ilmu sosial budaya dasar
DESCRIPTION
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR. SESION II. HAKEKAT MANUSIA. Materi Disampaikan pada Kelas SBD. DUA PERSOALAN POKOK TENTANG HAKIKAT MANUSIA. 1. Telaah hakikat manusia sebagai Makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
DUA PERSOALAN POKOK TENTANG HAKIKAT MANUSIA
1. Telaah hakikat manusia sebagai Makhluk ciptaan Tuhan di muka bumi
2. Telaah tentang sifat manusia dan karakteristik yang menjadi ciri khususnya serta hubungannya dengan fitrah manusia
RAGAM PEMAHAMAN KE 1TENTANG HAKIKAT MANUSIA
1. HOMO RELIGIUS
2. HOMO SAPIENS
3. HOMO FABER
4. HOMO HOMINI SOCIUS
5. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ETIS DAN ESTETIS
HOMO RELIGIUS
» Hakikat manusia sebagai Makhluk yang Beragama.manusia diciptakan Tuhan YME di muka bumi ini
sebagai makhluk yang paling sempurna, sehingga manusia bisa berfikir, bertindak, berusaha dan bisa menentukan mana yang benar dan baik
manusia meyakini bahwa ia memiliki keterbatasan dan kekurangan, artinya manusia yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan
Jadi Sudah menjadi fitrah manusia,
Bahwa pada hakikatnya manusia adalah
sebagai makhluk religius yang mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi ini.
HOMO SAPIENS
Hakikat manusia sebagai makhluk yang bijaksana dan dapat berfikir (animal rationale).
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi dan mulia
disebabkan oleh kemampuan manusia memiliki akal, pikiran, rasio, daya nalar, cipta dan karsa, sehingga manusia dapat mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya
HOMO FABER
Hakikat manusia sebagai makhluk yang berpiranti (perkakas). manusia dengan akal dan
keterampilan tangannya dapat menciptakan atau menghasilkan sesuatu (sebagai produsen)
manusia menggunakan karya orang lain (sebagai konsumen) untuk kesejahteraan dan kemakmuran hidupnya
HOMO HOMINI SOCIUS
Kendati sosok manusia sebagai makhluk individu, makhluk yang memiliki jati diri, yang memiliki ciri pembeda antara yang satu dengan yang lain, namun pada saat yang bersamaan manusia juga sebagai kawan sosial bagi manusia lainnya.
1. senantiasa berinteraksi dengan
lingkungannya
2. berhubungan satu sama lain
3. membentuk suatu masyarakat tertentu
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ETIS DAN ESTETIS
Hakikat manusia pada dasarnya sebagai 1. Makhluk yang memiliki kesadaran
susila (etika), artinya manusia dapat memahami norma-norma sosial dan mampu berbuat sesuai dengan norma dan kaidah etika yang diyakininya
2. Makluk yang memiliki rasa keindahan (sense of beauty) dan rasa estetika
(sense of estetics)
1. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG MONODUALIS
2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG MONOPLURALIS
RAGAM PEMAHAMAN KE 2TENTANG HAKIKAT MANUSIA
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG MONODUALIS
Memberi makna bahwa manusia terdiri dari dua segi yang tak terpisahkan satu sama lain, yaitu
1. Hakikat manusia yang ditilik dari segi jiwa dan raga atau jasmani dan rohani
2. Hakikat manusia dari segi individu dan sosial
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG MONOPLURALIS
» Bahwa aspek manusia dengan kemanusiannya terdiri dari banyak segi dan ragam dimensinya, tetapi merupakan satu kesatuan.
» Langeveld, misalnya, menyebut 3 inti hakiki kemanusian, yaitu manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk susila, sebagai aspek yang merupakan kesatuan dan tak dapat dipisahkan satu sama lain
Salah satu kodrat manusia adalah keinginannya untuk senantiasa berhubungan dengan manusia
lain
WHY ?
karena manusia itu :
1. hanya dapat hidup dengan sebaik-baiknya 2. hanya memiliki arti serta makna yang mendalam apabila manusia hidup bersama manusia lainnya dan saling berkontribusi dalam suatu tatanan kemasyarakatan
SANGAT PENTING
MENGAPA DEMIKIAN
• 1. Manusia dilahirkan dengan
susunan tubuh yang tidak begitu
saja dapat melakukan fungsinya.• 2. Perkembangan manusia melalui
suatu proses yang kompleks, baik
perkembangan fisik maupun
proses atau perkembangan
kejiwaan
3. Sejak manusia lahir sampai akhirnya meninggal dunia, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain
4. Secara langsung maupun tidak langsung, manusia memerlukan hasil karya atau jasa manusia lainnya untuk memenuhi hajat hidupnya secara lebih baik
• 5. Manusia sebagai makhluk yang berperasaan, memerlukan tanggapan emosional dari orang lain,
artinya manusia sangat memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan, rasa mencinta dan dicinta, dll
Inilah kodrat manusia :manusia sebagai makhluk Tuhan
manusia sebagai makhluk Pribadimanusia sebagai makhluk Sosial
Maka sosok manusia merupakan
Suatu kesatuan yang bulat serta harus dikembangkan secara selaras, serasi dan
seimbang.
