implementasi pendidikan karakter dalam manajemen...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA
MADRASAH DAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN
GURU MI SE KECAMATAN PABELAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2014
Oleh
SIDDIQOH
NIM. M1.12.016
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar
Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2014
MOTTO
“dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(Al-Qur‟an Surat Al-Qashash, ayat 77)
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku (Bp. Jumadi dan Ibu Maryatun), yang telah
membesarkan dan mendidikku hingga aku dewasa;
2. Kedua mertuaku (Bp. Asmawi dan Ibu Munjianah) yang selalu
mendo‟akan aku;
3. Suamiku tercinta (Pak Rofi‟) yang selalu menyayangi dan memotivasi
aku;
4. Anakku tersayang (Dek Azka), sebagai motivator untuk selalu berjuang;
5. Kakakku (Mbak Bis), beserta keluarga yang selalu mendukungku;
6. Keluarga besar mertua, yang ikut mendo‟akan aku; dan
7. Seluruh pembaca yang budiman.
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil‟alamin. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang
menguasai seluruh alam jagat raya. Hanya kepada-Nya kami memohon
pertolongan, dan atas limpahan rahmat, taufiq, beserta hidayah-Nya kita masih
diberikan ketetapan iman dan taqwa kepada-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan pada Nabi
Muhammad SAW, sebagai revormator dunia yakni yang telah merubah zaman
kegelapan (jahiliah) menjadi zaman yang terang benderang dengan manusia yang
berakhlak melalui ajaran agama Islam yang dibawanya, serta syafaatnya
senantiasa kita harapkan di hari kiamat kemudian.
Atas pancaran ilmu-Nya yang dianugerahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul Implementasi Pendidikan Karakter dalam
Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Manajemen
Pembelajaran Guru MI Se Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun
2014 dengan baik, lancar serta dapat menempuh perjalanan panjang yang penuh
dengan perjuangan. Semua ini tidak lain adalah atas pertolongan dari Allah SWT.
Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga, Bpk. Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. (Periode 2011-2014) dan Bp. Dr.
Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. (Periode 2014-2018).
2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. dan Bapak Dr. Adang Kuswaya,
M.Ag. selaku pembimbing yang penuh dengan keihlasan, kesabaran dan
kejelian untuk memberikan bimbingan dan arahan sampai selesai
penyusunan tesis ini.
3. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Pendekatan dan Strategi Pendidikan Nilai sebagai inspirator tema
penelitian pendidikan karakter, beserta seluruh dosen dan karyawan
Program Pascasarjana STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan pelayanan kepada penulis.
4. Bpk. Slamet Tirmidzi, S.Ag., Ibu Siti Mustainah, S.Pd.I. dan Ibu Nur
Khasanah S.Pd.I. (Kepala Madrasah dan guru MI Miftahul Huda
Sumberejo 01), Ibu Siti Khodijah, S.Pd.I. dan Ibu Siti Rochyati, S.Pd.I
(Kepala Madrasah dan guru MI Al Ittihad Semowo), Bpk. Sukron Hakim,
S.H.I. dan Ibu Atik Muzdalifah (Kepala Madrasah dan guru MI
Tarbiyatul Ulum Jembrak), Bpk. M.A. Busaeri, S.Pd. dan Bpk. Mahasin
Billah, S.Pd.I. (Kepala Madrasah dan guru MI Miftahun Najihin Kauman
Lor ), Bpk Abdul Mu‟id, S.Pd.I. dan Ibu Umi Lisaniyah, S.Pd.I. (Kepala
Madrasah dan guru MI Pabelan), beserta seluruh dewan guru, karyawan
dan peserta didiknya yang telah memberikan kesempatan dan bantuan
demi terselesainya penelitian kepada penulis.
ABSTRAK
Siddiqoh. 2014. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen
Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Manajemen
Pembelajaran Guru MI se Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang Tahun 2014.
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. dan Dr. Adang Kuswaya, M.Ag.
Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Manajemen, Kepemimpinan Dan
Pembelajaran.
Penelitian mengenai implementasi pendidikan karakter dalam manajemen
kepemimpinan kepala madrasah dan manajemen pembelajaran guru untuk
mengetahui manajemen kepala madrasah dan guru dalam mengimplementasikan
program pendidikan karakter dalam melaksanakan tugasnya masing-masing,
yakni kepala madrasah sebagai pemimpin dan guru sebagai pendidik dan
pengajar. Penelitian ini berdasarkan pada realita karakter anak bangsa yang telah
mangalami perubahan dalam tatanan sosial bermasyarakat, serta masih kurang
nampak adanya pelaksanaan program pendidikan karakter secara sistematis oleh
para lembaga pendidikan. Dengan ini peneliti mencoba membedah masalah
tersebut di Madrasah Ibtidaiyah (MI) wilayah Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang. Secara spesifik peneliti ingin mengetahui gambaran karakter peserta
didiknya, pemahaman dan implementasi pendidikan karakter dalam manajemen
kepemimpinan kepala madrasah dan manajemen pembelajaran guru. Untuk
mengkajinya, peneliti menggunakan metodologi penelitian berjenis kualitatif
deskriptif, dengan cara peneliti hadir dan mengamati langsung objek penelitian,
serta mengadakan wawancara langsung pada para guru dan kepala madrasah.
Hasil dari penelitian, ditemukan bahwa peserta didik MI di wilayah Kecamatan
Pabelan memiliki banyak karakter baik yang menonjol seperti religius, jujur,
kreatif, tanggung jawab, peduli lingkungan dan sosial, komunikatif dan sopan
santun. Hal ini menunjukkan bukti adanya pemahaman para kepala madrasah dan
guru terhadap program pendidikan karakter yang dalam manajemennya secara
umum nampak pada visi, misi, tujuan dan program madrasah yang bernafaskan
pendidikan karakter. Di samping itu, guru selalu berusaha menjadi teladan dan
motivator yang baik. Adapun faktor yang mendukung terlaksananya program
pendidikan karakter adalah adanya kerja sama yang baik, lingkungan yang
kondusif, sarana dan prasarana yang memadahi, dan adanya perhatian dan
komunikasi yang baik antara pihak madrasah dengan orang tua/wali peserta didik.
Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah adanya
peserta didik yang kurang memiliki motivasi dari pihak keluarga atau lingkungan
rumah/keluarga yang kurang mendukung program madrasah.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………... i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. ii
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………….…… iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………….………………………….. iv
PRAKATA ………………………………………………………………….. v
ABSTRAK ………………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………... xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………........ 1
A. Latar Balakang Masalah……………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 5
C. Signifakasi Penelitian………………………………………………… 6
D. Kajian Pustaka……………………………………………………....... 7
E. Metode Penelitian…………………………………………………….. 10
F. Sistematika Penulisan………………………………………………… 18
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………….... 20
A. Pendidikan Karakter……………………………………………........... 20
1. Definisi Karakter………………………………………………….. 20
2. Pendidikan Karakter……………………………………………..... 22
3. Etika, Akhlak, dan Moral…………………………………………. 25
4. Karakter Bangsa…………………………………………………... 27
5. Implementasi Pendidikan Karakter……………………………….. 31
B. Manajemen Kepemimpinan dan Pembelajaran……………………….. 38
1. Manajemen………………………………………………………... 38
2. Kepemimpinan………………………………………………......... 43
3. Pembelajaran……………………………………………………… 50
BAB III DESKRIPSI DATA PENELITIAN……………………………......... 63
A. Gambaran Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Pabelan…………………. 63
B. Gambaran Umum Objek Penelitian…………………………………... 65
1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01………………………………….. 65
2. MI Al Ittihad Semowo……………………………………………... 74
3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak……………………………………… 79
4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor………………………………… 83
5. MI Pabelan………………………………………………………..... 88
C. Pendidikan Karakter di MI Kecamatan Pabelan……………………… 90
1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01………………………………….. 90
a. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Miftahul Huda
Sumberejo 01……………………………………………....….. 90
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Miftahul Huda
Sumberejo 01. …………………………………………....….... 93
2. MI Al Ittihad Semowo……..………………………………………. 103
a. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo…….. 103
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Al Ittihad Semowo… 105
3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak……………………………………… 111
a. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
…………………………………………………………………. 111
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
……………….………………………………………………… 112
4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor………………………………… 121
a. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Miftahun Najihin Kauman
Lor……………………………………………………………… 121
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Miftahun Najihin Kauman
Lor……………………………………………………………… 122
5. MI Pabelan………………………………………………………..... 129
a. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Pabelan…………............ 129
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Pabelan…………….. 131
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN………………………………....... 138
1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01…………………………………... 138
2. MI Al Ittihad Semowo……………………………………………... 148
3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak…………………………………........ 158
4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor………………………………… 169
5. MI Pabelan…………………………………………………………. 178
BAB V PENUTUP……………………………………………………………. 187
1. Simpulan…………...………………………………………………. 187
2. Saran……………………….………………………………………. 189
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 191
LAMPIRAN………………………………………………………………….. 196
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………........... 197
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kecamatan Pabelan Tahun Ajaran
2013/2014
Tabel 3.2 Data Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.3 Data Peserta Didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01Tahun Ajaran
2013/2014
Tabel 3.4 Waktu Pembelajaran MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran
2013/2014
Tabel 3.5 Data Guru MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.6 Data Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.7 Data Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.8 Data Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran
2013/2014
Tabel 3.9 Data Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran
2013/2014
Tabel 3.10 Data Peserta Didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran
2013/2014
Tabel 3.11 Data Guru MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 3.12 Data Peserta Didik MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Gambar 3.2 Srtuktur Organisasi MI Al Ittihad Semowo
Gambar 3.3 Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Gambar 3.4 Struktur Organisasi MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran
2013/2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data prestasi MI Kecamatan Pabelan
Lampiran 2: Contoh RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Lampiran 3: Bukti kehadiran peneliti
Lampiran 4: Pedoman observasi
Lampiran 5: Pedoman wawancara
Lampiran 6: Daftar pertanyaan angket dan hasilnya
Lampiran 7: Transkip wawancara
Lampiran 8: Foto-foto yang terkait dengan tema penelitian
Lampiran 9: Lembar bimbingan
Lampiran 10: Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 11: Surat keterangan bukti penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah telah mencatat bahwa di jazirah Arab khususnya pada masa sebelum
lahir dan diutusnya Nabi Muhammad oleh Allah SWT. telah mengalami
keterpurukan akhlak atau lebih dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah
(kebodohan) yaitu zaman di mana para kaumnya selalu berbuat
keangkaramurkaan, berjudi, minum-minuman keras, bergonta-ganti
pasangan, musyrik, melupakan etika, moral, akhlak, serta melupakan karakter
pada diri pribadinya sebagai mahkluk Tuhan. Sehingga diutuslah seorang
Rasul dengan membawa misi besar, yakni untuk mengentaskan para kaum
yang tidak berkarakter menuju pada manusia yang berkarakter dengan agama
serta ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang didakwahkan
kepada seluruh umatnya hingga pada masa sekarang, sehingga disebutlah
Islam sebagai agama rahmatal lil‟alamiin.
Dunia selalu berputar begitu pula zamannya, di samping zaman yang
dikenal pada masa sekarang adalah zaman era globalisasi yang penuh dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Justru di tengah-tengah kemajuan
inilah telah terulang kembali zaman yang pernah dientaskan oleh Rasulullah
yakni zaman di mana para manusia telah hanyut dalam perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga melupakan jati dirinya
sebagai manusia yang harus memiliki sebuah karakter dalam diri pribadinya.
Etika dan akhlak telah tersingkirkan dari pribadi manusia yang belum mampu
mengimbangi adanya perubahan peradaban yang merupakan hasil dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di Indonesia khususnya yang
dulunya terkenal sebagai bangsa yang paling santun, akan tetapi pada abad
sekarang ini telah berputar balik arah, dengan berbagai bukti yang telah
terekspos di berbagai media dan sudah tidak menjadi sebuah rahasia lagi.
Mulai dari para kaum pemuda-pemudinya baik di daerah pusat kota maupun
di berbagai pelosok desa, bahkan sampai pada pejabat-pejabatnya dengan
predikat manusia yang tidak memiliki karakter lagi.
Berakar dari kenyataan tersebut menjadi keprihatinan bagi bangsa
Indonesia sendiri, akhirnya pemerintahlah yang merasa tertuntut untuk
mempertanggungjawabkan semua ini. Terutama yang mendapatkan tudingan
atas terjadinya perubahan nilai di sini adalah instansi atau lembaga
pendidikan. Sehingga pemerintah memfokuskan perbaikan moral dengan cara
mengambil sebuah kebijakan yaitu adanya penekanan pendidikan karakter
dalam kurikulum pendidikan sebagai tujuan pendidikan nasional.
Program pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional mempertegas tentang fungsi dan tujuan
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab1. Berdasar pada fungsi dan
tujuan pendidikan tersebut seluruh lembaga pendidikan harus menekankan
adanya pendidikan karakter terhadap peserta didiknya untuk mendapatkan
kualitas manusia yang diharapkan sesuai dengan gambaran yang tercantum
dalam undang-undang tersebut.
Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum yang
diwujudkan dalam proses belajar-mengajar efektif dan efisien dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Sehingga berjalan pada alurnya, ujung-ujungnya
gurulah yang paling berperan dalam mensukseskan program tersebut.
Berbagai program sosialisasi pendidikan karakter telah dilaksanakan dari
tahun ke tahun agar supaya program tersebut benar-benar terlaksana secara
maksimal baik dalam pendidikan formal maupun non formal. Pelaksanaan
sebuah program akan membuahkan hasil yang baik ketika program tersebut
benar-benar direncanakan secara sistematis dengan manajemen yang matang.
Manajemen atau administrasi program pengajaran adalah keseluruhan
proses penyelenggaraan kegiatan di bidang pengajaran yang bertujuan agar
seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisisen.2
Pelaksanaan program pendidikan karakter di dalam lembaga pendidikan
formal khususnya telah dipercayakan dapat menjadi pemeran utama dalam
agen perubahan karakter anak bangsa melalui manajemen pendidikan yang
ada di lembaganya masing-masing.
1Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007,
41.
Memperhatikan terhadap realita yang selama ini berjalan di lembaga
pendidikan khususnya swasta serta berada dalam kategori wilayah pedesaan
tentang pelaksanaan program pendidikan secara umum dinilai masih berjalan
sesuai apa adanya. Dalam arti kebanyakan dari mereka menggunakan prinsip
asal masuk tanpa menggunakan sebuah perencanaan terlebih manajemen
pembelajaran secara baik. Hal ini merupakan salah satu kendala pemerintah
dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara merata.
Meraup pada program pendidikan karakter secara ideal ketika dapat
terlaksana secara efektif di seluruh instansi dan lembaga pendidikan, diawali
dengan sebuah manajemen atau perencanaan yang matang dipastikan hasilnya
akan mendekati sempurna sesuai yang diharapkan oleh seluruh lapisan
masyarakat. Karena dengan manajemen akan ditemukan di mana letak
kemudahan, kelebihan serta kesulitan sehingga akan lebih mudah untuk
dicarikan jalan terbaiknya.
Menjadi sebuah kemungkinan dari adanya fakta belum berhasilnya
program pendidikan karakter adalah berawal dari kurangnya pemahaman para
guru atau bahkan kepala sekolah tentang kebijakan penekanan pendidikan
karakter itu sendiri. Selain itu bisa juga disebabkan tidak adanya sebuah
manajemen yang baik dari kepala sekolah/madrasah dan guru dalam
mengimplementasikan program pendidikan karakter dalam proses belajar
mengajar di lembaganya masing-masing. Berdasarkan pada pernyataan-
pernyataan dalam sebuah realita tersebut di atas peneliti berkehendak
melakukan sebuah penelitian tentang Implementasi Pendidikan Karakter
dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Manajemen
Pembelajaran Guru MI Se Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasi berbagai masalah sebagi berikut: Pertama, kondisi masyarakat
masih berada pada taraf nilai karakter yang masih rendah. Kedua, kurangnya
pemahaman serta penerapan kepala sekolah/madrasah maupun guru terhadap
pendidikan karakter. Ketiga, belum adanya manajemen yang baik oleh kepala
sekolah dan guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran karakter para peserta didik Madrasah Ibtidaiyah
(MI) se Kecamatan Pabelan tahun 2014?
2. Bagaimana pemahaman kepala madrasah terhadap pendidikan karakter
serta implementasinya dalam manajemen kepemimpinan di Madrasah
Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Pabelan tahun 2014?
3. Bagaimana pemahaman guru terhadap pendidikan karakter serta
implementasinya dalam manajemen pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah
(MI) se Kecamatan Pabelan tahun 2014?
4. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan
pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Pabelan
tahun 2014?
C. Signifikasi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang ada maka penelitian ini
memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui gambaran karakter para peserta didik MI se
Kecamatan Pabelan pada tahun 2014 .
b. Untuk mengetahui tingkat pemahaman kepala madrasah terhadap
pendidikan karakter serta pengimplementasiannya dalam manajemen
kepemimpinan di MI se Kecamatan Pabelan pada tahun 2014.
c. Untuk mengetahui tingkat pemahaman guru terhadap pendidikan
karakter serta pengimplementasiannya dalam manajemen
pembelajaran di MI se Kecamatan Pabelan pada tahun 2014.
d. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mendudukung serta
menghambat pelaksanaan pendidikan karakter di MI se Kecamatan
Pabelan pada tahun 2014.
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat teoritis
1) Dengan penilitian ini diharapkan menambah hazanah ilmu
pengetahuan, terutama dalam pengembangan pendidikan karakter.
2) Dapat dijadikan referensi bagi para peneliti berikutnya dalam tema
yang sama.
3) Dapat dijadikan gambaran bagi para lembaga pendidikan dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter.
b. Manfaat praktis
1) Menjadi tolak ukur bagi pihak atasan dari lembaga pendidikan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan program
pendidikan karakter.
2) Dengan penelitian ini diharapkan dapat memotivasi para guru dan
kepala sekolah/madrasah untuk lebih memperhatikan terhadap
pendidikan karakter.
3) Menambah koleksi hasil penelitian bagi STAIN Salatiga.
D. Kajian Pustaka
Penelitian tentang pendidikan karakter hampir serupa dilakukan oleh
Djuharis Rasul yang berjudul Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Ekonomi
Kreatif, dan Kewirausahaan dalam Belajar Aktif di SMK. Dengan
menggunakan analisis data kualitatif dalam kesimpulannya menyebutkan di
antaranya berhubungan dengan komitmen warga sekolah dan perencanaan
program sudah mencapai 88% telah berkomitmen untuk melaksanakan
pendidikan karakter, dan 86% telah memasukkan pendidikan karakter ke
dalam program sekolah, namun baru 59% yang merealisasikan ke dalam
dokumen sekolah, dari sampel yang diteliti.3
Penelitian lain juga dilakukan oleh Rahmah Hastuti dan Sri Tiatri,
diketahui bahwa pendidikan karakter merupakan materi yang harus diajarkan,
dikuasai dan diimplementasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ada
tiga karakter utama yang diajarkan secara bersamaan di sekolah berbasis
agama Islam ini, yaitu karakter motivasi (courage), kemanusiaan (humanity)
dan transendensi (transcendence). Metode yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pendidikan karakter dengan keteladanan, permainan peran,
penataan lingkungan, pengarahan, penugasan dan pembiasaan.4
Sri Judiani juga melakukan penelitian tentang pendidikan karakter
dengan judul „Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui
Penguatan Kurikulum‟ yang bertujuan untuk mengetahui gambaran secara
umum tentang implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar. Dengan
menggunakan kajian literatur ditemukan jawaban bahwa implementasi
pendidikan karakter di sekolah dasar dapat diintegrasikan ke dalam mata
3 Djuharis Rasul, “Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Ekonomi Kreatif, dan
Kewirausahaan dalam Belajar Akif,” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 19,
Number 1(Maret 2013), 77-93. 4 Rahmah Hastuti, Sri Tiatri, Pendidikan Karakter oleh Guru (Studi Kasus di
Sekolah Dasar Islam di Jakarta), Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara,
2012.
pelajaran yang sudah ada, muatan lokal, pengembangan diri, dan budaya
sekolah.5
Penelitian lain juga dilakukan oleh Masrukhi, yang mengangkat
masalah tentang manajemen pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
sebagai pembangun karakter dengan objek penelitian pada guru PKn yang
ada di Kota Semarang. Melalui angket terstruktur dan analisisnya
menghasilkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter didukung dengan
adanya pemahaman guru terhadap pendidikan karakter, dukungan dari kepala
sekolah serta budaya sekolah yang berkarakter.6
Adapun yang berhubungan dengan manajemen kepemimpinan telah
ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sugeng Utomo, yaitu meneliti
tentang Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah yang Efektif. Penelitian
dilakukan di SD dan MI yang ada di wilayah Jawa Timur, yaitu MIN Malang
I, SDN Kauman I, dan SDN Madyapuro IV. Dengan penelitian kualitatif
menghasilkan kesimpulan diantaranya manajemen yang dilakukan kepala
madrasah untuk menciptakan keefektifan adalah dengan cara memanajemen
5 Sri Judiani, “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui
Penguatan Kurikulum , Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 16, Edisi Khusus III
(Maret 2013), 280-288.
6 Masrukhi, “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
Pembangun Karakter”, Universitas Negeri Semarang, Tahun 2008.
kesiswaan, manajemen kurikulum, dan manajemen sumber daya manusia
yang ada.7
Paparan pendidikan karakter dan manajemen atau perencanaan dari
beberapa penelitian maupun buku memang telah cukup banyak, sehingga
dapat saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi penulis
sejauh ini belum menemukan penelitian tentang pendidikan karakter yang
memfokuskan pada implementasinya dalam manajemen oleh kepala
madrasah dan juga para guru. Dengan ini penulis akan mencoba meneliti hal
tersebut yang akan mengambil objek penelitian di lingkungan Madrasah
Ibtidaiyah yang ada di Kecamatan Pabelan.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu
dengan mengadakan penelitian terhadap objek yang dituju untuk
memperoleh data yang benar dan terpercaya tentang implementasi
pendidikan karakter dalam manajemen kepemimpinan yang dilakukan
oleh kepala madrasah serta manajemen pembelajaran oleh para guru.
Dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan
efektivitas implementasi pendidikan karakter pada Madrasah. Penelitian
yang dilaksanakan di lapangan adalah meneliti masalah yang sifatnya
kualitatif, yakni prosedur data penelitian yang menghasilkan data
7 Sugeng Utomo, Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah yang Efektif, dalam
jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/download/311/347. Diukutip Tanggal 20 Juni
2014, Jam 21.00. WIB.
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.8
Penelitian ini akan mendeskripsikan tentang implementasi
pendidikan karakter di lembaga Madrasah Ibtidaiyah dalam manajemen
kepemimpinan oleh kepala madrasah serta mamanajemen pembelajaran
oleh para guru.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah yang berada di
wilayah Kecamatan Pabelan. Adapun Madrasah yang ada di Kecamatan
Pabelan berjumlah 15 Madrasah, dengan ini peneliti nantinya hanya akan
mengambil lima Madrasah yang benar-benar solid dalam kelembagaannya
serta lembaga yang representative untuk dijadikan penelitian, sehingga
dapat djadikan contoh bagi lembaga lainnya. Adapun yang dijadikan
pedoman peneliti sebagai penentu lokasi penelitian di antaranya adalah,
madrasah yang yang dipimpin oleh Kepala Madrasah bergelar Sarjana,
berpredikat minimal telah terakreditasi B, memiliki guru kelas yang telah
bersetifikat pendidik, dan memiliki jumlah peserta didik rata-rata 15 anak
per kelas.
3. Sumber Data
Untuk pengambilan data dalam penelitian ini, peneliti mengambil
sumber data dari subjek dan informan penelitian yang telah ditentukan.
Adapun subjek penelitian adalah “Sumber data utama penelitian yang
8S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997,
36.
memiliki data mengenai variabel yang diteliti … dan pada dasarnya yang
akan dikenai kesimpulan hasil penelitian,”9. Dalam penelitan kualitatif
yang merupakan sumber utama data adalah kata-kata dan tindakan, sumber
data tertulis, foto, dan statistik.10
Data-data utama dalam penelitian ini
akan didapatkan dari siswa, kepala madrasah dan guru Madrasah
Ibtidaiyah Kecamatan Pabelan.
Informan adalah orang dalam pada latar penelitian, dan orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian.11
Adapun karyawan, siswa atau guru yang tidak dijadikan
sebagai sumber data utama, masyarakat sekitar lingkungan madrasah akan
dijadikan sebagai informan.
4. Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis. Sebagaimana
beberapa pendekatan modern yang digunakan oleh para sarjana Muslim
dan Barat dalam mengkaji agama-agama termasuk Islam adalah
pendekatan sosiologis.
Pendekatan sosiologis digunakan peneliti untuk mengkaji apakah
para kepala madrasah dan guru benar-benar telah memahami adanya
kebijakan penekanan pendidikan karakter serta dalam pelaksanaannya
benar-benar terencana secara sitematis baik berupa komitmen maupun
9 Saefuddin Azwar, Metode Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007, 34-35.
10 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005, 112. 11
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, …, 90.
dalam bentuk dokumentasi tertulis, mulai dalam manajemen
kepemimpinan oleh para kepala madrasahnya, maupun manajemen
pembelajaran oleh para gurunya.
5. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik yang akan dilakukan untuk mencari data-data
yang dibutuhkan sesuai dengan pokok masalah yaitu:
a. Wawancara
Wawancara akan dilaksankan secara langsung kepada kepala
madrasah dan guru kelas yang ada di MI se Kecamatan Pabelan
dengan menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka. Metode ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman para kepala
madrasah dan guru terhadap kebijakaan pendidikan karakter, serta
implementasinya dalam manajemen kepemimpinan dan
pembelajarannya.
b. Observasi
Observasi akan dilakukan kepada guru ketika dalam proses
pembelajaran, serta siswa selama di dalam kelas maupun di luar kelas
untuk dapat menyimpulkan tentang gambaran karakter para siswa.
c. Angket
Metode angket akan dilakukan untuk mencari tahu tentang
gambaran karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari secara tertulis
yang merupakan hasil dari pembelajaran selama berada di lingkungan
madrasah. Indikator yang dijadikan pedoman dalam angket adalah
berdasarkan pada 18 nilai-nilai pendidikan karakter sebagaimana
terlampir.
Prinsip peneliti dalam menganalisis angket adalah
menggunakan kesimpulan sederhana, yakni dari pilihan jawaban
(selalu, sering, dan kadang-kadang) tiap-tiap indikator yang dijadikan
pernyataan peneliti menyimpulkan apabila lebih dari sama dengan
75% dari jumlah responden menjawab selalu atau sering maka
gambaran karakter peserta didik di sebuah madrasah tersebut adalah
baik dan kuat. Dan sebaliknya apabila kurang dari 75% memilih
jawaban selalu atau sering maka disimpulkan gambaran karakter
peserta didik di sebuah madrasah tersebut adalah masih kurang baik
dan lemah.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mencari bukti-bukti kongkrit
yang berkaitan dengan manajemen kepemimpinan kepala madrasah
serta pembelajaran oleh guru. Selain itu juga akan
mendokumentasikan dari hasil observasi yang telah dilakukan.
6. Teknik Analisis Data
Menurut Bodgan & Biklen yang dikutip Lexy J. Moleong Analisis
data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensistensisnya, mencari dan menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.12
Proses pengumpulan data dan analisis data pada praktiknya tidak
mutlak dipisahkan. Kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara serempak,
artinya hasil pengumpulan data kemudian ditindak lanjuti dengan
menganalisis data, kemudian hasil analisis data ini ditindak lanjuti dengan
pengumpulan data ulang. Proses analisis data dalam penelitian ini
mengandung tiga komponen utama yaitu:13
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Maka
dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari sumber data utama, yaitu
kepala madrasah, guru, dan siswa MI disusun secara sistematis agar
memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Begitupun data yang diperoleh dari informan disusun secara sistematis
agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian.
b. Penyajian Data (Display Data)
Dalam hal ini, Matthew B. Miles dan A. M. Huberman
membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun
12
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, …, 248. 13
Matthew B. Miles dan A. M. Huberman, Analisis Data Kualitatif,
Penerjemah: Roehendi Rohidi, Jakarta, UI Press, 1992, 16.
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Jadi, data yang sudah direduksi dan
diklasifikasikan berdasarkan kelompok masalah yang diteliti, sehingga
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan atau verifikasi. Data
yang sudah disusun secara sistematis pada tahapan reduksi data,
kemudian dikelompokkan berdasarkan pokok permasalahannya hingga
peneliti dapat mengambil kesimpulan terhadap implementasi
pendidikan karakter dalam manajemen kepimpinan Kepala Madrasah
dan pembelajaran guru di MI se Kecamatan Pabelan.
c. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)
Peneliti pada tahap ini mencoba menarik kesimpulan
berdasarkan tema, untuk menemukan makna dari data yang
dikumpulkan. Kesimpulan ini terus diverifikasi selama penelitian
berlangsung hingga mencapai kesimpulan yang lebih mendalam.
Ketiga komponen analisa tersebut terlibat dalam proses saling
berkaitan, sehingga menentukan hasil akhir dari penelitian data yang
disajikan secara sistematis berdasarkan tema-tema yang dirumuskan.
Tampilan data yang dihasilkan digunakan untuk interpretasi data.
Kesimpulan yang ditarik setelah diadakan cross chek terhadap sumber
lain melalui wawancara, pengamatan dan observasi.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Tujuan pengecekan keabsahan data adalah untuk mengetahui
kebenaran dari data-data yang didapatkan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan agar penelitian ini mendapatkan keabsahan data
dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Pengamatan secara terus menerus
Pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
tentang pelaksanaan pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah yang
berada di lingkungan Kecamatan Pabelan dalam proses
pembelajarannya baik di dalam kelas maupun di luar kelas pada tahun
2014, dalam situasi yang sangat relavan dengan persoalan yang
menjadi tema dalam penelitian ini. Untuk menghasilkan data yang
komplit, maka penelitian ini dilaksanakan dengan penuh teliti dan
rinci sehingga dapat memahami kegiatan yang berlangsung.
b. Triangulasi
Yang dimaksud dengan teknik triangulasi adalah teknik
pemeriksaaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data itu sendiri untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.14
Dalam Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber
yaitu membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperolah melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
metode kualitatif yakni teknik ini dilaksanakan dengan
membandingkan data yang satu dengan sumber data yang lain, seperti
14
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, …,178.
perbandingan hasil pengamatan (observasi) dengan hasil wawancara
atau dokumentasi.
c. Mengadakan “Member Check”
Salah satu cara yang sangat penting agar apa yang dipaparkan
tidak mengalami kekeliruan, yakni dengan cara pada akhir wawancara
diulangi garis besarnya berdasarkan catatan, apa yang dikatakan oleh
responden dengan tujuan agar memperbaiki apabila ada kekeliruan
atau menambah apa yang masih kurang. Atau sebagaimana yang
dijelaskan oleh Lincoln dan Guba member check berarti mencocokkan
pemahaman anda (peneliti-penleliti) mengenai data dengan orang-
orang yang dikaji, dengan menerangkan, mengulangi, atau
memparafrasekan.15
Dalam penelitian ini peneliti mengadakan
pengecekan ulang terhadap data yang ada dengan mengajukan hasil-
hasil data pada sumber data, untuk mengetahui adanya kekurangan
serta mendapatkan keabsahan data.
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan.
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
15
Christine Daymon, Metode-metode Riset Kualitatif dalam Publik Relation dan
Marketing Communication, Jogjakarta: Bintang, 2008, 149.
Bab II Landasan Teori.
Pada bab ini lebih banyak memberikan tekanan pada kajian atau
landasan teoritis dalam menunjang permasalahan yang berisikan pendidikan
karakter, manajemen, kepemimpinan kepala madrasah, dan pembelajaran.
Bab III Deskripsi Data Penelitian
Pada bab ini akan dikemukakan tentang bentuk gambaran umum MI
se Kecamatan Pabelan, gambaran karakter peserta didik MI se Kecamatan
Pabelan, implementasi pendidikan karakter dalam manajemen
kepemimpinan kepala madrasah dan manajemen pembelajaran guru MI se
Kecamatan Pabelan, faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi
pendidikan karakter di MI se Kecamatan Pabelan.
Bab IV Analisis Data Penelitian
Pada bab ini berisi pemaparan analisis dari data hasil penelitian:
gambaran karakter peserta didik, implementasi pendidikan karakter dalam
manajemen kepemimpinan kepala madrasah, implementasi pendidikan
karakter dalam manajemen pembelajaran guru, serta faktor pendukung dan
penghambat implementasi pendidikan karakter MI se Kecamatan Pabelan.
Bab V Penutup.
Dalam bab ini, penulis mengambil kesimpulan dari hasil penelitian
yang disertai rekomendasi sebagai implikasi dari sebuah penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Karakter
1. Karakter
Kata Karakter dalam kamus Inggris Indonesia diterjemahkan dengan
mengukir, melukis, memahat atau menggoreskan.16
Kemudian dalam
Bahasa Indonesia karakter diartikan sebagai tabi‟at, watak, sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
yang lain, dan.17
Dari beberapa pengertian tersebut disimpulkan oleh
Darmiyati bahwa orang yang berkarakter berarti orang yang memiliki
kepribadian atau berperilaku, bersifat, bertabi‟at, atau berwatak.18
Dengan
lebih sederhana karakter dapat dipahami sebagai sesuatu hal (sikap, sifat
atau perilaku) yang melekat, tertanam pada diri seseorang sebagai suatu
acuan penilaian dari diri seseorang tersebut .
Secara terminologis, maka karakter telah dikemukakan banyak
pakar yang secara umum mereka mengambil pengertian dasar dari
Lickona yang mengungkapkan karakter adalah “A reliable inner
disposition to respond to situations in amorally good away”, kemudian
16
John M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT.
Gramedia, 2006, 214. 17
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1982, 445. 18
Darmiyati Zuchdi, dkk. Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi
di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: UNY Press, 2013, 16.
ditambah dengan “Character so conceived has three interrated parts:
moral knowing, moral feeling ang moral behavior”.19
Dari sini dapat
dipahami dari apa yang telah diungkapkan Lickona, bahwa karakter mulia
(Good Character) meliputi pengetahuan tentang kebaikan (moral
knowing), lalu menimbulkan komitmen terhadap kebaikan (moral feeling),
dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan (moral behavior). Dengan
kata lain karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives),
sikap (attitudes), dan motivasi (motivation), serta perilaku dan
keterampilan (behavior and skill). Di samping itu juga disebutkan karakter
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.20
Darmiyati Zuchdi memperjelas dengan bahasanya, yakni karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi
seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan,
dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan,
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat.21
Karakter adalah segala sesuatu yang telah terukir pada diri
manusia yang dilahirkan melalui sikap ataupun sifat tanpa adanya suatu
perencanaan (kesengajaan) yang dapat dilihat oleh orang lain secara
langsung, atau bahkan hubungan dengan Tuhannya ada yang kalanya
19
Thomas Lickona, Educating for Character: How Our School Can
TeachRespect and Responsibility. New York, Toronto, London, Sydney, Aucland:
Bantam books, 1991, 51. 20
Dharma Koesoema, dkk., Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, 11. 21
Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di
Perguruan Tinggi, …, 16-17.
karakter positif maupun karakter negatif. Dan yang pasti karakter
positiflah yang harus ditanamkan dan dikembangkan pada diri seseorang
menyangkut dalam tingkat sebagai anak bangsa atau warga negara, yang
dijadikan cermin dari kesejahteraan sebuah bangsa itu sendiri. Sehingga
dari sinilah muncul adanya konsep pendidikan karakter.
2. Pendidikan Karakter
Konsep pendidikan karakter dalam Islam lebih dikenal dengan
pendidikan akhlak. Dan inilah misi utama Nabi Muhammad SAW diutus oleh
Allah SWT di muka bumi ini. Dalam firman-Nya Al-Qur‟an surat al-Ahzab ayat
21 telah menjelaskan hal tersebut:
Artinya: “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”22
(QS. al-Ahzab [33]: 21).
Dari ayat tersebut telah jelas bahwa Nabi Muhammad SAW diutus
adalah agar supaya menjadi contoh bagi seluruh umat karena kekuatan
karakter kepribadiannya telah menjadikan beliau sebagai sosok yang harus
diteladani. Rasulullahpun telah menjelaskan dengan bahasa yang lebih
jelas dalam haditsnya yang berbunyi:
22
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya Al-Jumānatul „Alī, CV
Penerbit J-Art, 2004, 420.
م بعثت إنما الح لت م ).23 أحمد رواه (ال خلا ق ص
Artinya: ”Bahwasanya aku diutus Allah untuk menyempurnakan
keluhuran akhlak (budi pekerti).”24
(HR. Ahmad).
Berdasarkan pada ungkapan tersebut di atas guru telah berperan
sebagai penerus perjuangan Nabi dalam mengajarkan akhlak serta
menanamkan karakter pada peserta didiknya sebagaimana tercantum
dalam tujuan pendidikan nasional tersebut di atas.
Pendidikan menurut John Dewey yang dikutip oleh Muslich
adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama manusia.25
Para pakar yang menekuni
tentang hal ini (character education), sebagaiman Frye mendefinisikan
pendidikan karakter sebagai, “A national movement creating schools that
foster ethical, responsible, and caring young people by modeling and
teaching good character through an emphasis on universal values that we
all share”.26
Jadi, pendidikan karakter harus menjadi gerakan nasional
yang menjadikan sekolah sebagai agen untuk membangun karakter siswa
melalui pembelajaran dan pemodelan.
23
Ahmad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal Jilid 2, Bairut:
Maktabah Islami, 1978 M/1398 H, 381. 24
Moh Rifa‟i, 300 Hadits Bekal Dakwah dan Pembina Pribadi Muslim,
Semarang: Wicaksana, 1996, 55. 25
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional, ..., 67.
26Mike Frye, at all. (Ed.) (2002).Character Education: Informational Handbook
andGuide for Support and Implementation of the Student Citizent Act of 2001. North
Carolina: Public Schools of North Carolina. 2002, 2.
Melalui pendidikan karakter sekolah harus berpotensi untuk
membawa peserta didik memiliki nilai-nilai karakter mulia seperti hormat
dan peduli pada orang lain, tanggung jawab, memiliki integritas, dan
disiplin. Di sisi lain pendidikan karakter juga harus mampu menjauhkan
peserta didik dari sikap dan perilaku yang tercela dan dilarang. Pendidikan
karakter tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah
kepada anak, akan tetapi lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan
kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga peserta didik paham,
mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik. Lebih ringkas
disebutkan pendidikan karakter adalah terminologi yang mendiskripsikan
berbagai aspek dalam pembelajaran guna mengembangkan kepribadian.27
Buku karya Koesoema, mengemukakan bahwa ruang lingkup
pendidikan karakter selain terdapat dalam diri individu, juga memiliki
konsekuensi kelembagaan, yang keputusannya tampil dalam kinerja dan
kebijakan lembaga pendidikan. Pendidikan karakter memiliki dua dimensi
sekaligus, yakni dimensi individual dan dimensi sosio-struktural. Dimensi
individual berkaitan erat dengan pendidikan nilai dan pendidikan moral
seseorang. Sedangkan dimensi sosio-kultural lebih melihat bagaimana
menciptakan sebuah sistem sosial yang kondusif bagi pertumbuhan
individu.28
27
Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter: dalam Perspektif Teori dan Praktik,
Yogyakarta: UNY Press, 2011, 165.
28
Doni A Koesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global, Jakarta: Grasindo, 2010, 193-198.
Dengan demikian, pendidikan karakter membawa misi yang sama
dengan pendidikan akhlak atau pendidikan moral. Memahami tentang arti
karakter itu sendiri terdapat beberapa kata yang memiliki makna yang
hampir sama di antaranya etika, moral dan akhlak. Untuk menyatukan
pemahaman sedikit akan dijelaskan tentang kesamaan atau perbedaan dari
kata-kata tersebut.
3. Etika, Akhlak dan Moral
Etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana
yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran.29
Sedangkan moral dalam Dictionary of
Education dijelaskan sebagai “a term used to dilimit those character,
traits, intentions, judgments or acts which can appropriately be designated
as right, wrong, good, bad.”30
(yaitu suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, buruk).31
Adapun akhlak berasal dari bahasa Arab “al-akhlaq” merupakan bentuk
jamak dari kata “al-khuluq” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabi‟at.32
Kemudian penjelasan Imam Ghozali yang dikutip oleh
Wahid Ahmadi, disebutkan bahwa akhlak (khuluk) secara terminologis
29
Hamzah Ya‟qub, Etika Islam, Bandung: CV. Diponegoro, 1983, 13. 30
Carter V Good, (ed), Dictionary of education, New York: Mc. Graw Hill Book
Co, 1973, 372 31
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, 8. 32
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia,
Yogyakarta: Al-Munawwir, 1984, 393.
adalah kondisi jiwa yang telah tertanam kuat yang darinya terlahir sikap,
amal secara mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.33
Hal yang mendasar dari kata-kata tersebut oleh Dharma Kesuma
dkk. disimpulkan dari beberapa kamus umum memang memiliki arti yang
sama.34
Berbeda dengan penjelasan dari Prof. Furqon Hidayatullah yang
menempatkan posisi karakter lebih tinggi dari akhlak, yakni berawal dari
keimanan seseorang untuk selalu bertaqwa kepada Tuhan YME serta
melakukan amal shaleh akan menjadikan akhlak pada diri seseorang
tersebut, serta ketika akhlak telah dimiliki seseorang maka akan menjadi
sebuah karakter yang melekat pada diri pribadinya.35
Menelaah dari beberapa pengertian dari karakter, akhlak, etika
maupun moral didapatkan bahwa akhlak memiliki arti yag lebih lengkap,
yakni karakter, etika dan moral adalah bagian dan perwujudan dari
akhlak.adapun dari segi persamannya dari beberapa definisi tersebut
secara sederhana dapat dipahami bahwa kata etika, moral, akhlak dan
karakter adalah sama-sama merujuk kepada suatu penilaian terhadap
perbuatan dan sikap yang baik atau benar yang melekat pada diri
seseorang.
33
Wahid Ahmadi, Risalah Akhlak, Jakarta: Era Intermedia, 2004, 13. 34
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah, …, 24. 35
Furqon Hidayatullah, Pidato Kuliah: Pendekatan Strategi Pendidikan Nilai, 12
Oktober 2013: 08.30 WIB.
4. Karakter Bangsa
Bangsa yang satu dengan yang lain memiliki kekuatan politik yang
berbeda-beda sehingga melahirkan karakter bangsa yang berbeda-beda
juga. Menyinggung pendidikan karakter, karakter bangsa yang diperlukan
di Indonesia pastilah berbeda dengan karakter bangsa di Jepang, Cina, atau
negara-negara lainnya. Hal ini karena karakter bangsa merupakan watak
dan sifat yang dimiliki oleh suatu kelompok dan digeneralisi pada
masyarakatnya.36
Apa yang membedakan satu bangsa atas bangsa yang
lain adalah suatu kombinasi yang khas dari berbagai faktor yang dimiliki
masing-masing bangsa, pola interaksi dan saling ketergantungan di antara
faktor-faktor tersebut dan sifat-sifat karakter yang dihasilkannya.37
Sebagaimana terungkap di atas karakter merupakan perwujudan
dari sebuah nilai maka dapat merujuk dalam persepektif Islam karakter
kepribadian yang sangat kuat dapat mereferensi dari sifat-sifat Rasul yang
esensinya sebagaimana telah diketahui yaitu sidiq, amanah, tablig, dan
fatonah. Di samping Rasulullah sangatlah dikenal sebagai sosok yang arif,
sabar, bijaksana, profesional, serta sifat-sifat terpuji lainnya di semua
kalangan.
36
Darmiyati Zuchdi, Karakter Bangsa: dalam Perspektif Teori dan Praktik, ...,
160. 37
Darmiyati Zuchdi, Karakter Bangsa: dalam Perspektif Teori dan Praktik, ...,
161.
Banyak nilai yang dapat menjadi perilaku/karakter dari berbagai
pihak. Adapun nilai-nilai yang diidentifikasi dalam kehidupan saat ini di
antaranya:38
a. Nilai yang terkait dengan diri sendiri: jujur, kerja keras, tegas, sabar,
ulet, ceria, teguh, mandiri, tanggung jawab, dan lain sebagainya.
b. Nilai yang terkait dengan orang/makhluk lain: toleransi, pemurah,
komunikatif, kerjasama, peduli, adil, dan lain sebagainya.
c. Nilai yang terkait dengan ketuhanan: ikhlas, iman, ihsan, taqwa, dan
lain sebagainya.
Adapun Ary Ginanjar lebih memfokuskan pada nilai tujuh budi
utama yaitu: Jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerja sama, adil, dan
peduli.39
Sedangkan dalam kajian Pusat Pengkajian Pedagogik Universitas
Pendidikan Indonesia (P3 UPI) menyebutkan bahwa nilai yang perlu
diperkuat untuk pembangunan bangsa saat ini adalah: jujur, kerja keras,
dan ikhlas.40
Apabila nila-nilai ini dapat direalisasikan dalam kehidupan
manusia maka akan dihasilkan manusia yang sempurna (insan kamil),
maka akan terciptalah kehidupan yang sejahtera dengan masyarakat yang
bermartabat. Dengan ini Indonesia khususnya, telah memiliki target
38
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah, ..., 12 39
Ari Ginanjar Agustia, Bangkit dengan 7 Budi Utama, Jakarta: PT Arga
Publishing, 2009, 21. 40
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah, ..., 16-20.
karakter bangsa sebagaimana dirumuskan dalam Pusat Kurikulum, bahwa
materi pendidikan karakter meliputi aspek-aspek sebagai berikut:41
a. Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran teradap pelaksanaan ibadah agama lain,
serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
c. Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
d. Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
e. Kerja keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f. Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau
hasil baru berdasarkan apa yang telah dimiliki.
g. Mandiri: sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
41
Kementrian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat
Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pedoman Sekolah,
2011, 10.
h. Demokratis: cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa ingin tahu, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
j. Semangat kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya.
k. Cinta tanah air: cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
l. Menghargai prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
n. Cinta damai: sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
o. Gemar membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan baginya.
p. Peduli lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
q. Peduli sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam implementasinya diharapkan dapat terintegrasi di seluruh
mata pelajaran yang menjadi kurikulum di setiap satuan pendidikan
melalui pembelajaran langsung maupun tidak langsung, intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler. Sehingga terlahir dalam dan sikap perilaku
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah
maupun di rumah.
Wujud perilaku peserta didik yang sesuai dengan indikator dari
nilai-nilai pendidikan karakter membuktikan bahwa peserta didik tersebut
memiliki karakter kuat dalam diri pribadinya.
5. Implementasi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter yang terimplementasi dalam proses
pembelajaran mengkaitkan antara moralitas pendidikan dengan berbagai
aspek pribadi dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Antara
lain mencakup penalaran, pembelajaran sosial dan emosional, pendidikan
moral, pendidikan keterampilan hidup, memperhatikan dan menyayangi
masyarakat, pendidikan kesehatan, mencegah kekerasan, menengah dan
memecahkan konflik etika kehidupan. Peserta didik perlu mempelajari
semua itu agar mereka dapat memecahkan permasalahan dalam
mengambil keputusan dalam hidupnya dengan cepat.42
Adapun Masnur Muslich mengemukakan penerapan pendidikan
budi pekerti (pendidikan karakter) dapat diintegrasikan melalui dua
stretegi yaitu, pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari, dan
pengintegrasian dalam kegiatan yang diprogramkan.43
Implementasi pendidikan karakter di lembaga pendidikan/sekolah
dapat mengacu pada pendekatan, strategi, maupun metode sebagai berikut:
a. Pendekatan pendidikan karakter
Implementasi pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai pendekatan. Merujuk pada hasil
penelitian Superka, yang dikutip oleh Masnur Muslih disebutkan ada
lima pendekatan pendidikan karakter, yaitu:44
1) Pendekatan peanaman nilai
42
C. Gholar, Character Education: Creating a Framework for Exellence.
Urban Programs Resource Network, Retrieved, 2004. Dalam
http://www.urbanext.uiuc.edu, Dikutip 05 Mei 2014, Jam: 21.00 WIB. 43
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 175.
44Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional, ..., 108-118.
Pendekatan ini merupakan pendekatan tradisional yang
mana menurut pendekatan ini metode yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran antara lain keteladanan, penguatan positif dan
negatif, simulasi, permainan peranan, dan lain-lain. Secara umum
pendekatan ini telah digunakan terutama dalam penanaman nilai-
nilai budaya dan agama.
2) Pendekatan perkembangan kognitif
Disebut pendekatan kognitif karena pendekatan ini
menekankan pada aspek kognitif, yakni mendorong siswa untuk
berfikir aktif tentang masalah-masalah moral. Ada dua tujuan
utama dalam pendekatan ini yaitu: Pertama, membantu siswa
dalam membuat pertimbangan moral yang lebih kompleks
berdasarkan kepada nilai yang lebih tinggi. Kedua, mendorong
siswa untuk mendiskusikan alasan-alasan ketika memilih nilai dan
posisinya dalam suatu masalah moral.
3) Pendekatan analisis nilai
Pendekatan analisis nilai memberikan penekanan pada
perkembangan kemampuan siswa untuk berfikir logis, dengan cara
menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial.
Di samping itu pendekatan ini juga menekankan pada siswa untuk
selalu berfikir rasional dan analitik dalam menghubungkan dan
merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka. Metode yang
digunakan biasanya berupa tugas individu atau kelompok untuk
mengadakan penyelidikan kepustakaan atau lapangan, dan diskusi
kelas.
4) Pendekatan klarifikasi nilai
Pendekatan klarifikasi nilai mengajak para siswa untuk
mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan
kesadaran tentang nilai-nilai mereka sendiri. Disini guru hanya
berperan sebagai role model dan pendorong, bukan pengajar.
5) Pendekatan pembelajaran berbuat
Pendekatan ini menggunakan model-model dari pendekatan
nilai dan klarifikasi nilai karena pendekatan ini bertujuan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan
moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama,
berdasarkan nilai mereka sendiri. Dan juga mendorong siswa
untuk melihat diri mereka sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial dalam pergaulan sesama yang tidak memiliki kebebasan
sepenuhnya.
b. Metode, Strategi dan Prinsip Implementasi Pendidikan Karakter
Howard Kirschenbaum menguraikan 100 cara untuk bisa
meningkatkan nilai dan moralitas (karakter/akhlak mulia) di sekolah
yang bisa dikelompokkan ke dalam lima metode, sebagaimana dikutip
oleh Darmiyati Zuhdi, yaitu:
1) Inculcating values and morality (penanaman nilai-nilai dan
moralitas);
2) Modeling values and morality (pemodelan nilai-nilai dan
moralitas);
3) Facilitating values and morality (memfasilitasi nilai-nilai dan
moralitas);
4) Skill for values development and moral litercy (ketrampilan untuk
pengembangan nilai dan litersi moral);
5) Developing a values education program (mengembangkan program
pendidikan nilai).45
Adapun Darmiyati Zuchdi sendiri telah memberikan beberapa
strategi yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter di sekolah secara efektif dan efisien yaitu:46
1) Tujuan, sasaran, dan target yang akan dicapai harus jelas dan
konkret.
45
Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi
di Perguruan Tinggi,..., 24. 46
Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi
di Perguruan Tinggi,..., 25.
2) Ada kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa.
3) Menyadarkan pada semua guru akan peran yang penting dan
bertanggung jawab dalam keberhasilan melaksanakan dan
mencapai tujuan pendidikan karakter.
4) Kesadaran guru akan perlunya “hidden curriculum”.
Dalam pelaksanaan program pendidikan karakter agar dapat
berjalan secara efektif dan efisien, dikemukakan ada sebelas prinsip
yang harus diperhatikan sebagaimana tercantum dalam bukunya
Masnur Muslich yaitu:47
1) Kembangkan nilai-nilai etika inti dan nilai-nilai kinerja
pendukungnya sebagai fondasi karakter yang baik;
2) Definisikan „karakter‟ secara komprehensif yang mencakup
pikiran, perasaan, dan perilaku;
3) Gunakan pendekatan yang komprehensif, disengaja, dan proaktif
dalam pengembangan karakter;
4) Ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian;
5) Beri siswa kesempatan untuk melakukan tindakan moral;
6) Buat kurikulum akademik yang bermakana dan menantang yang
menghormati semua peserta didik, mengembangkan karakter dan
membantu siswa untuk berhasil;
7) Usahakan mendorong motivasi diri siswa;
47
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional,..., 129.
8) Libatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral;
9) Tumbuhkan kebersamaan dalam kepemimpinan moral dan
dukungan jangka panjang bagi inisiatif pendidikan karakter;
10) Libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam
upaya pembangunan karakter;
11) Evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik
karakter, dan sejauh mana siswa memanifestasikan karakter yang
baik.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah akan
berhubungan dengan hal-hal yang harus direncanakan oleh kepala
sekolah melalui manajemen kepemimpinan ataupun guru dengan
manajemen pembelajaran. Ketika kepala sekolah atau guru telah
mampu memahami arti pendidikan karakter dan memiliki program-
program yang berbasiskan pendidikan karakter sebagai wujud
implementasi pendidikan karakter, maka hal tersebut menunjukkan
bahwa kepala sekolah telah memahami dan mengimplementasikan
pendidikan karakter dengan baik.
Secara inti apapun program yang direncanakan akan terlaksana
dengan baik ketika memiliki manajemen yang baik serta terjalin
kerjasama yang kuat antara semua pihak yang terkait. Program
pendidikan karakter dalam lembaga sekolah atau madrasah dapat
diimplementasikan secara maksimal apabila secara teratur dapat
melaksanakan strategi serta mengerti akan prinsip-prinsipnya serta
menggunakan metode yang paling sesuai dengan situasi sumber daya
yang ada sebagaimana tersebut di atas.
B. Manajemen Kepemimpinan dan Pembelajaran
1. Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Beberapa pengertian manajamen telah diungkapkan oleh para
ahli sebagai berikut:
1) Manajemen adalah proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang
pengerjaannya ditentukan dan didasarkan pada tujuan tertentu
dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.48
2) Manajemen adalah penyelesaian segala sesuatu dalam sebuah tim
mulai proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian
dari seluruh aktifitas guna tercapainya tujuan organisasi.49
3) Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi
serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.50
48
George R Terry, Asas-asas Managemen (Terj. Winadi), Bandung: Alumni,
1986, 4. 49
S. Prajudi Atmosudirjo, Administrasi dan Manajemen Umum: Jilid: II, Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1976, 71. 50
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Toeritik dan
Permasalahannya, … , 94.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah sebuah perencanaan yang dibuat oleh seseorang
atau sekelompok organisasi dengan mamanfaatkan segala sumber daya
yang ada dalam rangka mencapai sebuah tujuan secara maksimal
sesuai yang diharapkan.
b. Indikator Manajemen
Memahami dari beberapa pengertian tersebut di atas
manajemen merupakan sebuah rangkaian atau proses kegiatan yang
harus dilalui secara bertahap. Sebagaimana Stoner menyebutkan
manajemen khususnya di sekolah meliputi beberapa aspek yaitu
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan.51
1) Merencanakan
Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan dan
penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan
program, penentuan-penentuan metode dan prosedur tertentu dan
penentuan kegiatan berdasarkan jadwal kegiatan sehari-hari.”52
51
James A.F. Stoner, Perencanaan dan Pengambilan Keputusan dalam
Manajemen, Penerjemah: Drs. Sahat Simanora, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993, 22-
24. 52
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Potensi
Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, 15-16.
Merencanakan merupakan awal dari sebuah penentuan
kebijakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan adalah sebuah proses berfikir yang sistematis, maka
prosesnya meliputi: adanya tujuan, melihat data atau fakta,
membandingkan antara tujuan dan fakta, menentukan pilihan dan
menyusun tujuan dengan memperhatikan bahan, manusia, metode,
dana dan keadaan pasar.53
Merencanakan yang merupakan aktualisasi dari
perencanaan memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:
a) Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian;
b) Menghindari pemborosan sumber daya;
c) Alat bagi pengembangan quality assurance;
d) Upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan.54
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa inti dari sebuah
manajemen adalah perencanaan dari keseluruhan program sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai.
2) Mengorganisasikan
Organisasi adalah sistem kerjasama sekelompok orang
untuk mencapai tujan bersama. Pengorganisasian diwujudkan
dengan menetapkan bidang-bidang/fungsi-fungsi yang termasuk
53
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Administrasi dan
Manajemen, Jakarta: CV. Gunung Agung, 1985, 125. 54
Udin Syaefudin Sa‟ud & Abin Syamsudin Makmun, Perencanaan
Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2005, 5.
ruang lingkup kegiatan yang akan diselenggarakan oleh suatu
kelompok kerjasama tertentu.55
Disebutkan juga bahwa
pengorganisasian adalah suatu proses untuk menentukan,
mengelompokkan tugas-tugas dan pengaturan secara bersama
aktivitas untuk mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang
akan melakukan aktivitas, menyediakan alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yang dapat didelegasikan kepada setiap
individu yang akan melaksanakan aktivitas tersebut.56
Pengorganisasian juga diartikan sebagai suatu proses di
mana suatu pekerjaan yang ada dibagi atas komponen-komponen
yang dapat ditangani dan aktivitas untuk mengkordinasi hasil hasil
yang dicapai untuk mencapai tujuan.57
Kesimpulannya pengorganisasian adalah membagi tugas
kepada seluruh anggota lembaga atau organisasi sesuai dengan
fungsi tugasnya masing-masing, sehingga dapat diusahakan
mencapai tujuan secara maksimal.
3) Memimpin
Kata memimpin identik dengn istilah menguasai. Dengan
ini memimpin dapat berarti dalam sebuah manajemen harus ada
55
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung,
1984, 27. 56
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Administrasi dan
Manajemen, … 1988, 154. 57
Hasibun, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta:
Gunung Agung, 1985, 23.
orang yang menjadi nomer satu dalam mempertanggungjawabkan
terhadap pelaksanaan sebuah program tertentu, sehingga dapat
dijadikan satu patokan untuk menentukan arah atau mengambil
sebuah keputusan. Hal ini dapat meminimalkan kemungkinan
adanya simpang siur antara anggota atau bahkan pemimpin yang
dapat menimbulkan salah arah sehingga tidak mengarah pada
tujuan program yang ada.
4) Mengendalikan
Indikator ini dapat menjadi sebuah tujuan manajemen yaitu
mengendalikan segala kondisi yang ada. Dengan adanya sebuah
manajemen dapat dijadikan sebagai pengendali dalam sebuah
proses pelaksanaan sebuah program sehingga menutup
kemungkinan adanya kejadian berlebihan.
Dari indikator-indikator yang ada memang merupakan
sebuah urutan proses, sehingga pengendalian menjadi kunci akhir
dari proses-proses sebelumnya yakni mulai dari merencakan,
mengorganisasikan sampai pada memimpin. Setelah sebuah
program terencana dengan baik maka mengorganisasikan
merupakan langkah berikutnya yakni mengaktualisasikan rencana
pada kerja nyata yang terbagi pada setiap pelaksana sesuai dengan
tugasnya masing-masing.
2. Kepemimpinan
a. Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh, seni, atau
proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh
kemauan berusaha ke arah tercapainya tujuan organisasi.58
Di samping
kepemimpinan juga merupakan suatu proses di mana individu
mempengaruhi kelompok untuk mancapai tujuan umum.
Berbeda dari pengertian tersebut dijelaskan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan
memperoleh dukungan dari anggota organisai untuk mencapai tujuan
organisasi.59
Dan lebih terperinci disebutkan kepemimpinan adalah
meliputi proses mempengaruhi dan menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan dan
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.60
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses dalam sebuah organisasi
untuk mendapatkan kepercayaan dan kesatuan paham dari seluruh
anggota, dalam rangka mencapai tujuan secara maksimal.
58
Koontz, et.al, Management, seventh sedition, Mc Grow Hill, Inc., 1980,
659-686. 59
A. J. Dubrin, Leadership: Research Finding Practices and Skills, Boston:
Hougthon Mifflin Company, 2001, 3. 60
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen Kepemimpinan
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, 63.
b. Gaya kepemimpinan
Sebagaimana disebutkan dalam bukunya Wahjosumidjo, di
bawah ini merupakan macam-macam gaya kepemimpinan yang secara
umum diimplementasikan oleh para pemimpin yaitu:61
1) Gaya directing (mengarahkan)
Pemimpin lebih banyak memberikan petunjuk yang spesifik
dan mengawasi secara ketat penyelesaikan tugas. Pola
kepemimpinan ini cocok untuk diterapkan pada bawahan yang
kinerjanya rendah namun punya komitmen yang cukup baik.
2) Gaya coaching (melatih)
Pemimpin menggunakan directive dan supportive
secukupnya artinya pengarahan dan pengawasan tetap dilakukan
secara ketat oleh pemimpin, namun disertai dengan penjelasan
keputusan, permintaan saran dari bawahan, dan dukungan akan
kemajuan.
3) Gaya supporting (mendukung)
Kepemimpinan seperti ini lebih banyak directive khususnya
untuk bawahan yang komitmennya kurang baik, dengan
61
Kennenth Blanchard et.al. “Leadership and the One Minute Manager”
diterjemahkan oleh Agus Maulana, Kepemimpinan dan Manajer Satu Menit:
Meningkatkan Efektifitas Melalui Kepemimpinan Situasional, dalam Wahjosumidjo,
Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1995, 195.
memberikan fasilitas dan mendukung usaha bawahan ke arah
penyelesaian tugas-tugas mereka.
4) Gaya delegation (mendelegasikan)
Gaya ini diimplementasikan dengan bawahan yang sudah
menjadi “orang kepercayaan”, serta pemimpin lebih banyak
menyerahkan pengambilan keputusan dan tanggung jawab kepada
bawahan.
Dari beberapa gaya tersebut dapat diaplikasikan dengan
menyesuaikan potensi dari sumber daya manusia serta sarana dan
prasarana yang ada.
c. Tipe Kepemimpinan
Telah disebutkan macam-macam tipe seorang pemimpin,
sebagaimana disebutkan oleh Purwanto sebagai berikut:62
1) Tipe otoriter/otokrasi
Yaitu cara memimpin yang dikembangkan disebut
“working on his group”, yakni hanya melaksanakan perintah
atasan, dan bawahan tidak diberikan kesempatan untuk berinisiatif
dan mengeluarkan pendapatnya.
2) Tipe laissez faire
62
M. Halim Purwanto, et. al. Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara
Sumber Widya, 1991, 46.
Kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari
kepemimpinan otoriter, yakni memberikan kebebsasan penuh
kepada bawahannya, sedangkan pemimpin hanya berfungsi sebagai
penasehat.
3) Tipe demokratis
Yakni hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin
diwujudkan dalam bentuk human relationship yang didasari
prinsip saling menghargai dan saling menghormati. Sehingga
kepemimpinan ini bersifat aktif, dinamis dan terarah yang berusaha
memanfaatkan setiap orang untuk kepentingan kemajuan dan
perkembangan organisasi.
4) Tipe pseudo demokratis
Tipe kepemimpinan ini hanya seolah-olah bersifat
demokratis akan tetapi hal itu hanya untuk mencari perhatian dan
kepercayaan dari orang-orang yang dipimpin namun keputusan
tetap berada di pikirannya.
Hampir serupa disebutkan juga oleh Sondang P. Siagian tipe-
tipe kepemimpinan sebagai berikut:63
1) Tipe otokrasi
2) Tipe militeristis
63
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Jakarta: CV. Haji Masagung,
1989, 141.
3) Tipe peternalistik
4) Tipe karismatik
5) Tipe demokratis
Seorang pemimpin secara natural memiliki tabiat atau watak
sendiri-sendiri, sehingga dari situlah lahir tipe-tipe kepemimpinan
sesuai dengan tingkat pengalaman serta kekuatan emosional mereka
masing-masing.
Secara ideal dari beberapa tipe kepemimpinan tersebut yang
paling baik menurut penulis, yang dapat digunakan sebagai acuan
adalah tipe demokratis. Karena pemimpin akan memiliki sikap yang
sangat bijak, dengan dasar saling menghargai dan menghormati akan
memberikan ruang kepada para bawahannya untuk berfikir dalam arah
kebaikan dan kemajuan organisasi yang dipimpinnya
d. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah adalah suatu perwujudan
kepemimpinan nasional, yaitu kepemimpinan Pancasila, satu potensi
atau kekuatan yang mampu memberdayakan segala daya sumber
masyarakat dan lingkungan yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila
mencapai tujuan nasional dalam mencapai tujuan tertentu.64
Sekolah merupakan organisasi yang sangat unik berbeda dari
organisasi-organisasi yang lain yakni sekolah memiliki karakter sendiri
64
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ..., 119.
di mana terjadi proses belajar mengajar serta pembudayaan kehidupan
umat manusia. Dari keunikan tersebut maka dibutuhkanlah tingkat
koordinasi yang tinggi untuk mencapai sebuah keberhasilan dari tujuan
organisasi tersebut. Sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah.
Dengan ini kapala sekolah menjadi sebuah penentu dalam keberhasilan
dari sekolah itu sendiri. Disebutkan kepala sekolah memiliki peran
sebagai berikut:
1) Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi
kekuatan penggerak kehidupan sekolah;
2) Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi
keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian kepada staf dan
siswa.65
Kepala sekolah memiliki multi peran di samping sebagai
seorang pemimpin, yaitu kepala sekoah juga menduduki sebagai
seorang manajer, yang harus mampu memanajamen lembaganya untuk
mencapai visi, misi dan tujuan sekolah itu sendiri.
Pemimpin atau kepala sekolah merupakan seorang manajer bagi
lembaganya yang mana seorang kepala sekolah harus mampu
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin serta mengendalikan
untuk mencapai sebuah tujuan kelembagaan. Manajemen seorang
pemimpin akan mempengaruhi jalannya program di suatu lembaga
sebagaimana kepala madrasah yang memimpin madrasahnya akan
65
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ..., 82.
menjadi kekuatan tersendiri bagi seluruh anak buahnya dalam
mencapai visi serta misi lembaga yang terurai dalam sebuah tujuan
pembelajaran mata ajar oleh setiap guru.
Telah disebutkan bahwa salah satu kekuatan efektif dalam
pengelolaan sekolah yang berperan dan bertanggung jawab dalam
menghadapi perubahan adalah kepemimpinan kepala sekolah, yaitu
perilaku kepala sekolah yang mampu memprakarsai pemikiran baru di
dalam proses interaksi di lingkungan sekolah dengan melakukan
perubahan atau penyesuaian tujuan, sasaran, konfigurasi, prosedur,
input, proses atau output dari suatu sekolah sesuai dengan tuntutan
perkembangan.66
Kemudian disebutkan oleh Asmani bahwa manajemen yang
baik tanpa pemimpin yang baik hanya ada dalam teks verbal, tidak
mampu menggerakkan gerbang kemajuan secara cepat secara faktual,
dan sebaliknya pemimpin yang baik tanpa manajemen yang baik akan
membuat agenda berjalan lamban, stagnan, dan tidak ada sinergi
secara professional dengan elemen yang lain.67
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin lembaga pendidikan
memiliki peran ganda, yakni selain seorang kepala/pemimpin, kepala
sekolah tetap menduduki fungsi utamanya yakni sebagai pengajar atau
66
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ...., VII. 67
Jamal Ma‟mur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan
Pendidikan Profesional, Jogjakarta: Diva Press, 2009, 67-68.
pendidik. Dengan ini dengan posisinya menjadi kepala sekolah tidak
dapat menghilangkan atau melimpahkan tugasnya sebagai seorang
guru terhadap bawahannya atau dewan guru. Dan yang paling penting
adalah perannya sebagai seorang manajer yang harus mampu
memanajemen lembaganya untuk mencapai visi, misi, dan tujuan
sekolah.
3. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Hamalik menjelaskan pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran.68
Berbeda dengan pengertian tersebut oleh Abdul Fattah Jalal
dengan bahasa lain mengartikan pembelajaran dengan menggunakan
bahasa arab yaitu ta‟lim (تعليم ) yang berarti proses pemberian
pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan
penanaman amanah.69
Kemudian Muhammad Rosyid Ridlo
menjelaskan ta‟lim adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan
pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.70
68
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
2003, 57. 69
Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok
Pesantren di Tengah Arus Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, 47. 70
Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok
Pesantren di Tengah Arus Perubahan,..., 48.
Definisi ini selaras dengan ayat Al-Qur‟an yang termaktub dalam
surat Al-Baqarah ayat 31, yaitu :
Artinya: ”Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda)
seluruhnya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat
seraya berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama (benda) itu
jika kamu mamang benar !" 71
Selain itu dengan lebih terperinci Hamalik menyebutkan definisi
pembelajaran sebagai berikut:72
1) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk
menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
2) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk
menjadi warga masyarakat yang baik.
3) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi
kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah sebuah proses yang terjadi sebuah interaksi orang
yang belajar dan orang yang diajar dalam rangka mencapai tujuan untuk
menambah suatu wawasan atau mengetahui sesuatu hal.
71
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Surabaya: CV.
Karya Utama, 2005, 6. 72
Oemar Hamalik , Kurikulum dan Pembelajaran,..., 58-64.
b. Ciri Pembelajaran
Pada hakikatnya pembelajaran dapat terjadi kapan saja dan di
mana saja. Pembelajaran yang dibahas di sini adalah pembelajaran
yang berlangsung secara sistematis dan direncanakan dalam sebuah
bangku pendidikan.
Pembelajaran sebagai suatu proses belajar dan mengajar secara
terperinci dari segi belajar telah memiliki ciri-ciri tersendiri
sebagaimana diungkapkan oleh Sriyanti mengutip pendapat Baharudin
dan Esa N. W yaitu :
1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.
2) Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa
jadi bersifat potensial.
4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau
pengamalan.
5) Pengamalan atau latihan itu dapat memberikan penguatan.73
Dari sini nampak jelas bahwa ciri-ciri orang yang telah belajar
maka akan didapatkan suatu perubahan pada dirinya.
Adapun ciri-ciri pembelajaran yang dilangsungkan dalam
ruangan menurut Hamalik adalah sebagai berikut :74
73
Lilik Sriyanti , dkk., Teori-Teori Pembelajaran, Salatiga: STAIN Salatiga
Press, 2009, 24.
1) Rencana,
2) Kesalingketergantungan (Interdependence),
3) Tujuan,
Rencana berarti adanya sebuah kesengajaan penataan terhadap
semua unsur-unsur sistem pembelajaran yang termasuk di dalamnya
yaitu penataan ketenagaan, material dan prosedur untuk mempermudah
dalam melangkah pada hal-hal yang hendak menjadi tujuan.
Kesaling ketergantungan berarti adanya saling kait mengkait
antara unsur-unsur pembelajaran yang satu dengan yang lainnya
dengan selaras, serasi, dan sistematis. Ini berarti pembelajaran tidak
akan terjadi ketika tidak ada keterpaduan dalam unsur-unsur
pembelajaran.
Pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik ketika tidak
ditentukan atau memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu dalam
proses pembelajaran tersebut. Maka dengan adanya tujuan akan lebih
mudah mengarah dan dapat menfokuskan pembicaraan dalam
pembahasan materinya, sehingga peserta didik akan lebih mudah untuk
menerima dan memahami.
Berbeda dengan Hamalik, Djamaroh menyebutkkan ciri-ciri
pembelajaran secara lebih terperinci sebagai berikut:75
74
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,..., 64-66. 75
Syaiful Bakhri Djamaroh, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006, 39-42.
1) Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak
didik dalam suatu perkembangan tertentu, sehingga perhatian
dipusatkan pada anak didik.
2) Prosedur yang direncanakan dan didesain secara sistematik dan
relevan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat
tercapai tujuan yang optimal.
3) Materi sesuai tujuan dengan memperhatikan komponen anak didik
dan komponen-komponen lain serta disiapkan sebelum
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
4) Aktivitas anak didik baik secara fisik maupun mental.
5) Guru sebagai pembimbing harus dapat memotivasi agar terjadi
proses interaksi yang kondusif.
6) Kedisiplinan dalam pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan.
Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran
disiplin.
7) Adanya batas waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
8) Evaluasi dalam rangka untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan pada ciri-ciri yang ada menunjukkan bahwa
pembelajaran adalah suatu pelaksanaan yang tertata secara sistematis,
dan mengarah dalam mencapai tujuan, yang mana tujuan utamanya
adalah adanya suatu perubahan atas bimbingan dari seorang guru.
c. Unsur-unsur Pembelajaran
Unsur dapat dikatakan suatu komponen yang harus ada. Unsur
pembelajaran berarti segala sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan
pembelajaran. Sebenarnya unsur pembelajaran juga dapat mejadi ciri
dari pembelajaran, maka isi dari unsur pembelajaran hampir sama
dengan yang disebutkan dalam ciri-ciri pembelajaran. Secara mendasar
unsur yang paling utama adalah guru, siswa dan materi.
Menurut Djamaroh yang termasuk dalam unsur-unsur
pembelajaran adalah:76
1) Tujuan pembelajaran;
2) Bahan pelajaran (materi);
3) Kegiatan belajar mengajar;
4) Metode pembelajaran;
5) Alat dan alat bantu pembelajaran;
6) Sumber pelajaran;
7) Evaluasi.
Slameto menyebutkan unsur-unsur pembelajaran dengan
bahasa yang berbeda, bahwa dalam membuat strategi belajar mengajar
mencakup delapan unsur perencanaan tentang:77
1) Komponen-komponen sistem yaitu guru/ dosen, siswa/ mahasiswa.
2) Jadwal Pelaksanaan;
76
Syaiful Bakhri Djamaroh, Strategi Belajar Mengajar,..., 41-50. 77
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta:
Bumi Aksara, 1991, hlm. 91-92.
3) Tugas-tugas belajar yang akan dipelajari dan yang telah
diidentifikasikan;
4) Materi/bahan ajar, alat pelajaran dan alat bantu mengajar;
5) Masukan dan karakteristik siswa;
6) Bahan pengait;
7) Metode dan teknik;
8) Media yang digunakan.
Berdasarkan pada beberapa unsur yang telah disebutkan dapat
disimpulkan secara umum unsur-unsur pembelajaran adalah :
1) Guru dan siswa atau pengajar dan yang diajar.
2) Materi yang akan diajarkan.
3) Metode pembelajaran.
4) Media pembelajaran.
5) Alat bantu (dapat berupa media atau bahan pengait materi).
6) Sumber pelajaran.
7) Tujuan pembelajaran.
8) Evaluasi.
Dengan terpenuhinya semua unsur pembelajaran maka niscaya
proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan tujuannya.
d. Model Pembelajaran
Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran maka seorang
guru dituntut untuk aktif dan tanggap dalam memperlakukan peserta
didiknya sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Pembelajaran
yang dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas pasti tetap harus
direncanakan dengan matang dalam menggunakan teknik yang akan
digunakan. Adapun yang harus diperhatikan adalah pembelajaran di
dalam kelas di mana seorang guru harus mampu menjadikan satu
kesatuan (satu pandangan yang sama) dalam satu ruangan dengan
kondisi peserta didik yang berbeda-beda.
Dengan ini disebutkan model-model mengajar yang dapat
digunakan dalam pembelajaran kelas adalah:78
1) Model pemprosesan informasi;
Model pemprosesan informasi adalah seorang guru harus
berusaha menjelaskan pada siswa untuk memberikan suatu
tanggapan terhadap hal-hal yang datang pada dirinya (seperti
pergaulan, trand, dan lain-lain).
2) Model pribadi;
Model pribadi adalah mengarahkan pada siswa untuk
mengekpresikan kreatifitas yang dimiliki secara pribadi (potensi).
3) Model interaksi sosial;
Model interaksi sosial berarti guru mengarahkan pada siswa
untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dengan sikap
demokrasi, terutama kepada teman-temannya.
4) Model perilaku.
78
Mukhtar, Desain Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: CV. Misaka Galisa,
2003, 132-133.
Model perilaku berarti siswa diarahkan kepada suatu pola
belajar yang lebih berfokus pada hal-hal yang lebih spesifik
Dari keempat model ini pengajaran berfungsi untuk
mengarahkan pada siswa agar dapat menguasai serta bertanggung
jawab atas dirinya, bersosial, dan serius dalam belajar.
Dalam pelaksanaannya model-model pembelajaran
dipraktekkan dengan berbagai metode atau cara pembelajaran.
Sehingga pembahasan model pembelajaran juga seakan mengarah
pada metode yang digunakan dalam pembelajaran. Telah disebutkan
secara garis besar metode mengajar di klasifikasikan menjadi 2 bagian
yaitu :
1) Metode mengajar konvensional; dan
2) Metode mengajar inkonvensional.79
Adapaun metode yang secara umum digunakan adalah metode
mengajar konvensional. Metode inkonvensional baru diterapkan bagi
sekolah-sekolah yang sudah modern. Contoh-contoh metode
konvensional adalah metode ceramah, metode diskusi, metode
demonstrasi, metode drill, beserta metode-metode lain yang sering
dibahas dalam buku metodologi pembelajaran.
e. Peran Guru dalam Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran guru memiliki peran sebagai
berikut:80
79
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta:
Ciputat Press, 2002, 23.
1) Fasilitator
Seorang guru harus memberikan fasilitas dari seluruh
kebutuhan pembelajaran. Karena hanya sebagai seorang fasilitator
maka seorang guru tidak perlu secara aktif menguasai proses
pembelajaran, melainkan hanya mendukung, memberikan atau
menciptakan kondisi agar siswa mempunyai kreatifitas di dalam
belajar.
2) Manajer
Guru memegang peranan penting untuk mengolah proses
pembelajaran sehingga arah dan tujuan tercapai. Dalam proses
pembelajaran terdapat berbagai peranti yang harus dikelola dengan
benar dan baik agar dapat berperan secara aktif dan efisisen.
Kemampuan guru mengelola pembelajaran menunjukkan tingkat
keberhasilannya dalam proses pembelajaran.
3) Motivator
Motivasi yang diberikan oleh guru bersifat membangun
kondisi positif dari diri siswa dan semua itu bangkit atas prakarsa
siswa sendiri, krena motivasi guru hanyalah sebagai pemicu
sekaligus pemacu semangat siswa dalam belajar.
80
Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006, 74-
79.
4) Evaluator
Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan
siswa bertujuan untuk mengubah kondisi, kompetensi, dan sikap
peserta didik agar menjadi lebih baik dengan penguasaan secara
maksimal semua materi pendidikan yang diajarakan oleh guru.
Untuk mengukur tingkat keberhasilannya maka harus dilakukan
sebuah evaluasi.
Proses pembelajaran yang efektif akan menghasilkan tujuan
pembelajaran yang maksimal oleh karena itu sebuah lembaga
pendidikan harus senantiasa menciptakan suasana pembelajaran
yang dapat mendukung keefektifan pembelajaran. Darmiyati
Zuchdi mengutip pendapatnya Kyle, menyebutkan ada lima faktor
yang menentukan keefektifan proses pembelajaran di sekolah
yaitu:
1) Iklim sekolah yang kondusif untuk belajar
2) Adanya harapan dan keyakinan guru bahwa semua siswa dapat
berprestasi
3) Penekanan pada kemampuan dasar (basic skills) dan tingkat
time on task siswa yang maksimal
4) Sistem instructional (pembelajaran) yang mempunyai
keterkaitan jelas antara tujuan, pementauan, dan assesment-nya
5) Kepemimpinan kepala sekolah yang memberi intensif untuk
pembelajaran.81
Guru sebagai seorang manajer harus mampu mengatur,
merencanakan, serta mendesain pembelajaran secara optimal untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun
untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.82
Pelaksanaan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran
di barbagai mata ajar diharapkan benar-benar akan membentuk
karakter pada peserta didik yang menjadi harapan masa depan bangsa,
serta mewujudkan SDM yang menjadi andalan masyarakat pada
umumnya dan yang akan membawa nama baik bagi bangsa Indonesia.
Desain pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan
tujuan pembelajaran, strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta
merancang media yang dapat digunakan untuk efektifitas pencapaian
tujuan.83
Diharapkan segala yang dilalui dalam proses pembelajaran,
mulai dari metode, strategi, media mengandung sebuah nilai karakter
yang dapat dipetik oleh peserta didik sebagai bentuk implementasi
pendidikn karakter.
81
Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter: Grand Design dan Nilai-nilai
Target, Yogyakarta: UNY Press, 2009, 57. 82
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:
Kencana, 2008, 29. 83
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, ..., 67.
Uraian tentang manajemen, kepemimpinan dan pembelajaran yang
mengarah pada upaya pancapaian tujuan pembelajaran melalui proses
pembelajaran yang efektif dapat disimpulan bahwa, tujuan pembelajaran
akan tercapai apabila direncanakan dengan baik oleh kepala sekolah serta
guru, sehingga akan menimbulkan penilaian terhadap manajemen
kepemimpinan dan pembelajaran yang baik pula.
Manajemen kepemimpinan kepala sekolah yang baik adalah
seorang kepala sekolah yang memiliki perencanaan program secara
matang, kemudian diorganisasikan dengan membuat pembagian tugas dan
pelaksanaan jadwal kegiatan program yang direncanakan. Selain itu kepala
sekolah tetap memiliki tanggung jawab secara penuh walaupun dalam
pelaksanaannya sudah dilimpahkan pada anak buahnya.
Begitu pula seorang guru memiliki manajemen pembelajaran yang
baik apabila telah menerapkan seluruh aspek pembelajaran mulai dari
materi, strategi metode dan juga evaluasi secara sistematis sesuai dengan
desain pembelajaran yang dikembangkan. Secara ideal pengembangan
desain pembelajaran adalah dimulai dari silabus, RPP, dan pelaksanaan
sesuai dalam susunan RPP yang ada.
BAB III
DESKRIPSI DATA PENELITIAN
A. Gambaran Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Pabelan
Kecamatan Pabelan merupakan salah satu dari 19 (sembilan belas) kecamatan
yang ada di wilayah Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Madrasah
Ibtidaiyah (MI) yang ada di Kecamatan Pabelan berjumlah 15 (lima belas)
yang terletak di beberapa desa, bahkan ada beberapa desa yang memiliki dua
Madrasah Ibtidaiyah. Secara administrasi madrasah-madrasah tersebut telah
terkreditasi dengan nilai rata-rata B, jumlah peserta didik yang variatif serta
memiliki guru yang bersertifikat pendidik. Dalam arti secara akademis
Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang ada di Kecamatan Pebelan telah memenuhi
standar sebagai lembaga pendidikan formal yang dipercaya oleh masyarakat
sekitarnya untuk menunjang pendidikan dasar bagi putra-putrinya. Adapun
kelima belas madrasah tersebut adalah:
Tabel 3.1 Data Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kecamatan Pabelan Tahun
Ajaran 2013/2014
No
Nama Madrasah
Ibtidayah
Nilai
Akreditasi
Jumlah
Peserta
Didik
Kepala
Madrasah
Guru Kelas
Bersertifikat
Pendidik
(Ada/ Tidak)
1 MI Miftahul Huda
Sumberejo 01
A 211 Slamet Tirmidzi,
S.Ag.
Ada
2 MI Nurul Huda
Sumberejo 02
Belum 33 M. Muhroni,
S.Pd.I.
Tidak ada
3 MI Nurul Azhar
Terban
B 85 Prayetno, S.Pd.I. Ada
4 MI
Muhammadiyah
Tukang
B 85 Budiyanto,
S.Pd.I.
Ada
5 MI Al-Khoiriyah
Semowo
B 60 Dra. Siti
Markamah
Ada
6 MI Al-Ittihad
Semowo
B 121 Siti Khodijah,
S.Pd.I.
Ada
7 MI Tarbiyatul
Ulum Jembrak
B 111 Syukron Hakim,
S.H.I.
Ada
8 MI Miftahul Falah
Kadirejo 01
B 52 Dimyati, S.Pd.I. Ada
9 MI Miftahul Ulum
Kadirejo 02
C 55 Widodo, A.Ma. Ada
10 MI Tarbiyatul
Aulad Giling
C 104 Mahasin, S.Pd.I. Ada
11 MI Busanul
Muta‟alimin
Bejaten
B 56 Anik Zulicah,
S.Pd.I.
Ada
12 MI Falahul
Mukminin Padaan
01
C 60 Emi Fitriyati,
S.Pd.I.
Ada
13 MI Falahul
Mukminin Padaan
02
C 106 Khoirul
Muttaqin,
S.Pd.I.
Ada
14 MI Miftahun
Najihin Kauman
Lor
B 111 M. A. Busyeri,
S.Pd.
Ada
15 MI Pabelan B 140 Abdul Mu‟id,
S.Pd.I.
Ada
Sumber: Data KKM (Kelompok Kerja Madrasah) MI Kec. Pabelan
Sebagaimana tersebut pada bab pendahuluan mengenai lokasi/objek
penelitian tentang implementasi pendidikan karakter ini akan dilakukan di
Madrasah Ibtidaiyah yang solid dalam kelembagaannya serta representative
untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Adapun pedoman yang dijadikan
untuk memenuhi kategori tersebut adalah Madrasah Ibtidaiyah yang memiliki
kriteria sebagai berikut:
1. Dipimpin oleh Kepala Madrasah yang berpendidikan S1;
2. Memiliki nilai akreditasi minimal B;
3. Memiliki guru kelas yang bersertifikat pendidik (sertifikasi);
4. Memiliki peserta didik rata-rata 15 anak per kelas.
Berdasarkan pada kriteria tersebut maka ditentukan Madrasah yang
menjadi objek penelitian adalah:
1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01;
2. MI Al-Ittihad Semowo;
3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak;
4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor;
5. MI Pabelan.
B. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01
a. Letak Geografis MI Miftahul Huda Sumberejo 01
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 merupakan satu dari dua
Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Desa Sumberejo, yang tepatnya
berada di Dusun Krajan Kidul RT 01 RW 03 Desa Sumberejo
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Secara geografis madrasah
ini terletak di kawasan pedesaan yang letaknya strategis yaitu berada
persis di pinggir jalan raya jurusan Salatiga-Dadapayam Km 7 dari
Kota Salatiga. Letaknya yang hanya 25 m dari Jalan Raya, menjadikan
Madrasah yang sangat dekat dengan lingkungan ini mudah dijangkau
oleh para peserta didik yang mulai tersebar di enam desa di wilayah
Kecamatan Pabelan, Kecamatan Suruh, dan Kecamatan Tengaran.
Karena Desa Sumberejo itu sendiri terletak di ujung selatan dari
wilayah Kecamatan Pabelan, dan berbatasan langsung dengan wilayah
Kecamatan Suruh dan Tengaran. Ini menjadikan harapan yang
semakin besar kepada MI Miftahul Huda Sumberejo 01 untuk selalu
berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang mampu
memenuhi harapan sebagian besar masyarakat.
b. Sejarah Berdirinya MI Miftahul Huda Sumberejo 01
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 semula merupakan Madrasah
Diniyah yang didirikan oleh seorang ulama bernama Kyai Damanhuri
pada tanggal 25 Agustus 1956.
Adapun tujuan didirikannya madrasah tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Untuk memberikan pondasi agama yang kuat kepada anak-anak di
Desa Sumberejo dan disekitarnya.
2) Banyaknya anak-anak yang hanya Sekolah Rakyat yang
pendidikan agamanya sangat minim.
3) Kesanggupan para ustadz untuk mengelola dan dukungan dari
masyarakat.
Madrasah Diniyah ini dengan nama Miftahul Hidayah dan
berlangsung sejak tahun 1962.
Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1963 dijadikan
Madrasah Wajib Belajar (MWB) masuk pagi yang berlangsung hingga
tahun 1970. Kemudian pada tahun 1971 sampai tahun 1982 masih
tetap sebagai Lembaga Pendidikan dasar Islam, dengan nama
Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Selanjutnya sejak tahun 1983 Madrasah Ibtidaiyah ini diberi
nama “Miftahul Huda” yang sampai sekarang masih tetap dengan
nama MI Miftahul Huda Sumberejo 01.
Perjalanan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 sejak berdiri
hingga saat ini mengalami beberapa kemajuan, antara lain :
1) Pada tahun 1995 terakreditasi dengan status Diakui.
2) Pada tahun 2000 terakreditasi lagi dengan status Disamakan.
3) Pada tahun 2005 kembali terakreditasi dengan status nilai B (Baik).
4) Pada tahun 2011 diakreditasi dengan nilai A yang masih berlaku
hingga sekarang.
c. Visi, Misi, dan Tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo 01
1) Visi MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Adapun visi dari MI Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah:
“Mencetak Generasi Muslim yang Beriman, Bertakwa, Berakhlak Mulia,
Berkualitas, Peka Terhadap Komunitasnya, serta Mampu
Mengembangkan Potensi yang Dimiliki”84
2) Misi MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Adapun visi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah:
a) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
b) Membiasakan akhlak yang mulia.
c) Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien berbasis
komunitas.
d) Mengadakan training penguasaan teknologi informasi.
e) Menggali dan mengembangkan potensi anak didik secara
maksimal.85
3) Tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah sebagai
berikut:
a) Menguasai bacaan dan gerakan sholat.
b) Mampu mengaplikasikan sholat lima waktu dalam kehidupan
sehari-hari.
c) Mampu melaksanakan puasa Ramadhan.
d) Menghormati orang tua, yang lebih tua, dan guru.
e) Mampu bergaul dengan baik di tengah-tengah komunitasnya
f) Menguasai kurikulum Depag dan kurikulum Depdiknas.
g) Mampu mengoperasikan komputer Ms. Word dan Ms. Exel.86
84
Dokumentasi Profil Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran
2013/2014. 85
Dokumentasi Profil Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran
2013/2014. 86
Dokumentasi Profil Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran
2013/2014.
d. Srtuktur Organisasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Struktur organisasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01 tergambar
dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Sumber: Dokumentasi Papan Sruktur Organisasi MI Miftahul Huda Sumberejo
01 Tahun 2013/2014.
e. Data Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran 2013/2014
Adapun data tenaga pendidik MI Miftahul Huda Sumberejo 01
telah tersaji dalam tabel sebagai berikut:
Kepala Madarasah
Tenaga Kependidikan
Tenaga Pendidik Pagi
Tenaga Pendidik /sore
Wakil Kepala Madrasah
Bendahara
Tabel 3. 2 Data Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01Tahun Ajaran
2013/2014
No Nama Guru Pendidikan/ Status
Sertifikasi Tugas
1 A. Slamet Tirmidzi, S.Ag S1/Sudah Ka Mad
2 Nur Khasanah, S.Pd.I S1/Sudah Kls III
3 Raudlotul Hidayah, S.Pd.I S1/Sudah Kls I Al
Bukhori
4 Lutfiana Putri, S.Pd.I S I/Sudah Kls I Al
Jabar
5 Siti Maskanah, A.Ma D2/Belum Mapel
6 Rika Umami, S.T S1/Sudah Kls II Al
Jabar
7 Siti Muti‟ah SMA/Belum Kls IV
8 Siti Zulaikah, S.Pd.I S1/Sudah Kls II Al
Bukhori
9 Siti Mustainah, S.Pd.I S1/Sudah Kls VI
10 Etik Faridatul Kumala SMA/Belum Kls V
11 Suhardjo D3/Belum Pembantu
Umum
12 M. Safari SMA/Belum TBA + Kls
V
13 A. Rifa'i SMA+Pesantren/Belum TBA
14 A. Sajadi, Al-Hafidh SMP+Pesantren/Belum TBA
15 M. Amin dakhlan, Al-Hafidh SMA+Pesantren/Belum TBA
16 Munadhirah, Al –Hafidhah Pesantren/Belum TBA
17 Nur Latifah, Al-Hafidhah SMA/Belum TBA
18 Supriyanto. SMA/Belum TBA + Kls
IV
19 Nur Muawanah, .S.Pd.I. S1/Belum TBA
20 Umi Mu'allimah, Al-Hafidhah SMA/Belum TBA
f. Data Peserta Didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran
2013/2014
Data peserta didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01 tercantum
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Data Peserta Didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01Tahun Ajaran
2013/2014
No Kelas Rombel Lk Pr Jumlah
1 I 2 28 23 55
2 II 2 27 13 41
3 III 1 12 18 29
4 IV 1 13 18 31
5 V 1 15 15 30
6 VI 1 12 13 25
7 TOTAL 8 107 104 211
g. Program MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun Ajaran 2013/2014
Kegiatan pembelajaran di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
adalah sebagai berikut:
1) Materi Pelajaran MI Miftahul Huda Sumberejo 01
a) Agama: Fikih, Aqidah Akhlak, Al-Qur‟an Hadits, Sejarah
Kebudayaan Islam, (Kurikulum Kementerian Agama)
b) Umum: Matematika, Bahasa Indonesia, Sains (IPA), IPS,
Kewarganegaraan, Seni Budaya dan Keterampilan (Kurikulum
Depdiknas)
c) Mulok: Bahasa Jawa
d) Bahasa Asing: Bahasa Inggris, Bahasa Arab
2) Kegiatan Pengembangan Diri (Ekstrakurikuler)
a) Komputer Alternatif (KA)
b) Drum Band
c) Fresh Camp (Kemah Segar)
d) Berkebun
e) Seni Kaligrafi
f) Tartilul Qur‟an
g) Volly Ball
h) Bulu Tangkis
3) Program Unggulan
a) TBA (Tuntas Baca Al-Qur‟an)
Program ini memiliki tujuan untuk membekali kunci
ilmu pengetahuan agama pada anak didik sehingga anak
mampu membaca Al-Qur‟an dengan bancar (benar dan lancar).
Adapun targetnya adalah khatam Al-Qur‟an 30 Juz, serta
menghafal Juz „Amma dengan bancar (benar dan lancar).
b) Kepedulian Lingkungan (Pemisahan Sampah Organik dan
Anorganik)
Program ini untuk membiasakan anak membuang
sampah pada tempatnya serta sesuai klesifikasi pemisahan
antara sampah organik dengan sampah anorganik.
4) Waktu Pembelajaran MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Pembelajaran di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
dilaksanakan sehari penuh (full day school), selama empat hari,
dan setengah hari selama dua hari sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel 3.4 Waktu Pembelajaran MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Tahun
Ajaran 2013/2014
No Hari Mapel Reguler Program Unggulan
TBA
Pengembangan
Diri (Ekstra
Kurikuler)
1 Senin Pukul 07.00 – 12.15 Pukul 12.45 – 14.30 -
2 Selasa Pukul 07.00 – 12.15 Pukul 12.45 – 14.30 -
3 Rabu Pukul 07.00 – 12.15 Pukul 12.45 – 14.30 -
4 Kamis Pukul 07.00 – 12.15 Pukul 12.45 – 14.30 -
5 Jum‟at Pukul 07.00 – 10.45 - Pukul 13.00 – 16.00
6 Sabtu Pukul 07.00 – 12.10 - Pukul 13.00 – 16.00
7 Ahad - - Pukul 07.00 – 09.00
h. Prestasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 dalam waktu tiga tahun
terakhir telah meraih beberapa kategori yang diperlombakan mulai dari
tingkat kecamatan, kota, kabupaten bahkan sampai pada tingkat
provinsi. Di antaranya juara tartilul qur‟an putra dan putri pada tahun
2011 mendapatkan juara satu di tingkat Kecamatan Pabelan dan
Kabupaten Semarang, dan mendapat juara dua di tingkat Kota
Salatiga.
Pada tahun 2012 menjuarai tahfidzul qur‟an, olimpiade sain,
puisi, sprint, dan lain sebagainya. Untuk gurunya pada tahun yang
sama menjuarai media pembelajaran aktif dan mathematic innovation
competition. Dan pada tahun 2013 mendapat prestasi dalam bidang
yang sama. Adapun rincian prestasi tersebut adalah sebagaimana
terlampir.
2. MI Al-Ittihad Semowo
a. Letak Geografis MI Al Ittihad Semowo
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Ittihad Semowo berada tengah-
tengah dari peta wilayah Kecamatan Pabelan yang lebih tepatnya
kurang lebih 7 Km ke Timur dari Kantor Kecamatan Pabelan.
Letaknya cukup strategis karena berada tepat di tepi jalur menuju
Kota Salatiga dari wilayah tersebut dengan jarak kurang lebih 10 Km
dari Kota Salatiga ke arah Utara (Timur Laut).
b. Sejarah Berdirinya MI Al Ittihad Semowo
MI Al Ittihad Semowo merupakan pendidikan tingkat dasar
yang didirikan pada tahun 1942 di bawah Yayasan Al Ittihad Desa
Semowo yang diketuai oleh Bapak KH. Nur Salim. Didukung oleh
segenap warga masyarakat setempat Madrasah ini didirikan, yang
akhirnya terus berkembang dan senantiasa mengalami kemajuan di
setiap periodesasi kepemimpinan. Terlebih sampai pada masa sekarang
ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, Yayasan Al Ittihad
Semowo telah memiliki Lembaga Pendidikan mulai dari tingkat
PAUD, Raudhatul Athfal (RA), dan MTs sebagai lembaga pendidikan
formalnya. Dan ada TPQ, Madrasah Diniyah, Pondok Pesantren
sebagai lembaga pendidikan non formal, serta dilengkapi dengan Panti
Asuhan anak yatim piatu. Namun secara administrasi MI Al Ittihad
Semowo menginduk pada Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU.
c. Visi, Misi, dan Tujuan MI Al Ittihad Semowo
1) Visi MI Al Ittihad Semowo
Adapun visi dari MI Al Ittihad Semowo adalah:
“Terwujudnya generasi muslim yang beriman, bertaqwa, berakhlak
mulia, berkualitas, peka terhadap lingkungan, serta mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki.”87
2) Misi MI Al Ittihad Semowo
MI Al Ittihad Semowo memiliki misi sebagai berikut:
a) Menumbuhkembangkan keimana dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
b) Membiasakan berperilaku mulia.
c) Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.
d) Mengadakan training penguasaan teknolofgi informasi
e) Menggali dan mengembangkan potensi peserta didik secara
maksimal.88
d. Srtuktur Organisasi MI Al Ittihad Semowo
Struktur organisasi MI Al Ittihad Semowo tahun ajaran
2013/2014 tergambar dalam bagan di bawah ini:
87
Dokumentasi Profil MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014 88
Dokumentasi Profil MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
Gambar 3.2 Srtuktur Organisasi MI Al Ittihad Semowo
Keterangan:
Garis Koordinasi
Garis Komando
Sumber: Dokumentasi Papan Struktur Organisasi MI Al Ittihad Semowo Tahun
Ajaran 2013/2014
e. Data Guru MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
Melengkapi dari struktur organisasi yang ada didapatkan data
guru MI Al Ittihad Semowo tahun ajaran 2013/2014 yaitu:
Kepala
Madrasah Komite
Guru
Kelas 1
Guru Mulok
Guru
Kelas 2
Guru
Kelas 3
Guru
Kelas 4
Guru
Kelas 5
Guru
Kelas 6
Guru
Penjaskes
Siswa
Masyarakat Sekitar
Guru Bhs.
Inggris
Guru
Agama
Pramuka BP
Siswa
Tabel. 3.5 Data Guru MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
No Nama Pendidikan/
Status
Sertifikasi
Tugas
1
Siti Khodijah S.Pd.I S.I/ Sudah
Kepala
Madrasah dan
Guru Kelas II
2 M. Nashihul Ummah MAN/Belum Guru Mapel
3 Siti Rochayati, S.Pd.I SI/Sudah Guru Kelas VI
4 Moh Robbani Wibowo,
S.Pd.I SI/Belum Guru Kelas IV
5 Avif Nuravifah SMA/Belum Guru Mapel
6 Sih Winarti, S.E S1/Belum Guru Kelas V
7 Widayati Kurnia Ulfah, S.Pd S1/Belum Guru Kelas III
8 Zulvatul Karimah, A.Ma D2/Belum Guru Kelas I
9 Farida Ibadah SMA/Belum Guru Mapel
10 Evi Setyaningsih, S.Pd S1/Belum Guru Mapel
11 Sugiyatno SMP
Penjaga
Madrasah
f. Data Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
MI AlIttihad Semowo pada tahun ajaran 2013/2014 memiliki
peserta didik sejumlah pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6 Data Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
No Kelas Jumlah
Rombel
Pr Lk Jumlah
1 I 1 9 10 19
2 II 1 11 15 26
3 III 1 7 12 19
4 IV 1 11 12 23
5 V 1 13 7 20
6 VI 1 11 8 19
Jumlah 6 62 65 125
g. Jadwal Kegiatan MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran 2013/2014
Jadwal pembelajaran di MI Al Ittihad Semowo Tahun Ajaran
2013/2014 adalah:
1) Hari efektif hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu dan Minggu
(Hari libur mingguan diambil pada hari Jum‟at).
2) Kegiatan sehari-hari dijadwalkan sebagai berikut:
Pukul 07.00-07.30: Sholat Dhuha (kecuali hari senin Upacara
bendera)
Pukul 07.30-08.45: Kegiatan Pembelajaran dalam Kelas
Pukul 08.45-09.00: Istirahat Pertama
Pukul 09.00-10.45: Kegiatan Pembelajaran dalam Kelas
Pukul 10.45-11.00: Istirahat Kedua
Pukul 11.00-12.00: Kegiatan Pembelajaran dalam Kelas
Pukul 12.00-12.25: Sholat Dhuhur Berjamaah.
Pukul 12.25-13.00: Kegiatan akhir
h. Prestasi yang Pernah Diraih MI Al Ittihad Semowo
Dari dokumentasi tropi kejuaraan tertulis beberapa prestasi
yang pernah diraih oleh MI Al Ittihad Semowo di antaranya pidato
Bahasa Jawa, Mata Pelajaran (Mapel) Bahasa Arab, SKI, IPA, dan
Kaligrafi pada tahun 2006 tingkat Kabupaten Semarang. Juara
Tilawatil Qur‟an pada tahun 2007 tingkat Kecamatan Pabelan, juara
Jambore pada tahun 2008, dan Tahsinul Khot pada tahun 2009 tingkat
Kecamatan Pabelan.
3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
a. Letak Geografis MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
MI Tarbiyatul Ulum berada di DusunTegalsale Rt 03 Rw 02
Desa Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Lokasi
Madrasah ini berada di tengah-tengah desa yang cukup jauh dari
keramaian jalan raya, tepatnya 1Km dari jalan raya Semowo-Salatiga,
sehingga tercipta suasana yang tenang dan kondusif.
Walaupun berada di tengah- tengah desa, madrasah ini mampu
menjadi kepercayaan masyarakat di sekitarnya untuk memasukkan
putra putrinya, bahkan dapat merambah pada wilayah-wilayah desa
tetangga. Adapun jarak dari MI Al Ittihad Semowo kurang lebih 4 Km
arah ke barat, dan 6 Km mengarah ke Kantor Kecamatan Pabelan.
b. Sejarah Berdirinya MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
MI Tarbiyatul Ulum Jembrak berdiri pada tahun 1966 oleh
tokoh masyarakat setempat yang menginduk pada Lembaga
Pendidikan Ma‟arif NU. Pendirian Madrasah ini dilatar belakangi
adanya kesadaran masyarakat setempat akan pentingnya
pendidikan dasar bagi putra-putrinya, sedangkan di kawasan
tersebut belum ada lembaga pendidikan yang dekat dalam satu
wilayah. Sejak berdirinya madrasah tersebut sampai sekarang telah
mengalami sembilan kali pergantian kepala madrasah, yang mana
dalam beberapa periodesasi kepemimpinan ini selalu mengalami
kemajuan dan pengembangan program. Salah satu buktinya pada
tahun 2005 MI Tarbiyatul Ulum Jembrak telah mengajukan
penilaian akreditasi dengan hasil nilai i C, kemudian pada tahun
2009 mengulangi akreditasi dengan memperoleh nilai B.
c. Visi, Misi, dan Tujuan MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
1) Visi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Madrasah ini memiliki visi sebagai berikut:
“Terwujudnya Lulusan yang Beriman, Bertaqwa, Berakhlakul
Karimah, Berpengetahuan danTerampil”.89
2) Misi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Adapun misi dari MI Tarbiyatul Ulum Jembrak adalah:
a) Memberikan pendidikan keagaamaan secara optimal dengan
pendekatan kesadaran
b) Membudayakan kedisiplinan
c) Menanamkan kesadaran menuntut ilmu sebagai cerminan
generasi Islami
d) Membekali siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan yang
berguna di masyarakat
e) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan
lingkungan.90
d. Srtuktur Organisasi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Struktur organisasi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak tergambar
dalam bagan sebagai berikut:
89
Dokumentasi Data Profil MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran
2013/2014 90
Dokumentasi Data Profil MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran
2013/2014
Gambar 3.3 Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Keterangan:
Garis Koordinasi
Garis Komando
Sumber: Dokumentasi Papan Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Ulum
Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014.
e. Data Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran 2013/2014
MI Tarbiyatu Ulum Jembrak memiliki tenaga pendidik
sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini.
Kepala
Madrasah
Komite
Perpustakaan Bendahara
Kelompok Jabatan
Fungsional
Guru
Kelas 1
Guru
Penjaskes
Guru
Kelas 2
Guru
Kelas 3
Guru
Kelas 4
Guru
Kelas 5
Guru
Kelas 6
Guru Bhs.
Inggris
Siswa
Masyarakat
Tata Usaha
Tabel 3.7 Data Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun
Ajaran 2013/2014
No Nama Guru Pendidikan/Status
Sertifikasi
Tugas
1 Sukron Hakim, S.H.I S1/Belum Kepala
Madrasah
2 Dra. Nurul
Dwiyatiningsih
S1/Sudah Guru Kelas VI
3 Atik Muzdalifah, S.Pd.I S1/Sudah Guru Kelas III
4 Siti Kholidah, S.Pd.I S1/Belum Guru Kelas II
5 M.Mahfud PGA/Belum Guru PJOK
6 Ani Maslihatul
Maghfiroh, S.Pd.I
S1/Belum Guru Kelas VI
7 Sri Wahyuningsih,
S.Pd.I
S1/Belum Guru Kelas I
8 Sriyanto, S.Pd.I S1/Belum Guru Kelas IV
f. Data Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Tahun Ajaran
2013/2014
Adapun jumlah peserta didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
tahun ajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Data Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Tahun Ajaran 2013/2014
g. Prestasi yang Pernah Diraih MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pernah meraih beberapa
prestasi di antaranya Calistung (Baca Tulis Hitung), Mapel
No Kelas Jumlah
Rombel
Lk Pr Jumlah
1 I 1 11 13 24
2 II 1 13 8 21
3 III 1 12 7 19
4 IV 1 7 8 15
5 V 1 8 9 17
6 VI 1 8 7 15
Total 6 58 50 111
Agama, dan Mapel Umum tingkat Kecamatan Pabelan pada tahun
2011, cerdas cermat dan olimpiade matematika pada tahun 2012,
juara satu olimpiade IPA di tingkat Kecamatan Pabelan dan
Kabupaten Semarang pada tahun 2013.
