implementasi pembelajaran berbasis kearifan lokal...
TRANSCRIPT
- 129 -
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DALAM MENANAMKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
DI TK TUNAS HARAPAN GAJAH DEMAK
Mustakimah, M. Pd
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Walisongo Semarang
ABSTRAK
Pendidikan karakter pada anak usia dini dewasa ini sangat
diperlukan dikarenakan saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis
karakter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementsi
pendidikan karakter yang telah berjalan, baik dari segi perencanaannya,
pelaksanaan, penilaian dan faktor penghambat dalam pendidikan karakter
anak usia dini. Penelitian ini dilakukan di TK Tunas Harapan Gajah Demak.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) pembelajaran berbasis
kearifan lokal dalam menanamkan karakter anak usia dini dimulai dari
perencanaan pembelajaran dengan baik, perencanaan pembelajaran
karakter terintegrasi dengan pembelajaran yang ada dengan cara
mengintegrasikan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dalam
perencanaan pembelajaran dalam bentuk RKM (Rencana kegiatan
mingguan) dan RKH (Rencana kegiatan harian) (2) Pelaksanaan
pembelajaran berbasis kearifan lokal dilaksanakan setiap hari secara
terintegrasi dengan pembelajaran yang sudah dijadwalkan dengan masing-
masing bagian pokok bahasan disesuaikan dengan tema. (3) Penilaian yang
digunakan dalam pembelajaran berbasis kearifan lokal menggunakan
catatan anekdot, observasi dan catatan harian. (4) Faktor penghambat
dalam menerapkan pembelajaran berbasis kearifan lokal yaitu, penerapan
pendidikan karakter anak yang tidak konsisten, pendanaan terkait
pelaksanaan pendidikan karakter, minimnya monitoring dari pusat kurikulum
dan faktor lingkungan dari peserta didik.
Saran dalam penelitian ini adalah (1) perencanaan pembelajaran
karakter anak perlu dikembangkan secara lebih sistematis dan terperinci. (2)
pembelajaran karakter anak harus konsisten dimasing-masing sentra. (3)
Penilaian pendidikan karakter anak ditinjau kembali dan diselaraskan
dengan penilaian yang disarankan oleh Puskur Kemendiknas. 4) Guru
sebagai model utama dalam memberikan contoh kepada anak didik
mengenai karakter, harus disertai dengan contoh riil/langsung di sekolah.
Kata Kunci : Pendididkan Karakter, Anak Usia Dini, Pembelajaran Berbasis
Kearifan Lokal
Mustakimah
- 130 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
Abstract : Character education in early childhood is very necessary because to the current
nation of Indonesia is undergoing a crisis of character in children of the nation. Building
character through local wisdom-based learning is the act of making a child accustomed to
behave well and he is accustomed .
The purpose is to learning based described the implementation of such local
wisdom in imparting character that has been running all the time , both in terms of planning
, the implementation of , assessment and factors that hampers character education in early
childhood . The qualitative study was conducted in kindergarten Tunas Harapan Gajah
Demak. This research use descriptive qualitative approach. The subject in this research is
head of the school, teachers and learner in kindergarten Tunas Harapan.
A method of data collection is done by means of interview , observation and
documentation . Data reduction process of analysis covering data, display data and the with
inference. The result showed that ( 1 ) learning local wisdom based in imparting character
early childhood started from learning planning well , learning character learning planning
integrated with existing by means of integrating character education based in planning
learning local wisdom in the form of RKM and RKH ( 2 ) lesson local wisdom based be held
every day in an integrated with learning that had been scheduled with each of the most basic
adapted to the theme . ( 3 ) assessing the used in learning local wisdom based in a
kindergarten Tunas Harapan Gajah Demak use the note anecdotes , observation and the
record of daily . ( 4 ) factors that hampers learning based in applying such local wisdom that
is , the application of character education which child does not consistent.
Advice in this research was ( 1 ) planning character education children should be
expanded in a more systematic and detailed . ( 2 ) learning character children must be
consistent each learning center. ( 3 ) assessing the character education children needs to be
reconsidered and aligned with the suggested by curriculum center the national education
ministry . 4 ) teachers as a model main in provide an example to students , accompanied by
example real / directly about love against the lord yme and love such local wisdom in school
. `
Key Word : Character education, Early childhood, Learning the local
wisdom.
1. PENDAHULUAN
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DALAM MENANAMKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
DI TK TUNAS HARAPAN GAJAH DEMAK
- 131 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan
manusia, yang dinamis dan sarat perkembangan. Perkembangan pendidikan
merupakan hal yang seharusnya terjadi, sejalan dengan perubahan budaya
kehidupan, perubahan perkembangan ilmu dan teknologi. Perubahan ini
memberikan dampak yang sangat luas di segala aspek kehidupan.
Pendidikan karakter pada anak usia dini, sangat diperlukan agar tidak
terjadi krisis karakter dalam diri anak bangsa. Karakter adalah watak, tabiat,
akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara
pandang, bepikir, bersikap dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa
sejumlah nilai moral, dan norma, seperti cinta pada Tuhan YME, jujur,
berani bertindak, dapat dipercaya, hormat pada orang lain, cinta budaya lokal,
mandiri, kerja keras, dan kreatif.
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman tiga hubungan
yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan
dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan
alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil
hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan atau pemahaman yang pada
akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk
hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya.
Implementasi pendidikan karakter harus sejalan dengan orientasi pendidikan.
Pola pembelajarannya dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai moral
tertentu dalam diri anak yang bermanfaat bagi perkembangan pribadinya
sebagai makhluk individual sekaligus sosial. Koesoema, (2007: 7)
mengatakan bahwa pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang
negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan
positif.
Mustakimah
- 132 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
Rahmitha (2002:34) menjelaskan bahwa usia dini merupakan masa
perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan bagi anak di masa
depannya. Pada usia dini stimulasi yang proporsional perlu diberikan kepada
anak sehingga memberikan hasil yang optimal. Rahmitha juga menjelaskan
bahwa pendidikan anak usia dini adalah bentuk pendidikan yang fundamental
dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu, bentuk pembelajaran bagi anak
seharusnya yang menyenangkan, tanpa ada beban bagi anak yang dapat
menciptakan hambatan bagi anak dalam mengikuti pendidikan di masa-masa
selanjutnya. Dalam proses pembelajaran dilakukan upaya menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif sehingga menjadikan
sesuatu yang sulit bagi anak menjadi mudah dan menyenangkan, terjadi
interaksi antara anak dan guru.
pembelajaran yang dilakukan di TK Tunas Harapan memiliki suasana
yang menyenangkan dan anak – anak berkembang dan berinteraksi secara
positif dengan guru maupun dengan teman yang lain, fasilitas di TK Tunas
Harapan sudah lengkap, sudah terdapat kelas yang nyaman untuk kegiatan
belajar mengajar, akan tetapi terkait dengan pengenalan kearifan lokal
kepada anak, guru-guru TK Tunas Harapan masih kesulitan, sebagai contoh
di TK Tunas Harapan dalam mengenalkan kearifan lokal dengan tema
Grebeg Besar, guru hanya menggunakan metode bercerita. Anak – anak
kurang tertarik saat kegiatan dengan menggunakan metode tersebut. Menurut
guru anak – anak cepat bosan, awalnya anak – anak tertarik namun lama
kelamaan anak kurang tertarik. Karena disaat guru menjelaskan tentang tema
Grebeg Besar anak – anak fokus dengan gurunya sehingga menyebabkan
anak cepat bosan.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa sangat sedikit atau terbatasnya
pengetahuan anak usia dini khususnya di TK Tunas Harapan Gajah Demak
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DALAM MENANAMKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
DI TK TUNAS HARAPAN GAJAH DEMAK
- 133 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
tentang Grebeg Besar yang merupakan kearifan lokal Kota Demak sehingga
perlu dikenalkan Grebeg Besar melalui pembelajaran berbasis kearifan lokal
agar anak – anak dapat mengenal karakter – karakter budaya lokal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan implementasi pembelajaran berbasis kearifan lokal
dalam menanamkan karakter Anak Usia Dini di TK Tunas Harapan
Desa Sambiroto Kecamatan Gajah Kabupaten Demak
2. Mengetahui hambatan dalam pembelajaran berbasis kearifan lokal
dalam menanamkan karakter Anak Usia Dini di TK Tunas Harapan Desa
Sambiroto Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
penelitian yang menggambarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi
berdasarkan kenyataan. Sugiyono (2006 : 14). Penelitian ini dilakukan di TK
Tunas Harapan Gajah Demak. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan triangulasi data yang meliputi reduksi data, data display dan
penarikan kesimpulan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kearifann Lokak Anak Usia
Dini
Hasil pengamatan terhadap Perencanaan pembelajaran pada program
PAUD merupakan langkah awal yang sangat penting untuk memberikan arah
yang tepat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, selain itu rencana
Mustakimah
- 134 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
pembelajaran disusun untuk memberikan panduan dalam menyiapkan
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak.
Pembelajaran anak usia dini pada prinsipnya mencakup segala hal
yang ada kaitannya dengan proses interaksi antara anak, pendidik dalam
suatu lingkungan untuk mencapai tugas perkembangan sehingga memberikan
pengalaman nyata bagi anak agar termotivasi dan memperoleh pengalaman
belajar bermakna relevan dengan teori .Reigeluth (2001:19).
penyusunan rencana pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap
perkembangan anak. Rencana pembelajaran yang tidak sesuai dengan tahap
perkembangan anak tidak atau kurang memberi manfaat bagi pengembangan
kemampuan anak. Oleh karena itu guru atau pendidik dituntut dapat
mendisain dan melaksanakan sebuah proses pembelajaran. Hal tersebut
menjadi salah satu tugas profesional seorang guru.
Dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru
dapat menggunakan landasan konsep teori perencanaan pembelajaran atau
dikenal dengan instructional planning atau konsep perencanaan yang
dikehendaki dalam kurikulum. Kurikulum memuat berbagai konsep
pengaturan kegiatan pendidikan, diantaranya adalah kegiatan merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran. Hal ini memberikan isyarat bahwa sebelum
merencanakan pembelajaran, guru harus memahami konsep kurikulum yang
menjadi kesepakatan dalam penyelenggaraan pendidikan. Perencanaan
pembelajaran karakter pada dasarnya di TK Tunas Harapan cukup baik,
hanya ada beberapa hal yang memang perlu ditambah.
Integrasi
Nilai-nilai
karakter
Religius
dan cinta
kearifan
Perencanaan
Perencanaan
tahunan
Perencanaan
Semester
Menyusun RKM
Penyusunan RKH
Peserta
didik
berkarakter
Religius
dancinta
kearifan
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DALAM MENANAMKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
DI TK TUNAS HARAPAN GAJAH DEMAK
- 135 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
Gambar : Perencanaan Pendidikan Karakter Anak
Gambar. Skema Perencanaan Pendidikan Karakter TK Tunas Harapan
Bentuk-bentuk perencanaan dalam proses pembelajaran pendidikan karakter
di TK Tunas Harapan adalah :
a) Perencanaan Tahunan
b) Perencanaan Semester
c) Perencanaan Mingguan (Rencana Kegiatan Mingguan)
d) Perencanaan Harian (Rencana Kegiatan Harian)
3.2. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Dalam
Menanamkan Karakter Anak Usia Dini di TK Tunas Harapan Gajah
Demak
Pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah
pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang
berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada
anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus
dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang dimiliki oleh anak
(Haling, T.Subhan, 2012: 8).
Mustakimah
- 136 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
Pelaksanaan pembelajaran karakter di TK Tunas Harapan dilaksanakan
setiap hari secara terintegrasi dengan pembelajaran yang sudah dijadwalkan
dengan setiap bagian pokok bahasan disesuaikan dengan tema. Tiga puluh
menit setelah kegiatan awal, pembelajaran barulah dilaksanakan kegiatan inti
dengan menyesuaikan jadwal sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH)
dalam satu kompetensi dasar yang akan dicapai dari kegiatan. Pelaksanaan
pembelajaran pendidikan karakter anak akan berhasil dengan baik apabila
sesuai dengan indikator penerapan pendidikan karakter.
