkan
siswa tidak naik kelas, sehingga dapat mengalami putus sekolah.
Dalam situasi dan kondisi seperti itulah guru konselor di sekolah
memberikan bantuan layanan bimbingan kelompok. Melalui layanan
bimbingan kelompok guru secara langsung berada dalam kelompok tersebut,
dan bertindak sebagai fasilitator (pemimpin kelompok) dalam dinamika
kelompok yang terjadi, dengan menerapkan strategi pengembangan dan
teknik-teknik bimbingan kelompok.
Berdasarkan problematika tersebut, penulis termotivasi untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri
6 Purworejo dan upaya guru BK mengatasinya melalui layanan bimbingan.
Berdasarkan data yang ada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6
Purworejo, sebagian siswanya (50%) dari jumlah total 102 siswa, mengalami
kesulitan belajar. Total populasi 102 orang tersebut mengalami kesulitan
belajar secara umum (pada semua mata pelajaran). Keberadaan BK di sekolah
memberikan dampak positif yang amat besar terhadap perkembangan
pendidikan dan pribadi siswa, hal ini mengingat banyaknya permasalahan
belajar yang dialami siswa yang membutuhkan bantuan pemecahannya oleh
guru BK. Ahmadi & Supriono (2004 : 16) mengemukakan permasalahan
belajar yang dihadapi siswa antara lain: 1) siswa mngalami kesulitan dalam
mempersiapkan kondisi fisik dan psikisnya, 2) siswa tidak dapat
mempersiapkan bahan dan peralatan sekolahnya, 3) sarana dan prasarana di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
perpustakaan kurang menunjang, 4) peralatan di laboratorium kurang lengkap,
sehingga tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan pelajaran, 5)
siswa tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan pertanyaan atau
pernyataan dalam proses pembelajaran, 6) siswa sering melanggar
kedisiplinan kehadiran di sekolah, misalnya sering datang terlambat, sering
tidak masuk sekolah, berbicara kotor, over acting ketika belajar, 7) malas
mencatat mata pelajaran.8) tidak menindak lanjuti proses belajar mengajar, 9)
tidak bergairah atau termotivasi dalam belajar.10) siswa tidak melaksanakan
belajar, dan diskusi kelompok, 11) tidak bergairah dalam melaksanakan tugas
atau latihan mata pelajaran, 12) siswa malas berkonsultasi dengan guru.Dalam
praktiknya penanganan masalah-masalah siswa di atas dalam kerangka
bimbingan dan konseling diselesaikan melalui konseling individu, konseling
kelompok, maupun bimbingan kelompok.
Bimbingan kelompok dapat dicapai melalui dinamika kelompok di
bawah bimbingan guru BK. Menurut Sukardi (2003: 54) apabila kemanfaatan
itu dapat ditumbuh-kembangkan, maka bimbingan kelompok akan sangat
efektif bukan saja pada perkembangan pribadi masing-masing siswa, tetapi
juga bagi kemaslahatan lingkungan dan masyarakat. Kemanfaatan tersebut
akan dapat berlipat ganda, mengingat bimbingan kelompok dapat menjangkau
sasaran yang lebih besar dari pada layanan bimbingan dan konseling lain yang
bersifat perorangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah dalam penelitian
ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Prestasi belajar siswa masih rendah.
2. Kurang minat belajar siswa.
3. Belum diketahui secara pasti faktor penyebab rendahnya minat belajar
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Demi fokusnya penelitian ini maka pembahasan hanya difokuskan
pada identifikasi kesulitan belajar siswa dan upaya guru BK mengatasinya
melalui bimbingan kelompok.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
1. Kesulitan belajar apa saja yang dialami beberapa siswa SMP Negeri 6
Purworejo?
2. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan guru BK dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa melalui bimbingan kelompok di SMP Negeri 6
Purworejo?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami beberapa siswa SMP
Negeri 6 Purworejo?
2. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan guru BK dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa melalui bimbingan kelompok di SMP Negeri 6
Purworejo?
F. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan kepada guru pembimbing di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 6 Purworejo dalam menyelenggarakan kegiatan layanan
bimbingan kelompok agar bisa lebih baik (efektif).
2. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis sehingga
dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok di sekolah secara
lebih baik.
3. Sebagai bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut yang akan meneliti
tentang layanan bimbingan kelompok.
G. Batasan Istilah
Beberapa istilah dalam judul penelitian ini didefinisikan sebagai
berikut:
1. Identifikasi adalah upaya untuk mengenali suatu persoalan secara lebih
mendalam.
2. Kesulitan belajar adalah suatu keadaan di mana peserta didik/siswa tidak
dapat belajar sebagaimana mestinya yang mengakibatkan rendahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
capaian hasil belajar mereka.
3. Bimbingan kelompok adalah suatu teknik pelayanan bimbingan yang
diberikan oleh pembimbing kepada sekelompok murid dengan tujuan
membantu seseorang atau sekelompok murid yang menghadapi masalah-
masalah belajarnya dengan menempatkan dirinya di dalam suatu
kehidupan/kegiatan kelompok yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan hakikat belajar dan kesulitan belajar, upaya
pemberian layanan bimbingan, bimbingan kelompok, dan dinamika kelompok
A. Hakikat Belajar dan Kesulitan Belajar
1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari
pengalaman (Slavin dalam Anni, 2004: 23). Menurut Gagne (dalam Anni,
2004: 26), belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai
unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Sudjana
(1996: 45) berpendapat, belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya
perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta
perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.
Berpijak dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan perilaku, keterampilan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu
yang belajar.
Menurut Hamalik (2009: 31) ciri-ciri belajar adalah: (1) Belajar harus
memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan
tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga
meliputi aspek sikap atau nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor); (2)
perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang
terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan,
interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan psikis; (3) perubahan perilaku
akibat belajar akan bersifat cukup permanen.
Karena belajar yang dilakukan oleh siswa menunjukkan perubahan pada
diri seseorang yang belajar, maka adanya perubahan merupakan hasil dari siswa
belajar. Hasil belajar siswa adalah perubahan yang dimiliki oleh siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran, baik berupa nilai, sikap maupun keterampilan.
Menurut Bloom terdapat tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor (Sudjana, 2009: 22). Adapun taksonomi atau klasifikasi
hasil belajar adalah sebagai berikut:
a. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
1) Pengetahuan (knowledge)
2) Pemahaman (comprehension)
3) Penerapan (application)
4) Analisis (analysis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
5) Evaluasi (evaluation)
b. Ranah Afektif (Affective Domain)
1) Penerimaan
2) Partisipasi
3) Penilaian
4) Organisasi
5) Pembentukan pola hidup
c. Ranah Psikomotor (Psychomotoric Domain)
1) Persepsi
2) Kesiapan
3) Gerakan terbimbing
4) Gerakan yang terbiasa
5) Gerakan yang kompleks
6) Penyesuaian pola gerakan
7) Kreativitas
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hasil
belajar dapat dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk
memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan
tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Hasil belajar
siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga
sikap, dan keterampilan. Dengan demikian hasil belajar siswa mencakup segala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hal yang dipelajari di sekolah, baik dalam pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan.
2. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Syamsuddin dan Vismaia (2006: 31) metode adalah cara
kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.
b. Manfaat Metode dalam Pembelajaran
1) Metode sebagai sarana motivasi ekstrinsik
2) Metode sebagai strategi pengajaran
3) Metode sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran
3. Kesulitan Belajar
Setiap siswa pada prinsipnya berhak memperoleh peluang untuk
mencapai kinerja yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak
jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual,
kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar
yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya dalam hal ini ada siswa yang prestasi belajarnya baik dan kurang
baik. Bagi siswa yang prestasi belajarnya kurang baik dapat dikatakan bahwa
siswa tersebut mengalami kesulitan belajar. Kullase (1987: 73) menegaskan
kesulitan belajar terjadi apabila suatu kondisi dalam proses belajar yang
mengalami ukuran tertentu dalam mencapai suatu tingkah laku yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berbentuk sikap, kebiasaan, pengetahuan, keterampilan, pemahaman dan
perbuatan.
