ika kurnia indriani b51110019
DESCRIPTION
Jurnal Mahasiswa FE UNTANTRANSCRIPT
-
Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014/ Hal 1-16
1
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL
MODERATING
Studi Pada Perusahaan Nonfinancial Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010-2012
Ika Kurnia Indriani
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat.
e-mail: [email protected]
Abstract
The purpose of study is to investigte the influence of corporate social responsibility (CSR) to
the value firm. Second find out is corporate governance moderates relationship between CSR and
corporate value with the firm value. The sample is selected by purposive sampling method, is
sampling technique using a certain consideration that are relevant to the study was nonfinancial
companies in 2010-2012. The total population was 20 companies with three years obeservation so,
the total was 60. The data analysis process was started descritive analyst, classical assumption test,
and multiple regression analyst in hypothesis test. The results of the study indicate that the variables
of corporate social responsibility effect positively on corporate value and corporate governance effect
negatively on corporate value. The corporate governance is the moderating variable of corporate
social responsibility and corporate value has no significant effect on corporate value but corporate
governance will increase corporate social responsibility firm value and corporate value.
Keyword: corporate social responsibility, corporate governance, and corporate value.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara corporate social
responsibility dan corporate governance terhadap nilai perusahaan, dan bagaimana hubungan
corporate governance sebagai variabel moderasi terhadap corporate social responsibility dan nilai
perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini di pilih dengan metode pusposive sampling,
teknik ini digunakan karena sesuai dengan penelitian pada perusahaan nonfinansial tahun 2010
sampai 2012. Jumlah populasi yang digunakan sebanyak 20 perusahaan dengan tiga tahun masa
observasi, sehingga total populasi sebanyak 60. Proses analisis data meliputi statistik deskriptif, uji
asumsi klasik, dan analisis regresi berganda dalam pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukan
bahwa corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan corporate
governance tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Corporate governance sebagai
variabel moderasi antara corporate social responsibility dan nilai perusahaan, tidak memiliki
pengaruh signifikan, namun variabel corporate governance dapat meningkatkan pengungkapan
corporate social responsibility dan meningkatkan nilai perusahaan.
Kata kunci: corporate social responsibility, corporate governance dan nilai perusahaan
-
2 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
1. PENDAHULUAN
Aktivitas ekonomi yang dijalankan
perusahaan sebagaimana prinsip etika
bisnis diharapkan bermanfaat tidak hanya
bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga
bagi masyarakat. Penerapan etika bisnis
tersebut merupakan wujud kepedulian dan
tanggung jawab sosial-moral suatu
institusi bisnis dan para pelaku dunia
usaha terhadap masyarakat dan
lingkungannya. Menerapkan Penerapan
tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungan dan masyarakat secara benar
berarti juga memenuhi prinsip
responsibilitas yang diusung GCG.
Penerapan CSR secara konsisten
merupakan bagian dari upaya
memaksimalkan nilai perusahaan. CSR
merupakan komitmen perusahaan
berperilaku etis dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi berkelanjutan
dengan tetap mengedepankan peningkatan
kualitas hidup karyawan beserta
keluarganya, komunitas lokal dan
masyarakat luas. Salah satu prinsip GCG
terkandung responsibility yang
penekanannya diberikan kepada
kepentingan stakeholders perusahaan.
Termasuk di dalamnya adalah karyawan,
pelanggan, konsumen, masyarakat, serta
pemerintah selaku regulator. Dari
penjelasan tersebut prinsip responsibility
melahirkan gagasan corporate social
responsibility atau peran serta perusahaan
dalam mewujudkan tanggung jawab
sosialnya. Dalam gagasan CSR perusahaan
tidak lagi dihadapkan pada tanggung
jawab terhadap nilai perusahaan
(corporate value) yang hanya direflesikan
ke dalam kondisi keuangan, namun harus
juga berpijak pada tanggung jawab sosial
dan lingkungan.
Kondisi keuangan saja tidak cukup
menjamin nilai perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan
hanya akan terjamin apabila perusahaan
memperhatikan dimensi sosial dan
lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta
bagaimana anggapan masyarakat sekitar
muncul ke permukaan terhadap perusahaan
yang dianggap tidak memperhatikan
lingkungan hidup. Kita semua berharap
bahwa perusahaan yang beroperasi di
Indonesia tidak hanya memperhatikan sisi
GCG dan melupakan aspek CSR karena
kedua aspek tersebut bukan suatu pilihan
yang terpisah, melainkan berjalan
beriringan untuk meningkatkan
keberlanjutan operasi perusahaan.
Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah 1) untuk mengetahui apakah
corporate social responsibility
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
-
3 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
nonfinansial yang terdaftar di BEI periode
2010-2012, 2) untuk mengetahui apakah
corporate governance berpengaruh
terhadap nilai perusahaan nonfinansial
yang terdaftar di BEI periode 2010-2012,
3) untuk mengetahui apakah corporate
social responsibility yang dimoderasi oleh
corporate governance berpengaruh
terhadap nilai perusahaan nonfinansial
yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.
2. KAJIAN TEORI
2.1 Teori Legitimasi
Gray et. Al, (1996) dalam Nor Hadi
(2011:5) berpendapat bahwa legitimasi
merupakan ...a systems-oriented view of
organisations and society...permits us to
focus on the role information and
disclosure in the relationship between
organisations, the state, individual and
group
Dari pendapat tersebut, legitimasi
adalah keberpihakan masyarakat baik
secara individu maupun kelompok yang
peka terhadap gejala lingkungan sekitarnya
baik fisik maupun nonfisik. Dari
pengertian tersebut, legitimasi masyarakat
terhadap sebuah perusahaan menjadi salah
satu faktor strategis guna pengembangan
usaha dimasa depan. Hal ini terkait dengan
upaya perusahaan dalam mempromosikan
diri ditengah masyarakat.
2.2 Teori Stakeholders
Tanggung jawab perusahaan tidak
hanya diukur sebatas pada indikator
ekonomi semata namun, penilaian meluas
pada ranah sosial kemasyarakatan. Ranah
sosial merupakan pihak internal maupun
eksternal yang berhubungan baik bersifat
mempengaruhi dan dipengaruhi, bersifat
langsung maupun tidak langsung oleh
perusahaan. Stakeholder merupakan pihak-
pihak yang juga berkepentingan terhadap
perusahaan seperti, pemerintah, pesaing,
masyarakat, konsumen, pemerhati
lingkungan, lembaga diluar perusahaan
(LSM), karyawan, kaum minoris dan
lainnya. Menurut Adam C.H, 2002 dalam
Nor Hadi, 2011: 94-95 apabila perusahaan
tidak memperhatikan kepentingan
stakeholders, akan terjadi perselisihan
yang dapat mengerus legitimasi.
2.2 Corporate Social Responsibility
The Organization For Economic
Cooperation And Development (OECD)
dalam solihin (2009) merumuskan CSR
sebagai businesss contibustion to
sustainable development and that
corporate behaviour must not only
ensure returns to shareholders wages
employees, and but they must respon to
societal and enviromental concerns and
value.
Horward R. Bowen (1953)
(dikutip dari Katiya Nahda dan D. Agus
Harjito, 2011) konsep CSR memuat
komponen-komponen sebagai:
-
4 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
1. Economic responsibility, manajemen
perusahaan memiliki tanggung jawab
ekonomi diantaranya kepada para
pemegang saham dalam bentuk
pengelolaan perusahaan yang
menghasilkan laba.
2. Legal responsibility, dalam
melaksanakan operasinya perusahaan
harus mematuhi berbagai peraturan
perundangan yang berlaku.
3. Social Responsibility Pelaksanaan
tanggungjawab sosial merupakan suatu
komitmen untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat melalui
sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Pengungkapan CSR akan berdampak
kepada kelangsungan hidup
perusahaan.
4. Ethical responsibilities dalam
menjalankan operasinya, perusahaan
harus memetuhi segala adat istiadat
yang berlaku dimasyarakat.
5. Discretionary responsibilities
Masyarakat mengharapkan
keberadaan perusahaan dapat
memberikan manfaat bagi mereka.
2.3 Corporate Governance
Menurut Indonesian Institute For
Corporate Governance (2012) Corporate
Governance adalah mekanisme yang
mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan agar kegiatan operasionalnya
sesuai dengan harapan para stakeholders.
Asas-asas good corporate governance
yang menjadi indikator, adalah 1)
Disclosure/Transparency dapat
menyediakan informasi secara terbuka
kepada seluruh pihak, 2) Accountability
perusahaan harus
mempertanggungjawabkan kinerjanya
secara wajar dan transparan, 3)
Responsibility kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan undang-undang yang
berlaku, 4)Independency setiap
departemen dalam perusahaan harus
dikelola secara independen , 5) Fairness
memperhatikan kepentingan shareholders
dan stakeholders berdasarkan asas
kewajaran dan kesetaraan. Menurut Nahda
dan Harjito (2011) penerapan GCG akan
meningkatkan kepercayaan investor
kepada perusahaan, hal ini ditandai dengan
peningkatan harga saham.
2.4 Hubungan Good Corporate Governance dan Corporate Social
Responsibility
Salah satu asas dalam GCG adalah
responsibilitas, hal ini ditunjukan dengan
penerapan program CSR yang diberikan
kepada stakeholders. CSR diharapkan
akan mendorong peningkatan nilai
perusahaan dimata masyarakat. Sehingga
kinerja keuangan saja tidak cukup untuk
mendorong peningkatan nilai perusahaan.
