implementasi program pengembangan guru dalam...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN GURU
DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
DI SMP NEGERI 131 JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Jeani Kartika
1110018200042
PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK Jeani Kartika, NIM: (1110018200042), Implementasi Program Pengembangan Guru Dalam Meningkatkan Kompetensi di SMPNegeri 131 Jakarta Selatan. Jurusan Manajemen Pendidikan. Program Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi program pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi di SMP Negeri 131 Jakarta Selatan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program pengembangan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan pelaksanaannya belum optimal terlihat dari langkah-langkah yang dilakukan kepala sekolah pada tidak mengikutsertakan semua guru dan tidak adanya evaluasi setelah pelaksanaan program pengembangan. Hal ini ditambah dengan faktor penghambat dengan kurang tertariknya guru pada program pengembangandan tidak adanya anggaran khusus.
Kata kunci : Pengembangan Guru, Kompetensi.
ii
ABSTRACT
Jeani Kartika, NIM: (1110018200042), Implementation of Teachers Development Program to Increas Competence at131 Junior High School South Jakarta. Program Bachelor degree (S-1) Faculty of Tarbiyah, Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
The purpose of the research is to knowing about the Implementation of Teachers Development Program to Increas Competence at SMPN 131 Jakarta Selatan. This research is use qualitative descriptive method. This qualitative research purposing to knowing some phenomenom by use descriptive method with words. This datas research obtained from some techniques, that are: observasion, interview, and study documents.
The result of this research indicate that implementation of teacher development program in the 131 Junior High Shcool South Jakarta is not optimal yet. It can be seen from the actions which the principal done are not involve all the teachers and the lack of evaluation after the implementation of development programs. This coupled with the inhibiting factors to the lack of interest of teachers in program development and the absence of a specific budget. Key words : Teacher Development, Competence.
iii
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam selalu teriring kepada Nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, tabi’in dan para pengikutnya yang setia
pada ajaran-ajarannya.
Perjuangan yang tak mudah menjadi bagian dalam perjalanan menggapai
masa depan. Begitupun pada penulisan skripsi ini yang merupakan syarat bagi
setiap mahasiswa untuk menyelesaikan studinya di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dalam mewujudkan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak yang bersedia membantu, baik bantuan berupa moril
maupun materiil. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin memberi
penghargaan berupa ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Dra. Nurlena Rifai, M.A., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang
telah meluangkan waktu di tengah padatnya kegiatan beliau dalam
memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini,
beserta staf dalam memberikan layanan akademik.
3. Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd., Dosen Pembimbing yang senantiasa memberi
arahan serta motivasi kepada penulis.
4. Drs. Fathi Ismail, M.M., Dosen Penasehat Akademik yang selalu
mengarahkan penulis selama proses perkuliahan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik dan membimbing selama proses perkuliahan.
iv
6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan yang melayani penulis dalam mencari bahan
referensi.
7. Kepala SMPN 131 Jakarta Selatan, Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd.,
dan wakil kepala SMPN 131 Jakarta Selatan Pracoyo Agus Sumbodo,
S.Pd., yang telah memberikan izin dan meluangkan waktu kepada penulis
untuk melakukan penelitian di sekolah sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Beserta seluruh guru dan staf yang telah membantu penulis
dalam menyediakan segala kebutuhan dalam melakukan penelitian..
8. Ayahanda Suparman dan Ibu tercinta Karsiwen yang selalu membimbing,
memberikan nasihat serta mendo’akan penulis dan kakak Hery Handoko
serta adik-adikku tersayang Pangestu Tri Rahayu dan Satria Wijatmoko
yang telah memberikan dukungan penuh untuk penulis, karena kalian
adalah harta yang tak ternilai hargamya.
9. Teman-teman Manajemen Pendidikan terutama Beloved MP A. Sahabat-
sahabat terbaik dalam bertukar pikiran Silvia Khairunnisa, Rizky
Nurmeida Sobari, Evita Mawirianti, Mardiyah, Sholahuddin Misbah,
Yusuf Amrullah, Faiz Bi’amrillah, Irfan Ardian dan Nirmatullah Efendi.
Kalian merupakan pemberi motivasi terbaik dalam menjalani hari-hari di
kampus.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan
yang terdapat di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya
kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
penulis sendiri dan orang lain pada masa-masa yang akan datang.
Jakarta, Desember 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................... v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .............................................................. 6
D. Perumusan Masalah ............................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengembangan Guru .............................................................. 8
1. Pengertian Pengembangan Guru ....................................... 8
2. Jenis-jenis Pengembangan ................................................ 10
3. Metode Pengembangan .................................................... 14
4. Tujuan Pengembagan ....................................................... 19
5. Manfaat Pengembangan ................................................... 23
6. Langkah-langkah Pengembangan ..................................... 25
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan.......... 28
8. Kendala-kendala Pengembangan ...................................... 30
B. Kompetensi Guru ................................................................... 32
1. Pengertian Kompetensi Guru............................................ 32
2. Peningkatan Kompetensi Guru ......................................... 33
C. Kerangka Pemikiran .............................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 38
B. Metode Penelitian .................................................................. 39
C. Subjek Penelitian.................................................................... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 39
vi
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 45
1. Sejarah Sekolah................................................................ 45
2. Visi dan Misi Sekolah ...................................................... 46
3. Keadaan Guru .................................................................. 49
4. Keadaan Siswa ................................................................. 54
B. Deskripsi dan Analisis Data ................................................... 54
1. Implementasi Program Pengembangan Guru ..................... 55
2. Faktor Pendukung dan Penghambat .................................. 65
3. Peningkatan Kompetensi Guru ........................................... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 77
B. Saran ...................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 38
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Observasi .................................................. 40
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ................................................ 42
Tabel 4.1 Keadaan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah ............... 49
Tabel 4.2 Keadaan Guru ......................................................................... 49
Tabel 4.3 Nama Guru Di SMPN 131 Jakarta Selatan .............................. 51
Tabel 4.4 Keadaan Siswa Di SMPN 131 Jakarta Selatan Tahun Ajaran
2013/2014 ............................................................................... 54
Tabel 4.5 Peningkatan Kompetensi Guru ................................................ 75
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................ 37
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 4 Lembar Uji Referensi
Lampiran 5 Hasil Wawancara
Lampiran 6 Lembar Observasi
Lampiran 7 Rencana Program Kegiatan dan Anggaran Sekolah
Lampiran 8 Surat Tugas Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Lampiran 9 Silabus dan RPP Guru SMPN 131 Jakarta Selatan
Lampiran 10 Penilaian kinerja Guru
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan lingkungan yang begitu cepat di mana tercermin dalam
globalisasi pasar, perkembangan teknologi yang semakin canggih, perubahan
demografi, perubahan sosio kultural merupakan pemicu agar organisasi
mempersiapkan kemampuannya dalam berkompetisi.1 Perkembangan pada ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin maju tersebut harus pula diiringi oleh
sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan memanfaatkan teknologi. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas itu
pula, maka tantangan sebesar apapun akan mudah untuk dihadapi. Demikian
halnya pada pendidikan yang harus menyesuaikan terhadap perkembangan
zaman.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yaitu “Tujuan
pendidikan nasional ialah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”2
Bila kita berbicara mengenai masalah pendidikan tidak terlepas dari
komponen yang menjadi penentu atas tercapainya tujuan pendidikan tersebut.
Pendidikan yang sejatinya memberikan pengaruh penting terhadap
keberlangsungan hidup umat manusia serta memberikan pengaruh terhadap
potensi yang dimilikinya. Kedudukan sektor pendidikan bagi suatu negara
1 Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 23 2 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas
2
merupakan hal penting bagi keberlangsungan kehidupan negara tersebut karena
dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Organisasi menyadari bahwa mereka perlu mengembangkan kemampuan
pekerja garis depan sebanyak mereka mengembangkan kemampuan para
manajer.3 Hal tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan suatu organisasi bukan
ditentukan oleh keberadaan sumber daya manusia saja akan tetapi sumber daya
manusia yang berkualitas. Itulah sebabnya dalam organisasi pendidikan jika ingin
terus eksistensi terhadap perubahan yang terjadi harus memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas.
Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki
oleh suatu organisasi, salah satu implikasinya ialah bahwa investasi terpenting
yang mungkin dilakukan oleh suatu organisasi adalah di bidang sumber daya
manusia.4 Sekolah sebagai organisasi pendidikan formal yang berada di tengah-
tengah masyarakat harus menyelenggarakan proses belajar mengajar yang
berkualitas. Hal tersebut memungkinkan sekolah memiliki sumber daya manusia
yaitu guru yang berkualitas sebagai komponen pendidikan. Usaha untuk
meningkatkan kualitas guru harus dibina dan dikembangkan secara terus-
menerus.
Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu
pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai
(values) serta membangun karakter peserta didik secara berkelanjutan.5 Hal
tersebut menandakan bahwa guru merupakan jabatan atau profesi penting yang
memerlukan keahlian khusus. Profesi tersebut tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang dan harus menguasai seluk beluk pendidikan, pengajaran
3 Suhendra dan Murdiyah Hayati, op.cit., h. 66 4 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. Ke-16, h. 181 5 Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis Atas Lahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Elsas, 2006), h. 3
3
dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya sehingga dapat dikatakan sebagai guru
yang profesional.
Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan
dan praktik pendidikan yang berkualitas.6 Hal tersebut menunjukkan bahwa guru
sebagai komponen penting dan sebagai kunci utama dari proses pembelajaran
yang berkualitas.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah, melalui UU No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen Pasal 20 bahwa “Dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni”.7
Untuk menghadapi tuntutan tugas keprofesionalannya tersebut
dibutuhkannya program-program pengembangan sebagai usaha untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan keterampilan guru. Oleh sebab itu, pemerintah
dan kepala sekolah sebagai pemegang wewenang harus mengadakan program
terhadap peningkatan kompetensi guru. Adapun program-program pengembangan
tersebut dapat melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan
diklat.
Pentingnya sebuah program pengembangan sebagaimana disebutkan
Sheal yang dikutip oleh Toni Setiawan bahwa ada empat alasan utama mengapa
program pengembangan itu perlu dilakukan, yaitu: 1) perubahan-perubahan yang
cepat dalam teknologi serta tugas-tugas yang dilakukan orang-orang, 2)
kurangnya keterampilan langsung dan keterampilan-keterampilan jangka panjang,
3) perubahan-perubahan dalam harapan dalam harapan-harapan dan komposisi
6 Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru Di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 34 7 UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
4
angkatan kerja, dan 4) kompetisi dan tekanan-tekanan pasar demi peningkatan-
peningkatan dalam kualitas produk maupun jasa-jasa.8
Mengingat sangat pentingnya program pengembangan guru dalam sebuah
sekolah tentu harus direncanakan dengan baik agar sesuai dengan tujuan awal.
Pelaksanaan yang baik pula harus melihat aspek sasaran yang akan dituju,
kurikulum yang digunakan, sarana yang menunjang proses program
pengembangan, aspek peserta, pelatih, waktu, metode, serta evaluasi yang
dilakukan setelah program itu selesai. Dengan pelaksanaan yang sesuai prosedur,
maka program akan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan program yang baik pula akan menghasilkan manfaat yang baik bagi
yang mengikuti program maupun sekolah selaku pihak penyelenggara sehingga
sasaran yang dituju tercapai. Jadi, implementasi program pengembangan guru
yang baik akan menghasilkan peningkatan pada kompetensi guru.
Gambaran sekilas mengenai SMP Negeri 131 Jakarta. Sekolah ini
merupakan sekolah berstandar nasional yang letaknya strategis berada dekat
dengan jalan raya dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Sekolah ini dalam
setiap tahun berhasil mencetak lulusannya. Ini terbukti dengan adanya
kepercayaan dari masyarakat sekitar dalam menyekolahkan anaknya di sekolah
tersebut. Sekolah ini juga memiliki memiliki 44 guru sebagian guru sudah
disertifikasi. Guru tersebut juga melaksanakan tugas sesuai dengan bidang
pekerjaannya. Hal ini tidak terlepas dari program pengembangan guru yang
dilaksanakan di sekolah tersebut.
Dengan dilaksanakannya program tersebut harus didasarkan pada jumlah
guru yang diikutsertakan pada program pengembangan sehingga semua guru
merasakan manfaat yang diperoleh dari program pengembangan. Namun, jika
jumlah guru yang diikutsertakan terbatas, maka yang terjadi adalah guru yang
mendapat kesempatan untuk ikut dalam program pengembangan saja yang 8 Toni Setiawan, Manajemen Sumber Daya Manusia: Kinerja, motivasi, Kepuasan Kerja dan Produktivitas, (Platinum, 2012), h. 102
5
merasakan manfaatnya. Di samping itu, kurang ketertarikan guru pada program
pengembangan yang dilakukan oleh sekolah dipengaruhi oleh kinerjanya yang
dirasa sudah baik sehingga guru kurang mau untuk meningkatkan kinerjanya. Dan
belum mampunya guru untuk menggunakan metode yang bervariasi, belum
mampu membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang
diterapkan di sekolah dan belum mampu mengoperasikan media pembelajaran
merupakan indikasi masih kurangnya kompetensi yang dimiliki guru.
Masalah-masalah tersebut mengakibatkan program tidak optimal. Tidak
optimalnya program pengembangan guru akan memengaruhi peningkatan akan
kompetensi yang dimiliki guru yang berujung pada mencetak lulusan sehingga
sekolah perlu mengadakan proses yang sistematis agar program-program yang
direncanakan berhasil. Suksesnya sebuah program dapat menghasilkan manfaat
yang baik bagi guru tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN
GURU DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI DI SMP NEGERI 131
JAKARTA SELATAN”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Terbatasnya jumlah peserta yang diikutsertakan pada program
pengembangan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan.
2. Kurangnya ketertarikan guru dalam mengikuti program pengembangan
guru di SMPN 131 Jakarta Selatan.
3. Kurangnya kemauan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan dalam
meningkatkan kinerjanya.
4. Masih kurangnya kompetensi yang dimiliki guru di SMPN 131 Jakarta
Selatan.
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi penelitian ini
pada implementasi program pengembangan guru dalam meningkatkan
kompetensi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi program pengembangan guru di SMPN 131 Jakarta
Selatan?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat program pengembangan guru di
SMPN 131 Jakarta Selatan?
3. Bagaimana peningkatan kompetensi guru di SMPN 131 Jakarta Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program
pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi di SMP Negeri 131 Jakarta
Selatan.
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
1. Memberikan kontribusi teoritis berupa penyajian informasi ilmiah tentang
implementasi program pengembangan guru.
2. Sebagai masukan bagi implementasi program pengembangan guru
selanjutnya.
3. Menambah pengetahuan serta wawasan penulis tentang implementasi
pengembangan guru di sekolah
7
b. Manfaat praktik
1. Memberikan kontribusi kepada sekolah untuk terus meningkatkan mutu
pendidikan khususnya di dalam pelaksanaan program pengembangan guru
2. Melihat sarana dan prasarana sekolah yang dapat menunjang kegiatan
belajar-mengajar.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengembangan Guru
1. Pengertian Pengembangan Guru Setelah dilakukannya proses perekrutan, seleksi kemudian
pengangkatan, selanjutnya tugas dari manajemen sumber daya manusia adalah
pengembangan terhadap sumber daya manusianya. Hal tersebut dilakukan
untuk mengembangkan keterampilan karyawan agar sesuai dengan tuntutan
pekerjaan dan tujuan organisasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
tugas daripada manajemen sumber daya manusia tidak hanya selesai pada tahap
pengangkatan karyawan saja akan tetapi harus mengembangkannya.
Adapun definisi pengembangan sumber daya manusia menurut Wilson
Bangun “pengembangan sumber daya manusia (human resource development)
adalah proses untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam
membantu tercapainya tujuan organisasi.” 1 Sebagai proses karena harus
terencana dan berkesinambungan.
Melayu S.P. Hasibuan mengemukakan bahwa “pengembangan adalah
suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan
moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan
dan pelatihan.” 2 Pendidikan yang dimaksud untuk meningkatkan teoritis,
konseptual dan moral karyawan agar lebih baik lagi, sedangkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan teknis dalam pelaksanaan pekerjaan.
Budy Purnawanto menjelaskan bahwa “pengembangan SDM
merupakan salah satu cara yang efektif untuk mendapatkan dan
1 Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 200 2 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), Cet. Ke- 16, h. 69
9
mempertahankan karyawan.”3 Maksud dari mendapatkan yaitu kemampuan dan
keterampilan yang sesuai dengan tujuan organisasi sedangkan
mempertahankannya yaitu keahlian sebagai antisipasi terhadap persaingan
dengan organisasi lain.
Sedangkan Andrew F. Sikula sebagaimana yang dikutip Suwatno dan
Donni Juni Priansa mendefinisikan pengembangan bahwa “Development, in
reference to staffing and personel matters, is a long term educational process
utilizing a systematic and organized procedure by which managerial personel
learn conceptual and theoretical knowledge for general purpose”. 4 Dalam
terjemahan dijelaskan bahwa pengembangan merupakan suatu proses
pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan
terorganisir dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis
untuk tujuan umum. Maksudnya adalah usaha untuk mempersiapkan karyawan
atau pegawai melalui pendidikan dan pelatihan agar tercapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan,
keterampilan serta keahlian pegawai sesuai dengan tujuan organisasi melalui
pendidikan dan pelatihan yang terencana dan berkesinambungan.
Tujuan sebuah organisasi tidak terlepas dari peran sumber daya
manusia di dalamnya, sama halnya dengan organisasi pendidikan yang
membutuhkan sumber daya manusia untuk memajukan sekolahnya. Bila
berbicara mengenai sekolah, sumber daya manusia yang dimaksud adalah guru.
Guru mempunyai peran yang sangat penting bagi kemajuan sebuah sekolah.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang
dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
3 Budy Purnawanto, Manajemen SDM Berbasis Proses, Pola Pikir Baru Mengelola SDM pada Era Knowledge Economy, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 143
4 Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik , (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 105
10
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk anak usia dini.5 Guru
dapat dikatakan sebagai orang yang memiliki pengaruh sangat besar dan sangat
menentukan terhadap proses belajar peserta didik.
Sedangkan menurut Jamil Suprihatiningrum bahwa “guru merupakan
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus.”6 Pekerjaan yang dimaksud tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian sebagai guru.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan guru
merupakan proses untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan keahlian
guru dalam membantu mengerjakan pekerjaannya saat ini maupun yang akan
datang guna mencapai tujuan sekolah.
Tugas utama guru ialah mengajar akan tetapi dalam mengajar guru
harus mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dengan jalan melalui
pengembangan terhadap guru.
Pengembangan terhadap guru dapat dilaksanakan melalui berbagai
strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat.
2. Jenis-jenis Pengembangan Menurut Suhendra dan Murdiyah Hayati, jenis-jenis pengembangan
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Pengembangan secara informal yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya.
b. Pengembangan secara formal yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau latihan, baik yang
5 Dadi Permadi dan Daeng Arifin, Penduan Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Nuansa Aulia,
2013), h. 8 6 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 23
11
dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan atau latihan.7
Dapat dijelaskan di atas bahwa jenis-jenis pengembangan tersebut
berupa pengembangan formal dan non formal. Pengembangan formal dapat
diartikan bahwa pengembangan tersebut dilakukan secara formal atau resmi
oleh organisasi di mana karyawan bekerja. Sedangkan pengembangan informal
dilakukan sendiri oleh karyawan tersebut guna meningkatkan kemampuannya.
Menurut Sudarwan Danim bahwa jenis pengembangan guru dapat
berupa pendidikan dan pelatihan (diklat) dan selain diklat. Adapun
penjabarannya sebagai berikut:
1. Pendidikan dan Pelatihan a. In-house training (IHT)
adalah pelatihan yang dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.
b. Program magang Adalah pelatihan yang dilaksanakan di dunia kerja atau industry yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru.
c. Kemitraan sekolah Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik.
d. Belajar jarak jauh Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat, melainkan dengan system pelatihan melalui internet dan sejenisnya.
e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi wewenang, di mana program disusun secara berjenjang.
f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya
7 Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN Press,
2006), h. 65
12
Kursus ini dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan.
g. Pembinaan internal oleh sekolah Pembinaan ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina.
h. Pendidikan lanjut Merupakan alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
2. Selain pendidikan dan pelatihan a. Diskusi masalah-masalah pendidikan
Diskusi ini dilakukan secara berkala dengan topic diskusi sesuai dengan masalah yang dialami sekolah.
b. Seminar Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru.
c. Workshop Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya.
d. Penelitian Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain.
e. Penulisan buku/bahan ajar Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran ataupun buku dalam bidang pendidika.
f. Pembuatan media pembelajaran Media pembelajaran dapat berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik.
g. Pembuatan karya teknologi/karya seni Karya teknologi/karya seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat untuk kegiatan pendidikan.8
Dari penjelasan di atas bahwa pengembangan guru dapat dilaksanakan
dengan berbagai cara dan strategi yaitu dapat berbentuk pendidikan dan
pelatihan (diklat) maupun selain dari pendidikan dan pelatihan.
8 Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 30-
33
13
Dan menurut Sedarmayanti dilihat dari masa pelaksanaannya,
pelatihan sebagai bagian dari tugas pengembangan dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu: pelatihan pra-tugas, pelatihan dalam tugas, dan pelatihan
purna/pasca tugas.9 Jenis-jenis pelatihan akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pelatihan pra-tugas
Pelatihan ini diberikan kepada karyawan baru sebagai pembekalan
untuk melaksanakan tugasnya.
2. Pelatihan dalam tugas
Pelatihan ini diberikan kepada karyawan yang sudah menjadi bagian
organisasi lebih lama dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuannya.
3. Pelatihan purna/pasca tugas
Pelatihan ini diberikan kepada karyawan yang akan mempersiapkan
masa pensiun.
Dapat dijelaskan di atas bahwa pelaksanaan pelatihan harus didasarkan
pada siapa yang akan menerima pelatihan tersebut, seperti pelatihan pra-tugas
yang diberikan kepada karyawan baru, pelatihan dalam tugas yang diberikan
kepada karyawan yang sudah menjadi bagian organisasi, dan pelatihan
purna/pasca tugas diberikan kepada karyawan yang akan masuk masa pensiun.
Sedangkan menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson
mengelompokkan jenis pelatihan sebagai berikut:
(a) Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin: dilakukan untuk memenuhi berbagai syarat hukum yang diharuskan dan berlaku sebagai pelatihan untuk semua karyawan.
(b) Pelatihan pekerjaan/teknis: memungkinkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab mereka dengan baik.
(c) Pelatihan antarpribadi dan pemecahan masalah: dimaksudkan untuk mengatasi masalah operasional dan antarpribadi serta meningkatkan hubungan dalam pekerjaan organisasional.
9 Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), cet. Ke-5, h. 167
14
(d) Pelatihan perkembangan dan inovatif: menyediakan fokus jangka panjang untuk meningkatkan kapabilitas individual dan organisasional untuk masa depan.10 Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
pengembangan ada formal dan informal. Formal berarti dilakukan oleh
organisasi resmi baik organisasi di mana karyawan atau guru bekerja mapun
organisasi pemerintah. Secara informal dilakukan berdasarkan atas kemauan
sendiri dengan belajar sendiri maupun mengikuti pengembangan di luar dari
tempat bekerja. Biasanya pengembangan terdiri dari kegiatan pendidikan dan
pelatihan (diklat) maupun bukan diklat yang masa pelaksanaannya dimulai dari
pra-tugas, dalam tugas atau purna/pasca tugas. Jenis-jenis pengembangan
tersebut dikelompokkan berdasarkan pada kebutuhan. Jenis-jenis
pengembangan tersebut pada intinya berdasarkan pada kebutuhan suatu
organisasi atau pegawainya agar sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Agar
mencapai sasaran yang dituju, diperlukan metode yang tepat yang digunakan
dalam program pengembangan.
3. Metode Pengembangan Pelaksanaan pengembangan harus didasarkan pada metode-metode
yang telah ditetapkan pada program pengembangan suatu organisasi. Program
pengembangan harus ditetapkan oleh penanggung jawab pengembangan, yaitu
manager. Di dalam program pengembangan telah ditetapkan sasaran, proses,
waktu dan metode pelaksanaanya. Metode-metode pengembangan harus
didasarkan kepada sasaran yang ingin dicapai.
Adapun sasaran dari pengembangan karyawan menurut Malayu S. P.
Hasibuan yaitu:
10 Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Terj. Diana
Angelica, (Jakarta: salemba Empat, 2009), Edisi 10, h. 318
15
1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan
pekerjaan atau technical skills.
2. Meningkatkan keahlian dan kecakapan memimpin serta mengambil
keputusan atau managerial skills dan conceptual skills.11
Ada beberapa metode melatih yang sudah umum dikenal dan
digunakan dalam pengembangan menurut Sondang P. Siagian, diantaranya:
a. Pelatihan dalam jabatan
Para tenaga kerja yang dilatih langsung di tempatnya bekerja. Sasaran
menggunakan metode ini adalah meningkatkan kemampuan para
tenaga kerja dalam mengerjakan tugasnya yang sekarang.
b. Rotasi pekerjaan
Para pegawai mengerjakan beraneka ragam tugas agar pegawai
mampu menghadapi kesukaran saat dialihkan tugas.
c. Sistem magang
Dalam pelaksanaannya bisa dilakukan dalam empat kegiatan, yaitu:
1) Seorang pegawai belajar dari pegawai lain yang dianggap lebih
berpengalaman dan lebih mahir dalam melaksanakan tugas
tertentu.
2) Coaching dimana seorang pemimpin mengajarkan cara-cara
bekerja dengan benar kepada bawahannya di tempat pekerjaan dan
cara-cara yang ditunjukkan oleh atasan tersebut ditiru oleh
bawahannya.
3) Dengan menjadikan seorang pegawai baru sebagai sistem pejabat
yang lebih tinggi.
4) Penugasan pegawai tertentu untuk duduk dalam berbagai panitia
agar pegawai yang bersangkutan tidak hanya menambah
pengetahuannya mengenai tugas-tugas yang terselenggara dalam
11 Malayu S.P. Hasibuan, op. cit., h. 76-77
16
organisasi, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan dalam
interaksi antar manusia.
d. Sistem ceramah
Ceramah dapat diberikan dengan berbagai variasi, misalnya tanpa
tanya-jawab, dengan tanya-jawab, tanpa atau dengan alat peraga
seperti film, slide, overhead projector dan video.
e. Pelatihan vestibule
Adalah untuk meningkatkan keterampilan, terutama yang bersifat
teknikal, di tempat pekerjaan, akan tetapi tanpa mengganggu kegiatan
organisasi sehari-hari.
f. Role playing
Metode ini diutamakan yang menyangkut keperilakuan, terutama
berwujud kemampuan sikap empati dan melihat sesuatu dari “kaca
mata” orang lain.
g. Studi kasus
Biasanya diutamakan untuk para manajer atau calon manajer yang
kemampuannya mengambil keputusan dan/atau memecahkan masalah
merupakan sasaran pokok.
h. Simulasi
Metode ini menggunakan suatu alat mekanikal yang identik dengan
alat yang akan digunakan pegawai dalam tugasnya.
i. Pelatihan laboratorium
Apabila manajemen merasa bahwa tukar menukar pengalaman,
pemahaman perasaan, perilaku, persepsi dan reaksi orang lain dalam
beriteraksi dalam pekerjaan, maka metode ini tepat digunakan.
j. Belajar sendiri
17
Walaupun pegawai belajar sendiri, tetapi tetap terkendali melalui
proses belajar yang terprogram12
Adapun metode pengembangan lainnya menurut Andrew F. Sikula
sebagai tambahan dari metode sebelumnya yaitu:
a. Demonstration and Example
Adalah metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan
penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan sutau pekerjaan melalui
contoh-contoh atau percobaan yang didemonstrasikan.
b. Apprenticeship
Adalah suatu cara untuk mengembangkan keahlian pertukangan
sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala
aspek dari pekerjaannya.
c. Classroom Methods
Metode pertemuan dalam kelas yang meliputi:
1) Conference (rapat)
Pada metode ini pelatih dan peserta sama-sama berperan aktif.
2) Programmed instruction
Program instruksi meliputi pemecahan informasi dalam beberapa
bagian kecil sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk program
pengajaran yang mudah dipahami dan saling berhubungan.
3) Metode diskusi
Metode diskusi dilakukan dengan melatih peserta untuk berani
memberikan pendapatnya.
4) Metode seminar
Metode ini bertujuan mengembangkan keahlian dan kecakapan
peserta untuk menilai dan memberikan saran-saran yang
konstruktif mengenai pendapat orang lain.
12 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet ke-5, h. 192-197
18
5) Coaching and counseling
Counseling adalah suatu cara pendidikan dengan melakukan
diskusi antara pekerja dan manajer mengenai hal-hal yang sifatnya
pribadi.
6) Junior board of executive or multiple management
Merupakan suatu komite penasihat tetap yang terdiri dari calon-
calon manajer yang ikut memikirkan atau memecahkan masalah-
masalah perusahaan untuk kemudian direkomendasikan kepada
manajer lini. Komite penasihat ini hanya berperan sebagai staf.
7) Commite assignment
Yaitu komite yang dibentuk untuk menyelidiki,
mempertimbangkan, menganalisis, dan melaporkan suatu masalah
kepada pimpinan.
8) Business games
Adalah pengembangan dengan cara diadu untuk bersaing
memecahkan masalah tertentu. Tujuannya untuk melatih para
peserta dalam pengambilan keputusan yang baik pada
situasi/kondisi dan objek tertentu.
9) Sensitivy training
Untuk membantu para karyawan mengerti tentang diri sendiri,
menciptakan pengertian yang lebih mendalam di antara para
karyawan, dan mengembangkan keahlian setiap karyawan yang
spesifik.
10) Other development method
Metode ini digunakan untuk tujuan pendidikan terhadap manajer,
misalnya teori X dan teori Y yang dikemukan oleh Douglas Mc.
Gregor. Kesimpulannya ialah setiap metode pengembangan harus
dapat meningkatkan keahlian, keterampilan, kecakapan, dan
19
kualitas agar karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya lebih
efektif dan mencapai prestasi kerja optimal.13
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pengembangan terdiri dari metode pra tugas, metode dalam jabatan dan
presentasi informasi. Metode pra tugas digunakan untuk pembekalan terhadap
karyawan atau guru yang akan memulai bekerja atau yang akan menduduki
posisi baru agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Metode dalam
jabatan ini digunakan pada karyawan atau guru yang telah menjadi bagian dari
organisasi sehingga karyawan atau guru tersebut untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengerjakan tugasnya sekarang. Presentasi informasi
merupakan metode pertemuan di dalam kelas bagi semua karyawan atau guru.
Jadi, metode yang digunakan dalam melaksanakan program pengembangan
harus berdasarkan pada penggunaan metode-metode yang sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Penggunaan metode tersebut dapat disesuaikan dengan
kebutuhan lembaga/organisasi.
4. Tujuan Pengembangan Pada hakikatnya pengembangan memiliki dua tujuan, yaitu tujuan
individu dan tujuan organisasi. Tujuan dari individu lebih mengacu pada
sesuatu yang ingin dicapai karyawan sedangkan tujuan organisasi lebih
mengacu pada hasil dari program pengembangan.
Menurut Yun Iswanto dan Adhie Yusuf ada dua tujuan dari program
pelatihan dan pengembangan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Adapun penjabaran tujuan khusus yaitu:
a. Kualitas; b. Produktivitas kerja; c. Mutu perencanaan tenaga kerja;
13 Malayu S. P. Hasibuan, op. cit., h. 77-83
20
d. Semangat/moral kerja; e. Balas jasa tidak langsung; f. Kesehatan dan keselamatan kerja; g. Cegah kadaluarsa pengetahuan.
Sedangkan tujuan umumnya meningkatkan produktivitas organisasi.14
Tujuan di atas dapat dijelaskan bahwa pada tujuan umumnya
meningkatkan produktivitas organisasi. Tujuan umum tersebut dapat tercapai
apabila telah mencapai tujuan-tujuan yang khusus.
Dan menurut Edwin B. Flippo, pengembangan memiliki nilai yang
penting dalam pengadaannya, beberapa nilai tersebut, yaitu:
a. Meningkatkan produktivitas kerja dalam jumlah maupun mutu; b. Mengurangi kecelakaan; c. Mengurangi pengawasan; d. Meningkatkan stabilitas dan fleksibilitas organisasi; e. Mempertinggi moral.15
Nilai-nilai tersebut yang sesungguhnya mendasari tujuan dari program
pengembangan dan harus diperhatikan ketika merancang suatu program
pengembangan.
Tujuan pengembangan hakikatnya menyangkut pada: 1) meningkatkan
produktivitas kerja, 2) efisiensi, 3) kerusakan, 4) kecelakaan, 5) pelayanan, 6)
moral, 7) karier, 8) konseptual, 9) kepemimpinan, 10) balas jasa, dan 11)
konsumen. 16 Adapun penjabaran dari tujuan tersebut, sebagai berikut:
1) Meningkatkan produktivitas kerja
Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat,
kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill,
human skill, dan managerial skill karyawan yang semakin baik.
2) Efisiensi
14 Yun Iswanto dan Adhie Yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2011), h. 85 15 Sedarmayanti, op. cit., h. 169 16 Malayu S. P. Hasibuan, op. cit., h. 70-72
21
Pengembangan SDM bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga,
waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan
berkurang, biaya produksi relative kecil sehingga daya saing
perusahaan semakin besar.
3) Kerusakan
Pengembangan SDM bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang,
produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan
terampil dalam melaksanakan pekerjaanya.
4) Kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi kecelakaan karyawan,
sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan
berkurang.
5) Pelayanan
Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih
baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian
pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting
bagi rekana-reknanan perusahaan bersangkutan.
6) Moral
Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena
keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga
mereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
7) Karier
Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karier
karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi
kerjanya lebih baik.
8) Konseptual
Dengan pengembangan SDM semakin cakap dan cepat dalam
mengambil keputusan lebih baik, karena technical skill, human skill,
dan managerial skill nya lebih baik.
22
9) Kepemimpinan
Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manager akan lebih
baik, human relations lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga
pembinaan kerjasama vertical dan horizontal semakin harmonis.
10) Balas jasa
Dengan pengembangan, balas jasa (gaji, upah insentif, dan benefits)
karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.
11) Konsumen
Pengembangan SDM akan memberikan manfaat yang baik masyarakat
konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau jasa yang
lebih bermutu.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa organisasi dalam
membuat program pengembangan terlebih dahulu menetapkan tujuan dari
program pengembangan. Tujuan itu terdiri dari meningkatkan produktivitas
kerja yang dapat diartikan bahwa pengembangan bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas kerja agar semakin baik dalam menjalankan tugasnya, efisien
tenaga kerja karena organisasi mampu meningkatkan produktivitas kerja,
mengurangi kerusakan pada alat-alat yang digunakan dalam bekerja karena
karyawan atau guru sudah ahli dalam menggunakan alat-alat tersebut,
meningkatkan pelayanan karena karyawan atau guru sudah terampil
menggunakan alat-alat sehingga sudah mampu memberikan pelayanan yang
baik bagi pelanggan atau siswa, secara moral akan meningkat karena keahlian
serta keterampilannya dalam menyelesaikan pekerjannya juga meningkat. Jika,
sudah mampu menyelesaikan dengan baik tentunya akan mempengaruhi
karyawan atau guru untuk mempunyai kesempatan dalam kariernya sehingga
akan mampu mengambil keputusan yang tepat terhadap pekerjaannya. Karena
para karyawan atau guru sudah mampu menjalankan tugasnya dengan baik,
maka akan terjalin kerjasama dengan pemimpin. Dan karena karyawan atau
23
guru telah mampu menjalankan tugasnya dengan baik, maka akan
meningkatkan penghasilannya. Pada akhirnya akan memberikan kepercayaan
dari masyarakat karena memperoleh lulusan yang bermutu.
Ada dua tujuan utama dari program pengembangan yang akan
dilaksanakan. Pertama, Program pengembangan sebenarnya bertujuan untuk
menutupi jarak pada masing-masing karyawan. Kedua, di samping itu juga
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja para karyawan
dalam mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Walaupun dalam
melaksanakan program pengembangan memakan waktu dan biaya yang mahal,
akan tetapi akan mengurangi perputaran karyawan dan membuat karyawan
menjadi lebih produktif. Hal tersebut akan menghindari karyawan dari
keusangan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Bila tujuan
didapatkan, maka manfaat dari program pengembangan akan dirasakan.
5. Manfaat Pengembangan Pengembangan karyawan dirasa semakin penting manfaatnya karena
tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin
ketatnya persaingan di antara lembaga-lembaga yang sejenis. Program
pengembangan karyawan hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan pada
metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibutuhkan
organisasi saat ini maupun untuk masa depan.
Pengembangan harus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan supaya prestasi kerjanya baik
dan mencapai hasil yang optimal.17
Dengan adanya pengembangan personel diharapkan kemampuan
karyawan di suatu organisasi meningkat, supaya mereka mampu menyesuaikan
diri dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi, serta meningkatkan
17 Ibid., h. 68
24
keterampilan dan efisiensi kerja. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
latihan dan pengembangan personel secara sistematis menurut Michael
Armstrong adalah:
(a) Tersedianya tenaga-tenaga terampil yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
(b) Mempersingkat waktu belajar, sehingga pegawai baru dapat berprestasi pada tingkat seperti pegawai yang sudah berpengalaman dan efektif, ekonomis, dan secepat mungkin.
(c) Memperbaiki efisiensi dan efektivitas dari pegawai-pegawai yang ada.
(d) Membantu pegawai untuk mengembangkan kemampuan alamiah mereka, sehingga organisasi dapat menemukan persyaratan sumber daya manusia yang diperlukan di masa yang akan datang, baik kualitas maupun kuantitasnya.18
Ada tujuh manfaat lain dalam pengembangan sumber daya manusia
menurut Sondang P. Siagian, yaitu:
1. Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan seperti tidak terjadinya pemborosan karena cermat melaksanakan tugas.
2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan antara lain karena adanya pendelegasian wewenang.
3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat karena melibatkan melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab.
4. Meningkatkan semangat kerja. 5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya
manajerial yang pastisipatif. 6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif. 7. Penyelesaian konflik secara fungsional.19
Berdasarkan pada pembahasan mengenai tujuan sebelumnya, maka
dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan program
pengembangan harus dilakukan karena dapat bermanfaat baik bagi individu
maupun organisasi sebagai sebuah investasi. Hal tersebut menandakan bahwa
18 Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1994), h. 208-209
19 Sondang P. Siagian, op. cit., h. 183-184
25
program pengembangan merupakan kegiatan mengelola berbagai bentuk
perubahan yang ada baik perubahan yang terjadi saat ini maupun di masa yang
akan datang.
6. Langkah-langkah Pengembangan Menurut Sondang P. Siagian agar program pengembangan dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan serta
diperoleh berbagai manfaat, maka harus melakukan tujuh langkah, yaitu: a)
Penentuan kebutuhan, b) Penentuan sasaran, c) Penentapan Isi Program, d)
Identifikasi prinsip-prinsip belajar, e) Pelaksanaan Program, f) Identifikasi
manfaat, g) Penilaian pelaksanaan program.20 Adapun penjabarannya sebagai
berikut:
a) Penentuan kebutuhan
Merupakan kenyataan bahwa anggaran yang harus disediakan untuk
membiayai kegiatan pengembangan merupakan beban organisasi.
b) Penentuan sasaran
Berdasarkan analisis akan pengembangan, berbagai sasaran
ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai itu dapat bersifat teknikal akan
tetapi dapat pula menyangkut keperilakuan. Bagi penyelenggara
pengembangan gunanya mengetahui sasaran.
c) Penetapan isi program
Bentuk dan sifat program pengembangan ditentukan oleh paling
sedikit dua faktor, yaitu hasil penentuan kebutuhan dan sasaran yang
hendak dicapai.
d) Identifikasi prinsip-prinsip belajar
Pada akhirnya, hasil yang dicapailah yang dapat digunakan sebagai
tolak ukur tentang tepat tidaknya prinsip-prinsip belajar yang
20 Ibid., h. 185-186
26
diterapkan dalam suatu program pengembangan. Prinsip-prinsip
tersebut adalah belajar dari pengalaman, melibatkan emosi dan busi,
melakukan kebersamaan dan kerjasama, melihat dan menemukan
sendiri relevansi training.
e) Pelaksanaan program
Perlu ditekankan sesungguhnya penyelenggaraan program
pengembangan sangat situasional sifatnya, artinya dengan penekanan
pada perhitungan kepentingan organisasi dan kebutuhan para peserta,
penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah dibahas dapat berbeda
dalam intensitasnya yang tercermin pada penggunaan teknik-teknik
tertentu dalam proses belajar mengajar.
f) Identifikasi manfaat
Meskipun telah ditekankan bahwa pengembangan digunakan
“senapas” dalam peningkatan produktivitas, kiranya penting untuk
memberikan perhatian khusus pada program pengembangan sumber
daya manusia dalam organisasi. Berbagai manfaat dapat diperoleh,
seperti beban bagian pengelola sumber daya manusia untuk merekrut
tenaga kerja baru berkurang yang pada gilirannya mengurangi biaya
yang harus disediakan dan dikeluarkan.
g) Penilaian pelaksanaan program
Pelaksanaan suatu program pengembangan dapat dikatakan berhasil
apabila dalam diri peserta pengembangan tersebut terjadi suatu proses
transformasi.
