iii. bab iii pembangunan infrastruktur pasca gempa dan ... · berorientasi pada masyarakat dan...

31
III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN TSUNAMI DI NAD III.1. Kerusakan Yang Ditimbulkan Oleh Gempa Bumi & Tsunami Pada tanggal 26 Desember 2004, suatu gempa yang paling dahsyat selama 40 tahun terakhir menghantam lautan Hindia, 150 km dari perairan propinsi NAD. Gempa tersebut memicu terjadinya tsunami dimana dua belas negara terkena imbasnya. Di Nanggroe Aceh Darussalam, diperkirakan 200 ribu orang meninggal, 2300 km jalan tidak dapat dilalui lagi, 9 pelabuhan rusak berat, 8 lapangan udara, 120 buah jembatan utama dan 1500 jembatan kecil turut rusak. Hal tersebut diperparah lagi oleh tingginya pencemaran air tanah, buruknya sanitasi, hancurnya irigasi dan suplai tenaga listrik yang minim. Diperkirakan akan dibutuhkan pembangunan rumah antara 80.000 sampai 110.000 buah rumah untuk 500.000 jiwa yang kehilangan tempat tinggal. Pembangunan kembali fasilitas infrastruktur membutuhkan biaya sekitar 30 trilyun rupiah (Progress report BRR, Desember 2006). III.2. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Di NAD Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut, selanjutnya pemerintah, menyusun tiga langkah recovery, yang meliputi tahap tanggap darurat, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Tahap tanggap darurat diarahkan untuk penyelamatan dan pertolongan kemanusiaan, tahap rehabilitasi diarahkan untuk memperbaiki pelayanan publik pada tingkat memadai dan tahap rekonstruksi diarahkan untuk membangun kembali masyarakat dan kawasan. Ketiga tahapan tersebut di laksanakan pada rentang waktu mulai Januari 2005 sampai dengan Desember 2009. Gambar berikut menunjukkan tahapan recovery masyarakat dan wilayah NAD:

Upload: ngoquynh

Post on 18-May-2018

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN TSUNAMI DI NAD

III.1. Kerusakan Yang Ditimbulkan Oleh Gempa Bumi & Tsunami

Pada tanggal 26 Desember 2004, suatu gempa yang paling dahsyat selama 40

tahun terakhir menghantam lautan Hindia, 150 km dari perairan propinsi NAD.

Gempa tersebut memicu terjadinya tsunami dimana dua belas negara terkena

imbasnya. Di Nanggroe Aceh Darussalam, diperkirakan 200 ribu orang

meninggal, 2300 km jalan tidak dapat dilalui lagi, 9 pelabuhan rusak berat, 8

lapangan udara, 120 buah jembatan utama dan 1500 jembatan kecil turut rusak.

Hal tersebut diperparah lagi oleh tingginya pencemaran air tanah, buruknya

sanitasi, hancurnya irigasi dan suplai tenaga listrik yang minim. Diperkirakan

akan dibutuhkan pembangunan rumah antara 80.000 sampai 110.000 buah rumah

untuk 500.000 jiwa yang kehilangan tempat tinggal. Pembangunan kembali

fasilitas infrastruktur membutuhkan biaya sekitar 30 trilyun rupiah (Progress

report BRR, Desember 2006).

III.2. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Di NAD

Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut, selanjutnya

pemerintah, menyusun tiga langkah recovery, yang meliputi tahap tanggap

darurat, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Tahap tanggap darurat diarahkan

untuk penyelamatan dan pertolongan kemanusiaan, tahap rehabilitasi diarahkan

untuk memperbaiki pelayanan publik pada tingkat memadai dan tahap

rekonstruksi diarahkan untuk membangun kembali masyarakat dan kawasan.

Ketiga tahapan tersebut di laksanakan pada rentang waktu mulai Januari 2005

sampai dengan Desember 2009. Gambar berikut menunjukkan tahapan recovery

masyarakat dan wilayah NAD:

Page 2: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

42

Gambar III-1 Tahapan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di NAD Sumber: Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2005

Dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah dan masyarakat di NAD,

ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif;

2. Pembangunan berkelanjutan, yang mengutamakan keseimbangan aspek

kelayakan ekonomi (economically viable), diterima secara sosial (socially

acceptable) dan ramah lingkungan (environmentally sound);

3. Holistik, pembangunan kembali NAD harus mempertimbangkan seluruh

aspek kehidupan dan berdasarkan pada strategi yang komprehensif;

4. Terpadu, koordinasi dan strategi yang efektif untuk menjamin konsistensi dan

keefektifan antara program sektoral dan regional di tingkat nasional maupun

daerah;

5. Efisien, transparan dan akuntabel;

6. Adanya monitoring dan evaluasi yang efektif.

III.3. Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Kembali Infrastruktur

Kebijakan dan strategi rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas infrastruktur di NAD

disusun dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

Page 3: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

43

1. Memprioritaskan penyediaan prasarana dan sarana untuk memenuhi

kebutuhan dasar serta prasara untuk memperlancar logistik.

a. Menetapkan prioritas utama pada pembangunan kembali perumahan, air

minum, sanitasi dan drainase.

b. Memprioritaskan pelaksanaan rehabilitasi prasarana akses masuk antara

lain pelabuhan laut dan bandar udara strategis beserta jaringan jalan

pendukungnya.

2. Membangun kembali sistem trasportasi dan komunikasi yang memadai untuk

mendukung kelancaran hubungan antar wilayah di dalam propinsi dan antar

propinsi serta luar negeri.

a. Membuka jalan akses dan jalur jalan utama (nasional), dilanjutkan

dengan pembukaan jalur transportasi yang terintegrasi untuk

memperlancar distribusi logistik yang efisien dan pengembangan

wilayah.

b. Merehabilitasi fasilitas telekomunikasi yang ada dan merekonstruksi

fasilitas komunikasi baru melalui teknologi nir-kabel untuk mendapatkan

kemudahan akses telekomunikasi baik lokal, SLJJ, maupun, SLI.

3. Merehabilitasi fasilitas distribusi energi dan kelistrikan sebagai upaya

mendukung kembalinya aktivitas sosial dan perekonomian.

a. Memprioritaskan rehabilitasi jaringan distribusi kelistrikan.

b. Mengarahkan upaya rekonstruksi untuk mendukung diversifikasi sumber

energi listrik.

4. Mendukung upaya menjaga ketersediaan pangan.

a. Memprioritaskan rehabilitasi jaringan irigasi pada wilayah dimana petani

penggarapnya telah siap dan diutamakan pada wilayah-wilayah pusat

kegiatan ekonomi dan pemukiman.

b. Membantu upaya perbaikan jaringan tambak rakyat, khususnya pada

jaringan primer dan sekunder

5. Memulihkan rasa aman bagi penduduk terkena bencana melalui peningkatan

penyiapan fasilitas infrastruktur untuk mendukung upaya penyelamatan

terhadap bencana.

Page 4: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

44

a. Mengatasi masalah genangan melalui rehabilitasi dan pembangunan

saluran drainase utama atau perbaikan alur alam.

b. Merehabilitasi dan merekonstruksi drainase kawasan perkotaan untuk

mengurangi potensi dampak negatif kerusakan lingkungan dan kesehatan

masyarakat.

c. Membangun sistem peringatan dini dan fasilitas penyelamatan (escape

facilities) pada daerah-daerah rawan bencana tsunami.

d. Mengendalikan banjir daerah pemukiman dan perkotaan melalui

kegiatan normalisasi sungai, perbaikan/pembangunan tanggul, dan

perbaikan fasilitas pengendali banjir.