Program CSR sangat erat ikatannya
dengan sistem ekonomi berkelanjutan.
2.5 Nilai Perusahaan
-
5 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
Peningkatan nilai perusahaan
adalah tujuan utama korporasi, hal ini
ditandai dengan peningkatan kemakmuran
pemilik atau pemegang saham. Salah satu
indikator penilaian nilai perusahaan adalah
harga saham, semakin tinggi harga saham
maka tingkat keuntungan akan semakin
besar. Korporasi berusahaan menciptakan
nilai kompetitif dimata masyarakat, salah
satu caranya adalah dengan melaporkan
program CSR, hal ini akan mendorong
peningkatan nilai perusahaan.
3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka,
penelitian terdahulu yang telah dilakukan
dan mendefinisikan masalah mengenai
pertanggung jawaban sosial perusahaan,
corporate governance, dan nilai
perusahaan, maka kerangka konseptual
dicerminkan pada gambar dibawah ini:
4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latarbelakang dan
tinjauan penelitian terdahulu yang
dikemukakan, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Pengungkapan CSR berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
nonfinansial yang terdaftar di BEI periode
2010-2012.
H2: Corporate governance berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
nonfinansial yang terdaftar di BEI periode
2010-2012.
H3: Corporate governance berpengaruh
positif pada hubungan pengungkapan CSR
dengan nilai perusahaan nonfinansial yang
terdaftar di BEI periode 2010-2012.
5. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi penelitian ini adalah
perusahaan nonfinancial yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2010-
2012. Pemilihan sample menggunakan
metode purposive sampling dan
kriteria populasi yang digunakan dalam
memilih sampel perusahaan
nonfinancial yang telah memperoleh
penghargaanIndonesian Sustainablility
Reporting Awards (ISRA) periode
2010 sampai 2012. Perusahaan
nonfinancial yang telah memperoleh
Corporate Governance Perception
Index (CGPI) periode 2010 sampai
2012. Perusahaan nonfinancial yang
memperoleh Indonesian Green Awards
periode 2010 sampai 2012.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Dependen
Salah satu pengukuran nilai pasar
perusahaan adalah TobinQ. Tobin Q
Variabel dependen
Nilai perusahaan
Variabel independen Corporate Social
Resposibility
Variabel
Moderating Corporate
Governance
-
6 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
adalah alat pengukuran kinerja perusahaan
yang ditemukan oleh James Tobin dari
Universitas Yale. Rumus yang digunakan
untuk mengukur TobinsQ sebagai berikut:
TobinsQ = (+)
Dimana
a. Variabel Independen
Variabel indenpenden dalam
penelitian ini adalah pengungkapan CSR
pada laporan keberlanjutan. Sebagai
indikator penilaian akan mengacu pada
Global Reporting Intiative, yang berfokus
pada beberapa komponen pengungkapan
meliputi; economic, environment, labour
practices, human right, society dan
product responsibility. Tingkat
pengungkapan CSR diformulasikan
sebagai berikut:
Dimana: CSDI = Indeks Pengungkapan Perusahaan
N = Jumlah Item Pengungkapan Yang
Dipenuhi
K = Jumlah Semua Item Yang Mungkin
Dipenuhi
b. Variabel Moderasi
Variabel moderasi dalam penelitian
ini adalah corporate governance dengan
menggunakan Corporate Governance
Perception Index (CGPI). CGPI yang
diselenggarakan oleh The Indonesian
Insitute for Corporate Governance (IICG)
bekerjasama dengan Majalah SWA.
Penilaian CGPI terdiri dari empat tahapan
yaitu:
1) Self assessment yang bernilai 15 % dari
total skor. 2)Dokumen yang bernilai 20%
dari total skor. 3) Makalah yang bernilai
14% dari total skor. 4) Observasi yang
bernilai 51% dari total skor. Hasil
Penilaian CGPI berdasarkan kategorisasi
pemeringkatan:
1. Sangat Terpercaya : 85 -100
2. Terpercaya : 70 - 84
3. Cukup Terpercaya : 55 69
Dalam penelitian ini, dari setiap hasil
penilaian Corporate Governance
Perception Index akan diberi poin, dari
setiap rating yang diperoleh oleh
perusahaan, yaitu:
1. Sangat terpercaya skor 3
2. Terpercaya skor 2
3. Cukup terpercaya skor 1
6. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode dokumentasi annual
report, dan sustainability report
perusahaan nonfinansial yang terdaftar di
BEI periode 2010-2012. Data diperoleh
MVE = The product of a firms share
price and the number of common
stock shares outstanding,
DEBT
= The value of firms short-term
liabilities net of its short-term
assets, plus the book value of the
firms long-term debt,
Total
Asset
= The book value of the total assets
of the firm.