4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor
a. Letak Geografis MI Miftahun Najihin Kauman Lor
MI Miftahun Najihin dengan nomor statistik madrasah
111233220058 terletak di Desa Kauman Lor yaitu desa yang
berbatasan langsung dengan desa Kecamatan Pabelan arah utara
dalam jarak kurang lebih 3 Km dari kantor Kecamatan. Lokasi
madrasah ini sangat strategis karena bertepatan di pinggir jalan
masuk jalur angkota Kota Salatiga jurusan Macanan 5 Km dari
Kota Salatiga arah ke Utara.
MI Miftahun Najihin Kauman Lor telah menjadi
kepercayaan masyarakat setempat bahkan sampai desa-desa
tetangga karena selain tempatnya mudah dijangkau, secara
kebetulan madrasah ini berdekatan dengan Yayasan Pondok
Pesantren dan Panti Asuhan yang juga terletak di Desa Kauman
Lor itu sendiri.
b. Sejarah Berdirinya MI Miftahun Najihin Kauman Lor
MI Miftahun Najihin berdiri pada tahun 1961 oleh
pengurus NU Kec. Pabelan, sehingga kelembagaannya madrasah
ini menginduk kepada LP Ma‟arif NU. Dalam masa
keberlangsungannya madrasah ini telah mengalami pergantian
periodesasi kepala madrasah enam kali. Dalam tiap-tiap periode
dipimpin oleh orang-orang yang memiliki jiwa kepemimpinan
yang besar sehingga berdampak pada kemajuan madrasah ini.
Pada tahun 2009 telah mengajukan penilaian akreditasi dan
mendapatkan nilai yang cukup baik, yaitu nilai B. Kemudian pada
saat ini mereka sedang mempersiapkan akreditasi tahap
perbaikan, yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2014.
c. Visi, Misi, dan Tujuan MI Miftahun Najihin Kauman Lor
1) Visi MI Miftahun Najihin Kauman Lor
Visi dari MI Miftahun Najihin Kauman Lor adalah:
“Terdidik terampil dan berakhlakul karimah”.91
2) Misi MI Miftahun Najihin Kauman Lor
Adapun misi MI Miftahun Najihin Kauman Lor adalah
sebagai berikut:
a) Pengembangan proses belajar mengajar secara optimal
b) Bimbingan dan pelatihan ketrampilan
c) Memupuk kesadaran menjalankan ibadah dan mengamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.92
3) Tujuan MI Miftahun Najihin Kauman Lor
MI Miftahun Najihin Kauman Lor memiliki tujuan
sebagai berikut:
91
Dokumentasi Profil MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun
Ajaran 2013/2014. 92
Dokumentasi Profil MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun
Ajaran 2013/2014
“Meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.”93
d. Srtuktur Organisasi MI Miftahun Najihin Kauman Lor
Srtuktur Organisasi MI Miftahun Najihin Kauman Lor
tergambar dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 3.4 Struktur Organisasi MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun
Ajaran 2013/2014
Keterangan: ………….. : Garis Koordinasi
: Garis Komando
Sumber: Dokumentasi Papan Struktur Organisasi MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun
Ajaran 2013/2014.
93
Dokumentasi Profil MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran
2013/2014
Kepala
Madrasah Pengurus
Yayasan
Sekretaris Bendahara
Wali Kelas 1
Guru Kelas
Wali Kelas 2
Wali Kelas 3
Wali Kelas 4
Wali Kelas 5
Wali Kelas 6
Guru Mapel
Siswa
Pengurus
Komite
e. Data Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran
2013/2014
Adapun guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun
Ajaran 2013/2014 tercantum dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.9 Data Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran
2013/2014
No Nama Pendidikan/Status
Sertifikasi
Tugas
1 MA. Busaeri, S.Pd. S1/Sudah Kepala Madrasah
2 Umi Sobihah, S.Pd.I S1/Sudah Guru Kelas VI dan
Sekretaris
3 Julikatun, S.E. S1/Sudah Guru Kelas V dan
Bendahara
4 Mahasin Billah, S.Pd.I S1/Sudah Guru Kelas IV
5 Umi Nadziroh, S.Pd.I S1/Sudah Guru Kelas III
6 Tri Handayani,S.Pd.I S1/Sudah Guru Kelas II
7 Sriyanti, S.Ag. S1/Sudah Guru Kelas I
8 Ning Siti Soimah, S.Pd.I S1/Sudah Guru Kelas I
9 Alfiana Taufiq, S.Pd.I S1/Belum Guru Mapel
10 Taufiq Ismail, S.Pd.I S1/Belum Guru Mapel
f. Data Peserta Didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun
Ajaran 2013/2014
MI Miftahun Najihin Kauman Lor Tahun Ajaran
2013/2014 memiliki peserta didik sejumlah yang tercantum dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 3.10 Data Peserta Didik MI Miftahun Najihin Kauman
Lor Tahun Ajaran 2013/2014
No Kelas Jumlah
Rombel
Pr Lk Jumlah
1 I 2 16 16 32
2 II 1 8 6 14
3 III 1 8 13 21
4 IV 1 7 8 15
5 V 1 4 6 10
6 VI 1 9 10 19
Jumlah 7 52 59 111
g. Prestasi yang Pernah Diraih MI Miftahun Najihin Kauman Lor
MI Miftahun Najihin Kauman Lor juga memiliki banyak
teropi kejuaraan yang pernah diraih dari berbagai kategori
perlombaan di antaranya Olimpiade Sain, Olimpiade
Matematika, Calistung, Puisi Islami, MTQ, Pidato, dan Lari
tingkat Kecamatan Pabelan, Lomba Olompiade MIPABI
(Matematika, IPA, Bahasa Indonesia) juara satu di tingkat
Kabupaten Semarang pada tahun 2012. Kemudian pada tahun
2013 meraih juara MTQ, Calistung, Cerdas Cermat, Bulu
Tangkis, tingkat Kecamatan Pabelan yang terinci sebagaimana
terlampir.
5. MI Pabelan
a. Letak Geografis MI Pabelan
Madrasah Ibtidaiyah Pabelan adalah madrasah yang
berada di wilayah Desa Pabelan yang menjadi Kota Kecamatan.
Adapun lebih tepatnya berada di Jalan Wijayakusuma 300 meter
dari Kantor Kecamatan Pabelan. Yang jaraknya kurang lebih 500
meter dari jalan raya dan berada di tengah-tengah desa dan
pinggir sawah yang sejuk, asri dan damai.
b. Visi Misi MI Pabelan
1) Visi MI Pabelan
Visi MI Pabelan adalah “ Terciptanya Generasi Muslim
Yang Berprestasi Bertaqwa dan Berakhlakul Karimah ”94
2) Misi MI Pabelan
MI Pabelan memiliki misi sebagai berikut:
a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan
efisien
b) Berperan aktif dalam berbagai perlombaan
c) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama ala
ahlus sunah waljamaah.95
3) Tujuan MI Pabelan
MI Pabelan memiliki tujuan sebagai berikut:
a) Peningkatan nilai rata-rata ujian akhir 8,0
b) Menjadi juara I lomba olimpiade MIPA tingkat kabupaten
c) Melaksanakan sholat wajib berjamaah
d) Membiasakan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.96
94
Data Dokumentasi Profil MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014 95
Data Dokumentasi Profil MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014 96
Data Dokumentasi Profil MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
c. Data Guru MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
MI Pabelan memiliki tenaga pendidik yang memiliki
standar akademisi sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 3.11 Data Guru MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
No Nama Pendidikan/Status
Sertifikasi
Tugas
1 Abdul Muid, S.Pd.I
S1/Sudah
Kepala Madrasah
2 Husnu Robi‟ah, S.H.I S1/Belum Guru Kelas IA
3 Afifah Nur Aini, S.Pd.I S1/Sudah Guru Kelas IB
4 Agus Khoirul Anwar,
S.Pd.I
S1/Belum Guru Kelas II
5 Habib Ahmad, S.Pd.I S1/Belum Guru Kelas III
6 Umi Lisaniyah, S.Pd.I S1/Sudah Guru Kelas IV
7 Muh Musta‟in, A.Ma. D3/Belum Guru Kelas V
8 Robi‟ah, S.Ag. S1/Sudah Guru Kelas VI
9 Dyah Nur Basiroh,
S.Pd.AUD.
S1/Sudah Guru Mapel SBK
dan Ke NU-an
d. Data Peserta Didik MI Pabelan Tahun Ajaran 2013/2014
Peserta didik MI Pabelan pada tahun ajaran 2013/2014
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12 Data Peserta Didik MI Pabelan Tahun Ajaran
2013/2014
No Kelas Jumlah
Rombel
Pr Lk Jumlah
1 I 2 7 27 34
2 II 2 11 24 35
3 III 1 9 17 26
4 IV 1 11 11 22
5 V 1 10 11 21
6 VI 1 5 9 14
Jumlah 8 53 99 152
e. Prestasi yang Pernah Diraih MI Pabelan
Prestasi MI Pabelan dalam waktu tiga tahun terakhir telah
meraih beberapa prestasi, yang paling utama yaitu dapat
menduduki nilai terbaik kedua UAMBN (Ujian Akhir Madrasah
Berstandar Nasional) MI dan peringkat pertama nilai UN (Ujian
Nasional) tingkat Kemenag Kabupaten Semarang, peringkat ke
tiga nilai UN SD dan MI tingkat Kecamatan pada tahun 2013.
Selain dari itu di tahun yang sama MI Pabelan juga meraih juara
tiga lomba TIK (Teknologi Informatika), LCC (Lomba Cerdas
Cermat) PAI (Pendidikan Agama Islam), Olimpiade IPA, dan
Aswaja tingkat Kabupaten Semarang, Calistung, Olimpiade
Matematika putra dan putri. Dan juga ada beberapa prestasi yang
telah diraih pada tahun-tahun sebelumnya sebagaimana terlampir.
C. Pendidikan Karakter di MI Kecamatan Pabelan
1. MI Miftahul Huda Sumberejo 01
a. Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MI Miftahul Huda
Sumberejo 01
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memiliki kurang lebih 200
peserta didik, yang mana secara komulatif merupakan Madrasah yang
memiliki jumlah pesera didik terbanyak diantara MI yang lain di
tingkat Kecamatan Pabelan. Berdasarkan pada hasil observasi pada
peserta didik dihasilkan tentang gambaran karakter kepribadian peserta
didik MI Miftahul Huda sebagai berikut:
1) Anak terbiasa berjabat tangan dengan guru ketika datang ke
madrasah.
2) Anak terbiasa datang tepat waktu ketika berangkat sekolah.
3) Anak berpakaian dengan rapi sesuai jadwal seragam yang
ditentukan.
4) Anak terbiasa mengucapkan salam ketika masuk ruang
guru/kantor.
5) Anak terbiasa disiplin dalam mentaati tata tertib, seperti ketika
hendak upacara atau senam bersama anak sudah terbiasa berbaris
sendiri dengan rapi tanpa tekanan-tekanan dari guru.
6) Anak mengikuti pembelajaran dengan baik dan penuh \semangat.
7) Anak membaca do‟a sebelum dan sesudah belajar bersama-sama
dengan kompak.
8) Anak mengerjakan soal ulangan sendiri.
9) Anak berani mengakui kesalahan yang dilakukan.
10) Anak menerima tugas dengan senang hati.
11) Anak peduli pada teman yang melakukan kesalahan (berani
menegur teman yang salah).
12) Anak terbiasa meminta ijin dengan sopan ketika keluar dari kelas
pada waktu jam pembelajaran.
13) Anak terbiasa bertanya dengan baik pada guru, ketika kurang
memahami sesuatu.
14) Anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya dan menjaga
kebersihan, sehingga lingkungan madrasah nampak bersih dan asri.
15) Anak terbiasa merawat tanaman di halaman kelas.
16) Anak terbiasa mengikuti sholat jamaah dengan tertib.
17) Anak menyukai membaca buku di perpustakaan.
18) Anak bertanggung jawab atas tugas yang diberikan (seperti
mengerjakan PR, jadwal piket kebersihan kelas).97
Adapun berdasarkan pada hasil angket yang disebarkan kepada
29 siswa menunjukkan bahwa secara umum tiap-tiap pernyataan yang
sesuai dengan indikator dari 18 nilai-nilai pendidikan karakter, dengan
rata-rata lebih dari 20 siswa memilih jawaban selalu atau sering
sebagaimana terlampir.
Secara sederhana dapat dikatakan peserta didik MI Miftahul
Huda Sumberejo 01 memiliki karakter tanggung jawab, peduli
lingkungan, bersikap saling menghormati serta memiliki budaya
membaca yang baik. Tanpa mengesampingkan sebagai lembaga
pendidikan madrasah karakter religius juga telah melekat sangat kuat
dalam kepribadian serta kebiasaan peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari baik di lingkungan madrasah maupun di lingkungan tempat
tinggal.
97
Hasil Observasi dan Wawancara MI Miftahul Huda Sumberejo 01
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
1) Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah
Kepala Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01
mengartikan pendidikan karakter sebagai pendidikan akhlak yang
di antaranya kejujuran, kepemimpinan, kedisiplinan, sopan santun
(hormat pada orang lain, orang tua, guru) yang tergambar dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.98
Kepala Madrasah merespon program pendidikan secara
positif serta berkomitmen untuk mengatur atau membuat program
madrasah yang berbasis pendidikan karakter.
a) Langkah awal yang diambil adalah mensosialisasikan program
pendidikan karakter kepada seluruh stakeholder madrasah, di
antaranya para guru dan karyawan, peserta didik, orang
tua/wali, pengurus, komite dan masyarakat setempat.
b) Menyususun program kegiatan madrasah untuk
mengaplikasikan program pendidikan karakter. Adapun
program-program MI Miftahul Huda Sumberejo 01
sebagaimana tersebut dalam profil madrasah yakni
pembelajaran yang sesuai kurikulum yang ada ditambah
dengan program unggulan, kegiatan ekstrakurikuler serta
program pembiasaan.
98
Wawancara Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada Tanggal
14 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB
Secara umum program pelaksanaan pendidikan karakter telah
tersirat dalam visi, misi dan tujuan MI Miftahul Huda Sumberejo
01 sebagaimana tertulis di pembahasan profil madrasah.
c) Pelaksanaan program madrasah. 99
Adapun secara rinci pelaksanaan program-program
tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Program pembelajaran efektif dipercayakan penuh kepada
para guru kelas masing-masing untuk memanajemen proses
belajar mengajar.
(2) Program unggulan yang ada yaitu TBA (Tuntas Baca Al-
qur‟an), dilaksanakan setiap hari senin sampai dengan
kamis pada waktu sore hari atau setelah pembelajaran
reguler dipandu oleh guru-guru yang berkompeten dalam
bidang Al-Qur‟an yaitu orang-orang hafal Al-Qur‟an (Al-
Khafidz).
Program ini diterapkan untuk menumbuhkan sikap
religius anak sebagai seorang muslim yang memiliki
kewajiban untuk mempelajari kitabnya. Di samping itu juga
dikarenakan lingkungan madrasah atau lingkungan tempat
tinggal para peserta didik tidak terdapat lembaga Taman
Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ) atau sejenisnya. Sehingga
99
Wawancara Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada
Tanggal 14 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB
dapat dimungkinkan tidak semua orang tua memperhatikan
pendidikan agama anaknya secara mandiri serta sistematis
tanpa adanya lembaga khusus yang menanganinya.
Dengan ini program TBA dimasukkan sebagai
program unggulan di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
dikarenakan benar-benar dilaksanakan secara intensif dan
sistematis yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik.
Serta sesuai tujuan yang ada peserta didik mampu membaca
Al-Qur‟an dengan benar dan lancar.
Dengan adanya program ini maka dapat dikatakan
bahwa sistem pembelajaran yang ada di MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 adalah sistem pembelajaran sehari penuh
(full day school).
(3) Program Ekstrakurikuler
Program ekstrakurikuler atau disebut juga dengan
program pengembangan diri yang memang program ini
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki
serta menumbuhkan rasa kreatifitas dalam rangka
mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan
bermasyarakat di masa yang akan datang.100
Sebagaimana tersebut dalam profil madrasah
beberapa program ektrakurikuler yang dilaksanakan yaitu:
(a) Komputer Alternatif, diprogramkan agar supaya selain
pendidikan agama peserta didik memiliki modal
pengetahuan yang luas dalam menghadapi kemajuan
iptek yang terus berkembang dengan arahan yang baik
sehingga dari pelajaran ilmu komputer alternatif ini
digunakan pada hal-hal yang positif.
(b) Drum band, yang mana kegiatan drum band sejauh ini
merupakan kegiatan yang menjadi favorit dan daya
tarik tersendiri bagi para peserta didik. Dalam rangka
menumbuhkan daya kreatifitas dan rasa percaya diri
pada anak program ini dilaksanakan serta dapat
menjalin kebersamaan para peserta didik.
(c) Fresh camp, yaitu kegiatan yang biasa dilaksanakan
pada jeda semester atau setelah menempuh ulangan
semester. Program ini ditujukan untuk mengurangi rasa
ketegangan serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan
kreatifitas pada diri anak. Kegiatan ini hampir sama
100
Wawancara Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada
Tanggal 14 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB
dengan kegiatan perkemahan dalam kepramukaan,
namun selama ini pramuka memang belum masuk
dalam program MI Miftahul Huda Sumberejo 01.
(d) Berkebun, yaitu program yang melibatkan anak untuk
berkebun secara langsung di lahan yang disediakan
seperti menanam dan merawat pepohonan. Program ini
dilaksanakan untuk membangun rasa kepedulian
lingkungan, tanggung jawab, rasa ingin tahu yang besar
dan kebersamaan.
(e) Seni kaligrafi, tartilul Qur‟an, bola volly, dan bulu
tangkis, yaitu program yang disediakan oleh madrasah
untuk mengembangkan bakat atau potensi yang dimiliki
peserta didik.
(4) Program pembiasaan
Ada beberapa program pembiasaan yang diterapkan
dalam rangka untuk mengimplementasikan pendidikan
karakter. Adapaun program-program tersebut di antaranya:
(a) Upacara bendera setiap hari senin, program ini
merupakan program yang umum diterapkan di seluruh
lembaga pendidikan, yang mengarah pada
pengembangan karakter kedisiplinan dan cinta tanah
air. Akan tetapi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ini
memiliki strategi tersendiri untuk menciptakan suasana
hidmad, disiplin, kerapian sehingga dapat mencapai
tujuan secara maksimal, yaitu diadakan lomba
kedisiplinan dan kerapian antar kelas setiap upacara
hari senin, yang mana nilainya akan dikomulasikan dan
hasilnya diumumkan pada akhir tahun ajaran.
(b) Program sholat dhuhur berjamaah yang didampingi
secara langsung oleh wali kelas. Jam pembelajaran
efektif di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 yang
memasuki pada waktu sholat dhuhur menjadi
kesempatan tersendiri untuk mengajarkan pembiasaan
sholat berjamaah. Dalam kegiatan ini guru mengikuti
secara langsung sehingga peserta didik merasa
terkontrol dam mendapatkan keteladanan dari guru.101
(c) Lomba membaca buku dengan penilaian yang kelasnya
paling banyak membaca buku yang akan menjadi
pemenangnya. Program ini ditujukan untuk
menanamkan budaya membaca serta memiliki rasa
ingin tahu yang besar pada peserta didik.
(d) Program Jumat berlian (bersih lingkungan), yaitu
program yang dilaksanakan setiap hari Jumat
membersihkan lingkungan secara bersama-sama mulai
dalam kelas, ke luar kelas, lingkungan madrasah dengan
101
Wawancara Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada
Tanggal 14 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB
dipandu oleh semua wali kelas masing-masing. Yang
dilaksanakan setiap Jumat pagi sebelum pembelajaran
aktif dalam kelas, yang sebelumnya di awali dengan
senam bersama dengan diikuti oleh semua guru dan
peserta didik.102
(e) Program pemisahan sampah, yaitu mengajak pada
peserta didik untuk membiasakan membuang sampah
pada tempatnya di tempat yang sesuai yaitu
memisahkan antara sampah organik dengan sampah
anorganik.
Berbagai program kegiatan dilaksanakan di MI Miftahul
Huda Sumberejo 01 dalam rangka menanamkan karakter yang baik
pada peserta didik sebagai target utama dalam implementasi
pendidikan karakter.
2) Manajemen Pembelajaran Guru
Guru telah mendapat kepercayaan penuh untuk dapat
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam melaksanakan
pembelajaran secara efektif serta mendukung program-program
madrasah yang ada.
Seorang guru MI Miftahul Huda mengungkapkan
pemahamannya tentang pendidikan karakter sebagai pendidikan
102
Hasil Observasi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 pada Tanggal 30
Mei 2014 Pukul 07.00-10.30 WIB.
mengarahkan pada akhlak peserta didik secara serentak yang
memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sehingga dibutuhkan
srtategi yang berbeda-beda pula.103
Guru menanggapi dengan cukup serius dengan adanya
program pendidikan karakter, dengan ini guru selalu berusaha
merencanakan sebuah strategi untuk dapat melaksanakannya secara
maksimal. Adapun manajemen pembelajaran yang diterapkan guru
MI Miftahul Huda 01 dalam mengimplemntasikan pendidikan
karakter adalah melalui langkah-langkah seagai berikut:
a) Mengidentifikasi kepribadian dan akhlak peserta didik, mulai
dari kebiasaan selama di lingkungan madrasah, latar belakang
keluarganya, serta lingkungan pergaulan ketika berada di
rumah.
b) Mengelompokkan peserta didik yang membutuhkan perhatian
khusus tentang karakter atau akhlaknya.
c) Memberikan proses tindakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
(1) Melalui kegiatan pembelajaran di kelas, guru selalu
memberikan motivasi dan arahan pada saat kegiatan
apersepi.
103
Wawancara Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01pada Tanggal 11
Juni 2014, pukul 09.00-11.00 WIB.
(2) Menyusun strategi pembelajaran dengan menyesuaikan
kondisi peserta didik, materi, serta alokasi waktu.
(3) Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam materi yang
akan diajarkan.
(4) Membuat kegiatan rutin atau kebiasaan kelas (seperti
menghafal asmaul husna, tanya jawab, kuis, piket
kebersihan kelas).
(5) Mengamati perkembangan peserta didik.
(6) Memanggil secara khusus pada peserta didik yang benar-
benar belum mengalami perkembangan secara baik dalam
pendidikan karakternya.
(7) Tanggap dan perhatian terhadap kondisi peserta didik.
(8) Evaluasi.104
Selain itu guru juga bertanggung jawab penuh terhadap
kegiatan peserta didik yang sesuai dalam program madrasah.
Karena pelaksana dari program madrasah secara umum juga
merupakan tugas guru untuk membimbing anak dalam
melaksanakannya, mengawasi, serta mengevaluasi.
Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran selalu
ada, sebagaimana tertulis dalam Rencana Pelaksanaan
104
Wawancara Guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01pada Tanggal 11
Juni 2014, pukul 09.00-11.00 WIB.
Pembelajaran (RPP) yang merupakan penjabaran dari silabus
sebagaimana terlampir.
Adapun evaluasinya, bisa disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing peserta didik secara pengamatan dan secara tertulis
sebagaimana telah tersedia format penilaian akhlak dan
kepribadian dalam buku laporan hasil belajar siswa.
c. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan
Karakter di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Implementasi pendidikan karakter di MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 berjalan dengan baik disebabkan adanya beberapa faktor
sebagai berikut:
1) Faktor Pendukung
a) Pendidik dan tenaga pendidik yang berkompeten dan memiliki
rasa tanggung jawab yang tinggi.
b) Terjalin kerjasama yang harmonis antara seluruh stake holder
madrasah.
c) Kesadaran orang tua/wali peserta didik akan pentingnya
pendidikan karakter.
d) Lingkungan madrasah yang kondusif.
e) Fasilitas dan sarana prasarana yang memadai.
f) Area atau lahan madrasah yang cukup luas.105
2) Faktor Penghambat
a) Masih ada beberapa peserta didik yang memiliki latar belakang
keluarga yang kurang harmonis.
b) Karakter peserta didik yang berbeda-beda.106
Faktor penghambat yang ada sejauh ini hanya bermasalah
pada ketuntasan pembelajaran pada peserta didik tertentu.
2. MI Al Ittihad Semowo
a. Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo
MI Al Ittihad Semowo memiliki jumlah peserta didik kurang
lebih 121 anak, yang berasal dari Desa Semowo beserta anak-anak
panti asuhan dan pondok pesantren yang datang dari berbagai wilayah.
Berdasarkan pada hasil penelitian didapatkan gambaran karakter
peserta didik MI Al Ittihad Semowo adalah sebagai berikut:
1) Karakter yang berkembang sangat baik:
a) Anak mengikuti kegiatan sholat dhuha dan sholat dhuhur
berjamaah dengan baik.
b) Anak mengerjakan tugas ulangan sendiri.
c) Anak berani bertanya pada guru ketika kurang paham.
105
Hasil Wawancara Guru dan Kepala Madrasah MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 106
Hasil Wawancara Guru dan Kepala Madrasah MI Miftahul Huda
Sumberejo 01
d) Anak terbiasa mengucapkan salam ketika masuk ke
kantor/ruang guru.
e) Suasana kehidupan madrasah yang damai, rukun dan harmonis.
f) Anak terbiasa berjabat tangan dengan guru dengan mencium
tangan guru.
g) Anak patuh saat diperintah oleh guru (contohnya: ketika
dimintai pertolongan peserta didik langsung melaksanakan
dengan ringan).
h) Anak berjalan dengan sopan ketika lewat di depan salah
seorang guru.
i) Anak nampak rendah hati (tawadlu‟) dan sopan dalam
bertingkah laku.107
2) Karakter peserta didik yang masih memerlukan bimbingan
a) Anak masih kurang tertib dalam berpakaian.
b) Anak masih terbiasa membawa makanan pada waktu
pembelajaran.
c) Anak masih kurang terbiasa membaca buku.
d) Anak masih kurang terbiasa membuang sampah pada
tempatnya.
e) Buku pelajaran anak banyak yang kayuh.
f) Masih ada anak yang terlambat masuk sekolah.108
107
Hasil Observasi, dan Wawancara di MI Al Ittihad Semowo. 108
Hasil Observasi, dan Wawancara di MI Al Ittihad Semowo.
Disebutkan juga oleh para guru bahwa peserta didik di MI Al
Ittihad Semowo sangat baik terutama dalam sikap menghargai
orang lain terlebih orang yang lebih tua, hanya saja mereka masih
ada beberapa yang sering terlambat masuk sekolah.
Adapun berdasarkan hasil angket sebagaimana terlampir
menunjukkan bahwa secara umum peserta didik memiliki karakter
yang baik.
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Al Ittihad Semowo
1) Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang
mengedepankan pembentukan sikap dan perilaku di samping
penguasaan pengetahuan dan keterampilan.109
Program pendidikan karakter yang dicanangkan oleh
pemerintah sejauh ini telah membawa dampak yang lebih baik bagi
perkembangan akhlak dan kepribadian anak. Dari sini seluruh
dewan guru mulai menyadari akan pentingnya pendidikan karakter
yang tidak hanya melulu mengejar prestasi aspek ilmu pengetahuan
umum.
Kepala madrasah mensosialisasikan program pendidikan
karakter kepada peserta didik dan juga wali peserta didik, agar
supaya mereka tahu apa yang menjadi target program pendidikan
109
Wawancara Kepala MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 7 Juni 2014
Pukul 11.00-12.00 WIB.
saat ini. Karena mungkin sebelumnya para orang tua atau wali
peserta didik hanya memperhatikan nilai matematikanya saja
(contohnya), tanpa memperhatikan bagaimana perilaku dan
kesopanan putra putrinya. Selain dari itu diharapkan dengan
mengertinya para orang tua akan adanya program pendidikan
karakter, mereka dapat bekerja sama dengan baik dengan pihak
madrasah agar tidak terjadi simpang siur antara peraturan madrasah
dan ketika ada di rumah.
Adapun langkah selanjutnya yang diambil dalam rangka
implementasi pendidikan karakter kepala madrasah sebagai
manajerial membuat kebijakan-kebijakan yang menjadi peraturan
madrasah itu sendiri, sebagai langkah awal untuk melaksanakan
program pendidikan karakter. Adapun kebijakan-kebijakan tersebut
di antaranya:110
a) Mengharuskan pada guru untuk mengembangkan strategi
pembelajarannya agar supaya anak merasa nyaman dan aman
ketika belajar, sehingga guru akan lebih mudah untuk
menyelami kepribadian masing-masing peserta didik.
b) Menekankan pendidikan karakter pada aspek rasa hormat,
kedisiplinan, komunikatif, religius, rasa ingin tahu dan tekun.
110
Wawancara Kepala MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 7 Juni 2014
Pukul 11.00-12.00 WIB.
c) Membuat kegiatan rutin tahunan seperti peringatan hari kartini
sebagai kegiatan untuk menumbuhkan sikap cinta tanah air,
peringatan maulud Nabi, akhirussanah dan lain-lain.
d) Membuat kegiatan pembiasaan di antaranya: Upacara bendera
setiap hari senin, sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur
berjamaah, tadarus Al Qur‟an, mengucapkan salam apabila
ketemu guru, berjabat tangan dengan mencium tangan guru
secara benar (mencium tangan guru menggunakan hidung,
bukan pipi dan bukan kening, serta kepala merunduk mengarah
pada tangan guru).111
Dalam kegiatan sholat dhuha pelaksanaannya meliputi
praktek ibadah/demonstrasi dan pelaksanaan ibadah. Dalam arti
sholat dhuha dilakukan dua kali, yang pertama sholat dhuha
dilakukan dengan cara membaca seluruh bacaan sholat secara
bersama-sama dengan suara keras. Kemudian yang kedua kalinya
adalah pelaksanaan ibadah sholat dhuha bersama (bacaan sholat
dibaca sendiri-sendiri dengan pelan).112
Selain dari langkah-langkah program tersebut yang paling
utama dalam implementasi pendidikan karakter adalah sikap
111
Wawancara Kepala MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 7 Juni 2014
Pukul 11.00-12.00 WIB. 112
Hasil Observasi di MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 4 Juni 2014
Pukul 07.00 WIB
keteladanan dan komitmen dalam peraturan atau tata tertib
madrasah.
2) Manajemen Pembelajaran Guru MI Al Ittihad Semowo
Arti dari pendidikan karakter itu sendiri adalah suatu
bentuk usaha untuk membentuk karakter peserta didik menjadi
berkaraketer yang menjadi kebiasaan dalam berperilaku sehari-
hari.113
Implementasi pendidikan karakter yang dilakukan oleh
guru MI Al Ittihad Semowo adalah melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Identifikasi Kompetensi Dasar (KD) pada silabus.
b) Identifikasi pendidikan karakter yang akan diintegrasikan.
c) Membuat RPP dengan menyebutkan pendidikan karakter yang
akan detekankan.
d) Pelaksanaan pembelajaran dengan proses sesuai RPP yang
telah disusun.
e) Evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran serta
implementasi pendidikan karakter yang telah diintegrasikan.
Langkah-langkah tersebut merupakan langkah sistematis
yang direncanakan oleh seorang guru ketika kegiatan
pembelajaran. Sedangkan di luar strategi tersebut beberapa hal
113
Hasil Wawancara Guru MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 11 Juni
2014 Pukul 11.00 WIB.
yang harus dilakukan oleh guru untuk mengimplementasikan
pendidikan karakter yaitu:
a) Keteladanan
Guru merupakan teladan bagi semua peserta didik,
dengan ini guru harus komitmen dengan peraturan dan program
yang ditetapkan, agar supaya peserta didik merasa harus
melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh guru.
b) Nasehat
Guru seharusnya tidak memiliki rasa bosan untuk selalu
menasehati peserta didiknya, terlebih kepada mereka yang
benar-benar membutuhkan perhatian khusus. Menasehati
bukanlah memarahi, oleh karena itu ketika menasehati guru
harus pandai-pandai mengambil hati anak sehingga anak tidak
merasa dihakimi.
c) Tindakan spontan
Ketika guru melihat anak yang melanggar peraturan
maka guru harus langsung menegur dengan baik, sehingga tidak
akan diulangi untuk yang kedua kalinya.
d) Ikut bertanggung jawab atas kebijakan Kepala Madrasah atau
program kegiatan madrasah, terutama hal-hal yang menyangkut
pendidikan karakter peserta didik.114
Dengan demikian guru MI Al Ittihad Semowo
mengimplementasikan program pendidikan karakter melalui
pembelajaran langsung (terprogram) dan tidak langsung (spontan).
c. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan
Karakter di MI Al Ittihad Semowo
1) Faktor Pendukung
a) Kerjasama yang baik antar guru.
b) Daya kreativitas guru yang berkembang dengan baik.
c) Lokasi madrasah yang strategis (di lingkungan yayasan yang
memiliki pesantren panti asuhan, madrasah diniyah, TPQ, serta
lembaga pendidikan formal mulai dari PAUD, RA, MI, dan
MTs, serta dekat dengan masjid).
d) Pengaruh budaya pesantren yang melekat pada diri peserta
didik.
e) Sarana prasarana yang cukup memadahi.115
2) Faktor Penghambat
a) Guru merasa kurangnya sosialisasi atau bahkan pelatihan bagi
guru dalam hal pengimplementasian pendidikan karakter.
114
Hasil Wawancara Guru MI Al Ittihad Semowo pada Tanggal 11 Juni
2014 Pukul 11.00-12.00 WIB. 115
Hasil Wawancara Guru dan Kepala MI Al Ittihad Semowo.
b) Kebutuhan peserta didik yang berbeda-beda.
c) Banyak orang tua peserta didik yang imigran.
d) Sebagian dari peserta didik adalah anak panti yang belum
memiliki tingkat kedisiplinan yang cukup baik.116
Faktor penghambat di sini oleh pihak madrasah tidak
dikatakan sebagai suatu penghambat melainkan menjadi sebuah
tantangan tersendiri terutama untuk mewujudkan hasil program
pendidikan karakter. Dengan ini pihak madrasah selalu berusaha
untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada melalui kerja
sama dengan seluruh dewan guru.
3. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
a. Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum
Jembrak
Karakter peserta didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak yang
berjumlah kurang lebih 111 anak secara umum tergambar sebagai
berikut:117
Menurut hasil wawancara dan pengamatan, karakter peserta
didik ada yang telah menonjol, dan ada yang masih harus
dikembangkan,di antaranya:
1) Anak berpakaian seragam dengan rapi.
116
Hasil Wawancara Guru dan Kepala MI Al Ittihad Semowo. 117
Hasil Observasi dan Wawancara di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak.
2) Anak berjabat tangan dengan guru ketika sampai di sekolah.
3) Anak mengucapkan salam ketika masuk kantor/ruang guru.
4) Anak bebicara dengan guru secara sopan.
5) Anak mentaati tata tertib kelas dan sekolah.
6) Anak berangkat sekolah tepat waktu.
7) Anak menjaga kebersihan kelas dengan baik.
8) Anak mengikuti kegiatan upacara bendera dengan tertib.
9) Anak memiliki semangat belajar yang tinggi.
10) Anak mengerjakan tugas dari guru dengan baik (contoh: ketika
anak ditinggali tugas oleh guru, mereka tetap mengerjakan
walaupun tidak dalam pengawasa guru).118
Uraian tersebut di atas merupakan gambaran dari kebiasaan
peserta didik di madrasah yang menunjukkan gambaran karakternya.
Sedangkan dalam pilihan jawaban angket tentang karakter peserta didik
MI Tarbiyatul Ulum Jembrak menunjukkan bahwa mereka memiliki
karakter yang baik, terbukti jawaban yang mereka pilih rata-rata adalah
selalu dan sering sebagaimana terlampir.
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
1) Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah
Oleh Kepala Madrasah MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
menyebutkan pengertian pendidikan karakter sebagai suatu
118
Hasil Observasi dan Wawancara di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak.
pendidikan yang menitikberatkan pada pembentukan dasar karakter
anak melalui kegiatan pembiasaan sehingga nantinya anak terbiasa
untuk melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.119
Program pendidikan karakter adalah program yang harus
diimplementasikan oleh setiap lembaga pendidikan, terlebih
Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang dikenal dengan tingkat religiusnya,
diharapkan juga baik dalam pembentukan karakter yang lainnya.
Upaya yang dilakukkan untuk mewujudkan pelaksanaan
pendidikan karakter adalah dengan mensosialisasikan terutama
kepada orang tua/wali peserta didik beserta masyarakat setempat
melalui pertemuan rutin tahunan antara pengurus, wali murid dan
komite.
Di samping itu, kepala madrasah juga mempercayakan
kepada seluruh dewan guru mampu mengimplementasikan dalam
proses pembelajarannya.
Secara umum implementasi pendidikan karakter di MI
Tarbiyatul Ulum Jembrak diatur dengan membuat target
pendidikan karakter yang paling ditekankan melalui program-
program madrasah yang di luar pembelajaran efektif peserta didik.
Di antaranya program pembiasaan dengan berbagai kegiatan yang
diharapkan pandidikan karakter yang terkandung dalam program
119
Hasil Wawancara Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal
13 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB.
pembiasaan tersebut melekat pada kepribadian para peserta didik
juga menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Program pembiasaan dijadwalkan berdasarkan pada
pendidikan karakter yang paling dtekankan untuk dikembangkan di
MI Tarbiyatul Ulum Jembrak yaitu:120
a) Religius, bentuk kegiatannya: pembiasaan do‟a sehari-hari
(selain pembiasaan do‟a sebelum dan sesudah belajar, di
madrasah ini memiliki kebiasaan mempraktekkan do‟a sehari-
hari, contohnya: ketika salah seorang peserta didik minta ijin
untuk ke belakang, maka anak sebelumnya membaca do‟a
masuk kamar mandi di hadapan guru, dan ketika masuk masjid
anak-anak bersama-sama membaca do‟a masuk masjid baru
masuk bersama-sama), menghafal asmaul husna yang
dimasukkan dalam do‟a sebelum belajar, baca tulis alqur‟an,
menghafal surat pendek, sholat dhuha bersama-sama, serta
sholat dhuhur berjamaah.
b) Disiplin, cinta tanah air dan semangat kebangsaan, melalui
kegiatan upacara bendera setiap hari senin, pemeriksaan
kelengkapan seragam siswa, dan peringatan hari-hari
bersejarah nasional (Hari Kartini, Hardiknas, Hari
Kemerdekaan RI, dll.).
120
Hasil Wawancara Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal
13 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB.
c) Tanggung jawab dan kemandirian, yaitu dengan kegiatan cuci
tangan pakai sabun, gosok gigi, dan pemeriksaan kuku serta
rambut bagi anak laki-laki.
d) Peduli sosial, dengan megadakan santunan anak yatim setiap
bulan Muharrom.
Selain dari pada itu, ada juga kegiatan terprogram yang
dilaksanakan di MI Tarbiyatul Ulum yaitu: 121
a) Kepramukaan, kegiatan ini memiliki pendidikan karakter yang
kuat yaitu, kebersamaan, kreatifitas, tanggung jawab,
kemandirian, menghargai, serta percaya diri.
b) Layanan bimbingan dan konseling, bertujuan agar anak lebih
komunikatif, sehingga terjalin kedekatan yang baik antara guru
dengan peserta didik.
c) Pekan kreativitas siswa, yaitu kegiatan rutin perlombaan
kreativitas dan karya cipta. Kegiatan ini dapat menumbuhkan
rasa ingin tahu yang besar, tingkat kreativitas, toleransi, dan
menghargai prestasi.
d) Pesantren Ramadhan dan zakat fitrah, sebagai kegiatan
keagamaan namun juga memiliki nilai karakter yang lain yaitu
peduli lingkungan sosial.
121
Dokumentasi Profil dan Program Kegiatan MI Tarbiyatul Ulum
Jembrak.
e) Kegiatan keteladanan, yang meliputi pembinaan ketertiban
Pakaian Seragam Anak Sekolah (PSAS), pembinaan
kedisiplinan, penanaman nilai akhlak islami, dan penanaman
budaya minat baca.
Pelaksana dari program-program tersebut tidak lain adalah
para dewan guru, adapun Kepala Madrasah mengawasi kegiatan-
kegiatan yang telah dijadwalkan dengan memberikan himbauan
bahwa keberhasilan dari program-program yang ada adalah sikap
komitmen para guru terhadap peserta didiknya sekaligus menjadi
panutan dalam setiap gerak geriknya.
2) Manajemen Pembelajaran Guru
Pendidikan karakter adalah pembentukan karakter yang
merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran, itulah yang
dipahami tentang pendidikan karakter oleh guru MI Tarbiyatul
Ulum Jembrak. 122
Para guru mengetahui tentang program pendidikan karakter
dan lebih memahaminya melaui buku-buku referensi, media
internet, silabus, dan PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru)
bagi guru yang telah sertifikasi. Sejauh ini guru belum mengikuti
pelatihan khusus tentang pendidikan karakter terlebih dalam
122
Hasil Wawancara Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal
13 Juni 2014 Pukul 09.00-11.00 WIB.
implementasinya. Sedangkan dari pihak kepala madrasah sendiri
juga merasa bahwa para dewan guru pasti telah memahaminya.
Manajemen pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
a) Memahami silabus yang telah tersedia.
b) Membandingkan kondisi peserta didik dengan materi yang
akan disampaikan dalam rangka untuk menentukan strategi
atau model pembelajaran yang akan digunakan dalam
penyampaian materi.
c) Mengembangkan silabus ke dalam RPP
d) Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam materi yang akan
disampaikan.
e) Mengkondisikan kelas.123
Selain langkah-langkah tersebut guru memiliki keinginan
tersendiri terhadap perkembangan karakter peserta didiknya yang
berangkat dari kondisi awal para peserta didik itu sendiri. Adapun
pendidikan karakter yang paling ditekankan adalah tentang
kedisiplinan, komunikatif, saling menghormati dan menghargai.
Untuk mempermudah dalam pelaksanaan pembelajaran
guru lebih sering menggunakan model pembelajaran yang disukai
anak-anak, seperti demonstrasi/praktek, dan pembelajaran di luar
123
Hasil Wawancara Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal
13 Juni 2014 Pukul 09.00 WIB.
kelas. Adapun yang lebih mendasar pendekatan yang dilakukan
oleh guru adalah menaruh empati dan perhatian yang lebih kepada
para peserta didik, sigap dan tanggap terhadap perilaku peserta
didik, serta memberikan bimbingan, arahan dan motivasi.
Menjadi perhatian tersendiri dari apa yang ditekankan oleh
Kepala Madrasah yaitu semua guru harus konsisten terhadap
program dan peraturan yang ada di madrasah tersebut serta
senantiasa mempersiapkan diri menjadi teladan bagi para peserta
didiknya.124
Seorang guru menyatakan tentang pendapatnya dalam
menanggapi realita bahwa Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang
dipandang sebagai sekolah agama (Islam), sempat mengalami
kekurangan kepercayaan dari masyarakat karena dianggap MI
belum bisa mengantarkan peserta didiknya untuk memiliki prestasi
akademik yang lebih baik dibanding Sekolah Dasar (SD).
Berjalannya waktu dengan adanya perbaikan kurikulum
sebagaimana yang menjadi tema dalam penelitian ini yaitu
program pendidikan karakter, serta adanya regenerasi dewan guru,
MI mendapat motivasi yang baru terlebih pada saat yang sama
banyak muncul lembaga pendidikan karakter yang menamakan
dirinya dengan sebutan SD IT, yaitu SD akan tetapi memiliki
124
Hasil Wawancara Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal
13 Juni 2014 Pukul 09.00-10.00 WIB.
keunggulan dengan menambahkan pembelajaran agama Islam yang
lebih intensif sebagai salah satu strategi dalam implementasi
pendidikan karakter. Dengan ini bagaimana MI sendiri yang lebih
dikenal sebagai madrasah yang memiliki kurikulum agama yang
lebih banyak. 125
c. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan
Karakter di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Pelaksanaan pendidikan karater telah nampak dengan
terprogram dan berjalan dengan baik, disebabkan adanya beberapa
faktor di antaranya adalah:126
1) Faktor Pendukung
a) Dewan guru yang berkompeten dan secara akademis telah
menyelesaikan pendidikan S1.
b) Kerjasama yang baik antar guru.
c) Perhatian yang tinggi dari pengurus dan komite.
d) Kesadaran, perhatian dan keinginan dari sebagian orang tua
untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.
e) Faktor sosial masyarakat yang cukup baik.
f) Lingkungan madrasah yang kondusif (tenang, dan jauh dari
keramaian).
125
Hasil Wawancara Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak pada Tanggal 13
Juni 2014 Pukul 09.00-10.00 WIB. 126
Hasil Wawancara Kepala dan Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak.
2) Faktor Penghambat
a) Fasilitas pembelajaran yang masih kurang memadahi.
b) Lokasi madrasah jauh dari masjid setempat, sedangkan MI
belum memiliki fasilitas sendiri.
c) Latar belakang masyarakat yang abangan (fondasi dasar
keagamaannya masih kurang).
d) Guru tidak dapat mengontrol langsung kebiasan peserta didik
ketika di rumah.
e) Tingkat ekonomi orang tua peserta didik yang berbeda-beda
dan mayoritas adalah bermata pencaharian petani.
f) Keterbatasan dana untuk melaksanakan program-program
tertentu.
g) Pelaksanaan atau implementasi pendidikan karakter masih
terbatas pada jam efektif belajar anak.127
Faktor-faktor penghambat yang ada, sejauh ini belum
mendapatkan solusi yang tepat mengingat situasi dan kondisi dari
madrasah itu sendiri atau dari pihak dewan guru yang tidak
berdomisili di wilayah madrasah.
127
Hasil Wawancara Kepala dan Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak.
4. MI Miftahun Najihin Kauman Lor
a. Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MI Miftahun Najihin
Kauman Lor
Pendidikan karakter di MI Miftahun Najihin Kauman Lor yang
telah melekat pada diri peserta didik tergambar dalam hasil
pengamatan sebagai berikut:
1) Anak mengikuti kegiatan sholat dhuha setiap pagi dengan tertib
dan khusyu‟.
2) Anak datang ke sekolah tepat pada waktunya.
3) Mengikuti kegiatan upacara bendera dengan tertib dan hikmad.
4) Anak mengikuti pembelajaran dengan semangat.
5) Anak berjabat tangan dengan guru ketika sampai di sekolah.
6) Anak mengucapkan salam ketika hendak masuk ke kantor.
7) Anak dapat menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil dengan baik.
8) Anak menghafal surat-surat pendek, beserta surat Yasin dan Tahlil
bagi anak kelas enam.
9) Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar.
10) Anak bertanya dengan guru ketika kurang memahami sesuatu.
11) Anak mengakui ketika berbuat salah (contoh: tidak mengerjakan
PR).128
128
Hasil Obervasi, Wawancara dan Angket di MI Miftahun Najihin
Kauman Lor.
Adapun hasil jawaban dalam angket menunjukkan bahwa
peserta didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor memiliki karakter
yang baik. Hanya saja ada beberapa karakter yang harus diperhatikan
untuk lebih ditekankan, seperti gemar membaca, kemandirian dan
kreatif. Dari indikator nilai-nilai karakter tersebut masih banyak yang
memberikan jawaban kadang-kadang, sebagaimana tercantum dalam
lampiran.
Rincian-rincian gambaran karakter tersebut adalah sebagian
besar dari peserta didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor sesuai
dengan hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi madrasah.
Akan tetapi dapat dipastikan ada beberapa peserta didik yang belum
dapat memiliki karakter yang sesuai dengan harapan. Hal ini
dikarenakan adanya faktor-faktor tertentu terutama dari motivasi
keluarga di rumah.
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Miftahun Najihin Kauman
Lor
1) Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengarah
pada kepribadian peserta didik agar supaya anak memiliki karakter
yang baik.129
129
Hasil Wawancara Kepala MI Miftahun Najihin Kauman Lor pada
Tanggal 10 Juni 2014 Pukul 08.00-09.00 WIB.
Menurut Kepala Madrasah MI Miftahun Najihin Kauman
Lor, pendidikan karakter sebenarnya secara mendasar sudah
dilaksanakan oleh lembaga pandidikan dasar Madrasah Ibtidaiyah
(MI), terlebih tentang indikator pendidikan karakter religius yang
merupakan basik utama dari MI itu sendiri. Walaupun demikian
Kepala Madrasah tetap memberikan perhatian khusus adanya
program pendidikan karakter ini.
Sosialisasi program pendidikan karakter dilakukan terutama
kepada peserta didik yaitu dengan memeberikan pengertian bahwa
nilai yang didapatkan oleh anak merupakan gambaran dari karakter
anak tersebut, atau dengan kata lain nilai tergantung pada karakter
(sikap, perilaku, dan sopan santun) peserta didik.
Kemudian ditekankan juga kepada orang tua/wali peserta
didik untuk meminta bantuan dan kerjasama yang baik dalam
melaksanakan program-program madrasah yang ada, karena
bagaimanapun juga karakter para peserta didik tergantung dengan
karakter lingkungan keluarganya.
Adapun manajemen yang dilakukan oleh Kepala MI
Miftahun Najihin Kauman Lor adalah membuat program-program
sebagai berikut:130
130
Hasil Wawancara Kepala MI Miftahun Najihin Kauman Lor
pada Tanggal 10 Juni 2014 Pukul 08.00-09.00 WIB.
a) Membuat visi, misi dan tujuan madrasah yang berbasis
pendidikan karakter.
b) Memberikan pengarahan, penekanan dan kepercayaan kepada
dewan guru untuk mengimplementasikan pendidikan karakter
dalam pembelajarannya, terutama para guru yang menjadi wali
kelas harus bertanggung jawab penuh terhadap motivasi belajar
peserta didik.
c) Menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat setempat,
terutama lembaga Madrasah Diniyah.
d) Mengharuskan peserta didik untuk mengikuti pembelajaran di
Madrasah Diniyah, dengan tujuan untuk menunjang
pembelajaran agama yang lebih mendalam. Dengan ini maka
dikatakan pembelajaran di MI Miftahun Najihin adalah semi
full day (bagi peserta didik yang berasal dari luar daerah).
e) Membuat target untuk peserta didik ketika lulus dari madrasah
ini sudah menghafal bacaan Yasin dan Tahlil, sehingga
menjadi syarat untuk pengambilan ijazah.
f) Membuat kegiatan pembiasaan madrasah yaitu:
(1) Sholat dhuha, membaca Asmaul Husna bersama-sama di
Mushola terdekat setiap pagi (selain hari Senin dan Jum‟at)
sebelum pembelajaran.
(2) Tadarus surat pendek sebelum pembelajaran.
(3) Upacara bendera setiap hari Senin.
(4) Sholat dhuhur berjamaah setiap hari (kecuali hari Jum‟at).
(5) Ketika anak masuk Kantor/Ruang Guru, peserta didik harus
menggunakan bahasa daerah (Jawa Krama Inggil).
(6) Mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan mencium
tangan ketika ketemu guru baik di lingkungan madrasah
maupun di luar lingkungan madrasah.
(7) Senam bersama setiap Jum‟at pagi.
g) Membuat agenda tahunan, seperti out bound, rekreasi,
akhirusanah, dan mujahadah.
h) Program pengembangan diri, seperti Drum Band, dan Pramuka.
Untuk implementasinya Kepala Madrasah menjalin kerja
sama dan komunikasi yang baik dengan seluruh dewan guru.
2) Manajemen Pembelajaran Guru
Pendidikan karakter adalah pendidikan jasmani dan rohani
peserta didik terutama yang berhubungan dengan akhlak.131
Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor berpendapat
tentang realita karakter bangsa yang selama ini dinilai berada
dalam keterpurukan merupakan hasil dari pendidikan yang ada
selama ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan Indonesia
telah gagal untuk membentuk anak bangsa yang membawa
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
131
Hasil Wawancara Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor pada
Tanggal 16 Juni 2014 Pukul 10.00-11.00 WIB.
Dengan ini guru menilai tentang program pendidikan
karakter merupakan langkah yang sangat tepat untuk memperbaiki
kondisi yang telah ada. Sehingga guru MI Miftahun Najihin sangat
serius dalam menanggapi tentang program pendidikan karakter.
Langkah yang diambil dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter dalam pembelajaran adalah dengan
mengutamakan karakter sebagai nilai utama baru kemudian nilai
akademisnya. Ketika seorang peserta didik memiliki nilai bagus
akan tetapi sikap dan perilakunya tidak baik maka belum bisa
dikatakan bahwa anak tersebut adalah pandai dan berprestasi.
Pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan dalam kelas
adalah menggunakan pendekatan yang berkarakter yaitu
komunikatif dan bersahabat. Pendekatan ini dianggap lebih efektif
karena peserta didik akan merasa diperhatikan sehingga mereka
juga akan memperhatikan gurunya.
Dari hasil observasi nampak adanya persiapan guru yang
matang sebelum pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran
yang cukup menantang peserta didik yaitu guru mengajak aktif
pada semua peserta didik, satu persatu dari mereka diperhatikan
dan diberi motivasi. Guru akan langsung menanyakan ketika ada
yang berbeda dari kondisi peserta didik (kemungkinan kalau
sakit).132
Dari pihak kepala madrasah sendiri juga telah menekankan
adanya pembelajaran yang aktif yang dapat memotivasi peserta
didik untuk belajar. Serta mendampingi peserta didik dalam
kegiatan-kegitan madrasah seperti upacara pagi, sholat dhuha,
sholat dhuhur berjamaah, dan tadarus surat pendek.
Guru memiliki target dalam membentuk karakter pada diri
peserta didik adalah menekankan karakter kejujuran pada mereka.
Dikarenakan kejujuran merupakan kunci dari keseluruhan karakter.
Ketika seorang peserta didik telah berbuat kebohongan maka pasti
ia akan mencari kebohongan yang berikutnya untuk menutupi
kebohongan sebelumhya dan begitu seterusnya.133
Selain dari itu guru juga memiliki model pembelajaran
dengan ciri khas masing-masing guru, seperti menghafal pelajaran
dengan bernyanyi sehingga anak merasa terkesan dan lebih mudah
untuk menghafal dan memahami pelajaran.134
Manajemen pembelajaran yang diterapkan oleh guru MI
Miftahun Najihin Kauman Lor berbasiskan pendekatan individual,
132
Hasil Observasi di MI Miftahun Najihin Kauman Lor pada Tanggal 3
Juni 2014 Pukul 07.30-09.00 WIB. 133
Hasil Wawancara Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor pada
Tanggal 16 Juni 2014 pukul 10.00-11.00 WIB. 134
Hasil Observasi di MI Miftahun Najihin Kauman Lor pada Tanggal 3
Juni 2014 Pukul 07.30-09.00 WIB.
yakni menjalin kedekatan hubungan antara guru dengan peserta
didik.
c. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan
Karakter di MI Miftahun Najihin Kauman Lor
MI Miftahun Najihin Kauman Lor telah melaksanakan program
yang berbasis pendidikan karakter dengan cukup baik, dikarenakan
adanya dukungan dari beberapa pihak di antaranya:135
1) Faktor Pendukung
a) Lingkungan yang Islami, yaitu berdekatan dengan tempat
ibadah (Mushola) milik desa setempat, pondok pesantren, dan
panti asuhan yang tidak jauh dari madrasah.
b) Guru memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
c) Terjalin kerjasama yang baik antara dewan guru, kepala
madrasah, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
setempat.
d) Adanya rasa memiliki terhadap madrasah oleh masyarakat
setempat.
e) Satu lokasi dengan lembaga pendidikan mulai PAUD, RA, dan
MTs serta Madrasah Diniyah.
135
Hasil Wawancara Kepala dan Guru MI Miftahun Najihin Kauman
Lor.
2) Faktor Penghambat
a) Lokasi berada di lingkungan cukup ramai, yang dipenuhi
dengan segala fasilitas teknologi, akan tetapi belum bisa
mengimbangi perkembangan tersebut dengan memanfaatkan
dalam hal-hal yang positif.
b) Lingkungan tempat tinggal peserta didik yang sudah
terpengaruh kehidupan individualitas.
c) Ada beberapa anak yang latar belakang keluarganya kurang
harmonis.
d) Guru hanya dapat mengawasi selama berada di lingkungan
madrasah, sehingga kesulitan untuk mengontrol ketika di luar
madrasah.136
Faktor-faktor tersebut merupakan hasil dari analisis kepala
madrasah dan guru, serta pengamatan peneliti.
5. MI Pabelan
a. Gambaran Umum Karakter Peserta Didik MI Pabelan
MI Pabelan memiliki jumlah peserta didik yang cukup banyak
dibanding dengan madrasah-madrasah yang lain, yang mana mereka
memiliki karakter sebagai berikut:
1) Anak datang ke sekolah tepat pada waktunya.
2) Anak mengikuti apel setiap pagi dengan tertib.
3) Anak mengucapkan ikrar bersama setiap apel pagi secara kompak.
136
Hasil Wawancara Kepala dan Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor.
4) Anak rajin menjalankan sholat lima waktu setiap hari, apabila ada
yang belum aktif adalah anak-anak kelas satu atau kelas dua.
5) Anak mengakui ketika ditanya dan belum melakukan sholat.
6) Anak berjabat tangan dengan guru ketika datang ke sekolah.
7) Anak terbiasa mengucapkan salam dan berjabat tangan walupun di
luar lingkungan madrasah.
8) Anak mengucapkan salam ketika hendak masuk kantor.
9) Anak bertanya dengan baik ketika ada yang kurang paham.
10) Anak menjaga kebersihan lingkungan madrasah dengan baik.
11) Anak terbiasa membuang sampah pada tempatnya.
12) Anak suka berkunjung ke perpustakaan.
13) Anak memiliki daya kreatifitas yang cukup tinggi dengan
menempel hasil karyanya sebagai hiasan kelas.
14) Anak menciptakan suasana kehidupan yang rukun dan damai.
15) Anak meminta ijin dengan baik ketika akan keluar kelas di saat
pembelajaran.137
Peserta didik MI Pabelan memiliki banyak kebiasaan yang baik
dalam sehari-hari di sekolah, hal ini menunjukkan sikap kesopanan dan
ketertiban pada diri mereka. Selain dari itu dalam hasil angket
menunjukkan bahwa peserta didik MI Pabelan memiliki karakter yang
baik, diantaranya kejujuran, toleransi, kerja keras, dan lain-lain.
Banyak indikator yang dijawab selalu dan sering oleh peserta didik.
137
Hasil observasi, wawancara, dan angket di MI Pabelan.
b. Implementasi Pendidikan Karakter di MI Pabelan
1) Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, dan pendidikan akhlak yang bertujuan
mengembangkan peserta didik untuk dapat membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk, sehingga dapat memelihara hal-
hal yang baik dengan diwujudkan dalam tingkah laku.138
Tanggapan terhadap program pendidikan karakter ini
sangat positif dan menyambut dengan serius dalam mengupayakan
implementasinya secara maksimal. Sebagaimana yang menjadi
tujuan utama yaitu mewujudkan generasi bagsa yang memiliki
karakter, sopan santun, dan akhlak mulia.
Upaya yang dilakukan dalam merencanakan pelaksanaan
pendidikan karakter langkah utama yang diambil adalah
melakukan sosialisasi terutama terhadap para dawan guru. Karena
dewan gurulah yang menjadi pemeran utama dalam implementasi
pendidikan karakter. Disamping itu, secara kondisionil para guru,
dan kepala madrasah saling komunikatif untuk membicarakan
tentang program ini, baik secara resmi dalam rapat dewan guru,
maupun secara terbuka saling berbagi pengalaman ketika di ruang
guru di waktu luang atau luar jam pembelajaran.
138
Hasil Wawancara Kepala MI Pabelan pada Tanggal 9 Juni 2014 Pukul
07.30-09.00 WIB.
Selain dengan dewan guru program pendidikan karakter ini
juga disampaikan kepada seluruh peserta didik melalui peraturan
atau tata tertib yang ditentukan, serta jadwal kegiatan dan program-
program madrasah termasuk kepada orang tua/walinya melalui
pertemuan-pertemuan rutin.
Pelaksanaan program pendidikan karakter sejauh ini telah
tergambar dalam visi, misi dan tujuan madrasah. Adapun
realisasinya dijabarkan melaui program-program yang menjadi
profil bagi MI Pabelan itu sendiri. Seperti program tahunan,
program semester, program pembiasaan, dan program
ekstrakurikuler. Di balik program-program tersebut telah
terkandung pembelajaran pendidikan karakter bagi peserta didik
yang benar-benar dibutuhkan oleh mereka. Seperti religius,
tanggung jawab, mandiri, komunikatif, rasa ingin tahu dan lain-
lain. Beberapa kegiatan yang menonjol dari program-program
tersebut adalah:139
a) Upacara apel setiap pagi. Yaitu bertujuan mengkondisikan anak
agar supaya benar-benar siap dan fokus untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran. Dengan kondisi ini selanjutnya peserta
didik akan masuk kelas masing-masing secara tertib dan
tenang.
139
Hasil Wawancara Kepala MI Pabelan pada Tanggal 9 Juni 2014
Pukul 07.30-09.00 WIB.
b) Ikrar bersama di halaman madrasah setiap pagi. Yaitu bagian
dari kegiatan apel pagi bertujuan untuk menumbuhkan rasa
semangat belajar dan percaya diri para peserta didik.
c) Menanyakan pelaksanaan sholat lima waktu setiap pagi.
Dilakukan setelah ikrar bersama, dengan cara guru
mengintruksikan pada seluruh peserta didik untuk jujur dan
mengakui apabila benar-benar belum melakukan sholat lima
waktu secara rutin. Bagi yang belum melakukan maka pagi itu
juga ada guru yang bertugas untuk mendampingi anak untuk
mengqodlo (mengganti) sholat yang belum dilakukan.
d) Sholat dhuha setiap pagi.
e) Menjadikan semua peserta didik sebagai polisi kebersihan.
Tekniknya semua peserta didik adalah polisi, ketika melihat
salah seorang yang membuang sampah sembarangan maka dia
berhak menembak dan meminta denda atas pelanggaran yang
diperbuat. Ketika ada yang tertembak maka penembak
langsung melaporkan pada guru, sehingga guru dapat langsung
memberikan pengarahan dan pembelajaran bagi peserta
didiknya.
2) Manajemen Pembelajaran Guru
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengutamakan
pada tingkah laku peserta didik sehingga anak memiliki sikap dan
perilaku yang baik.140
Langkah-langkah implementasi pendidikan karakter dalam
manajemen pembelajaran:141
a) Keteladanan guru
b) Memberikan punishment pada peserta didik yang berbuat
ketidak sopanan. Contohnya ketika ada anak yang berkata
jorok maka anak langsung diberi tugas untuk membuat surat
pernyataan untuk tidak mengulanginya lagi dengan dibubuhi
tanda tangan orang tua/ wali, serta menulis istighfar sebanyak
20 kali.
c) Memanajemen kelas untuk menumbuhkan karakter yang baik
bagi peserta didiknya:
(1) Menghias kelas. Nampak adanya kelas yang banyak hasil
karya para peserta didik yang terpajang hampir memenuhi
ruang kelas mereka.142
(2) Menata tempat duduk dengan berbagai variasi
140
Hasil Wawancara Guru MI Pabelan pada Tanggal 5 Juni 2014 Pukul
10.00-11.00 WIB. 141
Hasil Wawancara Guru MI Pabelan pada Tanggal 5 Juni 2014 Pukul
10.00-11.00 WIB. 142
Hasil Observasi di MI Pabelan pada Tanggal 2 Juni 2014 Pukul
08.00-09.30 WIB.
(3) Tempat duduk bergilir (sesuai dengan nomor undian yang
didapat stiap dua minggu sekali)
(4) Infaq kelas, yakni setiap hari Jum‟at peserta didik
diharuskan memasukkan uang infaq ke dalam kotak yang
disediakan oleh tiap-tiap kelas.
d) Menargetkan karakter yang paling utama untuk ditekankan
dengan cara dijadikan kebiasaan dalam kelas. Adapun bentuk-
bentuk kegiatan pembiasaan tersebut adalah:
(1) Membaca do‟a dan asmaul husna sebelum belajar.
(2) Mengulang cek sholat (sebelumnya telah ditanyakan ketika
apel di halaman) sebelum pembelajaran.
e) Memilih strategi dan model pembelajaran yang sesuai,
terutama demonstrasi lebih diutamakan, sehingga anak tidak
akan menerima pelajaran secara verbal. Contohnya, materi
zakat atau infaq maka anak diajak secara langsung pergi ke
salah seorang fakir miskin di kampung setempat untuk
memberikan infaq atau zakat pada orang tersebut.
Manajemen pembelajaran yang diterapakan oleh guru MI
Pabelan selalu diupayakan membuat peserta didik merasa senang dan
nyaman dalam belajar, untuk membentuk karakter peserta didik yang
lebih kreatif, madiri dan tanggung jawab.
c. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan
Karakter di MI Pabelan
MI Pabelan memiliki banyak faktor pendukung dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter di antaranya:143
1) Faktor Pendukung
a) Guru yang berkompeten dan memenuhi standar akademis,
terlebih semua guru yang ada masih muda-muda dan idealis.
b) Keteladanan guru yang sangat baik.
c) Komunikasi dan kerjasama yang baik antar guru dan orang
tua/wali.
d) Sarana dan prasarana yang memadai.
e) Lingkungan madrasah yang kondusif (jauh dari keramaian,
dekat dengan masjid,masyarakat yang harmonis).
f) Kepengurusan dan komite yang solid dan bertanggung jawab.
2) Faktor Penghambat
a) Lingkungan keluarga peserta didik yang berbeda-beda,
sehingga motivasi anak dari rumah juga berbeda-beda.
b) Pergaulan peserta didik di rumah yang kurang terkontrol.
c) Pengaruh televisi yang sulit dikendalikan, sehingga peserta
didik sering mengimitasinya dalam kehidupan sehari-hari.
d) Lingkungan rumah yang sering tidak sesuai dengan program
madrasah.
143
Hasil Wawancara Kepala dan Guru MI Pabelan.
Dari faktor-faktor yang ada terutama yang menghambat pihak
guru ataupun madrasah masih merasa kesulitan untuk mencari solusi
tentang pengaruh televisi yang kurang baik terhadap karakter peserta
didik, terutama tentang imitasi peserta didik terhadap karakter negatif
akibat dari acara televisi.
Implementasi pendidikan karakter dalam manajemen
kepemimpinan kepala madrasah dan manajemen pembelajaran guru di MI
Kecamatan Pabelan telah tergambar dari beberapa madrasah yang telah
dijadikan objek penelitian. Adapun madrasah-madrasah yang lain
sekiranya tidak jauh berbeda sebagaimana diketahui berdasarkan data awal
tentang MI di Kecamatan Pabelan pada tabel 3.1.
BAB IV
ANALISIS DATA PENELITIAN
Analisis data penelitian tentang implementasi pendidikan karakter dalam
manajemen kepemimpinan kepala madrasah dan manajemen pembelajaran guru di
Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Pabelan yang mengambil lima madrasah dari
15 Madrasah Ibtidaiyah yang ada di wilayah Kecamatan Pabelan terurai sebagai
berikut:
A. MI Miftahul Huda Sumberejo 01
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 yang terletak di ujung selatan
wilayah Kecamatan Pabelan telah memiliki predikat sebagai madrasah yang
paling banyak jumlah peserta didiknya, yang mana rata-rata MI di Kecamatan
Pabelan ini memiliki kurang lebih 100 anak dalam setiap tahunnya, sedangkan
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 mencapai kurang lebih 200 anak. Secara
fisik memang tidak dapat dipungkiri bahwa MI Miftahul Huda Sumberejo 01
memiliki sarana dan prasarana yang lengkap mulai dari gedung madrasah,
sarana yang berbasis teknologi informatika, dan lahan yang luas telah dimiliki
oleh madrasah ini.
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memiliki visi, misi dan tujuan yang
spesifik mengarah pada implementasi pendidikan karakter. Mulai dari karakter
religius yaitu penanaman keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,
pananaman akhlak mulia sebagai wujud karakter yang baik, mengembangkan
potensi yang dimiliki sebagai penanaman karakter kerja keras, mandiri,
tanggung jawab serta menumbuhkan rasa ingin tahu pada peserta didik. Selain
itu juga menjadi target utama yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah
menguasai serta mengaplikasikan teknologi informatika minimal mampu
menggunakan program Ms. Word dan Ms. Exel. Program ini ditujukan untuk
membekali peserta didik agar dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan.
Pendidik atau guru yang berkompeten juga berperan dalam
keberhasilan suatu madrasah, terlebih di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 ini
memiliki tenaga pendidik yang cukup banyak serta memiliki rasa tanggung
jawab yang besar atas apa yang menjadi tugasnya masing-masing terutama
dalam berkomitmen untuk menjalankan segala program, tata tertib dan
peraturan yang ada di madrasah tersebut. Hal ini bisa menjadi suatu alasan
tersendiri bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya dalam memasukkan
putra putrinya untuk sekolah di madrasah tersebut.
1. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Karakter merupakan suatu nilai yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku.144
Peserta didik MI Miftahul Huda Sumberejo 01 memiliki
karakter kepribadian yang sangat kuat sebagaimana yang menjadi harapan
utama dari madarsah itu sendiri yaitu mengutamakan penanaman
pendidikan karakter dibanding dengan prestasi akademik.
144
Dharma Kesuma, dkk., Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di
Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, hlm. 11
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 membuktikan bahwa walaupun
tidak memprioritaskan prestasi akademik akan tetapi ketika memiliki
karakter yang sangat kuat maka akan dengan sendirinya mendapatkan
prestasi-prestasi yang sangat baik, baik secara akademis maupun aspek
potensi peserta didik . Karena tidak sedikit prestasi yang pernah diraih
oleh MI Mifathul Huda Sumberejo 01 di sepanjang tahun sebagaimana
bukti terlampir tentang prestasi yang pernah diraihnya.
Kebiasaan peserta didik yang berawal dari kegiatan madrasah baik
terprogram maupun spontan menunjukkan bahwa mereka memiliki
karakter-karakter sebagai berikut:
a. Religius, terbukti dari keseriusan peserta didik dalam mengikuti
kegiatan keagamaan, membiasakan membaca do‟a sebelum dan
sesudah belajar, sholat dzuhur berjamaah, serta prestasi-prestasi yang
diraih seperti memenangkan perlombaan Tilawatil Qur‟an, Tartilul
Qur‟an dan lain-lain.
b. Komunikatif, yaitu nampak ketika anak berani mengajukan pertanyaan
kepada guru ketika ada materi yang masih kurang paham,
mengucapkan salam ketika bertemu guru, dan suka bermusyawarah.
c. Disiplin, tergambar ketika peserta didik selalu datang tepat waktu,
berbaris dengan rapi (ketika hendak melakukan upacara pada hari
Senin atau senam pagi pada hari Jum‟at), berpakaian dengan rapi, serta
mengikuti pembelajaran dengan rajin.
d. Mandiri. Karakter ini nampak ketika peserta didik berusaha
mengerjakan soal ulangan tanpa menyontek pekerjaan teman yang
lain, banyak dari mereka yang sudah berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri seperti mempersiapkan alat sekolah, dan
mengurus dirinya sendiri (gosok gigi, cuci tangan, dll).
e. Peduli lingkungan. Karakter ini ditunjukkan sikap kepedulian peserta
didik dalam menjaga kebersihan lingkungan madrasah dengan
membuang sampah pada tempatnya serta sesuai jenisnya (organik dan
anorganik), menjaga tanaman-tanaman halaman madrasah, dan gemar
menanam pohon.
f. Peduli sosial, yang nampak pada kebiasaan peserta didik yang selalu
peduli kapada teman-temannya, seperti menjenguk ketika sakit, dan
mengingatkan ketika ada yang berbuat kesalahan.
g. Tanggung jawab. Seperti ketika peserta didik diberi tugas pekerjaan
rumah, maka mereka mengerjakannya dengan baik, dan mereka juga
melaksanakan jadwal piket kebersihan kelas dengan rutin.
h. Gemar membaca. Karakter ini tumbuh ketika dimotivasi dengan lomba
membaca buku antar kelas.
i. Keja keras. Terbukti pada kesungguhan para peserta didik dalam
mengikuti segala kegiatan yang ada di madrasah dan mengembangkan
potensi dirinya melalui kegiatan ektrakurikuler sesuai bakat yang
dimiliki.
j. Rasa ingin tahu. Antusias dan aktivasi belajar anak yang cukup tinggi
nampak ketika mereka menerima tugas dari guru dengan senang hati.
k. Cinta tanah air dan semangat kebangsaan. Dibuktikan ketika mereka
mengikuti kegiatan upacara bendera dengan penuh hikmat, antusias
mengikuti kegiatan peringatan hari-hari bersejarah nasional, seperti
Hari Kemerdekaan, Hari Kartini, Hardiknas, dan lain-lain.
Dari karakter-karakter yang dimiliki peserta didik MI Miftahul
Huda sumberejo 01 telah memiliki karakter yang baik dan melekat pada
diri peserta didik .
2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan
Kepala Madrasah MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Pemahaman Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 tentang
pendidikan karakter adalah sebagai pendidikan akhlak yang tergambar
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pengertian ini hampir senada
dengan ungkapan Furqon Hidayatullah yang menyebutkan bahwa akhlak
yang dimiliki seseorang nantinya akan menjadi sebuah karakter yang
melekat pada diri pribadinya.145
Implementasi pendidikan karakter menurut Superka yang dikutip
oleh Masnur Muslih dapat menggunakan berbagai pendekatan, di
antaranya pendekatan penanaman nilai, pendekatan perkembangan
145
Furqon Hidayatullah, Pidato Kuliah: Pendekatan Strategi Pendidkan Nilai, 12
Oktober 2013: 08.30 WIB.
kognitif, pendekatan analisis nilai, pendekatan klarifikasi nilai atau
pembelajaran berbuat.146
Hal ini menunjukkan bahwa Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo
01 telah memahami tentang adanya program pendidikan karakter serta
menanggapinya dengan serius untuk diimplementasikan di madrasah
pimpinannya dengan manajemen kepemimpinan yang diterapkan.
Manajemen memiliki beberapa tahap yaitu merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan.147
Tahap-tahap
tersebut secara tidak langsung telah terlaksana dalam kepemimpinan
Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01.
a. Perencanaan
Dalam tahap ini nampak kepala madrasah merencanakan
program-program untuk pembelajaran peserta didik, yang mana
kegiatan tersebut mengacu pada visi, misi, dan tujuan yang bebasis
pendidikan karakter di madrasah terebut.
b. Pengorganisasian
Kepala madrasah berupaya untuk mewujudkan keberhasilan
program madrasah. Beberapa hal yang dilakukan yaitu
mensosialisasikan program madrasah kepada orang tua/wali peserta
didik, para guru dan karyawan, pengurus dan komite madrasah dan
masyarakat setempat.
146
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional,..., hlm. 108-118. 147
James A.F. Stoner, Management, second edition, Englewood Cliffs,
N.J.,:Prentice Hall, 1982, hlm. 8-13.
Dengan ini kepala madrasah meminta kerjasama dari
semuanya, serta membagi tugas dengan guru dalam pelaksanaan
program yang ada.
c. Memimpin
Guru telah diberi tugas sendiri-sendiri, akan tetapi kepala
madrasah tetap memiliki kewenangan untuk memimpin pelaksanaan
program pendidikan karakter secara umum, sehingga kepala madrasah
tetap memiliki tanggung jawab atas jalannya kegiatan-kegiatan yang
ada di madrasah. Kepemimpinannya nampak ketika kepala madrasah
selalu memimpin secara langsung dari kegiatan-kegiatan madrasah
seperti menyiapkan peserta didik untuk upacara, senam bersama, serta
bersih-bersih. Walaupun dalam pelaksanaannya tetap dibantu oleh para
guru atau wali kelas untuk mendampingi peserta didiknya.
d. Mengendalikan
Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 selalu mengendalikan
pelaksanaan program-program madrasah dengan cara mengawasi
secara langsung jalannya kegiatan-kegiatan yang ada, serta selalu
menghimbau pada guru untuk selalu komitmen dengan tata tertib yang
ada.
Dari uraian tersebut telah nampak bahwa pemahaman terhadap
pendidikan karakter dan implementasinya dalam manajemen
kepemimpinan Kepala MI Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah sangat
baik dan tertata rapi.
3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Pembelajaran Guru
MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Pendidikan karakter sebagai pendidikan akhlak secara serentak
pada peserta didik. Pemahaman ini tidak jauh berbeda dengan pengertian-
pengertian sebelumnya, hanya saja guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01
memfokuskan pada strategi yang harus digunakan untuk implementasinya
mengingat bawaan peserta didik yang berbeda-beda.
Dengan dasar ini guru mengambil langkah dalam mengatur
perencanaan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
berbasis pendidikan karakter secara merata. Guru mengambil langkah
awal dengan mengidentifikasi kepribadian peserta didik, untuk mengenali
dan mengetahui satu persatu dari mereka, sehingga perlakuan antara
peserta didik yang satu dengan yang lainnya pasti akan berbeda.
Adapun dalam rangka menyampaikan materi pembelajaran yang
harus dituntaskan guru menggunakan strategi dan model pembelajaran
dengan menyesuaikan kondisi peserta didik dan alokasi waktu. Selain
program madrasah yang sudah ada guru juga membuat program
pembiasaan kelas, yang merupakan strategi dari guru kelas masing-masing
untuk menanamkan karakter pada peserta didik. Contohnya membiasakan
memberikan kuis atau pertanyaan sebelum anak pulang sekolah, yang
mana strategi ini dapat mendukung siswa untuk memiliki karakter kerja
keras dan rasa ingin tahu. Kemudian yang menjadi salah satu unsur utama
pembelajaran adalah evaluasi, dan evaluasi juga telah dilaksanakan oleh
para guru untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan pencapaian
pembelajaran sebagai bentuk tanggung jawab dari seorang guru.
Dari gambaran tersebut nampak ada perencanaan yang matang dari
seorang guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang berbasis
pendidikan karakter. Selain dari itu guru juga menunjukkan
keteladanannya yaitu memiliki daya kreatifitas yang cukup tinggi,
sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
bagi para peserta didik, serta sikap tanggung jawab atas segala yang
menjadi tugas-tugasnya.
Analisis menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil guru
dalam memanajemen pembelajaran mengambil jalan lain dari teori yang
ada, dengan ini berarti guru menyesuaikan dengan kondisi lingkungan
yang ada dengan harapan lebih efektif dalam mencapai tujuan pendidikan
karakter.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
guru MI Miftahul Huda Sumberejo 01 terhadap pendidikan karakter
adalah sangat baik, serta diimplementasikan melalui manajemen
pembelajaran yang baik pula.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter di
MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Pelaksanaan pendidikan karakter di MI Miftahul Huda Sumberejo
01 telah berjalan secara baik sesuai dengan perencanaan yang ada. Hal ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter tersebut telah
didukung oleh semua aspek mulai dari kinerja guru, kepedulian orang tua,
lingkungan madrasah serta sarana dan prasarana yang ada.
Membuktikan adanya ungkapan bahwa ada beberapa hal yang
harus diperhatikan untuk melaksanakan pendidikan karakter secara efektif
dan efisien yang di antaranya menggunakan pendekatan yang
komprehensif, komunitas sekolah yang penuh perhatian, tumbuhkan
kebersamaan, serta melibatkan orang tua sebagai mitra dalam upaya
pembangunan karakter.
Faktor-faktor tersebut sebagian besar telah dimiliki oleh MI
Miftahul Huda Sumberejo 01 di samping adanya rasa tanggung jawab dan
komitmen dalam pelaksanaan program yang ada beserta sarana dan
prasarana yang belum tersebut dalam teori yang ada sebagai motivasi yang
cukup kuat baik bagi para peserta didik maupun seluruh dewan guru yang
ada.
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 merasa masih ada beberapa hal
yang dirasa cukup menghambat pelaksanaan pendidikan karakter adalah
faktor latar belakang masing-masing peserta didik yang bervariatif, mulai
dari faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal maupun karakter dasar
masing-masing individu peserta didik.
Secara teoritis masalah latar belakang keluarga yang berbeda-beda
belum dibahas dalam upaya pelaksanaan pendidikan karakter secara
efektif. Namun dapat dipahami bahwa salah satunya diungkapkan untuk
memaksimalkan pelaksanaan pendidikan karakter secara aktif adalah harus
ada keterlibatan keluarga sebagai mitra dalam upaya pembangunan
karakter putra putrinya.
B. MI Al Ittihad Semowo
MI Al Ittihad Semowo terletak cukup jauh dari keramaian kota akan
tetapi madrasah tersebut menjadi jantung keramaian Desa Semowo itu sendiri.
Tercipta suasana yang ramah dan damai karena terdapat sebuah yayasan yang
memiliki lembaga pendidikan yang cukup lengkap yaitu mulai dari tingkat
usia dini, dasar dan menengah pertama dalam satu lokasi.
Secara geografis MI Al Ittihad Semowo memiliki aset besar dalam
dunia pendidikan, sehingga masyarakat setempat memberikan kepercayaannya
pada lembaga tersebut untuk mensekolahkan putra-putrinya. Hal ini karena
madrasah telah memiliki prestasi tersendiri di mata masyarakat yaitu sebagai
lembaga yang mampu menanamkan karakter pada peserta didik secara
komprehensif terutama dalam penanaman nilai-nilai religius dan sopan santun.
Dalam kelembagaannya tergambar sebuah organisasi yang sistematis
serta menunjukkan adanya sebuah kerjasama dan kepemimpinan yang baik
serta memiliki dewan guru yang kompetensi akademisnya telah memenuhi
standar sebagai seorang pendidik yaitu S1, serta masih ada beberapa yang
masih dalam proses untuk menyelesaikan pendidikan tersebut.
Berdasarkan pada data-data yang ada secara administratif MI Al
Ittihad Semowo sudah cukup baik, beserta program-program yang ada juga
telah menunjukkan arah pada implemetasi pendidikan karakter. Sesuai dengan
visi dan misi yang dimiliki yaitu mengedepankan penanaman keimanan dan
ketaqwaan, akhlak mulia, peka terhadap lingkungan, dan pengembangan
potensi diri. Dalam pelaksanaanya ada beberapa program yang hampir sama
dengan madrasah-madrasah yang lainnya seperti sholat berjamaah dan upacara
bendera setiap hari senin. Akan tetapi walaupun jenis dan sebutan kegiatannya
adalah sama ada perbedaan dalam pelaksanaannya (mulai dari pendekatan
atau strategi untuk memaksimalkan hasil pendidikan karakter dari kegiatan
tersebut).
Telah menjadi kegiatan yang sangat rutin serta dilaksanakan secara
intensif adalah program pembiasaan sholat dhuha yang dilakukan secara
bersama-sama. Ada strategi yang sangat efektif agar supaya peserta didik
benar-benar dapat memahami tata cara melaksanakan sholat dhuha secara baik
dan benar. Yaitu anak diajak langsung mempraktekkan sholat dhuha dua kali,
yang pertama adalah sebagai pembelajaran yaitu anak diajak membaca dengan
keras dari seluruh bacaan sholat secara bersama, dan yang kedua kalinya
sebagai amalan ibadah.
Strategi tersebut di atas akan lebih mempermudah bagi anak untuk
menghafal bacaan-bacaan sholat serta memahami tata caranya secara runtut.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini pihak madrasah mendatangkan guru di luar
guru mata pelajaran atau guru kelas yang ada, yakni guru yang benar-benar
mengusai atau memiliki ilmu agama yang sangat baik. Metode yang sangat
tepat karena dengan cara seperti ini secara umum anak akan memiliki motivasi
dan suasana yang berbeda, seperti halnya telah disebutkan dari salah satu
metode ari 1001 metode pembelajaran yang dapat digunakan pelaksanaan
pembelajaran aktif adalah dengan metode mendatangkan tamu. Tamu di sini
adalah orang dari luar yang memilki kompetensi dalam suatu bidang yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada.
Karakter religius yang dimiliki MI Al Ittihad Semowo juga telah
nampak dalam jadwal kegiatan pembelajaran aktif yaitu dengan mengambil
hari Jum‟at sebagai hari libur mingguan dan hari Minggu sebagai hari efektif
belajar.
Visi dan misi MI Al Ittihad Semowo yang menekankan pada
pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik telah dibuktikan dengan
adanya beberapa prestasi yang telah diraih seperti seni kaligrafi, pidato
berbagai bahasa, tilawatil Qur‟an, dan tahsinul khoth (menulis arab dengan
bagus). Hal ini telah menunjukkan adanya komitmen madrasah dalam
pelaksanaan program-program yang telah direncanakan.
1. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Al Ittihad Semowo
MI Al Ittihad Semowo memiliki jumlah peserta didik dengan rata-
rata 20 anak per kelas yang secara garis besar memiliki karakter yang baik,
adapun karakter-karakter yang menonjol adalah sebagai berikut:
a. Religius. Karakter ini nampak ketika anak setiap pagi langsung menuju
ke masjid dengan tertib untuk melakukan kegiatan sholat dhuha
bersama-sama. Anak betul-betul dapat menguasai dalam pelaksanaan
ibadah tersebut, karena dalam pembelajaran itu anak dapat langsung
mempraktekkan dengan intensif. Selain itu mereka juga menghafal
beberapa surat pendek yang secara rutin dibaca bersama setelah
melakukan sholat dhuha dan melaksanakan sholat dhuhur berjamaah
secara tertib dan rutin.
b. Bersahabat/komunikatif, ditunjukkan sikap anak yang terbiasa
mengucapkan salam dan berjabat tangan guru dengan mencium tangan
serta berani mengajukan pertanyaan dengan sopan.
c. Cinta damai dan peduli sosial, nampak dari sikap para peserta didik
yang memiliki sopan santun dan menghargai orang lain serta tolong
menolong.
d. Sikap rendah hati yang tinggi, menghargai dan menghormati orang
lain.
Dari karakter-karakte tersebut ada karakter yang paling menonjol
dari diri peserta didik MI Al Ittihad Semowo yaitu sikap sopan santun
dalam bersikap pada orang lain terutama kepada guru atau orang yang
lebih tua, akan tetapi madrasah memiliki tugas yang harus dengan kerja
keras yaitu menanamkan karakter terutama kedisiplinan pada diri peserta
didik. Idealnya ketika anak memiliki sikap kepatuhan yang tinggi mereka
akan cenderung mudah untuk dibentuk karakternya, sejauh mereka
memiliki contoh yang kongkrit sebagai tolak ukur dalam bersikap.
2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan
Kepala Madrasah MI Al Ittihad Semowo
Kepala Madrasah Al Ittihad Semowo memberikan pengertian
pendidikan karakter sebagai pendidikan yang mengedepankan
pembentukan sikap dan perilaku di samping pendidikan penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan. Pengertian ini mengarah pada pengertian
dasar dari kata karakter itu sendiri yaitu bahwa sikap dan perilaku
merupakan wujud dari karakter seseorang terhadap lingkungannya.
Implementasi pendidikan karakter di MI Al Ittihad Semowo sudah
nampak pada gambaran-gambaran karakter para perserta didiknya serta
kegiatan-kegiatan madrasah yang ada. Untuk menjalankannya kepala
madrasah berupaya mengatur serta memutuskan melalui manajemen
kepemimpinannya. Tanggapan dan kepedulian kepala madrasah terhadap
program pendidikan karakter diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan sebagai program-program madrasah.
Analisis terhadap manajemen kepemimpinan Kepala MI Al Ittihad
Semowo dalam implementasi pendidikan karakter terurai sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan pelaksanaan program pendidikan karakter
tergambar dalam visi, dan misi yang digunakan sebagai tolak ukur
utama dalam membuat program dan jadwal pelaksanannya. Pendidikan
karakter nampak secara jelas dalam visi yang dimiliki MI Al Ittihad
Semowo yaitu mewujudkan generasi muslim yang beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, dan peka terhadap lingkungan.
Dari visi dan misi tersebut diwujudkan dalam beberapa
kegiatan pembelajaran baik dalam intra maupun ekstrakurikuler.
Program pembiasaan yang secara rutin dilaksanakan yaitu sholat
dhuha, hafalan surat pendek, upacara bendera, dan jamaah sholat
dhuhur.
Pendidikan karakter yang dilaksanakan melalui program-
program kegiatan mewujudkan adanya komitmen dari pihak kepala
madrasah untuk melaksanakan program pendidikan karakter secara
baik dan berkesinambungan.
2. Tahap Pegorganisasian
Mengarah pada hasil yang maksimal dari tujuan program
pendidikan kepala madrasah mengambil beberapa cara secara
terstruktur yaitu: mensosialisasikan kepada orang tua/wali peserta
didik tentang adanya program penekanan pendidikan karakter,
menekankan para guru untuk mengintegrasikan pendidikan karakter
dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan metode dan strategi
yang paling tepat, membuat tata tertib, menyusun program serta jadwal
pelaksanaannya, menekankan pada guru untuk komitmen terhadap
peraturan dan tata tertib yang ada sebagai wujud keteladanan bagi para
peserta didiknya.
3. Tahap Memimpin
Kepala MI Al Ittihad Semowo memiliki kewibawaan sebagai
seorang pemimpin, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan
kegiatan atau program madrasah berada dalam keputusannya. Akan
tetapi Kepala Madrasah tetap memberikan ruang kepada bawahannya
(guru) untuk mengembangkan sesuai pengalaman dan wawasan yang
dimiliki.
4. Tahap Mengendalikan
Pengendalian dalam pelaksanaan program pendidika karakter
yang dilakukan nampak ketika kepala madrasah mengontrol kegiatan
dengan cara mengawasi, menanyakan, serta menuntut komitmen para
guru dalam mentaati tata tertib yang ada.
Berdasarkan analisis tersebut di atas menunjukkan bahwa
pemahaman terhadap pendidikan karakter serta implementasinya dalam
manajemen kepemimpinan Kepala MI Al Ittihad Semowo adalah baik.
3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Pembelajaran Guru
MI Al Ittihad Semowo
Manajemen pembelajaran yang diterapkan dalam rangka
mengimplementasikan pendidikan karakter nampak sistematis.
Pemahamannya tentang pengertian pendidikan karakter cukup mengarah
yakni suatu bentuk usaha untuk membentuk karakter peserta didik menjadi
berkarakter yang menjadi kebiasaan dalam berperilaku sehari-hari.
Indikator utama dari sebuah karakter atau akhlak adalah
munculnya sebuah perilaku tanpa adanya suatu pemikiran dan
pertimbangan sehingga perilaku tersebut menjadi sebuah kebiasaan. Dari
pengertian tersebut juga menunjukkan bahwa yang diharapkan dari
seorang guru tidak hanya di lingkungan madrasah saja anak berkarakter,
melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari di manapun tempat dan
kapanpun waktunya termasuk di lingkungan keluarga, masyarakat
setempat, serta di kehidupan masa depannya.
Untuk mewujudkan keinginannya tersebut tersusun rencana yang
cukup matang dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai sarana
pembentukan karakter. Berbeda dengan guru MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 yang mengambil langkah awal identifikasi terhadap peserta
didiknya, untuk guru MI Al Ittihad Semowo mengambil langkah dengan
mengidentifikasi KD (Kompetensi Dasar) terlebih dahulu baru kemudian
mencari pendidikan yang paling tepat untuk diintegrasikan dalam materi
yang akan disampaikan dengan dituangkan ke dalam RPP, pelaksanaan
dan evaluasi. Manajemen yang sangat sistematis dan idealis, akan tetapi
ketika dikembalikan pada realitas peserta didik yang berbeda-beda, atau
situasi dan kondisi yang berbeda pula terkadang akan lebih sering
pelaksanaan belum sesuai dengan perencanaan. Karena menelaah dari
langkah-langkah tersebut guru memposisikan peserta didik pada satu garis
yang sama, dengan kebutuhan yang sama pula. Akan terjadi sebuah
kendala ketika ada beberapa peserta didik yang memerlukan perhatian
secara khusus dengan adanya berbagai faktor.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka akan ada program-program
secara tidak terstruktur dan kurang sistematis, seperti peneguran spontan,
pemberian nasehat pada anak yang tidak mengikuti tata tertib atau
berperilaku di luar tata krama. Tindakan ini secara umum akan di lakukan
di setiap lembaga pendidikan, karena realita yang ada di manapun akan
ditemukan anak yang selalu berbuat tidak sesuai dengan tata tertib yang
ada.
Manajemen pembelajaran guru MI Al Ittihad Semowo dalam
implementasi pendidikan karakter sangat sistematis dan ideal, yaitu sesuai
dengan teori yang ada yakni berawal dari pengembangan silabus kemudian
dijabarkan dalam RPP.
4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan
Karakter di MI Al Ittihad Semowo
Pendidikan karakter yang dimiliki oleh peserta didik MI Al Ittihad
Semowo berbeda dengan yang dimiliki oleh peserta didik madrasah
lainnya. Hanya saja MI Al Ittihad Semowo memiliki karakter yang paling
menonjol yaitu sikap sopan santun dan rendah hati, yang mana karakter ini
tumbuh disebabkan adanya faktor utama yaitu madrasah yang berada dan
di dalam lokasi sebuah yayasan yang memiliki lembaga pendidikan
pondok pesantren selain dari pendidikan formal yang ada. Tradisi
pesantren melekat sangat kuat pada diri peserta didik, membantu pihak
madrasah untuk mempermudah menanamkan pendidikan karakter
terutama dalam indikator menghormati dan menghargai orang lain.
Sejauh ini guru merasa belum pernah menerima adanya sebuah
pelatihan dengan tema implementasi pendidikan karakter, dengan ini
menjadikan guru harus bersikap aktif dan kreatif untuk mengembangkan
pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan program pendidikan
karakter itu sendiri. Cukup positif yaitu dengan adanya hambatan
mendorong mencari solusi yang tepat, sehingga memancing motivasi
untuk menumbuhkan daya kreatifitas guru. Namun bagaimanapun juga
sebenarnya guru harus memiliki dasar atau referensi untuk implementasi
pendidikan karakter secara efektif dan tepat.
MI Al Ittihad Semowo merasa harus bekerja keras untuk
menjadikan anak memiliki karakter disiplin, karena berdasarkan latar
belakang para peserta didiknya banyak yang ditinggal pergi oleh kedua
orang tuanya sehingga mereka kurang adanya perhatian dari lingkungan
keluarga. Seorang wali peserta didik akan berbeda rasa tanggung jawabnya
dengan yang dimiliki oleh orang tua kandungnya.
Tidak semua peserta didik memiliki latar belakang dan motivasi
yang sama, karena ada juga peserta didik yang orang tuanya sangat
memperhatikan serta dapat bekerja sama secara baik dengan guru. Anak
yang seperti ini akan tumbuh secara ideal, berbeda dengan anak-anak yang
lain yang memang keadaan telah memaksakan anak harus memiliki
perhatian secara khusus. Tidak akan bisa menyamakan perlakuan terhadap
semua peserta didik, dikarenakan kebutuhan peserta didik adalah berbeda.
Tantangan yang cukup berat harus dihadapi oleh pihak madrasah dalam
hal ini, sehingga secara intensif proses pembelajaran masih kurang efektif
karena belum dapat mencapai ketuntasan belajar secara merata.
C. MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Secara geografis letak MI Tarbiyatul Ulum Jembrak memang sangat
kondusif sebagai tempat kegiatan belajar dan mengajar secar efektif , yaitu
jauh dari keramaian kota maupun jalan raya, bahkan berada di tengah-tengah
perekebunan dan persawahan desa setempat. Sesuai dengan manajemen kelas
untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif salah satunya adalah
lingkungan yang tidak menggangu ketenangan belajar para peserta didik.
Memperhatikan dari latar belakang pendirian dan perkembangannya
madrasah ini telah memiliki kepercayaan dari masyarakat yang sangat kuat,
hal ini menjadikan motivasi tersendiri untuk selalu memberikan yang terbaik
bagi masyarakat. Sebagaimana telah dibuktikan melalui program-program
yang ada yaitu melalui visi dan misi yang mengedepankan pendidikan
akhlakul karimah, serta menciptakan kehidupan yang harmonis antara warga
madrasah dengan lingkungannya. Nampak jelas sekali adanya nilai-nilai
pendidikan karakter yang sangat tinggi dalam program-program tersebut, hal
ini menunjukkan bahwa MI Tabiyatul Ulum Jembrak telah berkomitmen
untuk mengimplementasikan pendidikan karakter.
Jumlah dewan guru MI Tarbiyatul Ulum telah mencukupi seluruh
rombongan belajar yang ada dengan ditambah satu guru mapel, mereka
mampu melaksanakan program-program yang telah direncanakan. Hal ini
menunjukkan bahwa para guru memiliki potensi, tanggung jawab dan
komitmen yang baik untuk melaksanakannya. Selain itu secara akademis dari
Kepala Madrasah dan enam guru kelas yang ada telah memiliki gelar sarjana.
Dari faktor-faktor ini cukup menjadi bukti kongkrit bahwa pendidikan
karakter telah benar-benar dilaksanakan di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak.
Selain dari pada itu juga dapat diperhatikan dari beberapa prestasi yang
pernah diraih oleh MI Tarbiyatul Ulum Jembrak yang di antaranya juara
olimpiade beberapa mata pelajaran dan porseni dalam tiap-tiap tahunnya.
Berdasarkan dari beberpa prestasi yang diraih ini membuktikan bahwa MI
Tarbiyatul Ulum Jembrak mampu mengantarkan peserta didiknya untuk
berani bersaing dan mulai meraih prestasi sesuai yang menjadi tujuan dari
madrasah itu sendiri.
1. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Berdasarkan pada hasil pengamatan dan wawancara sebagaimana
terurai pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa secara umum
tentang peserta didik MI Tarbiyatul Ulum Jembrak memiliki karakter yang
cukup baik yaitu disiplin, semangat, komunikatif, tanggung jawab, peduli
lingkungan, disiplin dan sopan santun.
a. Disiplin, karakter ini nampak dalam kebiasaan peserta didik yang
datang tepat waktu, berpakaian seragam secara rapi, serta mentaati
peraturan dan tata tertib madrasah.
b. Tanggung jawab, yaitu nampak ketika anak mengerjakan tugas dari
guru dengan baik, dan melaksanakan jadwal piket kebersihan kelas.
c. Peduli lingkungan, dibuktikan dengan adanya kondisi madrasah yang
sangat bersih dan nyaman.
d. Sopan santun, di antaranya nampak ketika seorang anak dipanggil oleh
salah seorang guru untuk dimintai tolong langsung melaksanakan
dengan baik.
e. Mandiri, dibuktikan anak tidak mengenal menyontek atau bekerja
sama ketika menghadapi ulangan, terbiasa menyiapkan perlengkapan
sekolah sendiri, dan mencuci tangan dengan sabun.
Memperhatikan karakter-karakter yang nampak pada peserta didik
tersebut dapat dikatakan bahwa MI Tarbiyatul Ulum Jembrak cukup
berhasil dalam mengimplementasikan pendidikan karakter walaupun
belum maksimal sesuai yang diharapkan.
2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan
Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum Jembrak memahami
tentang arti pendidikan karakter sebagai suatu pendidikan yang menitik
beratkan pada pembentukan dasar karakter anak melalui kegiatan
pembiasaan sehingga nantinya anak terbiasa untuk melaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pengertian tersebut sangat mudah dipahami, bahkan mengarah
langsung pada bentuk implementasi pendidikan karakter itu sendiri yaitu
dengan adanya sebuah program pembiasaan. Selain itu juga dapat
dianalisis bahwa Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak betul-betul
memahami adanya program pendidikan karakter yang dikehendaki oleh
pemerintah, yaitu anak bangsa yang memiliki karakter yang sangat kuat
dalam kehidupan sehari-harinya.
Tidak cukup dipahami, melainkan juga diimplementasikan dengan
baik di madrasah yang dipimpinnya. Yakni melalui sosialisasi pada orang
tua/wali peserta didik, pengurus dan masyarakat setempat, mengaharap
adanya kerjasama yang baik untuk mewujudkan tujuan program
pendidikan karakter.
Program yang diterapkan adalah pembiasaan membaca do‟a harian,
menghafal asmaul husna, baca tulis Al Qur‟an, sholat dhuha bersama yang
ditujukan untuk membentuk karakter religius pada peserta didik. Religius
sebagai karakter yang utama dimiliki oleh sebuah madrasah, dengan ini
bukan berarti diabaikan karena sudah menjadi hal yang terbiasa melainkan
justru harus dipertahankan dan diutamakan, sehingga benar-benar
membuktikan bahwa anak madrasah adalah anak yang religius, bukan
sekedar anggapan.
Kegiatan pembiasaan yang lain adalah upacara bendera setiap hari
senin atau peringatan hari-hari nasional, sama halnya yang dilakukan oleh
madrasah-madrasah lainnya. Kegiatan seperti ini sangat efektif untuk
memberikan pembelajaran langsung pada siswa untuk berlatih disiplin,
mengenal dan mencintai tanah airnya. Memperingati hari-hari besar
nasional dapat mengetahui secara langsung hari apa yang diperingati serta
mengambil suri teladan dari sejarah yang ada dalam peringatan hari
tersebut, seperti Hari Kemerdekaan RI, Hari Kartini, Hardiknas, Hari
Pahlawan, Hari Kesaktian Pancasila, dan lain sebagainya.
Upaya MI Tarbiyatul Ulum Jembrak untuk menanamkan sikap
tanggung jawab di antaranya dengan periksa kuku, rambut dan kebersihan
gigi. Secara sederhana kegiatan ini mengarah pada kebersihan diri
sehingga dapat dipahami bahwa tanggung jawab di sini adalah tanggung
jawab terhadap kebutuhan pribadinya, ketika seseorang mampu merawat
dirinya dapat diartikan bahwa ada rasa tanggung jawab pada pribadinya.
Program-program pembiasaan yang diterapkan sebagai upaya
untuk membiasakan peserta didik untuk berkarakter sudah tepat, tinggal
mengembangkan pada karakter-karakter yang lainnya.
Manajemen yang digunakan oleh Kepala MI Tarbiyatul Ulum
Jembrak dalam implementasi pendidikan karakter selain melalui program
pembiasaan ada pula kegiatan rutin yaitu pramuka yang menumbuhkan
karakter kemandirian, keberanian, kebersamaan, tanggung jawab, saling
menghargai serta kretifitas para peserta didik.
Kemudian ada kegiatan bimbingan konseling yang mengarah pada
orientasi lingkungan madrasah, bimbingan belajar, dan juga masalah
pribadi siswa. Cukup jelas bahwa kegiatan ini menginginkan agar anak
lebih terbuka dan komunikatif sehingga pihak madrasah akan lebih mudah
untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi peserta didik secara
langsung, serta tercipta kedekatan antara guru dengan peserta didik.
Layanan bimbingan konseling secara umum akan ada di sekolah atau
madrasah di tingkat menengah. Sebuah penemuan yang baru ketika
kegiatan ini diterapkan di tingkat pendidikan dasar yang notabennya
berada di lingkungan pedesaan. Sangat efektif ketika program ini dapat
berjalan dengan baik, karena guru akan mengetahui kebutuhan para
peserta didiknya, sehingga apa yang dilakukan oleh guru akan tepat pada
sasaran.
Kegiatan rutin pekan kreativitas siswa yaitu ajang perlombaan
yang diadakan setiap tahun sangat efektif karena akan memberikan
motivasi yang besar pada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan
kompetensi yang dimiliki. Banyak pendidikan karakter yang terkandung
dalam kegiatan tersebut yaitu, kerja keras, rasa ingin tahu, toleransi,
menghargai prestasi, serta kebangsaan.
Pemaksimalan karakter religius juga diupayakan dengan kegiatan
pesantren ramadhan ketika dalam kalender pendidikan menemukan hari
efektif pada bulan Ramadhan, sekaligus mengadakan kegiatan zakat fitrah
dengan melibatkan anak sebagai praktek pembelajaran secara langsung.
Kegiatan-kegiatan yang diprogramkan menunjukkan adanya
pemahaman dan kesungguhan kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter melalui manajemen
kepemimpinannya secara baik.
3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Pembelajaran Guru
MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Pembelajaran yang dilakanakan oleh guru MI Tarbiyatul Ulum
Jembrak selama ini sudah nampak dengan sangat jelas adanya
implementasi pendidikan karakter, terbukti dalam pengembangan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sudah tertulis secara langsung
adanya integrasi pendidikan karakter sesuai dengan materi yang akan
disampaikan. Dari implementasi yang ada guru memahami pendidikan
karakter sebagai pembentukan karakter merupakan hasil dari sebuah
proses pembelajaran.
Sejauh ini guru merasa kurang adanya sosialisasi tentang
pendidikan karakter karena selama ini guru hanya mendapatkan ketika
pelaksanaan PLPG (Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru) teruntuk guru
yang akan memiliki sertifikat pendidik. Dengan ini guru yang belum
bersertifikat cukup mengetahui dari teman-teman guru dari mereka yang
sudah mengikuti PLPG, serta dari media internet bagi mereka yang
memiliki semangat untuk mempelajarinya.
Guru menjalankan pembelajaran sesuai apa yang menjadi
rencananya. Dengan manajemennya secara runtut disebutkan yaitu mulai
dari memahami silabus, membandingkan kondisi peserta didik dengan
materi yang akan diajarkan, mengembangkan silabus ke dalam RPP,
mengintegrasikan pendidikan karakter yang sesuai dengan materi,
kemudian pengkondisian kelas. Selain dari pendidikan karakter yang
terkandung dalam materi pembelajaran tiap-tiap guru memiliki target
khusus tentang karakter yang paling ditekankan terhadap peserta didiknya.
Semua itu dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi hasil kegiatan
pembelajaran.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal guru selalu
menggunakan strategi pembelajaran yang paling disukai oleh peserta
didik, karena dengan cara seperti ini mereka akan lebih bersemangat
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu guru memiliki rasa
tanggung jawab yang penuh terhadap segala program kegiatan di
madrasah tersebut, karena mereka menyadari adanya keteladanan para
guru merupakan tolak ukur utama yang dijadikan alasan bagi peserta didik
untuk berkarakter.
