identifikasi penyebab asfiksia pada bayi baru lahir di … oktarina... · 2018. 9. 4. · abstrak...

77
IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015-2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari Disusun Oleh : BRIGITA OKTARINA NIM. P00324014047 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII 2017

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA

BAYI BARU LAHIR DI RSUD KOTA KENDARI

SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015-2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari

Disusun Oleh :

BRIGITA OKTARINA NIM. P00324014047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIII

2017

Page 2: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi
Page 3: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi
Page 4: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Brigita Oktarina

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kendari, 27 Maret 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia

6. Alamat : Ds. Puuwonua Kec. Lalonggasumeeto

B. Pendidikan

1. SDN Rapambinupaka Tamat Tahun 2008

2. MTSN Soropia Tamat Tahun 2011

3. SMAN 7 Kendari Tamat Tahun 2014

4. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan

Tahun 2014 Sampai Sekarang

Page 5: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Brigita Oktarina

NIM : P00324014047

Program Studi : Diploma III Jurusan Kebidanan

Judul KTI : Identifikasi Penyebab Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di

RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2015-

2016

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran

saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir

ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Kendari, Juli 2017

Yang membuat pernyataan, Brigita Oktarina

NIM P00324014047

Page 6: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat, hidayah, dan karunia yang diberikan sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini yang berjudul “Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2015-2016” dapat

terselesaikan dengan baik.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini melewati perjalanan panjang, penulis

mendapat petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Askrening, SKM, M. Kes

selaku pembimbing I dan Ibu Hj. Syahrianti, S. Si. T, M. Kes selaku

pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dengan

penuh kesabaran dan tanggung jawab guna memberikan petunjuk dan

bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak,

baik lembaga maupun pribadi sebagai berikut :

1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kendari.

2. Ibu Halijah, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kendari.

3. Ibu Sultina Sarita, SKM, M. Kes, Ibu Hendra Yulita, SKM, MPH, dan Ibu

Yustiari, SST, M. Keb selaku penguji Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 7: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

4. Seluruh Dosen dan Staf Prodi D III Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari.

5. Teristimewa kepada Ayahanda Muh. Syahid dan Ibunda Nurman serta

saudara-saudariku tersayang Pandi Pranata dan Jovitha Maulidya yang

memberikan dukungan moril dan materiil.

6. Terkhusus sahabat-sahabatku Ririn, Risky, Mirda, Yani, Indah,

Deandra, Arni, Wiwik, Hanny, dan Kiki yang senantiasa memberi doa,

dukungan, dan persahabatan terindah serta senantiasa menemani

dalam suka dan duka kepada penulis.

Penulis menyadari dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu, saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Amin.

Kendari, Juli 2017

Penulis

Page 8: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

ABSTRAK

Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2015-2016

Brigita Oktarina1, Askrening2, Hj. Syahrianti2

Latar Belakang : Asfiksia adalah keadaan dimana bayi setelah lahir tidak bernafas secara spontan dan teratur. Asfiksia menyebabkan kematian neonatus antara 8-35% di negara maju, sedangkan di negara berkembang antara 31-56,5%. Insidensi asfiksia pada bayi baru lahir di Indonesia kurang lebih 40/1000 lahir hidup. Tujuan : Untuk mengidentifikasi penyebab asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Kota Kendari tahun 2015-2016. Metode Penelitian : Penelitian dekskriptif dengan sampel penelitian adalah bayi-bayi yang mengalami asfiksia tahun 2015-2016 berdasarkan data register di Ruang Teratai RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara berjumlah 119 bayi. Kesimpulan : Penyebab asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Kota Kendari tahun 2015-2016 masa gestasi ibu yang berisiko (<37 minggu dan >42 minggu) sebanyak 65 kasus (54,6%), lama persalinan ibu yang berisiko ( > 18 jam multipara dan > 24 jam primipara) sebanyak 69 kasus (58%), kelainan letak yang berisiko sebanyak 64 kasus (53,8%), dan berat lahir tidak berisiko (2500-4000 gram) sebanyak 89 kasus (74,8%). Saran : Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa dengan penelitian ini agar menambah jumlah variabel penelitian sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Kata Kunci : Asfiksia Daftar Pustaka : 26 (1999-2016)

1. Mahasiswi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

2. Dosen Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Page 9: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. iv SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................ v KATA PENGANTAR ........................................................................ vi ABSTRAK ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ...................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................. x DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................ 3 C. Tujuan Penelitian .......................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ........................................................ 4 E. Keaslian Penelitian ......................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ............................................................ 6 B. Landasan Teori ............................................................ 30 C. Kerangka Konsep ......................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ......................................... 33 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 33 C. Populasi dan Sampel ................................................... 33 D. Variabel Penelitian ....................................................... 34 E. Definisi Operasional ....................................................... 34 F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................... 36 G. Pengolahan Data ......................................................... 37 H. Penyajian Data .............................................................. 37 I. Analisa Data ................................................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum RSUD Kota Kendari ........................ 39 B. Hasil Penelitian ............................................................ 43 C. Pembahasan ................................................................ 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................. 54 B. Saran ............................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Scoring APGAR Bayi Baru Lahir ......................................... 16

Tabel 2. Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di RSUD Kota Kendari

Tahun 2017 ........................................................................ 42

Tabel 3. Distribusi Asfiksia Berdasarkan Masa Gestasi .................... 43

Tabel 4. Distribusi Asfiksia Berdasarkan Lama Persalinan ............... 44

Tabel 5. Distribusi Asfiksia Berdasarkan Kelainan Letak .................. 44

Tabel 6. Distribusi Asfiksia Berdasarkan Berat Lahir ........................ 45

Page 11: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Manajemen Bayi Baru Lahir menurut APN ................... 11

Gambar 2.2 Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir............................. 24

Gambar 2.3 Kerangka Konsep.......................................................... 32

Page 12: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal Penelitian Lampiran 2 Master Tabel Penelitian Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan

Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa Politik dan

Pelindung Masyarakat Kota Kendari Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari RSUD

Kota Kendari Sulawesi Tenggara

Page 13: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi setelah lahir tidak bernafas

secara spontan dan teratur (Asri, 2010). Asfiksia adalah suatu keadaan

bayi baru lahir yang mengalami gagal bernapas secara spontan dan

teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan

oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya

(Dewi, 2011).

Asfiksia menyebabkan kematian neonatus antara 8-35% di

negara maju, sedangkan di negara berkembang antara 31-56,5%.

Indisiden asfiksia pada menit pertama 47/1000 lahir hidup dan pada 5

menit 15,7/1000 lahir hidup untuk semua neonatus. Insidensi asfiksia

pada bayi baru lahir di Indonesia kurang lebih 40/1000 lahir hidup

(Gilang, 2011). Sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu

Angka Kematian Bayi (AKB) turun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup

pada tahun 2015. Untuk mencapai target tersebut perlu upaya

percepatan yang lebih besar dan kerjasama antara tenaga kesehatan

(Depkes, 2014).

Faktor yang menyebabkan asfiksia pada bayi baru lahir antara

lain faktor keadaan ibu, faktor keadaan bayi, faktor plasenta, dan faktor

persalinan. Faktor keadaan ibu meliputi hipertensi pada kehamilan (pre-

eklamsia dan eklamsi) (24%), perdarahan antepartum (plasenta previa

Page 14: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

dan solusio plasenta) (28%), anemia dan Kekurangan Energi Kronis

(KEK) berkisar kurang dari 10%, infeksi berat (11%), dan kehamilan

postdate. Faktor keadaan bayi meliputi prematuritas (15%), BBLR

(20%), kelainan kongenital (1-3%), ketuban bercampur mekonium.

Faktor plasenta meliputi lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali

pusat, prolapsus tali pusat. Faktor neonatus meliputi depresi pernafasan

karena obat-obat anastesi atau analgetika yang diberikan pada ibu, dan

trauma persalinan misalnya perdarahan intrakranial (2-7%). Faktor

persalinan meliputi partus lama atau macet (2,8-4,9%), persalinan

dengan penyulit (letak sungsang, kembar, distosia bahu, vakum

ekstraksi, forsep) (3-4%) dan Ketuban Pecah Dini (KPD) (10-12%).

Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan

secara sempurna. Salah satu dampak dari asfiksia adalah penurunan

kualitas hidup dengan berkurangnya suplai O2 ke organ otak. Bila terjadi

pada bayi maka dapat mengganggu tumbuh kembang otak yang

kemudian dapat mempengaruhi intelegensi bayi (Mochtar, 2010).

Data yang diperoleh dari RSUD Kota Kendari tahun 2013 jumlah

asfiksia sebanyak 281 bayi (29,11%) dari 965 persalinan normal, tahun

2014 jumlah asfiksia sebanyak 116 (8,22%) bayi dari 1410 persalinan

normal, tahun 2015 jumlah asfiksia sebanyak 85 bayi (10,45%) dari 813

persalinan normal, dan tahun 2016 jumlah asfiksia sebanyak 34 bayi

(6,37%) dari 533 persalinan normal. Asfiksia berkontribusi terhadap

risiko morbiditas dan mortalitas sehingga penulis tertarik untuk

Page 15: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

melakukan penelitian “Identifikasi Penyebab Asfiksia pada Bayi Baru

Lahir di RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tahun 2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat

dirumuskan masalah “Apakah penyebab asfiksia pada bayi baru lahir di

RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara tahun 2015-2016?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui penyebab asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD

Kota Kendari Sulawesi Tenggara tahun 2015-2016.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui asfiksia bayi baru lahir berdasarkan masa

gestasi di RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara tahun 2015-

2016.

b. Untuk mengetahui asfiksia bayi baru lahir berdasarkan lama

persalinan di RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara tahun

2015-2016.

c. Untuk mengetahui asfiksia bayi baru lahir berdasarkan kelainan

letak di RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara tahun 2015-

2016.

d. Untuk mengetahui asfiksia bayi baru lahir berdasarkan berat lahir

di RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara tahun 2015-2016.

Page 16: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan informasi dan gambaran tentang kejadian

asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Kota Kendari sehingga dapat

digunakan dalam perencanaan program kesehatan ibu dan anak

untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB) khususnya di Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

2. Bagi Tempat Penelitian

Dapat menjadi bahan evaluasi dalam pengembangan dan

peningkatan kualitas pelayanan guna mendorong penurunan angka

kejadian asfiksia.

3. Bagi Peneliti

Sebagai aplikasi antara ilmu yang didapat di intitusi dengan kondisi

kenyataan di lapangan serta untuk menambah wawasan, pola pikir,

pengalaman, dan meningkatkan pengetahuan tentang kejadian

asfiksia.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini sebelumnya pernah diteliti oleh beberapa orang

peneliti diantaranya :

1. Yulistyaningrum, Dwi Indah (2012) Gambaran Perilaku Bidan dan

Perawat dalam Penanganan Asfiksia Ringan dan Sedang pada Bayi

Baru Lahir di RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo. Desain yang

digunakan adalah metode dekskriptif. Populasi penelitian ini adalah

Page 17: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

seluruh bidan dan perawat yang menangani bayi asfiksia ringan dan

sedang pada tanggal 15 Mei-18 Juni 2012. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling.

2. Lumatauw, Sutriani (2014) Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Perawat dengan Penanganan Asfiksia Berat pada Bayi Baru Lahir di

Ruang NICU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Desain yang

digunakan adalah cross sectional dengan metode survey analitik..

Populasi penelitian ini adalah semua perawat yang menangani bayi

dengan asfiksia berat pada bulan Desember 2013-Januari 2014.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah total sampling

3. Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak dari judul, sampel,

tempat, dan waktu penelitian. Jumlah variabel yang digunakan

adalah 4 variabel yang mengacu pada factor-faktor yang

mempengaruhi asfiksia dengan menggunakan desain penelitian

dekskriptif dan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling.

Page 18: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan tentang Bayi Baru Lahir

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari

kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir

2500 gram sampai dengan 4000 gram (Kristiyanasari, 2009).

Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan

baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat

melakukan penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin

ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2011). Kesimpulannya adalah

bayi baru lahir merupakan bayi lahir yang dapat melakukan

penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan

ekstrauterin.

b. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir

Bidan harus mengetahui kebutuhan tradisional bayi dalam

beradaptasi dengan kehidupan diluar uteri sehingga ia dapat

membuat persiapan yang tepat untuk kedatangan bayi baru lahir.

Adapun asuhannya sebagai berikut (Fraser, 2009):

1) Pencegahan kehilangan panas seperti mengeringkan bayi

baru lahir, melepaskan handuk yang basah, mendorong

Page 19: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

kontak kulit dari ibu ke bayi, membedong bayi dengan handuk

yang kering.

2) Membersihkan jalan nafas.

3) Memotong tali pusat.

4) Identifikasi dengan cara bayi diberikan identitas baik berupa

gelang nama maupun kartu identitas.

5) Pengkajian kondisi bayi seperti pada menit pertama dan

kelima setelah lahir, pengkajian tentang kondisi umum bayi

dilakukan dengan menggunakan nilai apgar.

c. Asuhan Bayi Baru Lahir

Menurut Saifuddin (2010) Asuhan bayi baru lahir adalah

sebagai berikut:

1) Pertahankan suhu tubuh bayi 36,5 C.

2) Pemeriksaaan fisik bayi.

3) Pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dengan dosis 0,5 –

1 mg I.M.

4) Mengidentifikasi bayi dengan alat pengenal seperti gelang.

5) Lakukan perawatan tali pusat.

6) Dalam waktu 24 jam sebelum ibu dan bayi dipulangkan

kerumah diberikan imunisasi.

7) Mengajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada ibu seperti

pernafasan bayi tidak teratur, bayi berwarna kuning, bayi

berwarna pucat, suhu meningkat, dll.

Page 20: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

8) Mengajarkan orang tua cara merawat bayi.

d. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Asuhan Pada Bayi Baru

Lahir

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam asuhan pada

bayi baru lahir menurut APN (2008):

1) Persiapan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan

rencana untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut

memiliki riwayat eklamsia, perdarahan, persalinan lama atau

macet, persalinan dini atau infeksi.

2) Jangan mengoleskan salep apapun atau zat lain ke tali pusat.

Hindari pembungkusan tali pusat. tali pusat yang tidak

tertutup akan mengering dan puput lebih cepat dengan

komplikasi yang lebih sedikit.

3) Bila memungkinkan jangan pisahkan ibu dengan bayi dan

biarkan bayi bersama ibunya paling sedikit 1 jam setelah

persalinan.

4) Jangan tinggalkan ibu dan bayi seorang diri dan kapanpun.

e. Prinsip Asuhan Bayi Baru Lahir Normal

Prinsip asuhan bayi baru lahir normal (Hidayat, 2010):

1) Cegah kehilangan panas berlebihan.

2) Bebaskan jalan nafas.

3) Rangsangan taktil.

4) Laktasi (dimulai dalam waktu 30 menit pertama).

Page 21: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

f. Cara Kehilangan Panas Tubuh Pada Bayi Baru Lahir

Menurut Yanti (2009) proses kehilangan panas pada

tubuh bayi baru lahir sebagai berikut:

1) Evaporasi yaitu proses kehilangan panas melalui cara

penguapan oleh karena temperatur lingkungan lebih rendah

dari pada temperatur tubuh (bayi dalam keadaan basah).

2) Konduksi yaitu proses kehilangan panas tubuh melalui kontak

langsung dengan benda yang mempunyai suhu lebih rendah.

3) Konveksi yaitu proses penyesuaian suhu tubuh melalui

sirkulasi udara terhadap lingkungan.

4) Radiasi yaitu proses hilangnya panas tubuh bayi bila diletakan

dekat dengan benda yang lebih rendah suhunya dari tubuh.

g. Cara Mencegah Terjadinya Kehilangan Panas

Menurut APN (2008) untuk mencegah terjadinya

kehilangan panas pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:

1) Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks.

2) Letakkan bayi agar terjadi kotak kulit ibu ke kulit bayi.

3) Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi.

4) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.

h. Penanganan Bayi Baru Lahir

Menurut Wiknjosastro (2012) menyebutkan bahwa

penanganan bayi baru lahir seperti dibawah ini:

Page 22: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

1) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 menit), kemudian

meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi

sedikit lebih rendah dari tubuhnya, bila bayi mengalami

asfiksia lakukan resusitasi.

2) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk

dan biarkan kontak kulit ibu-bayi lakukan penyuntikan

oksitosin.

3) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari

pusat bayi dan memasang klem kedua 2cm dari klem

pertama.

4) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi

dari gunting dan memotong tali pusat diantara klem.

5) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan kain yang bersih dan kering,

menutupi bagian kepala.

6) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI.

Page 23: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

i. Manajemen Bayi Baru Lahir

Gambar 2.1 Manajemen Bayi Baru Lahir menurut APN (2008)

Persiapan

Penilaian:

1. Apakah bayi cukup bulan? 2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium? 3. Apakah bayi menangis atau bernafas? 4. Apakah tonus otot bayi baik?

Bayi cukup bulan, ketuban jernih, menangis atau

bernafas, tonus otot baik

Bayi tidak cukup bulan, dan atau tidak menangis atau tidak

bernafas atau megap - megap dan atau tonus otot tidak baik

Air ketuban bercampur mekonium

A

Manajemen bayi ba ru lahir normal

B

Manajemen Asfiksia bayi baru lahir

C

Manajemen air ketuban bercampur mekonium

Page 24: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

2. Tinjauan tentang Asfiksia

a. Pengertian Asfiksia

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi setelah lahir tidak

bernafas secara spontan dan teratur (Asri, 2010). Asfiksia adalah

suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gagal bernapas

secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi

tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan

zat asam arang dari tubuhnya (Dewi, 2011). Kesimpulan dari

pengertian diatas asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi

tidak dapat bernafas secara spontan setelah lahir.

b. Etiologi Asfiksia Bayi Baru Lahir

Secara umum dikarenakan adanya gangguan

pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin, pada

masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. kegagalan

pernafasan pada bayi bisa disebabkan karena terjadi hipoksia,

solusio plasenta, prematur, tali pusat menumbung, partus lama,

dll (Kristiyanasari, 2009).

c. Patofisiologi

Bayi baru lahir mempunyai karakteristik yang unik.

Transisi dari kehidupan janin intrauterin ke kehidupan bayi

ekstrauterin, menunjukan perubahan sebagai berikut, alveoli paru

janin dalam uterus berisi cairan paru. Pada saat lahir dan bayi

Page 25: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

mengambil nafas pertama, udara memasuki alveoli paru dan

cairan paru diabsorbsi oleh jaringan paru.

Pada nafas kedua dan berikutnya, udara yang masuk ke

alveoli bertambah banyak dan cairan paru diabsorbsi sehingga

kemudian seluruh alveoli berisi udara yang mengandung oksigen.

Aliran darah paru meningkat secara dramatis. Hal ini disebabkan

ekspansi paru yang membutuhkan tekanan puncak inspirasi dan

tekanan akhir ekspirasi yang lebih tinggi. Ekspansi paru dan

peningkatan tekanan oksigen alveoli, keduanya menyebabkan

penurunan resistensi vaskuler paru dan meningkatkan aliran

darah setelah lahir.

Aliran intrakardinal dan ekstrakardinal mulai beralih arah

yang kemudian diikuti penutupan dukus arteriosus. Kegagalan

penurunan resistensi vaskuler paru menyebabkan hipertensi

pulmonal persisten pada bayi baru lahir, dengan aliran darah paru

yang inadekuat dan hipoksemia relatif. Ekspansi paru yang

inadekuat menyebabkan gagal nafas (Sholeh, 2008).

Pernafasan spontan pada bayi baru lahir bergantung

pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Proses

kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat

sementara pada bayi.

Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau

pengangkutan oksigen selama kehamilan dan persalinan akan

Page 26: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi

fungsi sel tubuh dan tidak teratasi akan menyebabkan kematian.

Asfiksia akan dimulai dengan suatu periode apnu (primari apnea)

disertai dengan penurunan frekuensi jantung, selanjutnya bayi

akan memperlihatkan usaha bernafas yang kemudian diikuti oleh

pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha

bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada pada

periode apnu kedua. Pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan

penurunan tekanan darah.

Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula

gangguan metabolisme dan pemeriksaan keseimbangan asam

basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan pertukaran gas

mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik, bila gangguan

berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobik

yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh

terutama pada jantung dan hati akan berkurang asam organik

terjadi akibat metabolisme ini akan menyebabkantumbuhnya

asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi

perubahan tingkat kardiovaskuler yang disebabkan oleh

beberapa keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam

jantung akan mempengaruhi fungsi jantung. Terjadinya metabolik

asidosis menyebabkan penurunan sel jarinan termasuk otot

jantung sehingga menimbulkan kelemahan jantung dan

Page 27: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

pengisian udara alveolus yang kurang adekuat dan

menyebabkan tingginya resistensinya pembuluh darah paru

sehingga sirkulasi darah ke paru dan ke sistem tubuh lain akan

mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler

yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak.

Kerusakan sel otak yang terjadi kematian (Maryunani, 2009).

d. Klasifikasi Klinis

Menurut Kristiyanasari (2009) Asfiksia dikelompokkan

menjadi beberapa klasifikasi di bawah ini :

1) Asfiksia berat (nilai APGAR 0 – 3).

2) Asfiksia sedang (nilai APGAR 4 – 6).

3) Asfiksia ringan(nilai APGAR 7 – 10).

Page 28: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

Tabel 1 Scoring APGAR Bayi Baru Lahir

(Sumber Oxorn, 2010)

e. Manifestasi Klinik

Asfiksia biasanya merupakan akibat dari hipoksia janin

yang menimbulkan tanda-tanda klinis pada janin atau bayi berikut

ini (Maryunani, 2009):

1) DJJ lebih dari 100x/menit atau kurang dari 100x/menit tidak

teratur.

2) Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala.

3) Tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot

dan organ lain.

4) Depresi pernafasan karena otak kekurangan oksigen.

Tanda Angka 0 Angka 1 Angka 2

Frekuensi denyut jantung

Tidak ada Dibawah

100 Diatas 100

Upaya respirasi Tidak ada Lambat,

tidak teratur

Baik, menangis

kuat

Tonus otot Lumpuh Fleksi

ekstremitas Gerak aktif

Reflek terhadap rangsangan respon ketika kateter dimasukan dalam lubang hidung

Tidak ada respon

menyeringai Batuk atau

bersin

Warna Biru-putih

Badan merah muda: ektremitas biru

Seluruh tubuh berwarna merah muda

Page 29: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

5) Brakikardia (penurunan frekuensi jantung) karena

kekurangan oksigen pada otot-otot jantung atau sel-sel otak.

6) Tekanan darah rendah karena kekurangan oksigen pada otot

jantung, kehilangan darah, kekurangan aliran darah yang

kembali ke plasenta sebelum dan selama proses persalinan.

7) Takipnu (pernafasan cepat) karena kegagalan absorbsi

cairan paruparu atau nafas tidak teratur atau megap-megap.

8) Sianosis (warna kebiruan) karena kekurangan oksigen dalam

darah.

9) Pucat.

f. Penegakan Diagnosis Asfiksia

1) Anamnesis

Dalam wawancara dengan penderita (ibu), bidan

menanyakan atau mengkaji (Maryunani, 2009):

a) Adanya riwayat usia kehamilan kurang bulan

b) Adanya riwayat air ketuban bercampur mekonium

c) Adanya riwayat lahir tidak bernafas atau menangis

d) Adanya riwayat gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan

tali pusat, sungsang, ekstrasi vakum, ekstrasi forsep, dll).

2) Pemeriksaan fisik

Pada saat pemeriksaan fisik bayi ditemukan:

a) Bayi tidak bernafas atau megap – megap

b) Denyut jantung kurang dari 100 x/menit

Page 30: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

c) Kulit sianosis, pucat

d) Tonus otot menurun

g. Penatalaksanaan Asfiksia

Penatalaksanaan asfiksia neonatorum adalah resusitasi

neonatus atau bayi. Semua bayi dengan depresi pernafasan

harus mendapat resusitasi yang adekuat. Bila bayi kemudian

terdiagnosa sebagai asfiksia neonatorum, maka tindakan medis

kelanjutan yang komprehensif. Tindakan resusitasi neonatorum

akan dipastikan sendiri kemudian, namun pada intinya

penatalaksanaan terhadap asfiksia neonatorum (Maryunani,

2009):

1) Asfiksia berat

Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa

endotrakeal, dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah

diperkaya dengan O2. Tekanan O2 yang diberikan tidak 30cm

H – 20. Bila pernafasan spontan tidak timbul, lakukan

message jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan

sternum 80 – 100 kali per menit.

2) Asfiksia sedang atau ringan

Pasang relkik pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri)

selama 30 – 60 detik. Bila gagal, lakukan pernafasan kodok

(frog breating) 1 – 2 menit yaitu: kepala bayi ekstensi maksimal

beri O2 1 – 2 liter permenit melalui kateter dalam hidung, buka

Page 31: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

tutup mulut dan hidung serta gerakan dagu keatas bawah

secara teratur 20 kali permenit.

3) Penghisapan cairan lambung untuk mencegah regurgitasi

(naiknya makanan dari kerongkongan / lambung tanpa disertai

rasa mual ataupun kontraksi otot perut yang sangat kuat).

h. Penanganan Asfiksia pada BBL (Resusitasi)

Penanganan asfiksia pada bayi baru lahir menurut

Wiknjosastro (2012), Tindakan resusitasi bayi baru lahir

mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi:

A : Memastikan saluran nafas terbuka

1) Meletakan kepala dalam posisi defleksi : bahu diganjal.

2) Menghisap mulut, hidung dan kadang-kadang trakea.

3) Bila perlu masukan pipa endotrakeal (pipa ET)

untuk memastikan saluran nafas terbuka.

B : Memulai pernafasan

1) Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan.

2) Memakai VTP, bila perlu seperti:

a) Sungkup dan balon.

b) Pipa ET dan balon.

c) Mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).

C : Mempertahankan sirkulasi darah

Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara

kompresi dada dan pengobatan. Persiapan yang harus dilakukan

Page 32: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

pada saat resusitasi yaitu persiapan keluarga, persiapan tempat

resusitasi, persiapan alat resusitasi, persiapan diri. Menilai bayi

yang perlu diresusitasi dengan cara Bila bayi belum lahir air

ketuban bercampur mekonium, Setelah bayi lahir, nilai 3 tanda

utama yaitu pernafasan, frekuensi jantung, dan warna kulit

(Hidayat, 2010).

Tindakan resusitasi menurut Hidayat (2010), Penilaian

awal dari lahirnya bayi kemudian bayi bersih dari mekonium, bayi

bernafas atau menagis, tonus otot baik, warna kulit kemerahan,

cukup bulan. Langkah awal yang harus dilakukan yaitu

hangatkan bayi, atur posisi, isap lendir, keringkan dan rangsang

taktil, atur kembali posisi, lakukan penilaian. Ventilasi adalah

tahapan tindakan resusitasi untuk memasukan jumlah volume

udara kedalam paru dengan tekanan positif untul membuka

alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur.

Langkah-langkah:

a) Pasang sungkup.

b) Ventilasi 2 kali (tekanan 30 APN, 40 resusitasi).

c) Ventilasi 20 kali dalam 30 detik.

d) Setiap 30 detk ventilasi, lakukan penilaian.

e) Siapkan rujukan bila bayi belum bernafas normal setelah 2

menit.

f) Ventilasi dihentikan setelah 20 menit (bila tidak berhasil).

Page 33: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

Resusitasi berhasil lakukan asuhan paska resusitasi

selama 2 jam

a) Letakan bayi di dada ibu, selimuti keduannya.

b) Susui bayi sambil dibelai.

c) Lakukan asuhan neonatal normal dengan cara beri vitamin K1

mg/hari selama 3 hari (1 tab 5 mg), beri salep / tetes mata.

Tanda-tanda kesulitan bernafas pada bayi:

a) Tarikan dinding dada dalam, nafas megapp-megap frekuensi

< 30 kali / > 60 kali/menit.

b) Pantau bayi berwarna pucat, biru, lemas.

c) Jaga bayi tetap hangat dan kering.

d) Tunda memandikan sampai dengan 6 – 24 jam.

e) Kondisi memburuk rujuk.

Rujuk bayi bila ada tanda (setelah resusitasi):

a) Frekuensi nafas < 30 kali / > 60 kali / menit.

b) Ada tarikan dinding dada.

c) Merintih, nafas megap-megap, nafas bunyi saat ekspirasi dan

inspirasi.

d) Tubuh pucat atau kebiruan.

e) Bayi lemas.

Jika rujuk catat :

a) Nama ibu, alamat, tanggal dan waktu bayi baru lahir.

Page 34: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

b) Kondisi bayi seperti gawat janin sebelumnya, air ketuban

mekonium, tangisan bayi, waktu memulai resusitasi, langkah

resusitasi yang dilakukan, hasil resusitasi.

i. Terapi Medikamentosa

Terapi yang dilakukan pada bayi yang mengalami asfiksia

sebagai berikut:

1) Epinefrin

Indikasi :

a) Denyut jantung bayi < 60 kali/metit setelah paling tidak 30

detik dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada

belum ada respon.

b) Asistolik.

Dosis: 0,1 – 0,3 ml/kg dalam larutan 1:10.000.

Cara: IV atau Endotrakeal. Dapat diulang setiap 3 – 5

menit bila perlu.

2) Cairan pengganti volume darah

Indikasi :

a) BBL yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia

dan tidak ada respon dengan resusitasi.

b) Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan

atau syok. Klinis ditandai adanya pucat, perfusi buruk,

nadi kecil/ lemah dan pada resusitasi tidak memberikan

respon yang adekuat. Jenis cairan:

Page 35: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9%, Ringer

Laktat)

Tranfusi darah golongan O negatif jika diduga

kehilangan darah banyak dan bila fasilitas tersedia.

Dosis: Dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan selama 5 – 10

menit. Dapat diulang sampai menunjukan repon klinis.

3) Natrium bikarbonat

Indikasi:

Asidosis metabolik secara klinis (nafas cepat dan dalam,

sianosis)

Prasyarat: bayi dapat dilakukan ventilasi dengan efektif

Dosis: 1 – 2 mEq/kg BB atau 2 – 4 ml/kg BB (4,2%) atau 1 –

2 ml/kg BB (7,4%)

Cara: diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5%

sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan

minimal 2 menit. Efek samping: pada keadaan

hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat

merusak fungsi miokardium dan otak.

Page 36: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir

Gambar 2.2

Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir

Bayi Lahir Asuhan Bayi Normal

Langkah Awal:

1. Jaga bayi tetap hangat 2. Atur posisi bayi 3. Isap lendir 4. Keringkan dan rangsang taktil 5. R eposisi

Nilai nafas

Bayi bernafas normal

Asuhan paska resusitasi

1. Pemantauan 2. Pencegahan hipotermi 3. Inisiasi menyusu dini 4. Pemberian vitamin K 5. Pencegahan infeksi 6. Pemeriksaan fisik 7. Pencatatan & pelaporan

Bayi tidak bernafas / bernafas megap - megap:

Ventilasi

1. Pasang sungkup 2. Ventilasi 2X dengan tekanan 30 cm air 3. Bila dada mengembang lakukan ventilasi

20 X dengan tekanan 20 cm air selama 30 detik

Bayi mulai bernafas

Nilai nafas

Bayi tidak bernafas / bernafas megap - megap:

1. Ulangi ventilasi sebanyak 20X selama 30 detik 2. Hentikan ventilasi &nilai kembali nafas tiap 30 detik 3. Bila bayi tidak bernafas spontan sesudah 2 menit

resusitasi, siapkan rujukan 1. Konseling 2. Lanjutkan resusitasi 3. Pemantauan 4. Pencegahan hipotermi 5. Pemberian vit K 6. Pencegahan infeksi 7. Pencatatan & pelaporan

Bila rujuk

Bila tidak mau dirujuk & tidak berhasil:

1. Sesudah 10 menit pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi

2. Konseling 3. Pencatatan & pelaporan

Page 37: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

3. Tinjauan tentang Faktor Risiko terjadinya Asfiksia pada Bayi

Baru Lahir

a. Faktor Ibu

Faktor-faktor risiko tinggi pada ibu yang dapat menyebabkan

asfiksia pada bayi baru lahir antara lain :

1) Primi tua

Primi tua adalah kehamilan pertama pada wanita dengan usia

> 30 tahun. Pada wanita tua ada kecenderungan besar untuk

terjadi pre-eklamsi dan hipertensi yang dapat menyebabkan

terjadinya perdarahan dan persalinan terlalu dini.

2) Riwayat obstetri jelek

Wanita dengan ostetri jelek adalah wanita yang pada

kehamilan sebelumnya berdampak jelek, seperti : aborsi, lahir

mati, kematian neonatal dini, dan bayi abnormal. Perlu

diketahui informasi tentang kehamilan sebelumnya dan

penyebab kematian bayi. Faktor-faktor penyebab misalnya

pre-eklamsi, hipertensi, panggul sempit, diabetes mellitus.

3) Grande multi para

Grande multi para yaitu para wanita yang telah melahirkan

lebih 5 kali. Grande multi para mempunyai kemungkinan yang

lebih besar untuk terjadi kehamilan ganda, plasenta previa,

dan perdarahan antepartum. Mudah terjadi malpresentasi dan

malposisi oleh karena kelemahan otot-otot dinding perut.

Page 38: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

Komplikasi persalinan ialah meningkatnya risiko terjadinya

lahir mati dan kematian neonatal dini.

4) Masa gestasi

a) Persalinan preterm

Persalinan preterm adalah persalinan dengan masa

gestasi kurang 2 hari atau kurang 37 minggu lengkap.

Kesulitan utama pada persalinan prematur adalah

perawatan bayinya, semakin muda usia kehamilan

semakin besar morbiditas dan mortalitasnya.

b) Serotinus

Serotinus adalah persalinan dengan masa kehamilan

melewati 294 hari atau lebih 42 minggu lengkap

(kehamilan lewat waktu). Masalah perinatal pada

persalinan serotinus berkaitan dengan fungsi plasenta

yang mulai menurun setelah 42 minggu, berakibat

peningkatan terjadinya gawat janin dengan risiko 3 kali.

5) Anemia

Seseorang dinyatakan menderita anemia bila kadar Hb dalam

darah kurang 12 g%. Wanita hamil dianggap menderita

anemia patologik jika kadar Hb kurang 10 g%. Wanita hamil

dengan kadar Hb 10-12 g% disebut mengalami anemia

fisiologik atau pseudoanemia. Anemia memberi pengaruh

kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan persalinan,

Page 39: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

maupun nifas dan masalahnya. Berbagai penyulit yang dapat

timbul akibat anemia seperti : abortus, partus prematurus,

partus lama oleh karena inersia uteri, perdarahan post partum

oleh karena atonia uteri, syok, infeksi intra partum maupun

post partum, dekompensasi kordis.

6) Penyakit ibu

Penyakit ibu sebelum atau semasa hamil yang dapat

berakibat asfiksia antara lain : hipertensi, asma, diabetes

mellitus, penyakit jantung.

7) Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini yaitu pecah ketuban 6 jam atau lebih

sebelum kelahiran. Kepustakaan lain, ketuban pecah dini

adalah pecah ketuban lebih dari 18 jam sebelum kelahiran.

8) Partus lama

Partus lama adalah persalinan yang berlangsung 12 jam atau

lebih bayi belum lahir. Semakin lama persalinan semakin

tinggi morbiditas dan mortalitas janin dan semakin sering

terjadi keadaan : asfiksia, trauma serebri, cedera, pecahnya

ketuban lama sebelum kelahiran.

9) Panggul sempit

Persalinan dengan panggul sempit dapat menimbulkan

bahaya bagi ibu dan janin. Panggul sempit dapat

Page 40: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

mengakibatkan partus lama dan meningkatkan kejadian

asfiksia.

10) Infeksi intrauterin

Infeksi intrauterin dapat menyebar ke janin dan menyebabkan

infeksi, yang dapat meningkatkan asfiksia.

b. Faktor janin

1) Fetal distress (gawat janin)

Fetal distress adalah gangguan fungsi jantung janin yang

ditandai dengan frekuensi detak jantung <100 atau >160 per

menit, detak jantung janin tidak teratur serta keluar mekonium

pada letak kepala. Fetal distress merupakan manifestasi

asfiksia janin. Sebagian asfiksia janin akan berlanjut menjadi

asfiksia bayi baru lahir.

2) Kehamilan ganda

Bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu

makan kehamilan tersebut disebut dengan kehamilan ganda.

Kehamilan ganda termasuk kategori kehamilan risiko tinggi

yang dapat meningkatkan kejadian asfiksia.

3) Kelainan letak

a) Letak sungsang

Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang

lebih tinggi dibandingkan letak kepala. Hipoksia terjadi

akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul

Page 41: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

pada waktu kepala memasuki rongga panggul serta akibat

retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya

plasenta sebelum kepala lahir. Kelahiran kepala janin lebih

8 menit setelah umbilikan lahir akan membahayakan

kehidupan janin. Selain itu, jika janin bernafas sebelum

hidung dan mulut lahir dapat membahayakan karena

mukus yang terhisap dapat menyumbat jalan nafas.

Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat yang

menumbung.

b) Letak lintang

Persalinan dengan letak lintang memberikan prognosis

yang jelek baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya asfiksia pada letak

lintang akibat tali pusat menumbung serta trauma akibat

versi ekstraksi melahirkan bayi.

4) Berat lahir

Berat lahir berkaitan dengan masa gestasi. Makin rendah

masa gestasi dan makin kecil bayi, makin tinggi morbiditas

dan mortalitasnya. Prognosis bayi berat lahir rendah

tergantung berat ringannya masalah perinatal. Makin rendah

berat bayi lahir makin tinggi kemungkinan terjadinya asfiksia

dan sindroma gangguan pernafasan.

Page 42: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

c. Faktor plasenta

Fungsi plasenta mencapai puncak pada kehamilan 38 minggu

kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu.

Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan

kejadian gawat janin seperti asfiksia dengan risiko 3 kali. Akibat

proses penuaan plasenta maka pemasokan makanan dan

oksigen menurun, janin akan mengalami pertumbuhan terhambat

dan penurunan berat disebut dismatur.

B. Landasan Teori

Berdasarkan beberapa konsep teori tersebut diatas, dengan

melihat permasalahan yang ada dan keterbatasan peneliti serta

keterbatasan data yang ada, maka penelitian ini dilakukan dalam

kerangka pikir bahwa asfiksia pada bayi baru lahir yang terjadi

merupakan hasil dari suatu proses yang dipengaruhi oleh faktor risiko

pada ibu, pada saat kehamilan dan persalinan, keadaan plasenta, dan

faktor risiko pada bayi.

Faktor risiko pada ibu meliputi masa gestasi, penyakit ibu, primi

tua, riwayat obstetri jelek, antenatal care, paritas, panggul sempit, usia

ibu, dan status gizi. Faktor risiko pada saat persalinan meliputi ketuban

pecah dini, tindakan persalinan, dan lama persalinan. Sedangkan faktor

risiko pada janin meliputi kelainan kongenital, berat bayi, kehamilan

ganda, dan kelainan letak. Pada penelitian ini tidak semua faktor risiko

Page 43: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

(variabe bebas) ikut diteliti. Faktor risiko yang diteliti antara lain masa

gestasi, partus lama, kelainan letak, dan berat badan bayi.

Masa gestasi adalah periode sejak hari pertama haid terakhir

sampai bayi dilahirkan, dihitung dalam minggu. Semakin muda umur

kehamilan saat persalinan maka semakin tinggi morbiditas bayi dan

kejadian kelainan mental. Semakin tua umur kehamilan saat persalinan

maka semakin tinggi risiko gawat janin karena fungsi plasenta mulai

menurun setelah 42 minggu. Di samping itu ada pula komplikasi yang

lebih sering menyertainya seperti letak defleksi, posisi oksiput posterior,

distosia bahu, dan perdarahan postpartum.

Lama persalinan adalah waktu antara permulaan persalinan

yang salah satu tandanya yaitu kenceng-kenceng sering sampai

lahirnya bayi. Semakin lama persalinan semakin tinggi morbiditas dan

mortalitas janin dan semakin sering terjadi keadaan : asfiksia, trauma

serebri, cedera, pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran.

Kelainan letak yaitu letak sungsang adalah keadaan dimana

sumbu janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan

bokong dibagian bawah kavum uteri sedangkan letak lintang adalah

keadaan dimana sumbu janin melintang dalam uterus dengan kepala

pada sisi yang satu dan bokong pada sisi yang lain. Hipoksia terjadi

akibat terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu

kepala memasuki rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang

dapat menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir. Letak

Page 44: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

lintang akibat tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi

melahirkan bayi.

Berat lahir adalah berat bayi lahir yang diukur dalam waktu 24

jam setelah berlangsungnya persalinan oleh penolong persalinan.

Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi, makin tinggi

morbiditas dan mortalitasnya. Prognosis bayi berat lahir rendah

tergantung berat ringannya masalah perinatal. Makin rendah berat bayi

lahir makin tinggi kemungkinan terjadinya asfiksia dan sindroma

gangguan pernafasan.

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian teori dalam rumusan masalah di atas, maka

penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Masa gestasi

Lama persalinan

Kelainan letak

Berat lahir

Asfiksia pada bayi baru lahir

Page 45: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dekskriptif

yaitu suatu metode penelitian dengan tujuan untuk mendekskripsikan

sesuatu hal atau objek.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret

2017 bertempat di RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bayi baru lahir

yang mengalami asfiksia pada tahun 2015-2016 di RSUD Kota

Kendari sebanyak 119 bayi.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir dengan asfiksia

yang ada di RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara tahun 2015-

2016 sebanyak 119 orang. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini dengan menggunakan total sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel secara keseluruhan dari seluruh populasi yang

ada (Arikunto, 2010).

Page 46: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

D. Variabel Penellitian

1. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat (dependent variabel) adalah kejadian asfiksia pada

bayi baru lahir.

2. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas (independent variabel) adalah masa gestasi, lama

persalinan, kelainan letak, dan berat lahir.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang

lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2012).

1. Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas

secara spontan setelah lahir. Diagnosis asfiksia berdasarkan

gambaran klinis dan pemeriksaan fisik (kriteria penilaian

menggunakan nilai APGAR.

2. Masa gestasi adalah periode sejak hari pertama haid terakhir sampai

bayi dilahirkan, dihitung dalam minggu. Perhitungan dilakukan oleh

pemeriksa/penolong persalinan.

Kriteria objektif :

a) Berisiko (< 37 minggu atau > 42 minggu)

b) Tidak berisiko (37-42 minggu)

Page 47: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

3. Lama persalinan adalah waktu antara permulaan persalinan yang

salah satu tandanya yaitu kenceng-kenceng sering sampai lahirnya

bayi.

Kriteria objektif :

a) Berisiko (> 18 jam multipara dan > 24 jam primipara)

b) Tidak berisiko (≤ 18 jam multipara dan ≤ 24 jam primipara)

4. Kelainan letak yaitu letak sungsang adalah keadaan dimana sumbu

janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong

dibagian bawah kavum uteri sedangkan letak lintang adalah

keadaan dimana sumbu janin melintang dalam uterus dengan kepala

pada sisi yang satu dan bokong pada sisi yang lain.

Kriteria objektif :

a) Berisiko (letak sungsang, letak lintang)

b) Tidak berisiko (letak kepala)

5. Berat lahir adalah berat bayi lahir yang diukur dalam waktu 24 jam

setelah berlangsungnya persalinan oleh penolong persalinan.

Kriteria objektif :

a) Berisiko (< 2500 gram atau > 4000 gram)

b) Tidak berisiko (2500-4000 gram)

Page 48: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder dapat diperoleh

dari :

a. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu semua bentuk sumber informasi yang

berhubungan dengan dokumentasi (Notoatmodjo, 2012). Pada

pengambilan penelitian ini, peneliti menggunakan catatan untuk

menyimpan dan mengambil informasi data medik yang di RSUD

Kota Kendari.

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi baik

berupa teori-teori maupun konsep yang dikembangkan oleh

berbagai ahli dari buku-buku sumber yang ada (Notoatmodjo,

2012). Penulis mengumpulkan, membaca dan mempelajari buku-

buku, artikel dan sumber-sumber yang berkaitan dengan bayi

dengan asfiksia sehingga mempermudah dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah.

Page 49: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

G. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2012), langkah-langkah yang digunakan

dalam pengolahan data secara manual, antara lain :

1. Editing (penyuntingan data)

Tahapan ini dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuisioner.

2. Coding sheet (membuat lembaran kode)

Lembaran kode adalah instrummen berupa kolom-kolom untuk

merekan data secara manual.

3. Data Entry (memasukkan data)

Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan

jawaban masing-masing pertanyaan.

4. Tabulating (tabulasi)

Kegiatan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian.

Pengolahan data dengan komputer.

5. Cleaning (pembersihan data)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

H. Penyajian Data

Data disajikan secara dekskriptif dalam bentuk narasi dan tabel

distribusi frekuensi.

Page 50: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

I. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara manual dengan menggunakan

kalkulator, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi

disertai penjelasan-penjelasan sedangkan dalam pengolahan data

maka digunakan rumus:

Keterangan :

P = Presentase hasil yang dicapai

f = frekuensi variabel yang diteliti

n = jumlah sampel penelitian

k = konstanta (Arikunto, 2010).

𝑃 =𝑓

𝑛 𝑥 K

Page 51: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum RSUD Kota Kendari

Awalnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari

terletak di Kota Kendari, tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan

Kendari dengan luas lahan 3.527 m2 dan luas bangunan 1.800 m2,

dimana merupakan bangunan atau gedung peninggalan pemerintah

Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami

beberapa kali perubahan.

Sejak tanggal 4 Desember 2011, RSUD Kota Kendari

direlokalisasi di tempat baru. Saat ini, RSUD Abunawas terletak di Kota

Kendari, tepatnya di Jl. Brigjen Z.A. Zugianto No. 3 Kelurahan Kambu,

Kecamatan Kambu dengan luas lahan 13.000 m2 dan batas wilayah

sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan tanah warga dan sungai.

2. Sebelah timur berbatasan dengan Jl. Z.A. Zugianto By Pass.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan masuk Rumah Jabatan

Wakil Walikota

4. Sebelah barat berbatasan dengan lokasi empang warga.

RSUD Kota Kendari adalah rumah sakit negeri kelas C sejak

tanggal 03 Oktober 2012 berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor: HK.03.05/I/1857/12, yang mampu memberikan

pelayanan kedokteran spesialis terbatas serta menampung pelayanan

Page 52: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

rujukan dari puskesmas. Rumah sakit ini tersedia 107 tempat tidur inap,

lebih banyak dibanding setiap rumah sakit di Sulawesi Tenggara yang

tersedia rata-rata 50 tempat tidur inap.

Dilokasi baru RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung

sebagai berikut:

1. Gedung Anthurium (Kantor)

2. Gedung Bougenville (poliklinik)

3. Gedung (IGD)

4. Gedung Matahari (Radiologi)

5. Gedung Crysant (Kamar Operasi)

6. Gedung Asoka (ICU)

7. Gedung Teratai (Ponek)

8. Gedung Lavender (Rawat inap penyakit dalam)

9. Gedung Mawar (Rawat inap anak)

10. Gedung Melati (Rawat inap bedah)

11. Gedung Anggrek (Rawat inap VIP Kls I dan Kls II)

12. Gedung Instalasi Gizi

13. Gedung Loundry

14. Gedung Laboratorium

15. Gedung Kamar Jenazah

Page 53: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari mempunyai

visi yaitu “Rumah Sakit Pilihan Masyarakat”. sedangkan Misi Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari, yaitu:

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan

pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau oleh

masyarakat.

2. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Kota Kendari

menjadi rumah sakit mitra keluarga.

3. Meningkatkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana medis

serta non medis serta penunjang medis, agar tercipta kondisi yang

aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan keluarganya serta

masyarakat pada umumnya.

Motto RSUD Kota Kendari adalah Senyum, Salam, Sapa, Santun,

Sabar dan Empaty kepada setiap pengguna jasa rumah sakit. Tugas

pokok RSUD Abunawas Kota Kendari, yaitu:

1. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil

guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan,

yang dilakukan secara terpadu dengan upaya peningkatan dan

pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

2. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan.

RSUD Kota Kendari memiliki jumlah tenaga kesehatan dan non

kesehatan sebanyak 451 orang yang terdiri dari status PNS

sebanyak 194 orang dan status Non PNS atau sukarela sebanyak

Page 54: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

244 orang. Untuk lebih jelasnya distribusi tenaga kesehatan dan non

kesehatan di RSUD Abunawas Kota Kendari disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 2 Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan di RSUD Kota Kendari Tahun 2017

No Nama PNS Non PNS PNS Mou

Jumlah

1 Dokter Spesialis 12 4 8 24

2 Dokter Umum 9 5 3 17

3 Dokter Gigi 3 0 1 4

4 S1 Ners 3 18 0 21

5 S1 Perawat 19 7 0 26

6 D3 Perawat 31 100 1 132

7 SPK 11 1 0 12

8 S1 Perawat Gigi 1 0 0 1

9 D3 Perawat Gigi 2 3 0 5

11 D4 Kebidanan 8 0 0 8

12 D3 Kebidanan 20 35 0 55

13 S2 kesmas 7 0 0 7

14 S1 Kesmas 14 10 0 24

15 D3 Kesling 2 0 0 2

16 Apoteker 4 0 0 4

17 S1 Farmasi 3 1 0 4

18 D3 Farmasi 4 3 0 7

19 S1 Gizi 0 3 0 3

20 D3 Gizi 6 2 0 8

21 Analis Kesehatan 4 12 0 16

22 S1 Fisioterapi 1 0 0 1

23 D3 Fisioterapi 1 0 0 1

24 D3 Rekam Medik 1 0 0 1

25 S3 Akipuntur 1 0 0 1

26 S3 Okuvasi Terapi 1 0 0 1

27 S3 radiologi 1 1 0 2

28 D3 Teknik Gigi 1 0 0 1

29 S1 Psikologi 2 0 0 2

30 S1 Ekonomi 1 4 0 5

31 D1 Komputer 1 0 0 1

32 D3 Komputer 1 0 0 1

33 S1 Komputer 1 0 0 1

Page 55: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

34 S1 Sosial Politik 2 1 0 3

35 S1 Tekno. Pangan 1 0 0 1

36 S2 Hukum 1 0 0 1

37 S2 Manajemen 2 0 0 2

38 S1 Manajemen 0 1 0 1

39 S1 Informatika 0 1 0 1

40 SMA 9 25 0 34

41 SMP dan SD 2 7 0 9

J U M L A H 194 244 13 451 Sumber: Profil RSUD Kota Kendari (diolah 2017)

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Asfiksia Berdasarkan Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil

sebagai berikut:

a. Masa gestasi

Tabel 3 Distribusi Asfiksia berdasarkan Masa Gestasi

Masa Gestasi Frekuensi (f) Persentase (%)

Berisiko (<37 minggu atau > 42

minggu) 65 54,6

Tidak berisiko (37-42 minggu)

54 45,4

Jumlah 119 100 Sumber : Data Sekunder (diolah 2017)

Tabel 2 menunjukkan bahwa kejadian asfiksia berdasarkan

masa gestasi berisiko (<37 minggu atau > 42 minggu) sebanyak

65 bayi (54,6%) dan masa gestasi tidak berisiko (37-42 minggu)

sebanyak 54 bayi (45,4%).

Page 56: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

b. Lama persalinan

Tabel 4 Distribusi Asfiksia Berdasarkan Lama Persalinan

Lama Persalinan Frekuensi (f) Persentase (%)

Berisiko ( > 18 jam multipara dan > 24

jam primipara) 69 58

Tidak berisiko (≤ 18 jam multipara

dan ≤ 24 jam primipara)

50 42

Jumlah 119 100 Sumber : Data Sekunder (diolah 2017)

Tabel 3 menunjukkan bahwa kejadian asfiksia berdasarkan

lama persalinan berisiko ( > 18 jam multipara dan > 24 jam

primipara) sebanyak 69 bayi (58%) dan lama persalinan tidak

berisiko sebanyak 50 bayi (42%).

c. Kelainan letak

Tabel 5 Distribusi Asfiksia Berdasarkan Kelainan Letak

Kelainan Letak Frekuensi (f) Persentase (%)

Berisiko (letak sungsang, letang

lintang) 64 53,8

Tidak berisiko (letak kepala)

55 46,2

Jumlah 119 100

Sumber : Data Sekunder (diolah 2017)

Tabel 4 menunjukkan bahwa kejadian asfiksia berdasarkan

kelainan letak berisiko (letak sungsang, letang lintang) sebanyak

64 bayi (53,8%) dan tidak berisiko (letak kepala) sebanyak 55

bayi (46,2%).

Page 57: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

d. Berat lahir

Tabel 6 Distribusi Asfiksia Berdasarkan Berat Lahir

Berat Lahir Frekuensi (f) Persentase (%)

Berisiko (< 2500 gram atau > 4000

gram) 30 25,2

Tidak berisiko (2500-4000 gram)

89 74,8

Jumlah 119 100 Sumber : Data Sekunder (diolah 2017)

Tabel 5 menunjukkan bahwa kejadian asfiksia berdasarkan

berat lahir berisiko (< 2500 gram atau > 4000 gram) sebanyak 30

bayi (25,2%) dan berat lahir yang tidak berisiko (2500-4000 gram)

sebanyak 89 bayi (74,8%).

C. Pembahasan

Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Kota Kendari tahun

2015-2016 sejumlah 119 kasus. Faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya asfiksia adalah usia ibu, riwayat obstetri yang jelek, paritas,

masa gestasi, penyakit ibu, ketuban pecah dini, lama persalinan,

panggul sempit, infeksi intrauterine, gawat janin, kehamilan ganda,

kelainan letak, berat lahir, dan faktor plasenta. Dalam penelitian ini,

peneliti fokus pada empat variabel yaitu masa gestasi, lama persalinan,

kelainan letak, dan berat lahir.

Page 58: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

1. Identifikasi Penyebab Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan Masa Gestasi

Masa gestasi menurut WHO dibedakan atas tiga yaitu prematur

(<37 minggu), matur (37-42 minggu), dan post matur (>42 minggu).

Bayi prematur sering mengalami gangguan pernafasan karena

kekurangan surfaktan, pertumbuhan dan perkembangan paru yang

belum sempurna, otot pernapasan yang masih lemah, dan tulang iga

yang mudah melengkung (Wiknjosastro, 2012).

Berdasarkan teori usia kehamilan 37-42 minggu atau cukup

bulan, pada usia kehamilan tersebut fungsi organ-organ tubuh janin

sudah lengkap. Selain itu, janin sudah siap untuk hidup di luar

kandungan, sedangkan bayi yang dilahirkan oleh ibu di usia

kehamilan melebihi 42 minggu, kejadian asfiksia bisa disebabkan

oleh fungsi plasenta yang tidak maksimal lagi akibat proses

penuaan. Proses penuaan atau penurunan fungsi ini mengakibatkan

transportasi oksigen dan pasokan makanan juga menurun atau

terganggu (Rahma, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 119 bayi baru lahir

yang menderita asfiksia, frekuensi tertinggi pada kategori masa

gestasi ibu yang berisiko (<37 minggu dan >42 minggu) sebanyak 65

kasus (54,6%) dan frekuensi terendah pada kategori masa gestasi

ibu yang tidak berisiko (37-42 minggu) sebanyak 54 kasus (45,4%).

Page 59: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Andi Sitti Rahma (2013) menunjukkan 104 bayi baru

lahir yang menderita asfiksia, frekuensi tertinggi pada kategori masa

gestasi ibu yang berisiko (<37 minggu dan >42 minggu) sebanyak 58

kasus (55,76%) dan frekuensi terendah pada kategori masa gestasi

ibu yang tidak berisiko (37-42 minggu) sebanyak 46 kasus (44,24%).

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Wiknjosastro (2012)

bahwa fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38

minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu,

hal ini dapat dibuktikan dengan menurunnya kadar estriol dan

plasental laktogen. Selain itu, jumlah air ketuban juga berkurang

mengakibatkan perubahan abnormal pada jantung janin yang

akhirnya janin mengalami hipoksia dan kadang terjadi aspirasi

mekonium dan berakhir dengan kelahiran bayi asfiksia.

2. Identifikasi Penyebab Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan Lama Persalinan

Persalinan adalah rangkaian peristiwa mulai dari membuka dan

menipisnya serviks sampai dikeluarkannya produk konsepsi dari

uterus ke dunia luar. Persalinan yang normal pada multipara

maksimum berlangsung selama 16-18 jam dan primipara maksimum

berlangsung selama 24 jam (Wiknjosastro, 2012).

Partus lama meningkatkan efek berbahaya baik bagi ibu

maupun janin. Beratnya cedera terus meningkat dengan semakin

Page 60: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

lamanya proses persalinan. Semakin lama persalinan, semakin

tinggi morbiditas serta mortalitas janin. Persalinan yang lama

berpengaruh lebih berat untuk janin, mengakibatkan insidensi

anoxia, kerusakan otak, asfiksia, dan kematian intrauterine yang

lebih tinggi (Oxorn, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 119 bayi baru lahir

yang menderita asfiksia, frekuensi tertinggi pada kategori lama

persalinan ibu yang berisiko ( > 18 jam multipara dan > 24 jam

primipara) sebanyak 69 kasus (58%) dan frekuensi terendah pada

kategori lama persalinan ibu yang tidak berisiko (≤ 18 jam multipara

dan ≤ 24 jam primipara sebanyak 50 kasus (42%).

Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Andi Sitti Rahma (2013) menunjukkan 104 bayi baru lahir yang

menderita asfiksia, frekuensi tertinggi pada kategori lama persalinan

ibu yang berisiko ( > 18 jam multipara dan > 24 jam primipara)

sebanyak 61 kasus (58,65%) dan frekuensi terendah pada kategori

lama persalinan ibu yang tidak berisiko (≤ 18 jam multipara dan ≤ 24

jam primipara sebanyak 43 kasus (41,35%).

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Mochtar (2010) bahwa

partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam

pada primipara atau lebih dari 18 jam pada multipara. Sebagian

besar partus lama menunjukkan pemanjangan kala satu. Salah satu

penyebab persalinan lama yaitu karena kontraksi uterus yang

Page 61: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

abnormal seperti kontraksi uterus yang hipotonik, hipertonik dan

kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi. Sifat kontraksi yang

berubah-ubah menyebabkan pasokan oksigen ke janin tidak

adekuat, disamping itu juga meningkatkan kejadian perdarahan

intrakranial yang dapat menyebabkan asfiksia.

3. Identifikasi Penyebab Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan Kelainan Letak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 119 bayi baru lahir

yang menderita asfiksia, frekuensi tertinggi pada kategori kelainan

letak yang berisiko sebanyak 64 kasus (53,8%) dan frekuensi

terendah pada kategori letak yang tidak berisiko (letak kepala)

sebanyak 55 kasus (46,2%).

Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi

janin terhadap ruang dalam uterus. Pada kehamilan < 32 minggu,

jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga memungkinkan janin

bergerak dengan leluasa dan demikian janin dapat menempatkan diri

dalam letak sungsang/letak lintang. Pada kehamilan trimester akhir

janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang.

Karena bokong dan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada

kepala maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas

di fundus uteri, sedangkan kepala berada di dalam ruangan yang

lebih kecil di segmen bawah rahim. Letak sungsang dapat

memungkinkan ketegangan rahim meningkat, sedangkan pada letak

Page 62: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

lintang bagian terendah janin adalah bahu sehingga tidak dapat

menutupi pintu atas panggul yang dapat menghalangi tekanan

terhdap membran bagian bawah maupun pembukaan serviks.

Pembukaan menjadi lebih lama, kemungkinan infeksi lebih besar

sehingga risiko terjadi asfiksia (Morgan & Hamilton, 2009).

Temuan ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Zakaria (1999) dimana hasil yang diperoleh terdapat hubungan

antara kelainan letak dan kejadian asfiksia. Menurut Prawirohardjo

(2007) bahwa pada persalinan letak sungsang dengan cara

pervaginam, kelahiran kepala yang lebih lama dari 8 menit stelah

umbilicus dilahirkan, akan membahayakan kehidupan janin. Selain

itu, bila janin bernafas sebelum hidung dan mulut lahir dapat

membahayakan karena mucus yang terhisap dapat menyumbat

jalan nafas sehingga dapat terjadi asfiksia.

Letak sungsang menyebabkan prognosis yang buruk pada ibu

maupun bayi, pada ibu bisa berupa robekan pada perineum lebih

besar, ketuban lebih cepat pecah, dan partus lebih lama, sehingga

akan mudah terkena infeksi. Prognosis tidak begitu baik bagi bayi

karena adanya gangguan peredaran darah plasenta setelah bokong

lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan

panggul, bayi dimungkinkan bisa menderita asfiksia (Manuaba,

2007).

Page 63: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

4. Identifikasi Penyebab Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan Berat Lahir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 119 bayi baru lahir

yang menderita asfiksia, frekuensi tertinggi pada kategori berat lahir

tidak berisiko (2500-4000 gram) sebanyak 89 kasus (74,8%) dan

frekuensi terendah pada berat lahir berisiko (<2500 gram dan >4000

gram sebanyak 30 kasus (25,2%).

Hal tersebut terjadi dikarenakan ada kemungkinan bahwa berat

lahir pada sampel penelitian bukanlah satu-satunya faktor risiko yang

memengaruhi terjadinya asfiksia. Mungkin saja pada sampel

penelitian terdapat gangguan intrauteri yang menyebabkan

terjadinya asfiksia, akan tetapi tidak dapat diketahui oleh peneliti.

Selain hal tersebut, terdapat beberapa faktor risiko yang tidak

diamati oleh peneliti dan memiliki kemungkinan menjadi variabel

pengganggu seperti paritas, penyakit ibu, riwayat obstetri jelek, usia

ibu, jenis persalinan, dsb. Kebanyakan kejadian asfiksia merupakan

proses multifaktorial sehingga jarang sekali asfiksia terjadi akibat

salah satu faktor saja. Menurut Manuaba (2007), asfiksia

neonatorum merupakan kelanjutan dari kegawatan janin atau fetal

distress intrauteri. Fetal distress adalah keadaan ketidakseimbangan

antara kebutuhan O2 dan nutrisi janin sehingga menimbulkan

perubahan metabolisme janin menuju metabolisme anaerob yang

disebabkan oleh banyak hal terutama oleh faktor risiko ibu.

Page 64: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Novia Fajarwati (2014) menunjukkan bahwa frekuensi

tertinggi pada kategori berat lahir tidak berisiko (2500-4000 gram)

sebanyak 74 kasus (84,1%) dan frekuensi terendah pada berat lahir

berisiko (<2500 gram dan >4000 gram sebanyak 14 kasus (15,9%).

Berat lahir merupakan bagian dari faktor neonatus yang dapat

menyebabkan asfiksia neonatorum dan merupakan salah satu

indikator kesehatan bayi baru lahir. Bayi berat lahir rendah dan bayi

berat lahir lebih dimasukkan dalam kelompok berisiko karena pada

bayi berat lahir rendah dan bayi berat lahir lebih menunjukkan angka

kematian dan kesehatan yang lebih tinggi daripada berat bayi lahir

cukup. Bayi berat lahir rendah dan bayi berat lahir lebih merupakan

masalah penting dalam pengelolaannya karena mempunyai

kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi, asfiksia,

ikterus dan hipoglikemi. Akan tetapi, berat badan lahir saja tidak

dapat memberi efek secara langsung terhadap terjadinya asfiksia

neonatorum dikarenakan asfiksia adalah kejadian dengan

multifaktorial (Manuaba, 2007).

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa masa

gestasi yang <37 minggu dan >42 minggu, lama persalinan yang >18

jam pada multipara dan >24 jam pada primipara, kelainan letak pada

bayi baru lahir serta berat badan bayi lahir yang <2500 gram dan

>4000 gram dapat membahayakan janin tetapi masih banyak bayi

Page 65: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

yang mengalami asfiksia padahal bukan termasuk dalam kelompok

berisiko. Hal tersebut terjadi dikarenakan faktor risiko yang dapat

memengaruhi terjadinya asfiksia bukan hanya keempat variabel di

teliti. Mungkin saja pada sampel penelitian terdapat gangguan

intrauteri yang menyebabkan terjadinya asfiksia, akan tetapi tidak

dapat diketahui oleh peneliti. Selain hal tersebut, terdapat beberapa

faktor risiko yang tidak diamati oleh peneliti yaitu faktor ibu dan faktor

janin antara lain primi tua, riwayat obstetri jelek, grande multipara,

anemia, penyakit ibu sebelum dan semasa hamil, ketuban pecah

dini, panggul sempit, infeksi intrauterine, gawat janin, kehamilan

ganda serta rendahnya fungsi plasenta akibat proses penuaan

plasenta maka pemasokan makanan dan oksigen menurun

sehingga bayi mengalami berbagai macam bahaya janin seperti

asfiksia neonatorum (Rahmawati, 2016).

Page 66: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Bayi baru lahir yang menderita asfiksia, frekuensi tertinggi pada

kategori masa gestasi ibu yang berisiko (<37 minggu dan >42

minggu) sebanyak 65 kasus (54,6%).

2. Bayi baru lahir yang menderita asfiksia, frekuensi tertinggi pada

kategori lama persalinan ibu yang berisiko ( > 18 jam multipara dan

> 24 jam primipara) sebanyak 69 kasus (58%).

3. Bayi baru lahir yang menderita asfiksia, frekuensi tertinggi pada

kategori kelainan letak yang berisiko sebanyak 64 kasus (53,8%).

4. Bayi baru lahir yang menderita asfiksia, frekuensi tertinggi pada

kategori berat lahir tidak berisiko (2500-4000 gram) sebanyak 89

kasus (74,8%).

B. Saran

1. Bagi petugas kesehatan dapat melakukan penatalaksanaan yang

tepat pada kasus asfiksia sehingga angka morbiditas dan mortalitas

bayi dapat berkurang.

Page 67: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

2. Bagi institusi pendidikan dapat menambah referensi di perpustakaan

yang berhubungan dengan pelayanan kebidanan khususnya

Asfiksia Neonatorum.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang

serupa dengan penelitian ini agar menambah jumlah variabel

penelitian sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

Page 68: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rieneka Cipta. Asri, D. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha Medika. Depkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia.

http://www.depkes.go.id.downloads.pdf. Di unduh pada tanggal 28 Januari 2017.

Dewi, V. N. L. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta :Salemba

Medika. Fajarwati, N. 2014. Hubungan Antara Berat Badan Lahir dan Kejadian

Asfiksia Neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin. Jurnal Fraser, Diane, M. Dan Cooper, M. A. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta

: EGC. Gilang. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asfiksia

Neonatorum di RSD Tugurejo Semarang. Jurnal Hidayat, A. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta : Nuha

Medika. JNPK-KR. 2008. APN. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo. Kristiyanasari, W. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak.

Yogyakarta : Nuha Medika. Lumatauw, S. 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan

Penanganan Asfiksia Berat pada Bayi Baru Lahir di Ruang NICU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Skripsi.

Manuaba, I.B.G., Chandra, M.I.A., Fajar, M.I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah

Obstetri. Jakarta : EGC. Maryunani, A. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada

Neonatus. Jakarta : Trans Info Medika. Moctar, R. 2010. Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jilid 1. Jakarta : Buku Kedokteran

EGC. Morgan, G & Hamilton, C. 2009. Obstetri dan Ginekologi : Panduan Praktik.

Jakarta : EGC

Page 69: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi

Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rieneka Cipta.

Oxorn. 2010. Patofisiologi dan Fisiologi Kehamilan. Yogyakarta : Yayasan

Essentia Medica. Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Rahma, A. 2013. Analisis Faktor Risiko Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru

Lahir di RSUD Syekh Yusuf Gowa dan RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2013. Jurnal.

Rahmawati, L. 2016. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di Ruang Medical Record RSUD Pariaman Tahun 2016. Jurnal.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press. Saifuddin, A.B. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Neonatal.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sholeh. 2008. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penertbit IDAI. Wiknjosastro, H. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. Yanti. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta :Pustaka

Rihama. Yulistyaningrum, D. 2012. Gambaran Perilaku Bidan dan Perawat dalam

Penanganan Asfiksia Ringan dan Sedang pada Bayi Baru Lahir di RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo. Karya Tulis Ilmiah.

Zakaria, A. 1999. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Asfiksia

Neonatorum pada Bayi Berat Lahir Cukup di RSUP Dr. M. Djamil Padang, FK Universitas Andalas, Padang, 43 hlm.

Page 70: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi
Page 71: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi
Page 72: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi
Page 73: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi
Page 74: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi
Page 75: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi
Page 76: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi
Page 77: IDENTIFIKASI PENYEBAB ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI … OKTARINA... · 2018. 9. 4. · ABSTRAK Identifikasi Penyebab Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Kota Kendari Sulawesi