CSDI =
-
7 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
melalui website resmi perusahaan. Data
mengenali corporate governance diperoleh
dari hasil survey The Indonesian Insitute
for Corporate Governance (IICG) dari
majalah SWA.
7. Teknik Analisis Data
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan suatu data yang dilihat
dari mean, median, maximum, minimum.
Kegunaannya untuk menentukan tingkat
hubungan variabel-variabel yang diteliti.
Pengujian ini dilakukan untuk
mempermudah memahami variabel yang
digunakan dalam penelitian.
b. Uji asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Dalam uji normalitas ini ada 2 cara
untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak, yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik
(Ghozali, 2011). Alat uji yang digunakan
adalah dengan analisis grafik histogram
dan grafik normal probability plot dan uji
statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z
(1-Sample KS).
2. Uji Multikolinearitas
Guna mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas dengan melihat nilai
tolerance dan inflation factor (VIF) pada
model regresi. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang
terpilih dengan tidak dijelaskan oleh
variabel independen lainya. Sehinggga
dengan nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi dikarenakan
VIF=1/tolerance (Hair et.al.1992). nilai
cutoff yang dipakai dalam menunjukkan
adanya multikolinearitas adalah nilai
tolerance 0,1 atau sama dengan VIF
10.
3. Uji Autokorelasi
Dalam menguji ada tidaknya
autokorelasi penelitian ini menggunakan
uji Durbin-Watson (DW-test) metode ini
menggunakan kisaran nilai untuk batas
bawah (d1) dan batas atas (du). H0
diterima jika nilai DW-test lebih besar dari
batas atas nilai pada tabel. Sebuah model
regresi dinyatakan tidak terdapat
autokorelasi apabila nilai Dubin-Watson
berkisar antara 1,55 hingga 2,46 (untuk n <
15).
4. Uji Heteroskedastisitas
Dalam pengujian heterokedastisitas
peneliti menggunakan uji Glejser. Uji
Glejser dilakukan dengan cara
meregresikan antara variabel independen
dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai
signifikansi antara variabel independen
dengan absolut residual lebih dari 0,05
maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
c. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini akan
menggunakan uji statistik parametrik,
-
8 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
karena data yang digunakan terdistribusi
secara normal. Salah satu jenis uji statistik
parametrik adalah uji regresi hipotesis
yang diajukan oleh peneliti, maka
dilakukan uji pengaruh simultan (f test), uji
koefisien determinasi dan uji pengaruh
parsial (t test).
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi,
dilakukan untuk mengetahui persentase
pengaruh variabel independen terhadap
perubahan variabel dependen. Dari
pengujian ini diketahui seberapa besar
variabel dependen mampu dijelaskan oleh
variabel independennya, sedangkan
sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain
diluar model.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian singnifikansi simultan
(uji F) untuk mengetahui tingkat pengaruh
varibel independen terhadap variabel
dependen secara bersama-sama. Dalam uji
F ini kesimpulan yang diambil dilihat dari
nilai dengan ketentuan: jika lebih besar
dari 10% maka H0 diterima sedangkan jika
lebih kecil dari 10% maka H0 ditolak.
3. Uji Parsial (t-test)
Uji parsial (t test) digunakan untuk
mengetahui tingkat singnifikansi pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial. Jika t hitung
koefisien regresi lebih kecil dari t tabel,
maka varibel independen tidak
berpengaruh terhadap varibel dependen
maka hipotesis ditolak, sedangkan jika t
hitung koefisien regresi lebih besar dari t
tabel, maka variabel independen
berpengaruh terhadap varibel dependen
maka hipotesisi diterima.
5. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini pengujian
hipotesis menggunakan analisis regresi
berganda. Terdapat dua model regresi yang
digunakan untuk model regresi pertama
hanya menggunakan dua variabel yaitu
variabel indepanden yaitu CSR, terhadap
variabel dependen yaitu nilai perusahaan
tanpa memasukkan variabel pemoderasi.
Sedangkan untuk Model Regresi II
menguji pengaruh kedua variabel
independen terhadap variabel dependen
dengan memasukkan variabel pemoderasi.
