ii sambungan las
DESCRIPTION
lasTRANSCRIPT
BAB II
SAMBUNGAN LAS
A. Pendahuluan
Sambungan las adalah sebuah sambungan permanen yang dihasilkan dengan melebur ujung
dua bagian untuk disatukan, dengan atau tanpa perlakuan tekanan dan bahan tambah. Panas yang
dibutuhkan untuk menggabungkan bahan bisa dihasilkan dengan membakar gas (las gas) Oksi
Asetilin Welding atau dengan busur listrik (las busur listrik) Shielded Metal Arc Welding.
Pengelasan dalam sebuah pabrikasi adalah sebuah metode alternatif untuk menempa dan
sebagai pengganti untuk sambungan baut dan keling atau rivet. Lasan juga digunakan untuk
perbaikan menengah seperti untuk menyatukan celah logam, membangun kembali sebuah bagian
kecil yang rusak seperti gigi roda gigi atau untuk memperbaiki sebuah permukaan yang usang
seperti permukaan bantalan.
B. Proses Pengelasan
Proses pengelasan secara luas dikelompokkan ke dalam dua kelompok:
(1) proses pengelasan yang menggunakan panas saja misal las Fusion.
(2) Proses pengelasan yang menggunakan gabungan panas dan penekanan misal las forge.
(1) Las Fusion
Dalam las fusion, bagian yang akan disambungkan ditahan posisinya, sementara logam cair
dimasukkan ke sambungan. Logam cair bisa berasal dari bagian logam yang akan disambung
atau bahan tambah yang biasanya mempunyai komposisi dari logam induk. Permukaan
sambungan menjadi lebih cair karena panas dari logam tambah cair atau sumber lain. Ketika
bahan cair mengeras, maka sambungan terbentuk.
Las fusion, berdasarkan pada metode panas yang dihasilkan diklasifikasikan:
53
Sambungan Las 54
1. Las Termit
2. Las gas, dan
3. Las busur listrik
1. Las Termit
Dalam las termit campuran oksida besi dan alumunium disebut termit adalah pembakaran
dan oksida besi dan dikurangi ke besi molton. Besi cair dituangkan ke dalam cetakkan yang
dibuat di sekeliling sambungan dan digabungkan dengan bagian yang akan di las. Pengembangan
utama dari las termit adalah semua bagian dari bagian yang akan di las dicairkan pada waktu
yang sama dan lasan akan dingin secara bersamaan. Ini menghasilkan sedikit masalah dengan
tegangan residual. Ini adalah dasar dari proses pengecoran.
Las termit sering digunakan dalam menyambungkan bagian besi dan baja yang terlalu besar
untuk dibuat dalam satu bagian, seperti rel, rangka truk, rangka lokomotif, bagian besar laian
yang digunakan pada uap, untuk rangka buritan kapal, rangka kemudi dan lain-lain. Di pabrik
baja, las listrik termit dipakai untuk mengganti gigi roda gigi yang rusak, untuk mengelas leher
baru pada rol dan pinion, dan untuk memperbaiki mata gunting yang rusak.
2. Las gas
Las terbentuk dengan menggunakan api dari sebuah oxy-assitilin atau gas hidrogen dari
tungku lasan selama permukaan permukaan yang akan di las disiapkan. Panas yang hebat pada
kerucut putih api memanaskan permukaan setempat ke titik penggabungan sementara operator
menggerakan alat las untuk mengisi lasan dengan logam. Sebuah flux digunakan untuk
menghilangkan terak. Karena panas pada las gas rata-rata lambat, maka las gas digunakan untuk
bahan yang tipis.
3. Las Busur listrik
Elemen Mesin
Sambungan Las 55
Dalam las busur listrik pekerja mempersiapkan hal yang sama dengan las gas. Dalam las
busur listrik logam pengisi dihasilkan oleh logam elektroda. Operator, dengan mata dan wajah
terlindungi, menyalakan busur listrik dengan menyentuhkan logam kerja dengan elektroda.