6. Menerapkan secara konsisten prinsip-prinsip investasi yang didasarkan pada

kelayakan ekonomi, teknis, lingkungan, osial, budaya dan agama.

a. Melakukan studi kelayakan ekonomi, teknis, lingkungan, sosial, budaya

dan agama untuk setiap kegiatan peningkatan dan pembangunan fasilitas

baru sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk melakukan investasi.

b. Memprioritaskan optimalisasi prasarana dan sarana yang telah dibangun,

sebelum menetapkan pembangunan fasilitas baru.

c. Menerapkan keterpaduan intermoda prasarana dan sarana dalam

menetapkan prioritas pelaksanaan kegiatan.

d. Keputusan jadwal pelaksanaan kegiatan perlu selalu memperhatikan

tingkat kepentingan (urgency) dan kesiapan (readiness).

e. Menerapkan metoda pelaksanaan dan sistem logistik yang efisien

f. Melakukan konsultasi publik, yang antara lain ditujukan untuk menggali

dan mengakomodasi nilai budaya lokal dan agama.

III.4. Realisasi Pembangunan Kembali Infrastruktur

Proses rehabilitasi dan rekonstruksi bidang infrastruktur terdiri dari: Jalan dan

Transportasi (Udara, Darat dan Laut), SAR, Pos dan Telematika, Sumber Daya

Air (Irigasi, Pengamanan Pantai, Pengendalian Banjir), Energi dan Listrik, Air

Bersih, Sanitasi dan Persampahan serta Pembinaan Bangunan Umum. Proses

tersebut telah berlangsung sejak tahun 2005 sampai 2007. Beberapa

perkembangan yang dapat dicatat dari proses tersebut adalah:

Page 5: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

45

III.4.1. Sub-Bidang Jalan Dan Jembatan

Sampai dengan akhir tahun 2006, total jalan yang telah ditangani (rehabilitasi dan

rekonstruksi) mencapai 957 km terdiri dari jalan Nasional sepanjang 295 km,

jalan propinsi 203 km (Propinsi NAD: 76 km dan Kepulauan Nias 127 km) dan

jalan kabupaten sepanjang 459 km, dengan total biaya Rp. 1.699 milyar. Pada

tahun 2007 diprogramkan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan sepanjang 738 km,

yang terdiri dari jalan Nasional 212 km, jalan propinsi 155 km (Prop. NAD : 32

km dan Nias 123 km), dan jalan kabupaten sepanjang 371 km. Total anggaran

tahun 2007 sebesar 1.609 milyar Rupiah. Sehingga sampai akhir tahun 2007 akan

ditangani jalan sepanjang 1.695 km jalan dengan total biaya mencapai 3,31 trilyun

Rupiah, seperti diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel III-1 Rekapitulasi Realisasi Tahun 2005-2006 dan Program 2007 Sub Bidang Jalan

Dan Jembatan

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007

III.4.2. Sub Bidang Transportasi

Untuk prasarana transportasi, sampai dengan tahun 2006 telah ditangani

pelabuhan laut sebanyak 10 unit dan 5 unit pelabuhan penyeberangan.

Diantaranya satu pelabuhan penyeberangan di Ule lheu ditangani langsung

melalui dana Non APBN. Pelabuhan udara yang telah ditangani sebanyak 6 unit.

Selain itu juga telah dibangun 1 unit landasan udara/airstrip di Calang. Pada tahun

anggaran 2007 diprogramkan penanganan untuk 7 unit bandara, 3 di antaranya

merupakan penanganan baru, sedangkan 4 unit merupakan lanjutan. Selain itu

juga direncanakan pembangunan airstrip di Blangkejeren (Gayo Luwes) dan

RENCANA REAL 05-06 PROG 07 NO KEGIATAN SAT RUAS KM ON BGT OF BGT ON-OFF ON OFF ON-OFF

1 Lintas Timur NAD Km 4 257 0 0 0 3 0 3

2 Lintas Barat NAD Km 4 441 132 152 284 179 30 209

3 Lintas Tengah NAD

Km 8 341 11 0 11 0 0 0

4 Lintas Lainnya NAD

Km 46 1455 76 0 76 32 0 32

5 Jalan Kab./Kota Km 23 Kab 1900 459 0 459 371 0 371

TOTAL 4394 678 152 830 585 30 615

Page 6: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

46

Teluk Dalam (Nias Selatan) serta landasan heli/helipad di Pulau Rondo-Aceh

Besar. Selanjutnya pelabuhan laut yang ditangani sebanyak 8 unit (5 unit

penanganan baru dan 3 unit penanganan lanjutan) dan pelabuhan penyeberangan

sebanyak 4 unit (1 penanganan baru dan 3 unit penanganan lanjutan tahun 2006),

seperti diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel III-2 Rekapitulasi Realisasi Tahun 2005-2006 Dan Program Tahun 2007 Sub-Sektor Perhubungan

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007

Berdasarkan Rencana Induk, kebutuhan terminal dan stasiun DAMRI sebanyak 27

unit. Sampai dengan 2006, 7 unit terminal dan stasiun DAMRI sedang dalam

proses pembangunan. Pada tahun 2007 dialokasikan pembangunan terminal

sebanyak 6 unit. Gambaran realisasi dan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi

transportasi diperlihatkan pada tabel di bawah ini.

Rehabilitasi dan rekonstruksi pelabuhan penyeberangan ditargetkan sebanyak 9

unit sebagaimana tertuang dalam Rencana Induk. Dari keseluruhan jumlah

tersebut, 7 unit telah ditangani pada tahun anggaran 2005-2006. Satu unit yakni

pelabuhan penyeberangan Meulaboh dilaksanakan pada TA 2007. Realisasi

pembangunan terminal bis dan pool DAMRI serta pelabuhan penyeberangan

ditampilkan pada tabel-tabel berikut:

REAL 05 -06 PROG '07 05 - 07 NO BANGUNAN/GEDUNG RCN

BARU % KE RCN BARU LAMA BARU % KE

RCN 1 PEL. LAUT 17 10 59% 5 3 15 88% 2 PEL. FERRY 9 7 78% 1 3 8 89% 3 BANDARA 9 6 67% 3 4 9 100% 4 AIRSTRIP 0 1 0 2 0 3 0 5 HELIPED 0 0 0 1 0 1 0 6 TERMINAL BUS 29 8 28% 5 0 13 45% 7 KANTOR SAR 1 1 100% 0 1 1 100% 8 KANTOR BMG 8 8 100% 0 0 8 100% 9 KANTOR POS 19 11 58% 5 0 16 84%

Page 7: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

47

Tabel III-3 Realisasi Pembangunan Terminal Bis

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007 Tabel III-4 Realisasi Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007

Rehabilitasi dan rekonstruksi pelabuhan di NAD dalam Rencana Induk ditetapkan

sejumlah 12 unit. Dari jumlah tersebut, 10 unit telah dan sedang dilaksanakan

kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksinya sedangkan 8 unit (5 baru dan 3 lanjutan)

REAL 05-06 DIPA '07 NO TERMINAL BIS/APK RENCANA INDUK

BARU BARU LANJUT 1 Banda Aceh 4 2 2 2 Singkil 1 1 1 3 Bireuen 1 4 Lhokseumawe 1 5 Calang 1 1 6 Blang pidie 1 1 1 7 Kota Makmur 1 8 Aceh Besar 1 9 Langsa 1

10 Aceh Utara 3 1 1 11 Kebon Tengah 1 12 Aceh Timur 3 1 13 Bakongan 1 14 Sigli 1 15 Kuala Simpang 1 16 Simeulu 0 1 1 17 Takengon 0 1 18 Stasiun Damri B. Aceh 1 1 19 Pool Damri (tersebar) 2 20 Poo Damri Meulaboh 1 21 Pool Damri Lhokseumawe 1

TOTAL 27 7 3 6

REAL 05 - 06 2007 NO PEL. FERRY LOKASI RCN

BARU LANJUT BARU LANJUT

1 ULEE LHEU B. ACEH 1 1 1 2 BALOHAN SABANG 1 1 3 LABUHAN HAJI A. SELATAN 1 1 4 LAMTEH A. BESAR 1 1 5 SINABANG SIMEULU 1 1 1 6 MEULABOH A. BARAT 1 1 7 PULAU BANYAK A. SINGKIL 1 8 SINGKIL A. SINGKIL 1

TOTAL 8 5 1 2

Page 8: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

48

diprogramkan pada tahun 2007. Sampai akhir 2007 diperkirakan telah ditangani

10 unit pelabuhan dari Rencana Induk sebanyak 12 unit. Ada 3 unit pelabuhan

dalam Rencana Induk yang belum ditangani yakni Sabang, Sibadeh, dan Sigli.

Sementara itu terdapat 1 unit pelabuhan (Kuala Langsa) di luar Rencana Induk

yang ditangani. Di luar itu juga dibangun dermaga di Pulau Rondo.

Tabel III-5 Realisasi Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pelabuhan Laut

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007 Rehabilitasi dan rekonstruksi bandar udara sesuai dengan Rencana Induk

dilaksanakan sebanyak 9 unit. Dari jumlah tersebut 6 unit diantaranya telah dan

sedang dilaksanakan pada tahun 2005 – 2006. Tiga unit lainnya akan dilaksanakan

pada tahun 2007 dan 2008. Pada tahun 2008 kegiatan difokuskan pada

pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) dan Bandara Cut Nyak

Dhien Nagan Raya. Tabel berikut menunjukka perkembangan pembangunan

bandar udara:

REALISASI 05 - 06 PROGRAM 2007 NO PELABUHAN

LAUT LOKASI RENCANA INDUK BARU LANJUT BARU LANJUT

1 SABANG SABANG 1

2 MALAHAYATI ACEH BESAR 1 1 1

3 KRUENG GEUKUH LHOKSEUMAWE 1 1

4 KUALA LANGSA LANGSA 1

5 MEULABOH A. BARAT 1 1 1

6 CALANG A. JAYA 1 1

7 SUSOH A. BARAT DAYA 1 1

8 TAPAK TUAN A. SELATAN 1 1 1

9 SINGKIL A. SINGKIL 1 1

10 SIBADEH A. SELATAN 1

11 SNABANG SIMEULUE 1 1

12 SIBIGO SIMEULUE 1 1

13 SIGLI PIDIE 1

TOTAL 12 5 5 3

Page 9: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

49

Tabel III-6 Realisasi Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Bandar Udara

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007

Pembangunan airstrip telah dilaksanakan dengan dana Off-Budget pada tahun

2005 untuk pembangunan airstrip Calang. Satu unit airstrip direncanakan

dibangun di Blangkejeren dan Simeulue pada TA 2007. Sementara helipad pada

tahun 2007 direncanakan sebanyak 1 unit dan 2008 sebanyak 2 unit, masing-

masing di Pulau Rondo, Pulau Breuh,dan Pulau Banyak.

Tabel III-7 Realisasi Pelaksanaan Bandar Udara Perintis (Airstrip)

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007 Tabel III-8 Realisasi Pelaksanaan Landasan Heli (Heliped)

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007

LANDASAN RCN INDUK REAL 05-06 RKA07 NO BANDARA

AWAL AKHIR VOL. RP. MYR BARU RP

MY BARU LANJUT RP.MY

1 MAIMUN SALEH 1850 M X 30 M 1 25.1 1 12.25 1 1.41

2 SULTAN ISK. MUDA 2500 M X 45 M 2950 M X 45 M 1 474.5 1 88.38

3 CUT NYAK DHIEN 1000 M X 30 M 1700 M X 30 M 1 141.6 1 20.75 1 8.85

4 T. CUT ALI 750 M X 23 M 1250 M X 30 M 1 21.8 0.29 1 8.08

5 LASIKIN 750 M X 23 M 1500 M X 30 M 1 25.6 1 24.8 1 13.93

6 KUALA BATE 750 M X 23 M 1300 M X 30 M 1 22 0.29 1 19.69

7 REMBELE 1200 M X 30 M 1 26.1 1 10.96 1 5.99

TOTAL 7 736.7 4 69.34 3 4 146.33

RCN INDUK REAL 05-06 RKA 07 NO LANDASAN

UDARA LOKASI # RP.

MYR BARU RP. MYR BARU LANJUT RP.

MYR

1 AIRSTRIP CALANG A. JAYA 1 0.7

2 AIRSTRIP BLANGKEJREN

GAYO LUWES 1 8.2

3 AIRSTRIP SIBIGO SIUMELUE

TOTAL 0 0 1 0.7 1 0 8.2

R.INDUK REAL 05-06 RKA 07 NO LANDASAN HELI LOKASI

VOL. RP. MYR BARU RP. MYR BARU LANJUT RP. MYR

1 PULAU RONDO A. BESAR 1 1.4

2 PULAU BREUH A. BESAR

3 PULAU BANYAK SINGKIL

TOTAL 0 0 0 0 1 0 1.4

Page 10: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

50

III.4.3. Sub-Bidang Energi Dan Kelistrikan

Program rehabilitasi dan rekonstruksi bidang energi dan listrik yang dilaksanakan

oleh BRR lebih difokuskan pada pelayanan sambungan rumah untuk rumah-

rumah yang baru dibangun, jaringan tegangan rendah (JTR), penggantian diesel-

diesel pembangkit listrik yang rusak dan tidak fungsional dan sebagian jaringan

tegangan menengah (JTM). Dari target 119.253 sambungan rumah, sampai

dengan Desember 2006 telah dicapai pengadaan sebanyak 71.993 unit (60%).

Pemasangan sambungan rumah terus dilaksanakan sesuai dengan progress

penyelesaian pembangunan rumah bagi korban bencana tsunami.

Pada tahun anggaran 2007, sasaran yang akan dicapai adalah pengadaan

sambungan rumah sebanyak 64.387 unit (54%). Dengan demikian secara

keseluruhan, target yang telah di capai sampai dengan 2007 untuk pengadaan

listrik (sambungan rumah) mencapai 136.380 unit atau melebihi target yang

tercantum dalam Rencana Induk. Kelebihan alokasi ini dimaksudkan untuk

memenuhi target sambungan bagi pembangunan rumah baru sebanyak 120.000

unit dan permintaan masyarakat lainnya seperti bangunan fasilitas umum, fasilitas

sosial, bangunan publik lainnya.

Dari target sasaran 2.394 km JTR dan 1.046 km JTM, sampai Desember 2006

telah dilaksanakan sebanyak 397.8 km JTR dan 256.5 km JTM. Pada tahun

anggaran 2007 sasaran yang akan dicapai sepanjang 397.6 km JTR dan 212.5 km

JTM. Dengan demikian masih terdapat sisa target sebesar 1,636.6 km JTR dan

577.9 km JTM. Sedangkan target sasaran 736 unit Gardu Distribusi (GD) dan 6

unit Gardu Hubung (GH), sampai Desember 2006 telah tercapai 217 GD dan 3

unit GH. Tahun anggaran 2007 sasaran yang akan dicapai sebanyak 260 unit GD

dan 1 unit GH. Dengan demikian masih terdapat sisa target sebesar 298 unit GD.

Pembangunan pembangkit listrik dengan target 16 unit, sampai Desember 2006

telah berhasil dicapai 11 unit pembangkit listrik. Pada tahun anggaran 2007 tidak

ada pengadaan dan pemasangan pembangkit listrik. Target pembangkit listrik

tersebut belum termasuk target rekonstruksi pembangunan baru Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan dengan kapasitas 2X42 MW.

Page 11: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

51

Pembangunan PLTA Peusangan akan dibiayai JBIc dengan percepatan proses

pinjaman sehingga pelaksanaannya dapat dimulai akhir tahun 2007. Sebagai

tambahan dari pemenuhan target rekonstruksi tersebut, PT. PLN juga sudah

memproses tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu

Bara sebesar 2X100 MW di kabupaten Nagan Raya. Disamping itu Departemen

ESDM akan memproses tender pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas

Bumi (PLTP) sebesar 2X20 MW di Seulawah, kabupaten Aceh Besar.

Untuk bangunan gedung layanan umum, dari sasaran target 6 unit bangunan

gedung, BRR hanya akan membangun satu gedung pelayanan masyarakat di

Merduati. Masih terdapat sisa target 5 gedung kantor termasuk kantor wilayah.