Manajemen pembelajaran yang diterapkan oleh guru MI Tarbiyatul
Ulum Jembrak hampir senada dengan yang dilakukan oleh guru MI Al
Ittihad Semowo yaitu berawal dari silabus yang ada, yang mana di
dalamnya terdapat kompetensi dasar sebagaimana yang digunakan sebagai
tolak ukur oleh guru MI Al Ittihad Semowo.
Ada beberapa hal yang dapat digaris bawahi dari manajemen
pembelajaran dalam implementasi pendidikan karakter oleh guru MI
Tarbiyatul Ulum Jembrak yaitu guru selalu berusaha mencari tahu dan
mengikuti apa yang diinginkan oleh para peserta didik secara umum. Guru
juga senantiasa memaksimalkan penekanan pendidikan karakter sesuai
dengan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam materi-materi yang
diajarkan.
Berdasarkan uraian analisis tersebut telah nampak pemahaman
guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak terhadap pendidikan karakter serta
diimplementasinya dalam manajemen pembelajaran secara baik
Sebuah opini dari seorang guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak yang
dapat menjadi perhatian bagi seluruh madrasah yaitu bahwasanya
Madrasah Ibtidaiyah lebih dikenal dengan lembaga pendidikan dasar yang
berbasis agama, karena di sana terdapat materi pembelajaran agama yang
lebih banyak. Akan tetapi dalam satu masa madrasah tersebut mengalami
kekurangan kepercayaan dari masyarakat karena dirasa madrasah
dianggap tertinggal dalam prestasi akademisnya. Waktu yang berlalu
seiring munculnya para pendidik generasi muda serta perkembangan
kurikulum yang ada di antaranya ditekankannya pendidikan karakter
dalam tujuan pembelajaran menjadikan kekuatan baru bagi madrasah
untuk mendapatkan simpati dari masyarakat yang sempat berkurang. Ada
motivasi tersendiri karena banyak Sekolah Dasar (SD) yang menambah
predikat dengan sebutan SD IT, yaitu Sekolah Dasar akan tetapi memiliki
keunggulan dalam bidang pendidka agama. Lembaga pendidikan yang
pada dasarnya tidak memiliki kurikulum agama yang banyak akan tetapi
mampu menanmkan karakter religius yang sangat kuat, apalagi Madrasah
Ibtidaiyah seharusnya lebih mampu dan lebih mudah untuk menjadikan
para peserta didiknya memiliki karakter religius yang lebih kuat.
Realitas yang ada memang tidak dapat dipungkiri bahwa banyak
lembaga pendidikan yang menamakan dirinya dengan sebutan SD IT
untuk mencarai perhatian dari masyarakat. Sehingga madrasah merasa
termotivasi dengan kenyataan ini untuk bangkit menjadi madrasah yang
unggulan serta mendapat kepercayaan dari masyarakat bahwa mereka
dapat memenuhi apa yang mereka inginkan, yaitu berhasil dalam prestasi
akademis dan juga unggul dalam berkarakter. Hal ini menunjukkan adanya
kesadaran dari masyarakat akan pentingnya pendidikan karakter bagi para
putra putrinya, serta kepedulian dari seluruh lembaga pendidikan untuk
menekankan pendidikan karakter dalam madrasah atau sekolahnya.
4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Implmentasi Pendidikan
Karakter di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
MI Tarbiyatul Ulum Jembrak telah mengimplementasikan
pendidikan karakter dengan baik, walaupun mereka merasa masih harus
ada yang perlu dikembangkan. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor
baik yang mendukung maupun cukup menghambat pelaksanaan
pendidikan karakter sebagaimana tersebut dalam paparan hasil penelitian.
Para dewan guru yang berkompetensi, kerja sama yang baik, serta adanya
perhatian dari pengurus dan komite madrasah sebagai faktor pendukung
terlaksananya program pendidikan karakter dengan baik. Sesuai dengan
teori yang ada yaitu kerjasama dan adanya komunitas sekolah yang penuh
perhatian merupakan faktor yang dapat menetukan keefektifan
implementasi pendidikan karakter.
Selain itu implementasi pendidikan karakter di MI Tarbiyatul
Ulum Jembrak juga didukung adanya keasadaran orang tua dan
lingkungan masyarakat akan pentingnya pendidikan karakter, dan
lingkungan madrasah yang kondusif yaitu suasana yang tenang jauh dari
keramaian. Anggota masyarakat merupakan mitra yang sangat
berpengaruh besar dalam efektifitas implementasi pendidikan karakter.
MI Tarbiaytul Ulum Jembrak merasa ada beberapa hal yang
kurang mendukung dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan karakter
secara maksimal yaitu sarana dan prasarana yang kurang memadahi, dasar
ilmu agama masyarakat yang masih kurang, guru tidak dapat mengontrol
kebiasaan peserta didik di luar jam belajar, sedangkan jam belajar terbatas
pada jam efektif. Pihak madrasah belum berani menambah jam di luar jam
efektif dikarenakan kurangnya anggaran madrasah yang selama ini sumber
utama hanya dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Adapun kondisi
ekonomi orang tua/wali peserta didik rata-rata bermatapencaharian petani
dengan hasil yang tidak menentu.
Faktor-faktor penghambat tersebut cukup berpengaruh karena
pihak madrasah merasa kurang berani ketika akan melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu yang dapat mendukung perkembangan peserta didik.
Akan tetapi dalam realitanya menurut pengamatan peneliti MI
Tarbiyatul Ulum sejauh ini walaupun dalam keterbatasan telah berupaya
secara maksimal dengan kondisi yang sesuai apa adanya
mengimplementasikan pendidikan karakter dengan beberapa program
kegiatan yang tidak membutuhkan banyak biaya.
Keteladanan dari lingkungan madrasah menjadi unsur yang paling
utama dalam pendidikan karakter sebagaimana program keteladanan yang
telah ditetapkan sebagai bentuk komitmen MI Tarbiyatul Ulum untuk
mendukung dan mewujudkan pendidikan karakter.
D. MI Miftahun Najihin Kauman Lor
MI Miftahun Najihihin Kauman Lor yang terletak tepat di pinggir jalan
cukup ramai menjadikan madrasah ini mudah dijangkau dari berbagai arah.
Hanya saja pihak madrasah harus senantiasa untuk menghimbau para peserta
didik untuk selalu berhati-hati karena banyak sekali kendaraan yang berlalu
lalang. Kondisi ini menunjukkan bahwa MI Miftahun Najihin berada di lokasi
semi perkotaan, walaupun masuk dalam wilayah pedesaan. Dalam ilmu
manajemen kelas disebutkan bahwa lokasi madrasah yang berada di pinggir
jalan raya akan kurang kondusif sebagai tempat pembelajaran. Hanya saja
sejauh ini MI Miftahun Najihin tidak merasa bermasalah adanya kondisi
tersebut, hal ini disebabkan karena peserta didik sudah merasa terbiasa,
sehingga mereka tetap fokus pada proses pembelajaran. Walaupun demikian
suasana ketenangan belajar tetap akan berbeda dengan madrasah-madrasah
yang jauh dari keramaian jalan raya seperti MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, MI
Miftahul Huda Sumberejo 01, dan juga termasuk MI Pabelan.
Visi dan misi yang dimilki MI Miftahun Najihin adalah terdidik
terampil dan akhlakul karimah. Visi yang singkat jelas dan terarah, yaitu
mengutamakan pendidikan serta pengembangan potensi peserta didik dan
menanamkam akhlakul karimah sebagai wujud dari implementasi pendidikan
karakter. Secara sistematis terurai dalam misi dan diaktualisasikan melalui
program-program yang dimiliki MI Miftahun Najihin Kauman Lor. Di
antaranya program pembiasaan seperti sholat dhuha bersama, sholat dhuhur
berjamaah, upacara hari senin, ekstrakurikuler drum band, pramuka, kegiatan
tahunan (aut bound).
MI Miftahun Najihin Kauman Lor memiliki guru sebagai tenaga
pendidik sejumlah 10 orang yang telah memiliki gelar sarjana. Dari data ini
dapat digambarkan bahwa MI Miftahun Najihin sudah memiliki kualitas
pendidik yang baik yaitu memenuhi standar sebagai seorang pendidik. Dengan
adanya tenaga pendidik yang berkualitas secara ideal akan menghasilkan out
put madrasah yang berkualitas pula. Ungkapan ini dapat dihubungkan dengan
adanya bukti kongkrit bahwa MI Miftahun Najihin memiliki kualitas yang
baik yaitu dibuktikan prestasi yang pernah diraih oleh madrasah ini tidak
sedikit, mulai meraih juara dari aspek potensi yang dimiliki peserta didik
(bakat/minat) sampai pada aspek dari berbagai mata pelajaran.
1. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Miftahun Najihin Kauman Lor
Menyimpulakan dari uraian tentang kebiasaan para peserta didik
MI Miftahun Najihin Kauman Lor dapat di mengerti bahwa para mereka
memiliki karakter yang sangat menonjol di antaranya:
a. Religius, nampak pada kebiasaan peserta didik dalam mengikuti
kegiatan sholat dhuha setiap pagi secara rutin dan tertib. Surat-surat
pendek yang dijadikan target oleh madrasah juga telah dihafalkan
dengan baik, terbukti ketika sesudah melaksanakan sholat dhuha dan
sebelum kegiatan pembelajaran anak-anak menghafal bersama-sama
secara kompak.
b. Disiplin. Karakter ini nampak dalam segala kegiatan, seperti mulai dari
datang ke sekolah tepat waktu, mengikuti kegiatan upacara dengan
tertib, berpakaian dengan rapi, mengikuti pembelajaran dengan baik,
dan keluar masuk kelas dengan sopan (minta ijin ketika akan keluar
kelas dalam waktu pembelajaran).
c. Rasa ingin tahu dan komunikatif. Karakter ini terlihat ketika peserta
didik berada di kelas pada jam pembelajaran berani bertanya langsung
pada guru ketika kurang memahami materi yang disampaikan.
d. Sopan santun, terlihat ketika anak terbiasa berjabat tangan pada saat
sampai di sekolah, masuk kantor mengucapkan salam, dan patuh saat
diperintah.
e. Kejujuran, nampak ketika suatu ketika guru menanyakan peserta didik
yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), dengan
mengungkapkan alasannya secara runtut.
Dari karakter-karakter yang nampak tersebut menunjukkan adanya
keberhasilan dari program-program madrasah yang dilaksanakan secara
rutin. Serta dapat disimpulkan bahwa secara umum peserta didik MI
Miftahun Najihin Kauman Lor memiliki karakter yang baik.
2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan
Kepala MI Miftahun Najihin Kauman Lor
Pendidikan karakter diartikan oleh Kepala MI Miftahun Najihin
sebagai pendidikan yang mengarah pada kepribadian peserta didik agar
supaya anak memiliki karakter yang baik. Pengertian yang sederhana akan
tetapi mengarah pada tujuan pendidikan karakter itu sendiri, belum terurai
tentang apa yang dimaksud dari karakter ataupun pendidikan karakter.
Pendapat dari Kepala MI Miftahun Najihin bahwa sebelum adanya
program pendidikan karakter, madrasah (MI) terlebih dahulu telah
melakukan pendidikan karakter. Ungkapan yang tepat, karena memang
madrasah sebagai „Sekolah Islam‟ sejak dari dulu mengajarkan ilmu
pendidikan akhlak dalam satu mata pelajaran tersendiri. Menurut
pengamatan peneliti, ungkapan tersebut tidak dapat disalahkan, hanya saja
tetap ada perbedaan antar kondisi sebelum ada program pendidikan
karakter dengan setelah adanya program tersebut.
Rasa tanggung jawab para guru lebih nampak ketika ada program
pendidikan karakter, program yang sistematis, dan integrasi pendidikan
karakter nampak lebih jelas dari pada ketika belum ada program tersebut.
Sama halnya dengan yang dilakukan oleh kepala MI Miftahun
Najihin yang memanajemen madrasahnya untuk mensukseskan program
pendidikan karakter. Adapun analisis tentang manajemen kepemimpinan
Kepala MI Miftahun Najihin Terurai sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan terwujud dalam visi, misi dan tujuan yang secara
jelas menunjukkan adanya tujuan untuk menjadikan peserta didik yang
memiliki akhlakul karimah. Dari sini telah jelas bahwa program
pendidikan karakter telah masuk dalam program MI Miftahun Najihin
Kauman Lor.
Upaya kepala madrasah untuk mensukseskan program tersebut
dibuatlah kegiatan kongkrit yang menjadi program madrasah mulai
dari kegiatan pembiasaan harian, mingguan, jeda semester dan
tahunan. Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan tentang kegiatan dan
jadwal pelaksanaanya, dengan ini dapat dianalisis bahwa komitmen
untuk mengimplementasikan pendidikan karakter telah ada.
Langkah awal setelah program tersusun pihak madrasah
berusaha mensosialisasikan terutama kepada guru, sekaligus membagi
tugas dalam pelaksanaan program yang ada, kepada peserta didik agar
supaya mereka tahu dan memiliki target yang harus mereka raih
selama sekolah di madrasah tersebut, dan kepada orang tua/wali serta
masyarakat setempat termasuk komite dan pengurus, agar supaya
mereka ikut merasa bertanggung jawab, dengan cara menciptakan rasa
memiliki terhadap madrasah yang ada.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian sebagaimana halnya yang dilakukan yaitu
membagi tugas untuk implementasi pendidikan karakter, serta
menuntut pertanggung jawabannya secara penuh terhadap tugas-tugas
yang telah terbagi dengan disesuaikan terhadap kemampuan yang
dimiliki masing-masing guru. Contohnya pelaksanaan sholat dhuha,
maka penanggung jawab utama adalah guru yang benar-benar dengan
ahlinya. Demi suksesnya pendidikan karakter kepala madrasah
membuat kebijakan dan penetapan di luar kurikulum seperti
mensyaratkan anak menghafal surat Yasin dan Tahlil untuk mengambil
ijazah (kelas 6).
c. Memimpin
Setelah dibagi tugas dalam pelaksanaanya kepala madrasah
telah memiliki hak untuk memimpin dan mengatur ketika ada hal-hal
yang harus dibenahi. Adapun yang dilakukan kepala MI Miftahun
Najihin adalah memberikan kepercayaan penuh kepada para guru
untuk menyelesaikan tugasnya sebagai koordinator dalam program-
program kegiatan yang ada. Kepala madrasah tidak terlalu ikut campur
agar supaya guru dapat memaksimalkan hasil dari tugasnya masing-
masing, cukup memberikan kata persetujuan ketika ada guru yang
memiliki ide baik dalam pengembangan dari program yang telah ada.
d. Mengendalikan
Pengendalian dengan cara mengontrol kegiatan pada waktu
pelaksanaan, atau dengan mengontrol hasil sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Dalam arti kepala madrasah di sini memiliki sifat
kepemimpinan yang demokratis, yaitu tegas, komitmen, dan berupaya
memberikan kesempatan pada guru untuk mengembangkan kegiatan
yang ada.
Manajemen Kepala MI Miftahun Najihin dalam implementasi
pendidikan karakter sudah sangat bagus dan mengarah pada program
pendidikan karakter secara tepat dan merata. Sistematis dan komitmen
dari semua pihak di madrasah untuk menjalankan program yang ada.
Adapun program kegiatan yang digunakan sebagai implementasi
pendidikan karakter adalah sholat dhuha, tadarus surat pendek, upacara
bendera setiap hari senin, sholat dhuhur berjamaah, membiasakan
menggunakan bahasa Jawa (Krama Inggil), dan senam setiap Jum‟at pagi
sebagai kegiatan pembiasaan harian. Kegiatan ini mengarah pada
pembentukan karakter religius, kedisiplinan, tanggung jawab, dan
kebersamaan. Ada pula kegiatan out bound, pramuka, drum band,
rekreasi, mujahadah, dan juga akhirusanah sebagai kegiatan tahunan dan
pengembangan potensi diri.
Kegiatan-kegiatan yang ada telah cukup untuk menunjukkan
adanya komitmen MI Miftahun Najihin dalam melaksanakan program
pendidikan karakter sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh
madrasah tersebut. Selain dari itu juga membuktikan bahwa kepala
madrasahnya telah memahami pendidikan karakter dengan baik serta
diimplementasikan dengan manajemen kepemimpinan yang matang.
3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Pembelajaran Guru
MI Miftahun Najihin Kauman Lor
Pengertian pendidikan karakter menurut guru MI Miftahun Najihin
Kauman Lor adalah sebagai pendidikan jasmani dan rohani peserta didik
terutama berhubungan dengan akhlak. Pengertian ini hampir sama dengan
pengertian dari guru-guru yang lain, hanya saja di sini disebutkan dengan
bentuk pendidikannya yang berwujud pendidikan jasmani dan rohani.
Cukup mudah untuk dimengerti, karena karakter yang merupakan
sebuah kebiasaan yang nampak pada perilaku sebagai bentuk dari
pendidikan jasmani, akan tetapi perilaku telah dijalankan oleh pikiran dan
perasaan atau hati yang telah terstruktur sehingga tidak menunggu adanya
berfikir panjang sebagai bentuk pendidikan rohani.
Program pendidikan karakter diimplementasikan dalam
pembelajaran dengan menggunakan manajemen kelas yaitu menggunakan
pendekatan dengan cara berkarakter seperti komunikatif untuk menjalin
kedekatan peserta didik dengan guru, sebagai langkah untuk
mempermudah mengarahkan peserta didik yang berkarakter.
Pendekatan yang baik dan cukup efisien, hanya saja menurut
peneliti ketika menjalin kedekatan dengan peserta didik harus memiliki
batasan-batasan kedekatan tersebut. Karena dikhawatirkan kedekatan
peserta didik kepada guru biasanya menjadikan hilangnya rasa segan, dan
rasa hormat para peserta didik pada gurunya, sehingga kewibawaan guru
akan berkurang.
Penekanan karakter yang ditargetkan oleh guru sangat baik yaitu
sikap kejujuran. Satu karakter yang ditargetkan akan tetapi karakter ini
dapat menunjukkan kepribadian peserta didik.
Sistem penilaian yang diterapkan guru bahwasanya prestasi peserta
didik bukan hanya prestasi akademik akan tetapi karakter kepribadian
sebagai tolak ukurnya merupakan keputusan yang tepat sebagai wujud
implementasi pendidikan karakter.
Dapat disimpulkan tentang pemahaman pendidikan karakter adalah
baik dan diimplementasinya melalui manajemen pembelajaran yang baik
pula. Yaitu guru mengambil langkah dengan pengembangan desain
pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi peserta didik.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter di
MI Miftahun Najihin Kauman Lor
Pelaksanaan pendidikan karakter di MI Miftahun Najihin Kauman
Lor memiliki dukungan yang baik mulai dari sikap tanggung jawab guru,
terjalin kerja sama yang baik, rasa kepemilikan dari masyarakat setempat,
dan lingkungan yang mendukung yaitu dekat dengan lembaga pendidikan
pondok pesantren. Sama halnya yang dimiliki oleh madrasah-madrasah
lain yaitu kerja sama yang baik merupakan faktor utama dalam
keberhasilan program pendidikan karakter. Ada hal yang berbeda yaitu
adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap madrasah tersebut
menjadikan motivasi tersendiri bagi pihak madrasah, karena akan lebih
mudah untuk menjalin kerja sama dan dukungan dari mereka.
E. MI Pabelan
Madrasah Ibtidaiyah Pabelan yang terletak di pusat desa kecamatan
memiliki lokasi yang sangat nyaman, karena gedung madrasahnya terletak
cukup jauh dari jalan raya bahkan berada di tengah-tengah perkampungan dan
persawahan. Sebagaimana tersebut dari lokasi ini dapat menunjukkan lokasi
pembelajaran yang sangat nyaman dan kondusif.
Visi, misi dan tujuan yang dimiliki senada dengan madrasah-madrasah
yang lain yaitu mengutamakan pendidkan akhlaku karimah. Akan tetapi ada
hal yang cukup signifikan yang membedakan dengan madrasah-madrasah
yang lain yaitu adanya penekanan yang cukup serius terhadap prestasi
akademis peserta didik, dengan harapan akan membawa prestasi bagi
madrasah itu sendiri. Tersebut secara jelas bahwa tujuan pertama dari MI
Pabelan adalah mendapatkan nilai rata-rata ujian akhir 8,0.
Secara mendasar analisis peneliti menghawatirkan dengan adanya
pengutamaan prestasi akademik akan mengesampingkan pendidikan karakter.
Akan tetapi dalam pengamatan peniliti menemukan bahwa MI Pabelan
memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam melaksanakan program
pendidikan karakter. Contoh kongkrit dalam menanamkan nilai religius
sekaligus kejujuran yaitu setiap pagi hari ada kegiatan apel rutin di halaman
bersama seluruh peserta didik, kemudian menanyakan keaktifan peserta didik
dalam melaksanakan sholat lima waktu dengan jawaban yang sesungguhnya.
MI Pabelan memiliki tenaga pendidik berjumlah sembilan dengan
delapan dari mereka telah memiliki gelar sarjana, dan satu dari mereka
berpendidikan D3, dan sedang dalam menempuh pendidikan Sarjana.
Memperhatikan dari tenaga pendidik yang ada dapat dinilai madrasah ini
memiliki kualitas yang baik, karena bagaimanapun juga tenaga pendidik
(guru) memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan sebuah lembaga
pendidikan. Yaitu dengan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki
akan berpengaruh pada manajemen yang digunakan dalam melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik.
Prestasi yang dimiliki MI Pabelan dari berbagai macam perlombaan
mulai dari akademis madrasah, cabang mata pelajaran yang mendominasi
juara I, dan porseni dapat menunjukkan adanya keberhasilan madrasah dalam
mewujudkan visi, misi, dan tujuan MI Pabelan itu sendiri.
1. Gambaran Karakter Peserta Didik MI Pabelan
MI Pabelan yang dipandang sebagai madrasah yang berprestasi
terbaik di Kecamatan Pabelan, menunjukkan bahwa peserta didiknya juga
memiliki karakter yang baik. Terbukti dalam uraian tentang gambaran
karakter peserta didik MI Pabelan pada bab sebelumnya dapat dianalisis
bahwa peserta didik MI Pabelan memiliki karakter yang sangat kuat
terutama dalam indikator kejujuran, rasa ingin tahu yang besar, religius,
tanggung jawab, peduli lingkungan, komunikatif, kreatif, cinta damai, dan
sopan santun.
a. Kejujuran nampak setiap pagi ketika ada kegiatan cek solat, yang
mana selain ditanya guru juga bekerja sama dengan orang tua di rumah
untuk mengontrolnya.
b. Rasa ingin tahu yang besar terlihat dari motivasi belajar anak, sehingga
dapat memiliki prestasi yang baik.
c. Religius, yaitu rajin melaksanakan ibadah, berdo‟a dengan khusyu‟,
mengikuti kegiatan madrasah seperti sholat dhuha dengan baik.
d. Tanggung jawab, yaitu anak mengerjakan tugas dari guru dengan baik.
e. Peduli lingkungan, terbukti kepedulian anak terhadap kebersihan
madrasah.
f. Komunikatif, nampak dari keaktifan anak ketika belajar di dalam kelas
dan terbiasa mengucapkan salam.
g. Kreatif, yaitu anak senang menghias kelas dengan berbagai karyanya
sendiri-sendiri.
h. Cinta damai, terlihat dari sikap saling menghargai, bekerja sama, dan
toleransi antar sesama peserta didik.
i. Sopan santun, nampak dari sikap dan perilaku anak yang memiliki rasa
hormat pada guru atau orang tua.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa peserta didik MI Pabelan
memiliki karakter kepribadian yang kuat dan baik.
2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan
Kepala MI Pabelan
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Pabelan menyebutkan bahwa
pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan
pendidikan akhlak, yang bertujuan mengembangkan peserta didik untuk
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sehingga dapat
memelihara hal-hal yang baik dengan diwujudkan dalam tingkah laku.
Pengertian yang sangat lengkap dan mendasar, ini menunjukkan
pemahaman kepala madrasah tentang pendidikan karakter yang harus
diterapkan dalam madrasah yang dipimpinnya. Hal ini terbukti dari
keseriusan dan komitmen kepala madrasah dalam membuat dan
melaksanakan program-program madrasah yang berbasis pada pendidikan
karakter.
Ada beberapa program yang menonjol dibanding dengan madrasah
lain yaitu penekanan sikap kejujuran melalui apel setiap pagi dan
menanyakan pelaksanaan sholat lima waktu. Kegiatan ini berjalan dengan
baik karena madrasah konsisten dan komitmen terhadap program tersebut
serta menunjukkan tingkat keberhasilan yang baik pula. Terbukti hari demi
hari peserta didik yang tidak rutin melaksanakan sholat lima waktu
semakin berkurang.
Adapun program yang lain adalah penanaman karakter
kebersihan/menjaga lingkungan, Kepala MI Pabelan menyebutnya dengan
istilah „polisi siswa‟, yaitu semua siswa adalah polisi kebersihan yang
memiliki kewajiban untuk menjaga kebersihan lingkungan madrasah dan
memiliki hak untuk menembak pelanggar yaitu anak yang membuang
sampah di sembarang tempat. Program ini berhasil sesuai yang diharapkan
terbukti adanya lingkungan madrasah yang bersih dan asri. Karena
walaupun anak yang berperan tetapi guru tetap bertanggung jawab dan
mengontrol ketika ada kejadian pelanggaran.
Tidak dapat dipungkiri kalau MI Pabelan memiliki prestasi yang
baik, karena di MI Pabelan ini tidak hanya berprestasi dalam bidang
akademik, akan tetapi juga berkarakter yang baik.
Dari realita-realita tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Kepala
MI Pabelan memiliki manajemen yang sangat matang sebagai seorang
pemimpin. Telah nampak dalam perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian dari kepala madrasah terhadap program-
program madrasah. Yaitu membuat visi, misi, dan tujuan yang jelas,
memberikan teladan kepada guru dan karyawan, menjalin kerja sama yang
baik, serta konsisten dan komitmen yang kuat.
3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Pembelajaran Guru
MI Pabelan
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengutamakan pada
tingkah laku peserta didik sehingga anak memiliki sikap dan perilaku yang
baik. Pengertian ini menunjukkan bahwa guru mengimplementasikan
pendidikan karakter walaupun pengertian secara mendetail belum
disebutkan. Pendidikan karakter merupakan proses pembentukan
kecakapan secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama
manusia.148
Dua pengertian yang nampaknya berbeda jauh dalam segi
bahasanya, akan tetapi arahan atau tujuan yang ada adalah sama yaitu
„proses pembentukan kecakapan ke arah alam dan sesama manusia‟
diwujudkan dalam tingkah laku baik terhadap orang lain maupun alam
lingkungan sekitarnya termasuk Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha
Pencipta.
Manajemen pembelajaran yang digunakan guru dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter adalah menggunakan
manajemen kelas yang kondusif dan komitmen terhadap tata tertib yang
dibuat secara bersama-sama.
Sesuai dengan hasil observasi menunjukkan adanya suasana kelas
yang memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi baik dalam lingkungan
fisik kelas maupun kehangatan suasana pembelajaran. Ada beberapa
program kelas yang telah diterapkan untuk mewujudkan program
pendidikan karakter selain dari program yang telah ada di madrasah secara
umum. Hal ini menunjukkan rasa tanggung jawab guru yang maksimal
terhadap apa yang menjadi kewajibannya. Yakni guru tidak cukup
148
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm. 67.
mengikuti program madrasah, melainkan guru juga memiliki target sendiri
bagi peserta didiknya yang diimplementasikan dalam kegitan
pembelajaran di dalam kelas.
Dengan demikian dapat dinilai bahwa ada daya saling mendukung
antara guru, kepala madrasah, dan lingkungan madrasah dalam
mewujudkan pendidikan karakter.
Selain dari itu dalam manajemen pembelajaran guru juga
dibuktikan telah terencana secara sistematis, mulai dari materi, metode dan
evaluasi sebagaimana tertulis dalam administrasi kegiatan pembelajaran,
mulai dari silabus, RPP, penilaian, absensi, dan partofolio peserta didik.
Ada beberapa manajemen kelas yang menarik dan berbasiskan
pendidikan karakter yaitu: menghias ruang belajar/kelas, menata tempat
duduk yang bervariasi, tempat duduk bergantian secara periodik, infaq
setiap hari jum‟at, punishmen terhadap anak yang berkata jorok/kotor,
mempraktekkan materi pembelajaran yang sesuai secara langsung.
Program-program ini berjalan dengan baik dan terbukti dapat
memberikan motivasi pada peserta didik untuk komunikatif, kreatif,
peduli, saling menghargai dan cinta damai.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter di
MI Pabelan
Implementasi pendidikan karakter di MI Pabelan telah berjalan
dengan baik dan menunjukkan hasil yang cukup maksimal. Ini tidak lain
merupakan hasil kerja dari kepala madrasah, guru, karyawan, serta
dukungan dari pihak orang tua dan masyarakat.
Menelaah lebih dalam tentang faktor-faktor yang mendukung
pelaksanaan pendidikan karakter yang belum disebutkan oleh madrasah-
madasah sebelumnya adalah keterlibatan dari pengurus dan komite yang
sangat bertanggung jawab untuk menjadikan madasahnya yang lebih maju
dan berprestasi.
Sebagaimana disebutkan juga bahwa salah satu yang mendukung
implementasi pendidikan karakter adalah adanya dewan guru yang masih
muda-muda. Sangat dimengerti karena memang ketika gurunya masih
muda-muda idealnya mereka akan memiliki spirit dan motivasi yang
sangat tinggi. Adapun faktor-faktor yang lain adalah sebagaimana yang
dimiliki oleh madrasah-madrasah lainnya seperti kerja sama yang baik,
dukungan dari orang tua, atau bahkan pada aspek sarana dan prasarana.
Adapun faktor-faktor yang dirasa cukup menghambat dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter adalah lingkungan rumah atau
keluarga yang belum sesuai dengan yang dikehendaki pihak madrasah.
Faktor ini merupakan faktor yang secara umum dihadapi oleh madrasah-
madrasah yang ada. Satu faktor yang belum disebutkan pada objek
penelitian sebelumnya yaitu pengaruh televise yang begitu kuat untuk
diikuti atau ditiru oleh peserta didik.
Menurut peneliti yang pasti faktor ini dihadapi oleh semua
madrasah selama peserta didik masih lebih memilih menonton televisi dari
pada membaca untuk belajar. Analisis peneliti mengarahkan bisa
dimungkinkan ketika peserta didik tidak memiliki kegiatan atau aktifitas
maka pilihan pertama untuk mengisi waktu luangnya adalah menonton
televisi. Dengan kata lain ketika anak memiliki tugas dari guru contohnya,
maka mereka akan lebih berkurang waktunya untuk menonton televisi.
Akan tetapi kembali pada faktor yang lain yaitu bagaimanapun juga guru
tetap memerlukan kerja sama yang baik dengan orang tua/wali di rumah,
sebagai pengontrol langsung bagi putra putrinya. Bagaimana karakter
orang tuanya dalam membagi waktu bagi anaknya, dengan memperhatikan
kapan waktunya peserta didik untuk belajar dan kapan waktunya untuk
bermain.
Sejauh ini MI Pabelan sudah berada dalam tingkat keberhasilan
dalam mengimplementasikan pendidikan karakter, karena target yang
menjadi tujuan pembelajarnnya sudah banyak yang berhasil. Dalam arti
faktor-faktor penghambat yang disebutkan bukanlah sesuatu hal yang
menjadikan gagalnya pelaksanaan program pendidikan karakter. Hanya
saja cukup menghalangi dalam pengembangan kegiatan, dan tidak dari
semua peserta didik mengalami hal yang sama (penghambatan).
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan analisis tentang implementasi
pendidikan karakter dalam manajemen kepemimpinan kepala madrasah dan
manajemen pembelajaran guru MI Kecamatan Pabelan, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Secara umum peserta didik MI Kecamatan Pabelan memiliki karakter
yang kuat di antaranya yang paling menonjol adalah religius, komunikatif,
cinta damai, peduli sosial, sopan santun/menghargai, rasa ingin tahu,
mandiri, cinta tanah air, kejujuran dan tanggung jawab. Bahkan ada
beberapa madrasah yang peserta didiknya telah memiliki karakter disiplin
yang tinggi, peduli lingkungan dan gemar membaca. Namun masih ada
juga madrasah yang masih harus diperhatikan dari karakter-karakter
tersebut.
2. Pendidikan karakter dipahami dan diimplementasikan dalam manajemen
kepemimpinan oleh Kepala MI Kecamatan Pabelan dengan baik. Yakni
Kepala MI Kecamatan Pabelan secara umum memahami pendidikan
karakter sebagai pendidikan yang bertujuan membentuk akhlak mulia dan
pembiasaan perilaku yang baik pada peserta didik. Kemudian
diimplementasikan melalui program kegiatan madrasah dan pembelajaran
sehari-hari.
3. Para guru Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Pabelan memahami dan
mengimplementasikan pendidikan karakter dengan baik melalui
manajemen pembelajaran yang berfariatif dengan menyesuaikan situasi
dan kondisi sumber daya madrasah yang ada. Guru MI Kecamatan
Pabelan memahami pendidikan karakter sebagai usaha membentuk peserta
didik menjadi berkarakter yang diterapkan dalam kebiasaan kehidupan
sehari-hari. Implementasinya melalui pembiasaan atau manajemen kelas,
keteladanan atau diintegrasikan dalam materi pembelajaran.
4. Secara umum implementasi pendidikan karakter di MI Kecamatan Pabelan
dapat berjalan dengan baik dikarenakan adanya beberapa faktor yang
mendukung di antaranya terjalin kerja sama yang baik antara kepala
sekolah, guru, orang tua/wali peserta didik, pengurus dan komite
madrasah, serta lingkungan fisik dan sosial madrasah. Adapun hal-hal
yang menghambat adalah adanya latar belakang keluarga peserta didik
yang kurang memberikan motivasi dengan berbagai alasan/kondisi yang
berbeda-beda, terlebih ada yang ditinggal pergi oleh orang tuanya. Serta
ketika madrasah kurang adanya kerjasama sebagaimana tersebut di atas
maka akan mengalami hambatan dalam implementasi pendidikan karakter.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dari beberapa Madrasah Ibtidaiyah
di Kecamatan Pabelan dapat direkomendasikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Untuk kepala madrasah, diharapkan untuk selalu membuat perencanaan
program madrasah yang berbasis pendidikan karakter dengan
menyesuaikan kondisi lingkungan yang ada, lebih tegas dan demokratis
dalam memimpin, dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh
stakeholder madrasah dan mengadakan evaluasi dari manajemen
kepemimpinan yang diterapkan.
2. Untuk guru diharapkan selalu membuat perencanaan dan target dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran dan
memperhatikan tingkat perkembangan karakter peserta didik.
3. Untuk pengurus, komite, dan masyarakat sekitar lingkungan madrasah
diharapkan ada rasa memiliki terhadap madrasah yang dikelola,
mendukung dan membantu jalannya program madrasah, senantiasa
mengawasi keberlangsungan seluruh kegiatan madrasah untuk mengetahui
tingkat perkembangannya.
4. Untuk orang tua/wali peserta didik diharapkan selalu mendukung program
kegiatan madrasah untuk mencapai program pendidikan karakter yang
maksimal, selalu mengawasi pergaulan putra-putrinya ketika di luar jam
belajar di madrasah, dan ciptakan komunikasi yang baik antara orang
tua/wali peserta didik dengan pihak madrasah.
5. Pusat Diklat Pendidikan diharapkan mengadakan pelatihan dan pendidikan
tentang implementasi pendidikan karakter bagi guru-guru madrasah.
DAFTAR PUSTAKA
Agustia, Ari Ginanjar. Bangkit dengan 7 Budi Utama. Jakarta: PT Arga
Publishing, 2009.
Ahmad bin Hanbal. Musnad Imam Ahmad bin Hanbal Jilid 2. Bairut: Maktabah
Islami, 1978 M/1398 H.
Ahmadi, Wahid. Risalah Akhlak. Jakarta: Era Intermedia, 2004.
Asmani, Jamal Ma‟mur. Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan
Pendidikan Profesional. Jogjakarta: Diva Press, 2009.
Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Atmosudirjo, S. Prajudi , Administrasi dan Manajemen Umum: Jilid II. Jakarta:
Ghalia Indonesia, 1976.
Azwar, Saifudin. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2007.
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen Kepemimpinan Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Daymon, Christine. Metode-metode Riset Kualitatif dalam Publik Relation dan
Marketing Communication. Jogjakarta: Bintang, 2008.
Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahannya Al-Jumānatul „Alī.
Jakarta: CV Penerbit J-Art, 2004.
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Surabaya: CV. Karya
Utama, 2005.
Djamaroh, Syaiful Bakhri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006.
Dubrin, A. J. Leadership: Research Finding Practices and Skills. Boston:
Hougthon Mifflin Company, 2001.
Echols, John M & Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia, 2006.
Frye, Mike at all. (Ed.) (2002).Character Education: Informational Handbook
andGuide for Support and Implementation of the Student Citizent Act of
2001. North Carolina: Public Schools of North Carolina, 2002.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Handayaningrat, Soewarno. Pengantar Studi Administrasi dan Manajemen.
Jakarta: CV. Haji Masagung, 1988.
Hasibun, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Gunung Agung,
1985.
Hastuti, Rahma & Sri Tiatri. Pendidikan Karakter oleh Guru (Studi Kasus Di
Sekolah Dasar Islam Di Jakarta). Jakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Tarumanegara, 2012.
Hidayatullah, Furqon. Pidato Kuliah: Pendekatan Strategi Pendidkan Nilai. 2
Oktober 2013: 08.30 WIB.
Judiani, Sri. “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Melalui
Penguatan Kurikulum , Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Volume
16, Edisi Khusus III (Maret 2013).
Kementrian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat
Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pedoman Sekolah. 2011.
Kesuma, Dharma. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012.
Koesoema, Doni A. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: Grasindo, 2010.
Koontz, et.al, Management. seventh sedition. Mc Grow Hill, Inc., 1980.
Lickona, Thomas. Educating for Character: How Our School Can
TeachRespect and Responsibility. New York, Toronto, London,
Sydney, Aucland: Bantam books, 1991.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Potensi Guru.
Bandung: PT Remaja Rosdakary, 2008.
Margono, S.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Masrukhi, “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
Pembangun Karakter”. Universitas Negeri Semarang, 2008.
Miles, Matthew B. & A. M. Huberman. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah:
Roehendi Rohidi. Jakarta: UI Press, 1992.
Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005.
Mukhtar, Desain Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: CV. Misaka Galisa,
2003.
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007.
Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia.
Yogyakarta: Al-Munawwir, 1984.
Muslich, Masnur. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Nasir, Ridlwan. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren
di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung, 1984.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1982.
Prabowo, Sugeng Listyo & Faridah Nurmaliyah. Perencanaan Pembelajaran.
Malang: UIN Maliki Press, 2010.
Purwanto, M. Halim. et. Al. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber
Widya, 1991.
Rasul, Djuharis. “Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Ekonomi Kreatif, dan
Kewirausahaan dalam Belajar Akif.” Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan 19 (2013).
Rifa‟i, Moh. 300 Hadits Bekal Dakwah dan Pembina Pribadi Muslim.
Semarang: Wicaksana, 1996.
Ryan, Kevin & Karen E. Bohlin. Building Character in Scools: Pactical Ways to
Bring Moral Instruction to Life. San Francisco: Jossey Bass, 1999.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana, 2008.
Saroni, Muhammad. Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006.
Sa‟ud, Udin Syaefudin & Abin Syamsudin Makmun. Perencanaan Pendidikan.
Bandung: Rosdakarya, 2005.
Siagian, Sondang P. Filsafat Administrasi. Jakarta: CV. Haji Masagung, 1989.
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi
Aksara, 1991.
Sriyanti , Lilik. dkk., Teori-teori Pembelajaran. Salatiga: STAIN Salatiga Press,
2009.
Stoner, James A.F. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan dalam
Manajemen. Penerjemah: Drs. Sahat Simanora, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1993.
Terry, George R, Asas-asas Managemen (Terj. Winadi). Bandung: Alumni,
1986.
Trewatha, Robert L & Newport M Gene, Management and Organization. Texas:
Bussines Publication Inc, 1982.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Usman. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat
Prss, 2002.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Toeritik dan
Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995.
Ya‟qub, Hamzah. Etika Islam. Bandung: CV. Diponegoro, 1983.
Zuchdi, Darmiyati, Pendidikan Karakter: Grand Design dan Nilai-nilai Target.
Yogyakarta: UNY Press, 2009.
, Pendidikan Karakter: dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta:
UNY Press, 2011.
, Pendidikan Karakter: Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan
Tinggi Yogyakarta: UNY Press, 2013.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-marzuki-mag/dr-marzuki-
mag-integrasi-pendidikan-karakter-dalam-pembelajaran-di-smp.pdf.
Dikutip 19 April 2014, Jam: 19.00 WIB.
http://www.scribd.com/doc/69424102/Pendidikan-Budaya-Dan-Karakter-
Bangsa, Dikutip 19 April, Jam: 19.00 WIB.
http://www.urbanext.uiuc.edu, Gholar, Character Education: Creating a
Framework for Exellence. Urban Programs Resource Network,
Retrieved, 2004, dalam Dikutip 05 Mei 2014, Jam: 21.00 WIB.
jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/download/311/347. Utomo, Sugeng.
Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah yang Efektif, dalam Diukutip
Tanggal 20 Juni 2014, Jam 21.00. WIB.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Data prestasi MI Kecamatan Pabelan
Lampiran 2: Contoh RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Lampiran 3: Bukti kehadiran peneliti
Lampiran 4: Pedoman observasi
Lampiran 5: Pedoman wawancara
Lampiran 6: Daftar pertanyaan angket dan hasilnya
Lampiran 7: Transkip wawancara
Lampiran 8: Foto-foto yang terkait dengan tema penelitian
Lampiran 9: Lembar bimbingan
Lampiran 10: Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 11: Surat keterangan bukti penelitian
BIODATA PENULIS
Nama : Siddiqoh
Tempat/ tanggal lahir : Kab. Semarang/ 16 September 1984
Alamat : Padaan Rt 03 Rw 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang
Pekerjaan : Tenaga pendidik wiyata bakti RA Falahul Mukminin 02
Kec. Pabelan
Nomor Hp : 085640149843
Alamat e-mail : [email protected]
Riwayat pendidikan :
1. Raudhatul Athfal (RA) Hidayatus Sibyan Giling Kec. Pabelan, lulus tahun
1990.
2. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma‟arif Padaan Kec. Pabelan, lulus 1996.
3. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Tarqiyatul Himmah Kauman Lor Kec.
Pabelan, lulus tahun 1999. .
4. MAN 1 Salatiga , lulus tahun 2002.
5. Pondok Pesantren Al Ittihad Poncol Kec. Bringin, lulus tahun 2007.
6. S I Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, lulus tahun 2011.
Lampiran 1 : Data Prestasi MI Kecamatan Pabelan
Data Prestasi MI Miftahul Huda Sumberejo 01
1) Juara 1 Kaligrafi Tingkat Kec.Pabelan (2011)
2) Juara 1 Kaligrafi Tingkat Kab.Semarang (2011)
3) Mewakili Kaligrafi Kab. Semarang Tingkat Propinsi Jawa Tengah (2011)
4) Juara 1 Tartilul Qur‟an Putri Tingkat Kec.Pabelan (2011)
5) Juara 2 Tartilul Qur‟an Putra Tingkat Kota Salatiga (2011)
6) Juara 2 Tartilul Qur‟an Putri Tingkat Kota Salatiga (2011)
7) Juara 1 Tartilul Qur‟an Putra Tingkat Kec.Pabelan (2011)
8) Juara 1 Tartilul Qur‟an Putri Tingkat Kab.Semarang (2011)
9) Juara 2 Tartilul Qur‟an Putra Tingkat Kab.Semarang(2011)
10) Mewakili Tartilul Qur‟an Putri Kab. Semarang Tingkat Provinsi Jawa Tengah
(2011)
11) Juara 2 Voley Ball Putra Tingkat Kec.Pabelan (2011)
12) Juara 2 Voley Ball Putri Tingkat Kec.Pabelan (2011)
13) Juara Umum Pawai Ta‟aruf Drum Band Tingkat Kec.Pabelan (2011)
14) Juara 1 Volley Ball Putra HUT RI Kec. Pabelan (2011)
15) Juara 2 Sepak Bola HUT RI Kec. Pabelan (2011)
16) Juara 1 Tartilul Qur‟an Putri Dalam Silaturahmi Anak Muslim Salatiga (2011)
17) Juara 1 Pidato Bahasa Jawa Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012)
18) Juara 1 Pidato Bahasa Indonesia Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012)
19) Juara 1 Tahfidzul Qur‟an Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012)
20) Juara 2 Olimpiade Sains Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012)
21) Juara 2 Baca Puisi Islami Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012)
22) Juara 2 Sprint Putra Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012)
23) Juara 2 Sprint Putri Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2012)
24) Juara 1 Pidato B.Jawa Porsema Tingkat Kab. Semarang (2012)
25) Juara 2 Tahfidhul Qur‟an Porsema Tingkat Kab.Semarang (2012)
26) Juara 1 Tartilul Qur‟an MTQ Pelajar Putri Tingkat Kec. Pabelan (2012)
27) Juara 3 Mathematic Innovation Competition Tingkat Nasional (2012)
28) Juara 1 Media Pembelajaran Interaktif Tingkat Kabupaten Semarang (2012)
29) Juara 7 Lomba Blog Tingkat Jawa Tengah (2012)
30) Juara 8 Lomba Web Sekolah Tingkat Jawa Tengah Tahun (2012)
31) Juara 10 Media Pembelajaran Interaktif Tingkat Jawa Tengah (2012)
32) Juara 7 Lomba Blog Tingkat Jawa Tengah (2013)
33) Juara 9 Lomba Web Sekolah Tingkat Jawa Tengah Tahun (2013)
34) Juara 9 Media Pembelajaran Interaktif Tingkat Jawa Tengah (2013)
35) Juara 1 Media Pembelajaran Interaktif Tingkat Kab. Semarang (2014).
Prestasi MI Al Ittihad Semowo
1) Juara II Pidato Bahasa Jawa Tingkat Kab. Semarang (2006).
2) Juara III Mapel Bahasa Arab Tingkat KKMI Kab. Semarang (2006).
3) Juara II Mapel SKI Tingkat KKMI Kab. Semarang (2006).
4) Juara II MApel IPA Tingkat KKMI Kab. Semarang (2006).
5) Juara III Pidato Bahasa Inggris Tingkat Departemen Agama Kab. Semarang
(2006).
6) Juara III Kaligrafi Putri Tingkat Departemen Agama Kab. Semarang (2006).
7) Juara I Tilawatil Qur‟an Tingkat Kec. Pabelan (2007).
8) Juara Umum Putra Jambore Ranting Tingkat Kwaran Kec. Pabelan (2008).
9) Juara I Tahsinul Khoth Tingkat Kec. Pabelan (2009).
10) Juara I Karnaval Desa Semowo (2009).
11) Juara I Lomba Senam FSGWB Kec. Pabelan (2011).
Prestasi MI Tarbiyatul Ulum
1) Juara II Lomba Olimpide IPA Porsema Tingkat Kab. Semarang
(2013).
2) Juara I Lomba Olimpide IPA Porsema Tingkat Kec. Pabelan (2013).
3) Juara I Lomba Olimpide IPA Porseni HAB Kemenag Tingkat Kec.
Pabelan (2013).
4) Juara I Lomba Olimpiade Matematika Tingkat MI se-Kecamatan
Pabelan (2012).
5) Juara I Lomba Catur Porseni KKG MI se-Kecamatan Pabelan (2012).
6) Juara III Lomba Cerdas Cermat Aswaja Tingkat MI se-Kecamatan
Pabelan (2012).
7) Juara II Mapel Umum Tingkat MI se-Kecamatan Pabelan (2011).
8) Juara II Mapel Agama Tingkat MI se-Kecamatan Pabelan (2011).
9) Juara II Calistung Kelas I Tingkat MI se-Kecamatan Pabelan (2011).
10) Juara I Lomba Catur Putri Porseni Tingkat MI se-Kecamatan Pabelan
(2010).
11) Juara III Lomba Blog Madrasah Tingkat Kab. Semarang (2014).
Prestasi Mi Miftahun Najihin Kauman Lor
1) Juara I Olimpiade Sains Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012)
2) Juara I Puisi Islami Tingkat MI Se Kec. Pabelan Tahun (2012)
3) Juara II Olimpiade Matematika Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012)
4) Juara I Calistung Putri Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012)
5) Juara II MTQ Putri Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012)
6) Juara II Pidato Bahasa Jawa Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012)
7) Juara I Lari 100 meter Putra Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012)
8) Juara II MTQ Putra Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012)
9) Juara III Lari 100 meter Putra Tingkat MI Se Kec. Pabelan (2012)
10) Juara I Olimpiade MIPABI Tingkat Pelajar MI Ma‟arif Se Kab. Semarang
(2012)
11) Juara II Olimpiade IPA Porsema MI Ma‟arif Se Kab. Semarang (2012)
12) Juara I Olimpiade Ke-NU-an MI Se Kec. Pabelan (2012)
13) Juara I MTQ Putra Pelajar MI Se Kec. Pabelan (2013)
14) Juara II Calistung Putra Porsema MI Se Kec. Pabelan (2013)
15) Juara II Bulu Tangkis Pelajar MI Se Kec. Pabelan (2013)
16) Juara III MTQ LCC PAI dan Aswaja Porsema MI Ma‟arif KAb. Semarang
(2013)
17) Juara II MTQ Putra Porsema MI Se Kec. Pabelan (2013)
18) Juara II Olimpiade Sains Putra Pelajar MI Se Kec. Pabelan (2013)
19) Juara III Bulu tangkis Porsema MI Se Kec. Pabelan (2013)
20) Juara I Marcing Band SD/MI Tingkat Kab.Semarang (2013)
21) Juara III Catur Perorangan HAB Kemenag Kab. Semarang (2014)
Prestasi MI Pabelan
1) Peringkat 2 UAMBN MI Tk Kab. Semarang (2013)
2) Peringkat 1 UN 2013 Tk Kemenag Kab. Semarang
3) Peringkat 3 UN SD / MI 2013 Tk Kecamatan Pabelan
4) Juara III TIK Tk. Kab. Semarang Pabelan (2013)
5) Juara III LCC PAI & Aswaja Tk. Kab. Semarang Pabelan (2013)
6) Juara I Calistung Tk. Kecamatan Pabelan (2013)
7) Juara I LCC PAI & Aswaja Tk. Kecamatan Pabelan (2013)
8) Juara I TIK Tk. Kecamatan Pabelan (2013)
9) Juara I Olimpiade Matematika Putri Tk. Kecamatan Pabelan (2013)
10) Juara I Olimpiade Matematika Putra Tk. Kecamatan Pabelan (2013)
11) Juara II Olimpiade IPA Putra Tk. Kab. Semarang (2013)
12) Juara II Olimpiade IPA Putra Tk. Kecamatan Pabelan (2013)
13) Juara II Catur Putri Tk. Kab. Semarang (2012)
14) Juara III Lompat Jauh Putri Tk. Kab. Semarang (2012)
15) Juara I LCC PAI & Aswaja Tk. Kecamatan Pabelan (2011)
16) Juara I Lomba MIPABI Putra Tk. Kecamatan Pabelan (2011)
17) Juara I Lomba LCC PAI & Aswaja tingkat Kabupaten Semarang (2010)
18) Juara I Olimpiade Sains SD/MI Tk. Kecamatan Pabelan (2010)
19) Juara I LCC PAI & Aswaja Putri Tk. Kecamatan Pabelan (2010)
PEDOMAN OBSERVASI
TENTANG IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA
MADRASAH DAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU
MI SE KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2014
1. Suasana lingkungan madrasah.
2. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
3. Aktifitas siswa ketika di luar kelas.
4. Sikap/perilaku siswa secara umum dengan kepala madrasah, guru, staf,
dan teman-temannya.
PEDOMAN WAWANCARA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN
MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU MI SE
KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
2014
1. Wawancara Kepala Madrasah
a. Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter?
b. Bagaimana anda menanggapi program pendidikan karakter?
c. Bagaimana anda mensosialisasikan program pendidikan karakter?
d. Apa program anda dalam rangka implementasi pendidikan karakter di
MI yang anda pimpin?
e. Karakter apa yang paling ditekankan di MI yang anda pimpin?
f. Bagaimana menurut anda tentang karakter siswa MI yang anda pimpin?
g. Faktor apa yang mendukung dalam pelaksanaan program pendidikan
karakter?
h. Faktor apa yang menghambat pelaksanaan program pendidikan karakter?
i. Apakah ada bukti otentik tentang pelaksanaan program pendidikan
karakter di Madrasah yang anda pimpin?
2. Wawancara Guru Kelas
a. Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter?
b. Daari mana anda mendapatkan informasi tentang pendidikan karakter?
c. Apakah Kepala Madrasah anda memperhatikan tentang implementasi
pendidika karakter dalam pembelajaran guru?
d. Bagaimana program/ langkah-langkah anda dalam rangka
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran?
e. Karakter apa yang paling anda tekankan dalam tujuan pembelajaran
anda?
f. Apakah ada kiat-kiat khusus dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran secara maksimal?
g. Apakah anda sudah merasa berhasil dalam melaksanakan program
pendidikan karakter?
h. Apakah ada bukti otentik tentang implementasi pendidikan karakter?
i. Hal-hal apa yang mendukung terlaksananya program pendidikan
karakter dalam pembelajaran anda?
j. Hal-hal apa yang menghambat dalam pelaksanaan program pendidikan
karakter dalam pembelajaran anda?
3. Wawancara Informan.
a. Bagaimana anda menilai tentang kepemimpinan Kepala Madrasah anda?
(guru/ staf)
b. Bagaimana karakter siswa di Madrasah Ibtidaiyah ini? (guru, staf,
penjaga kantin, tukang kebun).
c. Apakah siswa merasa semangat, senang,dan nyaman ketika belajar di
Madrasah ini? (siswa).
4. Pertanyaan untuk Siswa
Pertanyaan yang disebarkan dengan sistem angket mengacu pada
18 karakter yang telah di tetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional.
PEDOMAN DOKUMENTASI
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN
MANAJEMEN PEMBELAJARAN GURU MI SE
KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
2014
1. Dokumentasi dari hasil pengamatan.
2. Dokumentasi tentang profil sekolah.
3. Dokumentasi program kepemimpinan kepala madrasah.
4. Dokumentasi program pembelajaran guru.
TRANSKIP WAWANCARA
Topik : Survey dan Mohon Ijin Penelitian
Nara Sumber : Kepala Madrasah
Hari pertama tanggal 21 Mei 2014, sekitar pukul 10.30 WIB saya
berkunjung ke MI Pabelan untuk meminta ijin penlitian di lokasi tersebut. Pihak
madrasah menyambut dengan hangat atas kedatangan saya.
Kepala Madrasah: “Silahkan mbak! Ada yang bisa kami bantu?”
Peneliti :“Ya Pak! Terimakasih atas waktunya, begini pak! Adapun maksud
kedatangan saya adalah ingin memohon ijin kepada bapak selaku kepala
madrasah ini, untuk memberikan waktu dan tempat pada saya untuk
melakukan penelitian dalam rangka untuk menyelesaikan studi saya.”
Kepala Madrasah : “Oo…, ya, ya, ya, silakan! Tapi ya begini ini adanya madrasah
kami, kira-kira data apa yang kamu butuhkan ?
Peneliti :“Terima kasih pak! Nanti saya akan membutuhkan data-data yang
berhubungan dengan tema penelitian saya yaitu tentang implementasi
pendidikan karakter, dengan ini saya mohon maaf sebelumnya, karena
nantinya saya akan banyak menyita waktu di madrasah ini, untuk itu
saya minta bantuannya dengan sangat kepada bapak, guru, dan para
peserta didik di madrasah ini.”
Kepala Madrasah : “Ya, insya Allah…!”
Peneliti : “Terimakasih , setelah ini nanti akan saya sampaikan jadwal
pelaksanaan, agar dapat disesuaikan dengan kondisi madrasah.”
Keterangan :Wawancara dengan kepala madrasah lain juga tidak jauh dari
pembicaraan sebagaimana tersebut di atas. Yakni, tanggal 11 Mei
2014 pukul 11.00 WIB di MI Miftahun Najihin Kauman Lor,
tanggal 22 Mei 2014 pukul 09.00 WIB di MI Al Ittihad Semowo,
tanggal 22 Mei 20014 pukul 09.00 WIB di MI Miftahul Huda
Sumberejo 01, dan pukul 10.30 WIB di MI Tarbiyatul Ulum
Jembrak.
Topik : Penyerahan skedul pelaksanaan penelitian
Nara Sumber : Kepala Madrasah
Selanjutnya pada tanggal 23 Mei 2014 saya berkunjung kembali untuk
menyampaikan skedul penelitian sekaligus kerja peneliti agar supaya dapat
disesuaikan dengan waktunya. Diharapkan tidak akan terjadi saling tumbukan
waktu antara madrasah yang satu dengan yang lainnya.
Peneliti : “Sesuai dengan janji saya, saya akan menyampaikan skedul pelaksanaan
penelitian yang telah saya buat, silahkan bapak amati, sekiranya dari
waktu yang saya tentukan memungkinkan bagi saya melakukan
penelitian.”
Dari para nara sumber mengamati dengan baik sambil mengingat dan
menghitung hari yang saya tentukan. Ada kalanya dari mereka yang langsung
setuju dengan jadwal yang saya buat, akan tetapi ada juga yang minta ganti
waktunya disebabkan adanya beberapa hal.
Kepala Madrasah : “Begini mbak, sementara jadwal ini sesuai apa adanya, nanti
sekiranya di waktu tersebut ada acara akan kami
informasikan.”
Topik : Meminta data profil madrasah
Nara Sumber : Kepala Madrasah
Waktu :
26 Mei 2014 : MI Miftahul Huda Sumberejo 01, MI Al Ittihad Semowo dan
MI Tarbiyatul Ulum Jembrak.
28 Mei 2014 : MI Miftahun Najihin Kauman Lor.
02 Juni 2014:MI Pabelan.
Peneliti : “Pertama yang kami butuhkan adalah data madrasah yang meliputi
profil madrasah lengkap dengan letak geografis, sejarah pendirian, visi,
misi, dan tujuan madrasah, struktur organisasi, kondisi guru dan peserta
didik, program kegiatan tertulis, serta prestasi yang pernah diraih.”
Kepala Madrasah : “Ya Mbak, sementara ini kamu dapat melihat, sekiranya data
yang anda butuhkan ada, bisa ambil (seperti gambar susunan
pengurus, data guru, dll). Adapun yang lain nanti akan kami
persiapkan sesuai yang dibutuhkan lain hari bisa diambil.”
Peneliti: “ Ya pak, terimakasih.”
Topik : Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen
Kepemimpinan.
Tanggal : 7 Juni 2014
Nara Sumber : Kepala MI Al Ittihad Semowo
Waktu yang kami gunakan untuk wawancara dengan kepala madrasah
tidak pasti sama dengan wawancara pada guru. Seperti pada hari ini khusus saya
ke MI Al Ittihad Semowo untuk wawancara langsung pada kepala madrasah.
Peneliti :”Apa pemahaman ibu tentang pendidikan karakter?”
Kepala Madrasah : “Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang
mengedepankan pembentukan sikap dan perilaku di
samping penguasaan pengetahuan dan keterampilan.”
Tanggal : 9 Juni 2014
Nara Sumber : Kepala MI Pabelan
Dengan pertanyaan yang sama, Kepala MI Pabelan memberikan jawaban
sebagai berikut:
Kepala Madrasah : “Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral dan pendidikan akhlak yang bertujuan
mengembangkan peserta didik untuk dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga dapat
mewujudkan hal-hal yang baik dengan diwujudkan dalam
tingkah laku.”
Tanggal : 10 Juni 2104
Nara Sumber : Kepala MI Miftahun Najihin Kauman Lor
Peneliti : “Terimakasih atas waktu yang diberikan pada saya, mungkin langsung
saja menuju ke pertanyaan pertama yaitu, tentang arti dan maksud dari
pendidikan karakter, menurut bapak bagaimana?”
Kepala Madrasah : “Ya, kalau saya memahami pendidikan karakter merupakan
pendidikan yang mengarah pada kepribadian peserta didik
agar supaya anak meiliki karakter yang baik.”
Peneliti : “Bagaimana anda menanggapi tentang program pendidikan karakter
ini?”
Kepala Madrasah : “Pendidikan karakter itu ya mbak, sebenarnya selama ini jauh
sebelum adanya program pendidkan karakter, kita sebagai
madrasah itu telah melaksanakan lebih dulu, terlebih dalam
indikator religius.”
Peneliti : “Betul sekali pak, dengan begini mungkin dari segi hasil atau program,
apakah ada yang berbeda antara sebelum dan sesudah adanya program
pendidikan karakter?”
Kepala Madrasah : “Ya pasti ada, kita akan lebih menekankan, diantaranya kalau
di madrasah kami, ada target tertentu yang harus dicapai
peserta didik, bahkan kami syaratkan untuk mengambil tanda
kelulusan, seperti, menghafal juz „amma, surat Yasin dan tahlil.
Selain itu sepenuhnya kami percayakan pada semua guru untuk
mengembangkan proses pembelajaran, serta berkomitmen
dalam melaksanakan program kegiatan madrasah yang ada
seperti sholat dhuha setiap pagi, sholat dhuhur berjamaah, dan
lain-lain..”
Tanggal : 13 Juni 2014
Nara Sumber : Kepala MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Dari Kepala MI Tabiyatul Ulum Jembrak memberikan jawaban sebagai berikut:
“Pendidikan karakter sebagai suatu pendidikan yang menitikberatkan pada
pembentukan dasar karakter anak melalui kegiatan pembiasaan sehingga nantinya
anak terbiasa untuk melaksanakan dalam kegiatan sehari-hari.”
Tanggal : 14 Juni 2014
Nara Sumber : Kepala MI Miftahul Huda sumberejo 01
Sedangkan Kepala MI Miftahul Huda sumberejo 01menwab dari pertanyaan yang
sama yaitu : Pendidikan karakter adalah sebagai pendidikan akhlak yang
diantaranya kejujuran, kepemimpinan, kedisiplinan, sopan santun seperti hormat
pada orang lain, pada guru, yang tergambar dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran.”
Topik : Implementasi pendidikan karakter dalam manajemen
pembelajaran guru
Waktu : 05 Juni 2014
Nara Sumber : Guru MI Pabelan
Peneliti : “Terima kasih ibu! Karena telah meluangkan waktunya bagi saya untuk
melengkapi data penelitian saya. Langsung saja, menurut ibu, apa yang
anda pahami tentang pendidikan karakter?”
Guru : “Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengutamakan pada tingkah
laku peserta didik sehingga anak meiliki sikap dan perilaku yang baik.”
Peneliti :”Bagaimana anda mengimplementasikan pendidikan karakter dalam
pembelajaran yang anda terapkan?”
Guru : “ Pelaksanaannya adalah berawal dari keteladanan seorang guru itu sendiri,
memberikan hukuman bagi anak yang berkata jorok, menghias kelas
agar tumbuh karakter kreatif, dan ada pembiasaan-pembiasaan kelas
yang rutin dilaksanakan seperti bergilir tempat duduk, infaq kelas,
memotivasi anak setiap hari.”
Peneliti : “Apabila dalam pembelajaran, bagaimana anda menerapkan pendidikan
karakter?”
Guru : “Ya, kita selalu berupaya memilih strategi pembelajaran yang tepat sesuai
dengan materi, seperti demonstrasi zakat fitrah dengan cara anak disuruh
membawa beras dari rumah, kemudian disimulasikan dengan cara
memberikan langsung pada fakir miskin yang ada di lingkungan dekat
madrasah.”
Waktu : 11 Juni 2013
Nara Sumber : Guru MI Miftaahul Huda Sumberejo 01
Peneliti : “Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter?”
Guru : “ Begini ya mbk, anak itu berbeda-beda karakternya. Dari 29 anak juga ada
29 karakter, jadi ya bagaimana ya, dalam arti anak yang satu dengan
yang lainnya itu tidak bias disamakan.”
Peneliti : “ Ya bu, betul sekali, kemudian dari anak-anak yang berbeda-beda
tersebut bagaimana anda menerapkan program pendidikan karakter?”
Guru : “ Saya akan mengamati satu per satu dari mereka, kemudian akan saya
dapatkan kepribadiannya masing-masing dengan latar belakang yang
berbeda-beda. Dengan begitu akan saya dapatkan peserta didik yang
benar-benar membutuhkan perhatian khusus maka akan kami berikan
tindakan yang lebih intensif.”
Peneliti : “Tindakan-tindakan apa yang anda maksud?”
Guru : “Ya, seperti dengan motivasi terus menerus ketika dalam kelas, kalau
belum berhasil maka akan kami panggil secara pribadi.”
Peneliti : “Tindakan apa yang anda lakukan secara terstruktur dalam implementasi
pendidikan karakter?”
Guru : “Mengintegrasikan dalam materi, tanggap dan perhatian pada peserta
didik, dan mengadakan evaluasi.”
Hari/tanggal : 13 Juni 2014
Nara Sumber : Guru MI Tarbiyatul Ulum Jembrak
Peneliti : “Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter?”
Guru : “Pendidikan karakter adalah pembentukan karakter yang merupakan hasil
dari sebuah pembelajaran.”
Peneliti : “Dari mana anda mendapatkan informasi tentang penekanan pendidikan
karakter?”
Guru : “Ketika saya mengikuti PLPG sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat
pendidik.”
Peneliti :“Apa yang anda terapkan dalam pembelajaran sebagai wujud dari
pelaksanaan pendidikan karakter?”
Guru : “Pertama saya akan memahami silabus, kemudian dibuat RPP, dalam RPP
dicantumkan penekanan pendidikan karakter, kemudian disesuaikan
dengan kondisi kelas.”
Ketika ada waktu luang (menunggu kepala madrasah yang sedang
bepergian), ada salah seorang guru yang menemani, di situ perbincangan cukup
mengarah sehingga suatu ketika, guru tersebut mengungkapkan:
“Madrasah Ibtidaiyah lebih dikenal dengan lembaga pendidikan dasar
yang berbasis agama, karena di sana terdapat materi pembelajaran agama
yang lebih banyak. Akan tetapi dalam satu masa madrasah tersebut
mengalami kekurangan kepercayaan dari masyarakat karena dirasa
madrasah dianggap tertinggal dalam prestasi akademisnya. Waktu yang
berlalu seiring munculnya para pendidik generasi muda serta
perkembangan kurikulum yang ada diantaranya ditekankannya pendidikan
karakter dalam tujuan pembelajaran menjadikan kekuatan baru bagi
madrasah untuk mendapatkan simpati dari masyarakat yang sempat
berkurang. Ada motivasi tersendiri karena banyak Sekolah Dasar (SD)
yang menambah predikat dengan sebutan SD IT, yaitu Sekolah Dasar akan
tetapi memiliki keunggulan dalam bidang pendidka agama. Lembaga
pendidikan yang pada dasarnya tidak memiliki kurikulum agama yang
banyak akan tetapi mampu menanmkan karakter religius yang sangat kuat,
apalagi Madrasah Ibtidaiyah seharusnya lebih mampu dan lebih mudah
untuk menjadikan para peserta didiknya memiliki karakter religius yang
lebih kuat.”
Hari/tanggal : 13 Juni 2014
Nara Sumber : Guru MI Al Ittihad Semowo
Peneliti : “Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter?”
Guru : “Pendidikan karakter adalah suatu bentuk usaha untuk membentuk karakter
peserta didik menjadi berkarakter yang menjadi kebiasaan dalam
berperilaku sehari-hari.”
Peneliti : “Bagaimana anda mengimplementasikan pendidikan karakter dalam
pembelajaran?”
Guru : “Berawal dari identifikaasi KD pada silabus, identifikasi pendidikan
karakter yang akan diintegrasikan, membuat RPP, pelaksanaan, dan
evaluasi. Selain itu guru juga harus bias manjadi teladan, memberi
nasehat, dan bertanggung jawab.”
Tanggal : 16 Juni 2014
Nara Sumber : Guru MI Miftahun Najihin Kauman Lor
Peneliti : “Apa yang anda pahami tentang pendidikan karakter?”
Guru : “Pendidikan karakter adalah pendidikan jasmani dan rohani peserta didik
terutama yang berhubungan dengan akhlak.”
Peneliti : “Bagaimana anda mengimplementasikan pendidikan karakter?”
Guru : “Saya memiliki target utama dalam menekankan pendidikan karakter
peserta didik adalah karakter kejujuran. Kejujuran sebagai kunci dari
seluruh karakter. Ketika seorang anak sudah berbohong maka akan
berbuat kebohongan untuk menutupi kebohongan yang telah dilakukan.”
MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01
Senam Bersama Jum’at Pagi
Pembelajaran Di Dalam Kelas
Kegiatan Bta (Baca Tulis Al-Qur’an)
Perpustakaan
Berlian (Bersih Lingkungan Dan Pemisahan Sampah Organik
Dan Anorganik )
Berkebun Membaca Masal (Peringatan Hardiknas)
Peringatan Hari Kartini Sholat Dhuhur Berjama’ah
Grup Drum Band Mi Sumberejo 01 Kegiatan Akhir Tahun
MI ALITTIHAD SEMOWO
Kegiatan Peringatan Hari Kartini
Kegiatan Sholat Dhuha
Pembelajaran Di Dalam Kelas Pemberian Hadiah Lomba Peringatan HUT RI
MI TARBIYAUL ULUM JEMBRAK
PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS (ANAK SERIUS MENGERJAKAN SOAL)
PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS
PRAKTEK MENANAM PRAKTEK
MENYAMBUNG//MENCANGKOK
PEMBELAJARAN DI LAPAGNAN
(PABRIK TAHU)
OUT BOUND
BELAJAR DEMOKRASI (PEMILIHAN KETUA KELAS)
PEDULI SOSAL (SANTUNAN ANAK YATIM)
BELAJAR BEKERJA SAMA (TARIK
TAMBANG)
KREATIF (PARADE PUISI)
MI MIFTAHUN NAJIHIN KAUMAN LOR
Kegiatan Upacara
Kegiatan Senam Jumat Padi
Kegiatan Sholat Dhuha
Kegiatan Sholat Dhuha
Seni Drum Band
Seni Drum Band
Pembelajaran Cuci Tangan
Pesantren Kilat
Kegiatan Akhirussanah
Kegiatan Akhir Tahun (Jalan Sehat Bersama
Masyarakat Setempat)
Kegiatan Peduli Lingkungan
Kegiatan Out Bound
Upacara Peringatan Hari Kartini Peringatan Hari Kartini
Mujahadah
Mujahadah
Pemberian Reward
Upacara Halal bi Halal
MI PABELAN
PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS YANG PENUH DENGAN KREATIFITAS PESERTA DIDIK
Suasana Kelas Kegiatan Muahadah
Study Tour Hari Kartini