identitas mahasiswa

7
UMI IMTIHANAH FIKRIATI, 4450404037 INDUKSI KALUS DARI EKSPLAN DAUN KARIKA DIENG DENGAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH BA DAN NAA

Upload: zenda

Post on 11-Jan-2016

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

UMI IMTIHANAH FIKRIATI, 4450404037 INDUKSI KALUS DARI EKSPLAN DAUN KARIKA DIENG DENGAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH BA DAN NAA. Identitas Mahasiswa. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Identitas Mahasiswa

UMI IMTIHANAH FIKRIATI, 4450404037

INDUKSI KALUS DARI EKSPLAN DAUN KARIKA DIENG DENGAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH BA DAN NAA

Page 2: Identitas Mahasiswa

Identitas Mahasiswa - NAMA : UMI IMTIHANAH FIKRIATI - NIM : 4450404037 - PRODI : Biologi - JURUSAN : Biologi - FAKULTAS : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam - EMAIL : umi_imtihanah pada domain plasa.com - PEMBIMBING 1 : DR. ENNI SUWARSI R, MSi - PEMBIMBING 2 : NOOR AINI HABIBAH, SSi, MSi - TGL UJIAN : 2009-08-21

Page 3: Identitas Mahasiswa

JudulINDUKSI KALUS DARI EKSPLAN DAUN KARIKA DIENG DENGAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH BA DAN NAA

Page 4: Identitas Mahasiswa

AbstrakKarika Dieng (Carica pubescens Lenne & K.Koch) adalah tanaman yangbuahnya dapat diolah menjadi manisan buah yang digemari sebagai oleh-oleh khasWonosobo. Masyarakat sekitar melakukan perbanyakan dengan stek di mana teknikini kurang efektif karena menghasilkan anakan sedikit dan pemotongan cabangnyamengurangi fungsi fotosintesis daun sehingga menurunkan hasil panen. Oleh karenaitu perlu dicari upaya mengatasi masalah pembibitan karika, antara lain dengankultur jaringan. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh konsentrasi BenzylAdenine (BA) dan Naphthalene Acetid Acid (NAA) terhadap induksi kalus dari daunkarika, dan konsentrasi BA dan NAA yang dapat menginduksi kalus karika palingefektif.Percobaan dilakukan dengan acak lengkap faktorial dengan perlakuan hormonBA dan NAA. Konsentrasi BA dan NAA yang diberikan adalah 2,5 mgl/, 5 mg/l, 7,5mg/l, dan 10 mg/l. Efektivitas induksi kalus diukur berdasarkan parameter persentaseberkalus, waktu mulai berkalus, berat dan diameter massa kalus.Berdasar hasil Uji Jarak Berganda Duncan, diketahui ada perbedaan pengaruhyang signifikan antara perlakuan BA, NAA, dan interaksi keduanya. Persentaseberkalus diperoleh hasil tertinggi pada pemberian BA 5 mg/l dan NAA 7,5 mg/lsebesar 35%, hasil yang rendah ini diduga karena eksplan berasal dari tanaman yangtelah bereproduksi sehingga mempunyai kemampuan dediferensiasi yang rendah.Waktu mulai kalus tercepat diperoleh pada pemberian BA 5 mg/l dan NAA 5 mg/ldan pemberian BA 5 mg/l dan NAA 7,5 mg/l pada hari ke- 29 dan ke- 32,dimungkinkan pemberian pada konsentrasi tersebut menjadikan kadar auksin dansitokinin dalam eksplan seimbang sehingga memicu eksplan mengalamiberdediferensiasi lebih cepat. Berat dan diameter massa kalus tertinggi diperolehpada pemberian BA 5 mg/l dan NAA 7,5 mg/l sebesar 9,59 g, dan 3,64 cm, hal inidimungkinkan pasca dediferensiasi, BA berperan optimal dalam pembelahan danNAA berperan optimal dalam pembentangan.Pemberian BA dan NAA dengan kombinasi konsentrasi 5 mg/l dan 7,5 mg/ldiketahui memberikan hasil paling efektif terhadap induksi kalus dari eksplan daunkarika. Pengambilan eksplan dari alam sebaiknya dilakukan di musim kemarau agareksplan tidak lembab dan mengandung banyak kontaminan. Di samping itu eksplanlebih baik diambil dari tanaman yang belum bereproduksi karena kemampuandediferensiasinya lebih tinggi dibanding yang telah bereproduksi.