Burton (dalam Jasman, 1992) menjelaskan kesulitan belajar dapat
diartikan sebagai:
a. . dalam waktu tertentu, individu tidak mencapai ukuran tingkat
keberhasilan atau penguasaan.
b. tidak dapat mencapai prestasi yang semestinya berdasarkan ukuran
yang dimiliki individu.
c. tidak dapat menunjukkan tugas-tugas perkembangan dan,
d. tidak dapat mencapai suatu tingkat penguasaan yang dibutuhkan
sebagai persyaratan untuk kelanjutannya pada tingkat berikutnya.
Dalyono (2001: 229) menegaskan kesulitan belajar adalah keadaan
di mana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.Dari
beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa kesulitan
belajar adalah suatu bentuk atau kejadian yang menunjukkan bahwa dalam
mencapai tujuan pengajaran, sejumlah siswa mengalami hambatan-
hambatan untuk mencapai hasil belajar.
4. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa
Siswa-siswa dalam kegiatan belajarnya untuk mencapai prestasi
tidaklah selalu lancar seperti apa yang diharapkannya. Siswa terkadang
mengalami berbagai kesulitan dalam kegiatan belajarnya, akibatnya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
terwujud pada kesukaran dan kegagalan dalam studi. Bila diteliti secara
seksama, hambatan-hambatan dalam kegiatan belajar, dapat digolongkan
ke dalam dua faktor, yaitu faktor diri dan lingkungan. Sri Rahayu (dalam
Kartono, 1984: 62) menyebutkan sebab-sebab kesukaran belajar dengan
menggolongkan menjadi dua faktor yaitu “sebab-sebab endogen (dari
dalam diri), dan sebab yang eksogen (dari luar diri anak).
Sejalan dengan pendapat di atas, Sukardi (1988: 49) menggolongkan
hambatan-hambatan tersebut menjadi dua kelompok, yakni:
a. faktor endogen, yaitu faktor yang datang dari diri anak itu sendiri yang
bersifat (a) biologis yaitu hambatan yang bersifat kejasmanian, (b)
psikologis, yakni hambatan yang bersifat kejiwaan.
b. faktor eksogen, yaitu hambatan yang timbul dari luar diri anak yang
meliputi: (a) faktor lingkungan keluarga, (b) faktor lingkungan sekolah,
dan (c) faktor lingkungan masyarakat.
Sukardi (1988: 50-54) memaparkan faktor-faktor penyebab kesulitan
belajar sebagai berikut:
a. Hambatan-hambatan yang bersumber dari faktor endogen.
Faktor-faktor ini merupakan hambatan belajar siswa yang bersumber dari
diri siswa yang bersangkutan, yang secara garis besarnya meliputi; faktor
biologis dan faktor psikologis.
1) Faktor biologis, yakni faktor yang secara langsung berhubungan dengan
jasmaniah, sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
a) Faktor Kesehatan
Faktor kesehatan sangat mempengaruhi diri siswa, sebab badan
yang sakit atau dalam keadaan lemah akan sukar untuk belajar.
Sukardi (1984: 50) menyatakan bahwa: “kesehatan merupakan yang
penting dalam belajar untuk dapat belajar dengan baik, bisa
berkonsentrasi dengan optimal maka kesehatan itu perlu dipelihara
dengan sebaik-baiknya”.
b) Cacat badan
Berbagai macam cacat badan yang dapat mempengaruhi
dalam belajar, seperti: kaburnya penglihatan, kurangnya
pendengaran, berbicara gagap, dan cacat badan lainnya dapat
menyebabkan hambatan dalam belajar.
2) Faktor psikologis adalah faktor penghambat belajar yang berhubungan
dengan aspek kejiwaan atau rohaniah, yang termasuk faktor psikologis.
a) Inteligensi (kecerdasan); merupakan salah satu faktor yang sangat
besar pengaruhnya terhadap kemajuan dalam kegiatan belajar siswa.
Dalam kaitannya dengan faktor intelligensi ini, Sukardi (1984: 51)
menyatakan bahwa bilamana intelligensi seseorang rendah,
bagaimanapun usaha yang ditempuhnya dalam kegiatan belajar kalau
tidak ada bantuan, pertolongan dari pendidikan dan orang tua
niscaya, jerih-payahnya dalam belajar tidak akan berhasil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b) Perhatian; perhatian juga dapat menjadi penyebab dari menurunnya
prestasi belajar siswa. Kartono (1984: 63) menyatakan bahwa dengan
“tidak adanya perhatian terhadap pelajaran, maka anak-anak tidak
akan suka belajar”. Ini berarti bahwa timbulnya rasa malas,
kebosanan belajar siswa dalam kegiatan belajar umumnya disebabkan
oleh kurang menariknya materi pelajaran.
c) Minat; bahwa bila pelajaran tidak sesuai dengan minat belajar siswa,
secara spontan oleh siswa tidak akan bergairah dalam kegiatan
belajar sebaik-baiknya. Sukardi (1984: 54) menyatakan bahwa:
“spesialisasi bidang studi yang menarik minat seseorang akan dapat
dipelajari dengan sebaik-baiknya, dan sebaliknya bidang studi yang
tidak sesuai dengan minatnya tidak akan mempunyai daya tarik
baginya.
d) Bakat; pada hakekatnya bakat yang dimiliki seseorang tidak sama,
karena ketidaksamaan inilah membuat perbedaan seseorang dalam
studinya dan kemudian dapat mencapai karir yang baik atas hasil
usahanya. Kartono (1984: 63) menyatakan bahwa “kalau pelajaran
tidak sesuai dengan bakat, maka anak tidak akan mencapai prestasi
tinggi karena tidak berbakat dalam bidang itu”.
e) Emosi; dalam kegiatan belajar sangat diperlukan kestabilan emosi.
Dalam keadaan emosi yang mendalam, sudah barang tentu akan
menimbulkan hambatan-hambatan dalam kegiatan belajar perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
diupayakan situasi yang tenang dan penuh pengertian dari orang-
orang yang ada disekitarnya agar kegiatan belajar dapat berlangsung
dengan lancar”.
b. Hambatan-hambatan yang bersumber dari faktor eksogen
Selain faktor-faktor endogen, juga terdapat faktor-faktor eksogen
(bersumber dari luar diri atau lingkungan) yang banyak berpengaruh pada
kegiatan belajar siswa, bahkan mungkin faktor eksogen mempunyai
pengaruh yang besar terhadap keberhasilan seseorang dalam kegiatan
belajarnya. Secara terinci hambatan-hambatan belajar yang bersumber dari
faktor eksogen ini, dikemukakan sebagai berikut.
1) Faktor lingkungan keluarga; yang dapat digolongkan dalam faktor ini
meliputi;
a) Peranan orang tua; dalam kegiatan belajar siswa perlu diberikan
motivasi dan pengertian dari pihak orang tua. Hal ini menjadi suatu
kewajiban orang tua untuk membantu seorang anak dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya di sekolah.
Kartono mengemukakan beberapa hal yang menggambarkan ciri
khas perang orang tua yang dapat menghambat belajar anak,
sebagai berikut:
(1) cara orang tua mendidik anaknya yang tidak mapan;
(2) hubungan antara orang tua dengan anaknya yang tidak
lancar/harmonis;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(3) contoh sikap orang tua yang kurang baik.
b) Suasana rumah; suasana rumah yang terlalu gaduh tidak akan
menunjang siswa untuk belajar dengan baik. Keadaan ekonomi
keluarga; bila ekonomi keluarga tidak memungkinkan
terpenuhinya sarana dan prasarana belajar bisa menjadi faktor
penghambat dalam kegiatan belajar siswa. Bila keadaan
ekonomi memungkinkan sebaiknya kebutuhan-kebutuhan
tersebut perlu disediakan dengan memadai sehingga siswa
dapat belajar dengan tenang.
