ikhtisar eksekutifdistanbun.riau.go.id/wp-content/uploads/2019/09/full... · 2019. 9. 3. · a....
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
1
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dimaksudkan untuk memberikan
informasi mengenai pelaksanaan Program dan Kegiatan instansi pemerintah selama satu
tahun. Laporan kinerja disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN dan
RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian
dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong
terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017 ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas
kinerja di lingkungan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau dalam menjalankan tugas dan perannya sesuai dengan prinsip-prinsip tata
kepemerintahan yang baik, serta untuk memberikan umpan balik terhadap upaya
peningkatan kinerja dan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk
mewujudkan visi dan misi dalam Renstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2014 – 2019.
Capaian kinerja pada tahun 2017 berdasarkan target Perjanjian Kinerja, dari 12
indikator yang diukur terdapat 7 indikator yang dikategorikan Tinggi dan sangat tinggi
atau sebesar 58,33 % , dimana realisasi kinerja capaian telah memenuhi target dan
berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja, terdapat 2 indikator
dikategorikan sedang atau sebesar 16,67 % realisasi kinerja capaian telah memenuhi
persyaratan minimal. Sedangkan 3 indikator lagi dikategorikan rendah dan sangat
rendah atau sebesar 25,00 % dimana realisasi kinerja capaiannya belum
memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang diharapkan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
2
Produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan masih rendah,
dimana produktivitas pangan dan hortikultura masih dibawah produktivitas nasional.
Hal ini mempengaruhi upaya pencapaian peningkatan produksi. Produktivitas tersebut
masih dapat ditingkatkan dengan pemberian input teknologi atau pemanfaatan teknologi
yang ada. Untuk itu berbagai penunjang kegiatan seperti penyediaan benih bermutu,
penggunaaan pupuk yang sesuai, sarana dan prasarana yang memadai serta membangun
keterampilan dan kemampuan petani dan petugas menjadi hal yang sangat penting.
Secara umum, pelaksanaan program/kegiatan Tahun 2017 berdasarkan tugas
pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat
kendala-kendala teknis. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dan upaya pemecahan
masalah yang ada, dilakukan penataan dan peningkatan kapasitas staf pelaksana untuk
mendukung kinerja internal Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau, terutama peningkatan pemahaman aparatur di lingkungan Dinas
Pertanian dan Peternakan yang diinisiasikan secara berkelanjutan agar dapat
menerapkan manajemen kinerja dan keuangan, sehingga pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN dapat menjadi keniscayaan dimasa yang akan datang.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan setiap
pelaksana pemerintah untuk menyampaikan pelaksanaan kinerja dalam bentuk laporan
kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dimaksudkan untuk memberikan
informasi mengenai pelaksanaan Program dan Kegiatan instansi pemerintah selama satu
tahun. Laporan kinerja disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN
dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal
ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good
governance) di Indonesia.
Laporan kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau Tahun 2017 menyajikan laporan mengenai hasil-hasil yang telah dicapai
berdasarkan indikator kinerja yang dituangkan dan ditetapkan dalam Penetapan Kinerja
Tahun 2017. Terkait dengan hal tersebut, Laporan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017 bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas
kinerja di lingkungan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau dalam menjalankan tugas dan perannya sesuai dengan prinsip-prinsip tata
kepemerintahan yang baik, melalui penyajian gambaran atas pelaksanaan tugas yang
diemban dalam berbagai program dan kegiatan selama tahun anggaran 2017. Selain itu
LKjIP tahun 2017 bertujuan pula untuk memberikan umpan balik terhadap upaya
peningkatan kinerja dan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk
mewujudkan visi dan misi dalam Renstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2014 – 2019.
Dengan disusunnya LKjIP Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau Tahun 2017 diharapkan dapat :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
2
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja
yang telah dan seharusnya dicapai oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau.
2. Mendorong Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
didalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan
pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau untuk meningkatkan kinerjanya.
4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau di dalam pelaksanaan program/kegiatan
dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
B. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Riau No. 4 Tahun 2016 tanggal
4 November 2016 tentang Pembentukan dan susunan perangkat daerah Provinsi
Riau. Adapun Susunan Organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau terdiri dari:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari:
1). Sub Bagian Perencanaan Program
2). Sub Bagian Kepegawaian dan Umum
3). Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang
Milik Daerah
c. Bidang Prasarana dan Sarana, terdiri dari:
1). Seksi Pengelolaan Lahan dan Air
2). Seksi Pupuk, Pestisida, Alat dan Mesin Pertanian
3). Seksi Pembiayaan Agribisnis
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
3
d. Bidang Tanaman Pangan, terdiri dari:
1) Seksi Serealia;
2) Seksi Aneka kacang kacangan dan umbi umbian;
3) Seksi Pengolahan dan pemasaran tanaman pangan.
e. Bidang Hortikultura, terdiri dari:
1) Seksi Buah buahan dan tanaman hias;
2) Seksi Sayur sayuran dan tanaman obat;
3) Seksi Pengolahan dan pemasaran Hortikultura.
f. Bidang Perkebunan, terdiri dari:
1) Seksi Pembinaan Usaha;
2) Seksi Produksi Perkebunan;
3) Seksi Pengolahan dan pemasaran perkebunan.
g. UPT Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Benih Tanaman Pangan;
3) Seksi Benih Tanaman Hortikultura.
h. UPT Mekanisasi Tanaman Pangan dan Hortikultura;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Rekayasa teknologi mekanisasi;
3) Seksi Pembinaan kelembagaan mekanisasi.
i. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Pengawasan dan Sertifikasi;
3) Seksi Penilaian kultivar dan pengujian Benih .
j. UPT Pelatihan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan ;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Penyelenggaraan Diklat;
3) Seksi Pelayanan Bidang Teknis.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
4
k. UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT;
3) Seksi Pengujian Pupuk dan Pestisida.
l. UPT Pelatihan dan Pengembangan Sumberdaya Perkebunan;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Pelatihan.
m. UPT Benih Perkebunan;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Perbenihan.
n. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Pengawasan dan Sertifikasi benih Perkebunan.
o. UPT Mekanisasi Perkebunan;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Mekanisasi Perkebunan.
p. UPT Pengujian dan Penerapan Teknologi Perkebunan;
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Pengujian dan Penerapan Teknologi Perkebunan.
q. UPT Laboratorium Hayati
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Seksi Laboratorium Hayati.
r. Kelompok Jabatan Fungsional
C. Fungsi dan Tugas
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau mempunyai
tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi daerah dan
tugas pembantuan bidang pertanian dan perkebunan serta dapat ditugaskan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
5
melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan oleh Pemerintah kepada
Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka dekonsentrasi.
Sebagaimana yang diatur dalam Bab III Peraturan Gubernur Riau No. 86 tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, mempunyai tugas dan
fungsi menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan administrasi dan fungsi lain yang diberikan Gubernur
terkait dengan tugas dan fungsi pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau.
D. Kepegawaian
a. Jumlah Pegawai
Jumlah pegawai yang ada pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau Sampai akhir tahun 2017 berjumlah 666 orang terdiri
dari PNS sebanyak 389 orang dan honorer sebanyak 277 orang. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 1. Data Pegawai Lingkup Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau.
No Unit Kerja Dinas Jumlah Aparatur
Jumlah Struktural Fungsional Umum
Fungsional Tertentu
Honorer
1 Kepala Dinas/Sekretariat/bidang 21 124 5 123 282
2 UPT Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
3 36 1 74 118
3 UPT Mekanisasi Tanaman Pangan dan Hortikultura
4 11 - 9 24
4 UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
4 17 11 7 40
5 UPT Pelatihan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
4 21 8 19 54
6 UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
4 32 27 16 81
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
6
7 UPT Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Perkebunan
3 4 - 3 10
8 UPT Benih Perkebunan 3 6 - 16 25
9 UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan
3 6 2 2 14
10 UPT Mekanisasi Perkebunan 3 1 - 2 7
11 UPT Pengujian dan Penerapan Teknologi Perkebunan
3 2 - 3 9
12 UPT Laboratorium Hayati 3 3 - 3 9
13 Kelompok Jabatan Fungsional - - 14 0 15
JUMLAH 58 263 68 277 666
b. Kualifikasi Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau secara rinci tertera pada Tabel 2.
Tabel 2 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Pegawai Honorer Jumlah Persentase
1 Strata 3 1 0 1 0,15
2 Strata 2 41 3 44 6,61
3 Strata 1 207 85 292 43,84
4 Diploma (1-4) 32 11 43 6,46
5 SMA/SMK/MA 100 112 212 31,83
6 SMP/MTs 0 36 36 5,41
7 SD 8 30 38 5,71
TOTAL 389 277 666 100
c. Pangkat dan Golongan
Sedangkan berdasarkan pangkat dan golongan, pegawai Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
7
Tabel 3. Daftar Pangkat/Golongan Pegawai Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Propinsi Riau Tahun 2017
No. Pangkat/Golongan Jumlah
1 IV.d 1
2 IV.c 2
3 Pembina/IV.b 25
4 Pembina/IV.a 33
5 Penata Tingkat I/III.d 79
6 Penata/III.c 48
7 Penata Muda Tingkat I/III.b 78
8 Penata Muda/III.a 44
9 Pengatur Tingkat I/II.d 11
10 Pengatur/II.c 28
11 Pengatur Muda Tingkat I/II.b 22
12 Pengatur Muda/II.a 13
13 /I.d 1
14 /I.c 4
Jumlah 389
d. Jumlah Pejabat Struktural
Dari formasi jabatan struktural pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau sebanyak 59 orang terdiri dari Pejabat eselon II sejumlah
1 orang, Eselon III sejumlah 16 orang dan Eselon IV sebanyak 41 orang. Dari
Formasi yang ada terdapat jabatan struktural yang kosong karena pejabatnya
pensiun.