Logam dasar yang berada di aliran busur meleleh, membentuk kawah logam cair, seperti dipaksa
keluar dari kawah oleh ledakan dari busur, seperti diperlihatkan gambar. Sebuah tekanan kecil
terbentuk dalam logam dasar dan logam cair terletak disekeliling penekanan, yang disebut kawah
busur. Terak disapu setelah sambungan dingin.
Gambar 2.1
Las busur tidak memerlukan pemanasan awal logam dan karena suhu busur sangat tinggi,
maka penyatuan logam hanya sekejap mata. Ada dua jenis las busur berdasarkan jenis elektroda
1. Las busur tanpa pelindung
2. Las busur berpelindung
Ketika sebuah elektroda besar atau batang penambah digunakan untuk pengelasan, maka itu
disebut las busur tanpa pelindung. Dalam hal ini, penyimpanan logam lasan ketika panas akan
menyerap oksigen dan nitrogen dari atmosfer. Ini menurunkan kekuatan dari logam lasan dan
menurunkan keliatan dan ketahanan terhadap korosi.
Dalam las busur berpelindung digunakan batang pengelasan yang dilapis bahan padat,
terlihat pada gambar. Hasil proyeksi dari pelapisan terpusat pada aliran busur, yang melindungi
butiran logam dari udara dan mencegah penyerapan oksigen dan nitrogen yang merugikan dalam
jumlah besar.
4. Las Tempa
Elemen Mesin
Sambungan Las 56
Dalam las tempa, bagian yang akan disambung dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu
yang seuai dalam dapur tinggi atau tempa kemudian di pukul dengan palu. Metode pengelasan
ini jarang digunakan sekarang. Sebuah las ketahanan elektrik adalah contoh las tempa.
Dalam hal ini, bagian yang akan disambung ditekan bersamaan dan sebuah tegangan listrik
dialirkan dari satu bagian ke bagian lain sampai logam dipanaskan ke temperatur lumer dari
sambungan. Prinsip pemakaian panas dan tekanan, secara bertahap dan terus menurus, dipakai
pada proses titik, kampuh, proyeksi dan las cahaya.
5. Jenis Sambungan Las
Berikut adalah jenis sambungan las
(1) Kampuh berhimpit atau kampuh sudut
(2) Kampuh bilah
6. Kampuh Berhimpit
Kampuh berhimpit atau kampuh sudut dihasilkan dengan menghimpitkan plat dan mengelas
ujung dari plat. Penampang sudut biasanya segitiga. Kampuh sudut dapat berupa
(a) Kampuh sudut lintang tunggal
(b) Kampuh sudut lintang ganda
(c) Kampuh sudut parallel
Gambar 2.2
Kampuh sudut diperlihatkan pada gambar. Sebuah kampuh sudut lintang single memiliki
kekurangan pada ujung plat yang tidak di las bentuknya bisa melengkung atau membengkok.
Elemen Mesin
Sambungan Las 57
7. Kampuh bilah
Kampuh bilah diperoleh dengan meletakan ujung plat ke ujung plat lain, seperti
diperlihatkan gambar. Dalam kampuh bilah, ujung plat tidak perlu menyudut jika ketebalan plat
kurang dari 5 mm. dengan kata lain, jika ketebalan plat 5 mm sampai 12,5 mm, ujungnya harus
disudutkan ke celah V atau U dan jika plat memiliki ketebalan di atas 12,5 mm harus dibentuk
celah V atau U pada kedua sisi
Gambar 2.3
Kampuh bilah berupa
(a) Kampuh bilah persegi
(b) Kampuh bilah V tunggal
(c) Kampuh bilah U tunggal
(d) Kampuh bilah V tunggal
(e) Kampuh bilah U ganda
Jenis lain dari kampuh lasan adalah kampuh sudut, sambungan ujung dan sambungan T,
diperlihatkan pada gambar.
8. Simbol Dasar dalam Pengelasan
Lambang dasar pada pengelasan berdasar pada IS: 813-1961, diperlihatkan pada table
dibawah:
S.No Form of Weld Sectional Representation and Symbol
1 Fillet
Elemen Mesin
Sambungan Las 58
2 Square butt
3 Single-V butt
4 Double-V butt
5 Single-U butt
6 Double-U butt
7 Single bevel butt
8 Double bevel Butt
9 Single-J butt
10 Double J butt
11 Bead (adge or seal)
12 Stud
13 Sealing run
14 Spot
15 Seam
Elemen Mesin
Sambungan Las 59
9. Bagian dari Lambang Pengelasan
Sebuah lambang pengelasan terdiri dari delapan unsur.
1. Garis rujukan
2. Panah
3. Lambang dasar pengelasan
4. Ukuran dan data lain
5. Lambang tambahan
6. Lambang pengerjaan akhir
7. Ekor
8. Spesifikasi, Proses dan rujukan lainnya.
10. Lokasi Standar dari bagian lambang pengelasan
Bagian dari lambang pengelasan seharusnya memiliki lokasi standar yang berhubungan dengan
lainnya.
Tanda panah menunjukan lokasi pengelasan, lambang dasar dan ukuran diletakan pada satu sisi
atau kedua sisi garis rujukan. Keterangan symbol diletakan di ekor tanda panah. Gambar 2.5
menunjukan lokasi standar dari lambang-lambang pengelasan pada sebuah gambar.
Beberapa contoh dari lambang pengelasan pada sebuah gambar dapat dilihat pada table
berikut ini.
11. Kekuatan sambungan las transverse fillet
Sambungan las transverse fillet direncanakan untuk kekuatan tarik.perhatikan sebuah
sambungan las transverse fillet ganda seperti yang di tunjukan pada gbr 2.6
Untuk menentukan kekuatan sebuah sambungan, diasumsikan bagian dari fillet sebuah
segitiga ABC dengan hypotensus sudut AC besarnya sama dengan jumlah kedua sudut AB dan
Elemen Mesin
Sambungan Las 60
AC. Pada gambar 2.7 gambar fillet diperbesar. Panjang masing-masing sisi disebut juga kaki
atau ukuran pengelasan dan jarak tegak lurus dari hypotenuse berasal dari perpotongan kaki
(garis BD) disebut juga throat thikness(ketebalan leher). Luas minimum area pengelasan
diketahui pada throat bd, yang dihasilkan dari ketebalan leher dan panjang pengelasan.
Jika t= ketebalan plat atau ukuran pengelasan, dan
L = panjang pengelasan.
Dari bangun ruang gambar 2.7
Ketebalan leher, BD = kaki X sin 450 =
Luas minimum pengelasan atau luas leher,
= ketebalan leher x panjang pengelasan
=
Jika f1 = beban tarik yang diijinkan untuk pengelasan besi
Kekuatan tarik dari sambungan fillet tunggal,
P =
Dan kekuatan tarik dari sambungan untuk fillet ganda,
Keterangan : dikarenakan lasan lebih lemah dari pada plat yang disebabkan terak dan lubang
tiupan, karenanya elasan harus diperkuat dengan 10% dari tebal pelat.
Elemen Mesin
Sambungan Las 61
12. Kekuatan sambungan las paralel fillet
Sambungan las parallel fillet dibuat untuk tegangan geser.
Kita telah bicarakan dalam pembahasan sebelumnya, luas minimum lasan:
Jika fs = tegangan geser yang diijinkan untuk pengelasan logam
Tegangan geser dari sambungan untuk parallel fillet tunggal
Dan tegangan geser dari sambungan untuk parallel fillet ganda
Catatan:
1. Jika ada gabungan sambungan transverse dan parallel fillet seperti diperlihatkan pada gambar
2.8(b), maka kekuatan dari sambungan didapat dari menjumlahkan kekuatan dari sambungan
transverse dan parallel fillet.
