implementasi metode piktografi, ideografi, dan … · (sitem romanisasi bahasa mandarin) untuk...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IMPLEMENTASI METODE PIKTOGRAFI, IDEOGRAFI, DAN
PENYUSUNAN KARAKTER GABUNGAN RADIKAL-FONETIK UNTUK MEMPERMUDAH MEMAHAMI MAKNA AKSARA MANDARIN DI SMA
NEGERI 1 KARANGANYAR
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Oleh : Oko Kahana
C9607005
PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN PEMBIMBING
Disetujui untuk diuji,
Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Judul : IMPLEMENTASI METODE PIKTOGRAFI, IDEOGRAFI, DAN
PENYUSUNAN KARAKTER GABUNGAN RADIKAL-FONETIK
UNTUK MEMPERMUDAH MEMAHAMI MAKNA AKSARA
MANDARIN DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR
Nama : Oko Kahana
NIM : C9607005
Pembimbing:
Teguh Sarosa, S.S., M.Hum. ( ……………………………….) Pembimbing I NIP. 197302052006041001
Christina, S.E. (………………………………..) Pembimbing II NIP -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN UJIAN
Diterima dan Disahkan oleh Dewan Penguji Program Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Judul : IMPLEMENTASI METODE PIKTOGRAFI, IDEOGRAFI, DAN PENYUSUNAN KARAKTER GABUNGAN RADIKAL-FONETIK UNTUK MEMPERMUDAH MEMAHAMI MAKNA AKSARA MANDARIN DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR
Nama : Oko Kahana NIM : C9607005 Tanggal Ujian : 2 Agustus 2010
Dewan Penguji:
Teguh Sarosa, S.S., M.Hum. ( ……………………………….) Penguji Utama NIP. 197302052006041001
Christina, S.E. (………………………………..) Penguji Kedua NIP. -
Drs. Y. Suwanto, M.Hum. (……………………………….) Sekretaris NIP. 1961110121987031002
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Drs. Sudarno, MA. . NIP. 195303141985061001
Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum. (……………………………….) Ketua NIP. 195811011986012001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan pujian yang penuh
kebaikan dan keberkahan. Pujian yang pantas bagi-Nya sebagaimana yang Dia sukai
dan ridhai. Shalawat dan salam bagi kekasih tercinta, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wassalam beserta keluarga dan para sahabat beliau.
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tulus kepada:
1. Drs. Sudarno, MA. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret.
2. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum. selaku Ketua Program Diploma III Bahasa
China Universitas Sebelas Maret serta selaku Pembimbing Akademik Program
Diploma III Bahasa China Universitas Sebelas Maret.
3. Drs. Y. Suwanto, M.Hum. selaku Sekretaris Program Diploma III Bahasa
China Universitas Sebelas Maret.
4. Teguh Sarosa, S.S., M.Hum. dan Christina, S.E. selaku pembimbing dalam
penyusunan laporan ini.
5. Drs. H. Sobirin M, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Karanganyar.
6. Ibu Anita Kundariati selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Mandarin SMA
Negeri 1 Karanganyar.
7. Ayah dan Ibu penulis yang penulis demikian cintai serta teman-teman
Program Diploma III Bahasa China Universitas Sebelas Maret.
Surakarta, 7 Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Oko Kahana. 2010. IMPLEMENTASI METODE PIKTOGRAFI, IDEOGRAFI, DAN PENYUSUNAN KARAKTER GABUNGAN RADIKAL-FONETIK UNTUK MEMPERMUDAH MEMAHAMI MAKNA AKSARA MANDARIN DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Program Diploma III Bahasa China, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret. Permasalahan umum yang dihadapi siswa dalam mempelajari bahasa Mandarin adalah perbendaharaan aksaranya yang demikian banyak. Ada kira-kira enam ribu huruf Mandarin yang harus dihafal oleh seseorang yang ingin menguasai Bahasa Mandarin. Hal ini menyebabkan banyak pemula mengambil jalan pintas dengan menggunakan Hanyu Pinyin (sitem romanisasi bahasa Mandarin) untuk mempelajari percakapan Bahasa Mandarin. Padahal Hanyu Pinyin lebih tepat digunakan sebagai pendamping huruf Mandarin, yaitu untuk membantu melafalkan huruf Mandarin dan kurang cocok dipelajari secara terpisah. Oleh karena itu, diperlukan metode-metode yang lebih efektif untuk mempermudah pembelajar menghafal aksara Mandarin, yaitu suatu metode yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman pembelajar tentang makna di balik aksara Mandarin. Dengan mempelajari bentuk terawal dari aksara Mandarin beserta tahap-tahap evolusinya diharapkan menjadikan pembelajar lebih mudah memahami aksara Mandarin. Bentuk terawal dari aksara Mandarin bersifat piktografik, yaitu gambar objek yang distilisasi. Simbol-simbol grafis ditambahkan pada piktograf untuk mewakili pemikiran abstrak yang sederhana. Kemudian, untuk menjabarkan gagasan yang rumit, dibuatlah ideograf dari aksara-aksara sederhana yang sudah lebih dulu ada. Ideograf dibuat untuk menyampaikan gagasan dengan cara menjajarkan unsur-unsur yang bisa saling dipertukarkan. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan akan ribuan aksara baru, Bahasa Mandarin mengambil cara penulisan fonetik atau harmonik, dengan cara mengandalkan radikal sebagai penunjuk makna dan fonetik sebagai penunjuk bunyi. Penerapan metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik di kelas X (sepuluh) SMA Negeri 1 Karanganyar telah menunjukkan hasil yang positif, dimana seluruh pembelajar mengalami peningkatan kemampuan yang signifikan dalam pelajaran Bahasa Mandarin. Hal ini terlihat dari hasil nilai tes sebelum dan sesudah pembelajaran ketiga metode tersebut. Selain itu seluruh pembelajar juga mengaku telah merasakan manfaat dari penerapan metode-metode ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik sangat efektif dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi pembelajar dalam belajar bahasa Mandarin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
论文摘要
Oko_Kahana。2010。应用“象形法、指事法、和形声法”为了把学生更简便掌握汉字的意思。梭罗国立大学文学和艺术系中文专科。
目前在印尼学习汉语的浪潮越来越大。很多人说汉语是难学的,特别是因为它的词汇很多。大概有六千汉字必须掌握的。这件事使很多初学者用汉语拼音走捷径学习汉语。其实汉语拼音的用处是帮助初学者正确地念汉字。汉字和汉语拼音不能各个学习得。所以需要有校的方法让学生更简便记住汉字。就是能提高学生汉语能力的一种方法。钻研最初形的汉字和它的过渡阶段,希望能让学生更简便学习汉语。
最初形的汉字是建设性的“象形”,就是相合适话题的画。后来,据那些象形,制造了“指事”为了约分抽象的设想。而,为了装满以前为单位新词汇的需要,制造了“形声”。就是用部首为指示意思的、也是用语音为指示声音的。
笔者在_Karanganyar_国立中学,一年级,教导汉语时应用“象形法、指事法、和形声法”。从考试成绩看出学生了解这种方法后,他们掌握汉字的能力提升了很大。并且可以知道全班学生都认为这种方法对学汉语有很大的帮助。
因而,可以结论:“象形法、指事法、和形声法”确实能帮助学生解决他们学习上的困难。
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................................................... ii
PENGESAHAN UJIAN ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ................................................................................. 3
C. Perumusan Masalah .................................................................................. 5
D. Tujuan ....................................................................................................... 5
E. Manfaat ..................................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 7
A. Metode Pengajaran .................................................................................... 7
B. Metode Pengajaran Bahasa ....................................................................... 21
1. Metode Pengajaran Bahasa Secara Umum ................................... 21
2. Metode Pengajaran Bahasa Mandarin .......................................... 29
C. Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik......................................................................................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Metode Piktografi ......................................................................... 40
2. Metode Ideografi ........................................................................... 43
3. Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik ........... 44
BAB III KEGIATAN DAN HASIL PENGAMATAN .................................. 50
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Karanganyar........................................ 50
1. Identitas SMA Negeri 1 Karanganyar ........................................... 50
2. Visi Sekolah .................................................................................. 52
3. Misi Sekolah ................................................................................. 52
4. Tujuan Sekolah ............................................................................. 53
5. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Karanganyar ......................... 53
B. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan
Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik .................................... 59
1. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 59
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pembelajaran .................................. 61
3. Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bahasa Mandarin di Kelas
X SMA Negeri 1 Karanganyar ........................................................... 62
C. Penyajian Data Hasil Tes Siswa ............................................................... 111
1. Penyajian Data Hasil Tes Siswa Sebelum Pembelajaran Metode
Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik................................................................................... 112
2. Penyajian Data Hasil Tes Siswa Sesudah Pembelajaran Metode
Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik................................................................................... 113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Penyajian Data Peningkatan Hasil Tes Siswa dalam Memahami
Aksara Mandarin ................................................................................. 114
D. Pembahasan............................................................................................... 115
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 117
A. Simpulan ................................................................................................... 117
B. Saran ......................................................................................................... 118
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 120
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun
Pelajaran 2010/2011................................................................... 54
Gambar 3.2 Piktograf: Tian ............................................................................. 79
Gambar 3.3 Piktograf: Li ................................................................................. 80
Gambar 3.4 Piktograf: Ri ................................................................................. 80
Gambar 3.5 Piktograf: Yue ............................................................................... 80
Gambar 3.6 Piktograf: Ren .............................................................................. 81
Gambar 3.7 Ideograf: Nan ............................................................................... 81
Gambar 3.8 Ideograf: Ming .............................................................................. 81
Gambar 3.9 Ideograf: Dan ............................................................................... 82
Gambar 3.10 Piktograf: Gong ............................................................................ 83
Gambar 3.11 Piktograf: Er ................................................................................. 83
Gambar 3.12 Piktograf: Shi................................................................................ 83
Gambar 3.13 Piktograf: Ren .............................................................................. 84
Gambar 3.14 Piktograf: Gu ................................................................................ 84
Gambar 3.15 Ideograf: You ................................................................................ 84
Gambar 3.16 Ideograf: Qu ................................................................................. 85
Gambar 3.17 Ideograf: Zuo ................................................................................ 85
Gambar 3.18 Piktograf: Xin ............................................................................... 86
Gambar 3.19 Piktograf: Shen ............................................................................. 86
Gambar 3.20 Piktograf: Shi................................................................................ 87
Gambar 3.21 Piktograf: Yan .............................................................................. 87
Gambar 3.22 Piktograf: Chuan .......................................................................... 87
Gambar 3.23 Ideograf: Bu .................................................................................. 88
Gambar 3.24 Ideograf: Nu ................................................................................. 88
Gambar 3.25 Ideograf: Nu ................................................................................. 88
Gambar 3.26 Piktograf: Nu ................................................................................ 89
Gambar 3.27 Piktograf: Chu .............................................................................. 90
Gambar 3.28 Piktograf: Ren .............................................................................. 90
Gambar 3.29 Piktograf: Tu ................................................................................ 90
Gambar 3.30 Piktograf: Bei ............................................................................... 91
Gambar 3.31 Ideograf: Xing .............................................................................. 91
Gambar 3.32 Ideograf: Zuo ................................................................................ 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3.33 Ideograf: Sheng ............................................................................ 92
Gambar 3.34 Piktograf: Niao ............................................................................. 93
Gambar 3.35 Piktograf: Shan ............................................................................. 93
Gambar 3.36 Piktograf: Yu ................................................................................ 93
Gambar 3.37 Piktograf: Yu ................................................................................ 94
Gambar 3.38 Piktograf: Shui.............................................................................. 94
Gambar 3.39 Ideograf: Dao ............................................................................... 94
Gambar 3.40 Ideograf: Yu .................................................................................. 95
Gambar 3.41 Ideograf: Yong .............................................................................. 95
Gambar 3.42 Piktograf: Yu ................................................................................ 96
Gambar 3.43 Piktograf: Yu ................................................................................ 96
Gambar 3.44 Piktograf: Yang ............................................................................ 96
Gambar 3.45 Piktograf: Zi ................................................................................. 97
Gambar 3.46 Piktograf: Da ................................................................................ 97
Gambar 3.47 Ideograf: Mei ................................................................................ 97
Gambar 3.48 Ideograf: Xi .................................................................................. 98
Gambar 3.49 Ideograf: Xian .............................................................................. 98
Gambar 3.50 Piktograf: Shang ........................................................................... 99
Gambar 3.51 Piktograf: Ren .............................................................................. 99
Gambar 3.52 Piktograf: Tian ............................................................................. 100
Gambar 3.53 Piktograf: Huo .............................................................................. 100
Gambar 3.54 Piktograf: Yan .............................................................................. 100
Gambar 3.55 Ideograf: Miao .............................................................................. 101
Gambar 3.56 Ideograf: Tan ................................................................................ 101
Gambar 3.47 Ideograf: Yan ................................................................................ 101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
dengan penyusun fonetik yang sama ............................................... 45
Tabel 2.2 Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
dengan penyusun radikal yang sama ................................................ 47
Tabel 3.1 Identitas SMA Negeri 1 Karanganyar ............................................. 50
Tabel 3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ................ 61
Tabel 3.3 Materi Pembelajaran Kelas X2 Pertemuan Pertama ........................ 63
Tabel 3.4 Materi Pembelajaran Kelas X4 Pertemuan Pertama ........................ 64
Tabel 3.5 Materi Pembelajaran Kelas X5 Pertemuan Pertama ........................ 65
Tabel 3.6 Materi Pembelajaran Kelas X6 Pertemuan Pertama ........................ 66
Tabel 3.7 Materi Pembelajaran Kelas X7 Pertemuan Pertama ........................ 67
Tabel 3.8 Materi Pembelajaran Kelas X8 Pertemuan Pertama ........................ 67
Tabel 3.9 Materi Pembelajaran Kelas X9 Pertemuan Pertama ........................ 68
Tabel 3.10 Soal Tes I Kelas X2 Pertemuan Pertama ......................................... 70
Tabel 3.11 Soal Tes II Kelas X2 Pertemuan Pertama ........................................ 70
Tabel 3.12 Soal Tes I Kelas X4 Pertemuan Pertama ......................................... 71
Tabel 3.13 Soal Tes II Kelas X4 Pertemuan Pertama ........................................ 71
Tabel 3.14 Soal Tes I Kelas X5 Pertemuan Pertama ......................................... 72
Tabel 3.15 Soal Tes II Kelas X5 Pertemuan Pertama ........................................ 73
Tabel 3.16 Soal Tes I Kelas X6 Pertemuan Pertama ......................................... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 3.17 Soal Tes II Kelas X6 Pertemuan Pertama ........................................ 74
Tabel 3.18 Soal Tes I Kelas X7 Pertemuan Pertama ......................................... 74
Tabel 3.19 Soal Tes II Kelas X7 Pertemuan Pertama ........................................ 75
Tabel 3.20 Soal Tes I Kelas X8 Pertemuan Pertama ......................................... 76
Tabel 3.21 Soal Tes II Kelas X8 Pertemuan Pertama ........................................ 76
Tabel 3.22 Soal Tes I Kelas X9 Pertemuan Pertama ......................................... 77
Tabel 3.23 Soal Tes II Kelas X9 Pertemuan Pertama ........................................ 77
Tabel 3.24 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik: Jing dan Ban ........................................................ 82
Tabel 3.25 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik: Tian dan Wen ....................................................... 85
Tabel 3.26 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik: Ji dan Gong .......................................................... 89
Tabel 3.27 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik: Jian dan Gui ......................................................... 92
Tabel 3.28 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik: Ling dan Han ....................................................... 95
Tabel 3.29 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik: Chi dan Gao ......................................................... 98
Tabel 3.30 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik: Hua dan Bo .......................................................... 102
Tabel 3.31 Soal Tes I Kelas X2 Pertemuan Kedua ............................................ 102
Tabel 3.32 Soal Tes II Kelas X2 Pertemuan Kedua .......................................... 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 3.33 Soal Tes I Kelas X4 Pertemuan Kedua ............................................ 104
Tabel 3.34 Soal Tes II Kelas X4 Pertemuan Kedua .......................................... 104
Tabel 3.35 Soal Tes I Kelas X5 Pertemuan Kedua ............................................ 105
Tabel 3.36 Soal Tes II Kelas X5 Pertemuan Kedua .......................................... 105
Tabel 3.37 Soal Tes I Kelas X6 Pertemuan Kedua ............................................ 106
Tabel 3.38 Soal Tes II Kelas X6 Pertemuan Kedua .......................................... 107
Tabel 3.39 Soal Tes I Kelas X7 Pertemuan Kedua ............................................ 107
Tabel 3.40 Soal Tes II Kelas X7 Pertemuan Kedua .......................................... 108
Tabel 3.41 Soal Tes I Kelas X8 Pertemuan Kedua ............................................ 108
Tabel 3.42 Soal Tes II Kelas X8 Pertemuan Kedua .......................................... 109
Tabel 3.43 Soal Tes I Kelas X9 Pertemuan Kedua ............................................ 109
Tabel 3.44 Soal Tes II Kelas X9 Pertemuan Kedua .......................................... 110
Tabel 3.45 Hasil Tes Siswa Sebelum Pembelajaran Metode
Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik................................................................................ 112
Tabel 3.46 Hasil Tes Siswa Sesudah Pembelajaran Metode
Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan
Radikal-Fonetik................................................................................ 113
Tabel 3.47 Data Peningkatan Hasil Tes Siswa dalam Memahami
Aksara Mandarin .............................................................................. 114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas .................................................................................... 124
Lampiran 2 Penilaian Praktek Kerja ................................................................. 125
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X2 Pertemuan
Pertama ......................................................................................... 126
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X2 Pertemuan
Kedua ............................................................................................ 130
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X4 Pertemuan
Pertama ......................................................................................... 136
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X4 Pertemuan
Kedua ............................................................................................ 140
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X5 Pertemuan
Pertama ......................................................................................... 146
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X5 Pertemuan
Kedua ............................................................................................ 150
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X6 Pertemuan
Pertama ......................................................................................... 156
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X6 Pertemuan
Kedua ............................................................................................ 160
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X7 Pertemuan
Pertama ......................................................................................... 166
Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X7 Pertemuan
Kedua ............................................................................................ 170
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X8 Pertemuan
Pertama ......................................................................................... 176
122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X8 Pertemuan
Kedua ............................................................................................ 180
Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X9 Pertemuan
Pertama ......................................................................................... 186
Lampiran 16 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas X9 Pertemuan
Kedua ............................................................................................ 190
Lampiran 17 Hasil Tes Awal .............................................................................. 191
Lampiran 18 Hasil Tes Akhir ............................................................................. 198
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbendaharaan aksara Mandarin yang demikian banyak membuat banyak
pemula yang mempelajari bahasa Mandarin merasa sangat kesulitan. Menurut Tan Huay
Peng (2008) ada kira-kira 6000 huruf Mandarin yang harus dihafal oleh seseorang yang
ingin menguasai bahasa Mandarin. Hal ini menyebabkan banyak pemula mengambil
jalan pintas dengan menggunakan Hanyu Pinyin (sitem romanisasi bahasa Mandarin)
untuk mempelajari percakapan bahasa Mandarin. Padahal Hanyu Pinyin lebih tepat
digunakan sebagai pendamping huruf Mandarin, yaitu untuk membantu melafalkan
huruf Mandarin dan kurang cocok dipelajari secara terpisah.
Oleh karena itu, diperlukan metode-metode yang lebih efektif untuk
mempermudah pembelajar menghafal aksara Mandarin. Yaitu suatu metode yang dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman pembelajar tentang makna di balik aksara
Mandarin. Dengan mempelajari bentuk terawal dari aksara Mandarin beserta tahap-
tahap evolusinya diharapkan menjadikan pembelajar lebih mudah memahami aksara
Mandarin.
Menurut Dr.Ong Tee Wah (1980:vii) bentuk terawal dari aksara Mandarin
bersifat piktografik, yaitu gambar objek yang distilisasi. Simbol-simbol grafis
ditambahkan pada piktograf untuk mewakili pemikiran abstrak yang sederhana.
Kemudian, untuk menjabarkan gagasan yang rumit, dibuatlah ideograf dari aksara-
aksara sederhana yang sudah lebih dulu ada. Ideograf dibuat untuk menyampaikan
gagasan dengan cara menjajarkan unsur-unsur yang bisa saling dipertukarkan.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan akan ribuan aksara baru, bahasa Mandarin
mengambil cara penulisan fonetik atau harmonik, dengan cara mengandalkan radikal
sebagai penunjuk makna dan fonetik sebagai penunjuk bunyi.
Pemahaman dan penguasaan aksara Mandarin menjadi dasar yang penting dalam
mempelajari bahasa Mandarin. Dengan memahami dan menguasai aksara Mandarin,
tentu pembelajaran bahasa Mandarin akan jadi lebih mudah. Sebaliknya, tanpa
pemahaman yang baik, pembelajaran bahasa Mandarin hanya akan bersifat superfisial
(dangkal) karena hasil dari menghafal saja. Jelaslah hal ini menjadi sangat tidak efektif
dan akan jadi membosankan, karena sesuatu yang dipahami lebih mudah untuk diingat
daripada sesuatu yang dihafalkan.
Penulis melakukan magang kerja sebagai guru bahasa Mandarin di SMA
(Sekolah Menengah Atas) Negeri 1 Karanganyar, di mana pembelajar –dalam hal ini
siswa kelas X– masih menghafalkan secara konvensional aksara-aksara yang diajarkan.
Pembelajar hanya menghafalkan aksara-aksara beserta artinya tanpa memahami makna
dari bentuk aksara-aksara itu sendiri. Hal ini menyebabkan banyak pembelajar yang
kesulitan untuk menghafalkan setiap karakter yang telah diajarkan. Setiap memulai bab
pelajaran baru maka sebagian besar aksara-aksara yang telah dipelajari sebelumnya akan
terlupakan. Oleh karena itulah diperlukan metode-metode baru untuk membantu
pembelajar –khususnya pembelajar pemula– menghafal aksara-aksara Mandarin dengan
lebih mudah. Pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter
gabungan radikal-fonetik penulis pandang sebagai metode yang ampuh untuk
memudahkan pembelajar menghafal aksara-aksara Mandarin. Hal ini tidak lain karena
penulis telah mempraktekkannya dalam diri penulis sendiri selama mempelajari bahasa
Mandarin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan metode-metode ini dalam
membantu pembelajar memahami makna aksara Mandarin dengan lebih mudah, penulis
menerapkan metode ini dalam pelajaran bahasa Mandarin di SMA Negeri 1
Karanganyar.
B. Pembatasan Masalah
Metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik
yang penulis maksud di sini adalah tiga metode penyusunan utama dalam penulisan
aksara Mandarin. Tiga metode utama ini selanjutnya disebut sebagai san shu (tiga
kategori penulisan). Dalam sejarah penulisan aksara Mandarin, Dr.Ong Tee Wah
(1980:vii) menyebutkan bahwa tiga kategori penulisan ini oleh ahli kamus Han yang
bernama Xu Shen (30 Masehi sampai 124 Masehi) diistilahkan sebagai berikut:
i. Piktografi (metode penyusunan piktograf) = Xiang xing
ii. Ideografi (metode penyusunan ideograf) = Zhi shi
iii. Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik = Xing sheng
Sejatinya, ada enam metode penyusunan aksara Mandarin yang ditemukan oleh
Liu Xin dan Xu Shen di akhir Dinasti Han (25 Masehi sampai 220 Masehi). Enam
metode penyusunan aksara ini selanjutnya disebut sebagai liu shu (enam kategori
penulisan). Enam kategori penulisan ini terdiri dari tiga kategori penulisan seperti
tersebut di atas, ditambah dengan tiga kategori penulisan lainnya. Tiga kategori
penulisan lainnya yaitu hui yi yang berarti “perjumpaan gagasan” (gabungan asosiatif
atau gabungan logis), zhuan zhu yang berarti “arti yang dapat dialihkan” (simbol yang
saling menafsirkan), dan jia jie yang berarti “meminjam” (karakter yang meminjam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
fonetik); ketiga kategori penulisan tersebut digolongkan bukan berdasarkan susunan
maupun sifatnya, tetapi digolongkan berdasarkan penggunaan karakter tersebut.
Kenyataannya, karakter-karakter dengan metode penyusunan hui yi, zhuan zhu,
dan jia jie tetaplah terdiri dari satu penunjuk rasa, yaitu radikal, dan satu penunjuk bunyi
alias fonetik. Secara susunan, mereka tergolong dalam metode penyusunan karakter
gabungan radikal-fonetik. Mengingat cakupan pembelajaran Bahasa Mandarin yang
sangat luas, maka penulis merasa perlu untuk melakukan pembatasan masalah.
Dalam penulisan ini penulis tidak akan membahas mengenai pemahaman
pengucapan aksara Mandarin dengan alasan bahwa kemampuan memahami pengucapan
dapat dipelajari secara lebih rinci dalam pelajaran membaca maupun dalam pelajaran
pelafalan. Penulis tidak akan membahas mengenai keindahan penulisan aksara
Mandarin, karena menurut hemat penulis kemampuan menulis indah bukanlah suatu
kebutuhan yang mutlak. Alasan lainnya adalah apabila aksara Mandarin ditulis menurut
aturan yang baku maka akan dihasilkan tulisan aksara Mandarin yang relatif indah.
Penulis juga tidak akan membahas mengenai penggunaan karakter tertentu dalam suatu
kalimat.
Akan tetapi penulis hanya akan membahas san shu (tiga kategori penulisan) dan
penerapannya guna mempermudah pembelajar (siswa) mengingat aksara Mandarin
dalam pembelajaran Bahasa Mandarin di SMA Negeri 1 Karanganyar. Dengan demikian
penulis hanya menitikberatkan pada sejauh mana implementasi metode piktografi,
ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik dapat memudahkan
pembelajar (siswa) untuk memahami aksara Mandarin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah serta pembatasan masalah, maka rumusan
masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam penulisan ini adalah:
1. Apakah implementasi metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter
gabungan radikal-fonetik dapat memudahkan pembelajar untuk memahami
makna aksara Mandarin?
2. Hambatan apa saja yang dijumpai selama penerapan metode piktografi,
ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik serta
bagaimana solusinya?
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejauh mana manfaat implementasi metode piktografi,
ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik dalam upaya
meningkatkan kemampuan pembelajar untuk memahami aksara Mandarin.
2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dijumpai selama implementasi
metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-
fonetik, serta mencari solusi untuk mengatasinya.
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis:
Memberikan kontribusi pemikiran tentang cara dan memahami aksara
Mandarin dengan mudah dan efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengajar bahasa Mandarin
Memberi wawasan kepada para pengajar dalam mengarahkan anak
didiknya agar lebih mudah menghafal dan memahami makna aksara
Mandarin.
b. Bagi mahasiswa dan pembelajar bahasa Mandarin
Memberi inspirasi kepada para mahasiswa dan pembelajar bahasa
Mandarin tentang bagaimana cara menghafal dan memahami aksara
Mandarin secara lebih mudah serta mengetahui sejarah dan asal-usul
lahirnya aksara Mandarin.
c. Bagi siswa
Memberi wawasan kepada para siswa tentang:
1) Metode-metode belajar bahasa Mandarin yang lebih efektif.
2) Sejarah dan asal-usul lahirnya aksara Mandarin.
3) Bagaimana cara memahami dan menghafal aksara Mandarin
dengan lebih mudah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Pengajaran
Beberapa metode pengajaran yang digunakan penulis pada waktu magang di
SMA Negeri 1 Karanganyar adalah sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah menurut Muhibbin Syah (2000) yaitu sebuah metode
mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode
ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis
untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir
perkuliahan ditutup dengan tanya jawab antara dosen dan mahasiswa.
Metode ini dapat dilakukan :
a. Untuk memberikan pengarahan atau petunjuk di awal pembelajaran.
b. Waktu terbatas, sedangkan materi atau informasi yang akan disampaikan
banyak.
c. Lembaga pendidikan sedikit memiliki staf pengajar dengan siswa yang
banyak.
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Alasan penggunaan metode ceramah antara lain:
a. Agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung.
b. Penyajian materi pelajaran sistematis (tidak berbelit-belit).
c. Untuk merangsang siswa belajar aktif.
d. Untuk memberikan feed back (balikan).
e. Untuk memberikan motivasi belajar.
Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk:
a. Menyampaikan informasi atau materi pelajaran.
b. Membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar.
c. Memperjelas materi pelajaran.
Kelebihan metode ceramah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Mudah mengorganisasikan tempat duduk atau kelas.
c. Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar.
d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
e. Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
Keterbatasan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif (peran serta siswa dalam pembelajaran rendah).
b. Keberhasilan siswa tidak terukur (sukar mengontrol sejauh mana
pemerolehan belajar anak didik).
c. Mengandung unsur paksaan kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak
didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur.
f. Pembicara sering melantur.
g. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
h. Bila sering digunakan dan terlalu lama membosankan.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan
atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya
murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu (Soetomo,
1993 : 150).
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat
pula dari siswa kepada guru (Syaiful Bahri Djamarah 2000: 107). Metode ini
dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional yaitu metode
ceramah. Alasannya karena metode ini dapat merangsang siswa untuk berfikir
dan berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat
digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan
pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat
pula dari siswa kepada guru. Metode ini merupakan metode yang tertua dan
banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di lingkungan keluarga,
masyarakat maupun di sekolah. Dalam metode ini pemimpin pada umumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
berusaha menanyakan apakah peserta telah mengetahui fakta tertentu yang
sudah diajarkan, atau apakah proses pemikiran yang dipakai oleh peserta. Jadi
bukan sekedar kesempatan di mana peserta diperbolehkan menanyakan sesuatu
mengenai hal yang kurang jelas bagi mereka (Surakhmad, 1998 : 103).
Menurut Sudjana (2004: 78) mendefinisikan metode tanya jawab adalah
metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang
bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru
dan siswa, guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab.
Sehingga terlihat adanya timbal balik secara langsung antara guru dengan siswa.
Metode tanya jawab sebagai sebuah bentuk interaksi edukatif,
mempunyai kebaikan dan kelemahan yang perlu diperhatikan. Diantara sifatnya
yang baik yaitu:
a. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun
ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang
kantuknya.
b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk
daya ingatan.
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
Langkah-langkah penggunaan metode tanya jawab:
a. Merumuskan tujuan tanya jawab sejelasnya dalam bentuk khusus dan
berpusat pada tingkah laku anak didik.
b. Mencari alasan pemilihan metode tanya jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c. Menetapkan kemungkinan pertanyaan yang akan dikemukakan.
d. Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang
dari pokok persoalan.
e. Menyediakan kesempatan bertanya oleh anak didik.
Berdasarkan langkah-langkah diatas, maka tindakan guru dalam
menggunakan metode tanya jawab harus dipersiapkan secermat mungkin dalam
bentuk rencana pengajaran yang detail dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyebutkan alasan penggunaan metode tanya jawab.
b. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai tujuan pembelajaran
khusus.
c. Menyimpulkan jawaban siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada hal-hal yang belum
dipahami.
e. Memberi pertanyaan atau kesempatan kepada siswa untuk bertanya pada
hal-hal yang sifatnya pengembangan atau pengayaan.
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang
relevan dan sifatnya pengembangan atau pengayaan.
g. Menyimpulkan materi jawaban yang relevan.
h. Pemberian tugas.
Jelas bahwa untuk membuka komunikasi dua arah, pertanyaan tidak
dapat dibatasi datang hanya dari pengajar atau penceramah. Untuk tujuan
tertentu pertanyaan dari anak didiklah yang dapat memberi petunjuk telah atau
belum terciptanya komunikasi yang diharapkan. Terhadap hal yang terakhir ini
seorang pengajar harus selalu waspada dan peka (Surakhmad,1998: 102).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Rancangan pembelajaran tanya jawab:
a. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dalam kelas. Pertanyaan
tersebut dimulai dengan pertanyaan berfokus luas, kemudian diikuti dengan
pertanyaan yang lebih khusus, yang berfokus terbatas sesuai dengan tujuan
yang telah diterapkan.
b. Sesudah mengajukan satu pertanyaan kepada seluruh siswa, guru
memberikan waktu beberapa detik untuk siswa berpikir, kemudian salah
satu siswa menjawab dengan kesadaran sendiri atau guru menunjuk salah
satu siswa untuk menjawab.
c. Salah satu siswa menjawab, guru memberikan kesempatan kepada siswa
lainnya untuk menyatakan persetujuan, penolakan, atau kolaborasi dengan
alasan-alasannya terhadap pandangan atau jawaban yang disampaikan oleh
temannya. Bila jawaban siswa belum tepat, guru memilih siswa meninjau
kembali jawaban yang telah dikemukakan siswa dengan pertanyaan khusus
agar jawaban siswa menjadi lebih akurat.
d. Bila siswa memberikan jawaban salah atau tidak dapat memberikan
jawaban, guru memberikan tuntunan agar siswa dapat menemukan jawaban
yang benar.
Menurut Usman dan Setiawati (1993 : 123), seorang guru dalam
memberikan tanya jawab harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Ciri pertanyaan yang baik antara lain :
1) Merangsang siswa untuk berpikir.
2) Jelas dan tindak menimbulkan banyak penafsiran.
3) Singkat dan mudah dipahami siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4) Disesuaikan dengan kemampuan siswa.
b. Teknik mengajukan pertanyaan antara lain :
1) Pertanyaan ditujukan pada seluruh siswa.
2) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir.
3) Usahakan setiap siswa diberikan giliran menjawab.
4) Dilakukan dalam suasana rileks, tidak tegang.
c. Sikap guru terhadap jawaban siswa antara lain :
1) Tafsirkan jawaban siswa ke arah yang baik.
2) Hargai secara wajar sekalipun jawaban siswa kurang tepat.
3) Pada saat tertentu berikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menilai jawaban yang diberikan temannya.
Kelebihan metode tanya jawab ini :
a. Lebih mengaktifkan siswa dibandingkan dengan metode ceramah.
b. Siswa akan lebih cepat mengerti, karena memberi kesempatan siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti sehingga guru
dapat menjelaskan kembali.
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
d. Mengetahui perbedaan pendapat antara siswa dan guru, dan akan membawa
ke arah suatu diskusi.
e. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
Keterbatasan metode ini adalah :
a. Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang
topik atau masalah yang didiskusikan.
c. Dapat menimbulkan beberapa masalah baru.
d. Mudah menyimpang dari pokok persoalan.
e. Metode ini tidak tepat digunakan pada tahap awal proses belajar bila siswa
baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran yang baru.
f. Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa dalam forum.
3. Metode Diskusi
Muhibbin Syah (2000) mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah
metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah
(problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok
(group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).
Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat penyampaian bahan
ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan
alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru,
peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama
terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk:
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan
masalah bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan.
b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Sedangkan menurut Sumantri dan Johar Permana (2002:125-126)
metode diskusi memiliki beberapa kelebihan dan beberapa kelemahan.
Kelebihan metode diskusi antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
a. Dapat mendorong partisipasi peserta didik secara aktif baik sebagai
partisipan, penanya, penyanggah maupun sebagai ketua ataupun moderator.
b. Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan, prakarsa ataupun
terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah.
c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan partisipasi demokratis.
d. Melatih kestabilan emosi dengan menghargai dan menerima pendapat orang
lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri sehingga tercipta kondisi
memberi dan menerima (take dan give).
e. Keputusan yang diambil kelompok akan lebih baik daripada berfikir sendiri.
Sedangkan kelemahan metode ini adalah :
a. Sulit menentukan topik masalah yang sesuai dengan tingkat berfikir peserta
didik yang memiliki relevansi dengan lingkungan.
b. Memerlukan waktu yang tidak terbatas.
c. Pembicaraan atau pembahasan sering meluas dan mengambang.
d. Didominasi oleh orang-orang tertentu yang biasanya aktif.
e. Kadang tidak membuat penyelesaian yang tuntas walaupun kesimpulannya
telah disepakati namun implementasi sangat sulit dilaksanakan.
f. Perbedaan pendapat dapat mengundang reaksi di luar kelas bahkan dapat
menimbulkan bentrokan fisik.
Metode ini merupakan interaksi antar siswa atau siswa dengan guru
untuk menganalisa, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan
topik atau permasalahan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Yang dibutuhkan bila menggunakan metode ini adalah:
a. Menyediakan bahan atau topik atau masalah yang akan didiskusikan.
b. Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan
penugasan studi khusus kepada siwa sebelum menyelenggarakan diskusi.
c. Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis dan meringkas.
d. Membimbing diskusi, tidak memberi ceramah.
e. Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam mendiskusikannya.
f. Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau berjalan
dengan tidak menentu.
g. Melatih siswa dalam menghargai pendapat orang lain.
Model ini cocok digunakan :
a. Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses belajar.
b. Pelajaran normal atau magang.
c. Perluasan pengetahuan yang telah didiskusikan.
d. Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil
keputusan.
Pada hakekatnya metode diskusi berpusat pada pelajar. Akan tetapi
diskusi dapat bervariasi di situasi yang sangat terstruktur dimana guru bertindak
dengan tegas dan secara otokratis. Diskusi selalu berkisar pada suatu persoalan
tertentu. Ada kesimpulan bahwa sebagai akibat suatu proses yang dinamakan
“fasilitas sosial”, orang cenderung bekerja lebih keras, kalau bekerja dalam
kelompok .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4. Metode Penugasan
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukankegiatan belajar. Metode ini
diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu
sedikit.
Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar
dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa
mengikhtisarkan karangan (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan),
membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun
karangan.
Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain untuk mendukung
metode ceramah. Penggunaan metode ini memerlukan pemberian tugas dengan
baik, baik ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat diberikan
secara individual maupun kelompok.
Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
a. Menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif.
b. Mendorong perilaku kreatif.
c. Membiasakan berpikir komprehensif.
d. Memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran.
Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana
dapat bermanfaat untuk:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
a. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama
(kolektif) maupun sendiri.
b. Melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang
terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat.
c. Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif).
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh
lebih luas.
Langkah-langkah yang harus diikuti metode tugas dan resitasi adalah :
a. Fase pemberian tugas
1) Tujuan yang akan dicapai.
2) Jenis tugas yang jelas dan tepat.
3) Sesuai dengan kemampuan siswa.
4) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
5) Sediakan waktu yangcukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b. Langkah pelaksanaan tugas
1) Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru.
2) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
3) Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh
orang lain.
4) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh.
c. Fase mempertanggungjawabkan tugas
1) Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang dikerjakannya.
2) Ada tanya jawab atau diskusi kelas.
3) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maunpun non tes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Kelebihan Metode ini adalah :
a. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual
ataupun kelompok.
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.
c. Dapat membina tanggung jwab dan disiplin siswa.
d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.
Kekurangannya adalah :
a. Siswa sulit dikontrol mengenai pengerjaan tugas.
b. Khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikan adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya
tidak berpartisipasi dengan baik.
c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan pervedaan individu
siswa.
d. Sering memberikan tugas yang monoton dapat menimbulkan kebosanan
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Metode Pengajaran Bahasa
1. Metode Pengajaran Bahasa Secara Umum
Teori pembelajaran (mengajar dan belajar) bahasa menurut Alwasilah
(1993) pada umumnya didasarkan kepada empat konsep kunci: bahasa, belajar,
mengajar bahasa, dan konteks;
a. Pembelajaran bahasa membutuhkan suatu konsep tentang hakikat bahasa.
b. Pembelajaran bahasa membutuhkan pandangan dan wawasan tentang pelajar
dan hakikat belajar bahasa.
c. Pembelajaran bahasa mengimplikasikan pandangan tentang pengajar bahasa dan
pengajaran bahasa.
d. Pembelajaran bahasa terjadi pada konteks tertentu. Penafsiran konteks amat
penting dalam teori ini. Bahasa, belajar, dan mengajar pasti selalu dipandang
dari satu konteks, latar, dan latar belakang.
Metodologi secara ringkas dapat diartikan sebagai ilmu mengenai metode.
Pengkajian metodologi pengajaran bahasa bersumber dari:
a. pemerian bahasa yang dihasilkan oleh linguistik umum;
b. teori pembelajaran yang dikaji oleh psikologi;
c. teori pembelajaran bahasa yang disumbangkan oleh psikolinguistik; dan
d. teori pemakaian bahasa dalam masyarakat yang diambil dari sosiolinguistik.
Anthony (1963) melahirkan istilah approach (pendekatan), method (metode)
dan technique (teknik):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
a. Approach adalah seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat
bahasa, belajar, dan mengajar.
b. Method ialah suatu rencana menyeluruh mengenai panyajian bahasa yang
sistematis berdasarkan pendekatan tertentu.
c. Technique ialah kegiatan-kegiatan khusus yang diwujudkan di dalam kelas yang
konsisten dengan metode, dan olehnya itu juga sejalan dengan pendekatan.
Richards, dkk. (1985:177) memberikan batasan mengenai metodologi
pengajaran bahasa sebagai kajian praktik dan prosedur yang digunakan dalam
pengajaran, dan prinsip-prinsip dan keyakinan yang melandasinya. Metodologi
meliputi:
a. Kajian tentang hakikat keterampilan berbahasa (yaitu listening, speaking,
reading dan writing) dan prosedur pengajarannya.
b. Kajian tentang penyiapan rencana pembelajaran, materi ajar, buku teks untuk
pengajaran keterampilan berbahasa.
c. Evaluasi dan perbandingan metode pengajaran bahasa (misalnya Audiolingual
method).
Metode dalam pengajaran bahasa menurut Richards, dkk. (1985:176)
adalah cara mengajarkan suatu bahasa yang didasarkan kepada prinsip dan
prosedur yang sistematis, yakni penerapan pandangan tentang cara bahasa diajarkan
dan dipelajari.
Metode pengajaran bahasa yang berbeda seperti direct method, audio-
lingual method, grammar translation method, the silent way dan communicative
approach merupakan hasil dari pandangan yang berbeda tentang; (a) hakikat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
bahasa; (b) hakikat belajar bahasa; (c) tujuan pengajaran; (d) jenis silabus yang
digunakan; (e) peran guru, pelajar, dan materi pembelajaran; dan (f) teknik dan
prosedur yang digunakan.
Richards dan Rodgers (1982, 1986) mengajukan hasil kajian mereka yang
merumuskan kembali konsep metode. Istilah Anthony, approach, method dan
technique, dilabel menjadi approach, design dan procedure secara berturut-turut
dengan payung istilah method yang menjelaskan proses tiga-langkah ini.
Menurut Richards dan Rodgers (1982:154), metode adalah istilah yang
memayungi spesifikasi dan hubungan antara teori dan praktik. Approach adalah
asumsi, keyakinan, dan teori mengenai hakikat bahasa dan belajar bahasa.
Procedures merupakan teknik dan praktik yang diturunkan dari approach dan
design.
a. Hakikat Bahasa
Hakikat bahasa dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa menurut
aliran linguistik strukturalisme adalah:
1) language is speech, not writing;
2) a language is what its native speakers say, not what someone thinks they
ought to say;
3) languages are different;
4) a language is a set of habit; dan
5) teach the language, not about the language.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Aliran linguistik transformational mengemukakan bahwa:
1) A living language is characterized by rule-giverned creativity.
2) The rules of grammar are psychologically real.
3) Man is specially equipped to learn languages. Secara biologis manusia
lahir dengan suatu kemampuan belajar bahasa sehingga bahasa dapat
dipelajari kapan saja sepanjang hidup manusia dalam situasi pemakaian
yang bermakna.
4) A living language is a language in which we can think. Bahasa mengikat
makna dan pikiran.
b. Beberapa Pandangan Tentang Hakikat Bahasa
Bahasa bersifat lisan yang telah tertata dalam sistem simbol pandang dan
dengar. Anak belajar menggunakan simbol ini secara kumulatif, pertama dalam
mendengar (menyimak) dan berbicara, kemudian membaca dan menulis. Oleh
karena itu, program pembelajaran bahasa mulai dengan kegiatan komunikasi
lisan. Setelah anak menguasai keterampilan dalam aspek mendengar dan
berbicara, barulah instruktur memulai kegiatan komunikasi tertulis.
Bahasa mencerminkan lingkungan sosial tempat yang ditinggali anak,
baik dari segi linguistik maupun tingkatan budaya serta pengaruh berbagai
macam dialek dan geografis. Oleh karena itu, pembelajaran disesuaikan dengan
kebutuhan pribadi, sosial, dan komunikasi siswa, serta mempertimbangkan
pengaruh regional terhadap wicara, kosakata, dan penggunaan.
Bahasa mengalami proses perubahan yang tetap, seperti pembentukan
kata baru untuk memenuhi tuntutan komunikasi, tekanan sosial yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
mengakibatkan perubahan terhadap keberterimaan item pemakaian khusus dan
konstruksi bahasa. Oleh karena itu, bahasa diajarkan untuk mencerminkan
penggunaan dan struktur kontemporer; alfabet, tulisan, kata dan ejaannya
digunakan untuk merangsang minat siswa terhadap bahasa.
Setiap bahasa memiliki struktur sendiri.Hubungan antara kata, urutan
kata, pola kalimat dipelajari melalui pengalaman praktis dan kajian khusus.
Oleh karena itu, program pembelajaran harus mencakup pembelajaran
penggunaan bahasa dan struktur bahasa baku melalui pengalaman dalam
percakapan, diskusi, laporan, wawancara, dan karangan. Pembelajaran itu
meliputi konstruksi kalimat dan paragraf, dan secara bertahap memperkenalkan
prinsip dan terminologi tata bahasa.
c. Penggunaan Bahasa
Bahasa merupakan suatu bentuk perilaku, perlambang konsep diri dan
sikap sosial seseorang yang menyimbolkan pikiran, keinginan, dan
kepercayaannya. Kemampuan mempelajari bahasa sangat erat kaitannya dengan
pertumbuhan pribadi dan perkembangan pemahaman dasar manusia. Oleh
karena itu, program pembelajaran bahasa menekankan penciptaan iklim yang
hangat dan bersahabat yang mendorong setiap siswa berpartisipasi dalam
kegiatan berbahasa lisan dan tulisan.
Bahasa merupakan alat berpikir yang membantu siswa berasionalisasi
dan tumbuh melalui pengalaman mereka. Oleh karena itu, kegiatan berbahasa
dikembangkan untuk membantu setiap siswa melihat hubungan, membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
klasifikasi, menarik kesimpulan, menanggung resiko penebakan,
memprakirakan hasil, merumuskan kesimpulan, dan membuat generalisasi.
Bahasa merupakan media pengembangan dan pertukaran gagasan.
Pengalaman itu harus mendorong interaksi antara siswa dan orang lain, yang
tentunya menekankan tujuan komunikasi, penataan gagasan yang logis, dan
kesensitifan terhadap reaksi pendengar atau pembaca.
Bahasa merupakan alat kekuasaan dan kekuatan sosial yang
mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan tingkah laku. Oleh karena itu, siswa
diajarkan pentingnya tanggung jawab sosial dan integritas pribadi dalam
penggunaan bahasa.
Bahasa dalam bentuk tertulis merupakan catatan pikiran manusia
sepanjang zaman yang dapat memperkenalkan setiap anak kepada karya-karya
sastra sehingga dapat menumbuhkan apresiasi keindahan bahasa sebagai media
komunikasi. Oleh karena itu, program pengajaran bahasa melengkapi siswa
dengan pengalaman dalam prosa dan puisi untuk menumbuhkembangkan
pemahamannya terhadap masalah manusia dan seperangkat nilai pribadi.
d. Prinsip Pembelajaran (Belajar dan Mengajar) Bahasa
1) Prinsip Kognitif
a) Otomatisitas
Pembelajaran bahasa kedua melibatkan pemindahan kendali
beberapa bentuk pada saat yang tepat ke dalam pemrosesan otomatis
sejumlah bentuk bahasa yang relatif tidak terbatas. Menganalisis bahasa
secara berlebihan, terlalu memikirkan bentuk-bentuk bahasa, dan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
sadar berlama-lama pada kaidah dan aturan-aturan bahasa cenderung
menghambat peningkatan ke arah otomatisitas.
b) Pembelajaran Bermakna
Pembelajaran bermakna akan menuntun kepada retensi jangka
panjang yang lebih baik dibandingkan dengan rote learning. Beberapa
kemungkinan penerapan prinsip di atas di dalam kelas sebagai berikut
ini.
1. Gunakan kekuatan pembelajaran bermakna dengan menarik minat
pelajar, tujuan akademik, dan tujuan karir pelajar;
2. Apabila topik atau konsep baru diperkenalkan, upayakan untuk
menanamkannya dengan mempertimbangkan pengetahuan dan latar
belakang pelajar sehingga topik baru itu dapat dikaitkan dengan apa
yang diketahuinya;
3. Hindari kelemahan pembelajaran menghafal.
c) Antisipasi Penghargaan
Manusia secara umum terdorong untuk bertindak atau
bertingkah-laku dengan mengharapkan semacam penghargaan nyata
atau tidak nyata, jangka pendek atau jangka panjang yang akan terjadi
sebagai akibat perilaku itu.
2) Prinsip Motivasi Intrinsik
Penghargaan yang paling kuat adalah penghargaan yang secara
intrinsik termotivasi dalam diri pelajar. Karena perilaku ini bersumber dari
kebutuhan, keinginan, dan hasrat dalam diri seseorang. Perilaku itu sendiri
dapat memberikan penghargaan terhadap diri sendiri; karena itu, tidak perlu
sama sekali adanya penghargaan yang diberikan secara eksternal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Penguasaan bahasa kedua yang sukses sebagian besar disebabkan
oleh investasi perorangan pelajar sendiri dari aspek waktu, upaya, dan
perhatian kepada bahasa kedua dalam bentuk deretan strategi perorangan
guna memahami dan memproduksi bahasa.
3) Prinsip Afektif
a) Ego Bahasa
Sementara manusia belajar menggunakan bahasa kedua, mereka
juga mengembangkan suatu modus baru berpikir, berperasaan dan
bertindak-identitas kedua. Ego bahasa kedua yang bergandeng dengan
bahasa kedua dengan mudah dapat menciptakan dalam diri pelajar suatu
perasaan kerapuhan, kedefensivan, dan peningkatan hambatan.
b) Kepercayaan Diri
Keberhasilan yang dicapai pelajar dalam suatu tugas
sebahagiannya merupakan faktor keyakinannya bahwa mereka benar-
benar mampu menyelesaikan tugas itu.
c) Pengambilan Resiko
Pelajar bahasa yang sukses saat menilai diri mereka sendiri
secara realistik merupakan orang yang rentan namun mampu
menyelesaikan tugas harus sudi menjadi “penjudi” dalam permainan
bahasa, mencoba menghasilkan dan menafsirkan bahasa sedikit di luar
batas keyakinan mutlak mereka.
d) Hubungan Bahasa dengan Budaya
Kapanpun mengajarkan suatu bahasa, anda juga mengajarkan
sistem budaya yang rumit, tata krama, nilai, dan cara berpikir, merasa,
dan bertindak. Khusus dalam konteks pembelajaran bahasa kedua,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
keberhasilan yang pelajar biasakan terhadap lingkungan budaya yang
baru akan mempengaruhi keberhasilan pemerolehan bahasanya, begitu
pula sebaliknya.
4) Prinsip Linguistik
Prinsip linguistik dipengaruhi antara lain oleh efek bahasa ibu,
antarbahasa, dan kompetensi komunikatif.
2. Metode Pengajaran Bahasa Mandarin
a. Pengenalan Huruf Mandarin
Huruf mandarin menurut Silvia (2007:xiii) adalah sistem penulisan
bahasa mandarin yang berupa simbol-simbol. Setiap simbol melambangkan
ide, bisa berupa kata seru, dan sebagainya.
Pada mulanya huruf Mandarin dibuat meniru bentuk benda atau
objek yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, semisal 木
(pohon), 人 (orang), 日 (matahari), 月 (bulan), 田 (sawah), 火 (api), dan
lain-lain. Huruf-huruf seperti ini dikenal dengan sebutan piktograf, sudah
dikenal sejak lebih dari 3.500 tahun lalu. Karena pembuatan berdasarkan
imajinasi bentuk dirasa terbatas untuk melambangkan setiap benda, selain
itu sulit menjangkau ide abstrak seperti perasaan hati, suasana jiwa, sifat-
sifat, dan sebagainya, kemudian dibuatlah ideograf yang dibentuk dari
penggabungan piktograf. Contoh : 日 (matahari) + 月 (bulan) = 明
(terang).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, cara penggabungan ini
dianggap kurang memadai bagi perkembangan bahasa yang demikian pesat,
seiring kemajuan peradaban dan kebudayaan masyarakat. Oleh karena itu,
dibuatlah huruf yang mengandung unsur bermakna dan unsur fenotik. Unsur
bermakna menentukan makna huruf Mandarin, sedangkan unsur fonetik
membantu pelafalan huruf tersebut. Penciptaan huruf Mandarin dengan
metode ini memungkinkan terciptanya huruf-huruf Mandarin dengan
metode ini memungkinkan terciptanya huruf-huruf baru yang tak terbatas.
Dalam perkembangannya, Bahasa Mandarin tidak lepas dari pengaruh
bahasa asing, terutama Inggris. Pengaruh ini memunculkan huruf yang
dibentuk dari peminjaman bunyi bahasa asing.
Contoh :
咖啡 kāfēi kopi, berasal dari bahasa Inggris “coffee”
吉他 jítā gitar, berasal dari bahasa Inggris “guitar”
Untuk menuliskan nama tempat dan nama orang dalam bahasa asing juga
digunakan peminjaman bunyi.
Contoh : Suoluo Solo
Afandi Efendi
b. Pengenalan Unsur Bermakna Sebagai Radikal dan Unsur Fonetik
Unsur bermakna atau radikal, selanjutnya disingkat menjadi unsur,
dibuat untuk mempermudah mengingat atau menerka arti suatu huruf.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Contoh: 汗 hán keringat
河 hé sungai
Kedua huruf diatas mengandung unsur air (水), sehingga kita bisa menebak
makna kedua huruf ini berhubungan dengan air. Dapat disimulkan bahwa
dengan bantuan unsur ini kita dapat menguasai huruf Mandari melalui
pemahaman, tidak hanya sekedar menghafal saja.
Walaupun bisa kita manfaatkan untuk melafalkan huruf Mandarin,
unsur fenotik tidak bisa diandalkan sepenuhnya, sebab dalam
perkembangannya terjadi perubahan-perubahan pelafalan huruf Mandarin.
Contoh : 义 yì keadilan; arti
仪 yì rupa; upacara
议 yì pendapat; mendiskusikan
Dari contoh diatas kita dapat disimpulkan bahwa huruf 义 yì
merupakan unsur fenotik bagi kedua huruf dibawahnya, dalam hal ini 仪
dan 议. Walaupun mengandung unsur yang berbeda, kedua huruf tersebut
dilafalkan dengan bunyi yang sama, hanya saja intonasinya berbeda.
c. Pengenalan Hànyŭ Pīnyīn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Seperti kita ketahui, bahasa Mandarin tidak ditulis dalam huruf Latin
seperti bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa Eropa pada umumnya. Oleh
karena itu, diciptakan cara untuk menuliskan bunyi atau pelafalan huruf
Mandarin dalam huruf Latin. Inilah yang disebut Hànyŭ Pīnyīn.
Hànyŭ Pīnyīn seperti yang dikutip oleh Silvia (2007:xiv) merupakan
system romanisasi bahasa Mandarin yang paling standar dan paling akurat
pelafalannya. Tujuan penyusunannya adalah membantu orang asing atau
anak-anak mempelajari bahasa Mandarin. Biasanya Hànyŭ Pīnyīn digunakan
sebagai pelengkap huruf mandarin untuk mempermudah pelafalannya.
Contoh : 公 gōng
前 qián
Namun, perlu diingat Hànyŭ Pīnyīn tidak bisa dilafalkan apa adanya seperti
yang tertulis, sebab pelafalannya yang seperti itu akan menghasilkan bunyi
yang janggal. Untuk mengucapkannya dengan tepat ada beberapa aturan.
Berikut petunjuk praktisnya.
Konsonan
b dibaca p, contoh: 爸爸 bà ba dibaca pa pa
p dibaca ph, contoh: 陪 péi dibaca phei
d dibaca t, contoh: 道 dào dibaca tau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
t dibaca th, contoh: 田 tián dibaca thien
g dibaca k, contoh: 告 gào dibaca kau
k dibaca kh, contoh: 看 kān dibaca khan
f dibaca f, contoh: 饭 fàn dibaca fan
h dibaca h, contoh: 合 hé dibaca he
j dibaca c, contoh: 今 jīn dibaca cin
l dibaca l, contoh: 礼 lĭ dibaca li
m dibaca m, contoh: 妈 mā dibaca ma
n dibaca n, contoh: 男 nán dibaca nan
q dibaca ch, contoh: 千 qiān dibaca chien
c dibaca ch, contoh: 菜 cài dibaca chai
r dibaca r (diucapkan dengan lembut, tanpa tekanan).
contoh : 人 rén
s dibaca s, contoh: 三 sān dibaca san
x dibaca s, contoh: 现 xiàn dibaca sien
z dibaca c, contoh: 走 zŏu dibaca cou
ch dibaca ch, contoh: 锤 chuí dibaca chui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sh dibaca sh (tidak digetarkan)
contoh: 神 shén dibaca
shen
zh dibaca c, contoh: 煮 zhŭ dibaca cu
Vokal
a dibaca a, contoh: 牙 yá dibaca ya
i dibaca i, contoh: 衣 yī dibaca yi
Pengecualian:
Jika diawali konsonan zh, ch, sh, z, c, s, dan r, i dibaca seperti e dalam
“empat”
Contoh ; 枝 zhī 池 chí 室 shì 日 rì
u dibaca u, contoh: 女 nŭ dibaca nu
Pengecualian:
Jika diawali l dan n, u ditulis lü, nü. Cara menghasilkan bunyi ü adalah
ucapan I dengan bentuk bibir seperti mengucapkan u (bibir
membentuk bulatan kecil). Contoh 旅 lü 女 nü
Jika diawali huruf j, q, x, dan y, u tetap ditulis ju, qu, xu, dan yu,
namun pengucapannya sama seperti mengucapkan ü.
Contoh ; 距 jù 屈 qū 絮 xù 玉 yù
e dibaca seperti e dalam “empat”, contoh: 娥
Pengecuaian;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Jika diawali konsonan y, e dibaca seperti e dalam “enak”.
Contoh: 夜 yé dibaca ye
o dibaca uo (diucapkan dengan cepat dan halus).
Contoh: 波 bō dibaca puo
Vokal dan Konsonan
ai dibaca ai, contoh: 爱 ái dibaca ai
an dibaca an, contoh 安 ān dibaca an
Pengecualian:
Jika diawali konsonan y, an dibaca en sepertie dalam “enak”.
Contoh: 言 yán dibaca yen
ang dibaca ang, contoh: 样 yáng dibaca yang
ao dibaca aw (ucapan cepat seperti jika kesakitan).
Contoh: 要 yáo dibaca yau
ei dibaca ei, dengan e seperti dalam “enak”.
Contoh: 尾 wĕi dibaca wei
eng dibaca eng, dengan e seperti dalam “empat”.
Contoh: 哼 hēng dibaca heng
ie dibaca ye, dengan e, seperti dalam “enak”, ucapan ie
dengan cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Contoh: 挈 qiè dibaca chie (chye)
ian dibaca yen, dengan e seperti dalam “enak”, ucapan ie
dengan cepat.
Contoh: 剪 jiăn dibaca cien (cyen)
ing dibaca ing Contoh 应 yìng dibaca ying
ong dibaca ung, Contoh 用 yòng dibaca yung
ou dibaca ow ucapkan dengan cepat.
contoh: 有 yŏu dibaca yow (you)
uan dibaca uan (wan) diucapkan dengan cepat
Contoh: 算 suàn dibaca suan
Pengecualian:
Jika diawali konsonan j, q, x, dan y, u dibaca seperti I, namun dengan
bentuk bibir seperti mengucapkan u. A dibaca seperti e dalam “enak”.
Contoh: 绢 juan
dibaca
cuen
泉 quan
dibaca
chuen
选 xuăn
dibaca
suen
原 yuăn
dibaca
yuen
Ue jika diawali konsonan j, q, x, dan y, ue ditulis menjadi jue, que, xue, dan
yue. Ue dibaca seperti huruf i, namun dengan bentuk bibir seperti
mengucapkan u. e dibaca seperti e dalam “enak”.
Contoh : 决 jué
dibaca
cue
确 què
dibaca
chue
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
血 xuè
dibaca
sue
月 yuè
dibaca
yue
Ui Dibaca wei, dengan huruf e seperti dalam “enak”
Contoh: 对 duì dibaca twei
Un Dibaca wen, dengan huruf e seperti dalam “empat”.
Contoh: 吨 dùn dibaca twen (ucapkan dengan
cepat).
Pengecualian:
Jika diawali konsonan j, q, x, dan y, u dibaca seperti huruf I, namun
dengan bentuk bibir mengucapkan u.
Contoh: 军 jūn
dibaca
cǖn
裙 qún
dibaca
chǘn
巡 xún
dibaca
sǘn
云 yún
dibaca
yǘn
Walaupun cara pelafalan di atas belum tepat seratus persen,
setidaknya pembelajar pemula punya bayangan bagaimana seharusnya
melafalkan Hànyǔ Pīnyīn, sehingga pembelajar tidak melakukan kesalahan
lagi. 公公 gōng gōng (kakek) tidak dibaca gong gong (seperti anjing
menggonggong), melainkan dilafalkan kung kung.
Jika pembelajar kesulitan mengingat pelafalan huruf Mandarin, yang
harus dilakukan adalah memfokuskan perhatian terlebih dulu pada
penguasaan makna huruf tersebut. Jika pembelajar sudah memahami
artinya, belajar melafalkan tidaklah terlalu sulit, sebab huruf-huruf tersebut
bukan lagi hal asing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
d. Intonasi
Dalam bahasa Mandarin terdapat empat intonasi yang berbeda,
ditambah satu intonasi netral.
1. Intonasi Pertama ( ̵ )
Merupakan intonasi dengna suara tinggi datar. Caranya: ucapkan a
dengan nada tinggi, pastikan posisi kepala tidak berubah. Bayangkan
garis lurus mendatar ketika mengucapkannya.
2. Intonasi Kedua ( ̷ )
Merupakan intonasi dengan suara naik atau meninggi. Caranya: ucapkan
a sambil mengangkat kepala.
Pastikan a yang ucapkan nadanya meninggi seiring dengan terangkatnya
kepala.
3. Intonasi Ketiga ( v )
Merupakan intonasi dengan suara turun-naik. Caranya: ucapkan a sambil
menundukkan kepala. Pastikan a yang diucapkan nadanya menurun
seiring dengan gerakan kepala. Naikkan kepala, pastikan a yang
diucapkan nadanya meninggi seiring dengan terangkatnya kepala.
Setelah terbiasa, bisa dilakukan dengan cepat.
4. Intonasi Keempat ( \ )
Merupakan intonasi dengan suara menurun. Caranya: ucapkan a sambil
menyentakkan kepala ke bawah (anggukkan kepala dengan cepat).
Pastikan a yang diucapkan nadanya menurun seiring dengan hentakan
kepala Anda.
5. Intonasi Netral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Caranya: ucapkan a dengan nada netral tanpa tekanan dan pendek.
Sesudah terbiasa mengucapkan ā, á, ă, à, dan a (intonasi netral), pembelajar
dapat berlatih mengucapkan huruf vokal, i, u, e, o, dan ü dalam lima intonasi
yang berbeda. Setelah merasa cukup menguasainya, dapat dicoba
melafalkan huruf-huruf berikut.
青 qīng (chīng) hijau
情 qíng (chíng) perasaan; cinta
請 qῐng (chῐng) memohon; harap
慶 qìng (chìng) merayakan; perayaan
Walaupun keempat huruf di atas dilafalkan dengan bunyi ching
intonasinya berbeda. Dari perbedaan ini kita bisa membedakannya hanya
dengan mendengar bagaimana huruf tersebut dilafalkan. Misalnya: qing
(ching) yang dilafalkan dengan intonasi naik bermakna perasaan atau cinta,
sementara qing (ching) yang dilafalkan dengan intonasi turun-naik memiliki
arti memohon atau harap.
Membedakan keempat intonasi di atas (ditambah intonasi netral)
memang cukup sulit. Namun, dengan giat berlatih mengucapkan dan
mendengarkan, tidak mustahil pembelajar pemula bisa menguasainya.
C. Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-
Fonetik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Perubahan struktural dari sistem penulisan aksara China menurut Dr. Ong
Tee Wah (1980) berlangsung sangat lama, namun dapat dibagi menjadi 4 tahap
berikut :
i Tahap primitif (atau Periode Legendaris): ini adalah tahap paling awal penulisan
aksara China, di mana piktograf berasal dari penggambaran objek langsung.
Walaupun kami tak memiliki bukti arkeologis untuk ini, Táng Lán 唐闌
memperkirakan bahwa tahap ini terjadi lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
ii Tahap arkais (atau Periode Prasejarah): ini adalah periode ideograf yang
meliputi periode dari muncul sampai lengkapnya simbol tak langsung. Tidak
hanya ada alasan yang bagus, tetapi juga ada bukti bahwa ini terjadi kira-kira
5.000-6.000 tahun yang lalu.
iii Tahap Neo-Arkais (atau Periode Setelah Sejarah): ini adalah periode karakter
radikal-fonetik, yang berlangsung dalam jangka waktu 1.600 tahun sejak masa
Dinasti Yin akhir (1384 SM – 1112 SM) sampai Dinasti Han (206 SM – 220
M). Hampir seluruh bahan dari naskah China kuno yang ada saat ini berasal dari
periode panjang ini. Bukan hanya dalam masa ini aksara China menyelesaikan
perkembangan strukturalnya, namun menjelang akhir tahapan ini, aksara China
akhirnya melengkapi evolusi bentuknya.
iv Tahap Kontemporer (atau Periode Modern)
Dalam perkembangan system penulisan China, ini adalah tahap stabilitas. Baik
evolusi structural maupun perubahan bentuk bisa dikatakan telah mencapai
kesempurnaan. Secara structural, tidak seperti piktograf maupun ideograf,
karakter radikal-fonetik terus berkembang. Secara resmi, setelah munculnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
楷書 kaῐ shū (penulisan standar), yang masih merupakan bentuk tulisan
normal dan dasar dari bentuk cetakan yang digunakan sekarang, telah
mengalami perubahan kecil sejak periode Dinasti Wei dan Jin (221 M – 580 M).
Pada awal tahun 1950-an, pemerintah Republik Rakyat China mulai
memperkenalkan bentuk yang disederhanakan untuk 2000 buah aksara China.
Ini dilakukan dengan alas an penyederhanaan dan kenyamanan, namun di sisi
lain mengorbankan keindahan dan susunan logis dari aksara China.
Metode penyusunan utama dalam penulisan aksara China secara umum
dibagi dalam tiga kategori utama yaitu piktograf, ideograf, dan karakter gabungan
radikal-fonetik. Dr. Ong Tee Wah (1980) menyebutnya sebagai sān shū 三書 (tiga
kategori penulisan).
1. Metode Piktografi
Awal mula dari aksara China sangatlah panjang. Sangat sedikit yang kita
ketahui mengenai sejarah dan asal-usulnya karena kurangnya dokumentasi. Dari
bermacam legenda tentang munculnya aksara China, legenda yang relatif bisa
diterima mengatakan bahwa Cāng Jí 倉頡, salah seorang menteri dari Kaisar
Huáng Dì 皇帝 lah yang pertama kali menemukan system aksara tersebut. Ini
adalah hasil luar biasa dari waktu yang diluangkan Cāng Jí dalam mengamati
jejak burung dan hewan lain yang garis dan bentuknya berbeda. Karena
terilhami oleh hal ini, ia lalu menggambarkan objek sesuai dengan bentuknya.
Gambar-gambar tersebut disederhanakan menjadi bentuk biasa dan disesuaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dengan mode. Dengan kata lain, gambar-gambar tersebut disederhanakan
menjadi beberapa guratan saja. Gambar-gambar ini sering kali, terutama dalam
bentuk kunonya, sangat penuh dengan arti dan disebut sebagai xiàng xíng
象形, yang berarti “menyerupai bentuk” oleh ahli kamus Han yang bernama
Xŭ Shèn 許慎 (30 M – 124 M); atau “piktografi” oleh banyak ahli paleografi
kontemporer. Namun dalam beberapa kasus, yang disebut sebagai “karakter
gambar” ini berubah bentuk sampat tak bisa dikenali lagi. Dapat dimengerti
bahwa objek nyata seperti fenomena alam, manusia dan yang berhubungan
dengannya, hewan dan tanaman, alat-alat, perkakas, dan sebagainya mudah
digambar dan secara mengagumkan bisa menyesuaikan diri untuk
melambangkan bahasa. Beberapa contoh sebagai berikut :
Untuk menggambarkan fenomena alam, ada piktograf seperti rì
(matahari) X X X , yùe (bulan) X X X , makin tua bentuk karakternya,
makin dekat kemiripan antara karakter dengan objek yang diwakilinya. Karakter
shuῐ (air) X X (juga disingkat menjadi tiga titik air X saat ia berfungsi
sebagai radikal) dan chuān (sungai) X X digambarkan sebagai air yang
mengalir di sungai. Karakter shān (gunung) X X X jelas-jelas
menggambarkan deretan gunung, begitu juga dengan karakter yŭ (hujan) yang
digambarkan sebagai titik hujan yang turun dari langit.
Banyak piktograf yang berhubungan dengan manusia dan segala yag
berhubungan dengannya. Karakter rén (manusia) X X X X X digambarkan
dengan garis sederhana yang melukiskan bermacam tingkah laku yang mungkin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dilakukannya. Untuk nü (perempuan) X X dan mù (ibu) X X , adalah karakter
yang digambarkan sebagai kesederhanaan, dengan karakter yang
melambangkan mata (mù) X X X , telinga (ér) X X , tangan (shoŭ) X X X
(juga disingkat menjadi X saat berfungsi sebagai radikal), mulut (koŭ) X X
dan sebagainya.
Dunia binatang juga dilambangkan dengan luas. Ada binatang berkaki
empat seperti hù (macan) X X X X X , yáng (domba) X X X X X ,
xiàng (gajah) X X X X , mă (kuda) X X dan quăn (anjing) X
X (juga disingkat sebagai X saat berfungsi sebagai radikal). Untuk burung,
aksaranya dibedakan antara niăo (burung biasa) X X X X dan zhuῐ (burung
berekor pendek) X X X . Sebagai tambahan, ada juga gambar lain, wū
(gagak) X X dengan menghilangkan titik dari kepala burung biasa.
Ada juga piktograf yang berarti tanaman dan buah. Contohnya mù
(pohon) X X X menonjolkan cabang dan akar pohon; caŏ (rumput) XX
XX XX X menggambarkan tunas yang mencuat ke atas, sementara zhú
(bamboo) XX XX XX aksara mῐ (beras) X X X menggambarkan bulir-
bulir padi di pucuk tanaman.
Ada banyak gambar yang menjadi saksi pertumbuhan peradaban di
China Kuno. Lihatlah karakter untuk perkakas dan peralatan; contohnya, dāo
(pisau) XX , chē (kereta) X X X X , zhoŭ (sapu) X X , mῐng
(mangkuk) X X , hú (kendi arak) X X X , yú (kendi arwah) X X
, cè (dokumen, buku) X X X , yῢ (sikat) X X , wang (jala) X X
X (disingkat menjadi X ) dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Metode Ideografi
Piktograf ini, yang dalam batas tertentu bisa dibandingkan dengan
karakter hieroglif, kemudian berkembang menjadi jenis karakter yang oleh Xŭ
Shèn disebut dengan “zhῐ shì” 指事, yang berarti “menunjuk pada hal”. Di
barat ini disebut sebagai simbol tak langsung” atau “simbol yang
menunjukkan”. Apa pun sebutan yang digunakan oleh ahli ilmu bahasa,
karakter-karakter ini dicocokkan dengan mahir pada ide-ide yang abstrak oleh
penemunya. Hasilnya, lingkup sistem aksara China menjadi berkembang lebih
jauh.
Ada banyak metode untuk menciptakan ideograf: menggambar symbol
yang memiliki arti, menambahkan tanda pada piktograf, membuat satu bagian
mewakili keseluruhan, lambing untuk benda-benda, dampak untuk penyebab,
alat untuk kegiatan, isyarat untuk tindakan adalah beberapa di antaranya.
Singkatnya, ide-ide abstrak dibuat dengan cara metafora atau perlambangan.
Contohnya, dengan menggambar satu garis: 一 , dua garis: 二, tiga garis: 三,
atau empat garis: XXXX (ideograf ini sekarang tidak digunakan lagi), sang
pencipta ingin menemukan yī (satu), èr (dua), sān (tiga) dan sì (empat). Dengan
menambahkan satu titik atau satu garis di atas sebuah garis horizontal: X X X
(sekarang 上 ) atau dibawahnya: X X X (sekarang 下), ia ingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
mengemukakan shàng (atas) atau xià (bawah). Dengan cara yang mirip, yaitu
menambahkan sebuah guratan di atas piktograf “ 木 “ (pohon) (
X X X X X X X ), atau di bagian bawahnya ( X X X X X X
X X ), ia ingin mengemukakan mò (ranting, dahan atas) atau bĕn (akar).
Sementara garis tegak lurus yang membelah sebuah lingkaran berarti zhōng
(pusat, tengah) X X . Tangan yang memegang busur dan panah, tak perlu
dikatakan lagi, berarti shè (memanah) X X X . Mirip dengan itu,
melempar tombak pada orang berarti fá (menyerang) X X X . Manusia
dengan kaki bersilang melambangkan jiāo (menyeberangi, hubungan) X
X ; demikian pula gambar orang berdiri, dengan jelas mewakili gagasan tentang
lì (berdiri) X X 立 .
3. Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
Sejalan dengan berkembangnya peradaban, perubahan sosial yang pesat
terjadi. Benda-benda menjadi begitu rumit sehingga karakter hieroglif maupun
ideograf tak bisa lagi mencukupi pengungkapan pengertian abstrak yang begitu
luas. Seperti dalam peribahasa, “Keadaan mendesak adalah awal dari
pembuatan”, kemudian sejenis sistem tulisan fonetik yang oleh Xŭ Shèn disebut
“xíng shēng” 形声, atau lebih dikenal sebagai “karakter fonetik yang tetap”
(radikal) diciptakan. Metode penciptaan karakter baru dalam jumlah tak
terbatas. Berkat hal itu, pertumbuhan sistem tulisan China menjadi sangat pesat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dan tak lama kemudian mereka lengkap, dan hampir semua karakter China,
kecuali sekitar lima persen saja, berasal dari jenis ini.
Metode pembuatan yang baru ini bisa dipandang sebagai sejenis tulisan
fonetik di mana ia tak bisa dianggap sebagai sistem tulisan abjad. Ia adalah
penggabungan dari radikal yang menunjuk pada arti suatu kata dan sebuah
fonetik yang menunjuk pada cara pengucapan suatu kata. Contoh berikut akan
menjelaskan cara kerja metode yang sederhana, mudah dilakukan, namun bisa
berkembang secara bertahap:
Tabel 2.1
Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
dengan penyusun fonetik yang sama
Radikal Fonetik Gabungan
水 shuí (air;
disingkat )
+ 其qí (miliknya;
ini; itu; awalnya
berarti tampah,
sekarang 箕)
= 淇 qí (sungai Qí)
玉 yῢ (giok;
disingkat X)
+ 其 qí = 琪 qí (batu mulia atau permata)
木 mu (pohon;
kayu)
+ 其qí = 棋 qí (catur China)
石 shi (batu) + 其 qí = X qí (bentuk lain dari 祺yang
dibuat dari batu)
马 mă (kuda) + 其 qí = 骐 qí (kuda dua warna)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
鹿 lù (rusa) + 其 qí = 麒 qi (seekor hewan legenda)
鸟 niaŏ (burung) + 其 qí = 骐 qí (sejenis angsa liar)
月 yué (bulan;
waktu)
+ 其 qí
+ 其 jí
= 期 qí (periode waktu: tanggal
tertentu: mengharapkan)
= 期 jí (setahun penuh: ulang tahun)
欠 qiàn (berhutang;
kurang)
+ 其 qí = 欺 qí (menipu; menindas)
心 xīn (hati) + 其 jī = 惎 jī (meracuni; membenci)
土 tŏ (tanah) + 其 jī = 基 jī (dasar)
竹 zhŭ (bambu;
disingkat X )
+ 其 jī = 箕 jī (tampah)
艸 căo (rumput;
disingkat
sekarang 草)
+ 其 jī
+ 其 qí
= 萁 jī (sejenis rumput)
= 萁qí (batang buncis)
示 shí (pertanda;
firasat; mewujud;
disingkat X )
+ 其 qí = 祺 qí (beruntung)
糸mí (bentuk kuno
dari X sutra)
+ 其 qí = 綦 qí
虫 chóng (ulat; + 其 qí = 蜞 qí (sejenis kepiting)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
disingkat )
Contoh di atas adalah kata dengan pengucapan yang sama (atau hampir
sama) yang bisa ditulis tanpa kemungkinan bingung atau salah paham sama
sekali. Oleh karena itu, dalam kata gabungan其 qí atau jī selalu menjadi fonetik,
tak pernah menjadi radikal, walaupun ia juga adalah karakter yang mewakili
kata yang berarti miliknya, milik mereka ini, itu, dan sebagainya. Kita akan
mengambil deretan contoh lain dimankarakter 木mù (kayu) hampir selalu
menjadi radikal dalam sebuah kata gabungan yang berhubungan dengan kayu
(terdapat sekitar 1.585 kata dalam kamus China yang paling besar):
Tabel 2.2
Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
dengan penyusun radikal yang sama
Radikal Fonetik Gabungan
木mù (kayu) +卜.bo (partikel
akhir)
+卜 bo (partikel
akhir)
+ 卜 bu
(meramalkan)
= 朴 pò (sejenis pohon ek: Quercus
dentate; juga bentuk sederhana dari X )
= 朴pō (senjata kuno berbentuk pisau)
= 朴 pŭ (sederhana dan biasa)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
木 mù (kayu) 土 tŭ (tanah) = 杜 du (menutup)
木 mù (kayu) + 反 făn
(membalikkan:
memberontak;
berbalik)
= 板 ban (papan)
木 mù (kayu) + 木 mù (kayu) = 林 lin (hutan)
木 mù (kayu) + 公 gōng (umum) = 松 sōng (pinus; longgar)
木 mù (kayu) + 同 tóng
(bersama; serupa;
dan; dengan)
= 桐 tóng (nama yang seiring sama;
digunakan pada berbagai tumbuhan,
antara lain Sterculia platanifolia)
木 mù (kayu) + 每 mĕi (setiap) = 梅 méi (plum)
木 mù (kayu) + 票 piào (tiket,
surat tilang)
= 標 biāo (tanda; lampu suar; rambu
sinyal; bendera)
木 mù (kayu) + 黄 huáng
(kuning)
= 横 héng (bersilang; mendatar; tepi
jalan)
木 mù (kayu) + 閨 guì (lemari) = 柜 guì (lemari; konter toko)
木 mù (kayu) + 蘭 lán (tirai) = 欄 lán (jeruji; kandang)
木 mù (kayu) + 雚 guàn (sejenis
bangau; cangkir)
= 權quán (bobot; kekuatan; wewenang)
木 mù (kayu) + 覽 lăn (melihat;
mengawasi)
= 欄 lăn (minyak zaitun)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
木 mù (kayu) + 登 dēng (naik,
memanjat)
= 橙 chéng (jeruk)
Jika ingin, masih ada 1.550 contoh sejenis yang bisa ditambahkan ke
dalam daftar di atas, dimana karakter 木 mù selalu menjadi radikal walaupun ia
sendiri adalah piktograf untuk kayu. Lebih jauh lagi, 木 mù juga bisa menjadi
fonetik dalam kata gabungan 沐 mù (mencuci; mandi; membersihkan;
memperkaya dengan kebaikan; menerima bantuan; dan sebagainya). Maka,
selain fakta bahwa setiap piktograf dan ideograf bisa digunakan sebagai fonetik,
gambar dan simbol semacam ini juga bisa menjadi radikal. Karena jumlah
radikal yang tergolong sedikit, system radikal lalu digunakan sebagai cara yang
mudah untuk menggolongkan berbagai karakter dalam kamus. Kamus besar
pertama Shūo Wén Jῐe Zì 說文解字 karya Xŭ Shèn, yang diselesaikan pada
tahun 121 M, memperkenalkan 540 radikal, atau bù shŏu 部首 secara
keseluruhan. Jumlah ini tidak berubah sampai kamus kekaisaran Kāng Xī Zì Diăn
康熙字典, dari Dinasti Qing (1644 M – 1911 M) menguranginya menjadi
214, sampai sekarang.
Seiring berjalannya waktu, bahasa China, seperti halnya bahasa lainnya,
mengalami perubahan bertahap. Perubahan fonetik dalam bahasa ini sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
besar sehingga kombinasi bunyi yang hampir sama dan diwakili oleh satu
fonetik yang tak serupa. Contoh yang khas adalah fonetik 工 gōng (bekerja;
asalnya adalah dari gambar salah satu perkakas tukang kayu) dalam karakter
radikal – fonetik berikut ini: 功gōng (jasa: radikal 力lì “tenaga”). 訌 hòng
(perselisihan: radikal 言yán “bicara”), 紅 hong (merah; radikal糸, mì “sutra”),
水 shuῐ “air”) dan 扛 gāng (membawa radikal 手shŏu “tangan”, 杠gāng
(bangku; radikal 木 mù “kayu”), 江 jiāng (sungai; radikal 水 shuῐ “air”) dan
貢 gong (upeti; radikal貝 beì “cangkang, uang”) dan sebagainya. Mereka
hampir tidak sebunyi dalam bahasa China modern walaupun mereka memiliki
satu unsur yang berbunyi sama. Contoh yang lebih parah adalah 扛 gāng, 杠
gāng, dan 江 jīang, dimana tidak ada kesamaan antara bunyi fonetik dengan
karakter gabungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
KEGIATAN DAN HASIL PENGAMATAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Karanganyar
SMA Negeri 1 Karanganyar didirikan oleh pemerintah Kabupaten
Karanganyar pada tahun 1961 di Jl. AW. Monginsidi No. 03 Kelurahan
Donomulyo Tegalgede. Sekolah ini terletak di Ibukota Kabupaten Karanganyar
dengan dikelilingi jalan umun beraspal. Sekolah ini adalah sekolah umum untuk
siswa lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang hendak melanjutkan ke
jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas). Sudah sejak tahun 2006 sekolah ini
memasukkan mata pelajaran bahasa Mandarin menjadi kurikulum wajib bagi
siswa kelas X (sepuluh). Pada semester genap tahun 2010, pelajaran Bahasa
Mandarin dilaksanakan pada hari Rabu, Jumat, dan Sabtu mulai pukul 07.00 WIB
sampai pukul 12.00 WIB pada hari Rabu dan Sabtu serta mulai pukul 07.00 WIB
sampai dengan pukul 11.00 WIB pada hari Jumat.
1. Identitas SMA Negeri 1 Karanganyar
Identitas lengkap SMA Negeri 1 Karanganyar dapat dilihat pada tabel 3.1 di
bawah ini.
Tabel 3.1
Identitas SMA Negeri 1 Karanganyar
Nama Sekolah SMA Negeri 1 Karanganyar
Nomor Statistik Sekolah 301 031 309 001
Provinsi Jawa Tengah
Otonomi Daerah Kabupaten Karanganyar
Kecamatan Karanganyar
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Desa/Kelurahan Donomulyo Tegalgede
Jalan dan Nomor Jl. AW. Monginsidi No. 03
Kode Pos 57714
Telepon Kode Wilayah : 0271 No. 495068
Faxcimile/Fax Kode Wilayah : 0271 No. 495068
Daerah V Perkantoran Pedesaan
Status Sekolah V Negeri Swasta
Dasar Pendirian 1 Agustus 1962 / SK Menteri Pendidikan
Nomor : 21/SK/B/III/ tanggal 10 September
1962
Lokasi Terletak di Ibukota Kabupaten
Karanganyar di kelilingi jalan umum
beraspal.
Luas Tanah 11.740 m2
Luas Bangunan
Luas Lap.OR /Up 6.625 m2
2.330 m2
Luas Halaman 1.150 m2
Luas Taman 240 m2
Pagar Keliling
Akreditasi 1.395 m2
Terakreditasi A (Amat Baik Skor : 91)
Surat Keputusan/SK Keputusan Rapat BAS Provinsi Jawa
Tengah tanggal 29 September 2007
Penerbit SK
(Ditandatangani oleh)
BAS Propinsi Jawa Tengah/
DR. Sudharto, MA
Tahun Berdiri Tahun 1961
Tahun Perubahan Tahun 1962
Kegiatan Belajar Mengajar V Pagi
Bangunan Sekolah V Milik Sendiri
Lokasi Sekolah Komplek Sekolah
Jarak Kepusat Kecamatan 1 KM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Jarak Otoda 2 KM
Terletak pada lintasan V Kab/Kota
Perjalanan perubahan
sekolah
01-08-1962
Penegerian : SMA Negeri
Gaya Baru
Mentri P D dan K RI No. 21/SK/B/III
10 September 1962
Jumlah Keanggotaan
Rayon
17 Sekolah
Organisasi Penyelenggara V Pemerintah
Sumber: Arsip SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2010
2. Visi Sekolah
“ Berbasis Teknologi, Unggul dalam Prestasi, Luhur dalam Budi Pekerti dan
Berwawasan Internasional ”
3. Misi Sekolah
a. Menyelenggarakan pelayanan sekolah yang berbasis Teknologi Informasi.
b. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik sesuai dengan bakat,
minat dan potensi siswa sesuai dengan tuntutan era globalisasi.
c. Membentuk karakter siswa beriman, bertaqwa, berbudi luhur sesuai
dengan agama dan nilai-nilai budaya daerah.
d. Mewujudkan rasa kebersamaan, kerukunan, kekeluargaan yang harmonis
serta saling menghormati intern dan antar warga sekolah dengan
masyarakat.
e. Menjalin hubungan dengan sekolah bertaraf internasional dalam negeri
maupun luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
4. Tujuan Sekolah
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran berbasis teknologi dan
informasi.
b. Memberikan pelayanan yang berkualitas dan berbasis teknologi informasi
dan komunikasi.
c. Meningkatkan prestasi akademik terutama dalam nilai Ujian Nasional dan
Olimpiade Sains Nasional dan event–event pada tingkat regional, nasional
maupun internasional.
d. Meningkatkan prestasi non akademik pada kompetisi olah raga maupun
seni pada tingkat regional, nasional maupun internasional.
e. Menciptakan kerukunan antar umat beragama dan saling menghormati
antar sesama warga sekolah.
f. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan agama untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
g. Mengadakan kerja sama dengan sekolah bertaraf internasional dalam
negeri maupun luar negeri.
h. Menjalin kerja sama untuk pendampingan dengan perguruan tinggi dalam
negeri maupun luar negeri.
i. Menyelenggarakan menajemen sekolah yang berbasis tekonologi dan
informasi.
j. Meningkatkan SDM para pendidik dan tenaga kependidikan dengan
teknologi informasi dan berbahasa Inggris.
5. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Karanganyar
Struktur organisasi dibentuk untuk memudahkan berlangsungnya
kegiatan yaitu proses belajar mengajar dan mendeskripsikan tanggung jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
semua guru dan pegawai tata usaha. Adapun struktur organisasi SMA Negeri
1 Karanganyar adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2010/2011
Sumber: Arsip SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2010
Adapun pengorganisasian kegiatan dan uraian tugas masing-masing
komponen dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan
sekolah dan melaksanakan tugas-tugas rutin, antara lain sebagai berikut:
1) Merencanakan sluruh kegiatan sekolah yang dibantu oleh semua
pembantu kepala sekolah sesuai dengan urusannya masing-masing.
2) Mengkoordinasikan semua pembantu agar terjalin hubungan kerja
yang baik dan serasi dalam rangka memberikan motivasi kepada
semua unsur/personil sekolah, sehingga membangkitkan partisipasi
dan dedikasi yang sebesar-besarnya.
3) Secara rutin mengadakan supervisi/pembinaan setiap minggu sekali
pada hari sabtu dan senin dalam rangka mengatasi
hambatanhambatan, misalnya memberikan catatan-catatan yang
telah dibuat tentang siswa kepada semua guru bidang studi
4) Mengadakan evaluasi terhadap semua kegiatan sekolah dalam
rangka mengurangi hambatan dan pengembangan.
5) Menjalin hubungan yang erat/mengadakan koordinasi dengan MS
dan pengurus BP3.
b. Wakil Kepala Sekolah
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas berlangsungnya
semua kegiatan (perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, pengendalian
dan evalusi) implementasi kurikulum di sekolah secara optimal.
1) Menyusun program tahunan dan semesteran yang berkaitan dengan
implementasi kurikulum di sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2) Mengkoordinasikan penyusunan jadual proses belajar mengajar
3) Mengkoordinasikan pembagian tugas mengajar guru.
4) Mengawasi proses belajar mengajar .
5) Mengkoordinasikan kegiatan pengadaan bahan pengajaran (satuan
pelajaran, job sheet, diktat, dan sebagainya).
6) Mengkoordinasikan kegiatan pengembangan staf.
7) Mengumpulkan dan menganalisa absensi murid dan guru.
8) Mengkoordinasikan kegiatan evaluasi dan ujian semester.
9) Mengkoordinasikan keseluruhan pengajaran di semua jurusan.
10) Melaksanakan bimbingan, pngarahan dan pengendalian kegiatan
siswa, pengarahan dan, pengendalian kegiatan siswa/OSIS dalam
rangka penegakan disiplin tata tertib sekolah.
11) Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus.
12) Melaksanakan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi.
13) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan
insidentik.
c. Wali Kelas
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah terhadap siswa di kelas yang
diampunya. Selaku pembantu kepala sekolah, wali kelas mempunyai
tugas antara lain sebagai berikut:
1) Sebagai pengganti orang tua di sekolah.
2) Bersama petugas BP untuk mengadakan pendekatan tentang keadaan
pribadi siswa untuk mengisi kertas putih.
3) Membuat data kelas dan peta kerawanan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
4) Mengatur administrasi kelas.
5) Mengatur pembagian dan koordinasi kerja kelompok.
6) Mengadakan komunikasi dengan orang tua/wali siswa.
7) Menyusun dan melaksanakan program koordinasi dan kerjasama
dengan petugas BP.
8) Membantu kelancaran pembayaran iuran SPP.
d. Bimbingan dan Penyuluhan
1) Menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan
yang meliputi waktu kegiatan, metode bimbingan dan penyuluhan,
peralatan dan biaya teknik pengolahan data hasil bimbingan dan
penyuluhan serta petugas BP
2) Mengadakan koordinasi dengan wali kelas, guru bidang studi dan
ketua jurusan serta urusan kesiswaan dalam rangka pembinaan
kesiswaan dan orang tua/wali siswa.
3) Menyusun dan memberikan saran dan pertimbangan pemilihan
jurusan bagi siswa.
e. Perpustakaan
Bagian perpustakaan selaku pembantu wakil kepala bertanggung jawab
dalam hal pengaturan dan pelaksanna perpustakaan. Sehingga kegiatan
ini dapat berfungsi sebagi media pendidikan yang kedua. Adapun
kegiatan-kegiatan yang wajib dilakukan oleh bagian perpustakaan secara
garis besar antara lain sebagai berikut:
1) Pengurusan pelayanan dan administrasi perpustakaan sesuai
dengansistem yang telah ditetapkan dengan tertib dan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
2) Perencanaan pengembangan pelayanan perpustakaan.
3) Pemeliharaan, perawatan dan perbaikan buku/bahan pustaka.
4) Mengatur penggunaan buku paket kepada guru/siswa sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.
f. Kasubbag Tata Usaha
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah, mempunyai tugas meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Penyusunan program tata usaha sekolah.
2) Penyusunan keuangan sekolah.
3) Pengurusan pegawai.
4) Pembinaan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah.
5) Penyusunan perlengkapan sekolah.
6) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah.
7) Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketata
usahaan secara berkala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
B. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan Penyusunan
Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
1. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan
karakter gabungan radikal-fonetik pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 dilaksanakan dengan langkah- langkah
sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi terhadap siswa untuk menemukan kesulitan siswa
selama belajar bahasa Mandarin. Tindakan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi siswa antara lain: wawancara dengan guru bidang studi
sebelum pelaksanaan tindakan kemudian melakukan observasi langsung
pada siswa. Observasi dilakukan di kelas X2, X4, X5, X6, X7, X8, dan
X9. Hasilnya adalah sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam
menghafalkan kosakata yang diajarkan di kelas.
b. Perencanaan tindakan, yaitu penulis berencana melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran metode piktografi,
ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik di kelas X
(sepuluh) dalam rangka variasi metode pembelajaran. Dalam perencanaan
ini disusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan soal-soal untuk
evaluasi.
c. Melakukan dokumentasi nilai pretest sebagai dasar untuk mengukur
peningkatan prestasi belajar setelah dilakukan pembelajaran metode
piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
d. Pelaksanaan penerapan pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan
penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Pada setiap akhir tindakan
dilaksanakan tes untuk mengetahui prestasi belajar yang telah dicapai
siswa. Pelaksanaan pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1) Guru menyajikan pelajaran. Materi pelajaran mencakup tentang
sepuluh kosakata sederhana dalam bahasa Mandarin, cara
penulisannya dalam karakter China, dan artinya dalam Bahasa
Indonesia.
2) Guru memberi soal tes kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
3) Guru melakukan evaluasi.
4) Guru menyajikan pelajaran. Materi pelajaran mencakup tentang
sepuluh kosakata sederhana dalam bahasa Mandarin, asal usul
lahirnya aksara tersebut; apakah menggunakan metode piktografi,
ideografi, atau penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik, serta
artinya dalam Bahasa Indonesia.
5) Guru memberi soal tes kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
6) Guru melakukan evaluasi.
e. Observasi dan monitoring. Pada tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan
dengan saat pelaksanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan
sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada
tahap ini, penulis melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
diperlukan dan terjadi selama tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang
telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan
tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses hasil
belajar siswa.
f. Pelaksanaan evaluasi. Kegiatan ini sebagai proses mengumpulkan,
mengolah, dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk
pengambilan keputusan tindakan. Evaluasi khususnya diarahkan pada
penemuan bukti- bukti adanya peningkatan pemahaman bahasa Mandarin
oleh siswa.
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu dan tempat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran Bahasa
Mandarin di kelas X (sepuluh) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
No. Hari, tanggal Pertemuan Kelas
1 Rabu, 7 April 2010 I X2
2 Rabu, 7 April 2010 I X4
3 Rabu, 14 April 2010 I X5
4 Jumat, 16 April 2010 I X6
5 Jumat, 23 April 2010 I X7
6 Sabtu, 24 April 2010 I X8
7 Sabtu, 1 Mei 2010 I X9
8 Rabu, 5 Mei 2010 II X2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
9 Rabu, 5 Mei 2010 II X4
10 Rabu, 12 Mei 2010 II X5
11 Jumat, 14 Mei 2010 II X6
12 Jumat , 21 Mei 2010 II X7
13 Sabtu, 22 Mei 2010 II X8
14 Sabtu , 29 Mei 2010 II X9
3. Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran Bahasa Mandarin di Kelas X
SMA Negeri 1 Karanganyar
Kegiatan pembelajaran bahasa Mandarin di kelas X SMA Negeri 1
Karanganyar tiga hari dalam satu pekan, yaitu pada hari Rabu, Jumat, dan Sabtu
(seperti yang telah dipaparkan dalam tabel 3.2 di atas). Adapun proses belajar
mengajar secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama, penulis membuka kegiatan pembelajaran
dengan menyampaikan salam pembuka:
Guru : Selamat pagi, teman-teman!
Siswa: Selamat pagi!
Guru : Pada pertemuan pertama kita pada pagi hari ini, saya terlebih dahulu
akan memperkenalkan diri, nama saya Oko, mahasiswa UNS
semester 6. Saya akan menjalani magang kerja selama dua bulan di
sini, mengajarkan pelajaran Bahasa Mandarin.
Seusai menyampaikan salam, penulis mengabsen siswa dengan
maksud agar penulis mengetahui adakah siswa yang tidak hadir pada hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
itu. Kegiatan selanjutnya, penulis menyampaikan tujuan pembelajaran untuk
pertemuan hari itu.
Masuk pada kegiatan inti, penulis menyampaikan sepuluh kosakata
sederhana dalam Bahasa Mandarin beserta dengan cara mempelajari
penulisannya goresan demi goresan secara runtut, cara membacanya, serta
artinya dalam Bahasa Indonesia.
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X2
pada pertemuan pertama.
Tabel 3.3
Materi Pembelajaran Kelas X2 Pertemuan Pertama
Aksara Mandarin Arti 1
nuwanita
2
zianak
3
mupohon
4
dabesar
5
xiaokecil
6
haobaik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
7
lipohon plum
8
Jianpuncak
9
zhuomeja
10
suncucu laki
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X4
pada pertemuan pertama.
Tabel 3.4
Materi Pembelajaran Kelas X4 Pertemuan Pertama
Aksara Mandarin Arti 1
shangatas
2
shoutangan
3
mumata
4
koumulut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
5
getombak
6
kanmelihat
7
chimakan
8
dingmeng-amati
9
wosaya
10
youteman
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X5
pada pertemuan pertama.
Tabel 3.5
Materi Pembelajaran Kelas X5 Pertemuan Pertama
Aksara Mandarin Arti 1
gongbekerja
2
er telinga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
3
shisepulh
4
renorang
5
shelidah
6
zuokiri
7
qume-
nang-kap
8
tianmanis
9
gukuno
10
wenMen-
dengar-kan
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X6
pada pertemuan pertama.
Tabel 3.6
Materi Pembelajaran Kelas X6 Pertemuan Pertama
Aksara Mandarin Arti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
1
xinhati
2
chuansungai
3
yankata-kata
4
shisepu-
luh
5
shenbadan
6
nubudak
7
nuamara
h
8
jimeng-hitung
9
bulang-
kah
10
gongmem-
bungkuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X7
pada pertemuan pertama.
Tabel 3.7
Materi Pembelajaran Kelas X7 Pertemuan Pertama Aksara Mandarin Arti 1
tubumi
2
renorang
3
chukeluar
4
nuwanita
5
beiharta
6
zuoduduk
7
shengtumbu
h
8
xingmarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
9
jianmurah
10
guimahal
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X8
pada pertemuan pertama.
Tabel 3.8
Materi Pembelajaran Kelas X8 Pertemuan Pertama
Aksara Mandarin Arti 1
shuiair
2
yuikan
3
yuhujan
4
shangunun
g
5
niaoburung
6
yongabadi
7
lingpegunung
an
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
8
hankering
at
9
yumemanci
ng
10
daopulau
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X9
pada pertemuan pertama.
Tabel 3.9
Materi Pembelajaran Kelas X9 Pertemuan Pertama
Aksara Mandarin Arti 1
yubulu
2
zidiri-
sendiri
3
yangkambin
g
4
yuikan
5
dabesar
6
xiberlati
h
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
7
chisayap
8
xiansegar
9
meicantik
10
gaoanak
kambing
Pada kegiatan akhir, penulis menanyakan kepada siswa adakah hal-
hal yang belum dipahami. Setelah tanya jawab dengan siswa selesai, penulis
memberikan penguatan dengan cara mengulang materi yang telah diajarkan.
Sebagai bahan evaluasi, penulis memberikan soal tes yang harus dikerjakan
siswa pada saat itu juga secara individu. Soal tes ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang sepuluh kosakata
sederhana yang telah diajarkan dengan metode konvensional tadi, yakni
dengan cara mempelajari penulisannya goresan demi goresan secara runtut,
cara membacanya, serta artinya dalam bahasa Indonesia.
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X2 pada
pertemuan pertama:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin
di bawah ini.
Tabel 3.10 Soal Tes I Kelas X2 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
1. 桌
a. besar b. wanita c. meja
2. 小
a. pohon b. kecil c. anak
3. 李
a. baik b. buah plum c. besar
4. 子
a. anak b. buah plum c. kecil
5. 女
a. baik b. kecil c. wanita
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
大 Cucu lelaki
孙 Pohon
木 Besar
好 Puncak
Tabel 3.11 Soal Tes II Kelas X2 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
尖 Baik
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X4 pada
pertemuan pertama:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin
di bawah ini.
1. 上
a. saya b. atas c. mata
2. 戈
a. teman b. mulut c. tombak
3. 看
a. melihat b. atas c. makan
4. 手
a. tangan b. mata c. atas
5. 吃
a. tombak b. tangan c. makan
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
Tabel 3.12 Soal Tes I Kelas X4 Pertemuan Pertama
Tabel 3.13 Soal Tes II Kelas X4 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
口 Mengamati
我 Mata
友 Saya
目 Mulut
盯 Teman
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X5 pada
pertemuan pertama:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin
di bawah ini.
1. 舌
a. lidah b. sepuluh c. menangkap
2. 人
a. kiri b. orang c. telinga
3. 闻
a. mendengarkan b. manis c. orang
4. 取
a. lidah b. menangkap c. kuno
Tabel 3.14 Soal Tes I Kelas X5 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
5. 十
a. sepuluhb. manis c. lidah
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
古 Telinga
左 Bekerja
甜 Kuno
工 Manis
耳 Kiri
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X6 pada
pertemuan pertama:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin
di bawah ini.
1. 身
a. kata-kata b. sepuluh c. badan
Tabel 3.15 Soal Tes II Kelas X5 Pertemuan Pertama
Tabel 3.16 Soal Tes I Kelas X6 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
2. 计
a. menghitungb. amarah c. langkah
3. 川
a. sungai b. budak c. menghitung
4. 躬
a. badan b. membungkuk c. budak
5. 十
a. hati b. sepuluh c. kata-kata
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
言 Amarah
奴 Hati
步 Kata-kata
心 Budak
怒 Langkah
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X7 pada
pertemuan pertama:
Tabel 3.17 Soal Tes II Kelas X6 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin
di bawah ini.
1. 姓
a. marga b. mahal c. orang
2. 女
a. murah b. marga c. wanita
3. 出
a. duduk b. keluar c. harta
4. 贵
a. keluar b. mahal c. tumbuh
5. 土
a. bumi b. mahal c. wanita
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
见 Duduk
生 Orang
Tabel 3.18 Soal Tes I Kelas X7 Pertemuan Pertama
Tabel 3.19 Soal Tes II Kelas X7 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
坐 Harta
人 Murah
贱 Tumbuh
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X8 pada
pertemuan pertama:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin
di bawah ini.
1. 雨
a. pulau b. ikan c. hujan
2. 汗
a. keringat b. gunung c. burung
3. 山
a. air b. gunung c. ikan
4. 鱼
a. ikan b. keringat c. pegunungan
5. 岛
a. burung b. gunung c. pulau
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Tabel 3.20 Soal Tes I Kelas X8 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
岭 Abadi
水 Pegunungan
永 Memancing
鸟 Burung
渔 Air
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X9 pada
pertemuan pertama:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin
di bawah ini.
1. 羽
a. bulu b. kambing c. cantik
2. 自 a. segar b. besar c. diri- sendiri
3 大a. ikan b. besar
Tabel 3.21 Soal Tes II Kelas X8 Pertemuan Pertama
Tabel 3.22 Soal Tes I Kelas X9 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
c. sayap
4. 习
a. bulu b. berlatih c. diri-sendiri
5. 羔
a. anak kambing b. berlatih c. ikan
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
鲜 Kambing
羊 Ikan
美 Segar
鱼 Cantik
翅 Sayap
Akhirnya, setelah hasil tes dikumpulkan, penulis menyampaikan
terima kasih atas partisipasi para murid. Penulis juga tidak lupa
menyampaikan salam penutup:
Guru : Semoga pelajaran pada hari ini banyak memberikan manfaat bagi
kita, terima kasih dan sampai jumpa!
Siswa: Sampai jumpa!
Tabel 3.23 Soal Tes I Kelas X9 Pertemuan Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
b. Pertemuan Kedua
Untuk membuka kegiatan pada pertemuan kedua, penulis terlebih
dahulu menyampaikan salam pembuka:
Guru : Selamat pagi, teman-teman!
Siswa: Selamat pagi!
Guru : Pada pertemuan pertama kita yang lalu, kita telah belajar sepuluh
kosakata sederhana dalam Bahasa Mandarin dengan metode
konvensional seperti yangtelah diajarkan selama ini. Apakah kalian
merasa kesulitan untuk memahaminya, teman-teman?
Siswa: Ya!
Guru : Pada pertemuan kedua hari ini saya akan mengajarkan tiga metode
utama penyusunan aksara Mandarin, dimana dengan mempelajarinya
kalian akan dapat lebih mudah untuk memahami Bahasa Mandarin.
Kemudian penulis mengabsen siswa dengan maksud agar penulis
mengetahui adakah siswa yang tidak hadir pada hari itu. Kegiatan
selanjutnya, penulis menyampaikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan
hari itu, serta mengulas secara singkat materi pertemuan yang lalu.
Materi yang penulis sampaikan pada pertemuan kedua adalah
bagaimana mempelajari sepuluh kosakata dalam Basaha Mandarin dengan
menggunakan tiga metode utama penyusunan Aksara Mandarin yaitu
metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-
fonetik. Penulis menyampaikan materi pembelajaran menggunakan slide
show dengan Power Point.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X2
pada pertemuan kedua.
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana
yang terdiri dari:
a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu:
Gambar 3.2 Piktograf: Tian
Gambar 3.3 Piktograf: Li
Gambar 3.4 Piktograf: Ri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu:
Gambar 3.6 Piktograf: Ren
Gambar 3.5 Piktograf: Yue
Gambar 3.7 Ideograf: Nan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
c. Dua aksara dengan metode penyusunan gabungan radikal-fonetik, yaitu:
Tabel 3.24 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik:
Jing dan Ban
Gambar 3.9 Ideograf: Dan
Gambar 3.8 Ideograf: Ming
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
No. Radikal Fonetik Gabungan 1. 日
ri
hari
+ 日
ri
matahari
= 晶
jing
cemerlang
2. 人
ren
orang
+ 半
ban
setengah
= 伴
ban
rekan
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X4
pada pertemuan kedua.
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana
yang terdiri dari:
a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu:
Gambar 3.10 Piktograf: Gong
Gambar 3.11 Piktograf: Er
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Gambar 3.12 Piktograf: Shi
Gambar 3.13 Piktograf: Ren
Gambar 3.14 Piktograf: Gu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu:
Gambar 3.15 Ideograf: You
Gambar 3.16 Ideograf: Qu
Gambar 3.17 Ideograf: Zuo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikal-
fonetik, yaitu:
No. Radikal Fonetik Gabungan 1. 舌
She
lidah
+ 甘
gān
tebu
= 甜
Tian
manis
2. 耳
Er
telinga
+ 门
Men
pintu
= 闻
Wen
mendengarkan
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X5
pada pertemuan kedua.
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana
yang terdiri dari:
a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu:
Tabel 3.25 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik:
Tian dan Wen
Gambar 3.18 Piktograf: Xin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Gambar 3.19 Piktograf: Shen
Gambar 3.20 Piktograf: Shi
Gambar 3.21 Piktograf: Yan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu:
Gambar 3.22 Piktograf: Chuan
Gambar 3.23 Ideograf: Bu
Gambar 3.24 Ideograf: Nu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikal-
fonetik, yaitu:
No. Radikal Fonetik Gabungan 1. 言
yan
kata-kata
+ 十
shi
sepuluh
= 计
ji
menghitung
2. 身
shen
badan
+ 弓
gōng
busur
= 躬
gong
membungkuk
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X6
pada pertemuan kedua.
Tabel 3.26 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik:
Ji dan Gong
Gambar 3.25 Ideograf: Nu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana
yang terdiri dari:
a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu:
Gambar 3.27 Piktograf: Chu
Gambar 3.26 Piktograf: Nu
Gambar 3.28 Piktograf: Ren
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu:
Gambar 3.29 Piktograf: Tu
Gambar 3.30 Piktograf: Bei
Gambar 3.31 Ideograf: Xing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikal-
fonetik, yaitu:
Tabel 3.27
Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik: Jian dan Gui
Gambar 3.32 Ideograf: Zuo
Gambar 3.33 Ideograf: Sheng
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
No. Radikal Fonetik Gabungan 1. 贝
bei
harta
+
zhí
tombak
= 贱
jian
murah
2. 贝
bei
harta
+ 鬼
gui
keranjang
= 贵
gui
mahal
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X7
pada pertemuan kedua.
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana
yang terdiri dari:
a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu:
Gambar 3.34 Piktograf: Niao
Gambar 3.35 Piktograf: Shan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Gambar 3.36 Piktograf: Yu
Gambar 3.37 Piktograf: Yu
Gambar 3.38 Piktograf: Shui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu:
Gambar 3.39 Ideograf: Dao
Gambar 3.40 Ideograf: Yu
Gambar 3.41 Ideograf: Yong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikal-
fonetik, yaitu:
No. Radikal Fonetik Gabungan 1. 山
shan
gunung
+ 冷
leng
dingin
= 岭
ling
pegunungan
2. 水
shui
air
+ 干
gan
melakukan
= 汗
han
keringat
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X8
pada pertemuan kedua.
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana
yang terdiri dari:
a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu:
Yu : bulu unggas
Tabel 3.28 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik:
Ling dan Han
Gambar 3.43 Piktograf: Yu
Gambar 3.42 Piktograf: Yu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Gambar 3.44 Piktograf: Yang
Gambar 3.45 Piktograf: Zi
Gambar 3.46 Piktograf: Da
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu:
Gambar 3.47 Ideograf: Mei
Gambar 3.48 Ideograf: Xi
Gambar 3.49 Ideograf: Xian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikal-
fonetik, yaitu:
No. Radikal Fonetik Gabungan 1. 支
zhī
+ 羽
Yǔ
bulu
= 翅
chi
sayap
2. 羊
yang
kambing
+ 火
huo
api
= 羔
gaoanak
kambing
Di bawah ini adalah materi yang penulis sampaikan di kelas X9
pada pertemuan kedua.
Kosakata baru berjumlah sepuluh buah aksara-aksara yang sangat sederhana
yang terdiri dari:
a. Lima aksara dengan metode penyusunan piktografi, yaitu:
Tabel 3.29 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik:
Chi dan Gao
Gambar 3.50 Piktograf: Shang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Gambar 3.51 Piktograf: Ren
Gambar 3.52 Piktograf: Tian
Gambar 3.53 Piktograf: Huo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
b. Tiga aksara dengan metode penyusunan ideografi, yaitu:
Gambar 3.54 Piktograf: Yan
Gambar 3.55 Ideograf: Miao
Gambar 3.56 Ideograf: Tan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
c. Dua aksara dengan metode penyusunan karakter gabungan radikal-
fonetik, yaitu:
No. Radikal Fonetik Gabungan 1. 艹
Cǎo
rumput
+ 人
rén
orang
= 花
hua
bunga
2. 人
ren
orang
+ 白
bái
ratus
= 伯
bo
paman
Setelah semua materi disampaikan, penulis menanyakan kepada
siswa adakah hal-hal yang belum dipahami. Setelah tanya jawab dengan
Tabel 3.30 Dua Aksara dengan Metode Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik:
Hua dan Bo
Gambar 3.57 Ideograf: Yan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
siswa selesai, penulis memberikan penguatan dengan cara mengulang materi
yang telah diajarkan. Sebagai bahan evaluasi, penulis memberikan soal tes
yang harus dikerjakan siswa pada saat itu juga secara individu. Soal tes ini
adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang sepuluh
kosakata sederhana yang telah diajarkan dengan metode piktografi,
ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik, serta arti dari
masing-masing kosakata tersebut dalam bahasa Indonesia.
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X2 pada
pertemuan kedua:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin
di bawah ini.
1. 旦
a. tenaga b. sawah c. fajar
2. 人
a. bulan b. orang c. terang
3. 晶
a. kristal b. lelaki c. orang
4. 田
a. fajar b. sawah c. tenaga
5. 月
a. bulan b. fajar c. matahari
Tabel 3.31 Soal Tes I Kelas X2 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
男 Terang
力 Laki-laki
明 Rekan
日 Tenaga
伴 Matahari
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X4 pada
pertemuan kedua:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin
di bawah ini.
1. 舌
a. lidah b. sepuluh c. menangkap
2. 人
a. kiri b. orang c. telinga
Tabel 3.32 Soal Tes II Kelas X2 Pertemuan Kedua
Tabel 3.33 Soal Tes I Kelas X4 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
3. 闻
a. mendengarkanb. manis c. orang
4. 取
a. lidah b. menangkap c. kuno
5. 十
a. sepuluh b. manis c. lidah
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
古 Telinga
左 Bekerja
甜 Kuno
工 Manis
耳 Kiri
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X5 pada
pertemuan kedua:
Tabel 3.34 Soal Tes II Kelas X4 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin
di bawah ini.
1. 身
a. kata-kata b. sepuluh c. badan
2. 计
a. menghitung b. amarah c. langkah
3. 川
a. sungai b. budak c. menghitung
4. 躬
a. badan b. membungkuk c. budak
5. 十
a. hati b. sepuluh c. kata-kata
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
言 Amarah
奴 Hati
Tabel 3.35 Soal Tes I Kelas X5 Pertemuan Kedua
Tabel 3.36 Soal Tes II Kelas X5 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
步 Kata-kata
心 Budak
怒 Langkah
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X6 pada
pertemuan kedua:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di
bawah ini.
1. 姓
a. marga b. mahal c. orang
2. 女
a. murah b. marga c. wanita
3. 出
a. duduk b. keluar c. harta
4. 贵
a. keluar b. mahal c. tumbuh
5. 土
a. bumi b. mahal c. wanita
Tabel 3.37 Soal Tes I Kelas X6 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
见 Duduk
生 Orang
坐 Harta
人 Murah
贱 Tumbuh
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X7 pada
pertemuan kedua:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di
bawah ini.
1. 雨
a. pulau b. ikan c. hujan
2. 汗
a. keringat b. gunung c. burung
3 山a. air b. gunung
Tabel 3.38 Soal Tes II Kelas X6 Pertemuan Kedua
Tabel 3.39 Soal Tes I Kelas X7 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
c. ikan
4. 鱼
a. ikan b. keringat c. pegunungan
5. 岛
a. burung b. gunung c. pulau
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
岭 Abadi
水 Pegunungan
永 Memancing
鸟 Burung
渔 Air
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X8 pada
pertemuan kedua:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin di
bawah ini.
Tabel 3.40 Soal Tes II Kelas X7 Pertemuan Kedua
Tabel 3.41 Soal Tes I Kelas X8 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
1. 羽
a. bulub. kambing c. cantik
2. 自 a. segar b. besar c. diri- sendiri
3. 大
a. ikan b. besar c. sayap
4. 习
a. bulu b. berlatih c. diri-sendiri
5. 羔
a. anak kambing b. berlatih c. ikan
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
鲜 Kambing
羊 Ikan
美 Segar
鱼 Cantik
翅 Sayap
Tabel 3.42 Soal Tes II Kelas X8 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Di bawah ini adalah soal tes yang penulis ujikan di kelas X9 pada
pertemuan kedua:
I. Silakan teman-teman pilih a, b, atau c untuk arti dalam bahasa Indonesia
sebagai jawaban yang paling tepat dari setiap kosakata bahasa Mandarin
di bawah ini.
1. 伯
a. paman b. mengobrol c. panas
2. 人
a. bawah b. orang c. sawah
3. 苗
a. kata-kata b. bibit c. orang
4. 炎 a. bawah b. panas c. bunga
5. 火
a. api b. kata-kata c. paman
II. Jodohkan setiap kosakata bahasa Mandarin di bagian kiri dengan artinya
dalam bahasa Indonesia di bagian kanan!
Kosakata Bahasa
Mandarin
Arti dalam Bahasa Indonesia
谈 bunga
Tabel 3.43 Soal Tes I Kelas X9 Pertemuan Kedua
Tabel 3.44 Soal Tes II Kelas X9 Pertemuan Kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
下 mengobrol
炎 panas
花 sawah
田 bawah
Setelah hasil tes dikumpulkan, penulis menyampaikan terima kasih
atas partisipasi para murid. Penulis juga menyampaikan review singkat
tentang materi secara keseluruhan. Akhirnya, untuk menutup pertemuan hari
itu sekaligus menutup kegiatan magang yang dilakukan penulis di kelas
tersebut, peulis menyampaikan salam penutup:
Guru : Hari ini adalah terakhir kali saya mengajar di kelas ini. Saya
mengucapkan terima kasih atas kesediaan kalian menerima pelajaran
dari saya. Semoga bermanfaat dalam membantu kalian belajar
Bahasa Mandarin dengan lebih mudah. Kalian dapat
mengembangkan sendiri metode-metode yang telah saya ajarkan
untuk memahami Aksara Mandarin selain sepuluh kosakata yang
telah saya ajarkan sebelumnya. Saya harap kalian dapat terus
semangat dalam belajar dan menjadi orang-orang yang berguna bagi
lingkungan kalian. Terima kasih!
Siswa: Ya, sama-sama!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
C. Penyajian Data Hasil Tes Siswa
Penyajian data hasil tes siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri 1 Karanganyar di
bawah ini dibagi menjadi tiga bagian. Penyajian data yang pertama adalah data hasil tes
siswa sebelum pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter
gabungan radikal-fonetik. Penyajian data yang kedua adalah data hasil tes siswa
sesudah pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan
radikal-fonetik. Sedangkan penyajian data yang ketiga adalah data hasil tes siswa
sebelum pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan
radikal-fonetik.
1. Penyajian Data Hasil Tes Siswa Sebelum Pembelajaran Metode Piktografi,
Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
Data tentang hasil tes siswa sebelum pembelajaran metode piktografi,
ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik diperoleh dari
hasil tes yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai
kemampuan siswa dalam memahami kosakata-kosakata Mandarin. Tes ini
dilakukan setelah siswa diajarkan oleh guru sepuluh kosakata sederhana dengan
menggunakan metode ceramah dan penulisan goresan demi goresan setiap
karakter tersebut. Hasil dari pengumpulan data tersebut diringkas kemudian
disajikan dalam bentuk tabel supaya memudahkan pengkajian, dan selanjutnya
dilakukan pembahasan atas data-data tersebut.
Tabel 3.45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Hasil Tes Siswa Sebelum Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan
Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
No. Kelas Prestasi Belajar (Hasil Tes)
Minimal Maksimal Mean
1 X2 60 75 67,5
2 X4 55 80 67,5
3 X5 75 85 80
4 X6 40 70 55
5 X7 65 75 70
6 X8 30 80 55
7 X9 55 85 70
Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yaitu 85,
diperoleh oleh para siswa yang duduk di kelas X5 dan X9. Sedangkan nilai
terendah yaitu 30, diperoleh siswa yang duduk di kelas X8. Kelas X5 adalah
kelas dengan nilai yang hampir merata karena selisih nilai tertinggi dan terendah
hanya 10 serta rata-rata nilai tertinggi dan terendah adalah 80.
2. Penyajian Data Hasil Tes Siswa Sesudah Pembelajaran Metode Piktografi,
Ideografi, dan Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
Data tentang hasil tes siswa sesudah pembelajaran metode piktografi,
ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik diperoleh dari
hasil tes yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kemampuan
siswa dalam memahami kosakata-kosakata Mandarin. Tes ini dilakukan setelah
siswa diajarkan sepuluh kosakata sederhana dengan menggunakan metode
piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Hasil
dari pengumpulan data tersebut diringkas kemudian disajikan dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
tabel supaya memudahkan pengkajian, dan selanjutnya dilakukan pembahasan
atas data-data tersebut.
Tabel 3.46
Hasil Tes Siswa Sesudah Pembelajaran Metode Piktografi, Ideografi, dan
Penyusunan Karakter Gabungan Radikal-Fonetik
No. Kelas Prestasi Belajar (Hasil Tes)
Minimal Maksimal Mean
1 X2 75 90 82,5
2 X4 60 85 72,5
3 X5 70 95 82,5
4 X6 85 85 85
5 X7 80 90 85
6 X8 65 95 80
7 X9 60 95 77,5
Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi yaitu 95,
diperoleh oleh para siswa yang duduk di kelas X5, X8, dan X9. Sedangkan nilai
terendah yaitu 60, diperoleh siswa yang duduk di kelas X4 dan X9. Dengan
demikian, kelas X9 adalah kelas dengan siswa yang memperoleh nilai tertinggi
dan nilai terendah. Sedangkan kelas X6 adalah kelas dengan siswa yang nilai
tertinggi dan terendahnya sama, yaitu 85. Rata-rata nilai tertinggi dan terendah
yang paling tinggi adalah kelas X6 dan X7 dengan nilai 85.
3. Penyajian Data Peningkatan Hasil Tes Siswa dalam Memahami Aksara
Mandarin
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik
observasi terhadap hasil tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik.
Berdasarkan perbandingan data hasil observasi siswa tersebut, maka diperoleh
karakteristik data sebagai berikut:
Tabel 3.47
Data Peningkatan Hasil Tes Siswa dalam Memahami Aksara Mandarin
No. Periode Prestasi Belajar (Hasil Tes)
Minimal Maksimal Mean
1 Sebelum pembelajaran 30 85 57,5
2 Sesudah pembelajaran 60 95 77,5
3 Selisih 30 10 20
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada
post test (sesudah pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan
karakter gabungan radikal-fonetik) adalah sebesar 77,5 , meningkat sebesar 20
dibandingkan sebelum pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan
penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik (57,5). Peningkatan prestasi
belajar ini menunjukkan bahwa pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan
penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik sangat baik untuk digunakan
sebagai variasi dalam metode mengajar bahasa Mandarin guna memudahkan
siswa memahami aksara Mandarin.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil tes dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan prestasi
belajar bahasa Mandarin siswa setelah diberi pembelajaran metode piktografi,
ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik. Prestasi belajar
sesudah pembelajaran mencapai sebesar 77,5 atau meningkat sebesar 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
dibandingkan sebelum pembelajaran. Peningkatan prestasi belajar tersebut
membuktikan bahwa pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan
karakter gabungan radikal-fonetik sangat baik digunakan sebagai variasi metode
mengajar bahasa Mandarin agar memudahkan siswa memahami aksara Mandarin.
Pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter
gabungan radikal-fonetik merupakan bagian dari pembelajaran bahasa Mandarin
yang menekankan tentang metode memahami aksara Mandarin secara lebih mudah
dengan mempelajari asal mula lahirnya setiap aksara. Menurut Silvia (2007) Pada
mulanya huruf Mandarin dibuat meniru bentuk benda atau objek yang mudah
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, semisal 木 (pohon), 人 (orang), 日
(matahari), 月 (bulan), 田 (sawah), 火 (api), dan lain-lain. Huruf-huruf seperti ini
dikenal dengan sebutan piktograf, sudah dikenal sejak lebih dari 3.500 tahun lalu.
Karena pembuatan berdasarkan imajinasi bentuk dirasa terbatas untuk
melambangkan setiap benda, selain itu sulit menjangkau ide abstrak seperti
perasaan hati, suasana jiwa, sifat-sifat, dan sebagainya, kemudian dibuatlah ideograf
yang dibentuk dari penggabungan piktograf. Contoh : 日(matahari) + 月 (bulan) =
明 (terang).
Dalam perkembangan selanjutnya, cara penggabungan ini dianggap kurang
memadai bagi perkembangan bahasa yang demikian pesat, seiring kemajuan
peradaban dan kebudayaan masyarakat. Oleh karena itu, dibuat huruf yang
mengandung unsur bermakna dan unsur fenotik. Unsur bermakna menentukan
makna huruf Mandarin, sedangkan unsur fenotik membantu pelafalan huruf
tersebut. Penciptaan huruf Mandarin dengan metode ini memungkinkan terciptanya
huruf-huruf baru yang tak terbatas. Dengan kata lain, pembelajaran ini juga turut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
melibatkan otak kanan untuk selalu aktif berimajinasi melalui gambar-gambar asal
mula dan perkembangan aksara Mandarin terbentuk.
Metode ini sangat bermanfaat bagi pembelajar bahasa Mandarin untuk
memahami aksara Mandarin karena juga melibatkan otak kanan dalam
penerapannya. Sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami makna suatu
kosakata dalam aksara Mandarin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-
bab sebelumnya dan mengacu pada perumusan masalah, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan
radikal-fonetik dapat memudahkan pembelajar pemula –dalam hal ini siswa
kelas X SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011– untuk
memahami makna aksara Mandarin. Setelah diberi pembelajaran dengan
pendekatan metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan
radikal-fonetik, siswa memiliki prestasi belajar yang tinggi (77,5) dibandingkan
prestasi belajar siswa sebelum diberi metode pembelajaran piktografi, ideografi,
dan penyusunan karakter radikal-fonetik (57,5) atau terdapat selisih sebesar 20.
Artinya, pembelajaran metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter
radikal-fonetik lebih efektif dalam memudahkan siswa memahami makna
aksara Mandarin.
2. Meode penyusunan karakter gabungan radikal-fonetik kadang kala dapat
membuat pembelajar semakin bingung. Adapun jalan keluar untuk mengatasi
masalah ini adalah dengan cara mengkombinasikan metode ini dengan metode
piktografi dan ideografi untuk membantu memahami perbedaan di antara ketiga
metode serta agar dapat membandingkan ketiga metode serta hubungan dari
masing-masing metode demgan metode yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
B. Saran
Dalam rangka menyumbang pemikiran untuk meningkatkan prestasi belajar
Bahasa mandarin siswa maka disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
a. Khususnya guru mata pelajaran bahasa Mandarin, hendaknya menggunakan
metode piktografi, ideografi, dan penyusunan karakter gabungan radikal-
fonetik dalam proses pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam
memahami aksara Mandarin. Metode piktografi, ideografi, dan penyusunan
karakter gabungan radikal-fonetik sebagai alternatif pembelajaran
diperlukan agar siswa tidak jenuh dalam pelajaran serta berguna untuk
melatih motorik siswa melalui gambar-ganbar karakter piktografi, ideografi,
dan karakter gabungan radikal-fonetik sehingga pemahaman siswa terhadap
materi menjadi lebih mudah dan lebih baik.
b. Diharapkan untuk berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan dan
kompetensi mengajar, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan
variasi metode pembelajaran dapat menjadi lebih baik. Selain itu guru
diharapkan sering berlatih dalam memadukan beberapa metode
pembelajaran.
2. Bagi siswa
a. Para siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
agar dapat memperoleh manfaat berupa pengetahuan dan pemahaman yang
lebih meningkat. Siswa harus dapat memanfaatkan kesempatan belajar
dengan lebih tekun dalam mengikuti proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
b. Agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, siswa diharapkan
tidak ramai dan berbicara sendiri. Akan lebih baik jika siswa aktif mengikuti
segala aktivitas pembelajaran dengan maksimal.
3. Bagi sekolah
Bagi pihak sekolah diharapkan untuk menciptakan lingkungan belajar
dan sarana pembelajaran yang lebih lengkap, sehingga dapat membantu
kelancaran proses pembelajaran. Selain itu pihak sekolah diharapkan untuk
selalu mengikutsertakan para guru dalam pelatihan-pelatihan yang sering
diadakan instansi-instansi terkait agar kompetensi guru lebih meningkat.
4. Bagi pengajaran berikutnya
Disarankan bagi pengajar di masa mendatang untuk dapat menguji
kembali beberapa faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa dalam belajar
bahasa Mandarin, khususnya penggunaan beberapa metode untuk
mempermudah siswa memahami makna aksara Mandarin.