ikhtisar eksekutif - litbang.pertanian.go.id · telah terpenuhi namun dalam pelaksanaan kegiatan...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
1
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan
pertanian yang konsisten dan kontinyu, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian (Balitbangtan) telah menetapkan Rencana Strategis 2010 – 2014.
Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan
Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Renstra Litbang Pertanian
merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran
strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan
pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh
Balitbangtan selama lima tahun ke depan (2010-2014). Agar Balitbangtan
dapat senantiasa eksis, antisipatif dan inovatif, dalam dokumen ini pula,
ditetapkanlah visi Badan Litbang ke depan yaitu : “Pada tahun 2014
menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas
dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi
pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul
berkelanjutan berbasis sumber daya lokal”.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian,
Balitbangtan menetapkan program utama pada periode 2010-2014 yang
diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya
saing. Oleh karena itu Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumber
daya litbang menurut komoditas prioritas utama, yaitu 5 komoditas prioritas
(padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya
mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai
merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian
dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi,
teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam),
serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik).
Sesuai dengan organisasi Balitbangtan, program Balitbangtan untuk periode
2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut: (1) Kegiatan Litbang
Tanaman Pangan; (2) Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura; (3) Kegiatan
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
2
Litbang Tanaman Perkebunan; (4); Kegiatan Litbang Peternakan dan
Veteriner; (5) Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian; (6) Kegiatan
Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian; (7) Kegiatan
Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (8) Kegiatan
Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (9)
Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian; (10) Kegiatan Pengembangan
Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (11) Kegiatan Pengkajian
dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian; (12) Kegiatan Dukungan
Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan
Litbang Pertanian.
Sementara itu, berdasarkan RPJM 2010-2014, Balitbangtan mempunyai 1
(satu) sasaran dan 4 (empat) indikator sasaran, yaitu: (1) Jumlah varietas
unggul baru tanaman dan galur unggul ternak; (2) Jumlah inovasi teknologi;
(3) Jumlah rekomendasi kebijakan pertanian, dan (4) Jumlah teknologi
pertanian yang terdiseminasikan. Target untuk 4 indikator sasaran tersebut,
secara umum telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan dengan
kisaran prosentase capaian antara 123,84% (sangat berhasil).
Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan per 31 Desember 2014,
anggaran Balitbangtan telah direalisasikan sebesar 85,59%. Rata-rata
realisasi anggaran per eselon-2 lingkup Balitbangtan menunjukkan hasil yang
cukup baik, yaitu di atas 85%. Hal ini disebabkan karena tidak semua
anggaran Belanja Modal pada anggaran Pinjaman Luar Negeri (RK) dapat
terserap. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan baru dari Bank Dunia yang
terbit pada bulan Juni 2014 terhadap pemberlakuan ketentuan petugas
belajar. Sedangkan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah untuk periode
yang berakhir pada 31 Desember 2014 mencapai 234,65% dari estimasi
pendapatan yang ditetapkan. Walau secara umum target yang ditetapkan
telah terpenuhi namun dalam pelaksanaan kegiatan tidaklah selalu berjalan
mulus. Masih banyak kendala teknis maupun non teknis yang dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan Balitbangtan. Namun, agar sasaran tetap tercapai,
langkah antisipatif telah diupayakan oleh seluruh jajaran Balitbangtan dengan
mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki agar seluruh
kegiatan dapat berjalan dengan optimal.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada kurun waktu 2010-2014, Kementerian Pertanian telah menetapkan
sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal
untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan
kesejahteraan petani sebagai visi pembangunan pertanian. Sistem pertanian
industrial merupakan suatu sistem yang menerapkan integrasi usaha tani
disertai dengan koordinasi vertikal dalam satu alur produk, sehingga
karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan
dengan preferensi konsumen akhir. Dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan pertanian industrial berkelanjutan tersebut, penelitian dan
pengembangan (litbang) di bidang pertanian mempunyai peranan yang
sangat penting dan strategis.
Perkembangan organisasi Balitbangtan yang dilaksanakan secara
berkelanjutan dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan perubahan
lingkungan strategis Litbang Pertanian berperan penting dalam mendukung
pencapaian Visi dan Misi Balitbangtan. Kebijakan yang bertujuan untuk
mewujudkan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien telah dilakukan
melalui penerbitan dua peraturan perundangan yaitu Peraturan Presiden RI
No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara dan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.
Tindak lanjut pelaksanaan kebijakan tersebut, Menteri Pertanian telah
menetapkan Peraturan Menteri Pertanian No.61/Permentan/OT.140/10/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, yang menyatakan
bahwa Balitbangtan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan pertanian, dengan fungsi sebagai (1) penyusun kebijakan
teknis, (2) pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian, (3)
pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan
pengembangan pertanian, serta (4) pelaksanaan administrasi Balitbangtan.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
4
Struktur Organisasi Balitbangtan tahun 2014 masih tidak berubah, disusun
berdasarkan pendekatan komoditas, bidang masalah, teknologi spesifik lokasi
dan pendekatan hulu-hilir, yaitu meliputi: (1) Sekretariat Badan; (2) empat
Puslitbang yang menangani komoditas, (3) dua Pusat di bawah Sekjen
Kementan yang pembinaannya diserahkan di bawah Balitbangtan, (4) tujuh
Balai Besar yang menangani litbang komoditas/bidang masalah, (5) lima belas
Balit komoditas/bidang masalah, (6) tiga Lolit komoditas/bidang masalah, (7)
tiga puluh satu BPTP yang melaksanakan pengkajian dan diseminasi teknologi
spesifik lokasi, (8) dua LPTP yang melaksanakan pengkajian dan diseminasi
teknologi spesifik lokasi, dan (9) satu Balai di bawah Sekretariat yang
menangani alih dan pemanfaatan teknologi. Struktur Balitbangtan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.
