impelemntasi fuzzy c-means

Upload: noor-azizah

Post on 24-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    1/18

    SEGMENTASI CITRA SATELIT PADA LAHAN DI KECAMATAN

    GAMBUT KALIMANTAN SELATAN MENGGUNAKAN

    ALGORITMA FUZZY C-MEANS

    PROPOSAL SKRIPSI

    Untuk memenuhi persyaratan melakukan

    penelitian dalam rangka penyusunan skripsi

    Oleh

    Noor Azizah

    NIM J1F111006

    PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN LAM

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

    BANJARBARU

    FEBRUARI 2015

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    2/18

    SEGMENTASI CITRA SATELIT PADA LAHAN DI KECAMATAN

    GAMBUT KALIMANTAN SELATAN MENGGUNAKAN

    ALGORITMA FUZZY C-MEANS

    I. LATAR BELAKANG

    Perkembangan teknologi informasi telah banyak mengalami perubahan

    terhadap berbagai kegiatan, salah satunya adalah pada kegiatan survei-pemetaan

    dan pemodelan yang tidak bisa dilepaskan dari teknologi pengideraan jauh dan

    Sistem Informasi Geografis (GIS). Hasil dari penginderaan jauh ini berupa citra

    dan sekarang penginderaan jauh banyak dikembangkan karena mampu

    menampilkan visualisasi permukaan bumi seperti yang sebenarnya, sehingga

    memudahkan untuk melihat pemanfaatan wilayah bumi dengan baik.

    Citra merupakan kumpulan titik-titik dari gambar yang disebut piksel (picture

    element). Citra yang diperoleh dari pemotretan/perekaman alat sensor yang

    dipasang pada wahana satelit disebut sebagai citra satelit. Pada analisis citra satelit

    dapat dikelompokkan dalam beberapa tahapan (Lillesand dan Kiefer, 1990) yaitu:

    pemulihan citra (image restoration), penajaman citra (image enhancement),

    klasifikasi citra (unsupervised classification dan supervised classification) serta

    segmentasi gambar (image extraction) (Hariyanti, 2013).

    Segmentasi citra adalah proses pembagian citra menjadi beberapa bagian

    (region) berdasarkan kesamaan kriteria kemiripan pada tiap bagian kemudian

    dikelompokkan menjadi satu bagian yang bersifat homogen. Segmentasi citra telah

    banyak dikembangkan salah satunya penelitian yang dilakukan dengan metode

    clustering.

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    3/18

    Segmentasi citra dapat digolongkan dalam tiga pembagian wilayah

    segmentasi, yaitu segmentasi clustering (Segmentasi yang dilakukan dengan

    melakukan clustering dimana citra akan dihitung), segmentasi tepi (segmentasi

    dengan penggunaan tepi sebagai pembatas untuk menentukan wilayah yang ada

    pada himpunan piksel yang ada pada 2 wilayah yang berbeda) dan segmentasi

    wilayah (Segmentasi untuk pemisahan wilayah dengan menggunakan metode

    wilayah yang memiliki nilai thresholdtertinggi).

    Berikut ini terdapat beberapa metode yang diterapkan untuk clustering

    diantaranyaK-Means, DB-Scan,Minimum Spanning Tree,Fuzzy C-Means,Fuzzy

    SubstractiveClustering, danK-Medoids. Masing-masing metode di atas memiliki

    karakteristik tersendiri dalam melakukan clustering.Namun dengan metodeFuzzy

    C-Means mampu menampilkan hasil yang lebih detail dan pada implimentasi

    Fuzzy C-Meansjumlah clusterberpengaruh pada kualitas segmen yang dihasilkan.

    Semakin banyak jumlah cluster yang digunakan akan berdampak pada hasil

    segmentasi yang lebih halus. Semakin sedikit jumlah clustermaka hasil sehmentasi

    akan semakin kasar (Hariyanti, 2013).

