imobil

11
Percobaan II Retensi Aktivitas Enzim Amilase Amobil I. Tujuan Mempelajari cara menentukan retensi aktivitas enzim amilase amobil yang telah dibuat pada percobaan sebelumnya (percobaan imobilisasi enzim cara penyerapan fisik). II. Alat dan Bahan II.1 Alat 1. Neraca analitik 2. Gelas ukur 100 ml 3. Gelas ukur 25 ml 4. Batang pengaduk 5. Spektronik-20 6. Erlenmeyer 100 ml 7. Rak tabung reaksi 8. Pipet tetes 9. Penangas air 10. Corong kaca 11. Stopwatch 12. Botol semprot II.2 Bahan 1. Larutan pati 1 % 2. Larutan iodium 10 % 3. Enzim Alfa Amilase Amobil 4. Aquadest 5. Kertas saring

Upload: fathiar

Post on 08-Feb-2016

2 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: imobil

Percobaan II

Retensi Aktivitas Enzim Amilase Amobil

I. Tujuan

Mempelajari cara menentukan retensi aktivitas enzim amilase amobil

yang telah dibuat pada percobaan sebelumnya (percobaan imobilisasi enzim

cara penyerapan fisik).

II. Alat dan Bahan

II.1 Alat

1. Neraca analitik

2. Gelas ukur 100 ml

3. Gelas ukur 25 ml

4. Batang pengaduk

5. Spektronik-20

6. Erlenmeyer 100 ml

7. Rak tabung reaksi

8. Pipet tetes

9. Penangas air

10. Corong kaca

11. Stopwatch

12. Botol semprot

II.2 Bahan

1. Larutan pati 1 %

2. Larutan iodium 10 %

3. Enzim Alfa Amilase Amobil

4. Aquadest

5. Kertas saring

6. Aluminium foil

Page 2: imobil

III. Prosedur kerja

1. Memasukkan 5 ml larutan pati 1 % ke dalam erlenmeyer 100 ml,

kemudian menambahkan 45 ml air dan 0,05 ml larutan iodium 10 %.

2. Menabahkan 2 g enzim amilase amobil ke dalam erlenmeyer 100 ml dan

mengocok kemudian memasukkan ke dalam penangas air suhu 60 oC

selama 10 menit.

3. Memisahkan enzim amilase amobil dengan cara penyaringan , kemudian

mengukur serapan filtratnya pada panjang gelombang 500nm. Selain itu,

mengukur pula serapan dari campuran 5 ml pati 1 %, 45 ml air, dan 0,05

ml larutan iodium 10 % (digunakan untuk menghitung aktivitas enzim

amilase amobil pada percobaan I).

4. Enzim amobil yang telah terpisah gunakan kembali dan melakukan secara

berulang hingga lima kali.

5. Menentukan retensi aktivitas enzim amilase amobil dengan menggunakan

persamaan berikut :

Retensi Aktivitas (%) = x 100%

Page 3: imobil

IV. Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Hasil Pengamatan1. 5 ml larutan pati 1 % + 0,05 ml

larutan iodium 10% + 45 ml aquadest + panaskan pada 60oC selama 20 menit + mengukur absorbansi pada panjang gelombang 500 nm.

Larutan berwarna kuning dengan nilai A sebesar 0,106

2. 5 ml larutan pati 1 % + 0,05 ml larutan iodium 10% + 45 ml aquadest + 2 g enzim alfa amilase amobil + panaskan pada 60oC selama 20 menit + mengukur absorbansi pada panjang gelombang 500 nm.

Larutan berwarna biru tua dengan nilai A sebesar 1,136

3. 5 ml larutan pati 1 % + 0,05 ml larutan iodium 10% + 45 ml aquadest + 2 g enzim alfa amilase amobil + panaskan pada 60oC selama 20 menit + mengukur absorbansi pada panjang gelombang 500 nm.

Larutan berwarna biru tua dengan nilai A sebesar 1,138

4. 5 ml larutan pati 1 % + 0,05 ml larutan iodium 10% + 45 ml aquadest + 2 g enzim alfa amilase amobil + panaskan pada 60oC selama 20 menit + mengukur absorbansi pada panjang gelombang 500 nm.

Larutan berwarna biru tua dengan nilai A sebesar 1,720

5 5 ml larutan pati 1 % + 0,05 ml larutan iodium 10% + 45 ml aquadest + 2 g enzim alfa amilase amobil + panaskan pada 60oC selama 20 menit + mengukur absorbansi pada panjang gelombang 500 nm.

Larutan berwarna biru tua dengan nilai A sebesar 1,490

Page 4: imobil

V. Analisa Data

Penentuan retensi aktivitas enzim alfa amilase amobil hasil imobilisasi

Penentuan serapan pada panjang gelombang 500 nm

No Absorbansi

I II III IV V

0,106 1,136 1,138 1,720 1,490

Retensi aktivitas = x 100%

a. Retensi aktivitas 2

retensi aktivitas (%) = x 100%

retensi aktivitas (%) = x 100% = 9,3309 %

b. Retensi aktivitas 3

retensi aktivitas (%) = x 100%

retensi aktivitas (%) = x 100% = 99,8242 %

c. Retensi aktivitas 3

retensi aktivitas (%) = x 100%

retensi aktivitas (%) = x 100% = 66,1627 %

d. Retensi aktivitas 3

retensi aktivitas (%) = x 100%

retensi aktivitas (%) = x 100% = 115,4362 %

Page 5: imobil

VI. Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan penentuan retensi aktivitas enzim

amilase dengan penggunaan sebanyak 5 kali. Salah satu kelebihan enzim

amobil adalah dapat digunakan secara kontinu atau dapat digunakan secara

berulang. Penggunaan berulang tersebut akan berakibat terhadap penurunan

aktivitas yang disebabkan karena terlepasnya enzim dari permukaan karier

untuk imobilisasi dengan penyerapan fisik. Aktivitas enzim pada sekian kali

pengulangan dibagi dengan aktivitas enzim awal dinyatakan sebagai retensi

aktivitas.

Menurut suhartono (1989), adsorpsi secara fisik memiliki kekurangan

yaitu mudah terganggu oleh perubahan pH dan suhu pada lingkungan enzim

amobil karena interaksi antara enzim dan bahan penyangga sangat lemah

sehingga enzim amobil mudah lepas dan menjadi enzim bebas kembali.

Imobilisasi enzim merupakan suatu proses dimana pergerakan molekul

enzim dalam ruang tempat reaksi ditahan sedemikian rupa sehingga

terbentuk sistem enzim yang aktif dan tidak larut dalam air. Dalam

Imobilisasi enzim,  pengikatan enzim pada suatu karier harus terjadi tanpa

adanya perusakan pada struktur ruang tiga dimensi dari sisi aktif enzim

tersebut, sehingga spesifitas substrat maupun gugus fungsi aktif tidak

terganggu oleh proses ini. Imobilisasi enzim diketahui memiliki beberapa

keunggulan diantaranya stabilitas enzim dan enzim dapat digunakan

berulang-ulang.

Pada perlakuan pertama, larutan pati 1 % sebanyak 5 ml dimasukkan

ke dalam erlenmeyer 100 ml dan ditambahkan dengan aquadest sebanyak 45

ml serta 0,05 ml larutan iodium 10%. Setelah pencampuran tersebut akan

membentuk larutan kompleks berwarna biru. Kemudian, menambahkan 2

gram enzim amilase amobil ke dalam erlenmeyer dan dikocok hingga

homogen, kemudian memanaskan larutan ke dalam penangas air pada suhu

Page 6: imobil

60oC selama 20 menit. Suhu yang digunakan merupakan suhu optimum

untuk enzim alfa amilase.

Kemudian mengukur secara berulang enzim alfa amilase amobil pada

panjang gelombang 500 nm. Hasil absorbansi yang diperoleh pada

pengulangan satu hingga kelima adalah sebagai berikut 0,136 ; 1,136 ; 1,138

; 1,720 dan 1,490. Menurut Chibata (1978), Pada dasarnya prinsip

imobilisasi adalah mengikat enzim secara fisik pada suatu tempat tertentu

yang masih memiliki aktivitas katalitik dan dapat digunakan untuk

pemakaian berulang-ulang dan kontinu.

Absorbansi yang diperoleh mengalami fluktuasi dimana

absorbansinya ada yang naik dan ada yang turun. Jika absorbansi naik maka

diketahui bahwa aktivitas enzim menurun. Dan sebaliknya, jika

absorbansinya menurun maka diketahui bahwa aktivitasnya semakin naik.

Dari data yang diperoleh di hasilkan absorbansi tertinggi pada pengulangan

yang keempat. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Dimana menurut

Mappiratu (2014), penggunaan berulang tersebut akan berakibat pada

penurunan aktivitas yang disebabkan karena terlepasnya enzim dari

permukaan karier untuk penyerapan cara immobilisasi fisik.

Retensi yang diperoleh dari hasil perhitungan antara absorbansi awal

dengan absorbansi berulang pada lima kali pengulangan secara berturut-

turut adalah 9,3309 % ; 99,8242 % ; 66,1627 % dan 115,4362 %. Retensi

tertinggi terdapat pada perlakuan kelima. Hal ini tidak sesuai dimana

menurut literatur retensi terbesar adalah pada penggunaan pertama, dimana

ini dikarenakan jumlah enzim amobil yang ada pada larutan masih banyak

sehingga retensinya juga besar. Menurut Chao (2005), Aktivitas dan

stabilitas enzim dipengaruhi oleh metoda imobilisasi, jenis enzim maupun

jenis matrik yang digunakan. Teknik imobilisasi bertujuan untuk

meningkatkan stabilitas dan produktivitas enzim sehingga dapat digunakan

kembali.

Page 7: imobil

VII. Kesimpulan.

1. Jika absorbansi naik maka diketahui bahwa aktivitas enzim menurun. Dan

sebaliknya, jika absorbansinya menurun maka diketahui bahwa

aktivitasnya semakin naik.

2. Hasil absorbansi yang diperoleh secara berturut-turut adalah sebagai

berikut 0,136 ; 1,136 ; 1,138 ; 1,720 dan 1,490

3. Retensi yang diperoleh secara berturut-turut adalah 9,3309 % ; 99,8242

% ; 66,1627 % dan 115,4362 %

\

Page 8: imobil

DAFTAR PUSTAKA

Cao L. 2005. Carrier-Bound Immobilization Enymes. Weinherm. WILLEY-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA. Jerman

Chibata I. Immobilizied Enzyms. 1978. Research and Development. Wiley. Nueva York.

Mappiratu. 2011. Penuntun Praktikum Imobilisasi Enzim dan Sel. Universitas Tadulako. Palu.

Suhartono, Maggy T. 1989. Enzim dan Bioteknologi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Pertanian Bogor. Bogor