Khusus untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau jaringan listrik, BRR

membiayai pengadaan 1.691 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan 1

unit Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH). Disamping itu Departemen

ESDM melalui program Listrik Desa mengadakan 1.000 unit PLTS pada tahun

anggaran 2006. Pada tahun anggaran 2007 sasaran yang akan dicapai 469 unit.

Tahun anggaran 2008, perlu dilanjutkan pengadaan PLTS sebanyak 1.000 unit.

Realisasi rehabilitasi dan rekonstruksi bidang kelistrikan dijelaskan pada tabel

dibawah ini.

Page 12: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

52

Tabel III-9 Realisasi Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Bidang Kelistrikan Dan Energi

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007

III.4.4. Sub-Bidang Sumber Daya Air

Sub-bidang ini terdiri dari irigasi, sungai dan pengendalian banjir dan

pengamanan pantai. Dari 118.028 ha target rehabilitasi dan rekonstruksi sub

bidang Irigasi, sampai dengan Desember 2006 telah dilaksanakan rehabilitasi dan

rekonstruksi prasarana irigasi seluas 78.766 ha (125%). Tahun anggaran 2007,

terdapat penambahan seluas 31.212 Ha sehingga total luas irigasi adalah 108.181

(172%).

Dari target 138.796 meter sungai yang harus direhabilitasi dan direkonstruksi,

sampai dengan Desember 2006 telah dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi

sungai sepanjang 78.689 meter (57%). Pada TA 2007 akan ditangani 12.163 m.

Sehingga pada akhir Tahun anggaran 2007, sasaran yang akan dicapai adalah

sepanjang 90.852 meter (65%).

REALISASI 05-06 NO KEGIATAN

PEMBANGUNAN SAT RENC. INDUK APBN NON

APBN TOTAL PROG. 2007 KET.

1 Pengadaan generator PLTD Unit 7 12 12

2 Perbaikan kantor PT. PLN Pkt 5 1

3 Pengadaan PLTD Apung Baru

Lok X Unit X MW

2X2X6 MUSEUM

4 PLTA Peusangan Unit X MW 4X21 PLN 2008

5 PLTM (Mini Hidro) Unit 2 6 PLTMH (Mikro Hidro) Unit 1 1 10 7 PLTS (Surya) Unit 1691 1000 2691 442 8 PLTGU Banda Aceh MW 2X30 0

9 Jaringan Tegangan Menengah (SUTM dan SKTM)

Km 1804 381 381 283

10 Jaringan tegangan rendah (SKTR) Km 2714 518 518 414

11 Sambungan Pelanggan Unit 119253 76623 76623 64387 12 Gardu Distribusi Unit 883 239 239 318 13 Gardu Hubung Unit 6 3 3 1 14 Depo BBM Unit 3 1 1 1 SIMEULUE 15 Gedung ESDM Unit 1 3 3 DINAS

16 Gedung Pemantau Gunung Api Unit 3 3 3

Page 13: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

53

Dari target 69.058 meter pantai yang harus dilindungi, pada tahun anggaran 2005-

2006 telah dikerjakan bangunan pengaman pantai sepanjang 57.854 meter (84%)

dan pada tahun anggaran 2007 sepanjang 23.376 meter. Target yang akan dicapai

pada akhir tahun anggaran 2007 adalah sebesar 81.230 meter atau 118% dari

target dalam Rencana Induk. Rekapitulasi pembangunan sub-sektor sumberdaya

air tampak pada tabel berikut:

Tabel III-10 Rekapitulasi Realisasi Tahun 2005-2006 Dan Program Tahun 2007 Sub-Sektor

Sumberdaya Air

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007

III.4.5. Sub-Bidang Air Bersih dan Sanitasi

Sub-bidang ini terdiri dari penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah, pengelolaan

sampah dan drainase. Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka penyediaan

air minum dan air bersih telah berjalan sejak tahun 2005 dan tahun 2007. Sampai tahun

ketiga telah teralokasi dana sebesar Rp. 309,943 miliar atau sebesar 13.54% dari target

(on budget yang terserap dan telah dialokasikan pada tahun 2007). Komponen terbesar

adalah untuk rehabilitasi dan rekonstruksi air bersih atau sebesar 63,53% atau sebesar Rp.

196,906 miliar, untuk komponen air limbah sebesar Rp. 23,093 miliar (7,45%),

komponen persampahan sebesar Rp. 50,407 miliar (16,26%), dan komponen drainase

sebesar Rp. 39,536 miliar (12,76%), seperti diperlihatkan pada tabel berikut:

Tabel III-11 Rekapitulasi Realisasi 2005-2006 dan Rencana 2007 Sub-Sektor Air Bersih dan

Sanitasi

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007

REALISASI TAHUN 2005-2006 2005-2007 NO KEGIATAN

PEMBANGUNAN SAT RENCANA INDUK

APBN NON APBN TOTAL

PROG. 2007

TOTAL

1 IRIGASI HA 118028 78766 78766 31212 109978

2 SUNGAI DAN PENGENDALIAN BANJIR

M 138796 76689 2000 78689 12163 90852

3 PENGAMAN PANTAI M 69058 57854 57854 23376 81230

REALISASI TAHUN 2005-2006 NO KEGIATAN

PEMBANGUNAN SAT RENC. INDUK APBN NON

APBN TOTAL PROG. 2007

2005-2007

1 AIR BERSIH LT/DTK 3,256 135 135 345 480

2 PEMBUANGAN LIMBAH RUMAH 543,217 1,400 1,400 290,310 291,710

3 SAMPAH RUMAH 543,217 636 636 1,665 2,301 4 DRAINASE M' 106,347 16,662 16,662 26,595 43,257

Page 14: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

54

III.4.6. Sub-Bidang Bangunan Umum

Pelaksanaan proyek bangunan umum baru diprogramkan pada tahun 2007 dan

rencana untuk tahun 2008. Beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi

pembangunan Pusat Pelatihan (Puslat) mitigasi tsunami, escape building, museum

tsunami, laboratorium dan peralatan

Tabel III-12 Program 2007 dan Rencana 2008 untuk Fasilitas BangunanUmum

Sumber: Buku Rencana Aksi BRR, 2007

Secara umum realisasi anggaran BRR untuk semua bidang telah mencapai 25

trilyun rupiah lebih, baik yang berasal dari dana on budget maupun off budget

seperti diperlihatkan pada tabel berikut:

REALISASI 2005-2006 NO KEGIATAN

PEMBANGUNAN SAT. RCN. INDUK APBN NON

APBN TOTAL PROG 2007

2005-2007

1

Pembangunan pusat pelatihan tsunami NAD daerah bencana B. Aceh

4

2 Escape Hill Unit 5

3 Desain dan konstruksi escape building A. Jaya Unit 1 1 1

4 Desain dan konstruksi escape building A. Barat

Unit 1 1 1

5 Desain dan konstruksi escape building Lhokseumawe

Unit 1 1 1

6 Desain dan konstruksi escape building Bireuen Unit 1 1 1

7 Desain dan konstruksi escape building Pidie Unit 1 1 1

8 Museum pusat pengembangan tsunami di Banda Aceh

2

9

Pembangunan pusat kualitas struktural di Banda Aceh dan peralatan untuk laboratorium

1

10

Koordinasi dan Konsultasi rencana kerja dan program pemerintah

Page 15: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

55

Tabel III-13 Realisasi Anggaran BRR 2005 – 2006 baik berasal dari APBN maupun non APBN

Sumber: BRR NAD & Nias 2006-2007

III.5. Pengambil Kebijakan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Untuk melaksanakan proses rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat dan wilayah

NAD dan Nias dibentuklah Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan

Wilayah NAD dan Nias (BRR NAD & Nias). Badan ini mempunyai tiga

kelengkapan organisasi, yaitu:

a. Dewan Pengarah: bertugas memberikan arahan dalam perumusan,

perencanaan dan pelaksanaan proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Anggota

JUMLAH (RP) JUMLAH (RP) NO BIDANG/SUB BIDANG ON BUDGET 2005-

2006 OFF BUDGET 05-

06 I PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN 3,703,250,340,446 3,934,718,495,600 1. PERUMAHAN 2,819,336,906,609 3,678,832,106,000 2. TATA RUANG, PSD DAN PERTANAHAN 883,913,433,837 255,886,389,600II INFRASTRUKTUR 2,355,190,563,475 2,156,761,520,000

1. PERHUBUNGAN, TELEKOMUNIKASI, POS/ASDP 472,604,860,283

2. JALAN DAN JEMBATAN/UASR 800,032,250,603 806,758,515,600 3. AIR BERSIH, SANITASI DAN PERSAMPAHAN 152,416,292,911 1,337,171,525,200 4. ENERGI DAN LISTRIK 301,503,644,911 5,807,785,200 5. IRIGASI 216,402,840,005 7,023,694,000

6. PENGENDALIAN BANJIR & PENGAMANAN PANTAI 412,230,674,762

III EKONOMI DAN USAHA 968,498,929,140 1,823,313,601,200

1. PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN 299,152,067,325 595,426,741,600

2. KELAUTAN DAN PERIKANAN 320,026,127,544 173,655,110,600 3. KEHUTANAN 32,237,729,098 86,827,555,300 4. PENGEMBANGAN USAHA 45,300,677,097 587,992,534,400 5. INDUSTRI 46,924,747,072 61,024,970,800 6. PERDAGANGAN, PARIWISATA, INVESTASI 24,928,925,779 6,860,541,200 7. KOPERASI DAN UKM 161,413,021,549 86,827,555,300 8. TENAGA KERJA 38,515,633,676 224,698,592,000

IV PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN PERAN PEREMPUAN 1,042,727,115,236 4,231,846,507,200

1. PENDDIKAN 400,157,959,445 1,783,247,297,600 2. KESEHATAN 600,491,793,294 2,182,454,314,000 3. PERAN PEREMPUAN 42,077,362,497 266,144,895,600V KELEMBAGAAN DAN SDM 965,907,990,203 1,334,018,501,200 1. KELEMBAGAAN DAN PEMERINTAH 275,953,171,058 1,013,317,274,400 2. KELEMBAGAAN, HUKUM DAN KEAMANAN 278,726,875,934 275,413,960,000 3. YUDIKATIF, LEGISLATIF, MATRA-MATRA 411,227,943,211 45,287,266,800

VI SOSIAL, BUDAYA DAN AGAMA 757,660,076,317 373,258,306,000 1. SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN 124,059,418,761 64,845,767,600 2. AGAMA 559,234,947,433 70,127,920,000 3. BUDAYA 74,365,710,123 238,284,618,400 PERENCANAAN 223,116,492,278 21,123,089,600

SEKRETARIAT, KOMUNIKASI DAN INFORMASI (ADMINISTRASI) 419,750,280,116 962,172,542,400

TOTAL 10,436,101,787,211 14,837,212,563,200

Page 16: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

56

dewan pengarah merupakan representasi berbagai pemangku kepentingan

(stakeholder) yang terdiri dari unsur masyarakat, unsur akademisi, unsur

pemerintahan dan unsur-unsur lain yang mendukung fungsi pengarah.

Anggota dewan pengarah bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa

aspirasi berbagai pihak yang diwakilinya telah terakomodasi dalam proses

rehabilitasi dan rekonstruksi. Dewan pengarah memberi laporan atas

pelaksanaan tugasnya langsung kepada presiden.

b. Dewan Pengawas: bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

proses rehabilitasi dan rekonstruksi, menerima dan menindaklanjuti

pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat dan melakukan audit

pelaksanaan tugas Badan Pelaksana. Dalam melakukan audit dan membantu

tugas-tugasnya, Dewan Pengawas dapat menggunakan jasa profesional

auditor independen atau tenaga ahli lainnya. Pelaksanaan tugas-tugas

tersebut dilaporkan secara berkala kepada Presiden dan Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD). Anggota Dewan Pengawas berasal dari individu-

individu yang memiliki pemahaman memadai dibidang pengawasan, yang

terdiri dari unsur-unsur tokoh nasional dan tokoh masyarakat Aceh yang

independen. Selain itu dimungkinkan dari perwakilan negara donor menjadi

anggota Dewan Pengawas. Hasil pengawasan terbuka untuk publik.

c. Badan Pelaksana (Bapel): Badan pelaksana bertugas merumuskan

kebijakan strategi dan kebijakan operasional, menyiapkan rencana tindak

dan melaksanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan

rekonstruksi untuk proyek-proyek tertentu sesuai kesepakatan

instansi/institusi lainnya dan memastikan penggunaan dana rehabilitasi dan

rekonstruksi dilakukan dengan menjunjung tinggi integritas dan bebas dari

tindak pidana korupsi, mengelola sumber daya yang ada baik sumber daya

manusia maupun sumber daya keuangan untuk melaksanakan rehabilitasi

dan rekonstruksi, menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait, meminta

bantuan berupa informasi dan dukungan teknis dalam pelaksanaan tugasnya

kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta pihak-pihak terkait

lainnya, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan rehabilitasi

Page 17: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

57

dan rekonstruksi yang dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan

pihak-pihak terkait lainnya. Pelaksanaan tugas BRR mengacu pada rencana

induk dan rencana rinci rehabilitasi dan rekonstruksi yang disusun oleh

pemerintah bersama pemerintah daerah.

Struktur organisasi pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi NAD disusun dalam

susunan sebagai berikut:

Gambar III-2 Sruktur organisasi BRR dan kaitannya dengan instansi lain

Sumber: Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2005

Struktur organisasi Bapel BRR NAD & Nias terdiri dari ketua dibantu beberapa

orang wakil ketua dan deputi-deputi. Untuk memudahkan koordinasi antara

masyarakat di wilayah-wilayah kerja BRR yang tersebar di beberapa daerah, maka

dibentuklah kantor regional BRR yang mewakili 8 wilayah. Struktur organisasi

Bapel dan kantor-kantor wilayah diperlihatkan pada gambar berikut:

Page 18: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

58

Gambar III-3 Struktur organisasi Badan Pelaksana BRR Sumber: Website e-aceh-nias.org

:

Page 19: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

59

Gambar III-4 Struktur Organisasi Kantor Perwakilan BRR NAD & Nias Sumber: Website e-aceh-nias.org

Dalam melaksanakan tugasnya BRR dibantu oleh satuan-satuan kerja (Satker)

yang anggotanya berasal dari instansi-instansi teknis di lingkungan Pemda NAD

dan anggota perseorangan lainnya yang dinilai cakap melaksanakan tugas-tugas

yang dibebankan. Satker-satker tersebut diawasi oleh deputi-deputi seperti tampak

pada tabel di bawah ini:

Tabel III-14 Satuan Kerja (Satker) Yang Bernaung Di Bawah Deputi-Deputi

DEPUTI SATUAN KERJA (SATKER) A DEPUTI PENGAWASAN A1 Bidang Pengawasan B DEPUTI KEUANGAN DAN PENDANAAN B1 Pembinaan Keuangan dan Pendanaan C DEPUTI AGAMA, SOSIAL DAN BUDAYA C1 Pemulihan dan Pengembangan Bidang Agama, Sosial dan Budaya

D1 Pemberdayaan Ekonomi dan Pengembangan Usaha D2 ETESP - ADB Perikanan 2007 D DEPUTI EKONOMI DAN USAHA D3 ETESP ADB Pertanian 2007/ Deputi Ekus E1 Peningkatan Sarana Air Bersih dan Sanitasi NAD E2 Peningkatan SAPRAS Sekolah / Madrasah E3 Pendidikan Tinggi NAD

E DEPUTI PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN PERAN PEREMPUAN

E4 Pendidikan Di DEPAG NAD

Page 20: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

60

DEPUTI SATUAN KERJA (SATKER) E5 Bidang Kesehatan, Pendidikan dan Gender E6 Pelayanan Kesehatan NAD E7 Pendidikan Menengah (Lanjutan) E8 Pelayanan Kesehatan NAD (ADB) E9 Pelayanan Kesehatan NAD (Lanjutan) F1 Pengembangan Perumahan dan Permukiman NAD - ADB F2 Bantuan Perumahan dan Pemukiman Kembali / BPPK NAD F3 Infrastruktur Kawasan dan Permukiman F4 Pengelolaan Pertanahan NAD-Nias F5 Infrastruktur Kawasan Siap Huni F6 Bantuan Sosial Bertempat Tinggal dan Perbaikan Rumah F7 Prakarsa Pembangunan Partisipatif F8 Kedeputian Perumahan dan Permukiman F9 Pengembangan Perumahan dan Permukiman (MDTF)

F10 Penanggunalangan Kemiskinan di Perkotaan F11 Penataan Ruang dan Lingkungan Permukiman F12 Perumahan dan Permukiman NAD Wilayah I F13 Perumahan dan Permukiman NAD Wilayah II F14 Perumahan dan Pemukiman NAD Wilayah III

F DEPUTI PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

F15 Perumahan dan Permukiman NAD Wilayah IV

G1 Rehab, Peningkatan, Pembangunan Fasilitas Pos, Telekomunikasi dan Transportasi Udara NAD

G2 Pembinaan Perencanaan Jalan NAD G3 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD G4 Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Provinsi NAD G5 Irigasi NAD

G6 Pemeliharaan, Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Transportasi Laut NAD

G7 Pemeliharaan, Rehabilitasi, Peningkatan dan Pembangunan Transportasi Darat NAD

G8 Peningkatan Kualitas Jasa Energi dan Ketenagalistrikan NAD

G9 Penyelenggaraan dan Pendaftaran Bangunan Gedung Negara dan Rumah Negara NAD

G10 Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan NAD

G DEPUTI INFRASTRUKTUR, LINGKUNGAN DAN PEMELIHARAAN

G11 Peningkatan Kapasitas Rekonstruksi Infrastruktur NAD H1 Peningkatan Sarana dan Prasarana Gedung Keuangan Negara H2 Dukungan Bantuan Pemerintah Daerah - SPADA H3 Penguatan Kelembagaan Komunikasi dan Informasi NAD -NIAS H4 Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan NAD - NIAS H5 Pengembangan Pertahanan MATRA Darat NAD H6 Pengembangan Pertahanan MATRA Laut NAD - NIAS H7 Pengembangan Pertahanan MATRA Udara NAD - NIAS H8 Pengembangan Fasilitas POLRI H9 Pusat Pembelajaran dan Pengembangan SDM

H10 Pengembangan SAPRAS Hukum NAD H11 Peningkatan dan Penataan Kapasitas Kelembagaan NAD - Nias

H DEPUTI KELEMBAGAAN DAN PENGEMBANGAN SDM

H12 Penataan dan Pengelolaan SDM dan Aparatur NAD - Nias Sumber: Website e-aceh-nias.org

III.6. Sumber Dana Dan Besar Pendanaan

Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Masyarakat NAD dan

Nias memberikan estimasi kebutuhan dana untuk pembangunan kembali Aceh

dan Nias mencapai Rp 60 Triliun. Sesuai perkembangan di lapangan, kebutuhan

dana diperkirakan meningkat menjadi Rp 74,8 Triliun.

Kebutuhan anggaran sebesar ini diantaranya dipenuhi dari APBN sebesar Rp 25,5

Triliun hingga akhir tahun 2007. Sisanya diharapkan dapat dipenuhi dari APBN

Page 21: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

61

2008-2009, kontribusi masyarakat dan swasta, negara donor, LSM asing, badan

kerja sama multilateral dan Badan PBB. Secara umum, sumber pendanaan

rekonstruksi Aceh dan Nias berasal dari sumber-sumber berikut:

1. APBN

2. Non-APBN yang terdiri dari bantuan negara dan institusi keuangan

internasional, masyarakat dan swasta, LSM dalam dan luar negeri, bantuan

bilateral, lembaga multilateral dan Badan PBB.

III.6.1. Dana Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN)

Potensi pendanaan yang berasal dari APBN terdiri dari:

a. Dana rupiah murni. Dalam APBN 2005 dana rupiah murni yang bisa

digunakan untuk mendukung pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi antara

lain berasal dari dana cadangan umum sebesar 2 trilyun rupiah, dana

moratorium paris club sebesar Rp. 3,9 trilyun. Disamping itu juga terdapat

dana departemen/lembaga yang berada di propinsi NAD baik berupa dana

dekonsentrasi, tugas pembantuan maupun dana instansi pusat yang

kewenangannya tidak didesentralisasikan seperti bidang agama, bidang

peradilan serta bidang keuangan. Untuk kebutuhan tahun anggaran 2006 dan

tahun-tahun berikutnya dana kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi akan

langsung di

b. Hibah luar negeri baik sifatnya bilateral maupun multilateral;

c. Realokasi atau reprogramming dana pinjaman luar negeri yang sedang

berjalan dialihkan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi di nad dan nias;

d. Pinjaman luar negeri baru (apabila diperlukan);

e. Penundaan dana pembayaran bunga dan pokok hutang luar negeri akibat

moratorium di Paris Club.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat

dan wilayah NAD secara umum ada tiga kelompok, yaitu:

1. Pemerintah Indonesia (Government of Indonesia, GOI)

2. Negara-negara yang telah berjanji akan membantu rehabilitsi dan rekonstruksi di

NAD baik secara bilateral maupun multilateral, dan

3. Lembaga Swadaya Masyarakat (Non Government Organization, NGO)

Page 22: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

62

Besar alokasi dana dari masing-masing pihak tersebut diperlihatkan pada gambar

dibawah ini

Gambar III-5 Alokasi Dana Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Dari Ketiga Donatur Sumber: BRR NAD & Nias dan Perhitungan staf Bank Dunia Gambar III-6 Besar dana yang dibelanjakan pada masing-masing sektor Sumber: BRR NAD & Nias dan Perhitungan staf Bank Dunia

Page 23: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

63

Gambar III-7 Perbandingan besar dana yang dijanjikan, dialokasikan dan dibelanjakan

sampai Desember 2006 Sumber: BRR NAD & Nias dan Perhitungan staf Bank Dunia

III.6.2. Non APBN (Off Budget)

Pembiayaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang bersumber dari sumbangan

dunia/Internasional, disebut dana Non APBN atau lebih dikenal dengan sebutan

’off budget’s karena merupakan anggaran yang bersumber bukan dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Pembiayaan Non APBN ini menangani

semua aspek kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Sampai Juli 2007, BRR telah

mencatat komitmen dana non APBN mencapai Rp 31,7 Triliun. BRR juga

memobilisasi dana melalui Recovery Aceh Nias Trust Fund (RANTF), yang telah

berhasil mengumpulkan dana (managed fund) hingga Rp 140 Miliar. Dengan

demikian, total komitmen yang diperoleh dari dana APBN dan Non-APBN

sampai akhir 2007 mencapai Rp 57,2 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 76

persen kebutuhan total dari rehabilitasi dan rekonstruksi.

Tabel berikut menjelaskan pembiayaan rehabilitasi dan rekonstruksi Prov.NAD-

Nias berdasarkan sektor pemulihan.

Page 24: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

64

Tabel III-15 Daftar Pembiayaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD & Nias Berdasarkan Sektor Pemulihan yang berasal dari dana off budget

Sumber: Website e-aceh-nias.org

Negara-negara yang turut membantu proses recovery mulai tahap tanggap darurat

sampai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi tidak kurang dari 44 negara, dengan

total komitmen bantuan sebesar USD 2,420,460,386 dan 57% diantaranya telah

direalisasikan yaitu sebesar USD 1.373.474.380. Disamping itu bantuan dari

Organisasi non pemerintah/Non Government Organization (NGO) baik dalam

maupun luar negeri yang terlibat dalam proses recovery di NAD mencapai 300

lembaga dengan total bantuan mencapai USD 1.275.251.225 dengan tingkat

relialisasi mencapai 67% atau USD. 848.931.381 (Website e-aceh-nias.org).

III.6.3. Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan Swasta

Guna menjaga keselarasan partisipasi oleh semua pihak swasta dalam pelaksanaan

rehabilitasi dan rekonstruksi di NAD, dibentuklah suatu mekanisme yang

mengatur administrasi dan koordinasi antar pihak-pihak terlibat. Koordinasi

partisipasi swasta dilaksanakan oleh Bapel. Lembaga ini mengkoordinasikan

2005 2006 2007 NO BIDANG PEMULIHAN

KOMITMEN (USD)

REALISASI (USD)

KOMITMEN (USD)

REALISASI (USD)

KOMITMEN (USD)

REALISASI (USD)

1

PERUMAHAN, PEMUKIMAN, TATA RUANG, PERTANAHAN & LINGKUNGAN HIDUP

604,485,111 231,087,189 146,985,458 180,251,212 22,556,973 46,048,948

2 INFRASTRUKTUR 573,046,776 205,793,204 199,485,166 77,180,957 5,849,444 9,671,646

3 SOSIAL KEMASYARAKATAN 756,021,749 370,457,692 180,103,231 125,028,992 28,921,981 32,053,684

4 PEREKONOMIAN 261,000,851 136,164,460 121,195,137 67,888,236 12,670,068 13,968,858

5 KELEMBAGAAN DAN HUKUM 181,062,385 107,329,082 82,415,109 35,512,339 6,639,074 10,139,874

6 BIAYA ADMINISTRASI DAN BIAYA LAIN-LAIN

28,710,662 7,808,422 7,650,651 13,678,678 1,696,531 1,285,399

7 TIDAK DIALOKASIKAN 115,208,350 69,677,804 31,303,268 10,531,209 38,229 223,633

8 SEMUA SUB-SEKTOR YANG DIDEFINISIKAN

500,000 500,000

9 SUB-SEKTOR LAIN-LAIN 2,681,172 449,803 393,711 1,672,658

TOTAL 2,522,717,056 1,129,267,656 769,531,731 511,744,281 78,372,300 113,392,042

Page 25: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

65

semua elemen yang terlibat baik dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah

maupun pihak swasta yang ingin terlibat dalam pembangunan kembali NAD.

Prosedur bantuan swasta ini disusun seperti tampak pada gambar III.8 di bawah

ini. Partisipasi swasta dimulai dari inisiatif yang dikoordinasikan oleh Bapel dan

Pemda untuk melihat keterkaitan antara inisiatif swasta tersebut dengan master

plan dan keinginan masyarakat. Setelah melakukan koordinasi Bapel melakukan

konfirmasi dan menerbitkan persetujuan teknis atas inisiatif tersebut. Persetujuan

teknis diteruskan untuk dituangkan dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani

oleh swasta dan Bapel. Kesepakatan tersebut dapat dipakai sebagai acuan oleh

pihak swasta untuk melakukan kontrak dengan pihak ketiga, dan Bapel

melaporkan jumlah dana ke Departemen Keuangan untuk dicatat dalam register.

Pada tahap implementasi Bapel, Pemda dan swasta bersama-sama terlibat

melaksanakan kegiatan. Setelah implementasi selesai, Departemen Keuangan

mencatat sebagai penerimaan negara. Prosedur pelaksanaan bantuan swasta

selengkapnya ditampilkan pada bagan di bawah ini:

Gambar III-8 Prosedur bantuan swasta dalam rehabilitasi dan rekonstruksi NAD Sumber: Perpres 30 tahun 2005

Page 26: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

66

Kebutuhan pendanaan bagi rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur berdasarkan

assesment yang dilakukan oleh Bappenas dan Bank Dunia adalah sebesar 26, 6

trilyun rupiah. Untuk itu dioptimalkan sumber-sumber pendanaan yang terdiri dari

APBN, APBD, Hibah (grant) dan Dana masyarakat.

III.7. Proyek-Proyek Yang Patut Diterapkan VE

Proyek-proyek yang patut untuk diterapkan VE dinilai berdasarkan tiga kriteria,

yaitu: menelan biaya dengan jumlah besar, tingkat kompleksitas yang tinggi dan

sumber anggarannya berasal dari anggaran pemerintah. Progress report BRR per-

Desember 2006 menyebutkan, mulai tahun 2007 akan dimulai pembangunan

beberapa infrastruktur yang memenuhi kriteria tersebut di atas, seperti:

1. Transportasi terdiri dari:

a. Jalan dan jembatan: rehabilitasi jalan Calang – Meulaboh sepanjang 122

Km, rehabilitasi underway B. Aceh – Calang, rehabilitasi jalan lintas timur

dari B. Aceh – Sumatera Utara sepanjang 490 Km.

b. Rehabilitasi jalan lintas timur NAD sebanyak 4 ruas dengan panjang

lintasan 257 km

c. Rehabilitasi dan peningkatan jalan lintas tengah NAD dengan panjang

lintasan 341 km

d. Pelabuhan: penyelesaian desain untuk pelabuhan di Lamno (A. Jaya),

terminal ferry di Meulaboh termasuk juga reklamasi pantai.

e. Airport: bandara perintis di Calang, Sibigo (Simeulu) dan Blang pidie

(A.selatan), peningkatan bandara Sultan Iskandar Muda di A. Besar.

2. Water supply: rehabilitasi water treatment dan jaringan distribusi air bersih,

seawater desalination plant di Ulee Lheu, Banda Aceh, rehabilitating Banda

Aceh’s water treatment plant di Lambaro,

3. Sanitasi: rehabilitasi sewage treatment plant di Banda Aceh.

4. Irigasi: rehabilitasi 65,000 hektar sistem irigasi.

5. Pembangunan jaringan tegangan listrik.

6. Bangunan pencegah banjir dan rehabilitasi sungai.

7. Pembangunan escape building.

Page 27: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

67

Proyek-proyek infrastruktur tersebut nantinya akan dikelompokkan kedalam 7

(tujuh) kategori infrastruktur yang akan ditangani baik oleh BRR NAD & Nias,

Pemerintah Daerah Aceh maupun negara donor asing melalui NGO-NGO yang

masih beroperasi di NAD yaitu:

1. Jalan dan Transportasi

2. Energi & Telekomunikasi

3. Sumber Daya Air

4. Air dan Sanitasi

5. Infrastruktur Lingkungan dan Pemeliharaan

6. Kawasan Percontohan, dan

7. Bangunan Gedung Negara dan Rumah

Data yang diterima dari BRR Aceh & Nias memperlihatkan nilai proyek yang

dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur masih sangat besar. Baik dana

yang bersumberkan dari APBN yang dikelola oleh BRR, Dana dari negara donor

maupun dana yang bersumberkan dari APBD Nanggroe Aceh Darussalam.

Besar anggaran biaya proyek infrastruktur untuk tahun 2007, 2008 dan 2009 yang

bersumber dari APBN adalah sebagai berikut:

Tabel III-16 Alokasi Anggaran Pembangunan Infrastruktur Sumber Biaya APBN

Besar anggaran biaya proyek infrastruktur untuk tahun 2007, 2008 dan 2009 yang

bersumber dari negara donor adalah sebagai berikut:

BRR NO INFRASTRUKTUR 2007 2008 2009 Total Anggaran

per Item 1 Jalan dan Transportasi 1,169,005,272,000 2,229,670,413,000 1,723,121,500,000 5,121,797,185,000 2 Energi & Telekomunikasi 237,568,188,000 128,881,882,000 28,183,094,000 394,633,164,000 3 Sumber Daya Air 320,580,561,275 357,215,000,000 374,111,750,000 1,051,907,311,275 4 Air dan Sanitasi 179,225,803,000 620,509,441,000 594,692,488,000 1,394,427,732,000

5 Infrastruktur Lingkungan dan Pemeliharaan 20,866,516,000 89,400,000,000 110,266,516,000

6 Kawasan Percontohan 75,222,499,700 75,222,499,700

7 Bangunan Gedung Negara dan Rumah 84,220,472,000 215,760,079,000 299,980,551,000

8

Jasa konsultansi Infrastructure Reconstruction Enabling Program (IREP)

158,650,000,000 142,870,994,000 81,447,749,000 382,968,743,000

Total Anggaran Pertahun 2,245,339,311,975 3,784,307,809,000 2,801,556,581,000 8,831,203,701,975

Page 28: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

68

Tabel III-17 Alokasi Anggaran Pembangunan Infrastruktur Sumber Biaya Negara Donor

Besar anggaran biaya proyek infrastruktur untuk tahun 2007, 2008 dan 2009 yang

bersumber dari APBD NAD adalah sebagai berikut: Tabel III-18 Alokasi Anggaran Pembangunan Infrastruktur Sumber Biaya APBD NAD

Dari segi besar anggaran proyek, kompleksitas, dan sumber anggaran biaya

proyek, tampaknya program value improvement akan krusial diterapkan di NAD,

setidaknya sampai tahun 2009.