E. Keadaan Sarana Dan Prasarana
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau merupakan
hasil pemisahan dan penggambungan dari beberapa Dinas, sesuai Peraturan Daerah
(PERDA) Provinsi Riau No. 4 Tahun 2016 tanggal 4 November 2016 tentang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
8
Pembentukan dan susunan perangkat daerah Provinsi Riau. Pemisahan tersebut antara
Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan Provinsi Riau, sedangkan penggabungan antara
Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Badan Koordinasi Penyuluh Pertanian menjadi
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau.
Adapun asset yang dimiliki mulai dari tanah, gedung kantor, sarana transportasi,
sarana perkantoran dan lain-lain yang tersebar di beberapa wilayah kerja harus
mengalami pemisahan dan penggabungan juga. Dengan adanya Simak BMN,
pemisahan dan penggabungan asset dapat disusun menjadi asset Dinas Tanaman
Pangan, Hortikutura dan Perkebunan (Proses dan laporan asset disajikan khusus oleh
Bagian Umum Sekretariat Dinas).
Fasilitas yang tersedia pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas sehari-hari
adalah sebagai berikut:
1. Ruang Rapat / Aula :
a. Gedung A : 3 Unit
b. Gedung B : 1 Unit
c. UPT Pelatihan : 1 Unit
2. Tempat Upacara
a. Gedung A dengan ukuran luas 310 m2 (31 m x 10 m)
b. UPT Pelatihan
3. Tempat Parkir Kendaraan Bermotor:
a. Gedung A : 2 Unit,
b. Gedung B : 2 Unit,
4. Kamar Kecil/Toilet:
a. Gedung A : 20 Unit
b. Gedung B : 8 Unit
5. Telekomunikasi/Jaringan Telephon Kabel:
a. Gedung A : 2 Unit (no tlp: 0761 - 561030 dan 511031)
b. Gedung B : 2 Unit (no tlp: 0761 - 511001 dan 586516)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
9
F. PEMBIAYAAN
1. APBD
Pagu Anggaran
Pada Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
mendapatkan alokasi anggaran belanja langsung yang semula sebesar
Rp. 113.837.727.500,- dengan adanya rasionalisasi menjadi Rp 81.747.161.805,13
berdasarkan Perubahan Anggaran (DPPA) tahun 2017 No.2.00.03.01 tanggal 10
November 2017. Pagu Anggaran tersebut untuk membiayai 11 Program dan 123
kegiatan.
2. APBN
Pagu Anggaran
Adanya penambahan alokasi dana APBN tahun 2017 Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau dari pagu awal sebesar
Rp.116.185.072.000,- menjadi Rp.180.241.595.000,-. Alokasi anggaran APBN
tersebut melalui 9 DIPA, yakni Dana Dekonsentrasi sebanyak 5 DIPA dengan total
anggaran sebesar Rp. 24.905.008.000,- dan Dana Tugas Pembantuan sebanyak 4
DIPA dengan total anggaran sebesar Rp. 130.431.579.000,-. Untuk rinciannya dapat
dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4 : Alokasi Dana APBN tahun 2017 Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
No Unit Organisasi Dekondentrasi Tugas Pembantuan
Semula Menjadi Semula Menjadi
1
Direktorat
Prasarana dan
Sarana Pertanian
6.676.880.000 6.714.880.000 25.153.200.000 19.403.220.000
2 Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan 6.020.597.000 5.672.528.000 57.404.579.000 60.944.484.000
3
Direktorat Jenderal
Tanaman
Hortikultura
661.739.000 1.191.739.000 6.512.000.000 6.962.000.000
4 Direktorat jenderal
Perkebunan 1.091.586.000 1.091.635.000 3.393.856.000 43.121.875.000
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
10
5
Badan Penyuluhan
dan Pengembangan
Sumber Daya
Manusia Pertanian
9.170.586.000 10.234.226.000 0 0
TOTAL 23.621.437.000 24.905.008.000 92.563.635.000 130.431.579.000
G. Permasalahan Utama (Strategic Issued) Organisasi
Permasalahan yang menjadi isu strategis pada Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan adalah :
1. Sumber daya manusia Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
memiliki 389 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 277 orang pegawai tidak
tetap dan tenaga harian. Besarnya SDM yang ada belum didukung dengan
kompetensi yang memadai sehingga roda organisasi belum dapat berjalan secara
optimal.
2. Luas lahan untuk pengembangan budidaya padi di Provinsi Riau setiap tahun
mengalami penurunan, hal ini disebabkan tekanan terhadap alih fungsi lahan
sawah yang cukup besar dimana dalam kurun waktu 5 tahun terakhir luas lahan
sawah di provinsi Riau berkurang dari 189.545 ha menjadi 96.912,5 ha.
3. Rata-rata produktifitas komoditi tanaman pangan masih rendah dibandingkan
rata-rata produktifitas nasional. Produktivitas masih dapat ditingkatkan dengan
pemberian input teknologi yang dibutuhkan.
4. Usaha pertanian belum dapat menunjang kehidupan petani secara layak yang
terlihat dari masih rendahnya NilaiTukar Pertani (NTP) pertanian.
5. Ketersediaan infrastruktur pertanian yang sangat terbatas khususnya jaringan
irigasi yang mengakibatkan keterbatasan pasokan air, sehingga menghambat
dalam peningkatan produksi tanaman pangan.
6. Masih rendahnya produktivitas tanaman perkebunan karena banyaknya tanaman tua rusak, penggunaan bahan tanaman yang tidak bermutu dan bersertifikat, pemupukan yang tidak sesuai rekomendasi, penanganan pascapanen yang belum memadai serta lemahnya kelembagaan petani.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
11
7. Terbatasnya infrastruktur untuk mendukung pemasaran seperti jalan produksi
serta terbatasnya akses permodalan petani.
8. Usaha untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah produk masih berjalan
secara maksimal sehingga berdasarkan NTP, manfaat kegiatan budidaya
pertanian belum memberikan porsi yang besar bagi pendapatan petani, hal ini
selain disebabkan karena produktifitas petani yang rendah, juga dipengaruhi oleh
faktor eksternal petani seperti fluktuasi harga, harga sarana produksi pertanian
dan mekanisme pemasaran.
9. Belum tercapainya program penempatan 1 (satu) Desa 1 (satu) penyuluh PNS,
Swadaya dan Penyuluh Swasta untuk pengembangan ketenagaan penyuluh
pertanian diarahkan untuk peningkatan kompetensi dan profesional penyuluh,
H. Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan penjelasan mengenai
pencapaian kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
selama Tahun 2017. Capaian kinerja (performance results) Tahun 2017 tersebut
diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) Tahun 2016
sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja
terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah
kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang.
Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP)
Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau Tahun 2017 berpedoman pada PP Nomor
8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tujuan dan sasaran organisasi,
aspek strategis Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau, serta struktur organisasi;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
12
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen
perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan program, kegiatan dan anggaran
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun
2017 meliputi RPJMD Tahun 2014-2019, Rencana Strategis Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2014-2019 dan
Perjanjian Kinerja Tahun 2017.
Bab III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017, menjelaskan analisis pencapaian kinerja
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau dikaitkan
dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis
untuk Tahun 2017.
Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas
Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
Tahun 2017 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan
kinerja di masa mendatang.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
13
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau Tahun 2014-2019 merupakan acuan untuk melakukan pengukuran
kinerja. Rencana strategis yang disusun mengandung tujuan, sasaran, serta memuat
strategi, arah kebijakan, program disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Rencana Strategis yang disusun berangkat dari permasalahan pokok
pembangunan pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan di Provinsi Riau
yang dirasakan pada tahun-tahun sebelumnya. Permasalahan pokok tersebut sebagai
berikut:
1. Menurunnya luas panen dan produksi komoditas tanaman pangan (Padi dan
Palawija).
2. Produktivitas tanaman pangan (padi dan palawija) masih rendah yakni dibawah
produktivitas nasional, yang disebabkan karena penerapan teknologi yang
terbatas disebabkan mahalnya agroinput (sarana produksi dan alat mesin
pertanian), kondisi jaringan irigasi yang tidak memadai.
3. Rendahnya produktivitas tanaman perkebunan (masih dibawah standar) karena
banyaknya tanaman tua rusak, penggunaan bahan tanaman yang tidak
bermutu dan bersertifikat, pemupukan yang tidak sesuai rekomendasi,
penanganan pascapanen yang belum memadai serta lemahnya kelembagaan
petani.
4. Mutu produk perkebunan yang masih rendah (belum memenuhi standar) dan
harga produk perkebunan yang masih rendah pada tingkat petani.
5. Rusaknya infrastruktur jalan, tingkat kesuburan lahan dan irigasi di daerah sentra
produksi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
14
6. Semakin tingginya alih fungsi lahan.
7. Rendahnya kemampuan petani dalam akses teknologi, informasi pasar dan
permodalan.
8. Tingginya ketergantungan komoditas pangan pada daerah lain.
9. Lemahnya penanganan pasca panen dan pemasaran hasil peranian dan
perkebunan.