Hal tersebut sejalan dengan Malayu S. P Hasibuan bahwa program
pengembangan akan berhasil apabila proses atau langkah-langkah dilakukan
sebagai berikut: 21
21 Malayu S.P. Hasibuan, op. cit., h. 75-76
27
a. Sasaran
Penetapan sasaran harus didasarkan pada kebutuhan pekerjaan dari
karyawan.
b. Kurikulum
Kurikulum harus ditetapkan secara sistematis, jumlah jam pertemuan,
metode pengajaran, dan sistem evaluasinya jelas agar sasaran optimal.
c. Sarana dan prasarana
Penyediaan tempat dan alat-alat harus didasarkan pada prinsip
ekonomi serta berpedoman pada sasaran yang ingin dicapai.
d. Peserta
Menetapkan syarat-syarat dan jumlah peserta yang dapat mengikuti
pengembangan.
e. Pelatih
Menunjuk pelatih atau instruktur yang memenuhi persyaratan untuk
mengajarkan setiap mata pelajaran sehingga tercapai sasaran.
f. Pelaksanaan
Setiap pelatih mengajarkan materi pelajaran kepada peserta. Proses
belajar mengajar harus diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui
sasaran tercapai atau tidak.
Kesimpulan berdasarkan penjelasan di atas yaitu dalam merencanakan
sebuah program pengembangan harus berdasarkan pada langkah-langkah atau
proses agar program pengembangan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
tujuan yang diinginkan pun dapat tercapai dengan baik. Lebih jauh lagi sebuah
program pasti akan memperoleh manfaat, maka program pengembangan yang
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah akan memperoleh berbagai manfaat
baik individu maupun organisasi.
28
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Menurut Soekidjo Notoatmodjo bahwa pelaksanaan pengembangan
sumber daya manusia perlu mempertimbangkan faktor-faktor, baik dari dalam
organisasi itu sendiri (internal) maupun dari luar organisasi yang bersangkutan
(eksternal). 22
a. Faktor Internal
Faktor internal di sini mencakup keseluruhan kehidupan organisasi yang
dapat dikendalikan baik oleh pimpinan maupun oleh anggota organisasi
yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Misi dan Tujuan Organisasi
Setiap organisasi mempunyai misi dan tujuan yang ingin dicapainya.
Pelaksanaan kegiatan atau program organisasi dalam rangka
mencapai tujuan ini diperlukan kemampuan karyawan, dan ini hanya
dapat dicapai dengan pengembangan dalam organisasi tersebut.
2. Strategi Pencapaian Tujuan
Misi dan tujuan suatu organisasi memungkin mempunyai persamaan
dengan organisasi lain, tetapi strategi untuk mencapai misi dan
tujuan tersebut berbeda. Untuk itu diperlukan kemampuan
karyawannya dalam meperkirakan dan mengantisipasi keadaan di
luar yang dapat mempunyai dampak terhadap organisasinya.
3. Sifat dan Jenis Kegiatan
Strategi dan program pengembangan sumber daya manusia akan
berbeda antara organisasi yang kegiatannya rutin dengan organisasi
yang kegiatannya memerlukan inovatif dan kreatif.
4. Jenis Teknologi yang Digunakan
Sudah tidak asing lagi bahwa setiap oganisasi dewasa ini telah
menggunakan teknologi yang bermacam-macam, dari yang paling
22 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. 3, h. 9-12
29
sederhana sampai dengan yang canggih. Hal ini perlu diperhitungkan
dalam program pengembangan dalam organisasi tersebut.
b. Faktor Eksternal
Agar organisasi itu dapat melaksanakan misi dan tujuannya, maka ia
harus memperhitungkan faktor-faktor lingkungan atau faktor-faktor
eksternal organisasi tersebut. Faktor-faktor eksternal tersebut antara
lain:
1. Kebijakan Pemerintah
Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, baik yang dikeluarkan
melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan pemerintah,
surat-surat keputusan menteri dan pejabat pemerintah, dan
sebagainya adalah merupakan arahan yang harus diperhitungkan
oleh organisasi. Jadi, setiap kebijakan-kebijakan pemerintah
tersebut akan mempengaruhi program-program pengembangan
sumber daya manusia yang telah dibuat oleh suatu organisasi.
2. Sosio-Budaya Masyarakat
Faktor sosio-budaya masyarakat tidak dapat diabaikan oleh suatu
organisasi. Hal ini dapat dipahami karena suatu organisasi apapun
didirikan untuk kepentingan masyarakat yang mempunyai latar
belakang sosio-budaya yang berbeda-beda.
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar organisasi
dewasa ini telah sedemikian pesatnya. Sudah barang tentu suatu
organisasi baik yang harus mengikuti arus tersebut. Untuk itu
kemampuan karyawan organisasi harus diadaptasi dengan kodisi
tersebut.
30
Kesimpulan dari penjelasan yang diuraikan tersebut bahwa faktor
internal merupakan faktor yang berasal dari dalam organisasi yang terdiri dari
misi dan tujuan organisasi, strategi untuk mencapai tujuan tersebut, sifat dan
jenis kegiatan yang dimiliki organisasi, dan jenis teknologi yang digunakan oleh
organisasi tersebut. kemudian ada faktor eksternal merupakan faktor yang
berasal dari luar organisasi yang terdiri dari kebijakan yang lakukan oleh
pemerintah, sosio-budaya masyarakat, adanya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Faktor-faktor tersebut yang akan memengaruhi pelaksanaan
pengembangan. Jadi, sebagai organisasi yang baik perlu mempertimbangkan
faktor-faktor tersebut agar pelaksanaan pengembangan berjalan baik.
8. Kendala-kendala Pengembangan Kendala pada program pengembangan (development) yang
dilaksanakan seringkali menghambat lancarnya pelaksanaan program tersebut,
sehingga sasaran yang tercapai kurang memuaskan. Ada 5 kendala menurut
Malayu S.P. Hasibuan, yaitu: a. Peserta, b. Pelatih atau instruktur, c. Fasilitas
pengembangan, d. Kurikulum, e. Dana pengembangan. 23 Adapun uraiannya
sebagai berikut:
a. Peserta
Peserta pengembangan mempunyai latar belakang yang tidak sama atau
heterogen, seperti pendidikan dasarnya, pengalaman kerjanya, dan
usianya. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat kelancaran
pelaksanaan latihan dan pendidikan karena daya tangkap, persepsi, dan
daya nalar mereka terhadap pelajaran yang berbeda.
b. Pelatih atau instruktur
23 Malayu S. P. Hasibuan, op. cit., h. 85-86
31
Pelatih atau instruktur yang ahli dan cakap mentransfer pengetahuannya
kepada para peserta latihan dan pendidikan sulit didapat. Akibatnya,
sasaran yang diinginkan tidak tercapai.
c. Fasilitas pengembangan
Fasilitas sarana dan prasaran pengembangan yang dibutuhkan untuk
latihan dan pendidikan sangat kurang atau tidak baik. Misalnya, buku-
buku, alat-alat, dan mesin-mesin yang akan digunakan untuk praktek
kurang atau tidak ada. Hal ini akan menyulitkan dan menghambat
lancarnya pengembangan.
d. Kurikulum
Kurikulum yang ditetapkan dan diajarkan kurang serasi atau
menyimpang seta tidak sistematis utnuk mendukung sasaran yang
diinginkan oleh pekerjaan atau jabatan peserta bersangkutan. Untuk
menetapkan kurikulum dan waktu megajarkannya yang tepat sangat
sulit.
e. Dana pengembangan
Dana yang tersedia untuk pengembangan sangat terbatas, sehingga
sering dilakukan secara terpaksa, bahkan pelatih maupun sarananya
kurang memenuhi prasyaratan yang dibutuhkan.
Dapat disimpulkan di atas bahwa peserta yang latar belakangnya tidak
sama, pelatih yang tidak ahli, fasilitas atau sarana dan prasarana yang
dibutuhkan kurang, kurikulum yang digunakan yang tidak sesuai sasaran dan
dana pengembangan yang terbatas membuat program pengembangan jadi
terkendala. Dengan adanya kendala dalam pelaksanaan pengembangan tersebut
membuat program pengembangan kurang optimal. Cara yang harus dilakukan
oleh organisasi yaitu dengan meminimalisir kendala-kendala yang akan terjadi
tersebut.
32
B. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi Guru Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 10
bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melakukan tugas keprofesionalannya.”24 Maksudnya agar tugas dalam mengajar
berjalan dengan lancar, guru harus memiliki dan menguasai pengetahuan,
keterampilan serta perilaku sebagai guru.
Menurut Jejen Musfah “kompetensi adalah kumpulan pengetahuan,
perilaku dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan pendidikan.” 25 Kompetensi diperoleh melalui pendidikan,
pelatihan dan belajar mandiri. Hal tersebut sebagaimana yang dikutip oleh
Ouston dalam Jejen Musfah bahwa kompetensi ialah “deskripsi tentang sesuatu
yang harus dapat dilakukan oleh seseorang yang bekerja dalam bidang profesi
tertentu.”26 Maksudnya suatu hal yang menggambarkan tindakan, perilaku dan
hasil kerja yang diperagakan oleh guru.
Adapun menurut Piet dan Ida Sahertian sebagaimana dikutip oleh
Kunandar bahwa “kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bersifat afektif, kognitif dan
performen.”27
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan kemampuan
guru yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat diperoleh
melalui pendidikan, pelatihan dan belajar mandiri sehingga dapat mewujudkan
hasil kerja nyata.
24 UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen 25 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori
dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, h. 27 26 Ibid., h. 28 27 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), cet. 1, h. 52
33
2. Peningkatan Kompetensi Guru Pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial
dan profesional.28
Adapun penjabaran empat kompetensi yang dimaksud menurut
Sudarwan Danim sebagai berikut:
Pertama, kompetensi pedagogik. Kompetensi ini terdiri dari lima subkompetensi, yaitu: memahami peserta didik secara mendalam; merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; melaksanakan pembelajaran; merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya. Kedua, kompetensi kepribadian. Kompetensi ini terdiri dari lima subkompetensi, yaitu kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. Ketiga. Kompetensi sosial. Kompetensi ini memiliki tiga subranah yaitu mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, mampu bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Keempat, kompetensi profesional. Kompetensi ini terdiri dari dua subkompetensi yaitu menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi, menguasai struktur dan metode keilmuan.29
Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Jejen Musfah terkait dengan
empat kompetensi, yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. b. Pemahaman tentang peserta didik. c. Pengembangan kurikulum/silabus. d. Perancangan pembelajaran. e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. f. Evaluasi hasil belajar.
28 PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 29 Sudarwan Danim, op. cit., h. 22-24
34
g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi Kepribadian a. Berakhlak mulia. b. Mantap, stabil dan dewasa. c. Menjadi teladan. Siswa mampu mencontoh pribadi gurunya
dalam membentuk pribadinya. d. Mengevaluasi kinerja sendiri. e. Religius.
3. Kompetensi Sosial a. Berkomunikasi lisan dan tulisan. b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional. c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi Profesional Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a. Konsep, struktur dan metode keilmuan/teknologi/seni yang
menaungi/koheren dengan materi ajar. b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah. c. Hubungan konsep antarmata pelajaran terkait. d. Penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. e. Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan
melestarikan nilai dan budaya nasional. 30
Dapat dijelaskan di atas bahwa kompetensi pedagogik adalah sejumlah
kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa.
Kompetensi kepribadian merupakan sesuatu yang ditampilkan guru kepada siswa
yang dapat dijadikan sebagai teladan atau bisa dikatakan guru harus memiliki
kepribadian yang dapat dijadikan idola karena kepribadian siswa merupakan
cerminan kepribadian dari gurunya. Dengan guru yang baik maka siswa pun akan
menjadi baik. Inti dari kompetensi sosial adalah kemampuan guru melakukan
komunikasi. Guru dituntut mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan
sesama guru, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar serta berinteraksi
30 Jejen Musfah, op. cit., h. 30-54
35
dengan media yang digunakan dalam pembelajaran. Kompetensi profesional
dapat dikatakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara
luas dan mendalam. Keempat kompetensi tersebut yang membantu guru dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik sehingga dapat dikatakan sebagai guru
yang profesional.
Pada intinya, guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan
pengajaran.31 Oleh karena itu, bila membedah aspek peningkatan kompetensi
berarti mengkaji kompetensi yang dicapai oleh guru melalui cara dan strategi
yang dilakukan dengan bentuk kegiatan seperti: pelatihan dan pendidikan,
seminar, workshop dll.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa guru yang sudah terlatih dapat
mempersiapkan empat bidang kompetensi guru yang efektif dalam mencapai
hasil belajar dan mencapai tujuan sekolah. Empat kompetensi tersebut menjadi
satu kesatuan sehingga apabila tidak adanya salah satu kompetensi tersebut
membuat guru dikatakan belum profesional sebagaimana tugas seorang guru.
C. Kerangka Pemikiran Meningkatnya kompetensi yang dimiliki guru dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari merupakan keberhasilan dari proses yang dilakukan oleh
pihak sekolah selaku organisasi yang menaunginya. Sebagai organisasi yang
berada di tengah-tengah masyarakat tentu masyarakat mempunyai harapan yang
sangat besar terhadap perkembangan sekolah yang dipercaya dalam mendidik
anaknya. Dalam menjalankan tugasnya, guru akan selalu bersinggungan dengan
kompetensi yang dimilikinya sehingga perlu mengembangkan kompetensi guru
melalui program pengembangan yang bentuknya berupa pendidikan dan pelatihan
(diklat) maupun bukan diklat yang terencana dengan baik. Dengan kata lain,
31 Kunandar, op. cit., h. 51
36
melalui program pengembangan guru yang berkelanjutan tersebut diharapkan
guru mengalami perubahan dari segi pengetahuan, sikap dan perilaku yang lebih
baik sehingga kompetensi guru akan mengalami peningkatan secara perlahan dan
pasti. Jika guru telah benar-benar kompeten, maka mutu pendidikan akan
meningkat. Dalam hal ini berarti mutu lulusan berkualitas dan mampu bersaing
dengan sekolah manapun baik regional maupun internasional. Mutu lulusan
tersebut banyak dipengaruhi oleh mutu gurunya. Guru kompeten akan
melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga siswa tidak bosan untuk belajar di
kelas. Guru yang menjalankan tugasnya dengan baik terindikasi diperoleh dari
berhasilnya program pengembangan yang dilakukan pemerintah dan kepala
sekolah sebagai pihak yang mempunyai wewenang terhadap keberadaan guru.
Masalah pada terbatasnya jumlah peserta yang diikutsertakan pada
program pengembangan, adanya kurang ketertarikan guru dalam mengikuti
program pengembangan, kurangnya kemauan guru untuk meningkatkan kinerja
serta masih kurangnya kompetensi yang dimiliki guru. Masalah tersebut membuat
program pengembangan guru tidak optimal.
Maka untuk mencari solusi terhadap masalah tersebut, penulis
mengusulkan kepada sekolah untuk melakukan proses pengembangan dengan
menetapkan sasaran, menggunakan kurikulum/materi sesuai sasaran,
menyediakan sarana dan prasarana sesuai sasaran, mengikutsertakan guru pada
pendidikan dan latihan (diklat) maupun bukan diklat, menunjuk pelatih yang
tepat, dilaksanakan menggunakan metode yang tepat serta melakukan evaluasi.
Semua dilakukan agar program pengembangan dapat optimal sehingga
kompetensi guru dapat meningkat. Untuk menjelaskan kerangka berpikir maka
dibuatkan gambar 2.1 kerangka pemikiran sebagai berikut:
37
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Input Proses Output
Feedback
Kondisi awal Terbatasnya jumlah
peserta program pengembangan.
Kurangnya ketertarikan guru dalam mengikuti program pengembangan.
Kurangnya kemauan guru dalam meningkatkan kinerjanya.
Kurangnya kompetensi yang dimiliki guru.
Masalah
Belum
optimal
-nya
penerapan
program
pengembang
-an guru.
Strategi / Solusi Menetapkan sasaran Menetapkan kurikulum Menyediakan sarana Mengikutsertakan
guru pada: 1. Pendidikan dan
pelatihan (diklat) 2. Seminar 3. Workshop Menunjuk pelatih yang
ahli Melaksanakan
berdasarkan metode yang tepat
Melakukan evaluasi
Hasil
Meningkat-
nya
kompetensi
guru.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 131 Jakarta Selatan yang
beralamatkan di Jl. RM. Kahfi I Kel. Cipedak Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan.
Adapun rincian waktu pelaksanaannya penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Pelaksanaan Penelitian
Jenis Kegiatan Tahun 2014
Jan Feb s/d Mei
Juni Juli
Agt Sep Okt Nov Des
Pengesahan
proposal skripsi
Bimbingan
dengan dosen
pembimbing
Pendekatan ke
sekolah
Meminta izin
penelitian ke
sekolah
39
Pengumpulan
data
Pengelolaan data
B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode analisis deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah. 1 Hal tersebut memungkinkan peneliti untuk
menjawab permasalahan dengan seobjektif mungkin mengenai implementasi
program pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi dari berbagai
responden yang dianggap dapat mewakili.
C. Subjek Penelitian Dalam penelitian mengenai implementasi program pengembangan
guru dalam meningkatkan kompetensi guru di SMPN 131 Jakarta Selatan ini,
yang menjadi subjek penelitian adalah kepala sekolah dan beberapa guru yang
dipandang dapat mewakili di SMPN 131 Jakarta Selatan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis memerlukan
beberapa teknik. Adapun penjabaran teknik pengumpulan data yang dimaksud
adalah :
1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), cet. Ke-22, h. 6
40
1. Observasi (pengamatan)
Tahap observasi merupakan teknik yang pertama digunakan untuk
mendapatkan data penelitian. Observasi merupakan alat pengumpulan data
dengan mendatangi langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan
gambaran data.
Pengumpulan data dengan teknik ini dimaksudkan agar penulis
dapat melihat langsung hasil dari pelaksanaan program pengembangan
guru di SMPN 131 Jakarta Selatan. Adapun kisi-kisi observasi dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Pedoman Observasi
Dimensi Aspek Observasi Keterangan
Kompetensi
pedagogik
1. Pra Pembelajaran
2. Membuka Pembelajaran
3. Kegiatan inti pembelajaran
a. Penugasan materi
pelajaran
b. Pendekatan/strategi
pembelajaran
c. Pemanfaatan sumber
belajar/media
pembelajaran
d. Pembelajaran yang
memicu dan memelihara
keterlibatan siswa
41
e. Penilaian proses dan hasil
belajar
f. Penggunaan bahasa
4. Penutup
Kompetensi
kepribadian
1. Berpakaian rapi dan sopan
2. Berakhlak
3. Disiplin
4. Menjadi teladan
5. Wibawa
6. Bijaksana
Kompetensi sosial 1. Komunikasi dengan siswa,
sesama guru dan orang tua
murid
2. Sopan
3. Santun
4. Senyum
5. Salam
6. Sapa
Kompetensi
profesional
1. Menguasai substansi keilmuan
yang terkait bidang studi
2. Lulusan S1
3. Pegawai Negeri Sipil
42
.
2. Wawancara
Teknik wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewe). Metode
ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai
implementasi program pengembangan guru dalam meningkatkan
kompetensi di SMPN 131 Jakarta Selatan. Dalam hal ini, pihak yang akan
diwawancarai adalah pihak-pihak terkait yang dapat memberikan
informasi, yaitu kepala sekolah dan beberapa guru yang dipandang dapat
mewakili.
Wawancara kepada subjek-subjek yang telah ditetapkan
dimaksudkan untuk mencari data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Penulis dapat berkomunikasi secara langsung kepada narasumber melalui
beberapa pertanyaan yang diajukan yang berkaitan dengan implementasi
program pengembangan guru dalam meningkatkan kompetensi di SMPN
131 Jakarta Selatan. Adapun kisi-kisi wawancara, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3. 3
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Dimensi Ditunjukkan
kepada
Indikator
1. Implementasi
program
pengembangan guru
Kepala
Sekolah
Jenis-jenis pengembangan
Langkah-langkah
pengembangan
Tujuan pengembangan
Manfaat pengembangan
43
2. Faktor pendukung
dan penghambat Kepala
Sekolah
Faktor pendukung dan penghambat
3. Peningkatan
kompetensi guru Guru Kompetensi pedagogik
Kompetensi kepribadian
Kompetensi sosial
Kompetensi professional
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi ini dilakukan dengan mencari dan
mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian untuk
melengkapi data penelitian. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan dokumentasi ini dapat berupa catatan, arsip-arsip yang
disimpan dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau
hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik dokumentasi
dengan cara melihat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS),
RPP guru dan penilaian kinerja guru.