2. Untuk memulai dan menghentikan rigi-rigi las, 12,5 mm harus ditambahkan pada panjang
tiap sambungan yang dihasilkan dari persamaan di tas.
3. Untuk penguatan sambungan fillet, ukuran leher dapat diambil 0,85 t.
a. Kekuatan Sambungan bilah
Sambungan bilah dirancang untuk tarikan dan tekanan. Sebuah sambungan tu,pu V diperlihatkan
gambar 2.9 (a)
Untuk sambungan bilah, panjang kaki atau ukurannya sama dengan ketebalan leher sama dengan
ketebalan plat (t).
Kekuatan tarik dari sambungan bilah
Dimana l = panjang lasan. Ini sama dengan lebar plat.
Tegangan tarik untuk sambungan bilah V ganda
Elemen Mesin
Sambungan Las 62
Dimana t1= Ketebalan leher pada bagian atas, dan
t2 = ketebalan leher pada bagian bawah.
Sebagai catatan ukuran dari lasan harus lebih dari ketebalan plat, tapi bias lebih tipis. Table
berikut memperlihatkan ukuran lasan minimum yang dianjurkan.
Ketebalan plat dalam mm Ukuran las minimum dalam mm
3-5
6-8
10-16
18-24
26-55
Over 38
3
5
6
10
14
20
13. Tegangan untuk sambungan las
Tegangan pada sambungan las sulit untuk ditentukan karena variable dan parameter yang
tidak dapat diprediksi seperti homogenitas dari logam lasan, tegangan thermal dalam lasan,
perubahan fisik bahan yang disebabkan laju pendinginan yang tinggi dan lain-lain. Tegangan
dapat dicari dengan asumsi berikut:
1. Beban yang didistribusikan merata sepanjang panjang lasan; dan
2. Tegangan yang tersebar merata di bagian efektif.
Table berikut memperlihatkan tegangan untuk sambungan las untuk menyambung logam besi
dengan elektroda baja menengah dibawah beban konstan dan kelelahan atau beban terbalik.
Jenis Lasan Elektroda tak
terbungkus
Elektroda
terbungkus
Elemen Mesin
Sambungan Las 63
Beban
konstan
kg/cm2
Beban
lelah
kg/cm2
Beban
konstan
kg/cm2
Beban
lelah
kg/cm2
1. Sambungan fillet (semua
jenis)
2. Sambungan bilah
Tarikan
Tekanan
Geseran
790
900
1000
550
210
350
350
210
210
1100
1250
700
350
550
550
350
9.19 Faktor Konsentrasi Tegangan untuk Sambungan Las
Penguatan yang dilengkapi untuk menghasilkan konsentrasi tegangan pada titik temu sambungan
dan logam induk. Ketika bagian diberikan pembebanan kelelahan, faktor konsentrasi tegangan
diberikan pada tabel berikut.
Jenis Sambungan Faktor konsentrasi tegangan
1. Sambungan bilah yang diperkuat
2. Sambungan transverse fillet
3. Ujung sambungan paralel fillet
4. Sambungan T tumpu dengan ujung tajam
1,2
1,5
2,7
2,0
Catatan : Untuk baban statis dan jenis sambungan apapun, faktor konsentrasi tegangan adalah
1,0.