10. Masih terbatasnya tenaga penyuluh pertanian.
11. Rendahnya perlindungan terhadap petani produsen
12. Masih lemahnya koordinasi antara Provinsi dengan Kab/Kota
13. Masih lemahnya pembinaan kelembagaan pertanian dan perkebunan.
1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Visi pembangunan Provinsi Riau yaitu “Terwujudnya Provinsi Riau yang
maju, masyarakat sejahtera, berbudaya melayu dan berdaya saing tinggi,
menurunnya kemiskinan, tersedianya lapangan kerja, serta Pemantapan Aparatur
“, visi tersebut merupakan cita-cita untuk mewujudkan Provinsi Riau yang
mempunyai pemerintah dan masyarakat yang tangguh, unggul, menerapkan nilai-
nilai budaya melayu, dan memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang,
sarana prasarana yang baik, berkualitas dan berteknologi tinggi, masyarakatnya
makmur, tersedianya lapangan pekerjaan, terhapusnya kemiskinan dan
profesionalisme aparatur.
Dalam rangka mewujudkan visi Kepala Daerah dan mendukung misi ke 7 dari
misi Kepala daerah, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau mempunyai tujuan dan sasaran yang dijadikan Indikator Kinerja Utama (IKU)
adalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
15
Tujuan
Berdasarkan Visi dan Misi pembangunan Provinsi Riau serta tugas pokok dan
fungsi maka tujuan Dinas Tanaman Pangan, Hortikulutra dan Perkebunan Provinsi
Riau adalah meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan pendapatan
petani tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.
Sasaran
Dengan mengacu tujuan maka sasaran Dinas Tanaman Pangan, Hortikulutra dan
Perkebunan Provinsi Riau adalah
1. Terwujudnya peningkatan produksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan
2. Terwujudnya peningkatan fasilitasi nilai tambah Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan
2. Strategi
Dalam menentukan strategi dilakukan dengan evaluasi faktor-faktor
lingkungan strategi yang mempengaruhi dengan menggunakan metode SWOT
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan). Berdasarkan analisis SWOT dan
pembobotan faktor-faktor internal dan eksternal maka dirumuskan strategi sebagai
berikut :
1. Pembangunan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta optimalisasi pemanfaatan
sumber daya lahan
Strategi diarahkan pada upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, yaitu penerapan
teknologi budidaya yang baik, optimasi pemanfaatan sumberdaya lahan
(intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, diversifikasi), penyediaan benih unggul
bermutu, penanganan perlindungan tanaman dan gangguan usaha , pembinaan,
menyediakan dan memperbaiki infrastruktur (jalan produksi, jaringan tata air)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
16
pada sentra produksi komoditas pertanian / perkebunan, penyediaan sarana
produksi (pupuk dan pestisida).
2. Peningkatkan nilai tambah produk tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan dan akses terhadap informasi pasar yang berdaya saing dan
berkelanjutan.
Dalam rangka meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan berkelanjutan, maka strategi
difokuskan pada pengembangan unit pengolahan produk, mendorong
terwujudnya klaster industri hilir, meningkatkan intensitas promosi produk
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, memperkuat jaringan pemasaran
hasil olahan , meningkatkan mutu hasil produk melalui pembinaan pengolahan
mutu produk petani dan pelaku usaha agribisnis.
3. Fasilitasi dan pemanfaatan teknologi untuk peningkatan penerapan
teknologi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan berwawasan
lingkungan
Strategi untuk meningkatkan penerapan teknologi tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan (alat-alat pertanian, benih unggul, teknik budidaya dan lain-lain)
adalah dengan meningkatkan adopsi teknologi pada tingkat petani dan
penyediaan alat dan mesin pertanian, agar dapat memberikan hasil yang lebih
baik dan lebih banyak, meningkatkan nilai tambah, atau lebih efisien dalam
melakukan usaha.
4. Peningkatan kesejahteraan petani
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani diperlukan sistem dan usaha
agribisnis yang bertumpu kepada kemampuan dan kemandirian pelaku usaha
serta meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis
tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan dalam memanfaatkan peluang
usaha yang ada. Strategi yang akan ditempuh meliputi :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
17
a. Meningkatkan kemampuan, ketrampilan, pengetahuan dan kemandirian petani
serta petugas/aparatur melalui pelatihan
b. Memperkuat pemberdayaan kelembagaan petani baik ekonomi (koperasi)
maupun sosial (asosiasi)
5. Peningkatan ketahanan pangan melalui pengembangan tanaman penghasil
bahan pangan
Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan
bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik
dari jumlah maupun mutunya. Untuk mendukung ketersediaan pangan yang
berasal dari perkebunan, maka strateginya adalah mengembangkan komoditi
perkebunan sebagai sumber bahan pangan yaitu salah satunya dengan melakukan
pengembangan tanaman sagu
6. Peningkatan penyuluh tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang
maju dan berkelanjutan
Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia penyuluh melalui
penyelenggaraan penyuluhan yang maju dan berkelanjutan; mendorong dan
memfasilitasi kelembagaan penyuluhan kabupaten/Kota, kelembagaan pelaku
utama, pelaku usaha dan lembaga swadaya masyarakat
3. Program
Rencana program Kegiatan, dan indikator kinerja, sasaran kinerja serta pagu
pendanaan indikatif revisi pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau dalam lima Tahun (periode 2014-2019) disusun
berdasarkan evaluasi tahun 2014-2015 serta rencana tahun 2017-2019 sebagai
komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Riau.
Berikut adalah tabel yang menggambarkan Indikator Kinerja Program dari
SKPD Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau yang
mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Riau.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
18
Tabel 5. Indikator Kinerja Program SKPD Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau
N0 PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Persentase layanan administrasi perkantoran
yang baik (%)
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Persentase kecukupan sarana dan prasarana
kerja aparatur yang sesuai dengan standart
kerja (%)
3
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Persentase aparatur yang mendapat
teguran/sanksi (%)
4
Program peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Persentase ASN yang mengikuti pendidikan
dan pelatihan selama 12 hari kerja (%)
5 Program Peningkatan Pengembangan sistim pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Persentase penyampaian laporan capaian
kinerja dan keuangan baik dan tepat
waktu (%)
Persentase sistem laporan capaian dan
keuangan yang meningkat (%)
6 Program peningkatan kesejahteraan petani
Nilai Tukar Petani
- Tanaman Pangan
- Tanaman Hortikultura
- Tingkat Pendapatan Petani
Perkebunan (Rp/Thn)
7 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
Jumlah produksi komoditi perkebunan
penghasil pangan (sagu) (ton)
8 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Jumlah kelompok yang mendapatkan
akses pemasaran (kelompok)
Jumlah Unit Usaha Pengolahan Hasil
Perkebunan (Unit)
9 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan
Persentase petani yang menerapkan
teknologi pertanian / perkebunan
Jumlah Kelompok Tani yang
menerapkan teknologi
pertanian/perkebunan (Kelompok)
10 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Jumlah produksi pertanian (ton)
Padi (GKG)
Buah Buahan
Sayuran
Produktifitas produksi perkebunan
(ton/ha/th)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
19
Kelapa Sawit
Karet
Kelapa
11
Program Pemberdayaan Penyuluhan Jumlah BP3K / UPTD / BPP berstatus
madya
Jumlah kelompok berstatus madya
B. Perjanjian Kinerja
Dalam rangka mewujudkan sasaran Strategis dan Program Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau maka disusunlah Indikator Kinerja
Utama (IKU) periode 2017-2019 yang menitik beratkan pada dua sasaran strategis
seperti dijelaskan pada Tabel 6.
Tabel 6. Indikator Kinerja Utama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
1 Terwujudnya peningkatan produksi
tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan
Jumlah Produksi Pertanian/Perkebunan
- Jumlah Produksi Tanaman Pangan
(Ton)
- Jumlah Produksi Buah buahan (Ton)
- Jumlah Produksi Sayuran (Ton)
- Produktifitas komoditas utama
perkebunan (Kg/Ha/Tahun)
2 Terwujudnya peningkatan fasilitasi
nilai tambah tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan
Persentase fasilitasi peningkatan nilai
tambah Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan
Dari Indikator Kinerja Utama (IKU) 2017-2019 maka dibuatlah Perjanjian Kinerja
tahunan dengan dokumen resmi dapat dilihat pada Lampiran 1. Rincian Sasaran Strategis,
Program serta anggaran perjanjian kinerja diurai pada Tabel 7.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
20
Tabel 7. Perjanjian Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 109 Tahun 2016
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Meningkatnya produksi
tanaman pangan utama
Jumlah produksi tanaman pangan utama
(ton)
- Padi ( GKG )
- Jagung
- Kedelai
408.348,5
57.735,9
8.400,7
2 Meningkatnya produksi sayur-
sayuran Jumlah Produksi Sayuran (ton)
- Cabe
- Bawang Merah
23.093
1.122
3 Meningkatnya produksi buah-
buahan Jumlah Produksi Buah-buahan (ton)
- Jeruk
- Nenas
- Manggis
- Durian
10.860
78.107
3.250
11.142
4 Meningkatnya produktifitas
komoditas utama perkebunan
Produktifitas komoditas utama
perkebunan (kg/ha/tahun)
- Kelapa sawit
- Kelapa
- Karet
3.762
1.187
1.130
C. Instrumen Pendukung
Informasi yang akurat dan mudah serta cepat untuk diakses sangat penting untuk
pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan, untuk mewujudkannya diperlukan
sebuah perangkat teknologi untuk mengantarkan informasi tersebut, yaitu teknologi
informasi. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau dalam
penyampaian informasi kepada masyarakat telah menggunakan berbagai media
informasi untuk mendukung dinamika kelembagaan, seperti brosur, leaflet, bulletin,
ekspose dan media massa lainnya. Tetapi dalam perkembangannya, penggunaan
berbagai media tersebut dipandang masih kurang dikarenakan semakin tidak terbatasnya
ruang dan waktu untuk mewadahi perkembangan informasi tersebut. Dinas Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau mengelola satu buah website,
yaitu : http://www.distanbun.riau.go.id
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
21
Pembuatan website ini adalah merupakan suatu upaya untuk menjembatani
informasi yang semakin tidak terbatas serta untuk menuju penerapan E-Government
pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, yaitu sesuai
dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang E-Government, yang mengatur mengenai
penyelenggaraan layanan masyarakat dengan menggunakan teknologi informasi. Secara
umum website tersebut memiliki fungsi untuk memberikan informasi dinas seperti
profil dinas, informasi dinas, data statistik pertanian, teknologi pertanian, kebijakan
pertanian serta update harga pasar.