2) Faktor lingkungan sekolah; hal-hal yang tergolong pada faktor
lingkungan sekolah adalah sebagai berikut.
a) Interaksi guru murid, bahwa guru yang kurang berinteraksi dengan
murid secara dekat, dapat menyebabkan proses belajar mengajar
menjadi kurang lancar, siswa merasa terasing dengan guru sehingga
mereka sulit untuk ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar.
b) Cara penyajian pelajaran yang kurang baik, penyajian materi
penerapan pelajaran yang diterapkan oleh pendidik dalam hal ini
penerapan metode mengajar yang kurang tepat menyebabkan siswa
menjadi bosan, pasif dan mudah mengantuk. Kartono (1984:65)
menyebutkan kategori cara penyajian pelajaran yang kurang baik
yakni guru kurang menguasai bahan, metode yang digunakan kurang
tepat, tanpa menggunakan alat peraga dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c) Hubungan antar siswa; bahwa hubungan antar teman yang kurang
akrab, efeknya dapat menimbulkan perasaan rendah diri, malas
masuk sekolah, memungkinkan terjadinya persaingan yang kurang
sehat diantara siswa. Akibatnya dapat menyebabkan kurangnya
gairah belajar siswa, hal ini menjadi kewajiban guru terutama wali
kelas untuk mampu membina jiwa kelas supaya dapat hidup
bergotong-royong dalam kegiatan belajar secara kelompok.
d) Media pendidikan; yakni menyangkut alat-alat pelajaran di sekolah,
kenyataan menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah siswa yang
masuk sekolah, maka mutlak diperlukan alat-alat yang membantu
lancarnya proses belajar siswa.
e) Keadaan gedung; bahwa keadaan gedung yang kurang memenuhi
syarat dapat menghambat dalam proses belajar, misalnya ruangan
yang gelap, lingkungan sekolah yang terlalu gaduh serta suasana
kelas yang sempit dengan jumlah siswa yang banyak, kesemuanya ini
merupakan faktor penghambat dalam kegiatan belajar.
f) Disiplin sekolah; yakni menyangkut penerapan disiplin yang ketat
terhadap tuntutan siswa, dan juga tidak adanya peraturan di suatu
sekolah akan menjadi penghambat dalam proses belajar siswa.
g) Metode belajar; bahwa dalam kegiatan belajar banyak siswa
menggunakan cara belajar yang keliru, yakni bila telah mendekati
ujian cenderung forsir untuk belajar tanpa memperhitungkan disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
waktu akibatnya mereka jatuh sakit. Kartono (1984: 67)
mengklasifikasikan kriteria metode belajar yang kurang tepat seperti
berikut.
(1) pembagian waktu belajar yang kurang baik;
(2) cara belajar yang salah, misalnya menghafal tanpa pengertian;
(3) pembagian atau penggunaan waktu istirahat yang kurang efektif.
h) Pekerjaan rumah; bahwa anak yang terlalu banyak diberi tugas rumah
menyita waktu dan tenaga yang diperlukan untuk belajar dan
mengerjakan pekerjaan lain.
3) Faktor lingkungan masyarakat; yang tergolong dalam kategori lingkungan
masyarakat yang dapat menghambat kemajuan belajar dan mengerjakan
belajar sebagai berikut.
a) Media massa; dalam kondisi-kondisi tertentu faktor media massa,
seperti: bioskop, radio, TV, video casette, novel, dan berbagai jenis
majalah dan sebagainya dapat menghambat dalam proses belajar, dan
dalam situasi lain juga dapat menunjang kegiatan belajar.
b) Teman bergaul; bahwa dalam kehidupan siswa sehari-hari tidak terlepas
adanya pengaruh-pengaruh baik ataupun kurang baik dari lingkungan
masyarakat. Kartono (1984: 67) menyatakan bahwa “teman bergaul
yang kurang baik dapat membawa akibat anak itu juga menjadi tidak
baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c) Kegiatan dalam masyarakat; bahwa dengan keterlibatan siswa dalam
berbagai jenis kegiatan di lingkungan masyarakat, seperti aktif
berorganisasi, mengikuti berbagai jenis olah raga secara berlebihan
dapat melelahkan badan dan akibatnya dapat menghambat kegiatan
belajar siswa.
d) Cara hidup lingkungan; bahwa corak kehidupan tetangga dekat
mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan belajar siswa, dan dapat
menghambat atau menunjang kegiatan belajar siswa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab
kesulitan belajar itu karena:
(1). Sebab-sebab individu, artinya tidak ada dua orang yang mengalami
kesulitan belajar itu sama persis penyebabnya walaupun jenis
kesulitannya sama.
(2). Sebab-sebab yang kompleks, artinya seorang mengalami kesulitan
belajar karena sebabnya bermacam-macam.
5. Diagnosis Kesulitan Belajar
Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar
siswa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi
atau (mengenali segala gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang
menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa
tersebut. Upaya ini disebut diagnosis kesulitan belajar yang bertujuan untuk
menetapkan jenis kesulitan belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Wardani (dalam Syah, 2003: 185) menjelaskan langkah-langkah
diagnostik yang ditempuh guru pembimbing sebagai berikut:
a. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa
ketika mengikuti pelajaran.
b. Mewawancarai orang tua siswa ketika mengikuti pelajaran.
c. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang
mengalami kesulitan belajar.
d. Memberi diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui
hakekat kesulitan belajar yang dialami siswa.
e. Memberikan tes kemampuan inteligensi (IQ) khususnya kepada siswa
yang mengalami kesulitan belajar.
6. Langkah Mengatasi Kesulitan Belajar
Sukardi mengemukakan langkah-langkah guru BK dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut.
a. Langkah Analisis
Hal ini merupakan langkah untuk menelaah bagian-bagian
masalah dan hubungan antarbagian masalah tersebut untuk memperoleh
pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
b. Langkah Sintesis
Hal ini merupakan langkah untuk membuat suatu rangkuman data
sehingga tampak dengan jelas masalah-masalah siswa yang berhubungan
dengan masalah belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c. Langkah Diagnosis
Suatu langkah proses mengenali berbagai macam masalah sampai
menentukan masalah atau kesulitan siswa yang berhubungan dengan
masalah belajar siswa itu sendiri.
d. Langkah Prognosis
Langkah atau usaha untuk memilih beberapa alternatif tindakan
yang dapat membantu siswa untuk mengurangi hingga menuntaskan
masalah atau kesulitan belajar siswa.
e. Langkah Treatment
Adapun langkah-langkah treatment yang dimaksud antara lain.
1). Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana
adanya (termasuk perbedaan individu, sosial dan budaya, serta
permasalahannya).
2). Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik, dan peristiwa yang
terjadi di masyarakat, serta pengendaliannya/pemecahannya.
3). Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif (untuk belajar dan
kegiatan sehari-hari, serta waktu senggang).
4). Pemahaman tentanga adanya berbagai alternatif pengambilan
keputusan, dan berbagai konsekuensinya.
5). Pemahaman sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar,
timbulnya kegagalan belajar dan cara-cara penganggulangannya
(termasuk UN, UASBN dan UNBK )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
6). Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif.
f. Langkah Follow Up (tindak lanjut)
Pada langkah ini semua proses yang sudah dilalui akan di
followup/ditindak lanjuti sebagaimana hasil akhir pada langkah
(treatment/penyembuhan). Atau sebaliknya akan diulangi karena tidak
berhasil mulai dari proses awal karena tidak sesuai dengan yang diharapkan/
tidak tepat sasaran.
B. Upaya Pemberian Layanan Bimbingan
1. Pengertian Pemberian Layanan Bimbingan
Sukardi (2003: 31) mengartikan pemberian layanan bimbingan sebagai
bentuk pertemuan tertentu yang diselenggarakan yang dihadiri oleh para siswa
dan/atau orang tua siswa disesuaikan dengan jenis dan sifat materi yang
diorientasikan. George dan Cristiani (dalam Latipun, 2003: 34) mengemukakan
pemberian layanan bimbingan adalah pemberian layanan berupa bantuan secara
profesional yang merupakan proses dinamis dan unik yang dilakukan individu
untuk membantu orang lain dengan menggunakan sumber-sumber dalam (inner
resources) agar tumbuh ke dalam arahan yang positif dan dapat
mengaktualisasikan potensi-potensinya untuk sebuah kehidupan yang
bermakna. Sesuai dengan pendapat di atas dapat dirumuskan pemberian
layanan bimbingan adalah suatu daya atau upaya yang diberikan guru,
khususnya guru BK kepada siswa atau anak didik yang mengalami masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
belajar, pribadi, sosial, karir dan sebagainya, sehingga dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik masalah serta pemecahannya.