Jika t = Ketebalan dari plat atau ukuran dari lasan, dan
l = Panjang dari lasan
dari luas bidang pada gambar 2.7
Ketebalan rongga,
Elemen Mesin
Sambungan Las 64
Minimum area of the weld or throat area,
Jika fi = Allowable tensile stress for weld metal
Tensile strength of the joint for single fillet
And tensile strength of the joint for double fillet,
Jika fs = Allowable shear stress for the weld metal
Shear strength of joint for single parallel fillet,
Tensile strength for double-V butt joint,
Dimana t1 = throat thickness at the top
t2 = throat thickness at the bottom
Thickness of plate in mmMinimum size of weld in
mm
3 - 5
6 - 8
10 - 16
3
5
6
Elemen Mesin
Sambungan Las 65
18 - 24
26 - 55
Over 38
10
14
20
Type of Weld
Bare electrode Covered electrode
Steady load
kg/cm2
Fatigue load
kg/cm2
Steady load
kg/cm2
Fatigue load
kg/cm2
1. Fillet welds (all
types)
2. Butt welds
Tension
Compression
Shear
790
900
1.000
550
210
350
350
210
210
1.100
1.250
700
350
550
550
350
Type of Joint Stress Concentration Factor
1. Reinforced butt weld
2. Toe of transverse fillet weld
3. End of parallel fillet weld
4. T-butt joint with sharp corner
1,2
1,5
2,7
2,0
Contoh 1:
Dua buah plat lebar 10 cm dan tebal 1,25 cm disambung dengan sambungan transverse fillet
ganda. Tegangan tarik maksimum tidak boleh lebih dari 700 kg/cm2. Cari panjang pengelasan
untuk beban statis dan dinamis.
Diketahui:
Lebar plat,
Elemen Mesin
Sambungan Las 66
Ketebalan plat,
Tegangan geser maksimum,
Jawab:
Beban maksimum yang dapat ditahan plat
Panjang dari las untuk beban statis
Jika l = panjang dari las
t = ukuran dari las = ketebalan plat
= 1.25 cm
Gunakan persamaan
Penambahan 1,25 cm untuk awal dan akhir lasan
l = 7,07 + 1,25 = 8,32 cm
Panjang lasan untuk beban dinamis
Dari tabel 2.6, faktor konsentrasi tegangan untuk sambungan fillet transverse adalah 1,5
Tegangan tarik yang diijinkan
Gunakan persamaan
Penambahan 1,25 cm, l = 10,6 + 1,25 = 11,85 cm
Contoh 2:
Elemen Mesin
Sambungan Las 67
(Satuan SI). Sebuah plat lebar 100 mm dan tebal 12,5 mm dilas pada plat lain dengan las parallel
fillet. Plat diberi beban 50 kN. Cari panjang lasan agar tegangan maksimum tidak lebih dari 56
N/mm2. Sambungan berada pada pembebanan statis dan dibawah pembebanan kelelahan.
Diketahui:
Panjang plat = 100 mm
Tebal plat, t = 12,5 mm
Beban, P = 50 kN = 50 x 103 N
Tegangan geser maksimum,
Jawab:
Gunakan persamaan
Tambahkan 12,5 mm untuk awal dan akhir pengelasan, maka
Panjang Lasan untuk beban kelelahan
Dari tabel 2.6, faktor konsentrasi tegangan untuk sambungan parallel fillet adalah 2,7
Tegangan geser yang diijinkan,
Gunakan persamaan
Tambahkan 12,5 mm, kita dapatkan
Elemen Mesin
Sambungan Las 68
Contoh 3:
Sebuah plat lebar 7,5 cm dan tebal 1,25 cm digabungkan dengan plat lain dengan las transverse
tunggal dan sebuah lasan parallel fillet diperlihatkan pada gambar 2.10. Tegangan tarik dan geser
maksimum masing-masing 700 kg/cm2 dan 560 kg/cm2. cari panjang dari tiap parallel fillet jika
sambungan dipasang unruk beban kelelahan dan statis.