Page 5: Identitas Mahasiswa

Kata KunciKarika Dieng, induksi kalus, in vitro, BA, NAA

Page 6: Identitas Mahasiswa

ReferensiAbidin Z. 1994. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.Bandung: Penerbit Angkasa.Amirudin. 2008. Petani Dieng Belum Maksimal Kelola Carica. Semarang: Koranwawasan.Anonim. 2004. Karika. Berita. On line at www.suarapembaruan.com/News.[diakses tanggal 22 November 2008].Anonim. 2008. Carica, Pepaya Mini dari Dieng. On line athttp://mainyuk.multiply.com/journal/item/7/CARICA_PEPAYA_MINI_DARI_DIENG [diakses tanggal 22 November 2008].Damayanti D, Sudarsono, Mariska I, dan Herman M. 2007. Regenerasi Pepayamelaui Kultur In Vitro. Bogor: Jurnal AgroBiogen 3 (2): 49-54.Farid, MB. 2003. Perbanyakan Tebu (Saccharum officinarum L. ) Secara In Vitropada Berbagai Konsentrasi IBA dan BA. Jurnal Sains & Teknologi. 3 (3): 103-109.George EF and Sherrington PD. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture.Handbook and Directory of Commercial Laboratories. England: ExegeneticLimited.Gomez KA dan AA Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian.Edisi kedua. Jakarta: UI-PRESS.Gunawan LW. 1995. Teknik Kultur In Vitro dalam Holtikuktura. Jakarta: PenebarSwadaya.Habibah AN dan Sumadi. 2006. Petunjuk Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan.Semarang: Laboratorium Kultur Jaringan Biologi FMIPA Universitas NegeriSemarang.Hadipoentyani E, Nursalam A, Hartati SY, dan Suhesti S. 2008. Perakitan Varietasuntuk Ketahanan Nilam terhadap Penyakit Layu Bakteri. Bogor: BalaiPenelitian Tanaman Obat dan Aromatik.Ibrahim MSD, Kristina NN dan Bermawie. 2004. Studi Pendahuluan : Induksi KalusEmbriogenik dari Eksplan Daun Echinaceae purpurea. Buletin PenelitianTanaman Rempah dan Obat 15 (2): 41-47.Jordan M dan Velozo J. 1996. In vitro propagation of highland papayas (Caricapubescens and C. pentagona). ISHS Acta Horticulture 447 44 (3): 189-194.Kadir A. 2005. Induksi Kalus dan Perbanyakan Populasi Kalus, Regenerasi Tanamanserta Uji Respon Kalus Terhadap konsentrasi PEG dan dosis iradiasi SinarGamma. On line at http://www.damandiri.or.id/file/abdulkadiripbbab3.df+%22struktur+kalus%22&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id. [diakses 9 september2009].Mariska I. 2007. Perkembangan Penelitian Kultur In Vitro pada Tanaman Industri,Pangan, dan Hortikultura. Buletin AgroBio 5 (2): 45-50.Mulyaningsih T dan Nikmatullah A. 2006. Kultur Jaringan Melalui Publikasi WorldWide Web .Fakultas pertanian UNRAM.Nisa C dan Rodinah. 2005. Kultur Jaringan beberapa Kultivar Buah Pisang (Musaparadisiaca L.) dengan Pemberian Campuran NAA dan Kinetin. Kalimantan:Jurnal Bioscientiae 2 (2): 23-36.Prahardini P.E.R dan Sudaryono T. 1992. Pengaruh Kombinasi Asam Neftalen Asetatdan Benzyladenin Terhadap Kultur Pepaya Kultivar Dampit Secara In Vintro.Jurnal Holtikultura. 2 (4) : 6-11.Purnamaningsih R dan Mariska I. 2005. Seleksi in vitro tanaman padi untuk sifattahanan terhadap aluminium. Jurnal Bioteknologi Pertanian 10 (2): 61-69.Salisbury FB & CW Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. Bandung: ITB Press.Suryowinoto M. 1996. Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro. Yogyakarta: Kanisius.United States Department of Agriculture. 2008. Plants Profile for Caricapubescens(A.DC.)Solms-Laub mountain papaya On line athttp://plants.usda.gov/java/profile?symbol=CAPU39&format=Print&photoID.[diakses tanggal 25 Juni 2009].Utami ESW, Soemardi I, dan Semiarti E. 2007. Embriogenesis Somatik AnggrekBulan Phalaenopsis amabilis (L.) Bl: Struktur Dan Pola Perkembangan.Jogjakarta. Berkala Penelitian Hayati 13: 33–38.Wattimena GA. 1992. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: PAU IPB.Wilkins BM. 1989. Fisiologi Tanaman. Jakarta: Penerbit Bina Aksara.Wulandari S, Syafii W dan Yossilia. 2004. Respon eksplan daun tanaman jerukmanis (Citrus sinensis L.) Secara in vitro akibat pemberian NAA dan BA.Riau: Jurnal Biogenesis 1(1): 21-25.Yusnita. 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efektif.Jakarta: Agromedia Pustaka.

Page 7: Identitas Mahasiswa

Terima Kasihhttp://unnes.ac.id