2. Jenis-jenis Layanan Bimbingan
Prayitno dkk (1995:40), menyatakan pemberian bantuan bimbingan dalam
bentuk layanan sebagai berikut:
Layanan bimbingan di sekolah dapat dikelompokkan dalam beberapa
bentuk layanan yaitu: (1) Layanan Orientasi; (2) Layanan
Penempatan/Penyaluran; (3) Layanan Konseling Perorangan; (4) Layanan
Konseling Kelompok; (5) Layanan Informasi; (6) Layanan Pembelajaran;
(7) Layanan Bimbingan Kelompok. Ketujuh layanan tersebut merupakan
bagian dari pola umum bimbingan, dan karena meliputi 17 (tujuh belas)
unit pemahaman komponen besar dan kecil, maka pola itu disebut pola 17
(Prayitno, dkk, 1995: 40).
C. Bimbingan Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Untuk mengetahui pengertian bimbingan kelompok, berikut ini
dikemukakan beberapa pendapat para ahli. Prayitno (1995: 61)
menjelaskan bimbingan kelompok adalah memanfaatkan dinamika untuk
mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Bimbingan kelompok
lebih merupakan suatu upaya bimbingan kepada individu-individu melalui
kelompok. Sukardi menyebutkan bimbingan kelompok (group guidance),
ialah suatu teknik pelayanan bimbingan yang diberikan oleh pembimbing
kepada sekelompok murid dengan tujuan membantu seseorang atau
sekelompok murid yang mengahadapi masalah-masalah belajarnya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menempatkan dirinya di dalam suatu kehidupan/kegiatan kelompok yang
sesuai.
Prayitno (2001: 87-89) menyatakan layanan bimbingan kelompok
adalah layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai
bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan/atau
membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang
berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sebagai individu
sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu. Winkel (1989: 128)
menegaskan;
“secara garis besarnya bimbingan kelompok kelas (group guidance
class) biasanya dilaksanakan di sekolah pada jam tertentu (yang
sudah ditentukan dalam jadwal) ahli bimbingan masuk kelas dan
memberikan pelayanan bimbingan, yang biasanya berupa
pembahasan tentang suatu masalah yang tidak termasuk dalam
silabus pelajaran yang lain (misalnya cara-cara belajar yang baik,
cara memilih jurusan/fakultas, cara-cara bergaul, pendewasaan diri,
hubungan dengan orang tua)”.
Gani (1987:51) memaparkan bimbingan kelompok merupakan
salah satu teknik bimbingan untuk membantu individu/siswa melalui
pendekatan dan situasi kelompok. Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli
di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam bimbingan kelompok
konselor/guru pembimbing dituntut lebih berfungsi sebagai pendidik dari
pada sebagai pengajar, terutama dalam mengembangkan pribadi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pergaulan sosialnya. Kegiatan layanan bimbingan kelompok diharapkan
bukan saja sekedar mendapat pengetahuan, melainkan mengusahakan
perubahan dalam sikap mereka dan dalam cara bergaul.
2. Proses Bimbingan Kelompok
Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli mengenai pendekatan atau
teknik yang digunakan oleh konselor ketika proses bimbingan kelompok
berlangsung. Latipun (2003: 156) menegaskan:
“Jumlah anggota kelompok dalam bimbingan kelompok berkisar 4-14
orang. Jumlah anggota kurang dari 4 orang tidak efektif karena dinamika
kelompok menjadi kurang hidup. Sebaliknya jika jumlah kliennya lebih
dari 14 orang adalah terlalu besar untuk bimbingan kelompok karena
terlalu berat dalam mengelola kelompok”.
Sukardi (2003: 53-54) mengemukakan, ada 4 manfaat penting dari
layanan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut.
a. Dengan pemberian layanan bimbingan kelompok siswa diberi
kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai
hal yang terjadi disekitarnya. Pendapat mereka boleh jadi bermacam-
macam, ada yang positif dan ada yang negatif. Semua pendapat itu,
melalui dinamika kelompok diluruskan (bagi pendapat-pendapat yang
salah/negatif) disingkronisasikan dan dimantapkan sehingga para siswa
memiliki pemahaman yang tepat dan obyektif.
b. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan
mereka yang bersangkut paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan di
dalam kelompok. “Sikap positif” di sini dimaksudkan: menolak hal-hal
yang salah/buruk/negatif dan menyokong hal-hal yang
benar/baik/positif.
c. Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan “penolakan
terhadap yang buruk dan sokongan terhadapyang baik” itu.
d. Melaksanakan kegaitan-kegiatan nyata dan langsung untuk
membuahkan hasil sebagaimana mereka programkan semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Dinamika Kelompok
a. Pengertian Dinamika Kelompok
Arti kata dinamika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993:
234) adalah penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan
mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan sebagainya (mengandung
dinamika). Prayitno (2001: 90-91) menegaskan dinamika kelompok adalah
kekuatan yang mendorong kehidupan kelompok. Kelompok yang baik
ialah apabila kelompok itu diwarnai oleh semangat yang tinggi, kerja sama
yang lancar dan mantap, serta adanya saling mempercayai di antara
anggota-anggotanya.
b. Peranan Dinamika Kelompok
Dalam bimbingan kelompok peranan dinamika kelompok itu
tidaklah kurang dibandingkan dengan peranannya dalam konseling
kelompok. Kehidupan kelompok dijiwai oleh dinamika kelompok yang
akan menentukan gerak dan arah pencapaian tujuan kelompok. Dinamika
kelompok ini dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bimbingan dan
konseling melalui layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
Sukardi (2003: 52-53) menyebutkan untuk terselenggaranya layanan
bimbingan kelompok, terlebih dahulu perlu dibentuk kelompok-kelompok
siswa. Ada dua jenis kelompok, yaitu kelompok tetap dan kelompok tidak
tetap atau insidental. Kelompok tetap melakukan kegiatannya secara
berkala, sesuai dengan penjadwalan yang sudah diatur oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pembimbing, sedangkan kelompok tidak tetap terbentuk secara insidental
dan melakukan kegiatannya atas dasar kesempatan yang ditawarkan oleh
guru pembimbing ataupun atas dasar permintaan siswa-siswa sendiri yang
menginginkan untuk membahas permasalahan tertentu melalui dinamika
kelompok.
4. Kandungan Unsur-unsur Bimbingan Kelompok
Prayitno (1999: 42) menegaskan, sebagai kegiatan kelompok,
bimbingan kelompok dan konseling kelompok secara penuh mengandung
empat unsur utama kehidupan kelompok, yaitu tujuan kelompok, anggota
kelompok, pemimpin kelompok, dan aturan kelompok. Tujuan bersama
yang ingin dicapai oleh kelompok itu ialah pengembangan pribadi semua
peserta dan peralihan-peralihan lainnya melalui perubahan dan
pendalaman topik umum.
Para anggota kelompok ialah peserta kelompok masing-masing
yang melibatkan diri dalam kegiatan itu. Pemimpin kelompok ialah orang
yang bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan masing-masing
kelompok itu, dalam hal ini guru pembimbing. Aturan kelompok ialah
berbagai ketentuan yang hendaknya dijalankan dan dipatuhi oleh semua
anggota kelompok dan pemimpin kelompok. Aturan ini didasarkan pada
dan merupakan penjabaran berbagai hal yang akan mempengaruhi
kehidupan kelompok, antara lain asas-asas kerahasiaan, kesukarelaan,
kegiatan, keterbukaan, dan kenormatifan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Winkel (1991: 11) mengemukakan dalam konseling kelompok dan
bimbingan kelompok ada dua unsur atau aspek pokok, yakni aspek proses
dan aspek tatap muka. Aspek proses dalam bimbingan kelompok memiliki
ciri khas seperti klien mengandung kelompok sebagai kelompok yang
menarik, merasa diterima oleh kelompoknya, merasa aman sehingga
mudah membuka diri terhadap masalah-masalah yang dialami. Sedangkan
aspek pertemuan tatap muka karena yang berhadapan muka adalah
sejumlah orang yang bergabung dalam kelompok yang saling memberikan
bantuan bantuan psikologis.
5. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Kelompok
Winkel (1989: 130-135) menguraikan beberapa bentuk layanan
bimbingan kelompok yang dapat membantu pemecahan masalah dalam
kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut.
a. Pelajaran Bimbingan
Secara garis besar kelas bimbingan kelompok (group guidance
class) biasanya dilaksanakan di sekolah sebagai berikut, pada jam tertentu
ahli bimbingan masuk kelas dan memberikan pelayanan bimbingan, yang
biasanya berupa pembahasan tentang suatu masalah yang tidak termasuk
dalam silabus pelajaran yang lain (misalnya cara-cara belajar yang baik,
cara memilih jurusan/fakultas, cara-cara bergaul, pendewasaan diri,
hubungan dengan orang tua).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Karyawisata
Dengan karyawisata siswa dapat mengenal langsung dari dekat
situasi atau obyek-obyek yang menarik perhatiannya, dalam hubungannya
dengan pelajarannya di sekolah. Dengan karyawisata siswa-siswa
mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan
kelompok, berorganisasi, kerjasama, dan tanggung jawab.
c. Diskusi Kelompok
Siswa-siswa yang telah bergabung dalam kelompok-kelompok kecil
mendiskusikan bersama berbagai permasalahan termasuk di dalamnya
masalah belajar. Masalah-masalah yang mungkin dapat didiskusikan dalam
diskusi kelompok misalnya: masalah-masalah pergaulan dengan orang tua,
kesukaran dalam belajar, kesiapan memasuki perguruan tinggi, masalah
pengisian waktu luang, masalah-masalah hubungan persahabatan, masalah
penyelesaian pekerjaan rumah, masalah-masalah OSIS, dan lain-lain.
Dalam bimbingan kelompok masalah pribadi setiap anggota
dibicarakan melalui dinamika kelompok. Semua anggota (yang pada
dasarnya adalah teman sebaya) ikut secara langsung dan aktif
membicarakan masalah kawannya dengan tujuan agar anggota kelompok
yang bermasalah itu terbantu dan masalahnya tertuntaskan.
Beberapa masalah yang hendak didiskusikan hendaknya ditentukan
oleh pembimbing itu sendiri, dengan merumuskan beberapa pertanyaan
yang harus dijawab oleh masing-masing kelompok diskusi. Prayitno (1995:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
12) mengemukakan bahwa dalam kegiatan diskusi kelompok (baik layanan
bimbingan kelompok maupun konseling kelompok) seluruh anggota
kelompok perlu menampilkan hal-hal berikut ini.
1) Membina keakraban dalam kelompok.
2) Melibatkan diri secara penuh dalam kelompok.
3) Bersama-sama mencapai tujuan kelompok.
4) Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok.
5) Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
6) Berkomunikasi secara bebas dan terbuka.
7) Membantu anggota lain dalam kelompok.
8) Memberikan kesempatan anggota lain dalam kelompok.
9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok.
d. Home Room
Home room merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
suatu ruangan (kelas) sebagai kegiatan bimbingan belajar dalam usaha
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap siswa-
siswa. Dalam kegiatan ini, ahli bimbingan/konselor sekolah dan siswa
dapat lebih dekat, seperti dalam suasana di rumah.
e. Sosiodrama
Teknik sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang
memberikan kesempatan pada siswa-siswa untuk mendramatisasikan sikap,
tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam
hubungan sosial sehari-hari di masyarakat. Maka dari itu sosiodrama
dipergunakan dalam pemecahan masalah-masalah sosial yang mengganggu
belajar dengan kegiatan drama sosial. Merujuk pada pendapat Prayitno,
tentang kegiatan diskusi kelompok penulis mengambil kesimpulan bahwa
kegiatan kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
layanan bimbingan kelompok, teknik diskusi kelompok efektif dalam
membantu mengentaskan kesulitan belajar siswa.
6. Upaya Mengatasi Masalah-masalah Siswa Melalui Bimbingan Kelompok
Jumhur & Muh. Surya (1995: 32) menyatakan masalah-masalah siswa
yang diselesaikan dengan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut.
a. Masalah Pengajaran atau Belajar
Dalam hubungan ini individu merasakan kesulitan dalam menghadapi
kegiatan pelajaran. Misalnya cara membagi waktu belajar, memilih materi
yang sesuai, menyusun dan belajar berkelompok.
Romine (dalam Hamalik, 2004: 197-198) mengemukakan beberapa hal
yang penting bagi guru BK ataupun guru kelas untuk memberikan layanan
bimbingan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah sebagai berikut.
1) membuat catatan yang teliti tentang diri siswa untuk melengkapi
catatan-catatan sekolah agar segera diperoleh gambaran yang lebih
baik tentang individu siswa.
2) mengobservasi dan mempelajari siswa, menggunakan dokumen
sekolah dalam usaha yang jujur dan beralasan untuk memahami
mereka sebagai manusia yang belajar, membantu perkembangan
kesehatan jasmani, dan sebagainya.
3) kerjasama dengan guru-guru lain untuk memperoleh gambaran yang
lengkap tentang para siswa mengenai tantangan, minat, kebutuhan, dan
masalah yang mereka hadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
4) mempelajari minat dan kebutuhan-kebutuhan siswa dan
mempertimbangkannya dalam pelajaran dan dalam berbagai kegiatan.
5) bekerja sama dengan orang tua siswa untuk memahami dan bekerja
sama dengan para siswa.
6) memikirkan kemungkinan-kemungkinan dalam rangka penggunaan
group guidance atau pendekatan-pendekatan dalam pelajaran.
7) menyesuaikan diri sendiri, bahan pelajaran, kegiatan, dan prosedur
kelas dengan minat dan kebutuhan para siswa.
b. Masalah Pendidikan
Masalah yang berkaitan dengan pendidikan seperti menyesuaikan diri
dengan pelajaran baru, kegiatan lingkungan sekolah, guru-guru, dan tata
tertib sekolah.
c. Masalah Pekerjaan
Masalah ini berhubungan dengan pemilihan pekerjaan, misalnya memilih
jenis-jenis pekerjaan yang cocok dengan minat dan bakatnya.
d. Penggunaan Waktu Senggang
Masalah-masalah yang berhubungan dengan penggunaan waktu senggang
seperti bagaimana membuat pembagian waktu, mengisi waktu,
merencanakan suatu kegiatan waktu luang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
e. Masalah-masalah Sosial
Masalah-masalah siswa yang berhubungan dengan masalah sosial seperti
kesulitan dalam persahabatan, mencari teman, merasa tersaingi dalam
pekerjaan-pekerjaan kelompok.
f. Masalah-masalah Pribadi
Masalah-masalah pribadi seperti individu merasa kurang berhasil dalam
menyesuaikan diri dengan hal-hal dalam dirinya sendiri misalnya konflik
yang berlarut-larut.
7. Manfaat Bimbingan Kelompok
Prayitno (2003: 53-54) mengemukakan manfaat dan pentingnya bimbingan
kelompok adalah sebagai berikut.
a. Diberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai
hal yang terjadi disekitarnya. Pendapat mereka itu boleh jadi bermacam-
macam, ada yang positif dan ada juga yang negatif. Semua pendapat itu,
melalui dinamika kelompok bagi pendapat-pendapat siswa yang salah/negatif
diluruskan, disingkronisasikan dan dimantapkan sehingga para siswa
memiliki pemahaman yang obyektif, tepat dan cukup luas tentang berbagai
hal yang mereka bicarakan itu. Pemahaman yang obyektif, tepat dan luas itu
dapat diharapkan.
b. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan
mereka yang bersangkut paut dengan hal-hal yang mereka bicarakan didalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kelompok. “Sikap positif” di sini dimaksudkan: menolak hal-hal yang
salah/buruk/negatif dan menyokong hal-hal yang benar/baik/positif. Sikap
positif ini lebih jauh diharapkan dapat merangsang para siswa untuk berbuat.
c. Melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan
hasil sebagaimana mereka programkan semula.
