implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN
ANAK USIA DINI RAUDHATUL ATHFAL NURUL YAQIN
MUARO JAMBI
SKRIPSI
NURHABIBAH
NIM.TRA. 152170
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THATA SAIFUDDIN JAMBI
2019
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN
ANAK USIA DINI RAUDATUL ATHFAL NURUL YAKIN MUARO
JAMBI
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
NURHABIBAH
NIM.TRA. 152170
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THATA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PERSEMBAHAN
Lantunan Al-Fatihah beriring sholawat dalam silah kun merintih, menadahkan doa
dalam syukur tiada terkira, terima kasih kusembahkan kepada-MU Allah SWT. Yang Maha
segalanya, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu,
beriman dan bersabar dalam menjali kehidupan ini, Semoga keberhasilan ini menjadi satu
langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.
Skripsi ini aku persembahkan untuk kedua orang tua aku tercinta. Ayah handa
(Almr) Asrol dan ibunda Darmawati yang selalu mendo’akan dan telah memberikan semua
kasih sayang, cinta, waktu, materi yang selalu tercukupi dalam pendidikan aku. Teruntuk
Ibunda yang Menggantikan Sosok ayah dan menjadi orang tua tunggal, keringatmu,lelahmu
akan terbayarkankan dan selalu mendo’akan aku dan seluruh cinta tulusmu akan
terbalaskan, dan diantara doamu Tuhan Kabulkan dengan terselesainya perkuliahanku.
Terimakasih untuk Saudaraku (Lismaini, Muhammad Roni, Siti Hawa, munawaroh
dan seluruh keluarga). Karena mereka selalu memotivasi aku untuk selalu semangat dalam
menyelesaikan perkuliahan aku, semoga kita dapat membahagiakan Ibu dan Ayah tercinta
kita dunia wal akhirat, dengan keberhasilan dan usaha kita.
Serta Sahabat Terkhusus (Mirliani, Ismi Winda Yani, dwi Kurniawati, Fazalina,
Juhairiah) dan teman-teman satu kelas yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun
materil hinggal terselesaikannya penulisan karya kecil ku ini.
Semoga keikhlasan dan dukungan mereka menumbuhkan semangat aku untuk terus
maju. Semoga pengorbanan dan cinta kasih yang telah diberikan membuahkan rahmat dan
berkah dari Allah SWT. Amin.
v
ABSTRAK
Nama : Nurhabibah
Judul : Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Muaro
Skripsi : Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Kurikulum 2013 Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, karena itu wajar jika
dalam implementasinya terdapat kesulitan-kesulitan. Untuk itu kurikulum 2013 dengan
segala kekurangan dan kelebihannya adalah momentum yang layak untuk dicatat dalam
lembar pendidikan. Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum
dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik.
Pembelajaran dilakukan secara tematik terpadu yang dilakukan sesuai dengan
kurikulum 2013 pembelajaran dengan tema. Penelitian ini dilaksanakan di Raudhatul
Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif,
sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik Wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik analisis data terdiri dari Pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.Teknik pemeriksaan keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber, teknik dan waktu. Hasil dari data menemukan bahwa
penerapan Kurikulum 2013 di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin dalam perencanaan
pembelajaran RPPM dan RRPH menggunakan yang sudah ada, selain itu tidak
mempersiapkan media dan model pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran terpaku
dengan buku guru dan siswa, guru hanya menyesuaikan pada buku guru dan siswa.
Evaluasi Tematik terpadu Tidak mencakup penilaian autentik dalam ranah sikap
pengetahuan dan keterampilan. Kendala yang dihadapi banyak kekurangan baik sarana
dan prasarana, persiapan guru pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Kata Kunci: Implementasi, Kurikulum 2013
ABSTRACT
Name : HepiTriana
Title : Implementation of Integrated Thematic Learning Curriculum 2013 at
Madrasah Ibtidaiyah Salamah
Thesis : Department of Teacher Education Madrasah Ibtidaiyah, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of
SulthanThahaSaifuddin Jambi
2013 curriculum is different from the previous curriculum, because itu is
natural that its implementation there are difficulties. For this reason, the 2013
curriculum with all its shortcomings and strengths is a momentum that is worthy of
being noted in the education sheet.The implementation of the 2013 curriculum is
curriculum actualization of competencies and character of students. Edcation is carried
out in an integrated thematic manner which is carried out according to the 2013
curriculum whit themes. The research was conducted at Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Muaro Jambi. This research is a qualitative research, while data collection is done with
tennis interviews, observation and documentation. Technique data analysis consists of
data collection, and data reduction, data recitation, and conclusion. The technique of
checking the validity of the data using source triangulation, technique and time. The
results of the data determine that the implementation of the 2013 curriculum in
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin in RPPM and RPPH learning planning uses existing
ones, besides that it does not prepare the media and learning models. The
implementation of learning is fixed whit teacher and student books, teacher only adjust
to teacher and student books. Integrated thematic evaluation researt in the realm of
attitude and knowledge. The constraints faced by many lack both facilities and
infrastructure, teacher preparation in planning, implementation and evalution.
Keywords: Implementation, Curriculum 2013
MOTTO
يزَْفعَِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنوُا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أوُتوُا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ.
…
Artinya :”Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang yang di beri ilmu beberapa derajat..”(QS.Al-Mujadalah:11) Al-Karim (
543:2013).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim yang
kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga skripsi ini
dapat dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW pembawa risalah
pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini
tidak banyak melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun
materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada :
1. Dr. H. Hadri hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Dr. Hj. Armida, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dra. Umil Muhsinin, M.Pd selaku Ketua Prodi dan Siti Maria Ulfa, M.Pd.I
sebagai sekretaris Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
4. Dra. RTS Mahdalena, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I dan Ibu Nurmalia K,
M.Pd sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan
pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Suriyanti, S.Pd.I selaku kepala sekolah RA Nurul Yakin Muaro Jambi yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data di
lapangan.
6. Majelis Guru selaku guru yang bertugas di RA Nurul Yakin yang telah
memberikan banyak informasi guna memudahkan penulis memperoleh data di
kelas.
7. Sahabat-sahabat mahasiswa PIAUD yang telah menjadi partner diskusi dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Orang tua teruntuk Ibunda tercinta (Darmawati) dan keluarga yang telah
memberikan motivasi tiada henti hingga menjadi kekuatan pendorong bagi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ ii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv
NOTA DINAS ................................................................................................. v
MOTTO ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACK...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) ............................ 5
B. Pengertian Kurikulum 2013 ......................................................... 7
C. Penelitian Relavan ........................................................................ 37
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ............................................... 39
B. Setting dan Subjek Penelitian ...................................................... 39
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 40
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 41
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 43
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................... 45
G. Jadwal Penelitian ......................................................................... 46
BAB VI TEMUAN DAN PEMBEHASAN
A. Temuan Umum ..................................................................................... 48
B. Temuan Khusus .................................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 87
B. Saran ..................................................................................................... 87
C. Penutup ................................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Bangunan RA Nurul Yaqin Muaro Jambi .................................... 51
..........................................................................................................................
Gambar 4.2 Wawancara dengan Kepala Sekolah RA Nurul Yaqin ................. 59
Gambar 4.3 Saat Mengadakan Rapat IGRA dan KKG .................................... 60
Gambar 4.4 Siswa Mengaji/ Membaca Juz Amma .......................................... 61
Gambar 4.5 Buku Paket Anak dan Proses Belajar anak ................................... 62
Gambar 4.6 Anak-anak Melakukan Praktek Berwhudu ................................... 63
Gambar 4.7 Anak-anak Melakukan Praktek Sholat Wajib (Sholat Subuh) ..... 64
Gambar 4.8 Kegiatan Senam dan Karya Anak ................................................. 64
Gambar 4.9 Buku Panduan Pendidik ................................................................ 66
Gambar 4.10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) ................. 67
Gambar 4.11 Proses Belajar Mengajar RA Nuurul Yaqin ............................... 69
Gambar 4.12 Sebelum Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar ....................... 71
..........................................................................................................................
Gambar 4.13 Proses Belajar Mnegajar dengan Tema Pekerjaan...................... 73
Gambar 4.14 Proses Belajar Mengajar dengan Media Seadanya ..................... 80
Gambar 4.15 Saat Melakukan Kegiatan Pembelajaran Saintifik dengan Tema 84
Api, Air dan Udara .......................................................................................... 87
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Catatan Harian .................................................................................. 29
Tabel 2.2 Catatan Anekdot ............................................................................... 30
Tabel 2.3 Hasil Karya Anak ............................................................................. 30
Tabel 2.4 Format Percakapan ........................................................................... 31
Tabel 2.5 Format Penilaian ............................................................................... 32
Tabel 2.6 Format Unjuk Kerja .......................................................................... 32
Tabel 2.7 Format Indikator Penilaian Hasil Belajar ......................................... 34
Tabel 2.8 Penelitan Relevan ............................................................................ 39
Tabel 3.1 Pedoman Observasi .......................................................................... 44
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ....................................................................... 45
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .............................................................................. 49
Tabel 4.1 Profil RA Nurul Yaqin Muaro Jambi ............................................... 52
Tabel 4.2 Struktur Organisasi RA Nurul Yaqin ............................................... 54
Tabel 4.3 Keadaan Sarana Prasaran RA Nurul Yaqin ...................................... 57
Tabel 4.4 Ruangan/ Bangunan Fisik RA Nurul Yaqin ..................................... 58
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kartu Konsultasi
Lampiran 2. Catatan Lapangan
Lampiran 3.Transkif Wawancara
Lampiran 4. Daftar Responden
Lampiran 5. Surat Pernyataan Respon
Lampiran 6. Dokumentasi
Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap
kemajuan bangsa untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Berbagai riset
dan analisis menunjukan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peran
yang sangat signifikan dan bahkan menjadi pranata utama dalam menyiapkan
sumber daya manusia. Pemerintah Indonesia dengan giat menyusun dan
mengembangkan program untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya
dengan menyempurnakan kurikulum.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa
kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan paham pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan
tertentu. Luluk Asmawati (2014:31).
Menurut Pendapat suyadi (2014:78) Mendefinisikan kurikulum sebagai
suatu bahan tertulis yang berisikan uraian program pendidikan suatu sekolah yang
harus dilaksanakan dari tahun ketahun. Dalam hal ini kurikulum dipersiapkan dan
dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan acuan
dalam mengatur proses pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik untuk
mempermudah proses pembelajaran.
Menurut peneliti kurikulum adalah seperangkat dokumen yang berisikan
rambu-rambu atau pedoman dalam menyusun pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Kurikulum 2013 yang berisikan kompetensi dan karakter secara terpadu
yang merupakan penyempurna dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum ini di pandang sesuai dengan program pendidikan yang berbeda dengan
kurikulum-kurikulum sebelumnya. Perbedaan tersebut nampak pada beberapa
karakteristik kurikulum 2013 yakni pendekatan saintifik dan pendekatan tematik
serta penilaian otentik dalam pembelajaran. Implementasi kurikulum mencapai tiga
kegiatan pokok yakni pengembangan program (perencanaan), pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi. Perubahan empat elemen utama yang ditonjolkan
diantaranya adalah Kompetensi Lulusan (SN), Standar Isi, Standar Proses dan
Standar Penilaian.
Orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi
yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara
pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Pembelajaran dilakukan secara
tematik terpadu dengan tujuan agar siswa mampu mengembangkan diri dan
kompetensinya secara holistik dan bermakna. Hal ini berarti pembelajaran tematik
yang dilakukan sesuai kurikulum 2013 adalah pembelajaran dengan tema tertentu
yang mengaitkan tidak hanya intra dan antar mata pelajaran tetapi juga keterpaduan
pembelajaran antar jenjang kelas.
Dalam implementasi kurikulum 2013 guru merupakan faktor terpenting,
guru diharapkan mampu memahami maksud dari kurikulum 2013 dan cara
mengimplementasikannya. Penyelenggaraan pembelajaran merupakan tugas guru
dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang di tujukan untuk
pembelajaran siswa. Pembelajaran dimaksud agar terciptanya kondisi yang
memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Pembelajaran akan berjalan
dengan baik apabila perencanaannya di rancang dengan baik dan tercukupinya
sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran. Implemenatasi kurikulum
2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan
kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru
dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana
yang telah diprogramkan.
Dalam suatu kegiatan pembelajaran, terdapat dua aspek penting yaitu hasil
belajar merupakan perubahan prilaku pada diri siswa dan proses hasil belajar
merupakan sejumlah pengalaman intelektual, emosional dan fisik pada diri siswa.
Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif (daya
pikir), Afektif (tingkah laku) dan psikomotorik (keterampilan siswa), kemampuan-
kemampuan tersebut dikembangkan bersama dengan perolehan pengalaman-
pengalaman belajar. Jadi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan
membelajarkan siswa yang dinilai dari perubahan perilaku dan meningkatnya
pengetahuan dan pengalaman pada diri siswa (Muhammad Fathurrohman, 2015,
Hal. 28-29).
Berdasarkan pengamatan awal di lapangan, dalam pelaksanaan implentasi
kurikulum 2013 pada pembelajaran anak usia dini di raudhatul athfal nurul yaqin
muaro jambi mengalami kendala, guru terlihat masih kurang memahami kurikulum
2013 hal ini dibuktikan pada saat pembuatan perencanaan pembelaharan harian
(RPPH) guru tidak membuat sendiri, namun menyalin format-format yang sudah
ada. Megawati (Bab 4:68)
Dalam pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran guru masih terbiasa dengan
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sehingga pada saat proses
pembelajaran anak kurang diberi kesempatan untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Sedangkan kurikulum 2013 guru harus mampu membangkitkan
keaktifan siswa dengan 5M yaitu,mengamati, menanya, eksperiemn/mencoba,
mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar, membangun jejaring (networking)
mengkomunikasikan (communicating). Dalam pelaksanaan evaluasi, guru
memberikan penilaian di akhir semester, sedangkan dalam penerapan kurikulum
2013 penilaian harus di lakukan dengan proses yang runtun, namun di format rapor
anak yang diberikan setiap akhir semester sudah menggunakan format kurikulum
2013. Kendala lain dalam penerapan kurikulum 2013 di raudhatul athfal adalah
sarana dan prasarana masih sangat kurang. Ruang kelas yang kecil sehingga dalam
penerapann kurikulum 2013 yang menuntut model pembelajaran anak usia dini
belum dilaksanakan, karna APE yang belum cukup untuk melaksanakan kurikulum
2013 dalam pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka peneliti
tertarik untuk mengkaji permasalah tersebut lebih dalam melalui penelitian
kualitatif yang berjudul “IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM
PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI RAUDHATUL ATHFAL NURUL
YAQIN MUARO JAMBI”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dijelaskan bahwa yang
menjadi objek penelitian ini adalah Implementasi pembelajaran berdasarkan
Kurikulum 2013 yang dimaksud dalam ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembelajaran dan kendala yang dihadapi
guru dalam implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran anak usia dini di
RAUDHATUL ATFHAL NURUL YAQIN MUARO JAMBI.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan
masalah ini adalah para guru mengalami kendala yang dialami dalam
mengimplementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran.
Dengan demikian rumusan masalah yang diajukan adalah:
1. Bagaimana Pembelajaran di Raudatul Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi?
2. Bagaimanakah Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran di
Raudatul Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi?
3. Apa saja kendala dalam Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
di Raudatul Athfal Nurul Yaqin?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan Pembelajaran di Raudatul Atfhal Nurul Yaqin Muaro
Jambi.
2. Mendeskripsikan Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran di
Raudatul ATfhal Nurul Yaqin.
3. Mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam Implementasi
Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran di Raudatul Atfhal Nurul Yaqin Muaro
Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan adalah proses interaksi antara pendidik dan anak didik atau
lingkungan secara sadar, teratur, terencana dan sistematis guna membantu
mengembangkan potensi anak didik secara maksimal. Pendidikan anak usia dini
adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun
secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non-fisik (Kognitif, sosial-
emosional, moral agama, motoric, bahasa, seni), dengan memberikan rangsangan
bagi perkembangan secara optimal, Mursid (2015:16). Sebagaimana Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal I angka
14 dalam Kemendikbud (2015;3), Menyatakan bahwa:
“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujuan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia Pasal 60 ayat I dalam Luluk Asmawati (2014:29) menyatakan
bahwa: “Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat,
bakat, dan tingkat kecerdasannya”.
Dalam Pendapat Mursid (2015: 21-46) Pendidikan anak usia dini di
selenggarakan melalui jalur formal, nonformal, dan informal. Pasal 45 ayat I
Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa:
“Setiap satuan pendidikan formal maupun nonformal harus
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan suatu
pendidikan dengan pertumbuhan, perkembangan potensi fisik, kognitif,
sosial, emosi, dan kejiwaan anak didik”.
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur formal adalah
Taman Kanak-kanak (TK), atau Raudhatul Atfhal (RA), pendidikan anak usia dini
dijalur nonformal diselenggarakan oleh masyarakat atas kebutuhan dari masyarakat
sendiri, khususnya bagi anak yang dengan keterbatasannya tidak terlayani di
pendidikan formal. Sedang pendidikan informal adalah pendidikan yang dilakukan
oleh keluarga atau lingkungan.
Menurut peneliti pendidikan anak usia dini merupakan pedidikan yang
paling berpengaruh bagi perkembangan anak karena perkembangan anak dimasa
selanjutnya sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna yang diberikan
sejak dini.
Menurut Pasal 28 Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003 Ayat 1,
menyatakan bahwa: “ Pendidikan anak usia dini dimulai dengan rentang umur 0–6
tahun. Sementara menurut kajian rumpun PAUD dan penyelenggaraannya di
beberapa Negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0 – 8 tahun”.
Menurut Piaget dalam Nurdiana (2016:12), Proses belajar seseorang akan
mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangannya sesuai dengan umurnya. Pola
dan tahap-tahap ini bersifat hierarkis, artinya dilalui berdasarkan urutan tertentu dan
seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya. Piaget
membagi tahap-tahap p erkembangan kognitif ini menjadi empat, yaitu:
a. Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun)
b. Tahap Praoprasional (Umur 2-7/8 tahun)
c. Tahap operasional konkret (umur 7atau 8-11 atau 12 tahun)
d. Tahap Operasional formal (umur 11/12-18 tahun).
Dalam Asmani Jamal Makmur (2015:15-16) Fase-fase didalam
Perkembangan anak:
a. Fase Pertama (Usia 0-1)
Anak mengalami pertumbuhan pada semua bagian tubuh, mulai
memegang, menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sudah mulai ada
hubungan anatara dirinya dan dunia luar.
b. Fase kedua (Usia 2-4 tahun)
Pada fase ini anak memiliki egosentris dengan sesuatu di lingkungan
hidupnya.
c. Fase Ketiga (Usia 5-8)
Dalam Fase ini semua aspek perkembangan anak sedang berkembangan
dengan baik.
Menurut peneliti proses belajar anak adalah segala perubahan yang
terjadi disetiap perkembangan anak dari berbagai aspek perkembangan anak,
yaitu aspek fisik (motorik), emosi, kognitif dan psikososial (bagaimana anak
berinteraksi dengan lingkungan). Sesuai dengan tingkat usia dan
perkembangannya.
B. Pengertian Kurikulum 2013
Dalam Undang-undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2003, Bab I, Pasal 1 ayat 19, Kurikulum diartikan: “sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Andi Prastowo (2015:
11-12). Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curricullae” yaitu jarak
yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memproleh ijazah. Dengan
menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini,
ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh
kurikulum yang berupa rencana pembelajaran.
Poerwati dan Amri dalam Andi Prastowo mencatat ada empat komponen
kurikulum, yaitu: Pertama, tujuan: arah/sasaran yang hendak dituju oleh proses
penyelenggaran pendidikan. Kedua, isi kurikulum: pengalaman belajar yang
diperoleh murid di sekolah. Pengalaman ini dirancang dan diorganisasikan
sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh murid sesuai dengan tujuan. Ketiga,
Metode proses belajar mengajar: yaitu, cara peserta didik memperoleh
pengelaman belajaran untuk mencapai tujuan. Keempat, evaluasi: cara untuk
mengetahui apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak.
Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut harus memiliki visi misi dan
arah yang jelas, adapun kurikulum 2013 ini telah dikembangkan dan di
implementasikan secara sistematis dan terarah dengan orientasi dan tujuan
perubahan yang jelas. Adapun tujuan kurikulum 2013 untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu
berkontrisbusi pada kehidupan bermsyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia. Andi Prastowo (2015:04).
Menurut penetili kurikulum 2013 merupakan suatu seperangkat rencana
dan pengaturan yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan atau
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan
peserta didik yang beriman, produktif, kreatif, dan inovatif agar dapat menjadi
manusia yang baik.
.
1. Konsep Dasar Pendekatan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
a. Pedekatan Tematik Terpadu
Diungkapkan dalam Peraturan Pemerintah no. 32 Tahun 2013 Pasal 19
ayat (1) bahwa:
“ Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik”.
Salah satu pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013
pendidikan anak usia dini adalah pendidikan tematik terpadu. Dalam model
pembelajaran tematik terpadu di paud, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
untuk satu tema, sub tema, atau sub sub tema dirancang untuk mencapai
secara bersama-sama kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dengan mencakup sebagian atau seluruh aspek perkembangan. Sri yuniarti
(2015: 18).
Pembelajar tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa kegiatan sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau
gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Andi Prastowo (2015: 20)
Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran
dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob dengan konsep pembelajaran
interdisipliner dan Fogarty pada dengan konsep pembelajaran terpadu.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata maupun
dalam antarmata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan
memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga
pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik.
Ciri-ciri pembelajaran tematik terpadu anak usia dini adalah:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia dini;
2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan tematik terpadu
bertolak belakang dari minat dan kebutuhan anak;
3) Kegiatan belajar dipilih dalam pelaksanaan dan berkesan bagi anak
sehingga hasil belajar dapat bertahan lama;
4) Memberi penekanan pada keterampilan berpikir anak; dan
5) Mengembangkan keterampilan social peserta didik, seperti kerjasama,
toleransi, komunikasi, mandiri dan sabar menunggu giliran.
b. Pendekatan Saintifik (scientifik)
Pembelajaran merupakan proses ilmiah, karena sifatnya mencari
kebenaran yang universal. Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dan penerapan pendekatan ilmiah
(scientifik) dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran ilmiah diharapkan
mampu digunakan sebagai titian emas perkembangan sikap, keterampilan dan
pengetahuan peserta didik. Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran
yang berpusat pada siswa, dimana siswa dituntut untuk menemukan sendiri
materi yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Muhammad
Fathurrohman (2015: 109).
Pendekatan saintifik berguna untuk mendorong anak agar memiliki
kemampuan berpikir kritis, analisis, dan memiliki kemampuan memecahkan
masalah, memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada anak
dengan mendorong anak melakukan kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi dan mengkomunikasikan,
serta mendorong anak mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi
dan bukan hanya diberitahu.
Langkah-langkah pendekatan scientific pada proses pembelajaran
kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi
melalui pengamatan, bertanya, mencoba, kemudian mengolah, data atau
informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan menganalisis,
menalar, kemudian menyimpulkan dan mencipta.
1) Mengamati (observasi)
Observasi atau mengamati yaitu pengamatan atau pencatatan secara
sistemik terhadap gejala yang tampak pada objek. Observasi dilakukan untuk
menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat, benda, serta
rekaman dan gambar. Mengamati untuk mengetahui objek diantaranya
dengan menggunakan indera melihat, membaca buku gambar, mendengar,
menghidu, merasa dan meraba.
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode mengamati sangat bermanfaat
bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pebelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi. Sebagaimana yang disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui
kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru mengfasilitasi
peserta didik untuk memperhatikan hal yang penting dari suatu benda atau
objek Muhammad Fathurrahman (2015, hal. 119-121).
2) Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,
disimak, dibaca atau dilihat. Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta
didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuannya.
Kegiatan “Menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah dalam
mengunakan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertayaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (mulai dari pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang
bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini
adalah mengembangkan kreatif, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas
dan belajar sepanjang hayat (Muhammad Fathurrahman, 2015, hal. 127-128).
3) Eksperimen
Kegiatan eksperimen dimulai dari mengumpulkan informasi merupakan
tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi
dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,
mengamati objek/ kejadian, aktivitas wawancara dnegan dara sumber dan
sebagainya.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksud untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan dan
pengetahuan. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau
mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak
lanjut.
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan
saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan pengolahan data atau informasi.
Setelah menemukan keterkaitan antar informsai dan menemukan berbagai pola
dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satuan
kesatuan kelompok atau secara individu membuat kesimpulan (Muhammad
Fathurrahman, 2015, hal. 135-137).
4) Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/ Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan
bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses
berfikir yang logis dan sistemis atas fakta kata empiris yang dapat diobservasi
untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud
merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran non ilmiah tidak selalu tidak
bermanfaat, namun dalam proses pembelajaran hendaknya diiminimalisir
seminimal mungkin (Muhammad Fathurrahman, 2015, hal 139-155).
5) Membangun Jejaring (networking) atau Mengkomonikasikan
(communicating)
Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan yang
berasal dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang berarti
satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam bahasa
inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan,
gabungan, pergaulan, hubungan.
Kegiatan mengkomunikasikan ini berbeda dengan membangun jejaring.
Pada kegiatan membangun jejaring ini diharapkan peserta didik mampu
membentuk peta konsep atau pemahaman yang lintas konsep dalam hal
penarikan kesimpulan. Peserta didik juga diharapkan mampu membangun
paradikma pemahaman dalam pemikirannya dan mampu mengkomunikasikan
paradikma pemahaman satuan konsep tersebut. Pada intinya networking tidak
hanya sekedar membangun jejaring, namun lebih kepada membangun sebuah
konsep yang matang dan paradigma pada diri peserta didik (Muhammad
Fathurrahman, 2015, hal. 160-163)
2. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan kurikulum 2013
Menurut Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 20 dijelaskan bahwa:
“Perencanaan Pembelajaran adalah penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran”.
Selanjutnya menurut Permendikbud RI No. 81a Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum dalam lampiran IV disebutkan, yaitu “Rencana
pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara perinci dari satu materi pokok atau tema tertentu
yang mengacu pada silabus” Andi Prastowo ( 2015:36)
Hamzah B. Uno dalam Andi Prastowo mengungkapkan bahwa
perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat
berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif untuk
membuat pelajaran dapat berjalan baik, sehingga dapat membentuk watak,
peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan siswa”. Perencanaan
pembelajaran dirancang dengan menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran.
Siswa adalah pusat dari segala kegiatan pembelajaran. Artinya, segala
keputusan dalam perencanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi
siswa bersangkutan, baik menyangkut kemampuan dasar, minat, dan bakat,
motivasi belajar, maupun gaya belajar siswa itu sendiri. Tujuan adalah arah yang
harus dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Tujuan ini disusun berasal
dari visi dan misi lembaga pendidikan, lalu menjadi tujuan umum, dan kemudian
dispesifikan menjadi tujuan khusus. Tujuan ini meliputi tiga ranah, yaitu ranah
pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan.
a. Perencanaan pembelajaran tematik terpadu
Trianto dalam buku Johni Dimyati (2016) menyatakan bahwa
pembelajaran terpadu dirancang atau direncanakan dari suatu tema atau yang
biasa disebut pembelajaran tematik. Pembelajaran terpadu pada hakikatnya
merupakan rancangan proses pembelajaran yang bersumber pada suatu tema,
dan melalui tema tersebut dipadukan beberapa aspek pengembangan atau
kompetensi disesuaikan dan dengan mempertimbangkan kemampuan siswa
serta memperhatikan pula lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah skenario pembelajaran yang
akan dilaksanakan oleh guru dalam interval waktu yang telah ditentukan
sebagai pegangan guru dalam menyiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi
kegiatan pembelajaran yang diselengarakan bagi siswa (Andi Prastowo, 2015,
hal. 45-46).
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk PROSEM, RPPM,
RPPH, yang mengacu pada standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran dan skenario pembelajaran.
Penyusunan perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan
pembelajaran.
Kuffah dalam Luluk Asmawati (2014:1) menyatakan bahwa
perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka
mencapai tujuan yang bernilai. Perencanaan pembelajaran pada kurikulum
2013 di PAUD dilakukan dengan pendekatan dan model pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan, karakteristik anak, dan budaya local.
b. Rambu-rambu penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
Rambu-rambu penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
menurut permendikbud (2015:9-10), yaitu:
1) Mengacu pada kompetensi dasar (KD) yang memuat sikap,
pengetahuan, dan keterampilan untuk mewujudkan ketercapaian
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) yang
mencakup nilai agama dan moral, motoric, kognitif, bahasa, sosial
emosional dan seni
2) Memuat materi yang sesuai dengan KD dan kaitan dengan tema
3) Mengembangkan kegiatan main yang berpusat pada anak
4) Menggunakan pembelajaran tematik
5) Mengembangkan cara berpikir santifik
6) Berbasis budaya lokal dan memanfaatkan lingkungan alam
sekitar, sebagai media bermain anak
Adapun perencanaan pemberlajaran dalam kurikulum 2013 yaitu:
(a) Program semester (prosem)
Langkah-langkah penyusunan program semester adalah
sebagai berikut:
(1) Membuat daftar tema satu semester
(2) Memilih, menata dan mengurutkan tema yang sudah
dipilih
(3) Menentukan alokasi waktu untuk setiap tema
(4) Menjabarkan tema kedalam sub tema dan dapat
dikembangkan lebih rinci lagi menjadi sub-sub tema
untuk setiap semester
(5) Mencermati kompetensi dasar yang sesuai dengan sub
tema yang akan dikembangkan
(6) Kompetensi dasar yang ditetapkan akan dipakai selama
tema yang sama
(7) Kompetensi dasar sudah dipilih untuk tema dapat dibagi
kedalam beberapa kelompok yang sesuai dengan sub
tema
(8) Kompetensi dasar yang diambil untuk sub tema tersebut
akan digunakan terus menerus selama sub tema dibahas.
(b) Rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan ( RPPM)
Perencanaan program mingguan merupakan rencana
kegiatan yang disusun untuk pembelajaran selama satu minggu.
Perencanaan kegiatan mingguan dapat berbentuk jaringan tema.
Pada akhrinya satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan
kegiatan puncak tema yang menunjukan prestasi peserta didik.
Puncak tema dapat berupa kegiatan antara lain membuat
kue/makanan, makan bersama, pameran hasil karya, pertunjukan,
panen tanaman, dan kunjungan.
Penyusunan RPPM memperhatikan hal-hal berikut:
(1) Diturunkan dari program
(2) Berisikan sub tema-KD-materi-rencana
(3) Penyusunan kegiatan mingguan disesuaikan
dengan strategi pengelolan kelas (area, sentra, kelompok
usia) yang ditetapkan masing-masing satuan PAUD.
(c) Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH)
Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) adalah
perencanaan program harian yang akan dilaksanakan oleh
pendidik/pengasuh pada setiap hari atau sesuai dengan program
lembaga. Komponen RPPH, antara lain: tema/sub tema, tema/sub
sub tema, alokasi waktu hari/tanggal, kegiatan pembukaan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Cara penyusunan RPPH:
(1) Disusun berdasarkan kegiatan mingguan
Kegiatan harian berisikan kegiatan pembuka, inti, dan
penutup.
(2) Pelaksanaan pembelajaran dalam satu hari
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip
pembelajaran.
(3) Penyusunan kegiatan harian disesuaikan dengan
kondisi satuan pendidikan masaing-masing dan
menggunakan pendekatan saintifik.
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Adapun beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan
dalam mengidentifikasi materi pembelajaran agar dapat menunjang
pencapaian KD yaitu: potensi peserta didik, relevensi dengan karakteristik
daerah, tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social, dan
spiritual peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik.
Perencanaan pembelajaran disusun untuk kebutuhan guru dalam
melaksanakan tugasnya. Program pembelajaran dapat berupa perencanaan
untuk kegiatan sehari-hari, kegiatan mingguan, bahkan untuk merancang
kegiatan tahunan sesuai dengan tujuan kurikulum yang hendak dicapai, isinya
bisa terdiri dari tujuan khusus yang spesifik, prosedur kegiatan belajar
mengajar, materi pelajaran, waktu yang diperlukan sampai pada bentuk
evaluasi yang akan digunakan (Andi Prastowo, 2015:34-35).
3. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Kurikulum 2013
Pelaksanaan proses pembelajaran oleh pendidik, bertumpu kepada
perencanaan yang disusun oleh satuan pendidikan dan pendidik. Kegiatan ini
berangkat dari keberadaan RPPM dan RPPH, Pelaksanaannya akan terlihat nyata
diruang kelas, dalam bentuk interaksi dengan peserta didik, dan dalam suasana
yang menyenangkan. Seperti yang ditegaskan oleh Peraturan Pemerintah Nomor
19 Thun 2015, pasal 19, ayat (1) tentang Standar Nasional Pendidikan seperti
berikut:
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta
didik”.
Dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 137 tahun 2013 pasal 13, tentang Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Dini dalam Kemendikbud, juga menjelaskan bahwa pendidikan anak usia
dini selenggarakan dengan bermain secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
kontekstual dan berpusat pada anak untuk berpartisipasi aktif serta memberikan
keluasan bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik dan psikologis anak.
Dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, rencana
pelaksanaan pembelajaran disusun secara sistemik dan sistemis, utuh dan
menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan dengan penyesuaian dalam situasi
pembelajaran yang aktual. Rencana pembelajaran berfungsi untuk
mengefektifkan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan
(Andi Prastowo, 2015, hal. 45).
Menurut peneliti pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013
di PAUD adalah untuk menjamin lancarnya proses pembelajaran yang dilakukan
oleh pendidik maka pengolaan maupun penyelenggaraan harus melakukan
monitoring secara berkala baik terhadap proses pembelajaran maupun
administrasi pembelajaran.
a. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Pengelolan kelas
a) Kondisikan lingkungan belajar di dalam (indoor) dan di luar
(outdoor) bersih, aman, nyaman, dan menyenangkan
b) Atur anak secara perorangan, kelompok, klasikal sesuai dengan jenis
kegiatannya.
c) Siapkan alat dan bahan bermain sebaik mungkin sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan.
d) Siapkan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga anak dapat
bebas untuk bergerak.
e) Siapkan sumber-sumber belajar yang dapat memperkaya
pengalaman anak dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar
f) Sesuaikan alat dan bahan bermain yang akan digunakan dengan
karakteristik kegiatan yang akan dilakukan.
g) Tatalaha alat dan bahan main serta buku pada tempat yang mudah
dijangkau anak.
2) Pengelolaan Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan Pembelajaran, merupakan implementasi dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup
a) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
(1) Menyiapkan peserta didik.
(2) Memberi motivasi belajar siswa secara konstektual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional
(3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
(4) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
(5) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
b) Kegiatan Inti
menggunakan model pembelajaran, media pembelajaran dan sumber
belajar yang disesusaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan tematik terpadu atau saintifik
maupun inkuiri dan penyingkapan (discovery) atau pembelajaran yang bisa
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning)
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
(a) Sikap, sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu
alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima,
menjalankan, menghargai menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh
aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang
mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tersebut.
(b) Pengetahuan, pengetahuan dimiliki melalui aktivitas pengetahuan
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.
Karakteristik aktivitas belajar dalam domain pengetahuan memiliki
perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain
keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu
dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/ penelitian (discovery/inquiri learning). Untuk mendorong
peserta didik menghasilkan karya kreatif dan konstektual, baik individual
maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
(c) Keterampilan, kegiatan diperoleh melalui kegiatan mengamati,
menanya, mencoba, menalar, mengkaji dan mencipta. Seluruh isi materi
(topic and subtopik) materi pelajaran yang diturunkan dari keterampilan
harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan
pembelajaran yang menerapkan model belajar berbasis/penyingkapan
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning).
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
(a) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung.
(b) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
(c) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individual maupun kelompok.
(d) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya (Rusman, 2015, hal.79-81).
b. Model pembelajaran anak usia dini
1) Model pembelajaran kelompok dengan sudut kegiatan
Model pembelajaran ini perlu disiapkan di sudut untuk dipilih anak sesuai
dengan minatnya sebagai pusat kegiatan pembelajaran, berbagai peralatan yang
bervariasi.
(a) Sudut Keluarga
Alat-alat yang disiapkan antara lain adalah, meja-kursi tamu, meja kursi
makan, peralatan makan, tempat tidur dan kelengkapannya, lemari pakaian,
lemari dapur, rak piring, peralatan masak kompor, dsb), setrika, cermin, bak
cucian/ember, papan cucian, serbet, celemek, dan boneka.
(b) Sudut alam sekitar dan pengetahuan
Alat-alat yang disediakan antara lain, adalah aquarium beserta
kelengkapannya, timbangan, biji bijian dengan tempatnya, batu-batuan,
gambar proses pertumbuhan binatang, gambar proses pertumbuhan
tanaman, magnet, kaca pembesar, benda-benda laut seperti kulit-kulit
kerang, meja untuk tempat benda-benda yang menjadi obyek pengetahuan,
dan alat-alat untuk menyelidiki alat sekitar.
(c) Sudut pembangunan
Alat-alat pengetahuan yang disediakan antara lain adalah untuk
permaianan konstruksi, seperti balok-balok bangunan, alat pertukangan, rak-
rak tempat balok, macam-macam kendaraan kecil, permaianan lego, menara,
gelang, permaian pola, dan kotak menara.
(d) Sudut kebudayaan
Alat-alat yang disediakan antara lain adalah peralatan musik/perkusi,
rak-rak/perpustakaan, buku-buku bergambar (seri binatang, seri buah-
buahan, seri bunga Bungaan), buku-buku pengetahuan, alat-alat untuk
mengenal bentuk, warna, konsep bilangan, dan simbol-simbol.
(e) Sudut ke-Tuhanan
Alat –alat yang disediakan antara lain adalah maket-maket rumah ibadah
(masjid, gereja, pura, vihara) peralatan ibadah, alat-alat lain yang sesuai
untuk menjalankan ibadah agama dan gambar-gambar keagamaan.
2) Model pembealajaran area (minat)
Model ini memberi pengalaman pembelajaran bagi setiap anak dan
membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktivitas didalam area-
area yang disiapkan
Ada 10 area dalam model pembelajaran ini, yaitu:
(a) Area agama
(b) Area balok
(c) Area berhitung/matematika
(d) Area ipa
(e) Area musik
(f) Area bahasa
(g) Area membaca dan menulis
(h) Area drama
(i) Area pasir/air
(j) Area seni dan motorik
3) Model pembelajaran sentra
Didalam model ini pendidik berperan sebagai motivator dan fasilitator
yang memberi pijakan-pijakan(scaffolding). Kegiatan pembelajaran tertata
dalam urutan yang jelas mulai dari penataan lingkungan main sampai pada
pemberian pijakan-pijakan (scaffolding) sebelum, selama dan sesudah main. Sri
yuniarti (2015: 32-34)
(a) Sentra bahan alam dan sains
(b) Sentra balok
(c) Sentra bermain peran
(d) Sentra persiapan
(e) Sentra agama
(f) Sentra music
4. Penilaian Hasil dan Proses Pembelajaran dalam Pembelajaran 2013
Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan
telah dapat dicapai. Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinue agar
dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Tujuan evaluasi
mengukur capaian hasil kegiatan yaitu sampai sejauh mana kegiatan dapat
dilakukan. (Sukardi & Teguh Triwiyanto, 2015).
Istilah penilaian autentik diperkenalkan oleh Winggins pada tahun 1990,
Winggins menentang penilaian yang bersifat umum yang dilakukan disekolah,
seperti: isian singkat, tes pilihan ganda, dan tes sejenisnya. Menurut Grant
Winggins dalam buku Ridwan Abdul Sani penilaian autentik adalah bentuk
penilaian yang melibatkan peserta didik dalam persoalan yang berguna atau
pertanyaan penting sehingga peserta didik harus menggunakan pengetahuan untuk
menunjukkan kinerja secara efektif dan kreatif. Penilaian autentik mengarahkan
peserta didik untuk menghasilkan ide, megintegrasikan pengetahuan, dan
penyempurnaan tugas yang berkaitan dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam
dunia nyata (Ridwan Abdul Sani, 2016, Hal. 22-23).
Penilaian proses pembelajaran menggunakan mendekatan penilaian autentik
(authentic assessment) yang menilai kesiapan siswa, proses dan hasil belajar yang
utuh. Keterapaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan
kapasitas, gaya dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan
dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect)
dari pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan
program perbaikan (remedial). Pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses
pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat:
angket, observasi, catatan anekdot (anecdotal record) dan refleksi (Rusman, 2015,
hal 82).
Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dalam tahap yang harus
ditempuh oleh guru untuk mengetahui keevektifan belajar. Hasil yang diperoleh
dari evaluasi dapat dijadikan pertimbangan bagi guru dalam memperbaiki dan
mempergunakan program dan kegiatan pembelajaran (Zainal Arifin, 2014, hal.2).
a. Penilaian Pembelajaran Paud
Terdapat tiga istilah yang sering digunakan dalam kegiatan penilaian di
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pengukuran, penilaian dan
asessmen. Pengukuran lebih mengarah pada perkembangan anak dengan cara
mengukur dan bersifat kuantitatif, misalnya mengukur tinggi dan berat badan,
mengukur tinggi lompatan dan aktifitas mengukur lainnya. Istilah penilaian
merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi. Penilaian dalam konteks
pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya
mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan berbagai informasi yang tentang
kinerja dan kemajuan berbagai aspek perkembangan yang dapat dicapai oleh
anak setelah mengikuti kegiatan pembiasaan dalam kurun waktu tertentu.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak (Kemdiknas:2010).
Dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan proses menafsirkan
berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, dan menyeluruh
tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah
dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran dan menginterpretasikan
informasi tersebut untuk membuat keputusan.
b. Prinsip Penilaian dalam Penilaian Pembelajaran Anak Usia
Prinsip menyeluruh bahwa penilaian dilakukan pada seluruh aspek
perkembangan anak, berdasarkan Kurikulum 2013 PAUD meliputi;
perkembangan nilai agama dan moral, perkembangan sosial dan emosional,
perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan fisik dan motorik,
dan perkembangan seni. Dalam prinsip berkesinambungan, bahwa penilaian
dilakukan secara terus menerus dengan teknik dan instrumen yang tepat. Prinsip
Objektif, penilaian sesuai dengan kondisi yang nyata.
Prinsip penilaian Autentik, yaitu jenis penilaian yang berhubungan dengan
kondisi nyata dan dalam konteks yang bermakna. Penilaian dilakukan saat
proses pembelajaran berlangsung dalam artian bahwa anak yang dinilai tidak
merasa bahwa dirinya sedang diamati. Prinsip mendidik bagi siswa, guru dan
orang tua, hasil penilaian diharapkan dapat memberikan feedback bagi anak
untuk meningkatkan ke arah yang lebih baik, bagi guru dapat digunakan untuk
mengkaji ulang yang berkaitan dengan metode, strategi pembelajaran, rencana
pembelajaran, perilaku dan pola interaksi dengan siswa. Prinsip kebermaknaan,
bahwa nilai tidak hanya sekedar dokumen tetapi berbagai teknik yang digunakan
harus memberikan makna mengenai kondisi siswa yang sebenarnya. Ifat
Fatimah Zahroh (2015:96)
c. Proses Penilaian Pada Anak Usia Dini
Dalam Kurikulum 2013 PAUD, penilaian yang dilakukan oleh pendidik
yaitu dengan pendekatan autentik (Authentic Assessment). Menurut Morrison,
ciri-ciri penilaian autentik adalah:
1) Berdasarkan kurikulum; anak dinilai berdasarkan apa yang mereka
pelajari dan kerjakan.
2) Merupakan proses kerja sama dalam melibatkan anak, guru dan orang
tua yakni dalam proses penilaian yang kooperatif dan kolaboratif; tujuannya
adalah membuat penilaian yang berpusat pada anak.
3) Merupakan bagian dari proses belajar.
4) Menilai anak secara menyeluruh, bukan hanya dari penguasaan
keterampilan.
5) Penilaian yang berkelanjutan sepanjang tahun ajaran.
6) Mempertimbangkan kebutuhan khusus menyangkut bahasa, budaya dan
kebutuhan khusus lainnya.
7) Menggunakan sejumlah cara yang berbeda untuk menentukan prestasi
anak dan apa yang mereka ketahui dan mampu lakukan. Ifat Fatimah Zahro
(2015: 07).
Penilaian pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
dilakukan melalui penilaian outentik dilakukan melalui beberapa tahap,
berikut bagan tahap penilaian:
1. Observasi/Pengamatan
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan guru secara langsung
dan alamiah untuk mendapatkan data atau informasi tentang perkembangan
dan permasalahan anak dalam berbagai situasi dan kegiatan yang dilakukan.
Observasi dapat dilakukan dengan cara mengamati berbagai perilaku atau
perubahan yang terjadi yang ditunjukkan anak selama kurun waktu tertentu.
Agar observasi dapat terarah, guru dapat menggunakan instrument
observasi, dengan tetap mengacu pada indikator pencapaian perkembangan
anak. Hal yang paling penting dalam melakukan penilaian terhadap anak
adalah melakukan pengamatan (observasi). Teknik yang dapat dilakukan
pendidik dalam pencatatan atau mendokumentasikan perkembangan dan
hasil belajar anak dengan menggunakan:
a. Catatan Harian
Catatan harian dilakukan guru selama melakukan observasi disaat
anak bermain. Jika anak cukup banyak sebaiknya guru memfokuskan
pada beberapa anak di setiap harinya secara bergilir, sehingga dalam
satu minggu (sub tema) semua anak sudah teramati dan tercatat
perkembangannya dalam catatan harian.
Berikut contoh catatan harian:
CACATAN HARIAN
Nama Anak : Gendis Usia : 5 tahun
Pengamat : Ibu Juni Kelompok : B1
Tabel 1.1 Catatan Harian
Tanggal/
Waktu /
Tempat
PERISTIWA KEMAMPUAN
ANAK
KD Yang dicapai
08 Feb 2019
Jam: 09.15
Halaman
belakang
Yasmin (usia 5,5
tahun) yang sedang
bermain peran
sebagai penjual
sayuran. Yasmin
menata jualannya:
tomat di piring besar,
cabe di piring
lainnya, sayuran di
baskom kecil. Saat
Alisya datang terjadi
percakapan: Yasmin
: “mau membeli apa?
Alisya: “tomat”
Yasmin : “tomat
yang besar atau
kecil?”
Alisya : “besar”
1. Bersikap sabar
menunggu pembeli 2.
Menyebutkan nama
benda
3. Mengelompokan
benda sesuai bentuk 4.
Membedakan ukuran
besar dan kecil
5. Memahami bahasa
reseptif (mengerti
pembicaraan
temannya)
6. Berkomunikasi
(menggunakan bahasa
ekspresif)
2.7 Memiliki
perilaku yang
mencerminkan
sikap sabar (mau
menunggu giliran,
mau mendengar
ketika orang lain
berbicara) untuk
melatih
kedisiplinan,
3.6 – 4.6
Mengenal benda
benda disekitarnya
(nama, warna,
bentuk, ukuran
3.10 – 4.10
Memahami bahasa
reseptif
menyimak dan
membaca awal
3.11 – 4.11
Memahami bahasa
ekspresif
(mengungkapkan
bahasa secara
verbal dan non
verbal).
b. Catatan Anekdot
Catatan anekdot adalah suatu teknik pengumpulan data yang bersifat
pengamatan, akan tetapi teknik penilaian ini jarang dilakukan oleh guru
karena belum memahami dalam mengamati anak didik dan kesulitan
dalam mencatat peristiwa yang betul-betul bermakna. Ifat Fatimah Zahro
(2015:101)
Tujuan catatan Anekdot: Memperkuat pemahaman guru terhadap
setiap anak sebagai suatu pola atau munculnya profil anak. Memunculkan
situasi belajar yang lebih tepat untuk memunculkan kembali perilaku yang
diharapkan dan mencegah munculnya kembali perilaku yang kurang tepat.
Berikut contoh catatan anekdot:
Tabel 1.2 Cacatan Anekdot
CACATAN ANEKDOT
Pengamat:
Lokasi:
Hari/Tanggal:
Nama Anak:
Kelompok Usia:
Peristiwa:
Komentar/Interpretasi Guru:
c. Hasil Karya Anak
Catatan Karya anak Hasil karya adalah hasil kerja anak didik
setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan, karya
seni atau tampilan anak. Misalnya: gambar, lukisan, melipat, kolase, hasil
guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil roncean, bangunan balok, tari,
dll.
Berikut contoh hasil karya anak:
KUMPULAN HASIL KARYA BULAN MARET 2019
Nama Anak : Ikbal 14 Maret 2019
Tabel 1.3 Hasil Karya Anak
Hasil Karya Anak Hasil Pengamatan Indikator- KD
Tanggal: 14 Maret
2019
- Huruf-huruf belum
terangkai - Gambar
kepala, tangan dan kaki
tanpa badan - Warna biru,
hijau, dan merah - Gambar
mama, papa, anak, dan
adik (berdasarkan cerita
anak) - Beberapa bentuk
lingkaran dan garis.
3.12 menuliskan huru-
fhuruf
3.3 Mengenal anggota
tubuh dan koor-dinasi
tangan mata
3.6 Mengenal dan
membedakan warna 3.7
Mengenal ling-kungan
sosial (anggota keluarga)
2. Wawancara/ percakapan
Wawancara (percakapan) Adalah suatu teknik pengumpulan data yang
dapat dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan
atau penalaran anak mengenai sesuatu hal dengan cara melakukan
percakapan langsung dengan anak maupun orang tua. Dengan wawancara,
guru dapat menggali lebih jauh kondisi objektif anak dan mendapatkan
informasi mengenai pengetahuan anak terhadap sesuatu hal, baik secara
terstruktur dan tidak terstruktur. Contoh Format percakapan terstruktur:
Format Percakapan
Nama : Indikator :
Kelompok : Semester/TP :
Tabel 1.4 Format Percakapan No Hari/Tanggal Kegiatan
pembelajaran
Aspek yang
ditanyakan
Hasil
percakapan
2. Penugasan
Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas harian
(daily learning) yang harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik
secara perorangan maupun kelompok. Misalnya melakukan percobaan
dengan menanam tomat, membuat berbagai bentuk dengan bahan dasar
plastisin. Contoh Format penugasan:
Format Penilaian Tugas
Nama : Indikator :
Kelompok : Semester/TP :
Tabel 1.5 Format Penilaian Tugas
No Hari/Tanggal Kegiatan
Pembelajaran
Jenis Tugas Hasil
3. Unjuk Kerja
Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut peserta didik untuk
melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek
menyanyi, olahraga, menari dan bentuk praktek lainnya. Contoh Format
Unjuk Kerja:
Format Unjuk Kerja
Nama : Indikator :
Kelompok : Semester/TP :
Tabel 2.1 Format Unjuk Kerja N
o
Hari/tanggal Kegiatan
pembelajaran
Aspek yang
dinilai
Deskripsi
Unjuk Kerja
4. Pemeriksaan Medis
Pemeriksaan Medis Merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
anak usia dini untuk mengetahui berbagai kelemahan dan penyakit yang
diderita anak, khususnya yang berkaitan dengan aspek fisik. Pemeriksaan
medis anak dapat dilakukan dalam kurun rentang waktu satu bulan untuk
mendeteksi secara dini berbagai hambatan yang dialami anak.
d. Pengolahan Hasil Belajar Anak Usia Dini
Pengolahan data hasil belajar anak, melalui beberapa langkah, yaitu:
1) Semua data yang terkumpul melalui pengamatan yang ditulis dalam
catatan anekdot maupun hasil karya anak diolah untuk melihat
perkembangan hasil belajar anak.
2) Apabila yang menangani anak berupa tim guru, maka yang menentukan
hasil belajar anak adalah semua guru yang menangani anak.
3) Penggabungan data yang terkumpul untuk melihat perkembangan
termatang yang dicapai anak.
Penggabungan data dapat dimasukkan kedalam format berikut:
Hasil penggabungan data hasil belajar dapat dimasukan kedalam
checklist. Checklist merupakan alat perekam hasil observasi terhadap aspek
perkembangan anak usia dini. Checklist tersebut memuat indikator
perkembangan untuk setiap Kompetensi Dasar (KD) anak usia dini. Melalui
ceklis dapat diketahui tingkat perkembangan anak sehingga dapat menjadi
pedoman dalam mengembangkan berbagai rencana dan kegiatan
pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Rambu-rambu menggunakan ceklis dalam penilaian hasil belajar siswa:
(1) Checklist dilaksanakan setiap bulan sekali
(2) Indikator perkembangan diambil dari indikator yang terdapat pada
pemetaan. Sesuaikan dengan usia anak yang diamati.
(3) Indikator perkembangan untuk KD 3 dan 4 digabung menjadi satu untuk
memberikan pemahan bahwa pengembangan dan keterampilan
merupakan dua hal yang menyatu.
(4) Cara mengisi tabel checklist dengan memberikan tanda (v) pada kolom
yang sesuai dengan hasil pengamatan pada anak. Kolom (BB),
maksudnya kemampuan anak pada indikator tersebut belum berkembang,
kolom (MB) maksudnya kemampuan anak pada indicator tersebut sudah
mulai terlihat walau hanya sekali atau sesekali-kali, kolom (BSH)
maksudnya berkembang sesuai harapan, dimana anak telah cakap
melakukan atau menunjukkan kemampuan tersebut sesuai dengan
indikator yang diharapkan sesuai usianya. Kolom (BSB) artinya
berkembang sangat baik ditandai dengan kemampuan anak yang
ditujukan secara konsisten dan melebihi dari ciri-ciri yang tercantum
dalam indikator seusianya. Ifat Fatimah Zahro (2015: 106) Contoh
Checklis Pengolaan Hasil Belajar Anak:
Tabel 2.2 Format Indikator Penilaian Hasil Belajar N
o
INDIKATOR PERKEMBANGAN B
B
MB BS
H
BS
B
KOMPETENSI DASAR:
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya
1
2
Menyadari semua benda ada penciptanya Menyadari dirinya
sebagai ciptaan Tuhan berbeda dengan benda yang
KOMPETENSI DASAR:
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur
kepada Tuhan
1
2
Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan Menghargai binatang
dan alam sekitar sebagai ciptaan Tuhan
3 Menghargai teman sebagai ciptaan Tuhan
KOMPETENSI DASAR:
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
4.1. Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa
1
2
3
Mengucapkan doa-doa pendek
Melakukan ibadah sesuai dengan agamanya. Menerapkan
ajaran agama sehari-hari dalam perilakunya (contoh: suka
memaafkan, tidak bohong, tidak berkelahi) dst
3.2 Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia 4.2. Menunjukkan perilaku
santun sebagai cerminan akhlak mulia
Berkata sopan
Bersikap sopan
3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motorik
kasar dan motorik halus 4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik
kasar dan halus
1
2
3
4
5
Menyebutkan anggota tubuh dan fungsinya Menunjukkan
gerakan koordinasi (mengkap dan melempar bola, berjalan
dengan berbagai variasi, berlari dengan variasi, dll)
Menyebutkan fungsi gerakan-gerkan motorik kasar dan halus
Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi lentur seimbang
dan lincah
Melakukan koordinasi gerakan kaki, tangan, kepala dalam
menirukan gerakan
Melakukan permainan fisik menggunakan tangan kanan dan kiri
KOMPETENSI DASAR
3.4 Mengetahui cara hidup sehat
1.5 Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
Mulai terbiasa melakukan hidup bersih dan sehat
Mengenali bagian tubuh yang harus dilindungi dan cara
melindungi
dari kekerasan seksual
Mulai terbiasa mengkonsumsi makanan yang bersih, sehat dan
bergizi
Menggunakan toilet tanpa bantuan
KOMPETENSI DASAR 3.6 Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk,
ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) 4.6 Menyampaikan
tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna,
bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai
hasil karya.
Menyebutkan nama-nama benda di sekitar atau sesuai tema
Menyebutkan dan menunjukkan warna benda disekitar atau
sesuai tema
Menyebutkan dan membedakan bentu-bentuk benda di
sekitarnya atau sesuai tema Menyebutkan/membedakan benda
berdasarkan ukurannya
Membuat pola sederhana dengan menggunakan benda
disekitarnya
Membedakan benda berdasarkan sifat-sifatnya (cair, padat,
membeku, mencair, terapung, tenggelam, dst)
Membedakan suara yang didengarnya (keras-lembut, cepat-
lambat, tinggi-rendah, dan sumber-sumber bunyi)
Mengenal benda berdasarkan tekstur (halus-kasar,
licinbergerigi/bergelombang)
Menggunakan alat main dengan tepat
Menggunakan alat makan dengan tepat
3.11 Memahami bahasa ekspresif(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)
4.11. Menunjukkan kemampuan ber bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara
verbal dan non verbal .
Mengungkapkan perasaan, ide dengan pilihan kata yang sesuai
ketika berkomunikasi Mengajukan dan menjawab pertanyaan
secara tepat sesuai dengan kondisi.
e. Pengarsipan
Pengarsipan merupakan kumpulan dari hasil penggabungan data anak yang
berupa portofolio. Setiap anak memiliki portofolio yang berbeda walaupun
mengikuti kegiatan pembelajaran yang sama. Pada hakekatnya portofolio
merupakan kumpulan berbagai hasil kegiatan atau catatan-catatan guru tentang
berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kurun waktu
tertentu, misalnya satu semester atau satu tahun. Berdasarkan data tersebut guru
melakukan analisis untuk memperoleh kesimpulan tentang gambaran akhir
perkembangan anak berdasarkan semua indikator yang telah ditetapkan setiap
semester. Dua hal yang dapat diamati dari portofolio ini adalah:
1) Proses, yang menunjukan bagaimana anak belajar dan melakukan kegiatan.
2) Hasil/Produk, yang merupakan bukti dari apa yang telah dilakukan anak
didik.
Berbagai jenis bukti kegiatan yang dapat dikumpulkan dan disimpan,
terbagi kepada 3 jenis portofolio:
a) Portofolio Pribadi: Catatan tertulis mengenai anak, seperti catatan
kesehatan, nomor telepon orangtua dan yang bersifat rahasia. Berikut
catatan anekdot, dan catatan wawancara orang tua.
b) Portofolio Belajar: Catatan hasil karya anak, seperti karya terbaru,
catatan pembelajaran anak berikut bentuk fisik hasil harya anak seperti
kerajinan plastisin, dll.
c) Portofolio Turunan: Contoh karya penting yang menunjukkan kemajuan
utama, Foto-foto, catatan pilihan, rekaman audio/video dan salinan laporan
naratif.
Portofolio juga disusun berdasarkan program perkembangan, yakni
perkembangan nilai moral dan agama, sosio-emosional, motorik, kognitif,
bahasa, dan seni, misalnya:
1. Perkembangan nilai moral dan agama, berupa hasil pengamatan guru
terhadap kemampuan anak dalam beribadah dan mendengarkan cerita-cerita
keagamaan.
2. Perkembangan sosio-emosional, berupa catatan guru dan catatan anekdot
mengenai interaksi anak dengan kelompoknya (kemampuan memilih,
memecahkan masalah dan kerja sama dengan orang lain).
3. Perkembangan kognitif, berupa foto-foto tentang aktivitas anak ketika
menghitung dan mengukur bahan-bahan untuk kegiatan memasak, sampel
kerja anak yang menunjukkan anak memahami konsep angka, foto dan data
yang diperoleh dari checklist dan rekaman percakapan mengenai
pemahaman konsep, eksplorasi, hipotesis, dan pemecahan masalah.
4. Perkembangan bahasa, berupa rekaman anak ketika membaca cerita yang
ditulis, rekaman percakapan tentang penguasaan perbendaharaan kata dan
keterampilan menggunakan bahasa.
5. Perkembangan seni, berupa kumpulan karya seni yang menunjukkan
kreativitas anak ketika bekerja menggunakan berbagai media.
f. Pelaporan Hasil Belajar Anak
Metode apapun yang dilakukan guru untuk melaksanakan penilaian akan
sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengelola dan
melaksanakannya. Sebelum membuat pelaporan, guru melakukan kegiatan
pengumpulan data sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan berupa hasil
deskripsi guru, hasil karya anak dan lainlain, tentunya disesuaikan dengan alat
pengumpul data yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Dari data yang
diperoleh, maka guru akan mengolahnya serta mendeskripsikan hasil dari
pelaksanaan evaluasi sehingga akhirnya akan memperoleh gambaran tentang
perkembangan anak atau hal lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran di
PAUD. Setelah pengolahan dan pendeskripsian maka guru menuliskannya dalam
laporan pendidikan anak.
Pelaporan merupakan kegiatan untuk menjelaskan hasil penilaian guru
tentang pertumbuhan dan perkembangan anak yang meliputi pembentukan
perilaku dan kemampuan dasar. Dengan tujuan untuk memberikan penjelasan
kepada orang tua dan pihak yang memerlukan tentang pertumbuhan dan
perkembangan dan hasil yang dicapai oleh anak selama berada di Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD). Pelaporan berbentuk uraian (deskripsi) yang
dirumuskan dan dibuat seobyektif mungkin sehingga tidak menimbulkan
persepsi yang salah bagi orang tua/wali atau bagi yang berkepentingan.
Berdasarkan hasil rangkuman pertumbuhan dan perkembangan anak didik setiap
penggalan waktu tertentu, penilaian dilaporkan dalam bentuk uraian (deskripsi)
singkat dari masing-masing aspek perkembangan yaitu: Perkembangan Motorik,
Perkembangan nilai-nilai agama dan moral, Perkembangan Kognitif,
Perkembangan Bahasa, Perkembangan Sosial Emosional, Perkembangan Seni.
Hasil penilaian guru tentang perkembangan anak selama satu semester maka
pola pelaporan yang dituangkan ke dalam buku laporan perkembangan anak usia
dini mengikuti kriteria sebagai berikut:
(a) Laporan berisi Kekuatan dan Rekomendasi. Kekuatan diambil dari
kolom BSH dan BSB pada rekapitulasi penilaian bulanan yang terakhir.
(b) Rekomendasi berisi saran yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak
pada saat pengasuhan, yang diambil dari kolom BB dan MB pada rekap
penilaian bulanan yang terakhir dan yang sebelumnya.
(c) Uraian perkembangan secara umum.
(d) Uraian perkembangan kemampuan anak yang masuk dalam klasifikasi
berkembang sangat baik (BSB) dan berkembang sesuai harapan (BSH) dan
klasifikasi belum berkembang pada semua aspek perkembangan. Teknik
pelaporan perkembangan anak disampaikan oleh Kepala/guru baik secara lisan
maupun tulisan.
Dapat dilaksanakan dengan bertatap muka serta dimungkinkan adanya
hubungan dan informasi timbal balik antara pihak PAUD dengan orang tua.
Dalam pelaksanaan kegiatan pelaporan guru hendaknya menjaga kerahasiaan
data atau informasi tentang anak, artinya hanya diinformasikan dengan orang tua
anak yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka bimbingan berikutnya.
Ifat Fatimah Zahro ( 92-111).
C. Penelitian Relevan
Tabel 2.3 Penelitian Relavan NO JUDUL ISI PERBEDAAN PERSAMAAN
1
Skripsi (Annisa
Lestari Widodo)
“Implementasi
kurikulum
terpadu di
satuan
pendidikan
PAUD sejenis
SPS berbasis
alam studi kasus
SPS Edelway
desa Palbapan
Baantul”
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
dalam tahap
perencanaan dengan
penyusuan RKM dan
SKH pada awal
tahun pembelajaran.
a. Pemilihan tema
dan media
pembelajaran
berdasarkan pada
alam yang sudah
tercantum pada SKH
dan RKM, akan
tetapi pada
implementasi belum
optimal karena
belum sesuai dengan
yang sudah
direncanakan.
b. pelaksanaan
pembelajaran terpafu
berbasis SPS alam
adelwys yang
meliputi: persiapan
media pembelajaran
dan lingkungan alam
guna mendukung
pembelajaran,
metode
pengelompokan dan
interaksi didalam
mendukung
pembelajaran.
c. Proses evaluasi
pembelajaran di SPS
alam adelwys belum
terlaksana secara
optimal. Hal tersebut
dikarenakan belum
ada tehnik evaluasi
khusus pembelajaran
alam.
Perbedaan
penelitian ini
dengan
penelitian yang
dilakukan
peneliti adalah
kurikulum
terpadu.
Sedangkan
peneliti lakukan
kuriukulum
2013 dan
penelitian ini
pembelajaran
sesuai dengan
alam.
Persamaan
penelitian ini
dengan yang
peneliti lakukan
yaitu terdapat
pada jenis
penelitian yaitu
kualitatif
deskripptif dan
aspek yang
diliputi sama
yaitu
implementasi
kurikulum 2013
dalam
pembelajaran
berupa
perencanaan,
peaksanaan, dan
evaluasi dalam
pembelajaran.
2.
Tesis (Dewi
Mahmudah,
S.Pd).
“Impelementasi
kurikulum 2013
pendidikan anak
usia dini dalam
pembelajaran
pada tahun
2016”.
Perencanaan
implementasi
kurikulum 2013 pada
2 lembaga paud
dengan penyusunan
PROSEM, RPM,
RKH dan
Perencanaan
Penilaian. Tk ABA
ngampilan telah
merencanakan alat
dan bahan yang
beragam, akan tetapi
di Tk Budi Muliya 2
masih ada yang
menggunakan lembar
kerja anak.
Perbedaan
penelitian ini
dengan
penelitian yang
dilakukan
peneliti adalah
terletak pada
jenis penelitian,
jenis penelitian
ini berbasis
studi kasus.
Persamaan
penelitian ini
dengan penelitian
yang yang di
lakukan peneliti
yaitu sama-sama
tentang penerapan
kurikulum 2013
didalam
pemeblajaran
yaitu,
perencanaan,
pelaksanaa, dan
evaluasi dalam
pembelajaran.
3. Jurnal(Kuntarno
dan Desrinelly
“Kajian
implementasi
Kurikulum pada
pembelajaran
calistung di
sekolah dasar
pada tahun
2014”.
Hasil penelitian
menunjukkan
penguasaan rata-rata
guru sekolah dasar
terhadap kurikulum
untuk aspek umum
100 , aspek
pengetahuan tentang
pendekatan
pembelajaran
saintifik , dan aspek
penilaian otentik .
Implementasi
kurikulum 2013 pada
pembelajaran
calistung di sekolah
dasar memenuhi
kriteria kurikulum
2013.
Bedanya
penelitian yang
dilakukan
peneliti berada
pada jenjang
pendidikan.
Persamaan
penelian ini
dengan penelitian
yang dilakukan
peneliti adalah
sama-sama
implementasi
kurikulum 2013.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriftif, artinya penelitian yang menggambarkan suatu keadaan atau
data yang ada pada masa sekarang. Menurut Burhan Bungin (2001:61) “Penelitian
deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variable-
variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya”. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif cocok digunakan untuk meneliti dimana masalahnya belum
jelas, dilakukan pada situasi sosial yang tidak luas, sehingga hasil penelitian lebih
mendalam dan bermakna. Menurut Sugiono dalam Imam Gunawan (2015:81)
masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif dan berkembang
atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Dengan demikian, penelitian ini akan menggambarkan keadaan yang
sebenarnya tentang implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran pada anak
usia dini di Raudhatul Atfhal Nurul Yaqin dengan pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kualitatif.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting penelitian
Kegiatan penelitian ini akan dilakukan di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Muaro Jambi, yang akan dilakukan pada bulan Januari-Maret 2019.
Alasan Praktis memilih lokasi tersebut didasarkan pada beberapa alasan dan
beberapa pertimbangan yaitu: a) Keterjangkauan lokasi oleh peneliti, baik dari
segi tenaga maupun efesien waktu. b) situasi sosial: sebelumnya sudah
mendapatkan izin untuk memasuki lokasi tersebut.
2. Subjek penelitian
Burhan bungin (2001: 109) menyatakan bahwa subjek penelitian
merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral, karena pada subjek
peneliti itulah data dapat diperoleh. Subjek penelitian dapat berupa benda, orang,
atau tempat. Subjek penelitian pada kegiatan penelitian ini adalah kepala sekolah
dan guru kelas di Raudatul Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi.
Dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive
sampling, yang mana teknik purposive sampling adalah teknik untuk
menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang
bertujuan agar data yang diperoleh nantinya lebih representatif (Sugiyono,
2013:315).
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi
obyek/situasi sosial yang di teliti, Sugiyono (2012:300).
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Jenis data
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
sumbernya. Sumber yang dimaksud dapat berupa benda-benda, situs atau
manusia. Data primer ini peneliti peroleh secara langsung dari sumber asli, data
ini peneliti peroleh dari pengamatan (observasi) langsung terhadap implementasi
kurikulum 2013 dalam pembelajaran, serta wawancara (interview) dengan
kepada sekolah, dan majelis guru.
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah dan guru kelas dalam
Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran baik di dalam kelas maupun
di luar kelas, dan sumber data tertulis berupa referensi yang digunakan oleh
peneliti dalam bentuk profil guru, PROMES, PROSEM, RPPM, RPPH, catatan
lapangan, rapor, arsip nilai anak, dan foto.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan secara langsung, peneliti terjun
langsung kelapangan guna mengumpulkan data. Di dalam penelitian ini
observasi dilakukan untuk menggali pelaksanaan kurikulum 2013 pada
pembelajaran di kelas. Sugiyono (2015:226). Sehingga penulis data mengetahui
gambaran lapangan pengimplementasian pembelajaran berdasarkan kurikulum
di Raudatul Athfal Nurul Yaqin.
a) Observasi Partisipasif
Sugiyono (2015:227) dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan
kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai
sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan
suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh
akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna
dari setiap perilaku yang nampak.
b) Obsevasi terus terang atau samar-samar
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data
menyatakan terus terang kepada yang ingin di amati yaitu anak murid
dan guru, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang
diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.
Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak
akan diijinkan untuk melakukan observasi Sugiyono (2015:228).
c) Observasi tak berstruktur
Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak
berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan
berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah
penelitian sudah jelas seperti penelitian dalam penelitian kuantitatif,
maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan
pedoman observasi.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini
dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
mengamati. Dalam melakukan peneliti tidak menggunakan instrumen
yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan Sugiyono
(2015:228).
Table 2.4 Pedoman Observasi
Mengobservasi pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik yang di lakukan oleh guru RA Nurul Yakin.
Mengobservasi pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan oleh
guru dalam proses pembelajaran di RA Nurul Yakin.
Mengobservasi hambatan guru dalam proses pembelajaran.
Mengobservasi keefektifan keadaan sekolah untuk proses
pembelajaran.
Mengobservasi kendala-kendala guru dalam implementasi kurikulum
2013 dalam pembelajaran.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah
tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
berhadapan secara fisik. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi
sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian, Iman
Gunawan (2015:160).
Wawancara ditujukan kepada sumber data yang terlibat dalam
implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran anak usia dini di Raudhatul
Athfal Nurul Yaqin. Sumber data dalam teknik wawancara adalah kepala
sekolah dan guru kelas. Kegiatan wawancara di lakukan di Raudhatul Athfal
Nurul Yaqin dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disesuaikan
dengan sumber data peneliti.
Tabel 2.5 Pedoman Wawancara
No PERTANYAAN
1 Apakah di Raudatul athfal Nurul Yaqin menggunakan kurikulum
2013?
2 Bagaimana pendapat ibu tentang pendekatan saintifik dan
penilaian otentik yang ada dalam kurikulum 2013?
3 Apa yang ibu lakukan dalam merencanakan kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan tematik?
4 Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
saintik dalam pembelajran kurikulum 2013 PAUD?
5 Bagaimana cara ibu dalam melaksanakan penilaian otentik
sesuai dengan kurikulum 2013?
6 Apa saja Kendala dalam Implemetasi kurikulum 2013 didalam
pembelajaran?
3. Dokumentasi
Menurut Burhan Bungin didalam Iman Gunawan (2015: 177) teknik
dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
sosial untuk menelusuri data historis. Metode dokumentasi digunakan sebagai
sumber data karena dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk merekam kegiatan
guru saat menerapkan kurikulum 2013 dalam pembelajaran yang dimanfaatkan
untuk menganalisis data. Dokumentasi yang digunakan peneliti berupa profil
guru, PROMES, PROSEM, RPPH, rapor, arsip nilai anak, dan sarana prasarana,
serta kegiatan anak, hasil karya anak.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data berarti menggolongkannya dalam pola, tema, atau kategori.
Tanpa ada kategori atau kualifikasi data, maka data tersebut tidak dapat ditafsirkan.
Tafsiran atau interpretasi memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola
atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Interpretasi
menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti terhadap kondisi yang ada
dilapangan ataupun data yang diperoleh peneliti, Iman Gunawan (2015:210).
Miles dan Huberman mengemukakan kegiatan yang dilakukan model
analisis ini berlangsung terus menerus, sehingga data yang dikumpulkan sampai
jenuh. Langkah-langkah yang dilakukan model Miles dan Huberman yaitu : 1)
reduksi data, 2) penyajian data, 3) kesimpulan. Ketiga jenis kegiatan analisis ini
dapat dikemukakan dengan siklus interaksi analisis flow model Sugiyono
(2015:246).
Analisis data dalam penelitian deskriptif kualitatif di Raudhatul Athfal
Nurul Yaqin dilakukan sejak terjun kelapangan, observasi dilakukan peneliti selama
terjun kelapangan. Data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasi data yang
diperoleh ke dalam sebuah kategori, menjabarkan data ke dalam unit-unit,
menganalisis data yang penting, menyusun, atau menyajikan data yang sesuai
dengan masalah penelitian dalam bentuk laporan, dan membuat kesimpulan agar
mudah untuk dipahami. Sesuai dengan jenis penelitian diatas, maka peneliti
menggunakan model interaktif dari Miles dan Hurberman untuk menganalisis data
hasil penelitian. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interakhir
dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Adapun model yang dimaksud sebagai berikut:
1. Reduksi Data ( Data Reduction)
Data yang diperoleh dilapangan melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi direduksi dengan cara merangkum, memilih, dan memfokuskan
data pada hal-hal yang sesuai tujuan penelitian. Pada tahap ini, peneliti
melakukan reduksi data dengan cara memilah-memilah, mengkategori, dan
membuat abstraksi dari cacatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi.
2. Penyajian Data (Data Reduction)
Setelah data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dengan mendisplaykan data,
maka akan memudahkan untuk memahami yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa saja yang telah dipahami tersebut Sugiyono
(2015:249).
3. Kesimpulan/verifikasi
Menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena seperti ini telah ditemukan bahwa masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan Sugiyono (2015:253).
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Uji keabsahan data pada penelitian kualitif hanya ditekankan pada validitas
dan reliabilitas, karena dalam penelitiap kualitatif kriteria utama pada penelitian
adalah vald, reliable, dan objektif. Teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu
“Perpanjangan kekuikutsertaan, kerekunan pengamatan, triangualasi, pengecekan
sejawat, kecukupan referensial, pengecekan anggota, urain rinci, audit
kebergantungan, dan kepastian”. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang
digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga teknik, meliputi:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan sampai
kejenuhan pengumpulan data tercapai. Kehadiran dalam setiap tahap penelitian
kualititaf membantu peneliti untuk memahami semua data yang terhimpun
dalam penelitian bahwa sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.
Perpanjangan keikutsertasi digunakan peneliti untuk membangun kepercayaan
subjek terhadap peniliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
Perpanjangan kuikutsertaan dilakukan dengan cara mengikuti proses
pembelajaran evaluasi pembelajaran yang berlangsung dari pukul 07.00-13.00
WIB.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketentuan pengamatan berarti secara konsisten interpretasi dengan
berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisi konstan atau tentatif.
Ketentuan pengamatan menggukan seluruh panca indera meliputi pendengaran
dan insting penelitian penelitian sehingga dapat meningkatkan derajat
keabsahan data. Pemeriksaan keabsaran data menggunakan teknik ketentuan
dilakukan dengan peneliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap diskusi
yang dilakukan siswa atau anak.
3. Triangulasi
Iman Gunawan (2015:218) digunakan sebagai proses memantapkan
derajat kepercayaan (kredibilitas/validitas) dan konsistensi (reliabilitas) data,
serta bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis data di lapangan. Denzin
(2009:271) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan penelitian, sumber, teori, dan metode.
Triangulasi dengan memanfaatkan penelitian untuk mengecek kembali derajat
kepercayaan data. Hal ini dilakukan peneliti dengan Mengecek kembali hasil
dari tehnik pengumpulan data sesuai dengan indikator ketercapaian kurikulum
2013, lalu mengkonsunsultasikan hasil penelitian kepada dosen pembimbing.
G. Jadwal Penelitian
Rencana waktu penelitian akan dilakukan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan
Januari sampai bulan Maret 2019. Rencana waktu ini masih bersifat tentatif,
artinya dapat berubah berdasarkan situasi dan kondisi dilapangan. Berikut ini
dapat diberikan urutan tahap-tahap yang dilakukan selama penelitian di
laksanakan.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Bulan
D
e
s
J
a
n
F
e
b
M
a
r
t
A
p
ri
l
M
e
i
J
u
n
i
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul
dan pengesahan
judul
√
2. Penyusunan
proposal
proposal
√ √ √ √ √ √ √ √
3. Seminar
proposal
√
4. Perbaikan hasil
seminar proposal
√ √
5. Pengurusan dan penerbitan izin
penelitian
√ √
6. Pengumpulan
data dilapangan
√ √ √ √ √
7. Analisis dan
penyusunan
laporan
√ √ √ √
8. Seminar hasil
ujian skripsi
9. Perbaikan hasi
ujian skripsi
10
.
Pengesahan
hasil ujian
Pengesahan hasil skripsi
11 Penggandaan dan
penyerahaan
laporan
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Berdirinya Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Berdirinya Raudhatul Athfal ini merupakan jawaban dari tuntutan
masyarakat akan pentingnya pendidikan anak usia dini berbasis agama di Desa
Simpang Sungai Duren ini. Pada awalnya Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ini
berdiri atas swadya masyarakat yang memang berkeinginan untuk mendirikan
suatu lembaga pendidikan anak usia dini berbasis agama, yang mana
sebelumnya sudah didirikan terlebih dahulu Madrasah Ibtidayah Nurul Yaqin,
mengingat akan pentingnya pendidikan agama sejak dini maka masyarakat
setempat berkeinginan pula untuk mendirikan RA/TK agar adanya keselarasan
antara MI dan RA, maka didirikanlah RA Nurul Yaqin ini.
Gambar 1.1 Bangunan Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Yayasan Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
Kabupaten Muaro Jambi didirikan pada tahun 2007, yang berciri khas agama
islam yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama, hal ini dipertegas oleh ibu
jamilah selaku ketua yayasan sebagai berikut:
“Awalnya yayasan ini hanya berupa pendidikan masrasyah
ibtidayah saja, namun seiring berjalannya waktu dan adanya perubahan
dari peraturan untuk memasuki MI/SD, para orang tua yang mau
menyekolahkan anak mereka menuntut pula untuk didirikan RA/TK,
yang mana memang sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan
kejenjang MI/SD. Maka dari pada itu didirikan RA Nurul Yaqin ini.
Yayasan Nurul Yaqin ini yang terdiri dari RA dan MI pada awalnya
masih memakai gedung puskesmas yang lama yang sudah tidak terpakai lagi,
namun sudah dihibahkan oleh kepala desa untuk didirikan madrasah. Pada tahun
2009 sudah mulai membangun gedung baru sebanyak 3 lokal. Dananya
diperoleh dari pemerintah yaitu dana blockgreen yang diperoleh dari kantor
kementrian agama kabupaten muaro jambi. RA Nurul Yaqin Terdapat 4 ruangan
yang mana masing-masing 3 ruang kelas dan 1 ruang kantor.
2. Visi, Misi dan Tujuan RA Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
Visi Dan Misi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin adalah sebagai berikut :
(Dokumentasi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin, 2019)
a. Visi :
“Terwujudnya Generasi Qur’ani, Sehat, Cerdas, dan Mandiri”
b. Misi
1) Gemar mengaji setiap hari
2) Menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya sejak dini
3) Membiasakan pelaksanaan ibadah sesuai aturan Al Qur‟an dan
tuntunan Rasululloh SAW
4) Menanamkan semangat untuk belajar dan menuntut ilmu
5) Memberikan stimulasi seluruh aspek perkembangan anak sehingga
anak terbiasa kemandiriannya dan siap menuju jenjang pendidikan
berikutnya
6) Membiasakan perilaku hidup sehat
7) Menanamkan sikap peduli kepada sesama manusia dan lingkungan
sekitar.
c. Tujuan
Tujuan Raudhatul Athfal (RA) Nurul Yaqin Desa Simpang Sungai
Duren:
1) Mewujudkan Generasi cinta Al Qur‟an
2) Mewujudkan generasi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT
3) Membentuk generasi yang berakhlaqul karimah seperti yang
diteladani Nabi Muhammad SAW.
4) Rajin belajar taat ibadah
5) Peduli terhadap lingkungan yang bersih dan sehat.
3. Letak Geografis Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ini berlokasi di RT 2 Jalan Jambi KM. 17
Simpang Sungai Duren Kec. Jambi Luar Kota, Muaro Jambi. Yayasan
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Simpang Sungai Duren Kabupaten Muaro
Jambi 237.745 M². dengan batas-batas tanah sebagai berikut: (Profil
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin, 2019)
a. Sebelah Barat dengan tanah Ibrahim
b. Sebelah Timur dengan Kantor Perpustakaaan Daerah
c. Sebelah Utara dengan tanah Malik
d. Sebelah selatan dengan Jalan Jambi Muaro Bulian
No PROFIL RAUDHATUL ATHFAL
1 Nama Raudhatul Athfal RA Nurul Yaqin
2 No Statistik Raudhatul Athfal 11121505050008
3 NPSN 60704696
4 Akreditasi RA B
5 Alamat Lengkap Raudhatul Athfal RT.02 / RW 02 Desa
Simpang Duren Kec.
Jambi Luar Kota Kab.
Muaro Jambi
6 NPWP 15.162.559.7-331.000
7 Nama Kepala RA Suriyanti, S.Pd.I
8 No Telp / HP 085368999033
9 Kepemilikan Tanah Pemerintah
10 Status Tanah -
11 Luas Tanah 2372,745 m²
12 Status Bangunan Pemerintah
13 Luas Bangunan 216 m²
Tabel 3.2 Profil Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
4. Struktur Organisasi
Struktur adalah suatu susunan personil yang bergabung dalam suatu
organisasi, melalui struktur maka dapat dilihat tugas, wewenang dan bidang
kerja yang ada dalam organisasi tersebut. Struktur juga dapat membentuk skema
yang menunjukkan gambaran dalam bidang masing-masing personil. Dengan
adanya struktur organisasi tersebut akan memudahkan pimpinan mengadakan
pengawasan, koordinasikan. Sekolah merupakan suatu organisasi yang
mempunyai visi dan misi, oleh karena itu dibutuhkan struktur dimana setiap
bagian pada struktur itu mempunyai fungsi dan sosialisasi kerja sehingga
sekolah terorganisasi dengan baik.
PELINDUNG
Kepala Desa
Tabel 3.3 Struktur Organisasi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
KETUA YAYASAN
Drs. Djunaidi, M.Pd.I
PENGELOLA
Dra. Jamilah, M.Pd.I
KEPALA SEKOLAH
Suriyanti, S.Pd.I
MAJELIS GURU PENGAWAS
Fatmawati, S.Sos
Megawati, SH
Siti Maisaroh, S.Pd
BENDAHARA
Fatmawati, S.Sos
SEKRETARIS
Siti Maisaroh, S.Pd
TATA USAHA
Megawati, SH Juniwati, S.Pd.I
Mustanirah
KOMITE SEKOLAH
OPERATOR
Juniwati, S.Pd.I
5. Tata Tertib Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
a. Guru dan Karyawan
1) Hari senin setiap guru dan karyawan wajib hadir disekolah paling
lambat jam 06:45, jam 07:00 upacara.
Selasa sampai sabtu setiap guru diwajibkan hadis diseko lah paling
lambar 07:15 dan meninggalkan sekolah jam 11:30 wib.
2) Guru yang berhalngan hadir dikarenakan sakit atau keperluan yang
mendadak wajib memberitahu kepada kepala sekolah.
3) Tidak meninggalkan kelas saat proses belajar mengajar berlangsung
kecuali dengan izin kepala sekolah.
4) Mengisi daftar hadir
5) Membuat perangkat mengajar prota, promes, RPPM, RPPH, yang
harus dikumpulkan kepada kepala sekolah awal semester.
6) Berpakaian seragam sesuai ketentuan yayasan.
b. Siswa
1) Hari senin setiap siswa wajib disekolah paling lambat 15 menit
sebelum upacara dimulai.
Hari selasa sampai sabtu wajib hadir disekolah paling lambat 15 menit
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan meninggalkan sekolah
pukul 10:30 untuk hari senin sampai kamis. Dan hari jum‟at sampai
sabtu pukul 09:30.
2) Berpakaian rapi, bersepatu dan berkaos kaki dengan ketentuan
seragam:
(a) Hari senin sam[ai selasa memakai baju seragam putih-hijau
memakai topi hijau.
(b) Hari rabu sampai kamis memakai seragam batik.
(c) Hari jum‟at memakai seragam muslim putih dan bagi laki-laki
memakai peci putih dan perempuan memakai jilbab putih polos.
(d) Hari sabtu memakai seragam olahraga
3) Membawa makanan dan minuman dari rumah
4) Apanila berhalangan hadir harus memberitahu lewat surat/telepon
6. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Majelis guru merupakan tenaga edukatif yaitu tenaga sekaligus sebagai
pendidikan merupakan sumber informasi bagi siswa, karena guru merupakan
salah satu komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru
bukanlah hanya bertugas menstransfer ilmu saja kepada siswa, melainkan
sebagai fasilitator. Guru harus mampu memotivasi siswa supaya siswa lebih
tertarik dengan pelajaran yang disampaikan. Sedangkan staf tata usaha dan
pegawai lainnya mengambil peran yang sangat penting dalam suatu lembaga
pendidikan. Urusan-urusan yang berkaitan dengan keuletan staf ini.
Guru yang baik adalah guru yang senantiasa memberikan pembelajaran
kepada siswanya secara efektif dan efisien dengan senantiasa membuat
perencanaan pembelajaran, baik jangka pendek maupun jangka panjang serta
berusaha untuk menambahkan, memupuk dan mengembangkam sikap cinta
kepada pelajaran serta memberikan semangat dalam setiap proses
pembelajaran.
Guru mempunyai peranan yang besar dalam keberhasilan siswanya dan
tanggung jawab dalam proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan guru
mengajar tergantung dari sejauh mana guru tersebut melaksanakan peranan
dan tanggung jawabnya. Untuk saat ini guru Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Kabupaten Muaro Jambi berjumlah 6 orang dengan kelas 3 ruangan. kepala
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Kabupaten Muaro Jambi saat ini adalah Ibu
Suriyanti, S.Pd.I Berikut wawancara dengan Ibu Suriyanti.
“ Ada 6 orang guru termasuk saya, dan perangkat sekolah seperti
sekretaris, bendahara, tata usaha, dan operator masih dikelola oleh guru,
yang mana seharusnya memang ada yang mengemban sendiri tugas
tersebut, jadi di RA ini masih kurangnya staff untuk administrasi sekolah
”
b. Keadaan Siswa
Jumlah keseluruhan siswa Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Kabupaten
Muaro Jambi berjumlah 63 orang siswa, masing-masing kelas A 22 siswa, BI
20 siswa dan B1 20 siswa. Yang mana siswa laki-laki berjumlah 44 orang dan
siswa perempuan 19 orang.
7. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan. Alat memperlancar kegiatan atau proses belajar atau alat-alat maupun
fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya pendidikan. Sarana
merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran, sarana dapat membantu
proses pembelajaran agar berjalan dengan baik dan juga memberikan
motivasi kepada siswa untuk belajar.
Berdasarkan pengamatan peneliti di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Kabupaten Muaro Jambi memiliki 3 ruangan. Adapun sarana yang dapat
menunjang berlangsung proses pembelajaran di Raudhatul Athfal Nurul
Yaqin Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat sebagai berikut:
No Gedung dan
meubelair
Keadaan
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Jmlh
1 Gedung Milik
Bukan milik
1 - - 1
- - - -
2 Lemari/ Rak Buku 2/3 - - 5
3 Meja Guru/TU 2 - - 2
4 Kursi Guru/TU 4 - - 4
5 Meja Siswa 5 2 - 7
6 Kursi Siswa 45 - - 45
7 Papan Tulis 2 1 - 3
8 Ayunan - - 1 -
9 Jungkat jungkit - 1 - -
10 Perosotan - - 1 1
11 Mangkok Putar 1 - - 1
12 Bola Dunia 1 - - 1
13 Jembatan Goyang - - 1 -
Tabel 3.4 Keadaan Sarana Prasarana Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
No Ruangan Bantuan Jmlh
APBN APBD DLL
1 Ruangan belajar teori
2 Ruangan kepsek
3 Ruangan guru
4 Ruangan TU/ kantor
Jml
h
Tabel 3.5 Ruangan/Bangunan Fisik (Profil Raudhatul Athfal Nurul Yaqin)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Kabupaten
Mauro Jambi masih kurang memadai. Tanpa sarana dan prasarana yang
lengkap maka tujuan pendidikan yang hendak di inginkan tidak akan
terlaksana dengan baik. Akan tetapi Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Kabupaten Muaro Jambi masih berusaha untuk melengkapi sarana dan
prasarana menjadi lebih baik dan nyaman, aman dan dalam pembelajaran
terlaksana dengan baik.
B. Temuan Khusus
Peneliti juga memproleh penemuan khusus dari Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
berupa data-data yang sudah peneliti kumpulkan. Penelitian ini mengfokuskan pada
Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran anak usia dini di Raudhatul Athfal
Nurul Yaqin.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dari narasumber dan objek data
diperoleh dari kepala sekolah, para majelis guru, observasi dan dokumentasi
Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran anak usia dini meliputi
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan kendala-kendala yang dihadapi maka didapat
data dari Ibu Suriyanti, S. Pd. I dengan wawancara sebagai berikut:
“Responnya cukup baik. Karena pada pembelajaran anak usia dini
berdasarkan kurikulum 2013 ini menggunakan pembelajaran tematik terpadu,
maka ini bisa untuk memajukan pembelajaran anak kitakan beda dari pada
kurikulum yang kemarinnya” (Suriyanti, S. Pd. I tanggal 04 Maret 2019
Gambar 1.2 Wawancara Dengan Kepala RA Nurul Yaqin
Tentunya dalam penerapan Kurikulum 2013 pihak sekolah dan Kepala
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin sangat mendukung dengan diterapkannya Kurikulum
2013 tentunya hal ini dapat menunjang perkembangan pendidikan baik untuk sekolah
maupun peserta didik. Bukan hanya kepala sekolah saja yang merespon dengan baik
diterapkannya kurikulum 2013 dalam pembelajaran, namun guru-guru di sini juga
mendukung dengan diterapkannya pembelajaran tematik terpadu. Sebagaimana jawaban
Ibu Suriyanti, S. Pd. I selaku kepala sekolah terhadap pertanyaan dari peneliti.
“Tentunya dalam pelaksanaan pembelajaran pada kurikulum 2013 ini lebih
kepada pembelajaran tematik di RA Nurul Yaqin guru juga merespon dengan
baik” (Suriyanti , S. Pd. I tanggal 04 Maret 2019).
Hasil wawancara yang diperoleh dari kepala sekolah, RA Nurul Yaqin Muaro
jambi telah menerapkan pembelajaran tematik terpadu mulai tahun 2018/2019
pernyataan diperoleh dari kepala sekolah. Dari hasil observasi peneliti lakukan di RA
Nurul Yaqin sudah menerapkan tematik terpadu terlihat dari RPPM, RPPH, namun
dalam proses kegiatan mengajar tematik yang belum dilaksanakan dalam kegiatan
mengajar secara maksimal.
Penerapan Kurikulum 2013 ini ada perbedaan dengan kurikulum sebelumnya
dalam penerapannya. Pada KTSP dalam pelaksanaan hanya berpusat kepada guru yang
menjadi sumber mengajar, sedangkan didalam kurikulum 2013 ini pembelajaran lebih
berpusat kepada anak dengan pendekatan pembelajaran tematik dan saintifik. Hal ini
diperkuat dari wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut :
“Kalo tematik itu mencakup beberapa tema dan menggunakan model
pembelajaran yang disesuaikan dengan tema, 3 model pembelajaaran tematik:
model pembelajaran kelompok(sudut), area (minat), dan sentra” (Suriyanti, S.
Pd. I tanggal 04 Maret 2019).
Sebelum guru Melaksanakan pembelajaran tematik tentunya terlebih dahulu
guru harus mendapatkan pelatihan Seperti KKG. Sebagai penunjang pemahaman guru
dalam melaksanakan pembelajaran didalam kelas. Agar guru tidak gagap dalam
mengajar serta memiliki pengetahuan tentang apa yang akan di ajarkan pada peserta
didik dan menandakan kesiapan guru dalam mengajar didalam kelas. Berdasarkan data
yang telah didapat dari kepala sekolah sebagai berikut:
“Untuk sementara kemarin sudah, sudah pernah mendapat pelatihan seperti
KKG, itu diadakan pada bulan Agustus 2017 kemarin dan di adakan di RA
Al-Ma‟arif . Kemudian ditempat RA lain KKGnya. Pada pembelajaran
tematik sudah kami lakukan dalam proses mengajar tapi belom maksimal
dalam menerapkannya namun guru sudah mulai faham “(Suriyanti, S. Pd. I
tanggal 04 Maret 2019).
Gambar 1.3 Saat mengadakan rapat IGRA dan KKG
Dari pernyataan kepala sekolah pembelajaran tematik terpadu sudah diterapkan.
Hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi, observasi ini diperkuat oleh hasil peneliti
dengan pembelajaran satu sub tema benar bahwa telah diterapkan di RA Nurul Yaqin
Muaro Jambi.
Berdasarkan dari data hasil penelitian Menunjukkan bahwa peneliti menemukan
di RA Nurul Yaqin Muaro Jambi telah mengimplementasikan pembelajaran tematik
terpadu yang dilaksanakan pertengahan tahun pada bulan Agustus 2017.
1. Aktivitas Pembelajaran di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi
Penelitian dilaksanakan di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi
peneliti melakukan penelitian tentang implementasi kurikulum 2013 dalam
pembelajaran anak usia dini di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi. Selama
melakukan penelitian kepada kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar di
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi, peneliti melakukan penelitain melalui
observasi dan wawancara kepada responden.
Pada saat melakukan observasi dalam proses belajar mengajar saya
melaksanakan observasi dari pagi hari sampai pembelajaran selesai atau sampai
waktu pulang, pada pagi hari anak-anak mulai memasuki pintu gerbang sekolah,
anak-anak silih berganti berdatangan yang mana anak-anak diantar oleh orang tua
nya, terlihat guru telah berperan aktif dalam membina nilai dan moral anak-anak
ketika datang ia dibiasakan untuk memberi salam kepada orang yang lebih tua,
guru-guru menunggu anak didepan pintu gerbang masuk. Setelah anak-anak semua
memasuki gerbang waktu menunjukkan untuk memasuki kelas, anak-anak
dipersilahkan masuk kekelas masing-masing untuk mengaji atau membaca juz
amma didampingi oleh guru-guru yang bertugas mengajar dikelas tersebut. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu Patmawati, S.Sos: “ Iya, sebelum
memulai pembelajaran, kegiatan rutin disini mengaji dipagi hari”.
Gambar 1.4 Siswa mengaji/ membaca juz amma
Setelah anak-anak semua selesai mengaji anak-anak dipersilahkan kembali
keluar kelas untuk kegiatan baris berbaris, sebelum memasuki kelas guru
mengumpulkan anak di lapangan untuk membentuk aspek sosial emosional dengan
cara bernyanyi dengan gerakan sehingga tidak hanya aspek sosial saja yang
berkembang tetapi aspek fisik motorik anak juga berkembang, guru setiap hari
melakukan kegiatan tersebut sehingga anak-anak dapat berbaur dan mengenal
dengan teman kelas yang lainnya.
Ketika memasuki ruangan kelas, terlihat bahwa guru tidak membawa RPPH dan
bahan yang terdapat di RPPH, dan pada pelaksanaan pembelajaran pun peneliti
menemukan bahwa dalam pelaksanaan yang guru lakukan belum dapat
diselenggarakan dengan bermain secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
kontekstual dan berpusat pada anak. Pembelajaran masih dilakukan dengan sumber
belajar utama adalah guru saat menjelaskan pembelajaran dengan metode ceramah
dan memberi tugas kepada anak berupa tulisan yang ada dibuku paket.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru mengenai ketika belajar apakah
membawa RRPH atau tidak, berikut hasil wawancaranya:
Ibu Megawati,S.H “ ibuk nggak bawak, mestinya dalam mengajar iya” .
Sedangkan wawancara dengan Ibu Patmawati, S.Sos. “ Enggak bawak, kadangkan
di kantor, tinggal dirumah juga. Tapi laptop juga ada”.
Gambar 1.5 Buku paket anak dan proses belajar anak
Setelah selesai pembelajaran berlangsung, anak-anak dipersilahkan untuk
berdoa sebelum makan dan setelah selesai makan anak-anak keluar kelas untuk
istirahat dan bermain diluar kelas dengan rapi, yang tidak kalah menarik yang
peneliti temukan terjadi pembiasaaan anak menabung, setiap harinnya anak-anak
selalu menabung dan dicatatat oleh guru. Kebiasaan yang unik agar kelak anak
dewasa terbiasa untuk menabung.
Peneliti juga menemukan bahwa adanya kegiatan rutin di Raudhatul
Athfal Nurul Yaqin, yaitu kegiatan yang dilakukan pada hari selasa, kamis, dan
sabtu, yaitu pada hari selasa anak-anak melakukan praktek berwhudu, pada hari
kamis anak-anak melakukan praktek sholat sedangkan setiap hari sabtu anak-
anak melakukan kegiatan berolahraga. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dan observasi yang peneliti temukan dilapangan. Wawancara dengan Ibu Siti
Maisaroh, S.Pd: “Kegiatan rutin yang ada di Ra ini yah seperti praktek whudu,
praktek sholat dan olahraga/senam, itu kegiatan setiap menggu”.
Pada hari selasa anak-anak melakukan kegiatan praktek berwhudu, yang
mana kegiatan ini di lakukan dipagi hari setelah baris berbaris, kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan kepada anak tata cara berwhudu atau tata cara
menyucikan diri sebelum melakukan kegiatan ibadah sholat.
Gambar 2.1 Anak-anak melakukan pratek berwhudu
Pada hari kamis dilanjutkan dengan kegiatan praktek sholat, baik sholat
lima waktu maupun sholat sunnah lainnya, kegiatan ini bertujuan untuk
mengenalkan atau mengajarkan kepada anak tata cara sholat yang baik sesuai
dengan waktu sholatnya.
Gambar 2.2 Anak-anak melakukan kegiatan praktek sholat wajib
(Subuh)
Pada hari sabtu anak-anak melakukan kegiatan olahraga, yaitu senam
anak sholeh dan senam bebek yang mana kegiatan ini bertujuan untuk melatih
motoric kasar anak, dan setelah kegiatan olahraga anak melakukan kegiatan
kreativitas yaitu dengan membuat hasil karya yang di sesuaikan dengan tema
setiap minggunya.
Gambar 2.3 Kegiatan senam dan kegiatan karya anak
2. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran ( Perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi) di Raudatul Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi
a. Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu
Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran secara rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan. Sebagaimana wawancara peneliti tentang program tahunan tematik
terpadu kurikulum 2013 dengan Kepala sekolah dan Guru:
Ibu Suriyanti, S. Pd. I berikut kutipan wawancaranya: “Ada di
filenya ibu dapatkan pas dipelatihan KKG kemaren Prota Prosem cuman
belum ada ibu isi. Ibu kurang faham jugo nak ngisinya” (Suriyanti, S. Pd. I
tanggal 04 Maret 2019).
Ibu Megawati, S.H dengan hasil wawancara sebagai berikut: “Kalo
dari sekolaha n ini belom ada buat. Karna sama-sama kita juga belom
faham. Barang itu memang ada cuman belom dibuat. Iya ada untuk prota.
Cuman karna kami dak buat. Waktu materi dalam pelatihan memang
hanya penyampaian sekilas-sekilas saja. Untuk itu kami lebih banyak
enggak taunyakan. Pelatihan itu hanya beberapa waktu saja” (Megawati,
S.H tanggal 23 Maret 2019).
Ibu Patmawati, S.Sos tentang program tahun kurikulum 2013,
berikut cuplikan wawancaranya: “Prota dan prosem ibu memang belom
ada buat. Keterbatasan dari kami memang untuk membuat prota dan
prosem ini pada saat latihan KKG di RA Nurul Ma‟arif kemaren memang
kurang seperti sebatas informasi. Untuk itu pemahaman pembuatan prota
dan prosem ini kurang: (Patmawati, S.Sos tanggal 15 Maret 2019).
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti dapat memberikan kesimpulan
bahwa dalam pembuatan program tahunan memang sudah diberikan file untuk
guru mengisi sendiri pada kolom sub-sub tema. Kenyataannya dalam mengisi
sub tema masih sangat rumit bagi guru yang belum memahami. Kurangnya
informasi yang didapatkan menjadikan guru masih sulit untuk memahaminya.
Oleh karena itu mamang dalam penyampaian seharusnya lebih detail.
Dalam wawancara tentang program semester peneliti juga mendapatkan
informasi yang hampir sama. Berikut kutipan wawancara dengan ibu Siti
Maisaroh, S.Pd, Berikut cuplikan wawancaranya.
“Iya dalam Pembuatan program semester yah itu membuat daftar tema
untuk satu semester, kami juga mengambil acuan dari yang sudah ada”
(Siti Maisaroh, S. Pd. I tanggal 23 Maret 2019).
Berdasarkan pernyataan informan peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa dalam mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran guru langsung pada
pembelajarannya. Pada pembuatan perencanaan dengan menyusun sub-sub tema,
guru mendownload perencanaan yang sudah ada. Kemudahan yang diberikan
oleh guru namun guru belum memenuhinya dengan alasan pengetahuan yang
didapat selama pelatihan tidaklah membuat pemahan guru langsung bisa
menjalankannya.
1) RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan)
Sebelum memulai pada pembelajaran tematik maka terlebih
dahulu merencanakan kegiatan secara runtun dan jelas. Dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik terpadu, sangat ditentukan seberapa jauh
pembelajaran terpadu direncanakan dan disusun sesuai dengan
perkembangan peserta didik. Topik dan konsep pada RPPM sudah ditata
dalam pelaksanaannya cukup mengkaji dalam satu tema Kemudian
memilih tema sesuai dengan bentuk pengalaman siswa.
Hasil wawancara dengan guru, berikut wawancaranya:
Sebelum membuat RPPH apakah Ibu sudah mengkaji terlebih
dahulu RPPMnya ? ”Iyolah. Terlebih dahulu saya mengkaji dulu
sebelum membuat RPPH. Jadi ini RPPHnya sudah ibu simpan.
Karna ditematik pada panduan guru sudah ada jadi mengikuti
dengan panduan guru cara-caranyakan sudah ada” (Maisaroh,
S.Pd. tanggal 05 Maret 2019).
Terkait dengan RPPH tentu guru juga harus mengkaji RPPM
dalam merencanakan dan melaksanakan RPPH, berikut kutipan
wawancaranya: “Iya ada, dak mungkin kita belajar tanpa RPPM,
tetap ada RPPH nya. Jadi nanti mau buat RPPH kita mengkaji
terlebih dahulu RPPM nya” (Megawati, S.H tanggal 23 Maret
2019).
Gambar 2.4 Buku PanduanPendidik
Dalam perencanaan pembelajaran tematik ini ditemukan bahwa Sudah
ada RPPM dan RPPH yang disediakan. Pada pelaksanaanya langsung
menggunakan pada buku dengan tidak menelaah sendiri maupun
mengembangkan RPPM dan RPPH. Pada tahap ini masih sangat terpaku
dengan langkah-langkah yang ada pada buku pedoman yang digunakan.
Masih sangat berpacu pada RPPM yang diberikan.
Berdasarkan Wawancara dari informan dan hasil observasi
menunjukkan bahwa alasan yang telah diketahui mengapa guru dalam
pelaksanaannya menggunakan buku pedoman, pada dasarnya selama
pelaksanaan pembelajaran tematik guru mendapatkan pelatihan KKG
sekali dalam 2 semester ini yang membahas Ruang lingkup bahasan materi
yang tercakup dalam tema. Tentunya dalam proses mengajar pun tidak
memperoleh hasil yang memuaskan. Sangat minimnya pemerolehan materi
pada saat KKG menjadikan guru tidak sepenuhnnya faham.
2) Penyusunan Pelaksanaan Pembelajaran Harian
Dalam menyajikan RPPH guru sudah menyiapkan berdasarkan
langkah-langkahnya dengan mencantumkan identitas, mecantumkan
tujuan pembelajaran, mencantumkan materi pembelajaran,
mencantumkan metode pembelajaran, mencantumkan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, mencantumkan media, alat, bahan, dan sumber
belajar, mencantumkan penilaian. Hal ini menunjukkan bahwa guru
sudah menyiapkan bahan-bahan untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Tentunya untuk mencapai pembelajaran yang berhasil
guru harus mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran meskipun
belum tentu semua yang telah direncanakan dapat dilaksanakan. Karena
hal ini bisa saja terjadi karena kelas yang merefleksikan suatu perminta
berbeda dari yang direncanakan oleh guru.
Gambar 2.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
Dari hasil wawancara dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran tematik terpadu dalam langkah-langkahnya guru sudah
menyiapkan bahan yang ada pada rencana pelaksanaan pembelajaran dan
mengikuti pada semua yang ada pada buku. Informasi ini peneliti
dapatkan dari hasil wawancara dari:
Ibu Patmawati, S. Sos berikut hasil wawancaranya:
“Langkah-langkahnya menyiapkan bahan yang ada pada rencana
pelaksanaan pembelajaran. Iya mengikuti dengan yang ada pada
buku. Sekiranya ada yang perlu dibawa untuk tugas maka
terkadang membawa bahan untuk pembelajaran yang sesuai dengan
tema” (Maisaroh, S.Pd tanggal 23 Maret 2019).
Ibu Megawati, S.H yang menyatakan bahwa: ”Kita berpacu
pada yang sudah dikasih, RPPM nya sudah ada tinggal kita
mengembangkan apa yang ada pada RPPM yang mau kita jadikan
dalam RPPH. Kalo kita nengok itu sesuai dengan rancangan yang
kita buat (Megawati, S.H tanggal 29 Maret 2019).
Ibu Patmawati, S. Sos berikut kutipan wawancaranya: “Kan
sudah ado contoh misalkan kita dikasih kelas B1, kan sudah ado
RPPHnya tinggal kita yang menambahin terus sesuai enggak
dengan tema yang kita” (Patmawati, S. Sos tanggal 15 Maret
2019.).
Hasil wawancara guru dalam menyiapkan pembelajaran, guru juga
menyiapkan media untuk membantu siswa dalam aktivitas belajar agar lebih
mudah untuk merangsang kegiatan pembelajaran. Media dibuat agar kesan
dalam pembelajaran lebih menarik dan media dibuat sesuai dengan
perkembangan anak pada pembelajaran. Berikut kutipan wawancara
peneliti:
Ibu Siti Maisaroh, S.Pd sebagai berikut: “Iya terkadang
menggunakan media”. (Siti Maisaroh, S.Pd tanggal 23 Maret 2019).
Ibu Megawati, S.H berikut kutipan wawancaranya: “Iya ibuk
menyesuaikan pada pembelajaran anak yang kita ajar kita mencari
media yang mendukung:” (Megawati, S.H Tanggal 23 Maret 2019).
Ibu Patmawati, S. Sos Tentang penggunanaan media pada saat
mengajar, Berikut kutipan wawancaranya: “Tidak semuanya kita
membawa media. Berdasarkan pada pembelajaran jika pada kegiatan
sekiranya membawa media baru kita bawa” (Patmawati, S.Sos
Tanggal 15 Maret 2019).
Gambar 3.1 Proses Belajar Mengajar RA Nurul Yaqin
Dari hasil Wawancara menunjukkan penggunaan media yang
digunakan oleh guru sesuai dengan tema pelajaran sekiranya mendukung
untuk menunjang proses pembelajaran. Pada hasil observasi peneliti
mengetahui bahwa guru tidak senantiasa menggunakan media. Penggunaan
media belum tepat pada pembelajaran tematik terpadu. Sebagaimana yang
telah dipaparkan pada hasil wawancara diatas pentingnya penggunakaan
media yang mendukung yang dapat menunjang dalam proses pembelajaran.
Peta Konsep
b. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu
Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan keseluruhan yang
direncanakan mulai dari kegiatan pembentukan kompetensi dan karakter peserta
didik. Hakikatnya pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga hasil yang diharapkan adanya perubahan pada perilaku
kearah yang lebih baik.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan proses belajar mengajar
unsur inti dari kegiatan aktivitas pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
disesuaikan dengan komponen yang telah disusun dalam perencanaan
sebelumnya. Langkah-langkah dalam kegiatan yang ditempuh dalam
perencanaan meliputi tiga langkah yaitu kegiatan awal atau pembuka, inti dan
penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan awal pembelajaran menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran dan membangun
kesiapan siswa dalam menerima pelajaran. Kegiatan awal mengondisikan
keadaan siswa agar siswa lebih disiplin dalam pembelajaran. Berikut
kutipan wawancara peneliti dengan Ibu Siti Maisaroh, S.Pd sebagai
berikut:
Perencanaan Pembelajaran
Tematik Terpadu
Program tahunan, program semester,
hari efektif
Guru tidak membuat satuan pendidikan dengan yang sudah
disediakan
RPPM
1. Menggunakan yang sudah ada
2. Tidak mengembangkan
RPPM
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH)
Guru terpaku pada buku pedoman buku
paket anak
Merapikan siswa, agar siswa lebih siap dalam memulai
pembelajaran, baru setelah itu berdoa dengan memulai kebiasaan
di Raudhatul Athfal ini. Kalo ada anak yang bandel atau lambat
kita tenangin dulukan supaya dio diam (Ibu Siti Maisaroh, S.Pd
Tanggal 23 Maret 2019).
Awal kegiatan guru mengondisikan keadaan siswa dengan
berdoa. Sebagaimana yang telah ada pada kompetensi inti agar siswa
menerima menjalankan, dan menghargai ajaran yang dianut oleh siswa.
Informasi serupa peneliti dapatkan dari Ibu Patmawati, S.Sos guru kelas
B1, berikut kutipan wawancaranya.
Iya harus dikondisikan dulu siswanya. gimana mau belajar kalo
tidak dikondisikan dulu. Kan sebelum memulai pembelajaran harus
berdoa dulu. Kalo belom terkondisi kito kasih tau (Ibu Patmawati,
S.Sos Tanggal 15 Maret 2019).
Sebelum memulai pembelajaran sebagai guru harus
mengondisikan siswanya terlebih dahulu dengan memulai kesiapan
keseluruhan siswa untuk memulai belajar. Dengan berdoa maka akan
tertanam spiritual dalam diri siswa terutama pada Raudhatul Athfal.
Gambar 3.3 Sebelum Melakukan Kegiatan Belajar mengajar
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa guru dalam
memulai pembelajaran selalu mengondisikan siswa untuk kesiapan siswa
sebelum memulai pembelajaran dengan diawali berdoa. Dalam
penerapannya pemberian motovasi sesuai dengan manfaat dalam
kehidupan, dengan melakukan interaksi yang menyenangkan bagi siswa.
Motivasi ini bisa seperti ice breaking Sebagai awal untuk kesiapan siswa
dalam memulai belajar.
Pertama baca doa dulu, salam kalo disinikan wajib surat-
surat pendek seperti yang dikabarkan diawal tadikan. Baru doa
baru salam itu termasuk pendahuluan. Langkah-langkahnya
pakek sesuai dengan RPPH itulah yang kita lakukan. (Siti
Maisaroh, S.Sos Tanggal 23 Maret 2019).
Ibu Megawati, S.H: “kita mengulang pelajaran yang
kemaren, baru memasukkan materi baru, dan kita beri motivasi
kan, terus pake tepuk-tepuk (Megawati, S.H Tanggal 23 Maret
2019).
Hasil wawancara menunjukkan guru dalam memulai
pembelajaran tidak selalu memberikan motivasi pada siswa. Apabila
seorang guru dalam pembalajaran selalu menggunakan interaksi yang
menyenangkan bagi siswa maka siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran.
Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik, sehubung
dengan proses pembelajaran yang dilakukan bisa dengan pretes.
Membangkitkan semangat siswa dengan membangun suatu masalah, hal
ini agar siswa lebih siap dalam proses pembelajaran guru menghantarkan
siswa pada suatu permasalahan dengan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dicapai.
Dalam kegiatan ini guru bisa melaksanakan dengan lisan ataupun
perbuatan dalam waktu yang singkat.
“Iya. Kitakan sebelum memulai pembelajaran mengulang
kembali pelajaran yang lalu ya kita tanya dulu masih ingat dak
anaknyo.” (Ibu Siti Maisaroh, S.Pd Tanggal 23 Maret 2019).
“ Ibu Siti Maisaroh, S.Pd berikut kutipan wawancaranya. Iya
misalnya kayak nyanyi tadi sebenarnya kan pelajaran kemaren
perlu ditanya lagi nak sudah hafal belum. Kalo belom hafal kita
ulangi lagi kadang ayo coba nyanyi kalo udah tau berarti hafal.
Anak anak suko ni nyanyi injit-injit semut, dan tepuk-tepuk” (Siti
Maisaroh, S.Pd Tanggal 23 Maret 2019).
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa guru
bermaksud mengulang dengan pembelajaran yang lalu. Pada dasarnya
disini peneliti melakukan wawancara dalam menghantarkan siswa pada
suatu permasalahan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang
berikutnya. Mengaitkan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
siswa.
Kegiatan pengulangan pelajaran yang dilakukan guru ini untuk
mengingat pembelajaran siswa sebelumnya, sebelum memasuki
pembelajaran yang baru. Pada hasil observasi peneliti menunjukkan guru
dalam kegiatan apersepsi sudah dilakukan dengan baik dengan
melakukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Memberikan acuan
rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat
dilakukan dengan cara seperti mengemukakan tujuan yang akan dicapai
serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan
pencapaian tujuan.
Dari paparan wawancara yang diperoleh peneliti guru
menyampaikan capaian pembelajaran atau cakupan pembelajaran supaya
anak faham dengan materi yang hendak dicapai pada saat jam
pembelajaran berlangsung. Seperti pernyataan wawancara dengan Ibu
Siti Maisaroh, S.Pd hasil kutipannya sebagai berikut:
“Kita menyampaikan pembelajaran yang akan kita capai agar
anak mengerti pada pokok bahasan pembelajaran. Iya kayak
contohnya itu tentang pekerjaan. (Siti Maisaroh, S.Pd 23 Maret
2019).”
Guru selalu menjelaskan tujuan pembelajaran dengan
cakupannya dengan materi dan pembelajaran. Dalam aplikasinya guru
menginformasikan tema materi dan meyuruh anak untuk membuka buku
paket yang sudah disediakan. Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang
akan dicapai. Tujuan yang sudah disampaikan guru menjelaskan dengan
menumbuhkan perhatian siswa dengan bertanya.
Gambar 3.4 Proses Belajar Mengajar Dengan Tema Pekerjaan
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, bahwa guru
menyampaikan atau menjelaskan materi sesuai dengan tema, seperti tema
pekerjaan. Anak di minta untuk meyebutkan nama-nama pekerjaan sesuai
dengan media yang dicontohkan guru, tujuannya agar anak mengenal
macam-macam pekerjaan.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran antara lain mencakup penyampaian
informasi, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi dan
karakter peserta didik. Dalam pembelajaran, peserta didik dibantu oleh
guru dalam mengembangkan dan memodifikasi kegiatan pembelajaran.
Pembentukan karakter pada siswa haruslah melalui suasana yang
menyenangkan hal ini menuntut guru menjalankan kreativitas dengan
menciptakan lingkungan yang kondusif. Guru hendaknya dalam
penyajiannya berperan sebagai fasilitator.
Pada tahap ini guru bisa menggunakan model pembelajaran,
metode, maupun media yang dapat disesuaikan dengan peserta didik.
Perlu juga pemilihan metode, model dan media dengan mencocokkan
pada kegiatan tema pembelajaran. Adapun guru menyajikan langkah-
langkah pembelajaran dari yang sudah dikembangkan oleh guru baik dari
RPPM maupun RPPH.
Upaya penyajian langkah-langkah pembelajaran sudah disiapkan
sebelumnya oleh guru berarti guru sebelum mengajar memang sudah
menyiapkan RPPH, buku maupun bahan-bahan pembelajaran. Informasi
ini didapatkan ketika melakukan wawancara Kepada Ibu:
Ibu Patmawati, S.Sos “Iya. Pastinya Kita persiapan dulu
sebelum mengajar. seperti langkah-langkahnya itukan.
(Patmawati, S.Sos Tanggal 15 Maret 2019).”
Ibu Megawati, S.H Iya. “Tapi disnii pake buku paket anak,
tidak mengikuti yang ada di RPPH, kan terkendala dalam
media.Enggak. mestinya dalam mengajar iya. Iya membawa buku
murid juga” (Megawati, S.H Tanggal senin 23 Maret 2019).
Ibu Siti Maisaroh, S.Pd “Kita mengikut di RPPH. Tapi kita
pake buku yang sudah ado.. (Siti Maisaroh,S.Pd. Tanggal 23
Maret 2019).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diatas dapat peneliti
simpulkan bahwa dalam menyajikan pembelajaran guru melalui langkah-
langkah pembelajaran tematik dengan runtun. Sedangkan pada kesiapan
RPPHnya guru tidak menggunakan RPPH sebagai acuan bahan mengajar
pada langkah-langkah ini guru lebih mengedepankan penggunaan pada
buku pedoman guru yang dapat digunakan.
Oleh sebab itu pada saat materi guru mengikut pada buku dan
tidak mengakomodasi, disini guru beranggapan bahwa murid lebih kritis
dalam proses pembelajaran. Sebagai guru dalam menjalankan kegiatan
pembelajaran guru seharusnya lebih kritis juga dalam menanggapi
pertanyaan siswa dan lebih mengakomodasi pembelajaran untuk
menjadikan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Pada hal ini
bukan berarti guru merubah pada pembelajarannya namun guru hanya
merubah pada jenis kegiatan siswa.
Upaya guru dalam pembelajaran tentunya menjadikan siswa
untuk belajar dengan berpartisapi aktif, Informasi mengenai hal ini
peneliti dapatkan dari wawancara yang peneliti lakukan dengan guru.
Ibu Siti Maisaroh, S.Pd, dengan kutipan wawancara sebagai
berikut: “Kita mulai bertanya dulu dengan siswa dari mulai hal
kecil sebelum pada inti pembelajaran. Perlihatkan dulu pada
hal-hal yang ada dibuku misal melihat pada gambar agar siswa
mengamati gambar tersebut. selain itu juga bisa membentuk
kelompok” (Siti Maisaroh, S.Pd Tanggal 23 Maret 2019).
Ibu Patmawati, S.Sos, hasil wawancara sebagai berikut:
“dalam pembelajaran guru berinteraksi dengan siswa-siswa
biar aktif, misal kita kasih tugas kolase dan muntase kita suruh
anak untuk mengerjakannya, sambil di bimbing. Jadi anak ikut
berpartisipasi kita kasih contoh ini contoh muntase ini kolase,
kita jelasin kita peraktekkan”. ( Patmawati, S.Sos Tanggal 15
Maret 2019).
Hasil wawancara menunjukkan bahwa menjadikan siswa untuk
belajar aktif guru melakukan hal-hal yang kecil seperti menunjukkan
gambar pada anak agar siswa melihat dan mengamati gambar. Untuk
mendapatkan interaksi yang aktif pada siswa guru juga memberikan
tugas seperti kolase dan muntase, anak berpartisipasi aktif dalam
kegiatan menempel pada kertas guru juga menjelaskan cara-cara
membuatnya. Selain itu guru juga membimbing siswa.
Keberhasilan dalam mengajar tentunya dengan didukung adanya
media yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran. Seperti pada
wawancara peneliti dengan ibu Siti Maisaroh, S.Pd, Sebagaimana dalam
kutipan wawancara sebagai berikut.
Biasanya ado. Dalam pelaksanaannya terkadang menggunakan
dan terkadang tidak, jadi setiap mengajar tidak selalu
menggunakan media (ibu Siti Maisaroh, S.Sos Tanggal 23 Maret
2019.
Gambar 3.5 Proses Belajar Mengajar Pakai Media Seadanya.
Hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan tersebut
adalah guru terkadang memakai media terkadang tidak memakai media,
ini menunjukan bahwa dalam pelaksanaannya belum terlaksana sesuai
dengan yang telah termuat didalam perencanaan.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran bertema.
Tema dijadikan dasar untuk menentukan sub-sub tema dari bidang studi
lain yang terkait. Pembelajaran tema merupakan pokok yang menjadi
bahasan atau pembicaraan. Mengajar dengan menggunakan tema yang
sudah ditentukan oleh Kementrian Pendidikan dalam penerapannya tidak
membuat tema yang baru. Hal tersebut disampaikan oleh ibu guru:
Ibu Megawati, S.H Berikut kutipan wawancara yang peneliti
lakukan dengan beliau, ketika peneliti tanyakan apakan guru dalam
pembelajaran menggunakan tema yang sudah ada atau membuat sendiri?
Iya. Mengajar berdasarkan tema bukan kitanya yang
membuat tema sendiri (Ibu Megawati, S.H Tanggal 23 Maret
2018. ).
Ibu Siti Maisaroh, S.Pd Berikut kutipan wawancaranya:
Dengan tema yang sudah ado. Jika membuat sendiri tidak kan
disini sudah ditentukan temanya. Tinggal mengikutin apa yang
ada dalam pembelajarannya (Siti Maisaroh, S.Pd Tanggal 23
Maret 2019).
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan
bahwa tema dalam pembelajaran tidaklah membuat sendiri pada
dasarnya tema sudah ditentukan, guru tidaklah bisa membuat tema
sendiri namun guru bisa mengembangkan berdasarkan minat dan
kebutuhan yang bergerak dari lingkungan siswa untuk kemudian
beranjak pada lingkungan terjauh pada siswa.
Pembelajaran yang baik tentunya guru selalu menjadikan kelas
yang kondusif, tertib dan disiplin untuk itu guru akan senantiasa
merespon peserta didik dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan proses
pembelajaran biasanya guru merespon hasil peserta didik. Berikut
pernyataan ibu Megawatii, S.H, Sebagai berikut cuplikan wawancaranya.
Apakah ibu merespon hasil peserta didik selama proses belajar
berlangsung ? “Iyo. dak boleh jugo anak ni kalo kito mematahkan
semangat anak. dak semuo anak kito. Tapi kayak perlu
ditingkatkan lagi” (Megawatii, S.H Tanggal 23 Maret 2019).
Tidak hanya merespon pada hasil peserta didik tapi guru juga
tidak bisa mematahkan semangat anak pada saat usia-usia dini anak
butuh motivasi untuk perkembangan belajarnya dalam meningkatkan
kreativitasnya. Dalam merespon penilaian guru juga tidak bisa
mengfokuskan pada siswa namun sekiranya ada siswa yang memiliki
kelemahan dalam belajar maka guru perlu untuk membimbing atau
memberi masukan seperti tingkatkan lagi belajarnya.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dalam penyelenggaraan
ketertiban dan kedisiplinan siswa masih sulit untuk diarahkan. Harus
banyak cara guru dalam menjadikan siswa untuk tertib dan disiplin.
Pentingnya saling menghargai terutama guru dengan siswa dalam
pembelajaran baik bertanya maupun mengemukakan pendapat. Seperti
pada wawancara peneliti dengan ibu:
Ibu Siti Maisaroh, S.Pd Sebagaimana dalam kutipan wawancara sebagai
berikut: “Iyo sangat sekali. Agar siswa ni lebih termotivasi lagi kan.
Maka anak diberi kesempatan untuk bertanya. Ibu pun menanggapi
dengan menghargai yang baik seperti pendapat anak yang berbeda-
beda” (Siti Maisaroh, S.Pd Tanggal 23 Maret 2019).
Dari hasil wawancara peneliti dengan Ibu Patmawati, S.Sos
mewakili dari tiga guru yang mengajar di RA ini, dalam wawancara ini
dapat peneliti disimpulkan bahwa guru memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya.
Terpenting dari pembelajaran kurikulum 2013 dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah dan langkah-langkah dalam
pendekatan ilmiah meliputi menggali informasi melalui pengamatan,
bertanya, percobaan, kemudian mengolah data, atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan menganalisis, menalar,
kemudain menyimpulkan dan menciptakan. Untuk mata pelajaran dan
materi maupun pembelajaran bisa saja tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural.
Berikut wawancara tentang pendekatan saintifik dengan
menggunakan 5M (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi,
mengomunikasikan) Megawati, S.H, dengan kutipan wawancara
sebagai berikut :
“Kalo di buku K13 ada kayak siswa mengamati gambar nah nanti
mengamati sesuai gambar 1 gambar 2 nah jadi diamatikan
berbeda gambarnya sudah ada dibuku (Megawati, S.H Tanggal
23 Maret 2019).
Penggunaan pendekatan saintifik dengan langkah-langkah 5M
guru berdasarkan buku untuk suatu hal mengamati seperti yang terlihat
guru belum begitu memahami sebagaimana pada wawancara
sebelumnya diperencanaan berikut cuplikan wawancaranya. Bagaimana
cara ibu menggambarkan pendekatan saintifik dalam perencanaan
pembelajaran ? “Iya jelasnya ada melalui interaksi dengan siswa seperti
misalnya pada gambar bunga misalnya” (Megawati, S.H 23 Maret
2019).
Melalui interaksi pada siswa guru belum sangatlah faham. Masih
sulit untuk menjelaskan bagaimana penggunaan 5M pada kurikulum
2013. Karenanya pada buku pedoman maupun pada buku sudah ada
perintah untuk langsung menggunakan, bagi guru yang tidak faham
maka tidak untuk mengembangkan pada proses belajar.
Hal ini juga peneliti lakukan wawancara kepada ibu Patmawati,
S.Sos. selaku wali kelas A untuk memperoleh data tentang langkah-
langkah pendekatan saintifik, berikut kutipan wawancaranya: “Jelas ada
sudah terealisasi sendiri enggak setiap hari memakai 5M. kalau seperti
eksperimen enggak setiap hari memakai itu. Jadi nanti kan bakalan ada.
Seperti perintahnya nanti ada, itu kami lakukan setiap hari sabtu, anak
di gabungkan 3 kelas di lapangan. (Patmawati, Sos Tanggal 15 Maret
2019).
Berdasarkan kedua wawancara dan tersebut peneliti dapat
menyimpulkan bahwa bagian yang utama dalam pelaksanaan
pembelajaran yaitu guru dalam menjalankan kegiatan dengan
menggunakan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi,
mengomunikasikan tidak pada setiap hari atau tidak pada setiap
pembelajaran, pada penerapannya guru dalam menggunakan 5M
haruslah runtun dalam merealisasikannya. Memang penggunaan
pendekatan saintifik guru belum tau jelas bagaimana guru dapat
menggunakan jelas penggunaan pendekatan saintifik.
Terlaksananya pembelajaran karena guru juga memfasilitasi
dalam kegiatan pembelajaran diperlukannya alat-alat sebagai alat bantu
guru dalam mengajar agar guru dalam mengajar lebih berkesan.
Memfasilitasi siswa bisa dari hal-hal yang kecil yang biasanya seperti
membuatkan media sederhana maupun dengan bahan yang membuat
sendiri. Sebagaimana wawancara peneliti kepada ibu Siti Maisaroh,
S.pd selaku wali kelas A tentang guru dalam mengfasilitasi siswa,
berikut kutipan wawancaranya: “Iya kita fasilitasi medianya, seperti
tema, udara, api dan air. Nah kita sediakan balon. Kita membuat
lampion dari balon, alat-alatnya seperti botol aqua kita bawa dari
rumah. Kalo balon yah kita beli” (Siti Maisaroh, S.pd Tanggal 23 Maret
2019).
Gambar 4.1 Saat Melakukan Kegiatan Pembelajaran Saintifik
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti dengan dapat
menyimpulkan bahwa dalam memfasilitasi seperti dalam kegiatan
saintifik yang dilakukan setiap hari sabtu, guru memfasilitasi siswa
dengan alat dan bahan yang mampu di disediakan.
3) Kegiatan Penutup
Diantara kegiatan penutup yang dapat dilakukan adalah kegiatan
merangkum dari pokok-pokok materi pembelajaran. Seluruh rangkaian
aktivitas dari kegiatan pembuka dan kegiatan inti guru bersama siswa
merangkai aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh dan
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dalam pembelajaran. Kegiatan ini sama dengan kegiatan
rangkaian aktivitas kesimpulan dari keseluruhan aktivitas belajar dalam
satu pembelajaran.
Berdasarkan dengan kegiatan penutup pada rangkaian aktivitas
dalam menemukan manfaat siswa ini, Peneliti melakukan wawancara
dengan ibu: Ibu Siti Maisaroh, S.Pd, berikut kutipan wawancaranya”
“Kita menyimpulkan dari mata pelajaran untuk kehidupan sehari-hari.
Kayak ibu dengan murid itu mengulang kembali pelajarannya tadi bagian-
bagiannya saja. Untuk melihat perkembangan anak jelas tidak pada
pembelajaran yang tadi” (Siti Maisaroh, S.Pd, Tanggal 23 Maret 2019).
Sehubung dengan hal ini, peneliti juga melakukan wawancara
dengan Ibu Megawati, S.H terkait merangkai aktivitas dan hasil belajar
untuk untuk menemukan manfaat, berikut kutipan wawancaranya:
“Sebagai contoh siapa saja yang membutuhkan air, nanti anak jawab.
Biasanya untuk apa Tumbuhan butuh air untuk apa” (Megawati, S.H
Tanggal 23 Maret 2019).
Berdasarkan dari beberapa pernyataan diatas dapat diketahui
bahwa kegiatan yang telah dilakukan guru memberikan gambaran
menyeluruh tentang pembelajaran yang telah dilewati. Diharapkan
siswa memiliki pemahaman yang utuh dari materi yang dipelajari.
Mengulang kembali pada pokok-pokok pembelajaran tentunya guru
sangat mengharapkan siswa faham terhadap materi yang sudah
disampaikan pada kegiatan inti. Kegiatan merangkum sebagaimana
kutipan Ibu Megawati, S.H yaitu dengan memberikan contoh-contoh
melalui dari sebuah pertanyaan agar anak bisa menemukan manfaat dari
sebuah pembelajaran tersebut.
Setelah pada kegiatan merangkum guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa, hal ini untuk mendorong siswa untuk berfikir dengan
menjelaskan pemahaman pembelajaran terhadap materi yang telah
dipelajari. Pada kegiatan evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mana
siswa dapat memahami pembelajaran.
Berkaitan pada kegiatan Evaluasi pada hasil kegiatan
pembelajaran berikut ini, peneliti melakukan wawancara kepada Ibu Siti
Maisaroh, S.Sos Berikut kutipan wawancaranya.
Setelah pembelajaran selesai kita evaluasi kembali anak-anak
dengan pelajaran yang tadi faham atau tidak anaknya. Kadang
juga mengevaluasi bareng bareng biar anak sama-sama
menjawabnya (Siti Maisaroh, S.Sos Tanggal 23 Maret 2019).
Kegiatan evaluasi dari wali kelas BI RA Nurul Yaqin yaitu guru
mengevaluasi kembali pelajaran dengan pertanyan dan melihat apakah
anak faham dengan penyampaian pembelajara atau tidak. untuk melihat
kemampuan siswa memang guru haruslah mengevaluasi untuk melihat
hasil belajar siswa. Hal ini guru tidak selalu mengevaluasi pada satu anak
tapi juga guru mengevaluasi untuk jawaban dilemparkan pada semua
siswa.
Berdasarkan hasil wawancara hasil wawancara tersebut peneliti
dapat menyimpulkan bahwa mengevaluasi pada kegiatan siswa untuk
mengetahui hasil belajar siswa bisa dengan menunjuk siswa yang tidak
aktif ini untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar dan motivasi
siswa untuk terus belajar.
Peta konsep Pelaksanaan Pembelajaran
3. Permasalah dalam Mengevaluasi Pembelajaran Tematik terpadu
Penilaian kurikulum harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap secara utuh dan proposional, sesuai dengan kopetensi inti yang telah
ditentukan. Penilaian aspek pengetahuan, dapat dilakukan dengan catatan-catatan
penilaian anak, baik secara lisan maupun tulisan ataupun hasilkarya anak. Penilaian
aspek keterampilan dapat dilakukan dengan hasil karya anak, analisis keterampilan
dan analisis tugas, serta penilaian oleh peserta didik. Adapun penilaian aspek sikap,
dapat dilakukan langkah-langkah penilaian sikap yang disesuaikan dengan
kompetensi inti.
Melakukan penilaian pembelajaran secara autentik berkesinambungan
untuk memantau proses kemajuan siswa dan perbaikan hasil berbentuk catatan
harian, catatan anekdot, hasil karya, wawancara/percakapan, penugasan, unjuk kerja.
Catatan harian dapat dilakukan guru selama melakukan observasi disaat anak
bermain bila sudah menyelesaikan data atau beberapa indikator dan satu kompetensi
dasar. Pelaksanaan penilaian harian dapat dilakukan dengan penilaian tertulis,
observasi dan penilaian lainnya.
Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik Terpadu
Kegiatan pendahuluan
Guru tidak selalu memberikan
motivasi jika bukan pada jam pagi.
Ice breaking hanya terkadang.
Kegiatan Inti
Kurang memanfaatkan media
yang menarik
Kurangnya pemahanman pada pendekatan saintifik
Guru tidak menggunakan
model pembelajaran
Penilaian dalam suatu pembelajaran sangat penting dan menjadi pengangan
guru untuk mengetahui hasil pencapaian siswa. Sebagaimana hasil wawancara
peneliti pada penggunaan penilaian autentik kurikulum 2013 yang telah peneliti
lakukan dengan beberapa informasi yang menjadi sumber data peneliti.
Ibu Siti Maisaroh, S.Pd “Penggunaan penilaiannya juga Masih menggunakan
yang lama pada bentuk penilaiannya jika pada lapornya ibu sudah
menggunakan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian ini
ibu mengalami sedikit kesulitan”(Siti Maisaroh, S.Pd Tanggal 23 Maret
2019).
Ibu Megawati, S.H, yang menyatakan: “Belom juga maksimal. Masih pake
penilaian yang lama. Nah untuk tahun yang akan datang mau di samakan
semuanya menggunakan K13. Iya. Istilah nyakan baru belajar” (Ibu
Megawati, S.H, Tanggal 23 Maret 2019).
Gambar 4.2 Rapor Siswa
Sehubung dengan penilaian autentik kurikulum 2013 pada tematik terpadu
di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ini peneliti melakukan wawancara dan observasi
bahwa memang penggunaan pada penilaian autentik belum maksimal guru masih
mengalami kesulitan dalam penilaian autentik. Pada bentuk pelaporan yang
digunakan guru sudah menggunakan tiga aspek penliaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan untuk penilaian hariannya masih sama dengan dengan penilaian yang
lama. Pada penilaian autentik ini guru belum memiliki kesiapan dalam
penerapannya, bahwasanya Raudhatul Athfal Nurul Yaqin ini baru menerapkan
Kurikulum 2013. Dapat dikatakan bahwa sangat sedikit pengetahuan yang digali
untuk kelacaran penilaian yang diberikan oleh siswa.
Untuk mengetahui keabsahan data yang telah disampaikan oleh Ibu
Patmawati, S.Sos dan Ibu Megawati, S.H Kaitannya dengan penggunaan penilaian
autentik kurikulum 2013. peneliti kembali melakukan wawancara penggunaan
penilaian kurikulum 2013. Berikut kutipan wawancara peneliti dengan Ibu
Patmawati, S.Sos selaku wali kelas B:
Jika menggunakan penilaian autentik ini ibu dalam penggunaannya masih
campuran. Terkadang anak ini bingung juga kalau kita menilai dengan
menggunakan huruf fahamnya memakai penilaian angka. (Ibu Patmawati,
S.Sos Tanggal 15 Maret 2019).
Dari wawancara peneliti dengan informan diatas dapat dipahami bahwa
penilaian autentik dalam penggunaannya masihlah sangat sulit. Keterbatasan dalam
penggunaan penilaian autentik karena belum adanya pengenalan pada penilaian
autentik dan pelatihan beserta pemahamannya masih dalam jangkauan yang sangat
jauh.
Dalam penilaian autentik kurikulum 2013 ini bisa dilihat dari wawancara
peneliti tentang pelatihan yang didapat. Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu
guru:
Siti Maisaroh, S.Pd, Berikut kutipan wawancaranya: “Belum pernah.
Namun pelatihan kemarin membahas keseluruhan RPPM, isi pada RPPH”
(Ibu Siti Maisaroh, S.Pd Tanggal 23 Maret 2019).
Ibu Megawati, S.H terkait pelatihan penilaian autentik, berikut kutipan
wawancaranya: “Kalo pada penilaian ini ibu rasa belum pernah. karna K13
ini baru juga percobaan” (Megawati, S.H Tanggal 23 Maret 2019).
Patmawati, S.Sos berikut kutipan wawancaranya: “Jika pelatihan
penilaian belum pernah. Jika menggunakan penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan tentunya dalam tiga aspek ini ibu tetap jalankan” (Ibu
Patmawati, S.Sos Tanggal 15 Maret 2019).
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dapat diketahuai penilaian autentik
belum pernah ada pelatihan. Pada pelatihan yang sudah lalu membahas pada RPPM
dan isi RPPH dalam pelaksanaan mengajar. Berarti disini tidak ada pengenalan pada
penilaian autentik sehingga menimbulkan kesulitan guru pada penggunaan penilaian
autentik sehingga dalam penilaian menggunakan pelinaian yang seadanya dengan
menggunakan penilaian yang biasanya dipakai.
Peta Konsep Evaluasi Pembelajaran Tematik Terpadu
4. Kendala-Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Kurikulum 2013 di
Raudhatul Athfal Nurul Yaqin
Model pembelajaran tematik terpadu dapat mengembangkan wawasan dan
aktivitas berfikir siswa melalui jaring tema yang berisi pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap yang diperoleh siswa dalam pembelajaran yang utuh. Penggunaan
model ini tentunya berimplikasi pada proses penciptaan situasi belajar dan pelajaran
dimana siswa mempelajari beberapa mata pelajaran secara terpadu dalam satu tema
pemersatu.
Tentunya dalam penerapan tematik terpadu terdapat kendalah-kendala baik
dari penerapannya, kesulitan dalam pegembangan tema, alokasi waktu dan
lingkungan sekitar. Penggunaan buku tematik sebagai bahan ajar, sarana dan
prasaranya.
Seperti wawancara berikut ini tentang kendala penerapan kurikulum 2013
dI Raudhatul Athfal Nurul Yaqin, berikut kutipan wawancaranya.
Siti Maisaroh, S.Pd ”Sulit pasti ada sebab kita kurang paham dan kito baru
kenal pada kurikulum 2013 ini baru diterapkan jadi tidak semunya kita
paham, jadi kita tidak bisa memenuhi jadi disitu terdapat kekurangan-
kekurangan dari sekolah (Siti Maisaroh, S.Pd Tanggal 23 Maret 2019).
Permasalahan dalam
Evaluasi Pembelajaran
Tematik Terpadu
Penilaian yang lama
Tidak menggunakan tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
Pada laporan siswa sudah
menggunakan tiga ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
Ibu Megawati, S.H berikut kutipan wawancaranya:”Kendala pada
kurikulum 2013 tentunya banyak yang pertama di Raudhatul Athfal Nurul
Yaqin ini baru menerapkan kurikulum 2013 ini jadi ada keterbatasan baik
dari guru, sarana yang mendukung” (Megawati, S.H Tanggal 23 Maret
2019).
Gambar 4.3 Media belajar sisw
Dari hasil wawancara diatas bahwa kendala yang dihadapi oleh guru
merupakan baru pengenalan pada kurikulum 2013, tidak semua dalam
penerapannya dapat terpenuhi secara keseluruhan tentunya kekurangan-kekurangan
disekolah pun lebih banyak. Sebagai tenaga pengajar juga memiliki keterbatasan
kemampuan.
Sehubung dengan hal ini peneliti juga melakukan wawancara dengan ibu
Patmawati, S,Sos terkait kendala dalam penerapan kurikulum 2013, berikut kutipan
wawancaranya. “Tentunya dalam penerapan kurikulum 2013 ini mengalami
kendala, baik dalam penerapannnya. Seperti sarana dan prasarananya. Jika kita lihat
memang kurang seperti alat peraga disini juga tidak semuanya ada” ( Patmawati,
S.Sos Tanggal 15 Maret 2019).
Berdasarkan wawancara peneliti dengan berbagai informan diatas dengan
hasil observasi yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan
kurikulum 2013 memang mengalami kendala baik dari penerapannya, sarana dan
prasarananya, dan ketersediaan media yang mendukung seperti alat peraga yang
dapat digunakan oleh guru.
Selain itu juga penyesuaian dalam tema, alokasi waktu dan lingkungan
sekitar di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin peneliti juga melakukan wawancara
kepada Ibu
Ibu Siti Maisaroh, S.Pd, berikut cuplikan wawancaranya”Kalo alokasi
waktu InsyaaAllah bisa. Kan kita sesuaikan dengan alokasi
waktunya.Dikatokan tidak ado jugo yang mendukung. dikatokan
mendukung tidak sepenuhnyo” (Siti Maisaroh, S.PdTanggal 15 Maret
2019).
Ibu Megawati, S.H terkait kesulitan pada alokasi waktu dan penggunaan
pada lingkungan sekitar, berikut kutipan wawancaranya.”Sulit ada juga
namun setelah diterapkan juga bisa berjalan meskipun tidak efektif secara
keseluruhannya. Jika tema itu sudah memakai yang ada pada buku
tematiknya tinggal menjalankan. Untuk alokasi waktunya menyesuaikan
dengan jam yang sudah ditentukan” (Megawati, S.H Tanggal 23 Maret
2019).
Tercapainya pembelajaran perlu mempertimbangkan alokasi waktu,
mempertimbangkan bahan ajar yang ada dilingkungan sekitar siswa dengan
memilih pengembangan tema yang dekat dengan anak. Hal ini agar pembelajaran
menjadi utuh dan bermakna bagi siswa. Berdasarkan wawancara peneliti dengan
yang diperoleh dari beberapa sumber peneliti menyimpulkan bahwa guru selalu
berusaha untuk mengupayakan alokasi waktu agar seimbang dengan pembelajaran.
Keberhasilan penerapan kurikulum 2013 pastilah siswa sebagai objek dan
subjek belajar. Faham atau tidaknya siswa tergantung pada guru yang menerapkan.
Sebagaimana wawancara tentang respon siswa pada pembelajaran tematik terpadu
dengan Ibu:
Ibu Siti Maisaroh, S.Pd selaku wali kelas, berikut cuplikan wawancaranya:
“Merespon lah dengan baik. Cuma ya sebagian siswa ado jugo yang
kurang lah untuk merespon. Masih. masih ada kendala dak semuanyokan
yang jelas ada kendala” (Siti Maisaroh, S.Pd Tanggal 23 Maret 2019).
Ibu Megawati, S.H, Berikut kutipan wawancaranya: “Merespon dengan
baik. Meskipun masih banyak kendala pada tahap ini lambat laun pada
penerapan tematik ini akan mudah”. (Megawati, S.H Tanggal 23 Maret
2019).
Dari beberapa wawancara dengan informan diatas peneliti menyimpulkan
siswa menerima pembelajaran tematik dengan mudah, kesiapan siswa dalam
menerima pembelajaran juga sudah sangat merespon. Berjalannya pembelajaran
dengan tersedianya berbagai sarana dan perasarana belajar yang memadai disertai
dengan manajemen yang baik. Sebagaimana wawancara berikikut dengan Ibu:
Siti Miasaroh, S.Pd, berikut kutipan wawancaranya: Jelaslah. Dari
kekurangan sarana tadikan bisa dipengaruhi kurikulum K13 dalam
penerepannyo. Diterapkan untuk tahun pertama, kalo untuk tahun
selanjutnya InsyaaAllah bisa gitukan dipenuhi. Kalo untuk tahun ini jelas
masih banyak. sebab kito baru memulai atau baru menemukan kurikulum
baru. Istilahnya kan caronyo jugokan beda (Siti Maisaroh, S.Pd Tanggal
15 Maret 2019).
Ibu Megawati, S.H, berikut cuplikan wawancaranya: Sarana dan
prasaranya tentunya jika dilihat masih banyak kekurangan. Media-
medianya terutama untuk K13. (Megawati, S.H Tanggal 23 Maret 2019).
Berdasarkan dari kedua wawancara peneliti dapat menyimpulkan
penerapan pada tahun pertama belum tersedianya sarana dan prasarana, belum
adanya guru dalam mendesain sumber belajar yang lengkap, baik sumber belajar
yang didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan maupun sumber belajar
yang untuk kepentingan pembelajaran. Pelaksanaan awal pembelajaran tematik
terpadu menjadikan guru dalam kesiapan, guru masih perlunya dalam menggali lagi
untuk memenuhi kekurangan.
Peta Kendala Pelaksanaan K13
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kendala Kurikulum
2013 di Raudhatul
Athfal Nurul Yaqin
Pelaksanaan
Keterbatasan Media
Penggunaan pada buku
Pengetahuan guru
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa terkait
dengan Implementasi Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini Raudhatul
Atfhal Nurul Yaqin Muaro Jambi, sesuai dengan fokus peneliti yang diangkat, yaitu
meliputi:
1. Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 di Raudhatul
Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi, yaitu meliputi tahap penyusunan sudah
dilakukan dengan pelatihan KKG untuk merumuskan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran meliputi KD, KI, Indikator, penyusunan
perencanaan pembelajaran tematik terpadu dan pembahasan isi dalam RPPH.
Namun Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi Jambi tidak mengikuti
pada langkah-langkah pelatihan. Guru tidak menggunakan media yang tepat
dan metode maupun model pembelajaran yang sesuai sebagai penunjang
pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 di Raudhatul
Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi sudah terlaksana sebagaimana telah
menyediakan buku guru, buku siswa dan telah mengikuti pelatihan. Dalam
penerapannya masih terpaku dengan buku pedoman dengan tidak
mempersiapkan RPPH.
3. Kegiatan evaluasi tematik terpadu tidak dilakukan penilaian autentik dari
penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian pada laporan siswa
guru merangkap keseluruhan hasil nilai. Penggunaan penilaian autentik ini
didalam pengetahuannya belum memahami sepenuhnya tentang penilaian
autentik.
4. Kendala yang dihadapi dalam penerapan kurikulum 2013 di Raudhatul Athfal
Nurul Yaqin Muaro Jambi masih mempunyai kekurangan baik sarana dan
prasarana dimulai dari persiapan guru dalam perencanaan dengan penyusunan
maupun pengembangan RPPM dan RPPH, pelaksanaan, dan evaluasi kesiapan
dalam proses mengajar.
Bahwasanya di Raudhatul Athfal Nurul Yaqin Muaro Jambi menerapkan
kurikulum terpadu hanya sekedar menerapkan. Seharusnya pemerintah melakukan
peninjauan terhadap penerapan kurikulum 2013 namun dalam penerapannya tanpa ada
training. ternyata dalam kurikulum 2013 kendalanya banyak, dalam penerapannya
mereka hanya memenuhi Undang-Undang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka peneliti mencoba memberikan saran untuk
dapat disampaikan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Pihak sekolah mengupayakan agar dapat meMfasilitasi penerapan
pembelajaran tematik terpadu untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan
kurikulum 2013.
2. Pihak guru hendaknya mempersiapkan kurikulum 2013 dengan pemahamannya
tentang pembelajaran tematik terpadu dengan mengikuti pelatihan, diskusi guru
dalam implementasi pembelajaran dapat lebih efektif lagi.
3. Pihak siswa perlu disiapkan dari kegiatan pembelajaran untuk bisa menerima
dan menjalankan tematik terpadu kurikulum 2013.
4. Pihak sekolah hendaknya mengadakan pelatihan maupun diskusi antar guru
terkait Kurikulum 2013. Sehingga pemahaman guru tentang kurikulum 2013
semakin meningkat.
C. Penutup
Untaian syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT dengan kalimat
hamdalah “ Alhamdulillahhirobbilaalamin” karena hanya dengan keajaiban
tangan-tangan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini diajukan
untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana
Stara Satu (S-I) dalam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Study
Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Islam Negeri Sulhtan
Thaha Saaifuddin Jambi.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amiin Allahumma Amin… sekian dari penulis dan
rasa terimakasih selalu tercurah pada semua insa illahi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim: Al-Qur‟an dan Terjemahan, Mushaf Al-Karim, 2013
DEPAG RI: Al-Qur‟an dan Terjemahan
Buku:
Asmawati, Luluk. 2014. Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. 2014. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Asmani, Jamal, Ma‟mur. 2015. Panduan Praktis Manajement Mutu Guru PAUD.
Yogyakarta: PT. DIVA Press
Ardy, Novan, Wiyani. Manjemen PAUD Bermutu. Yogyakarta: PT. GAVA MEDIA
Ardy, Novan, Wiyani. Manajemen paud berdaya saing. Yogyakarta: PT. GAVA
MEDIA.
Faturrohman, Muhammad. Paradigma Pembelajaran Kurukulum 2013.
Gunawan Iman. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rosdakarya
Kostelnik, Marjorie J. 2017. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis -
Perkembangan Anak. Depok: PT. KENCANA
Mursid. 2015. Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pratowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu.
Jakarta: PT. KENCANA
Sani, Abdullah, Ridwan.2016. Penilaian Autentik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Jurnal:
Enah, Suminah. 2015. Kurikulum pendidikan anak usia dini. Jakarta: Direktorat
PPAUD
Zahro Fatimah Ifat.2015. Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini.
PGPAUD STKIPSILIWANGI
Http://drive.google.compedomanperencanaanpembelajarankurikulum2013paud
Http://permendiknas-no-58-tahun-2009-standar-paud.pdf
L
A
M
P
I
R
A
N
Instrumen Pengumpulan
Data “Wawancara”
PEDOMAN WAWANCARA KEALA SEKOLAH RAUDHATUL ATFHAL
NURUL YAQIN MUARO JAMBI TENTANG PENERAPAN KURIKULUM 2013
Nama Guru :
Tanggal/hari :
Tempat :
Pertanyaan Jawaban
1. Ibu apakah saya boleh mengetahui sejarah
berdirinya RA Nurul Yaqin , letak geografis,
visi dan misi, kondisi siswa, guru dan staf,
sarana dan prasarananya bu?
2. Bagaimana respon ibu diterapkannya
Tematik terpadu di RA Nurul Yaqin?
3. Apakah kurikulum 2013 lebih sulit dengan
kurikulum yang sebelumnya?
4. Bagaimana dengan guru yang mengajar
tematik apakah sudah mendapatkan pelatihan
dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum
2013?
5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat
tematik kurikulum 2013?
PEDOMAN WAWANCARA GURU KELAS RA NURUL YAQIN TENTANG
PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU KURIKULUM 2013
Nama Guru :
Tanggal/hari :
Tempat :
Aspek yang diwawancarai Pertanyaan
Prota, promes, prosem,
rppm, rpph, hari efektif
1. Apakah dalam penerapan kurikulum 2013 ini
sudah ada prota bu ?
2. Sebelum membuat RPPH apakah ibu sudah
mengkaji terlebih dahulu RPPM?
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Prinsip-prinsip penyusunan
Rencana Pelaksanaan
Pembelaaran (RPP)
3. Apa saja langkah-langkah yang ibu lakukan
dalam penyusunan perencanaan pembelajaran ?
4. Apakah ibu menetapkan dan pemilih tema
sebelum melakukan proses pembelajaran ?
5. Apakah ibu menentukan media yang dalam
penyusunan selama mengajar ?
6. Apakah dalam membuat pemetaan Kompetensi
Dasar dan Indikator ibu mengaitkannya dengan
tema ?
7. Apakah dalam penyusunan RPPH ibu menyusun
sendiri atau menggunakan yang telah ada ?
8. Apakah bahan acuan yang digunakan dalam
membuat RPPH ?
9. Hal apa saja yang ibu pertimbangkan dalam
RPPH untuk mengidentifikasi materi
pembelajaran?
10. Apakah ibu dalam penyusunan pelaksanaan
mengajar mengikuti langkah-langkah
pembelajaran dilakukan melalui tahap
pendahuluan, inti dan penutup ?
11. Apakah ibu memberikan penekanan dan
mengaitkan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran kegiatan pembelajaran, indikator,
kompetensi, penilaian dan sumber belajar dalam
satu keutuhan pengalaman ?
12. Apakah ibu mengakomodasi pembelajaran
tematik-terpadu dengan pembelajaran yang ada
pada kehidupan sehari-hari siswa ?
13. Bagaimana cara ibu menggambarkan
pendekatan saintifik dalam perencanaan
pembelajaran ?
14. Bagaimana cara ibu menggambarkan
pelaksanaan model pembelajaran yang
digunakan ?
PEDOMAN WAWANCARA GURU KELASRA NURUL YAQIN
TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
KURIKULUM 2013
Nama Guru :
Tanggal/hari :
Tempat :
Pertanyaan Jawaban
Kegiatan Pendahuluan
1. Sebelum memulai pembelajaran apakah ibu
mengondisikan keadaan siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran?
2. Apakah ibu memberikan motivasi secara
konstektual dan aplikasi seperti contoh dalam
kehidupan sehari-hari ?
3. Apakah ibu dalam kegiatan pendahuluan
mengantarkan siswa kepada suatu permasalah
dengan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan dicapai ?
4. Apakah sebelum pada pembelajaran ibu
menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar yang akan dicapai ?
Kegiatan Inti
5. Apakah ibu menyajikan pembelajaran
berdasarkan langkah-langkah pembelajaran
tematik ?
6. Bagaimana upaya ibu dalam permbalajaran
melalui interaksi agar siswa partisipasi aktif ?
7. Apakah ibu menumbuhkan antusiasme siswa
dalam pembelajar ?
8. Bagaimana dalam pembelajaran ibu dapat
menghasilkan pesan yang menarik bagi siswa ?
9. Apakah ibu memanfaatkan media dan alat
pembelajaran ? Jika iya Bagamana ibu dalam
menggunakan media dan alat pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik pada siswa ?
10. Apakah ibu memberikan ruang yang cukup
dalam tugas kemandirian siswa ?
11. Apakah ibu dalam pembelajaran berdasarkan
tema?
12. Bagai mana ibu dalam pelaksanaan
pembelajaran tercipta ketertiban dan
kedisiplinan dalam penyelenggaraan
pembelajaran ?
13. Apakah ibu merespon kembali hasil peserta
didik selama proses belajar berlangsung ?
14. Apakah ibu mendorong dan menghargai siswa
yang bertanya dan mengemukakan
pendapatnya ?
15. dalam kegitan pembelajaran apakah ibu
mengarahkan siswa untuk mengamati seperti
membaca, mendengar dan menyimak ?
16. Apakah ibu memasukkan kegiatan belajar anak
untuk mengumpulkan informasi/ eksperimen ?
17. Kegiatan mengasosiasi siswa , apa saja yang
ibu lakukan dalam tahap pembelajaran ?
18. dalam kegiatan mengkomunikasikan apakah
ibu mengarahkan siswa dalam kegiatan
menyampaikan hasil pengamatan, secara
tertulis, atau media lainnya ?
19. Dalam kegiatan berlangsung apakah ibu
memperhatikan kompetensi yang tercantum
pada silabus dan RPP ?
20. Dalam penggunaan model pembelajaran
apakah ibu mengarahkan siswa untuk
melakukan kegiatan berkelompok ?
21. Bagaimana cara ibu mengfasilitsi siswa dalam
kegiatan kelompok belajar siswa ?
22. Apakah ibu memantau pekerjaan siswa dalam
kegiatan kelompok maupun kegiatan individu ?
23. Bagaimana cara ibu dalam proses kegiatan
pembelajaran mengarahkan siswa untuk
mengeluarkan pendapat dalam sebuah
kelompok ?
Kegiatan Penutup
24. Setelah kegiatan pelajaran apakah ibu
merangkai aktivitas dan hasil belajar untuk
menemukan manfaat dalam kehidupan sehari-
hari ?
25. Apakah ibu mengevaluasi pada hasil belajar
kegiatan pembelajaran ?
26. Setelah melakukan kegiatan apakah ibu
memberikan kegiatan tindak lanjut baik secara
invidu maupun kelompok ?
27. Apakah ibu memberikan kejelasan
pembelajaran pada rencana pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan berikutnya ?
PEDOMAN WAWANCARA
PENILAIAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
BERDASARKAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013
Nama Guru :
Tanggal/hari :
Tempat :
Pertanyaan Jawaban
1. Pada penilaian kurikulum 2013 ini
menggunakan penilaian autentik. Apakah ibu
sudah menggunakan penilaian autentik atau
masih menggunakan penilaian yang lama ?
Jika belum apakah ibu susah dalam
menerapkannya penilaian autentik ini bu ?
dan bagaimana ibu penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan pada siswa ?
2. Apakah sudah pernah diadakan pelatihan bu
tentang penilaian autentik kurikulum 2013 ?
3. Dalam penilaian kompetensi sikap. Apakah
ibu menggunakan salah satu penilaian seperti
observasi, penilaian diri, penilaian teman
sejawat dan penilaian jurnal ?
4. pada penilaian pengetahuan yaitu ada
beberapa aspek yaitu penilaian tes tertulis, tes
lisan dan penugasan. Bagai mana cara ibu
untuk untuk mengetahuai dari pengetahauan
siswa ?
5. Bagaimana cara ibu menentukan penilaian
kinerja agar siswa melakukan keterampilan
dengan aktivitasnya ?
6. Bagimana cara ibu menggunakan penilaian
proyek pada bentuk pelaporan lisan dan
tertulis ?
7. Apakah ibu menggunakan penilaian
portofolio untuk mengetahui minat,
perkembangan dan prestasi siswa dengan
menggunakan karya berbentuk nyata ?
8. Apakaha ibu menyampaikan penilaian diawal
pembelajaran ?
PEDOMAN WAWANCARA
TENTANG KENDALA YANG DIHADAPI TEMATIK TERPADU
KURIKULUM 2013
Nama Guru :
Tanggal/hari :
Tempat :
Pertanyaan Jawaban
1. Dalam penerapan kurikulum 2013 ini ada
atau tidak bu mengalami kendala ?
2. Apakah ibu dalam menggunakan tematik
terpadu ini mengalami kesulitan dalam
pengembangan tema, alokasi waktu dan
lingkungan sekitar ?
3. Apakah ibu kesulitan menggunakan buku
tematik sebagai bahan ajar atau ibu butuh
buku lain untuk acuan pembelajaran ?
4. Bagaimana dengan siswa ibu apakah
merespon pembelajaran tematik dengan baik
?
5. Bagaimana dari sarana dan prasarananya
karena ini berpengaruh pada penerapan
kurikulum 2013 ?
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA STATUS
1 Suriyanti, S.Pd.I
Kepala Sekolah
2 Patmawati,S.Sos
Guru
3 Siti Maisaroh, S.Pd
Guru
4 Juni Wati, S.Pd.I
Guru
5 Megawati, SH
Guru
LEMBAR OBSERVASI
PERENCANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
KURIKULUM 2013
Nama Guru :
Tema/Subtema :
Tanggal :
No Aspek yang di Observasi Hasil Temuan
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mingguan
a. Identitas pembelajaran RA/TK
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan
pendidikan dan kelas
c. Kompetensi inti
d. Kompetensi dasar
e. Tema khusus RA/TK
f. Materi pokok, memuat fakta konsep
yang sesaui dengan indikator dan
pencapaian kompetensi
g. Pembelajaran, kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik dan peserta didik
h. Penilaian, berupa pengumpulan dari
penilaian perhari
i. Alokasi waktu sesuai dengan struktur
kurikulum untuk satu semester
j. Sumber belajar didapat dari buku, media
cetak, elektronik dan sumber belajar
yang relevan
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
a. Identitas sekolah
b. Identitas mata pelajaran tema/subtema
c. Semester/ minggu
c. Kelompok
d. Alokasi waktu
e. Tema/sub tema/ sub sub tema
f. Tujuan pembelajaran
g. Kompetensi dasar dan Indikator
h. Materi pembelajaran
i. Metode pembelajaran
Instrumen Penggumpulan
Data “ Observasi”
j. Media pembelajaran
k. Sumber pembelajaran
l. langkah-langkah pembelajaran
dilakukan melalui tahap pendahuluan,
inti dan penutup
3 Prinsip penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran harian (RPPH) guru
memperhatikan hal-hal berikut
a. Materi pembelajaran diambil dari hasil
analisis dari setiap KD
b. Perbedaan individu peserta didik antara
lain kemampuan, bakat, intelektual,
motivasi, norma, nilai, budaya dan
lingkungan peserta didik
c. partisipasi peserta didik
d. Berpusat pada peserta didik untuk
mendorong semangat, kreatif, inovatif
dan kemandirian
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanj
ut RPPH Pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan
f. Keterkaitan dan keterpaduan antara KD
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik
terpadu
PEDOMAN OBSERVASI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
KURIKULUM 2013
Nama Guru :
Tema/Subtema :
Tanggal :
No Aspek yang diobservasi Hasil Temuan
1 Kegiatan
Pendahuluan
a. Guru menyambut kedatangan anak
dengan ramah untuk mengetahui
kesiapan anak dalam mengikuti
pembelajaran
b. Guru memberikan kebebasan peserta
didik bermain sebelumkegiatan
pembelajaran dalam rangkan
menyiapkan emosi anak untuk
menerima kegiatan pembelajaran
c. Guru mengajak anak untuk berdo‟a,
bernyanyi, bermain fisik
d. Guru memberikan motivasi belajar
siswa secara konstektual sesuai manfaat
dalam kehidupan sehari-hari dengan
memberikan contoh
e. Guru memberikan motivasi sesuai
manfaat dan aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari
f. Guru mengantarkan siswa kepada suatu
permasalah dengan pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari
g. Guru menyampaikan tujuan kegiatan
pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dicapai
h. Guru menyampaikan manfaat cakupan
materi dan uraian penjelasan kegiatan
2 Kegiatan Inti
Proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang menyenangkan
mendorong siswa untuk aktif dalam aktivitas belajar
a. Guru menyajikan pembelajaran
berdasarkan langkah-langkah pada
pembelajaran
b. Guru menumbuhkan partisipasi aktif
siswa melalui interaksi antara guru dan
siswa
c. Guru dapat menumbuhkan antusiasme
siswa dalam belajar
d. Guru dapat menghasilkan pesan yang
menarik
e. Penggunaan dan pemanfaatan media
dan alat pembelajaran yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran
f. Kegiatan pembelajaran guru
memberikan ruang yang cukup dalam
kemandirian belajar siswa
g. Proses mengajar berdasarkan
pembelajaran tema
h. Guru menciptakan ketertiban dan
kedisiplinan, kenyamanan keselamatan
dalam penyelenggaraan proses belajar
i. Memberikan penguatan dan umpan
balik terhadap respon hasil peserta didik
selama proses belajar berlangsung
j. Guru mendorong dan menghargai
peserta didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat
3 Kegiatan pembelajaran berdasarkan pembelajaran
tematik terpadu
a. Guru menggunakan proses
pembelajaran berdasarkan tematik
terpadu
b. Guru menyuguhkan pembelajaran yang
menyenangkan
4 Menggunakan langkah-langkah pembelajaran dengan
pendekatan saintifik
a. Guru mengarahkan Siswa untuk
mengamati, dengan kegiatan belajar
seperti: Memperhatikan, mendengar,
menyimak
b. Guru memancing Siswa untuk
melakukan kegiatan menanya, dengan
kegiatan belajar. Mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang
diamati
c. Guru memberi kesempatan siswa untuk
mengumpulkan informasi dengan
kegiatan belajar antara lain; melakukan
eksperimen, membaca sumber lain
selain buku teks, mengamati objek/
kejadian.
d. Siswa untuk dapat mengasosiasikan
atau mengolah informasi dengan
kegitan belajar
e. Guru mengarahkan siswa melakukan
kegiatan mengkomunikasikan, dengan
kegiatan belajar. Menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan
hasil analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya
f. Guru memperhatikan kompetensi yang
tercantum dalam silabus dan RPP
6 Kegiatan penutup
a. Guru merangkai aktivitas dan hasil
belajar untuk menemukan manfaat
dalam pembelajaran dan kehidupan
sehari-hari
b. Memberikan umpan balik pada hasil
pembelajaran .
c. Guru memberikan kegiatan tindak lanjut
baik secara individu maupun kelompok
d. Guru selalu memberikan kejelasan pada
rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
e. Guru mengajak siswa untuk berdo‟a dan
mempersilahkan anak pulang
PEDOMAN OBSERVASI
PENILAIAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
BERDASARKAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013
Nama Guru :
Tema/Subtema :
Tanggal :
No Indikator
Deskripsi Hasil Temuan
1 Penyampaian penilaian di awal pembelajaran
Penilaian Kompetensi Sikap
2 Menggunakan Penilaian diri, Penilaian antar
siswa, juga menggunakan observasi
3 Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek
atau skala penilaian yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik
Penilaian Kompetensi Pengetahuan
4 Pendidik menilai kompetensi pengetahuan
melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan
Penilaian Kompetensi Keterampilan
5 Menggunakan penilaian kinerja
6 Menggunakan Penilaian proyek
7 Menggunakan penilaian portofolio
LEMBAR OBSERVASI INSTRUMEN PENELITIAN KENDALA
TEMATIK TERPADU KURIKULUM 2013
Nama Guru :
Tema/Subtema :
Tanggal :
No Aspek yang diobservasi Hasil Temuan
1 Terdapat kesulitan dalam penerapan kurikulum
2013
2 Kesulitan dalam pengem bangan tema, alokasi
waktu dan lingkungan
3 Kesulitan dalam menggunakan bahan ajar dan
membutuhkan buku untuk acuan pembelajaran
4 Kendala yang dihadapi siswa untuk merespon
pembelaaran tematik dengan tanggapan baik atau
tidak
5 Kendalama dalam sarana dan prasarana pada
penerapan kurikum 2013
Lampiran C atatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN
Observasi 1
Hari : Senin
Tanggal : 28 januari 2019
Pagi hari Senin jam 07:00 berkunjung ke Raudhatul Athfal Nurul Yaqin, saya
disambut dengan suasana sekolah yang ramai dan keriangan dari siswa-siswi karna
memang disana sedang mempersiapkan kegiatan upacara bendera. Pagi itu saya datang
kesekolah dengan maksud untuk menyampaikan proposal penelitian saya sekaligus
memohon izin kepada kepala sekolah untuk mengadakan penelitian disertakan surat
riset yang saya bawa. Dan tidak lupa saya memohon bantuan dan kerjasama dengan
majelis guru yang ada disana, serta saya memohon izin ketersediaan mereka untuk
melakukan wawancara dengan mereka. Setelah saya menyampaikan maksud dan tujuan
saya, kepala sekolah menyambut saya dengan senang hati dan memberi saya jadwal
agar saya bisa melakukan wawancara, dan saya pun juga diajak membantu mengajar.
Selain itu saya juga mengenalkan diri saya dengan anak-anak disana, agar anak-
anak mengenal saya dan bisa berbaur dengan mereka selama penelitian berjalan.
Setelah berkenalan dengan mereka saya pun izin pulang, untuk mempersiapkan
penelitian saya esok hari nya.
Lampiran Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN
Observasi 2
Hari : Selasa
Tanggal : 29 Januari 2019
Hari ini saya datang dengan maksud untuk melakukan penelitian, pada hari ini
yang saya teliti atau yang saya amati adalah aktivitas belajar mengajar di Raudhatul
Athfal Nurul Yaqin ini, dalam penelitian atau observasi aktivitas belajar mengajar ini
saya lakukan berturut-turut selama satu minggu, dari mulai kegiatan mingguan hingga
kegiatan harian yang mereka laksanakan. Hari selasa saya melihat kegiatan di Ruadhatul
Athfal ini adalah, guru-guru menyambut kedatangan anak, yang mana memang disini
jam kedatangan guru lebih awal dari siswa, yaitu pukul 06:45 WIB, anak-anak silih
berganti berdatangan, disini saya melihat anak-anak menyalami guru yang sudah berdiri
menyambut kedatangan mereka. Terlihat anak-anak membawa buku tabungan beserta
uang tabungannya, disini anak di didik agar memiliki sikap hidup hemat dengan cara
menabung. Selanjutnya setelah anak-anak datang mereka langsung masuk kekelas untuk
mengaji atau membaca juz amma, didampingi oleh guru kelas mereka masing-masing,
anak bergantian mengaji dan siapa yang sudah selesai mengaji dipersilahkan keluar
kelas untuk bermain sembari menunggu waktu baris berbaris.
Setelah anak-anak sudah selesai semua mengaji, jam menunjukan pukul 07:30
itu menandakan waktu baris berbaris, anak-anak pun berbaris dengan dipandu guru-
guru. Dalam kegiatan baris berbaris ini, anak diasah untuk aktif, di mana dalam kegiatan
ini selain membaca do‟a, mereka juga bernyayi disertakan gerakan untuk
mengembangkan motorik kasar anak. Hari selasa jadwal anak untuk melakukan
kegiatan praktek berwhudu, anak-anak diarahkan untuk ketempat whudu masjid
terdekat di Raudatul Athfal Nurul Yaqin, disini anak diajarkan tata cara berwhudu yang
sesuai dengan aturan yang ada. Guru berperan aktif dalam kegiatan ini yang mana guru
mempraktek kan cara berwhudu dan memandu anak dalam berwhudu.
Lampiran catatan lapangan
CATATAN LAPANGAN
Hari : Rabu
Tanggal : 30 Januari 2019
Hari rabu saya melakukan penelitian tentang kegiatan belajar mengajar, pada
hari ini saya masuk dikelas A dan saya melihat disini guru tidak membawa RPPH, dan
guru melakukan kegiatan belajar mengajar hanya menggunakan buku paket anak. Anak
diperintahkan untuk menulis dan mencontohkan angka-angka ayang sudah di contohkan
di buku paket. Selama proses belajar pun terlihat situasi yang kurang aktif dan
menyenangkan, dimana anak hanya berfokus kepada buku paket mereka. Terlihat pada
tahap akhir pun guru belum melakukan evaluasi pembelajaran dengan melihat anak-
anak satu persatu dan mencatatat setiap perkembangan anak yang muncul (catatan
anekdot).
Seharusnya memang guru harus melakukan evaluasi kepada anak didik setiap
hari nya, agar penilaian yang dilakukan tidak hanya mengada ngada semata, tetapi
sesuai dengan kenyataan yang ada dan sesuai dengan perkembangan anak didik. Dalam
hal ini melakukan penilaian dengan cara membuat catatan anekdot.
Lampiran catatan lapangan
CATATAN LAPANGAN
Hari : Kamis
Tanggal : 31 Januari
Hari ini saya melanjutkan seperti biasanya penelitian saya, yaitu melihat atau
mengamati kegiatan belajar mengajar di raudhatul athfal nurul yaqin, pada hari ini saya
melihat adanya kegiatan praktek tata cara sholat. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengenalkan kepada anak tatacara mengerjakan sholat dengan baik dan benar, serta
mengembangkan perkembangan spiritual anak.
Pada setiap minggu yaitu hari kamis, guru mengenalkan kepada anak dalam
melakukan kegiatan praktek sholat, dalam kegiatan ini anak-anak digabungkan dari tiga
kelas yaitu, kelas A, B1, dan Kelas B2. Praktek sholat ini dilaksanakan di masjid.
Lampiran catatan lapangan
CATATAN LAPANGAN
Hari : Jum‟at
Tanggal : 08 Februari 2019
Hari ini saya melakukan observasi atau pengamatan lagi tentang pelaksanaan
belajar mengajar di raudhatul athfal nurul yaqin, pada hari ini seperti biasanya anak-
anak datang silih berganti disambut oleh majelis guru, pagi ini jadwal masuk kelas
dipercepat dikarena hari jum‟at anak-anak pulang pukul 09.30, maka dari itu waktu
belajar sedikit lebih cepat. Pukul 07.00 anak-anak baris berbaris seperti biasanya, dan
setelah anak-anak baris berbaris abak masuk kekelas untuk melakukan pembelajaran,
mengaji, melakukan kegiatan belajar dikelas hingga anak-anak pulang.
Lampiran catatan lapangan
CATATAN LAPANGAN
Hari : Sabtu
Tanggal : 08 Februari 2019
Hari ini saya datang lebih pagi jam 06:30 dikarenakan saya mendapatkan
informasi dari kepala sekolah bahwa hari akan melakukan kegiatan olahraga, yaitu
kegiatan senam bersama, dan bermain bersama, serta melakukan kegiatan hasil karya
anak. Pagi jam 07:30 anak-anak mulai di arahkan untuk berbaris dan diatur barisan agar
rapi, setelah semua siap dan rapi, senam pun di mulai dengan dipandu oleh guru-guru
yang ada di raudhatul atfhal nurul yaqin ini.
Kegiatan ini selain untuk kesehatan juga sebagai pengembangan motoric kasar
anak. Setelah anak-anak senam semua nya di persilahkan istirahat terlebih dahulu,
sebelum melakukan kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan membuat hasil karya, yang
disesuaikan dengan tema pada minggu itu.
Kegiatan ini berlangsung dengan sangat menyenangkan, yang mana memang
dilaksanakan dilapangan dengan menggabungkan tiga kelas A, B1, B2. Agar ilmu yang
tersampaikan sama kepada anak, dan kegiatan inipun di laksanakan untuk melaksanakan
pembelajaran yang sesuai dengan tema yang termuat di RPPH.
Lampiran catatan lapangan
CATATAN LAPANGAN
Hari : Senin
Tanggal : 11 Februari 2019
Mulai hari ini saya diminta untuk membantu mengajar, dan saya pun
menjalankannya dengan senang hari, kegiatan belajar setiap minggu dan hari nya seperti
biasanya, hanya saja sesuai dengan tema walaupun model dan media pembelajaran sama
seperti biasanya.
Dalam menjalankan tugas ini yaitu membantu mengajar, saya juga melakukan
observasi tentang sarana dan prasarana yang ada di sekolah ini, baik itu permainan,
media atau alat-alat yang lainnya. Mulai dari gedung hingga perlengkapannya, yang
mana sudah saya tuangkan dalam temuan umum saya.
Selama saya membantu majelis guru mengajar di kelas, tidak hanya satu kelas
saya membantu semua kelas dengan jadwal yang sudah di atur, selama saya mengajar di
tiga kelas tersebut, saya melihat majelis guru setiap harinya melakukan kegiatan belajar
mengajar, tidak selalu menggunakan media, media yang digunakan pun kurang tepat
dengan kurikulum 2013, dimana didalam kurikulum 2013 ini media yang digunakan
sesuai dengan tema, yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan siswa dengan
pendekatan saintifik.
DOKUMENTASI RA NURUL YAQIN MUARO JAMBI
1. Sarana Prasarana
Gedung/ Bangunan RA Nurul Yaqin
Tampak dari Depan Tampak dari Samping
2. Kegiatan Rutin
Upacara Bendera Merah Putih, Setiap hari senin
Mengaji atau Membacara Iqro‟ Setiap hari (Senin 11 Februari 2019)
Prakter Berwhudu (Selasa 29 Januari 2019)
Praktek/ Belajar Sholat setiap hari kamis
Kegiatan Tematik setiap hari sabtu
Kegiatan Senam dan Bermain Bersama, Untuk Mengasah Motorik Kasar
Hasil Karya Tematik Anak
Buku Panduan Guru Buku Paket Anak
BUKU RAPOR ANAK
3. Wawancara
Wawancara dengan kepala sekolah Wawancara dengan guru
kelas A Ibu Ra Nurul Yaqin Ibu Suriyanti, S.Pd.I Siti Maisaroh, S.Pd
Wawancara dengan guru kelas B2 Ibu Megawati, S.H