E. Teknik Analisis Data Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap
selanjutnya adalah tahap analisis. Pada tahap ini data diolah dan dianalisis
sehingga dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk
menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk
menguraikan data-data yang diperoleh agar data-data tersebut dapat dipahami
peneliti dan orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Aktivitas
44
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus-menerus sampai data berada pada titik jenuh atau tuntas.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data secara deskriptif kualitatif. Data-data yang diperoleh akan diolah
dan dianalisis melalui langkah-langkah klasifikasi, kategorisasi, dan
interpretasi. Adapun perincian teknik analisis data adalah sebagai berikut:
a. Klasifikasi adalah proses pengelompokkan jawaban-jawaban
informan terhadap item-item pertanyaan penelitian.
b. Kategorisasi adalah proses pengelompokkan data berdasarkan aspek-
aspek masalah penelitian.
c. Interpretasi adalah proses penafsiran data dengan cara mencari
persamaan dan perbedaan sehingga dapat ditarik kesimpulan dalam
penelitian.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMPN 131 Jakarta Selatan SMPN 131 Jakarta Selatan dahulunya merupakan Sekolah Standar
Nasional (SSN). Perjalanan menuju SSN ini tidak terlepas dari kontribusi semua
pihak dalam upaya mewujudkan sekolah berstandar nasional yang pada
mulanya sekolah ini terbilang masih kumuh dalam artian masih belum
memadainya ruang kelas, sarana pembelajaran, tidak adanya penataan
lingkungan, masih rendahnya disiplin siswa serta kinerja guru yang belum
maksimal, terlepas dari hal tersebut sekolah mulai membenahi diri dengan
membangun gedung baru. Pada tahun 2002 s.d 2007 berturut-turut dimulai
dengan menempati gedung baru, penataan sekolah, penataan semua komponen
sekolah, kemudian mulai meningkatnya prestasi akademis dan non akademis.
Pada akhirnya, dengan segala perbaikan yang dilakukan pihak sekolah tersebut
SMPN 131 Jakarta Selatan masuk menjadi Rintisan Sekolah Standar Nasional
(RSSN).
SMPN 131 Jakarta Selatan ini mulai didirikan pada tanggal 9
September 1979. Sekolah ini terletak di Jl. RM. Kahfi I No. 50 Kelurahan
Cipedak Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan dengan status sebagai sekolah
Negeri dan memiliki nilai akreditasi A (baik). Sekolah ini memiliki letak
geografis yang terbilang cukup strategis karena berada di pinggir jalan sehingga
masyarakat dapat menjangkaunya dengan mudah serta keberadaan sekolah yang
dekat dengan lingkungan masyarakat menjadikan sekolah ini didukung penuh
oleh masyarakat sekitar.
46
Semenjak perbaikan yang dilakukan oleh SMPN 131 Jakarta Selatan,
sekolah ini telah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak delapan kali,
diantaranya:
1) Drs. AM. Salah Bintana (1979-1985)
2) Dr. Anom Kerti (1985-1990)
3) Ismail, B. A (1990-1995)
4) Rahman Hanafi PA, B. A (1995-1997)
5) Ratna Komala, B. A (1997-2002)
6) Drs. Shaleh Ibrahim (2002-2005)
7) Drs. Sahminan Lubis (2005-2008)
8) Drs. H. Diponogoro Usul, M.Pd (2008-2012)
9) Drs. Djoko Towo HB, M. M. Pd (2012-sekarang)
2. Visi dan Misi SMPN 131 Jakarta Selatan SMPN 131 Jakarta Selatan mempunyai visi dan misi yang mampu
menjadikan sekolah lebih baik lagi. Di dalam visi dan misinya tersebut, yang
menjadikan alasan penulis memilih sekolah ini. Berikut uraian visi dan misi dari
SMPN 131 Jakarta Selatan, yaitu:
a. Visi
Unggul dalam Prestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa serta Berjiwa
Kreatif, Inovatif dan Kompetitif.
Adapun indikator-indikator visi sebagai berikut :
1. Unggul dalam pengembangan kurikulum.
2. Unggul dalam perangkat pembelajaran.
3. Unggul dalam PBM.
4. Unggul dalam kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Unggul dalam pengembangan fasilitas pendidikan.
6. Terwujudnya sistem penilaian yang kontinu.
47
7. Terwujudnya MBS yang sinergis.
8. Terwujudnya Income Generating Activities.
9. Unggul dalam prestasi akademik dan non akademik.
10. Meningkatnya implementasi IMTAQ sebagai landasan pergaulan.
11. Terwujudnya suasana lingkungan yang aman, asri dan kondusif.
12. Terwujudnya team work yang kompak, cerdas, dan kreatif.
13. Unggul dalam kecakapan hidup.
b. Misi Sekolah
Adapun misi dari SMPN 131 Jakarta Selatan, yaitu:
1. Melaksanakan pengembangan pemetaan kurikulum.
2. Melaksanakan pengembangan silabus.
3. Melaksanakan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
4. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian.
5. Melaksanakan pembelajaran CTL.
6. Melaksanakan pengembangan profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan.
7. Melaksanakan peningkatan kompetensi guru.
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga TU.
9. Mengadakan monitoring dan evaluasi oleh kepala sekolah terhadap
kinerja guru dan tenaga TU.
10. Melaksanakan peningkatan kuantitas tenaga kependidikan.
11. Melaksanakan pengembangan model pembelajaran.
12. Melaksanakan pengembangan strategi pembelajaran.
13. Melaksanakan pengembangan model penilaian.
14. Melaksanakan pengembangan bahan, sumber pembelajaran.
15. Melaksanakan pengembangan media pembelajaran.
48
16. Melaksanakan pengembangan sarana pendidikan.
17. Melaksanakan pengembangan prasarana pendidikan.
18. Melaksanakan penataan lingkungan sebagai pusat komunitas belajar.
19. Melaksanakan pengembangan Income Generating Activities.
20. Melaksanakan pengembangan standar pencapaian ketuntasan
kompetensi.
21. Meningkatkan standar kelulusan tiap tahunnya.
22. Mengikuti lomba-lomba akademik dan non akademik.
23. Melaksanakan pengembangan dan melengkapi administrasi sekolah (
yang wajib dan tidak wajib).
24. Melaksanakan implementasi MBS.
25. Melaksanakan monitoring dan evaluasi oleh sekolah tentang kinerja
sekolah.
26. Melaksanakan supervisi klinis oleh kepala sekolah.
27. Melaksanakan pengembangan sekolah menuju ketercapaian SPM.
28. Melaksanakan penggalangan pastisipasi masyarakat.
29. Mengadakan jaringan informasi akademik di internal sekolah.
30. Membuat jaringan kerja secara vertikal dan horisontal.
31. Melaksanakan pendayagunaan potensi dan lingkungan sekolah untuk
pengembangan standar biaya pendidikan.
32. Melaksanakan sistem subsidi silang.
33. Melaksanakan pengembangan perangkat model-model peniliaian
pembelajaran.
34. Melaksanakan implementasi model evaluasi pembelajaran : ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan
kenaikan kelas.
35. Melaksanakan pengembangan instrumen atau perangkat soal-soal
untuk berbagai evaluasi.
49
36. Melaksanakan pengembangan lomba-lomba atau uji coba dalam
rangka peningkatan standar nilai.
37. Melaksanakan penerapan model-model pembelajaran bagi anak:
berprestasi, bermasalah, dan kelompok anak lainnya.
3. Keadaan Guru SMPN 131 Jakarta Selatan Guru merupakan komponen terpenting di sekolah. Keberadaan guru
yang berkualitas dalam proses belajar mengajar menjadikan sekolah mempunyai
lulusan yang berkualitas pula. Untuk menjadi berkualitas guru harus melalui
proses pengembangan terlebih dahulu. Adapun guru yang terdapat di SMPN
131 Jakarta Selatan berjumlah 44 orang yang terdiri dari 42 guru, kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah. Dari data guru yang ada terdapat 3 guru
honorer.
Tabel 4. 1
Keadaan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah
Nama Jabatan Jenis
Kelamin
Pendidikan
Akhir
Drs. Djoko Towo HB, M. M.Pd
Kepala Sekolah L S2
Pracoyo Agus Sumbodo,SPd Wakil Kepala
Sekolah
L S1
Tabel 4. 2
Keadaan Guru
50
Guru Pendidikan
Jumlah
D1/D2 D3 S1/D4 S2/S3
IPA 5 5
Matematika 4 2 6
Bahasa Indonesia 3 3
Bahasa Inggris 1 3 4
Pendidikan Agama 2 2
IPS 3 2 5
Penjaskes 3 3
Seni Budaya 2 2
PKN 3 3
TIK/Keterampilan 2 2
BK 4 4
Tata Busana 1 1
PLKJ 2 2
Jumlah 1 37 4 42
51
Tabel 4. 3
Nama Guru di SMPN 131 Jakarta Selatan
No Nama Guru Mata Pelajaran
1 Drs. H. Muslim Suhedi PKn
2 Dra. Siti Rokhimah Bahasa Indonesia
3 Tohiron Penjasorkes
4 Drs. Hari Fadjar S Matematika
5 Nurhabibah, S. Pd BK
6 Drs. Harwiyoto Penjasorkes
7 Surta Ully Sirait, S. Pd Matematika
8 Sriani, S. Pd Matematika
9 Ririen Asrini, S. Pd Bahasa Inggris
10 Drs. Lerman Sitindaon Seni Budaya
11 Faridah, S. Pd IPS
12 Ace Setiarukardi, SH PKn
13 Drs. Anang Triyuni A, MM Matematika
52
14 HJ. Halimah, S. Pd Bahasa Indonesia
15 Slamet Riyadi, S. Pd IPA
16 Hambali, S. Pd IPS
17 Erlina Rosmaida, S. Pd IPA
18 Suhainah, S. Pdi Pendidikan Agama
Islam
19 Dini Trianti, S. Pd IPS
20 Drs. M. Kozin Prakarya
21 Nurhidayah, S. Pd IPA
22 Drs. Agus Setyadi W, M. Pd IPS
23 Devi Triana J, S. Pd IPA
24 Arfioni, S. Pd Matematika
25 Murti Iriyani, S. Pd Seni Budaya
26 Amathus Bujari, M, Pd IPS
27 Hj. Adriyati AR, S. Pdi Pendidikan Agama
Islam
53
28 Dra. Mirdawani Bahasa Inggris
29 Yani Yuniartini, S. Pd BK
30 Drs. Purwanto PKn
31 Sri Mulyani, S.Pd BK
32 Nurhasanah, S. Pd Bahasa Indonesia
33 Drs. Endang Sutisna PLKJ
34 Harriy Ramudianto IPA
35 M. Ridwan TIK
36 Dra. Lilis Riwayati Prakarya/Tata Busana
37 Kombali, S. Pd Bahasa Inggris
38 Takdirsyah I, S. Pd Seni Budaya
39 Rochwayuningsih Prakarya/Tata Busana
40 Noviyanti, M. Pd Bahasa Indonesia
41 Dra. Naili Rahmasari, MM Pendidikan Agama
Islam
42 Mai Riya Suzanna, S. Pd Bahasa Inggris
54
4. Keadaan Siswa SMPN 131 Jakarta Selatan Siswa sebagai input di sekolah harus dikembangkan kemampuannya
sehingga terjadi proses belajar mengajar yang kondusif. Adapun data siswa/i
diperoleh data tahun ajaran 2013/2014 bahwa SMPN 131 Jakarta Selatan
memiliki jumlah siswa seluruhnya berjumlah 648 orang, terdiri dari 36 siswa
tiap kelasnya dengan uraian:
Tabel 4. 4
Keadaan Siswa/I di SMPN 131 Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2013/2014
No Kelas Siswa Jumlah
L P
1. VII 90 126 216
2 VIII 96 120 216
3 IX 87 129 216
B. Deskripsi dan Analisis Data SMPN 131 Jakarta Selatan merupakan lembaga pendidikan formal yang
menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dalam
menyelenggarakannya tersebut memerlukan guru yang berkualitas sebagai
Sumber Daya Manusia (SDM) di sekolah. Guru yang berkualitas tidak terlepas
dari hasil program pengembangan yang dilakukan oleh sekolah. Untuk itu sekolah
harus memiliki program-program pengembangan yang tepat untuk gurunya
sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensinya.
Dalam melaksanakan program pengembangan guru, diperlukannya upaya
kepala sekolah terhadap program tersebut. Berdasarkan atas hasil yang didapat
55
dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang telah dilakukan oleh
peneliti, ada beberapa hal yang perlu dianalisis berdasarkan pada pokok materi
penelitian, yaitu implementasi program pengembangan guru dalam meningkatkan
kompetensi. Dalam menganalisis data tersebut dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu klasifikasi, kategorisasi, dan interpretasi kemudian ditarik
kesimpulan.
Analisis ini dilakukan berdasarkan pada bab sebelumnya dengan tujuan
untuk mendeskripsikan data dari kepala sekolah dan beberapa guru yang
mengikuti program pengembangan dan dipandang cukup mewakili.
Setelah didapat data dari hasil observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi maka hasil penelitian yang diperoleh diuraikan sebagai berikut :
1. Implementasi Program Pengembangan Guru Guru merupakan aspek yang sangat penting dalam sebuah sekolah,
karena perannya dinilai sangat signifikan dalam pencapaian tujuan sekolah. Hal
tersebut memungkinkan sekolah untuk mengembangkan kompetensi yang
dimilikinya. Adanya program pengembangan guru sangatlah penting untuk
meningkatkan kompetensi yang dimiliki tersebut sehingga dapat dikatakan guru
yang profesional. Implementasi program pengembangan guru berfungsi sebagai
proses transformasi guru. Para guru yang memiliki kekurangan dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari diubah menjadi guru yang berkemampuan,
berkeahlian dan berketerampilan sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.
Program tersebut dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru guna
menunjang pekerjaan saat ini maupun di masa yang akan datang. Program
pengembangan guru yang dilakukan oleh sekolah berkaitan dengan kegiatan
pelatihan, seminar dan workshop.
56
a. Jenis-jenis Pengembangan
Dalam hal ini sekolah memiliki program pengembangan guru baik
internal maupun eksternal yang telah dilaksanakan pada tahun 2013-2014.1
Adapun penjelasan lebih lanjut terhadap program pengembangan tersebut,
penulis melakukan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak
Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd sebagai kepala SMPN 131 Jakarta Selatan
bahwa Program pengembangan guru secara internal terdapat pada rencana
dan anggaran sekolah yang sudah dilaksanakan, yaitu: 1) penyusunan
program KBM yang di dalamnya terdapat workshop pembuatan silabus dan
RPP; 2) pelatihan komputer; dan 3) MGMP dalam lingkup sekolah. Program
pengembangan guru secara eksternal, yaitu: 1) MGMP 2) seminar Bahasa
dan seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen serta; 3) pelatihan
implementasi kurikulum 2013.2
b. Langkah-langkah Pengembangan
Program pengembangan guru merupakan suatu keharusan mutlak
yang menjadi kebutuhan pada setiap sekolah dalam meningkatkan
kompetensi guru yang dimilikinya sehingga perlunya kepala sekolah dalam
melaksanakan program pengembangan tersebut berdasarkan pada langkah-
langkah atau proses yang dikemukakan oleh Malayu S. P Hasibuan bahwa
harus menetapkan sasaran terlebih dahulu, menetapkan materi/kurikulum,
menyediakan sarana dan prasarana, menetapkan jumlah peserta yang
mengikuti, pelatih yang ahli dan diakhiri dengan evaluasi. Untuk mengetahui
bagaimana implementasi program pengembangan guru yang dilaksanakan
oleh sekolah, maka penulis jabarkan sebagai berikut:
1) Penyusunan Program KBM
1 Data dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) 2 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 08
September 2014, di kantor kepala sekolah.
57
Bentuk dari kegiatan ini yaitu rapat kerja dan workshop yang
dimasudkan untuk meningkatkan pengetahuan guru dalam pembuatan
silabus dan RPP seperti wawancara penulis kepada Drs. Djoko Towo HB,
MM.Pd.
Kegiatan dalam penyusunan program KBM semata-mata diberikan kepada guru hanya untuk menambah pengetahuan guru serta dapat mempraktekkan silabus dan RPP yang di dalamnya berisi tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa serta proses pelaksanaan pembelajaran sehingga guru mengerti bagaimana membuat silabus dan RPP yang baik dan benar serta mampu mengembangkannya.3
Adapun kegiatan ini dilakukan pada rapat kerja sebagai
pembimbingan terhadap guru.
Kegiatannya dilaksanakan pada rapat kerja di sekolah setiap tahunnya dengan melibatkan guru sebagai peserta tentunya. Rencana dari kegiatan ini pada bulan Juni 2014 dilaksanakan pada 21 Juni-awal Juli 2014 di sekolah yang diikuti oleh semua guru. Materi pada kegiatan ini mengenai kurikulum 2013 dengan mengundang 2 orang ahli bidang kurikulum dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). Alasannya sebagai persiapan guru untuk mengenal kurikulum 2013 dan diharapkan dapat mempraktekkannya ke dalam pembelajaran. Narasumber menjelaskan seperti apa kurikulum 2013 dan setelah itu guru membuat silabus dan RPP. Evaluasinya dengan RPP yang dibuat oleh guru dinilai seminggu kemudian sebagai bahan pertimbangan mengenai silabus dan RPP yang dibuat guru perlu perbaikan atau tidak.4
Dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan program KBM
terdapat workshop pembuatan silabus dan RPP agar guru mampu dalam
membuat dan mengembangkan silabus dan RPP. Dan telah dilaksanakan
3 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kantor kepala sekolah. 4 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kantor kepala sekolah.
58
dengan baik oleh semua guru dengan tujuan yang sangat baik pula agar
guru mampu membuat silabus dan RPP dengan baik dan benar.
2) Pelatihan Komputer
Adanya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang
semakin maju membuat sekolah harus pandai untuk mengikuti arus
zaman yang semakin canggih. Hal tersebut yang dirasakan pula oleh
SMPN 131 Jakarta Selatan dengan mengadakan pelatihan komputer untuk
gurunya. Dengan adanya pelatihan ini memungkinkan para guru untuk
menggunakan sumber belajar bagi siswa selain buku pelajaran. Tujuan
tersebut seperti yang dikatakan Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd bahwa
“Pelatihan komputer bertujuan untuk menambah pengetahuan cara
menggunakan komputer dengan baik sehingga nantinya mengubah
metode mengajar guru dengan metode ceramah dan dapat
mengembangkannya dengan mencari materi ajar menggunakan internet.”5
Hal tersebut menandakan bahwa pelatihan komputer yang diadakan
sekolah bertujuan untuk mengubah metode mengajar guru yang selama
ini menerapkan metode ceramah dengan memanfaatkan media komputer
untuk menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran. Kegiatan ini
dilakukan di sekolah dengan mengundang ahli bidang komputer seperti
penjelasan Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd berikut ini:
Kami merencanakan pelatihan ini pada bulan Juli 2013 dan dilaksanakan pada bulan yang sama yaitu Juli 2013. Pelaksanaannya diikuti oleh semua guru hanya saja yang diwajibkan pada guru yang belum bisa komputer tetapi guru yang lain boleh mengikuti. Pelatihan dengan mengundang ahli komputer dari lembaga kursus komputer yang dilakukan di sekolah. Materi yang diajarkan seputar bagaimana menggunakan komputer dengan mengoperasikan word dan excel serta membuat slide saat mengajar agar lebih menarik. Setelah itu guru diberi tugas latihan mengoperasikan word dan excel.
5 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kantor kepala sekolah.
59
Pelatihan komputer tidak diadakan evaluasi. Pelatihan tersebut lalu dilanjutkan oleh guru bidang TIK kepada guru-guru yang mau belajar tentang komputer karena sekolah tidak mempunyai dana untuk melanjutkan pelatihan tersebut.6
Dapat disimpulkan bahwa pelatihan komputer yang dilaksanakan
oleh sekolah bertujuan agar guru dapat mengoperasikan komputer dengan
baik, walaupun hanya diwajibkan sebatas guru yang belum bisa
menggunakan komputer saja. Akan tetapi guru yang berminat untuk ikut
pelatihan komputer diberikan kesempatan juga untuk mengikuti.
Pelatihan komputer tersebut terhenti dikarenakan faktor biaya yang dirasa
sekolah sangat terbatas. Walaupun terhenti sekolah tetap memberikan
pelatihan kepada guru melalui guru TIK sebagai pengajarnya.
3) Seminar Bahasa Indonesia serta Seminar Peningkatan
Profesionalisme Guru dan Dosen
Persaingan dalam dunia pendidikan juga dirasakan oleh SMPN
131 Jakarta selatan dengan mengikutsertakan guru dalam seminar.
Seminar tersebut berguna baik bagi guru maupun sekolah. Seperti yang
dijelaskan oleh Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd bahwa “seminar bahasa
Indonesia dan seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen
bertujuan untuk memberi kesempatan kepada guru untuk menambah
wawasan dan kemampuan yang lain sesuai dengan tugas dan fungsinya
sebagai guru.”7 Dapat dilihat dari tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah
dari seminar tersebut yaitu agar guru memiliki dan menambah
wawasan/pengetahuan serta kemampuan yang mendukung tugasnya
sebagai guru. Adapun Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd menjelaskan bahwa:
Seminar yang dihadiri para guru dari kampus UNJ dan UI sesuai undangan yang diberikan. Undangan diumumkan kepada guru
6 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kantor kepala sekolah. 7 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kantor kepala sekolah.
