implementasi pendidikan karakter melalui program...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
PROGRAM EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH
REMAJA DI SMK NEGERI 3 SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Nurul Wafa
NIM: 23010 15 0042
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
i
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PROGRAM
EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA DI SMK NEGERI 3
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Nurul Wafa
NIM: 23010 15 0042
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
عليه وسلهم ال نفعهم خيرالنهاس ا : قال رسل للاه س لنه
(روه الطبرني)
Artinya: Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia yang lain (HR. Thobroni).
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat karunia dan
hidayahNya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibuku tersayang, Djarodji Yahya Al-Ma’ruf (Alm) dan
Istiqomah yang selalu membimbingku, memberikan doa terbaik untukku,
nasehat, kasih sayang, semangat dan motivasi dalam hidupku.
2. Ayah H. Djarodji Yahya Al-Ma’ruf (Alm) dan Ibu Hj. Istiqomah, yang
telah berkorban, mendukung penulis dan berjuang sampai saat ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan sampai jenjang S1. Semoga kebaikan selalu
menyertaimu dan mendapat ridho-Nya, amin.
3. Kakak-kakaku tercinta Istianah Ibtidaiyyah, Arif Masrur, Nailul Farah,
yang telah memberikan dukungan, semangat dan selalu memberikan yang
terbaik kepadaku. Semoga kebaikan selalu menyertaimu dan mendapat
ridho-Nya. Amin.
4. Sahabat- sahabat PPTI Al-Falah Salatiga, yang selalu memberikan
motivasi dan semangat kepadaku.
5. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2015 PPTI Al-Falah (FASCTO)
Salatiga yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepadaku.
6. Adik-adikku dan kakak-kakakku di PPTI Al-Falah, yang selalu
membantuku dan memberikan semangat kepadaku.
7. Sahabat- sahabat FK-WAMA angkatan 2015
8. Keluarga besar jurusan PAI angakatan 2015 senasib seperjuangan, Selama
ini telah menemani aku menuntut ilmu dan memberikan semangat.
viii
9. Keluarga besar PPTI Al-Falah Salatiga.
10. Sahabat-sahabat PPL SMK Negeri 3 Salatiga.
11. Kepada SMK Negeri 3 Salatiga, yang telah memberikan izin penelitian
kepada penulis.
12. Sahabat-sahabat KKN Posko 105, Desa Giyanti, Kec. Candimulyo, Kab.
Magelang.
13. Seluruh pihak yang sudah mendukungku dan memberikan semangat yang
tidak bisa disebutkan satu persatu
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada
Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-
Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Program
Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja Di SMK Negeri 3 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019, ini dengan baik dan lancar.
Tidak lupa Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta
para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang
mana beliaulah satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yakni
dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan
dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Prof. Dr.
Mansur, M. Ag.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Ibu Asdiqoh, M. Si.
x
4. Bapak Mufiq, S. Ag., M.Phil. selaku pembimbing Skripsi yang
telah memberikan saran, arahan, dan bimbingan dengan ikhlas
dan kebijaksanaan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga
skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak Jaka Siswanta, M. Pd. Selaku pembimbing Akademik yang
senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses
bimbingan akademik selama kuliah.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis
dapat menyelesaikan jenjang Pendidikan S1.
7. Ibu Nyai Hj. Latifah Zoemri dan keluarga, yang telah membekali
ilmu pengetahuan, ilmu akhlak, semoga bermanfaat dan berkah
dalam kehidupanku mendatang.
8. Segenap Asatidz Ponpes Tarbiyatul Islam Al-Falah Salatiga, yang
telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, semoga bermanfaat
dan berkah dalam kehidupanku mendatang.
9. Keluarga besar SMK Negeri 3 Salatiga, yang telah memberikan
ijin penelitian kepada penulis.
Terselesaikannya tulisan ini selain seebagai bentuk tanggung jawab
pengenyam perguruan tinggi yang tentunya kelak akan menjadi salah satu
referensi. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik da saran yang bersifat membangun sangat penulis
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR .................................................................... i
LEMBAR BERLOGO IAIN ....................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................ v
MOTTO ....................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii
ABSTRAK ................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Fokus Penelitian .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
xiii
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
1. Manfaat Teoritis ..................................................................... 5
2. Manfaat Praktis ...................................................................... 5
E. Penegasan Istilah .......................................................................... 5
F. Metode Penelitian......................................................................... 6
G. Sistematika Penulisan................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .............................................................................. 15
1. Implementasi Pendidikan Karakter ......................................... 15
a. Pengertian Implementasi Pendidikan Karakter ................ 15
b. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ...................................... 17
c. Tujuan Pendidikan Karakter ............................................ 19
d. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ................................ 20
e. Tahap-Tahap Pendidikan Karakter .................................. 25
2. Program Ekstrakurikuler.......................................................... 26
a. Pengertian Ekstrakurikuler ............................................... 26
b. Tujuan Ekstrakurikuler..................................................... 27
c. Jenis-jenis Ekstrakurikuler ............................................... 28
d. Fungsi Ekstrakurikuler ..................................................... 29
e. Manfaat Ekstrakurikuler................................................... 30
3. Palang Merah Remaja (PMR)
a. Pengertian Palang Merah Remaja .................................... 31
b. Visi dan Tujuan Palang Merah Remaja dan Relawan ...... 31
xiv
c. Prinsip-Prinsip Palang Merah Remaja dan Bulan Sabit
Internasional ..................................................................... 32
B. Kajian Pustaka Terdahulu .............................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................... 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 38
C. Sumber Data ................................................................................. 39
D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 39
E. Analisis Data ................................................................................ 41
F. Pengecekan Keabsahan Data........................................................ 43
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. PAPARAN DATA ........................................................................ 45
1. Profil Sekolah ......................................................................... 45
a. Sejarah berdirinya SMK Negeri 3 Salatiga ...................... 45
b. Letak geografis sekolah.................................................... 46
2. Visi dan Misi SMK Negeri 3 Salatiga.................................... 46
3. Program Keahlian................................................................... 47
4. Kegiatan Ekstrakurikuler Yang Ada di SMK Negeri 3
Salatiga ................................................................................... 47
5. Struktur Organisasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3
Salatiga ................................................................................... 48
6. Data Guru SMK Negeri 3 Salatiga......................................... 50
7. Keadaan Peserta Didik dan Sarana Prasarana ........................ 55
xv
a. Keadaan peserta didik ...................................................... 55
b. Sarana dan prasarana ........................................................ 57
8. Hasil Penelitian ...................................................................... 57
B. ANALISIS DATA
1. Bagaimana Cara Mengimplementasikan Pendidikan
Karakter Melalui Program Ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja di SMK Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran
2018/2019 ............................................................................... 65
2. Faktor Pendukung dan Faktor Pengahambat Dalam
Mengimplementasikan Pendidikan Karakter Melalui
Peogram Ekstrakurikuler Plang Merah Remaja di SMK
Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019 ....................... 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 74
B. Saran ............................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1: Struktur Organisasi SMK Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019
Tabel 4.2: Data guru SMK Negeri 3 Salatiga
Tabel 4.3: Data peserta didik SMK Negeri 3 Salatiga
Tabel 4.4 Sarana dan prasarana SMK Negeri 3 Salatiga
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara
2. Verbatim Wawancara
3. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing
4. Lembar Konsultasi
5. Surat Ijin Penelitian
6. Surat Balasan Sekolah
7. Daftar Nilai Satuan Kredit Kegiatan
8. Dokumen Penelitian
9. Daftar Riwayat Hidup
xviii
ABSTRAK
Wafa, Nurul. 2019. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Program
Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja Di SMK Negeri 3 Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S. Ag., M. Phil.
Kata Kunci: Implementasi, Pendidikan Karakter, Ekstrakurikuler, Palang Merah
Remaja.
Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) Bagaimana implemntasi
pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja? (2)
Apa faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi pendidikan karakter
melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja?
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara, metode
dokumentasi. Informan Penelitian ini adalah Pembina PMR, Pengurus PMR,
Anggota PMR. Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan
berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari beberapa wawancara, foto-foto,
dan lainya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Cara mengeimplementasikan
pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler palang merah remaja di
SMK Negeri 3 Salatiga dengan melihat nilai-nilai karakter dalam PMR, dengan
cara mempraktikkan ilmu yang telah didapatkan sebelumnya pada saat melakukan
pertologan pertama, dan program kerja yang ada di dalam PMR (2) faktor
pendukungnya yaitu: kepala sekolah, waka kesiswaan, guru dan Pembina PMR,
pengurus OSIS, dan siswa SMK Negeri 3 Salatiga sangat menghormati dan
membutuhkan keberadaan PMR sehingga sering dilibatkan dalam kegiatan di luar
kegiatan PMR. Faktor penghambatnya yaitu: menurunnya semangat anggota PMR
karena kebanyakan tugas, juga kebosanan yang muncul karena lamanya menjadi
anggota PMR, berkurangnya anggota PMR karena sudah kelas XII lebih memilih
persiapan Ujian Nasional (UN) sehingga mereka kekurangan anggota PMR dan
dibutuhkan perekrutan kembali.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntutan didalam
hidup tumbuhnya anak-anak yaitu menunutun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anank-anak, agar menjadi manusia dan anggota masyarakat dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Sudarto,
2018: 42-43).
Pentingnya pendidikan karakter untuk melahirkan masyrakat yang
adil, aman, dan makmur dan bahwa semata-mata ilmu pengetahuan saja
tidak cukup untuk melahirkan masyarakat demikian, bahkan dapat
membahayakan keamanan masyarakat dan kemakmuran negara. Nabi
Muhammad SAW bersabda:
م مكا رم الخالق ما بعثت ل تم ان
Artinya: “Hanya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia (HR.Baihaqi)” (Yunus, 1978: 28).
2
Pendidikan karakter tidak cukup di rumah saja juga di sekolahpun
pendidikan karakter harus diajarkan, melalui ekstrakurikuler Palang merah
Remaja peserta didik dapat mengembangkan dan mengimplementasikan
karakternya kepada peserta didik lainnya
Kegiatan ekstrakurikuler selama ini dipandang sebelah mata, hanya
sebagai pelengkap kegiatan Intrakurikuler. Padahal, jika kegiatan ekstra ini
didesain secara profesional maka akan menjadi wahana efektif dalam
melahirkan bakat terbesar dalam diri peserta didik, dan tempat aktualisasi
terhebat yang akan selalu ditunggu peserta didik setiap saat. Oleh sebab
itu, ekstrakulikuler jangan hanya didesain biasa-biasa saja, tidak menarik,
monoton, menjadi beban bagi anak, tidak ada nilai rekreasi dan
refresingnya, serta membebankan peserta didik (Asmani, 2013: 63-62).
Peran sekolah sangat penting dalam usaha pembentukan karakter.
Dalam konteks tersebut, pendidikan karakter adalah usaha sekolah yang
dilakukan secara bersama oleh guru, pemimpin sekolah dan seluruh warga
sekolah melalui semua kegiatan sekolah untuk membentuk akhlak, watak
atau kepribadian peserta didik melalui berbagai kebaikan (virtues) yang
terdapat dalam ajaran agama. Bagi yang agama Islam, mereka senantiasa
menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai landasan untuk cara pandang,
berpikir, bersikap, dan bertindak (Salahudin dan Irwanto, 2013: 45).
Sekolah merupakan suatu wadah untuk menciptakan sosok
manusia yang berpendidikan tanpa melihat latar belakang peserta siswa
yang terlibat di dalamnya, baik dari segi budaya, soaial, maupun ekonomi.
3
Sekolah menjadi suatu organisasi yang dirancang untuk dapat memberikan
kontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas.
Dalam hal ini, sekolah harus dapat dikelola dan diberdayakan agar mampu
mewujudkan predikat sebagai sekolah yang berkualitas yang mampu
memproses peserta didik yang pada akhirnya akan menghasilkan produk
(output) secara optimal.
Sekolah adalah pihak yang terkait dalam urusan pendidikan, dan
tidak kalah penting dari rumah maupun masyarakat memegang tanggung
jawab dalam mencapai tujuan pendidikan nasional dan agama. Sekolah
melaksanakan tugas pendidikan, yakni merealisasikan tujuan yang ingin
dicapai dan berperan serta dalam memikul tanggung jawab umum dalam
mempersiapkan manusia yang shalih dan membangun generasi yang lebih
maju (Kompri, 2014: 5-6).
SMK Negeri 3 Salatiga adalah sekolah menengah kejuruan yang
berdiri di Kota Salatiga pada tanggal 21 Mei 2007 berdasarkan atas
persetujuan pemerintah Kota Salatiga. Konsentrasi pada jurusan
Mekatronika, Welding, Geomatika, Teknik Sepeda Motor, Ototronik, dan
Agribisnis.
Melalui pendidikan karakter dan program ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja maka diharapkan kualitas karakter generasi muda akan
mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Palang Merah Remaja
(PMR) merupakan suatu organisasi dalam bidang kesehatan umum.
Program ini proses usaha sadar dalam membudayakan warga negara dan
4
agar memiliki sikap kedewasaan, dan juga peserta didik agar terbentuk
karakter sejak dini. Dengan demikian, penulis mengadakan penelitian yang
berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Program
Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMK Negeri 3 Salatiga Tahun
Pelajaran 2018/2019.
B. Fokus Penelitian
Ada beberapa fokus penelitian yang peneliti bahas yaitu:
1. Bagaimana Implementasi pendidikan karakter melalui program
ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Negeri 3
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?
2. Apa Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi
pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja (PMR) di SMK Negeri 3 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa
tujuan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter melalui program
ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Negeri 3
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat
implementasi pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Negeri 3 Salatiga tahun
pelajaran 2018/2019.
5
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangsih ilmu dan
pengetahuan bagi dunia pendidikan, khususnya memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan karakter.
b. Untuk memberikan gambaran atau pandangan kepada sekolah lain
tentang implementasi pendidikan karakter melalui program
ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMK Negeri 3
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
dalam pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler khususnya
Palang Merah Remaja (PMR).
E. Penegasan Istilah
1. Implementasi
Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan
atau inovasi dalam suatu tindakan parktis sehingga memberikan
dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun
nilai dan sikap (Kompri, 2014: 171).
2. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan oleh
guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya.
6
Pendidikan karakter sebagai pendidikan yang mengembangkan
karakter yang mulia dari peserta didik dengan mempraktikkan dan
mengajarkan nilai-nilai etik dan nilai kinerja seperti kepedulian,
kejujuran, kerajinan, keuletan, dan ketabahan, tanggung jawab,
menghargai diri dan orang lain (Rosidatun, 2018: 20).
3. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah wadah pembentuk karakter peserta didik
yang dilakukan diluar jam pelajaran sekolah untuk mengembangkan
jiwa kepemimpinan dan kemampuan sosial (Yunarsi,2016: 108).
4. Palang Merah Remaja (PMR)
Palang Merah Remaja adalah wadah pembinaaan dan
pengembangan anggota PMI, yang selanjutnya disebut PMR. Terdapat
cabang PMI diseluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 3 Juta
orang, anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan
siaga bencana, mempromosikan Prinsip-prinsip Dasar Pergerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serrta
mengembangkan kapasitas organisasi PMI (Susilo, 2008: 1).
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dari segi pelaksanaan pengumpulan data, penelitian ini termasuk
penelitian lapangan (field research) yang berlokasi di SMK Negeri 3
Salatiga. Penelitian lapangan adalah suatu penenelitian yang dilakukan
7
dilapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih untuk
menyelidiki gejala obyektif yang terjadi dilokasi tersebut (Fathoni,
2007: 96).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur
analisis yang tidak menggunakan parkan pada upaya membangun
pandangan mereka yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata,
gambaran holistik dan rumit (Moleong, 2008: 5-6).
Selanjutnya peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan
bukan angka-angka. (Moleong, 2008: 11). Desain deskriptif ini
digunakan jika peneliti ingin menjawab permasalahan tentang
fenomena yang ada. Dengan pola survey, case-study, casual
comparatif, corelational, dan developmental (Kasiram, 2010: 53).
2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di SMK Negeri 3 Jl. Jafar Shodiq Raya No.
7a. Kel. Kalibening, Kec. Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah,
Indonesia.
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai selesai.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Sumber data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti
dengan maksud khusus untuk menyelesaikan permasalahan yang
8
sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber utama atau tempat penelitian dilakukan.
Sumber data primer ini diperoleh dari informan. Informan
utama dalam penelitian ini adalah Pembina, pengurus dan anggota
PMR. Adapun obyek penelitian ini adalah tentang Implementasi
Pendidikan Karakter Melalui Program Ektrakurikuler Palang
Merah Remaja.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan
berbagai sumber lainnya yang terdiri dari dari dokumen-dokumen
berupa catatan, laporan, foto-foto, dan lainnya. Peneliti
menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan
dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui
wawancara dan pengamatan.
4. Prosedur Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu upaya peneliti berupa
mengamati perilaku dan aktivitas yang terjadi dikegiatan
ekstrakulikuler Palang Merah Remaja berlangsung untuk
mendapatkan informasi yang diprerlukan dalam penelitian melalui
pemilihan (selection), pengubahan (propacation), pencatatan
(recording), pengodean (encoding),rangkaian perilaku dan suasana
(test behaviors and setting) dalam penelitian (Fenti, 2017: 85).
9
Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan secara
langsung dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja dan cara mengimplementasikannya sesuai
pendidikan karakter peserta didik dalam kegiatan tersebut.
b. Wawancara
Wawancara merupakan bentuk komunikasi antara dua
orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari
seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
berdasarkan tujuan tertentu.
Wawancara melalui 2 tahap: pertama, peneliti melakukan
deskripsi dan orientasi awal tentang masalah subyek yang dikaji.
Kedua, peniliti melakukan wawancara mendalam sehingga
menemukan informasi yang lebih banyak dan penting sampai
menemukan titik temu (Maslikah, 2017: 321). Dalam wawancara
ini peneliti melakukan wawancara langsung kepada pembina dan
anggota PMR di SMK Negeri 3 Salatiga.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bukti kegiatan seorang peneliti yaitu
sumber yang memberikan data atau informasi atau fakta kepada
peneliti, baik cetakan foto, rekaman video, maupun lainnya
(Ibrahim, 2015: 93). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
foto sebagai dokumentasi selama proses penelitian di sekolah
tersebut.
10
5. Analisis Data
Analisis data kualitatif pada dasarnya merupakan proses menelaah
data dengan seluruh data yang dikumpulkan, baik yang diperoleh dari
wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan
atau melalui dokumen baik yang resmi maupun tidak resmi (Rasimin,
2017 :140-141).
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, dan menganalisis,
mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
dan memusatkan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Moleong, 2009: 248). Analisis data kualitatif prosesnya berjalan
sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang
dapat dipercaya. Untuk memperoleh data tersebut, dalam penelitian
dapat digunakan berbagai macam metode diantaranya dengan
observasi, wawancara, dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan
salah satu atau gabungan sesuai masalah yang dihadapi. Data yang
diperoleh peneliti tersebut merupakan data-data yang masih mentah
yang harus diolah kembali. Data-data yang telah didapatkan nantinya
dapat dianalisis atau dapat disimpulkan oleh peneliti. Hingga
nantinya dapat diambil keputusan tentang data tersebut.
11
b. Reduksi Data
Data yang sudah banyak dikumpulkan, dan setelah dibaca, dipelajari,
dan ditelaah, maka langkah pertama yaitu mengadakan reduksi data
yaitu memilih data mana yang menjadi obyek formil dari teori yang
digunakan untuk membedah fenomena itu (Kasiram, 2010: 368).
Reduksi data merupakan penyederhanaan data yaitu mengorganisir
data agar dapat menarik kesimpulan.
c. Penyajian Data
Penyajian data disini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang kemungkinan memberi adanya penarikan kesimpulan dan
penarikan tindakan (Mattew dan Miles, 1992: 16). Penyajian data
dimaksudkan agar data dapat diorganisir secara mudah.
d. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan teman
baru yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiono, 2009: 253). Dari
hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan diverifikasi.
Kesimpulan yang diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk
mencari kesimpulan akhir. Dari kesimpulan yang ada peneliti
menggunakan kata-katanya sendiri atau analisisnya dalam hasil
kesimpulan akhirnya.
Metode analisis data yang digunakan dalam penilitian ini adalah
metode analisis kualitatif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk
memahami peristiwa sosial dari sudut atau perspektif partisipan.
12
Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari
partisipan dan melalui penguraian pemaknaan partisipan tentang
situasi dan kondisi (Sukmadinata, 2009: 94).
6. Pengecekan Keabsahan Data
Triangulasi adalah teknikpemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling
banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya
(Moleong, 2008: 330).
Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi
yang digunakan, yaitu triangulasi teknik dan sumber.
a. Triangulasi teknik adalah cara yang digunakan untuk mengecek
kebenaran data yang dilakukan dengan wawancara, kemudian hasil
wawancara bisa dicek dengan bukti data-data ataupun observasi.
Wawancara tersebut antara lain, bagaimana implementasi
pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler Palang Merah
Remaja di SMK Negeri.
b. Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek baik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan sumber yang berbeda. Sumber yang dimaksud adalah Pembina
Palang Merah Remaja, dan anggota PMR dengan pertanyaan yang
sama.
13
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyusun serta
mempermudah pemahaman terhadap penulisan skripsi ini, penullisan
skripsi ini dikelompokkan menjadi 5 buah bab. Dimana antara bab satu
dengan yang lainnya saling berhubungan.
BAB I: Pendahuluan berisi latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II: Kajian pustaka berisi landasan pustaka meliputi pengertian
implementasi pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, tujuan
pendidikan karakter, prinsip-prinsip pendidikan karakter, tahap-tahap
pendidikan karakter, pengertian ekstrakurikuler, tujuan ekstrakurikuler,
jenis-jenis ekstrakurikuler, fungsi ekstrakurikuler, dan manfaat
ekstrakurikuler, pengertian palang merah remaja, visi dan misi dan tujuan
palang merah remaja dan Relawan, prinsip-prinsip gerakan palang merah
remaja dan bulan sabit internasional, dan kajian pustaka terdahulu.
BAB III: Metode penelitian berisi pendekatan dan jenis penelitian,
lokasi dan watku penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,
analisis data, dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV: Paparan dan Analisis data berisi uraian data-data yang
didapat atas lapangan yaitu gambaran umum SMK Negeri 3 Salatiga, yang
berupa: Profil sekolah, sejarah, letak geografis sekolah, visi misi sekolah,
program keahlian, kegiatan ekstrakurikuler di SMK Negeri 3 Salatiga,
14
organisasi struktur sekolah menengah kejuruan 3 Salatiga, data guru SMK
Negeri 3 Salatiga, keadaan peserta didik dan sarana prasarana, hasil
penemuan, yang berisi tentang cara yang ditempuh dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter peserta didik melalui
ekstrakurikuler PMR, faktor pendukung dan penghambat dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter melalui ekstrakulikuler PMR.
Analisis Data berisi cara yang ditempuh dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler PMR, faktor
pendukung dan penghambat dalam mengimplementasikan pendidikan
karakter melalui program ekstrakurikuler PMR yang dialami selama
kegiatan berlangsung.
BAB V: Penutup merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini,
yang mana pada bagian ini berisi kesimpulan penulis dari seluruh
pembahasan yang telah dikemukakan dalam skripsi dan saran peneliti.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Implementasi Pendidikan Karakter
a. Pengertian Implementasi Pendidikan Karakter
Menurut KBBI Implementasi diartikan sebagai pelaksanaan
atau penerapan, yang berarti bahwa hal-hal yang telah terencana
sebelumnya dalam ide, akan diusahakan untuk dijalankan
sepenuhnya, agar hal yang dimaksudkan dapat tersampaikan.
Seorang ahli pendidikan bernama Mulyasa juga turut
mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan implementasi adalah
proses penyerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu
tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
perubahan, pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap
terhadap aktor-aktor pada pada objek yang dikenai proses
implementasi itu sendiri (Amoza, 2016: 29).
Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
16
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat,
bangsa, dan negara (Sudarto, 2018: 42).
Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat
dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau
perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika
muncul tidak perlu dipikirkan lagi. Dengan demikian, karakter
bangsa sebagai pondasi watak yang merupakan identitas bangsa
(Muslich, 2011: 70).
Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku
yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara (Muchlas dan
Hariyanto, 2014: 41).
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus,
yaitu yang melibatkan aspek teori pengetahuan (cognitive),
perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas
Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak
akan efektif, dan pelaksanannya pun harus dilakukan secara
sistematis dan berkelanjutan (Muslich, 2011: 29).
Landasan yuridis formal implementasi pendidikan karakter
tentu saja terdapat pada UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 yaitu:
pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
17
spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. (Zuchdi, dkk, 2013: 24).
b. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Adapun 18 nilai dalam implementasi pendidikan karakter
bangsa yang dibuat oleh Kemendiknas, bahwa seluruh tingkat
pendidikan di Indonesia harus menyiapkan pendidikan karakter
tersebut dalam proses pendidikannya, 18 nilai dalam proses
pendidikan karakter menurut Kemendiknas yaitu:
1) Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
lain.
2) Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan dan pekerjaan.
3) Toleransi: sikap yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dengan dirinya.
4) Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
18
5) Kerja keras: tindakan yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan dalam belajar
dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6) Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuati yang sudah dimiliki.
7) Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8) Demokratis: cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9) Rasa ingin tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang sudah
dipelajarinya, dilihat dan didengar.
10) Semangat kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara diatas kepentingan sendiri dan kelompoknya.
11) Cinta tanah air: cara berpikir, berbuat, dan bersikap yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan tinggi
terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
politik dan bangsa.
12) Menghargai prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui dan menghormatikeberhasilan orang
lain.
19
13) Bersahabat/ komunikatif: tindakan yang memperlihatkan
senang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
14) Cinta damai: sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15) Gemar membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16) Peduli lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan
alam yang diperbaiki.
17) Peduli sosial: sikap dan perilaku yang ingin selalu memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18) Tanggung jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial, budaya) negara dan Tuhan yang Maha Esa. (Zuchdi,
2011:168-170)
c. Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam
diri siswa dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih
menghargai kebebasan individu.
20
Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah
pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa
secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar
kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter, diharapkan siswa
mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi nilai-nilai
karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku
sehari-hari.
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi, mengarah
pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, dan simbol-simbol yang dipraktikkan
oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar. Budaya sekolah
merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah
tersebut di mata masyarakat (Asmani, 2013: 42-43).
d. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter
Character Education Quality Standart merekomendasikan 11
prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif,
sebagai berikut:
1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya
mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.
21
3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif
untuk memabangun karakter.
4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
perilaku yang baik.
6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang mengahargai semua siswa, membangun
karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.
7) Mengusahakan timbulnya motivasi diri dari para siswa.
8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral
yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan
setia kepada nilai dasar yang sama.
9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas
dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.
10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagi mitra
dalam usaha membangun karakter.
11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai
guru-guru karakter, dan manifestasi karakter positif dalam
kehidupan siswa.
Berdasarkan hal tersebut, Dasim Budimansyah (2010:68)
dalam bukunya berpendapat bahwa program pendidikan karakter
perlu dikembangkan dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut:
22
a) Berkelanjutan mengandung makna bahwa proses
pengembangan nilai-nilai karakter bangsa merupakan sebuah
proses panjang dimulai awa peserta didik masuk sampai selesai
dari suatu satuan pendidikan. Selanjutnya, proses tersebut
dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung
paling tidak sampai kelas 9 atau tahun kelas terakhir SMP.
Pendidikan karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan dari
proses yang telah terjadi selama 9 tahun.
b) Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya
satuan pendidikan mensyaratkan bahwa proses pengembangan
nilai-nilai karakter bangsa dilakukan melalui kegiatan
kurikuler setiap mata pelajaran, kurikuler dan ekstrakulikuler.
Pembinaan karakter melalui kegiatan kurikuler mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama harus
sampai melahirkan dampak instruksional (instructional effect)
dan dampak pengiring (naturant effect), sedangkan bagi mata
pelajaran lain cukup melahirkan dampak pengiring.
c) Nilai tidak diajarkan, tetapi dikembangkan (value is neither
chought nor taught, it is learned) (Herman, 1972) mengandung
makna bahwa materi nilai-nilai dan karakter bangsa bukanlah
bab bahan ajar biasa. Tidak semata-mata dapat ditangkap
sendiri atau diajarkan, tetapi lebih jauh diinternalisasi melalui
proses belajar.
23
Artinya, nilai-nilai tersebut tidak dijadikan pokok
bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan
suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata
pelajaran tertentu.
d) Proses pendidikan dilakukan siswa secara aktif dan
menyenangkan. Prinsip ini menyatakan bahwa proses
pendidikan karakter dilakukan oleh siswa bukan oleh guru.
Guru menerapakan prinsip “tut wuri handayani” dalam setiap
perilaku yang ditunjukkan siswa. Prinsip ini juga menyatakan
bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar
yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif.
Dalam pandangan Islam di mana Rasulullah dijadikan simbol
atau figur keteladanan terdapat beberapa prinsip yang dapat dijadikan
pelajaran oleh tenaga pengajar dari perilaku Rasulullah dalam
menanamkan rasa keimanan dan akhlak terhadap anak, yaitu:
1) Fokus, ucapannya ringkas, langsung pada inti pembicaraan tanpa
ada kata yang memalingkan dari ucapannya, sehingga mudah
dipahami.
2) Pembicaraan tidak terlalu cepat sehingga dapat memberikan waktu
yang cukup kepada anak untuk menguasainya.
3) Repitisi, senantiasa melakukan tiga kali pengulangan pada
kalimatnya-kalimatnya supaya dapat diingat atau dihafal.
24
4) Analogi langsung, seperti pada contoh perumpamaan orang
beriman dengan pohon kurma, sehingga dapat memberikan
motivasi, hasrat ingin tahu, memuji atau mencela, dan mengasah
otak untuk menggerakkan potensi pemikiran atau timbul kesadaran
untuk merenung dan tafakkur.
5) Memperhatikan keberagaman anak, sehingga dapat melahirkan
pemahaman yang berbeda dan tidak terbatas satu pemahaman saja,
dan dapat memotivasi siswa untuk terus belajar tanpa dihinggapi
perasaan jemu.
6) Memperhatikan tiga tujuan moral, yaitu: kognitif, emosional, dan
kinetik.
7) Memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak (aspek
psikologis atau ilmu jiwa).
8) Menumbuhkan kreativitas anak, dengan cara mengajukan
pertanyaan, kemudian mendapat jawaban dari anak yang diajak
bicara.
9) Berbaur dengan anak-anak, masyarakat dan lain sebagainya, tidak
terpisah seperti makan bersama mereka, berjuang bersama mereka.
10) Aplikatif, Rasulullah langsung memberikan pekerjaan kepada anak
yang berbakat. Misalnya, setelah Abu Mahdzurah menjalani
pelatihan adzan dengan sempurna yang kita sebut dengan ad-
daurah at-Tarbiyah ( Majid dan Andayani, 2013: 109-111).
25
e. Tahap-Tahap Implementasi Pendidikan Karakter
Berdasarkan perspektif yang berkembang dalam sejarah
pemikiran manusia, pendidikan karakter harus dilakukan
berdasarkan tahap-tahap perkembangan anak sejak usia dini
sampai dewasa. Berdasarkan pemikiran psikolog Kohlberg (1992)
dan ahli pendidikan dasar Marlene Lockheed (1990), terdapat
empat tahap pendidikan karakter yang dilakukan:
1) Tahap pembiasaan sebagai awal perkembangan karakter anak
2) Tahap pemahaman dan penalaran terhadap nilai, sikap, perilaku
dan karakter siswa.
3) Tahap penerapan sebagai perilaku dan tindakan siswa dalam
kenyataan sehari-hari.
4) Tahap pemaknaan yaitu suatu tahap refleksi dari para siswa
melalui penilaian terhadap seluruh sikap dan perilaku yang
telah mereka fahami dan lakukan bagaimana dampak dan
kemanfaatannya dalam kehidupan untuk dirinya maupun orang
lain.
Jika seluruh tahap ini telah dilalui, maka pengaruh pendidikan
terhadap pembentukan karakter peserta didik akan berdampak
secara berkelanjutan (Majid dan Andayani, 2013: 108-109).
26
2. Program Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan
pribadi peserta didik melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung dengan materi kurikulum, sebagai
bagian tak terpisahkan dari tujuan kelembagaan. Di samping itu,
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bernilai tambah
yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan
secara intrakurikuler, dan tidak hanya sebagai pelengkap suatu
proses kegiatan belajar mengajar, tetapi juga sebagai sarana agar
peserta didik memiliki nilai plus, selain pelajaran akademis yang
bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat. Dalam praktiknya,
pelajaran ekstrakurikuler sering kali menjadi ciri khas suatu
sekolah. Hal ini dikarenakan dalam menyediakan jenis kegiatannya
disesuaikan visi misi serta kondisi sekolah, terutama sekali dengan
sarana dan prasarana yang tersedia, dengan demikian setiap
sekolah akan mempunyai jenis kegiatan ekstrakurikuler yang
berbeda ( Sopiatin, 2010: 99).
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini
dilaksanakan sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi, dan
dilaksanakan pagi hari bagi yang masuk sekolah sore hari.
Kegiatan ekstrakurikuler ini sering dimaksudkan untuk
27
mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh
sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian dan berbagai
kegiatan keterampilan dan kepramukaan.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan kegiatan
ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan sekolah yang dilakukan
dalam rangka memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
dapat mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang
dimilikinya yang dilakukan di luar jam pelajaran normal
(Daryanto, 2013: 146).
b. Tujuan Ekstrakurikuler.
Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar
kelas, ekstrakurikuler ini mempunyai fungsi dan tujuan sebagai
berikut:
1) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota
masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta.
2) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta
didik agar dapat menjadi manusia yang beraktivitas tinggi dan
penuh dengan karya.
3) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung
jawab dalam menjalankan tugas.
4) Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan
hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta,
28
bahkan mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam
melihat persoalan-persoalan sosial keagamaan sehingga
menjadi manusia yang proaktif terhadap permasalahan sosial
keagamaan.
5) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada
peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat,
cekatan, dan terampil.
6) Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan
untuk komunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal
dan nonverbal ( Daryanto, 2013: 146-147).
c. Jenis-Jenis Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler bersifat langsung dan tidak langsung
berhubungan dengan pelajaran di kelas. Kegiatan yang langsung
berhubungan dengan pelajaran di kelas yang disediakan oleh
sekolah, antara lain sebagai berikut:
2) Olahraga (prestasi dan non prestasi)
3) Seni
4) Bimbingan belajar
5) Dan karya ilmiah remaja.
Kegiatan ekstrakurikuler yang tidak langsung berhubungan
dengan pelajaran di kelas adalah sebagai berikut:
1) Paskibra
2) OSIS
29
3) Pramuka
4) PMR
Kegiatan ini dibimbing oleh pelatih atau pembimbing yang
berasal dari guru atau dari luar sekolah.
Kegiatan ekstarkurikuler yang tidak berlangsung berhubungan
dengan pelajaran di kelas berfungsi untuk penyesuaian diri dengan
kehidupan, integratif, dan memberikan kesempatan untuk bekerja
sama dalam mencapai tujuan-tujuan bersama, sedangkan yang
langsung berhubungan dengan pelajaran di dalam kelas untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa (Sopiatin,
2010: 100).
d. Fungsi Ekstrakurikuler
Dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler mempunyai
beberapa fungsi sebagai berikut:
1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik
sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka.
2) Sosial, yaitu fungsi kegitan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik.
3) Rekreatif, yaitu kegitan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks, menggembirakan dan menyenagkan bagi
peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
30
4) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
e. Manfaat Ekstrakurikuler.
Secara umum kegiatan ekstrakurikuler bermanfaat bagi
siswa, guru, dan sekolah. Karena selain untuk menambah
pengetahuan, wawasan, menyalurkan bakat dan minat siswa juga
untuk popularitas sekolah sehingga menambah kualitas pendidikan
dan proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
Selain itu manfaat kegiatan ini adalah untuk wadah
penyaluran hobi, minat, dan bakat siswa secara positif yang dapat
mengasah kemampuannya, daya kreatifitas, jiwa sportifitas, dan
meningkatkan rasa percaya diri.
Secara garis besar manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler,
antara lain:
1) Memenuhi kebutuhan kelompok
2) Menyalurkan minat dan bakat
3) Memberikan pengalaman eksplorotik
4) Mengembangkan dan mendorong motivasi terhadap mata
pelajaran
5) Mengikat para siswa di sekolah
6) Mengembangkan loyalitas terhadap sekolah
7) Mengintegrasikan loyalitas terhadap sekolah
8) Mengembangkan sifat-sifat tertentu
31
9) Menyediakan kesempatan pemberian bimbingan dan layanan
secara informal
10) Mengembangkan citra masyarakat terhadap sekolah (Pranomo,
2017: 43).
3. Palang Merah Remaja (PMR)
a. Pengertian Palang Merah Remaja
Palang Merah Remaja adalah wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut
PMR. Terdapat di PMI cabang di seluruh Indonesia, dengan
anggota lebih dari 3 juta orang. Anggota PMR merupakan salah
satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
kemanusiaan di bidang kesehatan dan siaga bencana,
mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah
Remaja dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta
mengembangkan kapasitas organisasi PMI (Susilo, 2008: 1).
b. Visi dan Misi dan Tujuan Palang Merah Remaja dan Relawan
Visi dan Misi PMR, yang tercantum dalam manajemen PMR
yaitu sebagai berikut:
1) Visi PMR
Sebagai generasi muda kader PMI mampu dan siap
menjalankan kegiatan sosial kemanusiaan sesuai dengan
prinsip-prinsip dasar Palang Merah dan Bulan sabit Merah
Internasional.
32
2) Misi PMR
a) Mengembangkan karakter kader muda PMI sesuai
dengan Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Internasional serta Tri Bhakti PMR
b) Menanamkan jiwa sosial kemanusiaan
c) Menanamkan rasa kesukarelaan
Tujuan Palang Merah Remaja secara umum adalah PMI
memiliki struktur, sistem dan kapasitas PMR dan Relawan yang
memadai untuk meningkatkan kualitas pembinaan generasi muda
dan memberikan pelayanan sosial kemanusiaan yang bermutu.
Adapun tujuan khusus Palang Merah Remaja adalah sebagai
berikut:
1) Memberikan bimbingan dan pengembangan PMR dan
Relawan secara konsisten serta berkesinambungan
2) Menjamin eksistensi PMR dan Relawan PMI sebagai bagian
integral dari Palang Merah Remaja (Susilo, 2008: 69-70).
c. Prinsip-Prinsip Palang Merah Remaja dan Bulan Sabit
Internasional
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mempunyai
dasar dan tujuan yang sama dalam pengabdiannya. Dalam
menjalankan misalnya gerakan tidak boleh terpengaruh oleh
kepentingan apapun. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya
33
prinsip dasar yang dapat dijadikan pedoman dan landasan moril
bagi kehidupan organisasi yang diakui dan dihormati secara
internasional. Berikut prinsip-prinsip Palang Merah Remaja dan
Bulan Sabit Internasional:
1) Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah didirikan
berdasarkan keinginan untuk memberi pertolongan kepada
korban yang terluka dalam pertempuran tanpa membeda-
bedakan mereka dan untuk mencegah serta mengatasi
penderitaan sesama manusia yang terjadi dimanapun.
Tujuannya adalah melindungi jiwa dan kesehatan serta
menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan
menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan
perdamaian abadi antar sesama manusia.
2) Kesamaan
Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita
tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan kebangsaan, ras,
dan agama. Tujuannya adalah mengurangi penderitaan orang-
orang sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan
keadaan yang paling parah.
34
3) Kenetralan
Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam
pertentangan politik, ras, agama, dan ideologi.
4) Kemandirian
Gerakan bersifat mandiri, setiap perhimpunan nasional
sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah di bidang
kemanusiaan dan harus mentaati peraturan hukum yang
berlaku di negara masing-masing, namun gerakan ini bersifat
otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan dengan
prinsip dasar gerakan.
5) Kesukarelaan
Gerakan ini memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa
unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.
6) Kesatuan
Didalam satu negara hanya boleh ada satu perhimpunan
nasional dan hanya boleh memilih salah satu lambang yang
digunakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Gerakan ini
bersifat terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan di
seluruh wilayah negara yang bersangkutan.
7) Kesemestaan
Gerakan bersifat semesta. Artinya, gerakan hadir di seluruh
dunia. Setiap perhimpunan nasional mempunyai hak dan
35
tanggung jawab yang sama dalam membantu satu sama lain
(Susilo,2008:75).
B. KAJIAN PUSTAKA TERDAHULU
Dasar atau acuan berupa teori-teori atau temuan-temuan dari
berbagai hasil penelitian sebelumnya merupakan hal kiranya perlu untuk
dijadikan sebagai data acuan atau pendukung bagi penelitian ini. Hasil
penelitian terdahulu yang hampir memiliki kesamaan topik dengan
penelitian yang dilakukan peneliti di antaranya:
1) Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yunarsi (2016), yang berjudul
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja Dalam
Pembentukan Karakter Peserta Didik MTs Negeri Model Makasar
Tahun Ajaran 2015/2016.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui kegitan PMR, di
antara program-programnya antara lain: pelayanan kesehatan sekolah,
pengadaan piket kebersihan, latihan rutin 1 kali/pekan, mengadakan
bakti sosial, dan mengadakan kunjungan kesehatan. Faktor-faktor
yang berpengaruh dalam pembentukan karakter peserta didik di MTs
Negeri Makasar yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR adalah
dari dalam diri sendiri peserta didik dan kebijakan dari pihak
Madrasah. Dimana peserta didik yang semangat dalam mengolah
potensinya dalam pengembangan karakter dirinya positif sangat
didukung oleh tekat yang kuat dalam dirinya dan juga adanya
dukungan dari pihak madrasah dalam bentuk kebijakan yang
36
diterapkan kepada peserta didik untuk mengikuti kegitan
ekstrakurikuler yang salah satu diantaranya Palang Merah Remaja
(PMR).
Persamaan penelitian penulis dengan peneliti sebelumnya adalah
sama-sama dalam kegiatan ekstrakurikuler palang merah remaja,
sama-sama menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif
dan jenis penelitian lapangan. Sedangkan perbedaannya, pada
penelitian Sri Yunarsi penekanannya adalah implementasi kegiatan
ekstrakurikuler dalam pembentukan karakter peserta didik. Jadi,
kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana pembentukan karakter.
Sedangkan penelitian saya, menekankan pada implementasi
pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler PMR. Jadi bagaimana
pendidikan karakter diterapkan bukan pembentukan karakter, karena
pembentukan karakter dan pendidikan karakter adalah dua hal yang
berbeda.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Rika Mawar Hastuti (2013), yang
berjudul Implementasi Penanaman Nilai-nilai Moral Sosial melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) Di SMP
Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Pada penelitian ini
menunjukkan bahwa implementasi penanaman nilai-nilai moral sosial
melalui ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di SMP 6 Surakarta
sudah dilakukan. Pembelajaran di kelas diberikan dalam bentuk
penyampaian materi mengggunakan pengajaran yang menarik dengan
37
memberi contoh nyata melalui penggunaan media visual maupun
audiovisual. Pembelajaran praktek yaitu melalui kegiatan penugasan
seperti pemberian pertolongan pertama di lingkungan sekolah,
merawat teman yang sakit di Unit Kesehatan Sekolah dan membantu
dokter sekolah setiap hari Rabu.
Persamaan penelitian penulis dengan peneliti di atas adalah sama-
sama dalam kegiatan ekstrakurikuler palang merah remaja, sama-sama
menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif dan jenis
penelitian lapangan. Sedangkan perbedaannya, pada penelitian Rika
Mawar Hastuti menekankan pada penanaman nilai-nilai moral sosial
melalui kegiatan ekstrakurikuler PMR. Sedangkan penelitian saya
menekankan pada implementasi pendidikan karakter melalui
ekstrakurikuler PMR. Pendidikan karakter tidak hanya mencakup nilai-
nilai moral sosial.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dari segi pelaksanaan pengumpulan data, penelitian ini termasuk
penelitian lapangan (field research) yang berlokasi di SMK Negeri 3
Salatiga. Penelitian lapangan adalah suatu penenelitian yang dilakukan
dilapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih untuk
menyelidiki gejala obyektif yang terjadi dilokasi tersebut (Fathoni, 2007:
96).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur
analisis yang tidak menggunakan parkan pada upaya membangun
pandangan mereka yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata,
gambaran holistik dan rumit (Moleong, 2008: 5-6).
Selanjutnya peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka (Moleong, 2008: 11). Desain deskriptif ini digunakan jika
peneliti ingin menjawab permasalahan tentang fenomena yang ada.
Dengan pola survey, case-study, casual comparatif, corelational, dan
developmental (Kasiram, 2010: 53).
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di SMK Negeri 3 Kalibening, Kecamatan
Tingkir, Kota Salatiga.
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai selesai.
39
C. Sumber Data
c. Data Primer
Sumber data primer adalah data yang dibuat oleh peneliti dengan
maksud khusus untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang
ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber utama atau tempat penelitian dilakukan.
Sumber data primer ini diperoleh dari informan. Informan utama
dalam penelitian ini adalah pembina dan anggota PMR. Adapun obyek
penelitian ini adalah tentang Implementasi Pendidikan Karakter
Melalui Program Ektrakurikuler Palang Merah Remaja.
d. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan
berbagai sumber lainnya yang terdiri dari dari dokumen-dokumen
berupa catatan, laporan, foto-foto, dan lainnya. Peneliti menggunakan
data sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan dan melengkapi
informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan
pengamatan.
D. Prosedur Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu upaya peneliti berupa mengamati
perilaku dan aktivitas yang terjadi di kegiatan ekstrakurikuler Palang
Merah Remaja berlangsung untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan dalam penelitian melalui pemilihan (selection),
40
pengubahan (propacation), pencatatan (recording), pengodean
(encoding),rangkaian perilaku dan suasana (test behaviors and
setting) dalam penelitian (Fenti, 2017: 85). Dalam observasi ini
peneliti melakukan pengamatan secara langsung dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja dan cara
mengimplementasikannya sesuai pendidikan karakter peserta didik
dalam kegiatan tersebut.
b. Wawancara
Wawancara merupakan bentuk komunikasi antara dua
orang, melibatkan seseorang yang ingin memeperoleh informasi dari
seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
berdasarkan tujuan tertentu.
Wawancara melalui 2 tahap: pertama, peneliti melakukan
deskripsi dan orientasi awal tentang masalah subyek yang dikaji.
Kedua, peniliti melakukan wawancara mendalam sehingga
menemukan informasi yang lebih banyak dan penting sampai
menemukan titik temu (Maslikhah, 2017: 321). Dalam wawancara ini
peneliti melakukan wawancara langsung kepada pembina, pengurus,
dan anggota PMR di SMKN 3 Salatiga.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bukti kegiatan seorang peneliti yaitu sumber
yang memberikan data atau informasi atau fakta kepada peneliti, baik
cetakan foto, rekaman video, maupun lainnya (Ibrahim, 2015: 93).
41
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan foto sebagai dokumentasi
selama proses penelitian di sekolah tersebut.
E. Analisis Data
Analisis data kualitatif pada dasarnya merupakan proses menelaah
data dengan seluruh data yang dikumpulkan, baik yang diperoleh dari
wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan atau
melalui dokumen baik yang resmi maupun tidak resmi (Rasimin, 2017
:140-141).
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, dan menganalisis, mencari
dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memusatkan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong,
2009: 248). Adapun tahap-tahap analisis data sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang
dapat dipercaya. Untuk memperoleh data tersebut, dalam penelitian
dapat digunakan berbagai macam metode diantaranya dengan
observasi, wawancara, dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan
salah satu atau gabungan sesuai masalah yang dihadapi. Data yang
diperoleh peneliti tersebut merupakan data-data yang masih mentah
yang harus diolah kembali. Data-data yang telah didapatkan nantinya
42
dapat dianalisis atau dapat disimpulkan oleh peneliti. Hingga
nantinya dapat diambil keputusan tentang data tersebut.
b. Reduksi Data
Data yang sudah banyak dikumpulkan, dan setelah dibaca, dipelajari,
dan ditelaah, maka langkah pertama yaitu mengadakan reduksi data
yaitu memilih data mana yang menjadi obyek formil dari teori yang
digunakan untuk membedah fenomena itu (Kasiram, 2010: 368).
Reduksi data merupakan penyederhanaan data yaitu mengorganisir
data agar dapat menarik kesimpulan.
c. Penyajian Data
Penyajian data disini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang kemungkinan memberi adanya penarikan kesimpulan dan
penarikan tindakan (Mattew dan Miles, 1992: 16). Penyajian data
dimaksudkan agar data dapat diorganisir secara mudah.
d. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan teman
baru yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiono, 2009: 253). Dari
hasil pengumpulan data kemudian direduksi dan diverifikasi.
Kesimpulan yang diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk
mencari kesimpulan akhir. Dari kesimpulan yang ada peneliti
menggunakan kata-katanya sendiri atau analisisnya dalam hasil
kesimpulan akhirnya.
43
Metode analisis data yang digunakan dalam penilitian ini adalah
metode analisis kualitatif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami
peristiwa sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Pemahaman
diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan dan melalui
penguraian pemaknaan partisipan tentang situasi dan kondisi
(Sukmadinata, 2009: 94).
F. Pengecekan Keabsahan Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2008:
330).
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yang
digunakan, yaitu triangulasi teknik dan sumber.
a) Triangulasi teknik adalah cara yang digunakan untuk mengecek
kebenaran data yang dilakukan dengan wawancara, kemudian hasil
wawancara bisa dicek dengan bukti data-data ataupun observasi.
Wawancara tersebut antara lain, bagaimana implementasi pendidikan
karakter melalui program ekstrakurikuler Palang Merah Remaja di
SMK Negeri 3.
b) Triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek baik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan sumber yang berbeda. Sumber yang dimaksud adalah Pembina
44
Palang Merah Remaja, pengurus Palang Merah Remaja, dan anggota
Palang Merah Remaja dengan pertanyaan yang sama.
45
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. PAPARAN DATA
1. Profil Sekolah
a. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 3 Salatiga
SMK Negeri 3 Salatiga adalah sekolah menengah kejuruan
yang berdiri di Kota Salatiga pada tanggal 21 Mei tahun 2007
berdasar atas persetujuan pemerintah Kolta Salatiga. Pada awalnya
bernama SMK Negeri 1 Tingkir, kemudian pada tanggal 20 Juli
2007 resmi berganti nama menjadi SMK Negeri 3 Salatiga. SMK
Negeri 3 Salatiga merupakan sekolah menengah kejuruan berstatus
negeri termuda di Kota Salatiga. Sekolah ini juga pernah menjadi
salah satu RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional),
meskipun RSBI sendiri telah dihapus oleh Mahkamah Konstitusi
secara nasional pada tanggal 8 Januari 2013.
Keberadaan Unit Sekolah Baru (USB) SMK Negeri 3
Salatiga telah lama diharapkan oleh masyarakat khususnya kota
Salatiga untuk menjawab kebutuhan pendidikan yang beragam dan
berkualitas. Keberadaan SMK Negeri 3 Salatiga dituangkan dalam
surat keputusan operasional penyelenggara program keahlian
No.420.5/1510 Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga tanggal 21
Mei 2007.
46
b. Letak Geografis Sekolah
SMK Negeri 3 Salatiga berlokasi di Jl. Jafar Shodiq Raya
No. 7a, Kel Kalibening, Kec. Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah,
Kode Pos 50744, Indonesia. Berdasarkan dokumen profil sekolah
(PS/D/02) diperoleh identitas SMK Negeri 3 Salatiga sebagai
berikut:
Identitas sekolah
NSPN : 20338571
Status : Negeri
Bentuk Pndidikan : SMK
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : 420.5/1510
Tanggal SK Pendirian : 2007-05-30
SK Izin Operasional : 421.5/5154/101
Tanggal SK Izin Operasional : 2013-11-19
2. Visi dan Misi Sekolah Negeri 3 Salatiga
a) Visi
Menyelenggarakan sekolah unggul dengan maksud mencetak
tenaga kerja di perusahaan dan atau siap berwirausaha.
b) Misi
1) Menyiapkan tamatan yang mempunyai keseimbangan antara
soft competency dan hard competency.
2) Menyiapkan tamatan yang siap bersaing di pasar global.
47
3) Menyiapkan tamatan yang mampu menerapkan sikap
berwirausaha.
4) Menyelenggarakan sekolah sebagai pusat kegiatan kecil
masyarakat yang indah sebagai sumbangan menjadi
masyarakat madani.
3. Program Keahlian
Beberapa program keahlian yang diajarkan di SMK Negeri 3
Salatiga antara lain sebagai berikut:
a. Mekatronika
b. Welding
c. Geomatika
d. Teknik Sepeda Motor (TSM)
e. Ototronik
f. Agribisnis
4. Kegiatan Ekstrakurikuler ada di SMK Negeri 3 Salatiga
Beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMK Negeri 3
Salatiga yaitu:
1) Pramuka
2) Bola volly
3) Beladiri pencak silat
4) Paskibra
5) Futsal
6) Tilawatil Qur’an
48
7) Bahasa Inggris
8) KIR
9) Rebana
10) Band
11) Jurnalistik
12) Paduan suara
5. Struktur Organisasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3
Salatiga
Struktur organisasi merupakan salah satu faktor yang baru ada
pada setiap lembaga pendidikan termasuk sekolah. Hal ini
dimaksudkan untuk memperlancar semua pelaksanaan progam kerja
dari lembaga tersebut. Demikian pula halnya dengan stritur organisasi
SMK Negeri 3 Salatiga, untuk mempermudah melaksanakan suatu
program kerja sesuai dengantugas dan tanggung jawab dari masing-
masing bagian, agar tercapai suatu tujuan pendidikan khususnya di
SMK Negeri 3 Salatiga.
Adapun struktur organisasi SMK Negeri 3 Salatiga sebagai berikut:
Tabel 4.1 STRUKTUR ORGANISASI SMK NEGERI 3
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
No. Nama Jabatan
1 Suripan, S.Pd., M.Si. Kepala Sekolah
2 Dian Adriyanto, S.Pd.,
M.Pd.
Koordinator SDM
3 Sugimin Koordinator Administrasi
49
4 Mariati, S.Pd., M.Pd. Wakil kepala Opendikur
5 Indrayanto, S.Pd. T. Wakil Kepala Kesiswaan
6 Siswanto, S.Pd. Wakil kepala Sarana dan
Prasarana
7 Djaru Purnomo Wakil Kepala Hubungan
Masyarakat dan Industri
8 Drs, Muh Towil Tim Pengembangan Sekolah
9 Daud Lanang Prabowo,
S.Pd.
Tim Pengembangan Sekolah
10 Hery Ridawati, S.Pd. Tim Pengembangan Sekolah
11 Zainal Arifin, S.Pd. T Ketua Kompetensi Keahlian
Teknik Mekatronik
12 Syaefudin Afan, E.H., S.T Ketua Kompetensi Keahlian
Teknik Mesin
13 Cahyono Dwi Atmoko,
S.Pd., T.
Ketua Kompetensi Keahlian
Teknik Ototronik
14 Samsul Huda, S.Pd. Ketua Kompetensi Keahlian
Teknik Sepeda Motor
15 Ayustina Krisniati, S. P. Ketua Kompetensi Keahlian
Agribisnis (ATPH)
16 Evita Rintarsih, S.Pd. Ketua Kompetensi Keahlian
Teknik Geomatika
17 Anton Nugroho Staf SDM Sekertaris
18 Hendrik Ade Putra, S.Pd. Staf SDM Pengendali
Dokumen, IT
19 Dimas Nico Saputro, S.Pd. Staf Bidang Opendikur
Kurikulum
20 Rita Permana K.W.,S.H.,
M.Pd.
Staf Bidang Opendikur
Kurikulum
21 M. Chamid, A. Md. Staf Bidang Opendikur
50
Operasional Pembelajaran
22 Siti Zulikhah, S.Pd., M.Pd. Staf Bidang Opendikur
Evaluasi Pembelajaran
23 Puji Wijayanti, S.Pd. Staf Bidang Opendikur
Koordinator Perpustakaan
24 Catur Wijayanto Staf Bidang Opendikur Admin
25 Daniel Adi Prabowo, S.Pd. Bidang Kesiswaan
26 Anggit Dian Nugroho, S.Pd. Bidang Kesiswaan
27 Eko Noveri Yanto, S.Pd. Bidang Sarana dan Prasarana
28 Sidiq Supryogi, S.Pd. Humas dan Industri
6. Data Guru SMK Negeri 3 Salatiga
Adapun guru yang mengajar di SMK Negeri 3 Salatiga adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data guru SMK Negeri 3 Salatiga
No Nama NIP L/K Mengajar
Pelajaran
1 Suripan,S.Pd, M.Si 19650120 199003 1
003
L Sejarah
2 Nuridah,S.Pd. 19690102 199702 2
003
P Matematika
3 Drs.Moh Towil 19651126 199802 1
001
L Bhs. Indonesia
4 Sugiarti, S.Pd 19630709 199003 2
008
P Sejarah
5 Dra. Ngizatun 19701119 199802 2
001
P BP/BP
51
6 Yuli Budi Prasetyo,
S.Pd
19710720 199802 1
002
L PPKn
7 Dian Adriyanto, S.Pd. 19700317 200501 1
008
L Prod. TSM
8 Dwi Hastuti, S.Pd 19820517 200604 2
004
P Bhs. Inggris
9 Adria Vineta, S.Pd. 19711217 200604 2
007
P Fisika
10 Dulhadi, S.Ag., M.Pd.I 19690805 200501 1
005
L Pend. Agama
Islam
11 Rita Premana K, S.H.,
M.Pd
19671026 200701 2
012
P PPKn
12 Lamini, S.Pd. 19640402 200701 2
005
P BP/BK
13 Asih, Niyati, S.Pd. 19720728 200604 2
010
P Prakarya/KWR
14 Siti Sulaikah, S.Pd.,
M.Pd.
1969017 200701 2 009 P Bhs. Inggris
15 Hery Ridawati, S.Pd. 19700509 200701 2
017
P PPKn
16 Fitri Nurhayati Sih,
W., S.Pt
19740620 200701 2
012
P Kimia
17 Mariati, S.Pd., M.Pd. 19750423 200801 2
006
P Prod. Mekatronika
18 Evita Rintarsih, S.Pd. 19780307 201001 2
008
P Prod. Surveying
19 Siswanto, S.Pd 19750123 200902 1
005
L Prod. Ototronika
20 Indaryanto, S.Pd. T 10790618 200902 1
002
L Prod. Pengelasan
52
21 M. Hafid, S.Ag. 19620612 198703 1
018
L Pend. Agama
Islam
22 Retno Agustin Dwi
Astuti, S.Pd.
19820807 200803 2
002
P Fisika
23 Drs, Sugeng Winarto 19661212 200701 1
024
L Prod. Pengelasan
24 Sri Supadmi, S.Pd. 19690905 200801 2
015
P Bhs. Inggris
25 Anis Fandilah, S. Pd.,
M.Sc.
19771116 200801 2
013
P Sejarah
26 Achiruddin Pasila,
S.Pd.
19791022 200902 1
003
L Matematika
27 Sulistiyo, S.Pd 19800531 200902 1
001
L Bhs. Indonesia
28 Ani kurniasari, S.Pd. 19821210 200902 2
003
P Sejarah
29 Daniel Adi Prabowo, S
Pd.
1983014 200902 1 006 L BP/BK
30 Hendrik Ade Putra,
S.Pd.
19850115 200902 1
004
L PPKn
31 Puji Wijayanti, S.Pd. 19850628 200902 2
003
P Bhs. Indonesia
32 Heru Lukman
Wicaksono, S.Pd.
19850722 200902 1
005
L Bhs. Jepang
33 Devy Listyowati, S.Pd. 19781211 201001 2
005
P Prod. ATPH
34 Dewi Fatihatuzulfa,
S.Psi.
19790412 201001 2
010
P BP/BK
35 Djaru Purnomo, S.Pd. 19790426 201001 1
012
L Prod. Pengelasan
53
36 Sukiningsih, S.Pd. 19791107 201001 2
015
P Prod. TSM
37 Daud Lanang
Prabowo, S.Pd.
19800608 201001 1
014
L Prod. Mekatronika
38 Syaefudin Afan Eko
H., S.T
19830616 201001 1
022
L Prod. Pengelasan
39 Ayustina Kriniati, S.
Pd.
19830625 201001 2
021
P Prod. ATPH
40 Ifana Tri Kusumawati,
S.P.
19840509 201001 2
013
P Prod. APTH
41 Zainal Arifin, S.Pd.T 19850423 201001 1
015
L Prod. Mekatronika
42 Mahetasari, S. Ant. 19860511 201001 2
017
P Sejarah
43 Eko Listyo Sahono,
S.Pd.
19790123 201001 1
011
L Prod. TSM
44 Samsul Huda, S.Pd. 19790831 201402 1
001
L Prod. TSM
45 Arif Rusgiono, S.Pd. 19840803 201402 1
001
L Prod. Ototronika
46 Sidiq Suprayogi, S.Pd. 19860315 201402 1
001
L Prod. TSM
47 Cahyono Dwi Atmoko.
S.Pd. T.
19860205 201402 1001 L Prod. Ototronika
48 Eko Noferi Yanto,
S.Pd.
19881111 201402 1
001
L Prod. TSM
49 Dimas Nico Saputra,
S.Pd.
19911130 201402 1
001
L Prod. Ototronika
50 Pramesti Dewi, S.Pd. 200707 2 001 P Prod. Oto/prod.
TSM
54
51 Hasan Habib Nur W,
S.Pd. T
200807 1 002 P Prod. Pengelasan
52 Anggit Dian Nugroho,
S.Pd.
200807 1 004 L Penjaskes
53 Hery Winarno, S,P. 200807 1 005 L Prod. APTH
54 Ahmad Abdul
Mutholib, S.Pd.
201007 1 007 L Matematika
55 Anton Nugroho, S.Pd. 201007 1 008 L Fisika
56 Angga Arga Wastu,
S.Pd
201007 1 009 L Bhs. Inggris
57 Ardiana Angga
Widiyanto, S.Pd.
201207 1 025 L Prod. Ototronika
58 M. Chamid, S.Kom. 200707 1 010 L Simulasi Digital
59 Wiwid Haniffudin,
S.Pd.
201207 1 027 L Prod. Ototronika
60 Anjar Subagio, S.Pd 201208 1 029 L Prakarya, KWR,
Simdig
61 Novi Widi Atmaja,
S.Pd.
201208 1 030 L Prod. TSM
62 Aris Nursaid, S.Pd. 201307 2 039 P Matematika
63 Wahyu Sharandavi,
S.Pd.
201307 1 040 L Prod. Mekatronika
64 Nor Rosidah, S.Pd. 201309 2 042 P Penjaskes
65 Wida Rahayu, S.Pd. 201407 2 044 P Seni Budaya
66 Rina Wijayanti, S.Pd. 201407 2 045 P Pend. Bhs Jawa
67 Elys Munadziroh,
S.Pd.
201407 2 047 P Bhs. Indonesia
68 Fita Indriyani, S. Psi.,
S.Pd.
201407 2 048 P BP/BK
69 Ema Apriadi, S.Pd. 201507 1 051 L Bhs. Indonesia
55
70 Solikhin, S.Pd.I 201507 1 054 L Pend. Agama
Islam
71 Bayu Afrianto, S.Pd. 201508 1 055 L Prod. TSM
72 Pungki Sofia, S.Pd. 201607 1 061 P Sejarah
73 Akhmad Hidayat
Mioryza, S.Pd.
201707 1 062 L Geomatika
74 Prahesti Johan Anggun
Mayasari, S.Pd.
201707 1 063 P PPKn
75 Joko Susilo, M.Pd. 201807 1 064 L BK
76 Eka Septiana, S.Pd. 201807 2 065 P Matematika
77 Endang Priyaningsih,
S.T.
201807 2 066 P Geomatika
78 Uly Satriyawan, S.Pd. 201807 1 067 P Bhs. Indonesia
79 Afif Nurpriambodo,
S.P
201807 1 068 L Geomatika
80 Iwan Pungguh S.,
S.Pd.
201807 1 069 L Prod. Ototronika
81 Miftahudin, S.Pd. 201807 1 070 L Bhs. Jawa
7. Keadaan Peserta Didik dan Sarana Prasarana
a. Keadaan peserta didik
Jumlah peserta didik sebagai berikut:
Tabel 4.3 data peserta didik SMK Negeri 3 Salatiga
No Program Keahlian Jumlah peserta didik
Kelas 10 Kelas 11 Kelas 12
1 Teknik Mekatronika 70 62 65
2 Welding 72 67 64
3 Teknik Ototronika 106 104 87
56
4 Agribinis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (ATPH)
71 61 60
5 Teknik Sepeda Motor (TSM) 100 95 87
6 Geomatika 35 34 33
JUMLAH 454 423 396
JUMLAH TOTAL 1.273
b. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendidikan yang
sangat menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar.
Adapun sarana prasarana SMK Negeri 3 Salatiga sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana SMK Negeri 3 Salatiga
No Ruang Jumlah
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang
2. Ruang Kantor Guru 1 Ruang
3. Ruang Tata Usaha 1 Ruang
4. Ruang Pramuka 1 Ruang
5. Ruang Laboratium 5 Ruang
6. Ruang Osis 1 Ruang
7. Ruang UKS 1 Ruang
8. Ruang Unit Produksi 1 Ruang
8. Ruang Kelas Mekatronika 3 Kelas
9. Ruang Kelas Welding 3 Kelas
57
10. Ruang Kelas Geomatika 2 Kelas
11. Ruang Kelas Teknik Sepeda Motor (TSM) 3 Kelas
12. Ruang Kelas Ototronik 3 Kelas
13. Ruang Kelas Agribisnis 4 Kelas
14. Ruang Kelas Umum 6 Kelas
15. Fasilitas KM/WC Guru 2 Buah
16. Fasilitas KM/WC Murid 12 Buah
17. Ruang Bengkel Praktik Jurusan 5 Ruang
18. Perpustakaan 1 Buah
19. Mushola 1 Buah
20. Koperasi 1 Buah
21. Kantin 3 Buah
22. Lapangan Upacara 1 Buah
23. Lapangan Olahraga 1 Buah
24. Tempat Parkir 1 Buah
8. Hasil Penelitian
a. implementasi pendidikan karakter dapat terlihat melalui program
ekstrakurikuler PMR adalah sebagai berikut:
a) Implementasi pendidikan karakter terlihat nilai-nilai
pendidikan karakter yaitu:
58
1) Nilai kejujuran
Wawancara dari bapak AS
“Nilai kejujuran dalam berbagai keadaan, dalam
bertindak, ketika menangani pasien, nggak ngambil
apa-apa dari pasien gtu mba, ketika menyampaikan
materi juga apa adanya yang kita tahu tidak
menambah-nambahi, menolongpun kita harus jujur
dan cepat tanggap”(AS/10-08-2019/09:09 WIB).
Wawancara dengan DM mengatakan bahwa:
“Ketika menangani pasien kita harus jujur
mengatakan yang sebenarnya pada pasien, jika
terjadi patah tulang bilang aja dan menjaga rahasia
dari temen-temen yang lain tentang kejadian yang
menimpa pasien, agar aib pasien tidak
tersebar”(DM/10-08-2019/08:42 WIB).
Wawancara dengan TLLU mengatakan bahwa:
“Ketika anggota PMR ada masalah kita saling
keluarkan unek-unek kita, dan kita evaluasi bareng-
bareng bu”(TLLU/10-08-2019/10:14 WIB).
2) Nilai kedisiplinan
Wawancara dari bapak AS mengatakan bahwa:
“Nilai kedisiplinan ini muncul ketika kita mendapat
informasi kalau ada pasien yang membutuhkan
pertolongan kita harus cepat-cepat menolong
dengan catatan kita nggak boleh gugup “(AS/10-08-
2019/09:09 WIB).
Wawancara dengan DM mengatakan bahwa:
“Kita latihan rutin setiap hari sabtu untuk
mempraktekkan materi kepalangmerahan”(DM/10-
08-2019/08:42 WIB).
Wawancara dengan TLLU mengatakan bahwa:
“Di UKS kan ada aturan kan bu, kita harus disiplin
menaati pertauran yang telah kita sepakati bersama,
misalnya sepatu harus dilepas, jika melanggar maka
kita harus menegur. Jika pasien di uks membawa
hp maka kita ambil dulu dan diberikan apabila ada
kepentingan dengan walinya, kemudian disiplin
waktu bu, kan kegiatan ekstra PMR ini dimulai jam
07.30, nah sebelum jam tersebut kita harus sudah
59
berkumpul di depan UKS atau ruangan kelas yang
sudah ditentukan”(TLLU/10-08-2019/10:14 WIB).
3) Nilai tanggung jawab
Wawancara dari bapak AS mengatakan bahwa:
“Tanggung jawab terhadap adek-adek PMR dalam
mengarahkan, membimbing, dan menyampaikan
materi”(AS/10-08-2019/09:09 WIB).
Wawancara dari DM mengatakan bahwa:
“Tanggung jawab itu mesti ada mba, misalnya
dalam membantu adek kelas yang belom paham
materi yang disampaikan oleh pembina, maka kita
berikan penjelasan agar mereka paham dan yang
sudah paham agar lebih paham.”(DM/10-08-
2019/08:42 WIB).
Wawancara dengan TLLU mengatakan bahwa:
“menaati peraturan dan perintah dari atasan seperti
pembina PMR, menaati peraturan yang ada di
organisasi, kemudian siap menangani pasien di
lingkungan sekolah selagi bisa menangani dan tau
caranya begitu kalo menurut saya”(TLLU/10-08-
2019/10.14 WIB).
4) Nilai berfikir logis, kreatif, dan juga inovatif
Wawancara dengan DM mengatakan bahwa:
“Saat melakukan pertolongan pertama, dimana pada
saat itu para anggota PMR harus bisa berfikir
tenang, walaupun dalam keadaan dia grogi saat
melakukan pertolonganpertama sesuai dengan
materi yang telah dia dapatkan
sebelumnya”(DM/10-08-2019/08:42 WIB).
Wawancara dari bapak AS mengatakan bahwa:
“Ketika mereka menolong pasien, apabila mereka
menangani pasien sudah cukup maka mereka yang
menangani, dan jika mereka tidak bisa mereka
minta bantuan kepada saya, dan bila pasien lebih
serius penangannya maka kita rujuk ke RS gitu
mba”(AS/10-08-2019/09:09 WIB).
Wawancara dari TLLU mengatakan bahwa:
“Ketika diskusi tentang kepalangmerahan, kan kita
bisa berfikir logis, kreatif, dan juga
mengembangkan ide-ide kita,. Ketika ada lomba
kita juga harus berfikir logis dalam membuat kursi
60
dari ban, dan juga kreatif dalam membuatnya, dan
inovatif”(TLLU/10-08-2019/10:14 WIB).
5) Nilai keberanian
Wawancara dengan DM mengatakan bahwa:
“Ketika upacara hari senin, dimana setiap anggota
PMR harus berani langsung masuk ke dalam TKP,
sehingga mau nggak mau anggota PMR harus
melakukan evakuasi di TKP”(DM/10-08-
2019/08:14 WIB).
6) Nilai peduli
Wawancara dengan TLLU mengatakan bahwa:
“Kita sebagai kakak kelas peduli kepada adek kelas
apabila kekurangan materi, ya kita menjelaskan apa
yang mereka belom faham, dan yang sudah faham
agar lebih faham lagi”(TLLU/10-08-2019/10:14
WIB).
7) Nilai percaya diri
Wawancara dengan DM mengatakan bahwa:
“Ketika ada kegiatan donor darah, dimana para
anggota PMR harus bisa percaya diri dalam
menyampaikan informasi tentang kapan diadakan
kegiatan tersebut dilakukan , didepan kelas, dan
juga para guru”(DM/10-08-2019/08:42 WIB).
8) Nilai cerdas
Wawancara dengan TLLU mengatakan bahwa:
“Ini muncul dalam menyampaikan materi ya bu,
kita kan harus memperdalam materi yang akan
disampaikan kepada adek-adek PMR pada saat
menerangkan tidah hanya materi saja tapi juga di
selangi dengan praktik dan cara
penanganan”(TLLU/10-08-2019/10.14 WIB).
9) Mandiri
Wawancara dengan TLLU mengatakan bahwa:
“Membersihkan UKS setiap hari tanpa harus
disuruh bu,.(TLLU/10-08-2019/08.14 WIB).
10) Rasa ingin tahu
Wawancara dengan TLLU mengatakan bahwa:
“Ingin memperdalam materi tentang
kepalangmerahan mulai dari kegiatan materi
61
maupun praktik yang benar, gimana
prosesnya”(TLLU/10-08-2019/08.14 WIB).
11) Cinta ilmu
Wawancara dengan TLLU mengatakan bahwa:
“Jika kita bener mengetahui ilmu tentang
kepalangmerahan mulai dari materi maupun praktik
kita akan menerapkan di lingkungan sekolah,
masyarakat dan keluarga kita sendiri bu”(TLLU/10-
08-2019/08.14 WIB).
b) Cara mengimplementasikan pendidikan karakter melalui
program ekstrakurikuler PMR di SMK Negeri 3 Salatiga?
Wawancara dengan DM mengatakan bahwa:
“Cara memerankannya dengan mempraktekkan ilmu yang
telah didapatkan sebelumnya pada saat melakukan
pertolongan pertama, yang kedua memberikan informasi
kegiatan kepada siswa dan guru.
Kita sebagian besar anggota PMR sudah
menerapkan”(DM/10-08-2019/08:14 WIB).
Wawancara dengan TLLU mengatakan bahwa:
“Cara memerankannya dengan praktek langsung ke
lapangan sesuai dengan ilmu yang telah kita dapatkan dari
PMR bu. Kalo sudah menerapkan atau belum, kita belum
menerapkan dengan baik bu”(TLLU/10-08-2019/10:14
WIB).
c) Melalui program kerja yang diadakan PMR di SMK Negeri 3
Salatiga implementasi pendidikan karakter terlihat.
Wawancara dengan AS mengatakan bahwa:
“Program kerja didalam PMR ini stand by di belakang
peserta upacara setiap hari Senin dan Hari Nasional,
membersihkan jentik nyamuk di selokan dan juga bak
kamar mandi mba, kemudian ada cabut paku setiap habis
ada kampanye di sepanjang jalan sekitar SMK,
membagikan pil cantik, dan donor darah” (AS/10-08-
2019/09.09 WIB).
62
Wawancara dengan DM mengatakan bahwa:
“program kerja dalam PMR adalah menjaga pasien yang
sakit yang membutuhkan pertolongan pertama, mengganti
kertas minyak yang ada dikantin, memeriksa dan
membersihkan jentik nyamuk, cabut paku sehabis ada
kampanye, donor darah, dan pembagian pil cantik”
b. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Apa Dalam
Mengimplementasikan Pendidikan Karakter Melalui Program
Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja
1) Faktor pendukung
Mengenai faktor yang mendukung mengimplementasikan
pendidikan karakter melalui kegiatan PMR, peneliti melakukan
wawancara dengan bpk AS selaku pembina PMR, DM selaku
ketua PMR, dan TLLU selaku anggota PMR di SMK Negeri 3
Salatiga.
a) Kepala sekolah
Wawancara dari AS mengatakan bahwa:
“Kepala sekolah mendukung dengan adanya organisasi
PMR karena sekolah sangat membutuhkan organisasi
tersebut untuk membantu memperlancar berbagai
kegiatan di sekolah”(AS/10-08-2019/09:09 WIB).
Wawancara dari DM mengatakan bahwa:
“Bapak kepala sekolah mendukung adanya PMR bu, dan
sangat setuju”(DM/10-08-2019 08:14WIB).
Wawancara dari TLLU mengatakan bahwa:
“Kepala sekolah sangat mendukung adanya organisasi
PMR bu, kan PMR itu bidang kesehatan bu, dan kita
semua tentunya butuh yang namanya pertolongan
pertama”(TLLU/10-08-2019/10:14 WIB).
b) Kesiswaan
Wawancara dengan AS mengatakan bahwa:
63
“Kesiswaan mendukung dan setuju dengan adanya
organisasi PMR, kalo kita mengajukan proposal kita
setujui. Misal kemarin kita ngajuin proposal untuk
dibuatkan UKS yang lebih layak dan kita
dibuatkan”(AS/27-07-2019/08:17 WIB).
c) Guru dan pembina
Wawancara dari DM mengatakan bahwa:
“Guru dan pembina mendukung berjalannya setiap
kegiatan PMR di SMK Negeri 3 Salatiga”(DM/10-08-
2019/08:14 WIB).
d) Pengurus OSIS dan teman-teman
Wawancara dari TLLU mengatakan bahwa:
“Mereka sangat mendukung PMR, mereka selalu
bertanya tentang proker kapan diadain gtu”(TLLU/10-
08-2019/10:14 WIB).
e) Timbal balik antara organisasi PMR dengan organisasi
lainnya.
Wawancara dengan AS mengatakan bahwa:
“Menurut saya organisasi PMR sangat dibutuhkan dan
sangat didukung oleh organisasi seperti paskibra dan
pramuka, PMR membutuhkan pelatihan baris-berbaris
dari Paskibra, begitu sebaliknya paskibra membeutuhkan
pertolongan pertama karena salah satu anggota paskibra
punya riwayat asma, na maka dari itu paski minta
kerjasamanya kepada PMR, paramuka juga PMR dan
pramuka juga saling membutuhkan dan saling
mendukung bu”(AS/10-08-2019/09.09 WIB).
f) Anggota PMR
Wawancara dengan AS mengatakan bahwa:
“Semangat dan keyakinan mereka untuk mempelajari
dan memahami materi tentang kepalangmerahan,
solusinya adalah mengajak kembali anggota PMR
tersebut dan memberikan semngat kembali”(AS/27-07-
2019/08:17 WIB).
64
g) Fasilitas UKS
Wawancara dengan AS mengatakan bahwa:
“Fasilitas UKS juga mendukung suksesnya PMR,
perlengkapan UKS saya rasa sudah cukup untuk
memfasilitasi siswa yang sakit, seperti obat-obatan,
tempat tidur pasien, alat tandu, mading UKS”(AS/10-
08-2019/09:09 WIB).
2) Faktor penghambat
a. Menurunnya semangat anggota PMR
Wawancara dengan DM mengatakan bahwa:
“anggota PMR semangatnya menurun karena telah
lamanya menjadi anggota PMR bu dengan alas an
seperti kebanyakan tugas yang diberikan, jadi kita perlu
menyemangati kembali agar mereka bersemangat dan
tetap terus menjadi anggota PMR dan menjadi
sukarelawan”(DM/10-08-2019/08.14 WIB).
b. Kebosanan
Wawancara dengan TLLU mengatakan bahwa:
“karena kebanyakan tugas yang diberikan kita jadi
merasa bosan bu, udah ada tugas sekolah dan ditambah
lagi tugas dari PMR” (TLLU/10-08-2019/08.14 WIB).
c. Seleksi alam
Wawancara dengan AS mengatakan bahwa:
“seleksi alam terjadi karena kebanyakan mereka saat
kelas XII lebih milih untuk mempersiapkan Ujian
Nasional, dan kami sebagai Pembina tidak bisa
65
memaksa untuk ikut serta dalam kegiatan PMR bu”
(AS/10-08-2019/09.09 WIB).
B. ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah
menganalisa data-data tersebut. Dalam bagian analisis data ini, peneliti
akan menguraikan gagasan peneliti, berdasarkan temuan peneliti
sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Analisis data ini
mengenai tentang nilai-nilai karakter apa saja yang muncul melalui
program ekstrakurikuler PMR, bagaimana mengimplementasikan
pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler PMR, dan faktor
yang mendukung dan faktor yang menghambat dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter melalui program
ekstrakurikuler PMR berlangsung sebagaimana uraian tersebut di bawah
ini:
1. Hasil wawancara dengan beberapa responden, peneliti menyimpulkan
bahwa dalam mengimplementasikan pendidkan karakter dapat dilihat
melalui program ekstrakurikuler PMR di SMK Negeri 3 Salatiga
sebagai berikut:
a. implementasi pendidikan karakter dapat terlihat didalam nilai-
nilai pendidikan karakter sebagai berikut:
1) Nilai jujur, yaitu menyatakan apa adanya, konsisten antara
apa yang dikatakan dan yang dilakukan, sebagai makhluk
sosial kita harus mempunyai sifat jujur kepada sesama
66
manusia, apalagi dalam suatu organisasi, nilai jujur
sangatlah penting untuk diterapkan agar tidak terjadi
kesalahfahaman didalam organisasi. anggota PMR di SMK
Negeri 3 Salatiga mengimplementasikan nilai jujur,terlihat
ketika anggota PMR menangani pasien dengan hati yang
ikhlas dan tidak mengambil apa-apa dari pasien kecuali jika
pasien membawa hp ataupun dompet maka anggota PMR
mengangamankan barang pasien tersebut, kalau memang
ada kepentingan dengan keluarga pasien maka diberikan hp
itu untuk digunakan seperlunya, kalau pasien ternyata patah
tulang anggota PMR menyampaikan kepada pasien apa
yang terjadi pada pasien dan merahasiakan kepada teman-
teman pasien untuk menjaga aib pasien, ketika
menyampaikan materi kepada adek-adek PMR juga apa
adnya yang mereka tahu dan tidak menambah-nambahi,
ketika terjadi permasalahan antara anggota PMR
didiskusikan bersama bagaimana baiknya dan kita eavaluasi
bersama-bersama.
2) Nilai disiplin, merupakan rasa taat dan patuh terhadap apa
yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Dalam kegiatan
PMR di SMK Negeri 3 Salatiga nilai disiplin terlihat ketika
anggota PMR mendapat informasi bahwa ada pasien yang
membutuhkan pertolongan pertama, anggota PMR harus
67
cepat monolong dengan catatan tidak boleh tergesa-gesa
dalam menangani pasien, dan juga ketika latihan rutin
setiap hari sabtu anggota PMR mempraktekkan pertolongan
pertama sesuai materi yang telah didapatkan sebelumnya,
ketika di dalam UKS anggota PMR disiplin mentaati
peraturan yang telah disepakati bersama, jika ada salah satu
anggota PMR melanggar maka anggota lain harus berani
menegur, kemudian disiplin waktu misalnya kegiatan
ekstrakurikuler PMR rutin dilaksanakan hari Sabtu dimulai
jam 07.30, sebelum jam tersebut anggota PMR harus sudah
berkumpul di depan UKS atau di ruangan kelas yang sudah
ditentukan.
3) Nilai tanggung jawab, yaitu melakukan tugas dengan
sepenuh hati, dalam ektrakurikuler PMR nilai tanggung
jawab ini terlihat yang pertama ketika kakak pembina dalam
mengarahkan, membimbing, dan menyampaikan materi
penuh rasa tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan
yang jelas, yang kedua ketika adik kelas belum faham
dengan materi yang disampaikan oleh kakak pembina maka
kakak kelas berusaha untuk menjelaskan kepada adik kelas,
yang keempat patuh kepada perturan yang ada di organisasi,
yang kelima siap menangani pasien di lingkungan sekolah
68
maupun di luar sekolah selagi bisa menangani dengna cara-
cara penanganan yang benar.
4) Nilai berfikir logis, kreatif, dan inovatif merupakan sikap
yang harus dimiliki oleh semua orang terkhusus anggota
PMR di SMK Negeri 3 Salatiga. Nilai tersebut terlihat
ketika saat pertolongan pertama yang dilakukan anggota
PMR harus bisa berfikir tenang, walaupun dalam keadaan
gugup atau canggung, agar tidak terjadi kecerobohan dalam
mengambil tindakan. Ketika berdiskusi mengeluarkan ide-
ide mereka dan mengembangkan bakat mereka ketika ada
lomba dalam ekstrakurikuler PMR.
5) Nilai berani, ini terlihat ketika upacara hari senin dan hari
nasional setiap anggota PMR harus berani bertugas
melakukan evakuasi di lapangan agar kegiatan upacara
berjalan dengan lancar, dan siap siaga apabila ada peserta
upacara yang membutuhkan pertolongan pertama.
6) Nilai peduli, ini muncul ketika ada anggota PMR belum
faham mengenai kepalangmerahan, maka temannya
menjelaskan agar temannya faham kemudian juga peduli
dengan anggota kita saling menasehati dan memberi materi
yang belum disampaikan ke adik kelas.
7) Nilai percaya diri, yaitu sikap yakin akan kemampuan diri
sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan
69
dan harapannya. Di dalam ekstrakurikuler PMR terlihat
sikap nilai percaya diri ketika ada kegiatan donor darah,
dimana para anggota PMR harus bisa percaya diri dalam
menyampaikan informasi tentang kapan diadakan kegiatan
donor darah dilakukan, di depan kelas, dan juga para guru
dan siswa.
8) Mandiri, yaitu tanpa disuruh tanggap sendiri seperti
membersihkan UKS setiap hari tanpa harus disuruh,
menaati peraturan menjaga keamanan UKS.
9) Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih dalam dam meluas dari
suatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Ini terlihat
bahwa anggota PMR punya keinginan tahuanan tentang
materi kepalangmerahan lebih mendalam tidak hanya
sekedar materi tetapi juga mempraktikkan dan menerapkan
bagaimana prosesnya.
10) Cinta ilmu, yaitu cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap pengetahuan. Seperti anggota PMR benar-
benar ingin mengetahui tentang materi keplangmerahan,
maka mereka mengamalkan tidak hanya di lingkungan
sekolah saja tetapi di lingkungan masyarakat juga dan
mengamalkan ilmunya kepada anggota PMR yang lain.
70
11) Cerdas, yaitu berpikir secara cermat dan tepat, bertindak
dengan penuh perhitungan, rasa ingin tahu yang
tinngi.nerkomunikasi efektif dan empatik, bergaul secara
santun, menjunnjung tinggi kebenaran, mencintai Tuhan
dan lingkungan.
Nilai ini terlihat saat kakak kelas menyampaikan materi kepada
adik kelas, diberikan materi juga cara penangananya.
Observasi pada tanggal 10 Agustus 2019, peneliti salut dengan
anggota PMR mereka sangat santun dan empatik dalam
menyambut peneliti dan juga dalam menjawab pertanyaan juga
santun.
b. Cara mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam
ekstrakurikuler PMR dan apa saja program kerja yang ada di
dalam PMR.
Anggota PMR di SMK Negeri 3 Salatiga cara
mengimplementasikan pendidikan karakter adalah dengan cara
mempraktikkan ilmu kepalangmerahan yang telah didapatkan
sebelumnya pada saat melakukan pertolongan pertama,
memberikan informasi atau pengumuman kegiatan donor darah
kepada siswa dan guru.
c. Program kerja yang ada di dalam PMR yaitu: stand by
dibelakang peserta upacara pada hari senin dan hari Nasional,
membagikan pil cantik setiap 2 minggu sekali, membersihkan
71
jentik-jentik nyamuk di selokan sekitar sekolah dan bak kamar
mandi setiap 2 minggu sekali, cabut paku setelah ada kampanye
dilakukan agar jalan kembali bersih dan rapi, mengganti kertas
minyak yang ada di dikantin yang awalnya adalah dengan
kertas untuk wadah makanan, dan donor darah.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler PMR di SMK
Negeri 3 Salatiga, ada beberapa faktor sebagai berikut:
a. Faktor pendukung
1) Kepala sekolah
Kepala sekolah sangat mendukung adanya organisasi PMR
di SMK Negeri 3 Salatiga. Karena PMR itu wadah dibidang
kesehatan dan manfaatnya sangat banyak bagi warga SMK
Negeri 3 Salatiga.
2) Kesiswaan
Kesiswaan juga setuju dan mendukung adanya organisasi
PMR di SMK Negeri 3 Salatiga, apabila PMR memerlukan
sesuatu langsung diberi, dan kemarin UKS di SMK Negeri 3
Salatiga kurang layak ditempati, kemudian mengajukan proposal
dan disetujui oleh kesiswaan dan dibuatkan UKS yang layak
disamping OSIS SMK Negeri 3 Salatiga.
72
3) Guru dan pembina PMR
Guru dan pembina PMR SMK Negeri 3 Salatiga juga setuju
dan mendukung adanya organisasi PMR.
4) Pengurus OSIS dan siswa
Pengurus OSIS sangat mendukung dan selalu memberikan
pertanyaan kapan program kerja dilaksanakan.
5) Anggota PMR
Semangat dan keyakinan para anggota PMR dalam
mempelajari dan memahami tentang kepalangmerahan.
Observasi pada tanggal 27 Juli 2019, peneliti menyaksikan
kebanggaan para anggota PMR di SMK Negeri 3 Salatiga
karena bisa bergabung dalam organisasi tersebut.
6) Fasilitas UKS
Fasilitas UKS juga cukup lengkap dan memadai untuk
memfasilitasi pasien yang membutuhkan pertolongan pertama.
Obseravasi pada tanggal 17 Agustus 2019 peneliti melihat
ada tabung oksigen yang disediakan UKS untuk mengani
pertolongan pertama pada pasien penderita asma, karena ada
beberapa peserta upacara mempunyai riwayat penyakit asma.
7) Timbal balik antara Organisasi PMR dengan Organisasi lain
Oraganisasi lain sangat mendukung dan membutuhkan
kerjasama dari PMR begitu juga PMR ada timbal balik untuk
mensukseskan kegiatan mereka, seperti paskibra dan pramuka
73
mereka sangat membutuhkan PMR untuk menangani penangani
pertolongan pertama, begitu juga PMR membutuhkan paskibra
untuk pelatihan baris berbaris PMR sebelum anggota PMR
melakukan mengevakuasi di belakang peserta upacara.
b. Faktor penghambat
1) Menurunnya semangat anggota PMR
Karena kebanyakan tuga yang diberikan para anggota PMR
merasa bosan karena disamping PMR ekstrakurikuler tidak
wajib mereka juga ada tugas dari guru mata pelajaran yang
sedang ditempuh.
2) Kebosanan
Kebosanan ini terjadi karena mereka sudah lama menjadi
anggota PMR, rata-rata mereka ikut serta PMR sejak kelas X
sampai kelas XII, dan aktifnya saat kelas XI dan pada saat
kelas XII mereka ingin keluar dan fokus ke mata pelajaran.
3) Seleksi alam, yaitu merosotnya anggota PMR yang semula
berjumlah 40 menjadi 20 atau 10 anggota PMR disebabkan
oleh beberapa alasan pribadi dari setiap anggota PMR, dan
kebanyakan alasan tersebut yaitu mereka lebih memilih untuk
mempersiapkan Ujian Nasional pda saat merka kelas XII.
Solusinya adalah megajak kembali anggota PMR yang keluar
dan memberikan semangat.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah adanya pembahasan dan dilakukan analisis mulai bab I sampai
bab IV, guna menjawab pokok permasalahan yang ada dalam penelitian.
Maka terdapat beberapa hal yang menjadi garis besar sebagai kesimpulan
pada skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Nilai-nilai karakter yang muncul melalui program ekstrakurikuler
Palang Merah Remaja di SMK Negeri 3 Salatiga yaitu: Jujur, Disiplin,
Berfikir logis, kreatif, dan inovatif, Peduli, Tanggung jawab, Percaya
diri, Cerdas, Rasa ingin tahu, Cinta ilmu, dan Mandiri.
2. Cara mengimplementasikan pendidikan karakter melalui program
ekstrakurikuler PMR di SMK Negeri 3 Salatiga, yang pertama terlihat
nilai- nilai pendidikan karakter yang terlihat yaitu: Jujur, Disiplin,
Berfikir logis, kreatif, dan inovatif, Peduli, Tanggung jawab, Percaya
diri, Cerdas, Rasa ingin tahu, Cinta ilmu, dan Mandiri. yang kedua
yaitu cara mengimplementasikan pendidikan karakter adalah dengan
cara mempraktikkan ilmu yang telah didapatkan sebelumnya pada saat
melakukan pertolongan pertama, Memberikan informasi tentang
kegiatan PMR kepada siswa dan guru.
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler PMR di SMK 3
Negeri Salatiga adalah sebagai berikut:
75
a. Faktor pendukungnya yaitu: kepala sekolah, waka kesiswaan, guru
dan Pembina PMR, sangat mendukung organisasi PMR, anggota
PMR, pengurus OSIS dan siswa SMK Negeri 3 Salatiga sangat
menghormati dan membutuhkan keberadaan PMR sehingga sering
dilibatkan dalam kegiatan apapun di SMK Negeri 3 Salatiga.
b. Faktor penghambatnya yaitu: menurunnya semangat anggota PMR
disebabkan kebanyakan tugas yang diberikan, kebosanan yang
muncul karena lamanya menjadi anggota PMR, berkurangnya
anggota karena lebih memilih persiapan Ujian Nasional sehingga
membutuhkan rekrutmen kembali.
B. Saran
Setelah mengambil kesimpulan, di sini peneliti ingin memberikan
masukan kepada berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut:
1. Pengurus PMR
a. Lebih bijak lagi dalam mengatur waktu pelaksanaan kegiatan,
jagan ragu untuk mengkomunikasi kepada guru ataupun pembina.
b. Lebih bersinergi dalam membuat proposal untuk pelaksanaan
donor darah, agar tahun ini bisa dilaksanakan donor darah.
c. Laporan obat juga lebih ditegaskan lagi agar tidak kehilangan
banyak obat dan keamanan UKS supaya ditingkatkan lagi.
d. Lebih peduli lagi sama adik kelas yang belum faham tentang
materi atau praktik yang belum difahami.
76
2. Anggota PMR
a. Komunikasi agar di jalin lagi biar sesama anggota tahu permalahan
yng sedang dihadapi
b. Adik kelas jangan malu bertanya kepada kakak kelas, ada pepatah
“malu bertanya sesat dijalan”.
c. Saling menyapa dan mengenal satu sama lain agar ditingkatkan
lagi.
d. Jangan bosan-bosan mempelajari materi kepalangmerahan karena
materi tersebut sangat penting mulai dari kecil sampai tua nanti.
77
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Ma’mur Jamal. 2013. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan
Karakter Di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press.
Alkrienciehie, Irwanto & Salahudin, Anas. 2013. Pendidikan Karakter
(Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa). Bandung:
Pustaka Setia.
Amoza, Helga Rosalin. 2016. Implementasi Pendidikan karakter Di
Sekolah Dasar Islam Terpadu Hidayatullah Yogyakarta.
Yogyakarta: Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Rineka Cipta.
Daryanto. 2013. Administrasi dan Manajemen Sekolah Untuk
Mahasiswa, Guru, dan Peserta Kuliah Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dkk, Darwyn Syah. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran
Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung Persada Press.
Dkk, Susilo Juliati. 2008. Manajemen Palang Merah Merah. Jakarta:
Kantor Pusat Palang Merah Remaja.
Fathoni, Abdurrahman. 2007. Metodologi Peneleitian dan Tekhnik
Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hariyanto, Samani Muchlas. 2014. Konsep dan Model Pendidikan
Karakter. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Hikmawati, Fenti. 2017. Metode Penelitian. Depok: Rajawali Press.
Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Kompri. 2014. Manajemen Sekolah Teori & Praktik. Bandung:
Alfabeta,cv.
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif- Kualitatif.
Malang: Uin-MALIKI PREss.
Moleong, Lexi. 2008. Metodologi penenltian kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
78
Maslikhah. 2007. Melejitkan kemahiran menulis karya ilmiah bagi
mahasiswa. Yogyakarta: Trustmedia Publishing.
Majid, Abdul dan Andayani Dian. 2013. Pendidikan Karakter
Perspektif Islam. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.
Mattew dan Miles B. 1992. Analisis Tata Kualitatif: Buku Sumber
Tentang Metode-Metode Baru/ Mattew B. Miles dan A.
Michael Huberman: Tjetjep Rohendri Rohidi. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan
Krisis Multidimensial. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Purnomo, Agus. 2017. Penguatan Nilai-Nilai Karaker Siswa Melalui
Program Ekstrakurikuler Hadroh di SMK Batur Jaya 2 Ceper
Klaten Tahun Ajaran 2016/2017. Surakarta: Skripsi Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
Rosidatun. 2018. Model Implementasi Pendidikan Karakter. Gresik:
Caramedia Communication.
Sudarto. 2018. Filasafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Deepublish.
Sukmadinata, Nana S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:
Rosdakarya.
Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiono. 2009. Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Yunarsi, Sri. 2016. Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Palang
Merah Remaja Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik
MTs Negeri Model Makassar. Makssar: Universitas Negeri
Makassar.
https://ojs.unm.ac.id/tomalebbi/article/download/3670/2085.
Yunus, Mahmud. 1978. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta:
PT. Hidakarya Agung.
Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Teori
dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press.
79
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk Pembina PMR SMK Negeri 3 Salatiga
Identitas Informan :
Nama :
Hari/tanggal wawancara :
Waktu :
Tempat :
Butir-butir pertanyaan
1. Sudah berapa lama bapak membina kegiatan PMR di SMK Negeri 3
Salatiga?
2. Kapan dan dimana kegitan PMR dilaksanakan?
3. Apa tujuan dan manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler PMR?
4. Apa saja program kerja kegiatan PMR di SMK Negeri 3 Salatiga?
5. Apa tujuan dari program kerja tersebut?
6. Nilai-nilai karakter apa saja yang terlihat dan dalam kegiatan apa nilai
karakter itu terlihat?
7. Bagaimana dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam
kegitan PMR?
8. Faktor apa saja yang mendukung dan yang menghambat dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter melalui program
ekstrakurikuler PMR di SMK Negeri 3 Salatiga?
80
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk Pengurus PMR SMK Negeri 3 Salatiga
Identitas Informan :
Nama :
Hari/tanggal wawancara :
Waktu :
Tempat :
Butir-butir pertanyaan
1. Berapa lama adek bergabung dalam kegiatan PMR di SMK Negeri 3
Salatiga?
2. Kapan dan dimana kegitan PMR dilaksanakan?
3. Apa tujuan dan manfaat dari kegitan PMR?
4. Program kerja apa saja dalam kegitan PMR?
5. Apa tujuan dari program kerja tersebut?
6. Nilai-nilai karakter apa saja yang terlihat melalui program ekstrakurikuler
PMR di SMK Negeri 3 Salatiga?
7. Bagaimana mengimplementasikan pendidikan karakter melalui program
ekstrakurikuler PMR di SMK Negeri 3 Salatiga?
8. Faktor apa saja yang mendukung dan yang menghambat dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter melalui program
ekstrakurikuler PMR di SMK Negeri 3 Salatiga?
81
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk Anggota PMR
Identitas Informan :
Nama :
Hari/tanggal wawancara :
Waktu :
Tempat :
Butir-butir pertanyaan
1. Sudah berapa lama adek bergabung dalam kegiatan PMR di SMK Negeri
3 Salatiga?
2. Kapan dan dimana kegiatan PMR dilaksanakan?
3. Apa tujuan dari manfaat kegiatan ekstrakurikuler PMR?
4. Program kerja apa saja yang ada dalam kegitan PMR?
5. Apa tujuan dari program kerja tersebut?
6. Nilai-nilai karakter apa saja yang terlihat melalui program ekstrakurikuler
PMR di SMK Negeri 3 Salatiga?
7. Bagaimana mengimplementasikan pendidikan karakter melalui program
ekstrakurikuler PMR di SMK Negeri 3 Salatiga?
8. Faktor apa saja yang mendukung dan yang menghambat dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter melalui program
ekstrakurikuler PMR di SMK Negeri 3 Salatiga?
82
VERBATIM WAWACARA
Pembina PMR SMK Negeri 3 Salatiga
Nama : Anjar Subagio
Hari/tanggal wawancara : Sabtu/10 Agustus 2019
Waktu : 09.09 WIB
Tempat : Ruang kelas SMK Negeri 3 Salatiga
No Pertanyaan Jawaban
1. Sudah berapa lama bapak membina
kegiatan PMR di SMK Negeri 3
Salatiga?
Saya membina PMR ini sejak tahun
2012, ya sudah 7 tahun mba.
2. Kapan dan dimana kegiatan PMR
dilaksanakan?
Dilaksanakan setiap seminggu sekali
pada hari Sabtu, dimulai jam 07.30-
10.00 WIB. Di SMK Negeri 3 Salatiga.
3. Apa tujuan dan manfaat dari
kegiatan ekstrakurikuler PMR?
Yang pasti membantu siswa yang
sakit, melatih tanggung jawab,
membantu siswa pada pertolongan
pertama, menambah keterampilan
dalam bidang kesehatan,
4. Apa saja program kerja kegiatan
PMR di SMK Negeri 3 Salatiga?
Stand by di belakang peserta upacara
setiap hari Senin dan hari Nasional,
membersihkan jentik-jentik nyamuk di
83
bak kamar mandi dan selokan, cabut
paku di sepanjang jalan sekitar SMK
Negeri 3 berada, membagikan pil
cantik, donor darah.
5. Apa tujuan dari program kerja
tersebut?
Menjaga dan mengawasi peserta
upacara apabila ada yang
membutuhkan pertolongan pertama,
agar kamar mandi dan dan selokan
terhindar dari jentik-jentik nyamuk,
agar jalan bersih dan rapi kembali,
untuk menambah darah, agar badan
sehat.
6. Nilai-nilai karakter apa yang
terlihat?
Jujur: muncul ketika mereka dalam
menolong pasien, mereka ikhlas dari
hati sehingga mereka tidak mengambil
apa-apa dari pasien, disiplin: muncul
ketika mereka rutin mengikuti latihan
dalam kelas maupun lapangan,
tanggung jawab: muncul ketika
menangani pasien penuh dengan
pertanggung jawaban, peduli sosial:
muncul ketika ada teman yang sakit di
tanyai dan diobati, kreatif: anggota
84
PMR kreatif dalam penanganan
pertolongan pertama dan cepat
tanggap, dan lain sebagainya.
7. Bagaimana dalam
mengimplementasikan pendidikan
karakter di dalam kegiatan PMR?
Yaa, sesuai dengan pendidikan
karakter yang ada mba.
8. Faktor apa saja yang mendukung
dan yang menghambat dalam
mengimplementasikan pendidikan
karakter melalui program
ekstrakurikuler PMR di SMK
Negeri 3 Salatiga?
Kalo faktor pendukung dari kepsek,
waka kurikulum, waka kesiswaan,
teman anggota PMR, dan juga dari
saya.
Kalo faktor penghambatnya rata-rata
dari diri sendiri mba, kemarin muncul
seleksi alam dimana yang asalnya
berjumlah 40 anggota merosot menjadi
15 anggota PMR gitu mba, itu terjadi
waktu meraka sudah kelas 12 mba.
85
VERBATIM WAWANCARA
Pengurus (Ketua) PMR
Nama : Darul Mukhsin
Hari/tanggal wawancara : Sabtu/10 Agustus 2019
Waktu : 08.42 WIB
Tempat : Depan UKS SMK Negeri 3 Salatiga
No Pertanyaan Jawaban
1. Berapa lama adek bergabung
dalam kegiatan PMR di SMK
Negeri 3 Salatiga?
Saya mengikuti ekstrakurikuler PMR
ini sejak tahun 2017 sampai sekarang.
Berpa lama ya,, emm sekitar 2 tahun
lebih lah mba.
2. Kapan dan dimana kegiatan PMR
dilaksanakan?
Dilaksanakan setiap satu minggu sekali
setiap hari Sabtu, jam 07.30-10.00
WIB di SMK Negeri 3 Salatiga.
3. Apa tujuan dan manfaat dari
kegiatan PMR?
Melatih untuk menjadi jiwa tolong
menolong, melatih untuk bertanggung
jawab, melatih untuk menangani
pertolongan pertama, melatih
kepemimpinan juga mba.
4. Program kerja apa saja dalam
kegiatan PMR?
Njaga upacara setiap hari Senin dan
hari Nasional, mengganti kertas
86
minyak di kantin, memeriksa dan
memberishkan jentik-jentik nyamuk,
cabut paku, donor darah, pembagian
pil cantik.
5. Apa tujuan dari program kerja
tersebut?
Tujuannya yang pertama untuk
menjaga apabila peserta upacara ada
yang sekiranya membutuhkan
pertolongan pertama, yang kedua
untuk menjaga kesehatan biasanya kan
pakai kertas koran mba kita ganti
dengan kertas minyak biar higenis,
yang ketiga agar tidak ada sarang
nyamuk dan terjaga dari penyakit,
yang keempat donor darah untuk
mengganti darah yang baru biar kita
sehat dan juga untuk disumbangkan
kepada orang lain yang membutuhkan,
yang kelima agar siswi disini tetap
sehat walaupun darahnya keluar setiap
bulannya.
6. Nilai-nilai karakter apa saja yang
terlihat melalui program
ekstrakurikuler PMR di SMK
Disiplin, tanggung jawab , berani,dapat
dilihat seperti dalam kegiatan upacara
bendera merah putih setiap hari Senin
87
Negeri 3 Salatiga? dan hari Nasional, anggota PMR
melakukan evakuasi di TKP,. Percaya
diri dan kreatif ketika kegiatan donor
darah, dapat dilihat mereka harus
percaya diri dan kreatif dalam
menginformasikan kepada guru dan
siswa di depan kelas kapan
dilaksanakan dan dimana
dilaksanakan, logis iovatif ketika pada
saat menolong pasien, dimana anggota
PMR harus bisa berfikir logis
walaupun gerogi. Sikap disiplin
terlihat ketika mereka datang setiap
hari Sabtu.
7. Bagaimana
meningimplementasikan
pendidikan karakter melalui
program ekstrakurikuler PMR di
SMK Negeri 3 Salatiga?
Dengan cara mempraktekkan ilmu
yang telah didapatkan sebelumnya
pada saat melakukan pertolongan
pertama, memberikan informasi
kegiatan kepada siswa dan guru.
8. Faktor apa saja yang mendukung
dan yang menghambat dalam
mengimplementasikan pendidikan
karakter melalui program
Faktor pendukungnya dari kepsek,
anggota PMR, fasilitas UKS, guru dan
pembina.
Kalo faktor penghambatnya dari
88
ekstrakurikuler PMR di SMK
Negeri 3 Salatiga?
anggota PMR sendiri, yaitu bosan
kebanyakan tugas bu, soalnya kita juga
pnya tugas setiap mata pelajaran yang
kita tempuh bu.
89
VERBATIM WAWANCARA
Anggota PMR
Nama : Tri Lilis Linggar Utomo
Hari/tanggal wawancara : Sabtu/10 Agutus 2019
Waktu : 10.14 WIB
Tempat : Tangga evakuasi SMK Negeri 3 Salatiga
No Pertanyaan Jawaban
1. Sudah berapa lama adek
bergabung dalam kegiatan PMR di
SMK Negeri 3 Salatiga?
Saya sudah 2 ½ tahun yaitu dari tahun
2017-sekarang.
2. Kapan dan dimana kegiatan PMR
dilaksanakan?
Setiap hari Sabtu, jam 07.30-10.00, di
SMK Negeri 3 Salatiga
3. Apa tujuan dan manfaat kegiatan
ekstrakurikuler PMR?
Memperdalam kepalangmerahan,
melatih tanggung jawab dan
kedisiplinan, kerjasama antar anggota
yang ingin menjadi relawan.
Manfaatnya antara lain: mengetahui
materi diluar pelajaran seperti
kesehatan, proses dan praktik jika di
rumah apabila terena air panas jangan
diberi paasta gigi tetapi disiram dengan
90
air kran misalnya selama beberapa
menit sampai sakitnya hilang. Jika ada
yang pusing tidak langsung minum obat
tablet seperti bodrex, tetapi diselidiki
dulu apa penyebabnya seperti kurang
makan, kurang istirahat, kurang oksigen
begitu bu.
4. Program kerja apa saja yang ada
dalam kegiatan PMR?
Stand by di belakang peserta upacara
pada hari Senin dan hari Nasional,
cabut paku di saat kampanye,
memeriksa dan membersihkan jentik-
jentik nyamuk setelah upacara setiap 2
minggu 1x, membagikan pil cantik
untuk siswi untuk menambah donor
darah diberikan 2 minggu 1x, donor
darah.
5. Apa tujuan dari program kerja
tersebut?
Stand by di belakang peserta upacara
untuk mengamankan dan menolong
pasien yang membutuhkan pertolongan
pertama,pembersihan jentik-jentik
nyamuk untuk mengecek agar bersih
dan apabila ada peralatan kamar mandi
yang perlu diganti. Cabut paku agar
91
warga merasakan kenyamanan kalau
ada tumbuh-tumbuhan yang berserakan
di jalan setelah kampanye selesai.
Donor darah untuk mengganti darah
yang baru.
6. Nilai-nilai karakter apa saja yang
terlihat dalam ekstrakurikuler
PMR?
Nilai kreatif, berfikir logis, dan inovatif
bu. Terlihat ketika kita menangani
pasien, ketika ada lomba kita
memanfaatkan bahan barang bekas lalu
kita ubah jadi barang yang layak
dipakai, dan juga ketika memberikan
materi di dalam kelas to bu, kita tidak
hanya menyampaikan materi tetapi juga
diselangi bermain agar kelas tidak
terlalu membosankan gitu buk, sikap
peduli terlihat ketika ada adek kelas
yang belom faham kita sebisa mungkin
menerangkan dengan pehaman yang
jelas, cinta ilmu terlihat bahwa anak
PMR sangat ingin memperdalam materi
kepalangmerahan kita dak hanya
menerapkan di sekolah saja bu tapi juga
di masyarakat kami juga menerapkan,
92
mandiri ini terlihat ketika ruang UKS
kotor kita membersihkan tanpa disuruh,
cerdas juga ada bu, yaitu ketika kita
memberikan pertlongan pertama kita
harus berpikir cerdas apa yang terbaik
untuk pasien begitu buk.
7. Bagaimana mengimplementasikan
pendidikan karakter melalui
program ekstrakurikuler PMR di
SMK Negeri 3 Salatiga?
Yaitu dengan cara menerapkan materi
yang sudah disampaikan sebelumnya,
dan menerapkan dilapangan begitu bu.
8. Faktor apa saja yang mendukung
dan yang menghambat dalam
mengimplementasikan pendidikan
karakter melalui program
ekstrakurikuler PMR di SMK
Negeri 3 Salatiga?
Kalo faktor pendukung tentunya kepsek
mendukung bu, kesiswaan juga,
anggota osis, anggota PMR sendiri, dan
juga pembina bu.
Faktor penghambatnya sebenarnya dari
diri kita sendiri bu. Misal rasa bosan,
seleksi alam.
93
94
95
96
97
98
Satuan Keterangan Kegiatan
Nama : Nurul Wafa Jurusan : PAI
Nim : 23010-15-0042 Dosen Pembimbing Akademik : Jaka
Siswanta, M.Pd.
No Nama Kegiatan Tanggal Pelaksaan Sebagai Nilai
1. Sertifikat OPAK
FAKULTAS
TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN
IAIN SALATIGA
2015 “ Integrasi
Pendidikan Karakter
Mahasiswa Melalui
Kampus Edukatif
Humanis Dan
Relegius”
13 Agustus 2015 Peserta 3
2. Sertifikat OPAK
IAIN SALATIGA
2015 “ Penguatan
Nilai-Nilai Islam
Indonesia Menuju
Negara Yang Aman
dan Damai”
14 Agustus 2015 Peserta 3
3. Sertifikat UPT
PERPUSTAKAAN
IAIN SALATIGA “
Library User
Education
(Pendidikan
Pemustaka)”
21 Agustus 2015 Peserta 3
4. Sertifikat MAPABA
PMII RAYON
TARBIYAH
MATORI ABDUL
JALIL 2015 “ Aswaja
Sebagai Benteng
Kader PMII Untuk
Mewujudkan
Mahasiswa Yang
Berpribadi Ulul
Albab”
18-20 September
2015
Peserta 6
5. Seminar Nasional
“Epistemologi Tafsir
30 September 2015 Peserta 8
99
Kontemporer,
Integrasi
Hermeneutika Dalam
Metode Penafsiran al-
Qur’an” (HMJ ILMU
AL-QUR’AN DAN
TAFSIR)
6. Sertifikat Seminar
Nasional “Jenderal
Sudirman Inspirasi
Anak Bangsa” (HMJ
SKI)
11 November 2015 Peserta 8
7. Sertifikat Seminar
Nasional
“Implementasi Nilai-
Nilai Pancasila
sebagai Benteng
Dalam Menolak
Gerakan
Radikalisme” (Dema
Mahasiswa IAIN
Salatiga)
10 Februari 2016 Peserta 8
8. Sertifikat SIBA
(UPTB IAIN)
30 Juni 2016 Peserta 6
9. Sertifikat SIBI (UPTB
IAIN)
30 Juni 2016 Peserta 6
10. Sertifikat “Dalam
Kegiatan Workshop
Leadership dan
Achievment
Motivation Training”
(Forum Komunikasi
Mahasiswa Magelang
)
1-2 Oktober 2016 Panitia 6
11. Sertifikat Khotmil
Qur’an Dan Berbagi
Ta’jil “Dialog
Pendidikan Bersama
PAI Kita Bisa” (HMJ
PAI)
12 Juni 2017 Peserta 3
12. Sertifikat Seminar
Nasional Pasar Modal
syariah
“Menumbuhkan
Semangat
Berinvestasi kaum
4 September 2017 Peserta 8
100
Santri,Menuju
Kemandirian
Ekonomi” (Ponpes
Tarbiyatul Islam Al-
Falah salatiga)
13. Sertifikat Seminar
Nasional
“Meningkatkan Skill
dan Jiwa
Entrepreneurship
dalam Menghadapi
Ekonomi Global”
(HMI CABANG
SALATIGA
KOMISARIAT
WALISONGO)
5 Mei 2018 Peserta 8
14. Sertifikat Seminar
Nasional “Nilai-Nilai
Kebudayaan dalam
Pendidikan Islam
Indonesia” (Dema
FTIK IAIN
SALATIGA)
5 Mei 2018 Peserta 8
15. Sertifikat Festival
Ramadhan “Peran
Spiritual Keagamaan
dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan
dan Kebangsaan”
(Dema FTIK IAIN
SALATIGA)
25 Mei 2018 Peserta 3
16. Sertifikat Seminar
Nasional Kebangsaan
“Reaktualisasi
Semangat Pemuda
Era Reformasi & Era
Milenial dalam
Berbangsa dan
Bernegara” (Dema
IAIN SALATIGA)
8 November 2018 Peserta 8
17. Sertifikat Seminar
Internasional
Scholarship Talkshow
“Create Your Bright
History Through
Scholarship” (Dema
10 November 2018 Peserta 10
101
FTIK IAIN)
18. Sertifikat Seminar
Nasional “Preparing
Your Future by
Winning Your CV”
(UPT IAIN
SALATIGA dan
EDDICT)
17 November 2018 Participant 8
19. Sertifikat Workshop
“Your CV, Your
Future” (EDDICT)
17 November 2018 Participant 3
102
103
DOKUMEN PENELITIAN PMR DI SMK NEGERI 3 SALATIGA
Foto peneliti bersama Pembina dan Anggota PMR
Kegiatan ekstrakurikuler PMR di SMK Negeri 3 Salatiga
Praktek mengangkat pasien dengan tandu
104
Praktek menangani pasien yang pingsan
105
Stand by di belakang peserta upacara
Praktek menangani pasien patah tulang
Ketua memberikan materi kepada anggota PMR
106
Wawancara dengan Pembina PMR
Wawancara dengan Pengurus PMR
Wawancara dengan salah satu Angota PMR
107