    Penelitian ini akan dilakukan segmentasi untuk clustering dengan

    menggunakan algoritma Fuzzy C-Means. Hal ini didasari oleh penelitian

    sebelumnya, yang dilakukan oleh Hariyanti (2013) menyebutkan bahwa

    implimentasi Algoritma Fuzzy C-Means dapat mengelompokkan citra ke dalam

    jenis sungai dan bukan sungai. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan informasi mengenai segmentasi lahan yang terdapat di Kecamatan

    Gambut Kalimantan Selatan.

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    4/18

    II. PERUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

    ini adalah bagaimana hasil segmentasi citra satelit pada lahan di Kecamatan

    Gambut menggunakan algoritmaFuzzy C-means?

    III. BATASAN MASALAH

    Agar penelitian lebih terarah, maka diperlukan pembatasan masalah

    penelitian. Batasan masalah penelitian ini yaitu:

    1.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model waterfalluntuk

    pembangunan aplikasi dan Algoritma Fuzzy C-means untuk clusteringcitra

    lahan.

    2. Data yang disegmentasi adalah citra satelit di Kecamatan Gambut Kalimantan

    selatan.

    3. Pembagian jumlah cluster menurut Badan Informasi Geospasial (BIG)

    berdasarkan kenampakan rupabumi.

    IV. TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah mengetahui hasil

    segmentasi pada citra satelit lahan di Kecamatan Gambut Kalimantan Selatan

    menggunakan algoritmaFuzzy C-means.

    V. MANFAAT PENELITIAN

    Manfaat yang diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1.

    Membantu user untuk mengetahui hasil segmentasi lahan yang ada di

    Kecamatan Gambut.

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    5/18

    2. Dapat digunakan untuk melihat pemerataan pembangunan agar tidak terjadi

    ketidakseimbangan pembangunan.

    VI. TINJAUAN PUSTAKA

    6.1. Kajian Terdahulu

    Penelitian yang telah dilakukan mengenai segmgmentasi citra satelit oleh Ni

    Kadek Dessy Hariyanti (2013) menyebutkan bahwa Fuzzy C-means mampu

    melakukan segmentasi sungai dengan baik yaitu mengelompokkan sungai dan

    bukan sungai, selain itu dalam jurnalnya menyatakan hasil dari penelitian Singha &

    Hemachandran (2011) melakukan perbandingan algoritmaK-Means danFuzzy C-

    Means pada segmentasi citra satelit berwarna dalam ruang warna CIELAB.

    Hasilnya menunjukkan bahwaK-Meansmemerlukan waktu lebih cepat dariFuzzy-

    C-means, namun Fuzzy-C-meansmemberikan hasil dan detail lokasi yang lebih

    baik dibandingkanK-Means

    Penelitian lain mengenai image clusteringoleh (Sharma, 2008) menjelaskan

    tentang pengelompokkan gambar berdasarkan kategori yang memperkaya citra

    tersebut sehingga memiliki level masing-masing sesuai dengan kategori yang akan

    dimasukkan ke dalam kelas yang sama. Menurutnya dengan fuzzy citra dapat

    disegmentasi ke dalam kualitas citra yang baik dan keberhasilan teknik segmentasi

    bisa dijadikan arsip yang baik.

    Acuan lain dari penelitian yang dilakukan oleh (Yang, 2007) menyatakan

    bahwa tujuan dari citra segmentasi adalah untuk partisi sebuah gambar ke dalam

    satu set daerah dengan menguraikan keseragaman dan atribut yang homogen seperti

    intensitas, warna, nada atau tekstur, dll.

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    6/18

    6.2 Landasan Teori

    6.2.1 Penginderaan Jauh

    Penginderaan jarak jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh data serta

    informasi dari suatu obyek (Lillesand dan Kiefer, 2004). Sistem satelit dalam

    penginderaan jauh tersusun atas pemindai (scanner) dengan dilengkapi sensor pada

    platform satelit dan sensor tersebut dilengkapi oleh detektor. Sistem satelit landsat

    merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang dikembangkan oleh NASA

    dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat (NASA, 2011) (Pratiwi, 2012).

    6.2.2 Konsep Dasar Citra

    Citra merupakan dimensi ruang yang berisi informasi warna dan tidak

    bergantung pada waktu. Citra merupakan kumpulan titik-titik dari gambar yang

    disebut piksel (picture element). Titik-titik tersebut menggambarkan koordinat dan

    mempunyai intensitas yang dapat dinyatakan dengan bilangan (Hariyanti, 2013).

    Sistem penyimpanan citra dengan baris-kolom piksel disebut dengan sistem

    raster atau teselasi, dimana tiap unsur data (yang disebut piksel) disimpan dengan

    alamat yang jelas dan konsisten, menurut posisinya dalam baris dan kolom

    (Danoedoro, 2012).

    Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel f(x,y), dimana x

    dan y adalah koordinat spasial sedangkan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada

    koordinat tersebut. Teknologi dasar untuk menciptakan dan menampilkan warna

    pada citra digital adalah sebuah warna yang dikombinasi dari tiga warna dasar yaitu

    merah, hijau, dan biru (Red, Green, Blue) (Prayudha, 2011).

    Munir (2002) menyatakan bahwa RGB adalah model warna penambahan,

    yang berarti bahwa warna primer dikombinasikan pada jumlah tertentu untuk

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    7/18

    menghasilkan warna yang diinginkan. RGB dimulai dengan warna hitam (ketiadaan

    semua warna) dan menambahkan merah, hijau, biru terang untuk membuat putih.

    Kuning diproduksi dengan mencampurkan merah, hijau; warna cyan dengan

    mencampurkan hijau dan biru; warna magenta dari kombinasi merah dan biru.

    Monitor komputer dan televisi memakai RGB. Sorotan electron menghasilkan

    sinyal merah, hijau, biru yang dikombinasikan untuk menghasilkan berbagai warna

    yang dilihat pada layar (Prayudha, 2011).

    6.2.3 Segmentasi Citra

    Segmentasi citra adalah membagi suatu citra menjadi wilayah-wilayah yang

    homogen berdasarkan kriteria keserupaan yang tertentu antara tingkat keabuan

    uatu piksel dengan tingkat keabuan piksel-piksel tetangganya. Proses segmentasi

    memiliki tujuan yang hampir sama dengan proses klasifikasi tidak terpandu.

    segmentasi sering dideskripsikan sebagai proses analogi terhadap proses pemisahan

    latar depan-latar belakang. Contoh untuk proses segmentasi citra yang digunakan

    adalah klasterisasi (clustering) (Widodo, 2004).

    6.2.4 Pembagian Segmentasi

    Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang menampilkan

    sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur

    kenampakan rupabumi menurut Badan Informasi Geospasial (2013) dapat

    dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:

    Tema 1: Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan

    sebagainya

    Tema 2: Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai dan

    sebagainya

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    8/18

    Tema 3: Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan kontur

    Tema 4: Bangunan: gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan budaya lainnya

    Tema 5: Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan

    jembatan

    Tema 6: Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten, kecamatan dan

    desa

    Tema 7: Toponim: nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama

    gunung dan sebagainya.

    Analisis kluster atau clusteringmerupakan proses membagi data dalam

    suatu himpunan ke dalam beberapa kelompok yang kesamaan datanya dalam suatu

    kelompok lebih besar daripada kesamaan data tersebut dengan data dalam

    kelompok lain.

    Clustering dapat diterapkan ke dalam data yang kuantitatif (numerik),

    kualitatif (kategorikal), atau kombinasi dari keduanya. Data dapat merupakan hasil

    pengamatan dari suatu proses. Setiap pengamatan dapat memiliki n variabel

    pengukuran dan dikelompokkan dalam n dimensi vektor zk = [z1k,...,znk]T, zk

    Rn. Sebuah himpunan dari N pengamatan dinotasikan dengan Z = {zk| = 1, 2,...,N} dan direpresentasikan sebagai matriks n x N (Kusrini & Luthfi, 2009).

    [11 12 121 22 2...

    ......

    ...1 2 ]

    Cluster secara umum merupakan wujud himpunan bagian dari suatu

    himpunan data dan metode clusteringdapat diklasifikasikan berdasarkan himpunan

    bagian yang dihasilkan: apakahfuzzyatau crisp (hard)(Kusrini & Luthfi, 2009).

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    9/18

    Metode hard clustering merupakan model yang berdasar pada teori

    himpunan klasik, yang mana suatu objek menjadi anggota atau tidak menjadi

    anggota secara penuh ke dalam suatu kelompok. Hard clusteringmembagi data ke

    dalam sejumlah himpunan bagian secara eksklusif (Kusrini & Luthfi, 2009).

    Sebaliknya, metodeFuzzy Clusteringmenginginkan objek untuk menjadi

    bagian dari beberapa kelompok secara bersamaan dengan perbedaan level

    keanggotaan (Kusrini & Luthfi, 2009).

    Sebagai contoh dalam hard clustering, himpunan data Z = {z1, z2, z3, ..., z10}

    jika dibagi menjadi dua kelompok, maka himpunan U yang merupakan matriks

    partisi yang menunjukkan level keanggotaan elemen himpunan Z dalam kelompok

    A1atau A2 akan berwujud sebagai berikut (Kusrini & Luthfi, 2009).

    10

    10

    10

    10

    10

    10

    01

    01

    01

    01

    Baris atas matriks partisi U menunjukkan level keanggotaan elemen

    himpunan Z dalam A1 atau A2. Tampak bahwa setiap elemen himpunan Z secara

    khusus atau penuh akan menjadi anggota kelompok (A1 atau A2) dengan level

    keanggotaan 1. Dan tidak menjadi anggota dalam suatu kelompok dengan level

    keanggotaan 0. x1, x2, x3, x4, x5, dan x6secara khusus merupakan anggota dari A2,

    sedangkan x7, x8, x9, dan x10secara khusus merupakan anggota dari kelompok A2

    (Kusrini & Luthfi, 2009).

    Sementara itu, dalam fuzzy clustering, level keanggotaan data dalam suatu

    kelompok bukan hanya 0 dan 1, tetapi dapat memiliki nilai antara interval [0,1]

    (Kusrini & Luthfi, 2009).

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    10/18

    Baris ke-i dalam matriks partisi mengandung level keanggotaan I terhadap Ai.

    Nilai level keanggotaan dalam setiap kolom matriks partisi yang berarti nilai

    keanggotaan data dalam setiap kelompok akan selalu berjumlah 1 (Kusrini &

    Luthfi, 2009).

    Sebagai contoh, himpunan Z = {z1, z2, z3,..., z10}. Dalam pembagian samar

    jika himpunan Z dibagi menjadi dua kelompok Z1 dan Z2, maka matriks partisi U

    dapat dituliskan sebagai berikut (Kusrini & Luthfi, 2009).

    1.00.0 1.00.0 1.00.0 1.00.0 0.70.3 0.40.6 0.20.8 0.01.0 0.01.0 0.01.0Baris atas matriks partisi U menunjukkan level keanggotaan elemen

    himpunan Z dalam A1dan baris bawah menunjukkan level keanggotaan elemen

    himpunan Z dalam A2. Dalam fuzzy clustering ini tampak bahwa setiap elemen

    himpunan Z dapat menjadi anggota kelompok (A1 dan A2) dengan level

    keanggotaan antara 0 dan 1. x1, x2, x3, x4 menjadi anggota A1 dengan level

    keanggotaan 0, sedangkan x5menjadi anggota A1dengan level keanggotaan 0,7 dan

    menjadi anggota A2 dengan level keanggotaan 0,3 dan seterusnya (Kusrini &

    Luthfi, 2009).

    6.2.5.2 Fuzzy C-M eans

    Ada beberapa algoritma clustering data, salah satu diantaranya adalah

    fuzzy c-means (FCM). FCM adalah suatu teknik pengclusteran data yang mana

    keberadaan tiap-tiap titik data dalam suatu cluster ditentukan oleh derajat

    keanggotaan. Fuzzy C-Means adalah algoritma pengelompokan yang terawasi,

    karena pada algoritma Fuzzy C-Means jumlah clusteryang akan dibentuk perlu

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    11/18

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    12/18

    yang berarti bahwa jumlah derajat keanggotaan suatu data pada semua

    clusterharus sama dengan 1.

    Algoritma FCM didasarkan pada minimasi fungsi objektif yang

    diformulasikan dalam persamaan (Kusrini & Luthfi, 2009):

    () || ||=

    =

    dengan:

    uijmerupakan level keanggoataan dari zidalam clusterj

    Zimerupakan nilai data ke-i dari d- dimensi data

    cjmerupakan nilai ke-j dari d-dimensi cluster center

    m merupakan sembarang bilangan real lebih besar dari 1

    Rujukan lebih jelas mengenai penentuan nilai c dan m ini dapat dilihat

    pada pada jurnal On Cluster Validity For The Fuzzy C-Means Model dengan

    referensi yang dapat dilihat di daftar pustaka.

    Perulangan dalam FCM akan berhenti ketika (Fuzzy C-Means Clustering):

    dimana adalah errorterkecil yang diharapkan dengan dengan nilai antara 0 dan 1

    dan k adalah langkah iterasi (Kusrini & Luthfi, 2009).

    Untuk lebih jelasnya Algoritma FCM disusun dengan langkah sebagai

    berikut:

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    13/18

    a. Inputdata

    Input data yang akan dicluster (X) berupa matrik berukuran n m ( n = jumlah

    data, m = atribut setiap data). Xij = data ke- i (i = 1, 2, , n), atribut ke-

    j (j = 1, 2, , m).

    b. Batasan

    1. Jumlah cluster = c

    2. Pangkat = w

    3. Maksimum iterasi = MaxIter

    4.Errorterkecil yang diharapkan =

    5. Fungsi obyektif awal = Po = 0

    6. Iterasi awal = t = 1

    c. Membangkitkan bilangan randomik, i = 1, 2, , n; k = 1, 2, ,c; sebagai

    elemen-elemen matrik partisi awal U, serta menghitung jumlah setiap kolom

    (atribut) :

    = Dengan j = 1, 2, , m.

    Menghitung:

    d. Menghitung pusat clusterke- k : Vkj dengan k = 1, 2, , c; dan j = 1, 2, ,m.

    ( )= e. Menghitung fungsi obyektif pada iterasi ke- t, Pt:

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    14/18

    ( )=

    =

    =

    f. Menghitung perubahan matrik partisi:

    ( )=

    ( )= =

    dengan i = 1, 2, , n; dan k = 1, 2, , c 3

    g.

    Mengecek kondisi berhenti:

    1. Jika : ( |PtPt-1| < ) atau ( t > MakIter ) maka berhenti;

    2. Jika tidak : t = t + 1, ulangi langkah ke- d ( menghitung Vkj ).

    VII. METODELOGI PENELITIAN

    7.1

    Alat Penelitian

    Penelitian ini diperlukan beberapa alat untuk mendukung tercapainya

    penelitian yang akan dilakukan. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

    1)

    Perangkat Keras, melipui:

    a)Prosessor Intel Duo Core.

    b)

    RAM 3 GB.

    c)Hardisk 320 GB.

    2)Perangkat Lunak

    a)Sistem OperasiMicrosoft Windows 7.

    b)JDK Vertion 7.

    c)

    NetBeans 7.

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    15/18

    d)JAI Librari.

    e)ArcGis

    f)

    Google Earth Pro

    7.2 Bahan Penelitian

    Bahan yang digunakan untuk pelaksaan penelitian ini adalah data lahan citra

    satelit di Kecamatan Gambut

    7.3 Metode Penelitian

    Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    7.3.1 Analisis Kebutuhan

    Tahapan ini akan dilakukan analisis kebutuhan yang diperlukan dalam

    penelitian. Adapun teknik yang dilakukan yaitu:

    a. Studi Literatur

    Metode ini dilakukan dengan cara mencari literatur dari buku-buku, jurnal

    maupun media internet tentang data citra satelit, segmentasi citra atau image

    clustering, metode yang digunakan, dan meninjau penelitian yang sudah

    dilakukan sebelumnya.

    b. Observasi

    Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang

    dilakukan. Hasil observasi berupa pengamatan langsung terhadap lahan yang

    ada di wilayah kecamatan Gambut yang kemudian akan dilakukan segmentasi

    lahan.