Model persamaan regresi dalam penelitian
ini adalah
Model 1
Model 2
Dimana:
Y = Nilai perusahaan
= Konstanta
1-3 = koefisien regresi
CSR = corporate social responsibility
CG = corporate governance
e = error term, yaitu tingkat
kesalahan penduga dalam
penelitian
Y = + 1CSR + 2CG + e
Y = +
1CSR + 2CG +
e
Y = + 1CSR + 2CG + 3CSRxCG + e
-
9 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
6. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Tabel 1. Statistik deskriptif
Nilai
perusahaan
CSR CG
N 60 60 60
Min. 0,31 0,51 1,00
Max. 6,33 1,00 3,00
Mean 1,8079 0,8544 2,1667
Std.deviasi 1,26686 0,14225 0,64221
Variabel nilai perusahaan memiliki
nilai terendah sebesar 0,31 dan nilai
tertinggi sebesar 6,33, sedangkan nilai
rata-rata sebesar 1,8979 dengan standar
deviasi 1,26686. Pada variabel corporate
social responsibility memiliki nilai
tertinggi sebesar 1,00, nilai terendah
sebesar 0,51, sedangkan nilai rata-rata
sebesar 0,8544, dengan standar deviasi
sebesar 0,14225. Pada variabel corporate
governance nilai tertinggi sebesar 3,00,
nilai terendah sebesar 1,00, sedangkan
nilai rata-rata sebesar 2,1667 dengan
standar deviasi sebesar 0,64221.
2. Uji Normalitas
Tabel 2. Uji Normalitas
Uraian Koefisien
Kolmogorov-
Smirnov Z
Sig Keterangan
Standardized
Residual
1,328 0,59 Normal
Berdasarkan hasil uji statistik
Kolmogorov-Smirnov Z, diperoleh nilai
sebesar 1,328 dan nilai signifikan sebesar
0,59 lebih besar dari nilai yaitu 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal.
3. Uji Multikolinearitas
Tabel 3. Uji Multikolinearitas
Variabel VIF Kesimpulan
CSR 1,123 Tidak ada
Multikolinearitas
CG 1,123 Tidak ada
Multikolinearitas
Dari tabel diatas terlihat bahwa
semua nilai VIF dibawah 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas dalam model regresi.
4. Uji Autokorelasi
Dari hasil perhitungan Durbin-Watson
sebesar 1,856. Nilai ini berada diantara
1,850 sampai 2 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi dalam model regrasi.
5. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini digunakan
metode Glejser dalam pengujian
heteroskedastisitas.
Tabel 4. Uji Heteroskedastisitas
Variabel T-
Hitung
Sig Kesimpulan
CSR 1,500 0,139 Tidak ada
heteroskedastisita
CG 0,711 0,480 Tidak ada
heteroskedastisita
CSR-CG -0,775 0,441 Tidak ada
heteroskedastisita
Berdasarkan pengujian tersebut
diperoleh nilai signifikan > 0,05 sehingga
disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.
-
10 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
6. Pengujian Regresi Berganda
Tabel 5. Analisis Regresi Berganda
Model Regresi Pertama
Variabel Koefisien
regresi
t-
hitung
sig Keterangan
Konstanta -0,349 -0,347 0,730 Tidak
signifikan
CSR 2,669 2,231 0,030 Signifikan
CG -0,057 -0,214 0,831 Tidak
signifikan
R2 0,085
R 0,291
N 60
F hitung 2,644
Sig 0,080
Tabel 6. Analisis Regresi Berganda
Model Regresi Kedua
Variabel Koefisien
regresi
t-
hitung
Sig Keterangan
Konstanta -2,252 -0,849 0,400 Tidak
signifikan
CSR 5,178 1,500 0,139 Tidak
signifikan
CG 0,871 0,711 0,480 Tidak
signifikan
CSR-CG -1,196 -0,775 0,441 Tidak
signifikan
R2 0,095
R 0,308
N 60
F hitung 1,951
Sig 0,132
Berdasarkan hasil pengujian regresi secara
keseluruhan diperoleh persamaan sebagai
berikut:
Model regresi pertama:
Nilai perusahaan= -0,349 + 2,669CSR
0,057CG
Model regresi kedua:
Nilai perusahaan= -2,252 + 5,178CSR +
0,871CG 1,196CSR-CG
Pembahasan
Model Regresi Pertama
Nilai konstanta sebesar -0,349. Hal ini
menunjukan bahwa, apabila variabel CSR
dan corporate governance masing-masing
bernilai 0 maka nilai perusahaan adalah
sebesar -0,349. Menurut wibisono (2007)
dalam Nahda dan Harjito (2011) konstanta
bernilai negatif dapat disebabkan oleh
tidak terpenuhinya asumsi-asumsi regresi
sehingga model regresi tidak bersifat Best
Linear Unbiased Estimator. Asumsi
regresi linear klasik tersebut antara lain,
model regresi dispeifikasikan normal, data
terdistribusi normal, tidak ada
multikolinearitas dan tidak ada
heteroskedasitas antara variabel bebas.
Tidak ada autokorelasi untuk data yang
diurutkan berdasarkan waktu/time series.