Latipun (2003: 156) mengemukakan bahwa jumlah anggota
kelompok dalam bimbingan kelompok berkisar antara 4-14 orang. Jumlah
anggota kurang dari 4 orang tidak efektif karena dinamika kelompok menjadi
kurang hidup. Sebaliknya jika jumlah kliennya lebih dari 14 orang adalah
terlalu besar untuk bimbingan karena terlalu berat dalam mengelola
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan jenis dan desain penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, prosedur penelitian, dan
teknik analisis data.
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian diskripsi kualitatif yaitu suatu
prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Penelitian ini tidak berupaya untuk
membuktikan suatu hipotesis tertentu atau penelitian tidak menguji suatu
hipotesis. Tetapi lebih mencoba untuk mendeskripsikan kondisi senyatanya yang
terjadi di lapangan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Purworejo Tahun Pelajaran
2016/2017.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada awal tahun pelajaran, yaitu tepatnya bulan
Agustus 2016 sampai dengan bulan Oktober 2016.
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 11 siswa kelas VII SMP Negeri 6 Purworejo
dan seorang guru BK di sekolah tersebut. Dari ke 11 siswa tersebut digali data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tentang kesulitan belajar yang mereka alami, sedangkan dari guru BK diperoleh
data tentang upaya-upaya guru guru BK dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
melalui layanan bimbingan kelompok yang dia terapkan.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi pada data data
yang sudah ada, baik siswa maupun guru BK.. Wawancara dilakukan oleh peneliti
terhadap guru (selaku konselor) dan ke 11 siswa. Tujuannya adalah untuk
memperoleh informasi tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam
belajar dan upaya-upaya guru BK dalam mengatasi kesulitan belajar siswa melalui
bimbingan kelompok.
Pengamatan dilakukan terhadap konselor dan siswa untuk memantau
proses dan dampak penanganan masalah kesulitan belajar siswa melalui layanan
bimbingan kelompok yang ditempuh guru BK. Kemudian hasil pengamatan
digunakan sekaligus sebagai upaya memvalidasi data wawancara.
E. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian diskripsi kualitatif ini dilakukan langsung dengan
memberikan blank form filling kepada 11 siswa mengenai masalah kesulitan
belajar yang paling sering ia alami dan melakukan pengamatan terhadap guru BK
yang sedang melaksanakan bimbingan kelompok dalam rangka mengatasi
kesulitan belajar siswa.Dokumentasi diambil dari data-data yang sudah dimiliki
oleh guru bk dan terjamin kebenarannya karena telah melalui assesment
sebelumnya. Semua yang dilakukan guru terhadap siswa diamati dan dicatat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
secara bertahap, kemudian dituangkan dalam tulisan dalam bentuk penelitian
diskripsi kualitatif.
F. Tehnik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran guru BK dalam
menyelesaikan permasalahan siswa melalui bimbingan kelompok. Dalam
penelitian ini analisis data yang dilakukan berdasarkan kepada jenis data yang
diperoleh selama di lapangan. Untuk jenis data yang diperoleh berdasarkan
observasi dan wawancara dilakukan dengan mengacu kepada pedoman observasi
dan pedoman wawancara yang akan dikembangkan. Proses ananlisis data dari
hasil observasi dan wawancara ini dilakukan secara terus-menerus selama proses
penelitian berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil penelitian yang diungkap berdasarkan wawancara dengan
subjek penelitian dan pembahasan.
A. Hasil Penelitian
Berikut ini dipaparkan deskripsi permasalahan subjek dari hasil
wawancara kepada 11 siswa. Masalah-masalah kesulitan belajar yang dihadapi
siswa umumnya memiliki hubungan sebab akibat, yakni masalah yang
diungkapkan merupakan akibat dari masalah yang lainnya.
1. Kesulitan-kesulitan Belajar yang Teridentifikasi pada 11 Siswa
Hasil wawancara dengan responden disajikan pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1.
Kesulitan-kesulitan Belajar 11 Siswa yang Teridentifikasi dari Hasil Wawancara
Siswa Masalah Kesulitan Belajar yang Dialami
Responden 01 Masalah pokok yang dialami adalah faktor malas dalam
belajar sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan tugas
yang diberikan guru. Hal ini disebabkan siswa kurang dapat
memusatkan perhatian dalam mengikuti pelajaran. Ia juga
tidak memiliki motivasi dalam belajar.
Responden 02 Kesulitan utama yang dialami adalah kurangnya konsentrasi
dalam belajar, termasuk sulit mengingat materi pelajaran,
dan berdampak pada nilai belajar yang kurang memuaskan,
hal ini menyebabkan siswa malas membaca. Sehingga
siswa tersebut kurang percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Responden 03 Mengungkapkan tidak tahu bagaimana cara belajar yang
efektif. Belajar menjadi kurang konsentrasi, termasuk dari
orang tua kurang memperhatikan kegiatan belajarnya yang
menyebabkan siswa kurang berminat serta tidak
mengetahui cara-cara atau keterampilan khsusus untuk
memanfaatkan waktu senggang yang ada
Responden 04 Masalah utamanya adalah kurang dapat memusatkan
perhatian dalam mengikuti pelajaran. Kurangnya perhatian
dari orang tua dalam mendukung kegiatan belajar yang
berakibat tidak bebas dalam menggunakan waktu senggang
dengan sebaik-baiknya. Kurang optimalnya waktu yang ada
membuat siswa cenderung malas belajar.
Responden 05 Kurangnya konsentrasi dalam belajar mengakibatkan siswa
malas untuk belajar. Hal ini disebabkan karena orang tua
kurang memperhatikan kegiatan belajarnya, akibatnya
siswa rendah diri atau kurang percaya diri dalam
mengemukakan pendapat. Rendahnya kepercayaan diri
membuat siswa tidak menyukai mata pelajaran tertentu
(Matematika, Bhs Inggris).
Responden 06 Menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar,
diakibatkan tidak dapat berkonsentrasi dan tidak
mengetahui bagaimana cara belajar yang baik/efektif. Hal
ini membuat siswa kurang termotivasi dalam belajar yang
akhirnya membuat siswa malas untuk belajar. Kurang
motivasi tersebut membuat siswa kurang berminat dan tidak
mengetahui cara/keterampilan untuk memanfaatkan waktu
senggang serta kurang percaya diri dalam mengemukakan
pendapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Responden 07 Kesulitan belajar yang utama dialami adalah mudah gugup
dalam mengemukakan sesuatu sehingga kurang dapat
memusatkan perhatian dalam mengikuti pelajaran. Sukar
membedakan yang dianggap baik dan buruk menyebabkan
siswa kurang suka membaca mata pelajaran. Faktor
kemalasan dalam belajar menyebabkan ia sering
mengganggu teman sewaktu pelajaran berlangsung.
Responden 08 Suka melakukan kegiatan tidak menentu sewaktu pelajaran
berlangsung, misalnya membuat coretan-coretan dalam
buku, ini diakibatkan tidak tahu bagaimana belajar yang
baik (efektif). Sering malas dalam belajar membuat siswa
khawatir pekerjaan rumah (PR) banyak salah. Hal ini
ditunjukkan mudah gugup dalam mengemukakan sesuatu
salah satunya diakibatkan guru kurang bersahabat
Responden 09 Sering malas belajar, menyebabkan siswa malas untuk
mengerjakan tugas dari guru di sekolah. Hal ini disebabkan
siswa kurang percaya diri sehingga kurang konsentrasi
dalam belajar. Faktor-faktor tersebut berdampak pada
kurang berminat dan tidak mengetahui cara/keterampilan
khusus untuk memanfaatkan waktu senggang yang ada.
