implementasi model pembelajaran problem based …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf ·...

72
i IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU UNGARAN SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Ade Romadoni 1102413051 JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: nguyenque

Post on 02-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

i

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM

BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU UNGARAN

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Ade Romadoni

1102413051

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

ii

Page 3: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

iii

Page 4: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

iv

Page 5: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

v

MOTTO

1. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau

telah selesai (dalam suatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang

lain). Dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap.

(QS Al Insyiroh: 5-8)

2. Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan

membuat mereka berbahagia didunia ini, yaitu: seseorang untuk dicintai,

sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan. (Tom Bodett)

3. Ku olah kata, ku baca makna, ku ikat dalam alenia, ku bingkai dalam lima

bab, dan bim salabim jadilah maha karya skripsi ku. (Adero)

PERSEMBAHAN

Yang pertama skripsi ini menjadi salah satu

bagian dari wujud ibadah kepada Allah

SWT;

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua

orang tuaku, Ibu Yatin dan Bapak Maman

yang telah mencurahkan segenap kasih

sayang dan selalu mendoakanku dalam

setiap langkahku;

Page 6: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

vi

Kakakku tersayang, Ria Susanti dan Reni

Rahmawati yang telah memberikan

dukungan dan semangat;

SMK NU Ungaran yang telah

mengijinkankan saya melakukan penelitian

skripsi;

Untuk teman seperjuangan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan UNNES 2013;

Untuk almamaterku tercinta, Universitas

Negeri Semarang

Page 7: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

vii

ABSTRAK

Romadoni, Ade. 2017. “Implementasi Model Pembelajaran Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Di SMK NU

Ungaran”. Skripsi. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra. Istiyarini, M.Pd.,

Pembimbing II Dra. Nurussa’adah, M.Si.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Aktivitas Belajar,

Hasil Belajar, Sistem Komputer, Set Instruksi.

Perubahan kurikulum merupakan suatu langkah berbaikan dan peningkatan

mutu pendidikan. Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran, oleh karena itu model yang

diterapkan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013,

serta sesuai dengan karakteristik materi yang dipelajari. Pembelajaran sistem

komputer di SMK NU Ungaran menggunakan model Problem Based Learning

namun tidak diterapkan sepenuhnya dan hanya menggunakan model konvensional,

hal ini menyebabkan aktivitas dan hasil belajar siswa tidak optimal. Hasil

observasi menunjukkan aktivitas belajar siswa hanya 43,63 %, dengan

persentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 15.15%. Hal ini menjadi

pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran Problem Based Learning.

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

XI TKJ 1 SMK NU Ungaran, yang berjumlah 33 siswa. Peneliti bertindak pengamat

pembelajaran dan yang mengajar adalah guru kelas mata pelajaran sistem

komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-

test dan post-test. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, soal

tes, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan, aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat

setelah menerapkan model Problem Based Learning. Hasil observasi pada pre-test

aktivitas belajar menunjukkan persentase rata-rata siswa sebesar 43.63% meningkat

pada post-test menjadi 71.59%, dan pada hasil belajar siswa rata-rata hasil tes 60.61,

dengan ketuntasan klasikal 15.15% meningkat menjadi rata-rata hasil tes 83.43,

dengan ketuntasan klasikal mencapai 78.79%.

Simpulan penelitian ini adalah, model Problem Based Learning mampu

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memahami

karakteristik Set Instruksi (operand dan operasi) di SMK NU Ungaran. Saran bagi

siswa yang hendak melaksanakan pembelajaran menggunakan model Problem

Based Learning harus memahami langkah-langkah dalam melaksanakan

pembelajaran, hal tersebut bertujuan agar tidak banyak waktu yang terbuang. Saran

bagi guru adalah harus mampu merencanakan dan mengelola waktu pembelajaran

menggunakan model Problem Based Learning dengan baik dan memberikan

penjelasan secara rinci kepada siswa mengenai langkah-langkah pembelajaran.

Page 8: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

viii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Model

Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar Siswa di SMK NU Ungaran” sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana

pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skrpsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang turut serta

mendukung, membimbing dan bekerja sama, sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan studi Strata 1 di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang yang telah mengesahkan skripsi ini.

3. Drs. Sugeng Purwanto, M. Pd, selaku ketua jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang selalu

memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

4. Dra. Istyarini, M. Pd, dan Dra. Nurussa’adah, M.Si selaku dosen

pembimbing yang dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan kepada

penulis.

Page 9: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

ix

5. Guru TKJ di SMK NU Ungaran, Bapak Ricky Ariyanto, S.Pd, dan Bapak

Ali Mustofa, S.Pd yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan

penelitian.

6. Siswa- siswi SMK NU Ungaran yang ikut berpartisipasi membantu penulis

dalam penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga segala bantuan yang telah diberikan dapat bermanfaat

bagi sesama dan mendapat balasan dari Allah SWT.

Semarang, 19 Juni 2017

Ade Romadoni

NIM. 1102413051

Page 10: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

PRAKATA ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8

1.3. Batasan Masalah ........................................................................................ 9

1.4. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9

Page 11: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

xi

1.5. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10

1.6. Manfaat penelitian ................................................................................... 10

1.7. Penegasan Istilah ..................................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 16

2.1. Kajian Teori ............................................................................................. 16

2.1.1. Teknologi Pendidikan .................................................................... 16

2.1.2. Apa itu Belajar ............................................................................... 19

2.1.3. Konsep Pembelajaran ..................................................................... 21

2.1.4. Implementasi .................................................................................. 22

2.1.5. Hasil Belajar ................................................................................... 25

2.1.6. Model Pembelajaran ....................................................................... 28

2.1.7. Tinjauan tentang Problem Based Learning .................................... 31

2.1.8. Aktivitas Belajar ............................................................................. 38

2.1.9. Materi Sistem Komputer ................................................................ 40

2.2. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 42

2.3. Kerangka Berpikir ................................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 49

3.1. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian .................................................... 49

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 51

3.2.1. Tempat Penelitian ........................................................................... 51

3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................................ 51

Page 12: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

xii

3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................ 51

3.3.1. Populasi .......................................................................................... 51

3.3.2. Sampel ............................................................................................ 52

3.4. Variabel Penelitian .................................................................................. 52

3.4.1. Variabel Bebas ............................................................................... 52

3.4.2. Variabel Terikat ............................................................................. 53

3.5. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 53

3.5.1. Observasi ........................................................................................ 53

3.5.2. Tes .................................................................................................. 53

3.5.3. Dokumentasi .................................................................................. 54

3.6. Instrumen Penelitian ................................................................................ 54

3.6.1. Soal Tes .......................................................................................... 55

3.6.2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................................................ 55

3.7. Analisis Instrumen Tes ............................................................................ 57

3.7.1. Validitas ......................................................................................... 57

3.7.2. Reliabilitas ...................................................................................... 59

3.7.3. Analisis Taraf Kesukaran ............................................................... 60

3.7.4. Daya Pembeda ................................................................................ 62

3.8. Teknik Analisis Data ............................................................................... 64

3.8.1. Penilian Aktivitas Belajar Siswa .................................................... 64

3.8.2. Penilian Hasil Belajar Siswa .......................................................... 66

3.8.2.1. Menghitung Rata-Rata Persentase Awal ........................................ 66

3.8.2.2. Menghitung Ketuntasan Hasil Belajar ........................................... 66

Page 13: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

xiii

3.9. Analisis Akhir .......................................................................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 68

4.1. Hasil Penelitian ........................................................................................ 68

4.1.1. Aktivitas Belajar Siswa .................................................................. 68

4.1.2. Hasil Belajar Siswa ........................................................................ 71

4.2. Teknik Analisis Data ............................................................................... 74

4.2.1. Penilaian Aktivitas Belajar Siswa .................................................. 75

4.2.2. Penilaian Hasil Belajar Siswa ........................................................ 77

4.2.2.1. Menghitung Rata-Rata Hasil Belajar ............................................. 78

4.2.2.2. Menghitung Ketuntasan Hasil Belajar ........................................... 79

4.3. Pembahasan ............................................................................................. 82

4.3.1. Pemaknaan Temuan Penelitian ...................................................... 85

4.3.1.1. Temuan Aktivitas Belajar Siswa .................................................... 85

4.3.1.2. Temuan Hasil Belajar Siswa .......................................................... 87

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 89

5.1. Simpulan .................................................................................................. 89

5.2. Saran ........................................................................................................ 90

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 92

LAMPIRAN ...................................................................................................... 95

Page 14: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Fase-Fase Model Pembelajaran Problem Based Learning ...................... 36

2.2. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 44

3.1. Klasifikasi Keaktifan Siswa ..................................................................... 56

3.2. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba ......................................... 58

3.3. Klasifikasi Reliabilitas ............................................................................. 60

3.4. Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran ..................................................... 61

3.5. Taraf Kesukaran Uji Coba Instrumen Soal .............................................. 61

3.6. Klasifikasi Index Daya Pembeda ............................................................. 63

3.7. Tabel Daya Pembeda Uji Coba Intrumen Soal ........................................ 63

3.8. Klasifikasi Keaktifan Siswa ..................................................................... 65

4.1. Data Pre-Test Aktivitas Belajar Siswa .................................................... 69

4.2. Data Post-Test Aktivitas Belajar Siswa ................................................... 70

4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test Hasil Belajar Siswa ........................ 72

4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Post-Test Hasil Belajar Siswa ....................... 73

4.5. Data Pre-Test dan Post-Test Hasil Belajar Siswa ................................... 74

4.6. Perbandingan Pre-Test dan Post-Test Aktivitas Belajar Siswa ............... 75

4.7. Deskripsi Statistik Pre-Test dan Post-Test Hasil Belajar ........................ 78

4.8. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ............................................................... 80

4.9. Frekuensi Kelulusan Nilai Siswa ............................................................. 81

Page 15: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

xv

DAFTAR GAMBAR

2.1. Kerangka Pikir Proses Implementasi PBL ............................................. 46

3.1. Desain One Group Pre test-Post test ....................................................... 50

3.2. Langkah Penyusunan Instrumen Penelitian ............................................. 55

Page 16: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

xvi

DAFTAR GRAFIK

4.1. Perbandingan Pre-Test dan Post-Test Aktivitas Belajar Siswa ............... 71

4.2. Perbandingan Pre-Test dan Post-Test Hasil Belajar Siswa ..................... 74

4.3. Rata-Rata Ketuntasan Hasil Belajar ........................................................ 80

Page 17: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Ijin Penelitian ................................................................................. 95

2. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ............................................ 96

3. Daftar Nama Siswa Kelas XI TKJ 1 ........................................................ 97

4. Lembar Pengamatan Pelaksanaan PBL ................................................... 99

5. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar ....................................................... 101

6. Lembar Pre-Test Hasil Observasi Aktivitas Belajar ............................. 105

7. Lembar Post-Test Hasil Observasi Aktivitas Belajar ............................ 107

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................... 109

9. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ......................................................................... 121

10. Soal Uji Coba ......................................................................................... 123

11. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ............................................................... 131

12. Lembar Validasi Ahli Materi Soal ......................................................... 132

13. Tabel Analisis Butir Soal Uji Coba ....................................................... 137

14. Tabel Hasil Uji Validitas Soal ............................................................... 140

15. Tabel Hasil Uji Reliabilitas Soal ........................................................... 141

16. Tabel Analisis Taraf Kesukaran Soal .................................................... 142

17. Tabel Analisis Daya Pembeda Soal ....................................................... 143

18. Kisi-Kisi Soal Pre-Test .......................................................................... 144

19. Soal Pre-Test .......................................................................................... 146

Page 18: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

xviii

20. Kunci Jawaban Soal Pre-Test ................................................................ 154

21. Kisi-Kisi Soal Post-Test ........................................................................ 155

22. Soal Post-Test ........................................................................................ 157

23. Kunci Jawaban Soal Post-Test .............................................................. 165

24. Materi Ajar Set-Instruksi ....................................................................... 166

25. Dokumentasi foto penelitian .................................................................. 173

Page 19: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan kejuruan adalah satuan pendidikan yang mempersiapkan peserta

didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan diarahkan

untuk mempelajari bidang khusus agar para lulusan memiliki keahlian tertentu dan

mengembangkan karirnya untuk bekerja secara produktif. Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang

menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah

sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sistematis untuk

membawa bangsa kearah yang lebih baik dengan memberikan pengetahuan,

keterampilan, maupun segala sesuatu yang mampu menumbuh kembangkan potensi

yang ada dalam setiap diri individu dengan sebaik mungkin. Hal tersebut senada

dengan apa yang diungkapkan Munib (2013: 21) mengenai tujuan pendidikan, yaitu

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-

Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengusahakan dan menyelenggarakan satu

Page 20: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

2

sistem pendidikan nasional. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Undang-

Undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3

yang menyebutkan sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Berdasarkan tujuan tersebut kita dapat lihat bahwa mengembangkan

kemampuan merupakan salah satu hal yang harus dikedepankan dalam rangka

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena dengan kemampuan yang lebih baik

setiap individu akan mampu melakukan segala sesuatunya dengan baik.

Pada saat ini banyak kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar. Hal ini

disebabkan karena proses belajar di dalam kelas yang begitu-begitu saja, sehingga

siswa merasa jenuh untuk belajar. Oleh karena itu sekarang banyak digunakan

model dalam pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah-sekolah. Hal ini dilakukan

mengatasi kejenuhan dalam proses belajar-mengajar dan meningkatkan kualitas diri

siswa. Terkait dengan model pembelajaran, menurut Amri (2013: 5) guru

diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

diajarkan.

Karakteristik dunia kerja masa datang memerlukan kemampuan berpikir

tingkat tinggi, pemecahan masalah dan bekerja kolaboratif. Dalam kaitan dengan

masa depan dunia kerja yang penuh ketidakpastian, kemampuan seseorang untuk

Page 21: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

3

mengkonstruksi dan mengadaptasikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan sesuai

dengan pengalaman yang dimiliki dan konteks yang dihadapi menjadi amat vital.

Lembaga pendidikan sebagai pranata utama penyiapan sumber daya

manusia harus berupaya keras dan sudah selayaknya diorientasikan untuk

menghasilkan lulusan yang mampu berjaya di masa depan sesuai dengan tuntutan

dunia kerja masa mendatang. Perubahan visi pendidikan kedunia kerjaan akan

sekedar menjadi retorika apabila dalam pelaksannaan operasionalnya tidak diikuti

dengan kemantapan strategi implementasi. Untuk inilah perlu dikaji kerangka

teoritik yang mendasari pendekatan pembelajaran yang akan dipakai agar

kesesuaian visi dan strategi ini bersama-sama mengantarkan tercapaianya misi

untuk mempersiapkan angkatan kerja yang bermutu dan cocok dengan jamannya.

Pada pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau

pendekatan berbasis proses keilmuan yang dapat menggunakan beberapa strategi

yang digunakan seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran yang

memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning,

project-based learning, problem-based learning, inquiry learning (Permendikbud

Tahun 2014 Nomor 103). Kemudian Fachrurazi (2011: 78) menyatakan salah satu

model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas proses dan

hasil belajar adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning).

Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

dalam kegiatan pembelajaran, oleh karena itu dalam model pembelajaran yang

Page 22: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

4

diterapkan oleh guru telah diatur dalam undang-undang. Penerapan model

pembelajaran haruslah sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan harus sesuai

dengan karakteristik materi yang dipelajari. Rusman (2013: 229) menyatakan

bahwa, guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu

semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya,

salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkanya

keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi dan koneksi) dalam

memecahkan masalah adalah pembelajaran berbasis masalah. Penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang

standar proses pendidikan dasar dan menengah, yaitu sebagai berikut:

Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu

(tematik antar mata pelajaran) dan tematik (dalam suatu mata pelajaran)

perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan atau penelitian

(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik

untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok

maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang

menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Menurut Miftahul (2013: 271) menjelaskan bahwa pembelajaran Berbasis

masalah memiliki ciri-ciri seperti pembelajaran dimulai dengan pemberian

masalah, masalah memiliki konteks dengan dunia nyata, siswa secara berkelompok

aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka,

mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah dan

melaporkan solusi dari masalah. Sementara pendidik lebih banyak memfasilitasi.

Page 23: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

5

Kemudian Sari dan Nasikh (2009:68) dari penelitiannya yang berjudul

“Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep

Dalam Meningkatkan Proses Belajar Ekonomi Siswa Kelas X6 SMA Negeri 2

Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2006-2007” menyatakan bahwa Problem

Based Learning dirancang untuk membantu guru memberikan informasi secara

mendetail kepada siswa, tetapi dirancang untuk membantu siswa dalam

mengembangkan kemampuan berpikir, keterampilan menemukan dan

memecahkan masalah, dan ketrampilan intelektual, sehingga siswa tidak

bergantung pada satu sumber (guru) melainkan menjadi siswa dengan belajar yang

mandiri dan aktif untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Dengan

demikian dalam Problem Based Learning guru tidak menyajikan konsep ekonomi

dalam bentuk yang sudah jadi, namun melalui kegiatan pemecahan masalah siswa

digiring ke arah menemukan konsep sendiri (reinvention).

Paparan di atas tentang pembelajaran berbasis masalah menunjukkan bahwa

pembelajaran tersebut berpotensi mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada

siswa. Hal ini senada dinyatakan oleh Sadia dan Subagia dalam Astika, Suma dan

Suasrta (2013: 4) bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa, khususnya untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis

siswa.

Sejauh ini proses pembelajaran di sekolah SMK NU UNGARAN masih

didominasi oleh sebuah paradigma yang menyatakan bahwa sebuah pengetahuan

(knowledge) merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Disamping itu,

situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada guru (teacher) sebagai sumber

Page 24: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

6

utama pengetahuan, serta penggunaan model ceramah sebagai pilihan utama

strategi belajar mengajar. Oleh karena itu perlunya peningkatan kualitas

pembelajaran dengan melakukan berbagai cara. Salah satunya dengan

mengembangkan pendekatan, strategi, model, dan model pembelajaran yang sudah

ada.

Metode pemberian tugas menurut (Dahar 2006: 97) bahwa dengan

pemberian tugas sudah dapat melihat motivasi siswa dalam mengerjakan soal

nampak namun ada beberapa kelemahan pula dalam sisi siswa masih kurang

memperhatikan proses pembelajaran. Siswa cenderung masih kurang aktif dan

kurang berinteraksi dengan siswa lain selama proses pembelajaran berlangsung.

Lebih lanjut siswa kurang antusias ketika mengikuti proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran teacher centered yakni model

pembelajaran yang lebih dominan diisi oleh guru sehingga siswa kurang berperan

dalam proses pembelajaran. Tugas yang diberikan oleh guru tidak ada pembatasan

waktu. Guru juga terlihat tidak berkeliling memperhatikan pekerjaan siswa

sehingga siswa terlihat santai dan tidak memperhatikan pembelajaran. Hal tersebut

membuat siswa memiliki banyak waktu dan terdapat beberapa siswa yang

membuka game dan online tidak terkait dengan materi yang diberikan. Guru

sebagai pengelola proses pembelajaran kurang bervariasi dalam penerapan

model pembelajaran ataupun penggunaan media pembelajaran sehingga kurang

menarik dan menyebabkan peserta didik tidak terbiasa untuk bertanya dan aktif

menyampaikan pendapatnya.

Page 25: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

7

Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai tugas mencari model yang tepat

dalam pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran

perlu dilakukan dengan sedikit model ceramah ditambah dengan model

pembelajaran yang bervariasi serta lebih menekankan pada interaksi terhadap

peserta didik. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan student center

akan menumbuhkan aktivitas siswa dalam pembelajaran contohnya siswa yang

malu bertanya terhadap guru dapat bertanya kepada temannya yang lebih

mengetahui. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi juga akan menambah

pengalaman kepada peserta didik sehingga akan terhindar dari rasa bosan dalam

belajar.

Berkaitan dengan hal tersebut memang melalui pendekatan kontekstual

pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna. Pembelajaran yang

menyenangkan memang menjadi langkah awal untuk mencapai hasil belajar yang

berkualitas. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai macam

strategi di dalamnya. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning).

Pemilihan model Problem Based Learning didasarkan atas karakteristik

dari model pembelajaran ini sendiri yang menitik beratkan pada peran sentral

siswa dalam melakukan kegiatan belajar (student center). Selain itu melalui proses

pemecahan masalah dalam pembelajaran, siswa dapat menemukan konsep-

konsep, prinsip-prinsip, dan berbagai pengalaman belajar melalui proses

mentalnya sendiri, sehingga membuat siswa menjadi lebih termotivasi (menjadi

lebih aktif, kritis, dan kreatif) dalam mengikuti pelajaran sistem komputer.

Page 26: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

8

Sebagai contoh siswa mampu menemukan sendiri konsep cara belajar dan

memahami suatu materi pelajaran sesuai dengan kondisi siswa itu sendiri, dan

hal ini hanya bisa diperoleh dari proses belajar yang melibatkan mereka sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan mengangkat permasalahan tersebut

dalam bentuk skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK

NU UNGARAN” dan diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan kemampuan

guru dalam menerapkan model pembelajaran dengan tepat.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasar latar belakang diatas yang telah diuraikan di atas maka terdapat

beberapa permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, agar menjadi jelas dan

terarah. Adapaun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan kurikulum membawa variasi model pembelajaran yang

dapat digunakan dalam pembelajaran.

2. Model pembelajaran yang diterapkan di SMK NU UNGARAN masih

belum sepenuhnya diterapkan dengan secara tepat.

3. Kurang perhatian dari siswa saat pembelajaran dan rasa ingin tahu siswa

dalam pembelajaran.

4. Kurangnya variasi dalam model pembelajaran yang sesuai konteks masalah

dilingkungan.

Page 27: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

9

5. Hasil belajar siswa masih ada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti dapat membatasi

permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning,

yaitu siswa memecahkan masalah berdasarkan pernyataan (kondisi) yang

telah disediakan oleh guru.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran sistem komputer,

kompetensi dasar set instruksi.

3. Penyesuaian model pembelajaran Problem Based Learning yang diterapkan

guru dengan Panduan sintaks Problem Based Learning yang benar.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka terdapat

beberapa permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, agar menjadi jelas dan

terarah diperlukan suatu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat

berdampak pada meningkanya aktivitas belajar siswa pada kompetensi

dasar memahami karakteristik set instruksi di SMK NU Ungaran?

Page 28: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

10

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam

kaitannya meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar

memahami karakteristik set instruksi di SMK NU Ungaran?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah ada peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas setelah

diterapkan model Problem Based Learning oleh guru?

2. Mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran

Probem Based Learning oleh guru?

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian dibidang pendidikan ini diharapkan dapat menghasilkan informasi

yang rinci, akurat, dan aktual yang dapat memberikan manfaat dalam menjawab

permasalahan yang sedang diteliti. Adapun manfaat tersebut terbagi menjadi 2,

yaitu:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis sebagai

berikut:

Page 29: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

11

a. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based

Learning dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang tepat

untuk diterapkan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan teoritis terkait

dengan model pembelajaran Problem Based Learning untuk

kemandirian belajar siswa di sekolah.

c. Sebagai langkah awal untuk meningkatkan kemampuan guru dalam

menerapkan model pembelajaran yang interaktif serta tepat dalam

penggunaannya.

1.6.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai

berikut:

a. Bagi Sekolah

Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dari siswa dan sebagai

bahan masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang

akan datang.

b. Bagi Guru

Upaya meningkatkan kemampuan guru secara pribadi dalam

upayanya untuk menerapkan dan menyajikan model pembelajaran

interaktif secara mandiri. Sehingga proses pembelajaran dapat

berlangsung dengan lebih baik dan lebih menarik. Kemudian juga

Page 30: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

12

sebagai wawasan dan pengetahuan tentang model pembelajaran

berdasarkan masalah.

c. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa dengan

menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem

Based Learning) dan menumbuhkan rasa aktif pada diri siswa.

d. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang model

pembelajaran Problem Based Learning serta menambah

kemampuan peneliti dalam mengevaluasi model pembelajaran

Problem Based Learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa di sekolah SMK NU UNGARAN.

1.7. Penegasan Istilah

Untuk mempermudah pemahaman mengenai judul dalam skripsi ini dan

untuk menghindari kemungkinan salah penafsiran dalam memahami permasalahan

yang ada, maka perlu dijelaskan lebih lanjut mengenai beberapa istilah, antara lain:

1.6.3. Implementasi

Implementasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu to implement yang

berarti mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan

sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau

akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk

Page 31: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

13

menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang,

Peraturan Pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang

dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan

kenegaraan.

Dalam penelitian ini impementasi digunakan sebagai alat ukur sejauh

mana penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di SMK NU Ungaran.

1.6.4. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu pola yang diterapkan oleh guru

sebagai pengajar dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi ciri khas

dalam suatu kegiatan pembelajaran. Rusman (2013: 144) menyatakan

bahwa, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (Rencana pembelajaran

jangka panjang), merancang bahan pembelajaran, dan membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lain.

1.6.5. Problem Based Learning

Menurut Mulyatiningsih (2013: 236) model pembelajaran Problem

Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang

menggunakan masalah sebagai dasar dalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran problem based learning merupakan model

pembelajaran yang proses penyampaian materinya dilakukan dengan

cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-

pertanyaaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Model

Page 32: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

14

problem based learning sangat potensial untuk mengembangkan

kemandirian peserta didik melalui pemecahan masalah.

1.6.6. Sistem Komputer

Sistem komputer adalah sistem berasal dari bahasa Latin (systēma)

dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri

komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering

dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang

berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling

berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-

item penggerak. Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah

data menurut prosedur yang telah dirumuskan. Kata komputer semula

dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya

melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu,

tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri.

1.6.7. Aktivitas Belajar

Hamalik (2009:171) menyatakan bahwa, pengajaran yang efektif

adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri

atau melakukan aktivitas sendiri. Kegiatan pengajaran akan efektif

ababila ada aktivitas yang dilakukan oleh siswa secara nyata, dimana

dalam pembelajaran modern seperti sekarang, pencapaian tujuan

pembelajaran tidak hanya berpatok pada nilai, tetapi untuk mengukur

Page 33: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

15

keberhasilan dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan hasil

dan proses dari pembelajaran tersebut.

1.6.8. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi pada seseorang

setelah terjadinya proses belajar. Anni (2009: 85) menyatakan bahwa

hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta

didik setelah mengalami kegiatan belajar. Suprijono dalam Thobroni

dan Mustofa (2011: 22) menyatakan bahwa, hasil belajar adalah pola-

pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi, dan keterampilan.

Page 34: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Teori

Kajian teori dalam penelitian ini terdiri dari beberapa teori, antara lain: teori tentang

belajar, konsep pembelajaran, implementasi, hasil belajar, model pembelajaran,

tinjauan tentang problem based learning, aktivitas belajar, tinjauan materi sistem

komputer.

2.1.1. Teknologi Pendidikan

Teknologi Pendidikan sebagai cabang ilmu terapan dalam bidang pendidikan.

Teknologi pendidikan lahir tahun 60-an tetapi konsep sebenarnya telah lahir sejak

profesi guru diakui keberadaannya oleh masyarakat. Sejak abad 19, ilmu

pendidikan telah lahir sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan dengan

tokohnya Langerveld yang dikenal dengan nama paedagogik. Bersamaan dengan

lahirnya paedagogik muncul permasalahan bagaimana pendidikan dilakukan untuk

mencapai tujuan, yang jawabannya adalah didaktik yaitu sebagai ilmu mengajar.

Berdasarkan ilmu didaktik itulah orang mengkaji bagaimana guru berperilaku agar

hasil pendidikan dapat dicapai dengan seefektif mungkin, karena ilmu didaktik itu

pokok pengembangan teknologi pendidikan sebagai konsep hingga lahirnya salah

satu cabang ilmu.

Page 35: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

17

Mengacu pada AECT (Association for Educational Communication and

Technology), Teknologi Pendidikan didefinisikan menurut AECT 1994 Definisi

tahun 1994 menggunakan istilah teknologi pembelajaran. Teknologi Pembelajaran

adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,

serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.

Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini

sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin

memperkokoh teknologi pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang

tentunya perlu didukung oleh landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini

juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari

teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan

pentingnya proses dan produk.

Definisi AECT 2004 Definisi yang terbaru adalah Educational technology

is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance

by creating, using, and managing appropriate technological processes and

resources. Yang artinya sebagai berikut Teknologi Pembelajaran adalah studi dan

etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui

penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi. Jelas,

tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien

dan menarik/ joyfull) dan meningkatkan kinerja.

Kawasan Teknologi Pendidikan Mengacu pada definisi Teknologi

Pendidikan yang terbaru yaitu definisi AECT 2004 maka dari definisi tersebut

Page 36: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

18

mengandung beberapa elemen kunci yaitu (1) Studi merupakan pemahaman

teoritis, sebagaimana dalam praktek teknologi pendidikan memerlukan konstruksi

dan perbaikan pengetahuan yang berkelanjutan melalui penelitian dan refleksi

praktek, yang tercakup dalam istilah studi, (2) Etika Praktek yaitu mengacu kepada

standar etika praktis sebagaimana didefinisikan oleh Komite Etika AECT mengenai

apa yang harus dilakukan oleh praktisi Teknologi Pendidikan, (3) Fasilitasi.

Pergeseran paradigma ke arah kepemilikan dan tanggung jawab pembelajar yang

lebih besar telah merubah peran teknologi dari pengontrol menjadi pemfasilitasi (4)

Pembelajaran. Pengertian pembelajaran saat ini sudah berubah dari beberapa puluh

tahun yang lalu. Pembelajaran selain berkenaan dengan ingatan juga berkenaan

dengan pemahaman, (5) Peningkatan. Peningkatan berkenaan dengan perbaikan

produk, yang menyebabkan pembelajaran lebih efektif, perubahan dalam

kapabilitas, yang membawa dampak pada aplikasi dunia nyata, (6) Kinerja. Kinerja

berkenaan dengan kesanggupan pembelajar untuk menggunakan dan

mengaplikasikan kemampuan yang baru didapatkannya

Dalam kaitannya penelitian ini untuk menguatkan payung ilmu yang

mengayomi tentang teknologi pendidikan disebutkan salah satu kawasan pertama

teknologi pembelajaran adalah desain atau perancangan yang mencakup penerapan

berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau mendesain

suatu program atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan

sistematik. Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan

kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk (Seels/

Richey, 2000 dalam Bambang Warsito, 2008: 22). Strategi dan produk pada tingkat

Page 37: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

19

makro, seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran

dan modul. Kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan

praktek, yaitu: (1) Desain sistem pembelajaran; (2) Desain pesan; (3) Strategi

pembelajaran; dan (4) Karakteristik pembelajar.

Kesimpulannya bidang gararapan teknologi pendidikan pada kawasan

desain mencakup tentang strategi pembelajaran untuk menyeleksi serta

mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam dalam suatu mata

pelajaran untuk mempermudah pembelajar dalam menerima ilmu yang diberikan

oleh guru. Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang

dikemukakan Gagne dan Briggs secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi:

(1) Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran, (2) Komponen kedua

yaitu metode pembelajaran, (3) Komponen ketiga yaitu media yang digunakan, (4)

Komponen keempat adalah waktu tatap muka, dan (5) Komponen kelima adalah

pengelolaan kelas.

2.1.2. Apa itu Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka

perubahan tingkah laku. Hamalik (2013: 37) menyatakan bahwa, belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungannya. Syah (2007: 68) berpendapat bahwa, belajar dapat dipahami

sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

Page 38: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

20

kognitif. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sardiman (2006: 20) menyimpulkan bahwa, belajar senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan,

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain

sebagainya dan belajar akan lebih baik kalau subjek belajar mengalami atau

melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Berbagai pendapat para ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa belajar mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku

dalam diri seseorang.

Dari berbagai pendapat mengenai belajar tersebut maka dapat dikatakan

belajar adalah suatu proses yang dialami oleh seseorang untuk menuju suatu

perubahan yang positif dalam interaksinya dengan lingkungan. Jika seseorang

mengalami proses belajar maka orang tersebut harus mengalami perubahan ke arah

yang lebih baik sebagai akibat dari proses belajarnya.

Tidak semua perubahan yang terjadi pada diri seseorang merupakan

perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi pada aspek kematangan,

pertumbuhan, ataupun perkembangan tidak termasuk perubahan dalam arti belajar.

Perubahan tingkah laku yang termasuk dalam pengertian belajar mempunyai ciri-

ciri: (1) perubahan terjadi secara sadar; (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu

dan fungsional; (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif; (4) perubahan

dalam belajar bukan bersifat sementara; (5) perubahan dalam belajar bertujuan dan

Page 39: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

21

terarah; dan (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto 2010:

3).

Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan dalam belajar

bersifat positif berarti perubahan itu senantiasa bertambah dan bertujuan untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan perubahan hasil

belajar bersifat aktif maksudnya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya

melainkan karena adanya usaha dari individu itu sendiri. Perubahan dalam belajar

bukan bersifat sementara melainkan permanen. Ini berarti tingkah laku yang terjadi

setelah belajar akan bersifat menetap.

2.1.3. Konsep Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem, suatu sistem tersusun atas berbagai

komponen tertentu dan antar komponen berhubungan satu sama lain. Komponen

tersebut meliputi: tujuan, materi, model, dan evaluasi. Empat komponen

pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan

model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 17) berasal dari kata

ajar, yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau

diturut. Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses

interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara

tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media (Rusman, 2013: 144).

Page 40: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

22

Pendapat lain tentang pembelajaran juga dikemukakan oleh Thobroni dan

Mustofa (2011: 41) yang menyatakan bahwa, pembelajaran merupakan upaya

sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi

orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien. Hamalik

(2013: 57) mengungkapkan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Thobroni dan Mustofa (2011: 21) menyimpulkan bahwa, pembelajaran

merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkann adanya

perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap. Pembelajaran

merupakan suatu sarana bagi seseorang untuk belajar dalam rangka perubahan

tingkah laku.

Berdasarkan definisi pembelajaran yang dikemukakan para ahli, maka

peneliti menyimpulkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan

untuk memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan materi dan model yang

digunakan sesuai atau tidak dengan karakteristik siswa. Pembelajaran yang baik

adalah pembelajaran yang mampu melibatkann siswa secara langsung dalam

pembelajaran.

2.1.4. Implementasi

Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip

oleh Solichin Abdul Wahab adalah “Konsep implementasi berasal dari bahasa

Page 41: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

23

inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement

(mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out (menyediakan

sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk

menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)” (Webster dalam Wahab, 2004:

64). Implementasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti

mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk

melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.

Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat

berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan

yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.

Implementasi sebagai suatu proses tindakan administrasi dan politik.

Pandangan ini sejalan dengan pendapat Peter S. Cleaves dalam bukunya Solichin

Abdul Wahab (2008: 187), yang secara tegas menyebutkan bahwa implementasi

itu mencakup “a process of moving toward a policy objective by means of

administrative and political steps” (Cleaves, 1980).

Secara garis besar, beliau mengatakan bahwa fungsi implementasi itu ialah

untuk membentuk suatu hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun

sasaran-sasaran kebijakan publik diwujudkan sebagai outcome hasil akhir kegiatan

yang dilakukan oleh pemerintah. Sebab itu fungsi implementasi mencakup pula

penciptaan apa yang Dalam ilmu kebijakan publik disebut “policy delivery

system” (sistem penyampaian/penerusan kebijakan publik) yang biasanya terdiri

dari cara-cara atau saran-sarana tertentu yang dirancang atau didesain secara

Page 42: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

24

khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang

dikehendaki.

Sedangkan Van Meter dan Van Horn (1975), dalam bukunya Leo Agustino

(2006: 139), mendefinisikan implementasi sebagai: “Tindakan-tindakan yang

dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-

kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan

yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”. Pandangan Van Meter dan

Van Horn bahwa implementasi merupakan tindakan oleh individu, pejabat,

kelompok badan pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-

tujuan yang telah digariskan dalam suatu keputusan tertentu. Badan-badan

tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah yang membawa dampak

pada warga negaranya. Namun dalam praktinya badan-badan pemerintah sering

menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah mandat dari undang-undang, sehingga

membuat mereka menjadi tidak jelas untuk memutuskan apa yang seharusnya

dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan.

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi

bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem.

Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar

aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-

sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh

karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh obyek

berikutnya yaitu kurikulum. Dalam kenyataannya, implementasi kurikulum

menurut merupakan proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat

Page 43: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

25

aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan

perubahan. Dalam konteks implementasi kurikulum pendekatan-pendekatan yang

telah dikemukakan di atas memberikan tekanan pada proses. Esensinya

implementasi adalah suatu proses, suatu aktivitas yang digunakan untuk

mentransfer ide/gagasan, program atau harapan-harapan yang dituangkan dalam

bentuk kurikulum desain (tertulis) agar dilaksanakan sesuai dengan desain tersebut.

Masing-masing pendekatan itu mencerminkan tingkat pelaksanaan yang berbeda.

Berbicara tentang implementasi pembahasannya akan mengarah pada

masalah penerapan/pelaksanaan suatu aturan atau keputusan. Devinisi tentang

implementasi dapat dilihat dalam kamus besar bahasa Indonesia yang mengartikan

implementasi sebagai (1) Pelaksanaan, (2) Penerapan.

Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan

menyangkut tiga hal, yaitu: (1) Adanya tujuan atau sasaran kebijakan, (2) Adanya

aktivitas/kegiatan pencapaian tujuan, dan (3) Adanya hasil kegiatan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu

proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau

kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan

tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.

2.1.5. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Snelbeker dalam Rusmono (2012: 8) adalah perubahan atau

kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar. Jika

Page 44: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

26

setelah melakukan proses belajar seseorang tidak memperoleh kemampuan baru

maka dapat dikatakan orang tersebut belum mendapatkan hasil belajar.

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi pada seseorang setelah

terjadinya proses belajar. Anni (2009: 85) menyatakan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami

kegiatan belajar. Suprijono dalam Thobroni dan Mustofa (2011: 22) menyatakan

bahwa, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar

merupakan suatu proses terjadinya perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

suatu tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar di atas maka peneliti

menyimpulkan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau kemampuan baru

yang diperoleh seseorang setelah melaksanakan aktivitas belajar. Menurut Bloom

dalam Poerwanti (2008: 1-24) hasil belajar yang terjadi pada diri seseorang meliputi

tiga ranah, ketiga ranah tersebut yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Ranah hasil belajar yang pertama yaitu ranah kognitif. Dalam kaitannya

dengan pelajaran, ranah kognitif memegang peranan utama dalam tujuan

pembelajaran karena berhubungan dengan pengetahuan siswa (Poerwanti 2008: 1-

23). Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan (knowledge), pemahaman

Page 45: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

27

(comprehensif), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis),

dan penilaian (evaluation).

Ranah hasil belajar yang kedua yaitu ranah afektif. Secara umum ranah

afektif diartikan sebagai perwujudan sikap yang dilakukan olehindividu setelah

menyadari nilai yang diterimanya, sehingga kemudian sikap tersebut menjadi

tingkah laku yang sesuai dengan nilai yang dipelajarinya. Ranah afektif dalam

belajar mencakup kategori: menerima (receiving), menjawab (responding), menilai

(valuing), dan organisasi (organization).

Ranah hasil belajar yang ketiga menurut Bloom yaitu ranah psikomotor.

Ranah ini berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang

sederhana sampai yang kompleks.

Berdasarkan ketiga ranah hasil belajar yang telah disebutkan, model

pembelajaran Problem Based Learning memfokuskan pada perkembangan kognitif

siswa. Model pembelajaran ini fokusnya bukanlah pada apa yang sedang dikerjakan

siswa (perilaku mereka), tetapi pada apa yang mereka pikirkan (kognisi mereka)

selama mereka mengerjakannya (Arends 2008: 46). Meskipun demikian model

Problem Based Learning juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam

ranah afektif dan psikomotor. Pada ranah afektif sikap siswa yang telah

melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Learning akan menjadi

lebih baik dari sebelumnya karena siswa sudah mampu memahami nilainilai yang

telah dipelajarinya. Sedangkan pada ranah psikomotor, kegiatan siswa pada

pembelajaran yang menerapkan model Problem Based Learning jelas lebih banyak

Page 46: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

28

dibandingkan kegiatan siswa yang belajar secara konvensional, dengan demikian

siswa mampu meningkatkan kemampuan psikomotornya.

2.1.6. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu pola yang diterapkan oleh guru sebagai pengajar

dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi ciri khas dalam suatu kegiatan

pembelajaran. Rusman (2013: 144) menyatakan bahwa, model pembelajaran adalah

suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum

(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan pembelajaran, dan

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yakni: (1) Rasional

teoretik yang logis yang disusun oleh para pencipta, (2) Landasan pemikiran

tentang apa dan bagaimana siswa belajar, (3) Tingkah laku mengajar yang

diperlukan agar model tersebut dapat berhasil, (4) Lingkungan belajar yang

diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Sanjaya, 2006: 128).

Pendapat-pendapat tentang model pembelajaran di atas dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual dalam wujud suatu

perencanaan pembelajaran yang melukiskan prosedur yang sistematis yang

digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran di kelas.

Seorang guru perlu mengetahui ciri-ciri model pembelajaran. Rusman

(2012: 136-144) mengemukakan enam ciri-ciri model pembelajaran, meliputi: (1)

Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu; (2)

Page 47: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

29

Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu; (3) Dapat dijadikan pedoman

untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas; (4) Memiliki bagian-bagian

model yang dinamakan: urutan langkah-langkah pembelajaran, adanya

prinsipprinsip reaksi, sistem sosial dan sistem pendukung; (5) Memiliki dampak

sebagai akibat terapan model pembelajaran yang meliputi dampak pembelajaran

dan dampak pengiring; dan (6) Membuat persiapan mengajar dengan pedoman

model pembelajaran yang dipilihnya.

Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam

kegiatan pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan beberapa hal dalam

memilihnya. Menurut Rusman (2010: 133-134), terdapat empat dasar pertimbangan

pemilihan model pembelajaran, meliputi: (1) Pertimbangan terhadap tujuan yang

hendak dicapai; (2) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi

pembelajaran; (3) Pertimbangan dari sudut siswa; dan (4) Pertimbangan lainnya

yang bersifat non-teknis.

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan telah mengatur tentang

standar proses dalam pembelajaran, yang meliputi pemilihan model pembelajaran.

Model pembelajaran yang disarankan dalam pembelajaran pada kurikulum 2013

adalah model Problem Based Learning, Discovery Learning, Inquiry Learning, dan

Project Based Learning.

Model Problem Based Learning, Model pembelajaran Problem Based

Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan masalah

sebagai dasar dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran Problem Based

Page 48: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

30

Learning merupakan model pembelajaran yang proses penyampaian materinya

dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-

pertanyaaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Model

pembelajaran Problem Based Learning tepat digunakan pada kelas yang kreatif dan

peserta didik yang berpotensi akademik tinggi, namun kurang cocok diterapkan

pada peserta didik yang perlu bimbingan tutorial. Model Problem Based Learning

sangat potensial untuk mengembangkan kemandirian peserta didik melalui

pemecahan masalah.

Model Discovery Learning, merupakan strategi pembelajaran yang

digunakan untuk memecahkan masalah secara intensif di bawah pengawasan guru,

pada pembelajaran discovery, guru membimbing peserta didik untuk menjawab

atau memecahkan permasalahan. Discovery Learning merupakan model

pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif dalam menciptakan situasi

yang dapat membuat peserta didik belajar aktif untuk menemukan pengetahuan

sendiri.

Pembelajaran berbasis proyek (Project based learning) adalah model

pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media, di dalam pembelajaran

berbasis proyek peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,

sisntesis, dan menemukan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil

belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model belajar yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam

beraktifitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan

Page 49: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

31

pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan

investigasi dan memahaminya.

Model inquiry (penemuan) adalah model yang melibatkan peserta didik

dalam proses pengumpulan data dan pengajuan hipotesis, guru membimbing siswa

untuk menemukan pengertian baru, mengamati perubahan pada praktik uji coba,

sehingga siswa memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka

sendiri. Pembelajaran dalam model inquiry, peserta didik belajar secara aktif dan

kreatif untuk mencari pengetahuan (Mulyatiningsih, 2013: 235).

2.1.7. Tinjauan Tentang Problem Based Learning

Problem Based Learning menurut Maufur (2003:121) adalah model pembelajaran

dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi

atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara

bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang

pada muaranya adalah pemecahan masalah. Problem Based Learning

(pembelajaran berbasis masalah) adalah penggunaan berbagai macam kecerdasan

yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,

kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang

ada.

Sedangkan menurut Nurhadi dalam Sari dan Nasikh (2009:54) bahwa

Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) adalah suatu pendekatan

pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi

Page 50: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

32

siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan

masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi

pelajaran.

Dari definisi yang dikemukakan para ahli tersebut, penulis dapat

menyimpulkan bahwa pengertian dari Problem Based Learning adalah model

pembelajaran dengan memberikan suatu permasalahan dalam dunia nyata untuk

diselesaikan secara individu maupun kelompok.

Problem Based Learning (PBL) terdiri dari lima fase yang dimulai dari guru

menghadirkan suatu masalah nyata dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil

kerja siswa. Berikut fase-fase Problem Based Learning:

Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah. Pembelajaran

dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan

dilakukan. Dalam penggunaan Problem Bsed Learning, tahapan ini sangat penting

di mana guru harus menjelaskan secara rinci tentang apa yang harus dilakukan oleh

peserta didik dan juga oleh guru. Apa yang perlu dijelaskan adalah bagaimana guru

akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan

motivasi agar peserta didik dapat memahami pembelajaran yang akan dilakukan.

Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu: (1) Tujuan utama

pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru tetapi lebih

mempelajari tentang bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dari

bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri. (2) Permasalahan dan pertanyaan

yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar”. Sebuah masalah yang

Page 51: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

33

rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan sering kali bertentangan.

(3) Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), peserta didik didorong untuk

mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai

pembimbing yang siap membantu, namun peserta didik harus berusaha untuk

bekerja mandiri atau dengan temannya. (4) Selama tahap analisis dan penjelasan,

peserta didik akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh

kebebasan. Tidak ada ide yang akan ditertawakan oleh guru atau teman sekelas.

Semua peserta didik diberi peluang untuk melakukan penyelidikan dan

menyampaikan ide-ide mereka.

Fase 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. Di samping

mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran Problem

Based Learning juga mendorong peserta didik untuk belajar berkolaborasi.

Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerja sama dan sharing antar

anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan

membentuk kelompok-kelompok peserta didik di mana masing-masing kelompok

akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.

Prinsip-prinsip pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran

kooperatif yang dapat digunakan dalam konteks ini, yakni kelompok heterogen,

pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya,

dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan mengevaluasi kerja masing-

masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama

pembelajaran.

Page 52: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

34

Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu masalah dan telah

membentuk kelompok belajar, selanjutnya guru dan peserta didik menetapkan

subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan

utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua peserta didik aktif

untuk terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan

ini dapat menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut.

Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Penyelidikan

adalah inti dari Problem Based Learning. Meskipun setiap situasi permasalahan

memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu

melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen,

berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan

eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus

mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen

(mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi

permasalahannya.

Tujuannya adalah agar peserta didik dapat mengumpulkan cukup informasi

untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu peserta

didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber,

dan ia seharusnya mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk berpikir

tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk sampai pada

pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.

Page 53: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

35

Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan memberikan

permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, mereka selanjutnya mulai

menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan.

Selama pengajaran pada fase ini, guru mendorong peserta didik untuk

menyampaikan semua ide-idenya dan menerima secara penuh ide tersebut. Guru

juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berpikir tentang

kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang

dikumpulkan.

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil karya) dan

memamerkannya. Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil

karya) dan pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu

video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model

(perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program

komputer, dan sajian multimedia. Tentunya, kecanggihan “artifak” sangat

dipengaruhi oleh tingkat berpikir peserta didik. Langkah selanjutnya adalah

memamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan

lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan beberapa peserta didik lainnya, guru-

guru, orang tua, dan siapa pun yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan

umpan-balik.

Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Fase ini

merupakan tahap akhir dalam Problem Based Learning. Fase ini dimaksudkan

untuk membantu peserta didik dalam menganalisis dan mengevaluasi proses

mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka

Page 54: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

36

gunakan. Selama fase ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi

pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.

Berikut adalah pemaparan tahapan Problem Based Learning jika dituangkan

dalam bentuk tabel:

Tabel 2.1 Fase-Fase Model Pembelajaran Problem Based Learning

No Fase Perilaku Guru

1

Fase 1

Melakukan orientasi

Masalah kepada siswa

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik (alat dan bahan) apa

yang diperlukan bagi penyelesaian masalah

serta memberikan motivasi kepada siswa.

agar menaruh perhatian terhadap aktivitas

dalam penyelesaian masalah

2 Fase 2

Mengorganisasikan siswa

untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasikan pembelajaran agar

relevan dengan penyelesaian masalah.

3

Fase 3

Mendukung kelompok

investigasi

Guru mendorong peserta didik untuk

mencari informasi yang sesuai, melakukan

eksperimen dan mencari penjelasan dan

pemecahan masalahnya.

4

Fase 4

Mengembangkan dan

menyajikan artefak dan

memamerkannya

Guru membantu siswa dalam perencanaan

dan perwujudan artefak yang sesuai dengan

tugas yang diberikan, seperti: laporan,

video, dan model-model, serta membantu

mereka saling berbagi satu sama lain terkait

hasil karyanya.

5

Fase 5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

penyelesaian masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi terhadap hasil penyelidikannya serta

prosess-proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

Langkah pada Problem Based Learning adalah sebagai berikut: (1) Guru

menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian memberi tugas atau permasalahan

untuk dipecahkan, masalah tersebut adalah masalah yang memiliki jawaban

kompleks atau luas. (2) Guru menjelaskan prosedur yang harus dilakukan dan

Page 55: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

37

memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam proses pemecahan masalah. (3) Guru

membantu siswa menyusun laporan hasil pemecahan masalah yang sistematis. (4)

Guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi dan refleksi proses-proses yang

dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

Ciri-ciri masalah pembelajaran Problem Based Learning menurut Sofan dan

Lif (2010: 72) adalah sebagai berikut: (1) Guru harus menerapkan pengajaran yang

menitikberatkan pada suatu kerangka dukungan untuk memperkaya inkuiri dan

pertumbuhan intelektual siswa. (2) Peran guru adalah menyodorkan masalah-

masalah otentik, memfasilitasi penyelidikan, dan mendukung pembelajaran siswa.

(3) Guru harus menciptakan suasana kelas yang mendukung, agar terjadi pertukaran

ide secara terbuka, tulus dan jujur. (4) Mampu mengajarkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi kepada siswa. (5) Mempunyai ciri khas dalam pembelajaran, yaitu:

adanya pertanyaan atau masalah, berfokus pada interdisiplin, adanya penyelidikan

otentik, menghasilkan karya nyata dan mempresentasikannya sehingga terjadi

adanya kolaborasi.

Selain itu terdapat pula keunggulan Problem Based Learning menurut A’la

(2012:94) yaitu: (1) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. (2) Berfikir

dan bertindak kreatif. (3) Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis. (4)

Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. (5) Menafsirkan dan mengevaluasi

hasil pengamatan. (6) Merangsang bagi perkembangan kemajuan berpikir siswa

untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi secara realistis. (7)

Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. (8) Menafsirkan dan mengevaluasi

hasil pengamatan. (9) Merangsang bagi perkembangan kemajuan berpikir siswa

Page 56: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

38

untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi dengan tepat. (10) Dapat

membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia

kerja.

2.1.8. Aktivitas Belajar

Menurut Hamdani (2011: 137) mengemukakan aktivitas belajar adalah perubahan

aktivitas jiwa yang diperoleh dari proses pembelajaran, seperti mengamati,

mendengarkan, menanggapi, berbicara, kegiatan menerima, dan kegiatan

merasakan. Hamalik (2013: 172) aktivitas belajar merupakan proses siswa belajar

sambil bekerja, dengan belajar mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman dan

aspek-aspek tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilan yang

dimiliki untuk hidup yang bermakna di masyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas adalah keaktifan,

kegiatan, kesibukan sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian

atau ilmu. Berdasarkan kedua pengertian tersebut maka dapat disimpulkan aktivitas

belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam usahanya memperoleh

kepandaian atau ilmu. Definisi aktivitas belajar menurut Sardiman (2011: 100)

adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Berdasarkan beberapa pendapat

mengenai aktivitas belajar menurut para ahli, maka dapat disimpulkan aktivitas

belajar adalah kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan oleh seseorang untuk

memperoleh ilmu atau kepandaian.

Page 57: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

39

Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat

penting. Sadirman (2007: 99) menyatakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan

adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan

baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang

meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas,

mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang

dapat menunjang prestasi belajar.

Hamalik (2009: 172-175) menyatakan bahwa aktivitas belajar banyak sekali

macamnya, maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas

tersebut. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

Paul D. Dierich membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, kegiatan

belajar tersebut adalah (1) Kegiatan-kegiatan visual: Membaca, melihat gambar-

gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain

bekerja atau bermain. (2) Kegiatan-kegiatan lisan/oral: Mengemukakan suatu fakta

atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi

saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. (3) Kegiatan-

kegiatan mendengarkan: Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan

percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan

radio. (4) Kegiatan-kegiatan menulis: Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa

karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi

angket. (5) Kegiatan-kegiatan menggambar: Menggambar, membuat grafik, chart,

diagram peta, dan pola. (6) Kegiatan-kegiatan metric: Melakukan percobaan,

memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan

Page 58: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

40

permainan, menari dan berkebun. (7) Kegiatan-kegiatan mental: Merenungkan,

mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktorfaktor, melihat, hubungan-

hubungan, dan membuat keputusan. (8) Kegiatan-kegiatan emosional: Minat,

membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini

terdapat dalam semua jenis kegiatan.

Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa maka semakin banyak pula

manfaat yang diperoleh siswa, sehingga diharapkan hasil belajar siswa juga akan

meningkat. Untuk itu model Problem Based Learning sangat tepat digunakan dalam

pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berkaitan dengan penelitian ini aktivitas belajar siswa yang diamati mencakup

keaktifan siswa dalam menemukan materi pembelajaran, mencari informasi dari

lingkungan, menemukan masalah, menemukan alternatif pemecahan masalah,

mempresentasikan hasil kerja, dan merangkum materi yang telah dipelajari.

2.1.9. Materi Sistem Komputer

Sistem komputer merupakan suatu jaringan elektronik yang terdiri dari perangkat

lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang melakukan tugas tertentu

(menerima input, memproses input, menyimpan perintah perintah, dan

menyediakan output dalam bentuk informasi). Selain itu sistem komputer dapat

pula diartikan sebagai elemen-elemen yang terkait untuk menjalankan suatu

aktivitas dengan menggunakan komputer.

Page 59: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

41

Komputer dapat membantu manusia dalam pekerjaan sehari-harinya,

pekerjaan itu seperti: pengolahan kata, pengolahan angka, dan pengolahan gambar.

Elemen dari sistem komputer terdiri dari manusianya (brainware), perangkat lunak

(software), set instruksi (instruction set), dan perangkat keras (hardware). Dengan

demikian komponen tersebut merupakan elemen yang terlibat dalam suatu sistem

komputer. Tentu saja hardware tidak berarti apa-apa jika tidak ada salah satu dari

dua lainnya (software dan brainware).

Komputer dewasa ini tidak lagi merupakan konsumsi mereka yang bergerak

dalam bidang bisnis atau dunia kerja, tetapi juga dimanfaatkan secara luas oleh

dunia pendidikan. Menurut Hamzah (2011: 136-137), potensi media komputer

yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran

antara lain: (1) Memungkinkan terjadi interaksi langsung antara peserta didik dan

materi pelajaran, (2) Proses belajar dapat berlangsung secara individual sesuai

dengan kemampuan belajar peserta didik, (3) Mampu menampilkan unsur audio

visual untuk meningkatkan minat belajar (multimedia), (4) Dapat memberikan

umpan balik terhadap respon peserta didik dengan segera, (5) Mampu menciptakan

proses belajar secara berkesinambungan.

Dalam program bentuk penemuan (dicovery), program komputer mampu

menanyakan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik dengan cara trial

and error. Peserta didik harus terus mencoba sampai berhasil menemukan solusi

yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Dengan cara ini mereka diharapkan

dapat memahami prosedur yang ditempuh untuk memecahkan suatu masalah dan

mampu mengingatnya lebih lama.

Page 60: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

42

Bentuk lain dari tayangan komputer interaksi adalah problem solving

(pemecahan masalah). Program ini dapat dibedakan yang menjadi dua jenis

berdasarkan cara yang ditempuh siswa dalam memberikan respon. Pada cara yang

pertama siswa merumuskan sendiri solusi masalah yang ditampilkan lewat

komputer dan memasukan program ke dalamnya. Sedangkan pada cara yang kedua,

komputer menyediakan jawaban yang mewakili pespon siswa terhadap masalah

yang ditayangkan oleh komputer.

2.2. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai model Problem Based Learning ini bukanlah penelitian yang

pertama melainkan sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Peneliti

melakukan penelitian kembali mengenai model Problem Based Learning karena

model pembelajaran tersebut terbukti efektif meningkatkan aktivitas dan hasil hasil

belajar siswa pada penelitian sebelumnya.

Keefektifan model Problem Based Learning dapat dilihat dari hasil penelitian

yang dilakukan Nurhikmah (2012) yang berjudul “Keefektifan Penerapan Model

Problem Based Learning (PBL) terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA

Siswa Kelas V SekolahDasar Negeri Adiwerna 04 Kabupaten Tegal”. Hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan model Problem Based Learning dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Adiwerna 04.

Peningkatan tersebut diketahui dari adanya perbedaan nilai rata-rata hasil belajar

yang diperoleh antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai rata-rata hasil

belajar siswa kelas kontrol yaitu 69,12 sedangkan nilai siswa di kelas eksperimen

Page 61: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

43

yaitu 76,25. Hal tersebut menunjukkan siswa yang pembelajarannya menggunakan

model Problem Based Learning mendapatkan hasil belajar yang lebih baik

dibandingkan siswa yang tidak menggunakan model Problem Based Learning

dalam pembelajaran.

Penelitian mengenai model Problem Based Learning juga dilakukan oleh

Fanny Vidhayanti Nasution (2012) yang berjudul “Penerapan Model Problem

Based Learning untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Siswa Kelas III SD

Mutiara Harapan Lawang”. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar siswa dalam kegiatan belajar pada siklus I ke Siklus II. Hasil nilai aktivitas

belajar siswa yang berada pada kategori kurang dan cukup, padasiklus II hampir

semua siswa berada pada kategori sangat baik dan baik. Selain meningkatkan

aktivitas belajar juga meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari rata-

rata hasil belajar siswa sebelumnya yaitu 59 pada siklusI menjadi 83 pada siklus II.

Penelitian mengenai model Problem Based Learning yang lain yaitu

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Ejen Jenal Mutaqin (2010) berjudul

“Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas III SDN Karangmulya 02 Kecamatan

Malangbong Kabupaten Garut dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Pokok

Bahasan Pecahan melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning)”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan model Problem Based Learning

terbukti dapat meningkatkan partisipasi dan kemampuan siswa kelas 3 SD Negeri

Karangmulya 02 Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut dalam menyelesaikan

soal cerita pada pokok bahasan pecahan sederhana. Hasil tes siklus 1 menunjukkan

ketuntasan belajar dan dayaserap ideal telah tercapai, namun prestasi belajar siswa

Page 62: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

44

belum mencapai target yang diinginkan karena nilai ratarata kelas baru mencapai

angka 72,34 dan ketuntasan belajar baru mencapai 84,37%. Dibandingkan dengan

nilai rata-rata kelas pada siklus 1, nilai rata-rata kelas pada siklus 2 mengalami

peningkatan yang cukup baik hingga mencapai 85,62 dan ketuntasan mencapai

100%.

Beberapa penelitian yang relevan tersebut dapat digambarkan dalam tabel

berikut:

Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan

No Nama Peliti Judul Peneliti Hasil Penelitian Jenis

Penelitian

1 Nurhikmah Keefektifan

Penerapan Model

Problem Based

Learning(PBL)

terhadap

Peningkatan

Kualitas

Pembelajaran IPA

Siswa Kelas V

Sekolah Dasar

Negeri Adiwerna 04

Kabupaten Tegal

(2012)

Nilai rata-rata hasil

belajar siswa kelas

kontrol adalah

69,12 sedangkan

nilaisiswa di kelas

eksperimen yang

diberi perlakuan

dengan model

Problem Based

Learning adalah

76,25. Hal ini

menunjukkanmodel

pembelajaran ini

dapat

meningkatkan

hasil belajar siswa.

Penelitian

Eksperimen

2 Fanny

Vidhayanti

Nasution

Penerapan model

PBL untuk

Meningkatkan

Pembelajaran IPA

Siswa Kelas III SD

Mutiara Harapan

Lawang (2012)

Selain terbukti

dapat

meningkatkan

aktivitas belajar,

model

pembelajaran

Problem Based

Learning juga

dapat

meningkatkan hasil

belajar siswa. Hal

Penelitian

Tindakan

Kela

Page 63: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

45

ini terbukti dari

rata-rata hasil

belajar siswa

sebelumnya yaitu

59 pada siklus I

menjadi 83 pada

siklus II.

3 Ejen Jenal

Mutaqin

Meningkatkan

Kemampuan Siswa

Kelas III SDN

Karangmulya 02

Kecamatan

Malangbong

Kabupaten Garut

dalam

Menyelesaikan Soal

Cerita pada Pokok

Bahasan Pecahan

melalui Model

Pembelajaran

Berbasis Masalah

(Problem Based

Learning) (2010)

Hasil tes siklus 1

menunjukkan

ketuntasan belajar

dan daya serap

ideal telah tercapai

dengan rata-rata

nilai 72,34 .Nilai

rata-rata kelas pada

siklus 2 mengalami

peningkatan yang

cukup baik hingga

85,62.

Penelitian

Tindakan

Kelas

Beberapa penelitian mengenai model Problem Based Learning yang telah

dilakukan menunjukkan model pembelajaran ini mampu meningkatkan

pembelajaran. Peneliti melakukan penelitian eksperimen untuk menguji

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Di SMK NU Ungaran. Kesamaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya terletak pada model pembelajaran yang digunakan

yaitu Problem Based Learning. Sedangkan perbedaannya, mata pelajaran yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Sisitem Komputer pada materi Set Instruksi

pada dan sekolah yang digunakan untuk penelitian yaitu SMK NU Ungaran.

Page 64: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

46

2.3. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Proses Implementasi PBL

Kerangka berfikir merupakan pemaparan mengenai dimensi-dimensi utama serta

faktor-faktor kunci yang menjadi pedoman kerja baik dalam menyusun model,

pelaksanaan di lapangan maupun pembahasan di lapangan maupun pembahasan

hasil penelitian.

SMK NU Ungaran merupakan salah satu sekolah yang telah menerapkan

kurikulum 2013, dan memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk proses

belajar mengajar. Namun, dalam proses belajar yang baik tidak hanya ditunjang

dari segi sarana dan prasaran yang memadai saja namun juga dalam segi model

Page 65: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

47

pembelajaran yang diterapkan oleh guru apakah tepat dalam penerapannya

dikegiatan proses belajar-mengajar supaya siswa dapat dengan baik menyerap

informasi yang disampaikan oleh guru sebagai fasilitator.

Model pembelajaran yang dimaksud disini adalah salah satu model

pembelajar yang ada di Kurikulum 2013. Model Problem Based Learning menuntut

peran aktif siswa dan berorientasi pada proses belajar siswa (student-based

learning). Pembelajaran berbasis masalah, tidak dirancang untuk membantu guru

memberikan informasi secara mendetail kepada siswa, tetapi dirancang untuk

membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir, ketrampilan

menemukan dan memecahkan masalah, dan ketrampilan intelektual, sehingga

siswa tidak bergantung pada satu sumber (guru) melainkan menjadi pebelajar yang

mandiri dan aktif untuk mencapai hasil pemebelajaran yang optimal.

Guru SMK NU Ungaran sudah menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning dalam pembelajaran, namun penggunaan model belajar belum

sepenuhnya guru pahami dan masih rendah dalam pengempletasiannya. Model

pembelajaran yang telah guru susun di RPP sudah menerapkan model Problem

Based Learning, namun kenyataannya di kelas guru belum sepenuhnya menerapkan

model Problem Based Learning. Hal itu terjadi sampai saat ini karena guru belum

memiliki pedoman yang jelas tentang penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning. Guru memandang bahwa model Problem Based Learning rumit

untuk diterapkan karena mengkaitan permasalahan yang ada di lingkungan untuk

diangkat dalam topik pembelajaran, dan masih menganggap bahwa tugas guru

adalah yang terpenting yaitu menyampaikan materi di kelas. Padahal jika guru

Page 66: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

48

menggunakan model Problem Based Learning akan menstimulus anak didiknya

agar lebih aktif dan berfikir kritis terhadap permasalahan di lingkungan dengan

kaitannya mata pelajaran sistem komputer.

Solusi yang tepat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,

solusi yang dapat digunakan untuk menjawab persoalan tersebut adalah dengan

mengevaluasi model pembelajaran Problem Based Learning yang telah guru

terapkan di kelas. Adanya evaluasi ini diharapkan dapat memperbaiki proses

pembelajaran model Problem Based Learning.

Page 67: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

89

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan, maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa yang dilaksanakan di SMK NU Ungaran Kabupaten

Semarang menunjukkan bahwa:

1) Hasil penelitian Penerapan model Problem Based Learning didapatkan

menjadikan siswa aktif, berpartisipasi dalam diskusi, berpikir kritis, dan

memiliki keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh

pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Ini sesuai

dengan teori dan tujuan model pembelajaran PBL yang ditulis oleh Nurhadi

dalam bukunya yang berjudul Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis

Masalah. Oleh karena itu, pembelajaran sistem komputer pada materi set

instruksi dengan menerapkan model Problem Based Learning yang telah

dilaksanakan di kelas XI TKJ 1 SMK NU Ungaran Kabupaten Semarang

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dari kegiatan pembelajaran

tersebut, terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari sebelum mendapat

threatment sebesar 43.63% dengan kriteria rendah, menjadi nilai rata-rata

aktivitas belajar siswa setelah mendapat threatment sebesar 71.59% dengan

kriteria tinggi. Dari data tersebut diketahui aktivitas belajar siswa yang

pembelajarannya menggunakan model Problem Based Learning lebih baik

Page 68: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

90

daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan model konvensional.

Jadi dapat disimpulkan terdapat perbedaan aktivitas belajar antara siswa

yang pembelajarannya menggunakan Problem Based Learning dengan

siswa yang pembelajarannya menggunakan model konvensional.

2) Hasil penelitian Penerapan model Problem Based Learning dapat

disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang

pembelajarannya menggunakan Problem Based Learning dengan siswa

yang pembelajarannya menggunakan model konvensional. Hasil

pengamatan menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum

mendapat threatment sebesar 60.61, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar

siswa setelah mendapat threatment sebesar 83.43. Kemudian nilai rata-rata

ketuntasan dari sebelum diberikan threatment sebesar 15.15% menjadi

78.79% setelah diberi threatment. Dari data tersebut diketahui hasil belajar

siswa yang pembelajarannya menggunakan model Problem Based Learning

mingkat daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan model

konvensional.

5.2. Saran

Saran peneliti berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1) Model Problem Based Learning dapat dijadikan alternatif model

pembelajaran yang dapat meningkatakan aktivitas belajar siswa.

Page 69: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

91

2) Siswa yang hendak melaksanakan pembelajaran menggunakan model

Problem Based Learning harus memahami langkah-langkah dalam

melaksanakan pembelajaran, hal tersebut bertujuan agar tidak banyak waktu

yang terbuang.

3) Guru harus mampu merencanakan dan mengelola waktu pembelajaran

menggunakan model Problem Based Learning dengan baik. Guru harus

memberikan penjelasan secara rinci kepada siswa mengenai langkah-

langkah pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning, agar

siswa tidak kebingungan dalam melaksanakan pembelajaran.

4) Sekolah perlu menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning

salah satunya pada mata pelajaran Sistem Komputer materi Set Instruksi

karena dari hasil penelitian menunjukan hasil belajar siswa meningkat

setelah diberikan perlakuan model Problem Based Learning.

Page 70: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

92

DAFTAR PUSTAKA

A’la, Miftahul. 2012. Quantum Teaching. Jogjakarta: Diva press.

Abdul Wahab, Solichin. 2008. Analisis Kebijaksaan dari formulasi ke

implementasi kebijaksanaan negara. Jakarta : Bumi Aksara

--------------------------------. 2004. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke

Implementasi. Kebijahanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar kebijakan publik. Bandung:Alfabeta.

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum

2013. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.

Amri, Sofan dan Lif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses pembelajaran kreatif dan

inofatif dalam kelas metode, landasan teoritis-praktis dan penerapanya.

Jakarta: PT. Prestasi Pustaka.

Anas Sudijono. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Anni, Catharina Tri, dkk. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES

Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

--------------------------. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

--------------------------. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. dan Safruddin, A. J .C. 2008. Evaluasi Program Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara

Astika, I. Kd. Urip, I. K. Suma dan I. W. Suastra. 2013. Pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah Dan

Keterampilan Berpikir Kritis. eJournal Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Volume 3 Tahun

2013).http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ipa/article/v

iew/851/606 diakses pada 17 Januari 2017.

Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Erlangga.

Page 71: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

93

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis

Siswa Sekolah Dasar. ISSN 1412-565X Edisi Khusus No. 1, Agustus

2011. http://jurnal.upi.edu/file/8-Fachrurazi.pdf diakses pada 16 Januari

2017.

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kamus Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Pusat Bahasa.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Buku Ajar Sistem

Komputer. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.

Made Wena. 2010. Strategi pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu

Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Maufur, Hasan Fauzi. 2009. Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan. Semarang:

PT Sindur Press.

Mulyatiningsih, Endang. 2013. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.

Bandung: Alfabeta

Munib, Achmad. 2013. Bahan Ajar Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta:

Deepublish.

Nasution, S. 2007. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Pemerintah No 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: KEMENDIKBUD RI.

Peraturan Pemerintah No 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar Dan Menengah. Jakarta. Jakarta: KEMENDIKBUD RI.

Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:

Mediakom.

Page 72: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …lib.unnes.ac.id/31079/1/1102413051.pdf · komputer. Prosedur penelitian ini terdiri dari dua sub pokok penelitian, yaitu pre-test

94

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rusmono. 2012. Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu.

Jakarta: Ghaila Indonesia

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Sari, Nur Fatimah dan Nasikh. 2009. Efektivitas Penerapan Pembelajaran

Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep dalam Meningkatkan Proses

dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X6 MAN 2

Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2006-2007. JPE-Volume 2,

Nomor 1, 2009. http://fe.um.ac.id/wpcontent/uploads/2010/03/Nur-

Fatimah-Edit.pdf diakses pada 1 Januari 2017.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:

Rineka Cipta

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata, N. S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya.

Suliyono, Joko. 2012. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Cakrawala

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Thobroni dkk. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktifistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Jakarta: Sekretariat Kabinet RI.

Yatim Riyanto. (2010). Paradigma Pembelajaran sebagai Referensi bagi

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan

Berkualitas. Jakrta: Prenada Media Group.

Yonny, Acep. dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Familia.