Balitbangtan beserta jajarannya terus berupaya mengatasi masalah dan
kendala yang dihadapi petani dalam berproduksi melalui penelitian dan
pengembangan inovasi teknologi berbasis sumberdaya lokal. Dalam kurun
2010-2014, berbagai inovasi teknologi pertanian telah dihasilkan Balitbangtan
seperti KATAM Terpadu yang diselaraskan dengan MODIS yang sangat
bermanfaat untuk meminimalkan risiko pergeseran awal dan akhir tanam
sebagai dampak perubahan iklim. Dalam mendukung swasembada pangan
terutama dalam hal peningkatan produktivitas padi, Balitbangtan telah
merekomendasikan sistem tanam jajar legowo 2:1. Begitupula di sisi alsintan
telah dikembangkan mesin tanam padi Indo Jarwo Transplanter dan panen
padi Indo Combine Harvester dengan sejumlah keunggulan daripada alsin
sebelumnya. Sejumlah varietas unggul tanaman pangan, hortikultura,
peternakan, dan perkebunan yang telah dihasilkan Balitbangtan diharapkan
mampu mempercepat target empat sukses Kementerian Pertanian.
Dalam menjalankan perannya, Balitbangtan berupaya terus untuk
mengantisipasi permasalahan pertanian yang semakin kompleks. Seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk yang masih tinggi dan perubahan
iklim yang ditandai oleh terjadinya cuaca ekstrem dengan laju frekuensi yang
berlebihan sehingga mengancam keberlanjutan produksi pertanian. Degradasi
lahan, konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian, fragmentasi
lahan, perkembangan hama penyakit tanaman, lemahnya modal petani,
makin memudarnya minat generasi muda untuk terjun pada sektor pertanian
juga merupakan sederetan masalah yang dihadapi sektor pertanian ke depan.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
5
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Balitbangtan telah, sedang
dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui
reorganisasi dan restrukturisasi program, optimalisasi pemanfaatan dan
peningkatan sumberdaya penelitian yang dimiliki.
Paradigma Balitbangtan dalam era pembangunan yang makin kompetitif
adalah penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi
yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian
(impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition)
untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world
class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal
maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas
hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan
berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan Balitbangtan
akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah,
lembaga penelitian dan pelaku usaha nasional maupun internasional.
Peran Balitbangtan yang semakin besar harus didukung oleh sumber daya
yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang
berkarakter dan kompeten akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke
depan melalui sistem rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan
kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang. Sumber
dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan sarana dan
prasarana akan terus diupayakan baik melalui pendanaan APBN, APBD,
maupun peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri.
Jumlah SDM Balitbangtan per Desember 2014 sebanyak 7.464 orang atau
36.74% dari total SDM Kementerian Pertanian yang berjumlah 20.315 orang.
SDM tersebut terdistribusi ke 66 Satuan kerja (Satker) di lingkungan
Balitbangtan. Perkembangan komposisi SDM Balitbangtan menurut tingkat
pendidikan dalam dua tahun terakhir disajikan pada Tabel 1.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
6
Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Balitbangtan Tahun 2012 – 2014
menurut Tingkat Pendidikan
No. Pendidikan 2012 2013 2014
1 S3 406 467 501
2 S2 1.093 1.085 1128
3 S1 1.994 1.882 1907
4 <S1 4.235 3.970 3928
TOTAL 7.728 7.404 7464
Sumber data : SIMPEG Balitbangtan, data diolah, Desember 2014
Berdasarkan bidang tugasnya, SDM Balitbangtan pada tahun 2014 terdiri atas
tenaga fungsional sebanyak 2.928 orang (39.21%), dan tenaga administrasi
4.536 orang (60.79%). Adapun perkembangan jumlah tenaga fungsional
dalam dua tahun terakhir disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Balitbangtan Tahun
2012 – 2014
No. Jabatan Fungsional 2012 2013 2014
1 Peneliti 1.630 1.766 1780
2 Perekayasa 40 43 38
3 Penyuluh Pertanian 302 290 320
4 Teknisi Litkayasa 760 671 590
5 Pustakawan 97 109 101
6 Arsiparis 35 35 46
7 Pranata Komputer 14 18 15
8 Analis Kepegawaian 7 13 14
9 Perencana 2 2 2
10 Pranata Humas 11 10 15
11 Statistisi 2 2 2
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
7
No. Jabatan Fungsional 2012 2013 2014
12 Pengawas Bibit Ternak 1 - -
13 Pengawas Mutu Pakan 1 - 1
14 Pengawas Benih Tanaman 1 - -
15 Pengendali OPT - - 1
16 Medik Veteriner - - 1
17 Pengawas Mutu Hasil Pertanian - - 2
Jumlah 2.903 2.959 2.927
Sumber data : SIMPEG Balitbangtan, data diolah, Desember 2014
Dari sejumlah peneliti Balitbangtan, ada beberapa yang telah mendapatkan
gelar Profesor Riset. Profesor Riset adalah gelar tertinggi yang diberikan
kepada para peneliti yang sudah mencapai jenjang kepangkatan Ahli Peneliti
Utama (APU) dengan angka kredit 1.050, sudah pernah menyampaikan orasi
ilmiah serta telah menulis publikasi ilmiah internasional minimal 2 judul.
Sampai dengan tahun 2014, Balitbangtan telah mempunyai Profesor Riset
sebanyak 121 orang yang telah dikukuhkan oleh LIPI dengan bidang
kepakaran antara lain adalah Agro Ekonomi, Bioteknologi Pertanian, Pakan
dan Nutrisi Ternak, Teknologi Pascapanen dan Teknologi Benih.
Dalam mendukung tugas dan fungsi Balitbangtan sebagai Lembaga
Penelitian, Laboratorium merupakan salah satu sumberdaya yang sangat
penting untuk menunjang hasil kegiatan penelitian, keberhasilan dan mutu
penelitian yang dihasilkan ditunjang oleh kelengkapan laboratorium yang
berstandar baik peralatan, SDM serta sistem pengendalian mutu yang
memenuhi persyaratan standar baku nasional dan internasional yaitu sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI ISO/IEC 19-17025:2005 atau
ISO/IEC 19-17025:2008) yang merupakan adopsi dari ISO/IEC 17025: 1999)
dan (SNI 9001: 2001 yang merupakan adopsi dari ISO 9001: 2001).