Responden 10 Suka melakukan kegiatan tidak menentu sewaktu pelajaran
berlangsung, misalnya membuat coretan-coretan dalam
buku, ini diakibatkan tidak tahu bagaimana belajar yang
baik (efektif). Sering malas dalam belajar membuat siswa
khawatir pekerjaan rumah (PR) banyak salah. Hal ini
ditunjukkan mudah gugup dalam mengemukakan sesuatu
salah satunya diakibatkan karena kurang percaya diri.
Responden 11 Yakni mudah gugup dalam mengemukakan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
sehingga kurang dapat memusatkan perhatian dalam
mengikuti pelajaran. Sukar membedakan yang dianggap
baik dan buruk menyebabkan siswa kurang suka membaca
mata pelajaran. Faktor kemalasan dalam belajar
menyebabkan ia sering mengganggu teman sewaktu
pelajaran berlangsung.
Dari data tersaji, secara umum tampak bahwa kesulitan-kesulitan belajar
yang dialami siswa teridentifikasi sebagai berikut:
a. malas dalam belajar,
b. tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru
c. kurang dapat memusatkan perhatian dalam mengikuti pelajaran
d. tidak memiliki motivasi dalam belajar
e. kurangnya konsentrasi dalam belajar
f. sulit mengingat materi pelajaran
g. nilai belajar yang kurang memuaskan
h. malas membaca
i. kurang percaya diri.
j. tidak tahu bagaimana cara belajar yang efektif
k. orang tua kurang memperhatikan kegiatan belajar
l. kurang berminat
m. tidak mengetahui cara-cara untuk memanfaatkan waktu senggang
n. tidak bebas dalam menggunakan waktu senggang
o. kurang optimalnya waktu yang ada
p. kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
q. tidak menyukai mata pelajaran tertentu (Matematika, Bhs Inggris)
r. mudah gugup dalam mengemukakan sesuatu
s. sukar membedakan yang dianggap baik dan buruk
t. keinginan sering mengganggu teman sewaktu pelajaran berlangsung
u. tidak suka melakukan kegiatan menentu sewaktu pelajaran berlangsung
v. membuat coretan-coretan dalam buku
w. khawatir pekerjaan rumah (PR) banyak salah
x. guru kurang bersahabat
Beberapa kesulitan belajar yang teridentifikasi tersebut dialami oleh 3-5 siswa,
namun ada juga kesulitan belajar tertentu yang dialami hanya oleh 1 sampai 2
orang siswa.
2. Upaya-upaya yang dilakukan guru BK dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa melalui layanan bimbingan kelompok
Untuk menolong siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar,
guru BK memberikan bantuan layanan bimbingan kelompok antara lain dengan
topik-topik sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Upaya Guru BK Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Melalui Topik Bimbingan
No Jenis Kesulitan Belajar Topik Bimbingan
1 Malas dalam belajar Pemantapan sikap dan
kebiasaan belajar efektif dan
efisien.
2 Tidak dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan guru
Pemantapan sikap dan
kebiasaan belajar efektif dan
efisien.
3 Kurang dapat memusatkan perhatian Meningkatkan konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dalam mengikuti pelajaran dengan metode permainan
sederhana
4 Tidak memiliki motivasi dalam belajar Meningkatkan konsentrasi
dengan metode permainan
sederhana
5 Kurangnya konsentrasi dalam belajar Pemusatan perhatian pada
satu
6 Sulit mengingat materi belajar Pengembangan kemampuan
membaca dan menulis
(meringkas) secara cepat.
7 Nilai belajar yang kurang memuaskan Pengembangan kemampuan
membaca dan menulis
(meringkas) secara cepat.
8 Malas membaca Pemanfaatan sarana
tekhnologi untuk membantu
proses belajar
9 Kurang percaya diri Melatih percaya diri dengan
pengenalan diri di depan
kelas
10 Tidak tahu bagaimana cara belajar yang
efektif
Pemanfaatan kelompok
belajar sebagai solusi belajar
yang efektif
11 Orang tua kurang memperhatikan
kegiatan belajar
Belajar berkomunikasi lebih
intensif dengan orang tua
12 Kurang berminat Pengarahan untuk mengikuti
kegiatan ekskul diluar
sekolah
13 Tidak mengetahui cara-cara untuk
memanfaatkan waktu senggang
Mengatur jadwal belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dengan efektif dan effisien
14 Kurang optimalnya waktu yang ada Mengatur jadwal belajar
dengan efektif dan effisien
15 Kurang percaya diri dalam
mengemukakan pendapat
Melatih percaya diri dengan
pengenalan diri di depan
kelas
16 Tidak menyukai pelajaran tertentu
(Matematika,Bhs Inggris)
Mendalami materi pelajaran
yang tidak disukai dengan
lebih mendalam
17 Mudah gugup dalam mengemukakan
sesuatu
Melatih percaya diri dengan
pengenalan diri di depan
kelas
18 Sukar membedakan yang dianggap baik
dan buruk
Belajar mendahulukan
prioritas utama yang akan
dituju
19 Keinginan sering mengganggu teman
sewaktu pelajaran berlangsung
Pendalaman karakter diri
sendiri
20 Tidak suka melakukan kegiatan
menentu sewaktu pelajaran berlangsung
Meningkatkan konsentrasi
dengan metode permainan
sederhana
21 Membuat coretan-coretan dalam buku Meningkatkan konsentrasi
dengan metode permainan
sederhana
22 Khawatir pekerjaan rumah (PR) banyak
salah
Belajar manajemen waktu
yang baik dan seimbang
23 Guru kurang bersahabat Mencoba lebih mengenali
guru yang tidak disukai,
mendalami pelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tidak disukai
Beberapa permasalahan kesulitan belajar siswa oleh guru BK diatasi dengan
konseling kelompok dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :
a. Mendiagnosis permasalahan belajar siswa, penyebab permasalahan dan
menggali akar masalah.
b. Guru menyampaikan penanganan kesulitan belajar siswa menggunakan
tahapan-tahapan atau langkah-langkah teknik eklektif dan bimbingan
belajar.
c. Guru BK mendalami dan menganalisis data tentang siswa.
d. Guru BK melaksanakan sintesis data untuk mengenal kekuatan-kekuatan
dan kelemahan-kelemahan siswa.
e. Langkah prognosis atau prediksi tentang perkembangan masalah
f. Pemecahan masalah, tindak lanjut dan peninjauan hasil-hasil
bimbingan/konseling kelompok
g. Merancang instrumen pengamatan dan wawancara.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa ke 11 subjek yang diteliti
mengalami masalah kesulitan belajar dalam berbagai bentuk dan penyebab yang
saling berkaitan (sebab-akibat). Kesulitan belajar yang tidak tertangani dengan
baik akan berdampak pada rendahnya capaian hasil belajar. Dalam hal ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
menurut Hamalik (2009: 31) belajar yang berhasil ditandai oleh ciri-ciri, seperti:
(1) belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu.
Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi
juga meliputi aspek sikap atau nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor); (2)
perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi
pada individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan, interaksi
ini dapat berupa interaksi fisik dan psikis; (3) perubahan perilaku akibat belajar
akan bersifat cukup permanen.
Sebelum guru melakukan upaya bimbingan belajar, siswa merasa malas
belajar dikarenakan siswa mengalami kesulitan belajar, diakibatkan tidak dapat
berkonsentrasi dan tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang baik/efektif.
Hal ini membuat siswa kurang termotivasi dalam belajar yang akhirnya membuat
siswa malas untuk belajar yang. Kurang motivasi tersebut membuat siswa kurang
berminat dan tidak mengetahui cara/keterampilan untuk memanfaatkan waktu
senggang serta kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat. Melihat
kenyataan yang ada guru melakukan penyelesaian yang dihadapi siswa dengan
memberikan bimbingan belajar.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pada awal guru memberikan
bantuan bimbingan belum memberikan hasil yang berarti, karena guru pada aspek
bimbingan belajar masih berekspresi kaku, muram dan marah sehingga siswa
suka melakukan kegiatan tidak menentu sewaktu pelajaran berlangsung, misalnya
membuat coretan-coretan dalam buku, ini diakibatkan tidak tahu bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
belajar yang baik (efektif). Sering malas dalam belajar membuat siswa khawatir
pekerjaan rumah (PR) banyak salah. Hal ini ditunjukkan mudah gugup dalam
mengemukakan sesuatu salah satunya diakibatkan karena kurang percaya
diri. Sering siswa mengalihkan pandangan terutama pada saat siswa berbicara.
Score penilaian kurang baik didalam peneliti menangani permasalahan belajar
siswa, kemudian guru mengadakan perubahan perencanaan dan pelaksanaan
tindakan dalam penanganan masalah dalam pembimbingan siswa.
Karena belajar yang dilakukan oleh siswa menunjukkan perubahan pada
diri seseorang yang belajar, maka adanya perubahan merupakan hasil dari siswa
belajar. Hasil belajar siswa adalah perubahan yang dimiliki oleh siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran, baik berupa nilai, sikap maupun keterampilan.
Menurut Benjamin S. Bloom tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor (Sudjana, 2009: 22).
Melihat hasil yang mengalami peningkatan, maka guru memberikan
bimbingan belajar dengan ekspresi wajah guru agak tenang, dan ceria. Guru
sudah melakukan kontak pandang dengan siswa, melakukan anggukan kepala
tanda setuju, menggeleng sebagai tanda setuju tetapi masih kaku, karena posisi
kepala guru tegak juga kecondongan tubuh guru ke arah siswa cukup namun
keakraban belum nampak, gerakan tangan guru belum nampak, gerakan tangan
guru belum bermakna sesuai kebutuhan (guru dapat mengusap kepala siswa
sebagai tanda sayang penuh perhatian) kesabaran mendengarkan perlu
dipertahankan, dan meninggikan suara agar diakhiri apabila siswa diam/tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
memberikan respon terhadap pertanyaan guru. Interprestasi/ upaya peneliti
berupaya untuk mengulas pemikiran, perasaan, perilaku dengan merujuk pada
teori. Guru melakukan tindakan terhadap siswa secara tenang, ramah, sabar ceria
akrab penuh perhatian dan kasih sayang akan membuat siswa nyaman, aman,
tenang, tersentuh dan dekat, sehingga pada hasil pengamatan menunjukan
perkembangan predikat pembimbing amat baik. Dari hasil wawancara
menunjukan respon yang positif, serta hasil observasi kepribadian siswa yang
diperolehkan predikat kurang baik sekali, pada tahap awal predikat kurang dan
pada selanjutnya predikat sedang/cukup baik. Bimbingan belajar terhadap tiga
siswa Hasan, Fandi dan Yosi yang bermasalah tidak berhenti pada kegiatan ini,
tetapi masih berkelanjutan melalui upaya bimbingan kelompok sekaligus
memantau terus perkembangan perubahan tingkah laku siswa agar siswa lebih
mantap untuk bertindak positif.
Walaupun hasil tindakan belum memberikan hasil yang berarti karena
guru pada aspek bimbingan belajar dan pada aspek eklektif masih berekspresi
kaku, muram dan marah karena guru sering mengalihkan pandangan, terutama
saat siswa berbicara predikat kurang baik dalam guru menangani permasalahan
belajar siswa. Bimbingan selanjutnya ekspresi wajah guru agak tenang, dan
ceria, guru sudah melakukan kontak pandang terhadap siswa, melakukan
panggikan kepala siswa tanda setuju, menggeleng sebagai tanda setuju tetapi
masih kaku, karena posisi kepala guru tegak juga kecondongan tubuh guru belum
bermakna sesuai kebutuhan (guru dapat mengusap kepala siswa sebagai tanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kasih sayang penuh perhatian) kesabaran mendengarkan perlu dipertahankan, dan
meningginya suara guru agar dihindari apabila siswa diam/siswa memberikan
respon terhadap pertanyaan guru sehingga siswa sudah tidak lagi melakukan
kegiatan tidak menentu sewaktu pelajaran berlangsung, misalnya membuat
coretan-coretan dalam buku, ini diakibatkan tidak tahu bagaimana belajar yang
baik (efektif) dan hilang rasa malas dalam belajar sehingga sudah tidak membuat
siswa khawatir pekerjaan rumah (PR) banyak salah lagi. Hal ini ditunjukkan tidak
adanya rasa gugup dalam mengemukakan sesuatu yang diakibatkan salah satunya
guru kurang bersahabat. Guru berhasil dalam melakukan bimbingan belajar
melalui pengoptimalan pendekatan terhadap siswa secara tenang, ramah, sabar,
ceria, akrab, penuh perhatian, dan kasih sayang, membuat siswa merasa nyaman,
aman, tenang, tersentuh dan dekat, sehingga hasil pengamatan menunjukkan
perkembangan menuju perbaikan.
Keberhasilan layanan bimbingan sangat ditentukan juga oleh pendekatan,
metode, dan kualifikasi kepribadian guru BK . Melalui metode atau pendekatan
yang tepat, guru BK dapat menangkap dan membaca sinyal perilaku subjek
secara lebih baik. Ini sejalan dengan pendapat Syamsuddin dan Vismaia (2006:
31) yang mendefinisikan metode sebagai cara kerja untuk memahami dan
mendalami objek yang menjadi sasaran. Berdasarkan data hasil observasi
perkembangan kepribadian siswa menunjukkan perkembangan hasil yang
meningkat, hal ini berarti penanganan-penanganan bimbingan/konseling
kelompok bidang belajar menunjukkan keberhasilan upaya guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
mengatasi kesulitan belajar para siswa. Penjelasan perbandingan sebagai
fenomena yang dapat dipergunakan yang terekam, data yang disajikan, berupa
tabel wawancara dan setelah ditentukannya diskripsi kearah kecenderungan
tindakan dan reaksinya dalam bentuk partisifasi aktif, bekerja sama, berani
bertanya, tidak berbicara untuk membandingkan tolak ukur dan merefleksikan
peneliti atas kelemahan kotor, tidak bertengkar, berani berpendapat, membuka
diri, berterus terang, ceria, gembira, menerima nasehat, dan merencanakan
tindakan perubahan ke arah peningkatan usaha belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini dipaparkan kesimpulan hasil penelitian dan pengajuan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan data penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Teridentifikasi 22 bentuk/jenis masalah kesulitan belajar yang dialami
oleh 11 siswa yang menjadi subjek penelitian ini. Masalah-masalah yang
dihadapi siswa umumnya memiliki hubungan sebab akibat, yakni
masalah yang diungkapkan merupakan akibat dari masalah yang lainnya.
2. Upaya-upaya yang dilakukan guru BK dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa melalui layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok
disajikan dalam berbagai topik bimbingan belajar melalui pendekatan
dan metode yang dilandasi oleh kualifikasi kepribadian yang
mendukung, seperti ramah, sabar, terbuka, bersahabat, dan lain-lain.
Upaya-upaya ini tampak menghasilkan perubahan ke arah perbaikan
cara dan sikap positif siswa dalam belajar. Siswa dapat mengatasi
masalah pokok yang dialami adalah faktor malas dalam belajar sehingga
siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, siswapun dapat
memusatkan perhatian dalam mengikuti pelajaran, Dengan ekspresi
wajah tenang, ceria, tersenyum dari pihak guru BK dapat membuat siswa
terbantu mengatasi kesulitan utama yang dialami adalah kurangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
konsentrasi dalam belajar, termasuk sulit mengingat materi pelajaran,
dan berdampak pada nilai belajar yang kurang memuaskan pun teratasi
sehingga prestasi meningkat, siswapun muncul rasa percaya diri yang
tinggi.
B. Saran
Disarankan guru BK mengintensifkan program layanan bimbingan
kelompok belajar, untuk mengentaskan masalah kesulitan belajar siswa di SMP
Negeri 6 Purworejo, utamanya bimbingan tentang cara belajar efektif,
kebiasaan belajar positif, mengelola waktu dengan efektif, meningkatkan
motivasi belajar, dan lain-lain. Untuk pelaksanaan bimbingan belajar dapat
dilakukan secara kelompok/klasikal atau mengikutsertakan beberapa siswa
yang memiliki kesulitan belajar sama dalam layanan konseling kelompok
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI