implementasi e-business pada maskapai penerbangan (ujian...
TRANSCRIPT
Tugas : Sistem Informasi Manajemen Tanggal Penyerahan : 14 Juli 2011
Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Batas Penyerahan : 14 Juli 2011
IMPLEMENTASI E-BUSINESS
PADA MASKAPAI PENERBANGAN
(UJIAN TENGAH TRIWULAN)
DISUSUN OLEH :
SRI RAHMAWATI
P056100943.37E
MAGISTER MANAJEMEN dan BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
DAFTAR ISI
Daftar isi i
Daftar Gambar ii
Bab I. Pendahuluan 1
Bab II. Landasan Teori 3
2.1. Definisi E-Business 3
2.2. Klasifikasi E-Business 5
2.3. Aplikasi E-Business 6
Bab III. Pembahasan 9
3.1. Supply Chain Management (SCM) 10
3.2. Customer Relationship Management (CRM) 11
3.3. Human Resource Management (HRM) 15
3.4. Financial/Accounting Management Control 16
Bab IV. Kesimpulan dan Saran 18
4.1. Kesimpulan 18
4.2. Saran 19
Daftar Pustaka 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. E-Business Enterprice Application Architecture 7
Gambar 2. Cross-Functional Integrated Systems 8
Gambar 3. Layar pemilihan rute penerbangan pada Garuda Online Sales 13
Gambar 4. Layar pemilihan Penerbangan pada Garuda Online Sales 14
Gambar 5. Layar pengisian detail penumpang pada Garuda Online Sales 14
Gambar 6. Layar konfirmasi reservasi pada Garuda Online Sales 15
Gambar 7. Human Resource Management Systems 16
Gambar 8. Accounting Information Systems 17
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak
pada perubahan kultur perekonomian setiap negara kearah ekonomi digital, dimana
setiap baktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan berbasis kepada aplikasi teknologi
world wide web (www) dan teknologi internet. Hal ini mengakibatkan perekonomian
dan bisnis yang semula relatif stabil dan dapat diprediksi menjadi penuh ketidakpastian,
semakin kompleks, dan cepat berubah. Batas-batas antar negara semakin kabur dan
cenderung hilang dari segi investasi, operasi industri, informasi, serta mengarah pada
internasionalisasi dan globalisasi. Globalisasi memberikan tantangan dan peluang pada
perusahaan-perusahaan yang beroperasi didalamnya.
Metode bisnis elektronik memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan
data internal dan eksternal yang sistem pemrosesan menjadi lebih efisien dan fleksibel,
untuk melancarkan komunikasi dengan supplier dan mitra usaha, dan tidak lupa juga
untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan dan harapan para pelanggan.
E-bisnis melibatkan proses bisnis yang berhubungan dengan stakeholder. Dalam
prosesnya e-bisnis ini meliputi transaksi-transaksi elektronik dan Supply Chain
Management (SCM), pemrosesan order elektronik, layanan terhadap pelanggan, dan
bekerja sama dengan mitra bisnis. Standar teknis khusus untuk ebisnis memfasilitasi
pertukaran data antara perusahaan. E-bisnis menjadi solusi perangkat lunak yang
memungkinkan integrasi antar perusahaan bisnis dan proses internal perusahaan sendiri.
Penerapan e-bisnis bisa memanfaatkan teknologi intranet, extranet, internet, atau bisa
juga dengan kombinasi ketiganya.
E-ticket adalah salah satu bentuk baru layanan jasa penerbangan dalam
memanjakan calon. Bentuk e-ticket sangat sederhana dibandingkan dengan bentuk tiket
buku yang selama ini berlaku. Kemudian banyak keunggulan-keunggulan lain yang
didapat konsumen dengan diberlakukannya e-ticket ini, antara lain, konsumen tidak
perlu lagi kwatir akan ketinggalan tiket apalagi kehilangan tiketnya seperti jika
menggunakan tiket buku. Hal ini, karena tidak diperlukan format khusus dari informasi
yang ada di e-ticket. Dengan mengingat kode booking saja kita sudah bisa yakin bahwa
kita akan bisa terbang dengan rute dan jadwal yang sudah kita booking, bahkan jika
kode booking-nya pun kita lupa, maka hanya dengan menunjukan kartu identitas dimana
nama yang tertera sesuai dengan nama saat kita reservasi, maka kita bisa datang ke
counter maskapai dimanapun, untuk kemudian minta dicetakan kembali tiket kita untuk
kebutuhan check-in.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi E-Business
Begitu banyak definisi tentang e-business yang terdapat dalam literatur dan
internet. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
a. E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama
seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur,
penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan
teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. (Steven
Alter. Information System: Foundation of E-Business. Prentice Hall. 2002)
b. E-business meliputi semua hal yang harus dilakukan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) untuk melakukan kegiatan bisnis antar
organisasi maupun dari organisasi ke konsumen. (Sid L. Huff, dkk. 2000. Cases
in Electronic Commerce. McGraw-Hill)
c. Penggunaan internet dan teknologi digital lainnya untuk komunikasi, koordinasi,
dan manajemen organisasi. (Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon. 2001.
Esssentials of Management Information Systems: Organization and Technology
in Networked Enterprise. Prentice Hall)
d. E-business adalah mengenai penggunaan teknologi internet untuk melakukan
transformasi proses bisnis yang dilakukan. Bentuk e-business yang paling
mudah terlihat adalah pembelian barang secara online baik retail maupun grosir.
(Samantha Shurety.1999. E-business with Net.Commerce. Prentice Hall)
e. Definisi e-business menurut IBM adalah sebuah pendekatan yang aman,
fleksibel, dan terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan
mengkombinasikan system dan proses yang menjalankan operasi bisnis utama
dengan pemanfaatan teknologi internet. (Christoper Stoole. 2000. E-business –
Just What is It? http://ebusiness.about.com/industry)
f. Menghubungkan sistem teknologi informasi tradisional dengan internet akan
menjadi sebuah e-business. (Daniel Amor. 2000. The E-business Revolution.
Prentice Hall)
g. E-business adalah mengelola bisnis di internet yang terkait dengan pembelian,
penjualan, pelayanan terhadap konsumen, dan kolaborasi antar rekan bisnis.
Istilah e-business pertama kali digunakan salah satunya oleh IBM pada tahun
1997. (SearchCIO.com)
h. Perusahaan di internet; Penggunaan internet untuk pengelolaan bisnis misalnya
untuk menghubungkan dengan konsumen, supplier, pekerja, dan rekan bisnis.;
Perusahaan yang menggunakan teknologi internet. (MSN Encarta)
i. Definisi e-business secara sederhana adalah penggunaan internet untuk
berhubungan dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier. Penggunaan internet
menyebabkan proses bisnis menjadi lebih efisien. Dalam penggunaan e-
business, perusahaan perlu untuk membuka data pada sistem informasi mereka
agar perusahaan dapat berbagi informasi dengan konsumen, rekan bisnis, dan
supplier dan dapat bertransaksi secara elektronik dengan mereka memanfaatkan
internet.Beda e-business dengan e-commerce adalah ecommerce hanya berupa
transaksi secara elektronik di internet sedangkan e-business termasuk juga
pertukaran informasi secara online misalnya sebuah perusahaan manufaktur
membagi informasi persediaan bahan baku ke supplier, sebuah lembaga
keuangan membagi informasi tentang perbankan, credit card, dll dengan
konsumen mereka, dan sebagainya. (Executive Guides: Business To Customer
www.netessence.com.cy)
j. E-bisnis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bisnis yang
dijalankan pada internet, atau penggunaaan teknologi internet untuk
meningkatkan produktivitas dan keutungan dari suatu bisnis.
(http://www.wisegeek.com/what-is-ebusiness.htm)
Berdasarkan beberapa definisi e-bisnis yang dikemukakan di atas, kita dapat
menggabungkannya ke dalam suatu definisi e-business yang utuh dengan melihat
kesamaan dari setiap definisi tersebut dan menggabungkannya. Kesamaan tersebut
dapat kita lihat dari beberapa sudut pandang, yaitu sebagai berikut:
• Stakeholder
- Organisasi, konsumen, perusahaan, supllier, pekerja, rekan bisnis
• Media yang Digunakan
- Teknologi informasi dan komunikasi
- Komputer, data yang telah terkomputerisasi, dan internet
• Sasran Kegiatan
- Kegiatan bisnis termasuk didalamnya proses dan operasional bisnis utama
- Pembelian, penjualan, pelayanan, transaksi
• Tujuan
- Koordinasi, Komunikasi, dan Pengelolaan organisasi
- Transformasi proses bisnis
- Sharing informasi
• Keuntungan
- Pendekatan yang aman, fleksibel, terintegrasi, juga efisien
- Memberikan nilai bisnis yang berbeda
- Peningkatan produktivitas dan keutungan
Dengan demikian, maka akan dengan mudah mendefinisikan e-bisnis dalam satu arti
utuh, yaitu:
E-bisnis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi,
individu,atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama
sehingga dapat memberikan keuntungan—dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas,
integrasi, optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit.
2.2. Klasifikasi e-business
Lebih lanjut, e-business bisa di klasifikasikan berdasarkan karakteristik transaksi
menjadi enam jenis (Turban, et al.,2000).
1. Business-to-Business (B2B), meliputi transaksi IOS (InterOrganizational
System) dan transaksi pasar elektronik (electronic market transactions) antar
organisasi. Tipe-tipe IOS antara lain berupa EDI, extranets, electronic funds
transfer, electronic forms, integrated messaging, shared databases, dan supply
chain management. Hingga saat ini tipe B2B adalah yang paling dominan dalam
praktek e-business.
2. Business-to-Consumer (B2C), yaitu transaksi ritel dengan pembeli individual.
Contohnya antara lain:
www.amazon.com, www.barnesandnoble.com, www.elexmedia.co.id,
htttp://commerce.i-2.co.id/dagadu, www.togamas.com, dan
www.indonesiancd.com.
3. Consumer-to-Consumer (C2C), dimana konsumen menjual produk secara
langsung kepada konsumen lainnya. Biasanya individu mengiklankan produk,
jasa, pengetahuan, maupun keahliannya disalah satu situs lelang atau classified
ads.
Contohnya meliputi:
www.bekas.com dan www.classified2000.com
4. Consumer-to-Business (C2B), meliputi individu yang menjual produk atau jasa
kepada organisasi, serta individu yang mencari penjual,bertransaksi dengan
penjual tersebut, dan melakukan transaksi.
5. Non-Business Electronic Commerce; terdiri dari institusi non bisnis seperti
lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, organisasi keagamaan, organisasi sosial,
dan instansi pemerintah (contohnya, www.bapenas.go.id), www.bps.go.id,
www.komnas.go.id, dan www.bppt.go.id). Umumnya organisasi non bisnis
menggunakan berbagai tipe e-commerce untuk keperluan menekan biaya atau
meningkatkan layanan pelanggan dan operasi.
6. Intrabusiness (organizational) electronic commerce, meliputi semua aktivitas
internal organisasi yang biasanya dilakukan melalui intranet meliputi pertukaran
barang, jasa atau informasi.
Aktivitas internal bisa bermacam-macam, mulai dari menjual produk korporat
kepada para karyawan hingga aktivitas pelatihan online.
2.3. Aplikasi e-business
E-business berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk
didalamnya adalah value chain: pembelian secara elektronik (electronic purchasing),
manajemen rantai suplai (supply chain management), pemrosesan order elektronik,
penanganan dan pelayanan kepada pelanggan, dan kerja sama dengan mitra bisnis. E-
bisnis memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu perusahaan dengan
perusahaan lain, baik lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya.
Untuk mendukung proses bisnis, jenis-jenis aplikasi bisnis yang sering dijumpai
adalah sebagai berikut:
1. Customer Relationship Management (CRM).
Konsepnya adalah menjelaskan pada perusahaan bagaimana membangun dan
menjalin hubungan yang efektif antara perusahaan dengan pelanggannya agar
tecapai kepuasan dan loyalitas konsumen.
2. Enterprise Resource Planning (ERP).
Konsepnya menjelaskan pada perusahaan bagaimana menjalankan rangkaian
proses perencanaan sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk
dialokasikan dalam proses produksi.
3. Supply Chain Management (SCM).
Konsepnya adalah menganjurkan perusahaan untuk menyusun strategi pasokan
bahan-bahan mentah produksi, yaitu dari pemesanan bahan-bahan mentah ke
pemasok sampai diterimanya bahan-bahan mentah diperusahaan.
Adapun aplikasi e-business ini digambarkan sebagai Enterprice Apllication
Architecture sebagai mana tampak pada gambar 1 dibawah ini.
Gambar 1. E-Business Enterprice Application Architecture
Saat ini perkembangan teknologi informasi sudah berkembang ke model Cross-
Functional Integrated System. dimana semua aplikasi semuanya terintegrasi antara satu
dengan yang lainnya dan menjadi satu-kesatuan rantai informasi seperti terlihat pada
gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Cross-Functional Integrated Systems
Enterprise Application
Cluster
Enterprise
Application
Integration
Enterprise Application
Cluster
Front Office
Applications
Back Office
Applications
CRM Application • Customer
Service • Field Service • Sales Order • Product Config
ERP Application • Distribution • Manufacturing • Scheduling • Finance
Customers Business
Partners
Suppliers
BAB III
PEMBAHASAN
Kesuksesan e-business sangat ditentukan oleh komitmen perusahaan terhadap
peran dan tanggung jawab kepemimpinan dalam e-business, peran cross functional
team, dan struktur manajemen, sehingga top manajemen perlu memiliki pemahaman
yang mendalam tentang perubahan teknologi yang cepat, dan mengkomunikasikan nilai
e-business ke seluruh organisasi.
Hal utama yang harus dipertimbangan oleh setiap perusahaan agar dapat secara
efektif berhasil menerapkan konsep-konsep berbasis Teknologi Informasi (TI), seperti
Enterprice Resouces Planning (ERP), Supplay Chain Management (SCM), atau
Customer Relationship Management (CRM), Marketing Department,
Finacial/Accounting Management Control, Human Resources Management adalah
berkolaborasi yang baik dan kemauan masing-masing pihak terkait (Sumber Dsaya
Manusia perusahaan) untuk mau berubah. Paling tidak melakukan revolusi pemikiran
dalam menghadapi persaingan ketat dan dinamika bisnis yang terjadi. Adapun
perubahan ini berkaitan dengan dua aspek yaitu aspek informasi dan aspek teknologi.
Dari sisi aspek informasi, perusahaan dalam hal ini harus dapat memahami dan
memperoleh keyakinan bahwa informasi merupakan faktor produksi yang penting di
samping faktor 4M yang selama ini sudah diketahui (materials, machines, money, dan
man). Aplikasi ERP, SCM, dan CRM pada dasarnya bekerja berdasarkan proses yang
berkaitan dengan mekanisme penciptaan informasi dan penyeberannya ke berbagai
entiti organisasi yang membutuhkannya. Di bagian muka (front office) yang berhadapan
langsung dengan pelanggan, terdapat aplikasi CRM yang bertujuan agar perusahaan
dapat menjalin relasi/hubungan yang baik dengan customer-nya, sehingga yang
memiliki pelanggan-pelanggan yang loyal. Karena harga pelanggan loyal jauh lebih
murah daripada mencari pelanggan baru. Sementara itu, berdasarkan kebutuhan
pelanggan tersebutlah maka perusahaan harus menerapkan konsep ERP, yang pada
dasarnya, memberikan keleluasaan kepada perusahaan untuk dapat melakukan
pengelolaan terhadap seluruh sumber daya yang dimilikinya agar efektif, efisien, dan
terkontrol secara menyeluruh (holistik) dan terintegrasi (berbasis proses dan lintas
fungsi).
