imbibisi
DESCRIPTION
pemelajaranTRANSCRIPT
![Page 1: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/1.jpg)
Imbibisi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau agak
padat (semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai zat penyusun dari bahan yang berupa
koloid. Ada banyak hal yang merupakan proses penyerapan air yang terjadi pada makhluk hidup,
misalnya penyerapan air dari dalam tanah oleh akar tanaman. Namun, penyerapan yang
dimaksudkan di sini yaitu penyerapan air oleh biji kering. Hal ini banyak kita jumpai di
kehidupan kita sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman padi, pembuatan kecambah
tauge, biji kacang hijau terlebih dahulu direndam dengan air. Pada peristiwa perendaman inilah
terjadi proses imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut. Tidak hanya itu, proses imbibisi juga
memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda untuk setiap jenis biji tanaman.
Mengingat akan banyaknya hal yang berhubungan dengan proses imbibisi, maka
diadakan praktikum ini untuk mengetahui kecepatan imbibisi biji kering yang direndam. Hal ini
dimaksudkan guna menambah pemahaman kita tentang proses imbibisi yang terjadi pada biji
kering. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban, Contoh: penyerapan air oleh benih,
meliputi Proses awal perkecambahan, benih akan membesar, kulit benih pecah,kemudian
berkecambah. Ini ditandai oleh keluarnya radikula dari dalam benih.
Syarat imbibisi adalah sebagai berikut :
a. Perbedaan Ψ antara benih dengan larutan, dimana Ψ benih < Ψ larutan
b. Ada tarik menarik yang spesifik antara air dengan benih
![Page 2: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/2.jpg)
c. Benih memiliki partikel koloid yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa protein, pati,
selulose
d. Benih kering memiliki Ψ sangat rendah
e. Hubungan antara Ψ dengan komponen penyusun: Ψ = Ψm + Ψp
f. Volume air yang diserap + volume biji mula-mula > volume biji setelah menyerap air, sebagian
air telah digunakan untuk menjalankan proses metabolisme
g. Proses metabolime: aktivasi enzim, hidrolisis cadangan makanan, respirasi
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikun ini adalah :
1. Mengetahui proses imbibisi pada organisme hidup serta memahami proses terjadinya.
2. Tugas yang harus diseelesaikan oleh mahasiswi agroekoteknologi pada mata kuliah Fisiologi
Tumbuhan.
![Page 3: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/3.jpg)
TINJAUAN PUSTAKA
Dinding sel hidup selalu rembes dan kadang-kadang dikelilingi oleh larutan cair yang
sinambung dari satu sel ke sel lainnya, sehingga membentuk suatu jalinan pada seluruh
tumbuhan. Dipandang dari sudut hubungannya dengan larutan ini, sebuah sel tumbuhan biasanya
dapat dibandingkan dengan sistem osmosis tipe tertutup. Kedua selaput sitoplasma, yaitu
plasmalema di sebelah luar dan tonoplas di sebelah dalam, kedua-duanya sangat permeabel
terhadap air, tetapi relatif tak permeabel terhadap bahan terlarut, sehingga untuk mudahnya
seluruh lapisan sitoplasma itu dapat dianggap sebagai membran sinambung dan semi-permeabel.
(Loveless, 1991). Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid)
atau agak padat (semi solid) karena benda-benda itu mempunyai zat penyusun dari bahan yang
berupa koloid (Suradinata, 1993). Banyak benda-benda kering atau benda setengah padat dapat
menyerap air (absorpsi) karena benda-benda tersebut mengandung materi koloid yang hidrofil.
Hidrofil artinya menarik air. Contoh pada tumbuhan misalnya biji yang kering (Suradinata,
1993). Penyerapan air dipengaruhi oleh faktor dalam (disebut pula faktor tumbuhan) dan faktor
luar atau faktor lingkungan (Soedirokoesoemo, 1993). Menurut Soedirokoesoemo (1993), Faktor
dalam terdiri dari :
a. Kecepatan transpirasi. Semakin cepat transpirasi makin cepat penyerapan.
b. Sistem perakaran. Tumbuhan yang mempunyai system perakaran berkembang baik, akan
mampu mengadakan penyerapan lebih kuat karena jumlah bulu akar semakin banyak.
c. Kecepatan metabolism. Karena penyerapan memerlukan energi, maka semakin cepat
metabolisme (terutama respirasi) akan mempercepat penyerapan.
Menurut Soedirokoesoemo (1993), faktor lingkungan terdiri dari:
![Page 4: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/4.jpg)
a. Ketersediaan air tanah. Tumbuhan dapat menyerap air bila air tersedia antara kapasitas lapang
dan konsentrasi layu tetap. Bila air melebihi kapasitas lapang penyerapan terhambat karena akan
berada dalam lingkungan anaerob.
b. Konsentrasi air tanah. Air tanah bukan air murni, tetapi larutan yang berisi berbagai ion dan
molekul. Semakin pekat larutan tanah semakin sulit penyerapan.
c. Temperatur tanah. Temperatur mempengaruhi kecepatan metabolism. Ada temperatur optimum
untuk metabolisme dan tentu saja ada temperatur optimum untuk penyerapan.
d. Aerasi tanah. Yang dimaksud dengan aerasi adalah pertukaran udara, yaitu maksudnya oksigen
dan lepasnya CO2 dari lingkungan. Aerasi mempengaruhi proses respirasi aerob, kalau tidak
baik akan menyebabkan terjadinya kenaikan kadar CO2 yang selanjutnya menurunkan pH.
Penurunan pH ini berakibat terhadap permeabilitas membran sel.
![Page 5: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/5.jpg)
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Alat
Neraca analitik. Digunakan untuk menimbang berat awal dan berat akhir benih.
Gelas ukur. Digunakan untuk mengukur jumlah air
Gelas aqua. Digunakan untuk tempat benih
Sendok.Digunakan untuk mengaduk garam dalam air.
Bahan
Garam (100 gr). Digunakan untuk campuran bahan larutan air.
Air aquades (1000 ml). Digunakan untuk larutan benih.
Kacang kedelai (10 biji). Digunakan sebagai media percobaan.
Kacang nagara (10 biji). Digunakan sebagai media percobaan.
Kacang tanah (10 biji). Digunakan sebagai media percobaan.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 8 Maret 2010, pada pukul 14.25-16.05
WITA. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Fakultas Pertanian- Universitas Lambung
Mangkurat.
Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan air aquades 100ml per masing-masing tempat (gelas aqua). Beri kode yang sudah
ditentukan.
Table 1. pengkodean kacang menurut gelas yang digunakan
![Page 6: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/6.jpg)
Kode Keterangan
1 Aquades+garam+kacang nagara
2 Aquades+garam+kacang kedelai
3 Aquades+garam+kacang tanah
4 Aquades+kacang nagara
5 Aquades+kacang kedelai
6 Aquades+kacang tanah
3. Timbang 100 gr garam sebanyak 3 kali ulangan, kemudian masukkan ke dalam gelas berkode 1,
2, dan 3 (100 gr/ gelas). Aduk sampai homogen.
4. Timbang berat 10 biji kacang tanah, 10 biji kacang kedelai, dan10 biji kacang nagara (berat
awal). Lakukan hingga 2 kali ulangan.
![Page 7: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/7.jpg)
Table 2. berat awal kacang menurut kodenya
Kode Berat awal (Mo)
1 2,00 gr
2 1,81 gr
3 4,00 gr
4 1,95 gr
5 1,92 gr
6 3,70 gr
5. Masukkan biji kacang tanah, biji kacang kedelai, dan biji kacang nagara yang sudah ditimbang
tadi ke dalam gelas masing-masing (sesuai kodenya). Catat waktu perendaman dan praktikum
tahap 1. tunggu ±24 jam.
6. Bersihkan alat dan bahan setelah praktikum tahap 1
7. Setelah ±24 jam, angkat biji-biji yang telah direndam tadi dan tiriskan diatas tisu kering hingga
air dari biji masing-masing kacang mulai berkurang.
8. Timbang kembali biji kacang-kacang yang telah diuji (berat akhir).
9. Amati keadaan atau kondisi dari biji
10. Bersihkan alat dan bahan setelah praktikum tahap 2.
![Page 8: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/8.jpg)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil pengamatan dari praktikum adalah sebagai berikut :
Table 3. hasil pengamatan menurut keadaan fisik
No
.
Pengujian Keterangan
1. Kacang nagara + Air
garam
Terdapat 4 biji yang berubah warna
menjadi kuning pucat, sisanya
mengalami perubahan warna menjadi
kuning pekat dan mengalami
pengembangan.
2. Kacang kedelai+Air
garam
Terdapat 2 biji yang berubah warna
menjadi kuning kehijau-hijauan,
sisanya mengalami perubahan warna
menjadi putih pucat dan mengalami
pengembangan.
3. Kacang Tanah+Air
garam
Terdapat 6 biji yang berubah warna
menjadi lebih coklat dan
menggembang, sisanya mengalami
perubahan warna menjadi coklat
muda dan mengalami pengembangan.
4. Kacang nagara+Air
murni
Semua biji mengalami perubahan
warna menjadi lebih tua (pekat) dari
![Page 9: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/9.jpg)
warna sebelumnya dan mengalami
pengembangan.
5. Kacang kedelai+Air
murni
Semua biji mengalami perubahan
warna menjadi putih pucat dari
sebelumnya dan mengalami
pengembangan.
6. Kacang tanah+Air murni Semua biji mengalami perubahan
warna menjadi lebih pucat dati
sebelumnya dan mengalami
penggembangan.
Table 4. hasil pengamatan menurut berat
Kode Berat awal (Mo) Berat akhir (M1)
1 2,00 gr 3,40 gr
2 1,81 gr 3,90 gr
3 4,00 gr 7,35 gr
4 1,95 gr 4,10 gr
5 1,92 gr 3,80 gr
6 3,70 gr 6,15 gr
Pembahasan
Pada percobaan kali ini, proses imbibisi pada biji kering diketahui dengan cara
perendaman. Biji tumbuhan yang menjadi sampel yaitu biji tumbuhan kacang tanah, kacang
kedelai, dan kacang nagara. Dari sini dapat diketahui bahwa ternyata biji tersebut melakukan
![Page 10: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/10.jpg)
proses imbibisi atau penyerapan air, hal ini dibuktikan dari hasil pengamatan yang diperoleh.
Pada hasil pengamatan didapatkan hasil yang berbeda-beda pada setiap penimbangan biji setelah
perendaman dalam air murni dan air garam selama ±24 jam.
Adapun hasil pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Perendaman ±24 jam kacang nagara+air garam dan kacang nagara +air murni
Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan berat awal 2,00 gr menjadi 3,40 gr setelah
direndam dengan air garam dan berat awal 1,95 gr menjadi 4,10 gr setelah direndam dengan air
murni. Didapatkan berat awal Penambahan berat tersebut disebabkan karena masuknya air ke
dalam biji pada saat perendaman. Masuknya air ke dalam biji karena melewati membran sel,
serta adanya gaya tarik senyawa di dalam biji yang bersifat higroskopik, yaitu Kristal karbohidrat
(amilum) dan protein kering di dalam biji. Bertambahnya berat biji setelah perendaman
merupakan bukti bahwa terjadi proses imbibisi pada biji tersebut. Dari hasil penimbangan maka
didapatkan jumlah air yang diserap sebanyak 1,40 gr dengan air garam dan 2,15 gr dengan air
murni.
2. Perendaman ±24 jam kacang kedelai+air garam dan kacang kedelai+air murni
Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan berat awal 1,81 gr menjadi 3,90 gr setelah
direndam dengan air garam dan berat awal1,92 gr menjadi 3,80 gr setelah direndam dengan air
murni. Didapatkan berat awal Penambahan berat tersebut disebabkan karena masuknya air ke
dalam biji pada saat perendaman. Masuknya air ke dalam biji karena melewati membran sel,
serta adanya gaya tarik senyawa di dalam biji yang bersifat higroskopik, yaitu Kristal karbohidrat
(amilum) dan protein kering di dalam biji. Bertambahnya berat biji setelah perendaman
merupakan bukti bahwa terjadi proses imbibisi pada biji tersebut. Dari hasil penimbangan maka
![Page 11: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/11.jpg)
didapatkan jumlah air yang diserap sebanyak 2,09 gr dengan air garam dan 1,88 gr dengan air
murni.
3. Perendaman ±24 jam kacang tanah+air garam dan kacang tanah+air murni
Pada pengamatan yang dilakukan didapatkan berat awal 4,00 gr menjadi 7,35 gr setelah
direndam dengan air garam dan berat awal 3,70 gr menjadi 6,15 gr setelah direndam dengan air
murni. Didapatkan berat awal Penambahan berat tersebut disebabkan karena masuknya air ke
dalam biji pada saat perendaman. Masuknya air ke dalam biji karena melewati membran sel,
serta adanya gaya tarik senyawa di dalam biji yang bersifat higroskopik, yaitu Kristal karbohidrat
(amilum) dan protein kering di dalam biji. Bertambahnya berat biji setelah perendaman
merupakan bukti bahwa terjadi proses imbibisi pada biji tersebut. Dari hasil penimbangan maka
didapatkan jumlah air yang diserap sebanyak 3,35 gr dengan air garam dan 2,45 gr dengan air
murni.
![Page 12: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/12.jpg)
ANALISIS DATA
Diketahui :
Kode Berat awal (Mo) Berat akhir (M1)
1 2,00 gr 3,40 gr
2 1,81 gr 3,90 gr
3 4,00 gr 7,35 gr
4 1,95 gr 4,10 gr
5 1,92 gr 3,80 gr
6 3,70 gr 6,15 gr
Ditanyakan :
Air yang diserap tiap 10 biji pada masing-masing kacang yang telah mengalami
pengujian.
Penyelesaian :
Air yang diserap = Berat Akhir (Mo) – Berat awal (M1)
Kode Berat awal (Mo) Berat akhir (M1) Air yang diserap ±24
jam
1 2,00 gr 3,40 gr 1,40 gr
2 1,81 gr 3,90 gr 2,09 gr
3 4,00 gr 7,35 gr 3,35 gr
4 1,95 gr 4,10 gr 2,15 gr
5 1,92 gr 3,80 gr 1,88 gr
![Page 13: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/13.jpg)
6 3,70 gr 6,15 gr 2,45 gr
![Page 14: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/14.jpg)
GAMBAR PROSES IMBIBISI
Gambar 1 Penempelan kertas label pada gelas aqua
Gambar 1.1 Garam dimasukkan kedalam gelas aqua
Gambar 1.2 Larutan garam diaduk sampai homogen
Gambar 1.3 Penimbangan Kacang Nagara
![Page 15: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/15.jpg)
Gambar 1.4 Penimbangan Kacang Kedelai
Gambar 1.5 Penimbangan Kacang Tanah
![Page 16: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/16.jpg)
Gambar 1.6 Kacang dimasukkan kedalam Gelas Aqua
Gambar 1.7 Kacang yang sudah didiamkan selama
24 jam
![Page 17: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/17.jpg)
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. kecepatan imbibisi tanaman biji kering dapat diketahui dengan cara perendaman.
Bertambahnya berat biji tiap penimbangan menunjukkan terjadinya proses imbibisi.
2. Imbibisi adalah penyerapan air (absorpsi) oleh benda-benda yang padat (solid) atau agak
padat (semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai zat penyusun dari bahan yang
berupa koloid.
3. Didapatkan berat awal dan Penambahan berat pada proses imbibisi disebabkan karena
masuknya air ke dalam biji pada saat perendaman. Masuknya air ke dalam biji karena
melewati membran sel, serta adanya gaya tarik senyawa di dalam biji yang bersifat
higroskopik, yaitu Kristal karbohidrat (amilum) dan protein kering di dalam biji.
Saran
Adapun saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu setelah melakukan
perendaman, biji dikeringkan dengan kertas saring sebaik mungkin agar sisa-sisa air yang masih
menempel pada biji tidak mempengaruhi berat biji pada saat penimbangan untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
![Page 18: Imbibisi](https://reader037.vdocuments.pub/reader037/viewer/2022100406/55725c20497959da6be89dde/html5/thumbnails/18.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Devlin, R.M and K.H.Withan.1983.Plant Phisiology.Williard grant press:Boston.
Fitter. A. H.dan Hay, R. K. M. ,1991, Fisiologi Lingkungan Tanaman, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Gardner, F. P. R. Brent pearce dan Goger L. Mitchell, 1991, Fisiologi Tanamanan Budidaya, Universitas Indonesia Press : Jakarta.
Jumin, H. B. , 1992, Ekologi Tanaman suatu Pendekatan Fisiologi, Rajawali Press: Jakarta.
Khairunnisa,L 2000.Tanggapan Tanaman Terhadap Kekurangan Air.Fakultas Pertanian USU : Medan.
Lakitan,B.2004.Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.Raja Grafindo Persada:Jakarta.
Loveless,A.R.1991.Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1. Gramedia:Jakarta.
Yatim,W.1991. Biologi Modern Biologi Sel. Tarsio : Bandung Lakitan, B. 1993. Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Anonim, 2010. Fotosntesis pada tumbuhan. http://tedbio.multiply.com/journal/. Diakses pada hari Minggu/25 Maret 2010.