Diketahui:
Lebar plat, b = 7,5 cm
Tebal plat, t = 1,25 cm
Tegangan tarik maksimum, ft = 700 kg/cm2
Tegangan geser maksimum, fs = 560 kg./cm2
Panjang lasan untuk lasan transverse,
Jawab:
Panjang tiap parallel fillet untuk pembebanan statis
Beban maksimum yang dapat diterima plat,
Beban yang diterima las transverse tunggal,
Dan beban yang diterima las parallel fillet ganda,
Beban yang diterima sambungan,
Elemen Mesin
Sambungan Las 69
Tambahkan 1,25 cm, kita dapat
Panjang tiap parallel fillet untuk beban kelelahan
Dari tabel 2.6, faktor konsentrasi tegangan untuk lasan transverse 1,6 dan lasan parallel fillet
adalah 2,7.
Tegangan tarik yang diijinkan
Tegangan geser yang diijinkan,
Beban yang diterima las transverse tunggal
Dan beban yang diterima las parallel fillet ganda,
Beban yang diterima sambungan,
Tambahkan 1,25 cm, kita dapat
Elemen Mesin
Sambungan Las 70
14. Beban Axial pada Profil Las Tidak Simetris
Kadang profil tidak simetris seperti profil siku, profil T dan lain-lain. Sambungan pada ujung
flens diberikan beban aksial seperti pada gambar 11. dalam kasus seperti ini, panjang lasan harus
seimbang jumlah momen tahanan pada lasan terhadap sumbu gravitasi adalah nol.
Jika la = Panjang lasan bagian atas
Lb = Panjang lasan bagian bawah
L = Total panjang lasan = la + lb
P = Gaya aksial
A = Jarak lasan atas dari sumbu gravitasi
B = Jarak lasan bawah dari sumbu gravitasi
S = tahanan yang diberikan lasan per satuan panjang
Momen lasan atas terhadap sumbu gravitas i
Dan momen lasan bawah terhadap sumbu gravitas i
Karena jumlah momen lasan terhadap sumbu gravitasi harus nol, maka
Atau (i)
l = la + lb (ii)
dari persamaan (i) dan (ii), kita dapat
Contoh 4: Sebuah profil siku 20x15x1 cm dilas pada plat baja dengan las fillet seperti
gambar 2.12. jika profil siku diberikan beban statis 2o T, cari panjang lasan pada bagian atas dan
bawah. Tegangan geser yang diijinkan untuk beban statis diambil 750 kg/cm2.
Elemen Mesin
Sambungan Las 71
Diketahui:
Tebal dari profil siku atau ukuran lasan, T = 1 cm
Beban, P = 20 T = 20.000 kg
Tegangan geser yang diijinkan,
Jawab:
Panjang Lasan pada Bagian Atas dan Bawah
Untuk lasan parallel fillet
Atau la + lb = 37,7 cm
Sekarang kita cari posisi sumbu centroidal
Jika b = jarak sumbu centroidal dari bagian bawah profil siku
Gunakan persamaan
15. Beban Eksentrik pada Sambungan Las
Sebuah beban eksentrik mungkin diberikan pada sambungan las dalam banyak cara.
Tegangan yang terjadi pada sambungan mungkin berbeda jenis atau sama jenis. Tegangan yang
Elemen Mesin
Sambungan Las 72
terjadi adalah gabungan dari beberapa jenis tegangan. Ketika tegangan geser dan bengkok terjadi
terus menerus pada sambungan (lihat kasus 1), maka tegangan maksimum adalah berikut:
Tegangan normal maksimum,
Dan Tegangan geser maksimum,
Dimana fs = Tegangan Bengkok,
Fs = Tegangan geser
Ketika tegangan adalah sama jenis, maka gabungkan secara vektor (lihat kasus2)
Dua kasus pembebanan eksentris:
Kasus 1
Sebuah sambungan T menerima beban eksentrik P pada jarak e seperti pada gambar 2.13
Jika t = Ukuran lasan L = Panjang lasan
Sambungan akan menerima tegangan geser langsung dan tegangan bengkok yang disebabkan
oleh momen bending P x e. Kita tahu bahwa
Luas leher,
Tegangan geser pada lasan,
Modulus logam lasan melalui leher lasan,
Tegangan bengkok,
Elemen Mesin
Sambungan Las 73
Tegangan geser maksimum
Kasus 2
Ketika sebuah sambungan las diberi beban eksentrik seperti pada gambar 2.14, 2 jenis tegangan
terjadi
1. Tegangan geser primer langsung, dan
2. Tegangan geser yang disebabkan momen bengkok
Jika P = Beban eksentrik
e = keeksentrikanjarak perpendikular antara garis aksi dari beban dan pusat gravitasi (G) dari
seksi leher atau fillet,
l = Panjang lasan tunggal, dan
t = ukuran lasan
Tegangan geser primer atau langsung
Karena tegangan geser yang terjadi menyebabkan momen bending (M = Pe) pada seksi manapun
adalah sesuai dengan jarak dari G, maka tegangan penyebab Pxe pada titik A sesuai ke AG (r)
dan dengan sudut kanan to AG. Dengan kata lain,
Dimana adalah tegangan geser maksimum pada jarak maksimum dan adalah tegangan
geser pada jarak r.
Pertimbangan sebuah bagian kecil dari lasan memiliki luas pada jarak r dari G.
Elemen Mesin
Sambungan Las 74
Tegangan geser pada bagain kecil ini,
Dan momen pada gaya geser terhadap G,
Total momen tahanan seluruh area lasan
Dimana IG = Momen Inersia polar dari area leher terhadap G.
Tegangan geser yang menyebabkan momen bengkok, tegangan geser sekunder.
Untuk mencari resultan tegangan, tegangan geser primer dan sekunder digabungkan secara
vektor.
Resultan tegangan pada A,
Dimana = sudut antara fs1 dan fs2 dan
Catatan: Momen inersia polar untuk luas leher A terhadap G didapat dari teori parallel axis.
Dimana A = Luas leher =
L = Panjang lasan X = jarak perpendicular antar 2 sumbu paralel.
Elemen Mesin
Sambungan Las 75
16. Momen Inersia Polar dari Lasan
Berikut adalah tabel nilai momen inersia polar dari beberapa jenis lasan yang digunakan untuk
beban eksentrik.
Contoh 5. (Satuan SI).
Sebuah bracket menerima beban 15 kN pada lasannya seperti pada gambar 2.15. Carilah
ukuran lasan yang dibutuhkan jika tegangan geser yang diijinkan tidak lebih dari 80 N/mm2.
Diketahui:
Beban, P = 15 kN = 15.000 N
Tegangan geser yang diijinkan, Fs = 80 N/mm2
Panjang lasan, l = 50 mm
Eksentrisitas, e = 125 mm
Jawab:
Ukuran lasan
Tegangan geser primer atau langsung,
Dari tabel 2.8, momen inersia polar lasan terhadap G,
Radus maksimus pengelasan,
Tegangan geser yang menyebabkan momen bengkok, tegangan geser sekunder,
Elemen Mesin
Sambungan Las 76
dan
gunakan persamaan
Contoh 6: Sebuah bracket menerima beban 2.000 kg dilas seperti pada gambar 2.16,
Hitung ukuran lasan jika tegangan geser yang bekerja tidak boleh lebih dari 800 kg/cm2.
Diketahui:
Beban, P = 2.000 kg
Tegangan geser yang bekerja, Fs = 800 kg/cm2
Jawab:
Ukuran lasan (t)
Ambil momen di ujung sebelah kiri,
Eksentrisitas,
Momen inersia terhadap sumbu X,
Momen inersia terhadap sumbu Y,
Elemen Mesin
Sambungan Las 77
Momen inersia polar sambungan terhadap G,
Radius maksimum lasan
Tegangan geser primer atau tegangan geser langsung
Tegangan geser yang menyebabkan momen bengkok atau tegangan geser sekunder,
Gunakan persamaan
Elemen Mesin