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, terkadang ditemukan kendala dan permasalahan yang harus dihadapi oleh manusia itu sendiri.
Untuk memecahkan masalah tersebut, maka kemampuan dan ketrampilan manusia patut dibina ataupun dikembangkan, baik pengalaman atau kemampuan yang bersifat pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap.
Disinilah tampak garis merah yang menghubungkan antara hakekat manusia dalam kaitannya dengan interaksi sosial dan hubungannya dengan garapan pendidikan yaitu guna lebih memanusiakan manusia.
Hubungan hakikat manusia dan pendidikan
1. Manusia sebagai animal educable (dapat didik)
2. Manusia sebagai animal educandum (harus dididik)
3. Manusia sebagai homo educandus (harus dan dapat mendidik)
Bahwa ada mata rantai yang erat antara hakikat manusia dengan pendidikan. , karena pendidikan sebagai salah satu usaha sadar untuk lebih memanusiakan manusia
The problems1. mengapa pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia2. mengapa manusia harus dididik dan harus mendidik
Hakekat anak sebagai manusia
Manusia yang baru lahir dalam keadaan yang serba lemah
Semuanya dalam keadaan yang serba bergantung pada orang lain
Namun demikian, Ia telah menunjukkan keunikannya kendati dalam takaran yang sederhana
Anak sejak lahir telah memiliki potensi untuk berkembang
Terdapat empat pandangan yang bisa mempengaruhi perkembangan anak
EMPAT PANDANGAN YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK
1. PANDANGAN NATIVISME2. PANDANGAN NATURALISME3. PANDANGAN ENVIRONTALISME4. PANDANGAN KONVERGENSI
Pandangan nativisme
Filsof Jerman, Schopenhauer
1. Bahwa perkembangan individu, semata-mata ditentukan oleh faktor yang dibawa sejak lahir
2. Hasil pendidikan ditentukan oleh anak itu sendiri
3. Anak semenjak lahir sudah membawa pembawaan sendiri, baik maupun jelek
4. Lingkungan kurang memberikan pengaruh yang besar, karena semuanya ditentukan oleh bawaan anak semenjak lahir
Pandangan naturalisme
Filsuf Prancis, JJ. Rousseau
1. Bahwa semua anak lahir dengan pembawaan baik, dan tak ada seorang anakpun yang memiliki pembawaan jelek
2. Sebaliknya anak yang memiliki pembawaan baik menjadi rusak karena pengaruh lingkungannya
3. Pandangan ini kurang memandang penting artinya pendidikan bagi perkembangan anak
Pandangan environtalisme
Filsuf Inggris, John Locke
1. Bahwa perkembangan anak sangat bergantung pada lingkungannya
2. Lingkungan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pembentukan pribadi anak
3. Anak ibarat kertas putih yang bisa ditulis dengan berbagai warna
4. Hasil pendidikan dianggap sebagai campur tangan lingkungan terhadapnya
Pandangan konvergensi
William Stern, Jerman
1. Bahwa dalam proses perkembangan anak, faktor bawaan maupun faktor lingkungan memberikan kontribusi yang sama
2. Bahwa anak dengan segala potensi yang dimilikinya adalah makhluk yang memerlukan bantuan untuk berkembang ke arah kedewasaan
3. Tahapan selanjutnya, anak perlu dibimbing dan diberi pendidikan ke arah pendewasaan dirinya
Pandangan konvergensi adalah pandangan yang tepat
1. Pandangan ini menyakini bahwa perkembangan anak adalah hasil perpaduan antara pembawaan dan lingkungan
2. Pandangan ini mengakui akan kodrat manusia yang memiliki potensi sejak lahir, namun potensi ini akan berkembang menjadi baik manakala mendapat sentuhan pengaruh lingkungan yang menopang perkembangan dirinya
Kesimpulan.
Bahwa Manusia dengan sifat kemanusiaanya,
1.Kegiatan mendidik adalah sifat khas yang dimiliki manusia
2.Imanuel kant mengatakan, ‘manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan’.
3.Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya.