iman dan kebudayaan

7
UNIVERSITAS BUDI LUHUR Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu POLITIK JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL 2010 NAMA: Risca permata sari silitonga NIM: 1042500627 Pendidikan agama Kristen Menanggapi buku iman dan kebudayaan 1. Manusia sebagai Gambar Allah Sungguh bangga menjadi ciptaan Allah memiliki posisi yang istimewa dan bertanggung jawab di hadapan Allah, terlebih kita sebagai ,manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri. Alangkah indahnya jika tangung jawab yang diberikan Allah kepada kita dijalankan seturut dengan kehendakNya, namun ternyata budaya membuat manusia menjadi berdosa, tidak lagi menghargai akan gambaran Allah yang sempurna. Seharusnya manusia berbangga atas penobatan dirinya sebagai makhluk yang mulia, yang diberikan kebebasan untuk memilih, dan diberikan kepercayaan penuh untuk menjaganya. Kebudayaan merupakan pemberontakan, dengan begitu manusia telah mencemarkan gambar Allah yang ada dalam dirinya. Seluruh kebudayaan ada di bawah kuasa dosa, maka manusia telah mewariskan keserupaan yang rusak itu pada semua keturunannya. Saat ini kita masih memiliki gambar Allah (Yakobus 3:9), namun kita juga menanggung bekas-bekas dosa. 2. Titik Temu Injil menuntun manusia kepada kebenaran Kristus, kita tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Yesus sendiri yang hadir untuk diri kita dan memberikan kemampuan untuk mengenal diriNya. Menjadi garam dan terang bukanlah perihal yang muda,

Upload: risca-permata-sari

Post on 03-Jul-2015

454 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Iman Dan Kebudayaan

UNIVERSITAS BUDI LUHURFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu POLITIK

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL 2010NAMA: Risca permata sari silitonga

NIM: 1042500627Pendidikan agama Kristen

Menanggapi buku iman dan kebudayaan

1. Manusia sebagai Gambar Allah

Sungguh bangga menjadi ciptaan Allah memiliki posisi yang istimewa dan

bertanggung jawab di hadapan Allah, terlebih kita sebagai ,manusia diciptakan menurut

gambar dan rupa Allah sendiri. Alangkah indahnya jika tangung jawab yang diberikan Allah

kepada kita dijalankan seturut dengan kehendakNya, namun ternyata budaya membuat

manusia menjadi berdosa, tidak lagi menghargai akan gambaran Allah yang sempurna.

Seharusnya manusia berbangga atas penobatan dirinya sebagai makhluk yang mulia, yang

diberikan kebebasan untuk memilih, dan diberikan kepercayaan penuh untuk menjaganya.

Kebudayaan merupakan pemberontakan, dengan begitu manusia telah mencemarkan gambar

Allah yang ada dalam dirinya. Seluruh kebudayaan ada di bawah kuasa dosa, maka manusia

telah mewariskan keserupaan yang rusak itu pada semua keturunannya. Saat ini kita masih

memiliki gambar Allah (Yakobus 3:9), namun kita juga menanggung bekas-bekas dosa.

2. Titik Temu

Injil menuntun manusia kepada kebenaran Kristus, kita tidak dapat berbuat apa-

apa tanpa Yesus sendiri yang hadir untuk diri kita dan memberikan kemampuan untuk

mengenal diriNya. Menjadi garam dan terang bukanlah perihal yang muda, karena menjadi

saksi Kristus harus mengalami penderitaan untuk menuju kepada kebenaran. Benar kalau

pada dasarnya Tuhan Yesus adalah kasih, sebab kita sebagai ciptaanNya tetap dikasihi

olehNya meskipun telah berbuat dosa, Dialah yang mencari dan menemukan yang hilang.

Kasih telah mempersatukan kita dengan Allah, memberika manusia kesadaran bahwa mereka

memerlukan Allah, hanya saja kebudayaanlah yang telah menyesatkan manusia untuk

mencari kasih yang menyelamatkannya dari dosa-dosa. Manusia dengan berbagai usahanya

menjalin hubungan untuk mendapatkan pengampunan, demi mendapatkan keselamatan

sejati, sayangnya kurangnya kesadaran bahwa Allah ada di dalam setiap pribadi mereka.

Keberadaan manusia untuk mencari keselamatan dengan cara kebudayaan yang salah

tercermin dalam kehidupan masyarakat Athena. Buatan tangan manusia tidak akan

menyelamatkan manusia, Allah yang kita sembah sesungguhnya tak pernah meninggalkan

Page 2: Iman Dan Kebudayaan

UNIVERSITAS BUDI LUHURFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu POLITIK

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL 2010NAMA: Risca permata sari silitonga

NIM: 1042500627Pendidikan agama Kristen

Menanggapi buku iman dan kebudayaan

kita, Dia selalu ada beserta kita. Kebudayaan yang dibangun masyarakat

Athena telah membawa mereka menjadi umat penyembah berhala, padahal mereka adalah

orang-orang pintar namun kepintaran itulah tidak memberikan jaminan bahwa mereka dapat

menemukan Allah. Andai saja orang-orang Athena mau membuka diri untuk mendengar

firman Allah, manusia selalu mengandalkan diri bahwa mereka mampu, disisi ini dapat kita

lihat bahwa kebudayaan seringkali tidak sejalan dengan Allah yang seharusnya memuliakan

namaNya.

3. Kebudayaan sebagai Jati Diri

Pola kehidupan yang dibangun dengan dasar Injil Yesus Kristus yaitu kebudayaan

Kristen untuk menjamin terpeliharanya nilai-nilai Kristus di dalam kehidupan sebagai jati

diri dari umat Kristen. Di zaman dulu, menyampaikan firman Allah adalah melalui lisan ke

lisan, betap rendah hatinya orang-orang bertobat pada zaman itu, mau menerima dan belajar

kepada Para Rasul tentang Kristus, penyampaian ini menjadi tradisi lisan yang baik.

Keyakinan akan Kristus menurut pengajaran Para Rasul pada diri jemaat mula-mula patut

dijadikan contoh, tradisi Kristus sebagai bagian dari persekutuan mereka. Melalui tradisi

Yahudi, mereka tetap memuliakan Allah, mereka bersekutu di dalam pengajaran Para Rasul,

dengan orientasi Allah di dalam kehidupan, kebudayaan menjadi soal manusia dengan Allah

dan makhluk Allah lainnya.

4. Kontekstualisasi

Penyampaian Injil dengan cara-cara yang berbeda dan mudah dimengerti banyak

orang pada dasarnya baik, agar semakin banyak lagi orang yang diselamatkan. Semakin

berkembangnya era, cara pemahaman terhadap Firman Allah mulai mengalami kemajuan,

dengan inovasi baru yang berpadu dengan kebudayaan, dengan maksud pemahaman terhadap

Injil bisa dimengreti orang banyak. Tapi pada kenyataannya orang seringkali salah kaprah

dan kurang peka terhadap tujuan penyampaian Injil dengan cara yang berbeda, justru

menjadi budaya baru yang berkembang. Semestinya budaya ini tetap disertai dengan

Page 3: Iman Dan Kebudayaan

UNIVERSITAS BUDI LUHURFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu POLITIK

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL 2010NAMA: Risca permata sari silitonga

NIM: 1042500627Pendidikan agama Kristen

Menanggapi buku iman dan kebudayaan

pedoman firman Allah tanpa melupakan makna asli dari penyampaian

kebenaran, untuk itu diperlukan Roh Kudus sebagai penuntun kita, yaitu Roh Allah.

5. Transformasi Kebudayaan

Transformasi yang berjalan seturut rencana dan kehendak Allah sangat baik

dijalani dengan kebudayaan di dalam Kristus. Bangsa-bangsa pun perlu melakukan

perubahan pola hidup dari yang rendah ke yang lebih tinggi. Perubahan perlu dilakukan

dengan tetap memegang iman teguh di dalam Tuhan, seperti yang dilakukan bangsa Israel

dalam kehidupannya. Karena tidak semua perubahan mengarah pada arah yang baik, dan ada

efek buruknya, pentingnya juga transformasi di bidang keagamaan tanpa meninggalkan

unsur-unsur kebenaran yang ada padaNya.

6. Transformasi Kebudayaan

Interaksi yang terjadi antara injil dan kebudayaan telah membawa ke transformasi

yang sesuai dengan kehendak Allah. Sejak diciptakannya manusia, dihadapan Tuhan wanita

dan pria satu, tidak ada perbedaan meskipun wanita diciptakan melalui tulang rusuk pria.

Manusia sendirilah yang telah memberikan sekat-sekat mengenai pembatasan antara laki-laki

dan perempuan, padahal semuanya sama dimata Tuhan. Struktur dan pola hidup yang baru

membentuk kebudayaan, transformasi kebudayaan yang dimasuki injil Kristus membawa

dampak yang besar, manusia disadarkan kembali bahwa siapapun boleh datang berdoa

kepadaNya, baik pria maupun wanita, hanya saja memang perlu disadari bahwa pria adalah

Imam di dalam keluarga, yaitu pemimpin wanita.

7. Transformasi Kebudayaan: Surat kepada Filemon

Page 4: Iman Dan Kebudayaan

UNIVERSITAS BUDI LUHURFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu POLITIK

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL 2010NAMA: Risca permata sari silitonga

NIM: 1042500627Pendidikan agama Kristen

Menanggapi buku iman dan kebudayaan

Kemenangan telah kita terima sebab Yesus ada di dalam kita,

tinggal bersama kita, Dia sendiri yang telah merelakkan nyawanya untuk ditebus di kayu

salib bagi manusia yang berdosa. Penantian akan kedatangan Kristus membuat kita semakin

yakin bahwa Dia akan senantiasa mengasihi kita sampai akhir zaman, tinggal bagaimana

kita mengubah pola hidup kemasyarakatan yang berlaku menurut adat istiadat menjadi

terfokus pada Allah di jalan yang benar. Dalam menanti-nantikanNya waktu kita tak boleh

terbuang sia-sia, maka tunjukkanlah di dalam hidupmu kasihNya, menjadi hamba yang setia

, seperti Dia yang setia kepada kita, hingga mengangkat kita bukan lagi hamba namun

sahabatNya.

8. Kefasikan dan Kelaliman

Kedudukan spesial yang Tuhan berikan kepada manusia untuk bertanggungjawab

mengembangkan kebudayaan Ilahi dirusak karena dosa, manusia memberontak kepada

Tuhan, betapa tidak bersyukurnya manusia. Karena manusia berdosa, maka seringkali

ditutupi dengan dosa-dosa yang lain tanpa adanya kesadaran untuk mengubahnya, ini sudah

terjadi sejak zaman awal manusia hidup. Kebudayaan bejat dan anti Tuhan inilah menjadikan

sifat manusia Lalim dan fasik, waktu Tuhan sudah dekat, Dia senantiasa mengasihi kita

meskipun kita berdosa. kita harus melihat betapa besarnya Dia dan kecilnya kita.

9. Roh Zaman

Kebanyakan manusia sekarang lebih mengandalkan apa yang dipunyainya,

padahal semuanya itu adalah sementara saja di dunia ini, Tuhanlah yang kekal. Memegang

perintah-perintahNya wajib kita lakukan, agar tidak semakin terjerumus ke dalam Roh zaman

yang hanyalah sia-sia. Hanya semata-mata karena panggilan Tuhanlah, Amos meninggalkan

pekerjaannya semula dan menjalankan tugas kenabiannya bagi umat Israel. Kisah Amos

merupakan salah satu bentuk pengalaman pemanggilan Allah dan penglihatan keputusan

yang diungkapkan Allah untuk perubahan dengan jalan-Nya kepada Israel dari sebuah

kesabaran-Nya.

Page 5: Iman Dan Kebudayaan

UNIVERSITAS BUDI LUHURFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu POLITIK

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL 2010NAMA: Risca permata sari silitonga

NIM: 1042500627Pendidikan agama Kristen

Menanggapi buku iman dan kebudayaan

10. Pembangunan Menara Babel Berjalan Terus

Pendirian menara babel merupakan simbolisasi keangkuhan dan kesombongan

manusia karena mereka merasa satu umat dan satu bahasa. Sikap merasa paling baik dan

benar atas apa yang dilakukan oleh individu dan kelompoknya telah menjadi racun dalam

kehidupan dan interaksi sosial manusia saat itu. Sikap seperti ini merupakan awal dari

kelahiran tidak bertoleransi dalam kehidupan manusia. Agama pada dasarnya memiliki satu

tujuan yaitu cinta kasih dan kebersamaan kepada setiap makhluk dan ciptaan Tuhan yang ada

di muka bumi, nilai-nilai itu harus terus dikembangkan di dalam kesatuan tubuh Kristus agar

meruntuhkan kebudayaan yang tidak sejalan dengan iman di dalam Yesus Tuhan.