    7.3.2 Perancangan

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    16/18

    Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem berdasarkan dari hasil analisis

    kebutuhan di atas. Perancangan yang dilakukan meliputi desain:

    a.

    Perancangan alur kerja sistem

    Perancangan alur kerja sistem merupakan proses perancangan alur kerja

    dalam sistem yang akan dibuat sesuai dengan alur kerja sistem sesungguhnya.

    b. Perancangan antarmuka (interface)

    Perancangan interface ini nantinya digunakan untuk membuat tampilan

    sistem.

    7.3.3Implementasi

    Merupakan tahap penerapan hasil rancangan ke dalam pemrograman.

    Pemrograman dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan

    Netbeans sebagai editor.

    7.3.4 Uji Coba

    Setelah sistem diimplementasi dengan berhasil, untuk menghindari adanya

    kesalahan hasil dari proses program aplikasi, maka dilakukan tahap pengujian.

    Pegujian diarahkan untuk menemukan kesalahan dan memastikan bahwa masukan

    yang diberikan menghasilkan keluaran yang sesuai. Apabila ada kesalahan yang

    terjadi maka program aplikasi akan diperbaiki kembali sampai hasil proses sesuai

    yang diharapkan.

  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    17/18

    VIII JADWAL PENELITIAN

    IX DAFTAR PUSTAKA

    Badan Informasi Geospasial. 2013. Peta Rupabumi

    http://www.big.go.id/peta-rupabumi

    Diakses pada 17 Februari 2015

    Danoedoro, Projo. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta:

    Penerbit Andi

    Hariyanti, Ni Kadek Dessy. 2013.Ananlisis Segmentasi Sitra Satelit Menggunakan

    Metode Fuzzy C-means. Politeknik Negeri Bali: Bali. Jurnal Matrix (2013)

    3, No 1.

    Kusrini, & Luthfi, E. T. (2009). Algoritma Data Mining. Yogyakarta: Andi.

    Kusumadewi, S., & Purnomo, H. (2004). Aplikasi Logika Fuzzy. Yogyakarta:

    Graha Ilmu.

    Pratiwi, Dyah, dkk. 2012. Segmentasi Citra Hutan Berbasis Warna. SNASTIA

    2012-01-10

    Prayudha, M. 2011.Bit Stream.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27926/4/Chapter%20II.pdf

    Diakses 17 Februari 2015

    Sharma, Avanish Kumar. 2011. Image Clustering Using Fuzzy C-means

    Algorithm. A Project Report Master Of Computing Sciences VIT

    University of India, November 2008.

    No Deskripsi Pekerjaan

    Bulan 1 Bulan II Bulan III

    I II III IV I II III IV I II III IV

    1 Analisis Kebutuhan

    2 Desain (Perancangan)

    3 Implementansi

    4 Uji Coba

    5 Penulisan Laporan

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27926/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27926/4/Chapter%20II.pdf
  • 7/25/2019 Impelemntasi Fuzzy C-Means

    18/18

    USGS. Earth Explorer. 2014

    http://earthexplorer.usgs.gov/

    Diakses pada 17 Februari 2015.

    Widiasri, Monica. 2012. Segmentasi Citra berbasis Informasi Warna danTeksturmenggunakan Neutrosophic Set. Institut Teknologi Sepuluh

    November: Surabaya

    Widodo, Saptono, dkk. 2004. Segmentasi Citra Menggunakan Teknik Pemetaan

    Warna (Color Mapping)Dengan Bahasa Pemrograman Delphi. Universitas

    Diponegoro: Surabaya.

    Yang, Yong. 2007. Image Segmentation By Fuzzy C-Means Clustering Algorithm

    With A Novel Penalty Term. Journal Computing and Informatics, Vol. 26

    (2007), 1731

    Yudistira, Novanto dkk. 2014. Segmentasi Citra Pada Peta Dengan Metode Fuzzy

    C- Means. Universitas Brawijaya: Malang.

    http://earthexplorer.usgs.gov/http://earthexplorer.usgs.gov/