Dalam penelitian ini seluruh asumsi
tersebut telah terpenuhi.
Meskipun demikian konstanta yang
negatif tidak menjadi masalah sepanjang
CSR dan corporate governance tidak
memiliki nilai 0 karena sudah dibatasi oleh
nilai minimum dari masing-masing
variabel. Menurut Rietvield dan
Sunaryanto (1994) dalam Nahda dan
Harjito (2011) koefisien negatif dalam
sebuah model regresi bukan alasan untuk
menyimpulkan persamaanya salah.
Dari persamaan tersebut untuk
hipotesis pertama yaitu pengungkapan
CSR berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hipotesis ini diterima hasil
penelitian menunjukan bahwa
pengungkapan CSR memiliki pengaruh
positif terhadap nilai perusahaan dengan
-
11 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
koefisien t hitung 2,669 dan singnifikan
0,03.
Nilai singnifikan sebesar 0,03 lebih
kecil dari 0,05. Hal ini berarti peningkatan
pengungkapan CSR akan mendorong
peningkatan nilai perusahaan. Begitu pula
sebaliknya, penurunan CSR akan
mendorong penurunan nilai perusahaan.
Dengan demikian perubahan CSR baik
peningkatan ataupun penurunan sebesar 1
persen akan direspon dengan perubahan
nilai perusahaan sebesar 2,669 persen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian oleh Rustiarini (2010), yang
memberikan arti bahwa para investor di
Indonesia telah mempertimbangkan
laporan tanggung jawab sosial perusahaan
sebagai pertimbangan dalam melakukan
investasi. Apabila perusahaan memiliki
kinerja sosial lingkungan yang baik, maka
akan muncul kepercayaan dari investor,
sehingga direspon positif melalui
peningkatan harga saham perusahaa.
Hipotesis kedua yaitu corporate
governance berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa corporate governance
tidak berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Koefisien corporate
governance menunjukan nilai -0,057
dengan nilai signifikansi 0,831 lebih besar
dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa, jika
corporate governance mengalami
peningkatan 1 persen maka nilai
perusahaan akan mengalami penurunan
sebesar 0,057 dengan asumsi variabel
independen lainya adalah konstan.
Penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian oleh Agus Listiandi (2009)
dalam Reny dan Priantinah (2012) dan
Nahda dan Harjito (2011), yang
menunjukan bahwa para investor tidak
begitu memperhatikan informasi corporate
governance sebagai pertimbangan ketika
akan melakukan investasi di perusahaan.
Hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan penelitian oleh Riswari
(2012) dimana corporate govenance
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan uji
koefisien determinasi pada model regresi
pertama diperoleh hasil nilai F hitung lebih
kecil dari F tabel sebesar 2,644 dan 3,156
dan tingkat singnifikan sebesar 0,08 lebih
besar dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel CSR dan
corporate governance tidak berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Hipotesis
ketiga yaitu corporate governance
berpengaruh positif pada pengungkapan
CSR dan nilai perusahaan. Hasil penelitian
di atas menunjukan bahwa corporate
governance tidak berpengaruh positif
terhadap pengungkapan CSR dan Nilai
perusahaan sehingga hipotesis tidak
-
12 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
terbukti. Hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan hasil penelitian oleh
Riswari (2012) dan Retno dan Priantinah
(2012) dimana corporate governance
berpengaruhi positif terhadap
pengungkapan CSR dan nilai perusahaan.
Model Regresi Kedua
Nilai konstanta pada regesi kedua
yaitu persamaan regresi yang telah
dimoderasi antar CSR dan corporate
governance sebesar -2,252. Hal ini
menunjukan bahwa, apabila variabel CSR
dan corporate governance masing-masing
bernilai 0 maka nilai perusahaan adalah
sebesar -2,252. Hasil perhitungan pada
model regresi kedua, ketika telah
dilakukan moderasi antara CSR dan
corporate governance untuk hipotesis
pertama yaitu pengungkapan CSR
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pengungkapan CSR tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan
dengan koefisien regresi 5,178 dan nilai
signifikansi 0,139 lebih besar dari 0,05.
Namun, tanda koefisien regresi ini adalah
positif. Hal ini berarti pengungkapan CSR
akan mendorong peningkatan nilai
perusahaan. Sebaliknya, penurunan dalam
pengungkapan CSR akan mendorong
penurunan nilai perusahaan. Dengan
demikian perubahan pengungkapan CSR
baik peningkatan ataupun penurunan
sebesar 1 persen akan direspon dengan
perubahan dalam nilai perusahaan sebesar
5,178 persen.