III.8. Tantangan-Tantangan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masa Depan

Kedepan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di NAD menghadapi banyak

tantangan, baik dari aspek internal pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi

maupun aspek eksternal yang turut mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan

rehabilitasi dan rekonstruksi. Aspek-aspek tersebut kami bagi dalam 3 aspek

utama, yaitu aspek sosial budaya, aspek politik dan keamanan, dan aspek kesiapan

DONOR NO INFRASTRUKTUR 2007 2008 2009 Total Anggaran per Item

1 Jalan dan Transportasi 4,829,641,301,200 276,000,000 276,000,000 4,830,193,301,200 2 Energi & Telekomunikasi - 3 Sumber Daya Air - 4 Air dan Sanitasi -

5 Infrastruktur Lingkungan dan Pemeliharaan -

6 Kawasan Percontohan -

7 Bangunan Gedung Negara dan Rumah -

8 IREP - Total Anggaran Pertahun 4,829,641,301,200 276,000,000 276,000,000 4,830,193,301,200

NAD NO INFRASTRUKTUR 2007 2008 2009 Total Anggaran per

Item 1 Jalan dan Transportasi 346,444,010,500 1,260,639,872,000 1,850,390,680,000 3,457,474,562,500 2 Energi & Telekomunikasi 52,333,090,900 232,269,239,500 152,507,470,000 437,109,800,400 3 Sumber Daya Air 1,126,023,000 1,274,350,000 1,322,759,000 3,723,132,000 4 Air dan Sanitasi 6,013,178,000 10,815,149,000 12,062,422,000 28,890,749,000

5 Infrastruktur Lingkungan dan Pemeliharaan 10,001,730,300 23,810,538,300 50,303,376,500 84,115,645,100

6 Kawasan Percontohan -

7 Bangunan Gedung Negara dan Rumah -

8 IREP - Total Anggaran Pertahun 415,918,032,700 1,528,809,148,800 2,066,586,707,500 4,011,313,889,000

Page 29: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

69

pemerintah daerah menerima peralihan tanggung jawab pelaksanaan rehabilitasi

dan rekonstruksi dari BRR NAD & Nias.

III.8.1. Sosial Budaya

Pasca gempa dan tsunami pada akhir tahun 2004 lalu, pertumbuhan perekonomian

NAD sempat terpuruk menjadi minus 13% pada tahun 2005 (Kompas, 5 Januari

2008). Setahun kemudian setelah berlimpahnya bantuan dan peredaran uang di

NAD, pertumbuhan perekonomian NAD melesat naik menjadi melebihi 5% pada

tahun 2006. Pertumbuhan ini melebihi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun

pertumbuhan perekonomian tersebut belum mampu mengurangi jumlah

pengangguran yang mencapai lebih dari 10%.

Disamping kelompok masyarakat yang tidak terserap dengan baik dalam proses

perbaikan ekonomi dimasa rehabilitasi dan rekonstruksi ini, ada juga kelompok

kecil masyarakat yang menikmati lezatnya proses pelaksanaan rehabilitasi dan

rekonstruksi. Kelompok masyarakat tersebut umumnya adalah kelompok

masyarakat yang memiliki keterampilan yang saat ini dibutuhkan. Kelompok

tersebut selanjutnya hidup dalam budaya konsumerisme yang tinggi dan menjadi

sangat materialis. Perubahan pola hidup suatu kelompok masyarakat disatu sisi

dan kondisi pengangguran yang masih tinggi disisi lain kelak akan dapat

menimbulkan persoalan sosial. Konflik horizontal yang muncul karena

kecemburuan sosial harus diwaspadai dan diantisipasi sedini mungkin.

Disamping permasalahan tersebut, permasalahan kemandirian masyarakat di NAD

juga harus turut diperhatikan. Ketergantungan yang sangat besar pada bantuan

pihak lain menimbulkan sikap malas berusaha dan selalu menuntut jerih payah

terhadap usaha yang diberikan, sehingga semangat solidaritas, ketulusan dan

selalu menjunjung kepentingan umum menjadi diabaikan.

III.8.2. Politik dan keamanan

Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah Indonesia dan

kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM), merubah peta politik daerah. GAM

yang awalnya adalah organisasi ilegal dan bergerak di bawah tanah, kemudian

Page 30: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

70

menjadi organisasi legal dengan syarat atribut-atribut yang menunjukkan identitas

GAM harus dilepaskan. Selanjutnya GAM berubah menjadi Komite Peralihan

Aceh (KPA). Para mantan personil GAM yang sekarang menjadi KPA, umumnya

adalah kelompok masyarakat dengan keterampilan minim dan tidak diserap dalam

proses perbaikan ekonomi pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi ini. Kebutuhan

ekonomi disatu sisi dan sikap mental yang buruk disisi lain menyebabkan mereka

kemudian kembali pada aktifitas lama mereka ketika masih menjadi anggota

GAM, yaitu melakukan pungutan pada proyek-proyek konstruksi. Aktifitas

tersebut meskipun ilegal namun dibiarkan tetap berlangsung tanpa ancaman

hukum. Pungutan yang dapat mencapai 8 hingga 10 persen tersebut kemudian

menyebabkan banyak kontraktor yang tidak mampu menyelesaikan proyek,

terlebih bagi mereka yang menawar dengan harga yang sangat rendah pada saat

pelelangan. Disamping kontraktor tersebut juga banyak muncul kontraktor-

kontraktor nakal yang memang tidak mempunyai keahlian mengelola proyek

konstruksi dan hanya ingin mendapatkan keuntungan semata. Mereka umumnya

menggunakan paksanaan untuk dapat memenangkan proyak dan kemudian

melarikan diri setelah mendapatkan uang muka (Kompas, 5 Januari 2008).

III.8.3. Kesiapan Pemerintah Daerah Menerima Peralihan Tanggung jawab dari BRR NAD & Nias

Wewenang dan tanggung jawab yang akan dialihkan oleh BRR kepada

pemerintah daerah sangatlah berat. BRR NAD saat ini mengkoordinasikan

pelaksanaan 12.000 proyek dengan alokasi dana mencapai 80 trilyun rupiah.

Beban tersebut selanjutnya akan dipikul oleh pemerintah yang kemampuan

aparaturnya dalam mengelola proyek masih dipertanyakan. Lemahnya fungsi

manajerial, fungsi koordinasi, fungsi pengawasan dan penerapan kebijakan yang

lemah menjadi persoalan klasik pemerintah daerah di NAD. Sebagai contoh

lemahnya fungsi-fungsi tersebut adalah pembangunan rumah bagi korban tsunami

yang tumpang tindih disatu sisi dimana ada 1 keluarga yang mendapatkan 10 buah

rumah, sementara ada keluarga lainnya yang masih tinggal di barak-barak

pengungsian.

Page 31: III. BAB III PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PASCA GEMPA DAN ... · Berorientasi pada masyarakat dan partisipatif; 2. Pembangunan berkelanjutan, ... aspek kehidupan dan berdasarkan pada

71

Karena itu perlu disiapkan langkah-langkah yang sistematis dalam proses

peralihan wewenang dan tanggung jawab yang besar ini, supaya tidak

memunculkan masalah baru dikemudian hari.