implementasi program adiwiyata di sma negeri 1 …lib.unnes.ac.id/31073/1/1102413012.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA
DI SMA NEGERI 1 SRAGI KABUPATEN
PEKALONGAN
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
Oleh :
Muhammad Firdaus Immas
NIM 1102413012
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :“IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMA
NEGERI 1 SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN” karya,
Nama : Muhammad Firdaus Immas
NIM : 1102413012
Program Studi : Teknologi Pendidikan
Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan menjadi skripsi dan diajukan
permohonan ijin penelitiannya.
Semarang, 24 Agustus 2017
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Istyarini, M.Pd Dra. Nurussaadah, M.Si
NIP. 195911221985032001 NIP. 195611091985032003
Mengetahui:
Ketua Jurusan
Drs. Sugeng Purwanto, M.Pd
NIP. 195610261986011001
iii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul:” IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMA
NEGERI 1 SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN” karya,
Nama : Muhammad Firdaus Immas
NIM : 1102413012
Program Studi : Teknologi Pendidikan
Telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Pada hari ....................., tanggal ........................................................
Semarang, September 2017
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Drs. Sukirman, M.Si
NIP. 195604271986031001 NIP. 195501011986011001
Penguji I Penguji II
Drs. Sukirman, M.Si Dra. Istyarini, M.Pd
NIP. 195501011986011001 NIP. 195911221985032001
Penguji III
Dra. Nurussaadah, M.Si
NIP. 195611091985032003
iv
PERSYARATAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap
menanggung resiko/saksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya ini.
Semarang, Agustus 2017
Yang membuat pernyataan,
Muhammad Firdaus Immas
NIM 1102413012
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah
dilaksanakan/diperbuatannya” (Ali bin Abi Thalib)
Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takkut menghadapi tantangan;
dan saya percaya diri pada diri saya sendiri” (Muhammad Ali)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Bapak dan Ibuku tercinta,
terimakasih atas segala yang telah
diberikan sampai sekarang.
Dan teman-temanku yang selalu
membantu dan mendukung dalam
menyelesaikan skripsi.
Alamamaterku Universitas Negeri
Semarang.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Implementasi Program Adiwiyata di SMA
Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan”.
Keberhasilan penulis skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan
studi.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan rekomendasi penelitian.
3. Drs. Sugeng Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
kepercayaan kepada penyusun untuk melakukan penelitian.
4. Dra. Istyarini, M.Pd dan Dra. Nurussaadah, M.Si Dosen Pembimbing yang
telah memberikan waktu, bimbingan, pengarahan, ide, kritik dan saran
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Drs. Sukirman, M.Si, Penguji utama yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk menguji skripsi pada Ujian Akhir Studi peneliti.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang
telah memberikan ilmu selama perkuliahan.
vii
7. Drs. Rusmono, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten
Pekalongan, Drs. Edi Juniarso, Ketua Tim Adiwiyata SMA Negeri 1 Sragi
Kabupaten Pekalongan, Lilis Mudjiati, S.P, Humas sekaligus Waka
Kurikulum SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan, Sutrisno, S.Pd,
M.Pd, Waka Sarpras SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan, Ema
Ruamah, S.Pd, Guru Mata Pelajaran SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten
Pekalongan, Tarkaya, S.IP, Karyawan SMA Negeri 1 Sragi.
8. Segenap Bapak Ibu Guru SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan.
9. Teman-teman seperjuangan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
angkatan 2013.
10. Teman-teman Andika indekos yang telah memberikan motivasi,
pemikiran, dan masukan sehingga dapat terselesaikanya skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi peneliti, pembaca, maupun
dunia pendidikan pada umumnya.
Semarang, Agustus 2017
Penulis
viii
ABSTRAK
Immas, Muhammad Firdaus. 2017. Implementasi Program Adiwiyata Di
SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Jurusan Kurikulum
dan Teknologi Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I Dra. Istyarini, M.Pd., Pembimbing II Dra.
Nurussaadah, M.Si.
Kata kunci : Implementasi, Pendidikan Lingkungan, Adiwiyata.
Program sekolah berwawasan lingkungan (Adiwiyata) adalah salah satu program
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) dalam rangka mendorong terciptanya
pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan
hidup. SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan telah menerapkan program
Adiwiyata pada tahun 2016 memperoleh penghargaan dari Provinsi. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan Implementasi Program Adiwiyata di sekolah
yang mencakup 4 komponen program Adiwiyata, antara lain : (1) Kebijakan
Berwawasan Lingkungan, (2) Kurikulum Berbasis Lingkungan, (3) Kegiatan
Lingkungan Berbasis Partisipatif, (4) Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah
Lingkungan, dan faktor penghambat pada program Adiwiyata, serta faktor
pendukung pada program Adiwiyata. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan teknik
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan
data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik. Hasil penelitian
menunjukan bahwa: (1) Pelaksanaan berwawasan lingkungan sudah terlaksana
dengan merubah visi misi yang mendukung pengelolaan lingkungan dan adanya
alokasi dana dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan sekolah,
kurikulum berwawasan lingkungan dilaksanakan dengan mengintegrasikan materi
wawasan lingkungan ke dalam mata pelajaran, kegiatan lingkungan bersifat
partisipasif dilaksanakan melalui berbagai aksi lingkungan baik yang
diselenggarakan dari sekolah maupun instansi dan mengelola sarana ramah
lingkungan dengan memanfaatkan Green House dan Rumah Kompos. (2) Faktor
penghambat pada program Adiwiyata yang dimiliki sekolah, antara lain alokasi
dana yang dibatasi pada anggaran sekolah, mentalitas warga sekolah yang belum
terbentuk untuk bisa bersifat sadar lingkungan dan tanggung jawab, pengetahuan
dari warga sekolah kurang meluas mengenai program Adiwiyata. (3) Faktor
pendukung pada program Adiwiyata, antara lain dukungan dari guru yang mampu
menerapkan kurikulum berbasis lingkungan, adanya lingkungan sekolah sebagai
sarana dan prasarana membantu sebagai media pembelajaran, ekstrakurikuler
sudah mengikuti beberapa aksi lingkungan, faktor penghargaan yang diberikan
dari KLH yang memberi semangat pada warga sekolah. Saran, pihak sekolah
hendaknya konsisten dalam melaksanakan program Adiwiyata, guru mampu
perduli dan melindungi lingkungan sebagai contoh pada siswa, konsistensi
kerjasama antar sekolah sangat penting untuk mencapai tujuan.
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................................... iii
PERSYARATAN KEASLIAN ............................................................................ iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 7
1.3 Fokus Masalah .......................................................................................... 8
1.4 Cakupan Masalah ..................................................................................... 8
1.5 Rumusan Masalah .................................................................................... 8
1.6 Tujuan Penelitan ....................................................................................... 9
1.7 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
1.7.1 Manfaat Teoritis .............................................................................. 10
1.7.2 Manfaat Praktis ............................................................................... 10
1.8 Penegasan Istilah .................................................................................... 11
1.9 Garis Besar Sistematika Skripsi ............................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 14
2.1 Manajemen Program .............................................................................. 14
2.1.1 Konsep Manajemen ......................................................................... 14
2.1.2 Konsep Program .............................................................................. 15
2.1.3 Konsep Manajemen Program .......................................................... 16
2.2 Latar Belakang Pengertian Program Adiwiyata. .................................... 16
x
2.2.1 Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup ..................................... 16
2.2.2 Pengertian Program Adiwiyata ....................................................... 18
2.2.3 Prinsip-prinsip Dasar Program Adiwiyata ...................................... 21
2.2.4 Komponen Adiwiyata ..................................................................... 21
2.2.5 Keuntungan Mengikuti Program Adiwiyata ................................... 21
2.2.6 Pembinaan Adiwiyata ..................................................................... 22
2.2.7 Tujuan Pembinaan ........................................................................... 22
2.2.8 Komponen, Standar dan Implementasi ........................................... 22
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39
3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 39
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 40
3.3 Fokus Penelitian ..................................................................................... 40
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................... 41
3.5 Sumber Data Penelitian .......................................................................... 42
3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 43
3.7 Teknik Keabsahan Data Penelitian ......................................................... 46
3.8 Teknik Analisis Data .............................................................................. 48
BAB IV SETING (LATAR) PENELITIAN ..................................................... 51
4.1 Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Sragi ..................................................... 51
4.2 Data Sekolah ........................................................................................... 53
4.3 Visi, Misi dan Tujuan Sekolah .............................................................. 54
4.4 Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Sragi ............................................... 56
4.5 Keadaan Guru SMA Negeri 1 Sragi ....................................................... 56
4.6 Keadaan Pegawai dan Karyawan ........................................................... 57
4.7 Keadaan Siswa ....................................................................................... 58
4.8 Sarana dan Prasarana .............................................................................. 59
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 60
5.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 60
5.1.1 Implementasi Program Adiwiyata................................................... 60
xi
5.1.2 Faktor Pendorong Program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Sragi ..... 83
5.1.3 Faktor Penghambat Program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Sragi ... 88
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 90
5.2.1 Pelaksanaan Adiwiyata ................................................................... 90
5.2.2 Faktor Pendorong Program Adiwiyata di Sekolah........................ 104
5.2.3 Faktor Penghambat Program Adiwiyata di Sekolah ..................... 106
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 110
6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 110
6.2 Saran ..................................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 115
LAMPIRAN ....................................................................................................... 117
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kebijakan Berwawasan Lingkungan. ........................................ 23
Tabel 2.2 Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan .......................... 26
Tabel 2.3 Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif ................................ 29
Tabel 2.4 Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan ................. 33
Tabel 4.1 Data Guru SMA Negeri 1 Sragi ................................................. 57
Tabel 4.2 Data Pegawai dan Karyawan ..................................................... 58
Tabel 4.3 Data Siswa SMA Negeri 1 Sragi Tahun Ajaran 2016/2017 ...... 58
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir .................................................... 37
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ............................................................... 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin dan Surat Keterangan Penelitian ........................ 118
Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .......................................... 120
Lampiran 3. Pedoman Observasi, Dokumentasi dan Wawancara
Penelitian ........................................................................... 125
Lampiran 4. Rangkuman Hasil Wawancara, Observasi dan Studi
Dokumentasi Penelitian. ................................................... 134
Lampiran 5. Surat Keputusan ................................................................. 174
Lampiran 6. Piagam Penghargaan .......................................................... 177
Lampiran 7. RKAS (Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah) ................. 178
Lampiran 8. Silabus dan RPP Terkait Adiwiyata Pada Mata Pelajaran . 183
Lampiran 9. Data Siswa, Data Guru, Sarana dan Prasarana .................. 198
Lampiran 10. Jadwal Piket Pengelolaan Sarana dan Prasarana ............... 213
Lampiran 11. Foto Kegiatan dan Dokumentasi ....................................... 218
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus sampai
anak didik mencapai pribadi dewasa susila. Proses ini berlangsung dalam jangka
waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pribadi dewasa susila, maka ia
sepenuhnya mampu bertindak sendiri bagi kesejahteraan hidupnya dan
masyarakatnya (Hasbullah, 2012 : 5). Sebuah proses dalam memperoleh
pengetahuan, ketrampilan dan kebiasaan dalam jangka waktu tertentu yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui tahap pengajaran
dan pembelajaran, hingga merasa mampu dalam menyelesaikan masalah pada
kedamaian hidupnya itulah pendidikan.
Pendidikan memiliki kaitan dengan pendidikan lingkungan. Pendidikan
lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk meminimalisasi kerusakan
lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan dilakukan sebagai upaya untuk
meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam mencari pemecahan
dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Menurut Sumardi pendidikan
lingkungan tidak akan mengubah situasi dan kondisi lingkungan yang rusak
menjadi baik dalam waktu yang singkat, melainkan membutuhkan waktu, proses,
dan sumber daya. Atas dasar itulah pendidikan lingkungan sedini mungkin perlu
diupayakan agar dapat meminimalisasi kerusakan-kerusakan lingkungan. Oleh
karena itu diperlukan upaya penyadaran masyarakat akan kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan, menanamkan pengertian masyarakat terhadap
2
permasalahannya, menumbuhkan rasa partisipasi dalam memelihara sumber daya
alam sekitar agar tetap terlihat indah dan sehat (Adam, 2014 : 166). Setidaknya
melalui pendidikan lingkungan dapat melakukan upaya mengurangi kerusakan
yang terjadi pada lingkungan akibat dari kelalaian masyarakat sendiri. Untuk itu
sejak dini sebelum terjerumus pada hal-hal yang merusak lingkungan, di beberapa
sekolah telah menerapkan pendidikan lingkungan. Pendidikan lingkungan di
sekolah yang biasa disebut dengan program Adiwiyata mengajarkan siswanya
dengan membentuk dan meningkatkan sikap dan perilaku dengan lingkungan
melalui memberi pengetahuan dan mengajarkan pada siswa ilmu tentang
lingkungan hidup dan pengelolaannya, yang secara tidak langsung memberikan
kesadaran siswa untuk bisa merawat dan menjaga lingkungan disekitarnya.
Pendidikan lingkungan hidup merupakan upaya mengubah perilaku dan
sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran masyarakat tentang
nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat
menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan
keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan
datang (Dewi Setyowati dkk, 2014: 2). Dapat juga dikatakan pendidikan
lingkungan hidup ialah pembinaan siswa melalui program sekolah yang dapat
menciptakan karakter atau kepribadian siswa untuk menjadi lebih baik, dengan
cara menerapkannya pada lingkungan sekolah, kemudian membentuknya pada
kebiasaan siswa yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
3
Menteri Negara Lingkungan Hidup telah melakukan kesepakatan tentang
pembinaan dan pengembangan lingkungan hidup dengan Menteri Pendidikan
Nasional yang ditulis dalam Surat Keputusan Nomor: 05/VI/KB/2005 yang pada
tahun 2010 dikhususkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota di
seluruh Indonesia, yang isinya secara garis besar mengenai himbauan agar
pendidikan lingkungan hidup (PLH) dilaksanakan di sekolah mulai tingkat SD
hingga SMA dengan memasukkan materi lingkungan hidup dalam kegiatan
kurikuler maupun ekstra kurikuler untuk mewujudkan sekolah berbudaya
lingkungan. Kurikulum dipandang sebagai bagian penting dan strategis dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum bertujuan sebagai meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Menurut Undang-Undang No 32
tahun 2009 pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Seperti yang
sudah dijelaskan dalam undang-undang diatas bahwa lingkungan hidup
membutuhan pelestarian agar terhindar dari segala permasalahan lingkungan
hidup. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 02 Tahun 2009 Pasal 1
ayat 2 menjelaskan bahwa program Adiwiyata adalah salah satu program kerja
berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup
4
dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup di dalam
sekolah baik Adiwiyata.
SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu sekolah
yang mengimplementasikan program Adiwiyata. Menciptakan lingkungan yang
nyaman adalah salah satu tujuan yang dilakukan oleh sekolah dalam memberikan
fasilitas pada siswa dan juga memiliki variasi pembelajaran yang dapat
menanamkan kesadaran lingkungan pada siswa dengan memberikan pendidikan
lingkungan hidup pada semua mata pelajaran yang dilaksanakan kurang lebih
selama satu minggu dalam 2 jam mata pelajaran guru memberikan tugas tentang
bagaimana merawat dan menjaga lingkungan. Dengan begitu siswa menjadi tidak
mudah bosan, karena dengan banyaknya variasi pembelajaran disetiap mata
pelajaran dan juga siswa dapat menikmati keindahan sekolahnya sendiri melalui
melihat banyak tumbuh-tumbuhan yang hijau maka, siswa dapat melakukan
penyegaran pada otak usai melakukan pembelajaran.
Kementerian Lingkungan Hidup (2012 : 3), Adiwiyata mempunyai makna
sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu
pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia
menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita
pembangunan berkelanjutan. Dapat disimpulkan bahwa Adiwiyata merupakan
pengadaan suatu tempat guna membentuk lingkungan sekolah menjadi lingkungan
yang hijau, bersih dan juga warga sekolah sadar akan lingkungan yang kumuh
kemudian melakukan perawatan dalam menjaga keindahan lingkungan dan juga
tercegah banjir.
5
Untuk mencapai tujuan Adiwiyata, sekolah telah mempersiapkan segala
hal terkait 4 komponen program dalam pelaksanaan program Adiwiyata. Keempat
komponen tersebut antara lain: 1) Kebijakan Berwawasan Lingkungan, 2)
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, 3) Kegiatan Lingkungan Berbasis
Parstisipasif dan 4) Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan. Keempat
komponen tersebut merupakan standar untuk mencapai tujuan dari program
Adiwiyata, sehingga sekolah harus mempersiapkan segala yang diperlukan untuk
memenuhi standar tersebut. Adapun persiapan dalam melaksanakan program
antara lain membentuk komite lingkungan sekolah, mengkaji lingkungan sekitar
sekolah, dan mengembangkan rencana aksi. Persiapan sekolah dalam komponen
Kebijakan Berwawasan Lingkungan antara lain memuat program dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di dalam Rencana Kegiatan
Anggaran Sekolah (RKAS). Adapun anggaran tersebut dialokasikan secara
proporsional untuk kegiatan seperti kegiatan kesiswaan, kurikulum, peningkatan
kapasitas pendidik dan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peningkatan dan pengembangan mutu.
Berdasarkan pra penelitian di SMA Negeri 1 Sragi pada hari Selasa, 17
Januari 2017, melalui pengamatan di lingkungan sekolah tersebut, terlihat
lingkungan yang hijau dengan tanaman-tanaman yang sudah ditata dengan rapi,
yang membuat rasa nyaman untuk belajar. Namun disisi lain, masih terlihat
beberapa sampah yang masih berserakan, sehingga menimbulkan estetika sekolah
menjadi menurun.
6
Hasil wawancara dari Bapak Rusmono Kepala Sekolah SMA Negeri 1
Sragi Kabupaten Pekalongan, bahwa sekolah ini telah meraih 2 penghargaan dari
program Adiwiyata yakni dari tahun 2015 yang telah memperoleh predikat dari
kabupaten, kemudian pada tahun 2016 telah mendapat penghargaan dari provinsi,
dan pada tahun 2017 ini sekolah akan mengikuti persaingan ditingkat nasional.
Program Adiwiyata melibatkan warga sekolah, yakni kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru, tim adiwiyata, siswa dll. Sebelum pelaksanaan program, dilakukan
sosialisasi pada seluruh warga sekolah tentang Adiwiyata, kemudian melakukan
IHT (In House Training) Adiwiyata, setelah itu membentuk tim dan juga
menyusun program pada setiap sekertaris bidang, lalu mengaitkan program
Adiwiyata ke RPP masing-masing mata pelajaran, dengan begitu Adiwiyata akan
terlaksana sesuai rencana awal dan mengubah pembiasaan menjadi lebih baik.
Perkembangan siswa di sekolah setelah adanya program tersebut cukup baik
karena lingkungan yang hijau mempengaruhi belajar siswa, namun masih
kurangnya kerjasama antarwarga sekolah untuk menjaga lingkungan agar tetap
hijau, tampak masih ada rasa kurang peduli terhadap sampah yang tidak pada
tempatnya. Kekurangan atau kesulitan yang dialami yakni masih sulit pada
pendanaan, karena dalam hal merawat masih membutuhkan dana untuk menjaga
keindahan dan kebersihan pada lingkungan.
Dari hasil pengamatan dan wawancara terdapat beberapa permasalahan
yaitu belum adanya sikap kerjasama antar warga sekolah untuk saling
mengingatkan dalam menjaga dan memelihara lingkungan sekolah sesuai dengan
program Adiwiyata. Dalam merawat lingkungan sekolah secara bersama-sama
7
dan juga saling mengingatkan maupun mengajak dalam hal baik itulah yang
paling sulit dalam mengimplementasikan program Adiwiyata. Padahal dengan
terciptanya lingkungan hijau dapat merubah persepsi siswa tentang belajar, dari
persepsi yang malas hingga menjadi semangat dalam belajar. Hal tersebut terjadi
karena dengan lingkungan yang hijau, suasanapun menjadi sejuk sehingga ketika
siswa belajar merasa nyaman.
Untuk itu dalam melengkapi yang masih kurang terealisasikan dalam
penerapan program Adiwiyata, perlu dilakukan pencarian hambatan mana yang
menjadi permasalahan dalam penerapan, setelah menemukan yang menjadi
hambatan dalam penerapan program Adiwiyata, maka harus dimaksimalkan
faktor pendukung yang ada untuk mengatasi permasalahan yang menjadi
hambatan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan mengangkat permasalahan
tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul “Implementasi Program Adiwiyata
(Studi Analisis di SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka terdapat beberapa
permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, agar menjadi jelas dan terarah.
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Sekolah yang telah mampu menerapkan program Adiwiyata masih perlu
diteliti lebih lanjut bagaimana pelaksanaannya.
1.2.2 Sekolah belum mampu menerapkan program Adiwiyata dalam
meningkatkan partisipasi siswa secara aktif.
8
1.2.3 Belum semua siswa SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan sadar
terhadap lingkungan.
1.2.4 Kurangnya kerjasama antar warga sekolah untuk menjaga dan memelihara
lingkungan sekolah sesuai dengan program Adiwiyata.
1.3 Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka penelitian ini
membatasi pada Implementasi Program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Sragi
Kabupaten Pekalongan.
1.4 Cakupan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti dapat membatasi
permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian sebagai berikut:
1.4.1 Implementasi program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten
Pekalongan.
1.4.2 Deskripsi faktor pendukung program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Sragi
Kabupaten Pekalongan.
1.4.3 Deskripsi faktor penghambat program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Sragi
Kabupaten Pekalongan.
Cakupan masalah perlu dirumuskan mengingat keterbatasan penulis dalam
menganalisis masalah yang ditemukan, sehingga permasalahan yang ada dibuat
lebih sederhana, untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih maksimal.
1.5 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka terdapat beberapa
permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, agar menjadi jelas dan terarah
9
diperlukan suatu rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.5.1. Bagaimana implementasi program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Sragi
Kabupaten Pekalongan?
1.5.2. Hal-hal apa yang menjadi faktor pendukung program Adiwiyata di SMA
Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan?
1.5.3. Hal-hal apa yang menjadi faktor penghambat pada program Adiwiyata di
SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan?
1.6 Tujuan Penelitan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.6.1 Menganalisis dan mendeskripsikan bagaimana implementasi program
Adiwiyata yang diterapkan di SMA Negeri 1 Sragi.
1.6.2 Menganalisis dan mendeskripsikan hal-hal apa yang menjadi faktor
pendukung program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten
Pekalongan.
1.6.3 Menganalisis dan mendeskripsikan hal-hal apa yang menjadi faktor
penghambat program Adiwiyata di SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten
Pekalongan.
1.7 Manfaat Penelitian
Penelitian dibidang pendidikan ini diharapankan dapat menghasilkan informasi
yang rinci, akurat dan aktual yang dapat memberikan manfaat dalam menjawab
10
permasalahan yang sedang diteliti. Adapun manfaat tersebut terbagi menjadi 2,
yaitu:
1.7.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis sebagai
berikut:
1.7.1.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan dalam dunia pendidikan.
1.7.1.2 Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan bahan
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
1.7.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut:
1.7.2.1 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
agar sekolah dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dan dapat memelihara
lingkungan terhadap peserta didik.
1.7.2.2 Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang baik
dan peserta didik termotivasi dalam meningkatkan pembelajaran.
1.7.2.3 Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
sebagai bekal menjadi pendidik dimasa yang akan datang dan memberikan
pengalaman dan dapat menubuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti.
11
1.8 Penegasan Istilah
1.8.1 Implementasi
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau
inovasi dalam tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa
pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap. Dalam KBBI, implementasi
adalah pelaksanaan, penerapan. Dalam hal ini implementasi yang dimaksud oleh
peneliti adalah proses dalam penerapan suatu kebijakan melaksanakan program
Adiwiyata.
1.8.2 Pendidikan
Berdasarkan dari pernyataan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan yaitu
tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
1.8.3 Pendidikan Lingkungan Hidup
Menurut Pratomo pendidikan lingkungan hidup adalah suatu program pendidikan
untuk membina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran,
sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab tentang pengaruh
timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Pendidikan lingkungan hidup bukanlah mata pelajaran yang
berdiri sendiri. Namun, di integrasikan kedalam suatu bidang studi di sekolah.
1.8.4 Program Adiwiyata
12
Berdasarkan pada buku panduan Adiwiyata kementrian lingkungan hidup,
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal
dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika
yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita
dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan program
Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam
upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah
yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
1.9 Garis Besar Sistematika Skripsi
Untuk memberikan gambaran dan memudahkan dalam menelaah isinya, berikut
uraian secara garis besar tentang sistematika penulisan skripsi:
1.9.1 Bagian awal berisi halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, motto
dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
dan daftar lampiran
1.9.2 Bagian inti, terdiri dari:
BAB I: Pendahuluan
Meliputi latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan
sistematika penulisan.
BAB II: Tinjauan Pustaka
Memuat kajian pustaka atau landasan teori serta konsep-konsep yang
mendukung pemecahan masalah dalam penelitian ini.
BAB III: Metode Penelitian
13
Merupakan bagian yang membahas tentang: lokasi dan waktu penelitian,
subyek penelitian, jenis penelitian, instrumen penelitian serta prosedur dan
teknik analisis data.
BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menguraikan tentang data-data hasil penelitian dan pembahasannya.
BAB V: Penutup
Berisi simpulan dan saran berdasarkan pembahasan hasil penelitian.
1.9.3 Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Program
2.1.1 Konsep Manajemen
Secara semantis, kata manajemen yang umum digunakan saat ini berasal dari kata
kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan,
mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan,
melaksanakan, dan memimpin. Kata management berasal dari bahasa Latin, yaitu
mano yang berarti tangan, menjadi manus berarti bekerja berkali-kali dengan
menggunakan tangan, ditambah imbuhan agere yang berarti melakukan sesuatu,
kemudian menjadi managiare yang berarti melakukan sesuatu berkali-kali (Ukas,
2004 : 1). Manajemen adalah usaha memanage(mengatur) organisasi untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Efektif berarti mampu
mencapai tujuan dengan baik (doing the right thing), sedangkan efisien berarti
melakukan sesuatu dengan benar (doing thing right) (Kurniadin dan Machali,
2016 : 28). Menurut Prihatin (2011 : 3) manajemen adalah “suatu proses yang
dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan,
pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan/ mengikutsertakan
semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien”.
Andrew F. Sikul (Prihatin, 2011 : 2) mendefinisikan bahwa “manajemen pada
umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan
14
15
untuk mengkoordinasikan berbagai sumber-daya yang dimiliki oleh perusahaan
sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien”. (Sudjana, 2004 :
17) mengatakan bahwa “pengelolaan atau manajemen adalah kemampuan dan
ketrampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain atau
melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi”.
Dengan pengertian manajemen yang dalam arti luas yakni mengatur
berbagai persoalan disetiap bidang, seperti halnya manajemen yang mengelola
dibagian program sekolah, yang membutuhkan proses, tenaga, sistem, fungsi,
tugas dan aktivitas yang bila dijadikan satu dapat berpengaruh pada pencapaian
suatu tujuan bersama. Jadi, manajemen adalah sebuah usaha pengendalian
organisasi dengan mengatur proses dari pemanfaatan sumber daya manusia
melalui merencanakan, mengorganisasikan hingga mengontrol dalam menuju
pencapaian pada suatu tujuan tertentu melalui aktivitas orang lain secara efektif
dan efisien.
2.1.2 Konsep Program
Arikunto (2014 : 9) menjelaskan pengertian bahwa “suatu program adalah sebuah
sistem, maka dapat dikatakan bahwa didalam program terdapat beragam
komponen yang saling berkaitan dan bekerja yang satu dengan yang lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Komponen program ini adalah bagian-
bagian atau unsur-unsur yang membangun sebuah dari program. Selain
pembangun sebuah program, komponen ini merupakan faktor penentu
keberhasilan program”. Kemudian Arikunto (2014:4) menambahkan bahwa
16
“program merupakan suatu sistem, dimana rangkaian kegiatan dilaksanakan tidak
hanya satu kali namun berkesinambungan”.
Maka dapat dsimpulkan bahwa program merupakan sebuah organisasi yang
telah disusun secara sistematis dengan berbagai anggota yang dibutuhkan guna
menjalankan program sesuai tujuan yang telah ditentukan sebelum program
dilaksanakan.
2.1.3 Konsep Manajemen Program
Arikunto (2014:9) bahwa “suatu program adalah sebuah sistem, maka dapat
dikatakan bahwa didalam program terdapat beragam komponen yang saling
berkaitan dan bekerja yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Komponen program ini adalah bagian-bagian atau unsur-unsur
yang membangun sebuah dari program. Selain pembangun sebuah program,
komponen ini merupakan faktor penentu keberhasilan program”. Menurut
Arikunto (2014:12), “terdapat enam komponen utama yang menentukan
keterlaksananya sebuah program, yaitu (1) siswa, (2) guru, (3) materi/kurikulum,
(4) sarana dan prasarana, (5) manajemen atau pengelolaan dan (6) lingkungan”.
Dengan begitu bisa disimpulkan bahwa sebuah program akan memerlukan
manajemen dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan, dengan begitu upaya
manajemen dapat mengatur komponen program yang efektif dan efisien.
2.2 Latar Belakang Pengertian Program Adiwiyata.
2.2.1 Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan lingkungan merupakan salah satu unsur penting untuk mengurangi
kerusakan pada lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan dilakukan sebagai
17
upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam
mencari pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Menurut
Sumardi (Adam, 2014 : 166), “pendidikan lingkungan tidak akan mengubah
situasi dan kondisi lingkungan yang rusak menjadi baik dalam waktu yang
singkat, melainkan membutuhkan waktu, proses, dan sumber daya. Atas dasar
itulah pendidikan lingkungan sedini mungkin perlu diupayakan agar dapat
meminimalisasi kerusakan-kerusakan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan
upaya penyadaran masyarakat akan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan,
menanamkan pengertian masyarakat terhadap permasalahannya, menumbuhkan
rasa partisipasi dalam memelihara sumber daya alam sekitar agar tetap terlihat
indah dan sehat.”
“PLH merupakan upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh
berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai
lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat
menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan
keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan
datang” (Dewi Setyowati dkk, 2014: 2). Menurut Pratomo (Afandi, 2013 : 101)
bahwa “pendidikan lingkungan hidup adalah suatu program pendidikan untuk
membina anak atau peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan
perilaku yang rasional serta bertanggung jawab tentang pengaruh timbal balik
antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan
18
manusia. Pendidikan lingkungan hidup bukanlah mata pelajaran yang berdiri
sendiri. Namun, di integrasikan kedalam suatu bidang studi di sekolah.”
Menteri Negara Lingkungan Hidup melakukan kesepakatan bersama tentang
pembinaan dan pengembangan lingkungan hidup dengan Menteri Pendidikan
Nasional yang dituangkan dalam Surat Keputusan Nomor:
Kep.07/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005 yang pada tahun 2010
diperuntukkan bagi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota di seluruh
Indonesia, yang isinya secara garis besar mengenai himbauan agar pendidikan
lingkungan hidup (PLH) dilaksanakan di sekolah mulai tingkat SD hingga SMA
dengan mengintegrasikan materi lingkungan hidup dalam kegiatan kurikuler dan
ekstra kurikuler untuk mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan. Kurikulum
dipandang sebagai bagian penting dan strategis dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Kurikulum bertujuan meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
Berdasarkan dari pengertian pendidikan lingkungan hidup diatas, dapat
disimpulkan pendidikan lingkungan hidup adalah suatu pendidikan guna membina
peserta didik agar memiliki rasa sadar maupun bertanggung jawab pada
lingkungan sekitar untuk dijaga/dirawat untuk menciptakan suasana pembelajaran
yang produktif.
2.2.2 Pengertian Program Adiwiyata
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2012 : 3), “Adiwiyata mempunyai
pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh
19
segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar
manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita
pembangunan berkelanjutan. Tujuan program Adiwiyata adalah mewujudkan
warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan”.
Dalam program ini mengharapkan setiap warga sekolah ikut dapat terlibat
dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak
lingkungan yang negatif. Program ini diharapkan dapat mengajak warga sekolah
melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan materi lingkungan hidup dan
turut berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di sekolah dan
sekitarnya. Secara Etimologi kata Adiwiyata berasal dari 2 kata Sansekerta “Adi”
dan “Wiyata”. Adi mempunyai makna besar, agung, baik, ideal atau sempurna.
Wiyata adalah tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma
dan etika dalam berkehidupan sosial. Sebagai satu kata Adiwiyata bisa memiliki
makna tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu
pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia
menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita
pembangunan berkelanjutan.
Ada beberapa norma dasar dan kehidupan yang harus dikembangkan dalam
program Adiwiyata yang meliputi kebersamaam, keterbukaan, kejujuran,
keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Pertama
program Adiwiyata harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip partisipsif, dimana
20
komunitas sekolah terlibat dalam managemen sekolah yang meliputi keseluruhan
proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan tanggungjawab dan
peran mereka. Kedua adalah prinsip berkelanjutan dimana seluruh kegiatan harus
dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.
Berdasarkan Kementerian Lingkungan Hidup (2012), dengan melaksanakan
kebijakan pendidikan lingkungan hidup melalui program Adiwiyata ada beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh yaitu:
1. Mendukung pencapaian standar kompetnsi/kompetensi dasar dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
2. Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah
melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya
energi.
3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang
lebih nyaman dan kondusif.
4. Meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak lingkungan
negatif dimasa yang akan datang.
5. Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai
pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar.
Program Adiwiyata yakni program sekolah yang mendorong siswa untuk
dapat sadar akan lingkungan hidup dengan mengaitkannya pada mata pelajaran
untuk bisa menjadikan pembiasaan para siswa sehingga warga sekolah maupun
siswa dapat merubah pembiasaan untuk bisa menularkan pada lingkungan luar
sekolah.
21
2.2.3 Prinsip-prinsip Dasar Program Adiwiyata
Pelaksanaan program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar berikut ini ;
1. Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang
meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
tanggungjawab dan peran.
2. Berkelanjutan seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus
menerus secara komprehensif.
2.2.4 Komponen Adiwiyata
Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen
program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata.
Keempat komponen tersebut adalah;
1. Kebijakan berwawasan lingkungan.
2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan.
3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif.
4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
2.2.5 Keuntungan Mengikuti Program Adiwiyata
Dengan melaksanakan program Adiwiyata pada sekolah, maka akan memiliki
keuntungan sebagai berikut :
1. Mendukung pencapaian standar kompetensi/kompetensi dasar dan standar
kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
2. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan
energi.
22
3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang
lebih nyaman dan kondusif.
4. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan
masyarakat sekitar.
5. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui
kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian
fungsi lingkungan di sekolah.
2.2.6 Pembinaan Adiwiyata
Pembinaan Adiwiyata merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh
organisasi/lembaga atau pihak lainnya melakukan pembinaan dalam
meningkatkan pencapaian kinerja program Adiwiyata yang berdampak positif
terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2.2.7 Tujuan Pembinaan
1. Meningkatkan kapasitas sekolah untuk mewujudkan Sekolah Adiwiyata.
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia dalam
pengelolaan program Adiwiyata.
3. Meningkatkan pencapaian kinerja pengelolaan Adiwiyata baik di propinsi
maupun di kabupaten/ kota termasuk sekolah dan masyarakat sekitarnya.
2.2.8 Komponen, Standar dan Implementasi
Komponen, srandan dan implementasi pada pelaksanaan program Adiwiyata di
sekolah, meliputi :
2.2.8.1 Kebijakan Berwawasan Lingkungan, memiliki standar ;
23
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.
b. RKAS memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
Tabel 2.1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan.
Standar Implementasi Pencapaian
A. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
(KTSP) memuat
kebijakan upaya
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup
1. Visi, Misi dan
Tujuan sekolah
yang tertuang
dalam Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan
(dokumen 1)
memuat kebijakan
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup.
Tersusunnya Visi, misi
dan tujuan yang memuat
upaya pelestarian fungsi
lingkungan dan/ atau,
mencegah terjadinya
pencemaran dan/ atau
kerusakan lingkungan
hidup
2. Struktur kurikulum
memuat muatan
lokal, pengembangan
diri terkait kebijakan
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup.
Struktur kurikulum
memuat pelestarian
fungsi lingkungan ,
mencegah terjadinya
pencemaran, dan
kerusakan lingkungan
hidup pada komponen
mata pelajaran wajib,
dan/ atau muatan lokal,
dan/ atau pengembangan
24
diri
3. Mata pelajaran wajib
dan/atau Mulok yang
terkait PLH
dilengkapi dengan
Ketuntasan minimal
belajar
Adanya ketuntasan
minimal belajar pada
mata pelajaran wajib dan
/ atau muatan lokal yang
terkait dengan
pelestarian fungsi
lingkungan , mencegah
terjadinya pencemaran,
dan/atau kerusakan
lingkungan hidup
B. Rencana Kegiatan
dan Anggaran
Sekolah (RKAS)
memuat program
dalam upaya
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup
Rencana kegiatan dan
anggaran sekolah
memuat upaya
perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
hidup, meliputi :
kesiswaan, kurikulum
dan kegiatan
pembelajaran,
peningkatan kapasitas
pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana
dan prasarana, budaya
dan lingkungan sekolah,
peran masyarakat dan
kemitraan, peningkatan
dan pengembangan
mutu.
Sekolah memiliki
anggaran untuk upaya
perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
hidup sebesar 20 % dari
total anggaran sekolah.
Anggaran sekolah
dialokasikan secara
proporsional untuk
kegiatan kesiswaan,
kurikulum dan kegiatan
pembelajaran,
peningkatan kapasitas
pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana
dan prasarana, budaya
dan lingkungan sekolah,
peran masyarakat dan
kemitraan, peningkatan
25
dan pengembangan
mutu.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2012 : 11) terdapat empat (4)
indikator kebijakan yang harus terus menerus diusahakan untuk dipenuhi, yakni
meliputi :
a. Visi, misi dan tujuan sekolah yang tertuang dalam kurikulum memuat
kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
b. Struktur kurikulum memuat mata pelajaran wajib, muatan lokal,
pengembangan diri terkait kebijakan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
c. Mata pelajaran wajib dan/ atau mulok yang terkait PLH dilengkapi dengan
Ketuntasan Minimal Belajar
d. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memuat upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meliputi; Kesiswaan,
kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan
tenaga kependidikan. Tersedianya sarana dan prasarana, budaya dan
lingkungan sekolah, peran serta masyarakat dan kemitraan, peningkatan dan
pengembangan mutu.
2.2.8.2 Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, memiliki standar ;
a. Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran lingkungan hidup.
b. Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
26
Tabel 2.2 Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Standar Implementasi Pencapaian
A. Tenaga pendidik
memiliki
kompetensi dalam
mengembangkan
kegiatan
pembelajaran
lingkungan hidup.
1. Menerapkan
pendekatan, strategi,
metode, dan teknik
pembelajaran yang
melibatkan peserta
didik secara aktif
dalam pembelajaran
(Pakem/belajar aktif/
partisipatif );
70 % tenaga pendidik
menerapkan metode
yang melibatkan
peserta didik secara
aktif (demonstrasi,
diskusi (FGD), simulasi
(bermain peran),
pengalaman lapangan,
curah pendapat, debat,
simposium,
laboratorium (praktek
langsung), penugasan,
observasi, project
percontohan, dll).
2. Mengembangkan isu
lokal dan atau isu
global sebagai materi
pembelajaran LH
sesuai dengan
jenjang pendidikan;
70 % tenaga pendidik
mengembangkan isu
lokal (daerah) dan isu
global yang terkait
dengan PPLH.
3. Mengembangkan
indikator dan
instrumen penilaian
pembelajaran LH;
70 % tenaga pendidik
mengembangkan
indikator pembelajaran
dan instrumen penilaian
yang terkait dengan
PPL.
27
4. Menyusun
rancangan
pembelajaran yang
lengkap, baik untuk
kegiatan di dalam
kelas, laboratorium,
maupun di luar
kelas.
70% tenaga pendidik
menyusun rancangan
pembelajaran yang
terkait dengan PPLH.
5. Mengikutsertakan
orang tua peserta
didik dan masyarakat
dalam program
pembelajaran LH;
Prosentase tenaga
pendidik yang
mengikutsertakan orang
tua peserta didik dan
masyarakat yang terkait
dengan PPLH. (SD
sebesar 50%, SMP
sebesar 40%,
SMA/SMK sebesar
30%).
6. Mengkomunikasikan
hasil-hasil inovasi
pembelajaran LH;
Hasil inovasi
pembelajaran LH
dikomunikasikan
melalui : majalah
dinding, buletin
sekolah, pameran,
website, radio, TV,
surat kabar, jurnal, dll .
B. Peserta didik
melakukan
kegiatan
pembelajaran
1. Mengkaitkan
pengetahuan
konseptual dan
prosedural dalam
70 % tenaga pendidik
mempunyai
kemampuan
memecahkan masalah
28
tentang
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup
pemecahan masalah
LH, serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-
hari.
LH.
2. Menerapkan
pengetahuan LH
yang diperoleh untuk
memecahkan
masalah LH dalam
kehidupan sehari-
hari.
50% peserta didik
mempunyai
kemampuan
memecahkan masalah
LH.
3. Mengkomunikasikan
hasil pembelajaran
LH dengan berbagai
cara dan media.
50% peserta didik
mengkomunikasikan
hasil pembelajaran LH
melalui : majalah
dinding, buletin
sekolah, pameran, web-
site, radio, TV, surat
kabar, jurnal, dll.
2.2.8.3 Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif, memiliki standar ;
1) Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
terencana bagi warga sekolah.
2) Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media,
sekolah lain).
29
Tabel 2.3 Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
Standar Implementasi Pencapaian
A. Melaksanakan
kegiatan
perlindungan dan
pengelolaan lingkung
hidup yang terencana
bagi warga sekolah
1. Memelihara dan
merawat gedung dan
lingkungan sekolah
oleh warga sekolah
80 % warga sekolah
terlibat dalam
pemeliharaan gedung
dan lingkungan sekolah ,
antara lain; piket
kebersihan kelas, Jumat
Bersih, lomba
kebersihan kelas,
kegiatan pemeliharaan
taman oleh masing
masing kelas, dll.
2. Memanfaatkan lahan
dan fasilitas sekolah
sesuai kaidah-kaidah
perlindungan dan
pengelolaan LH
(dampak yang
diakibatkan oleh
aktivitas sekolah)
80 % warga sekolah
memanfaatkan lahan dan
fasilitas sekolah sesuai
kaidah-kaidah PPLH
antara lain ;
pemeliharaan taman,
toga, rumah kaca (green
house), hutan sekolah.
pembibitan, kolam,
pengelolaan sampah, dll
3. Mengembangkan
kegiatan ekstra
kurikuler yang sesuai
dengan upaya
perlindungan dan
80 % kegiatan ekstra-
kurekuler (pramuka,
Karya Ilmiah Remaja,
dokter kecil, Palang
Merah Remaja, Pecinta
30
pengelolaan
lingkungan hidup
Alam, dll) yang
dimanfaatkan untuk
pembelajaran terkait
dengan PPLH seperti :
pengomposan, tanaman
toga, biopori, daur ulang,
pertanian organik,
biogas, dll
4. Adanya kreativitas
dan inovasi warga
sekolah dalam upaya
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup
5 klasifikasi kegiatan
kreativitas dan inovasi
dari warga sekolah
dalam upaya PPLH,
sebagai berikut : daur
ulang sampah,
pemanfaatan dan
pengolahan air, karya
ilmiah, karya seni, hemat
energi, energi alternatif
5. Mengikuti kegiatan
aksi lingkungan
hidup yang
dilakukan oleh pihak
luar
tenaga pendidik
mengikuti 6 (enam)
kegiatan aksi
lingkungan hidup
yang dilakukan oleh
pihak luar.
peserta didik
mengikuti 6 (enam)
kegiatan aksi
lingkungan hidup
yang dilakukan oleh
pihak luar
31
B. Menjalin kemitraan
dalam rangka
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup
dengan berbagai
pihak (masyarakat,
pemerintah, swasta,
edia, sekolah lain).
1. Memanfaatkan nara
sumber untuk
meningkatkan
pembelajaran
lingkungan hidup
3 (tiga) mitra yang
dimanfaatkan sebagai
nara sumber untuk
meningkatkan
pembelajaran
lingkungan hidup antara
lain : orang tua, alumni,
LSM, Media (pers),
dunia usaha, Konsultan,
instansi pemerintah
daerah terkait, sekolah
lain, dll
2. Mendapatkan
dukungan dari
kalangan yang
terkait dengan
sekolah (orang tua,
alumni, Media
(pers), dunia usaha,
pemerintah, LSM,
Perguruan tinggi,
sekolah lain) untuk
meningkatkan upaya
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup di
sekolah
3 (tiga) mitra yang
mendukung dalam
bentuk materi untuk
kegiatan yang terkait
dengan PPLH seperti :
pelatihan yang terkait
PPLH, pengadaan sarana
ramah lingkungan,
pembinaan dalam upaya
PPLH, dll
3. Meningkatkan peran
komite sekolah
3 (tiga) kemitraan yang
difasilitasi oleh komite
32
dalam membangun
kemitraan untuk
pembelajaran
lingkungan hidup
dan upaya
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup.
sekolah terkait dengan
pembelajaran
lingkungan hidup dan
upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
hidup
4. Menjadi nara sumber
dalam rangka
pembelajaran
lingkungan hidup
3 (tiga) kali menjadi nara
sumber dalam rangka
pembelajaran
lingkungan hidup,
Seperti : sekolah lain,
seminar, pemerintah
daerah, dll
5. Memberi dukungan
untuk meningkatkan
upaya perlindungan
dan pengelolaan LH
3 (tiga) dukungan yang
diberikan sekolah dalam
upaya PPLH, seperti :
bimbingan teknis
pembuatan biopori,
pengelolaan sampah,
pertanian organik, bio
gas, dll
2.2.8.4 Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan, memiliki standar ;
a. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan.
b. Peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah
lingkungan di sekolah.
33
Tabel 2.4 Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
Standar Implementasi Pencapaian
A. Ketersediaan sarana
prsarna pendukung
yang ramah
lingkungan
1. Menyediakan sarana
prasarana untuk
mengatasi
permasalahan
lingkungan hidup di
sekolah
Tersedianya 6 (enam)
sarana prasarana untuk
mengatasi permasalahan
lingkungan hidup di
sekolah sesuai dengan
standar sarana dan
prasarana Permendiknas
no 24 tahun 2007,
seperti : air bersih,
sampah (penyediaan
tempat sampah terpisah,
komposter), tinja, air
limbah/drainase, ruang
terbuka hijau,
kebisingan/
getaran/radiasi, dll
2. Menyediakan sarana
prasarana untuk
mendukung
pembelajaran
lingkungan hidup di
sekolah
Tersedianya 6 (enam)
sarana prasarana
pendukung pembelajaran
lingkungan hidup, antara
lain; pengomposan,
pemanfaatan dan
pengolahan air, hutan/
taman/kebun sekolah,
green house, toga, kolam
ikan, biopori, sumur
34
resapan, biogas, dll)
B. Peningkatan kualitas
pengelolaan dan
pemanfaatan sarana
dn prasaran yang
ramah lingkungan
1. Memelihara sarana
dan prasarana
sekolah yang ramah
lingkungan
Terpeliharanya 3 (tiga)
sarana dan prasarana
yang ramah lingkungan
sesuai fungsinya, seperti
:
Ruang memiliki
pengaturan cahaya
dan ventilasi udara
secara alami.
Pemeliharaan dan
pengaturan pohon
peneduh dan
penghijauan.
Menggunakan
paving block.
2. Meningkatkan
pengelolaan dan
pemeliharaan
fasilitas sanitasi
sekolah
Tersedianya 4 (empat)
unsur mekanisme
pengelolaan dan
pemeliharaan sarana
meliputi : penanggung
jawab, tata tertib,
pelaksana (daftar piket),
pengawas, dll terkait
dalam kegiatan
penyediaan dan
pemakaian sarana
fasilitas sanitasi sekolah.
3. Memanfaatkan
listrik, air dan ATK
20% efisiensi
pemanfaatan listrik, air
35
secara efisien dan ATK
4. Meningkatkan
kualitas pelayanan
kantin sehat dan
ramah lingkungan
Kantin melakukan 3
(tiga) upaya dalam
rangka meningkatkan
kualitas pelayanan
kantin sehat dan ramah
lingkungan, meliputi :
Kantin tidak menjual
makanan/minuman
yang mengandung
bahan
pengawet/pengenyal,
pewarna, perasa yang
tidak sesuai dengan
standar kesehatan.
Kantin tidak menjual
makanan yang
tercemar/
terkontaminasi,
kadaluarsa.
Kantin tidak menjual
makanan yang
dikemas tidak ramah
lingkungan, seperti :
plastik, styrofoam,
aluminium foil.
Dengan adanya program Adiwiyata yang telah menerapkan beberapa
komponen yang sudah berjalan, SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan
sudah membuktikan bahwa sekolah tersebut telah mampu meraih predikat SMA
36
Adiwiyata se-Kabupaten dan situasi lingkungan telah berubah secara signifikan
menjadi lebih rapi dalam hal menata juga memberikan ruang kepada tumbuhan-
tumbuhan hijau yang memberikan kesan untuk warga sekolah terus-menerus
merawat, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang nyaman dalam melakukan
belajar mengajar.
Dengan adanya program Adiwiyata yang telah menerapkan beberapa
komponen yang sudah berjalan, SMA Negeri 1 Sragi Kabupaten Pekalongan
sudah membuktikan bahwa sekolah tersebut telah mampu meraih predikat SMA
Adiwiyata se-Provinsi dan situasi lingkungan telah berubah secara signifikan
menjadi lebih rapi dalam hal menata juga memberikan ruang kepada tumbuhan-
tumbuhan hijau yang memberikan kesan untuk warga sekolah terus-menerus
merawat, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang nyaman dalam melakukan
belajar mengajar.
37
2.3 Kerangka Berpikir
Gambar. 2.1. Skema Kerangka Berpikir
SMA 1 Sragi terdapat Program Adiwiyata sejak 2015, dengan berjalannya
program selama 2 tahun ini akhirnya mendapatkan penghargaan dari tahun 2015
secara berturut-turut dari tahun ketahun mendapat penghargaan Kabupaten (2015)
dan Provinsi (2016) sebagai sekolah Adiwiyata.
Adapun dalam mencapai tujuan tersebut, sekolah harus
mengimplemetasikan 4 komponen kebijakan untuk menjadi sekolah Adiwiyata
yang telah diputuskan oleh pemerintah, yaitu 1) Kebijakan Berwawasan
Pengelolaan
Sarana
Pendukung
Ramah
Lingkungan
Kebijakan dari Kepala
Sekolah
Program Adiwiyata
Kebijakan
Berwawasan
Lingkungan
Kurikulum
Berbasis
Lingkungan
Kegiatan
Lingkungan
Berbasis
Partisipatif
Sekolah Peduli Lingkungan
Hidup
38
Lingkungan, 2) Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, 3) Kegiatan
Lingkungan Berbasis Parstisipasif dan 4) Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah
Lingkungan.
Dari pelaksanaan keempat komponen terdapat hambatan-hambatan yang
bersinggungan dengan komponen program Adiwiyata, yakni antara warga sekolah
dengan warga sekolah lainnya yang kurang berkoordinasi dapat menimbulkan
hambatan yang akhirnya pelaksanaan kurang berjalan dengan baik.
Dalam mewujudkan sekolah peduli lingkungan, maka sekolah harus bisa
menemukan upaya mengatasi hambatan yang bersinggungan pada keempat
komponen program Adiwiyata, dengan mengjak peserta didik untuk berperan
aktif dalam mengikuti pelaksanaan progrm Adiwiyata di SMA Negeri 1 Sragi
Kabupaten Pekalongan.
110
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan yang telah diuraikan dapat ditarik
kesimpulan implementasi program Adiwiyata di SMA N 1 Sragi Kabupaten
Pekalongan, peneliti menyimpulkan beberapa hal berikut :
1. Pelaksanaan program Adiwiyata di SMA N 1 Sragi Kabupaten sudah sesuai
dengan buku Panduan Adiwiyata. Hal tersebut ditandai pada 4 komponen
program Adiwiyata, antara lain : 1) Kebijakan Berwawasan Lingkungan,
yang pertama, sekolah sudah merubah visi misi yang memuat nilai
lingkungan hidup yang tercantum pada poin 4,5 dan 6, yang kedua, sekolah
sudah mengalokasikan dana sebesar 43% dari total anggaran sekolah untuk
program Adiwiyata dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan
sekolah, yang ketiga, sekolah sudah merubah struktur kurikulum yang
meliputi mengembangkan indikator dan instrumen penilaian, yang keempat
sekolah sudah memasukkan tata tertib sekolah sudah yang dikaitkan dengan
wawasan lingkungan, seperti adanya tata tertib kantin dan tata tertib
membuang sampah pada tempatnya dan larangan guru untuk merokok. 2)
Kurikulum Berbasis Lingkungan, yang pertama, memasukkan kurikulum
pada proses belajar, guru mengintegrasikan materi wawasan lingkungan
hidup pada mata pelajaran dalam bentuk menggunakan metode belajar
demonstrasi yang kemudian muridnya mengikuti apa yang dilakukan oleh
gurunya, yang kedua, sekolah sudah memasukkan 70% pembelajaran yang
110
111
menyangkut Adiwiyata, yakni guru mengawali pertemuan di kelas dengan
menyuruh siswa untuk mematikan lampu dan membuka jendela yang
merupakan untuk menghemat listrik. 3) Kegiatan Lingkungan Berpartisipatif,
siswa menyelenggarakan berbagai kegiatan sebagai pendukung jalannya
program Adiwiyata yakni antara lain : yang pertama, siswa mengadakan aksi
cabut paku di pohon sekitar sekolah yang menerapkan peduli lingkungan
yang dilakukan oleh ekstrakurikuler Pramuka, yang kedua, siswa
mengadakan “smanggi (SMA N 1 Sragi) sehari tanpa asap” yang bertepatan
pada hari bumi yang mana kegiatan ini ide dari kegiatan OSIS,
pelaksanaannya dengan mematikan sepeda motor ketika sepeda motor sudah
memasuki lingkungan sekolah yang juga ide dari kegiatan OSIS, yang ketiga,
siswa mengadakan kegiatan penanaman pohon untuk membuat hutan mini di
belakang sekolah yang bermitra dengan AAK (Analisis Akademi Kesehatan),
yang keempat siswa membuat biopori yang gunanya membantu tanah untuk
menyerap air yang tergenang dengan kegiatan ini ide dari OSIS, yang kelima,
siswa membuat kebun tanaman obat keluarga yang kegiatan ini dilaksanakan
oleh ekstrakurikuler PMR, yang keenam, pemanfaatan green house yang
memfasilitasi ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja yang menjadikan tanaman
sebagai objek penelitian mereka, untuk jumat bersih dan jumat sehat sudah
berjalan secara rutin dihari jumat sebelum jam pelajaran dimulai. 4)
Pengelolaan Sarana Prasarana Ramah Lingkungan, yang pertama siswa
memanfaatkan lahan kosong untuk membuat taman, sumur resapan, gazebo,
penanaman pohon untuk hutan mini, dan dapat dimanfaatkan berbagai
112
tanaman yang dapat dijadikan sarana pembelajaran. Namun pada pelaksanaan
program tidak lepas dari kendala. Kendala yang dihadapi yang kurangnya
kerjasama antar warga sekolah dalam merawat sarana ramah lingkungan.
2. Faktor penghambat pada saat pelaksanaan program Adiwiyata, pada alokasi
dana sekolah kurang dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana
sekolah, karena yang dianggap pada anggaran dibatasi oleh sekolah. Selain
faktor penghambat dari alokasi dana yakni dari faktor warga sekolah yang
berpengaruh pada pelaksanaan program terhadap mentalitas warga untuk
dibentuk menjadi individu yang bersifat tanggung jawab dan sadar
lingkungan dianggap kurang memiliki konsistensi untuk terus menjaga
lingkungan. Kemudian pengetahuan dari pihak sekolah masih terbatas
mengenai program Adiwiyata yang masih membutuhkan bantuan dari KLH
untuk melakukan sosialisasi pengetahuan tentang kepedulian lingkungan
hidup untuk bisa menumbuhkan kebiasaan dan ikhlas dalam
melaksanakannya.
3. Faktor pendukung pelaksanaan program Adiwiyata mayoritas dari warga
sekolah, dengan dukungan dari guru dalam pembuatan tim untuk menerapkan
program dan juga mendukung dalam menerapkan kurikulum berbasis
lingkungan, yang juga dibantu oleh siswa dalam berpartisipasi pada kegiatan
aksi lingkungan. Untuk sarana dan prasarana seperti lingkungan dan tanaman
dapat menciptakan lingkungan hijau dan juga membantu kurikulum berbasis
lingkungan sebagai media pembelajaran dan juga membantu perkembangan
ekstrakurikuler yang berkaitan dengan program Adiwiyata. Faktor dari
113
pemberian penghargaan KLH juga memberikan semangat pada warga sekolah
untuk selalu melaksanakan program Adiwiyata.
6.2 Saran
1. Komitmen dalam mengemban predikat sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat
Provinsi harus dipertahankan oleh sekolah.
2. Dalam pelaksanaan program Adiwiyata, siswa memiliki peranan penting
sebagai pelaksana kebijakan, sehingga harus senantiasa disosialisasikan dan
dilibatkan dalam setiap kegiatan program adiwiyata.
3. Rekomendasi untuk kepala sekolah, dalam memberi sanksi untuk lebih tegas
terhadap pelanggar tata tertib sekolah yang berkaitan terhadap program
Adiwiyata.
4. Guru harus mampu menjadi contoh bagi siswa dalam rangka memelihara dan
mengelola lingkungan sekolah.
5. Guru harus memiliki metode pembelajaran yang variatif agar siswa lebih
dekat pada lingkungan hidup dan cepat melekat memiliki sadar lingkungan.
6. Penjual kantin untuk bisa tertib pada peraturan yang telah dibuat oleh sekolah
terkait program Adiwiyata.
7. Mata pelajaran yang diintegrasikan dengan wawasan lingkungan sebaiknya
disertai dengan praktek agar pengalaman belajar yang diperoleh lebih baik.
8. Untuk menambah dana yang dimiliki oleh sekolah maka dari itu sekolah
harus menambah mitra dengan Dinas Pendidikan untuk bisa menunjang
program Adiwiyata.
114
9. Kerjasama antara seluruh warga sekolah memiliki peranan penting, sehingga
koordinasi dalam kerjasama diperlukan untuk mencapai tujuan program
Adiwiyata.
10. Sekolah harus menambah tenaga personil sebagai pemelihara sarana ramah
lingkungan agar sarana yang sudah tersedia terawatt dan dapat digunakan
seterusnya.
115
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Ahmad Fajarisma Budi. 2014. Analisis Implementasi Kebijakan
Kurikulum Berbasis Lingkungan Hidup Pada Program Adiwiyata Mandiri
di SDN Dinoyo 2 Malang. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan
Pendidikan.
Afandi, R. 2013. Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui
Pembelajaran Ips Di Sekolah Dasar Sebagai Alternatif Menciptakan
Sekolah Hijau. Pedagogia. 2 (1) : 98-108. 2 (2): 166-173.
Almanshur Fauzan, Ghony Djunaidi 2012. Metodologi Penelitian kualitatif.
Jogjakarta: Ar‐Ruzz Media.
Arikunto, S. 2014. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis
Proktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara.
Bafadal, I. 2008. Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan
aplikasinya. Jakarta: Bumi aksara.
Daryanto Agung Suprihatin. 2013. Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup.
Yogyakarta: Gava Media.
Gunawan, Z. 2016. Pengembangan Program Adiwiyata Dalam Mewujudkan
Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan. Pedagogik; Jurnal
Pendidikan. 3 (2) : 82-95.
Hamzah, S. 2013. “Pendidikan Lingkungan Sekelumit Wawasan
Pengantar. Bandung: PT Rafika Aditama.
Hasbullah, 2012. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2012. Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan.E
Book.Diakses dari http://www.menlh.go.id/informasimengenai-Adiwiyata/
pada tanggal 17 Februari 2017.
Kurniadin dan Machali, 2016. Manajemen Pendidikan : Konsep & Prinsip
Pengelolaan Pendidikan. Jogjakarta : AR-Ruzz Media.
Moleong, L. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
116
Munib, A, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Universitas
Negari Semarang Press.
Noelaka, A. (2008). Kesadaran lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 02 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 2
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013
Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
Prihatin, E. 2011. Manajemen Peserta Didik. Alfabeta : Bandung.
Rahman, A. 2009. Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang
Mediatama Yogyakarta.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Sekretariat
Negara.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.
Rifki Afandi. 2013. Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar Alternatif Menciptakan Sekolah Hijau. Jurnal
Pedagogia (Volume 2 Nomor 1). Hlm. 98-108.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Setyowati Dewi L, Sunarko, Rudatin, dkk. 2014. Pendidikan Lingkungan Hidup.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sudjana, N. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar
Baru Algensido Offset.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung : CV. Alfabeta.
Ukas, M. 2004. Manajemen, Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung :
Agnini.
Zuriah, N. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori
Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.