Hipotesis kedua yaitu corporate
governance berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh koefisien regersi
sebesar 0,871 dan nilai signifikan 0,480
lebih besar dari 0,05. Corporate
governance tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Namun, tanda koefisien
regresi adalah positif. Berarti, corporate
governance akan mendorong peningkatan
nilai perusahaan. Sebaliknya jika terjadi
penurunan corporate governance maka
akan mendorong penurunan nilai
perusahaan. Dengan demikian perubahan
corporate governance baik peningkatan
maupun penurunan sebesar 1 persen akan
direspon dengan perubahan nilai
perusahaan sebesar 0,871 persen.
Variabel moderasi yaitu CSR dan
corporate governance memiliki koefisien -
1,196 hal ini berarti setiap peningkatan
variabel moderasi sebesar 1 persen maka
akan berpangaruh pada penurunan nilai
perusahaan sebesar 1,196. Hasil penelitian
ini berbeda dengan hasil penelitian Nahda
dan Harjito (2011) dimana interaksi CSR
antara corporate governance yang
dimoderasi akan berpengaruh pada nilai
perusahaan. Hasil penelitian Nahda dan
Harjito (2011) sebanding dengan hasil
-
13 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
peneitian oleh Riswari (2012) dimana
corporate governance merupakan variabel
pemoderasi antara CSR berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Namun,
sampai saat penelitian ini dilakukan,
peneliti masih sulit untuk menemukan
model penelitian yang sama. Sehingga
peneliti sulit untuk membandingkan hasil
penelitian sebelumnya.
Berdasarkan hasil perhitungan uji
koefisien determinasi pada model regresi
kedua diperoleh hasil F hitung lebih kecil
dari F tabel sebesar 1,951 dan 2,764
dengan tingkat signifikan sebesar 0,132
lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa CSR, corporate
governance dan moderasi antara CSR dan
corporate governance tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis ketiga yaitu corporate
governance berpengaruh positif pada
pengungkapan CSR dan nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan model
regresi kedua dengan ditambahnya
variabel moderasi antara CSR dengan
corporate governance terhadap nilai
perusahaan maka corporate governance
tidak berpengaruh positif pada
pengungkapan CSR dan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan penelitian Nahda dan
Harjito (2011) dan Riswari (2012) dimana
variabel good corporate governance
mampu memperkuat hubungan antara CSR
dengan nilai perusahaan. Hasil ini
menunjukkan bahwa CSR akan
meningkatkan nilai perusahaan pada saat
indeks good corporate governance
perusahaan meningkat.
7. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada perusahaan nonfinansial
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
periode 2010 sampai 2012 maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
a. Corporate social responsibility
berpengaruh secara parsial dan
simultan, namun tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Semakin
baik penerapan dan pengungkapan
corporate social responsibility oleh
perusahaan maka nilai perusahaan akan
semakin meningkat. Hal ini diharapkan
dapat meningkatkan kesadaran
perusahaan untuk melakukan aktivitas
corporate social responsibility dan
pengungkapannya. Sehingga dalam
jangka panjang dapat meningkatkan
reputasi dan nilai perusahaan.
b. Corporate governance berpengaruh
secara parsial dan simultan, namun
tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Peningkatan corporate
governance didalam sebuah
perusahaan mengindikasikan bahwa
-
14 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
manajeman perusahaan telah
melakukan pengelolaan aset dan modal
dengan baik, meningkatkan kinerja
perusahaan melalui proses
pengambilan keputusan yang baik,
efisiensi operasional dan meningkatkan
pelayanan terhadap shareholders,
sehingga investor memiliki
kepercayaan untuk menamamkan
modalnya, hal ini akan mendorong
peningkatan nilai perusahaan.
c. Corporate social responsibility yang
dimoderasi oleh corporate governance
tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.
d. Selama tiga tahun terakhir terjadi trend
penurunan nilai perusahaan. Asumsi,
hal ini terjadi akibat krisis ekonomi
dunia yang masih melanda di sebagian
besar wilayah Eropa dan Amerika
sehingga berdampak kepada tidak
stabilnya ekonomi dan penurunan
tingkat perdagangan di pasar modal.
Hal ini berdampak kepada nilai
perusahaan khusunya pada harga
saham entitas. Sehingga corporate
social responsibility dan corporate
governance tidak memilik pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
7. Keterbatasan Penelitian
a. Periode pengamatan terbatas selama
tahun 2010 sampai 2012.
b. Penilaian indeks pengungkapan
corporate social responsibility berkisar
antara 0 dan 1, sehingga penelitian ini
tidak memberikan informasi yang rinci
atas kualitas pengungkapan yang
disajikan oleh masing-masing
perusahaan.
c. Minimnya jumlah sample penelitian
yang mengacu pada hasil corporate
governance perception index yang
dikeluarkan oleh Indonesian Institute
of Corporate Governance. Hal ini
dikarenakan survey yang dilakukan
secara suka rela sehingga perusahaan
yang bersedia disurvey masih sedikit.
d. Penelitian ini hanya menggunakan
sedikit variabel yang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
8. Saran
a. Bagi peneliti selajutnya:
1. Pada penelitian selanjutnya disarankan
untuk memperpanjang periode
penelitian untuk memperoleh hasil
penelitian yang lebih baik.
2. Menambah variabel dalam penelitian
guna memperoleh hasil yang lebih
konkrit mengenai peningkatan nilai
perusahaan.
3. menambah jumlah sektor perusahaan
dalam penelitian sehingga akan
diperoleh hasil yang lebih baik dan
konkrit mengenai pengaruh corporate
-
15 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
social responsibility dan corporate
governance terhadap nilai perusahaan.
9. Daftar Pustaka
Ayuardhini, Puspita Adjie (2012)
Analisis Corporate Social
Responsibility (Studi Kasus pada
Perusahaan-Perusahaan Pemenang
Indonesia Sustainability Reporting
Awards (ISRA) 2011. Jurnal
ilmiah.
Fitri B.S, Galuh Nur (2012) Pengaruh
Good Corporate Governance
Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal ilmiah.
FCGI 2001 Forum Corporate Governance
Indonesia. (www.fcgi.or.id. Diakses
tanggal 10 Oktober 2013).
CGPI (2012) Corporate Governance
Perception Index. Jakarta:
Indonesian Institute For Corporate
Governance.
Ghozali, Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS
Cetakan IV. Semarang: Badan
Penerbitan Universita Diponegoro.
Global Reporting Initiatives (GRI) (2006)
Sustainibility Reporting Guidlines.
Amsterdam.
Griffin, Ricky W dan Ronald J. Ebert
(2007) Bisnis. Edisi Kedelapan
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hadi, Nor (2011) Corporate Social
Responsibility. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Rustiarini, Ni Wayan (2010) Pengaruh
Corporate Governance pada
Hubungan Corporate Social
Responsibility dan Nilai
Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi XIII. AKPM_12.
Nahda, Katiya dan D. Agus Harjito (2011)
Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Corporate
Governance Sebagai Variabel
Moderasi. Jurnal ilmiah.
Yogyakarta:Universitas Islam
Indonesia.
Pohan, Hotman Tohir (2008) Pengaruh
Corporate Governance Rasio
TobinQ Perataan Laba Terhadap
Penghindaran Pajak Perusahaan
Publik. Jurnal ilmiah.
Jakarta:Universitas Trisakti.
Bagus Susanto, Priyatna dan Imam
Subekti (2010) Pengaruh
Corporate Social Responsibility
dan Good Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan (Pada
Perusahaan yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia). Jurnal
ilmiah. Malang:Universitas
Brawijaya.
Reny, Dyah Retno M dan Denies
Priantinah (2012) Pengaruh Good
Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris pada
-
16 Jurnal Ilmiah/ Volume 1 Nomor 1/ 1 Maret/ Tahun 2014
Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode
2007-2010). Jurnal Ilmiah.
Rika, Nurlela dan Islahudin (2008)
Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Prosentase
Kepemilikan Manajemen Sebagai
Variabel Moderating (Studi
Empiris Pada Perusahaan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).
Simposium Nasional Akuntansi XI
Pontianak 23-24 2008.
Riswari, Dyah Ardana (2012) Pengaruh
Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Corporate Governance Sebagai
Variabel Moderating (Studi pada
Perusahaan Publik Non Finansial
yang Tercatat di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2009).
Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
RM Riadi, dkk (2013) Pengaruh
manajemen Laba, Kinerja
Keuangan dan Size Perusahaan
Terhadap Corporate Governance
Perception Index dan Implikasinya
Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibilty.
Jurnal ilmiah. Riau: Universitas
Riau
Sekaran, Uma (2006) Research Methods
For Business: A Skill Building
Aproach John Wiley and Sons,
Inc. New York-USA.
Suramaya, Suci K (2010) Pengaruh
Adanya Pengumuman Pemenang
Indonesia Sustainability Reporting
Award (ISRA) Terhadap
Kepercayaan Investor. Jurnal
Ilmiah. Palembang: STIE Musi
Palembang.
Solihin, Ismail (2009) Corporate Social
Responsibility from Charity to
Sustainability. Salemba Empat.
Jakarta.
Tedjakusuma, Melissa Aristya (2012)
Studi Beda Reaksi Pasar Atas
Pengumuman Corporate
Governance Perception Index
antara Perusahaan Sepuluh Besar
dan Non Sepuluh Besar Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2007-2011. Jurnal Ilmiah.
Surabaya: Universitas Surabaya.
Wardhani, Diah Kusuma (2008)
Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan di
Indonesia. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia.