im jan 2019 - hubla.dephub.go.idhubla.dephub.go.id/publikasi/newsletter/info maritim edisi...

16
Ditjen Hubla Kerahkan Kapal-Kapal Negara Bantu Korban Bencana Banten Kemenhub-Kemenkeu Kerja Sama Pengawasan Lalu Lintas Laut 16 6 INF MARITIM NEWSLETTER, MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi I 2019 Angkutan Laut Nataru AMAN dan LANCAR

Upload: duongliem

Post on 31-Mar-2019

285 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ditjen Hubla Kerahkan Kapal-Kapal Negara Bantu Korban Bencana Banten

Kemenhub-Kemenkeu Kerja Sama Pengawasan Lalu Lintas Laut 166

INF MARITIMNEWSLETTER, MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Edisi I 2019

Angkutan Laut Nataru

AmAN dan LANcAr

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERALPERHUBUNGAN LAUT

SUSUNAN PENGURUS

Penanggung JawabDirektur Jenderal Perhubungan Laut

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

PengarahDirektur Lalu Lintas dan Angkutan Laut

Direktur KepelabuhananDirektur Perkapalan dan Kepelautan

Direktur KenavigasianDirektur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai

Redaktur PelaksanaKepala Bagian Organisasi dan Hubungan Masyarakat

RedakturKepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat

Penyunting/EditorSilo Darmono

Staf RedaksiPresti Febriana

Putri Mayan KalingiKhairil Nur Wibowo

Anik Vianti

Desain Grafis & FotograferTim Desain Grafis

Indi AstonoAbdurahman

SekretariatRustam HidayatIbrahim Pilpala

Alamat RedaksiGedung Karya Lt. 15. Kementerian PerhubunganJl. Medan Merdeka Barat No.8. Jakarta 10110

021 – 3847118 ext. 4135

[email protected]

@djplkemenhub151

Ditjen Perhubungan Laut dan Fan Page

djplkemenhub151

djplkemenhub151

INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

Mengawali tahun kerja 2019, kabar gembira menyelimuti seluruh jajaran Kementerian Perhubungan, khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Kabar gembira tersebut datang

dari London, Inggris. Di negara tersebut, Indonesia mengukir sejarah baru dalam kancah maritim Internasional sebagai negara kepulauan (archipelagic state) pertama di dunia yang memiliki bagan pemisahan alur laut atau Traffic Separation Scheme (TSS).

Sidang Plenary International Maritime Organization (IMO) Sub Committee Navigation Communication and Search and Rescue (NCSR) ke-6, Jumat (25/1/2019) menyetujui dan mengesahkan TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok yang diajukan oleh Indonesia untuk selanjutnya akan diadopsi dalam Sidang IMO Maritime Safety Committee (MSC) ke-101 bulan Juni 2019 mendatang.

Prestasi anak bangsa tersebut menunjukkan bahwa IMO mempercayai Indonesia untuk mengatur TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok yang juga merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) tersebut. Hal itu juga menunjukan peran aktif Indonesia dalam bidang keselamatan dan keamanan pelayaran internasional serta memperkuat jati diri Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo mengatakan bahwa sebelumnya Indonesia bersama Malaysia dan Singapura telah memiliki TSS di Selat Malaka. Namun TSS di Selat Malaka tersebut berbeda pengaturannya mengingat dimiliki oleh 3 negara sedangkan TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok hanya Indonesia yang memiliki wewenang untuk pengaturannya.

Kepercayaan IMO ini juga diharapkan memperkuat posisi tawar Indonesia untuk terpilih kembali sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C untuk periode 2020-2021 mendatang. Sebelumnya dalam sidang assembly IMO ke-30 pada Desember 2017 lalu, Indonesia berhasil kembali terpilih menjadi anggota dewan IMO Kategori C untuk periode 2018-2019. Indonesia berhasil mendapatkan 132 suara dari total 172 anggota IMO.

Perjuangan dan jerih payah para delegasi Indonesia dalam memperjuangkan pemisahan alur laut Selat Sunda dan Lombok tersebut kami tampilkan dalam edisi perdana Info Maritim tahun 2019 ini. Bersamaan dengan informasi tersebut, kami juga menyajikan berita keberhasilan penyelenggaraan angkutan laut Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru).

Pada kesempatan edisi awal tahun ini kami juga menyajikan beragam informasi terkait kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang lainnya seperti progres tentang pembangunan Pelabuhan Patimban, Subang, Jaw Barat yang telah memasuki tahap konstruksi, penandatanganan kontrak Public Service Obligation (PSO) dan subsidi kepada PT Pelni, kesepakatan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan dalam hal pengawasan lalu lintas angkutan barang, pemberian kemudahan pelayanan kepada kapal-kapal wisata (yacht) asing, dan beragam informasi menarik lainnya. (Wisnu)

mengukir Prestasi

KOLOm redaksi

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

Dari data laporan Posko, jumlah re-alisasi penumpang pada periode Angku-tan Laut Natal Tahun 2018 dan Tahun Baru 2019 sebanyak 2.270.380 orang atau meningkat 10,75 % dari tahun lalu.

Adapun Pelabuhan Batam menja-di pelabuhan terpadat dengan jumlah total penumpang sebesar 310.486 pe-numpang. Sedangkan pelabuhan yang mengalami kenaikan jumlah penum-pang secara signifikan yaitu Pelabuhan Banjarmasin (285%), Pelabuhan Sibolga (267%), dan Pelabuhan Merauke (84%).

“Selain itu, dari data yang kami teri-

Angkutan Laut Nataru

ma terdapat juga pelabuhan yang men-galami penurunan jumlah penumpang terbesar yakni Pelabuhan Kuala Tungkal (20%), Pelabuhan Nunukan (14%) dan Pelabuhan Gorontalo (14%),” ujar Arif usai menutup Posko Angkutan Laut Na-taru hari ini (9/1).

Secara umum penyelenggaraan Angkutan Laut Natal Tahun 2018 dan Tahun Baru 2019 berjalan dengan aman dan lancar. Keberhasilan tersebut meru-pakan hasil dari usaha keras, kerjasama dan koordinasi yang baik dari semua pihak serta atas ridho dari Tuhan Yang

Maha Esa.“Karenanya, kita harus bersyukur

atas keberhasilan penyelenggaraan An-gkutan Nataru tahun ini, disertai harapan agar penyelenggaraan Angkutan Nataru yang akan datang dapat terlaksana lebih baik lagi,” tutur Arif.

Pada kesempatan tersebut, Ditjen Hubla juga menyampaikan terima ka-sih kepada semua pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan Angkutan Laut Na-tal Tahun 2018 dan Tahun Baru 2019 sehingga dapat berjalan dengan terkoor-

Aman dan LancarPosko Penyelenggaraan Angkutan Laut Natal Tahun 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru) yang telah berlangsung dari tanggal 18 Desember 2018 hingga 8 Januari 2019 secara resmi ditutup oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha yang mewakili Dirjen Perhubungan Laut, Rabu (9/1/2019) di Ruang Sriwijaya Kantor Pusat Kementerian Perhubungan Jakarta.

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

dinasi dan lancar, termasuk kepada se-luruh jajaran Ditjen Perhubungan Laut baik di kantor pusat maupun di UPT daerah.

“Saya minta kepada seluruh jajaran Ditjen Perhubungan Laut untuk terus melakukan pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran tidak hanya saat angkutan natal dan tahun baru atau

angkutan lebaran saja, tetapi juga setiap saat tanpa mengenal kompromi sehing-ga tercipta pelayaran yang aman,selamat, tertib dan nyaman,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. Wisnu Han-doko menjelaskan bahwa Posko An-gkutan Laut Nataru dilaksanakan mulai tanggal 18 Desember 2018 sampai den-

gan 8 Januari 2019 yang dilakukan sela-ma 24 jam pada 52 pelabuhan pantau.

Capt. Wisnu juga menerangkan bahwa pelaksanaan ticketing online su-dah dilaksanakan di beberapa pelabuhan yaitu Pelabuhan Tanjung Perak Suraba-ya, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Pelabuhan Kaliadem dan Pelabuhan Baubau.

“Kami berharap semua pelabuhan yang melayani penumpang bisa mene-rapkan ticketing online secara bertahap,” imbuhnya.

Selain itu, ada yang berbeda dengan penyelenggaraan Posko Angkutan Laut Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 ini, di mana Posko Angkutan Laut Nataru juga digunakan sebagai Posko Bantuan Tsu-nami Selat Sunda serta mengkoordinir penggunaan kapal patroli KPLP, kapal Negara Kenavigasian, kapal perintis dan kapal ASDP untuk mengirim bantuan korban tsunami.

“Meskipun secara umum penye-lenggaraan Angkutan Laut Natal dan Tahun Baru berjalan aman dan lancar, ke depan Ditjen Perhubungan Laut akan terus melakukan upaya peningkatan pe-layanan, antara lain dengan semakin me-mantapkan koordinasi antar petugas dan instansi serta melakukan uji kelaiklautan pada kapal penumpang sehingga penye-lenggaraan Angkutan Laut Nataru tahun depan berjalan dengan aman, selamat, tertib dan nyaman,” pungkasnya.

Adapun penutupan Posko Nataru ini juga dilakukan serentak oleh Posko Nataru yang berada di 52 pelabuhan pantau yang tersebar di seluruh Indo-nesia. Dengan demikian berakhir sudah

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

penyelenggaraan angkutan laut natal 2018 dan tahun baru 2019 dengan aman, selamat, tertib dan nyaman se-bagaimana slogan Ditjen Perhubungan Laut: Pastinya!

Ambon SignifikanJelang penutupan posko angkutan

laut Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, pelabuhan Ambon menjadi salah satu pelabuhan yang mengalami kenaikan jumlah penumpang yang tertinggi dian-tara 52 pelabuhan yang dipantau selama angkutan laut Natal dan Tahun Baru 2019.

Capt. Wisnu Handoko mengatakan kenaikan jumlah penumpang di Pela-buhan Ambon terjadi dalam 3 hari be-lakangan ini ketika musim liburan sudah usai.

“Dari 52 pelabuhan yang terdapat kegiatan naik turun penumpang pada tahun 2018/2019 terdapat beberapa pela-buhan yang mengalami lonjakan kenai-kan signifikan untuk penumpang naik di bandingkan tahun 2017 / 2018 antara lain pelabuhan Ambon (398.14%) dan Balikpapan (235.33%) dan Tanjung Balai Asahan (235.14%),” ujar Capt. Wisnu.

Meningkat Hampir 20%Sementara itu, penumpang kapal

Pelni dilaporkan meningkat hampir 20 persen atau 19,8 persen selama angku-tan laut Nataru yang mencapai selama 22 hari tersebut. Jumlahnya mencapai 388.439 penumpang sedangkan pada tahun lalu 324.204 atau naik 19,8 %. Dari sisi keamanan, disebutkan Kepa-

la Kesekretriatan Perusahaan PT Pelni (Persero) Ridwan Mandaliko, tidak ada kejadian menonjol hingga selesai angku-tan Nataru.

“Kami mengoperasikan 26 armada trayek Nusantara dan 46 kapal perin-tis. Kami mengutamakan keselamatan, penumpang sehingga volume kapal di-batasi sesuai ketentuan dari regulator, namun tingkat rata-rata penumpang per hari cukup tinggi, naik signifikan,” tutur Ridwan.

Atas nama manajemen, kata Ridwan, pihaknya menyampaikan rasa syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa serta terima kasih kepada seluruh stakeholder, Kementerian Perhubungan, dan berbagai institusi yang memberikan dukungan selama angkutan Nataru.

“Kepada Nakhoda dan para ABK, Kepala Cabang dan seluruh insan Pelni yang telah berperan aktif dalam tugas

angkutan Nataru ini, atas nama mana-jemen kami menyampaikan terima ka-sih atas kerja kerasnya sehingga Nataru berjalan aman dan lancar,” tambahnya.

Untuk 10 besar pelabuhan dengan penumpang tertinggi selama Nataru an-tara lain Jayapura menduduki ranking pertama dengan 28.963 orang disusul berturut-turut Makasar 27.406, Ambon 25.189 orang, Batam 23.221 orang, Ma-nokwari 22.413 orang, Sorong 22.134 orang, Belawan 15.921 orang. Bau-bau 14.351 orang, Balikpapan 13.653 orang, dan dan Surabaya 13.284 orang.

Adapun uraian 26 kapal penumpang yang terdiri dari kapal tipe 3000 pax satu unit, kapal tipe 2000 pax sembilan unit, kapal 3 in 1 (dapat mengangkut orang, kendaraan, alat berat serta kotainer) dua unit, kapal tipe 1000 pax 9 unit, 3 kapal tipe 500 pax, dan dua kapal Roro serta 46 kapal perintis. (Silo)

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

Penandatanganan dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purno-mo yang dilakukan bersamaan dengan peluncuran Program Penertiban Na-sional Kawasan Bebas Batam dan Pe-sisir Sumatera bertempat di Pelabuhan Batu Ampar Batam pada hari ini Selasa (15/1/2019).

Penandatanganan nota kesepaha-man ini, merupakan langkah yang stra-tegis dalam rangka sinergitas pelaksa-naan tugas Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Kementerian Keuangan cq.

Kemenhub-Kemenkeu Kerja Sama Pengawasan Lalu Lintas Laut

Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bersama Direktorat Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menandatangani nota kesepahaman tentang Kerja Sama dalam rangka pengawasan lalu lintas barang dan/atau sarana pengangkut laut serta pertukaran data terkait Surat Persetujuan Berlayar dan Surat Tanda Kebangsaan Kapal Indonesia.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai da-lam mewujudkan tata kelola pemerin-tahan yang bersih dan transparan di Kawasan Bebas Batam Kepulauan Riau dan Pesisir Timur Sumatera.

“Nota Kesepahaman ini meru-pakan bentuk komitmen pemerintah dalam melakukan pengawasan dan penindakan terhadap barang-barang ilegal sebagai bentuk perlindungan kepada masyarakat khususnya di Ka-wasan Bebas Batam dan Pesisir Timur Sumatera,” ujarnya.

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

Dirjen Agus berharap agar pelaksa-naan Nota Kesepahaman ini kedepan dapat berdampak pada peningkatan keamanan serta ketertiban dan pelay-anan kepada masyarakat dengan tetap menjaga kerahasiaan seluruh data dan informasi masing-masing institusi, serta tidak akan memberikan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari kedua belah pihak kecuali dalam rangka pelaksanaan suatu ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Permudah PengawasanDirektur Lalu Lintas dan Angkutan

Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Capt. Wisnu Handoko yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa kerja sama antara Ditjen Hubla dan Ditjen Bea Cukai untuk memper-mudah dalam pengawasan dan penin-dakan berbagai kegiatan ilegal yang sering terjadi di kawasan tersebut.

“Selama ini kawan-kawan di Bea Cukai merasa kesulitan untuk mende-teksi kapal-kapal ilegal dan kapal-kapal yang mal administrasi seperti belum bayar bea masuk dan lainnya,” kata

Capt. Wisnu yang bertindak sebagai liaison officer dalam kerja sama kedua lembaga negara tersebut.

Menurut Capt. Wisnu, dengan si-nergi antara Perhubungan Laut dan Bea Cukai operasi pengawasan dan penindakan pengangkutan barang-barang ilegal diharapkan semakin lebih optimal.

“Kami memiliki data-data admini-strasi kapal, termasuk alat pendeteksi keberadaan kapal yaitu Automatic Identification System atau AIS, Surat Persetujuan Berlayar, dan data-data yang ada di Inaportnet yang dibu-tuhkan oleh Bea Cukai,” kata Capt. Wisnu.

Sebaliknya, lanjut Capt. Wisnu, Ditjen Hubla juga membutuhkan data-data yang selama ini menjadi domain Bea Cukai seperti data ekspor dan im-por, manifest, informasi barang-barang berbahaya atau B3, dan yang lainnya.

Menurut Capt. Wisnu dengan adanya data-data tersebut di atas, ma-sing-masing pihak dapat melakukan pengawasan dan penindakan secara lebih efektif dan efisien, serta tepat sa-saran. Bahkan dengan data-data terse-

but Perhubungan Laut dan Bea Cukai dimungkinkan untuk melakukan ope-rasi bersama.

“Jadi intinya ada sinergitas antara Perhubungan Laut dan Bea Cukai un-tuk menjaga wilayah Indonesia dari masuknya barang-barang ilegal dan mal administrasi yang datang dari pe-rairan,” tutup Capt. Wisnu.

Pada kesempatan yang sama, Men-teri Perhubungan Budi Karya Suma-di berkomitmen mendukung upaya pemberantasan kegiatan seperti impor, cukai dan ekspor ilegal yang sering terjadi di perairan Batam, pesisir Su-matera dan selat Malaka. Kemenhub akan melakukan berbagai langkah ter-masuk membuat aturan yang meng-haruskan setiap kapal menghidupkan Automatic Identification System (AIS).

“Kita harus membuat suatu atu-ran seperti keharusan menghidupkan AIS sehingga kita dapat melakukan monitoring kapal-kapal yang bergerak terekam dengan baik,” kata Menhub Budi.

Menurut Menhub setiap kapal di Indonesia harus menggunakan AIS guna mempermudah pengawasan ka-pal yang membawa barang impor/ekspor atau barang yang akan keluar/masuk dari Kawasan Bebas Batam.

Penandatanganan MoU disaksikan oleh beberapa pimpinan Kementerian dan Lembaga seperti Menko Mari-tim Luhut Binsar Pandjaitan, Mente-ri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indra-wati, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Tito Karnavian, Jaksa Agung M. Prasetyo, Ketua KPK Agus Ra-hardjo, dan Kepala Bakamla Laksama-na Madya Achmad Taufiequrrochman.(Silo)

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIMMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2018 INF MARITIM

Sejarah baru tersebut ditandai dengan keputusan Sidang Plenary International Maritime Organization (IMO) Sub Committee Navi-gation Communication and Search and Rescue (NCSR) ke-6, Jumat (25/1) yang menyetujui dan mengesahkan TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok yang diajukan oleh Indonesia untuk selanjutnya akan diadopsi dalam Sidang IMO Maritime Safety Committee (MSC) ke-101 bulan Juni 2019 mendatang.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo mengatakan bahwa sebelumnya Indonesia bersama Malaysia dan Singapura telah memiliki TSS di Selat Malaka. Namun TSS di Selat Malaka tersebut berbeda pengaturannya mengingat dimiliki oleh 3 negara sedangkan TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok hanya Indo-nesia yang memiliki wewenang untuk pengaturannya. Hal ini yang menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan pertama di dunia yang memiliki TSS melalui pengesahan oleh IMO dan berada di da-lam ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) I dan ALKI II.

“Sehingga dengan dipercayainya Indonesia oleh IMO untuk mengatur TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok yang juga meru-pakan ALKI tersebut menunjukan peran aktif Indonesia dalam bidang keselamatan dan keamanan pelayaran internasional serta memperkuat jati diri Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” ujar Dirjen Agus.

Lebih lanjut, Dirjen Agus juga mengatakan bahwa Indonesia pa-tut berbangga karena tidak serta merta proposal TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok yang diajukan Indonesia langsung disetujui oleh IMO begitu saja.

“Perjalanan panjang selama kurang lebih dua tahun untuk me-lakukan persiapan melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah dan menyita perhatian serta waktu yang lama untuk pengajuan proposal TSS Selat Sunda dan Selat Lombok ke IMO,” ujar Dirjen Agus.

Dirjen Agus mengatakan bahwa pengesahan TSS di Selat Sun-da dan Selat Lombok ini juga menjadi bekal dan prestasi Indonesia dalam upaya pencalonan kembali Indonesia sebagai negara anggota Dewan Council IMO kategori C untuk periode 2019 s.d. 2020 mela-lui sidang IMO Assembly pada bulan November 2019.

Dengan prestasi ini, Dirjen Agus menyampaikan apresiasi atas kerja keras Kementerian dan Lembaga terkait dengan penyiapan proposal TSS Selat Sunda dan Selat Lombok dan juga delegasi In-donesia pada sidang IMO NCSR ke-6 juga Kedutaan Besar Repu-blik Indonesia di London yang telah berjuang selama dua minggu terakhir ini agar proposal TSS Indonesia tersebut diterima dan di-setujui oleh IMO.

“Perjuangan Indonesia belum berakhir. Siapkan dengan baik mengingat tugas berat menanti untuk kedepannya setelah TSS ter-sebut disetujui IMO karena nantinya akan berlaku secara Interna-sional setelah diadopsi dalam Sidang MSC ke 101 di bulan Juni 2019 yang artinya mulai diberlakukan pada satu tahun kemudian yaitu bulan Juni 2020,” kata Dirjen Agus.

INDONeSIA, Negara Pertama di Dunia miliki Bagan Pemisahan Alur Pelayaran

Indonesia mengukir sejarah baru dalam

kancah maritim Internasional sebagai

negara kepulauan (archipelagic state)

pertama di dunia yang memiliki bagan pemisahan alur laut

atau Traffic Separation Scheme (TSS).

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIMMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2018 INF MARITIM

INDONeSIA, Negara Pertama di Dunia miliki Bagan Pemisahan Alur Pelayaran

Pada kesempatan yang sama, Di-rektur Kenavigasian, Basar Antonius mengatakan bahwa Penetapan TSS di selat Sunda dan Selat Lombok oleh IMO memang diperlukan untuk menjamin keselamatan pelayaran di selat yang menjadi Alur Laut Kepulauan Indonesia dan cukup ramai lalu lintasnya tersebut.

“Dari data yang ada disebutkan bahwa sebanyak 53.068 unit kapal den-gan berbagai jenis dan ukuran mele-wati Selat Sunda setiap tahunnya serta sebanyak 36.773 unit kapal dengan ber-bagai jenis dan ukuran melewati Selat Lombok setiap tahunnya,” ujar Basar.

Selat Sunda, lanjut Basar adalah sa-lah satu selat yang paling penting di In-donesia yang terletak di jalur lalu lintas kapal yang dikategorikan sebagai ALKI I dari selatan ke utara dengan jalur lin-tas yang memiliki kepadatan tinggi_ dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera yang sebagian besar dilalui oleh kapal penumpang.

Selain itu, di Selat Sunda juga terdapat beberapa wilayah yang dite-tapkan sebagai daerah konservasi laut dan wisata taman laut yang wajib di-lindungi, salah satunya adalah Wilayah Pulau Sangiang yang telah ditetapkan

sebagai Taman Wisata Alam Laut.“Di Selat Sunda juga terdapat 2 gu-

gusan terumbu karang, yaitu Terumbu Koliot dan Terumbu Gosal yang berba-haya bagi pelayaran,” tambah Basar.

Adapun Selat Lombok yang ter-letak di jalur lalu lintas kapal yang di-kategorikan sebagai ALKI II juga me-rupakan jalur lalu lintas internasional yang memiliki kepadatan tinggi dikare-nakan oleh keberadaan kawasan wisata di sekitarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Di-strik Navigasi Kelas I Dumai, Raymond Sianturi yang mengikuti Sidang Plena-ry Sub Committe NCSR ke-6 di IMO London menyampaikan terima kasih atas nama pemerintah RI kepada selu-ruh negara anggota IMO, ketua Expert Working Group on Ships Routeing, Mr. Joris Brouwers dan Sekretariat IMO atas dukungannya sehingga proposal pembentukan TSS di Selat Sunda dan Selat Lombok dapat disetujui dalam Si-dang Sub Committee NCSR ke-6.

“Berkenaan dengan keputusan si-dang Sub Committee NCSR ke-6, Pe-merintah Indonesia akan melakukan persiapan yang diperlukan sebelum sidang Maritime Safety Committee bulan Juni 2019 mendatang,” tutup Raymond. (Mayan)

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

Saat ini, Digitalisasi pelabuhan mutlak diperlukan untuk mendorong peningkatan pelayanan dan daya saing pelabuhan yang lebih baik. Pemanfaa-tan teknologi informasi harus terus dilakukan guna memperkuat layanan online yang sudah ada dan secara ber-tahap menggantikan proses-proses pe-layanan yang saat ini masih dilakukan secara manual.

Demikian yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo dalam acara Seminar Inaportnet bertempat di Le

Digitalisasi Tingkatkan Pelayanan dan Daya Saing Pelabuhan

Meridien Hotel, Jakarta pada hari ini (22/1/2019).

Menurut Dirjen Agus, salah satu kunci untuk mendorong pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dapat bersaing secara global adalah dengan cara mem-berikan pelayanan yang lebih cepat, murah dan transparan yang tentunya harus didukung oleh pemanfaatan teknologi informasi.

“Saya selalu meminta kepada se-luruh jajaran di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut untuk terus mem-perbaiki dan meningkatkan digitalisasi layanan di Pelabuhan,” ujar Agus.

Menurut Agus, digitalisasi pela-buhan yang sudah dilakukan melalui Inaportnet hanyalah salah satu seg-men untuk mencapai tujuan utama, yaitu meningkatkan national com-petitiveness. Dengan penerapan Ina-portnet, lanjut Agus, proses-proses di Pelabuhan menjadi lebih cepat, efisien, transparan dan kompetitif, yang ten-tunya dapat menurunkan cost.

Direktur Lalu Lintas dan Angku-tan Laut, Capt. Wisnu Handoko, men-yampaikan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bersama dengan Pusat Teknologi Informasi dan Komu-nikasi (Pustikom) Perhubungan telah menerapkan Inaportnet secara berta-hap di 16 Pelabuhan sejak bulan Juni

2016 sampai dengan bulan Oktober 2017.

“Inaportnet versi 1.0 ini kita te-rapkan untuk memberikan layanan kapal di Pelabuhan yang lebih transpa-ran, cepat, mudah dan murah,” ungkap Capt. Wisnu yang menjadi salah satu pembicara dalam Seminar Inaportnet tersebut.

Selanjutnya, Ditjen Perhubungan Laut dan Pustikom kembali melakukan pengembangan Inaportnet dan berha-sil meluncurkan Inaportnet versi 2.0 pada tanggal 29 Juni 2018. Inaportnet versi kedua ini digunakan untuk lay-anan barang, khususnya peti kemas, serta penerapan Delivery Order (DO) Online di 10 terminal peti kemas inter-nasional yang terdapat di 5 pelabuhan, yakni Pelabuhan Belawan, Tanjung Pri-ok, Tanjung Perak, Makassar, dan Tan-jung Emas.

“Penerapan Inaportnet 2.0 ini memberikan manfaat dalam penghe-matan biaya operasional dan memper-singkat waktu pelayanan kapal dan ba-rang di pelabuhan,” jelas Wisnu.

Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2016 sampai dengan saat ini, menurut Wisnu, Inaportnet telah membawa cukup banyak perubahan yang bermanfaat dalam pelayanan pe-labuhan.(Presti)

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

Demikian disampaikan Diretur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo saat mendampingi Men-teri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan kunjungan ke Pelabuhan Patimban, Rabu (9/1/2019).

“Untuk proses pekerjaan kon-struksi saat ini tengah berlangsung pengerjaan konstruksi terminal kon-tainer dan terminal kendaraan, pen-gerukan kolam putar dan alur pelaya-ran, reklamasi dengan metode Cement Deep Mixing (CDM), konstruksi bre-akwater, seawall dan peralatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP),” kata Dirjen Agus.

Pelabuhan Patimban merupakan salah satu proyek strategis nasional pelabuhan baru yang akan diban-gun di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pembangunan pelabuhan ini berdasarkan Peraturan Presiden No.47/2016 tentang Penetapan Pela-buhan Patimban Di Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat Sebagai Proyek Strategis Nasional, dan Peraturan Pre-siden 58/2017 tentang perubahan atas Perpres no. 3/2016 mengenai Percepa-tan Pelaksanaan Proyek Strategis Na-sional.

Pembangunan Pelabuhan Patimban masuk Tahap Kontruksi

Pemerintah saat ini telah memulai pembangunan Pelabuhan Patimban. Pelabuhan yang berlokasi di Desa Patimban, Pusaka Negara, Subang, Jawa Barat ini direncanakan akan mulai dioperasikan secara terbatas atau soft opening pada akhir tahun 2019.

“Pembangunan Pelabuhan Patim-ban ini merupakan penanda eratnya kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang yang sudah terjalin selama 60 tahun, dan mendapatkan pendanaan melalui Official Development Assistance (ODA Loan) Pemerintah Jepang melalui ske-ma Special Term for Economic Part-nership atau STEP Loan,” ujar Dirjen Agus.

Pembangunannya sendiri dilaksa-nakan dalam 3 Tahap. Pada Tahap per-tama, Pelabuhan Patimban direncana-kan akan dapat melayani 3.5 Juta peti kemas (TEUS) dan 600.000 kendaraan

bermotor (CBU). Pada Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5.5 Juta TEUS dan pada Tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7.5 Juta Teus.

Secara umum, Pelabuhan Patim-ban akan melayani jenis muatan Peti Kemas dan Kendaraan Bermotor yang diangkut menggunakan kapal-kapal berukuran besar. “Nantinya Pelabuhan Patimban juga akan didukung area sa-rana penunjang (Backup Area) untuk mendukung efisiensi logistik dari dan ke Pelabuhan Patimban seluas 356 Ha,” ujarnya.

Disamping kegiatan yang dikerjakan oleh Kementertian Perhubungan juga telah berlangsung pekerjaan pembuatan akses jalan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen-PUPR). Pemerintah berharap dengan beroperasinya Pelabuhan Patimban da-pat mengefisienkan biaya ekspor produk Indonesia ke luar negeri salah satunya produk otomotif.(Silo)

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

Direktorat Jenderal Perhu-bungan Laut Kementerian Perhubungan terus menin-gkatkan pengawasan terha-

dap permohonan pendaftaran kapal berbendera Indonesia, khususnya bagi kapal bendera asing yang sebelumnya menggunakan pendaftaran kapal den-gan bendera kemudahan (Convenience Flag) atau didaftarkan dalam sistem pendaftaran kapal untuk satu kali jalan (One Single Voyage Registration).

Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor UM.003/1/8/DK-19 tanggal 9 Januari 2019 tentang Persya-ratan Tambahan Penggantian Bendera untuk Kapal Berbendera Kemudahan dan Sistem Pendaftaran Kapal Satu Kali Jalan (Convenience Flag and One Sin-gle Voyage Registration) Menjadi Ber-bendera Indonesia.

Direktur Perkapalan dan Kepelau-tan Capt. Sudiono mengungkapkan, saat ini kita dihadapkan pada semakin banyaknya permohonan penggantian bendera kapal asing menjadi kapal ber-bendera Indonesia, yang sebelumnya

menggunakan pendaftaran kapal den-gan bendera kemudahan atau didaf-tarkan dalam sistem pendaftaran kapal untuk satu kali jalan.

“Kami akan memberikan kemuda-han bagi penggantian bendera kapal untuk kapal asing dimaksud, apabila kapal telah/sedang diklaskan ke badan klasifikasi yang diakui oleh pemerin-tah (Biro Klasifikasi Indonesia) atau anggota International Association of Classification Societies dengan melam-pirkan dokumen dan sertifikat klasi-fikasi tersebut,” jelas Capt. Sudiono di Jakarta, hari ini (14/1/2019).

Sedangkan bagi kapal asing yang sebelumnya merupakan kapal yang ter-daftar dalam bendera kemudahan atau pernah didaftarkan dalam sistem pen-daftaran sekali jalan dan tidak terkena kewajiban klas, akan dilakukan peme-riksaan menyeluruh yang terperinci sehingga didapat kepastian kebenaran data yang diajukan sebelum dapat dila-kukan proses penggantian bendera.

“Apabila pada akhir pemeriksaan diketahui atau ditemukan adanya ke-

tidaksesuaian data/dokumen yang diberikan maka Ditjen Perhubungan Laut dapat membatalkan/menolak per-mohonan kapal tersebut,” ujar Capt. Sudiono.

Sebagai informasi, bendera kemu-dahan itu adalah kapal yang meng-gunakan bendera kebangsaan Negara yang tidak sama dengan Kebangsaan dari pemilik kapal tersebut. Namun Bendera-bendera kemudahan ini biasanya banyak memberikan kerin-ganan dalam hal persyaratan dan pa-jak sehingga banyak disalahgunakan seperti pemalsuan data teknis kapal. Adapun beberapa nama Negara yang dapat memberikan Bendera Kemuda-han kapal antara lain Antigua & Barbu-da, Aruba, Bahamas, Belize, Bermuda, Cambodia, Canary Island, Caymand Island, Cook Island Cyprus, German International, Lebanon, Liberia, Lu-xemburg, Malta, Marshall Island, Mau-ritius, Metherland Antilles, Panama, St. Vincent, Sri Langka, Tuvalu, Vanuta, Burma, Barbades.(Mayan)

Kemenhub Tingkatkan Pengawasan Perubahan Bendera Kapal Asing

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

Pemerintah dalam hal ini Ke-menterian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut memberikan kemudahan pe-

layanan kepelabuhanan bagi kapal wisata (yacht) asing yang masuk dan keluar dari 19 pelabuhan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Mente-ri Perhubungan No. 123 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Permenhub No. PM. 171/2015 tentang Tata Cara Pelayanan kapal wisata (yacht) asing di perairan Indonesia.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko mene-rangkan bahwa Kapal Wisata (yacht) Asing adalah alat angkut perairan yang berbendera asing dan digunakan sen-diri oleh wisatawan untuk berwisata dan digunakan hanya untuk kegiatan non niaga.

“Sektor pariwisata merupakan hal yang harus didukung oleh semua in-stansi tak terkecuali Ditjen Perhubun-gan Laut. Untuk itu, kami mendorong peningkatan sektor pariwisata dengan memberikan kemudahan pelayanan ke-pelabuhanan bagi kapal wisata (yacht) asing yang masuk dan keluar melalui 19 pelabuhan di Indonesia,” kata Capt. Wi-snu di Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Ke 19 pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Sabang, Pelabuhan Bela-wan, Pelabuhan Teluk Bayur, Pela-buhan Nongsa Point Marina Batam,

Pemerintah Berikan Kemudahan pada Kapal Wisata Asing

Pelabuhan Bandar Bintan, Pelabuhan Tarempa, Pelabuhan Tanjung Pandan, Pelabuhan Sunda Kelapa/Marina An-col, Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Te-nau, Pelabuhan Kumai, Pelabuhan Ta-rakan, Pelabuhan Nunukan, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Saumlaki, Pelabuhan Tual, Pelabuhan Sorong dan Pelabuhan Biak.

Pelabuhan masuk dan pelabuhan keluar tersebut dapat diubah dengan memperhatikan perkembangan kun-jungan kapal wisata (yacht) asing, ke-siapan sarana dan prasarana untuk memberikan pelayanan dan pengem-bangan wilayah.

Adapun pemberian kemudahan pelayanan kapal wisata (yacht) asing di-laksanakan secara terpadu yang terkait di bidang kepabeanan, kekarantinaan, keimigrasian, dan kepelabuhanan.

“Surat Persetujuan Berlayar kapal

wisata (yacht) asing hanya diberikan di pelabuhan masuk dan pelabuhan ke-luar oleh Syahbandar. Dalam penerbi-tan Surat Persetujuan Berlayar tersebut, Syahbandar melakukan pemeriksaan administratif guna memastikan peme-nuhan kewajiban di bidang kepabea-nan, kekarantinaan, keimigrasian, dan kepelabuhanan,” lanjut Capt. Wisnu.

Dengan demikian, penyelenggara pelabuhan harus melakukan pengawa-san dan pengendalian terhadap kelan-caran pelayanan kapal wisata (yacht) asing di pelabuhan.

Sebagai informasi, Kapal wisa-ta (yacht) asing tersebut tidak boleh dikomersialkan dan tidak disewakan kepada pihak lain termasuk melakukan pergantian penumpang atau menaikan dan menurunkan penumpang selama berada di wilayah perairan Indonesia.(Presti)

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

Direktorat Jenderal Perhu-bungan Laut Kementerian Perhubungan dan PT Pelni menandatangani kontrak

Public Servis Obligation (PSO), subsi-di operasi kapal barang (Tol Laut), dan subsidi operasi kapal ternak.

Penandatanganan kontrak di-lakukan oleh Direktur Jenderal Perhuhungan Laut R Agus H Purnomo dan Direktur Utama PT Pelni Insan Purwarisya L Tobing di Ruang Sriwi-jaya, Gedung Karsa Lantai 4, Kemen-terian Perhubungan, Rabu (16/1/2019).

Dirjen Agus dalam sambutannya menyampaikan bahwa seluruh angga-ran belanja harus dimanfaatkan untuk negara. Jangan sampai ada uang negara yang pemanfaatnnya tidak tepat sasa-ran, apalagi sampai terjadi ada penyim-pangan.

“Jangan sampai ada langkah yang tidak sesuai hukum. Harus hati-hati

Ditjen Hubla memberi Subsidi dan PSO PT Pelni rp1,9 Triliun

dan sesuai aturan hukum yang berla-ku,” kata Dirjen Agus.

Menurut Dirjen Agus, meskipun secara total jumlah nilai PSO dan sub-sidi tahun ini mengalami penurunan, tetapi jumlahnya masih sangat besar yaitu sekitar Rp1,9 Triliun. Jumlah sebesar itu terdiri dari Rp1,8 Triliun untuk PSO kapal penumpang ekono-mi, Rp67,3 Miliar untuk subsidi kapal barang atau kapal Tol Laut, dan Rp4,84 Miliar untuk subsidi kapal ternak.

Direktur PT Pelni Ihsan Purwa-risya L Tobing pada kesempatan itu mengatakan bahwa jumlah PSO tahun ini turun sekitar 10% dari tahun sebe-lumnya. Sedangkan subsidi kapal Tol Laut dan kapal ternak turun hampir sekitar 50% dari tahun sebelumnya. “Meskipun beban operasi cukup berat, tapi kami bangga berhasil mengurangi jumlah PSO dan subsidi,” kata Ihsan.

Ihsan meyakini, meski PSO dan

subsidi berkurang, tetapi target-target perusahaan dapat tercapai. Termasuk target tingkat isian arus balik kapal Tol Laut dan kapal ternak.

“Okupansi kapal Tol Laut dan ka-pal ternak untuk arus balik masih seki-tar 30%. Diharapkan pada akhir tahun 2019 nanti mampu mencapai tingkat isian sebanyak 50% lebih,” ujarnya.

Menurut Ihsan, potensi untuk mencapai tingkat isian 50% tersebut sangat terbuka. Para kepala daerah saat ini telah banyak yang tahu dan men-yadari bahwa ada kapal Tol Laut yang dapat mereka manfaatkan untuk men-gangkut berbagai komoditi yang me-reka miliki dengan harga yang cukup murah.“Jadi saya yakin tahun ini ban-yak kepala daerah yang memanfaatkan kapal Tol Laut untuk mengangkut barang-barang mereka seperti ikan, kopra, garam, dan komoditas lainnya,” kata Ihsan. (Presti)

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

Pemerintah dalam hal ini Ditjen Perhubungan Laut Kemente-rian Perhubungan terus men-dorong dan mendukung pihak

swasta untuk lebih berperan dalam pembangunan infrastruktur di bidang kepelabuhanan melalui skema Kerja-sama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo saat membuka acara Market Consultation Rencana Pengembangan Pelabuhan Anggrek Provinsi Goronta-lo bertempat di Hotel Grand Mercure Jakarta hari ini (22/1/2019).

Menurut Dirjen Agus, peran swa-sta sangat dibutuhkan mengingat kebu-tuhan anggaran untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan sangat besar sementara pemerintah memiliki keter-batasan anggaran.

“Peran swasta atau Badan Usa-ha menjadi sangat penting karena diharapkan akan mampu menutup sisa kebutuhan pembangunan infra-struktur yang sudah ditargetkan oleh Pemerintah sehingga mendorong per-cepatan atau akselerasi pembangunan infrastruktur di Indonesia,” kata Dirjen Agus.

Dirjen Agus juga mengatakan pemberian kesempatan kepada badan usaha untuk berperan dalam pem-bangunan dan pengembangan infra-struktur adalah sejalan dengan arah pengembangan sektor kepelabuhanan yang memberikan peluang sebesar-be-

sarnya kepada swasta atau badan usaha dalam penyediaan dan pelayanan jasa kepelabuhanan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

“Pemilihan kerjasama dengan pihak swasta melalui skema KPBU se-lain bertujuan untuk mencukupi kebu-tuhan pendanaan secara berkelanjutan, juga untuk mewujudkan penyediaan infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran dan tepat waktu,” kata Agus.

Lebih jauh Dirjen Agus mengata-kan Kerjasama melalui skema KPBU ini dilaksanakan berdasarkan prinsip kemitraan, kemanfaatan, bersaing, pengendalian dan pengelolaan risiko, efektif serta efisien guna optimalisasi pembangunan, pengembangan dan pengoperasian pada beberapa pela-buhan yang memiliki nilai strategis dan potensial bagi peningkatan perekono-mian masyarakat.

Terkait dengan pengembangan Pe-labuhan Anggrek, Kementerian Perhu-bungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sejak tahun 2018 telah memulai kerja sama dengan PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT. PII) guna membantu perencanaan proyek KPBU berupa penyusunan Stu-di Pendahuluan, salah satunya untuk Pelabuhan Anggrek Provinsi Goronta-lo.

Saat ini kegiatan KPBU Pelabuhan Anggrek baru memasuki kegiatan Market consultation yang merupakan bagian

terintegrasi dalam penyusunan Studi Pendahuluan. Kegiatan market con-sultation ini merupakan lanjutan dari kegiatan public consultation yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2019 di Gorontalo.

Adapun tujuan kegiatan market consultation adalah untuk menda-patkan dukungan dari pihak-pihak terkait dan penjajakan terhadap minat Badan Usaha dalam pengembangan dan pengoperasian Pelabuhan Anggrek melalui skema KPBU.(Silo)

Kemenhub Dorong Swasta Bangun Pelabuhan dengan Skema KPBU

“Peran swasta atau Badan Usaha menjadi sangat penting karena

diharapkan akan mampu menutup sisa kebutuhan

pembangunan infrastruktur yang sudah ditargetkan

oleh Pemerintah sehingga mendorong

percepatan atau akselerasi pembangunan

infrastruktur di Indonesia,”

kata Dirjen Agus.

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi XII 2018 INF MARITIM

Kapal-kapal negara yang dike-rahkan yaitu kapal patroli KPLP dari pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP), Kapal negara Kenavigasian dan Kapal patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).

Adapun posko Kemenhub Peduli berada di Kantor KSOP Kelas I Ban-ten, PT. ASDP Indonesia cabang Merak Banten, Terminal Labuan Pandeglang dan Posko Ditjen Hubla Peduli di Der-maga PT. Indah Kiat Pulp and Paper Banten.

Kapal negara patroli KNP. Trisula P-111 milik Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas I Tanjung Priok berangkat dari dermaga 7 pelabuhan Ciwandan mengangkut bantuan kema-nusiaan untuk para korban terdampak tsunami Selat Sunda di desa Taman Jaya Ujung Kulon Banten.

Ditjen Hubla Kerahkan Kapal-Kapal Negara Bantu Korban Bencana Banten

Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut telah mengerahkan kapal-kapal negara untuk membantu menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi para korban bencana tsunami di Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Lampung Selatan.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banten, Herwanto mengungkapkan bahwa bantuan kemanusiaan dari masyarakat terus mengalir melalui Posko Peduli Kementerian Perhubun-gan khususnya yang di Kantor KSOP Kelas I Banten.

“Bantuan kemanusiaan yang dian-gkut kapal patroli KN.P Trisula P.111 ini berasal dari alumni Universitas Pancasila dan masyarakat Cilegon,” ujar Herwanto.

Ditjen Perhubungan Laut juga menyiapsiagakan kapal-kapal negara untuk membawa bantuan dan perso-nel secara masif ke lokasi lokasi yang membutuhkan.

Kantor Syahbandar Utama Pela-buhan Tanjung Priok dan KSOP Kelas IV Marunda beserta stakeholder yang

lainnya bersama-sama memberikan bantuan logistik untuk meringankan korban tsunami Selat Sunda yang terja-di di penghujung akhir tahun 2018 tersebut. Syabandar Utama Pelabuhan Tanjung Priok mengirimkan bantuan sebanyak dua kali.

“Bantuan yang dikirim merupkan sumbangan dari para pegawai kantor syahbandar Tanjung Priok, para UPT, dan stakeholder terkait,” kata Kepa-la Syahbandar Utama Tanjung Priok, Amiruddin.

Kepala Tata Usaha Syahbandar Tanjung Priok Sri Rejeki Budi Rahayu menambahkan bahwa bantuan tersebut diserahkan kepada para korban bencana tsunami di daerah Labuhan, Banten.

“Kami distribusikan ke korban bencana yang mengungsi di gedung sekolah SD Banyu Mekar 2 Labuhan. Para pengungsi si sekolah SD tersebut belum tersentuh bantuan,” kata Sri.

Sedangkan KSOP Kelas IV Marun-da Yuserizal mengatakan bahwa barang bantuan dari KSOP Marunda dikirim dan disalurkan melalui Posko UPP La-buan. Terdiri dari 5,8 ton beras, 100 dus minyak goreng, 475 dus mie instan, 140 dus biskuit, 17 dus susu, 15 dus sarden, 330 selimut, 30 buah sarung, 90 buah mukena, dan 500 buah piring plastik.(Presti)