iii. bahan dan metode 3.1.eprints.umm.ac.id/47090/4/bab iii.pdf14 iii. bahan dan metode 3.1. waktu...
TRANSCRIPT
14
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Eksplorasi benih terung dilaksanakan di kecamatan Poncokusumo,
Penanaman benih hasil ekplorasi dilaksanakan di desa Ngebruk kec.
Poncokusumo, Malang, Jawa timur, p -
- - - C. Penelitian
ini dilaksanakan pada 5 Agustus 2017 hingga 24 November 2017.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekop kecil, polybag,
gembor, sprayer, gunting stek, selang air, label tanaman, kamera, alat tulis, buku
catatan, buku pengamatan, panduan pengamatan dari Descriptor for Eggplant
dari IBPGR (1990).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah, pupuk kandang,
pupuk makro NPK majemuk (16:16:16), pupuk mikro, pestisida, air, dan 15
genotipe tanaman terung lokal hasil eksplorasi di daerah kecamatan
Poncokusumo, Malang, Jawa Timur.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksploratif yang dilakukan dengan
menghimpun informasi dan bahan tanam yang berasal dari desa di Kec.
Poncokusumo yang selanjutnya dilakukan penanaman. Penelitian ini ditata
dengan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan
perlakuan 15 genotipe tanaman terung lokal. Masing-masing perlakuan diulang 4
kali. Tiap perlakuan ditanam dalam polybag dengan ukuran 45cm x 35cm. Dalam
15
satu baris terdiri dari 15 polybag. Total tanaman 60 tanaman. Denah petak
percobaan dapat dilihat pada Lampiran 25 .
Gambar 6. Langkah-langkah eksplorasi benih terung
Tabel 1. Daftar asal genotipe terung yang digunakan dalam penelitian
No Kode genotipe Asal
1 TRP1 Desa Sumberjambe
2 TRP2 Desa Sumberjambe
3 TRP3 Desa Jambesari
4 TRP4 Desa Jambesari
5 TRP5 Desa Wates
6 TRP6 Desa Robyong
7 TRP7 Desa Ngebruk
8 TRP8 Desa Ngebruk
9 TRP9 Desa Pajaran
10 TRP10 Desa Pajaran
11 TRP11 Desa karangnongko
12 TRP12 Desa Poncokusumo
13 TRP13 Desa Belung
14 TRP14 Desa Keden
15 TRP15 Desa Wangkal
3.4. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
3.4.1. pemilihan benih
Benih terung yang akan ditanam, direndam dalam air selama 10-15 menit,
untuk memisahkan benih yang baik dengan benih yang tidak dapat tumbuh. Benih
terung yang baik akan tenggelam, sedangkan benih yang mengapung adalah benih
yang tidak dapat tumbuh.
16
3.4.2. Teknis Penanaman
Teknis penanaman dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
3.4.2.1. Penyemaian
Kegiatan penelitian diawali dengan penyemaian benih. Benih yang
tenggelam ditiriskan sampai kering kemudian disemai sebanyak 1 butir per
lubang polybag yang berisi media semai steril, benih disiram 2 kali sehari.
Penyemaian dilakukan sekitar 25-30 hari, bibit siap dipindah tanam apabila sudah
tumbuh 4 helai daun yang membuka sempurna.
3.4.2.2. Persiapan media polybag
Pengisian Polybag berukuran 40 cm x 35 cm dengan komposisi media
tanah: pupuk kandang (1:1). Dilaksanakan bersamaan saat kegiatan penyemaian,
kemudian polybag yang sudah berisi media tanam dan yang sudah ditandai
dengan kode perlakuan diletakkan pada posisi yang telah ditentukan menurut
ulangan dan denah percobaan.
3.4.2.3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit terung dari penyemaian
ke polybag perlakuan dengan membuat lobang tanam 5cm dalam polybag dengan
menggunakan tugal kecil dengan panjang 10cm. Penanaman dilakukan dengan
merobek plastik penyemaian supaya akar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Bibit yang ditanam diperoleh dari penyemaian sebelumnya dan dipilih yang
memiliki pertumbuhan seragam dan sehat. Masing-masing bibit ditanam dalam
lubang tanam dengan jumlah satu bibit tiap lubang tanam.
17
3.4.2.4. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi pengairan, penyulaman, pemupukan, penyiangan,
serta pengendalian hama dan penyakit.
a. Pengairan dilakukan setelah bibit ditanam dan selanjutnya menyesuaikan
dengan kondisi tanaman. Interval umum penyiraman 3 hari sekali dan
menyesuaikan kondisi lingkungan.
b. Penyulaman dilakukan apabila tanaman tidak tumbuh, mulai dari 3-4 hari
setelah tanam sampai 14 hari setelah tanam.
c. Pemupukan dilakukan menggunakan pupuk organik dan anorganik, dengan
dosis yang telah dikonversi dengan plot perlakuan. Pemupukan dengan
menggunakan pupuk anorganik (NPK) dilakukan 14 hari setelah pindah
tanam kemudian selanjutnya setiap satu minggu sekali sampai 60 hari
setelah pindah tanam.
d. Penyiangan dilakukan mulai dari 7 hari setelah pindah tanam kemudian
menyesuaikan kondisi plot perlakuan.
e. Pengendalian hama dan penyakit menggunakan pestisida, sesuai dengan plot
perlakuan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan saat penyemaian
sampai 3 minggu sebelum panen pertama, pengendalian hama dan penyakit
juga melihat kondisi serangannya.
18
3.4.3. Variabel Pengamatan
Pengamatan pada dilakukan pada semua tanaman untuk masing-masing
genotipe. Karakter yang diamati berdasarkan paduan Descriptors for Eggplants
yang dikeluarkan oleh International Board for Plant Genetic Resources (IBPGR)
(IBPGR,1990). Variabel yang diamati terdiri atas 16 karakter kualitatif dan 8
karakter kuantitatif dan ditambah uji organoleptik rasa, warna, dan bentuk.
Karakter kualitatif yang diamati meliputi :
a) Lekukan tepi daun
Lekukan tepi daun diamati dengan cara mengambil daun sampel dari
masing-masing genotipe kemudian dicocokan pada kriteria lekukan tepi
daun yang digunakan (Gambar 1)
Gambar 1. Kriteria lekukan tepi daun
b) Sudut ujung daun
Sudut ujung daun diamati dengan cara mengambil daun sampel dari
masing-masing genotipe kemudian dicocokan pada kriteria yang
digunakan (Gambar 2)
Gambar 2. Sudut ujung lekukan daun
c) Warna helaian daun
19
Warna helaian daun diamati dengan cara mengambil sampel daun dari
masing-masing genotipe kemudian diamati. 1) hijau terang; 2) hijau; 3)
hijau gelap; 4) ungu kehijauan; 5) ungu.
d) Warna mahkota bunga
Warna mahkota bunga diamati dengan cara mengambil sampel tangkai
bunga dari masing-masing genotipe kemudian diamati. 1) putih kehijaun;
2) putih; 3) ungu pucat; 4) ungu terang; 5) ungu kebiruan.
e) Posisi bunga
Posisi bunga diamati dengan melakukan pengamatan pada bunga yang
masih pada tanaman. Posisi bunga antara lain : 1) tegak; 3) semi-tegak; 5)
mendatar; 7) semi-menggantung; 9) menggantung.
f) Warna batang
Warna batang diamati dengan mengamati batang tanaman : 1) hijau; 3)
hijau dengan garis ungu; 5) ungu; 7) coklat.
g) Bentuk batang
Bentuk batang diamati dengan mengamati batang tanaman : 1) silinder; 3)
bersudut; 5) pipih.
h) Tipe pertumbuhan tanaman
Tipe pertumbuhan tanman dengan mengamati tanman kemudian mencocokan
dengan kriteria petumbuhan tanaman 3) rebah; 5)sedang ; dan 7) tegak.
20
Gambar 3. Kriteria pertumbuhan tanaman
i) Lekukan buah
Lekuakan buah diamati dengan pengamatan pada buah yang masih pada
tanaman dengan mencocokan pada kriteria (Gambar 4)
Gambar 4. Kriteria lekukan buah
j) Bentuk badan buah
Bentuk badan buahbuah diamati dengan pengamatan pada buah yang
masih pada tanamn kemudian mencocokan dengan kriteria (Gambar 5)
21
Gambar 5. Bentuk badan buah
(keterangan: (1) cenderung lebih lebar, (2) sama lebar, (3) cenderung lebih
panjang, (4) dua kali lebih panjang, (5) tiga kali lebih panjang dan
(6) beberapa kali lebih panjang
k) Bentuk ujung buah
Bentuk ujung buah diamati dengan pengamatan pada buah yang masih
pada tanaman dengan bentuk ujung buah : 3) bulat; 5)berlekuk; 7) runcing.
l) Warna buah muda
Warna buah muda diamati dengan pengamatan pada buah langsung,
diamati saat tanaman masak konsumsi atau pada umur (45-50 hst) : 1)
hijau; 2) putih susu; 3)kuning gelap; 4) ungu.