Penerapan e-business pada kenyataannya terdiri dari 95% business and 5%
technology. Hal ini menjelaskan bahwa pertimbangan utama yang harus dipergunakan
oleh para praktisi manajemen dalam menentukan apakah akan memanfaatkan tawaran-
tawaran menggiurkan yang dijanjikan oleh e-business terletak pada pertimbangan
seberapa besar potensi bisnis yang ditawarkan, bukan pada seberapa canggih teknologi
yang berkembang.
Dari penjelasan diatas, disini pihak maskapai penerbangan juga melirik
munculnya e-business ini dan mulai menerapkannya dalam lingkungan bisnis mereka
saat ini. Sebut saja Airasia, sebagai perintis penerapan model bisnis ini. Yang kemudian
sampai saat ini kita lihat hampir semua maskapai di Indonesia mulai mengikutinya,
sebut saja Lion Air yang segera memberlakukan e-ticketing, kemudian diikuti oleh
maskapai lain, seperti Merpati nusantara Airlines, Garuda Airlines, Batavia Airlines,
Sriwijaya Airlines, dan maskapai-maskapai lainnya.
Dengan penerapan e-business ini, pihak maskapai hampir telah menerapkan
semua sisi dari Enterprice Application Architecture sebagai mana terlihat pada gambar
1. Berikut akan dijelaskan bagaimana pengaplikasiannya dari semua bagian dalam
arsitektur tersebut.
3.1. Supply Chain Management (SCM):
Data-data tentang inventory yang dalam hal ini yang kita soroti adalah
ketersediaan seat (kursi) pada rute beserta dengan jadwalnya haru selalu update
pada setiap kali terjadi transaksinya. Dalam sistem ini juga tersedia informasi
sisa seat yang masih tersedia juga informasi jadwal keberangkatan juga
kedatangannya, sehingga menjadikan konsumen lebih leluasa memilih sendiri
rute dan jadwal yang sesuai dengan kebutuhannya.
Disamping informasi tiket ini, informasi yang berhubungan dengan kondisi
pesawat, status sparepartnya apakah masih bagus atau sudah harus diganti juga
ada dalam SCM ini, sehingga jika ada kerusakan onderdil, maka sudah bisa
disiapkan jauh sebelum kerusakan terjadi. Hal ini penting karena kerusakana-
kerusakana yang terjadi disini akan berhubungan dengan nyawa manusia yang
menjadi penumpangnya. Untuk kebutuhan barang-barang ini, sistem juga
mencatat informasi tentang lokasi warehouse dan informasi-informasi lain yang
mendukung dalam memperlancar otomatisasi beberapa proses yang kami
rencanakan berjalan tanpa harus dilakukan manual lagi.
Kemudian untuk hubungannya dengan travel agent penjualan tiketnya,
perusahaan telah menyediakan fasilitas berupa menu khusus yang bisa dikases
oleh travel agent-nya. Dimana travel agent-travel agent tersebut bisa mengakses
informasi-informasi penting tentang datanya sesuai dengan user ID yang telah
diberikan oleh perusahaan. Jadi disini para travel agent juga tidak akan kesulitan
untuk mengetahui sisa saldo yang mereka miliki di perusahaan, dan travel agent
juga bisa langsung melakukan top-up saldo secara cepat jika saldonya ternyata
tidak mencukupi untuk bertransaksi atau ingin memperbesar saldo pada
perusahaan. Hal ini tentu lebih efisisien jika dibandingkan saat menggunakan
tiket berupa buku, dimana travel agent harus datang ke maskapai untuk
mendeposit sejumlah dana dan kemudian ditandai dengan sejumlah tiket yang
tentu saja dengan bentuk tiket buku ini mengandung resiko, misalnya rusak,
salah dalam pengisian data, atau kesalahan-kesalahan lain yang disebabkan oleh
human error.
Sedangkan jika dilirik dari sisi perbankan, yang menjadi perantara transaksi
antara travel agent dengan perusahaan (B2B) yang menfasilitasi penambahan
deposit dan juga transaksi-transaksi lainnya, kemudian antara konsumen dengan
perusahaan (C2B) jika konsumen melakukan pembelian secara langsung, dan
juga memungkinkan terjadinya transaksi perusahaan ke konsumen (B2C)
misalnya perusahaan harus mengembalikan dana konsumen jika konsumen
melakukan pembatalan atas tiket yang mereka sudah beli.
3.2. Customer Relationship Management (CRM):
Konsumen adalah bagian terpenting dalam suatu usaha, karena tanpa konsumen,
suatu usaha tidak akan berjalan. Bahkan dalam ilmu marketing, banyak sekali
pendekatan-pendekatan yang dilakukan demi mempertahankan pelanggan,
karena mempertahankan pelanggan yang loyal terhadap produk atau jasa yang
kita sediakan jauh lebih murah biayanya daripada mendapatkan pelanggan yang
baru, bahkan ada ungkapan yang sering kita dengar menyebutkan bahwa
“pelanggan adalah raja”.
Begitu pentingnya pelanggan ini, maka memberikan kemudahan-kemudahan
komunikasi secara online pada web dengan informasi yang mudah dipahami
oleh semua masyarakat dari berbagai kalangan adalah penting adanya. Untuk itu
seperti yang telah disinggung pada pembahasan sebelumnya, informasi-
informasi fatal yang harus tersedia adalah:
a. Pemilihan rute dan jadwal tertentu dengan tampilan yang user friendly.
Hampir semua maskapai sudah menerapkan ini, namun yang diterapkan
Garuda Indonesia Airlines, dengan sistem Garuda Online Sales (GOS) yang
saat ini masih diperutukan bagi travel agent-nya saja, seperti tampak pada
gamba 3. Kemudahan-kemudahan yang ada adalah, setiap step perubahan
layar ditampilkan dalam bentuk tabulasi (Tab), sehingga jika user ingin
merubah reservasi di layar sebelumnya tidak harus mundur satu-satu dengan
tombol (back), namun bisa langsung menuju ke Tab dimana reservasinya
ingin dirubah, selama reservasi belum selesai. Misalnya sudah sampai pada
layar Passenger Detail, ternyata user ingin merubah rute reservasinya, maka
bisa langsung klik ke Tab Select Route tanpa harus melewati tab Select
Flight dan Select Fire terlebih dulu.
b. Jadwal penerbangan yang masih tersedia beserta informasi jam
keberangkatan serta jam kedatangan, yang kemudian setelah memilihnya,
bisa dilanjutkan dengan meng-klik tombol make Fare Calculation, untuk
mengetahui berapa harga tiket yang harus dibayar oleh penumpang dan
berapa yang harus agent bayar ke perusahaan dalam hal ini adalah maskapai.
Adapun informasi ini tampak pada gambar 4. Sebelum adanya e-ticketing,
Agent harus menghitung secara manual untuk jumlah yang harus
ditransferkan pada perusahaan.
c. Kemudian data penumpang yang harus diisipun cukup sederhana dan to the
point saja, yaitu cukup nama sesuai identitas, nomor telepon saja,
tambahannya adalah, jika pelanggan yang akan berangkat memiliki GFF,
maka bisa diisikan tambahan informasinya, namun jika tidak maka diabaikan
saja, seperti tampak pada gambar 5.
d. Kemudian konfirmasi reservasi akan muncul, sebagai akhir dari reservasi,
seperti terlihata pada gambar 6.
Gambar 3. Layar pemilihan rute penerbangan pada Garuda Online Sales
Gambar 4. Layar pemilihan Penerbangan pada Garuda Online Sales
Gambar 5. Layar pengisian detail penumpang pada Garuda Online Sales
Gambar 6. Layar konfirmasi reservasi pada Garuda Online Sales
3.3. Human Resource Management (HRM):
Pada bidang Human Resource Manajement, perusahaan telah menyediakan
fasilitas penerimaan pegawai secara online, kemudian pada sistem internal
memungkinkan bagi manajemen untuk melihat kinerja para pegawai dalam
semua tingkatan struktural, sehingga evaluasi terhadap kinerja dapat mudah
dilakukan.
