identifikasi sistem manajemen supply chain...
TRANSCRIPT
54
BAB IV
IDENTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN SUPPLY CHAIN PADA PT. CIPUTRA SURYA, TBK
Pada bab ini, akan diuraikan mengenai tahap yang akan dilakukan pada
fase pengumpulan data deskripsi perusahaan dan pengolahan yang meliputi
penetapan ruang lingkup dan identifikasi sistem evaluasi kinerja supplier.
4.1. Profil Perusahaan
Perusahaan pada awalnya didirikan dengan nama PT. Bumi Citrasurya,
tanggal 1 Maret 1989. Pada tahun 1990, dalam Anggaran Dasar Perseroan,
perseroan ini telah diubah seluruhnya termasuk nama perseroan menjadi PT.
Citraland Surya, tanggal 28 Desember 1990. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa, setuju untuk mengubah kembali nama perseroan menjadi PT.
Ciputra Surya. Perseroan yang berkantor pusat di perumahan Kota Mandiri Citra
Raya Surabaya, jalan Taman Golf C2 No. 12A, Surabaya, telah memulai
pembangunan proyek Citra Raya Surabaya sejak Juli 1993 .
Guna memperlancar usahanya, PT. Ciputra Surya, Tbk. menjalankan
proyek-proyeknya melalui anak-anak perusahaannya. Penggunaan anak
perusahaan dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain mengenai
keterbatasan kemampuan untuk membangun pada lokasi yang berbeda dalam
waktu bersamaan dan untuk lebih mempercepat proses perijinan atau kadangkala
suatu proyek dilaksanakan dengan cara patungan dengan pihak lain yang
mempunyai persyaratan yang berbeda-beda.
Namun demikian pada dasarnya PT. Ciputra Surya, Tbk. bertanggung
jawab atas pengelolaan seluruh proyek yang dilaksanakan oleh anak perusahaan.
PT. Ciputra Surya, Tbk. memiliki secara langsung mayoritas saham dalam 11
anak perusahaan, dimana kepemilikan secara tidak langsung mayoritas saham
55
adalah 1 anak perusahaan, PT. Galaxy Citraperdana. Yang dimaksud kelompok
Ciputra Surya adalah PT.Ciputra Surya, Tbk. beserta 11 anak perusahaan.
Berikut ini struktur organisasi PT.Ciputra Surya, Tbk. beserta 11 anak perusahaan.
Sumber : (www. Ciputra.com, 2006)
Gambar 4.1. Struktur Organisasi/ Corporate Structure PT. Ciputra Surya, Tbk.
4.1.1 Kegiatan Utama PT.Ciputra Surya, Tbk.
Secara umum, kegiatan utama PT.Ciputra Surya, Tbk. adalah real estate. Real
estate adalah suatu kegiatan usaha yang membangun dan mengembangkan lahan,
mengelola dan atau menjual bangunan-bangunan perumahan, gedung perkantoran,
ruko, apartemen, pusat perbelanjaan dan bangunan lainnya. Proses
pengembangan/pembangunan lahan diawali dengan kegiatan pembebasan lahan,
56
atau membeli lahan yang sudah siap pakai. Dalam hal pembebasan lahan ijin dari
instansi-instansi yang terkait perlu diperoleh terlebih dahulu, kemudian jenis
pengembangan dirancang sesuai dengan ijin yang diberikan harus dibangun.
Besarnya prasarana yang dibangun disesuaikan dengan kebutuhan dan aturan yang
berlaku antara lain: jalan, saluran, air bersih, listrik, telepon, dan lainnya. Sarana
sendiri sesuai dengan jenis pengembangannya dapat meliputi sarana ibadah,
pendidikan, olahraga dan rekreasi, pusat perbelanjaan, pusat kesehatan dan
sebagainya. Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana dimaksudkan untuk
memberikan pelayanan bagi penghuni. Usaha real estate ini dapat pula berbentuk
usaha mengakuisisi dan pengembangan kembali properti yang sudah ada, seperti
gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel dan lain-lain kemudian menjual
atau menyewakannya.
PT.Ciputra Surya, Tbk. bergerak di bidang pembangunan perumahan real
estate, perkantoran, pertokoan, pusat niaga, lapangan golf dan pusat rekreasi
beserta fasilitasnya serta melakukan investasi baik melalui perusahaan sendiri
maupun anak perusahaan yang bergerak di bidang yang sama. Sejak tahun 1993,
PT.Ciputra Surya, Tbk. telah mengembangkan kawasan permukiman terpadu di
Surabaya Barat yang dinamakan Kota Mandiri CitraRaya. Permukiman terpadu ini
selain membangun sarana dan prasarana sebagai layaknya suatu perumahan juga
akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas-fasilitas seperti sarana pembelanjaan
dan rekreasi terpadu serta lapangan golf.
Secara garis besar jenis pengembangan yang dilakukan PT.Ciputra Surya,
Tbk. saat ini dapat dikelompokkan dalam 2 jenis pengembangan yaitu :
a. Perumahan (Real Estate)
Kelompok ini melakukan pembelian tanah-tanah yang belum
dimatangkan, kemudian mengembangkannya untuk menaikkan nilai jual tanah
tersebut antara lain dengan cara membangun prasarana dan sarana pelayanan
umum.
Penjualan tanah beserta bangunan baik berupa rumah tinggal, rumah
toko (ruko) dan rumah kantor (rukan), merupakan penghasilan bagi
57
PT.Ciputra Surya, Tbk., walau pada tahap awalnya membutuhkan investasi
yang besar untuk pembelian dan pematangan.
b. Properti dan Rekreasi
Kelompok ini melakukan pembangunan properti untuk disewakan serta
pengembangan kawasan rekreasi. Kegiatan dalam pengembangan ini dapat
menghasilkan arus kas jangka panjang, baik dalam bentuk uang sewa (dari
pusat niaga-ruko, kios-kios pasar tradisional dan outlet di pusat perbelanjaan)
dan uang jasa (dari taman rekreasi dan lapangan golf).
PT. Ciputra Surya, Tbk
Perumahan/Real Estate Properti dan Rekreasi
Gambar 4.2. Penembangan yang dilakukan PT.Ciputra Surya, Tbk.
Sumber : (Data PT. Ciputra surya, Tbk, 2006)
Dalam mengembangkan proyek-proyeknya, PT.Ciputra Surya, Tbk. selalu
mempertimbangkan faktor teknis, ekonomis serta kontribusi positif yang dapat
diberikan pada masyarakat dan lingkungan.
Dalam melakukan kegiatan usaha tersebut, PT.Ciputra Surya, Tbk.
menetapkan tiga strategi utama bagi pengembangan usahanya yaitu :
1) Memusatkan usahanya terutama pada pembangunan secara terpadu dalam
berskala besar pada lokasi-lokasi strategis, terutama pada lokasi-lokasi
strategis di Surabaya dan sekitarnya.
2) Mendirikan pusat perbelanjaan dan pusat rekreasi guna memenuhi permintaan
masyarakat akan sarana hiburan dan rekreasi yang memadai.
3) Mengembangkan kawasan komersial lain (seperti perkantoran, pusat grosir
dan sebagainya) untuk mengantisipasi perkembangan kota Surabaya menjadi
kota metropolitan.
58
Dalam menentukan kelayakan usaha pembangunan suatu proyek,
PT.Ciputra Surya, Tbk. akan melakukan penelitian yang mendalam atas lokasi
yang direncanakan dan daerah-daerah yang ada di sekitarnya serta membuat studi
kelayakan usaha yang terperinci atas proyek-proyek tersebut. Studi kelayakan,
yang pembuatannya akan melibatkan pula sejumlah perusahaan konsultan
internasional, akan memperhitungkan faktor-faktor seperti sasaran pemasaran,
proyeksi permintaan, para pesaing dan perkiraan harga jual yang akan
diberlakukan.
Setelah pembelian tanah tersebut, PT. Ciputra Surya, Tbk. membangun
fasilitas prasarana pada setiap proyeknya seperti sistem pembangunan limbah,
jalan, lampu penerangan jalan, sambungan listrik, telepon, serta fasilitas umum
lainnya. Pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas prasarana umum (seperti sistem
pembuangan limbah dan jalan) setelah pembangunan selesai akan dialihkan dan
diberikan kepada instansi pemerintah yang berwenang. Akan tetapi hal tersebut
tidak menutup kemungkinan bagi PT. Ciputra Surya, Tbk. untuk
mengoperasikannya sendiri dengan menarik iuran pelayanan bulanan dari para
penghuni, sampai pemerintah daerah setempat atau para penghuni sanggup
mengambil alih pengoperasian tersebut dari PT. Ciputra Surya, Tbk.. Sedangkan
fasilitas prasarana yang dipakai biasanya fasilitas prasarana yang disediakan oleh
pemerintah seperti sambungan telepon oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
dan sambungan tenaga listrik oleh PT. Perusahaan Listrik Negara.
PT. Ciputra Surya, Tbk. menyerahkan semua pekerjaan konstruksi atas
prasarana dan pematangan tanah kepada kontraktor melalui cara tender yaitu
mengundang sedikitnya tiga kontraktor untuk setiap tender. Beberapa kontraktor
ditunjuk berdasarkan sistem termin, yaitu suatu bentuk pelaksanaan pekerjaan
yang memperbolehkan PT. Ciputra Surya, Tbk. untuk membayar kontraktor dalam
beberapa tahap sesuai persentase penyelesaian proyek yang bersangkutan.
Pada kawasan pemukiman Kota Mandiri CitraRaya Surabaya ini, PT.
Ciputra Surya, Tbk. memberikan jasa purna-jual selama tiga bulan setelah
penyerahan bangunan bersangkutan kepada pembeli.
59
4.1.2 Lokasi Perusahaan
PT. Ciputra Surya, Tbk mengawali proyeknya pada salah satu bagian kota
Surabaya yang berbatasan dengan kota Gresik, tepatnya di daerah Lakarsantri,
Surabaya bagian Barat. Dengan luas area sekitar 1,126 hektar, proyek ini menjadi
proyek pengembangan wilayah terbesar di Jawa Timur.
Sumber : (www. Ciputra. Com, 2006)
Gambar 4.3. Denah Lokasi PT. Ciputra Surya Tbk
4.1.3 Sumber Daya Manusia
Perencanaan, penerimaan, penempatan dan pembinaan sumber daya
manusia menjadi satu kegiatan yang berkesinambungan mengingat dinamika dari
usaha. Jumlah karyawan PT. Ciputra Surya Tbk, dan anak perusahaan ± 600
orang. PT. Ciputra Surya, Tbk. sampai saat ini belum memiliki serikat pekerja.
Namun demikian PT. Ciputra Surya, Tbk. sampai saat ini belum pernah
60
mengalami sengketa perburuhan dan manajemen percaya bahwa hal tersebut
disebabkan karena hubungan yang baik antara atasan dan karyawan. PT. Ciputra
Surya, Tbk. juga selalu menjaga agar ketentuan pemerintah sebagaimana yang
ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan karyawan dapat dilaksanakan, antara lain tingkat
pendapatan pekerja diberikan diatas upah minimum regional. Sejak tahun 1991,
PT. Ciputra Surya, Tbk. dan anak perusahaan sudah mengikuti program
Jamsostek.
PT.Ciputra Surya, Tbk. menyadari pentingnya peranan sumber daya
manusia sebagai mitra dalam menjalani kegiatannya untuk mencapai keberhasilan
setiap usaha yang dijalankannya. Oleh karena itu PT. Ciputra Surya, Tbk. dengan
cermat mengembangkan strategi pengelolaan sumber daya manusia agar dapat
meningkatkan produktifitas dan pertumbuhan usaha PT. Ciputra Surya, Tbk. tanpa
meninggalkan kompetensi dan kesejahteraan dari karyawan-karyawan.
Mengingat pentingnya peranan karyawan dalam kemajuan usahanya, PT.
Ciputra Surya, Tbk. menyediakan program-program pelatihan dan pengembangan
karyawan. Program pelatihan ini dilakukan dengan jalan On Job Trainning pada
proyek yang telah berjalan atau dengan mengikutsertakan karyawan pada program
pelatihan di institusi-institusi pendidikan di luar PT. Ciputra Surya, Tbk.. Selama
tahun 1996, PT. Ciputra Surya, Tbk. telah mengikutsertakan 71 karyawannya pada
program pelatihan antara lain bidang hukum pertanahan dan pemasaran. PT.
Ciputra Surya, Tbk. secara aktif telah mengirimkan karyawan-karyawannya untuk
peninjauan proyek-proyek real estate dan properti diberbagai negara untuk
mengembangkan wawasan dan mengadakan studi perbandingan dengan proyek-
proyek PT. Ciputra Surya, Tbk.. PT. Ciputra Surya, Tbk. juga aktif mengirimkan
karyawan-karyawannya untuk mengikuti seminar-seminar yang berhubungan
dengan usaha PT. Ciputra Surya, Tbk., baik di dalam maupun luar negeri.
61
4.2. Visi dan Misi Perusahaan
4.2.1. Visi
Mengembangkan usaha bisnis di bidang properti serta bisnis lain yang
terkait di Indonesia dan sekitarnya, dengan semangat keutamaan dan inovasi
untuk menciptakan kemampuan untuk mempersembahkan sebuah kehidupan yang
lebih baik bagi masyarakat dan untuk membawa kesejahteraan dan kemakmuran
bagi pihak yang terkait.
4.2.2. Misi
Menjadi pemain utama dalam bidang bisnis properti dan industri yang
terkait, berusaha menjadi perusahaan yang terbaik, yang paling profesional dan
paling menguntungkan, untuk menjadi pilihan pertama bagi para konsumen,
investasi yang paling menguntungkan para pemegang saham, sebuah tempat kerja
yang menarik dan menantang bagi para pegawai dan untuk mewujudkan sebuah
kontribusi yang nyata untuk masyarakat dan bangsa.
4.3. Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Ciputra Surya, Tbk. memiliki sebuah Dewan Komisaris yang
beranggotakan seorang Presiden Komisaris, tiga orang Independen Komisaris, dan
seorang Komisaris. Selain itu PT. Ciputra Surya, Tbk. juga memiliki sebuah
Dewan Direksi yang beranggotakan seorang Presiden Direktur beserta 7 orang
anggota Dewan Direksi yang memiliki fungsi dan tanggung jawab sesuai dengan
kebutuhan organisasional dan menunjang operasional PT. Ciputra Surya, Tbk.
Berdasarkan keputusan Komisaris Perusahaan pada tanggal 14 Desember 2001,
para komisaris telah membentuk dan mengangkat Komite Audit yang terdiri dari
tiga orang anggota, yaitu seorang Ketua Komite dan dua orang anggota Komite.
62
Direktur
Manajer
Gambar 4.5. Bagan Struktur Organisasi PT. Ciputra surya, Tbk.
Sumber : (Data PT. Ciputra surya, Tbk, 2006)
Dalam pengelolaan organisasinya, PT. Ciputra Surya, Tbk. memiliki
seorang Direktur dan seorang Manajer Umum (General Manager) yang
membawahi delapan orang Manajer Departemen yang memiliki fungsi dan
tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan organisasional dan menunjang
operasional PT. Ciputra Surya, Tbk. Bagian-bagian dari organisasi PT. Ciputra
Surya, Tbk., yaitu :
1. Direktur
Adalah orang yang secara kolektif mengawasi pekerjaan Manajer
Umum/General Manager serta mengambil sesuatu keputusan untuk
perkembangan perusahaan.
Manajer Keuangan dan
Akuntansi
Manajer Estate
Manajer Pelayanan Konsumen
Manajer Contract
and Procurement
Manajer Teknik
Manajer Tanah
Manajer Sumber Daya
Manusia
Manajer Pemasaran
63
2. Manajer Umum (General Manager)
Adalah manajer yang secara kolektif mengemudikan dan mengawasi serta
bertanggungjawab atas jalannya perusahaan. Tugasnya antara lain:
a) Manajer Umum bersama para manajer yang diserahi pengurusan
perusahaan oleh para pemegang saham, berkewajiban menguasai,
mengemudikan dan mengelola perusahaan serta bertindak atas nama
pemegang saham untuk mengusahakan keuntungan sebesar-besarnya.
b) Melaksanakan secara efektif pembagian kerja antara para manajer.
c) Selambat-lambatnya tiga bulan sebelum tahun buku berikutnya dimulai,
wajib menyampaikan Rencana Anggaran dan Pendapatan Tahunan kepada
Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.
d) Menyampaikan Neraca dan Laporan Rugi Laba tahunan kepada Dewan
Komisaris.
3. Manajer Keuangan dan Akuntansi
Tugas dari Manajer Keuangan dan Akuntansi adalah :
a) Merumuskan dan menyelesaikan rencana kerja dan anggaran belanja dan
pendapatan perusahaan.
b) Menyiapkan dan menyelesaikan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi
Tahunan.
c) Melaksanakan administrasi keuangan perusahaan.
d) Melaksanakan pengusahaan keuangan perusahaan termasuk didalamnya
melaksanakan segala usaha pengadaan dana-dana dalam jumlah dan waktu
yang dibutuhkan serta mengawasi dan mengendalikan penggunaan dana
secara tepat.
e) Merumuskan cara-cara dan usaha-usaha untuk terciptanya organisasi
perusahaan sebagai sarana yang sejalan dengan rencana pengembangan
usaha. Bersama-sama manajer lainnya merumuskan perkiraan kebutuhan
tenaga kerja.
4. Manajer Pemasaran
Tugas Manajer Pemasaran adalah :
64
a) Mengambil langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang dipandang perlu
agar pelaksanaan tugas dan wewenang memimpin Departemen Marketing
dapat berjalan lancar.
b) Menetapkan perencanaan dan pelaksanaan penelitian serta analisa pasar
dan berdasarkan kesimpulan yang berorientasi pada hasil analisa,
mengadakan perkiraan pasar bagi produk-produk yang dihasilkan.
c) Melaksanakan kegiatan promosi pasar bagi barang-barang yang dihasilkan
yang berupa usaha untuk meningkatkan dan memantapkan pangsa pasar
yang telah ada, maupun menciptakan pasar/sasaran baru bagi produk-
produk perusahaan.
d) Merencanakan dan menetapkan target penjualan tahunan, dan atas dasar
angka target tersebut, melaksanakan kegiatan mencari lakon pemasaran
yang potensial.
e) Bersama-sama manajer proyek, menentukan forecast penjualan.
f) Menyusun laporan kerja Departemen Marketing yang antara lain berisi
tentang realisasi penjualan yang dicapai pada tahun lalu dan
membandingkan dengan target pasar yang ditetapkan.
5. Manajer Tanah
Tugas Manajer Tanah :
a) Menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan pembebasan tanah
ataupun mengurus sertifikat-sertifikat dan masalah perijinan.
6. Manajer Teknik
Tugas Manajer Teknik adalah :
a) Mengestimasikan biaya-biaya sesuai dengan schedule kerja proyek dan
prestasi kerja serta mengontrol pekerjaan yang dilakukan organisasi
proyek.
7. Manajer Pelayanan Konsumen
Tugas Manajer Pelayanan Konsumen adalah :
a) Membantu konsumen untuk mengadakan pembenahan pada bangunan
penambahan fasilitas atau pengembangan desain baru dan lain-lain
bilamana diinginkan oleh konsumen.
65
8. Manajer Sumber Daya Manusia
Tugas Manajer Sumber Daya Manusia adalah :
a) Mengadakan program latihan untuk orang yang ikut terlibat dalam
pembangunan dan pengoperasian proyek yang memiliki potensi yang baik
dengan cara dikirimkan ke lembaga training dan pendidikan di luar
perusahaan.
b) Menyeleksi dan mengarahkan para karyawan yang akan dipekerjakan
dalam proyek yang sesuai dengan keterampilan dari masing-masing
karyawan.
9. Manajer Estate
Tugas Manajer Estate adalah :
a) Melakukan penyelidikan kemungkinan pembangunan proyek dan
mengadakan pengaturan untuk penyediaan biaya proyek, pembuatan pra
desain, pra rencana, pekerjaan konstruksinya.
b) Melakukan pemeliharaan dan pengawasan terhadap proyek yang telah
selesai agar tidak cepat mengalami kerusakan-kerusakan tetapi dapat
menghasilkan laba, baik itu bangunan ataupun fasilitas-fasilitas yang ada.
10. Manajer Pengadaan dan Kontrak (Contract and Procurement)
Tugas Manajer Pengadaan dan Kontrak adalah :
a) Mengkoordinir pembelian alat tulis kantor untuk semua departemen.
b) Mengkoordinir pengadaan material yang digunakan untuk proyek
pembangunan di PT.Ciputra surya, Tbk.
c) Menetapkan dan merekrut supplier.
d) Memilih dan mengevaluasi kinerja supplier material.
e) Menetapkan dokumen/kontrak perjanjian pembelian material untuk jangka
waktu tertentu (memorandum of understanding/MOU) dengan pihak
supplier material.
f) Menetapkan sistem pembelian material yang saling menguntungkan
dengan pihak supplier material.
66
Pada penelitian kali ini, akan dilakukan identifikasi terhadap salah satu
departemen dari PT.Ciputra Surya, Tbk. yang juga memegang peranan penting
pada perusahaan yaitu departemen Pengadaan dan Kontrak. Bahasan mengenai
departemen tersebut akan ditulis pada sub-bab berikutnya.
4.4. Penentuan Ruang Lingkup
4.4.1 Ruang lingkup organisasi perusahaan yang diteliti
Untuk dapat mengidentifikasi manajemen suatu departemen pada sebuah
perusahaan, terlebih dahulu harus dipahami sistem dan kebijakan dari departemen
yang diteliti. Departemen Pengadaan dan Kontrak berada di bawah tanggung
jawab Manajer Umum (General Manager) PT.Ciputra Surya, Tbk. Bagian
tersebut adalah bagian penting yang mendukung kinerja Departemen Teknik,
dimana Departemen Pengadaan dan Kontrak bertanggung jawab terhadap
keseluruhan proses pengadaan material dan alat tulis kantor maupun kegiatan
operasional dan administrasi lainnya sesuai dengan kebutuhan.
4.4.2. Ruang Lingkup Supply Chain Management (SCM)
SCM pada hakekatnya mencakup lingkup pekerjaan dan tanggung jawab
yang luas. Supply Chain Management mencakup semua kegiatan yang yang
terkait dengan aliran material, informasi, dan uang di sepanjang supply chain.
Sistem supply chain yang ada di PT.Ciputra Surya, Tbk. meliputi kegiatan:
a) Pengembangan Produk
Lingkup pekerjaan ini mencakup kegiatan merancang produk baru,
menetapkan perencanaan dan pelaksanaan penelitian serta analisa pasar dan
berdasarkan kesimpulan yang berorientasi pada hasil analisa, mengadakan
perkiraan pasar bagi produk-produk yang dihasilkan. Departemen yang
bertanggung jawab pada lingkup kegiatan ini adalah Departemen Pemasaran.
b) Operasi/Produksi
Lingkup pekerjaannya melingkupi kegiatan pelaksanaan produksi dan
pengendalian kualitas produk. Yang bertanggung jawab atas kegiatan ini
adalah Departemen Teknik
67
c) Perencanaan dan Pengendalian
Cakupan kegiatannya meliputi peramalan permintaan produk dan
perencanaan kapasitas produksi. Yang berwenang dalam kegiatan ini adalah
Departemen Teknik.
d) Pengadaan
Pada kegiatan pengadaan cakupan pekerjaan dan tanggung jawab
meliputi kegiatan memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier, melakukan
pembelian bahan baku dan komponen, membina dan memelihara hubungan
dengan supplier. Yang memegang kewenangan dalam kegiatan ini adalah
departemen Pengadaan dan Kontrak. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek
penelitian adalah kegiatan pengadaan yang merupakan salah satu kegiatan
utama pada Supply Chain Management.
Pada kegiatan pengadaan di PT.Ciputra Surya, Tbk. terdapat dua jenis
sistem pembelian, yaitu:
1. Pembelian JIT (pembelian tepat waktu)
Sistem JIT dikembangkan untuk menghilangkan
ketergantungan pada inventory. Dengan sistem JIT, Departemen
Pengadaan dan Kontrak hanya berurusan dengan pemasok tunggal
untuk material tertentu. Hal ini berdasarkan pertimbangan untuk
memudahkan pengendalian terhadap pemasok itu. Hampir semua
material yang pengadaan diatur dengan MoU, sistem pembeliannya
menggunakan sistem JIT. Material yang pemesanannya
menggunakan sistem JIT antara lain: keramik, sanitair, genteng dan
lain-lain.
Ciri-ciri sistem pembelian JIT pada proses pengadan
material di PT.Ciputra Surya, Tbk adalah:
a. Adanya kontrak jangka panjang yang diatur dalam Mou
b. Kuantitas penyerahan dapat bervariasi tetapi tetap untuk
bentuk kontrak keseluruhan
c. Membina hubungan dengan sedikit pemasok (pemasok
tunggal) dalam lokasi yang berdekatan
68
d. Penghitungan dan inspeksi kedatangan material
dikurangi dan mungkin dihilangkan, dalam hal ini
tanggung jawab dialihkan ke pemasok
e. Pemasok dievaluasi berdasarkan pada kualitas material,
performansi penyerahan, dan harga, bukan hanya pada
harga semata.
f. Tujuan utama negosiasi dan proses kontrak adalah
untuk mencapai kualitas matarial malalui kontrak
jangka panjang dan harga yang pantas (saling
menguntungkan)
2. Pembelian Konsinyasi
Dalam sistem pembelian konsinyasi ini, PT.Ciputra Surya,
Tbk tidak menanggung resiko finansial atas penyediaan barang
yang dibeli. Yang memiliki barang selama belum dipakai oleh
PT.Ciputra Surya, Tbk adalah penjual/supplier. Penyimpanan
material yang dbeli tersebut ada pada gudang pembeli, namun
selama belum dipakai maka yang bertanggung jawab pada
kerusakan dan sebagainya adalah supplier. Yang menggunakan
sistem pembelian konsinyasi dalam proses pengadaannya adalah
material semen dan gypsum. Untuk kedua material tersebut gudang
nya terletak pada kawasan PT.Ciputra Surya, Tbk.
Ciri-ciri sistem pembelian konsinyasi pada proses pengadan
material di PT.Ciputra Surya, Tbk adalah:
a. Gudang material berada pada gudang pembeli
(PT.Ciputra Surya, Tbk.)
b. Tanggung jawab pada material selama belum digunakan
merupakan tanggung jawab penjual/supplier
Berikut ini sistem supply chain management di PT.Ciputra
Surya, Tbk.
69
Sistem
Pengadaan
Supply Chain Management di PT.Ciputra Surya, Tbk
Pengembangan Produk Operasi/Produksi
Perencanaan dan Pengendalian Pengadaan
Pembelian Just In Time Pembelian Konsinyasi
Gambar 4.6. Empat Bagian Utama dalam Perusahaan yang Terkait dengan
Sistem Supply Chain Management di PT.Ciputra Surya, Tbk.
Sumber : (Penelitian, 2006)
4.4.2. Struktur Organisasi Departemen Pengadaan dan Kontrak
Dalam pengelolaan organisasinya, Departemen Pengadaan dan Kontrak
dibawahi seorang manajer yang memiliki fungsi dan tanggung jawab sesuai
dengan kebutuhan organisasional dan menunjang operasional PT.Ciputra Surya,
Tbk. Manajer membawahi seorang sekretaris dan beberapa bagian lainnya. Tugas
dan tanggung jawab dari masing-masing bagian Departemen Pengadaan dan
Kontrak, yaitu :
1) Manajer Departemen Pengadaan dan Kontrak
a. Manager Departemen Pengadaan dan Kontrak berkewajiban
menguasai, mengemudikan dan mengelola Departemen Pengadaan dan
Kontrak serta bertindak atas nama pemegang saham untuk
mengusahakan keuntungan sebesar-besarnya.
b. Melaksanakan pembagian kerja secara efektif antara bagian Pengadaan
dan Kontrak
2) Sekretaris
70
a. Melakukan semua kegiatan klerikal (administrasi) dan surat menyurat.
3) Contract and Cost Control
a. Membuat dokumen kontrak (Memorandum Of Understanding/MOU)
b. Mengatur pelaksanaan tender untuk pemilihan kontraktor
c. Mengeluarkan SPK (Surat Perintah Kerja) untuk supplier tertentu.
d. Melakukan penagihan terhadap kontraktor yang lalai dalam malakukan
pembayaran terhadap supplier
e. Menilai kinerja supplier dan kontraktor
f. Melakukan pemilihan dan evaluasi terhadap supplier
4) Procurement
a. Melakukan pembelian alat tulis kantor untuk semua departemen
5) Quantity Surveyor
a. melakukan negosiasi dan klarifikasi terhadap supplier
6) Data Center
a. Membuat program komputer
Manajer Departemen Pengadaan dan Kontrak
sekretaris
manajer
Procurement Quantity Surveyor
Contract and Cost Control
Data center
Gambar 4.7. Bagan Struktur Organisasi Departemen Pengadaan dan Kontrak
Sumber : (wawancara, 2006)
71
4.4.3. Deskripsi Sistem Manajemen Pengadaan dan Kontrak
Untuk keperluan proyek pembangunan perumahan di suatu kawasan,
Departemen Pengadaan dan Kontrak akan menghubungi produsen atau supplier
yang menjadi rekanan atau telah terikat kontrak (Memorandum Of Understanding)
dengan PT.Ciputra Surya, Tbk. Departemen Pengadaan dan Kontrak akan
meminta bahan/material yang dibutuhkan untuk pembangunan suatu kawasan
perumahan lengkap dengan spesifikasi dan jumlah kebutuhan. Departemen
Pengadaan dan Kontrak akan mengajukan syarat-syarat kepada produsen atau
supplier yang dihubungi tersebut. Syarat-syarat tersebut antara lain mutu barang
yang terjaga dan jaminan harga yang stabil. Sebaliknya, pihak supplier juga
mengajukan berbagai persyaratan, misalnya harga yang ditawarkan hanya
mengikat selama dollar dalam kisaran tertentu dan harga bahan bakar minyak
(BBM) tidak mengalami kenaikan. Jika harga dan syarat-syarat yang diajukan
supplier telah disetujui PT.Ciputra Surya, Tbk. begitu pula sebaliknya maka,
pembuatan kontrak pembelian material atau Memorandum Of Understanding
segera dilaksanakan.
Sistem pemesanan material langsung dilakukan oleh kontraktor yang telah
memenangkan tender proyek pembangunan perumahan kepada supplier yang
ditunjuk PT.Ciputra Surya, Tbk. dengan menggunakan Purchase Order (PO).
Jumlah material yang dipesan kepada supplier telah ditentukan sebelumnya oleh
PT.Ciputra Surya, Tbk. sesuai dengan kebutuhan proyek pembangunan
perumahan pada suatu kawasan. Selanjutnya material tersebut dikirim supplier
sampai lokasi proyek dan akan diterima oleh kontraktor setelah melewati proses
inspeksi yang dibantu oleh pengawas dari PT.Ciputra Surya, Tbk.. Jika barang
sesuai dengan pesanan baik secara kuantitas maupun kualitas, maka barang akan
diterima dan disimpan dalam gudang milik kontraktor pada tempatnya masing-
masing. Jika kontraktor tidak membeli material dari supplier yang ditunjuk
PT.Ciputra Surya, Tbk. maka supplier harus memberikan informasi kepada
Departemen Pengadaan dan Kontrak dan kemudian Departemen Pengadaan dan
Kontrak akan memberikan teguran kepada kontraktor yang bersangkutan.
72
Penagihan pembayaran dilakukan supplier kepada kontraktor dengan
melengkapi dokumen penagihan sebagai berikut: faktur penjualan, faktur pajak,
surat jalan asli, copy Puchase Order. Apabila kontraktor terlambat atau lalai
melakukan pembayaran maka supplier mengubah dokumen penagihannya kepada
PT.Ciputra Surya, Tbk. dan Departemen Pengadaan dan Kontrak akan
memotongkan biaya tersebut dari tagihan kontraktor kepada PT.Ciputra Surya,
Tbk.
Proyek pembangunan perumahan
Penentuan spesifikasi material
Manajemen menghubungi supplier (pabrik/distibutor)
Pengajuan syarat-syarat dari PT.Ciputra Surya, Tbk.
Pengajuan harga dan syarat dari supplier
Harga dan syarat diterima oleh PT.Ciputra Surya, Tbk.
Proses Penyusunan MOU
Gambar 4.8. Deskripsi Sistem Pengadaan Material
Sumber : (wawancara, 2006)
73
4.5. Identifikasi Sistem Manajemen Pengadaan Perusahaan
Tahapan ini merupakan tahapan yang paling penting dalam
mengidentifikasi sistem manajemen pengadaan material di PT. Ciputra Surya,
Tbk. Dalam tahapan ini akan diketahui pihak yang terlibat dalam pemilihan
supplier sampai proses pengadaan material. Penyajian data tersebut dibuat bentuk
Cross Fuctional Diagram. Pengidentifikasian secara komperehensif menggunakan
proses yang terstruktur dan sistematis sangat diperlukan pada tahap ini. Karena
ditakutkan bila terdapat bagian yang penting/urgent yang belum teridentifikasi
maka proses pengidentifikasian akan mengalami ketidaksesuaian. Oleh karena itu
proses identifikasi harus memasukkan semua proses yang terkait dengan sistem
pengadaan, yang terkontrol oleh perusahaan maupun tidak.
Metode yang dipergunakan dalam mengidentifikasi sistem pengadaan di
PT. Ciputra Surya, Tbk. adalah :
a) Wawancara dengan pihak yang kompeten
Wawancara dilakukan terhadap pihak yang bertanggung jawab terhadap
manajemen Departemen Pengadaan dan Kontrak, yaitu bagian Contract
and Cost Control. Dari wawancara ini dapat diketahui gambaran sistem
manajemen Pengadaan dan Kontrak di PT. Ciputra Surya, Tbk,
termasuk didalamnya adalah evaluasi kinerja supplier.
b) Telaah dokumen Departemen Pengadaan dan Kontrak
Dokumen Departemen Pengadaan dan Kontrak berisi report / laporan
evaluasi kinerja supplier, flow chart aktivitas departemen serta data lain
yang terkait dengan manajemen Pengadaan dan Kontrak. Data yang ada
kita telaah dan kaji, sehingga kita bisa melakukan analisa.
c) Melakukan analisa sistem yang diamati
Dari hasil wawancara serta telaah dokumen kita dapat menggambarkan
sistem manajemen Pengadaan dan Kontrak di PT. Ciputra Surya, Tbk,.
Gambaran sistem disajikan dalam bentukCross functional Diagram. Dari
Cross Functional Diagram ini kita dapat mengidentifikasi sistem
manajemen Departemen Pengadaan dan Kontrak di PT. Ciputra Surya,
Tbk.
74
Perencanaan Pengadaan / Procurement Pelaksanaan Pembayaran
PT. Ciputra Surya, Tbk
/Owner
(Dept. Pengadaan dan
Kontrak)
Supplier / nominated Supplier
Kontraktor
Menentukan Kontraktor dan menghubungisupplier
Pengajuan syarat dari Owner
Owner menerima syarat dari supplier
Supplier mengajukan syarat kepada Owner
Pembuatan MOU
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembelian
Memenuhi permintaan material dari kontraktor
Melakukan pemesanan material sesuai spesifikasi
Material diterima
Melakukan pembayaran kepada supplier
Melakukan pengawasan terhadap pembayaran material
Penentuan spesifikasi material / bahan baku
Gambar 4.9. Cross Functional Diagram di PT. Ciputra Surya, Tbk.
75
Berikut adalah penjelasan dari Cross Functional Diagram Sistem
Manajemen Pengadaan material di PT. Ciputra Surya, Tbk.
1. Pemilihan Supplier
Memilih supplier merupakan kegiatan yang strategis bagi
manajemen pengadaan material, terutama bila supplier tersebut akan
memasok item yang kritis dan atau akan digunakan dalam jangka panjang
sebagai supplier yang penting.
Salah satu bagian dari Departemen Teknik yang berwenang untuk
memberikan masukan untuk menentukan supplier mana yang akan terpilih
adalah divisi Arsitektur. Divisi Arsitektur adalah bagian yang menentukan
spesifikasi material yang akan dipakai. Berdasarkan spesifikasi material
inilah supplier yang mengajukan penawaran pada PT. Ciputra Surya, Tbk.
melalui Departemen Kontrak dan Pengadaan dievaluasi dan dipilih.
Dalam pemilihan supplier, Departemen Kontrak dan Pengadaan
mendata supplier yang mengajukan penawaran kepada PT. Ciputra Surya,
Tbk. dan supplier tersebut memenuhi spesifikasi. Bila dibutuhkan maka
Departemen Kontrak dan Pengadaan akan mencari supplier yang
memenuhi spesifikasi, misalnya dari iklan, brosur dan lain-lain. Penentuan
supplier yang terpilih sepenuhnya menjadi kewenangan Departemen
Kontrak dan Pengadaan.
Bagi supplier material non MoU, pemilihannya diserahkan kepada
kontraktor dan supplier tersebut tidak terikat kontrak dan perjanjian
dengan PT. Ciputra Surya, Tbk.
2. Perencanaan
Ketika ada rencana pembangunan suatu komplek perumahan di
kawasan PT. Ciputra Surya, Tbk., maka bagian arsitektur akan
menentukan spesifikasi material di kawasan yang direncanakan tersebut.
Departemen Kontrak dan Pengadaan akan mengajukan data supplier yang
menjadi rekanan PT. Ciputra Surya, Tbk. kepada bagian arsitektur. Bagian
arsitektur akan menentukan spesifikasi material dari supplier mana yang
akan digunakan.
76
3. Pengadaan / Procurement
Setelah spesifikasi ditentukan maka Departemen Kontrak dan
Pengadaan akan menawarkan proyek pengadaan materialnya kepada
supplier yang telah terpilih dan telah menjadi rekanan PT. Ciputra Surya,
Tbk.
Supplier yang dihubungi akan mengajukan persyaratannya kepada
PT. Ciputra Surya, Tbk. misalnya harga yang ditawarkan hanya mengikat
selama dollar dalam kisaran tertentu dan harga bahan bakar minyak
(BBM) tidak mengalami kenaikan dan PT. Ciputra Surya, Tbk juga akan
mengajukan syarat kepada supplier yang bersangkutan, syarat-syarat
tersebut antara lain mutu barang yang terjaga dan jaminan harga yang
stabil. Jika harga dan syarat-syarat yang diajukan supplier telah disetujui
PT.Ciputra Surya, Tbk. begitu pula sebaliknya maka, pembuatan kontrak
pembelian material atau Memorandum Of Understanding segera
dilaksanakan.
4. Pelaksanaan
Sistem pemesanan material langsung dilakukan oleh kontraktor yang
telah memenangkan tender proyek pembangunan perumahan kepada
supplier yang ditunjuk PT.Ciputra Surya, Tbk. dengan menggunakan
Purchase Order (PO). Jumlah material yang dipesan kepada supplier telah
ditentukan sebelumnya oleh PT.Ciputra Surya, Tbk. sesuai dengan
kebutuhan proyek pembangunan perumahan pada suatu kawasan.
Selanjutnya material tersebut dikirim supplier sampai lokasi proyek dan
akan diterima oleh kontraktor.
Jika kontraktor tidak membeli material dari supplier yang ditunjuk
PT.Ciputra Surya, Tbk. maka supplier harus memberikan informasi
kepada Departemen Kontrak dan Pengadaan dan kemudian Departemen
Kontrak dan Pengadaan akan memberikan teguran kepada kontraktor yang
bersangkutan.
77
5. Inspeksi Material
Jika material telah dikirimkan supplier maka material akan melewati
proses inspeksi yang dibantu oleh pengawas dari PT.Ciputra Surya, Tbk.. Jika
barang sesuai dengan pesanan baik secara kuantitas maupun kualitas, maka
barang akan diterima dan disimpan dalam gudang milik kontraktor pada
tempatnya masing-masing. Aliran/proses distribusi material dapat dilihat pada
Lampiran H.
6. Pembayaran
Penagihan pembayaran dilakukan supplier kepada kontraktor dengan
melengkapi dokumen penagihan sebagai berikut: faktur penjualan, faktur
pajak, surat jalan asli, copy Puchase Order. Apabila kontraktor terlambat atau
lalai melakukan pembayaran maka supplier mengubah dokumen
penagihannya kepada PT.Ciputra Surya, Tbk. kemudian Departemen Kontrak
dan Pengadaan akan memotongkan biaya tersebut dari tagihan kontraktor
kepada PT.Ciputra Surya, Tbk.
7. Evaluasi Supplier
Evaluasi supplier di PT.Ciputra Surya, Tbk. dilakukan secara periodik
setiap 6 bulan sekali dan hasilnya disampaikan kepada supplier tersebut
sehingga mereka dapat melakukan usaha perbaikan terhadap kinerja secara
terus menerus. Kriteria penilaian kinerja supplier ditentukan oleh Departemen
Kontrak dan Pengadaan. Yang melakukan penilaian kinerja supplier adalah
para kontraktor yang menjadi rekanan PT.Ciputra Surya, Tbk.. Penilaian
dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh Departemen
Kontrak dan Pengadaan. Hasil penilaian tersebut kemudian dianalisa oleh
Departemen Kontrak dan Pengadaan. Kemudian supplier akan menerima
report/laporan dari kinerja mereka. Jika supplier mengetahui kinerja mereka
sedang diukur, supplier akan memunculkan kinerja mereka secara optimal
dibanding bila mereka tidak sadar jika kinerja mereka diukur. Dengan
berkembangnya kinerja supplier maka akan meningkatkan kinerja perusahaan.
78
4.6. Identifikasi Tanggapan Manajemen terhadap Permasalahan
Setelah sistem Pengadaan dan Kontrak dideskripsikan, maka selanjutnya
dilakukan identifikasi untuk mencari permasalahan-permasalahan apa yang dapat
terjadi di masa yang akan datang, yang mengganggu pencapaian tujuan
departemen atau sistem yang sudah ada.
Tabel 4.1. Tanggapan Manajemen terhadap Permasalahan
No. Permasalahan Tanggapan Manajemen
1. Terdapat kontraktor yang
tidak melakukan pemesanan
kepada supplier yang
ditunjuk oleh Departemen
Pengadaan dan Kontrak
Segera memberikan teguran kepada kontraktor
yang bersangkutan
2. Apabila terdapat supplier
yang terlambat melakukan
penyerahan material kepada
kontraktor
Memberikan peringatan atau teguran kepada
supplier yang bersangkutan. Keterlambatan
penyerahan material tersebut merupakan kondite
supplier yang akan menjadi bahan evaluasi
perpanjangan MOU selanjutnya.
3. Apabila ada keterlambatan
pembayaran oleh kontraktor
kepada supplier
Memberikan teguran atau peringatan kepada
kontraktor. Jika keterlambatan melampaui batas
waktu tertentu, maka manajemen akan
memotongkan langsung biaya tersebut dari
tagihan kontraktor kepada manajemen atau
mengubah Dokumen Penagihan kepada pihak
manajemen dan manajemen akan akan
memotongkan biaya tersebut dari tagihan
kontraktor kepada manajemen disertai denda.
4. Jika jumlah barang/produk
yang dipesan kontraktor
kepada supplier tidak sesuai
dengan ketentuan dan
kesepakatan dengan pihak
Memberikan teguran atau peringatan kepada
kontraktor
79
manajemen
5. Kualitas barang atau material
yang datang tidak sesuai
dengan penawaran awal yang
diajukan supplier
Memberikan teguran atau peringatan kepada
supplier dan supplier wajib mengganti barang
atau material yang sesuai dengan penawaran
awal. Sebagai konsekuensinya, kemungkinan
yang bersangkutan tidak lagi menjadi rekanan PT.
Ciputra Surya, Tbk. untuk periode berikutnya.
Sumber : (Wawancara, 2006)
4.7. Sistem Pemilihan dan Evaluasi Supplier
4.7.1. Sistem Pemilihan Supplier
Memilih supplier merupakan kegiatan strategis, terutama apabila supplier
tersebut akan memasok item yang kritis dan atau akan digunakan dalam jangka
panjang sebagai supplier penting. Manajemen PT. Ciputra Surya, Tbk.
memutuskan menggunakan supplier material tunggal yang terletak pada lokasi
geografis yang berdekatan dengan PT.Ciputra Surya, Tbk. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan kunjungan kepada supplier dan memberikan bantuan teknis kepada
kontraktor bila terjadi keluhan terhadap produk, serta menciptakan pemahaman
yang lebih baik dan cepat terhadap kebutuhan kualitas material yang dibutuhkan
kontraktor. Keuntungan lain dari pemilihan supplier tunggal adalah PT. Ciputra
Surya, Tbk bisa memperoleh potongan harga yang lebih banyak karena membeli
dalam jumlah besar. Dengan supplier tunggal bisa diperoleh kualitas barang yang
seragam dan dapat mempermudah pengendalian supplier.
4.7.2. Prosedur Seleksi dan Evaluasi Supplier
Dalam penelitian ini tidak akan dibedakan antara jenis produk lokal dan
ekspor karena pada dasarnya kedua jenis ini adalah sama karena dapat disuplai
oleh supplier sama pula. Material diklasifikasikan berdasarkan jenis produk dan
karakteristik spesifikasi jenis produk. Pengklasifikasian ini bertujuan untuk
memudahkan perusahaa dalam menyuplai material dengan memfokuskan pada
beberapa supplier untuk tiap jenis material, namun masing-masing supplier
80
merupakan supplier tunggal untuk tiap material dengan karakteristik spesifikasi
jenis produk.
N Y N Y Sumber : (wawancara, 2006)
Persiapan Seleksi
Profil Supplier
Start
Pelaksanaan Seleksi
Nilai
Daftar Supplier yang Disetujui
Persiapan Evaluasi
Pelaksanaan Evaluasi
Nilai
Daftar Supplier Terpilih
Ditolak
Stop
Gambar 4.10. Prosedur Seleksi dan Evaluasi Supplier
81
4.7.3. Jenis-Jenis Supplier yang Ada di PT. Ciputra Surya, Tbk
Secara garis besar, di PT. Ciputra Surya, Tbk terdapat dua sumber
pembelian, yaitu sumber pembelian utama atau sumber primer yang merupakan
pembuat barang dan sumber sekunder yang merupakan para perantara seperti
distributor, perwakilan pabrik, pengencer, dan broker.
a) Sumber Primer
PT. Ciputra Surya, Tbk menggunakan sumber primer/pembuat
barang berjenis manufaktur ukuran sedang yang cukup banyak terdapat di
pasaran. Dengan supplier yang merupakan sumber utama, PT. Ciputra
Surya, Tbk akan memperoleh beberapa keuntungan, misalnya harga cukup
kompetitif pada tingkat resiko tertentu dan mendapatkan kesempatan
untuk berhubungan erat dalam jangka waktu yang panjang. Namun juga
ada kerugian dari penggunaan supplier jenis ini yaitu terdapat beberapa
masalah kultural yang harus diatasi. Sesungguhnya PT. Ciputra Surya, Tbk
menginginkan semua material dipasok dari semua sumber utama karena
harganya akan lebih murah, tapi kebanyakan perusahaan/produsen tidak
menginginkan pembelian dalam skala kecil. Jalan keluar dari masalah ini
adalah menjalin kerjasama dengan supplier sekunder.
b) Sumber Sekunder
Terdapat dua jenis sumber sekunder yang ada di PT. Ciputra Surya,
Tbk yaitu distributor dan perwakilan pabrik. Distributor bertugas untuk
membeli dan menjual kembali barang tersebut kepada PT. Ciputra Surya,
Tbk, sedangkan perwakilan pabrik memiliki kewenangan untuk menerima
pesanan atas nama pabrik.
4.7.3. Keputusan pembuatan gudang atau pabrik di dalam kawasan PT. Ciputra
Surya, Tbk
PT. Ciputra Surya, Tbk lebih menekankan pada hubungan dengan
pemasok lokal yang melakukan pengiriman dalam jumlah kecil pada basis
lebih sering dengan koordinasi yang lebih erat. Pada pelaksanaannya,
82
terdapat satu sumber primer yang merupakan perwakilan pabrik/produsen
yang memutuskan untuk membangun gudang di kawasan PT. Ciputra
Surya, Tbk. Pihak supplier mengambil keputusan ini karena material yang
disuplai merupakan material yang utama dalam proyek pembangunan
perumahan. Dengan membangun gudang di kawasan PT. Ciputra Surya,
Tbk, supplier dapat menghemat ongkos transportasi karena supplier tidak
perlu berulangkali mengantarkan material setiap kali ada pesanan dari
kontraktor. Supplier hanya perlu mengantarkan material jika stok di
gudang supplier telah habis. Dengan pembangunan gudang di kawasan
PT. Ciputra Surya, Tbk, pihak PT. Ciputra Surya, Tbk juga akan
mendapatkan berbagai keuntungan, misalnya adanya potongan harga
untuk harga satuan material, mempermudah proses pengadaan material
jika sewaktu-waktu ada pesanan mendadak dari kontraktor adanya dan
tanggung jawab penuh dari supplier terhadap kualitas material yang ada di
gudang supplier. Hal ini dikarenakan tanggung jawab terhadap kualitas
material baru akan berpindah jika material telah sampai ke tangan
kontraktor. Hal ini juga yang mendasari sumber primer selaku pembuat
barang untuk membuat pabrik di dalam kawasan PT. Ciputra Surya, Tbk.
Tabel 4.2. Daftar Supplier yang Terikat MOU dengan PT.Ciputra Surya, Tbk.
No. Supplier Spesifikasi Jenis Supplier
Keramik
1. Grahamitra Gita Lestarindo Asia Tile (distributor) Sekunder
2. Satya Langgeng Sentosa Keramik Roman Sekunder
3. Adyabuana Persada Keramik Milan Sekunder
Sanitair dan Pipa
1. Halmar Bathtub-Halmar Primer
2. CV. Mekar Jaya Abadi Sanitair AMSTAAD (distributor) Sekunder
3. CV. Makmur Jaya Sanitair SCALA (distributor) Sekunder
4. Surya Pertiwi Sanitair TOTO Sekunder
5. Panca Wira Dharma Septic Tank, Bak Mandi Sekunder
83
6. CV. Aria Dasaka Putra Wavin PVC (distributor) Sekunder
Cat
1. Mowilek Cat Dinding dan Cat Kayu Primer
2. Propan Raya Cat Dinding dan Cat Kayu Primer
3. ICI Cat Dinding dan Cat Kayu Primer
Besi
1. Kencana Mulia Steel Distributor Besi Sekunder
Genteng
1. CV. Cahaya Purnama Genteng Cahaya Purnama Primer
2. Jawa Beton Genteng Jawa Beton Primer
3. Satya Djaya Raya Trading Coy Genteng Kanmuri Primer
4. UD. Cahaya Harapan M-Class (distributor) Sekunder
Plafond
1. UD. Jaya Abadi Jayaboard Gypsum (distributor) Primer
2. PT. Wings Surya Elephant Gypsum Primer
Accessories
1. Nico Nusa Trade Kunci Pintu dan Accessories Sekunder
Semen
1. Janti Sarana Material Beton Semen Gresik (distributor) Sekunder
Sumber : (Data Departemen Pengadaan dan Kontrak)
4.8. Sistem Perjanjian Kontrak Pembelian Material / Memorandum Of
Understanding (MOU)
4.8.1. Jenis Kontrak Perjanjian Pembelian
Perjanjian pembelian yang dilakukan oleh Departemen Kontrak dan
Pengadaan merupakan kontrak pembelian jangka panjang. Jangka waktu kontrak
yang disetujui oleh masing-masing supplier beragam. Ada supplier yang
mengajukan kontrak untuk 3 bulan atau 6 bulan perjanjian atau bahkan lebih.
Yang menjadi pertimbangan perbedaan jangka waktu tersebut adalah adanya
fluktuasi atau naik turunnya mata uang serta harga BBM yang seringkali
mengalami peningkatan. Dalam kontrak perjanjian pembelian material tidak
84
disebutkan jumlah total dari nilai pembelian, namun hanya disebutkan harga
satuan material. Harga satuan yang digunakan adalah kontrak dengan harga tetap
(fixed price contract), dimana harga yang diperjanjikan tidak berubah.
4.8.2. Deskripsi Sistem Perjanjian Pembelian Material
Sistem pembelian yang digunakan oleh manajemen PT.Ciputra Surya,
Tbk. adalah sistem pembelian Just In Time (JIT) atau sistem pembelian Tepat
Waktu. Sistem pembelian Just In Time adalah suatu sistem pembelian dimana
material yang dipesan diantarkan sesaat sebelum proses pelaksanaan pekerjaan
dimulai. Dengan sistem ini diharapkan tidak ada material yang tertumpuk di
lapangan sehingga mutu material tetap terjaga dan kualitas produk yang
dihasilkan juga akan terjaga, selain itu kontraktor juga tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk inventory/persediaan. Dalam sistem pembelian ini kontraktor tidak
perlu melakukan inspeksi terhadap material yang dikirimkan, karena supplier
bertanggung jawab penuh terhadap kualitas material sehingga inspeksi
penerimaan dapat dikurangi dan mungkin dapat dihilangkan. Dalam
pelaksanaannya di lapangan pengawas dari PT.Ciputra Surya, Tbk. tetap
melakukan inspeksi material yang dikirim supplier. Inspeksi dilakukan bukan
terhadap kualitas dan kuantitas material, namun hanya pada kesesuaian material
yang ada dengan spesifikasi yang disyaratkan PT.Ciputra Surya, Tbk. kepada
kontraktor.
Selain sistem JIT, PT. Ciputra Surya, Tbk. juga menggunakan sistem
pembelian atas dasar konsinyasi. Kebijakan pembelian ini menyebabkan
perusahaan tidak perlu menyimpan barang dalam persediaan, sehingga tidak perlu
terkena biaya penyimpanan. Dalam sistem pembelian ini, pembeli tidak
menanggung resiko finansial atas penyediaan barang yang dibeli. Yang
bertanggung jawab terhadap barang selama belum dipakai oleh pembeli adalah
penjual, namun barang disimpan di gudang pembeli. Hal ini menguntungkan
kedua belah pihak. Bagi pembeli, tidak ada resiko penambahan biaya untuk
persediaan. Bagi penjual, hal ini merupakan penghematan untuk biaya transportasi
85
karena penjual tidak perlu terlalu jauh untuk memenuhi permintaan pembelian.
Berikut ini daftar supplier berdasarkan jenis sistem pembeliannya.
Tabel 4.3. Daftar Supplier Berdasarkan Sistem Pembeliannya
No. Supplier Spesifikasi Sistem Pembelian
Keramik
1. Grahamitra Gita Lestarindo Asia Tile (distributor) JIT
2. Satya Langgeng Sentosa Keramik Roman JIT
Sanitair dan Pipa
1. Halmar Bathtub-Halmar JIT
2. CV. Mekar Jaya Abadi Sanitair AMSTAAD (distributor) JIT
3. CV. Makmur Jaya Sanitair SCALA (distributor) JIT
4. Surya Pertiwi Sanitair TOTO JIT
5. Panca Wira Dharma Septic Tank, Bak Mandi JIT
6. CV. Aria Dasaka Putra Wavin PVC (distributor) JIT
Cat
1. Mowilek Cat Dinding dan Cat Kayu JIT
2. Propan Raya Cat Dinding dan Cat Kayu JIT
Besi
1. Kencana Mulia Steel Distributor Besi JIT
Genteng
1. Jawa Beton Genteng Jawa Beton JIT
2. Satya Djaya Raya Trading Coy Genteng Kanmuri JIT
3. UD. Cahaya Harapan M-Class (distributor) JIT
Plafond
1. UD. Jaya Abadi Jayaboard Gypsum (distributor) Konsinyasi
2. PT. Wings Surya Elephant Gypsum JIT
Accessories
1. Nico Nusa Trade Kunci Pintu dan Accessories JIT
Semen
1. Janti Sarana Material Beton Semen Gresik (distributor) Konsinyasi
Sumber : (Data Departemen Pengadaan dan Kontrak)
86
Jangka waktu kontrak perjanjian pembelian yang disusun berkisar antara 3
bulan sampai 1 tahun. Jika kontrak telah habis maka kontrak ini dapat
diperbaharui lagi atau tidak, sesuai kesepakatan kedua belah pihak. Kesepakatan
pembelian menggunakan sistem Blanket Purchase Order dimana dalam
perjanjian, pembelian ditetapkan dalam volume besar namun pengiriman diatur
secara bertahap sesuai dengan permintaan kontraktor. Kontraktor juga
menetapkan kesepakatan dengan supplier pada tingkat kuantitas material berapa
akan diserahkan termasuk waktu pemasokan. Kesepakatan jangka panjang ini
akan menjamin komitmen dari supplier untuk menerapkan sistem Just In Time
dan supplier akan memberikan diskon atau potongan harga terhadap pembelian
dalam volume besar tersebut. Selain potongan harga, supplier juga memberikan
pelayanan pengiriman material sampai ke lokasi proyek. Hal ini berarti
penghematan bagi kontraktor, karena tidak ada penambahan biaya transportasi.
4.8.3. Deskripsi Sistem Penyusunan Kontrak Perjanjian Pembelian Material
Dalam proses pelaksanaan pembelian material, kewenangan manajemen
PT.Ciputra Surya, Tbk. hanyalah sebagai pihak yang melakukan evaluasi dan
pemilihan supplier serta sebagai pihak yang menyusun kontrak perjanjian jual beli
dengan supplier material. Mengenai jumlah dan waktu penyerahan menjadi
kewenangan kontraktor sedangkan manajemen PT.Ciputra Surya, Tbk. hanya
sebagai pengontrol pelaksanaan proses pembelian.
Pada proses penyusunan kontrak perjanjian pembelian kedua belah pihak,
yaitu manajemen PT.Ciputra Surya, Tbk. dan supplier material, masing-masing
pihak mengajukan persyaratan saat proses negosiasi berlangsung. Hal ini
bertujuan untuk mencapai kualitas material yang diinginkan melalui kontrak
jangka panjang dan dengan harga yang pantas (saling menguntungkan).
Penandatanganan kontrak dilakukan oleh kedua belah pihak dengan disertai saksi
dari kedua belah pihak pula. Surat perjanjian ini memiliki kekuatan di mata
hukum karena disertakan materai dalam proses pengesahannya.
87
4.9. Key Performance Indicator (KPI)
Dalam pelaksanaan operasional perusahaan, manajemen PT.Ciputra Surya,
Tbk. mempunyai suatu alat ukur dalam menilai performansi dari masing-masing
departemen terhadap performansi perusahaan yang dituangkan dalam Key
Performance Indicator (KPI) Corporate. Berikut adalah KPI Corporate yang
menjadi alat ukur kinerja dari Departemen Pengadaan dan Kontrak.
Tabel 4.4. KPI Corporate Departemen Pengadaan dan Pergudangan
DESKRIPSI AKTIVITAS KPI TARGET
1. Diskon/potongan harga dari
supplier
Pengurangan terhadap
total nilai kontrak yang
diberikan kontraktor
Harga yang ditawarkan
supplier kurang dari
harga yang ada di
pasaran
2. Pengiriman material tepat waktu
dan Kuantitasnya.
Proyek pembangunan
perumahan dapat selesai
pada waktu yang
ditetapkan Owner
Tidak tejadi
keterlambatan terhadap
kedatangan material
dan kesalahan jumlah
material yang
dikirimkan
3. Kualitas material yang dikirimkan
supplier sesuai dengan penawaran
awal supplier
Terjaganya mutu produk
(real estate) yang
dihasilkan
Tidak ada material
dengan kualitas yang
tidak sesuai dengan
penawaran awal
4. Terjadi kekurangan/pesanan
material yang mendadak dari
kontraktor
Tidak terjadi
keterlambatan terhadap
jadwal proyek
Respon/tanggapan
supplier terhadap
keluhan dari
kontraktor
5. Pengiriman stok material dengan
penjadwalan yang sistematis
Terjaganya kualitas
produk yang dihasilkan
Tidak terjadi
penumpukan material
yang berlebihan di
lapangan
Sumber : (wawancara, 2006)
Selain penilaian dari manajemen PT.Ciputra Surya, Tbk, pihak-pihak
yang terkait dengan performansi Departemen Pengadaan dan Kontrak yaitu
88
supplier dan kontraktor juga menilai kinerja dari masing-masing bagian yang
terkait dengan Departemen Pengadaan dan Kontrak. Penilaian tersebut dituangkan
dalam suatu daftar penilaian kinerja. Sebagai kontrol, maka supplier dan
kontraktor juga memberikan penilaian terhadap kinerja manajemen PT.Ciputra
Surya, Tbk.
Manajemen PT.Ciputra Surya, Tbk. melalui Manajer Pengadaan dan
Kontrak juga memberikan penilaian terhadap kinerja masing-masing karyawan
Departemen Pengadaan dan Kontrak. Penilaian terhadap kinerja tersebut
dilakukan dengan sistem Balance Score Card. Hasil dari penilaian tersebut hanya
diketahui oleh manajer departemen serta pihak manajemen PT.Ciputra Surya,
Tbk.
Berikut adalah daftar penilaian yang diberikan kepada kontraktor dan
supplier yang menjadi alat ukur kinerja dari masing-masing bagian yang terkait
dengan performansi Departemen Pengadaan dan Kontrak.
Tabel 4.5. Kriteria Penilaian Kontraktor terhadap Kinerja Supplier
Deskripsi item yang dievaluasi Baik Cukup Kurang Harga
Pelayanan (respon terhadap komplain)
Ketersediaan barang
Kemudahan pemesanan barang
Informasi produk
Supervisi lapangan
Garansi
Cara pembayaran
Mutu produk
MOU perlu dilanjutkan (Y/T)
Kerjasama secara umum
Sumber : (Data Departemen Pengadaan dan Kontrak, 2006)
Tabel 4.6. Kriteria Penilaian Supplier terhadap Kinerja Kontraktor
Deskripsi item yang dievaluasi Baik Cukup Kurang
Ketepatan pembayaran
89
Jangka waktu antara order dan pengiriman
Penerimaan barang di lapangan
Aplikasi terhadap cara pemakaian
Respon terhadap informasi produk
Respon terhadap komplain
Komitmen Kontraktor terhadap pengambilan barang
Kerjasama secara umum
Sumber : (Data Departemen Pengadaan dan Kontrak, 2006)
Tabel 4.7. Kriteria Penilaian Kontraktor/Supplier terhadap Kinerja Manajemen
PT.Ciputra Surya, Tbk.
Deskripsi item yang dievaluasi Baik Cukup Kurang
Harga
Informasi tentang MOU
Respon terhadap komplain
Sosialisasi MOU
Proses dan hasil negosiasi
Kerjasama secara umum
Sumber : (Data Departemen Pengadaan dan Kontrak, 2006)
Setelah masing-masing pihak yang terkait mengisi tabel penilaian terhadap
pihak yang bersangkutan, maka pihak manajemen PT. Ciputra Surya, Tbk. akan
menyampaikan hasil penilaian tersebut kepada pihak yang dinilai. Hasil penilaian
tersebut digunakan untuk menilai dan meningkatkan kinerja bagian yang
bersangkutan. Hasil tersebut juga digunakan pihak manajemen PT. Ciputra Surya,
Tbk. untuk mengambil keputusan tentang perpanjangan atau bahkan pemutusan
kontrak dengan pihak supplier.
4.10. Identifikasi Sistem Evaluasi Kinerja Supplier di PT. Ciputra Surya, Tbk.
4.10.1. Umum
Evaluasi kinerja supplier dilakukan untuk mengetahui performa supplier
dari waktu ke waktu. Selain itu penilaian kinerja ini penting dilakukan sebagai
90
bahan evaluasi yang nantinya bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja
supplier atau sebagai pertimbangan perlu tidaknya mencari supplier alternatif.
Penilaian yang dilakukan merupakan penilaian yang cukup sederhana yang
berfungsi untuk mengetahui skala kinerja tiap supplier (Cukup-Baik dan Cukup-
Kurang). Yang melakukan penilaian untuk supplier adalah para kontraktor. Setiap
6 bulan, setiap supplier dinilai berdasarkan faktor kinerja yang sudah disiapkan
oleh Departemen Kontrak dan pengadaan material. Penilaian yang diberikan
hanyalah penilaian yang sifatnya kualitatif (Baik, Cukup, Kurang). Pada penilaian
kinerja supplier di PT. Ciputra Surya, Tbk, semua kriteria penilaian yang ada
dianggap memiliki bobot yang sama.
4.10.2. Identifikasi Kriteria Evaluasi Kinerja Supplier Material
Penentuan atribut/kriteria evaluasi kinerja supplier material di PT. Ciputra
Surya, Tbk adalah menjadi tanggung jawab dan kewenangan Departemen
Pengadaan dan Kontrak. Terdapat 9 item kriteria evaluasi kinerja yang dijadikan
acuan untuk menentukan performa kerja supplier material di PT. Ciputra Surya,
Tbk. Dalam kuisioner evaluasi kinerja supplier terdapat dua item pertanyaan yang
bukan merupakan item kriteria evaluasi kinerja supplier. Item tersebut
menanyakan apakah MoU perlu diteruskan dan bagaimana kerjasama secara
keseluruhan. Kedua item tersebut merupakan item yang sifatnya untuk
mendukung 9 item kriteria evaluasi supplier. Bila seorang supplier mengisi item
kuisioner –apakah MoU perlu dilanjutkan- dengan jawaban –tidak-, sedangkan
kontraktor tersebut mengisi 9 item kriteria evaluasi kinerja supplier dengan
jawaban yang cukup baik(mengenai kinerja supplier yang bersangkutan ), maka
hal ini perlu dipertanyakan kembali. Kemungkinan yang terjadi adalah adanya
permasalahan yang sifatnya personal antara kontraktor dengan supplier tersebut.
Menanggapi permasalahan tersebut, Departemen Pengadaan dan Kontrak tidak
dengan serta merta memutuskan jalinan kerjasama dengan supplier tersebut,
melainkan menjembatani antara kedua belah pihak agar dapat menemukan solusi
dari permasalahan tersebut. Namun jika semua atau hampir seluruh kontraktor
menilai buruk performa kerja seorang supplier dan tidak menginginkan
91
diteruskannya MoU, Departemen Pengadaan dan Kontrak akan mengundang
supplier yang bersangkutan dan mengecek apakah kejadian tersebut memang
benar. Jika benar, maka akan diambil keputusan untuk memutuskan kontrak
kerjasama dengan supplier yang bersangkutan. Berikut ini 9 item kriteria evaluasi
kinerja supplier serta 2 item kriteria pendukung pengambilan keputusan.
Tabel 4.8. Kuisioner Evaluasi Kinerja Supplier
Deskripsi item yang dievaluasi Penilaian Harga
Pelayanan (respon terhadap komplain)
Ketersediaan barang
Kemudahan pemesanan barang
Informasi produk
Supervisi lapangan
Garansi
Cara pembayaran
Mutu produk
MOU perlu dilanjutkan (Y/T)
Kerjasama secara umum
Sumber : (Data Departemen Contract and Procurement, 2006)
Keterangan: kolom penilaian diisi dengan jawaban Baik (jika kinerja
supplier baik), Cukup (jika kinerja supplier cukup) dan Kurang (jika kinerja
supplier kurang)
4.10.3. Identifikasi Supplier yang Dievaluasi
PT. Ciputra Surya, Tbk. sebagai perusahaan yang bergerak dibidang real
estate mempunyai beberapa supplier yang memasok kebutuhan material. Namun
supplier yang menjadi rekanan PT. Ciputra Surya, Tbk. adalah jenis supplier
tunggal, yaitu hanya ada satu supplier untuk memasok satu spesifikasi jenis
material. Material yang dipasok oleh supplier yang menjalin hubungan kerjasama
dengan PT. Ciputra Surya, Tbk. hanyalah material yang sering dipakai oleh
kontraktor dan material tersebut memiliki harga yang cenderung fluktuatif,
sehingga pihak perusahaan merasa penting untuk menjalin kerjasama dengan
92
supplier untuk menjaga kestabilan harga serta menjamin mutu material. Untuk
mengetahui kinerja supplier tersebut pihak perusahaan merasa perlu untuk
melakukan evaluasi terhadap kinerja supplier. Namun tidak semua supplier yang
dinilai kinerjanya. Untuk supplier yang sifatnya discontinue (dikontrak hanya
untuk waktu tertentu) dan memiliki SPK (Surat Perintah Kerja), maka tidak
dilakukan penilaian Berikut ini daftar supplier yang ada di PT. Ciputra Surya,
Tbk.
Tabel 4.9. Daftar supplier yang Menjadi Rekanan PT. Ciputra Surya, Tbk.
No. Supplier Spesifikasi Jenis Supplier
Keramik
1. Grahamitra Gita Lestarindo Asia Tile (distributor) Continue
2. Satya Langgeng Sentosa Keramik Roman Continue
Sanitair dan Pipa
1. Halmar Bathtub-Halmar Continue
2. CV. Mekar Jaya Abadi Sanitair AMSTAAD (distributor) Continue
3. CV. Makmur Jaya Sanitair SCALA (distributor) Discontinue
4. Surya Pertiwi Sanitair TOTO Continue
5. Panca Wira Dharma Septic Tank, Bak Mandi Continue
6. CV. Aria Dasaka Putra Wavin PVC (distributor) Continue
Cat
1. Mowilek Cat Dinding dan Cat Kayu Continue
2. Propan Raya Cat Dinding dan Cat Kayu Continue
Besi
1. Kencana Mulia Steel Distributor Besi Continue
Genteng
1. Jawa Beton Genteng Jawa Beton Continue
2. Satya Djaya Raya Trading Coy Genteng Kanmuri Continue
3. UD. Cahaya Harapan M-Class (distributor) Continue
Plafond
1. UD. Jaya Abadi Jayaboard Gypsum (distributor) Continue
2. PT. Wings Surya Elephant Gypsum Continue
93
Accessories
1. Nico Nusa Trade Kunci Pintu dan Accessories Continue
Semen
1. Janti Sarana Material Beton Semen Gresik (distributor) Continue
Sumber : (Data Departemen Pengadaan dan Kontrak)
4.10.4. Identifikasi Pemberi Nilai untuk Evaluasi Kinerja Supplier
Dalam proses penilaian kinerja supplier, pihak yang paling berperan dalam
memberi penilaian adalah kontraktor yang menjadi rekanan PT. Ciputra Surya,
Tbk. Penilaian tersebut dilakukan berdasarkan pada kinerja atau performa supplier
ketika memasok material kepada kontraktor. Sistem evaluasi kinerja supplier ini
menguntungkan bagi kontraktor, karena dengan penilaian ini supplier akan
menjaga atau meningkatkan performa kerja mereka, sehingga akan membantu
kerja kontraktor karena akan mengeliminirpermasalahan pada pengadaan material.
4.10.5. Sistem Evaluasi Supplier PT. Ciputra Surya, Tbk.
Evaluasi masing-masing supplier dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh
Departemen Pengadaan dan Kontrak. Evaluasi supplier ini bertujuan untuk
memperoleh rekanan yang mampu memenuhi kebutuhan perusahaan sesuai
dengan standar mutu yang ditetapkan perusahan. Evaluasi ini menjadi wewenang
dan tanggung jawab Departemen Pengadaan dan Kontrak, sehingga sistem
pengadaan material/procurement dapat terjaga dan mampu memenuhi target.
Urutan pelaksanaan evaluasi supplier adalah :
1. Memberikan kuisioner kepada para kontraktor. Dalam kuisioner ini
terdapat kriteria penilaian yang harus diisi oleh para kontraktor.
Kemudian kriteria tersebut diisi dengan skala penilaian kualitatif (Baik,
Cukup, Kurang) sesuai dengan kenyataan di lapangan
94
Tabel 4.10. Kuisioner Evaluasi Kinerja Supplier
Deskripsi item yang dievaluasi Baik Cukup Kurang Harga
Pelayanan (respon terhadap komplain)
Ketersediaan barang
Kemudahan pemesanan barang
Informasi produk
Supervisi lapangan
Garansi
Cara pembayaran
Mutu produk
MOU perlu dilanjutkan (Y/T)
Kerjasama secara umum
Sumber : (Data Departemen Contract and Procurement, 2006)
Oleh Departemen Pengadaan dan Kontrak, data yang diperoleh
dari para kontraktor kemudian dijadikan acuan untuk proses evaluasi
kinerja. Berikut contoh hasil evaluasi terhadap salah satu supplieryang
dilakukan oleh 12 kontraktor:
Tabel 4.11. Contoh Hasil Evaluasi Kinerja Supplier
Harga SKOR ( B ) 2 20% 70% 45% 55%
SKOR ( C ) 5 50% SKOR ( K ) 3 30% KOSONG 2
12 100% Pelayanan (respon terhadap komplin) SKOR ( B ) 1 10% 80% 45% 55%
SKOR ( C ) 7 70% SKOR ( K ) 2 20%
KOSONG 2 12 100% Ketersediaan barang SKOR ( B ) 2 20% 80% 50% 50%
SKOR ( C ) 6 60% SKOR ( K ) 2 20%
95
KOSONG 2 12 100% Kemudahan pemesanan barang SKOR ( B ) 4 40% 80% 60% 40%
SKOR ( C ) 4 40% SKOR ( K ) 2 20%
KOSONG 2 12 100% Informasi produk SKOR ( B ) 2 22% 78% 50% 50%
SKOR ( C ) 5 56% SKOR ( K ) 2 22%
KOSONG 3
12 100%
Supervisi lapangan SKOR ( B ) 0 0% 22% 11% 89%
SKOR ( C ) 2 22% SKOR ( K ) 7 78%
KOSONG 3 12 100% Garansi SKOR ( B ) 1 17% 100% 58% 42%
SKOR ( C ) 5 83% SKOR ( K ) 0 0%
KOSONG 6 12 100% Cara pembayaran SKOR ( B ) 5 50% 90% 70% 30%
SKOR ( C ) 4 40% SKOR ( K ) 1 10%
KOSONG 2 12 100% Mutu produk SKOR ( B ) 5 56% 100% 78% 22%
SKOR ( C ) 4 44% SKOR ( K ) 0 0%
KOSONG 3 12 100%
96
MOU perlu dilanjutkan (Y/T) SKOR ( Y ) 10 100% 100% 100% 0%
SKOR ( T ) 0 0% KOSONG 2
12 100% Kerjasama secara umum SKOR ( B ) 6 60% 100% 80% 20%
SKOR ( C ) 4 40% SKOR ( K ) 0 0%
KOSONG 2
12 100%
Sumber : (Data Departemen Contract and Procurement, 2006)
2. Menganalisa hasil kuisioner yang telah diisi oleh kontraktor. Dari hasil
analisa ini akan diketahui kinerja supplier untuk satu periode.
Berdasarkan hasil analisa ini maka pihak perusahaan akan memutuskan
apakah kerjasama dengan supplier yang bersangkutan akan tetap
dilanjutkan untuk periode berikutnya atau sebaliknya.
Tabel 4.12. Contoh Hasil Kuisioner MoU Kontraktor Terhadap Salah Satu
Supplier
Tabulasi Nilai Skala Nilai Total No. Item Kuisioner
K C B C-K C-B
Kontraktor terhadap supplier
1 Harga 30% 50% 20% 55% 45% 100%
2 Pelayanan 20% 70% 10% 55% 45% 100%
3 Ketersediaan barang 20% 60% 20% 50% 50% 100%
4 Kemudahan pemesanan barang 20% 40% 40% 40% 60% 100%
5 Informasi produk 22% 56% 22% 50% 50% 100%
6 Supervisi lapangan 78% 22% 0% 89% 11% 100%
7 Garansi 0% 83% 17% 42% 58% 100%
8 Cara pembayaran 10% 40% 50% 30% 70% 100%
97
9 Mutu produk 0% 44% 56% 22% 78% 100%
T Y
10 MOU perlu dilanjutkan (Y/T) 0% 100%
11 Kerjasama secara umum 0% 40% 60% 20% 80% 100%
Sumber : (Data Departemen Contract and Procurement, 2006)
Skala penilaian yang digunakan dalam analisa adalah :
K C B
Dengan cara penilaian analisa adalah sebagai berikut :
CK = 2
CukupKurang
CB = 2
CukupBaik
4.10.6. Identifikasi Sistem Evaluasi Kinerja Supplier Berdasarkan Literatur
Sistem evaluasi kinerja supplier PT. Ciputra Surya, Tbk memiliki persamaan
pada sistem monitor dan evaluasi yang digunakan oleh National Association of
Purchasing Management (NAPM). Sistem penilaian kinerja PT. Ciputra Surya,
Tbk sesuai dengan sistem perencanaan evaluasi pemasok (NAPM) kategori
Categorial Plan. Pada sistem penilaian categorial plan, beberapa petugas dari
berbagai bagian perusahaan pembeli membuat catatan evaluasi secara informal.
Pada setiap pertemuan bulanan atau dua bulanan, setiap pemasok besar dinilai
berdasarkan faktor kinerja yang sudah disiapkan. Setiap faktor tersebut ditimbang
secukupnya secara relatif, dan setiap pemasok besar dinilai secara keseluruhan,
yang biasanya dikategorikan dalam tiga golongan besar, yaitu:
98
1. Preffered
ode
evalu
memiliki bobot yang sama, sehingga tidak ada skala prioritas item
4.11. A
berapa kekurangan. Kekurangan tersebut disebabkan karena beberapa
hal, yaitu:
a. Tid
penelitian ada pembedaan bobot antara
b. Tid
diperlukan, tetapi mengandung kelemahan-
ang, suasana batin, persepsi,
ya);
2. Neutral
3. Unsatisfactory
Pada sistem penilaian kinerja di PT. Ciputra Surya, Tbk, sesuai dengan
penilaian categorial plan, maka kontraktor yang merupakan bagian dari
perusahaan pembeli melakukan pencatatan evaluasi secara periodik. Peri
asi yang dilakukan PT. Ciputra Surya, Tbk adalah setiap 6 bulan sekali.
Dalam sistem penilaian categorial plan setiap item kriteria evaluasi supplier
dianggap
kriteria.
nalisa Sistem Evaluasi Kinerja Supplier PT. Ciputra Surya, Tbk
Sistem evaluasi kinerja supplier di PT. Ciputra Surya, Tbk memiliki
memiliki be
ak adanya bobot untuk masing-masing kriteria penilaian.
Dengan tidak adanya bobot untuk kriteria penilaian maka tidak ada
prioritas atau tingkat kepentingan yang membedakan tiap item penilaian.
Karena tidak ada pembedaan tingkat kepentingan antar item, maka tidak dapat
diketahui dengan pasti item mana yang harus dianggap penting. Padahal di
PT. Ciputra Surya, Tbk, berdasarkan
kriteria yang satu dan yang lainnya.
ak adanya skala penilaian yang bersifat kuantitatif.
Skala penilaian yang dilakukan bukan penilaian secara kuantitatif
(angka), namun secara kualitatif (Baik, Cukup, Kurang). Penilaian kualitatif
adalah penilaian yang menggunakan deskripsi non kuantitatif. Walaupun
penilaian ini berguna dan
kelemahan sebagai berikut :
1. Seringkali terlalu subjektif ;
2. Tergantung dari kondisi penilai (latar belak
pendidikan, pengalaman, dan sebagain
99
ari waktu ke waktu;
5. te
rusnya, penilaian kualitatif perlu dilengkapi dengan penilaian
c. Sul
ini terjadi karena kinerja supplier hanya berada dalam rentang
te entu.
3. Tidak konsisten d
4. Kurang objektif;
rbatas kemampuannya, untuk mendukung keputusan manajemen.
Seha
kuantitatif.
it untuk mengetahui kinerja total supplier
Penilaian kinerja total dari semua hasil penilaian para kontraktor
setelah dianalisa oleh Departemen Pengadaan dan Kontrak, disajikan dalam
bentuk rentang penilaian (Cukup-Baik dan Cukup-Kurang). Penilaian ini
memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat mengetahui kinerja supplier secara
pasti. Hal
rt