ilmu sosiologi
TRANSCRIPT
ILMU SOSIOLOGI
15Feb2010 Filed under: Tulisan Sosiologi Author: merli
ILMU SOSIOLOGI
Secara sederhana masyarakat merupakan kumpulan dari individu yang mempunyai beberapa
kesamaan tujuan dan kepentingan hidup dan memutuskan untuk hidup bersama. Sosiologi
sebagai ilmu social adalah perspektif dan metode ilmiah yang dapat mempelajari masyarakat
dengan berbagai dinamika, gejala, dan proses yang terjadi di dalamnya.
Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte adalah seorang filsuf asal Prancis yang dikenal memiliki kemampuan
mengingat yang luar biasa, sehingga seluruh kuliah yang ia berikan selalu dilakukan tanpa
catatan. Comte pun sanggup menceritakan kembali isi buku dengan detail dan mengaggumkan,
meski ia baru sekali membacanya. Melalui karyanya, Course de Philosophie Positive (1842),
Comte mengemukakan bahwa sosiologi adalah ultimate science, karena mampu memberikan
penerangan terhadap reformasi sosil kemasyarakatan secara komprehensif.
Comte sempat mengalami gangguan mental pada tahun 1838 karena paranoid bahwa
karyanya dan ide-idenya akan dirampas orang lain. Ia bahkan sempat tidak mau membaca karya
orang lain untuk menjaga orisinalitas gagasannya. Filsuf besar ini kemudian meninggal pada
tanggal 5 September 1857.
A. SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Semua ilmu yang ada saat ini dibentuk berdasarkan konteks sosialnya, tidak terkecuali ilmu
sosiologi. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari dinamika masyarakat. Kelahiran ilmu
sosiologi tak lepas dari proses perubahan jangka panjang yang melanda masyarakat Eropa Barat
pada Abad Pertengahan. Menurut Laeyendecker, perubahan-perubahan tersebut antara lain :
1. Tumbuhnya sistem kapitalisme pada abad ke-15.
2. Perubahan tatanan sosial dan politik dari bentuk kerajaan sentralistis menjadi bentuk-bentuk
gilda kemudian menjadi merkantilisme.
3. Perubahan konsep keagamaan Kristen yang dibawa oleh Martin Luther King (Protestan).
4. Runtuhnya kekaisaran Islam.
5. Meningkatnya paham individualisme.
6. Antusiasme masyarakat yang tinggi akan ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, cikal-bakal sosiologi bisa dikatakan merupakan bagian dari pergulatan
masyarakat Eropa Barat pada masa Renaissance (kelahiran kembali). Selanjutnya,
Laeyendecker mengemukakan bahwa terdapat dua peristiwa penting yang mematangkan ilmu
sosiologi, yaitu
1. Revolusi Prancis (1787-1799)
2. Revolusi Industri di Inggris (1760-1840)
Ilmu Sosiologi mempunyai tradisi yang kuat di tiga Negara Erop, yakni Prancis, Jerman
(dulu Prusia) dan Inggris. Hal ini karena pada masanya, ketiga Negara inilah yang mengalami
pergolakan sosial yang dahsyat. Di Prancis, Monarki kehilangan otoritasnya dan timbul kelas
sosial yang baru. Di Jerman Otto Von Bismarck, sang Perdana menteri membawa perubahan
radikal di bidang industri dan politik, sementara di Inggris, James Watt yang menemukan mesin
uap telah mengantarkan Inggris kepada varian sistem industrial baru yang dengan sendirinya
berpengaruh terhadap struktur masyarakat luas.
Sebelum Perang Dunia II, ilmu sosiologi di Indonesia hanya dianggap sebagai ilmu
pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dengan kata lain, pada saat itu sosiologi belum
dianggap berdiri sendiri dan terlepas dari ilmu-ilmu pengetahuan yang lain. Sekolah Tinggi Ilmu
Hukum (Rechtshogeschool) di Jakarta pada waktu itu merupakan satu-satunya perguruan tingggi
yang memberikan kuliah sosiologi di Indonesia. Akan tetapi, ilmu sosiologi hanya sebagai
pelengkap bagi mata kuliah ilmu hukum.
Baru setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, seorang sarjana Indonesia, Soenario
kolopaking, untuk pertama kalinya memberikan kuliah sosiologi pada Akademi Ilmu Politik di
Yogyakarta. Di Akademi tersebut sosiologi juga dikuliahkan sebagai ilmu pengetahuan dalam
jurusan pemerintahan dalam negeri, hubungan luar negeri dan publisistik. Sejak saat itu, banyak
sekali orang Indonesia yang ingin memperdalam pengetahuannya tentang sosiologi. Hal ini lah
yang menjadi pendorong berkembang dan meluasnya ilmu sosiologi di Indonesia.
B. TOKOH PERINTIS SOSIOLOGI
Setiap ilmu pengetahuan memiliki tokoh-tokoh perintisnya masing-masing, tidak terkecuali ilmu
sosiologi. Beberapa ahli sosiologi memiliki pandangan sendiri tentang siapa saja tokoh perintis
sosiologi. Alex Inkeles, bersama ahli sosiologi sependapat bahwa August Comte, Herbert
Spencer, Emile Durkheim dan Max Weber adalah tokoh perintis sosiologi. Beberapa ahli
sosiologi lain, seperti Laeyendecker, Lewis Coser dan Doyle Paul Johnson dalam tulisannya
masing-masing menyebutkan bahwa Karl Marx, yang lebih dikenal sebagai tokoh ideologi
Marxisme pun dianggap sebagai tokoh sosiologi. Berikut ini merupakan riwayat hidup singkat
dari kelima perintis sosiologi, yaitu :
1. Auguste Comte (1789-1857)
Tokoh yang pertama kali mengemukakan kata sosiologi adalah filsuf Prancis bernama August
Comte. Dalam bukunya ynag berjudul Course de Philosophie Positive (1842), ia mencermati
anarki yang timbul pasca revolusi Prancis, yaitu ketika setiap kelompok masyarakat merasa
memiliki hal dan legitimasi untuk berkuasa dan menentukan arah kebijakan Negara yang
berakibat pada kemacetan dibidang politik dan ekonomi.
Seperti filsuf Prancis lainnya, konsep Comte sangat bergantung pada konsep ilmu alam yang
telah lahir lebih dalu, terutama Fisika dan Biologi. Bahkan pada awalnya, Comte menanamkan
sosiologi sebagai Fisika Sosial. Kata sosiologi sendiri lahir pada tahun 1839 setelah Comte
menggabungkan dua kata, yaitu Socius (dalam bahasa Romawi) yang berarti “Kawan” dan
Logos (dalam bahasa Yunani) yang berarti “Kata” atau “Berbicara” Jadi, sosiologi artinya adalah
berbicara mengenai kawan atau ilmu tentang masyarakat. Sejak itu Comte dikenal sebagai Bapak
Sosiologi.
Salah satu sumbangan Comte dalam Ilmu Sosiologi yang paling terkenal adalah “hukum tiga
tingkatan” atau “hukum kemajuan manusia”. Tingkat atau tahapan tersebut adalah :
1. Tahap Teologis atau Fiktif
Tahap teologis adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia ini
mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada diatas manusia, yaitu
roh dewa-dewa atau Tyhan Yang Maha Esa. Tahap ini menjadi karateristik dunia sebelum
abad ke-14. dalam periode ini, kekuatan adi kodrati adalah satu-satunya penjelasan terhadap
segala pertanyaan manusia dan kehidupan.
2. Tahap Metafisik
Pada tahap ini, manusia masih percaya bahwa gejala-gejala di dunia disebabkan oleh
kekuatan-kekuatan yang berada diatas manusia. Manusia juga belum berusaha untuk mencari
sebabdan akibat gejala-gejala tersebut. Tahap ini berkembang pada masa antara abad ke-14
sampai abad ke-19.
3. Tahap Positivistik
Merupakan tahap ketika manusia telah mampu untuk berpikir secara ilmiah. Pada tahap ini,
ilmu pengetahuan mulai berkembang. Tahap ini berlangsung sejak abad ke-19, ketika
manusia dan ilmu pengetahuan berjalan beriringan untuk menjawab berbagai pertanyaan
dalam kehidupan.
Ketiga tahap tersebut pada saat bersamaan dapat memenuhi pikiran manusia dan bahkan
kadang timbul pertentangan-pertentangan dalam pikiran manusia yang seringkali tidak disadari
oleh manusia itu sendiri.
2. Karl Marx (1818-1883)
Karl Marx yang lahir di Trier, Prusi, boleh dikatakan sebagai filsuf dan sosiolog yang paling
terkenal, meskipun ia sendiri tidak pernah menganggap dirinya seorang sosiolog. Di lain pihak,
para pengusaha terus menumpuk modal melalui surplus value, yaitu nilai lebih yang didapatkan
dari hasil kerja para buruh. Menurut Marx, sistem kapitalisme hanya menguntungkan pihak yang
memiliki modal.
Sumbangan utama Marx bagi Ilmu Sosiologi adalah teorinya tentang kelas sosial yang ada dalam
masyarakat. Dalam buku The Communist Manifesto yang ditulisnya bersama Friederich Engels,
Marx berpandangan bahwa sejarah masyakarat manusia merupakan sejarah perkembangan kelas.
Karl Marx juga dikenal sebagai seorang aktivis revolusioner. Pada tahun 1848, ia juga menulis
anggaran dasar untuk Liga Komunis yang berjudul Manifesto Komunis. Slogannya yang terkenal
adalah “Kaum Buruh Seluruh Dunia, Bersatulah!”. Momen itulah yang kemudian membuat
tanggal 1 Mei selalu diperingati sebagai Hari Buruh di seluruh dunia.
Kegagalan Marx pada tahun 1848 dalam melakukan revolusi politik di Belgia membuat Marx
pindah ke London, Inggris dan lebih memusatkan tenaga dan pikirannya untuk melakukan riset
terhadap sistem kapitalis. Studi ini akhirnya membuahkan mahakarya yang berjudul Das Kapital
(1867) yang kemudian menjadi acuan setiap negaa komunis di dunia.
3. Herbert Spencer (1820 – 1903)
Dalam bukunya yang berjudul The Principles of Sociology, Herbert menguraikan materi
sosiologi secara sistematis. Spencer mengatakan bahwa objek sosiologi yang pokok adalah
keluarga, politik, agama, pengadilan sosial dan industri. Sedangkan objek tambahannya adalah
asosiasi, masyarakat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu
pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan.
4. Emile Durkheim (1858 – 1917)
Menurutnya, sosiologi meneliti proses-proses sosial dan lembaga-lembaga yang ada dalam
masyarakat. Dalam majalah sosiologi L’annee Sociologique, Durkheim membagi sosiologi ke
dalam tujuh seksi, yaitu :
a) Sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelmpok menusia.
b) Sosiologi agama.
c) Sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi sosial,
perkawinan dan keluarga.
d) Sosiologi tentang kejahatan.
e) Sosiologi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja.
f) Demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaan.
g) Sosiologi estetika.
Durkheim memulai kajian sosiologinya dan melahirkan konsep fakta sosial (social fact). Konsep
ini tertulis dalam bukunya yang berjudul The Rule of Sociological Method (1895). Fakta sosial
menurut Durkheim adalah setiap cara bertindak yang telah baku ataupun tidak, yang dapat
melakukan pemaksaan (dari luar) terhadap individu. Contoh fakta social yang dikemukakan
Durkheim, antara lain hukum, kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian, dan kaidah
ekonomi.
Selain The Rule of Sociological Method dan Suicide, Durkheim juga menulis buku yang berjudul
The Division of Labor in Society. Dalam buku ini, Durkheim mencoba mengkaji suatu gejala
yang sedang terjadi di masyarakat pada waktu itu, yaitu pembagian kerja.
5. Max Weber (1864 – 1920)
Max Weber merupakan sosiolog asal Jerman yang dikenal luas melalui karya fenomenalnya
yang bejudul The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism (1905). Dalam buku tersebut, ia
mengemukakan bahwa kemajuan ekonomi Eropa, salah satunya ditunjang oleh paham
Calvinisme pada agama Kristen Protestan. Paham yang dibawa oleh Pendeta John Calvin pada
abad ke-16 ini mengemukakan bahwa untuk mencapai surga, manusia harus bekerja keras,
hemat, pantang menyerah dan terus beribadah.
C. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN DAN METODE
Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk lebih mengetahui dan mendalami berbagai segi
kehidupan dalam kehidupan. Pada hakikatnya, ilmu pengetahuan timbul karena adanya hasrat
ingin tahu dalam diri manusia. Ilmu pengetahuan juga memiliki unsur-unsur yang tergabung
dalam suatu kebulatan. Unsur-unsur tersebut adalah
1. Pengetahuan (Knowledge)
2. Tersusun secara sistematis
3. Menggunakan pemikiran
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang secara objektif
Ciri-cirisosiologi sebagai ilmu pengetahuan, yaitu sebagai berikut :
1. Bersifat Empiris
Berdasarkan pada observasidan pengamatan, sehingga tidak bersifat spekulasi.
2. Berdasarkan Teoritis
Sosiologi selalu menyusun abstraksi atas pengamatan dan observasi yang dilakukan.
3. Bersifat Komulatif
Teori sosiologi dibangun, dikembangkan, diperluas, dan diperhalus berdasarkan teori-teori yang
telah ada sebelumnya.
4. Berdasarkan Non-Etis
Karena sosiologi tidak mencari jawaban akan beruk-baiknya atau benar-salahnya suatu fakta
atau fenomena, namun bertugas untuk menjelaskan keadaan tersebut secara analitis.
1. Definisi, Sifat, dan Hakikat Sosiologi
berikut adalah definisi sosiologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli sosiologi.
a) Emile Durkheim
Sosiologi merupakan ilmu yang memepelajari lembaga-lembaga dalam masyarakat serta
proses-proses sosial yang menyertainya.
b) Max Weber
Ilmu yang berusaha memebrtikan pengertian tentang tindakan sosial dan juga penjelasannya
secara kasual mengenai arah dan konsekuensi dari tindakan-tindakan tersebut.
c) Pitrim A. Sorokin
Mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
1. Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara berbagai macam gejala sosial.
2. Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial.
3. Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala-gejala sosial.
d) William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff
Ilmu tentang penelitian ilmiah terhadap interaksi social dan hasilnya adalah organisasi sosial.
e) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Ilmu yang mempelajari srtuktur sosial, proses sosial dan termasuk perubahan sosial.
2. Objek, Ruang Lingkup dan Tujuan Sosiologi
a. Objek Sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat dengan segala permasalahannya. Beberapa ahli
sosiologi mendefinisikan konsep masyarakat sebagai berikut :\
I. Ralph Linton
Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri dan mengnggap diri mereka sebagai kesatuan
social dengan batas-bsatas yang telah dirumuskan dengan jelas.
II. Soerjono Soekanto
Setiap masyarakat memiliki empat unsur, yaitu sejumlah orang yang berkumpul di suatu
tempat tertentu, berinteraksi dalam waktu yang relatif sama, terdapat system social berupa
norma dan nilai yang mempengaruhi pola onteraksi antar-anggotanya dan terdapat
keterkaitan terhadap suatu identitas bersama (common identity).
b. Ruang Lingkup Sosiologi
Ruang lingkup sosiologi yang mencangkup pengetahuan dan pengkajian masyarakat ,eliputi hal-
hal berikut :
1) Kedudukan dan peran social individu dalam keluarga, kelompok sosial, dan masyarakat.
2) Nilai-nilai dan norma sosial yang mendasari atau mempengaruhi sikap dan perilaku hubungan
sosial dalam masyarakat.
3) Masyarakat dengan kebudayaannya.
4) Masalah-masalah social yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
C. Tujuan Sosiologi
Meningkatkan daya atau kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya. Caranya dengan mempelajari fenomena dan gejala social yang terjadi menggunakan
metode ilmiah yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan yang objektif sehingga berbagai
masalah social-kemasyarakatannya dapat dipecahkan.
Sifat dan Hakikat Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu social.
Sosiologi merupakan disiplin yang kategoris, yaitu membatasi pada apa yang terjadi dewasa
ini.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang murni (pure science) bukan ilmu terapan (applied
science).
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak bukan konkrit.
Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
Sosiologi mirip ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
Sosiologi mirip ilmu pengetahuan yang umum bukan yang khusus.
D. HUBUNGAN SOSIOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAIN
Berikut ini adalah kaitan ilmu sosiologi dengan ilmu social lainnya, seperti ilmu sejarah, ilmu
ekonomi, ilmu politik, ilmu antropologi, and ilmu psokologi.
1. Sosiologi dan Sejarah
Sosiologi dan sejarah merupakan dua ilmu sosial yang sama-sama menelaah kejadian dan
hubungan yang dialami manusia. Namun, perhatian ilmu sejarah lebih difokuskan pada peristiwa
yang terjadi pada masa lampau.
2. Sosiologi dan Ekonomi
Ilmu ekonomi pada hakikatnya mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhan materil dari bahan-bahan yang persediaannya terbatas, sedangakan sosiologi
mempelajari unsur-unsur dalam masyarakat secara keseluruhan.
3. Sosiologi dan Politik
Ilmu politik mempelajari tentang upaya untuk memperoleh kekuasaan, usaha untuk
mempertahankan kekuasaan, penggunaan kekuasaan dan berbagai cara untuk menghambat
penggunaan kekuasaan, sedangkan sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi-segi
masyarakat yang bersifat umum.
4. Sosiologi dan Antropologi
Sosiologi mengamati masyarakat-masyarakat modern yang strukturnya sudah kompleks,
sedangkan antropologi ada yang berpendapat bahwa antropologi memusatkan perhatiannya pada
masyarakat tradisional yang masih sederhana kebudayaannya.
5. Sosiologi dan Psikologi Sosial
Ilmu psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah
laku individu yang telah ditimbulkan dan dipengaruhi oleh situasi-situasi sosial.
Daftar Pustaka
Susanto,Astrid S.1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial.
Binacipta. Jakarta.
Banton, Michael.1967. Race Relations. Tavistock Publiccations. London.
Horton, Paul B. dan Chaster L. Hunt. 1999. Sosiologi jilid 1 Edisi 6.
Erlangga. Jakarta.