Selain itu dengan adanya e-ticketing yang menjadi salah satu bagian dari
penerapan e-business ini, perusahaan tidak terlalu banyak lagi membutuhkan
pegawai terutama pada bagian reservasi seperti call center atau front office yang
selama ini sangat penting bagi pelayanan konsumen yang akan melakukan
pemesanan tiket.
Gambaran umum tentang bagaimana sistem sumber daya manusia diaplikasikan
ke dalam sebuah sistem yang slaing terintegrasi bisa dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Human Resource Management Systems
3.4. Finnancial/Accounting Management Control:
Pada setiap perusahaan masalah finansial dan akuntansi merupakan bagian yang
sangat penting, karena disinilah sumber informasi bagaimana perusahaan
berjalan sehingga dapat diramalkan apakah perusahaan ini sehat atau tidak.
Kemudian di bagian ini juga segala kejadian transaksi yang berkaitan dengan
keluar dan masuknya dana dalam perusahaan harus dicatat. Dengan
implementasi e-business melalui modul Financial/Accounting Management
Control kecepatan dan ketepatan dalam penyampaian informasi dan laporan
keuangan dalam perusahaan dimungkinkan terjadi sehingga stakeholder bisa
dengan leluasa mendapatkan laporan-laporan sesua dengan kapabilitasnya dalam
perusahaan tanpa harus meminta terlebih dahulu kepada perusahaan, kecuali
untuk laporan-laporan yang memang harus lewat persetujuan perusahaan.
Disamping itu, dalam sistem ini juga terdapat rencana keuangan (budgeting),
persiapan anggaran, dan juga pembuatan cash flow perusahaan. Adapun sistem
informasi yang umum ada terlihat pada gambar 7 berikut ini.
• Manpower Planning
• Labor Force
Tracking
• Labor Cost Analysis
• Turnover
Analysis
• Recruitment • Workforce
Planning
• Skill assessment
• Performance evaluation
• Payroll control • Benefits
Administration
• Compensation effectiveness
• Benefits
Analysis
• Contract costing
• Salary forecast
• Succession planning
• Performance appraisal
plans
• Training effectiveness
• Career
matching
Staffing Training &
Development
Compensation
Administration
Strategic
Systems
Tactical
Systems
Operational
Systems
Gambar 8. Accounting Information Systems
Disamping keuntungan-keuntungan tersebut diatas, tentu saja ada kelemahan-
kelemahan yang menjadi akibat dari diterapkannya e-business ini. Adapun kelemahan-
kelemahan tersebut adalah yang dirasakan langsung oleh perusahaan dan tenaga kerja.
- Kelemahannya bagi tenaga kerja adalah, dengan diterapkannya e-business ini,
banyak karywan yang tidak bekerja lagi, terutama karyawan yang pekerjaannya
bisa di-komputerisasi, sehingga menambah angka pengangguran.
- Kelemahan bagi perusahaan adalah perusahaan akan kesulitan mengetahui
jumlah pelanggan yang tidak mampu dilayani pada rute dan jadwal penerbangan
tertentu, karena begitu informasi di situs resmi pemesanan tiketnya, konsumen
menemukan tidak ada lagi seat yang tersedia, maka konsumen akan pindah ke
maskapai lain. Atau perusahaan akan kesulitan mengetahui permintaan rute yang
belum dilayani saat ini. Sedangkan dulu pada saat masih menggunakan tiket
buku, perusahaan dapat mendapatkan informasi ini dengan menerima telepon
dan setelah melakukan pengecekan dan diketahui sudah tidak tersedia, maka
data itu dicatatkan. Data ini penting bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan
akan penambahan rute baru atau penambahan frekwensi penerbangan pada rute-
rute tertentu.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Konsep e-business sangat cocok untuk diterapkan di indonesia, apalagi dalam
mengikuti perkembangan dunia usaha yang mendunia seperti saat ini. Harapan baik ini
sangat didambakan oleh setiap individu yang ada baik pelaku bisnis maupun konsumen
dengan catatan bahwa kosnep ini mendapat dukungan dengan pengembangan
komponen-komponen bisnis lainnya, seperti kesiapan infrastuktur, ketersediaan hukum,
terutama hukum dalam dunia maya, kemudian juga harus ada jaminan keamanan yang
baik bagi para pelaku e-business di Indonesia.