Hadirnya website ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan layanan masyarakat
Riau khususnya masyarakat petani dan pihak-pihak yang terkait dengan pembangunan
pertanian. Informasi yang disediakan oleh dinas di dalam website bisa diakses oleh siapa
saja, kapan saja dan dimana saja dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya, masyarakat
bisa berpartisipasi secara aktif untuk memberikan ide, masukkan atau aduan untuk
meningkatkan kualitas pembangunan pertanian di Riau. Disamping itu, kehadiran web
ini adalah untuk mewujudkan tata laksana pemerintahan yang transparan, akuntabel,
bersih, bertanggungjawab, responsive, efektif, dan efisien dalam mendukung
terwujudnya Riau Go IT.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
22
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja 2017
Akuntabilitas kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau diukur dari tingkat keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategisnya
yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau dengan Gubernur Riau. Penilaian terhadap perjanjian
kinerja ini dilakukan dengan memperhatikan pengelolaan program dan kegiatan,
mengevaluasi dan mengukur kinerja.
Gambaran keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan sasaran menjadi ukuran
kinerja dapat dilakukan dengan pengumpulan data kinerja yang selanjutnya dilakukan
evaluasi dengan melakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat
capaian kinerja seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Skala Nilai Peringkat Kinerja
No. INTERVAL NILAI REALISASI
KINERJA
KRITERIA PENILAIAN
REALISASI KINERJA
1. 91% ≤ 100% Sangat tinggi
2. 76% ≤ 90% Tinggi
3. 66% ≤ 75% Sedang
4. 51% ≤ 65% Rendah
5. ≤ 50% Sangat Rendah
Sumber : Berdasarkan Lampiran VII Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Dalam penilaian kinerja tersebut, gradasi nilai (skala intensitas) kinerja suatu
indikator dapat dimaknai sebagai berikut:
(1) Hasil Sangat Tinggi dan Tinggi : pencapaian/realisasi kinerja capaian telah
memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
23
(2) Hasil Sedang : pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi persyaratan
minimal.
(3) Hasil Rendah dan Sangat Rendah : pencapaian/realisasi kinerja capaian belum
memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang diharapkan.
Evaluasi kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau Tahun 2017 dengan instrumen pengukuran kinerja yang meliputi Sasaran Strategis,
Indikator Kinerja, target, realisasi dan persentase disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Ketegori Capaian Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017
NO SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA TARGET CAPAIAN
%
CAPAIAN
KATEGORI
PENILAIAN
1 Meningkatnya
produksi
tanaman pangan
utama
Jumlah produksi
tanaman pangan
utama (ton)
- Padi ( GKG )
- Jagung
- Kedelai
408.348,5
57.735,9
8.400,7
373.537
33.173
1.192
91,48
57,46
14,19
Sangat Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
2 Meningkatnya
produksi sayur-
sayuran
Jumlah Produksi
Sayuran (ton)
- Cabe
- Bawang Merah
23.093
1.122
26.603
262,5
115,20
23,40
Sangat tinggi
Sangat Rendah
3 Meningkatnya
produksi buah-
buahan
Jumlah Produksi
Buah-buahan (ton)
- Jeruk
- Nenas
- Manggis
- Durian
10.860
78.107
3.250
11.142
20.402
79.327
5.789
12.369
187,86
101,56
178,12
111,01
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
4 Meningkatnya
produktifitas
komoditas
utama
perkebunan
Produktifitas
komoditas utama
perkebunan
(kg/ha/tahun)
- Kelapa sawit
- Kelapa
- Karet
3.762
1.187
1.130
3.710
1139
1100
98,62
95,95
97,35
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Catatan : 1) Capaian untuk tanaman pangan menggunakan ARAM II tahun 2017 2) Capaian untuk tanaman sayuran menggunakan ASEM tahun 2017
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
24
Berdasarkan Tabel 9 diatas, dari 12 indikator yang diukur terdapat 7 indikator yang
dikategorikan Tinggi dan sangat tinggi atau sebesar 58,33 % , dimana realisasi kinerja
capaian telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian
kinerja. Sementara terdapat 2 indikator dikategorikan sedang atau sebesar 16,67 %
realisasi kinerja capaian telah memenuhi persyaratan minimal. Sedangkan 3 indikator
dikategorikan rendah dan sangat rendah atau sebesar 25,00 % realisasi kinerja capaiannya
belum memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang
diharapkan.
Capaian tertinggi dicapai oleh indikator jumlah produksi buah buahan, karena
semua komoditi utama buah-buahan capaian realiasasi diatas 100 %, sedangkan capaian
terendah adalah jumlah produksi tanaman kedelai yakni 14,19 %.
Dari realisasi perjanjian kinerja diatas maka dapat dijelaskan untuk setiap sasaran
sebagai berikut :
Sasaran 1. Meningkatnya Produksi tanaman pangan utama
Peningkatan produksi tanaman pangan utama diukur dengan tiga indikator kinerja
utama yang terdiri dari :
1. Produksi padi dengan target 408.348,5 ton GKG, berdasarkan angka ramalan
(ARAM) II tahun 2017 yang dirilis oleh BPS Provinsi Riau capaian produksi 373.537
ton GKG atau sebesar 91,48 %
2. Produksi jagung dengan target 57.735,9 ton, capaian produksi jagung tahun 2017
berdasarkan ARAM II adalah 33.173 ton atau 57,46 %
3. Produksi kedelai dengan target 8.400,7 ton, capaian produksi kedelai tahun 2017
berdasarkan ARAM II adalah 1.192 ton atau 14,19 %.
Capaian produksi padi tahun 2017 mencapai 91,48 % dikategori sangat tinggi. Hal
ini dicapai karena adanya peningkatan produksi pada padi sawah, sedangkan pada padi
ladang terjadi penurunan. Hal ini disebabkan antara lain : terjadinya peningkatan indeks
pertanaman pada lahan sawah tadah hujan dikarenakan cuaca/iklim mendukung, dimana
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
25
selama tahun 2017 tidak terjadi kemarau panjang. Selain itu adanya cetak sawah baru serta
perbaikan saluran tersier pada daerah sentra serta adanya bantuan pipanisasi.
Sedangkan perkembangan padi ladang mengalami penurunan aktifitas baik luas
panen, maupun produksi, yang disebabkan antara lain : padi ladang sebahagian besar
merupakan usaha tani berpindah dan tumpang sari dengan tanaman lainnya seperti
tanaman perkebunan (karet dan lelapa sawit), dimana apabila tanaman utama sudah
berumur lebih dari tiga tahun maka usaha tani padi ladang tidak dapat dilanjutkan. Untuk
membuka lahan baru sangat sulit dilaksanakan karena kebiasaan petani mengolah lahan
dengan cara membakar dan hal ini dalam waktu 3 tahun terakhir tidak diperkenankan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 10 : Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung dan Kedelai
Di Provinsi Riau Tahun 2016 - 2017
Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (ton) Produktivitas (ku/ha)
2016 2017 2016 2017 2016 2017
1. Padi 99.430,40 95.176,30 373.536 373.537 37,57 39,25
- Padi Sawah 79.475,40 82.093,30 325.826 342.258 41,00 41,69
- Padi Ladang 19.955,00 13.083,00 47.710 31.279 23,90 23,91
3. Jagung 13.205,40 13.314,40 32.850 33.173 24,90 24,92
4. Kedelai 2.207,30 1.044,20 2.654 1.192 12,00 11,42
Keterangan : Data tahun 2017 menggunakan angka ramalan (ARAM II 2017)
Dari tabel 13 dapat dijelaskan, Produksi tanaman padi tahun 2017 jika
dibandingkan dengan ATAP 2016, maka total padi tidak mengalami peningkatan yang
berarti hanya 1 ton, namun kalau untuk padi sawah mengalami peningkatan sebesar 16.432
ton atau 5,04 %. Hal ini selain disebabkan karena peningkatan luas panen juga dipengaruhi
oleh adanya kenaikan produktifitas sebesar 1,68 ku/ha atau 4,47%.
Untuk komoditas tanaman jagung dan kedelai, capaian produksi kategori rendah
dan sangat rendah atau 57,46 % dan 14,19 %. Hal ini disebabkan karena penetapan target
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
26
yang tidak sesuai dengan kondisi dilapangan sehingga menyebabkan capaian menjadi
terlalu rendah.
Sedangkan produksi Komoditi jagung meningkat sebesar 323 ton atau 0,98 % bila
dibandingkan dengan ATAP 2016. hal ini disebabkan karena besarnya Luas Tanam Akhir
(LTA) bulan Agustus 2017 yang diperkirakan panen pada Sub September – Desember
serta adanya bantuan APBN (Program Upsus Pajale) dan APBD I serta swadaya
masyarakat.
Namun untuk komoditi kedelai produksinya menurun 1.462 ton atau 55,09 %. Hal
ini disebabkan karena luas tanam menurun dan tanaman yang ditanam pada bulan Oktober
s/d Desember dipanen pada tahun berikutnya dan produksinya masuk pada tahun
berikutnya.
Sasaran 2. Meningkatnya produksi sayur-sayuran
Pada sasaran strategis kedua meningkatnya produksi sayur-sayuran, terdapat dua
indikator kinerja utama yaitu:
1. Jumlah produksi cabe (ton)
Target produksi cabe tahun 2017 sebesar 23.093 ton dengan capaian 26.603 ton atau
persentase capaian 115,20 %. Angka capaian berdasarkan angka sementara (ASEM)
2017 hasil koordinasi dengan BPS Provinsi Riau.
2. Jumlah produksi bawang merah (ton)
Target produksi bawang merah tahun 2017 sebesar 1.122 ton dengan capaian 262,5 ton
atau persentase capaian 23,40 %. Angka capaian berdasarkan angka sementara
(ASEM) 2017 hasil koordinasi dengan BPS Provinsi Riau.
Capaian produksi sayur-sayuran utama yakni cabe termasuk kategori sangat tinggi
sedangkan komoditi bawang merah termasuk kategori sangat rendah. Untuk komoditi
bawang merah, penetapan target tidak sesuai dengan kondisi dilapangan sehingga
menyebabkan capaian menjadi terlalu rendah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
27
Jika dibandingkan capaian tahun 2017 dengan angka tetap tahun 2016 dapat dilihat
pada tabel 11 dibawah ini.
Tabel 11. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas komoditas utama Sayuran di Provinsi
Riau tahun 2016-2017
Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (ton)
Produktivitas
(kwt/ha)
2016 2017 2016 2017 2016 2017
1. Cabe 2.954 3.859 18.644 26.603 63,11 68,94
2. Bawang Merah 75 85 303 262.5 40,40 30,88
Keterangan : Data tahun 2017 merupakan angka sementara
Dari tabel diatas, produksi cabe mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Hal ini disebabkan karena peningkatan luas panen dan peningkatan produktivitas tanaman
cabe. Masyarakat yang cukup memberikan respon yang positif dalam pengembangan
budidaya tanaman cabe, serta didukung iklim yang tidak ekstrim menyebabkan
keberhasilan petani dalammelaksanakan budidaya cabe tersebut.
Untuk komoditi Bawang merah produksi mengalami penurunan dibandingkan
tahun sebelumnya. Hal ini akibat dari produktivitas tanaman bawang merah yang
mengalami penurunan walaupun luas panennya meningkat. Usaha Budidaya tanaman
bawang merah belum memasyarakat di Provinsi Riau, sehingga penanganannya belum
sesuai dengan budidaya yang dianjurkan.
Sasaran 3. Meningkatnya produksi buah-buahan
Pada sasaran strategis ketiga meningkatnya produksi buah-buahan dengan Angka
capaian berdasarkan angka sementara (ASEM) 2017 hasil koordinasi dengan BPS Provinsi
Riau, terdapat empat indikator kinerja utama yaitu:
1. Jumlah produksi Jeruk (ton)
Target produksi tanaman jeruk tahun 2017 sebesar 10.860 ton dengan capaian 20.402
ton atau persentase capaian 187,86 %.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
28
2. Jumlah produksi Nenas (ton)
Target produksi Nenas tahun 2017 sebesar 78.107 ton dengan capaian 79.327 ton
atau persentase capaian 101,56 %.
3. Jumlah produksi Manggis (ton)
Target produksi manggis tahun 2017 sebesar 3.250 ton dengan capaian 5.789 ton atau
persentase capaian sebesar 178,12 %.
4. Jumlah produksi durian (ton )
Target produksi durian tahun 2017 sebesar 11.142 ton dengan capaian 12.369 ton atau
persentase capaian sebesar 111,01 %.
Capaian untuk Sasaran 3 yakni meningkatnya produksi buah-buahan, dari 4
indikator tersebut semuanya termasuk pada kategori sangat tinggi, bahkan melebihi dari
target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2017 tidak ada
gangguan anomali iklim yang berpengaruh pada tanaman buah-buahan seperti kemarau
panjang dan bencana kabut asap. Disamping itu juga dengan adanya program gerakan riau
menanam buah (Gerinam Buah) yang dimulai pada tahun 2012 yang sudah mulai berbuah.
Bila capaian kinerja pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 12 : Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Utama
Buah-buahan Di Provinsi Riau Tahun 2016 - 2017
Komoditas Luas Panen (pohon) Produksi (Ton)
Produktivitas
(Kg/pohon)
2016 2017 2016 2017 2016 2017
1. Durian 210.829 145.809 6.913 12.369 32,79 84,83
2. Jeruk 227.440 184.452 10.375 20.402 45,62 110,61
4. Nenas*) 33.446.594 23.441.345 94.129 79.327 2,81 3,38
5. Manggis 100.211 68.805 3.861 5.789 38,53 84,14
Keterangan : *) dalam rumpun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
29
Dari tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2017 hampir pada semua pengembangan
buah-buahan mengalami peningkatan baik produksi maupun produktifitas, bila
dibandingkan dengan tahun 2016 kecuali untuk tanaman nenas. Hal ini disebabkan oleh
kondisi iklim yang mendukung perkembangan tanaman buah-buahan, sehingga
produktivitas mengalami peningkatan yang cukup tinggi.
Sedangkan luas panen menurun disebabkan banyaknya tanaman tua dan rusak.
Sedangkan untuk tanaman nenas, luas panen menurun lebih kurang 10 juta rumpun yang
sangat berpengaruh kepada produksi, menyebabkan produksi pada tahun 2017 menurun
dibandingkan produksi tahun 2016.
Sasaran 4. Meningkatnya produktivitas komoditas utama perkebunan
Pada sasaran strategis keempat meningkatnya produktifitas komoditas utama
perkebunan terdapat tiga indikator kinerja utama yaitu:
1. Produktifitas komoditas tanaman kelapa sawit (kg/ha/tahun)
Target produktivitas tanaman kelapa sawit tahun 2017 sebesar 3.762 kg/ha/tahun
dengan capaian 3.710 kg/ha/tahun atau persentase capaian 98,62 %. Angka capaian
termasuk kategori sangat tinggi dimana pencapaian/realisasi kinerja capaian telah
memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.
2. Produktifitas komoditas tanaman kelapa (kg/ha/tahun)
Target produktivitas tanaman kelapa tahun 2017 sebesar 1.187 kg/ha/tahun dengan
capaian 1.139 kg/ha/tahun atau persentase capaian 95,95 %. Angka capaian
termasuk kategori sangat tinggi dimana pencapaian/realisasi kinerja capaian telah
memenuhi persyaratan minimal.
3. Produktifitas komoditas tanaman Karet (kg/ha/tahun)
Target produktivitas tanaman karet tahun 2017 sebesar 1.130 kg/ha/tahun dengan
capaian 1.130 kg/ha/tahun atau persentase capaian 97,35 %. Angka capaian
termasuk kategori sangat tinggi dimana pencapaian/realisasi kinerja capaian telah
memenuhi persyaratan minimal.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
30
Dari capaian kinerja pada tahun 2017, untuk 3 (tiga) indikator kenerja pada sasaran
4, cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena banyaknya tanaman tua
rusak yang diakibatkan pemupukan yang tidak sesuai rekomendasi, penggunaan bahan
tanaman yang tidak bermutu sehingga menyebabkan produktivitas rendah, serta
penanganan pasca panen yang belum memadai serta lemahnya kelembagaan petani.
Namun bila dibandingkan capaian tahun 2017 dengan capaian tahun 2016 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 13. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditi Perkebunan
di Provinsi Riau tahun 2016 - 2017
Komoditas
Luas Lahan (Ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)
2016 2017 2016 2017 2016 2017
1. Kelapa Sawit 2.424.545 2.423.761 7.841.947 7.762.159 3,23 3,2
2. Kelapa 515.168 510.949 421.465 416.212 0,82 0,81
3. Karet 501.788 491.025 374.901 363.734 0,75 0,74
Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa luas lahan perkebunan tahun 2017 mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2016. Tanaman karet cukup luas penurunannya
yakni seluas 10.763 ha dan kelapa seluas 4.219 ha. Untuk Kelapa sawit penurunannya
sebesar 784 ha. Penurunan luas tanam tersebut pada umumnya disebabkan karena
banyaknya tanaman tua rusak, alih fungsi lahan dan alih komoditi.
Sedangkan untuk produksi perkebunan di Provinsi Riau tahun 2017 juga
mengalami penurunan bila dibandingkan dengan produksi perkebunan pada tahun 2016 .
Penurunan produksi yang cukup besar pada tanaman kelapa sawit yaitu 79.788 ton,
kemudian sagu sebesar 39.277 ton, karet sebasar 11.167 ton dan kelapa sebesar 5.253 ton.
B. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 dengan Tahun Sebelumnya
Capaian realisasi kinerja tahun 2017, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
maka ditampilkan perkembangan kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
31
Perkebunan Provinsi Riau selama dua tahun terakhir yaitu tahun 2015 dan 2016.
Komparasi tersebut disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Capaian Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau Tahun 2015 - 2017
NO SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
CAPAIAN
2015
CAPAIAN
2016
CAPAIAN
2017
1 Meningkatnya
produksi
tanaman pangan
utama
Jumlah produksi
tanaman pangan utama
(ton)
- Padi ( GKG )
- Jagung
- Kedelai
393.917
30.870
2.145
373.536
32.850
2.654
373.537
33.173
1.192
2 Meningkatnya
produksi sayur-
sayuran
Jumlah Produksi Sayuran
(ton)
- Cabe
- Bawang Merah
11.974
140
18.644
303
26.603
262,5
3 Meningkatnya
produksi buah-
buahan
Jumlah Produksi Buah-
buahan (ton)
- Jeruk
- Nenas
- Manggis
- Durian
9.873
74.388
3.595
12.364
10.375
94.129
3.861
6.913
20.402
79.327
5.789
12.369
4 Meningkatnya
produktifitas
komoditas
utama
perkebunan
Produktifitas komoditas
utama perkebunan
(kg/ha/tahun)
- Kelapa sawit
- Kelapa
- Karet
3.218
816
730
3.234
818
747
3.710
1.139
1.100
Catatan : 1) Capaian untuk tanaman pangan menggunakan ARAM II tahun 2017 2) Capaian untuk tanaman sayuran dan buah-buahan menggunakan ASEM tahun 2017
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
32
Capaian untuk luas panen tanaman pangan, hortikultura dan luas lahan perkebunan
tahun 2015 hingga 2017 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15. Luas Panen Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Tahun
2015 - 2017
Komoditas Luas Panen (Ha)
2015 2016 2017
Tanaman Pangan
1. Padi 107.546,00 99.430,40 95.176,30
2. Jagung 12.425,00 13.205,40 13.314,40
3. Kedelai 1.516,00 2.207,30 1.044,20
Tanaman Sayuran
4. Cabe 3.088 2.954 3.859
5. Bawang Merah 41 75 85
Tanaman Buah-buahan
6. Durian 180.989 210.829 145.809
7. Jeruk 177.225 227.440 184.452
8. Nenas*) 236.96.176 33.446.594 23.441.345
9. Manggis 127.363 100.211 68.805
Tanaman Perkebunan
10. Kelapa Sawit 2.411.520 2.424.545 2.423.761
11. Kelapa 516.895 515.168 510.949
12. Karet 502.906 501.788 491.025
Memperhatikan tabel 14 dan tabel 15 dapat dijelaskan dengan membandingkan
antara realisasi kinerja tahun 2017 dengan realisasi dua tahun sebelumnya yaitu tahun
2016 dan 2015, dengan penjelasan sebagai berikut:
Sasaran 1. Jumlah Produksi Tanaman Pangan Utama
1) Jumlah produksi tanaman padi tahun 2015 hingga 2017 menunjukkan tren menurun.
Pada tahun 2015 produksi 393.317 ton turun menjadi 373.536 ton atau sebesar 19.781
ton (5,03 %). Pada tahun 2017 untuk total padi (padi sawah+padi ladang) mengalami
kenaikan yang tidak begitu berarti yakni sebesar 1 ton. Sementara itu jika dilihat dari
perkembangan luas panen cenderung menurun, hal ini menunjukkan terjadi alih fungsi
lahan yang mencapai 34.029 ha pada dua tahun terakhir. Hal ini juga diikuti tengan
tidak adanya penambahan cetak sawah baru.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
33
Trend perkembangan luas panen dan produksi tanaman padi digambarkan seperti pada
Gambar 1.
2) Jumlah produksi tanaman jagung dari tahun 2015 hingga 2017 menunjukkan tren yang
meningkat. Kenaikan produksi tersebut juga diikuti dengan kenaikan luas panen,
seperti tergambar pada tabel 18. Penambahan luas panen disebabkan karena adanya
program yang mendukung pengembangan produksi tanaman jagung seperti Program
Pajale ( Padi jagung dan kedelai ).
Trend perkembangan luas panen dan produksi tanaman jagung digambarkan seperti
pada Gambar 2.
3) Jumlah produksi tanaman kedelai tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 berfluktuasi,
dimana pada tahun 2016 terjadi peningkatan dibandingkan dengan capaian tahun 2015,
sedangkan pada tahun 2017 terjadi penurunan yang cukup besar mencapai 1.462 ton
atau sebesar 55 %.
393917.0
373536.0 373537.0
360000.0
365000.0
370000.0
375000.0
380000.0
385000.0
390000.0
395000.0
400000.0
2015 2016 2017
Jumlah Produksi Padi (ton)
padi
107,546
99,430
95,176
88,000 90,000 92,000 94,000 96,000 98,000
100,000 102,000 104,000 106,000 108,000 110,000
Luas Panen(Ha) 2015
Luas Panen(Ha) 2016
Luas Panen(Ha) 2017
Luas Panen Padi (Ha)
Padi
30870.00
32850.00 33173.00
29500.00
30000.00
30500.00
31000.00
31500.00
32000.00
32500.00
33000.00
33500.00
2015 2016 2017
Jumlah Produksi Jagung (ton)
jagung12,425
13,205 13,314
11,800
12,000
12,200
12,400
12,600
12,800
13,000
13,200
13,400
Luas Panen(Ha) 2015
Luas Panen(Ha) 2016
Luas Panen(Ha) 2017
Luas Panen Jagung (Ha)
Jagung
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
34
Trend perkembangan luas panen dan produksi tanaman kedelai digambarkan seperti
pada Gambar 3
Sasaran 2. Jumlah Produksi Tanaman Sayuran Utama
1) Jumlah produksi tanaman cabe tahun 2015 hingga 2017 menunjukkan tren peningkatan
yang cukup signifikan yakni dari 11.974 ton meningkat menjadi 26.603 ton dengan
laju pertumbuhan 49,05 %. Peningkatan produksi juga diikuti dengan peningkatan luas
panen dari 3.088 ha menjadi 3.859 ha. Perkembangan luas panen dan produksi
tanaman cabe digambarkan seperti pada Gambar 4
2) Jumlah produksi tanaman bawang merah dari tahun 2015 hingga 2017 berfluktuasi
dimana pada tahun 2015 produksi sebesar 140 ton naik menjadi 303 pada tahun 2016,
sedangkan pada tahun 2017 turun menjadi 262,5 ton. Sedangkan luas panen
menunjukkan tren yang meningkat. Perkembangan luas panen dan produksi tanaman
bawang merah dapat digambarkan sebagai berikut.
2145
2654
1192
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2015 2016 2017
Jumlah Produksi kedelai(ton)
kedelai
1,516
2,207
1,044
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
Luas Panen(Ha) 2015
Luas Panen(Ha) 2016
Luas Panen(Ha) 2017
Luas Panen Kedelai (Ha)
Kedelai
11974
18644
26603
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
capaian2015
capaian2016
capaian2017
Jumlah Produksi Cabe (ton)
cabe
3,088 2,954
3,859
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
2015 2016 2017
Luas Panen Cabe (Ha)
cabe
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
35
Gambar 5. Perkembangan luas panen dan produksi bawang merah tahun 2015-2017
Sasaran 3. Jumlah Produksi Tanaman Buah-buahan Utama
1) Jumlah produksi tanaman Jeruk tahun 2015 hingga 2017 menunjukkan tren
peningkatan yang cukup signifikan yakni dari 9.873 ton pada tahun 2015 meningkat
menjadi 10.375 ton pada tahun 2016 atau 5,1 %, kemudian meningkat lagi menjadi
20.402 ton pada tahun 2017 atau 96,65 %.
2) Jumlah produksi tanaman nenas tahun 2015 hingga 2017 berfluktuasi dimana pada
tahun 2015 produksi 74.388 ton meningkat 94.129 ton pada tahun 2016, namun pada
tahun 2017 menurun menjadi 79.327 ton. Tren fluktuasinya sama dengan
perkembangan luas panen.
3) Jumlah produksi tanaman Manggis tahun 2015 hingga tahun 2017 menunjukkan
adanya peningkatan dimana pada tahun 2015 produksi mencapai 3,595 ton
meningkatan menjadi 3.861 ton, kemudian meningkat lagi menjadi 5.789 ton pada
tahun 2017 atau 49,94 %.
4) Jumlah produksi tanaman durian tahun 2015 hingga 2017 berfluktuasi dimana pada
tahun 2015 produksi 12.364 ton turun menjadi 6.913 ton, namun pada tahun 2017
meningkat menjadi 12.369 ton. Faktor iklim sangat berpengaruh pada produksi
tanaman buah-buahan.
140
303262.5
0
100
200
300
400
2015 2016 2017
Jumlah Produksi Bawang Merah (ton)
bawangmerah
41
75
85
-
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2015 2016 2017
Luas Panen Bawang Merah (Ha)
bawangmerah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
36
Gambar 6. Perkembangan jumlah produksi buah-buahan utama tahun 2015-2017
Sasaran 4. Produktivitas Komoditas Utama Perkebunan
Produktivitas Kelapa sawit tahun 2015 hingga 2017 mengalami fluktuasi dimana pada
tahun 2015 produktivitas kelapa sawit sebesar 3.218 kg/ha/tahun naik menjadi 3.234
kg/ha/tahun, kemudian pada tahun 2017 turun menjadi 3.200 kg/ha/tahun. Hal ini
sama juga terjadi pada tanaman kelapa dan karet,dimana produktivitas pada tahun 2016
naik, tapi pada tahun 2017 turun. Perkembangan produktivitas komoditas utama
perkebunan dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.
Gambar 7. Perkembangan produktivitas komoditas utama perkebunan
tahun 2015-2017.
9873 10375
20402
74388
94129
79327
3595 3861 57890
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
100000
2015 2016 2017
Jumlah Produksi Buah-Buahan (ton)
jeruk
nenas
manggis
durian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
37
C. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 dengan Target Renstra
Untuk mengetahui capaian kinerja tahun 2017 bila dibandingkan dengan target
yang akan dicapai pada akhir Rencana Strategis ( Renstra), perlu dilakukan komparasi
pencapaian kinerja tahun 2017 dengan target akhir Renstra dan RPJMD tahun 2019, yang
disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Tahun 2017 dengan Target Akhir Renstra 2019
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN
2017
TARGET
CAPAIAN
AKHIR
TAHUN
2019
CAPAIAN
2017
TERHADAP
2019 (%)
1
Meningkatnya
produksi tanaman
pangan utama
Jumlah produksi tanaman
pangan utama (ton)
- Padi ( GKG )
373.537
578.766
64,54
2 Meningkatnya
produksi sayur-sayuran
Jumlah Produksi Sayuran
(Cabe dan Bawang merah)
(ton)
26.865,5 29.374 91,46
3 Meningkatnya
produksi buah-buahan
Jumlah Produksi Buah-
buahan (jeruk, Nenas,
Manggis, Durian) (ton)
117.887 211.153 55,83
3218 3234 3200
816 818 810730 747 740
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
2015 2016 2017
Produktifitas Komoditas Utama Perkebunan (Kg/ha/tahun)
kelapa sawit
kelapa
karet
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
38
4
Meningkatnya
produktifitas
komoditas utama
perkebunan
Produktifitas komoditas
utama perkebunan
(kg/ha/tahun)
- Kelapa sawit
- Kelapa
- Karet
3.200
810
740
3.768
1.137
1.196
84,92
71,24
61,87
Data pada Tabel 19 menyajikan capaian indikator kinerja tahun 2017 dengan target
akhir kinerja rencana strategis Dinas Tanaman pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau yang akan berakhir pada tahun 2019 dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sasaran 1. Pada indikator jumlah produksi tanaman padi tahun 2017 capaian kinerja
sebesar 373.537 ton, masih dibawah target 2019 sebesar 578.766 ton atau
persentase capaian 64,54% . Hal ini berarti untuk mencapai target yang telah
ditetapkan masih diperlukan upaya-upaya untuk peningkatan produksi.
Sasaran 2. Pada indikator jumlah produksi sayuran tahun 2017 capaian kinerja sebesar
26.865,5 ton, masih dibawah target yang telah ditetapkan pada tahun 2019
atau akhir renstra yaitu 29.374 ton atau persentase capaian 91,64 %.
Capaian kinerja cukup tinggi, namun untuk komoditi tertentu seperti bawang
merah masih rendah, jadi perlu lebih ditingkatkan.
Sasaran 3 Pada indikator jumlah produksi buah-buahan tahun 2017, capaian kinerja
sebesar 117.887 ton. Capaian ini dibandingkan dengan target akhir renstra
tahun 2019 yakni sebesar 211.153 ton atau 55,83 %. Hal ini masih rendah
karena penetapan target dihitung untuk seluruh buah-buahan, sedangkan
capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja utama (IKU) ditetapkan untuk
komoditas utama buah-buahan saja (Jeruk, Durian, Nenas dan Manggis).
Sasaran 4. Pada indikator produktivitas komoditas utama perkebunan tahun 2017,
capaian kinerja untuk produktivitas Kelapa Sawit sebesar 3.200 kg/ha/tahun,
masih dibawah target akhir Renstra 2019 yakni 3.768 kg/ha/tahun atau
84,92 %. Sedangkan untuk capaian kinerja komoditi tanaman Kelapa dan
Karet juga masih dibawah target renstra.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
39
D. Analisis Peningkatan/Penurunan kinerja dan Solusi
a. Permasalahan
Pelaksanaan program dilakukan dengan berbagai kegiatan. Tidak tercapainya
target sasaran kinerja disebabkan beberapa hal yaitu :
1) Luas lahan untuk pengembangan budidaya padi di Provinsi Riau setiap tahun
mengalami penurunan, hal ini disebabkan tekanan terhadap alih fungsi lahan sawah
yang cukup besar dimana dalam kurun waktu 5 tahun terakhir luas lahan sawah di
provinsi Riau berkurang dari 189.545 ha menjadi 96.912,5 ha.
2) Ketersediaan benih tanaman pangan untuk pelaksanaan program/kegiatan yang
relatif masih belum siap, sehingga penanaman jadi tertunda dan tidak sesuai dengan
jadwal tanam yang sudah ditetapkan.
3) Produktivitas tanaman pangan masih relatif rendah yakni berkisar antara
36,4 kw/ha - 36,9 kw/ha dan masih dibawah rata-rata produktivitas nasional yakni
53,41 kw/ha, yang disebabkan penggunaan input teknologi yang masih rendah,
serta sarana dan prasarana yang belum memadai.
4) Untuk pengembangan hortikultura hanya mengandalkan usaha mayarakat.
Pemerintah, melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau belum dapat melakukan pengembangan dalam jumlah besar dan massal
karena terbatas pada ketersediaan lahan dan minat masyarakat.
5) Masih rendahnya produktivitas tanaman perkebunan karena banyaknya tanaman
tua rusak, penggunaan bahan tanaman yang tidak bermutu dan bersertifikat,
pemupukan yang tidak sesuai rekomendasi, penanganan pascapanen yang belum
memadai serta lemahnya kelembagaan petani.
6) Usaha untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah produk masih berjalan secara
maksimal sehingga berdasarkan NTP, manfaat kegiatan budidaya pertanian belum
memberikan porsi yang besar bagi pendapatan petani. Hal ini selain disebabkan
karena produktifitas petani yang rendah, juga dipengaruhi oleh factor eksternal
petani seperti fluktuasi harga, harga sarana produksi pertanian dan mekanisme
pemasaran.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
40
7) Terbatasnya infrastruktur untuk mendukung pemasaran seperti jalan produksi serta
terbatasnya akses permodalan petani.
b. Solusi
Berbagai permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan pada tahun
2017 telah dilakukan berbagai upaya penyelesaiannya yaitu :
1) Membatasi pemberian izin penggunaan lahan yang menyebabkan beralih fungsinya
lahan-lahan sawah produktif menjadi penggunaan lahan untuk peruntukkan
lainnya.
2) Melaksanakan Program Upaya Khusus Swasembada Pangan (Padi, Jagung, Kedele
(UPSUS PAJALE) 2014-2018 melalui anggaran APBN, dan melaksanakan
pengembangan kawasan melalui anggaran APBD. Kegiatan ini merupakan
kegiatan perluasan areal tanam padi, peningkatan IP pengembangan jaringan
irigasi, rehabilitasi sawah terlantar (optimasi lahan), peneyediaan bantuan benih,
penyediaan bantuan pupuk, dan penyediaan bantuan alat mesin pertanian.
Dukungan penganggaran dari APBN dan APBD ini diharapkan mampu
meningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan.
3) Dalam rangka memenuhi ketersediaan benih, telah dilaksanakan program/kegiatan
Seribu Desa Mandiri Benih (SDMB) serta memberdayakan penangkaran benih
yang ada dengan memberikan bantuan dan bimbingan,
4) Meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana alam seperti
kebanjiran/kekeringan pada areal tanaman pangan dan hortikultura seperti
pemantauan daerah rawan bencana alam, menyiagakan pompa-pompa air,
pengaturan pola tanam dan meningkatkan koordinasi dengan Kabupaten/Kota
dalam rangka peningkatan kewaspadaan terhadap bencana alam.
5) Meningkatkan motivasi petani, dengan melakukan efisiensi produksi dan
memberikan bantuan sarana produksi dalam program dan kegiatan pengembangan
kawasan serta memberikan insentif permodalan melalui Kelompok Usaha Bersama
(KUB) dan Kelompok Ekonomi Petani (KEP)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
41
6) Meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan melalui upaya peremajaan,
rehabilitasi dan diversifikasi tanaman perkebunan, rekomendasi pemupukan,
memperkuat kelembagaan petani serta meningkatkan kualitas SDM melalui
pelatihan petani menuju tercapainya target 26 % rendemen , 35 th umur tanaman
produktif dengan produksi 35 ton/ha/th TBS setara 7 ton/ha/th CPO.
7) Membuka akses bagi pemasaran hasil produksi perkebunan dengan membangun
jalan produksi dan membantu dan mendampingi petani pekebun dalam akses
bantuan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS)
dan dana KUR
8) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan SDM pertanian tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan (petugas dan petani ), melalui peningkatan diklat,
perbaikan kurikulum, fasilitasi dan sosialisasi konsep Competency Based Training
(CBT).
E. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
Perkembangan produksi tanaman pangan khususnya padi di Provinsi Riau selama
kurun waktu 5 tahun terakhir (2012 – 2016) menunjukkan trend penurunan, dimana laju
pertumbuhannya sebesar -7,59 %. Produksi tanaman padi pada tahun 2016 sebesar
373.536 ton dan bila dikonversi ke beras menjadi 234.356 ton, sementara jumlah
penduduk provinsi Riau adalah 6.460.971 jiwa dengan jumlah kebutuhan beras sebesar
640.928 ton/tahun (kebutuhan beras perkapita pertahun adalah 99,2 kg) atau rasio produksi
dan kebutuhan beras adalah 0,37. Dengan demikian provinsi Riau masih kekurangan beras
sebesar 406.572 ton ( 63,43 % ) yang berarti Provinsi Riau belum sepenuhnya mampu
mencukupi kebutuhan berasnya.
F. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian
perjanjian kinerja.
Pengembangan komoditi tanaman pangan dan hortikultura merupakan salah satu
upaya untuk pembangunan pertanian dan perkebunan. Upaya peningkatan Produksi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
42
dengan pemanfaatan teknologi yang ada merupakan prioritas dalam pembangunan
pertanian ke depan. Untuk itu berbagai penunjang kegiatan seperti penyediaan benih
bermutu, penggunaaan pupuk yang sesuai, sarana dan prasarana yang memadai serta
membangun keterampilan dan kemampuan petani dan petugas menjadi hal yang sangat
penting.
Petani merupakan SDM penting dalam pembangunan pertanian sehingga dengan
demikian kemampuan SDM petani akan sangat mempengaruhi keberhasilan atau capaian
hasil pembangunan. Petani tanaman pangan dan hortikultura secara umum didominasi
oleh kaum tua dan dari kaum ibu-ibu, juga dengan pendidikan formal yang sangat rendah,
hal ini membuat sulitnya dalam transformasi teknologi. Masih rendahnya SDM
pertanian ± 80% yang berusaha tani tamat SD ke bawah. Sebagai akibat dari hal tersebut
adalah bahwa petani lebih banyak diposisikan sebagai objek pembangunan ketimbang
petani sebagai pelaksana pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka kedepan
peningkatan kapasitas petani sebagai unsur penting dalam pelaksanaan pembangunan
pertanian.
Disamping itu faktor bimbingan dan penyuluhan juga merupakan faktor yang
sangat penting dalam upaya peningkatan produksi. Dimana Sistem penyuluhan pertanian
tersebut dibangun dari subsistem sumberdaya personil, subsistem kelembagaan,
subsistem sarana dan subsistem metode penyuluhan. Disadari bahwa pada saat ini sistem
penyuluhan belum kuat, sehingga belum mampu secara optimal untuk melakukan
pemberdayaan petani dan kelembagaan petani. Faktor penyebab belum kuatnya sistem
penyuluhan adalah keterbatasan penyuluh baik dari segi jumlah maupun kompotensi,
kelembagaan penyuluhan yang belum mandiri dan inovatif, kurangnya sarana serta
metode yang belum sesuai dengan perkembangan sosial ekonomi masyarakat petani.
B. Realisasi Anggaran
a. APBD
Dari pagu anggaran yang telah ditetapkan sesuai DPPA tahun 2017 yakni
sebesar Rp 81.747.161.805,- penyerapan anggaran sampai tanggal 31 Desember 2017
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
43
adalah sebesar Rp 66.152.928.545,- (80,92%) dan realisasi fisik 95,50%. Dengan
demikian anggaran yang telah dialokasikan terdapat sisa anggaran sebesar Rp
15.594.233.260,- (19,08 %) yang merupakan anggaran yang tidak digunakan karena
adanya kegiatan yang tidak dilaksanakan, adanya efisiensi penggunaan anggaran
terutama pada kegiatan yang pekerjaannya dilaksanakan oleh pihak ke-3 dan efisiensi
dalam pelaksanaan perjalanan dinas. Untuk lebih jelasnya Realisasi keuangan per
program dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 17. Realisasi Keuangan per program Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
N0 Program Pagu Anggaran (Rp)
Realisasi Keuangan Fisik (%) (Rp) (%)
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
9.585.295.000 6.550.520.409 68,34 82,86
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
4.080.000.000 3.083.593.368 75,58 95,59
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
1.251.800.000 1.045.899.750 83,55 99,91
4 Program peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
686.742.000 514.160.863 74,87 93,48
5
Program Peningkatan Pengembangan sistim pelaporan capaian kinerja dan keuangan
860.521.050 665.677.598 77,36 100,00
6 Program peningkatan kesejahteraan petani
7.962.111.400 6.652.277.461 83,55 93,99
7 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan
1.047.129.000 854.196.700 81,58 100,00
8 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
3.289.378.200 2.725.679.900 82,64 100,00
9 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan
15.948.746.800 15.008.383.077 94,10 97,61
10 Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan
32.901.535.246 26.251.299.391 79,79 96,10
11 Program Pemberdayaan 4.124.903.109 2.801.240.028 67,91 93,67
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
44
Penyuluhan
Total 81.747.161.805 66.152.928.545 80,92 95,50
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa program yang paling besar anggarannya
adalah Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan sebesar Rp
32.901.535.246.- dengan serapan anggaran 79,79 %, sedangkan realisasi fisik mencapai
96,10 %.
b. APBN
Dari pagu anggaran yang telah ditetapkan, realisasi penyerapan anggaran dana
dekonsentrasi sampai dengan 31 Desember 2017 dari alokasi sebesar Rp.
24.905.008.000,- terealisasi sebesar Rp 21.040.349.150,- (84,48 %). Untuk anggaran
tugas pembantuan, dari alokasi dana yang ditetapkan sebesar Rp. 130.352.570.000,-
terealisasi sebesar Rp 96.431.962.832 (73,98 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 18: Realisasi Anggaran Dekonsentrasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan
No Nama Kegiatan / Kode
Kegiatan Anggaran (Rp)
Realisasi Realisasi Fisik
(%) Keuangan (Rp) %
1 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
6.714.880.000 5.699.849.132 84,88 98,89
2
Program Peningkatan Produksi, Produksi Tanaman Pangan Melalui Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan
5.672.528.000 4.984.722.818 87,87 100,00
3 Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura
1.191.739.000 1.084.544.000 91,01 90,99
4 Program peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan
1.091.635.000 1.001.595.900 91,75 92,47
5 Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian
10.234.226.000 8.269.637.300 80,80 80,80
Jumlah 24.905.008.000 21.040.349.150 84,48 91,05
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
45
Tabel 19: Realisasi Kegiatan Tugas Pembantuan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau
No Nama Kegiatan / Kode
Kegiatan Anggaran (Rp)
Realisasi Realis
asi
Fisik
(%) Keuangan (Rp) %
1 Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan
Sarana Pertanian
19.124.220.000 17.519.194.900 91,63 95,95
2
Program Peningkatan Produksi
Tanaman Pangan Melalui
Produktivitas dan Mutu Hasil
Tanaman Pangan
61.144.484.000 57.006.398.428 93,23 100
3 Program Peningkatan Produksi
dan Nilai Tambah Hortikultura 6.962.000.000 5.449.258.579 78,27 86,82
4 Program peningkatan Produksi
Komoditas Perkebunan
Berkelanjutan
43.121.875.000 16.457.110.925 38,16 38,35
Jumlah 130.352.570.000 96.431.962.832 73,98 78,31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
46
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
46
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) disusun sebagai wujud
pertanggungjawaban tertulis Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi
Riau Tahun 2017 atas tingkat capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan dalam
rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, sebagai langkah
perbaikan berkesinambungan bagi peningkatan kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah memberikan gambaran perkembangan capaian
kinerja dan diharapkan dapat berperan selain sebagai alat kendali, tetapi juga dapat digunakan
sebagai alat pendorong dan pendukung terwujudnya penyelengaraan tata pemerintah yang baik
(good governance).
Sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017-2019, dalam pelaksanaan Program dan kegiatan
capaian kinerja Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau dengan
realisasi Fisik adalah sebesar 95,50%. Sementara itu untuk realisasi keuangan adalah sebesar
80,92%. Apabila dilihat dari persentase capaian kinerja kumulatif ini, maka kinerja Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau dapat dikategorikan berhasil atau
tercapai.
Sementara itu berdasarkan target pada perjanjian kinerja, capaian kinerja Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau tahun 2017, dari 12 indikator
capaian kinerja terdapat 3 kategori capaian yakni :
1. Terdapat 7 indikator yang dikategorikan Tinggi dan sangat tinggi atau sebesar 58,33 % ,
dimana realisasi kinerja capaian telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan
minimal kelulusan penilaian kinerja.
2. Terdapat 2 indikator dikategorikan sedang atau sebesar 16,67 % realisasi kinerja capaian
telah memenuhi persyaratan minimal.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
47
3. Terdapat 3 indikator dikategorikan rendah dan sangat rendah atau sebesar 25,00 % dimana
realisasi kinerja capaiannya belum memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal
pencapaian kinerja yang diharapkan.
Produktivitas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan masih rendah, dimana
produktivitas pangan dan hortikultura masih dibawah produktivitas nasional. Hal ini
mempengaruhi upaya pencapaian peningkatan produksi. Produktivitas tersebut masih dapat
ditingkatkan dengan pemberian input teknologi atau pemanfaatan teknologi yang ada. Untuk
itu berbagai penunjang kegiatan seperti penyediaan benih bermutu, penggunaaan pupuk yang
sesuai, sarana dan prasarana yang memadai serta membangun keterampilan dan kemampuan
petani dan petugas menjadi hal yang sangat penting.
Secara umum, pelaksanaan program/kegiatan Tahun 2017 berdasarkan tugas pokok
dan fungsi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala-
kendala teknis. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dan upaya pemecahan masalah yang ada,
dilakukan penataan dan peningkatan kapasitas staf pelaksana untuk mendukung kinerja internal
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, terutama peningkatan
pemahaman aparatur di lingkungan Dinas Pertanian dan Peternakan yang diinisiasikan secara
berkelanjutan agar dapat menerapkan manajemen kinerja dan keuangan, sehingga
pemerintahan yang bersih dan bebas KKN dapat menjadi keniscayaan dimasa yang akan
datang.
Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau. Diharapkan Laporan ini dapat dijadikan sebagai
input perbaikan dan penyempurnaan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan serta alat
komunikasi dalam memberikan informasi akuntabilitas pelaksanaan kegiatan kedepanya.
Berbagai hal kedala dan permasalahan dalam pelaksanaan program dan anggaran tahun 2017
agar dijadikan bahan evaluasi guna membangun komitmen dalam memberikan hasil yang
berkualitas bagi peningkatan kinerja selanjutnya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau
48