Hingga saat ini, dari sebanyak 169 laboratorium di lingkup Balitbangtan,
terdapat 37 laboratorium di BB/Balit/Lolit dan 7 laboratorium di BPTP telah
mendapatkan pengakuan kesesusaian (akreditasi) penerapan sistem
manajemen dengan persyaratan ISO/IEC 17025:2005 atau ISO/IEC 19-
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
8
17025:2008 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), 7 laboratorium dalam
proses akreditasi, dan sisanya 118 laboratorium belum terakreditasi. Hal ini
dirasa masih kurang memadai, oleh karena itu upaya percepatan untuk
mendapatkan akreditasi Lab (bagi Lab yang belum diakreditasi),
meningkatkan kompetensi, kualitas, dan peringkat Lab (bagi Lab yang sudah
diakreditasi), serta sertifikasi KP sangat penting dilakukan.
Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi KAN
No UPT Jenis Laboratorium
Terakreditasi ISO/IEC 17025-2005
1. BB Padi Laboratorium Fisiologi Hasil
2. BB Padi Laboratorium Penguji
3. BB Padi Laboratorium Penguji
4. Balitkabi Laboratorium Tanah dan Tanaman
5. Balitkabi Laboratorium Pemuliaan/Lab Uji Mutu Benih
6. Balitkabi Laboratorium Kimia Pangan
7. Balitsereal Laboratorium Pengujian (Perbenihan)
8. Balitbu Laboratorium Uji Mutu Benih
9. Balithi Laboratorium Virologi
10. Balithi Laboratorium BUSS
11. Balitjestro Laboratorium Fitopatologi
12. Balittro Laboratorium Penguji (Servis/Kimia)
13. Balittas Laboratorium Pengujian Benih
14. BB Litvet Laboratorium Parasitologi
15. BB Litvet Laboratorium Bakteriologi
16. BB Litvet Laboratorium Patologi
17. BB Litvet Laboratorium Toksikologi dan Mikologi
18. BB Litvet Laboratorium Virologi
19. Balitnak Laboratorium servis kimia
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
9
No UPT Jenis Laboratorium
20. Balingtan Laboratorium Terpadu
21. Balingtan Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (RBA)
22. BB Biogen Laboratorium Biologi Molekuler
23. BB Biogen Fasilitas Bank Gen
24. BB Pascapanen Laboratorium Kimia Biokimia
25. BB Pascapanen Laboratorium Uji Mutu Fisik
26. BB Mektan Pengujian Traktor Roda 4
27. BB Mektan Pengujian Traktor Roda 2
28. BB Mektan Pengujian Pompa Air Irigasi
29. BB Mektan Pengujian Pasca Panen Biji-bijian
30. BPTP Sumut Laboratorium Tanah dan Tanaman
31. BPTP Jatim Laboratorium Tanah
32. BPTP Yogyakarta Laboratorium Tanah
33. BPTP NTB Laboratorium Tanah
34. BPTP NTB Laboratorium Pengujian
35. BPTP Sulsel Laboratorium BPTP Sulawesi Selatan
Terakreditasi ISO/IEC 17025-2008
36. Balitsa Laboratorium Fisiologi Hasil
37. Balitsa Laboratorium Tanah
38. Balitsa Laboratorium Bakteriologi-Mikologi
39. Balitsa Laboratorium Virologi
40. Balitsa Laboratorium Benih
41. Balitsa Laboratorium Kultur Jaringan 1
42. Balitsa Laboratorium Kultur Jaringan 2
43. Balitsa Laboratorium Kultur Jaringan 3
44. BPTP Kaltim Laboratorium Tanah
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
10
Sumber data : i-asset Balitbangtan, data diolah, Desember 2014
Selain laboratorium, keberdaan Kebun Percobaan (KP) mempunyai peran
sangat besar dan memberikan kontribusi nyata bagi Balitbangtan dalam
menghasilkan teknologi. Sampai dengan tahun 2014 Balitbangtan didukung
oleh 119 KP dengan luas total sebesar 4.617,94 ha tersebar di 45 UPT.
Secara umum kondisinya sangat bervariasi, baik luas, status lahan,
penggunaan dan pemanfaatan, maupun keragaannya. Kebun Percobaan
tersebut tersebar di berbagai wilayah pada kondisi agroklimat yang berbeda-
beda dengan ketinggian mulai dataran rendah sampai dengan dataran tinggi.
Berdasarkan fungsinya KP dioptimalisasikan pendayagunaannya antara lain :
1) Aktualisasi pelaksanaan litbang melalui penggunaan kebun percobaan
untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian dan
koleksi plasma nutfah, (2) Aktualisasi keunggulan teknologi hasil penelitian
dengan menggunakan kebun percobaan untuk diseminasi teknologi melalui
show window teknologi, diversifikasi dan ketahanan pangan, dan agro widya
wisata hasil Balitbangtan, (3) Pendukung pembiayaan litbang: Pemanfaatan
untuk peningkatan PNBP, dan Pemanfaatan untuk kerjasama untuk
mendapatkan hibah
Balitbangtan telah dan terus mengembangkan kegiatan manajemen dengan
melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi, arah
kebijakan dan kebijakan Litbang Pertanian. Pengembangan KP sesuai
fungsinya berdasarkan antara lain 1) Kegiatan konservasi, evaluasi dan
pemanfaatan plasma nutfah, 2) Kegiatan penelitian pemuliaan meliputi
peningkatan produktivitas (contoh padi: perakitan PTB, hibrida PTB dan
peningkatan adaptabilitas (toleran terhadap cekaman biotik/abiotik, low-
external input tolerance, fiksasi N2, external-P2O5-release), 3) Kegiatan
penelitian PTT meliputi peningkatan produktivitas (pencapaian potensi hasil
VUB/PTB dan mitigasi degradasi lingkungan (polusi, emisi VOC/GRK, 4)
Kegiatan pengujian lapangan (uji produktivitas, UDHL/UML, uji dampak
terhadap lingkungan) dengan validitas (akurasi, presisi) yang sesuai dengan
persyaratan regulasi, 5) Implementasi konservasi lingkungan di Kebun
Percobaan litbang meliputi Instalasi Pengelola Air Limbah (IPAL), bio-
indikator, bio-sentinel, Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3), 6)
Pengembangan teknologi dalam skala luas (komersial) sebagai media
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
11
diseminasi (profitabilitas ekonomi merupakan motor penggerak sustainabilitas
meliputi Produksi benih sumber VUB, Visitor plots, ekspo, 7) Pemantauan dan
pembinaan kinerja Kebun Percobaan meliputi evaluasi kinerja pengujian
Kebun Percobaan, investigasi (root cause analysis, penanganan pengaduan),
tindakan korektif dan pencegahan. 8) Pembinaan untuk meningkatkan
efektivitas implementasi sistem manajemen ISO 9001 dalam pengelolaan KP
(network peningkatan efektivitas SMM).
Dalam memaksimalkan tupoksi Balitbangtan terutama dalam penyebarluasan
varietas-varietas unggul baru, telah diupayakan melalui pembentukan Unit
Pengelola Benih Sumber (UPBS), yang berperan dalam 1) Meningkatkan
produksi, mutu, dan distribusi benih sumber; 2) Mempercepat pengembangan
varietas unggul baru; 3) Memantapkan kelembagaan perbenihan untuk
menjamin distribusi benih; dan 4) Mendukung upaya penyediaan benih
bermutu bagi petani. Saat ini, telah ada 47 UPT lingkup Balitbangtan sebagai
pelaksana UPBS dan telah memproduksi berbagai jenis benih (FS, SS dan ES)
dari komoditas tanaman pangan, tanaman hortikultura dan perkebunan
maupun peternakan. Keberadaan UPBS diharapkan dapat membantu
mempercepat penyebaran varietas baru, terutama kelas benih Breeder Seed
(Benih Penjenis) dan Foundation Seed (benih dasar) yang selanjutnya
diperbanyak oleh penangkar lain menjadi kelas benih yang lebih rendah yaitu
Stock Seed (Benih Pokok) dan Extention Seed (benih Sebar).
Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke
arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar
yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci
dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi
teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan
produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan
peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam
pengembangan produk (product development) dalam rangka peningkatan
nilai tambah, diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan
preferensi konsumen.
Balitbangtan telah dan terus mengembangkan kegiatan manajemen dengan
melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi, arah
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
12
kebijakan dan kebijakan litbang pertanian. Untuk mencapai harmonisasi
perencanaan kegiatan litbang pertanian secara menyeluruh, terintegrasi, dan
bersinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan
pertanian, Balitbangtan perlu menyusun rencana strategis (renstra) sehingga
hasil litbang yang dicapai dapat memberikan arti dalam mendukung
pencapaian pembangunan pertanian nasional yang berbasis IPTEK.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
13
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Rencana kerja Balitbangtan selama lima tahun dituangkan dalam Rencana
Strategis Balitbangtan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana
Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan Renstra
Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014.
Rencana kerja ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi,
peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang
dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun
ke depan. Sebagai bentuk implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) bidang penelitian dan
pengembangan pertanian perencanaan kinerja diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan dan arahan bagi Unit kerja Jajaran Birokrasi di lingkup
Balitbangtan dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan
pengembangan pertanian periode 2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi,
dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub-sektor terkait. Pada
tahap berikutnya, rencana kinerja yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran
strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan
pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh
Balitbangtan ini dituangkan dalam rencana kinerja tahunan Balitbangtan.
Sebagai bentuk komitmen, rencana kinerja tahunan ini ditetapkan dalam
sebuah perjanjian kinerja antara Kepala Balitbangtan dengan Menteri
Pertanian dalam bentuk dokumen Penetapan Kinerja Tahunan sebagai acuan
penilaian terhadap akuntabilitas pelaksana kegiatan lingkup Balitbangtan.
Renstra Balitbangtan Tahun 2010 – 2014 telah direviu dan direvisi sejalan
dengan terbitnya Revisi Renstra Kementan Tahun 2010 – 2014. Perubahan ini
terjadi sebagai bentuk penyesuaian terhadap dinamika perkembangan
pembangunan pertanian di Indonesia, khususnya perubahan kebijakan di
lingkup Kementan.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
14
2.1 Visi
“Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian
berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi
pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan
berbasis sumber daya lokal”
2.2 Misi
a. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan inovasi
teknologi, sistem dan model serta rekomendasi kebijakan di bidang
pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya
lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul
berkelanjutan.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian dan pengembangan
pertanian serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya.
c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional
(networking) dalam rangka penguasaan Iptek (scientific recognition)
dan peningkatan peran Balitbangtan dalam pembangunan pertanian
(impact recognition).
2.3 Tujuan
a. Menghasilkan varietas unggul baru dan mengembangkan teknologi
benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian, pengendalian organisme
pengganggu tanaman (OPT) dan ternak, serta teknologi pascapanen
dalam rangka mendukung peningkatan produksi, nilai tambah, daya
saing dan ekspor.
b. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi lembaga (capacity building)
untuk menghasilkan, mengembangkan, mendiseminasikan, dan
mempromosikan teknologi berbasis sumberdaya lokal dalam
penyediaan dan perbanyakan benih, bibit, pupuk, aneka obat dan
mesin pertanian, teknologi pascapanen, serta bioteknologi.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
15
c. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi
mutakhir terutama bioteknologi bidang pangan yang mampu
mengantisipasi perubahan iklim global, gangguan OPT, serta preferensi
pengguna teknologi dalam rangka peningkatan produksi, diversifikasi
pangan, nilai tambah dan daya saing.
d. Meningkatkan efektifitas berbagai metode dan media diseminasi inovasi
teknologi pertanian kepada petani dalam rangka mendukung
pengembangan sistem pertanian industrial.
e. Mengkaji dan mengembangkan berbagai model kerja sama
kelembagaan antar pelaku usaha untuk mendiseminasikan hasil inovasi
dan kelembagaan kepada petani dan pengguna secara proporsional
untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial.
f. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang
bersifat antisipatif dan responsif untuk mendukung pengembangan
sistem pertanian industrial, serta meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
2.4. Sasaran
Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang berkelas dunia, ada 6
sasaran strategis yang harus dicapai, yaitu:
a. Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan
produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan
swasembada berkelanjutan.
b. Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya
pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada
berkelanjutan.
c. Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya
lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah,
daya saing, dan ekspor.
d. Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan
agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
16
e. Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta
jejaring kerjasama nasional dan internasional.
f. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan
internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil
penelitian.
2.5 Arah Kebijakan
Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan disusun dengan
mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2010 – 2014 melalui
peningkatan penguasaan dan pengembangan IPTEK yang inovatif, efisien dan
efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap
perkembangan IPTEK. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui
pemanfaatan sumberdaya penelitian yang ada secara optimal dan
meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional maupun
internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan
pertanian, rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan ke dalam
4 (empat) kategori sesuai dengan 4 (empat) target sukses Kementerian
Pertanian, yaitu:
1. Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan.
2. Peningkatan diversifikasi pangan.
3. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor.
4. Peningkatan kesejahteraan petani.
2.5.1 Dukungan pencapaian swasembada dan swasembada
berkelanjutan
a) Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi benih/bibit unggul,
pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung
pencapaian sasaran pembangunan pertanian, yaitu: (1) pemantapan
swasembada beras, jagung, daging ayam, dan gula konsumsi; (2)
pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, gula industri; dan (3)
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
17
peningkatan produksi susu segar, buah, sayur, bunga, tanaman
perkebunan dan produk-produk pertanian substitusi impor.
b) Memprioritaskan penyediaan inovasi teknologi untuk optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian.
c) Mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
d) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengkajian teknologi dan
adaptasi inovasi teknologi spesifik lokasi untuk mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya pertanian nasional yang beragam.
2.5.2 Dukungan terhadap peningkatan diversifikasi pangan
a) Mendukung percepatan diversifikasi pangan berbasis sumber daya
lokal melalui penyediaan inovasi teknologi.
b) Melakukan promosi dan diseminasi penggunaan pangan lokal non
beras sebagai sumber karbohidrat.
2.5.3 Dukungan terhadap peningkatan nilai tambah, daya saing
dan ekspor
a) Memperkuat inovasi teknologi dan kelembagaan untuk
pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan berbasis
kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan
ekspor produk pertanian.
b) Mempercepat penyediaan inovasi teknologi untuk pengembangan bio-
energy berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi
kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan
mensubstitusi BBM.
2.5.4 Dukungan terhadap peningkatan kesejahteraan petani
a) Mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui pengembangan
rekayasa model kelembagaan dan rumusan kebijakan pembangunan
pertanian antisipatif dan responsif yang berpihak kepada petani.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
18
b) Memberikan bantuan benih/bibit dan bimbingan teknologi kepada
petani/kelompok tani di pedesaan.
2.6 Program Balitbangtan
Program Balitbangtan pada periode 2010-2014 diarahkan untuk penciptaan
teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu
Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut
komoditas prioritas utama yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yaitu
5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus
komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah),
hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis,
pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet,
kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas,
tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing,
domba, babi, ayam buras dan itik).
2.7 Kegiatan Balitbangtan
Sesuai dengan organisasi Balitbangtan, program Balitbangtan untuk periode
2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut:
2.7.1 Kegiatan Litbang Tanaman Pangan
Kegiatan Litbang Tanaman Pangan diarahkan pada perakitan varietas
tanaman pangan umur ultra genjah, toleran terhadap cekaman biotik/abiotik,
dan adaptif untuk daerah tropis serta dampak perubahan iklim global. Selain
itu, juga dirakit inovasi teknologi untuk peningkatan produktivitas benih F1
hibrida padi dan jagung serta akselerasi produksi dan penyebaran benih
sumber untuk mempercepat diseminasi varietas unggul baru. Sejalan dengan
hal tersebut, juga diprogramkan penelitian untuk menghasilkan teknologi
budidaya pendukung peningkatan produktivitas dan peningkatan indek panen
yang efisien dan ramah lingkungan serta teknologi panen dan pasca panen
primer.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
19
2.7.2 Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura
Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura diarahkan pada pemuliaan dan
pengelolaan sumberdaya genetik hortikultura sebagai bahan perakitan
varietas unggul baru adaptif daerah tropis (genjah, better eating quality,
seedless, trendsetter), serta inovasi teknologi modern yang efektif, efisien
dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang dapat mengantisipasi
perubahan iklim dan menanggulangi permasalahan OPT.
2.7.3 Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan
Penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan dilakukan dalam konteks
kebijakan prioritas komoditas melalui kegiatan pemuliaan dan pengelolaan
sumberdaya genetik, inovasi teknologi budidaya dan pengolahan hasil, serta
rekomendasi kebijakan berbasis: (1) pengembangan bahan bakar nabati
(jarak pagar, kemiri sunan, sagu, dan aren), (2) penghasil serat (kapas,
kenaf) dan pemanis (stevia, tebu, bit), (3) kelapa, aren dan kelapa sawit, (4)
tanaman obat (tembakau, dan kina) dan aromatik (minyak atsiri), (5) rempah
dan tanaman penyegar (kakao, kopi, dan teh), serta (6) komoditas lain
seperti karet dan tanaman industri lain.
2.7.4 Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner
Penelitian peternakan dan veteriner dilaksanakan melalui pengelolaan sumber
daya genetik, perakitan galur baru ternak (dengan konsep low external input)
dan varietas tanaman pakan. Perakitan inovasi teknologi budi daya ternak dan
tanaman pakan mengantisipasi perubahan iklim serta rekomendasi kebijakan
peternakan dan veteriner. Pengembangan sistem integrasi ternak dengan
komoditas pangan, hortikultura dan perkebunan. Sedangkan penelitian
veteriner dilaksanakan untuk mendukung peningkatan populasi ternak,
meningkatkan status kesehatan hewan, keamanan pangan dan pengendalian
penyakit zoonosis.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
20
2.7.5 Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian
Inventarisasi dan evaluasi potensi sumber daya lahan pertanian meliputi
pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang
dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM)
berbasis GIS. Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan, berupa
pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian
(sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk (anorganik,
organik, hayati dan pengembangan teknologi nano) dan formulasi pembenah
tanah. Sementara kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan
pertanian terdiri dari perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran
lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan
measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan
terdegradasi.
2.7.6 Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik
Pertanian
Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian diarahkan
kepada pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik
pertanian seperti tanaman dan mikroba, kloning gen dan pengembangan peta
genetik sifat-sifat penting komoditas pertanian, perbaikan komoditas
pertanian untuk sifat-sifat unggul (produktivitas, adaptabilitas, tahan cekaman
biotik) melalui teknik kultur in vitro, rekayasa genetik, atau marka molekuler,
serta pemanfaatan bioteknologi untuk perbanyakan bibit, pengolahan produk
dan limbah pertanian.
2.7.7 Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ditujukan untuk
menghasilkan pengetahuan, data, informasi, analisis dan rekomendasi
kebijakan yang berkaitan dengan hasil: (1) pengkajian kebijakan penguatan
dan perlindungan usaha pertanian, (2) pengkajian kebijakan sumberdaya
alam, infratruktur dan investasi pertanian, (3) pengkajian kebijakan
kelembagaan dan regulasi pertanian, (4) pengkajian kebijakan ekonomi
makro, ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan
perdesaan, (5) penelitian dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, serta
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
21
(6) pelaksanaan evaluasi dan tanggap cepat atas isu kebijakan aktual dan (7)
diseminasi hasil dan peningkatan kapasitas lembaga.
2.7.8 Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan
Mekanisasi Pertanian
Perekayasaan/penelitian dan pengembangan mekanisasi meliputi lima
kegiatan utama, yaitu perekayasaan/penelitian teknologi mekanisasi pertanian
untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya
pertanian, peningkatan kualitas dan nilai tambah produk pertanian,
pemanfaatan limbah dan sumber daya energi terbarukan di bidang pertanian,
pengembangan dan penerapan teknologi mekanisasi pertanian berbasis
kemitraan dan analisis dan sintesis kebijakan untuk percepatan
pengembangan mekanisasi pertanian.
2.7.9 Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian
Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk
menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian
mendukung pencapain target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah,
daya saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium,
pilot maupun skala operasional meliputi penanganan segar produk pertanian,
diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, serta pengembangan
produk dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.
2.7.10 Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran
Teknologi Pertanian
Pengembangan perpustakaan digital lingkup Kementerian Pertanian dilakukan
untuk lebih meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan informasi melalui
peningkatan keahlian SDM. Peningkatan penyebarluasan teknologi pertanian
terus dilakukan melalui berbagai media diseminasi, antara lain media
elektronik, cetak, pameran dan seminar serta media tradisional yang
berkembang di masyarakat. Peningkatan kegiatan komunikasi dan partisipasi
kegiatan ilmiah dilakukan melalui seminar, workshop, magang,
pengembangan website, dan publikasi ilmiah baik nasional maupun
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
22
internasional. Pengembangan sistem komunikasi Balitbangtan dengan
pengguna dilakukan untuk mengefektifkan pemenuhan kebutuhan teknologi.
2.7.11 Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi
Pertanian
Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian meliputi
kegiatan pengkajian spesifik lokasi, percepatan diseminasi inovasi, dan
koordinasi. Kegiatan pengkajian spesifik lokasi dilakukan dengan memadukan
hasil penelitian UK/UPT lingkup Balitbangtan dengan lokal genius yang
dikembangkan masyarakat. Percepatan diseminasi inovasi pertanian melalui
pengembangan berbagai pendekatan untuk menunjang terwujudnya
pertanian industrial perdesaan. Koordinasi dilakukan dalam rangka
mensinergikan kegiatan pengkajian di 33 BPTP.
2.7.12 Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen
Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian
Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya
kerja inovatif berorientasi bisnis melalui peningkatan jumlah institusi di
lingkup Balitbangtan yang menerapkan reformasi birokrasi secara
menyeluruh, pengembangan sumber daya litbang (SDM, sarana dan
prasarana) diikuti pengembangan standarisasi dan akreditasi lembaga dan
pranata litbang. Di samping itu, untuk memicu tercapainya output yang
optimal, maka akan dilakukan pengembangan manajemen teknologi dan
sistem informasi, koordinasi jaringan kerja sama penelitian dan pengkajian,
reformasi perencanaan dan penganggaran, monitoring dan evaluasi serta
penyiapan regulasi paten dan lisensi.
2.8 Indikator Kinerja Utama
Berdasarkan 6 (enam) sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh
Balitbangtan, maka pada periode awal RPJMN 2010 – 2014, disusunlah 18
(delapan belas) Indikator Kinerja Utama (IKU) Balitbangtan tahun 2010-2014
sebagai parameter pengukuran realisasi capaian setiap sasaran dengan
rincian sebagai berikut :
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
23
Sasaran strategis pertama, terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam
rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian
swasembada dan swasembada berkelanjutan diukur dengan enam indikator
kinerja utama, yaitu:
1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan
lainnya.
2. Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman
sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias).
3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan.
4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT)
spesifik lokasi.
Sasaran strategis kedua, terciptanya inovasi teknologi produksi dan
pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan
swasembada berkelanjutan, diukur dengan delapan indikator kinerja utama :
1. Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan
pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk.
2. Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi
sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk
dan limbah pertanian.
3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat
biofarmaka untuk hewan.
4. Jumlah teknologi budidaya dan panen.
5. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi
perubahan iklim.
6. Jumlah teknologi spesifik lokasi.
Sasaran strategis ketiga, terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil
pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan
peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, dikur dengan satu
indikator kinerja utama yaitu jumlah teknologi penanganan segar produk
pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor,
dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing.
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
24
Sasaran strategis keempat, tersedianya kebijakan pengembangan
kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan
petani, diukur dengan satu indikator kinerja utama yaitu jumlah kebijakan
untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan
kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian
dan perdesaan.
Sasaran strategis kelima, meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi
teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional,
diukur dengan dua indikator kinerja utama yaitu:
1. Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/stake holder.
2. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional.
Sasaran strategis keenam, meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah
nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta
komersialisasi hasil penelitian, diukur dengan empat indikator kinerja utama
yaitu:
1. Jumlah publikasi hasil litbang pertanian.
2. Prosentase perpustakaan digital.
3. Jumlah invensi yang memperoleh HKI.
4. Jumlah lisensi hasil litbang.
2.9 Rencana Kinerja Tahun 2014
Untuk mempertajam rencana pencapaian target kinerja yang tertuang dalam
renstra 2010 – 2014, Badan Litbang menetapkan rencana kinerja tahunan.
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan dokumen yang berisi penjabaran
dari renstra yang memuat seluruh rencana atau target kinerja yang hendak
dicapai dalam satu tahun anggaran dan tertuang dalam sejumlah indikator
kinerja strategis yang relevan. Untuk tahun 2014, Balitbangtan telah
merencanakan untuk merealisasikan 22 indikator kinerja sebagai penjabaran
atas 6 (enam) sasaran strategis dengan rincian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
25
Tabel 4. Rencana Kinerja Tahunan TA. 2014
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja RKT
1. Terciptanya varietas unggul,
galur/klon dalam rangka
peningkatan produksi dan
produktivitas mendukung
pencapaian swasembada
dan swasembada
berkelanjutan
a. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung,
kedelai dan tanaman pangan lainnya
(varietas).
b. Jumlah varietas unggul baru dan tanaman
hortikultura (tanaman sayuran, buah
tropika, jeruk, buah sub tropika, dan hias)
(varietas).
c. Jumlah varietas/klon unggul tanaman
perkebunan dengan produktivitas tinggi dan
bermutu (varietas).
d. Jumlah galur unggul/ harapan ternak dan
tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi
(varietas).
e. Jumlah benih sumber padi, jagung dan
kedelai dengan SMM ISO 9001-2008 (ton).
f. Jumlah benih sumber tebu hasil kultur
jaringan (G2) (budset).
19
35
10
13
70
2.5
juta
2.
Terciptanya inovasi teknologi
produksi dan pengelolaan
sumberdaya pertanian
mendukung pencapaian
swasembada dan
swasembada berkelanjutan
a. Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber
daya lahan dan lingkungan pertanian secara
berkelanjutan, serta formula pupuk
(teknologi).
b. Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin
pertanian untuk peningkatan efisiensi sistem
produksi pertanian, mutu, nilai tambah dan
daya saing produk dan limbah pertanian
(teknologi).
c. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal,
diagnostik dan formula obat biofarmaka
untuk hewan (teknologi).
d. Jumlah teknologi budidaya dan panen
(teknologi).n, horti, bun, nak)
e. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi,
adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim
(teknologi).
f. Jumlah teknologi spesifik lokasi (teknologi).
g. Jumlah inovasi teknologi berbasis
bioteknologi (teknologi).
h. Jumlah peta tematik sumberdaya lahan
tingkat tinjau dan semi detil (peta).
13
7
6
79
6
198
4
14
3. Terciptanya inovasi teknologi
pascapanen hasil pertanian
berbasis sumberdaya lokal
mendukung diversifikasi
Jumlah teknologi penanganan segar produk
pertanian, teknologi dan produk diversifikasi
pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi
pengembangan produk bernilai tambah dan
17
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
26
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja RKT
pangan dan peningkatan
nilai tambah, daya saing,
dan ekspor
berdaya saing (teknologi).
4. Tersedianya kebijakan
pengembangan
kelembagaan agribisnis
untuk peningkatan
kesejahteraan petani
Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing,
perlindungan usaha pertanian, penguatan
kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong
pertumbuhan sektor pembangunan pertanian
(kebijakan).
22
5. Meningkatnya diseminasi
dan promosi inovasi
teknologi pertanian, serta
jejaring kerjasama nasional
dan internasional
a. Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada
pengguna/stake holder (teknologi).
b. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan
internasional (kerja sama).
330
300
6. Meningkatnya jumlah
publikasi di jurnal ilmiah
nasional dan internasional,
hak kekayaan intelektual
(HKI), serta komersialisasi
hasil penelitian
a. Jumlah artikel hasil litbang pertanian yang
diterbitkan (artikel).
b. Persentase perpustakaan digital (persentase).
c. Jumlah invensi yang memperoleh HKI
(invensi).
d. Jumlah lisensi hasil litbang (lisesnsi).
188
95
45
15
Sumber data : Dokumen RKT Balitbangtan TA. 2014
Rencana Kinerja Tahunan TA 2014 Balitbangtan telah sesuai dengan Renstra
Revisi Balitbangtan 2010 – 2014. Target RKT mendukung sasaran I dengan
indikator ‘Jumlah VUB tanaman hortikultura’ pada Renstra tercantum 34 VUB,
namun di RKT tercantum 35 VUB, hal ini disebabkan perlunya ditambahkan
target penciptaan VUB tanaman hortikultura, mengingat realisasi pada tahun-
tahun sebelumnya diatas 100 persen.