60
dengan menanyakan kepada guru yang ingin ikut. Seminar bahasa Indonesia dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 oleh 4 orang guru dan seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen pada bulan Agustus 2013 oleh 3 orang guru. Ketika guru selesai mengikuti tidak ada evaluasi hanya melihat kinerjanya saja.8
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah
melakukan pengembangan guru dengan sungguh-sungguh sebagaimana
sekolah memfasilitasi guru untuk mengikuti seminar walaupun dalam
pemilihannya bukan berdasarkan pada kebutuhan guru yang benar-benar
membutuhkan sehingga yang diikutkan hanya guru yang ingin mengikuti
saja. Setelah itu kepala sekolah tidak melakukan evaluasi sebagai respon
atas keterlibatan guru pada seminar tersebut.
4) MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
MGMP merupakan suatu forum atau wadah profesional guru mata
pelajaran yang berada dalam satu wilayah. Ruang lingkup MGMP
meliputi guru mata pelajaran pada SMP, SMA dan SMK baik Negeri
maupun swasta. Prinsip kerja dari MGMP ini merupakan kegiatan yang
dilakukan “dari, oleh dan untuk guru”. Adanya program ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme para guru. Untuk
itu, MGMP ini sangat penting dalam artian bahwa guru dapat
mengembangkan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan tugas dan
fungsi sebagai guru.
Tujuan diikutsertakannya guru pada MGMP untuk memperdalami
kompetensi yang dimiliki guru seperti yang dijelaskan oleh Drs. Djoko
Towo HB, MM.Pd.
Tujuannya agar guru dapat terlibat dalam kegiatan MGMP dan menimba ilmu dari guru-guru dari sekolah yang lain mengenai
8 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kantor kepala sekolah.
61
permasalahan yang tengah dihadapi. Sehingga pada akhirnya kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional para guru akan meningkat. Yang pada akhirnya dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.9
Kegiatan MGMP di SMPN 131 Jakarta Selatan dilakukan rutin
untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Teknis dari kegiatan MGMP ini dimulai dari sekolah mengadakannya pada minggu pertama oleh guru pada tiap-tiap mata pelajaran yang sudah terjadwal. Pada minggu pertama yaitu Senin: Bahasa Inggris dan Agama, Selasa: IPS dan Seni Budaya, Rabu: Matematika dan Olahraga, Kamis: IPA dan Bahasa Indonesia, Jum’at: TIK. Frekuensi waktu MGMP di sekolah dalam satu semester bisa 10 kali. Berlanjut pada tingkat Kecamatan pada November 2014. Yang melanjutkan pada tingkat Kecamatan ini hanya ketua koordinator masing-masing mata pelajaran. Frekuensinya dalam satu semester 2 kali. Setiap kegiatan MGMP guru mendapatkan sarana laptop untuk keperluan MGMP agar mempelajari metode yang bervariasi. Selanjutnya dilakukan kegiatan MGMP pada tingkat Kotamadya. Kegiatannya diskusi permasalahan pembelajaran, penyusunan dan pengembangan silabus dan RPP, analisis kurikulum, pelatihan terkait dengan penguasaan materi yang mendukung pembelajaran, pelatihan kompetensi kepribadian guru di kelas seperti pakaian yang digunakan harus serasi dan sesuai, bahasa yang digunakan harus dimengerti dan tutur kata yang baik ketika menyampaikan pembelajaran harus ditata sedemikian rupa. Hasil dari guru yang mengikuti MGMP dibagikan kepada guru masing-masing mata pelajaran. Selanjutnya saya melihat hasilnya pada kinerja guru.10
Setiap kegiatan memerlukan penilaian dan umpan balik agar
diketahui hasil yang didapat dan respon guru yang mengikuti proses
kegiatan tersebut. Dalam hal ini seperti yang sudah dijelaskan di atas
9 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kantor kepala sekolah. 10 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kantor kepala sekolah.
62
bahwa Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd tidak melakukan penilaian terhadap
guru yang mengikuti MGMP tersebut. Akan tetapi, hanya melakukannya
dalam rapat kerja berdasarkan hasil kinerja. Ketua koordinator yang
diikutsertakan hanya diwajibkan membagi hasil yang diperoleh dari
kegiatan MGMP pada tingkat Kecamatan.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kegiatan MGMP
yang dilaksanakan oleh SMPN 131 Jakarta Selatan selalu dilakukan rutin.
Adapun kelemahannya pada peserta yang diikutsertakan hanya pada ketua
koordinatornya saja kemudian ketua koordinator tersebutlah yang
membagi hasilnya kepada guru yang lain sehingga tidak semua guru
dapat mendiskusikan masalahnya untuk mendapatkan solusi nyata.
5) Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Pelatihan ini bertujuan untuk merubah pola pikir (mindset) dan
kemampuan guru dalam proses pembelajaran di kelas sesuai dengan
pendekatan dan evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 dengan baik dan
benar, adapun untuk kepala sekolah agar sekolah mampu
mengimplementasikan kurikulum 2013 secara efektif dan efisien.
Berikut penjelasan Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd bahwa “tujuan
diikutsertakan guru pada kegiatan pelatihan implementasi kurikulum
2013 untuk pengetahuan mengenai kurikulum 2013 dan dapat
mempraktekkannya.”11
Dapat dijelaskan di atas bahwa sekolah dalam mengikutsertakan
guru pada kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013 agar guru
mampu mendalami kurikulum 2013 sehingga guru mampu
mengimplementasikan kurikulum 2013.
Adapun penjelasan kepala sekolah terkait pelaksanaan program
tersebut bahwa: 11 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kantor kepala sekolah.
63
Pelatihan implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan pada tanggal 20-24 Oktober 2014 dengan materi seputar kurikulum 2013 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dengan mengikutsertakan guru sesuai dengan undangan bidang studinya dan tempat pelatihannya berbeda-beda. Saat ini baru beberapa saja yang mengikutinya. Evaluasinya tidak dilakukan.12
Evaluasi akan pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang
dihadiri oleh guru tidak dilakukan oleh pihak sekolah sebagai bahan
pertimbangan akan respon guru yang mengikuti pelatihan tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelatihan implementasi kurikulum
2013 sudah dilaksanakan dengan baik hanya saja kekurangannya pada
tidak adanya evaluasi terhadap guru yang mengikuti kurikulum 2013
tersebut.
c. Tujuan Pengembangan
Adapun tujuan dari program pengembangan guru yang telah
dilaksanakan oleh SMPN 131 Jakarta Selatan menurut Drs. Djoko Towo
HB, MM.Pd bahwa:
Tujuannya sesuai dengan indikator visi sekolah yang unggul dalam kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Kemudian misinya melaksanakan pengembangan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal tersebut agar guru dapat meningkatkan kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Sehingga guru mampu melakukan tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sebagai guru.13
Dapat dijelaskan bahwa tujuan program pengembangan guru satu
persatu dan berdasarkan atas penjelasan Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd yaitu
pertama, guru mampu meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi
12 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kantor kepala sekolah. 13 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kator kepala sekolah
64
profesional pada kegiatan penyusunan program KBM. Kedua, guru mampu
meningkatkan kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional pada Seminar Bahasa Indonesia dan Peningkatan
Profesionalisme Guru dan Dosen. Ketiga, guru mampu meningkatkan
kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional pada pelatihan komputer.
Keempat, guru mampu meningkatkan kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional pada kegiatan
MGMP. Dan kelima, guru mampu meningkatkan kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional pada pelatihan implementasi kurikulum 2013.
d. Manfaat Pengembangan
Jika terdapat tujuan, maka akan mendapatkan manfaat bagi guru yang
mengikuti program pengembangan dan bagi sekolah sebagai pihak yang
menyelenggarakan atau mengikutsertakan guru pada program
pengembangan seperti penjelasan Drs. Djoko Towo, MM.Pd bahwa:
Guru mendapatkan ilmu baru, guru tidak akan terbebani oleh tuntutan tugas sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik, guru merasakan kualitas mengajar meningkat karena kompetensi sebagai guru juga meningkat. Bagi sekolah: tingkat pengawasan berkurang karena guru mampu melakukan tugas tanpa diawasi, kepercayaan masyarakat pada sekolah bertambah karena guru mampu meluluskan siswa dan sekolah akan mudah mencapai visi.14
Dari manfaat dari program pengembangan guru yang dilaksanakan di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru mendapatkan ilmu baru
yang diperoleh dari program pengembangan, guru akan lebih mudah dalam
menyelesaikan tugasnya sebagai pengajar, guru akan merasakan bahwa
kualitas mereka sebagai guru dalam hal mengajar akan meningkat, karena
kompetensi mereka juga meningkat. Adapun bagi sekolah akan mengurangi
14 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kator kepala sekolah
65
tingkat pengawasan terhadap pekerjaan guru sehingga timbul kepercayaan
masyarakat terhadap sekolah dan pada akhirnya sekolah mampu mencapai
visinya.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program
Pengembangan Guru Di SMPN 131 Jakarta Selatan Dalam melaksanakan program pengembangan guru, Drs. Djoko Towo,
MM.Pd mengatakan bahwa menemukan beberapa faktor pendukung dan
penghambat diantaranya yaitu:
a. Faktor Pendukung 1) Adanya kebutuhan guru terhadap program pengembangan sehingga
sekolah mengadakan program pengembangan. 2) Adanya respon guru yang baik terhadap program pengembangan
karena mereka merasa diperhatikan sehingga dapat membantu mereka dalam meningkatkan kompetensi yang dimilikinya.
b. Faktor Penghambat 1) Masih ada guru yang kurang tertarik untuk ikut dalam program
pengembangan. 2) Tidak adanya anggaran khusus untuk program pengembangan
sehingga dibuat skala prioritas karena anggaran program pengembangan sudah menjadi kewajiban sekolah.15
Dapat dilihat di atas bahwa faktor pendukung adanya program
pengembangan guru karena guru membutuhkan program tersebut sesuai dengan
masalah yang sedang dihadapinya. Karena kepala sekolah mengadakan program
pengembangan sesuai dengan kebutuhan guru, maka guru merasa diperhatikan.
Akan tetapi, masih adanya guru yang kurang tertarik untuk mengikuti program
tersebut membuat program tidak optimal. Ditambah dengan tidak adanya
anggaran khusus untuk setiap program pengembangan guru membuat pihak
sekolah dalam mengadakan suatu program harus membuat skala prioritas.
15 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Djoko Towo HB, MM.Pd, kepala sekolah, 17
September 2014, di kantor kepala sekolah.
66
Faktor pendukung dan penghambat tersebut dapat menjadi acuan sekolah dalam
menghadapi kendala-kendala berikutnya sehingga bisa meminimalisir kendala-
kendala tersebut. Selain dari faktor pendukung dan penghambat tersebut,
penulis mendapatkan faktor penunjang terhadap program pengembangan guru
yaitu peran kepala sekolah yang memfasilitasi guru dengan membuat dan
mengikutsertakan guru pada program-program pengembangan. Dengan
kewenangan dan peran yang dimilikinya, kepala sekolah dapat mewujudkan
kebutuhan guru melalui program pengembangan guru. Komitmen yang
ditampilkan kepala sekolah terhadap mutu pendidik dapat dikatakan bahwa ia
mampu memimpin dan mengelola guru demi tercapainya tujuan sekolah. Di
samping itu adanya pelatih yang ahli serta sarana dan prasarana yang digunakan
merupakan faktor penunjang lainnya.
3. Peningkatan Kompetensi Guru di SMPN 131 Jakarta Selatan Untuk menjadikan sekolah yang berkualitas diperlukan guru yang
berkompeten di dalamnya. Sehingga dapat menghasilkan peningkatan pada
hasil belajar siswa dan lulusan yang berkualitas pula. Hal tersebut menandakan
bahwa perlu dilakukannya pengembangan terhadap guru. Dalam hal ini, SMPN
131 Jakarta Selatan telah melaksanakan program pengembangan terhadap guru
sehingga guru mendapatkan manfaat dari program pengembangan yang telah
dilaksanakan tersebut.
Menurut Kombali, S.Pd guru Bahasa Inggris mengatakan bahwa
“program pengembangan yang diikuti: Workshop pada rapat kerja dan MGMP
sangat membantu dalam pembuatan silabus dan RPP karena mampu
mengembangkannya sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah.
Sehingga ketika mengikuti pelatihan implementasi kurikulum 2013 bertambah
67
pula pengetahuan akan kurikulum 2013.”16 Hal yang sama dikatakan oleh Murti
Iriyani, S.Pd guru Seni Budaya bahwa
Workshop dalam rapat kerja sangat bermanfaat dalam menyusun silabus dan RPP karena ada pada pembuatan silabus dan RPP dilakukan oleh guru juga sebagai pengajar jadi bisa sama-sama belajar kemudian karena ada penilaian setelah itu, maka dapat mengembangkan silabus dan RPP. MGMP di sekolah hanya berdiskusi kesulitan mengajar. Pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang diadakan Dinas Pendidikan sama seperti workshop pembuatan silabus dan RPP yang diadakan sekolah. Jadi, hanya sebagai penguatan pengetahuan saja.17
Hal senada dijelaskan oleh Drs. Anang Triyuni A, MM guru Matematika
bahwa
Menyusun silabus dan RPP yang baik dan benar didapatkan manfaatnya dari workshop pembuatan silabus dan RPP dalam rapat kerja yang hasil pembuatannya dinilai oleh kepala sekolah serta mengikuti MGMP di sekolah yang membahas permasalahan kepada sesama guru mata pelajaran. Manfaat Pengetahuan tambahan tentang kurikulum 2013 didapat dari pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan.18
Adapun menurut Yani Yuniartini, S.Pd guru BK bahwa “diikutsertakan
dalam MGMP karena sebagai ketua koordinator. Dalam MGMP diajarkan
bagaimana menangani anak yang bermasalah dengan sesama guru BK serta
kaitannya dengan pengajaran sebagai guru BK. Adapun pengetahuan
kecerdasan spiritual guru BK sangat berperan pada pelatihan implementasi
kurikulum 2013.19
16 Hasil wawancara dengan Bapak Kombali, S. Pd, guru Bahasa Inggris, 22 September 2014,
di kantor guru. 17 Hasil wawancara dengan Muti Iriyani, S.Pd, guru Seni Budaya, 13 Oktober 2014, di kantor
guru. 18 Hasil wawancara dengan Drs. Anang Triyuni A, MM, guru Matematika, 02 Oktober 2014,
di kantor guru. 19 Hasil wawancara dengan Yani Yuniartini, S.Pd, guru BK, 17 Oktober 2014, di kantor guru.
68
Penjelasan Drs. Harwiyoto sebagai guru Penjasorkes manfaat yang
diperoleh dari program pengembangan guru yang diikuti bahwa “manfaat
MGMP yaitu diajarkan untuk menjadi guru teladan yang akan ditiru oleh siswa
seperti mengajar tepat waktu, memakai celana training pada saat olahraga,
berbahasa yang baik kepada siswa, menggunakan hukuman lain bila dahulu
dengan marah-marah, pembuatan RPP yang sesuai kurikulum yang diterapkan
di sekolah.20
Menurut Hj. Halimah, S.Pd sebagai guru Bahasa Indonesia “semua
program ada manfaatnya seperti seminar Bahasa Indonesia yang diikuti
bermanfaat bagi pengetahuan mengenai bahasa Indonesia, penggunaan variasi
metode dalam mengajar, dapat berinteraksi dan bertukar pengetahuan antar guru
dari sekolah lain.21
Adapun penjelasan menurut Dra. Naili Rahmasari, MM sebagai guru
Pendidikan Agama Islam bahwa
Seminar peningkatan guru dan dosen sebagai pengetahuan lebih mengenai tugas dan fungsi guru dengan mendengarkan narasumber lalu tanya jawab dan berdiskusi antar sesama guru yang hadir. Dalam pembuatan silabus dan RPP didapat dari rapat kerja yang di dalamnya terdapat workshop pembuatan silabus dan RPP dan dinilai sebagai pengembangan dalam proses pembelajaran selanjutnya.22
Hal yang sama dikemukakan oleh M. Ridwan, S.Pd sebagai guru TIK bahwa
Seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen dengan tema profesionalisme guru dan dosen tuntutan zaman sebagai upaya pihak sekolah dalam mengembangkan diri guru karena dapat memperoleh ilmu baru, dapat bertemu dengan guru-guru dari sekolah lain, dan memperdalam ilmu yang sudah dimiliki. Seminar ini saya ikuti atas kemauan dari diri saya sendiri karena pasti bermanfaat membantu
20 Hasil wawancara dengan Drs. Harwiyoto, guru Penjasorkes, 26 September 2014, di kantor
guru. 21 Hasil wawancara dengan Hj. Halimah, S.Pd, guru Bahasa Indonesia, 08 Oktober 2014, di
kantor guru. 22 Hasil wawancara dengan Dra. Naili Rahmasari, MM, guru Pendidikan Agama Islam, 21
Oktober 2014, di kantor guru.
69
dalam mengajar. Begitu juga dengan pelatihan komputer untuk memperdalami ilmu agar bisa membantu guru yang lain yang belum memahami, menggunakan email sebagai cara mengumpulkan tugas siswa.23
Menurut Faridah, S. Pd guru IPS bahwa “manfaat pelatihan komputer
sebagai pengetahuan dalam menggunakan komputer dan mempraktekkannya
sebagai metode selain ceramah dengan menggunakan slide. Untuk mencari
bahan ajar sering menggunakan fasilitas komputer karena sekolah kini telah
terpasang internet.”24
Dan penjelasan terakhir menurut Erlina Rosmaida, S.Pd sebagai guru IPA
bahwa
Sebagai peserta yang diikutsertakan sekolah dalam MGMP tentu ada manfaat yang dirasakan seperti memperoleh pengetahuaan baru mengenai pembuatan silabus dan RPP, menggunakan metode yang bervariasi, bertemu guru-guru dari sekolah lain dengan membahas permasalahan yang dibawa, mempraktekkan cara mengajar yang benar karena dinilai oleh guru yang lain dari mulai penampilan, berinteraksi dengan siswa, cara membuka pelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai tahap evaluasi. Seminar peningkatan guru dan dosen bermanfaat memperdalami ilmu yang didapat dari MGMP tersebut. Pelatihan komputer untuk memperdalami keahlian dalam mengoperasikan komputer, sebagai variasi dalam mengajar dengan adanya lcd, dan berguna untuk mencari bahan ajar karena sekolah menyediakan internet untuk guru dan siswa. Untuk pelatihan kurikulum 2013 sebagai pengetahuan tambahan dari pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang terlebih dahulu diadakan sekolah. 25
Dapat dijelaskan dari penjelasan guru-guru di atas bahwa program
pengembangan guru sangat bermanfaat untuk kelancaran dalam melakukan
tugasnya sebagai pendidik sehingga guru merasakan adanya peningkatan
terhadap kompetensi yang dimilikinya. 23 Hasil wawancara dengan M. Ridwan, S.Pd, guru TIK, 20 Oktober 2014, di kantor guru 24 Hasil wawancara dengan Faridah, S.Pd, guru IPS, 23 September 2014, di kantor guru. 25 Hasil wawancara dengan Erlina Rosmaida, S.Pd, guru IPA, 09 Oktober 2014, di kantor
guru.
70
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru dalam profesinya. Dalam hal ini guru harus mempunyai ilmu dan
seni mengelola pembelajaran mulai dari memahami siswa secara mendalam,
merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaraan, mengevaluasi
pembelajaran sampai dengan mengembangkan potensi siswa baik akademik
maupun non akademik. Oleh karena itu, guru harus mampu memberikan
pemahaman atas pembelajaran yang diberikannya. Dengan demikian guru
harus mempunyai kemampuan dalam mengajar dan mendidik siswa.
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh peningkatan kompetensi
pedagogik guru di SMPN 131 Jakarta Selatan yang mengikuti program
pengembangan guru yaitu:
1. Mengetahui cara membuat silabus dan RPP, melaksanakannya dan
mengevaluasi sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di
sekolah.
2. Mengetahui cara menggunakan metode yang bervariasi saat
mengajar di kelas.
3. Mengetahui cara mengoperasikan komputer yaitu pada word dan
excel.
4. Mengetahui cara penggunaan bahasa yang baik dan benar.
5. Mengetahui lebih tugas dan fungsi sebagai seorang guru.
Mengetahui cara membuat silabus dan RPP, melaksanakannya dan
mengevaluasi sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah, cara
menggunakan metode yang bervariasi didapatkan pada workshop
pembuatan silabus dan RPP, MGMP dan pelatihan implementasi kurikulum
2013. Mengetahui cara mengoperasikan komputer didapatkan pada
pelatihan komputer. Mengetahui cara penggunaan bahasa yang baik dan
benar didapatkan pada seminar bahasa Indonesia. Dan mengetahui lebih
71
tugas dan fungsi sebagai seorang guru didapatkan pada seminar peningkatan
profesionalisme guru dan dosen.
b. Kompetensi Kepribadian
Kemampuan guru tidak hanya pada kompetensi pedagogiknya saja,
akan tetapi guru juga harus memiliki kompetensi kepribadian, karena
kompetesi tersebutlah yang dapat menunjang keberhasilan guru ketika
mengajar. Guru dituntut bukan hanya untuk mentransfer ilmu pengetahuan
akan tetapi guru juga harus bisa menjadi panutan bagi siswanya. Dalam
mengajar guru harus bisa menampilkan kepribadian yang mantap dan stabil,
arif, wibawa, serta berakhlak mulia sebagai teladan. Tujuan pembelajaran
bukan hanya untuk mencerdaskan siswa akan tetapi juga dapat merubah
perilaku siswa ke arah pendewasaan.
Adapun peningkatan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan pada
kompetensi kepribadian yaitu mampu menjadi contoh yang baik bagi siswa
dan berperilaku yang berpengaruh positif sehingga dapat ditiru oleh siswa.
Berdasarkan pada hasil wawancara, guru yang mengikuti MGMP mampu
mempraktekkan bagaimana penampilan guru di kelas mulai dari pakaian,
bahasa dan bertutur kata yang sopan sehingga guru mampu menerapkannya
dengan baik. Berdasarkan hasil observasi, setiap warga sekolah diwajibkan
untuk memperlihatkan perilaku yang baik tak terkecuali guru. Hal tersebut
dibuktikan dengan guru selalu memperlihatkan 5S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan dan Santun) baik pada siswa, sesama guru maupun semua orang yang
berkunjung ke sekolah.
c. Kompetensi Sosial
Selain kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian, guru juga
harus memiliki kompetensi sosial agar dapat bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan baik pada siswa, guru dan masyarakat sekitar
sekolah. Dengan adanya interaksi yang baik dari guru akan menciptakan
72
komunikasi yang efektif sehingga membantu siswa dalam memahami
pembelajaran.
Berdasarkan pada hasil wawancara, guru yang mengikuti MGMP dan
seminar, guru dapat menghormati sesama guru dengan mendengarkan orang
saat berbicara di dalam diskusi. Berdasarkan hasil observasi, dalam hal
komunikasi kepada siswa, guru tidak memberikan jarak sehingga siswa tidak
segan untuk berkomunikasi dengan gurunya. Bukan hanya dengan siswanya
saja guru mampu berkomunikasi, akan tetapi guru mampu berkomunikasi
dan bergaul dengan sesama guru. Hal tersebut agar tercipta suasana yang
harmonis di dalam ruangan sehingga timbul motivasi lebih dalam belajar
mengajar. Di luar lingkungan sekolah guru juga mampu berkomunikasi dan
bergaul dengan orang tua siswa serta masyarakat. Dalam hal ini guru di
SMPN 131 Jakarta Selatan mampu berkomunikasi dengan baik antar sesama
guru bahkan dengan orangtua siswa serta masyarakat sekitar sekolah.
d. Kompetensi Profesional
Ketiga kompetensi di atas akan menjadikan guru sebagai seorang
yang profesional dalam bidangnya. Untuk itu, guru harus mempunyai
kompetensi profesional yang mampu menguasai substansi keilmuan sesuai
dengan bidang studi secara mendalam. Kompetensi profesional ini bisa
dikatakan sebagai payung dari ketiga kompetensi di atas. Keempat
kompetensi dalam praktiknya harus menjadi satu kesatuan yang utuh.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, guru di SMPN 131
Jakarta Selatan mampu meningkatkan kompetensi profesional yaitu:
1. Mengerti dan menerapkan silabus dan RPP, melaksanakan
pembelajaran yang interaktif dengan siswa sehingga siswa
menyimak pembelajaran serta mampu melakukan evaluasi
terhadap pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang diterapkan
di sekolah.
2. Mampu mengembangkan pemahaman sesuai profesi.
73
3. Mengerti dan menerapkan berbagai metode pembelajaran secara
bervariasi.
4. Mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran
dengan media komputer dan internet sebagai pencari bahan ajar
selain dari buku pelajaran.
5. Menampilkan keteladanan dengan datang ke kelas tepat waktu,
memakai pakaian yang digunakan saat olahraga, selalu memulai
pembelajaran dengan membaca do’a dan tidak menggunakan
hukuman dengan memarahi.
6. Berbahasa yang baik dan benar dengan menerapkan senyum,
salam, sapa, sopan dan santun saat berhadapan dengan siswa,
guru, orang tua dan juga masyarakat yang mengunjungi sekolah.
Hasil peningkatan kompetensi profesional tersebut didapatkan pada
workshop pembuatan silabus dan RPP, seminar bahasa Indonesia dan
seminar profesionalisme guru dan dosen, pelatihan komputer, MGMP, dan
pelatihan implementasi kurikulum 2013. Dalam proses belajar mengajar,
guru di SMPN 131 Jakarta Selatan menggunakan RPP karena setiap awal
semester RPP tersebut harus diserahkan kepada kepala sekolah untuk dinilai.
Hasilnya terbukti pada hasil dokumentasi yang diperoleh dari workshop
silabus dan RPP bahwa guru di SMPN 131 Jakarta Selatan membuat silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum
yang diterapkan sekolah dengan baik. Adapun sebagai contoh guru mampu
menerapkan silabus dan RPP dengan baik, penulis mengkaji silabus dan RPP
yang dibuat oleh Erlina Rosmaida, S. Pd yaitu:
1. Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
dicapai;
2. Memahami tujuan pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan SK-KD yang akan dicapai, tujuan pembelajaran
74
memuat gambaran proses dan hasil belajar yang dapat dicapai
siswa sesuai dengan kebutuhan belajarnya;
3. Memahami model dan metode yang digunakan dalam
pembelajaran relevan untuk mencapai tujua pembelajaran yang
ingin dicapai;
4. Memahami kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup sesuai dengan alokasi waktu;
5. Memahami indikator pencapaian kompetensi siswa;
6. Memahami penilaian melalui tes tertulis, penugasan dan
portofolio;
7. Penggunaan sumber belajar selain dari buku;
8. Memahami nilai karakter yang diperoleh siswa.26
RPP tersebut dikoreksi oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah
dengan ditandatangani sebagai bahan pertimbangan untuk arah
pengembangan. Bila dirasa RPP tersebut kurang memenuhi kebutuhan siswa
maka kepala sekolah akan memberikan masukan kepada guru yang
bersangkutan. Dalam pelaksanaan pembelajaran diperkuat oleh penilaian
kinerja guru sebagai bentuk evaluasi oleh kepala sekolah terhadap silabus
dan RPP yang digunakan guru. Pada penilaian kinerja ini guru dinilai oleh
guru yang lebih senior dengan melihat kinerjanya. Adapun penilaian kinerja
guru ini dimulai pada tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang aktif dan efektif dan penilaian pembelajaran.27
Dari deskripsi data yang penulis jabarkan, bahwa program
pengembangan guru yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat bagi guru
dalam menyelesaikan tugasnya sehingga dapat menerapkan hasilnya dengan
baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa program pengembangan telah mampu
meningkatkan kompetensi guru di SMPN 131 Jakarta Selatan sehingga dapat 26 Hasil data dokumen RPP Ibu Erlina Rosmaida, S. Pd 27 Hasil data dokumen Penilaian Kinerja Guru
75
dikatakan guru yang profesional. Hal tersebut diperkuat oleh penilaian kinerja
guru sebagai bentuk evaluasi kepala sekolah terhadap kinerja guru dan juga
pada RPP yang dikumpulkan oleh kepala sekolah sebagai salah satu bukti
(terlampir). Adapun peningkatan kompetensi guru dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
Tabel 4.5
Peningkatan Kompetensi Guru
No. Program Pengembangan Guru Peningkatan
Kompetensi
1. Penyusunan program KBM yang terdapat
workshop pembuatan silabus dan RPP
Pedagogik
Profesional
2. Seminar bahasa Indonesia dan Seminar
Peningkatan Guru dan Dosen
Pedagogik
Sosial
Profesional
3. Pelatihan komputer Pedagogik
Profesional
4. MGMP Pedagogik
Kepribadian
Sosial
Profesional
76
5. Pelatihan implementasi kurikulum 2013 Pedagogik
Profesional
77
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di SMPN
131 Jakarta Selatan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi program pengembangan guru yang dilaksanakan oleh
SMPN 131 Jakarta Selatan sudah dilaksanakan dengan baik dilihat dari
langkah-langkah dengan menetapkan sasaran, menggunakan
materi/kurikulum yang sesuai sasaran, menggunakan sarana dan prasarana
sesuai sasaran, mengikutsertakan peserta sesuai dengan syarat dan jumlah,
dan menunjuk pelatih yang ahli pada penyusunan program KBM yang di
dalamnya terdapat workshop pembuatan silabus dan RPP, pelatihan
komputer, seminar Bahasa Indonesia dan seminar peningkatan
profesionalisme guru dan dosen, MGMP serta pelatihan implementasi
kurikulum 2013. Namun, pada seminar Bahasa Indonesia dan seminar
peningkatan profesionalisme guru dan dosen, kepala sekolah tidak
mengikutsertakan sesuai dengan kebutuhan guru. Kemudian pada kegiatan
MGMP, kepala sekolah hanya mengikutsertakan ketua koordinator saja.
Secara keseluruhan setelah program pengembangan guru selesai, kepala
sekolah tidak melakukan evaluasi melainkan hanya mengetahui
berdasarkan hasil kinerja pada rapat kerja.
2. Faktor pendukung dirasakan oleh kepala sekolah menjadikan kepala
sekolah untuk terus mengadakan program pengembangan bagi guru
karena guru membutuhkan program pengembangan dan respon yang
ditampilkan guru sangat baik. Namun, tidak hanya faktor pendukung saja
yang dirasakan kepala sekolah melainkan faktor penghambat seperti masih
78
adanya guru yang kurang tertarik pada program pengembangan, tidak
adanya anggaran khusus pada program pengembangan sehingga dibuat
skala prioritas, adanya kurikulum baru yang membuat sekolah
mengadakan pendalaman terhadap kurikulum baru. Di samping itu penulis
menemukan faktor penunjang lain di antaranya peran kepala sekolah yang
memfasilitasi guru dengan membuat dan mengikutsertakan guru pada
program-program pengembangan, adanya pelatih yang ahli serta sarana
dan prasarana yang digunakan.
3. Pada program pengembangan yang diikuti menghasilkan peningkatan
pada kompetensi pedagogik, yaitu: mengetahui cara membuat silabus dan
RPP serta melaksanakan dan mengevaluasi, mengetahui menggunakan
metode yang bervariasi, mengetahui mengoperasikan komputer,
mengetahui penggunaan bahasa yang baik dan benar, dan mengetahui
lebih tugas dan fungsi guru. Kompetensi kepribadian, yaitu: guru mampu
mempraktekkan bagaimana penampilan guru saat di kelas, berbahasa dan
bertutur kata yang sopan sehingga menjadi contoh yang baik dan
berperilaku positif dengan menampilkan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan
dan Santun). Pada kompetensi sosial, yaitu: guru dapat menghormati
sesama guru dengan mendengarkan orang saat berbicara sehingga dapat
berkomunikasi yang baik dan bergaul dengan siswa, sesama guru, orang
tua siswa maupun masyarakat sekitar sekolah. Selanjutnya, pada
kompetensi profesional, yaitu: menerapkan silabus dan RPP serta
melaksanakan dan mengevaluasi, mengembangkan pemahaman sesuai
profesi, menerapkan metode yang bervariasi, mengembangkan dan
memanfaatkan media pembelajaran, menampilkan keteladanan dan
menerapkan bahasa yang baik dan benar.
79
B. SARAN Berdasarkan temuan dan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Untuk sekolah agar menyediakan anggaran khusus bagi program
pengembangan guru dengan mencari dana lain agar selanjutnya lebih
mudah untuk mengadakan program pengembangan guru.
2. Untuk kepala sekolah agar mengikusertakan guru sesuai dengan kebutuhan
dan melakukan evaluasi setelah program pengembangan dilaksanakan
dengan menanyakan respon guru yang mengikuti program pengembangan
tersebut berupa pre test dan post test supaya terlihat hasil yang didapatkan
dari program pengembangan yang telah dilaksanakan.
3. Untuk guru agar lebih tertarik pada program pengembangan guru supaya
bertambah kompetensi yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Michael. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 1994.
Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga, 2012.
Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta,
2013.
Hasibuan, Malayu S. P. Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara, 2012.
Iswanto, Yun dan Adhie Yusuf. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2011.
Kunandar. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007.
Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. Manajemen Sumber Daya Manusia, Terj.
Diana Angelica. Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosda Karya, Cet. Ke- 22, 2006.
Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar, Teori dan Paktik. Jakarta: Kencana, 2011.
Notoatmodjo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka
Cipta, Cet. Ke-3, 2003.
PP No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Purnawanto, Budy. Manajemen SDM Berbasis Proses, Pola Pikir Baru
Mengelola SDM Pada Era Knowledge Economy. Jakarta: Grasindo, 2010.
Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi, Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama, Ce. Ke-5,
2011.
Setiawan, Toni. Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja, Motivasi, Kepuasan
Kerja dan Produktivitas. Jakarta: Platinum, 2012.
Sholeh, Asrorun Ni’am. Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis
Atas Lahirnya UU Guru dan Dosen. Jakarta: Elsas, 2006.
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara,
Cet. Ke- 16, 2008.
Suhendra dan Murdiyah Hayati. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: UIN
Press, 2006.
Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi &
Kompetensi Guru. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013.
Suwatno dan Donni Juni Priansa. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik.
Bandung: Alfabeta, 2013.
UU No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS
UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
UJI REFERENSI
Judul Skripsi : Implementasi Program Pengembangan Guru Dalam Meningkatkan Kompetensi
Di SMPN 131 Jakarta Selatan
Nama : Jeani Kartika
NIM : 1110018200042
Dosen Pembimbing : Dr. Zahruddin, Lc., M. Pd
No. Judul Buku Halaman
Skripsi
Halaman
Referensi
Paraf
Pembimbing
BAB I
1. Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:
UIN Press, 2006) 1 23
2. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas 1
3. Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: UIN Press, 2006)
2 66
4. Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke- 16
2 181
5. Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis Atas Lahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Elsas, 2006)
2 3
6. Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan
Kualifikasi dan Kualitas Guru Di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013)
3 34
7. UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen 3
8. Toni Setiawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja, Motivasi,
Kepuasan Kerja dan Produktivitas, (Jakarta: Platinum, 2012)
4 102
BAB II
1. Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012)
8 200
2. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012)
8 69
3. Budy Purnawanto, Manajemen SDM Berbasis Proses, Pola Pikir Baru
Mengelola SDM Pada Era Knowledge Economy, (Jakarta: Grasindo, 2010)
9 143
4. Suwatno dan Donni Juni Priansa, Manajemen SDM dalam Organisasi Publik,
(Bandung: Alfabeta, 2013)
9 105
5. Dadi Permadi dan Daeng Arifin, Panduan Menjadi Guru Profesional,
(Bandung: Nuansa Aulia, 2013)
10 8
6. Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi &
Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013)
10 23
7. Suhendra dan Murdiyah Hayati, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:
UIN Press, 2006)
11 65
8. Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung:
Alfabeta, 2013)
12 30-33
9. Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi, Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), Cet.
Ke-5
13 167
10. Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Terj. Diana Angelica, (Jakarta: Salemba Empat, 2009)
14 318
11. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi 15 76-77
Aksara, 2012)
12. Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke- 16
17 192-197
13. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012)
19 77-83
14. Yun Iswanto dan Adhie Yusuf, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta;
Universitas Terbuka, 2011)
20 85
15. Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi, Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), Cet.
Ke-5
20 169
16. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012)
20 70-72
17. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012)
23 68
18. Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 1994)
24 208-209
19. Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke- 16
24 183-184
20. Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi 25 185-186
Aksara, 2008), Cet. Ke- 16
21. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012)
26 75-76
22. Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003) Cet. Ke-3
28 9-12
23. Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012)
30 85-86
24. UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
32
25. Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar, Teori dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011)
32 27
26. Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar, Teori dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011)
32 28
27. Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007)
32 52
28. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
33
29. Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung:
Alfabeta, 2013)
33 22-24
30. Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar, Teori dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011)
34 30-54
31. Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007)
35 51
BAB III
1. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2006), Cet. Ke -22
39 6
Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN
GURU DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI DI SMPN 131 JAKARTA SELATAN” yang disusun oleh JEANI
KARTIKA NIM 1110018200042 Jurusan MANAJEMEN PENDIDIKAN Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal: 08 Desember 2014.
Jakarta, 08 Desember 2014
Dosen Pembimbing
Dr. Zahruddin, Lc., M. Pd
NIP. 19730302 200501 1 002
Narasumber : Drs. Djoko Towo HB, M. M. Pd
Jabatan : Kepala Sekolah SMPN 131 Jakarta Selatan
Tanggal Wawancara : Senin, 08 September 2014
Waktu Wawancara : 09.30-11.00
Lokasi : Kantor Kepala Sekolah
Pokok pembicaraan :
1. Sudah berapa lama Bapak menjabat sebagai sebagai kepala sekolah SMPN
131 Jakarta Selatan?
Jawaban:
Saya sudah menjabat di sini dari tahun 2012 sampai dengan sekarang.
2. Ada berapa jumlah tenaga pendidik di SMPN 131 Jakarta Selatan?
Jawaban:
Guru di SMPN 131 Jakarta ada 44 orang guru termasuk saya dan wakil kepala
sekolah.Semua guru di sini sudah disertifikasi.
3. Apa saja visi dan misi dari SMPN 131 Jakarta Selatan terkait profesionalisme
guru?
Jawaban:
Visinya Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa serta berjiwa
kreatif, inovatif, dan kompetitif.Indikatornya unggul dalam kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan. Sedangkan misinya melaksanakan
pengembangan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru?
Jawaban:
Dalam hal ini saya membuat program pengembangan guru dan
mengikutsertakan guru pada program pengembangan di luar sekolah.
5. Apa saja program pengembangan guru di SMPN 131 Jakarta Selatan untuk
meningkatkan profesionalisme guru yang sudah dilaksanakan?
Jawaban:
Dari internal ada MGMP dalam ruang lingkup sekolah, pelatihan komputer,
dan penyusunan program KBM yang di dalamnya terdapat workshop
pembuatan silabus dan RPP. Dari eksternal ada MGMP, pelatihan
implementasi kurikulum 2013, seminar Bahasa Indonesia, danSeminar
peningkatan profesionalisme guru.
6. Apakah program tersebut berjalan dengan baik?
Jawaban:
Saya rasa sudah berjalan cukup baik dengan guru mau mengikuti pelatihan
walaupun beberapa guru ada yang enggan untuk mengikuti.
Mengetahui,
Drs. Djoko Towo HB, M. M. Pd
Narasumber : Drs. Djoko Towo HB, M. M. Pd
Jabatan : Kepala Sekolah SMPN 131 Jakarta Selatan
Tanggal Wawancara : Rabu, 17 September 2014
Waktu Wawancara : 09.00-10.00
Lokasi : Kantor Kepala Sekolah
Pokok pembicaraan :
1. Apa saja tujuan dan manfaat dari kegiatan penyusunan program KBM?
Jawaban:
Kegiatan dalam penyusunan program KBM semata-mata diberikan kepada
guru hanya untuk menambah pengetahuan guru serta dapat mempraktekkan
silabus dan RPP yang di dalamnya berisi tentang Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa serta proses pelaksanaan
pembelajaran sehingga guru mengerti bagaimana membuat silabus dan RPP
yang baik dan benar serta mampu mengembangkannya.
2. Bagaimana pelaksanaan pada kegiatan penyusunan program KBM yang
terdapat workshop pembuatan silabus dan RPP? Di mana diadakannya? Siapa
saja yang diikutsertakan? Materi apa yang diajarkan? Siapa yang
menyampaikan materi tersebut? Bagaimana evaluasinya?
Jawaban:
Kegiatannya dilaksanakan pada rapat kerja di sekolah setiap tahunnya dengan
melibatkan guru sebagai peserta tentunya. Rencana dari kegiatan ini pada
bulan Juni 2014 dilaksanakan pada 21 Juni-awal Juli 2014 di sekolah yang
diikuti oleh semua guru. Materi pada kegiatan ini mengenai kurikulum 2013
dengan mengundang 2 orang ahli bidang kurikulum dari Lembaga Penjamin
Mutu Pendidikan (LPMP). Alasannya sebagai persiapan guru untuk mengenal
kurikulum 2013 dan diharapkan dapat mempraktekkannya ke dalam
pembelajaran. Narasumber menjelaskan seperti apa kurikulum 2013 dan
setelah itu guru membuat silabus dan RPP. Evaluasinya dengan RPP yang
dibuat oleh guru dinilai seminggu kemudian sebagai bahan pertimbangan
mengenai silabus dan RPP yang dibuat guru perlu perbaikan atau tidak.
3. Apa tujuan dan manfaat dari pelatihan komputer?
Jawaban:
Pelatihan komputer bertujuan untuk menambah pengetahuan cara
menggunakan komputer dengan baik sehingga nantinya mengubah metode
mengajar guru dengan metode ceramah dan dapat mengembangkannya dengan
mencari materi ajar menggunakan internet.
4. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pelatihan komputer? Siapa saja yang
diikutsertakan? Di mana dilaksanakannya? Materi apa yang diajarkan? Siapa
yang memberikan materi? Lalu bagaimana evaluasinya?
Jawaban:
Kami merencanakan pelatihan ini pada bulan Juli 2013 dan dilaksanakan pada
bulan yang sama yaitu Juli 2013. Pelaksanaannya diikuti oleh semua guru
hanya saja yang diwajibkan pada guru yang belum bisa komputer tetapi guru
yang lain boleh mengikuti. Pelatihan dengan mengundang ahli komputer dari
lembaga kursus komputer yang dilakukan di sekolah. Materi yang diajarkan
seputar bagaimana menggunakan komputer dengan mengoperasikan word dan
excel serta membuat slide saat mengajar agar lebih menarik. Setelah itu guru
diberi tugas latihan mengoperasikan word dan excel. Pelatihan komputer tidak
diadakan evaluasi. Pelatihan tersebut lalu dilanjutkan oleh guru bidang TIK
kepada guru-guru yang mau belajar tentang komputer karena sekolah tidak
mempunyai dana untuk melanjutkan pelatihan tersebut.
5. Apa tujuan dan manfaat dari kegiatan seminar Bahasa Indonesia dan seminar
peningkatan profesionalisme guru dan dosen?
Jawaban:
Seminar bahasa Indonesia dan seminar peningkatan profesionalisme guru dan
dosen bertujuan untuk memberi kesempatan kepada guru untuk menambah
wawasan dan kemampuan yang lain sesuai dengan tugas dan fungsinya
sebagai guru.
6. Bagaimana pelaksanaan kegiatan seminar Bahasa Indonesia dan seminar
peningkatan profesionalisme guru dan dosen? Siapa yang diikutsertakan? Di
mana diadakannya? Bagaimana evaluasinya?
Jawaban:
Seminar yang dihadiri para guru dari kampus UNJ dan UI sesuai undangan
yang diberikan. Undangan diumumkan kepada guru dengan menanyakan
kepada guru yang ingin ikut. Seminar bahasa Indonesia dilaksanakan pada
bulan Oktober 2013 oleh 4 orang guru dan seminar peningkatan
profesionalisme guru dan dosen pada bulan Agustus 2013 oleh 3 orang guru.
Ketika guru selesai mengikuti tidak ada evaluasi hanya melihat kinerjanya
saja.
7. Apa tujuan dan manfaat diikutsertakannya guru pada MGMP?
Jawaban:
Tujuannya agar guru dapat terlibat dalam kegiatan MGMP dan menimba ilmu
dari guru-guru dari sekolah yang lain mengenai permasalahan yang tengah
dihadapi. Sehingga pada akhirnya kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional para guru akan
meningkat. Yang pada akhirnya dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.
8. Bagaimana pelaksanaan kegiatan MGMP? Siapa saja yang mengikutinya? Di
mana dilaksanakannya? Bagaimana cara mengevaluasinya?
Jawaban:
Teknis dari kegiatan MGMP ini dimulai dari sekolah mengadakannya pada
minggu pertama oleh guru pada tiap-tiap mata pelajaran yang sudah terjadwal.
Pada minggu pertama yaitu Senin: Bahasa Inggris dan Agama, Selasa: IPS dan
Seni Budaya, Rabu: Matematika dan Olahraga, Kamis: IPA dan Bahasa
Indonesia, Jum’at: TIK. Frekuensi waktu MGMP di sekolah dalam satu
semester bisa 10 kali. Berlanjut pada tingkat Kecamatan pada November
2014. Yang melanjutkan pada tingkat Kecamatan ini hanya ketua koordinator
masing-masing mata pelajaran. Frekuensinya dalam satu semester 2 kali.
Setiap kegiatan MGMP guru mendapatkan sarana laptop untuk keperluan
MGMP agar mempelajari metode yang bervariasi. Selanjutnya dilakukan
kegiatan MGMP pada tingkat Kotamadya. Kegiatannya diskusi permasalahan
pembelajaran, penyusunan dan pengembangan silabus dan RPP, analisis
kurikulum, pelatihan terkait dengan penguasaan materi yang mendukung
pembelajaran, pelatihan kompetensi kepribadian guru di kelas seperti pakaian
yang digunakan harus serasi dan sesuai, bahasa yang digunakan harus
dimengerti dan tutur kata yang baik ketika menyampaikan pembelajaran harus
ditata sedemikian rupa. Hasil dari guru yang mengikuti MGMP dibagikan
kepada guru masing-masing mata pelajaran. Selanjutnya saya melihat hasilnya
pada kinerja guru.
9. Apa tujuan dan manfaat dari pelatihan implementasi kurikulum 2013?
Jawaban:
Tujuan diikutsertakan guru pada kegiatan pelatihan implementasi kurikulum
2013 untuk pengetahuan mengenai kurikulum 2013 dan dapat
mempraktekkannya.
10. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pelatihan implementasi kurikulum 2013?
Siapa saja yang diikutsertakan? Di mana dilaksanakannya? Bagaimana
evaluasinya?
Jawaban:
Pelatihan implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan pada tanggal 20-24
Oktober 2014 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dengan mengikutsertakan
guru sesuai dengan undangan bidang studinya dan tempat pelatihannya
berbeda-beda. Saat ini baru beberapa saja yang mengikutinya. Evaluasinya
tidak dilakukan.
11. Bagaimana respon guru terhadap program pengembangan guru tersebut?
Jawaban:
Respon guru diketahui pada rapat kerja dengan menanyakan kepada guru yang
mengikuti. Dan hasilnya bahwa guru yang diikutsertakan merasa senang
karena diperhatika oleh pihak sekolah.
12. Apa tujuan sekolah secara keseluruhan terhadap program pengembangan yang
telah dilaksanakan tersebut?
Jawaban:
Tujuannya sesuai dengan indikator visi sekolah yang unggul dalam
kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Kemudian misinya
melaksanakan pengembangan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Hal tersebut agar guru dapat meningkatkan kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi
profesional. Sehingga guru mampu melakukan tugasnya sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi sebagai guru.
13. Lalu apa saja manfaat yang didapat oleh guru yang mengikuti? Apakah ada
pihak lain yang merasakan manfaatnya?
Jawaban:
Guru mendapatkan ilmu baru, guru tidak akan terbebani oleh tuntutan tugas
sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik, guru merasakan kualitas
mengajar meningkat karena kompetensi sebagai guru juga meningkat. Bagi
sekolah: tingkat pengawasan berkurang karena guru mampu melakukan tugas
tanpa diawasi, kepercayaan masyarakat pada sekolah bertambah karena guru
mampu meluluskan siswa dan sekolah akan mudah mencapai visi.
14. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dilaksanakannya program
pengembangan guru?
Jawaban:
Faktor Pendukung: Adanya kebutuhan guru terhadap program pengembangan
sehingga sekolah mengadakan program pengembangan, adanya respon guru
yang baik terhadap program pengembangan karena mereka merasa
diperhatikan sehingga dapat membantu mereka dalam meningkatkan
kompetensi yang dimilikinya.
Faktor Penghambat: Masih ada guru yang kurang tertarik untuk ikut dalam
program pengembangan, tidak adanya anggaran khusus untuk program
pengembangan sehingga dibuat skala prioritas karena anggaran program
pengembangan sudah menjadi kewajiban sekolah.
15. Apakah ada persyaratan khusus bagi guru yang ingin mengikuti pelatihan dan
pengembangan?
Jawaban:
Tidak ada persyaratan khusus semua guru boleh mengikutinya.
16. Berapa kali kesempatan yang diberikan sekolah kepada guru yang ingin
mengikuti pelatihan dan pengembangan?
Jawaban:
Selama masih ada kegiatan tersebut semua guru diberikan kesempatan.
Mengetahui,
Drs. DjokoTowo HB, M. M. Pd
Narasumber : Yani Yuniartini, S. Pd
Jabatan : Guru BK
Tanggal Wawancara : Jum’at, 17 Oktober 2014
Waktu Wawancara : 09.30-10.30
Lokasi : Kantor Guru
Pokok pembicaraan :
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan?
Jawaban:
Saya sudah bekerja dan mengajar di sekolah ini sekitar 10 tahunan.
2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas?
Jawaban:
Ceramah, diskusi, tanya jawab, melakukan pendekatan pada siswa yang
bermasalah.
3. Apakah Bapak/Ibu membuat silabus dan menyusun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)sebelum memulai pembelajaran?
Jawaban:
Membuat, karena untuk memulai pembelajaran harus berdasarkan pada
silabus dan RPP yang dibuat sehingga pembelajaran dapat terkontrol.
4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran?
Jawaban:
Papan tulis, lcd untuk menampilkan materi pembelajaran yang mengharuskan
menggunakan lcd, materi yang didapat dari internet dan media lain sesuai
dengan kondisi pembelajaran.
5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun
2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan?
Apa saja program pengembangan guru tersebut?
Jawaban:
Saya sebagai ketua coordinator dalam MGMP yang dilaksanakan oleh Dinas
Pendidikan tetapi sebelumnya ada perkumpulan dengan MGMP mata
pelajaran BK di sekolah, workshop, dan pelatihan implementasi kurikulum
2013.
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang
dihadapi Bapak/Ibu?
Jawaban:
Sesuai. Masalah siswa banyak sehingga guru BK sangat berperan untuk itu
perlu pemecahan lain atas masalah yang berbeda-beda dari siswa.
7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Diikutsertakan dalam MGMP karena sebagai ketua koordinator. Dalam
MGMP diajarkan bagaimana menangani anak yang bermasalah dengan
sesama guru BK serta kaitannya dengan pengajaran sebagai guru BK. Adapun
pengetahuan kecerdasan spiritual guru BK sangat berperan pada pelatihan
implementasi kurikulum 2013.
8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik?
Jawaban:
Iya, masalah pada anak sekarang terlalu rumit jadi mesti ada penanganan yang
tepat dan sudah diterapkan dengan baik, mengarahkan anak pada bakat yang
dimiliki sesuai fungsi dan tugas guru BK.
9. Apa saja perubahan yang dirasakan dari program pengembangan guru?
Jawaban:
Pendekatan kepada siswa jadi lebih baik karena mampu membangun
komunikasi dengan siswa sehingga siswa mau untuk membicarakan
permasalahan yang sedang dirasakan. Bila dirasa masalah dengan orang tua
siswa, maka harus dibicarakan juga dengan orang tua siswa.
10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Saya rasa tidak ada.
Mengetahui,
Yuni Yuniartini, S. Pd
Narasumber : M. Ridwan
Jabatan : Guru Mata Pelajaran TIK
Tanggal Wawancara : Senin, 20 Oktober 2014
Waktu Wawancara : 09.00-10.00
Lokasi : Kantor Guru
Pokok pembicaraan :
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan?
Jawaban:
Sudah 11 tahun mengajar.
2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas?
Jawaban:
Lebih pada praktek, walaupun tetap ada ceramah interaktif dengan siswa.
3. Apakah Bapak/Ibu membuat silabus dan menyusun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum memulai pembelajaran?
Jawaban:
Iya membuat. Silabus dan RPP sebagai acuan dalam pembelajaran yang sudah
dinilai kepala sekolah.
4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran?
Komputer, laboratorium komputer, white board, dalam laboratorium ada lcd
untuk praktek dan penggunaan internet sekolah dan pengumpulan tugas
melalui email.
5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun
2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan?
Apa saja program pengembangan guru tersebut?
Jawaban:
Pelatihan komputer, MGMP sekolah, workshop, seminar peningkatan
profesionalisme guru dan dosen.
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang
dihadapi Bapak/Ibu?
Jawaban:
Sebagai guru TIK harus menambah keahlian dalam menggunakan komputer.
7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Seminar peningkatan profesionalisme guru dan dosen dengan tema
profesionalisme guru dan dosen tuntutan zaman sebagai upaya pihak sekolah
dalam mengembangkan diri guru karena dapat memperoleh ilmu baru, dapat
bertemu dengan guru-guru dari sekolah lain, dan memperdalam ilmu yang
sudah dimiliki. Seminar ini saya ikuti atas kemauan dari diri saya sendiri
karena pasti bermanfaat membantu dalam mengajar. Begitu juga dengan
pelatihan komputer untuk memperdalami ilmu agar bisa membantu guru yang
lain yang belum memahami, menggunakan email sebagai cara mengumpulkan
tugas siswa.
8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik?
Jawaban:
Ya. Sudah menerapkannya dengan baik.
9. Apa saja perubahan dalam diri bapak/Ibu dari program pengembangan guru?
Jawaban:
Pengetahuan tentang tugas dan fungsi guru meningkat dengan adanya seminar
peningkatan profesionalisme guru dan dosen.
Mengetahui
M. Ridwan
Narasumber : Drs. Harwiyoto
Jabatan : Guru Mata Penjasorkes
Tanggal Wawancara : Jum’at, 26 September 2014
Waktu Wawancara : 09.00-10.00
Lokasi : Kantor Guru
Pokok pembicaraan :
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan?
Jawaban:
Sudah kurang lebih 13 tahun mengajar di sekolah ini.
2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas?
Jawaban:
Olahraga lebih banyak ke praktek. Sesekali di kelas dengan metode ceramah
dan diskusi.
3. Apakah Bapak/Ibu membuat silabus dan menyusun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum memulai pembelajaran?
Jawaban:
Harus membuat silabus dan RPP karena sebagai acuan dalam proses belajar
mengajar walaupun bukan di kelas bukan berarti tidak menggunakan acuan
dalam pembelajaran.
4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran?
Alat-alat olahraga, kalau di kelas menggunakan buku LKS, white board, dan
lcd proyektor.
5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun
2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan?
Apa saja program pengembangan guru tersebut?
Jawaban:
Hanya workshop sekolah rutin setiap rapat kerja dan MGMP selebihnya
belum pernah lagi mengikuti pelatihan.
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang
dihadapi Bapak/Ibu?
Jawaban:
Pelajaran olahraga menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pelajaran
tersebut agar terlihat bakat yang diminati siswa dan sebagai guru
memfasilitasinya. MGMP membahas cara melaksanakan pembelajaran yang
aktif dan partisipatif siswa.
7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Manfaat MGMP yaitu diajarkan untuk menjadi guru teladan yang akan ditiru
oleh siswa seperti mengajar tepat waktu, memakai celana training pada saat
olahraga, berbahasa yang baik kepada siswa, menggunakan hukuman lain bila
dahulu dengan marah-marah, pembuatan RPP yang sesuai kurikulum yang
diterapkan di sekolah.
8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik?
Jawaban:
Tentunya karena saat mengajar perlu perencanaan yang baik sehingga pada
saat pelaksanaan di dalamnya harus menjadi contoh yang baik bagi siswa
dengan memakai celana training saat olahraga. Sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.
9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru?
Jawaban:
Mampu mengajar dengan baik yang berpatokan pada RPP karena grafik
pembuatan silabus dan RPP akan dinilai sebagai pengembangan, mampu
menggunakan bahasa yang baik kepada siswa jika ada yang bandel misalnya
tidak dengan marah-marah, lebih mengontrol emosi. Penggunaan bahasa yang
baik jadi lebih dekat dengan siswa dan dapat dimengerti oleh siswa serta
imbasnya pada orang tua/wali yang datang ke sekolah karena sekolah
mewajibkan untuk senyum, salam, sapa, sopan, dan santun kepada siapapun.
10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Tidak ada kendala.
Mengetahui,
Drs. Harwiyoto
Narasumber : Drs. Anang Triyuni A, MM
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Matematika
Tanggal Wawancara : Kamis, 02 Oktober 2014
Waktu Wawancara : 09.30-10.30
Lokasi : Kantor Guru
Pokok pembicaraan :
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan?
Jawaban:
Sudah cukup lama sekitar 12 tahun lebih.
2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas?
Jawaban:
Matematika lebih pada mengerjakan soal, tanya jawab saat ini menggunakan
laptop saat mengajar agar lebih bervariasi.
3. Apakah Bapak/Ibu membuat silabus dan menyusun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sebelum memulai pembelajaran?
Jawaban:
Tentu harus membuat silabus dan RPP dalam proses pembelajaran sebagai
acuan guru selama melaksanakan pembelajaran.
4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran?
Seringnya menggunakan white board karena harus menulis tetapi kadang-
kadang menggunakan laptop dan lcd proyektor, buku pelajaran, modul-modul.
5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun
2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan?
Apa saja program pengembangan guru tersebut?
Jawaban:
Yang baru saja diadakan pelatihan implementasi kurikulum 2013, MGMP
dalam sekolah dan workshop.
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang
dihadapi Bapak/Ibu?
Jawaban:
Masalah pembelajaran mengenai perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
sampai evaluasi sesuai dengan kurikulum sekolah.
7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Menyusun silabus dan RPP yang baik dan benar didapatkan manfaatnya dari
workshop pembuatan silabus dan RPP dalam rapat kerja yang hasil
pembuatannya dinilai oleh kepala sekolah serta mengikuti MGMP di sekolah
yang membahas permasalahan kepada sesama guru mata pelajaran. Manfaat
Pengetahuan tambahan tentang kurikulum 2013 didapat dari pelatihan
implementasi kurikulum 2013 yang diadakan oleh Dinas Pendidikan.
8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik?
Jawaban:
Iya, dapat menerapkannya dengan baik sesuai dengan jalur pada silabus dan
RPP yang digunakan.
9. Apa saja perubahan diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru?
Jawaban:
Lebih menguasai pembelajaran dari materi yang akan disampaikan,
menggunakan metode yang bervariasi, menumbuhkan minat siswa pada
pelajaran matematika. Menumbuhkan minat siswa berarti ada komunikasi
antara guru dan siswa sehingga pembelajaran lebih aktif. Sehingga
memudahkan komunikasi dengan orang tua siswa saat melaporkan hasil
belajar siswa.
10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Tidak ada kendala yang berarti.
Mengetahui,
Drs. AnangTriyuni A, MM
Narasumber : Hj. Halimah, S. Pd
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Tanggal Wawancara : Rabu, 08 Oktober 2014
Waktu Wawancara : 09.30-10.30
Lokasi : Kantor Guru
Pokok pembicaraan :
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan?
Jawaban;
Sepuluh tahun lebih mengajar di sekolah ini.
2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas?
Jawaban:
Metode yang bervariasi disesuaikan dengan materi tetap ada diskusi dan
ceramah interaktif.
3. Apakah Bapak/Ibu membuat silabus dan menyusun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sebelum memulai pembelajaran?
Jawaban:
Ya menyusun silabus dan RPP sebelum memulai pembelajaran karena dinilai
oleh kepala sekolah dan hasil dari penilaian tersebut diterapkan pada proses
pembelajaran.
4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran?
Jawaban:
Buku pelajaran, modul yang bersumber dari internet karena di sekolah dapat
mengakses internet dan lcd proyektor.
5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru tahun
2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan?
Apa saja program pengembangan guru tersebut?
Jawaban:
Pernah. Workshop silabus dan RPP, MGMP, seminar Bahasa Indonesia
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang
dihadapi Bapak/Ibu?
Tentu program yang dibuat oleh sekolah maupun dari luar sesuai dengan
masalah yang dihadapi guru.
7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Semua program ada manfaatya seperti seminar Bahasa Indonesia yang diikuti
bermanfaat bagi pengetahuan mengenai bahasa Indonesia, penggunaan variasi
metode dalam mengajar, dapat berinteraksi dan bertukar pengetahuan antar
guru dari sekolah lain.
8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik?
Jawaban:
Dapat membuat silabus dan RPP yang di dalamnya menggunakan metode
yang bevariasi sehingga pada proses pembelajaran dilakukan secara interaktif
dengan siswa. Pembelajaran menjadi yang akif dan menyenangkan.
9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru?
Jawaban:
Pengetahuan bertambah dalam pembuatan silabus dan RPP yang dinilai oleh
kepala sekolah sehingga dapat melaksanakan pembelajaran yang aktif dan
partisipatif dengan siswa karena menggunakan sumber belajar yang dapat
memicu para siswa untuk memperhatikan pembelajaran.
10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Tidak ada.
Mengetahui,
Hj. Halimah, S. Pd
Narasumber : Erlina Rosmaida, S. Pd
Jabatan : Guru Mata Pelajaran IPA
Tanggal Wawancara : Kamis, 09 Oktober 2014
Waktu Wawancara : 09.30-10.30
Lokasi : Kantor Guru
Pokok pembicaraan :
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan?
Jawaban:
Sudah 15 tahun mengajar.
2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas?
Jawaban:
Praktek, ceramah, diskusi, tanya jawab. Metode selalu disesuaikan dengan
situasi dan kondisi selama pembelajaran.
3. Apakah Bapak/Ibu membuat silabus dan menyusun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum memulai pembelajaran?
Jawaban:
Iya, membuat silabus dan RPP kemudian ada penilaian dari kepala sekolah
dan ditandatangani sebagai bahan evaluasi.
4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran?
Jawaban:
Alat-alat peraga IPA, papan tulis, buku paket, lcd proyektor, sumber belajar
dari internet dan LKS
5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun
2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan?
Apa saja program pengembangan guru tersebut?
Jawaban:
Pernah. Workshop yang diadakan rutin oleh sekolah, seminar peningkatan
profesionalisme guru dan dosen yang diadakan di luar sekolah, MGMP
sekolah dan Dinas Pendidikan, pelatihan computer dan yang terakhir
pelatihan implementasi kurikulum 2013.
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang
dihadapi Bapak/Ibu?
Iya. Dalam menerapkan kurikulum baru seperti membuat silabus dan RPP.
7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Sebagai peserta yang diikutsertakan sekolah dalam MGMP tentu ada manfaat
yang dirasakan seperti memperoleh pengetahuaan baru mengenai pembuatan
silabus dan RPP, menggunakan metode yang bervariasi, bertemu guru-guru
dari sekolah lain dengan membahas permasalahan yang dibawa,
mempraktekkan cara mengajar yang benar karena dinilai oleh guru yang lain
dari mulai penampilan, berinteraksi dengan siswa, cara membuka pelajaran,
pelaksanaan pembelajaran sampai tahap evaluasi. Seminar peningkatan guru
dan dosen bermanfaat memperdalami ilmu yang didapat dari MGMP tersebut.
Pelatihan komputer untuk memperdalami keahlian dalam mengoperasikan
komputer, sebagai variasi dalam mengajar dengan adanya lcd, dan berguna
untuk mencari bahan ajar karena sekolah menyediakan internet untuk guru dan
siswa. Untuk pelatihan kurikulum 2013 sebagai pengetahuan tambahan dari
pelatihan implementasi kurikulum 2013 yang terlebih dahulu diadakan
sekolah.
8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik?
Jawaban:
Iya saya dapat menerapkan penggunaan komputer dalam mencari bahan ajar,
silabus dan RPP yang lebih baik lagi setelah dikoreksi oleh kepala sekolah.
9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru?
Jawaban:
Saya menyadari bahwa saya harus meningkatkan lagi kompetensi diri saya
dalam mengajar terlihat dari seminar yang saya ikuti. Interaksi dengan guru
saat seminar membangun komunikasi yang baik saat pembelajaran.
Komunikasi didapat dari diskusi saya dengan guru dari sekolah lain
10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Tidak ada kendala yang saya rasakan.
Mengetahui,
ErlinaRosmaida, S. Pd
Narasumber : Dra. Naili Rahmasari, MM
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Tanggal Wawancara : Selasa, 21 Oktober 2014
WaktuWawancara : 09.30-10.30
Lokasi : Kantor Guru
Pokok pembicaraan :
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan?
Jawaban:
Kurang lebih saya sudah mengajar di sekolah ini sekitar 10 tahun lebih.
2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas?
Metodenya bervariasi sesuai dengan kebutuhan materi, seperti ceramah
interaktif, diskusi, tanya jawab
3. Apakah Bapak/Ibu membuat silabus dan menyusun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum memulai pembelajaran?
Jawaban:
Iya membuat silabus dan RPP sebagai pemahaman guru atas makna dan
tujuan dari RPP tersebut. Dalam membuat rencana terlebih dahulu mengerti
arti dan tujuan dari perencanaan sehingga ketika melaksanakan berdasarkan
pada RPP tersebut. Pembuatannya pada rapat kerja yang terdapat worshop
pembuatan silabus dan RPP kemudian melakukan pengembangan dalam
pembelajaran setelah worshop yang disahkan oleh kepala sekolah.
4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran?
Jawaban:
Buku paket, LKSd, white board di setiap kelas, kadang menggunakan lcd
proyektor.
5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun
2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan?
Apa saja program pengembangan guru tersebut?
Jawaban:
Workshop rutin diadakan pada rapat kerja, seminar peningkatan
profesionalisme guru dan dosen, pelatihan komputer, dan MGMP.
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang
dihadapi Bapak/Ibu?
Sudah sesuai.
7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Seminar peningkatan guru dan dosen sebagai pengetahuan lebih mengenai
tugas dan fungsi guru dengan mendengarkan narasumber lalu tanya jawab dan
berdiskusi antar sesama guru yang hadir. Dalam pembuatan silabus dan RPP
didapat dari rapat kerja yang di dalamnya terdapat workshop pembuatan
silabus dan RPP dan dinilai sebagai pengembangan dalam proses
pembelajaran selanjutnya.
8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik?
Jawaban;
Iya sudah. Sebagai guru agama harus mengajarkan hal-hal yang positif bagi
siswa sebagai teladan sesuai dengan tugas dan fungi sebagai guru. Hal tersebut
yang tertuang dalam silabus dan RPP pada setiap materi yang diajarkan.
9. Apa saja perubahan yang dirasakan dari program pengembangan guru?
Jawaban;
Sebagai guru Agama lebih berhati-hati dengan perbuatan yang nantinya akan
ditiru oleh siswa karena sekolah membiasakan 5S (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan dan Santun), membiasakan memulai pelajaran dengan membaca do’a
agar memberi pengaruh positif terhadap siswa karena sekolah mewajibkan
membaca do’a bersama sebelum memulai pelajaran.
10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Tidak ada.
Mengetahui,
Dra. Naili Rahmasari, MM
Narasumber : Kombali, S. Pd
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Tanggal Wawancara : Senin, 22 September 2014
Waktu Wawancara : 09.30-10.30
Lokasi : Kantor Guru
Pokok pembicaraan :
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan?
Jawaban:
Saya sudah 14 tahun mengajar di sekolah ini.
2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas?
Jawaban:
Metodenya bervariasi sesuai dengan kebutuhan seperti ceramah, diskusi dan
praktek.
3. Apakah Bapak/Ibu membuat silabus dan menyusun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sebelum memulai pembelajaran?
Jawaban:
Iya, membuat RPP karena kita diwajibkan tiap tahun ajaran baru membuat
RPP dan itu dinilai oleh kepala sekolah.
4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran?
Jawaban:
Menggunakan LCD proyektor, buku paket, papan tulis, komputer.
5. Apakah Bapak/Ibu mengikuti program pengembangan guru yang dilaksanakan
tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas
Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut?
Jawaban:
Iya pernah, penyusunan program KBM yang di dalamnya terdapat workshop
silabus dan RPP , pelatihan implementasi kurikulum 2013, dan MGMP.
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang
dihadapi Bapak/Ibu?
Jawaban:
Saya fikir iya, seperti masalah membuat silabus atau RPP dan bagaimana
melaksanakannya dengan baik.
7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Program pengembangan yang diikuti: Workshop pada rapat kerja dan MGMP
sangat membantu dalam pembuatan silabus dan RPP karena mampu
mengembangkannya sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah.
Sehingga ketika mengikuti pelatihan implementasi kurikulum 2013 bertambah
pula pengetahuan akan kurikulum 2013.
8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik?
Jawaban:
Iya saya, dapat mengerti dan memahami pembuatan silabus dan RPP sesuai
kurikulum yang diterapkan di sekolah karena kepala sekolah menilai dan
melihat perkembangan pembuatan RPP para guru.
9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru?
Jawaban:
Dalam melaksanakan pembelajaran sudah dapat melaksanakannya dengan
baik dengan siswa dapat menerima atau menyimak pembelajaran tersebut.
Kemudian dapat memberikan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga
siswa ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi, dapat memahami cara
mendidik yang baik dengan berperilaku baik pula kepada peserta didik selama
mengajar agar peserta didik mengikuti perilaku gurunya baik di luar dan di
dalam sekolah sehingga tercipta suasana yang akrab dengan siswa. Di
sekolahpun mewajibkan untuk menerapkan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan
dan Santun)
10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Menurut saya, tidak ada karena saya merasa mampu menerapkan hasil
program pengembangan dengan baik.
Mengetahui,
Kombali, S. Pd
Narasumber : Faridah, S. Pd
Jabatan : Guru Mata Pelajaran IPS
Tanggal Wawancara : Selasa, 23 September 2014
Waktu Wawancara : 10.00-11.00
Lokasi : Kantor Guru
Pokok pembicaraan :
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan?
Jawaban:
Sudah 10 tahun lebih mengajar di sini.
2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas?
Jawaban:
Metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan yang masih sesuai dengan jalur
RPP, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
3. ApakahBapak/Ibumembuatsilabusdanmenyusun RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran sebelum memulai pembelajaran?
Jawaban:
Iya ada RPP sebelum pembelajaran karena guru harus membuat silabus dan
RPP. Terlebih dahulu guru harus mengerti arti dan tujuan dari perencanaan
pembelajaran sehingga dapat menjadi acuan guru dalam proses belajar
mengajar.
4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran?
Jawaban:
Buku pelajaran dan yang bersumber dari internet, LCD proyektor.
5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru yang
dilaksanakan tahun 2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari
Dinas Pendidikan? Apa saja program pengembangan guru tersebut?
Jawaban:
Iya, workshop yang diadakan sekolah, pelatihan komputer, MGMP sekolah,
dan terakhir pelatihan implementasi kurikulum 2013.
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang
dihadapi Bapak/Ibu?
Jawaban:
Sudah sesuai seperti masalah dalam mengelola pembelajaran yang interaktif
dengan siswa diajarkan pada workshop sekolah, penilaian proses belajar
siswa, menggunakan bahasa yang dapat dimengerti siswa ketika mengajar,
metode yang bervariasi.
7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Manfaat pelatihan komputer sebagai pengetahuan dalam menggunakan
komputer dan mempraktekkannya sebagai metode selain ceramah dengan
menggunakan slide. Untuk mencari bahan ajar sering menggunakan fasilitas
komputer karena sekolah kini telah terpasang internet.
8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik?
Jawaban:
Dengan pelatihan komputer dapat memanfaatkan media pembelajaran dengan
baik sehingga adanya ketertarikan siswa untuk terlibat dalam pembelajaran.
9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu yang dirasakan dari program
pengembangan guru?
Jawaban:
Dari adanya ketertarikan siswa sehingga tumbuhnya partisipasi aktif dari
siswa ke guru. Dan tercipta hubungan yang baik antara siswa dengan guru.
Dengan demikian, komunikasi jadi lebih mudah karena setiap pembelajaran
melibatkan siswa untuk aktif sehingga hubungan antar pribadi baik di dalam
atau luar kelas tidak ada kendala.
10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Tidak ada kendala apa-apa.
Mengetahui,
Faridah, S. Pd
Narasumber : Murti Iriyani, S. Pd
Jabatan : Guru Mata Pelajaran Seni Budaya
Tanggal Wawancara : Senin, 13 Oktober 2014
Waktu Wawancara : 09.30-10.30
Lokasi : Kantor Guru
Pokok pembicaraan :
1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu mengajar di SMPN 131 Jakarta Selatan?
Jawaban:
Sekitar kurang lebih 11 tahun.
2. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di kelas?
Metode bervariasi disesuaikan dengan RPP yang dibuat, namun lebih sering
praktek, ceramah dan diskusi terkadang menggunakan lcd proyektor.
3. Apakah Bapak/Ibu membuat silabus dan menyusun RPP
(RencanaPelaksanaanPembelajaran) sebelum memulai pembelajaran?
Jawaban:
Iya membuat pada saat rapat kerja yang dinilai oleh kepala sekolah.
4. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembelajaran?
Jawaban:
Lcd proyektor, buku pelajaran seni budaya, komputer, papan tulis.
5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti program pengembangan guru pada tahun
2013-2014 baik yang diadakan oleh sekolah maupun dari Dinas Pendidikan?
Apa saja program pengembangan guru tersebut?
Jawaban:
Pernah. Pelatihan implementasi kuriulum 2013, yang rutin MGMP, workshop
di sekolah dan pelatihan komputer.
6. Apakah program pengembangan guru tersebut sesuai dengan masalah yang
dihadapi Bapak/Ibu?
Jawaban:
Ya, sudah sesuai dengan masalah dalam mengajar contohnya harus
melaksanakan dengan baik sesuai dengan silabus dan RPP.
7. Apakah ada manfaat yang diperoleh dari program pengembangan guru
tersebut?
Workshop dalam rapat kerja sangat bermanfaat dalam menyusun silabus dan
RPP karena ada pada pembuatan silabus dan RPP dilakukan oleh guru juga
sebagai pengajar jadi bisa sama-sama belajar kemudian karena ada penilaian
setelah itu, maka dapat mengembangkan silabus dan RPP. MGMP di sekolah
hanya berdiskusi kesulitan mengajar. Pelatihan implementasi kurikulum 2013
yang diadakan Dinas Pendidikan sama seperti workshop pembuatan silabus
dan RPP yang diadakan sekolah. Jadi, hanya sebagai penguatan pengetahuan
saja.
8. Apakah Bapak/Ibu dapat menerapkannya dengan baik?
Jawaban:
Saya menerapkannya karena silabus dan RPP selalu dinilai oleh kepala
sekolah. Menggunakan komputer untuk melakukan penilaian dan
mempergunakan fasilitas internet untuk mengumpulkan tugas melalui email.
9. Apa saja perubahan dalam diri Bapak/Ibu dari program pengembangan guru?
Jawaban:
Mampu membuat silabus juga RPP, masalah yang dihadapi semisal dengan
siswa dapat didiskusikan pada MGMP sekolah, mempergunakan komputer
untuk mencari bahan ajar.
10. Menurut Bapak/Ibu apakah ada kendala selama program pengembangan guru
tersebut?
Jawaban:
Tidak ada kendala.
Mengetahui
Murti Iriyani, S. Pd
Lembar Observasi
“Implementasi Program Pengembangan Guru Dalam Meningkatkan Kompetensi di SMPN 131 Jakarta Selatan”
Nama Guru :
Tanggal :
No. Pernyataan Dilakukan Keterangan Ya Tidak
Kompetensi Pedagogik 1. Pra Pembelajaran
a. Menyiapkan ruang, alat pembelajaran dan media b. Memeriksa kelengkapan siswa
2. Membuka Pembelajaran a. Melakukan kegiatan apersepsi b. Menyampaikan indicator pencapaian kompetensi
3. Kegiatan inti Pembelajaran a. Penugasan materi pelajaran
1. Menunjukkan penugasan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan yang
relevan
3. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 4. Mencapai tujuan komunikatif 5. Menggunakan struktur logika/retorika 6. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki
belajar
7. Mengintegrasikan kerja ilmiah dalam pembelajaran
b. Pendekatan/strategi pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
2. Menguasai kelas 3. Melaksanakan pembelajaran bersifat kontekstual 4. Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
5. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
6. Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipatif
7. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan kegiatan eksplorasi
8. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan kegiatan elaborasi
9. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan kegiatan konfirmasi
c. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran 1. Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan
sumber belajar/media pembelajaran
2. Menghasilkan pesan yang menarik dari penggunaan sumber belajar
3. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
d. Pembelajaran yang memicu dan memlihara keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui interaksi guru, siswa, sumber belajar
2. Merespon positif partisipasi aktif siswa 3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
siswa
4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
5. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar
6. Membantu siswa dalam membentuk sikap cermat dan kritis
e. Penilaian proses dan hasil belajar 1. Memantau kemajuan hasil/indicator pencapaian 2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi
f. Penggunaan bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
benar
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
4. Penutup 1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa
2. Melakukan tindak lanjut dengan member arahan atau tugas sebagai kegiatan remedy
Kompetensi Kepribadian 1. Guru berpakaian rapi dan sopan 2. Guru mencerminkan sikap ketuhanan 3. Guru datang ke kelas tepat waktu 4. Guru mampu menjadi teladan bagi siswa 5. Guru mampu menunjukkan kewibawaan sebagai guru 6. Guru memperlihatkan kebijaksanaan
Kompetensi Sosial 1. Guru mampu berkomunikasi dan bergaul dengan siswa 2. Guru mampu berkomunikasi dan bergaul dengan
sesama guru
3. Guru mampu berkomunikasi dan bergaul dengan orang tua murid
4. Guru bertutur kata sopan 5. Guru berperilaku santun 6. Guru menampilkan senyum 7. Guru berkata salam 8. Guru menyapa setiap pengunjung sekolah Kompetensi Profesional
1. Guru mampu menguasai substansi keilmuan sesuai dengan bidang studinya
2. Guru lulus S1 3. Guru sebagai Pegawai Negeri Sipil
VIII.RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)
No PROGRAM KERJA
RINCIAN PROGRAM KERJA
BENTUK PROGRAM
HASIL YANG DIHARAPKAN
RENCANA ANGGARAN DAN BELANJA SEKOLAH
Pusat (SSN) Komite Sekolah
Dan Lain-lain
1 Penyiapkan semua perangkat dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja/program
Membuat dokumen pelaksanaan rencana kerja/program
Rapat Kerja Sekolah, Workshop
Tersedia semua perangkat dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja/program
7.000.000
12.500.000
2 Bidang kesiswaan
Menyusun tata tertib siswa
Tim Perumus
Tersedia tata tertib siswa yang baik
3.500.000
7650.000
3 Bidang Pengembangan KTSP, Pembelajaran dan Penilaian, dan kalender pendidikan/ akademik
Menyiapkan dokumen Bidang Pengembangan KTSP, Pembelajaran dan Penilaian, dan kalender pendidikan/ akademik
Workshop dan Penugasan
Tersedia semua dokumen Bidang Pengembangan KTSP, Pembelajaran dan Penilaian, dan kalender pendidikan/ akademik
7.000.000
7.750..000
4 Penyusunan, penataan, dan pengembangan struktur organisasi sekolah dan mekanisme kerja
Membuat dokumen Struktrur Organisasi, TUPOKSI, mekanisme kerja dll
Tim Perumus
Tersedia dokumen struktur organisasi, TUPOKSI, Mekanisme Kerja
3.500.000
28.000.000
5 Bidang Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pedoman Kompetensi Guru
WS dan Penugasan
Pendidik dan tenaga pendidikan: Mengikuti pelatihan internal dan eksternal
7.000.000
2.750.000
6 Pengembangan dan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Minimal
Membuat program Pengembangan dan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Minimal
Identifikasi sarana prasarana yang dibutuhkan
Tersedia alat lab. IPA lengkap Prasarana, melengkapi buku
10.500.000
8.750.000
No PROGRAM KERJA
RINCIAN PROGRAM KERJA
BENTUK PROGRAM
HASIL YANG DIHARAPKAN
RENCANA ANGGARAN DAN BELANJA SEKOLAH
Pusat (SSN) Komite Sekolah
Dan Lain-lain
untuk memenuhi SNP
perpustakaan, tersedia lab. Komputer lengkap
7 Pengembangan dan Pemenuhan Sarana dan Prasarana lainnya
Membuat program pengembangan dan pemenuhan sarana dan prasarana lainnya
Identifikasi sarana prasarana yang dibutuhkan dalam beberapa tahun ke depan
Tersedia lab. Multimedia, lab. Bahasa, alat peraga guru yang mutakhir, sistem penilaian yang cepat, tepat dan akurat, semua guru memiliki laptop
3.500.000
2.7500.000
8 Pengembangan dan Pemenuhan Fasilitas Pembelajaran dan Penilaian lainnya
Membuat program Pengembangan dan Pemenuhan Fasilitas Pembelajaran dan Penilaian lainnya
Rapat kerja Tersedia silabus dan pemetaan, RPP 2 semester, KKM 2 semester, dll
7.000.000
10.500.000
9 Pengembangan dan Pemenuhan Keuangan dan Pembiayaan
Membuat program penggunaan keuangan sesuai dana yang dibolehkan
Tim Tersedia APBS
1.750.000
5.000.000
10 Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah
Membuat program Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah
Tim kerja Terlaksana penghijauan, budaya saling menghormati, dll
1.750.000
4. 750.000
11 Pengembangan Peranserta Masyarakat dan Kemitraan
Membuat program Pengembangan Peran serta Masyarakat dan Kemitraan
Penugasan Tersedia dokumen program Pengembangan Peranserta Masyarakat dan Kemitraan
1.750.000
2.000.000
12 Pengembangan Pengawasan dan Evaluasi
Membuat program Pengembangan Pengawasan dan Evaluasi
Tim kerja
Terdapat instrumen penilaian semua aspek pendidikan,
1.750.000
3.500.000
No PROGRAM KERJA
RINCIAN PROGRAM KERJA
BENTUK PROGRAM
HASIL YANG DIHARAPKAN
RENCANA ANGGARAN DAN BELANJA SEKOLAH
Pusat (SSN) Komite Sekolah
Dan Lain-lain
terdapat instrumen penilaian, terdapat instrumen tindak lanjut, melaksanakan kegiatan pengawasan dan penilaian secara periodik3 bulan 1 kali
13 Pengembangan Sistam Informasi Manajemen Sekolah
Membuat program Pengembangan Sistam Informasi Manajemen Sekolah
IHT Pendidik dan tenaga kependidikan mampu mengoperasikan komputer secara benar, memiliki laptop, dll
7.000.000
9.500.000
14
Rencana kerja/program Pembelajaran
Membuat program Rencana kerja/pembelajaran yang variatif
MGMP per mata pelajaran
Guru memiliki 1.Metode pembelajaran Variatif
7.000.000
2.750.000
Jumlah 70.000.000