Dari uraian diatas jelas terlihat bahwa stakeholder mendapatkan kemudahan
dengan adanya e-business ini. Adapun pihak-pihak yang paling merasakan manfaat dari
penggunaan e-busines ini kita bagi dalam:
Business to Business (B2B):
- Pendaftaran keagenan lebih mudah, walaupun pada saat ini keberadaan dokumen
secara fisik tetap harus ada, namun dokumen ini bisa menyusul bersamaan
dengan proses pendaftaran yang dilakukan secara online, seperti yang sudah
diterapka oleh Lion Air.
- Koordinasi perusahaan dengan Agen penjualan tiket yang selama ini harus
menyetor tunai selama ini, tergantikan dengan adanya kerjasama pihak maskapai
dengan beberapa bank, dimana dalam system bank-bank tersebut disediakan
menu khusus untuk transaksi ini.
- Hal ini juga memberikan keuntungan bagi pihak perbankan.
- Membuka peluang kerjasama dengan provider internet, karena e-businees ini
sangat tergantung dengan koneksi internet.
- Perusahaan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk mencetak buku tiket,
karena dengan e-ticket penumpang bisa mencetak sendiri tiketnya.
Business to Consumer (B2C):
- Bentuk e-tiket menghidarkan konsumen dari resiko ketinggalan tiket, karena
sifat e-ticket ini yang bisa di re-print, jadi cukup dengan mengingat kode
booking atau hanya dengan menunjukan kartu identitas sesuai dengan nama saat
reservasi.
- Karena transaksi pembelian tiket yang bisa dilakukan secara langsung melalui
situs resmi masing-masing maskapai, maka konsumen bisa leluasa memilih
maskapai yang paling ekonomis dengan jadwal yang sesuai dengan kebutuhan.
Ditambah lagi dengan kemudahan system pembayaran yang semakin beragam,
dari semula yang hanya bisa menggunakan Kartu Kredit, sampai sekarang sudah
bisa menggunakan internet banking, mobile banking, bahkan melalui ATM
hampir semua Bank.
Saran
Sistem keamanan e-Business lebih beresiko dibandingkan bisnis tradisional, oleh
karena itu penting untuk melindungi sistem keamanan e-Business dari resiko-resiko
yang ada. Jumlah orang yang dapat mengakses e-Business melalui internet jauh
lebih besar dibanding yang mengakses bisnis tradisional. Pelanggan, pemasok,
karyawan, dan pengguna lain banyak menggunakan sistem e-Business tertentu
setiap hari dan mengharapkan rahasia dari informasi mereka tetap aman. Hacker
adalah salah satu ancaman besar bagi keamanan e-Business. Beberapa hal yang
menjadi perhatian pada keamanan sistem e-Business adalah pribadi dan rahasia,
keabsahan data, dan integritas data. Beberapa metode untuk melindungi keamanan
e-Business dan menjaga informasi tetap aman adalah menjaga keamanan fisik serta
penyimpanan data, transmisi data, perangkat lunak anti-virus, firewall, dan enkripsi.
Untuk mengatasi kelemahan pada pembahasan diatas, sebaiknya perusahaan
menyediakan fasilitas waiting list option pada rute yang sudah tersedia. Dan untuk
permintaan rute yang belum tersedia saat ini, perusahaan bisa memberikan menu
permintaan khusus di situsnya.
DAFTAR PUSTAKA
O’Brian & Marakas. 2008. Management Information System. New York: The McGraw-
Hill Companies Inc.
Jogiyanto. 2005. Sistem Informasi Strategik. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Referensi Website:
http://id.wikipedia.org/wiki/E-business#Model_e-Business.5B2.5D
http://www.djei.ie/publications/enterprise/2007/ebusinessstrategypublished.pdf
http://syopian.net/blog/?p=23
http://egistahadi.wordpress.com/2010/12/22/e-bisnis-electronic-business/