iii bahan dan metode penelitian 3.1 objek...
TRANSCRIPT
24
24
III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Ternak Percobaan
Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase
grower berumur 4 bulan dengan simpangan baku bobot badan tidak lebih dari 10
persen. Itik diperoleh dari peternak di Tasikmalaya, Jawa Barat dan dipelihara di
dalam Kandang Percobaan Laboratorium Ternak Unggas Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran.
3.1.2 Kitosan Iradiasi
Kitosan iradiasi adalah kitosan yang diputuskan rantai molekulnya dengan
penyinaran sinar dari radio isotop cobalt-60, sehingga berat molekulnya menjadi
lebih rendah. Kitosan iradiasi ini diperoleh dari BATAN (Badan Tenaga Nuklir
Nasional), Pasar Jumat, Jakarta Selatan berupa larutan kitosan dalam asam asetat
dengan konsentrasi 50.000 ppm. Kitosan iradiasi sebagai perlakuan pada
percobaan ini dicampurkan ke dalam ransum dengan konsentrasi 150 ppm.
3.1.3 Kandang Percobaan
Pemeliharaan dan perlakuan dilakukan di Kandang Percobaan
Laboratorium Ternak Unggas. Jenis kandang yang digunakan dalam percobaan
adalah kandang panggung dengan atap asbes. Kandang terbuat dari bambu dan
kawat dibuat petak berukuran 3 x 0,83 x 0,74 m setiap flock terdiri dari 30 ekor
itik Cihateup.
25
25
3.1.4 Alat dan Bahan yang Digunakan
1. Alat
a. Hanging feeder sebagai tempat pakan dengan merk Medion kapasitas
7 kg
b. Hanging water sebagai tempat minum dengan merk Medivac
Gumboro
c. Karung sebagai tempat penyimpanan ransum
d. Timbangan duduk untuk menimbang ransum
e. Timbangan digital untuk menimbang itik
f. Satu set alat operasi (pisau, gunting, dan pinset)
g. Jangka sorong untuk mengukur diameter ileum
h. Meteran untuk mengukur panjang ileum
i. Oven dengan suhu 56oC untuk mengilfitrasi sampel ileum
j. Heating plate memanaskan object glass yang berisi sampe sampel
ileum dalam proses fiksasi
k. Mesin mikrotom putar untuk memotong blok paraffin yang
terkandung sampel ileum
l. Object glass sebagai preparat sampel ileum
m. Mikroskop untuk mengamati jumlah dan ukuran vili ileum
2. Bahan
a. Larutan NaCl fisiologis
b. Larutan Bouin
c. Alkohol 70%, 80%, 90%, dan 100%
d. Larutan xilol I dan xilol II
26
26
e. Larutan Haemotoksilin
f. Larutan Eosin
g. Air
h. Paraffin cair
i. Albumen Meyers
3.1.5 Ransum yang Digunakan
Ransum yang digunakan berbentuk mash. Kandungan nutrisi ransum
disajikan pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Kandungan Energi Metabolis dan Nutrien dalam Bahan Pakan
Percobaan
Sumber: Data Sekunder diperoleh dari Laboratorium Produksi Ternak Unggas
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 2015.
Keterangan :
EM = Energi Metabolis LK = Lemak Kasar Ca = Calsium
PK = Protein Kasar SK = Serat Kasar P = Phospor
Lis = Lisin Met. = Metionin Sist.= Sistein
Bahan
Pakan
EM PK LK SK Ca P Lis. Met. Sist.
Kkal/kg ......................................................(%)..........................................
Jagung
Kuning 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18
Dedak
Halus 1630 12,00 13,00 12,00 0,12 0,20 0,77 0,29 0,40
Bungkil
Kedelai 2240 45,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,65 0,67
Bungkil
Kelapa 2120 21,00 1,80 15,00 0,20 0,20 0,64 0,29 0,30
Tepung
Ikan 3080 60,00 9,00 1,00 5,50 2,80 5,00 1,80 0,94
Tepung
Tulang 0 0,00 0,00 0,00 24,00 12,00 0,00 0,00 0,00
Minyak
Kelapa 8600 0,00 100 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Premix 0 0,00 0,00 0,00 10,00 5,00 0,30 0,30 0,10
27
27
Tabel 4. Formula Ransum Percobaan
Sumber : Hasil Perhitungan Berdasarkan Tabel 3.
Tabel 5. Kandungan Nutrien Pada Ransum Percobaan dan Ransum Itik
Fase Grower
Sumber : *) Hasil Perhitungan Berdasarkan Tabel 2 dan 3.
**) NRC (1984)
***) Chen (1996)
Keterangan :
EM = Energi Metabolis LK = Lemak Kasar Ca = Calsium
PK = Protein Kasar SK = Serat Kasar P = Phospor
Bahan Pakan Jumlah (%)
Jagung Kuning 65,00
Dedak Halus 12,00
Bungkil Kedelai 8,00
Bungkil Kelapa 3,00
Tepung Ikan 8,00
Tepung Tulang 2,00
Minyak Kelapa 1,50
Premix 0,50
Total 100,00
Nutrien Ransum Percobaan* Ransum Itik Fase Grower
EM (Kkal/kg) 3004 2800**
PK (%) 16,06 16,00**
SK (%) 6,44 -
LK (%) 3,75 -
Ca (%) 1,03 0,60**
P (%) 0,61 0,60**
Lisin (%) 0,88 0,90**
Metionin (%) 0,35 0,56***
28
28
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Prosedur Kerja
1. Tahap Persiapan
a. Kandang dibagi menjadi dua flock dengan disekat menggunakan triplek
dan kawat. Setiap flock berukuran 3 x 0,83 x 0,74 m dengan kapasitas
tiga puluh ekor.
b. Kandang disanitasi dengan cara pengapuran pada bagian alas dan
dinding kandang satu minggu sebelum itik dimasukkan dan mencuci
peralatan pakan dan minum itik. Kandang dibersihkan menggunakan
detergen dan air mengalir.
c. Tempat pakan dan tempat minum disiapkan di masing-masing flock.
2. Adaptasi selama 2 minggu dikandang percobaan pada itik yang berumur
14 minggu.
3. Tahap Pemeliharaan
a. Ternak percobaan sebanyak 60 ekor dibagi menjadi kedalam dua
kelompok masing-masing 30 ekor yaitu ternak yang diberi kitosan dan
yang tidak diberi kitosan.
b. Pakan itik diberikan dua kali dalam sehari pada pagi hari pukul
07.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00-17.00 WIB.
c. Ransum diberikan sebanyak 100 gram ransum yang telah ditambah
larutan kitosan/ekor/hari untuk itik Cihateup yang diberi perlakuan
dan 100 gram ransum/ekor/hari untuk itik Cihateup yang tidak diberi
perlakuan.
d. Air minum diberikan adlibitum.
29
29
e. Tempat minum dicuci setiap hari dan diisi air bersih kemudian
diberikan pada itik.
f. Agar suhu dan kelembaban kandang sesuai dengan kondisi fisiologis
itik. Maka setiap pagi tirai dibuka dan ditutup kembali pada sore hari.
Suhu dan kelembaban kandang diamati setiap hari pada pagi, siang
dan sore hari dengan menggunakan termometer bola kering/ Dry Bulb
(DB) dan termometer bola basah/ Wet Bulb (WB) yang diletakkan
pada bagian dalam dinding kandang.
g. Keadaan itik diperiksa setiap hari, bila ada ada itik yang mati maka
itik tersebut harus dikuburkan supaya tidak menimbulkan sumber
penyakit bagi itik lainnya.
4. Tahap Percobaan
a. Melakukan percobaan selama 1 bulan (4 minggu) di kandang
percobaan.
b. Pencampuran Pakan
1) Bahan pakan dicampur sesuai dengan formulasi yang tercantum
pada Tabel 3 kecuali bungkil kelapa dan minyak. Pencampuran
dilakukan dengan menggunakan mixer di mini feedmill Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran.
2) Bungkil kelapa dan minyak dicampurkan secara terpisah setiap hari
sebelum dicampurkan kedalam ransum dengan jumlah yang sudah
ditentukan.
3) Ransum ditimbang sebanyak 3 kg untuk 30 ekor ternak percobaan
untuk masing-masing flock.
30
30
4) Ransum untuk ternak percobaan tanpa perlakuan langsung
diberikan sedangkan ransum untuk ternak percobaan yang diberi
perlakuan dicampurkan dengan larutan kitosan iradiasi.
c. Penambahan Larutan Kitosan Iradiasi
Kitosan iradiasi sebanyak 11,25 mg/3 kg ransum dilarutkan terlebih
dahulu dengan aquades sebanyak 750 ml. Larutan kitosan iradiasi
dicampurkan dalam pakan dengan cara disemprotkan secara merata,
lalu diaduk hingga homogen. Ransum yang telah diberikan larutan
kitosan iradiasi digunakan untuk dua kali pemberian pakan, yaitu pada
pagi dan sore hari.
5. Tahap Pengambilan Sampel
Mengambil sampel dengan cara membedah perut itik untuk mendapatkan
ileum pada minggu ke-4 setelah pemberian perlakuan.
6. Tahap Analisis Sampel
Analisis morfometrik mikro yang meliputi jumlah vili dan ukuran vili
ileum dilakukan di Laboratorium Mikroteknik Hewan Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta morfometrik
makro yang meliputi panjang dan diameter ileum di Laboratorium
Fisiologi Ternak dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran.
3.2.2 Peubah yang Diukur
Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah morfometrik mikro ileum
yang meliputi jumlah vili dengan perbesaran 10 x 10 dan ukuran vili ileum
dengan satuan μm serta makro ileum yang meliputi panjang dan diameter ileum
dengan satuan cm. Prinsip penentuan jumlah dan ukuran vili dalam pengukuran
31
31
morfometrik ileum menggunakan Metode Paraffin Haemotoksilin Eosin
(Lampiran 1). Pengukuran morfometrik makro dilakukan dengan pemotongan
bagian pada bagian ileum itik (Lampiran 2).
3.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Percobaan akan dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan
Uji T Tidak Berpasangan. Penelitian ini terdiri atas 2 perlakuan percobaan, yaitu:
P1 = itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi
P2 = itik Cihateup yang diberi ransum dengan kitosan iradiasi
Hipotesis :
H0 : P2 = P1 artinya morfometrik mikro dan makro ileum itik Cihateup yang
diberi dan tanpa kitosan iradiasi memiliki pengaruh yang sama dalam sistem
pemeliharaan minim air.
H1 : P2 > P1 artinya morfometrik mikro dan makro itik Cihateup yang diberi
kitosan iradiasi terdapat peningkatan dibandingkan dengan itik Cihateup
tanpa pemberian kitosan iradiasi dalam sistem pemeliharaan minim air.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus berikut:
1) Rata-rata hitung
X̅ = ∑ 𝑥i
𝑛
Keterangan:
= Rata-rata hitung
xi = Nilai sampel ke-i
n = Jumlah sampel
32
32
2) Simpangan Baku
𝑆 = √∑ 𝑥2 −
1𝑛
∑ 𝑥
𝑛 − 1
Keterangan:
S = Simpangan baku
x = Nilai sampel
n = Jumlah sampel
3) Koefisien Variasi (KV)
𝐾𝑉 = 𝑠
𝑥𝑥 100%
Keterangan:
KV = Koefisien Variasi
S = Simpangan baku
𝑋 = Rata-rata hitung
4) Menghitung varians dari masing masing variable
𝑆𝑥2 =
∑ 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑥)2
𝑛𝑛 − 1
𝑆𝑦2 =
∑ 𝑦𝑖2 −(∑ 𝑦)2
𝑛𝑛 − 1
Keterangan :
S2x = Varian itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi
S2y =Varian itik Cihateup yang diberi ransum mengandung kitosan
iradiasi
𝑥𝑖 = Nilai sampel ke-i (itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi)
33
33
𝑦𝑖 = Nilai sampel ke-i (itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi)
x = Nilai sampel (itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi)
y = Nilai sampel (itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi)
n = Jumlah sampel
5) Menghitung keseragaman
Jika : F hitung ≤ F tabel artinya varians sama
F hitung > F tabel artinya varians tidak sama
Keterangan :
n1 = Jumlah itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi
n2 = Jumlah itik Cihateup yang diberi ransum mengandung kitosan
iradiasi
6) Untuk varians yang sama
Dimana :
Fhitung=
Varians yang besarVarians yang kecil
, ( n1−1 ; n2−1)
Sd = √S2p (1
n1+
1
n2)
𝑆2𝑝 = (𝑛1 − 1)𝑠2𝑥 + (𝑛2 − 1)𝑠2𝑦
𝑛1 + 𝑛2 − 2
34
34
7) Untuk varians yang tidak sama
Keterangan :
𝑆𝑑̅ = Varians
𝑆2𝑝 = Varians gabungan itik Cihateup yang diberi ransum mengandung dan
tanpa kitosan iradiasi
𝑆2𝑥 =Varians sampel itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi
𝑆2𝑦 =Varians sampel itik Cihateup yang diberi ransum mengandung kitosan
iradiasi
�̅� = Rata-rata parameter sampel itik Cihateup yang diberi ransum tanpa
kitosan iradiasi
�̅� = Rata-rata parameter sampel itik Cihateup yang diberi ransum
mengandung kitosan iradiasi
𝑛1 = Jumlah sampel itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi
𝑛2 = Jumlah sampel itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi
8) Uji statistik t
𝑆𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 𝑈𝑗𝑖 ∶ 𝑡 = �̅� − �̅�
𝑆𝑑̅
Nilai t hitung yang diperoleh dibandingkan dengan nilai
𝑆𝑑 = √(𝑠2𝑥
𝑛1+
𝑠2𝑦
𝑛2)
𝑊1 = 𝑠2𝑥
𝑛1 𝑊2 =
𝑠2𝑦
𝑛2
dan
t′α = tα ; n1 − 1W1 + tα ; n2 − 1 W2
W1 + W2
35
35
Keterangan :
𝑆𝑑̅ = Varians
𝑆2𝑝 = Varians gabungan itik Cihateupyang diberi ransum mengandung dan
tanpa kitosan iradiasi
𝑆2𝑥 = Varians sampel itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan
iradiasi
𝑆2𝑦 = Varians sampel itik Cihateup yang diberi ransum mengandung
kitosan iradiasi
�̅� = Rata-rata parameter sampel itik Cihateup yang diberi ransum tanpa
kitosan iradiasi
�̅� = Rata-rata parameter sampel itik Cihateup yang diberi ransum
mengandung kitosan iradiasi
𝑛1 = Jumlah sampel itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi
𝑛2 = Jumlah sampel itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi
t’ = t’ hitung pada pembanding α
tα; n1-1 = Nilai t tabel baris α dan kolom sampel n1-1
tα; n2-1 = Nilai t tabel baris α dan kolom sampel n2-1
W1 = Rasio simpang/varians itik Cihateup yang diberi ransum tanpa
kitosan iradiasi dengan jumlah sampelnya
W2 = Rasio simpang/varians itik Cihateup yang diberi ransum
mengandung kitosan iradiasidengan jumlah sampelnya
Kaidah keputusan:
Jika t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.