2.10 Penetapan Kinerja Tahun 2013
Berdasarkan PERMENPAN Nomor 29 Tahun 2010, dokumen Penetapan
Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan
kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan
target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh
instansi. Dokumen Penetapan Kinerja memuat informasi tentang program,
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
27
sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta alokasi
anggaran tahun 2014. Seluruh Indikator Kinerja tersebut telah tertuang
dalam dokumen PK tahun 2014 dan ditandatangani oleh Kepala Balitbangtan
bersama dengan Menteri Pertanian. Pada tahun 2014 terdapat Revisi APBN–
P berupa pengurangan pagu anggaran untuk memenuhi kekurangan subsidi
BBM (penghematan) sebesar Rp.73.235.955.000,- yang disahkan pada
tanggal 15 Juli 2014. Sehingga hal ini mengakibatkan adanya perubahan
output yang awalnya sudah ditetapkan pada RKT maupun PK. Perubahan
terhadap dokumen PK ditetapkan pada tanggal 20 Agustus 2014 dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahunan TA. 2014
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja PK PK
Revisi
1. Terciptanya varietas
unggul, galur/klon dalam
rangka peningkatan
produksi dan
produktivitas
mendukung pencapaian
swasembada dan
swasembada
berkelanjutan
a. Jumlah varietas unggul baru padi,
jagung, kedelai dan tanaman
pangan lainnya (varietas).
b. Jumlah varietas unggul baru dan
tanaman hortikultura (tanaman
sayuran, buah tropika, jeruk, buah
sub tropika, dan hias) (varietas).
c. Jumlah varietas/klon unggul
tanaman perkebunan dengan
produktivitas tinggi dan bermutu
(varietas).
d. Jumlah galur unggul/ harapan
ternak dan tanaman pakan ternak
(TPT) spesifik lokasi (varietas).
e. Jumlah benih sumber padi, jagung
dan kedelai dengan SMM ISO 9001-
2008 (ton).
f. Jumlah benih sumber tebu hasil
kultur jaringan (G2) (budset).
20
35
10
25
203
2.5 jt
20
35
10
25
203
2.5 jt
2.
Terciptanya inovasi
teknologi produksi dan
pengelolaan sumberdaya
pertanian mendukung
pencapaian swasembada
dan swasembada
berkelanjutan
a. Jumlah teknologi baru pengelolaan
sumber daya lahan dan lingkungan
pertanian secara berkelanjutan,
serta formula pupuk dan pembenah
tanah (teknologi).
b. Jumlah teknologi/prototipe alat dan
mesin pertanian untuk peningkatan
efisiensi sistem produksi pertanian,
mutu, nilai tambah dan daya saing
37
11
36
11
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
28
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja PK PK
Revisi
produk dan limbah pertanian
(teknologi).
c. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat
lokal, diagnostik dan formula obat
biofarmaka untuk hewan (teknologi).
d. Jumlah teknologi budidaya dan
panen (teknologi).n, horti,
e. Jumlah teknologi dan manajemen
antisipasi, adaptasi, dan mitigasi
perubahan iklim (teknologi).
f. Jumlah teknologi spesifik lokasi
(teknologi).
g. Jumlah inovasi teknologi berbasis
bioteknologi (teknologi).
h. Jumlah peta tematik sumberdaya
lahan tingkat tinjau dan semi detil
(peta).
8
136
6
250
4
18
8
127
5
250
4
20
3. Terciptanya inovasi
teknologi pascapanen
hasil pertanian berbasis
sumberdaya lokal
mendukung diversifikasi
pangan dan peningkatan
nilai tambah, daya saing,
dan ekspor
Jumlah teknologi penanganan segar
produk pertanian, teknologi dan produk
diversifikasi pangan, subsitusi pangan
impor, dan teknologi pengembangan
produk bernilai tambah dan berdaya
saing (teknologi).
18 18
4. Tersedianya
rekomendasi kebijakan
pertanian bagi
stakeholder dalam
rangka pembangunan
pertanian
Jumlah kebijakan yang terkait dengan
penguatan daya saing dan perlindungan
usaha, pengelolaan sumberdaya dan
infrastruktur, kelembagaan, makro
ekonomi, dinamika, serta kebijakan
pembangunan pertanian (kebijakan).
22
22
5. Meningkatnya diseminasi
dan promosi inovasi
teknologi pertanian,
serta jejaring kerjasama
nasional dan
internasional
a. Jumlah teknologi yang terdiseminasi
kepada pengguna/stake holder
(teknologi).
b. Jumlah kerjasama penelitian
nasional dan internasional (kerja
sama).
330
300
329
225
6. Meningkatnya jumlah
publikasi di jurnal ilmiah
nasional dan
internasional, hak
kekayaan intelektual
a. Jumlah artikel hasil litbang pertanian
yang diterbitkan.
b. Persentase perpustakaan digital.
c. Jumlah invensi yang memperoleh
HKI.
188
95
45
188
95
45
Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014
29
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja PK PK
Revisi
(HKI), serta
komersialisasi hasil
penelitian
d. Jumlah lisensi hasil litbang.
15
15
Sumber data : Dokumen PKT Balitbangtan TA. 2014
Berdasarkan dokumen renstra tahun 2010-2014, Balitbangtan telah
menetapkan 22 indikator sebagai target kinerja tahunan. Perubahan yang
terjadi adalah adanya pengurangan 2 target output pada sasaran II, yaitu
jumlah teknologi pengelolaan SDL dari target 37 menjadi 36 teknologi, dan
teknologi budidaya dan panen dari target 136 menjadi 127 teknologi.
Walaupun terjadi penghematan anggaran namun penambahan target juga
terjadi dalam sasaran II yaitu pada output peta tematik, dari target 18
menjadi 20 peta. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan yang mendesak
terhadap peta kesesuaian lahan untuk beberapa komoditas. Selanjutnya,
pengurangan target output juga terdapat pada sasaran V yaitu jumlah
teknologi yang didiseminasikan dari target 330 menjadi 229 teknologi, dan
jumlah kerjasama penelitian dari target 300 menjadi 225 kerjasama.