implementasi kebijakan pemerintah dalam pelabuhan …repository.uinjambi.ac.id/1412/1/lidia yekti...
TRANSCRIPT
-
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
PERENCANAAN PELEBARAN JALAN PATUNAS
PELABUHAN RORO KABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARAT
Skripsi
Oleh :
LIDIA YEKTI ARUM
NIM : SIP 152000
PEMBIMBING :
Drs. H.AMHAR RASYID, Lsc, MA
Dr. RAMLAH, M.Pd.I.,M,Sy
KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2019
-
MOTTO
وا َ يَأُْمُرُكْم أَْن تَُؤدُّ اْألََمانَاِت إِلَٰى أَْهلِهَا َوإَِذا َحَكْمتُْم بَْيَن النَّاِس أَْن تَْحُكُموا بِاْلَعْدِل ۚ إِنَّ إِنَّ هللاَّ
َ َكاَن َسِميًعا بَِصيرً ا يَِعظُُكْم بِِه ۗ إِنَّ هللاَّ َ نِِعمَّ اهللاَّ
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Surat An-Nisa ayat 58)1
1 Alqur’an Dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Semarang Pt Karya Thoha Putra,
2002
-
PERSEMBAHAN
Bismilahirrahmanirrahim Ya Allah, Terima kasih atas nikmat yang engkau berikan sampai detik ini pada
hidupku, Kubersujud dihadapanMu Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai di penghujung perjuanganku ini Segala
Puji bagiMu ya Allah, Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat menadahkan do’a dalam syukur yang tiada
terkira, terima kasihku untukmu Ayahanda Supriyanto dan Ibunda Eny Yarti. Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk
Ayah dan Ibu tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan,
nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan
yang ada didepanku. Semoga karya kecil ini bisa mejadi langkah awal untuk membalas kebaikanmu
selama ini. Amiin
-
ABSTRAK
Lidia Yekti Arum, SIP.152000; Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro K abupaten Tanjung Jabung Barat. S ebagai tujuan diantaranya adalah untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam Pelebaran Jalan Patunas, kendala yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam pelebaran jalan patunas. Skripsi ini menggunakan pendekatan Kualitatif Deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literature. Observasi yang dilakukan penuluis adalah di jalan patunas, sedangkan orang yang di wawancarai dalam skripsi ini adalah warga sekitar jalan patunas, dan beberapa orang di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Hasil dari penelitiaan ini penulis mengemukakan bahwasanya implementasi kebijakan pemerintah dalam perencanaan pelebaran jalan patunas – pelabuhan roro kabupaten tanjung jabung barat adalah implemetasi yang sesuai dan tidak sesuai dengan metode pelaksanaan kerja, kendala dalam realisasi dalam pelebaran jalan patunas adalah ganti rugi tanah warga, jalan bedebu, pemindahan aliran listrik, dan solusi yang dilakukanya jalan patunas adalah dengan melakukan pengawasan yang rutin, melakukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, dan mencegah masuknya kendaraan yang bermuatan melebihi tonase. Dari hasil pengamatan penulis dilapangan dapat disimpulkan bahwasanya kondisi jalan patunas saat ini sudah cukup baik karena telah di laksanakan pengaspalan ulang. Sehingga kondisi jalan patunas saat ini tidak lagi berlubang dan berdebu dengan keadaan jalan patunas yang seperti sekarang ini membuat lalu lintas di jalan tersebut tidak lagi mengalami hambatan. Harapan penulis agar jalan ini terus dijaga secara bersama dan di lakukan perbaikan berkala oleh pihak terkait agar jalan ini terus dalam kondisi baik.
Kata Kunci : Implementasi, Kebijakan Pemerintah, Perencanaan, Pelebaran Jalan
-
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
الحمد هللا اللذي رفع الدرجات لمن انخفض لجالله, وفتح البركات لمن انتصب لشكر أفضل ,
وأسكن الجنات لمن عرفه حق معرفته, أشهد ان الإله إال هللا وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
اللهم صلي علي محمد وعلي أله وصحبه أجمعين. أما بعد.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
dalam penyelesain skipsi ini penulis selalu dalam lindungan-Mu dan diberi
kekuatan serta kesehatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
PERENCANAAN PELEBARAN JALAN PATUNAS – PELABUHAN
RORO KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT” kemudian tidak
lupa pula shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan nabi
Muhammad SAW.
Dalam penyelesain skripsi ini penulis akui, tidak sedikit hambatan dan
rintangan yang penulis t emui baik dalam mengumpulkan data maupun
dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari para pihak, terutama
bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
-
1. Bapak Dr. H. Su’aidi Asyari, MA., Ph.D, selaku Rektor UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. H. Su’aidi Asyari, MA., Ph.D, selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik dan Pengembangan LembagaUIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd, selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr.Hj Fadhillah, M.Pd, selaku Wakil Rektor III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama di Lingkungan UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
5. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik.
7. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, Perencan aan dan Keuangan.
8. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Dan Kerjasama di Lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
9. Ibu Mustiah, S.Ag., M. S.y, selaku Ketua Jurusan dan Ibu Tri Endah Karya
Lestiani S.IP. M.IP, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan.
10. Bapak Drs. H.Amhar Rasyid, Lsc, MA, selaku pembimbing I, dan Ibu Dr.
Ramlah, M.Pd.I.,M.Sy, selaku Pembimbing II.
11. Bapak dan Ibu dosen, Asisten Dosen dan Seluruh Karyawan/Kayawati
Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iii
MOTTO ..................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 4
C. Batasan Masalah................................................................ 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................... 4
E. Kerangka Teori.................................................................. 6
F. Tinjauan Pustaka ............................................................... 10
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ....................................................... 15
B. Lingkup Penelitian ............................................................ 16
C. Jenis dan Sumber data ....................................................... 16
D. Metode pengumpulan Data ............................................... 17
E. Teknik Analisis Data ......................................................... 19
-
F. Sistematika Penulisan........................................................ 21
G. Jadwal Penelitian ............................................................... 22
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Kabupaten Tanjung Jabung Barat ........................... 23
B. Profil Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Tanjung Jabung Barat ...................................................... 31
BAB IV PEMBAHASAN DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Impelentasi Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan
Roro yang Sesuai dengan Metode Pelaksanaan
Kerja dan yang Tidak Sesuai ............................................ 40
B. Kendala dalam Realisasi Pelebaran Jalan Patunas –
Pelabuhan Roro ................................................................ 52
C. Apa Solusi Dilakukannya Pelebaran Jalan Patunas
– Pelabuhan Roro .............................................................. 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 64
B. Saran .................................................................................. 65
C. Penutup .............................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pembagian Wilayah Administrasi di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat sebelum Pemekaran Kecamatan Tahun 2007 ......... 24
Tabel 2 Pembagian Wilayah Administrasi di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat setelah Pemekaran Kecamtan Tahun 2008 ............. 25
Tabel 3 Rata-rata Ketinggian Ibukota Kecamatan dari Permukaan
Air Laut di Rinci menurut Wilayah Tanah Usaha Dalam
Km2 Tahun 2008 .......................................................................... 27
Tabel 4 Klarifikasi dan Luas Lereng Menurut Kecamatan di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2008 ............................. 29
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jalan merupakan sarana transportasi yang menghubungkan antara dua
tempat atau lebih. Jalan mempunyai peranan yang sangat penting karena
membantu dalam hal pertumbuhan sosial dan memperlancar pembangunan suatu
daerah sehingga taraf hidup masyarakat akan meningkat. Menurut peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 Pasal 1 tentang jalan, jalan
adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
yang berada pada pemukiman tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu
lintas umum. Pada dasarnya penyelenggara jalan umum wajib mengusahakan agar
jalan dapat digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, terutama untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, dengan mengusahakan agar biaya
umum perjalanan menjadi serendah-rendahnya. (PPRI 34/2006, pasal 4) S esuai
dengan pasal 4 tersebut terlihat bahwa penyelenggara jalan ini bertujuan untuk
meningkatkan kemakmuran rakyat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
nasional, tapi saat ini peningkatan kemakmuran rakyat dan pertumbuhan ekonomi
nasional dirasa akan terhambat karena saat ini banyak terjadi kerusakan di jalan
-
2
raya dan jika ini dibiarkan berlarut-larut tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
kerusakan ini akan menghambat peningkatan-peningkatan tersebut.1
Pembangunan jalan merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan
kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karena jalan
merupakan fasilitas penting bagi manusia agar dapat mencapai suatu daerah yang
ingin dicapai. Jalan sebagai sistem transportasi nasional mempunyai peranan
penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial, budaya dan
lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar
tercapai suatu keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung
Barat melaksanakan Pelebaran Jalan yang terletak di Jalan Patunas Kuala Tungkal
Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk menghubungkan jalan ke Pelabuhan Roro
(Penyebrangan menuju Batam) yang bertujuan untuk memperlancar arus
trasnportasi, untuk menyediakan dan meningkatkan infrastruktur jalan untuk
masyarakat, dan untuk menaikkan status jalan Kabupaten menjadi jalan Nasional.
Perencanaan Pelebaran Jalan dilakukan pada tahun 2017, namun
realisasinya baru dilaksanakan di tahun 2018. Pemerintah Kabupaten Tanjung
Jabung Barat melakukan pembebasan lahan untuk Pelebaran Jalan Patunas –
Pelabuhan Roro sepanjang 4,2 Km dengan lebar 11 Meter yang disosialisasikan
oleh Dinas Pekerjaan umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat . Anggaran untuk
1 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2006, Tentang jalan.
-
3
Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro sekitar Rp. 7 M ilyar, dan untuk ganti
rugi tanah warga sekitar Rp. 500 juta. 2
Dasar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk melaksanakan
Pelebaran Patunas tersebut adalah DPA APBD-P Nomor :
1020/Kep.Bup/BPKAD/2018 Tentang : Dokumen Pelaksanaan Perubahan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam anggaran 2018.
Pelaksanaan Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro di laksanakan oleh
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dengan PT. Pili And Tris Sunas. Awal dilaksanakannya pelebaran Jalan Patunas –
Pelabuhan Roro pada awal bulan November 2018, pelaksanaan Pelebaran Jalan
Patunas – Pelabuhan Roro dikerjakan pada tanggal 14 November sampai 31
Desember 2018.
Permasalahan pada pelebaran jalan patunas adalah kapasitas arus kendaraan
yang melalui jalan patunas menuju pelabuhan roro (pe nyebrangan ke batam)
sudah sangat padat dan keberadaan pelabuhan roro di kuala tungkal kini sudah
mulai ramai kendaraan yang melewati jalan tersebut.
Jalan patunas sebagai salah satu jalan penting yang dapat mendukung roda
perekonomian masyarakat sekitar yang akan menuju ke pelabuhan roro. ol eh
kerena itu jalan tersebut mendapatkan perhatian dan pembangunan oleh
2 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam anggaran 2018.
-
4
pemerintah. Namun dalam pembangunanya terkesan asal-asalan atau hanya
sekedar asal jadi. Sehingga kondisi jalan patunas belum lama selesai
pembangunanya sudah mengalami kerusakan. Dan banyak lubang dimana-mana.
Sehingga mengakibatkan masyarakat dan kendaraan yang melintas dijalan
tersebut terganggu akibat adanya lubang tersebut. Dan bukan hanya pekerjaanya
yang asal jadi. Permasalahan lain yang terjadi dalam pengerjaan jalan petunas
juga mengalami pemoloran waktu pengerjaan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
PERENCANAAN PELEBARAN JALAN PATUNAS – PELABUHAN
RORO KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Dalam hal apa saja Implementasi Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan
Roro sesuai dengan metode pelaksanaan kerja dan yang tidak sesuai ?
2. Apa kendala dalam realisasi Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro?
3. Apa solusi dilakukannya Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro ?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas agar tidak
memperluas masalah yang dibahas yang menyebabkan pembahasan menjadi tidak
konsisten dengan rumusan masalah yang telah penulis buat sebelumnya, maka
-
5
penulis memberikan batasan masalah ini mengenai, Implementasi Kebijakan
Pemerintah dalam melakukan Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas Menuju
Pelabuhan RORO di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun
2018.
D. Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui dalam hal apa saja implementasi pelebaran jalan
patunas - pelabuhan roro yang sesuai dengan metode pelaksanaan kerja
dan yang tidak sesuai.
b. Untuk mengetahui apa saja kendala dalam realisasi perencanaan
pelebaran jalan patunas menuju pelabuhan roro.
c. Untuk mengetahui solusi dilakukannya Pelebaran Jalan Patunas –
Pelabuhan Roro ?
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini
diharapkan memiliki kegunaan yaitu:
a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat dijadikan pengalaman dan
wawasan bagi penulis terhadap Implementasi Kebjakan Pemerintah
dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas menuju Pelabuhan RORO
di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
b. Sebagai salah satu Persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata
Satu (S1) di Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
-
6
c. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan
ilmu yang telah penulis peroleh selama studi di Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi khususnya
dalam ruang lingkup Ilmu Pemerintahan.
d. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
pencerahan dan suatu bentuk solusi yang muncul terhadap
permasalahan yang ada, sehingga dapat memacu dan meningkatkan
kinerja Pemerintahan dalam Mengatur Perencanaan Pelebaran Jalan.
e. Sebagai salah satu sumber bacaan dan informasi bagi teman-teman
mahasiswa dalam penelitian berikutnya yang berkaitan dengan
penelitian ini.
f. Sebagai bahan tambahan karya ilmiah di perpustakaan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
E. Kerangka Teori
Kerangaka teori merupakan uraian yang ringkas tentang teori yang
digunakan dan cara menggunakan teori ini dalam menjawab pertanyaan
penelitian.3 Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat sasaran maka penulis
menganggap perlu penggunaan kerangka teori sebagai landasan berfikir guna
mendapat konsepyang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini sebagai
berikut.
3 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif R dan D, (Bandung alfabeta, 2009), hal
283.
-
7
1. Implementasi
Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan
pelaksanaan atau penerapan. Implementasi adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah
dianggap sudah pasti. Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan
diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang/didesain untuk kemudian
dijalankan sepenuhnya. Kalau diibaratkan dengan sebuah rancangan bangunan
yang dibuat oleh seorang Insinyur bangunan tentang rancangan sebuah rumah
pada kertas kalkirnya maka implementasi yang dilakukan oleh para tukang
adalah rancangan yang telah dibuat tadi dan sangat tidak mungkin atau
mustahil akan melenceng atau tidak sesuai dengan rancangan, apabila yang
dilakukan oleh para tukang tidak sama dengan hasil rancangan akan terjadi
masalah besar dengan bangunan yang telah dibuat karena rancangan adalah
sebuah proses yang panjang, rumit, sulit dan telah sempurna dari sisi perancang
dan rancangan itu.4
Maka implementasi kurikulum juga dituntut untuk melaksanakan
sepenuhnya apa yang telah direncanakan dalam kurikulumnya untuk dijalankan
dengan segenap hati dan keinginan kuat, permasalahan besar akan terjadi
apabila yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah
dirancang maka terjadilah kesiasiaan antara rancangan dengan implementasi.
4 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta:
Balai Pustaka 1989), Hlm 327.
-
8
Rancangan kurikulum dan implementasi kurikulum adalah sebuah sistem dan
membentuk sebuah garis lurus dalam hubungannya (konsep linearitas) dalam
arti implementasi mencerminkan rancangan, maka sangat penting sekali
pemahaman guru serta aktor lapangan lain yang terlibat dalam proses belajar
mengajar sebagai inti kurikulum untuk memahami perencanaan kurikulum
dengan baik dan benar.5
2. Kebijakan Publik
Berdasarkan definisi para ahli Kebijakan Publik adalah kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat.
Kebijakan (policy) adalah apa yang di putuskan oleh pemerintah pusat,
sedangkan kebijakan (wisdom) adalah bagaimana penyelenggaraan oleh
pejabat di daerah.6 Kebijaksanaan adalah suatu program untuk pencapaian
suatu tujuan, nilai-nilai, dan praktek-praktek yang terarah. Dan suatu
serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu atau taktik dan strategi
yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku guna untuk memecahkan
masalah tertentu.7 Guna kebijakan untuk pelaksanaan fungsi-fungsi
pemerintahan daerah yang di lakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu
pemerintahan daerah dan dewan perwakilan rakyat.8 Dari beberapa definisi di
5http://www.jualbeliforum.com/pendidikan/215357-pengertian-implementasi-menurut-
para-ahli.html, Diakses Tanggal 16 November 2018 . 6Pipin Syahrifin dan Deah Zubaidah Pemerintahan Daerah di Indonesia
(Bandung:Pustaka setia.2005). Hlm 168. 7 M. Irfan Ismaly, Prinsip-prinsip Kebijaksanaan Negara. (Jakarta Bina Aksara.1989).
Hlm 17. 8 HAW Widjaja Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Indonesia Dalam Sosialisasi UU
No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. (Jakarta: Raja Grapindo Persada 2005). Hlm 140.
-
9
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan harus mengabdi pada
kepentingan masyarakat banyak, maka kebijakan adalah serangkaian tindakan
yang ditetapkan dan dilakukan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan
tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat.
3. Teori Kebijakan
Kebijakan adalah serangkaian konsep yang menjadi garis besar dan dasar
suatu rencana dalam melaksanakan suatu rencana dalam melaksanakan suatu
pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak.9
Dalam dunia pustaka, kebijakan terdiri atas bermacam-macam bentuk :
a. Kebijakan sebagai merek suatu bidang kegiatan tertentu.
b. Kebijakan sebagai suatu pernyataan mengenai tujuan umum atau keadaan
tertentu yang dikehendaki.
c. Kebijakan sebagai usulan-usulan khusus.
d. Kebijakan sebagai keputusan-keputusan pemerintah.
e. Kebijakan sebagai bentuk kewenangan formal.
f. Kebijakan sebagai suatu program.10
4. Perencanaan
Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiataperusahaan
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode yang akan
datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang
optimal sehingga perlu disusun suatu perencanaan laba agar kemampuan yang
9 Ali Maksur Musa. Politik dan Anggaran Pendidikan Pasca Perubahan UUD 1945.
(Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepanitraan MK). Hlm 12. 10Ibid, hlm 17.
-
10
dimiliki perusahaan dapat dikerahkan secara terkoordinasi dan terkendali. Di
dalam suatu organisasi, perencanaan merupakan salah satu fungsi
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sebenarnya hanya
melaksanakan apa yang telah dibuat dalam perencanaan. Jadi perencanaan
merupakan tolak ukur bagi manajemen atas kelancaran dan keberhasilan
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan .
Perencanaan menurut Erly Suandy (2001:2) secara umum perencanaan
merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian
menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program),
taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang
diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Adapun
menurut Sjamsulbachri (2004:15) perencanaan merupakan proses dalam
menentukan tujuan yang ingin dicapai dan strategi apa yang akan digunakan
dalam usaha pencapaian tersebut.11
F. Tinjaun Pustaka
Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-
penelitian lain) yang berkaitan dengan penelitian ini pada aspek focus/tema yang
diteliti.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mustika Natsir, Program Studi
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin Makasar. Penelitian ini mengenai “Analisis Pelaksanaan
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan di Lembang Bangkelekila Kecamatan
11https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5837/Bab%202.p
df?sequence=10
-
11
Bangkelekila Kabupaten Toraja Utara”. Dalam penelitian ini lebih memfokuskan
Bagaimana Pelaksanaan Pembangunan Infrasturktur dan faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Lembang
Bangkelekila Kecamatan Bangkelekila Kabupaten Toraja Utara. Adapun
penelitian dengan judul Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan
Pelabaran Jalan Patunas Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang
penulis tulis disatu sisi hampir sama dengan penelitian terdahulu, terutama dari
sisi judul yang dikaji yaitu tentang pembangunan infrastruktur, namun dilihat
dari sisi fokus yang dilakukan cukup berbeda. Dimana penelitian yang pertama
lebih kepada bagaimana pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan pembangunan infrastruktur. Dengan demikian,
sungguh jelas berbeda penlitian yang difokuskan kepada Implementasi
Kebijakan Pemerintah dalam Perencanaan Pelebaran Jalan.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Sunarto, Program Diploma III
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian
ini mengenai “Perencanaan Jalan Raya Cemorosewu-Desa Pacalan dan Rencana
Anggaran Biaya”. Dalam penelitian ini bertujuan untuk memperlancar arus
trasnportasi, menghubungkan serta membuka keterisoliran daerah Desa Pacalan
demi kemajuan suatu daerah serta pemerataan ekonomi. Tujuan dari penelitian
ini untuk merencanakan bentuk geometrik dari jalan kelas fungsi arteri, untuk
merencanakan tebal perkerasan pada jalan tersebut, dan untuk merencanakan
anggaran biaya dan time schedule yang dibutuhkan untuk pembuatan jalan
tersebut. Adapun penelitian dengan judul Implementasi Kebijakan Pemerintah
-
12
Dalam Perencanaan Pelabaran Jalan Patunas Pelabuhan Roro Kabupaten
Tanjung Jabung Barat yang penulis tulis disatu sisi hampir sama dengan
penelitian terdahulu, terutama dari sisi judul yang dikaji yaitu tentang jalan,
namun dilihat dari sisi fokus yang dilakukan cukup berbeda. Dimana penelitian
yang kedua lebih kepada merencanakan anggaran biaya dan time schedul yang
dibutuhkan untuk pembuatan jalan. Dengan demikian, sungguh jelas berbeda
penelitian yang difokuskan kepada Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam
Perencanaan Pelebaran Jalan.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Umi Safitri Arindini, Program
Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Penelitian ini mengenai “Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Jalan, Listrik dan
PMA Terhadap PDRB Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Tahun 2004-2016”.
Dalam penelitian ini mengenai pengaruh infrastuktur terhadap pertumbuhan
ekonomi, namun penelitian ini tetap penting dilakukan karena pertumbuhan
ekonomi perlu diperhatikan mengingat dampaknya yang sangat luas bagi
perekonomian dalam suatu negara maupun daerah terutama PDRB yang selalu
menurun tiap tahunnya dan berakibat pada kesejahteraan masyarakat, yaitu
pembangunan suatu daerah akan barang dan jasa yang diakibatkan menurunnya
pendapatan riil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
infrastruktur jalan terhadap PDRB, untuk mengetahui pengaruh infrastruktur
listrik terhadap PDRB, untuk mengetahui infrastruktur jalan listrik dan PMA
secara bersama-sama mempengaruhi PDRB. Adapun penelitian dengan judul
Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan Pelabaran Jalan
-
13
Patunas Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang penulis tulis
disatu sisi hampir sama dengan penelitian terdahulu, terutama dari sisi judul
yang dikaji yaitu tentang infrastruktur, namun dilihat dari sisi fokus yang
dilakukan cukup berbeda. Dimana penelitian yang ketiga lebih kepada untuk
mengetahui pengaruh infrastruktur jalan terhadap PDRB. Dengan demikian,
sungguh jelas berbeda penelitian yang difokuskan kepada Implementasi
Kebijakan Pemerintah dalam Perencanaan Pelebaran Jalan.
Keempat, penelitian yang dilakukan Nindi Andriyani, Program Studi
Ekonomi Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung. Penelitian ini mengenai “Pengaruh Pembangunan
Infrastuktur (Perbaikan Jalan) Jalan Raya Pasar Pringsewu Terhadap Ekonomi
Masyarakat Sekitar dalam Ekonomi Islam”. Dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengenai pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap ekonomi
masyarakat. Dimana pembangunan infrastruktur seringkali menimbulkan pro
dan kontra, seperti halnya pembangunan infrastuktur yang terjadi dipasar
pringsewu yang menimbulkan banyak sisi positif maupun negatif. Adapun
penelitian dengan judul Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan
Pelabaran Jalan Patunas Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang
penulis tulis disatu sisi hampir sama dengan penelitian terdahulu, terutama dari
sisi judul yang dikaji yaitu tentang pembangunan infrastuktur, namun dilihat dari
sisi fokus yang dilakukan cukup berbeda. Dimana penelitian yang keempat lebih
kepada pengaruh pembangunan infrastuktur terhadap ekonomi masyarakat.
-
14
Dengan demikian, sungguh jelas berbeda penelitian yang difokuskan kepada
Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam Perencanaan Pelebaran Jalan.
-
15
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif dengan analisis
deskriptif, dimana penulis hanya memaparkan bagaimana Perencanaan serta
Kendala dalam Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan
Patunas – Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Penelitian ini menggunakan penelitian yuridis empiris, pendekatan yuridis
(hukum dilihat norma atas das sollen), karena dalam membahas permasalahan
penelitian ini menggunakan bahan-bahan hukum (baik hukum yang tertulis12 dan
yang tidak tertulis13 atau baik bahan hukum primer maupun sekunder).
Pendekatan empiris (hukum sebagai kenyataan sosial, kultural atau das sein),
karena dalam penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dari lapangan.
Jadi, pendekatan penelitian yuridis empiris dalam penelitian ini maksudnya
adalah bahwa dalam menganalisis permasalahan dilakukan dengan cara
memadukan bahan-bahan hukum (yang merupakan data sekunder) dengan data
primer yang diperoleh dilapangan yaitu tentang Implementasi Kebijakan
Pemerintah Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas Pelabuhan Roro
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
12 Hukum yang tertulis adalah hukum yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yang
berlaku umum dengan ancaman sanksi yang tegas. 13 Hukum yang tidak tertulis adalah hukum yang berlaku dalam masyarakat, yang ditaati
dan diikuti sebagai pedoman hidup bermasyarakat.
-
16
B. Lingkup Penelitian
Berdasarkan geografis, penelitian ini hanya difokuskan berada dalam batas
wilayah Kuala Tungka Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam hal melihat
Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas
– Pelabuhan Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan apa saja kendala dalam
realisasi pelebaran jalan tersebut.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Dalam upaya merumuskan Skripsi ini, penulis melakukan penelitian
dilapangan, maka sumber data atau informasi yang menjadi data baku
peneliti, untuk diolah merupakan data yang berbentuk bahan primer dan
sekunder. Secara umum jenis data dapat di kelompokan menjadi dua bagian
yaitu :
a. Data Primer
Sumber data primer dalam penulisan skripsi ini adalah Peraturan
Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat Nomor 3 Tahun 2009 Tentang
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah. Dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Anggaran 2018 N omor :
1020/Kep.Bup/BPKAD/2018.
b. Data Sekunder
-
17
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dalam
bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen dan studi
literatur untuk mencari dan mengumpulkan data yang digunakan terkait
gambaran umum Implementasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber subjek dari mana
data diperoleh, sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah orang
(narasumber), posisi narasumber sangat penting bukan hanya sekedar
memberi respon melainkan juga sangat memberikan infiomasi. Jadi
sumber data dalam penelitian ini adalah kepala Kantor Dinas Pekerjaan
Umum dan Staf Kantor Dinas Pekerjaan Umum, literature masyarakat
yang tanahnya terkena Pelebaran Jalan Patunas dan sebagai tambahan
materi dan bahan yang berkaitan dengan Implementasi Kebijakan
Pemerintah Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas - Pelabuhan
Roro Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan di lapangan yakni di jalan
Patunas – Pelabuhan Roro, m aka peneliti menggunakan beberapa metode
pengumpulan data. Karna penelitian ini digolongkan kedalam bentuk penelitian
lapangan maka dalam memperoleh data di lapangan dilakukan cara sebagai
berikut :
-
18
1. Observasi
Observasi adalah semua dasar ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang di
peroleh melalui observasi. Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti
sudah mengamati fenomena yang relevan dengan pokok pembahasan peneliti
yakni melakukan pengamatan dalam implementasi kebijakan.14
2. Wawancara
Wawancara adalah proses mengkontruksi mengenai orang, kejadian,
kegiatan, organisasi, motivasi perasaan dan sebagainya yang dilakukan oleh
dua pihak yaitu pihak wawancara yaitu (interviewer) yang mengajukan
pernyataaan, yang di wawancarai (narasumber). Wawancara adalah metode
pengumpulan data yang amat popular, yaitu banyak digunakan diberbagai
penelitian. Wawancara tidak hanya dilakukan oleh satu orang, begitu juga
yang diwawancarai bisa beberapa orang dengan satu pewawancara.15
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan sampel yang telah peneliti
tentukan. Dengan proses wawancara ini peneliti benar-benar bisa
mendapatkan data yang berkaitan dengan.16 Wawancara tidak terstuktur
penulis gunakan sebagai instrumen pelengkap observasi untuk
mengumpulkan data dilapangan tentang Impementasi Kebijakan Pemerintah
Dalam Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas Pelabuhan Roro K abupaten
Tanjung Jabung Barat. Adapun orang yang penulis wawancarai sebagai
14 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008), hlm.155 15 Sayuti Una,Mh, Pedoman Penulisan Skripsi: edisi revisi, hlm.39 16 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta, 2005), hlm. 82
-
19
sumber data adalah, Bapak Andi Akhmad Nuzul (Kepala Dinas Pekerjaan
Umum), Bapak Ria Sukrianto (Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum), Bapak
M. Arsyad (Subbagian Perencanaan Dinas Pekerjaan Umum), Bapak Apri
Desman (Kabid Bina Prasarana Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum),
Ibu Partini, Ibu Erviyanti, Ibu Rini (warga sekitar jalan patunas) dan Bapak
Rahmad, Bapak Sugeng, Bapak Agus, Bapak Waldi (warga sekitar jalan
patunas).
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini penelitian ini menggunakan metode dokumentasi
atau keputusan untuk memperkuat kebenaran data yang akan di analisis.
Metode dokumentasi adalah metode atau teknik pengumpulan data dari
beberapa dokumen yang bersifat resmi dan diakui seperti memo, buku, surat
kabar, majalah dan lain sebagainya. Metode dokumentasi ini digunakan untuk
memperoleh data - data yang mampu melengkapi serta memperkuat
penelitian.17
E. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang dipergunakan adalah analisis kualitatif. yaitu
data yang diperoleh dari responden, diseleksi keabsahan dan kejujurannya,
kemudian digeneralisasikan untuk menggambarkan keadaaan populasi secara
induktif, sedangkan data sekunder digunakan sebagai landasan berpikir untuk
merumuskan sekaligus membahas hasil penelitian lapangan dengan cara di
17 Suharsimi, Metode Kualitatif,Kuantitatif dan R&d,(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.240
-
20
peroleh kesimpulan tentang Implementasi Kebijakan Pemerintah Dalam
Perencanaan Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro K abupaten Tanjung
Jabung Barat. Selanjutnya hasil dari penelitian di deskrifsikan untuk menjawab
permasalahan yang diangkat, dan disusun menjadi karya ilmiah dalam bentuk
Skripsi. Ada tiga tahap yang harus dikerjakan dalam menganalisis penelitian
kualitatif, yaitu:
ß Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari lapangan baik berupa
arsip-arsip, dokumen, gambar-gambar dan lainnya. Kemudian diperiksa kembali
dan diatur untuk diurutkan.
ß Reduksi data
Reduksi data adalah sajian analisis suatu bentuk analisis mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dilakukan.
ß Sajian Data
Sajian Data adalah suatu rakitan organisasi informal yang memungkinkan
kesimpulan riset dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data, penelitian
akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan pekerjaan suatu analisis
ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut.
ß Penarikan Kesimpulan
Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, seorang penganalisis kualitatif
mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proporsi.
-
21
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi tidak keluar dari pembahasan penulis agar penulisan
skripsi ini tidak keluar dari pembahasan maka penulis membuat sistematika
penulisan Proposal skripsi ini dan menjadi ringkasan dari pembahasan -
pembahasan yang ada disetiap babnya seperti berikut ini :
BAB I :Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori dan tinjauan pustaka.
BAB I :Merupakan bab yang membahas mengenai metode penelitian yang
didalamnya membahas tentang pendekatan penelitian,jenis dan
sumber data, instrument pengumpulan data, teknik analisis data
sistematika penulisan.
BAB III : Merupakan bab yang memuat gambaran umum lokasi.
BAB IV : Pembahasan yang akan menjawab rumusan masalah yang ada
didalam penelitian ini.
BAB V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
-
22
G. Jadwal Penelitian
No
Jenis
Kegiatan
Tahun 2018/2019
Mei
Desember Februari Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 31 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
x
2 Pembuatan
proposal
x
3
Perbaikan
proposal dan
seminar
x
4 Suratizinriset x
5 Pengumpulan
data
x
6 Pengolahanda
nanalisis data
x
7 Pembuatan
Laporan
x
8 Bimbingan
dan Perbaikan
x x
9 Agenda dan
Ujian Skripsi
x x
10
Perbaikan dan
Penjilidan
x x
-
23
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Kabupaten Tanjung Jabung Barat
1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Tanjung Jabung Barat adalah salah satu Kabupaten yang terletak di Pantai
Timur Provinsi Jambi, tepatnya antara 0o53’ – 01o41’ Lintang Selatan dan
antara 103o23’ – 104o21’ Bujur Timur. Berdasarkan letak geografisnya
Kabupaten Tanjung Jabung Barat berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Batanghari
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Selat Berhala dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batanghari dan Kabupaten
Tebo.
-
24
Sebelum dilakukan pemekaran, secara administrasi dan politik,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat tergabung dengan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, yang ketika itu terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan dengan
120 (seratus dua puluh) desa/kelurahan. Setelah dilakukan pemekaran
Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari 5 (lima) kecamatan, yaitu
Kecamatan Tungkal Ilir, Tungkal Ulu, Pengabuan, Betara dan Merlung
dengan jumlah desa sebanyak 52 (lima puluh dua) desa dan 5 (l ima)
kelurahan. Luas wilayah keseluruhan adalah seluas 5.503,5 Km2 atau
sekitar ± 26,68 % dari total luas Provinsi Jambi.
Dan untuk lebih jelasnya luas wilayah Kabupaten Tanjung
JabungBarat per kecamatan dan jumlah Kelurahan/Desa dapat dilihat pada
Tabelberikut.
Tabel 1
Pembagian wilayah administrasi di kabupaten tanjung jabung barat sebelum
pemekaran kecamatan tahun 2007.18
No Kecamatan Ibukota Luas
(Km)
Penduduk
(Jiwa)
Kelurahan/Desa
Kel. Desa Jml.
1 TungkalUlu Pelabuhandagang 1.576,40 55.411 1 16 17
2 Merlung Merlung 1.601,60 32.036 - 19 19
3 TungkalIlir Kuala Tungkal 252,90 44.799 4 7 11
4 Pengabuan TelukNilau 1.197,80 81.621 - 8 8
5 Betara Mekar Jaya 874,80 31.593 - 9 9
18 Sumber : Tanjab Barat dalam Angka 2007
-
25
Jumlah 5.503,50 245.460 5 59 64
Kondisi sebagaimana digambarkan dalam Tabel merupakan pembagian
wilayah administrasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebelum pemekaran
kecamatan. Setelah pemekaran kecamatan dalam Kabupaten Tanjung Jabung
Barat tahun 2008 sebagaimana ditetapkan dalam PerdaNomor 8 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Kecamatan Tebing Tinggi,Kecamatan Batang Asam,
Kecamatan Renah Mendaluh, Kecamatan Muara Papalik, Kecamatan Seberang
Kota, Kecamatan Bram Itam, Kecamatan Kuala Betara dan Kecamatan
Senyerang. Jumlah kecamatan dimekarkan menjadai 13 kecamatan, dan desa
dimekarkan menjadi 70 desa/kelurahan seperti terlihat pada Tabel 2.2 dibawah.
Tabel 2
Pembagian Wilayah Administrasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
setelah Pemekaran Kecamatan Tahun 2008.19
No Kecamatan Ibu Kota
Kecamatan
Luas
(Km2)
Penduduk
(Jiwa)
Desa Kelurahan Jml
1 Tungkal Ulu PelabuhanD
agang
345,6
9
12,049 6 1 7
2 Merlung Merlung 311,6
5
12,986 7 1 8
3 BatangAsam KebunDusu 1.042, 17,209 5 1 6
19 Sumber : Tanjab Barat dalam Angka 2008
-
26
n 37
4 Tebingtinggi Tebing
Tinggi
342,8
9
23,659 4 1 5
5 RenahMendaluh Lubuk
Kambing
473,7
2
10,568 5 1 6
6 MuaraPapalik Rantau
Badak
336,3
8
8,191 4 1 5
7 Pengabuan Teluk Nilau 440,1
3
23,392 3 1 4
8 Senyerang Senyerang 426,6
3
22,147 6 1 7
9 TungkalIlir Tungkal IV
Kota
100,3
1
62,210 2 4 6
10 Bram Itam Bram
ItamKiri
312,6
6
15,762 3 1
11 Seberang Kota Tungkal V 121,2
9
9,932 3 1 4
12 Betara Mekar Jaya 570,2
1
20,982 3 1 4
13 Kuala Betara Betara Kiri 185,8
9
11,659 3 1 4
Jumlah 5.009,
82
250,746 54 16 70
-
27
Setalah pemekaran kecamatan dalam kabupaten Tanjung Jabung Barat
tahun 2008 s ebagaimana ditetapkan dalam Perda Nomor 8 T ahun 2008, j umlah
kecamatan meningkat dari 5 kecamatan menjadi 13 kecamatan, jumlah kelurahan
meningkat dari 5 menjadi 16 kelurahan, sedangkan jumlah desa berkurang dari 59
menjadi 54 desa. Namun secara keseluruhan jumlah desa/kelurahan meningkat
menjadi 70 desa/kelurahan.
Secara topografi Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak di daerah
dataran rendah dengan ketinngian antara 10-500 meter dari permukaan laut.
Tabel 3
Rata-rata Ketinggian Ibukota Kecamatan dari Permukaan Air Laut Dirinci
menurut Wilayah Tanah Usaha dalam Km2 Tahun 2008.20
No. Kecamatan Ketinggian dari Permukaan Laut Jumlah
0-25 m
(Ha)
25-500 m
(Ha)
>500 m
(Ha)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 TungkalUlu - 160.529 4.870 165.399
2 Merlung - 98.783 7.040 105.823
3 BatangAsam - - - -
4 TebingTinggi - - - -
5 RenahMendaluh - - - -
6 MuaraPapalik - - - -
20 Sumber : Badan Pertahanan Nasional Kab. Tanjung Jabung Barat dalam Angka 2008
-
28
7 Pengabuan 87.1553 - - 87.155
8 Senyerang - - - -
9 TungkalIlir 56.255 - - 56.255
10 Bram Itam - - - -
11 Seberang Kota - - - -
12 Betara 76.650 - - 76.650
13 Kuala Betara - - - -
Jumlah 220.060 259.312 11.910 491.282
% 44,79 52,78 2,42 100,00
Berdasarkan lereng dan ketinggian, maka disusunlah Wilayah Tanah Usaha
yang merupakan arahan teknis, areal-areal mana yang dapat dan boleh diusahakan
tanpa menggangu dan merusak Sumber daya alam, terutama tanah dan air.
Untuk membangun Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang berbasis
pertanian dengan orientasi agribisnis dan agroindustri yang bermuara pada
Ekonomi Kerakyatan, maka Kabupaten ini dibagi dalam 3 (tiga) wilayah
1. Wilayah Basah, di wilayah ini di kembangkan padi, sayur-sayuran, palawija
tambak/kolam keramba dan pengembangan peternakan unggas, terutama
bebek.
2. Wilayah Basah/Kering, pengembangan padi, palawija termasuk sayur-
sayuran dan ternak seperti kambing dan ayam.
3. Wilayah Kering, pengembangan ternak besar dan perkebunan.
-
29
Berdasarkan klarifikasi dan luas lereng, maka wilayah Kabupaten Tanjung
Jabung Barat dapat dibagi menjadi empat klarifikasi kemiringan yaitu 0 – 2%
dimana wilayah yang terluas berada di Kecamatan Pengabuan dan Betara, total
luas wilayah dengan kemiringan tersebut adalah 269.055 H a atau 54,77 persen
dari total wilayah. Klarifikasi 2-15% seluas 147.830 Ha atau 30,09 pe rsen dari
total wilayah, kemudian klarifikasi 15-40% seluas 53.857 Ha atay 10,96 pe rsen
dari klarifikasi diatas 40 pe rsen seluas 20.540 H a atau 4,18 pe rsen dari total
wilayah.
Tabel 4
Klarifiasi dan Luas Lereng Menurut Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat Tahun 2008.21
No Keterangan Klasifikasi dan Luas Lereng Jumlah
(Ha) 0-2 %
(Ha)
2-15 %
(Ha)
15-40 %
(Ha)
>40 %
(Ha)
1 TungkalUlu 58.780 64.819 23.370 18.430 165.399
2 Merlung 630 74.546 28.537 2.110 105.823
3 BatangAsam - - - - -
4 TebingTinggi - - - - -
5 RenahMendaluh - - - - -
6 MuaraPapalik - - - - -
7 Pengabuan 86.735 420 - - 87.155
8 Senyerang - - - - -
21 Sumber : Badan Pertahanan Nasional Kab. Tanjung Jabung Barat dalam Angka 2008
-
30
9 TungkalIlir 51.070 4.855 330 - 56.255
10 BaramItam - - - - -
11 Seberang Kota - - - - -
12 Betara 71.840 3.190 1.620 - 76.650
13 Kuala Betara - - - - -
Jumlah 269.055 147.830 53.857 20.540 491.282
% 54,77 30,09 10,96 4,18 100,00
Selanjutnya pada tabel berikut dapat dilihat jenis tanah dan penyebarannya
di masing-masing kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sebagian besar
atau 65,03 p ersen jenis tanah di Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah jenis
tanah podzolik, kemudian 14,52 persen adalah jenis tanah arganosol 11,98 persen
tanah endapan sebagian besar jenis tanah ini terdapat Kecamatan Tungkal Ilir,
Pengabuan dan Betara. Jenis tanah ini relatif lebih subur, sehingga sesuai untuk
sektor pertanian, terutama untuk padi, sayur-sayuran dan tanaman muda lainnya.
Selanjutnya untuk jenis tanah gleisol luasnya hanya 8,47 persen atau 41.630 Ha,
sedangkan untuk jenis tanah andosol dan latosol tidak terdapat diseluruh
Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Kabupaten ini beriklim tropis dengan temperatur rata-rata 26.9° C, s uhu
minumum adalah 21,9° C dan maksimum 32° C. Curah hujan rata-rata berkisaran
antara 2000-3500 mm/tahun atau rata berkisar antar 223-241,6 mm/bulan dengan
hari hujan berkisar antara 11-13 hari/bulan. Artinya distribusi hujan bulanan
cukup merata. Puncak bulan basah terjadi pada bulan November-Januari dan
-
31
bulan kering pada bulan Juni sampai dengan Agustus sebagaimana daerah lain
yang ada di Provinsi Jambi.
B. Profil Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung
Barat
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang memegang peranan yang
sangat penting dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, antara lain pembangunan sarana dan
prasarana di bidang sumber daya air, jalan dan jembatan, infrastruktur
permukiman (air minum, air limbah, penanganan kumuh) serta penataan ruang
dan jasa konstruksi. Infrastruktur PUPR diharapkan dapat memberikan dampak
yang dirasakan secara langsung dan tidak langsung kepada masyarakat, antara lain
terciptanya konektifitas antara pusat pusat kegiatan, peningkatan kualitas
lingkungan permukiman, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berusaha keras untuk dapat
mewujudkan konektifitas antar wilayah serta terpenuhinya infrastruktur dasar
berupa universal akses yaitu kebutuhan akan air minum.
Pembangunan jalan dan jembatan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang untuk meningkatkan konektivitas, Dengan adanya
peningkatan konektivitas, harga barang di seluruh wilayah relatif sama, serta
wilayah yang relatif tertinggal dapat meningkatkan pertumbuhannya sehingga
kesenjangan dapat dikurangi.
-
32
Sementara disebagian besar ibu kota Kabupaten dengan wilayah rawa
gambut memiliki permasalahan tersendiri, yaitu hidup di lingkungan dengan
kondisi sanitasi yang tidak layak dan sulit mengakses air bersih.
Persoalan lain yang tidak kalah pentingnya adalah upaya mendukung
kedaulatan pangan dengan melakukan peningkatan Pengelolaan Irigasi Teknis
serta penmingkatan pengelolaan Daerah Irigasi Rawa.
Dari kondisi tersebut di atas, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
sebagai salah satu leading institution dalam pembangunan infrastruktur
mengemban tugas berat untuk meningkatkan keandalan infrastruktur PUPR dalam
mewujudkan kedaulatan pangan, k onektivitas bagi penguatan daya saing,
layanan i nfrastruktur permukiman dan perumahan sehingga dapat memenuhi
kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan infrastruktur telah menggerakkan ekonomi riil serta
menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar khususnya di sektor jasa konstruksi.
Tentunya h al tersebut menjadi tantangan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia Jasa Konstruksi dalam rangka menghadapi persaingan global. 22
1. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Tanjung Jabung Barat
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang terdiri atas 1 Sekretariat
serta 4 b idang dengan rincian terlampir.Selanjutnya uraian kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang, masing-masing sebagai berikut :
22 Dokumen Laporan Akuntabilitas Kerja Intansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2018.
-
33
a. Kepala Dinas
1). Merumuskan kebijakan dibidang sumber daya air, bina marga,
cipta karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.
2). Pelaksanaan kebijakan dibidang sumber daya air, bina marga, cipta
karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.
3). Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang sumber daya air, bina
marga, cipta karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.
4). Pelaksanaan administrasi dinas di bidang sumber daya air, bina
marga, cipta karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.
5). Melaksanakan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas
dan fungsinya.
b. Sekretaris
1). Koordinasi penyusunan rencana strategis, rencana kerja, rencana
kegiatan dan anggaran, pelaporan perencanaan dan akuntabilitas
kinerja.
2). Pembinaan dan penyelenggaraan urusan umum dan ketatausahaan
meliputi kerumahtanggaan, kepegawaian p enatausahaan aset,
kerja sama, hubungan masyarakat, kearsipan dan dokumentasi.
3). Pembinaan dan penyelenggaraan urusan keungan meliputi:
perbendaharaan, akuntasi, ferifikasi, dan tindak lanjut LHP.
4). Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan.
5). Pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan
-
34
6). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan
tugas dan fungsinya.
c. Kepala Bidang Sumber Daya Air
1). Penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program dan
rencana kerja di bidang sumber daya air.
2). Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembangunan, rehabilitasi,
normalisasi dan peningkatan jaringan irigasi dan rawa serta
pengelolaan irigasi dan rawa.
3). Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembangunan, rehabilitasi,
normlisasi dan peningkatan saluran sungai dan drainase primer.
4). Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, falisitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi operasi dan pemeliharaan
sumber daya air, pola pengelolaan sumber daya air pada wilayan
sungai, pengawasan dan pengendalian pembangunan sumber daya
air, pembentukan wadah koordinasi sumber daya air di tingakat
kabupaten.
5). Melakukan bimbingan teknis terhadap penggunaan dan
pengelolaan air tanah dan permukaan.
6). Pengendalian daya rusak air yang berdampak pada skala
Kabupaten.
-
35
7). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan, terkait dengan tugas
dan fungsinya.
d. Kepala Bidang Bina Marga
Penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program dan
rencana kerja di bidang bina marga.
1) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi pengelolaan, pengadaan,
pemeliharaan peralatan laboratorium, penyewaan alat berat, dan
pengujian laboratorium atas tanah, beton dan aspal.
2) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembangunan, dan
peningkatan kapasitas dan kualitas jalan dan jembatan.
3) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, falisitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi pemeliharaan rutin, berkala
jalan dan jembatan.
4) Pelaksanaan survey untuk mengetahui kondisi jalan kabupaten.
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan, terkait dengan gtugas
dan fungsinya.
e. Kepala Bidang Cipta Karya
1) Penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program dan
rencana kerja di bidang cipta karya.
-
36
2) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi penyusunan perencanaan dan
pengendalian bidang cipta karya, serta pendataan sarana dan
prasarana kecipta karyaan.
3) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembangunan, air minum
pembangunan sistem penyediaan air minum, dan meningkatkan
cakupan pelaksanaan air minum berbasis masyarakat.
4) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, falisitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi Penyehatan Lingkungan
Permukiman dan Tata Bangunan.
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan terkait tugas dan
fungsinya.
f. Kepala Bidang Penataan Ruang dan Jasa Konstruksi
1) Penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program dan
rencana kerja di bidang penataan ruang dan jasa konstruksi.
2) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembinaan pengawasan,
pengendalian pemanfaatan ruang dan pengaturan tata ruang,
menyiapkan dokumen RDTR pada setiap kawasan strategis
kabupaten.
-
37
3) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi kebijakan, strategi
pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
4) Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis, falisitasi,
koordinasi, pemantauan dan evaluasi pembinaan, pengaturan dan
pemberdayaan jasa konstruksi, pelatihan tenaga kerja terampil jasa
konstruksi, pembinaan badan usaha jasa konstruksi dan pemberian
rekomendasi izin usaha jasa konstruksi.
5) Melakukan tugas lain yang diberikan atasan, terkait dengan tugas
dan fungsinya.
2. Visi dan misi Dinas Pekerjaan Umum Tanjung Jabung Barat
Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan salah satu kabupaten yang
berdiri sudah cukup lama. Oleh karena itu dalam pendirianya kabupaten ini
memiliki visi dan misi
a. Visi:
terwujudnya infrastuktur Pekerjaan Umum dan Pemukiman yang
andal menuju masyarakat Tanjung Jabung Barat sejahtera.
b. Misi:
1. Mewujudkan pembangunan Inspratuktur Pekerjaan Umum
yang berbasis wilayah.
2. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Pelayanan Prasarana
Jalan dan Jembatan.
-
38
3. Mewujudkan Pelayanan air minum dan air bersih yang
berkualitas,terjangkau,efisien dan menjangkau sebagian besar
lapisan masyarakat serta berwawasan lingkungan.
4. Penyediaan prasarana,parana,dan utilitas di lingkungan
perumahan permukiman,bangunan dan sarana layanan publik
serta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana masyarakat
lain nya.
5. Mewujudkan pola pengelolaan sumber daya air (SDA) dan
irigasi yang terpadu,berwawasan dan berkelanjutan.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Tanjung Jabung
Barat
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang berdasarkan Peraturan
Bupati Nomor 54 T ahun 2016 m empunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang untuk
membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang menyelenggarakan fungsi :
∑ Perumusan kebijakan di bidang sumber daya air, bina marga, cipta
karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.
∑ Pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya air, bina marga, cipta
karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.
∑ Pelaksanaan Evaluasi dan pelaporan di bidang sumber daya air, bina
marga, cipta karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.
-
39
∑ Pelaksanaan Administrasi Dinas di bidang sumber daya air, bina
marga, cipta karya, penataan ruang dan jasa konstruksi.
-
40
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan di uraikan hasil penelitian dan menyajikan data yang telah
diperoleh melalui observasi, dokumentasi yang disertai dengan penjelasan-
penjelasan untuk mempermudah dalam melakukan proses pembahasan hasil
penelitian, serta wawancara terhadap beberapa infomanagar penulis mendapatkan
informasi yang valid mengenai persoalan yang diteliti dari informan yang
memiliki kompetensi dalam menjawab penelitian tersebut. Adapun uraian hasil
dan pembahasan didasarkan pada fokus penelitian yang telah di tetapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Pemerintah
Dalam Pelebaran Jalan Patunas – Pelabuhan Roro di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
A. IMPLEMENTASI PELEBARAN JALAN PATUNAS – PELABUHAN
RORO YANG SESUAI DENGAN METODE PELAKSANAAN KERJA
DAN YANG TIDAK SESUAI
Dalam pengerjaan pelebaran jalan patunas-pelabuhan roro di ikat oleh
suatu peraturan surat perjanjian kerja. Meskipun dalam pengerjaanya telah terikat
oleh perjanjian kerja namun fakta dilapangan masih ditemukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan perjanjian kerja tersebut. Oleh karena itu dibawah ini penulis akan
memaparkan tentang pengerjaan jalan patunas yang sesuai dengan surat perjanjian
kerja, serta hal yang tidak sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati.
-
41
1. Sesuai dengan Metode Pelaksanaan
Berikut merupakan beberapa beberapa penjelasan uraian pengerjaan
jalan patunas menuju pelabuhan roro yang sesuai dengan surat perjanjian
kerja.
a. Galian Biasa
Metode kerja untuk pekerjaan galian biasa adalah sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan
diserahkan kepada direksi lapangan dan direksi teknik untuk
disetujui
2. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
3. Melakukan pengukuran dilapangan sesuai gambar kerja yang
disetujui direksi lapangan dan direksi teknis.
4. Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan
excavator.
5. Selanjutnya tanyah hasil galian dimuat kedalam dump truck
dan di angkut keluar lokasi pekerjaan. Hasil galian dirapihkan
oleh sekelompok pekerja.23
b. Timbunan Biasa dari Galian
Metode kerja untuk pekerjaan timbunan biasa dari galian adalah
sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat pengujian bahan
timbunan biasa yang akan digunakan dan diuji dilaboratorium
23 Surat Perjanjian Kerja Dinas pekerjaan Umum
-
42
kemudian mengajukan request dan diserahkan kepada direksi
lapangan dan direksi teknik untuk disetujui.
2. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
3. Melakukan pengukuran dilapangan sesuai gambar kerja yang
disetujui direksi lapangan dan direksi teknis.
4. Material timbunan biasa diterima dilokasi pekerjaan.
5. Material dihampar lapis demi lapis dengan motor grader dan
manual (tenaga manusia) untuk lokasi yang tidak terjangkau
dengan alat berat. Kemudian dipadatkan dengan vibratory
roller dan pedestrian roller untuk lokasi yang tidak terjangkau
dengan alat berat.
6. Water tanker disiapkan untuk menjaga kadar air bahan
timbunan saat pemadatan, sehingga kepadatan dapat tercapai
pada kadar air optimum.
7. Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapihkan
tepi hamparan dan level permukaan.24
c. Penyiapan Badan Jalan
Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi
pekerjaan pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya
sesuai dengan yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan
petunjuk direksi pekerjaan, dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah
dasar. Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu :
24 ibid
-
43
1. Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat
mengganggu pekerjaan seperti semak-semak, pepohonan, batu
besar, dan material lainnya.
2. Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan
alat berat maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah
dasar sesuai gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi
pekerjaan.
3. Pemadatan tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat
vibratory roller atau menggunakan COMBINATION
VIBRATORY ROLLER pada daerah pelebaran yang tidak
terlalu luas atau tidak memungkinkan penggunaan vibratory
roller.25
d. Pemadatan Tanah dasar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan
adalah :
a) Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.
b) Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material
tanah dasar untuk mencapai kadar air optimum sehingga
didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.
c) Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan
pengguna jalan eksisting.
25 Surat Perjanjian Kerja Dinas Pekerjaan Umum
-
44
e. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A adalah
sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan
diserahkan kepada direksi lapangan dan direksi teknik untuk
disetujui.
2. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
3. Melakukan pengukuran dilapangan sesuai gambar kerja yang
disetujui direksi lapangan dan direksi teknik.
4. Material lapis pondasi agregat kelas A dikirim ke lokasi
pekerjaan.
5. Penghamparan bahan agregat A dilakukan dengan
menggunakan motor grader dan manual (tenaga manusia)
untuk lokasi yang tidak terjangkau alat berat.
6. Setelah terhampar sesuai ketebalan dan rentang toleransi yang
diijinkan, maka akan dilakukan pemadatan pada lapis agregat
A dengan menggunakan tandem roller 4 ton dengan terlebih
dahulu memeriksa kadar air dari bahan agregat tersebut agar
dapat dipadatkan pada kadar air optimumnya.
7. Water tanker akan digunakan untuk menambahkan kadar air
apabila bahan agregat tersebut tidak masuk kedalam rentang
yang diijinkan.
-
45
8. Apabila pemadatan pada material agregat kelas A telah selesai,
maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan derajat
kepadatannya dengan menggunakan alat uji sandcone.26
f. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
a) Lapisan sturktur perkerasan akan dimulai dari urutan pekerjaan
penghamparan timbunan pilihan, agregat kelas B.
b) Proses pemadatan akan dilakukan untuk menyiapkan tanah
dasar sebelum timbunan pilihan, penyiapan badan jalan
tersebut dilakukan dengan menggunakan alat pemadat mekanis
dan perapihannya dibuat dengan tenaga manusia.
c) Pekerjaan penghamparan lapis material timbunan pilihan, lapis
pondasi bawah (agregat kelas B), akan dilakukan dengan
menggunakan motor grader dan dipadatkan lapis per lapis
dengan menggunakan Tandem Roller. Untuk mendapatkan
kepadatan yang maksimum pada kadar air optimum yang
direncanakan, maka dilapangan akan ditempatkan satu unit
tank untuk sewaktu-waktu akan diperlukan dalam
mengendalikan kadar air saat proses pemdatan.
g. Perkerasan Beton Semen Dengan Anyaman Tunggal
Prosedur pelaksanaan pekerjaan :
1. Gambar kerja (Shop Drawing) telah disetujui direksi.
26 ibid
-
46
2. Landasan atau pondasi hamparan beton sudah siap sesuai
dengan gambar dan bebas dari sampah dan tidak tergenang air.
3. Landasan sudah ditutup menggunakan membran kedap air
berupa lembaran polyethene dengan tebal 125 mikron.
4. Baja tulangan sudah terpasang dengan benar dan sudah
disetujui oleh direksi/pengawas.
5. Bahan yang akan digunakan (mix design) sudah disetujui oleh
direksi/pengawas.
6. Jadwal pelaksanaan pekerjaan setiap seksi pengecoran sudah
diterima dan disetujui direksi/pengawas.
7. Rambu-rambu keselamatan dan pita pengaman/batas area kerja
sudah terpasang.
8. Alat kerja layak digunakan dan kondisi pekerjaan layak untuk
melakukan pekerjaan.
9. Menggunakan APD.27
h. Proses pengerjaan :
1. Acuan /formwork dan alat pengendali elevasi
2. Memasang acuan dan alat pengendali elevasi (jenis kawat atau
lainya) di muka bagian perkerasan yang sedang dilaksanakan
agar diperoleh kinerja.
3. Memasang paku pada acuan untuk setiap ruas sepanjang 3 m.
Sebuah paku harus diletakan pada setiap ujung sambungan.
27 Surat Perjanjian Kerja Dinas Pekerjaan Umum
-
47
4. Pengecoran
5. Pengecoran dilakukan dengan cara menumpukan campuran beton
pada area kerja.
6. Beeton diratakan sesuai ketebalan formwork dan dipadatkan
menggunakan concrete vibrator.
7. Setelah dibentuk dan dipadatkan selanjutnya beton harus
diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi dengan bantuan alat-
alat hrowl.
8. Curing dilakukan dengan dengan menyiran permukaan beton
menggunakan curring compund dan atau/ air.28
i. Beton Fc’15 dan Beton Fc 10 Mpa (Dinding Draenase)
Pengerjaan ini meliputi penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pemeliharaan, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan
lain yang diperlukan. Beton mutu rendah Fc’15 Mpa ini digunakan
untuk struktur beton tanpa tulangan. Metode kerja untuk pengerjaan
beton mutu rendah Fc’15 Mpa adalah sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan
diserahkan kepada direksi lapangan dan direksi teknik untuk
disetujui.
2. Menyerahkan daftar alat yang akan digunakan.
3. Melakukan pengukuran dilapangan sesuai gambar kerja yang
disetujui direksi lapangan dan direksi teknik.
28 Ibid
-
48
4. Campuran beton diproduksi dengan batching plant yang
dilengkapi wheel loader dan generator set.
5. Campuran beton dicampur sesuai spesifikasi teknik bina marga
tahun 2010 rev 3 dan JMF yang disetujui direksi lapangan dan
direksi teknik yang menggunakan batching plant yang
dilengkapi dengan generator set dan wheel loader.
6. Kemudian campuran beton dikirim ke lokasi pengecoran dengan
menggunakan truck mixer.
7. Beton dicor ke dalam bekisting yang telah disiapkan dan
memasukkan batu siklop, kemudian dipadatkan dengan concrete
vibrator.
8. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan
membuat benda uji kudus/silinder untuk dilakukan pengetesan
di laboratorium.
9. Water tanker disiapkan untuk mensupply kebutuhan air yang
diperlukan untuk menunjang pekerjaan tersebut (proses
curing).29
j. Baja Tulang U 24 Ulir
Baju tulangan U 24 ul ir termasuk baja dengan mutu sedang.
Metode kerja untuk pekerjaan baja tulangan u 24 ulir adalah sebagai
berikut:
29 Surat perjanjian kerja dinas pekerjaan umum
-
49
1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu dengan request
dan diserahkan kepada direksi lapangan dan direksi teknik untuk
disetujui.30
2. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
3. Melakukan pengukuran dilapangan sesuai gambar kerja yang
setujui direksi lapangan direksi teknik.
4. Baja tulangan akan dipotong dengan menggunakan bar cutter
manchine dan dibengkokan dengan menggunakan bar bending
manchine sesuai dengan kebutuhan (ukuran dan bentuk) di
lokasi pekerjaan.
5. Baja tulangan dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghingkan kontoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak,
percikan adukan atau lapisan lain yang dapat menggurangi atau
merusak peletakan dengan beton.
6. Potongan baja tulangan kemudian dipasang sesuai gambar
rencana dilokasi pekerjaan.31
k. Cerucuk
Umum dan Persiapan
1. Pengerjaan dimulai dengan melakukan pengukuran dilokasi
pekerjaan dimana pekerjaan draenase akan dilaksanakan.
2. Memobilisasi perlatan untuk pemancengan yang terdiri dari alat
pancang manual.
31 ibid
-
50
3. Mempersiapkan semua kebutuhan untuk perambuan sementara
dalam rangka pengaturan lalu lintas saat pelaksanaan
pengerjaan.
4. Material yang digunakan untuk pancang adalah kayu cerucuk
dengan ukuran 10-15 cm disesuaikan dengan spesifikasi.
5. Pelaksanaan pengerjaan memastikan bahwa pelaksanaan kerja
dilapangan telah memiliki gambar kerja (shop drawing) yang
telah disetujui oleh direksi teknik dan telah diikuti dengan
pengukuran (setting out dan marking) dilokasi pengerjaan.
6. Pengajuan request dan persetujuan kepada direksi lapangan dan
direksi teknik.
7. Memasang semua kebutuhan perambuaan K3 sementara untuk
mengatur lalu lintas yang ada (existing traffic condition).32
2. Tidak Sesuai Dengan Metode Pelaksanaan
Peningkatan struktur Jalan Patunas, Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten
Tanjung Jabung Barat dinilai sebagai proyek gagal, karena jalan rijid beton
sudah rusak padahal baru beberapa bulan dibangun. Pantauan dilapangan,
umur jalan rigit beton Jalan Patunas yang baru satu bulan setelah dikerjakan
sudah banyak batu krikil yang lepas warga menilai hasil pekerjaan tersebut
diragukan kualitasnya. Masyarakat juga ingin melihat sejauhmana kerugian
Negara akibat pengerjaan Jalan Patunas yang sangat merugikan warga akibat
buruknya pekerjaan jalan protocol dalam kota tersebut. Dalam keterangan
32 Surat Perjanjian Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
-
51
yang penulis dapatkan dari sesi wawancara terhadap masyarakat sekitar jalan
patunas yang mengatakan.
Waldi, warga kota kuala tungkal yang juga salah satu pedagang
mengatakan sangat curiga terhadap proses pengerjaan jalan patunas yang asal
asalan karena melihat dari kualitas jalan tersebut yang sudah mulai rusak.
“Saya menduga pengerjaan jalan patunas ini dibuat asal asalan karena melihat dari ketahanan jalan ini yang tidak bertahan lama. Karena belum lama jalan ini selesai di kerjakan tetapi jalan sudah mulai rusak. Dan banyak tanah timbunan di pinggir jalan di biarkan begitu saja sehingga mengganggu aktifitas masyarakat sekitar jalan patunas.”33
Adapun Agus salah satu warga sekitar jalan patunas yang ikut
memberikan tanggapanya terhadap jalan patunas yang mengatakan.
“Kondisi jalan patunas saat ini sudah mulai rusak dan mulai berlubang. Bahkan di sebagian ruas jalan besi cor sudah mulai nampak akibat dalamnya lubang. Hal ini terjadi mungkin karena pengerjaan yang dilakukan asal asalan oleh pengembang. Tidak sesuai dengan prosedur yang sudah disepakati.”34
Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan diatas dengan masyrakat
sekitar jalan patunas yang rata-rata mengatakan bahwasnya jalan patunas
kondisiya saat ini telah mulai rusak. Maka penulis mencoba meminta
keterangan dari pihak pekerjaan umum tanjung jabung barat yang dalam
keterangan mengatakan.
“Memang benar kondisi jalan patunas saat ini sudah mulai mengalami kerusakan, meskipun umur jalan ini belumlah terlalu lama. Kami sebagai dinas pekerjaan umum akan bertanggung jawab dan mencoba mencari sebab kerusakan jalan tersebut. Apakah disebabkan dari
33 Wawancara dengan Waldi, masyarakat Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung
Barat, tanggal 24 juli 2019. 34 Wawancara dengan Agus, masyarakat Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung
Barat, tanggal 24 juli 2019.
-
52
pengerjaan yang asal asalan atau mungkin karena aktifitas jalan yang terlalu ramai dan banyaknya kendaraan yang melebihi tonase yang melintas.”35
Dari hasil wawancancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwasanya hal yang tidak sesuai dari jalan patunas adalah kondisi dari jalan
patunas sendiri yakni yang telah banyak mengalami kerusakan. Padahal jalan
ini belum lama selesainya. Padahal dalam surat perjanjian kerja telah terdapat
prosedur pengerjaanya. Penulis mencurigai bahwasanya pengerjaan jalan
patunas yang dilakukan oleh pengemban tidaklah sesuai dengan surat
perjanjian kerja.
B.KENDALA DALAM REALISASI PELEBARAN JALAN PATUNAS –
PELABUHAN RORO
Berdasarkan dari berbagai uraian mengenai pelebaran jalan patunas tidak
lepas dari berbagai kendala pada saat pelebaran jalan tersebut di laksanakan.
Adapun beberapa kendala dalam pelebaran jalan patunas yang di laksanakan oleh
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat di lihat sebagai
berikut.
1. Ganti Rugi Tanah Warga
Ganti rugi pada Pelabaran Jalan Patunas sebenarnya sudah sesuai
dengan prosedurnya. Hal ini di ungkapkan oleh bapak M. Arsyad selaku
35 Wawancara dengan Bapak Ira Sukrianto selaku Seketariat Kantor Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 25 Juli 2019/
-
53
Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Program Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat:
“Menyangkut ganti rugi tanah warga sebenarnya sudah dilakukan satu tahun sebelum pelebaran jalan tersebut dilaksanakan. Transaksi ganti rugi tersebut di transfer langsung ke rekening warga pemilik lahan. Dan ganti rugi tanah warga juga dibedakan dalam 4 zona dan sudah di tentukan oleh tim konsultan penilai. Hasil penilaian tim konsultan penilai perbedaan harga sudah sesuai rayon dan zonanya masing-masing.”36
Adapun keterangan lain yang penulis dapatkan dari keterangan ketua rt
setempat yang mengatakan:
“Warga sekitar jalan patunas secara garis besar setuju dengan adanya pelebaran jalan patunas dan ganti rugi tanah yang terkena proyek pengerjaan jalan tersebut, ke rena dengan adanya pembangunan jalan tersebut nantinya juga akan bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Hanya sebagian masyarakat yang tidak setuju dengan ganti rugi yang pemerintah berikan karena merasa ganti rugi yang di berikan oleh pmerintah menurutnya tidak sesuai. Oleh karena itu penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk saling koordinasi dalam pembangunan jalan ini, supaya pengerjaan jalan patunas ini pengerjaanya berjalan lancar dan selesai tepat waktu.”37
Dan disebutkan juga oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan ruang , Bapak Andi Akhmad Nuzul
“Pihaknya sudah menurunkan appraisal tim konsultasi penilai yang khusus, diterjunkan memantau harga ganti rugi yang pantas diterima masyarakat yang terkena dampak pelebaran jalan patunas ini. Untuk ganti rugi di zona-zona tertentu, harga juga sudah disesuaikan dan itu sudah ditentukan menurut tim konsultan penilaian.”38
36 Wawancara dengan bapak M. Arsyad selaku Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan Program Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tgl 11 Juli 2019 37 Wawancara dengan ketua rt setempat tanggal 12 agustus 2019. 38 Wawancara dengan Bapak Andi Akhmad Nuzul Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Tanjung Jabung Barat. tgl 11 Juli 2019
-
54
Kabid Bina Prasarana Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum
Tanjung Jabung Barat Bapak Apri Dasman juga menyebutkan
“Jika upaya Pemerintah Kabupaten juga mensosialisasikan hasil penilaian ganti rugi oleh Konsultan Penilai.”39
Dari pemaparan di atas bahwasanya Pemerintah Kabupaten Tanjung
Jabung Barat sudah menajalankan ganti rugi sesuai dengan ketentuannya.
Salah satunya dalam proses ganti rugi tanah warga sudah menurunkan tim
konsultan penilai yang khusus.
Tetapi tanggapan masyarakat yang berdapak langsung pada program
pelebaran jalan ini masi beragam, sebagian masyarakat ada yang sudah
setuju dan sebagian lagi malah sebaliknya (tidak setuju). Masyarakat
pemilik lahan yang tidak setuju tetap mempertahankan harga yang di
inginkan untuk biaya ganti rugi lahan untuk pelebaran jalan tersebut.
Hal ini sesui dengan hasil wawancara dengan seorang masyarakat
yang setuju dengan ganti rugi tersebut :
“Saya setuju dengan adanya ganti rugi akibat dari adanya proyek pelebaran jalan ini. Karena dengan adanya ganti rugi ini menunjukkan bahwasanya ada itikad baik dari pemerintah terhadap masyarakat yang lahannya terkena proyek pelebaran jalan ini. Harapan saya sebagai masyarakat adalah agar proyek ini cepat dilaksanakan dan segera diselesaikan agar tidak banyak dampak lagi bagi masyarakat.”40
39 Wawancara dengan Bapak Apri Desman Kabid Bina Prasarana Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Tanjung Jabung Barat, tgl 11 juli 2019
40 Wawancara dengan Partini, masyarakat Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tgl 14 juli 2019
-
55
Adapun pendapat lain dari salah satu masyarakat yang menyatakan
ketidak setujuaanya terhadap ganti rugi yang dilakukan pemerintah. Dalam
keterangannya kepada penulis dalam sesi wawancara yang mengatakan
bahwa :
“Saya sebagai masyarakat yang lahan kami terkena proyek pelebaran jalan ini tidak setuju dengan ganti rugi yang dilakukan oleh pemerintah. Ketidaksetujuan kami adalah akibat ganti rugi yang diberikan oleh pemerintah tidak sesuai dengan lahan yang terkena proyek pelebaran jalan ini, atau ganti rugi yang diberikan pemerintah terlalu kecil. Harapan saya sebagai warga yang terkena proyek pelebaran jalan ini adalah agar pemerintah terkait dapat melihat dan memberikan ganti rugi yang sesuai dengan lahan yang terkena proyek ini.”41
Dari pemaparan diatas memang sebagian dari masyarakat masi ada
yang setuju dan tidak setuju dengan adanya ganti rugi yang sudah
ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Yang membuat masyarakat tidak setuju dengan ganti rugi yang
pe