Proses pendidikan karakter anak di TK Tunas Harapan terdiri atas
beberapa hal :
1. Kegiatan awal/pendahuluan
Berdasarkan standar proses, pada kegiatan pendahuluan, guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
yang sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
c. Menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
Eksplorasi (peserta didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan dan mengembangkan sikap melalui kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa). Contohnya: Memfasilitasi
terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
b. Elaborasi
peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DALAM MENANAMKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
DI TK TUNAS HARAPAN GAJAH DEMAK
- 137 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan dalam. Contoh:
Membiasakan peserta didik untuk tertib pada saat proses
pembelajaran.
c. Konfirmasi
peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran, kelayakan,
atau keberterimaan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperoleh oleh siswa. Contoh : Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik
3. Kegiatan penutup
Tahap ini guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran serta memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran.
3.3. Penilaian Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Dalam
Menanamkan Karakter Anak Usia Dini di TK Tunas Harapan Gajah
Demak
Penilaian dalam pendidikan karakter anak adalah penilaian untuk
mengetahui proses pendidikan dan komponen-komponennya dengan
instrumen yang terukur dan berlandaskan ketercapaian karakter yang
diinginkan. Tujuan Penilaian pendidikan adalah mengetahui kadar
pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan
mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan.
Dalam implementasi penilaian dalam pendidikan karakter memang tidak
semudah membalik tangan, namun itu semua adalah tantangan bagi dunia
Mustakimah
- 138 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
pendidikan sekarang dan masa mendatang. (Dirjen PMPTK Depdiknas,
2008:3).
Hasil temuan penelitian yang diperoleh bahwa Penilaian pendidikan
karakter anak usia dini menggunakan catatan anekdot, observasi, catatan
harian.
Berikut ini adalah skema Penilaian pendidikan karakter di TK Tunas Harapan
Gajah Demak:
Gambar. Penilaian Pendidikan Karakter TK Tunas Harapan
Penilaian pembelajaran yang dilaksanakan di Tk Tunas Harapan Gajah
Demak menggunakan catatan anekdot, observasi dan catatan harian.
1. Catatan Anekdot (anecdotal record)
Catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang
berkenaan dengan nilai yang dikembangkan selalu dapat digunakan guru.
2. Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengamati dan
Proses ini berlangsung dengan pengamatan yang meliputi melihat,
merekam, dan mencatat kejadian yang berkaitan dengan pendidikan
karakter anak.
Pembelajaran
karakter cinta
pada Tuhan
YME dan
cinta kearifan
lokal
Kesimpulan
Memberikan
penilaian
Catatan Anekdot
(anecdotal Record)
Catatan Harian Narasi
Observasi
(Mengamati)
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DALAM MENANAMKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
DI TK TUNAS HARAPAN GAJAH DEMAK
- 139 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
3. Catatan harian/narasi
Catatan harian ini dilakukan oleh guru sebagai alat untuk mengetahui
Penilaian pendidikan karakter anak, catatan harian ini berisi tentang
kegiatan anak dalam pembelajaran, kesan-kesan tentang kegiatan
kelompok atau perseorangan yang dicatat pada akhir pembelajaran.
3.4. Faktor Penghambat Pendidikan Karakter Anak di TK Tunas
Harapan
Faktor penghambat proses pendidikan karakter anak yaitu:
penerapan pendidikan karakter anak yang tidak konsisten, pendanaan terkait
pelaksanaan pendidikan karakter, minimnya monitoring dari pusat kurikulum
dan faktor lingkungan dari peserta didik.
4. PEMBAHASAN
Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan
keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan
datang. Perencanaan pembelajaran tersebut bermuara pada komponen yang
membentuk sistem proses pembelajaran. Komponen sistem proses
pembelajaran ini sebagaimana dikemukakan Sanjaya (2008:58) meliputi
tujuan, materi, metode, media, dan penilaian. Keseluruhan rancangan
komponen pembelajaran tersebut dapat dituangkan dalam bentuk Silabus
perencanaan tahunan, perencanaan semester, RKM dan RKH yang dilengkapi
dengan Bahan Ajar yang sesuai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki
oleh guru adalah membuat perencanaan secara profesional dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik,
pembelajar, sekaligus sebagai perancang pembelajaran.
Mustakimah
- 140 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
Guru sebelum melakukan proses pembelajaran harus membuat
pemetaan, silabus, program tahunan, program semester, program mingguan
dan program harian yang didalammya sudah terencana mengenai tujuan,
bahan ajar mengenai pendidikan karakter yang akan disampaikan kepada
anak didik, waktu, medianya, strateginya, dan sampai pada bagaimana
penilaiannya, termasuk bagaimana apabila tujuan tidak tercapai (Mursyid,
2013: 24-25).
1. Perencanaan Tahunan
Dalam perencanaan tahunan sudah ditetapkan dan disusun
kemampuan keterampilan dan pembiasaan-pembiasaan yang diharapkan
dicapai oleh anak didik dalam satu tahun. Perencanaan tahunan dan
semester juga memuat tema-tema yang sesuai dengan aspek perkembangan
anak dan minat anak serta sesuai dengan lingkungan sekolah setempat.
Perencanaan tahunan dibuat bersama antara guru-guru dan kepala sekolah.
1. Perencanaan Semester
Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang berisi
jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar dan
indikator yang ditata secara urut, serta sistematis, alokasi waktu yang
diperlukan untuk setiap jaringan tema dan sebarannya ke dalam semester I
dan semester II.
2. Perencanaan Mingguan (Rencana Kegiatan Mingguan)
Perencanaan mingguan disusun dalam bentuk satuan kegiatan
mingguan (RKM). RKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester
yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah
direncanakan dalam satu Minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema
dan sub tema.
3. Perencanaan Harian (Rencana Kegiatan Harian)
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DALAM MENANAMKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
DI TK TUNAS HARAPAN GAJAH DEMAK
- 141 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
Perencanaan harian disusun dalam bentuk Rencana kegiatan harian
(RKH). RKH merupakan penjabaran dari satuan kegiatan mingguan
(RKM). RKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang
dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari.
RKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, makan dan kegiatan
akhir.
Inti dari perencanaan pembelajaran adalah proses memilih,
menetapkan dan mengembangkan, pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran, menawarkan bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar
yang bermakna, serta mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran
dalam mencapai hasil pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran harus mampu dalam mengembangkan
persiapan mengajar, terlebih dahulu perlu menguasai secara teoritis dan
praktis unsur-unsur yang terdapat dalam persiapan mengajar. Hal ini sesuai
dengan pendapat Agboola (2012:167) Kemampuan membuat persiapan
mengajar merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan sebagai
muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman
yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran setidaknya harus meliputi Kegiatan awal
atau pendahuluan merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan
secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : misalnya
berdoa/mengucapkan salam, membicarakan tema atau subtema. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian kemampuan sosial
dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang
memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen
sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak.
Mustakimah
- 142 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
Serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi
dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik.
Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara
individu/kelompok. Istirahat/makan merupakan kegiatan yang digunakan
untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan : misalnya
mengenalkan kesehatan makanan yang bergizi, tata tertib makan yang
diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum makan.
Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan bermain dengan
alat permainan diluar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik
kasar anak dan bersosialisasi.
Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan
secara klasikal. Kegiatan akhir yang dapat diberikan misalnya membacakan
cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang
kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok harinya, menyanyi,
berdoa dan sebagainya.
Model catatan yang dibuat oleh pendidik ketika melihat adanya
perilaku yang berkenaan dengan nilai yang sedang dikembangkan dan dapat
digunakan pendidik. Selain itu pendidik dapat pula memberikan tugas
yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang
dimilikinya. Sebagai contoh, peserta didik dimintakan menyatakan
sikapnya toleransi terhadap teman yang membutuhkan, tanggung jawab
terhadap tugas yang di berikan guru.
Adapun prosedur penilaian di TK Tunas Harapan sebagai berikut:
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DALAM MENANAMKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
DI TK TUNAS HARAPAN GAJAH DEMAK
- 143 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
Guru melaksanakan penilaian yang mengacu pada kemampuan (indikator)
yang hendak di capai dalam satuan kegiatan yang direncanakan dalam
tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah
ditentukan. Dalam pelaksanaan penilaian harian, guru menilai kemampuan
(indikator) semua anak yang hendak dicapai seperti yang telah diprogramkan
dalam RKH.
Cara pencatatan hasil penilaian harian di catat pada kolom penilaian
perkembangan dalam RKH dan kolom penilaian harian. Anak yang belum
mencapai indikator yang diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan
tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak
dan diberi tanda bulatan kosong ○ atau
Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam RKH atau
mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan secara tepat/cepat/lengkap/benar,
maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan tanda bulatan penuh ●
atau
Jika semua anak menunjukkan kemampuan sesuai dengan indikator yang
tertuang dalam RKH, maka pada kolom penilaian dituliskan “semua anak”
dengan tanda cheklist √. Keterangan:
○ : anak belum mampu menyelesaikan kegiatan dan masih perlu bantuan
guru.
: anak telah mampu menyelesaikan kegiatan lebih dari apa yang
diprogramkan
√ : anak mampu menyelesaikan kegiatan seperti yang diharapkan
Faktor Penghambat Pendidikan Karakter Anak Usia Dini yaitu:
Pelaksanaan pembelajaran karakter anak tidak lepas dari kendala atau faktor
penghambat yang harus dihadapi. Adapun faktor yang menjadi penghambat
Mustakimah
- 144 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
dalam proses pembelajaran berbasis kearifan lokal dalam menanamkan
karakter anak usia dini di Tk Tunas Harapan yaitu:
1) karakteristik anak yang berbeda-beda.
2) Faktor lingkungan peserta didik.
3) pendanaan pendidikan karakter yang masih dibebankan sepenuhnya ke
pihak sekolah
4) monitoring dari pusat kurikulum yang masih minim.
5) Kerja sama antar guru lemah dalam proses pembelajaran dan
implementasi pendidikan karakter anak usia dini di sekolah.
6) Penerapan pendidikan karakter terhadap anak yang kurang konsisten dan
tidak konsekuen menjadikan salah satu penghambat dalam pendidikan
karakter anak usia dini.
5. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian implementasi
pembelajaran berbasis kearifan lokal dalam menanamkan karakter Anak Usia
Dini di TK Tunas Harapan Gajah Demak, dapat di simpulkan sebagai
berikut:
1. Perencanaan pembelajaran berbasis kearifan lokal di TK Tunas Harapan
disesuaikan dengan tema yang akan di bahas, agar tercipta sebuah
kesatuan pembelajaran yang integral atau tidak terputus. Perencanaan
pembelajaran sebagai pedoman awal dalam menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Perencanaan
pembelajaran merupakan suatu rangkaian yang saling berhubungan dan
saling menunjang antara keseluruhan komponen di dalam pembelajaran.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DALAM MENANAMKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
DI TK TUNAS HARAPAN GAJAH DEMAK
- 145 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
Peran guru dalam perencanaan pembelajaran pendidikan karakter adalah
mempersiapkan media yang berhubungan dengan perkembangan sikap
dan perilaku atau sosial emosi anak. Sebelum melakukan proses
pembelajaran, guru membuat pemetaan, silabus, program tahunan,
program semester, program mingguan, dan program harian yang di
dalamnya sudah tercantum mengenai tujuan, bahan ajar, alokasi waktu,
media, strateginya, dan penilaian.
2. Pelaksanaan pembelajaran berbasis kearifan lokal dilaksanakan dengan
sistem Area agar apa yang telah direncanakan lebih terarah dan tepat
sasaran. Anak diharapkan memiliki karakter melalui tiga hal yaitu
dengan cara knowing, feeling, dan acting. Knowing melalui bercerita
dapat menanamkan nilai-nilai karakter dan berwawasan. Feeling
bertujuan untuk menggugah perasaan anak atau menumbuhkan empaty
anak. Acting, yaitu praktek secara langsung pada sasarannya.
3. Penilaian pendidikan karakter anak dapat dilihat dalam perkembangan
dan perubahan sikap dan perilaku anak sehari-hari yang tercatat dalam
lembar observasi, catatan harian dan catatan anekdot.
4. faktor penghambat dalam penerapan pendidikan karakter berbasis kearifan
lokal anak usia dini yaitu; Pertama karakteristik anak yang berbeda-
beda, kedua faktor lingkungan peserte didik, ketiga pendanaan
pendidikan yang masih dibebankan sepenuhnya ke pihak sekolah.
Keempat monitoring dari pusat kurikulum yang masih minim. Kelima
Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan
implementasi karakter berbasisi kearifan lokal. Keenam Kurangnya
dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani karakter di
sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah serta penerapan
Mustakimah
- 146 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
pendidikan karakter terhadap anak yang kurang konsisten dan tidak
konsekuen.
6. SARAN
peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran berbasis kearifan lokal perlu dipertahankan,
tetapi dalam merencanakan perlu diperhatikan dan dirancang lebih rinci
dan sistematis, agar pelaksanaan pembelajaran berbasis kearifan lokal
lebih mengena kepada peserta didik. Perencanaan pembelajaran berbasis
kearifan lokal yang tepat harus didasarkan pada pengamatan pendidik
dan catatan yang lengkap tentang minat dan tingkat perkembangan setiap
anak, dan diarahkan pada pembelajaran sebagai proses yang interaktif.
2. Pelaksanaan pembelajaran berbasis kearifan lokal dalam menanamkan
karakter anak usia dini harus konsisten di setiap pusat kegiatan
pembelajaran, agar tidak menjadikan tumpang tindih serta perbedaan
dalam penerapan pendidikan karakter anak.
3. Penilaian pendidikan karakter anak usia dini perlu ditinjau kembali atau
diganti dengan menggunakan penilaian yang disarankan oleh Puskur
Kemendiknas tentang Panduan Pelaksanaan Pendidikan karakter Anak
usia dini.
4. Guru sebagai model utama anak-anak dalam mencontohkan pendidikan
karakter , misalnya kegiatan yang dapat ditiru dan dijadikan panutan.
Dalam hal ini guru menunjukkan perilaku konsisten dalam mewujudkan
nilai karakter, yang dapat diamati oleh anak dalam kegiatan sehari-hari
baik berada di dalam atau di luar lembaga. Sebagai contoh guru datang
tepat waktu , selalu menggunakan prinsip 3S (senyum, salam, sapa),
berpakaian rapi, bertutur kata sopan, bersikap kasih sayang, dan jujur.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DALAM MENANAMKAN KARAKTER ANAK USIA DINI
DI TK TUNAS HARAPAN GAJAH DEMAK
- 147 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
Serta jalin kerjasama yang baik antar seluruh komponen sekolah agar
proses penerapan pendidikan karakter dapat berjalan dengan optimal dan
maksimal. Peserta didik dilibatkan secara aktif dalam setiap kegiatan
agar proses penerapan serta penanaman nilai-nilai karakter dapat berjalan
secara optimal.
Mustakimah
- 148 - Al Marhalah : Jurnal Pendidikan Islam. Volume. 15, No. 1 Mei 2019
DAFTAR PUSTAKA
Agboola, A. 2012. Bring Character Education into Classroom, European
Journal Of Educational Research University of the Incarnate Word.
Vol. 1, No. 2, Page. 163-170.
Haling, M.T. 2012. The Development of Character Education Curriculum
For Elementary School Students. International Journal on Social
Science Universiti Kebangsaan Malaysia. 2, 8-11.
Kemendiknas. 2010. Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran
di Sekolah Menengah Pertama. (Jakarta: Kemdiknas).
Koesoema, D. 2010. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik anak di Zaman
Global. Jakarta: Grafindo.
Kohn, A. 1997. How Not To Teach Values; A critical Look at Character
Education, Jurnal Internasional, Phi Delta Kappan. 3, 1-8.
Mursyid. 2013. Rencana Pembelajaran di PAUD Teori dan Praktik.
Semarang: Akfi Media.
Rahmitha P. Soendjojo. Pendidikan Anak Usia Dini Hak Semua Anak dalam
Buletin PADU Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia. (Jakarta: Direktorat
Pendidikan Anak Dini Usia, 2002)
Ratna Megawangi. 2007. Penerapan Teori Developmentally Appropriate
practices (DAP) Anak-anak Usia Dini 0 sampai 8 tahun. Jakarta:
viskom pratama.
Reigeluth. 2002. Intructional Design Theories and Models :An Overview of
their Currwnt Status.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.