implementasi permendagri nomor 2 tahun 2017 …repository.umrah.ac.id/2579/1/sherly alvia...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA (STUDI KASUS DI DESA
DENDUN KECAMATAN MANTANG TAHUN 2017)
NASKAH PUBLIKASI
OLEH
SHERLY ALVIA RESTIADI
NIM. 130565201069
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG 2019
IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA (STUDI KASUS DI DESA
DENDUN KECAMATAN MANTANG TAHUN 2017)
SHERLY ALVIA RESTIADI
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
ABSTRAK
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusa pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu hal wajib yang menjadi kewenangan
desa ialah urusan pemerintahan yaitu memenuhi pelayanan administrasi untuk
masyarakat. Desa Dendun merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Mantang Kabupaten Bintan. Dalam melaksanakan kewajibannya, pelayanan
public yang diberikan kepada masyarakat mengacu pada Permendagri Nomor 2
Tahunn 2017 tentang Standar Pelayanan Minimal Desa. Tujuan penelitian ini
adalah untuk melihat bagaimana pelaksanaan Permendagri Nomor 2 Tahun 2017
tentang Standar Pelayanan Minimal Desa khusunya pada pemahaman masyarakat
terhadap pemberian surat keterangan yang dilaksanakan di Desa Dendun dengan
menggunakan teori David L. Weimer dan Ardan R. Vinning. Metode yang
dignakan dalam penelitian ini adalah deskritif kualitatif dengan informan
sebanyak 14 orang serta menggunakan teknis dan alat pengumpulan data berupa
observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa dalam
penelitian ini yakni implementasi permendagri nomor 2 tahun 2017 tentang
standar pelayanan minimal desa (studi kasus di Desa Dendun Kecamatan Mantang
tahun 2017) terlaksana secara baik, hal ini dapat dilihat melalui pemahaman
masyarakat terhadap pemberian surat keterangan yang mudah diterima oleh
masyarakat. Kemudian didukung oleh sumber daya manusia yang sudah terampil
dalam membeikan pemahaman dan pelayanan masyarakat.
Kata kunci: Implementasi, Kebijakan, Pelayanan
Abstract
The village is the unity of Community law which has borders that
are authorized to arrange and take care of the interests of the Government,
urusa local communities based on the initiative of the society, the right of
the origin, and/or traditional rights recognized and respected in the system
the Government of Republic Indonesia. One of the things that becomes
mandatory Authority Government Affairs is a village that is fulfilling the
administrative service to the community. Dendun village is one of the
villages that are in the Sub District Mantang Bintan. In carrying out its
obligations, public services provided to the community refers to a
Permendagri No. 2 In 2017 about minimum service standard. The
purpose of this study is to see how the implementation of Permendagri
No. 2 the year 2017 about minimum service standard of the village
especially on the understanding of the people against the grant of a
certificate which was carried out in the village of Dendun by using the the
theory of David L. Weimer and Ardan r. Vinning. The dignakan method
in this research is qualitative deskritif by informants as many as 14 people
as well as the use of technical and data collection tools in the form of
observation, interview and documentation. The research found that in this
study i.e. implementation of permendagri No. 2 the year 2017 about
minimum service standard village (case study in the village of Dendun
sub-district of Mantang year 2017) done well, this can be seen through
understanding of the people against the grant of a certificate that is easily
accepted by the society. Then supported by human resources who are
already skilled in understanding and community service.
Keywords: Implementation, Policy, Service
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
publik ditegaskan dalam pasal 1 butir 1 : “ Pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa/ atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik”.
Sinambela (2006:5) menyatakan bahwa pelayanan itu merupakan
pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan kepada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok
dan tata cara yang telah ditetapkan. Pelayanan publik pada hakikatnya
adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan
perwujudan kewajiban aparat negara sebagai abdi masyarakat, abdi bangsa
dan abdi negara.
Setiap organisasi pemerintah harus saling berkoordinasi dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mewujudkan good
governance dimana salah satu prinsip dari good governance yaitu prinsip
transparansi.Transparansi dipahami sebagai suatu bentuk tata kelola
pemerintahan yang baik dalam salah satu prinsip good
governance.Transparansi merupakan kata kunci dalam penyelenggaraan
good governance.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal/usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang tercantum
dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Selain itu desa juga merupakan organisasi pemerintahan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat.Dengan kewenangan mengurus
pemerintahannya sendiri, desa diwajibkan untuk memberikan pelayanan
publik yang prima kepada masyarakat. Dengan itu penyelenggaraan
pemerintahan di desa akan berjalan dengan baik.
Mengenai pelayanan publik yang ada di desa, mengacu pada
Permendagri Nomor 2 tahun 2017 pasal 5, ada beberapa Standar Pelayanan
Minimal Desa yang wajib ada pada setiap pemerintahan desa, yaitu :
a. Penyediaan dan penyebaran informasi pelayanan
b. Penyediaan data dan informasi kependudukan dan pertanahan
c. Pemberian surat keterangan
d. Penyederhanaan pelayanan
e. Pengaduan masyarakat
Desa dendun merupakan sebuah desa yang ada di Kecamatan Mantang,
letaknya dengan kantor kecamatan cukup jauh dan hanya bisa dilalui dengan
akses jalur laut. Menurut keterangan dari masyarakat yang didapat,
pelayanan administrasi kependudukan dipandang cukup sulit didapat.
Ditambah lagi dengan ketidakjelasan waktu dan biaya yang diperlukan
dalam proses pelayanan.
Jika dikaitkan dengan Standar Pelayanan Minimal Desa, pelayanan
yang diberikan oleh pemerintah Desa Dendun terlihat masih kurang dari
standar yang ditetapkan seharusnya. Berikut adalalah perbandingan standar
pelayanan yang diberikan oleh aparatur desa dengan standar pelayanan yang
ditetapkan Menteri Dalam Negeri :
a. Penyediaan dan penyebaran informasi pelayanan
Tabel. 1.1
Informasi Pelayanan
No. Standar Pelayanan Diterapkan Tidak
Diterapkan Keterangan
1. Persyaratan teknis
2. Mekanisme pelayanan
3. Penelusuran dokumen
pada setiap tahapan
proses
4. Biaya dan waktu
perizinan dan non
perizinan
5. Tata cara penyampaian
pelayanan
b. Penyediaan data dan informasi kependudukan dan pertanahan
Tabel 1.2
Data Kependudukan dan Pertanahan
No. Standar Pelayanan Ada Tidak
Ada Keterangan
1. Buku induk
kependudukan
2. Buku mutasi
penduduk
3. Buku rekapitulasi
penduduk
Dilaksanakan
ditingkat desa
4. Buku penduduk
sementara
Tidak pernah
dilakukan
pendataan terkait
penduduk yang
datang. Hal ini
dikarenakan
tidak pernah ada
laporan dari
masyarakat yang
datang ke Desa
Dendun yang
tujuannya hanya
untuk bekerja
5. Buku registrasi KTP
dan KK
6. Buku tanah di Desa
Tidak pernah
dilakukan
pendataan tanah
7. Buku tanah kas Desa
Hanya ada surat
kepemilikan
tanah dan tidak
pernah dilakukan
register tanah kas
Desa
c. Pemberian surat keterangan
Tabel 1.3
Pemberian Surat Keterangan
No. Standar Pelayanan Ada Tidak Ada Keterangan
1. Pemahaman kepada
masyarakat terhadap
proses serta pelayanan
yang memenuhi
persyaratan
(sosialisasi)
Tidak dilakukan
sosialisasi
namun diberikan
pemahaman
secara tidak
formal kepada
kepala dusun
dan RT/RW
setempat
2. Tingkat penyelesaian
pemberian surat
keterangan
Tidak diberikan
kepastian
mengenai
penyelesaian
pemberian surat
keterangan
dikarnakan
pihak pemberi
pelayanan itu
sendiri tidak
mampu
memberi
kepastian kapan
pemberian surat
keterangan akan
selesai
d. Penyederhanaan pelayanan
Tabel 1.4
Penyederhanaan Pelayanan
No. Standar Pelayanan Tersed
ia
Tidak
Tersedia Keterangan
1. Kemampuan SDM
di Desa
Hanya 1 orang yaitu
kasi pelayanan
2. Selektif dalam
pelaksanaan
Dalam hal ini, segala
jenis pelayanan terkait
administrasi diberikan
oleh pihak Desa
3. Sarana dan prasarana pendukung
- Tempat atau
loket
pendaftaran
Semua sarana dan
prasarana pendukung
terkait tempat
pelaksanaan pemberian
pelayanan terpadu
menjadi satu, tidak
seperti apa yang
diamanahkan didalam
peraturan agar
diberikan tempat untuk
masing-masing
- Tempat
pemasukan
berkas
- Tempat
pembayaran
- Tempat
penyerahan
dokumen
- Tempat
pelayanan
pengaduan
pemberian pelayanan
sehingga mampu
mempermudah kerja
aparatur desa dan
masyarakat dalam hal
pelaksanaan pelayanan
- Ruang
tunggu
- Perangkat
pendukung
lainnya
Layanan papan
informasi
e. Pengaduan masyarakat
Pengaduan masyarakat merupakan sarana umpan balik bagi
pemerintah Desa guna meningkatkan kualitas pelayanan. Dalam hal
ini pemerintah desa memfasilitasi dan mengoordinasikan pengaduan
masyarakat berupa penyediaan sarana dan prasarana.Berdasarkan
wawancara dan survey langsung ke Desa hal-hal terkait sarana dan
prasarana pengaduan masyarakat ini tidak disediakan.
Berdasarkan penjabaran masalah diatas jika dibandingkan dengan
standar pelayanan minimal desa yang seharusnya diterapkan oleh aparatur
desa Dendun, dapat disimpulkan masih kurang baik.Mungkin banyak faktor
yang menjadi hambatan pelayanan publik yang kemudian menyebabkan
terhambatnya pelayanan publik yang optimal. Seharusnya keluahan dari
masyarakat menjadi catatan penting bagi aparatur desa setempat.
Dari penjabaran hal diatas, penulis mengangkat permasalahan diatas
menjadi penelitian yang berjudul “Implementasi Permendagri Nomor 2
Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Minimal Desa (studi pada Desa
Dendun Kecamatan Mantang Tahun 2017”.
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif,
sejalan dengan pendapat Sarwono (2006:193) mendefinisikan bahwa
penelitian kualitatif sebagai suatu proses yang mencoba untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang
ada dalam interaksi manusia. Tujuan dasar penelitian deskriptif ini adalah
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat berhubungan dengan fenomena
yang diselidiki.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi kebijakan merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan
baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok pemerintah
atau swata yang diarahkan pada tercaainya tujuan-tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan kebijakan.Selain itu, implementasi kebijakan merupakan
pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-
undang, namun dapat pula berbentuk perintah atau keputusan eksekutif yang
penting atau keputusan badan peradilan.
Pelayanan publik merupakan rangkaian kegiatan pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.Penyelenggara pelayanan
publik ialah setiap institusi penyelenggara Negara yang dibentuk berdasarkan
undang-undang untuk kegiatan pelayanan public.
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat desa, berkewajiban memberikan dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat desa.Untuk mempercepat
peningkatan kuaitas pelayanan kepada masyarakat Desa guna perwujudan
kesejahteraan umum sesuai kewenangan desa, perlu menetapkan Standar
Pelayanan Miniml Desa.
Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan berbentuk peraturan
untuk memenuhi kewenangan Desa yaitu Permendagri Nomor 2 Tahun 2017
tentang Standar Pelayanan Minimal Desa.Yang bertujuan untuk mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat, mempermudah pelayanan, keterbukaan dan
efektifitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Pemerintah Desa Dendun Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan dalam
hal ini sudah menerapkan Permendagri Nomor 2 Tahun 2017.Implementasi
terhadap kebijakan yang berkualitas oleh aparatur pemerintah Desa diperlukan
dalam memberikan sebuah pelayanan publik kepada masyarakat.Sehingga
masyarakat mendapatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah Desa.
Untuk mengetahui bagaimana implementasi Permendagri Nomor 2 Tahun
2017 di Desa Dendun, dapat dilihat melalui indikator yang dapat
memperngaruhi keberhasilan implementasi suatu program yang dikemukakan
oleh Weimer dan Vining (Subarsono, 2010:103), antara lain sebagai berikut :
1. Logika dari suatu kebijakan
Adalah bagaimana suatu kebijakan yang akan diterapkan masuk
akal dan mendapat dukungan teoritis. Untuk melakukan sebuah
pengkajian, diperlukan dukungan teoritis maupun konsep lain guna
mengukur apakah kebijakan yang dipilih mendapat dukungan dalam
segi teori dan konsep atau pun tidak. Hal ini memudahkan penulis
untuk menganalisa sejauh mana kebijakan dapat diimplementasika
oleh penyelenggara kebijakan itu sendiri.
Dalam hal dukungan teoritis, penelitian sejenis sudah banyak
dilaksanakan oleh peneliti terdahulu dengan merujuk dari berbagai
sumber yang ada, dan berbagai macam teori yang mendukung
khususnya dalam hal pelayanan publik. hal ini menunjukkan bahwa
kebijakan tersebut mendapatkan dukungan teoritis yang kemudian
dapat dilaksanakan di Pemerintahan Desa Dendun.
Pemerintah Desa Dendun dalam hal ini wajib memahami standar
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan kebijakan
pemerintah yang tertuang dalam Permndagri Nomor 2 tahun 2017
tentang Standar Pelayanan Minimal Desa serta mampu memberikan
pemahaman kepada penyelenggara pelayanan dan masyarakat di Desa
Dendun. Hal ini kemudian mampu mengukur bagaimana pemahaman
masyarakat tentang standar pelayanan masyarakat desa.
Aparatur Desa Dendun dalam hal ini sudah mendapatkan sosialisasi
dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bintan mengenai
Permendagri Nomor 2 Tahun 2017 tentang standar pelayanan minimal desa
sehingga dapat diketahui bahwa pemahaman aparatur desa sebagai
penyelenggara pelayanan sudah memahami dan mampu melaksanakan
kebijakan tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku.
Untuk mendukung peningkatan pelayanan yang baik kepada
masyarakat, Pemerintah Desa diharapkan agar menyelenggarakan
pelayanan menngacu pada standar pelayanan masyarakat desa.
Mengingat perwujudan tugas dan fungsi aparatur Negara ialah
sebagai abdi mayarakat yang berkewajiban memberikan pelayanan
yang maksimal kepada masyarakat maka sudah menjadi kewajiban
aparatur pemerintah di Desa untuk melaksanakan kewajiban tersebut.
Fokus penulis pada penelitian kali ini merupakan pemahaman
masyarakat terhadap pemberian surat keterangan seperti yang tertuang
dalam Permendagri Nomor 2 Tahun 2017 yang mana pada pasal 5
huruf c tertulis pemberian surat keterangan dari Pemerintah Desa
kepada masyarakat yang akan melakukan proses suatu pelayanan
didasarkan pada data dan informasi yang telah disesuaikan dengan
data dasar dan data perubahan.
Selanjutnya surat keterangan diberikan apabila berkas yang
diperlukan dalam proses suatu pelayanan telah lengkap memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan perundang-undangan dan telah
dilengkapi surat keterangan domisili dari RT atau RW. Dalam hala ini
diperlukan pemberian pemahaman kepada masyarakat terkait surat
keterangan maupun kelengkapan berkas-berkas yang menjadi
persyaratan kebutuhan surat keterangan itu sendiri.
Teori ini kemudian menjadi tolak ukur apakah peraturan ini dapat
diterima dan dipahami oleh mayarakat khusunya pada fokus
penelitian yaitu pemberian surat keterangan.
2. Lingkungan
Lingkungan menjadi faktor penting dalam penyelenggaraan suatu
kebijakan, mengingat lokasi atau lingkungan merupakan sebuah
tempat atau objek dimana suatu kebijakan akan dilaksanakan.
Pengaruh keberhasilan implementasi yang mencakup lingkungan
sosial, politik, ekonomi, hankam dan fisik ataupun geografis.
Pada pembahasan ini dijelaskan bahwa implementasi kebijakan
dapat diterima oleh masyarakat atau tidak di lingkungan tempat
kebijakan sebagai sasaran penerima kebijakan. Mengingat lingkungan
juga dapat memperngaruhi proses implementasi.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dendun Kecamatan Mantang
Kabupaten Bintan, sebuah desa berbasis desa pesisir yang letaknya
cukup jauh dan terpisah dari kecamatan induknya. Lokasi geografis
desa ini memiliki beberapa hambatan dalam melaksanakan pelayanan
kepada masyarakatnya, ini dikarenakan di Desa Dendun ini masih
terpisah pula pulau-pulau kecil lainnya yang dihuni masyarakat
sehingga ada kesulitan dari pihak masyarakat untuk memperoleh
pelayanan dari Desa dendun.
Letak geografis Desa Dendun sudah memadai untuk
melaksanakan pelayanan. Pelayanan disini ditekankan pada proses
pelayanan di Kantor desa Dendun antara Pemerintah Desa Dendun
dengan masyarakat. Kendala lain terletak pada proses pelayanan
antara Pemerintah Desa Dendun dengan Perangkat Daerah lain terkait
penyelenggaraan pelayanan ini.
3. Kemampuan Implementator
Adalah kompetensi atau keterampilan yang dimiliki oleh
implementator yang harus mumpuni agar apa yang menjadi tujuan
dari kebijakan dapat berjalan dengan baik dan pelayanan terhadap
masyarakat terlaksana dengan optimal. Keberhasilan suatu kebijakan
dapat dipengaruhi oleh bagaimana tingkat kemampuan implementator
dalam menerapkan kebijakan yang akan dilaksanakan.
Kepemilikan sumber daya manusia yang berkompeten dibidang
pelayanan msyarakat ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang
ramah dan meninggalkan kesan yang baik kepada masyarakat, dengan
itu maka penyelenggaraan good governance akan berjalan dengan
baik.
Sedangkan pengertian SDM secara makro adalah penduduk suatu
negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum
bekerja maupun yang sudah bekerja.Secara garis besar, pengertian
Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja sebagai
penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan
berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya.
Kemampuan implementator di Desa Dendun sudah menguasai apa
yang menjadi tugas dan kewajibannya sebagai peyelenggara
pelayanan di Desa Dendun. Berbekal pengalaman dan kemampuan
beliau mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada
masyarakat.
Kemampuan yang dimiliki oleh implementator ini dilihat sudah
sangat baik dalam penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat.Namun tidak hanya mampu, pelaksana kebijakan juga
harus mampu memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat.Pelayanan tersebut dianggap sudah terlaksana oleh
masyarakat maupun pihak Pemerintah Desa Dendun itu sendiri.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa implementasi Permendagri Nomor 2 Tahun 2017 tentang Standar
Pelayanan Minimal Desa di Desa Dendun Kecamatan Mantang Tahun
2017 khususnya pada penyediaan surat keterangan terlaksana dengan baik,
dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu:
1. Dilihat dari segi logika dari suatu kebijakan, penyelenggaraan
Permendagri Nomor 2 Tahun 2017 ini sangat masuk akal dan dapat
diterima oleh masyarakat Desa Dendun. Pemerintah Desa Dendun
dalam hal ini juga melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.
2. Dilihat dari segi lingkungan tempat kebijakan dilaksanakan,
lingkungan Desa Dendun sudah sangat baik dan layak untuk
diselenggarakannya Permendagri Nomor 2 Tahun 2017 ini. Mengingat
lingkungan menjadi syarat penting untuk dilaksanakannya sebuah
kebijakan, maka kebijakan ini sudah dilaksanakan di Desa Dendun.
3. Dilihat dari segi kemampuan implementator, sumber daya manusia
yang dimiliki Pememrintah Desa Dendun sudah sangat baik dan
mampu untuk melaksanakan Permendagri Nomor 2 Tahun 2017 ini.
Hal tersebut didukung dengan pengalaman implementator yang sudah
cukup lama memangku jabatan sebagai Kasi Pelayanan di Desa
Dendun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Penulis Tunggal
Abdul Wahab, Solihin. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang Press
AG, Subarsono. 2010. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, teori dan aplikasi).
Yogyakarta: Pustaka Pelayanan
Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta
Alwi, Syafaruddin. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Keban, T. Yeremias. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep,
Teori dan Isu. Yogyakarta: Gava Media
Lexy. J. Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Sinambela, Poltak Lijan. 2006. Reformasi Pelayanan Publik (teori, kebijakan dan
Implementasi). Jakarta: Bumi Aksara
Sumaryadi.2005. Perencanaan Pembangunan Daerah otonom dan Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta: CV. Citra Utama
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media
Pressindo
Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku Kita.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Permendagri Nomor 2 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Minimal Desa
2. Serial
Artikel Jurnal
Abdul Malik. (2012). Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah dalam
Pengentasan Kemiskinan (studi tentang Pelaksanaan Program PNPM
Mandiri di Kecamatan Gego Kabuaten Bangkalan).
Asrul Alamsyah.(2013).Implementasi Kebijakan Program Pendidikan Gratis
di Desa Bontotanga Kecamatan Bontosiro Kabupaten Bulu Kumba.
Asrul Nurdin. (2013). Implementasi Kebijakan Peratura daerah Nomor 2 tahun
2008 tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis dan
Pengamen di Kota Makassar.
Didik Fatkhur Rohman, Imam Hanafi, Minto Hadi. Implementasi kebijakan
pelayanan administrasi kependudukan terpadu (studi pada dinas
kependudukan dan catatan sipil kota malang. Jurnal Administrasi Publik.
(JAP), Vol. 1, No. 5, Hal.962-971.
Ilham Arief Sirajuddin. (2014). Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah
dalam Pelayanan Publik Dasar Bidang Sosial di Kota Makassar.Jurnal
Administrasi Publik, Volume 4 No. 1 Thn. 2014.
Wenny Andita.(2016). Implementasi Kebijakan Badan Peyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) I Lagaligo Kabupaten Luwu Timur.