22
m) Warna buah tua
Warna buah tua diamati dengan pengamatan langsung pada buah, diamati
saat tanaman berumur (55-60 hst) : 3) hijau; 5) kuning; 7) coklat.
n) Uji kesukaan rasa buah terung
Uji kesukaan rasa buah dilakukan dengan mengunyah daging buah mentah
dan merasakannya : 7) manis; 5) sedang; 3) pahit.
o) Uji kesukaan warna buah terung
Uji kesukaan warna buah dilakukan dengan mengamati warna buah
langsung : 7) sangat suka; 5) suka; 4) netral; 3) agak tidak suka; 1) tidak
suka.
p) Uji kesukaan bentuk buah terung
Uji kesukaan bentuk buah dilakukan dengan mengamati bentuk buah
secara langsung : 7) sangat suka; 5) suka; 4) netral; 3) agak tidak suka; 1)
tidak suka.
Karakter kuantitatif yang diamati meliputi :
1. Tinggi tanaman (cm)
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan saat muncul bunga pertama.
Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris (meteran) mulai dari
leher akar sampai titik tumbuh terakhir.
2. Diameter batang (cm)
Pengamatan diameter batang dilakukan saat muncul bunga pertama
menggunakan jangka sorong pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah.
23
3. Panjang daun (cm)
Pengamatan panjang daun dilakukan saat muncul bunga pertama.
Pengamatan dilakukan dengan menghitung panjang daun dari pangkal
hingga ujung.
4. Lebar daun (cm)
Pengamatan lebar daun dilakukan saat muncul bunga pertama.
Pengamatan dilakukan dengan menghitung lebar daun dari titik tengah
daun.
5. Umur bunga pertama (hst)
Pengamatan dilakukan dengan mencatat umur tanaman mulai dari awal
tanam hingga muncul bunga pertama.
6. Panjang buah (cm)
Panjang buah diamati dengan mengukur panajang buah dari pangkal
hingga ujung.
7. Diameter buah (cm)
Pengamatan dilakukan dengan jangka sorong pada bagian tengah buah.
8 Panjang percabangan (cm)
Panjang percabangan diamati dengan pengamatan pada 2 percabangan
yaitu, percabangan 1 : diukur menggunakan meteran mulai dari pangkal
batang sampai cabang Y pertama. Percabangan 2 : diukur menggunakan
meteran mulai dari cabang Y pertama sampai percabangan selanjutnya.
24
3.4.4. Analisis Data
Analisis data, yakni untuk mengetahui karakteristik tanaman dan untuk
mengetahui keragaman genetik.
Data hasil pengamatan dipisahkan menjadi data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif diubah menjadi angka berdasarkan nilai kategori pada
deskriptor dan dianalisis kluster menggunakan software minitab 16. Analisis
kluster menggunakan jarak Euclidean untuk mengetahui jarak antar kluster dan
metode pengelompokan UPGMA (Un-weighted Pair-Group Method with
Arithmatic Averaging) dan untuk analalisis organoleptik menggunakan analisis
nonparametrik uji friedman. Data kuantitatif hasil pengamatan dianalisis dengan
menggunakan analisa ragam uji F dengan software dan SAS 9.2.
SK Db JK KT F hitung
Ulangan r-1 JKr KTr KTr/KTe
Genotipe g-1 JKg KTg KTg/KTe
Galat (r-1)(g-1) JKe KTe
Total (rg-1) JKt
Tabel 2. Analisis ragam uji F untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Keterangan:
SK : sumber keragaman JKe : jumah kuadrat galat
db : derajat bebas JKt : jumlah kuadrat total
r : jumlah ulangan KT : kuadrat tengah
g : jumlah genotipe KTr : kuadrat tengah ulangan
JK : jumah kuadrat KTg : kuadrat tengah genotip
JKr : jumah kuadrat ulangan KTe : kuadrat tengah galat
JKg : jumah kuadrat genotip
25
Apabila nilai F hitung lebih besar dari pada F-tabel 5%, dilanjutkan
dengan penghitungan ragam genotip, ragam fenotip, dan heritabilitas dihitung
dengan menggunakan rumus yang disebutkan oleh Singh, Ceccarelli dan Hamblin
(1993)
Keterangan :
2 : ragam genotip
r : jumlah ulangan
2 : ragam lingkungan
f2 : ragam fenotip
H : heritabilitas
KTg: kuadrat tengah genotipe
KTe: kuadrat tengah galat
Untuk mengetahui tinggi rendahnya heritabilitas, nilai heritabilitas
selanjutnya dikategorikan menurut Lestari et al. (2006):
Rendah: H < 20%
S : ≥ H ≥ 4 %
Tinggi: H > 40%