implementasi program rintisan sekolah bertaraf ... · berbasis tik, melaksanakan ujian sekolah...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH
BERTARAF INTERNASIONAL DI SMP NEGERI 1
SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh :
DIANA
NIM : X7406065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH
BERTARAF INTERNASIONAL DI SMP NEGERI 1
SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh:
DIANA
NIM : X7406065
Skripsi
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sutaryadi, M. Pd Susantiningrum, SPd.SE MABNIP. 19540526 198103 1 004 NIP. 19761229 200501 2 002
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda tangan
Ketua : Dra. C. Dyah SI, M.Pd 1........................
Sekretaris : Dra. Patni Ninghardjanti , M.Pd 2........................
Anggota I : Drs. Sutaryadi, M. Pd. 3........................
Anggota II : Susantiningrum, SPd.SE MAB 4.......................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.NIP. 19600727 198702 1 001
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRAK
Diana, Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional diSMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi, Surakarta:Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, November2010.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui dan mengkaji ImplementasiProgram Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMP Negeri 1Sukoharjo (2) mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1Sukoharjo dalam mengarahkan sekolahnya menuju bertaraf Internasional (SBI)(3) mendeskripsikan usaha-usaha apa saja yang dilakukan SMP Negeri 1Sukoharjo untuk mengatasi kendala tersebut.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif denganstrategi tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan adalah informan,dokumen dan arsip, serta tempat/peristiwa. Teknik sampling yang digunakandalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dan Snowball Sampling. Teknikpengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, analisis dokumendan arsip, serta observasi. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi datadan trianggulasi metode. Sedangkan Teknik analisis data menggunakan modelinteraktif mengalir.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) ImplementasiProgram Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 SukoharjoTahun Ajaran 2009/2010 tertuang dalam delapan komponen yaitu, (a) Standarkompetensi lulusan berupa input siswa dengan nilai 75, nilai KKM sedangberjalan menuju KKM ideal yaitu 75, mencapai nilai Ujian Nasional 75 setiapmata pelajaran untuk kelas RSBI, memenuhi SNP dan diperkaya keunggulanmutu lulusan dengan keunggulan tertentu yang berasal dari negara OECD ataunegara maju lainnya (b) Standar isi (kurikulum) menggunakan KTSP Plus , (c)Standar proses (proses pembelajaran) berupa pembelajaran yang menumbuhkandan mengembangkan daya kreasi, inovasi nalar, dan eksperimen untukmenemukan kemungkinan-kemungkinan baru, pembelajaran PAKEM,pembelajaran bilingual dan pembelajaran TI, (d) Standar pendidik dankependidikan yaitu guru dan karyawan sebagian besar sudah memiliki nilaiTOEFL yang berstandar internasional dan Kepala sekolah juga sudah mencapainilai yang sesuai dengan standar tersebut. Kepala sekolah sudah memenuhi syaratuntuk menjadi kepala sekolah RSBI yaitu berpendidikan S2 dari perguruan tinggiyang terakreditasi A, telah mengikuti pelatihan kepala sekolah yang diakuipemerintah, dapat berbahasa inggris secara aktif dan memiliki visi internasional,mampu membangun jejaringan internasional, memiliki kompetensi manajerialserta jiwa kepemimpinan dan entreprenual (kewirausahaan) yang kuat, (e) Standarsarana dan prasarana yaitu rata-rata rasio jumlah siswa 1:28, perpustakaan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
memiliki buku cetak untuk setiap mata pelajaran, laboratorium komputer memilikijumlah komputer yang sesuai dengan jumlah siswa, memiliki buku referensi bagiguru, namun belum memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja dalam unitkesehatan, (f) Standar pembiayaan diperoleh dari pemerintah pusat, pemerintahdaerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi dan Direktur JendralPendidikan Dasar dan Menengah, (g) Standar pengelolaan (manajemen)menggunakan manajemen mutu ISO versi 9001:2008, (h) Standar penilaianberbasis TIK, melaksanakan ujian sekolah dengan bahasa pengantar bahasainggris serta melakukan sertifikasi yang diadakan oleh Dirjen Dikdasmen; (2)Kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam mengarahkansekolahnya menuju bertaraf Internasional (SBI) yaitu (a) Kekurangan dana, (b)Kualitas SDM belum memenuhi standar dalam sekolah RSBI, (c) Kurikulumsekolah (RSBI) yang belum memenuhi standar; (3) Usaha-usaha yang dilakukanSMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan rintisansekolah bertaraf internasional yaitu (a) Mengajukan proposal kepada pemerintahuntuk mendapatkan dana pengembangan sekolah, (b) Memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, (c) Pengembangan prosesdan isi dari referensi-referensi sekolah bertaraf internasional untukmengembangkan kurikulum yang diterapkan pada proses pembelajaran.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT
Diana, Implementation Program of International Standard SchoolPioneering in SMP Negeri 1 Sukoharjo in Academic Year 2009/2010. Essay,Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of SebelasMaret, November 2010.
The purpose of this study are: (1) to understand and study theimplementation program of standard international school (RSBI) in SMP Negeri 1Sukoharjo (2) to describe the constraints faced by SMP Negeri 1 Sukoharjo indirecting the school towards an International (SBI) (3) to describe any efforts bySMP Negeri 1 Sukoharjo to overcome these obstacles.
This study used a qualitative descriptive research with a single fixedstrategy. Sources of data used informants, documents and archives, as soon as aplace / event. The sampling technique used in this study was purposive samplingand Snowball Sampling. Techniques of data collection techniques used wereinterviews, document analysis and archival, as soon as observation. The validityof the data used is the triangulation of data and triangulation of methods. Whilethe analysis using an interactive model of flow.
Based on the results of this study concluded that: (1) Implementationstandard international school Pioneering in SMP Negeri 1 Sukoharjo in AcademicYear 2009/2010 set out in the eight components, namely, (a) the standard ofcompetence in the form of graduate student input with a value of 75, KKM valuewas walking toward KKM ideal value of 75, reaching values NationalExamination 75 each subject to RSBI class, meet the SNP and excellence enrichedquality of graduates with certain advantages that come from OECD countries orother developed countries (b) Standard content (curriculum) using KTSP Plus, (c )standard process (learning process) in the form of learning that fosters anddevelops creativity, innovation reasoning, and experimentation to discover newpossibilities, PAKEM learning, bilingual teaching and learning IT, (d) educatorsand educational standards of teachers and employees of most of the already have aTOEFL score of international standard and headmaster, has reached the value inaccordance with these standards. The school principal is eligible to becomeprincipals are educated RSBI S2 (magister) from an college that is accridated of“A”, has been training school principals recognized by the government, can speakenglish actively and have international vision, able to build an international,managerial competence and leadership skills and entreprenual (entrepreneurship)is strong, (e) The standard of facilities and infrastructure that is the average ratioof student numbers 1:28, the library has a print book for each subject, a computerlab has a number of computers in accordance with the number of students, has areference book for teachers , but do not have a safety assurance system in healthunits, (f) Standard of financing obtained from the central government, local
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
government, district government, the provincial government and the DirectorGeneral of Primary and Secondary Education, (g) Standard of management usingISO quality management 9001:2008 version, (h) Standard of ICT-basedassessments, conducting school examinations by introduction english and conductcertification held by the Director General Dikdasmen, (2) The constraints faced bySMP Negeri 1 Sukoharjo in directing the school towards an International (SBI ),is (a) Lack of funds, (b) Quality human resources do not meet the standards inschool RSBI, (c) The curriculum of schools (RSBI) which do not meet standards,(3) Efforts that do SMP Negeri 1 Sukoharjo to overcome obstacles in theimplementation pioneering international school namely (a) To submit proposals tothe government to get funds for school development, (b) Provide training toimprove the quality of teachers, (c) Development of process and content ofreferences to international schools to develop curriculum that applied to thelearning process.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
MOTTO
“Mengakui kekurangan diri adalah tangga untuk mencapai cita-cita, dan
berusaha untuk mengisi kekurangan tersebut adalah keberanian yang luar
biasa.”
(Hamka)
“Sesungguhnya Sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai(dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain.”
(Qs. Alam Nasrah ayat 6-7))
“Kebahagiaan adalah saat kita bisa meraih apa yang kita impikan dengan
tetesan keringat kita sendiri.”
(Peneliti)
“Hidup adalah bagaimana kita bisa menghargai orang apa adanya dan bukan
karena apa yang dimilikinya”
(Peneliti)
“Hidup adalah mempersembahkan yang terbaik, dan bermakna bagi dunia dan
akherat.”
(Peneliti)
PERSEMBAHAN
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada :
Ibu dan Bapak Tercinta
Kakak-kakak aku tersayang
Saudara-saudara dan keluarga
besarku yang selalu mendukungku,
Teman-temanku semua
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian
prasyarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UNS Surakarta
3. Ketua Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNS Surakarta
4. Dra. C. Dyah S. Indrawati, M. Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UNS Surakarta
5. Bapak Drs. Sutaryadi, M. Pd., selaku Pembimbing I
6. Ibu Susantiningrum, S. Pd. SE. MAB, selaku Pembimbing II
7. Bapak/Ibu dosen Khususnya BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang
telah memberi banyak ilmu.
8. Bapak Bambang Maryadi,S. Pd.M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Sukoharjo yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian di Sekolah
yang beliau pimpin.
9. Ibu Dra. Indiah Dewi Murni, M.Pd., selaku WAKA 2 yang telah banyak
membantu dalam penyediaan infomasi.
10. Ibu dan bapak yang telah senantiasa memberikan doa dan dorongan, kakakku,
kakek dan nenekku yang selalu memberi semangat dan motivasi sehingga
peneliti dapat menyelesaikan sekripsi ini.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
11. Teman-temanku Rini, Fahim, Vera, Vivin, Ratna, Prengky, Yuli, Mala,
Maria, Ika, Wartini, Anum, Dias, Dian, Sari, Neti, Naning, Purnama, Inti,
Rika, Tiwi, Kemi, Iyut, Mas Rangga, Mas Prima, Niko, Romadhan, Rohmat,
yang tak akan terlupakan dan tergantikan.
12. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun
diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga
bagi pembaca.
Surakarta, 18 Oktober 2010
Peneliti
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN.......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK............................................................................... v
HALAMAN MOTTO................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................... 1
B. Perumusan Masalah ......................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI............................................................. 6
A. Tinjauan Pustaka.............................................................. 6
1. Tinjauan tentang Pendidikan ...................................... 6
2. Tinjauan tentang Sekolah Menengah
Pertama...................................................................... 8
3. Tinjauan tentang Sekolah Bertaraf
Internasional .............................................................. 9
B. Kerangka Berfikir ............................................................ 22
BAB III METODOLOGI..................................................................... 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………................ 25
B. Bentuk dan Strategi Penelitian………………… .............. 26
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
C. Sumber Data…………………………………… .............. 27
D. Teknik Sampling…………………................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data…………………….. .............. 30
F. Validitas Data………………………………….. .............. 31
G. Analisis Data………………………………….................. 32
H. Prosedur Penelitian……………………………. ............... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN............................................................ 37
A. Deskripsi Lokasi Penelitian……………………………… 37
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 1 Sukoharjo. 37
2. Visi, Misi, Tujuan dan Program Strategis SMP
Negeri 1 Sukoharjo..................................................... 37
3. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Sukoharjo ............. 41
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian……………………...... 48
1. Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo .................. 49
2. Kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1
Sukoharjo dalam mengarahkan sekolahnya menuju
bertaraf Internasional .................................................. 70
3. Usaha-usaha yang dilakukan smp negeri 1 sukoharjo
untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan
rintisan sekolah bertaraf internasional ......................... 73
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori...... 77
1. Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo .................. 77
2. Kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1
Sukoharjo dalam mengarahkan sekolahnya menuju
bertaraf Internasional .................................................. 85
3. Usaha-usaha yang dilakukan smp negeri 1 sukoharjo
untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan
rintisan sekolah bertaraf internasional ......................... 87
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............................. 89
A. Simpulan.......................................................................... 89
B. Implikasi .......................................................................... 94
C. Saran................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 97
LAMPIRAN
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMP Negeri
1 Sukoharjo .................................................................................. 37
Tabel 2. Jabatan-Jabatan yang terdapat di SMP Negeri 1
Sukoharjo ..................................................................................... 41
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir ............................................................ 24
Gambar 2. Skema Model Analisis Interaktif Mengalir .................................. 33
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian .......................................................... 36
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Lampiran 3. Pedoman Wawancara
Lampiran 4. Field Note Wawancara
Lampiran 5. Daftar Rekap Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM)
Lampiran 7. Daftar Nilai Ujian Nasional SMP Negeri 1 sukoharjo Tahun
Pelajaran 2009 / 2010
Lampiran 8. Data Prestasi Siswa Pada Dasawarsa Terakhir (2001-2010)
Lampiran 9. Kalender Pendidikan SMP Negeri 1 Sukoharjo
Lampiran 10. Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 sukoharjo
Lampiran 11. Jadwal pelajaran SMP Negeri 1 sukoharjo Semester genap tahun
Pelajaran 2009 / 2010
Lampiran 12. Daftar Wali Kelas dan Jumlah Siswa
Lampiran 13. Bagan Struktur Organisasi
Lampiran 14. Daftar fasilitas sekolah
Lampiran 15. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out
Lampiran 16. Surat Keterangan Telah Mengadakan Research/Try Out
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor yang menentukan kecerdasan suatu bangsa.
Melalui pendidikan, manusia dibekali ilmu pengetahuan dan pengajaran tentang
kehidupan yang mencakup banyak hal seperti afektif, psikomotor, dan kognitif.
Sebagai salah satu cita-cita nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa maka proses pencerdasan dapat dilakukan
melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Pencerdasan melalui
pendidikan formal (sekolah) harus tetap dijalankan, apalagi mulai tahun 1984
telah diwajibkan pendidikan 9 tahun untuk setiap masyarakat sehingga pendidikan
menjadi kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat. Upaya pencerdasan
melalui pendidikan non formal dapat diperoleh melalui pengalaman yang sifatnya
empiris yang dapat memberikan pengajaran hidup yang bermakna apalagi ada
pepatah yang mengatakan “Pengalaman adalah guru terbaik”.
Kemajuan teknologi, komunikasi, dan transportasi membuat jauhnya
jarak antar bangsa tidak lagi menjadi hambatan karena semuanya dapat diakses
dengan mudah. Era globalisasi menuntut setiap bangsa khususnya Indonesia untuk
mampu bersaing di segala bidang termasuk pendidikan. Sistem pendidikan yang
pernah berlaku di Indonesia adalah sistem birokratis-sentralistik atau sistem
manajemen pendidikan terpusat, yaitu segala kebijakan dan keputusan dibuat oleh
atasan (pemerintah pusat). Sementara sekolah hanya sebagai pelaksana kebijakan-
kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Dengan adanya Undang-undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 tentang
otonomi daerah yang secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi diberbagai bidang termasuk pendidikan.
maka sekolah dituntut untuk ikut serta terlibat secara aktif dan dinamis dalam
rangka proses peningkatan kualitas pendidikan (desentralistik) yaitu secara
mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas-prioritas,
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber
yang ada baik kepada masyarakat maupun pemerintah.
Oleh karena itu, maka diperlukan suatu peranan manajemen sekolah
melalui strategi sekolah yang dapat menciptakan sekolah yang bermutu sehingga
mampu membekali siswanya di era global ini. Peningkatan kompetisi, pilihan, dan
tuntutan masyarakat mempengaruhi pendidikan saat ini. Pendidikan di Indonesia
perlu mendapat pengaturan dan standarisasi untuk memenangkan kompetisi dan
peningkatan mutu terus menerus. Fokus utama yang harus perhatikan dalam
peningkatan mutu pendidikan adalah peningkatan institusi sekolah sebagai basis
utama pendidikan, baik aspek manajemen, sumber daya manusianya, maupun
sarana dan prasarananya.
Pendidikan di Indonesia pada era globalosasi dituntut untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang unggul di bidang pengetahuan
serta mampu bersaing di dunia teknologi. Teknologi komunikasi dan informasi
yang begitu pesat rasanya memang tidak menjadikan perdebatan bila
perkembangan ini diikuti dengan mendirikan sekolah bertaraf internasional
di Indonesia. Pendidikan dan pelatihan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan
sehubungan menjelang Tahun 2020. Perkonomian Indonesia akan berubah dan
berkembang ke arah perekonomian global sehingga diperlukan pengembangan
sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang mampu
memenuhi dan mengimbangi kebutuhan lokal, regional maupun internasional.
Maka dari itu untuk mendukung tujuan tersebut pemerintah mempunyai
ide dasar untuk mewujudkan sekolah yang membekali peserta didiknya
berdasarkan standar nasional pendidikan dan bertaraf internasional sehingga
lulusannya memiiki daya saing internasional. Tujuan utama penyelenggaraan
Sekolah Bertaraf Internasional adalah upaya perbaikan kualitas pendidikan
nasional, khususnya supaya eksistensi pendidikan nasional Indonesia diakui di
mata dunia dan memiliki daya saing dengan negara-negara maju lainnya.
Kebijakan pemerintah mengenai Sekolah Bertaraf Internasional didukung
secara penuh seperti yang di cantumkan pada UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas Pasal 50 ayat (3). SBI merupakan proyek prestisius, karena akan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dibiayai oleh Pemerintah Pusat 50%, Pemerintah Propinsi 30%, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota 20%. Pada dasarnya kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional
merupakan langkah maju untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Namun dalam
pelaksanaannya, sampai sekarang ini masih terdapat masalah sehingga
pelaksanaan program Sekolah Bertaraf Internasional tersebut tidak dapat berjalan
dengan lancar.
Masalah yang dimaksud adalah mengenai kurikulum yang diterapkan di
sekolah yang selama ini belum sepenuhnya mengadopsi dan beradaptasi dengan
kurikulum dari negara-negara maju yang tergabung dalam Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD) dan negara maju lainnya.
sehingga dalam proses pembelajarannya itu belum secara maksimal menggunakan
Bahasa Inggris. Selain itu, sekolah juga belum secara maksimal memanfaatkan
Teknologi Informasi (TI) dalam proses pembelajarannya, dan partisipasi dari
masing-masing warga sekolah masih dirasa kurang sehingga mengakibatkan
program SBI tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar.
SMP Negeri 1 Sukoharjo merupakan salah satu sekolah yang
mengarahkan sekolahnya menuju sekolah yang berstandar internasional.
Pelaksanaan program RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang baik terhadap mutu pendidikan di Indonesia. Dan
dengan pelaksanaan program RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo, maka sekolah
dapat membekali lulusannya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada
dalam sekolah tersebut serta menciptakan lulusan yang berkualitas internasional.
Dengan demikian alumni SMP Negeri 1 Sukoharjo mereka dapat melanjutkan
serta diterima ke jenjang berikutnya yaitu SMA (Sekolah Menengah Atas) atau
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang favorit. Maka dari uraian di atas
menimbulkan keinginan peneliti untuk meneliti dan mengkaji secara mendalam
tentang “IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH
BERTARAF INTERNASIONAL DI SMP NEGERI 1 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2009/2010”
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pernyataan mengenai permasalahan apa
saja yang akan diteliti untuk mendapatkan jawabannya. Berdasarkan latar
belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) di SMP Negeri 1 Sukoharjo?
2. Apa kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam
mengarahkan sekolahnya menuju bertaraf Internasional (SBI)?
3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk
mengatasi kendala tersebut?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah
dirumuskan secara tegas dalam rumusan masalah. Tujuan yang ingin dicapai
peneliti dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui dan mengaji Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) di SMP Negeri 1 Sukoharjo.
2. Mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo
dalam mengarahkan sekolahnya menuju bertaraf Internasional (SBI).
3. Mendeskripsikan usaha-usaha apa saja yang dilakukan SMP Negeri 1
Sukoharjo untuk mengatasi kendala tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan informasi
yang akurat, rinci, dan faktual sehingga akan memberikan manfaat yang besar
bagi peneliti dan orang lain. Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari sudut
aplikasi dalam konteks kehidupan manusia yaitu :
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu pendidikan serta cakrawala pandang tentang implementasi Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah sebagai
sumbangan pemikiran dalam hal implementasi program Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI).
b. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai referensi yaitu studi
pendalaman tentang implementasi program Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana (S1).
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia,
1889 - 1959) merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut : “Pendidikan
umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan
bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya”.
Kamus Bahasa Indonesia (1991:232) menyebutkan bahwa pendidikan
berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga
menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara
dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran.
Lebih lanjut dalam UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional, Disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pengertian diatas merupakan pengertian pendidikan dari berbagai pihak,
sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan pada penelitian ini adalah usaha
sadar dan terencana untuk memelihara serta memberi latihan kepada peserta didik
sehingga terwujudnya suatu suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif
mengembangkan potensi yang ada pada anak didik yaitu kekuatan spiritual
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
b. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan di Indonesia dicantumkan dalam TAP MPR No
4/MPR/1975 Disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah membangun di bidang
pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk
membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk
membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya; memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab
dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa; dapat
mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur;
mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan
yang termaksud dalam UUD 1945, Bab II (Pasal 2, 3, dan 4).
UU No. 2 Tahun 1985 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya
yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan berbangsa.
Pengertian diatas merupakan pengertian tujuan pendidikan dari berbagai
pihak, sedangkan tujuan pendidikan pada penelitian ini adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya sehingga
menjadi manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri,
maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional
,sehat jasmani dan rohani, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan berbangsa yang berdasar atas falsafah negara pancasila.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Tinjauan tentang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain
yang sederajat. Menurut Pasal 28 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Dasar merupakan pendidikan awal
selama 9 tahun pertama masa sekolah anak-anak, yaitu di SD dan SMP. Pada
masa ini para siswa mempelajari bidang-bidang studi antara lain:
a. Ilmu Pengetahuan Alam
b. Matematika
c. Ilmu Pengetahuan Sosial
d. Bahasa Indonesia
e. Bahasa Inggris
f. Pendidikan Seni
g. Pendidikan Olahraga
Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar, yakni SD atau yang sederajat selama enam tahun dan SMP atau
yang sederajat selama tiga tahun. SMP diselenggarakan oleh pemerintah maupun
swasta. SMP adalah tingkatan atau jenjang pendidikan dasar formal di Indonesia
setelah SD dan merupakan persiapan bagi SMA.
SMP ditempuh dalam waktu tiga tahun, mulai dari Kelas VII (tujuh)
sampai Kelas IX (sembilan). Murid Kelas IX pada akhirnya diwajibkan untuk
mengikuti Ujian Nasional (UN) yang dapat mempengaruhi kelulusan peserta
didik. Lulusan dari SMP dapat melanjutkan pendidikan ke SMA atau SMK atau
sederajatnya. Pada umumnya pelajar SMP berusia antara umur 13-15 tahun.
Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada Tahun 2001, pengelolaan
SMP Negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen
Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab kabupaten/kota. Sedangkan
Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
standar nasional pendidikan. Secara struktural, SMP Negeri merupakan Unit
Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan kabupaten/kota.
3. Tinjauan tentang Sekolah Bertaraf Internasioanal
a. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
Agus Purwanto (2009:5) menyatakan bahwa Sekolah Bertaraf
Internasional adalah Sekolah Nasional yang menyiapkan peserta didiknya
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) Indonesia dan tarafnya
Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing
internasional.
Sedangkan menurut Sutopo Ghani Nugroho (http://www.
belajarmandiri.blogspot.com, Jumat, 3 juli 2009) pengertian Sekolah Bertaraf
Internasional adalah sekolah nasional yang menyelenggarakan pendidikan
berdasarkan atau telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan sebagai Indikator
Kinerja Kunci Minimal (IKKM), dan mutu internasional sebagai Indikator Kinerja
Kunci Tambahan (IKKT), sehingga lulusannya memiliki mutu/kualitas bertaraf
nasional dan internasional sekaligus.
Sebagaimana pengertian Sekolah Bertaraf Internasional yang
disampaikan diatas, yang dimaksud dengan Sekolah Bertaraf Internasional pada
penelitian ini adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Indonesia sebagai Indikator Kinerja
Kunci Minimal dan mutu internasional sebagai Indikator Kinerja Kunci
Tambahan, sehingga lulusannya memiliki mutu/kualitas bertaraf nasional dan
internasional sekaligus.
Sekolah Bertaraf Internasional dapat dirumuskan sebagai berikut : SBI =
SNP + X. SNP adalah standar nasional pendidikan yang meliputi standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar
pengelolaan, dan standar penilaian. Komponen X merupakan penguatan,
pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman melalui adaptasi atau adopsi
terhadap standar pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri, yang diyakini
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional ( Depdiknas,
2007:3).
Visi Sekolah Bertaraf Internasional adalah ”terwujudnya insan Indonesia
yang cerdas dan kompetitif secara internasional”. Visi tersebut memiliki implikasi
bahwa penyiapan manusia bertaraf internasional memerlukan upaya-upaya yang
dilakukan secara intensif, terarah, terencana, dan sistematik agar dapat
mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, damai, dihormati, dan diperhitungkan
oleh bangsa-bangsa lain. Maka dari itu misi Sekolah Bertaraf Internasional adalah
mewujudkan manusia Indonesia cerdas dan kompetitif secara internasional, yang
mampu bersaing dan berkolaborasi secara global. Penyelenggaraan Sekolah
Bertaraf Internasional bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkelas
nasional dan internasional sekaligus.
b. Latar Belakang Sekolah Bertaraf Internasional
Menurut Kir Haryana (2007;37), Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf
Internasional dilatar belakangi oleh tiga alasan yaitu:1) Era globalisasi yang
menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam teknologi, manajemen dan
sumber daya manusia, 2) Dasar hukum yang kuat, 3) Penyelenggaraan Sekolah
Bertaraf Internasional didasari oleh filosofi eksistensialisme dan esensialisme
(fungsionalisme). Keunggulan teknologi akan menurunkan biaya produksi,
meningkatkan kandungan nilai tambah, memperluas keragaman produk dan
meningkatkan mutu produk. Keunggulan manajemen akan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi. Keunggulan sumber daya manusia merupakan kunci daya
saing karena SDM yang akan menentukan siapa yang mampu menjaga
kelangsungan hidup, perkembangan, dan kemenangan dalam persaingan.
Dasar hukum Sekolah Bertaraf Internasional dapat ditemui dalam UU
No. 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3 tentang sistem pendidikan nasional (UUSPN
20/2003) yang menyebutkan bahwa “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua
jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf
internasional. Demikian pula halnya, ayat 1 pasal 61 Peraturan Pemerintah
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Nomor 19 mengamanatkan bahwa pemerintah bersama-sama pemerintah daerah
menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi satu satuan yang bertaraf
internasional.
Filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa pendidikan harus
menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin
melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat,
pro-perubahan, kreatif, inovatif, eksperimentif, menumbuhkan dan
mengembangkan bakat, minat, serta kemampuan peserta didik. Filosofi
eksistensialisme ini berpandangan bahwa dalam proses belajar mengajar, peserta
didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan,
mengeksiskan, menyalurkan semua potensinya, baik potensi (kompetensi)
intelektual (IQ), emosional (EQ), dan Spiritual (SQ). Sedangkan Filosofi
esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan
kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor
dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan
tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia
Indonesia yang mampu bersaing secara internasional.
c. Karakteristik Sekolah Bertaraf Internasional
Sekolah yang telah bertaraf internasional harus memiliki keunggulan
yang ditunjukkan oleh pengakuan internasional terhadap masukan, proses dan
hasil-hasil pendidikan dalam berbagai aspek. Pengakuan tersebut dibuktikan
dengan sertifikasi berpredikat baik dari salah satu anggota OECD dan/atau negara
maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan,
diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta
lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Lulusan Sekolah
Bertaraf Internasional diharapkan, menguasai kompetensi sesuai dengan Setandar
Nasional Pendidikan di Indonesia, serta menguasai kemampuan-kemampuan
kunci global agar setara dengan lulusan negara-negara maju yang lain.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Menurut Stella Maris (www.stellamarisserpong.wordpress.com), bahwa
Sekolah Bertaraf Internasional itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yangdikembangkan dari standart isi, standart kompetensi kelulusan dan kompetensidasar yang diperkaya dengan muatan Internasional.
2. Menerapkan proses pembelajaran dalam Bahasa Inggris, minimal untuk matapelajaran MIPA dan Bahasa Inggris.
3. Mengadopsi buku teks yang dipakai Sekolah Bertaraf Internasional (negaramaju).
4. Menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari standar kompetensilulusan yang ada di dalam Standar Nasional Pendidikan
5. Pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi standart kompetensi yangditentukan dalam Standar Nasional Pendidikan.
6. Sarana/prasarana memenuhi Standar Nasional Pendidikan.7. Penilaian memenuhi standar nasional dan Internasional.
d. Profil Sekolah Bertaraf Internasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengeluarkan
rumusan tentang profil Sekolah Bertaraf Internasional yang mencakup komponen-
komponen utama di sekolah. Sekolah bertaraf internasional terdiri dari delapan
komponen utama yang meliputi : standar kompetensi lulusan, standar isi, standar
proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pembiayaan, standar pengelolaan, dan standar penilaian (Depdiknas,
2007:3).
1) Standar Kompetensi Lulusan
Sebagaimana dikemukakan dalam peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa
“Standar Kompetensi Lulusan adalah kualitifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”. Standar Kompetensi lulusan
tersebut berfungsi sebagai kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik pada
setiap satuan pendidikan, rujukan untuk penyusunan standar – standar pendidikan
lain dan merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar pada
jenjang pendidikan dasar serta merupakan pedoman penilaian dalam penentuan
kelulusan peserta didik yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
serta mencakup aspek sikap , pengetahuan dan keterampilan.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sekolah bertaraf internasional
berdasarkan Permendiknas (2009: 78) :
1. Mendapat Input Siswa dengan nilai 75;2. Mencapai nilai KKM 75;3. Mencapai nilai UN 75;4. Memenuhi SNP dan diperkaya keunggulan mutu lulusan dengan keunggulan
tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya5. Berdaya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan
menampilkan keunggulan lokal ditingkat internasional;6. Mampu bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan
perolehan medali emas, perak, perunggu7. Memperoleh penghargaan internasional lainnya;8. Berperan aktif secara internasional dalam menjaga kelangsungan hidup dan
perkembangan dunia dari perspektif ekonomi, sosio-kultural, dan lingkunganhidup;
9. Menggunakan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informasisecara professional.
Penelitian ini menggunakan standar kopetensi lulusan yang mengacu
pada:
a. Mendapat Input Siswa dengan nilai 75;
b. Mencapai nilai KKM 75;
c. Mencapai nilai UN 75;
d. Memenuhi SNP dan diperkaya keunggulan mutu lulusan dengan keunggulan
tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya
2) Standar Isi (Kurikulum)
Menurut S. Nasution (2008:5), kurikulum merupakan suatu rencana yang
disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
Berdasarkan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 ayat 19, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.”
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Pengertian diatas merupakan pengertian kurikulum dari berbagai pihak,
sedangkan yang dimaksud dengan kurikulum pada penelitian ini merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajarnyayang berfungsi untuk melancarkan proses
berlajar mengajardalam mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi, bahan dan strategi pembelajaran sebagai acuan
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pembelajaran di sekolah pelaksana Sekolah
Bertaraf Internasional untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guna
meningkatkan kualitas kompetensi siswa.
Sekolah Bertaraf Internasional menggunakan kurikulum nasional yang
dikembangkan sekolah dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Sekolah Bertaraf Internasional menggunakan KTSP yang diperkaya agar
memenuhi standar nasional pendidikan plus kurikulum internasional yang digali
(adopsi dan adaptasi) dari berbagai sekolah mitra baik dalam maupun luar negeri,
yang memiliki reputasi internasional.
3) Standar Proses (Proses Pembelajaran)
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. (Falah Yunus, http//www. falsburgers.biz, 12 Mei 2004)
Sedangkan menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses dalam kontek
ini menunjukkan adanya interaksi antara komponen-komponen dalam lingkup
sekolah dan pembelajaran yang mencakup guru, siswa, sumber belajar, serta
sarana prasarana.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Pengertian diatas merupakan pengertian pembelajaran dari berbagai
pihak, sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran pada penelitian ini adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar dengan tujuan agar terjadi suatu proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.
Standar proses pembelajaran Sekolah Bertaraf Internasional yaitu: (1)
pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk
menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, (2) menerapkan model
pembelajaran aktif (cooperative learning), kreatif (quantum learning), efektif
(learning revolution) dan menyenangkan (contextual learning), yang kesemuanya
itu telah memiliki standar internasional. (3) menerapkan proses pembelajaran
berbasis teknologi informasi dan komunikasi. (4) Proses pembelajaran
menggunakan Bahasa Inggris khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan
teknologi.
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru, telah di tetapkan bahwa “Setiap guru wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara
nasional”. Kualifikasi akademik ditempuh melalui pendidikan formal atau melalui
uji kelayakan dan kesetaraan. Kualifikasi akademik yang ditempuh melalui
pendidikan formal adalah minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (SI)
program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan
diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Sedangkan kualifikasi akademik
guru yang ditempuh melalui uji kelayakan dan kesetaraan adalah bagi seseorang
yang memiliki keahlian tanpa ijasah dan pelaksanaannya dilakukan oleh
perguruan tinggi yang diberi kewenangan untuk menguji agar dapat diangkat
menjadi guru.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Sedangkan standar kompetensi guru yang juga harus dipenuhi adalah
terdiri dari: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional. Sebagai bukti bahwa guru telah memenuhi
persyaratan sebagai pendidik yang memenuhi standar kualifikasi akademik dan
standar kompetensi, maka diwajibkan juga memiliki sertifikat dalam jabatannya
sebagai guru yang dapat diperoleh melalui sertifikasi yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Hal ini sesuai dengan apa yang telah ditetapkan di dalam
Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang “Sertifikasi Bagi Guru Dalam
Jabatan“.
Persyaratan utama sekolah sebagai penyelenggara Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional adalah guru, kepala sekolah dan karyawan harus mampu
berkomunikasi dalam bahasa inggris. Persyaratan kemampuan berbahasa inggris
bagi sekolah yang melaksanakan SBI menurut Kir Haryana (2007:43) adalah :
a. Karyawan harus memiliki TOEFL minimal 400,b. Guru memiliki TOEFL minimal 450,c. Kepala Sekolah memiliki TOEFL minimal 500.
Selain guru atau tenaga pendidik harus memenuhi kualifikasi akademik
dan kompetensi, maka tenaga kependidikan lain juga harus memenuhi
persyaratan, khususnya tentang kepala sekolah. Hal ini telah ditetapkan dalam
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang “Standar Kepala Sekolah”.
Dijelaskan bahwa untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang
wajib memenuhi standar kepala sekolah. Standar kepala sekolah pada jenjang
SMP harus memenuhi kualifikasi dan kompetensi. Kualifikasi kepala sekolah
yang dijelaskan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dalam Kir
Haryana (2007:50), bahwa dalam Sekolah Bertaraf Internasional untuk tenaga
kependidikan (kepala sekolah) itu meliputi kualifikasi sebagai berikut :
1. Kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang programstudinya terakreditasi A.
2. Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang diakui olehPemerintah.
3. Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif.4. Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring
internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan danenterprenual yang kuat.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Penelitian ini mengacu pada standar pendidik dan tenaga kependidikan
diatas sebagai dasar untuk melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan.
5) Standar Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana sebagai pendukung program SBI sesuai dengan pasal 15
ayat 1 UU Sidiknas tahun 2003 menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan
formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan
kependidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi
fisik,kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik
Semua sarana dan prasarana pendidikan bagi sekolah bertaraf internasional
harus menjamin keselamatan bagi penggunanya sehingga perlu pencapaian
kriteria SBI (Depdiknas, 2005: 10-12), sebagai berikut :
a. Rasio jumlah siswa 1:24 dan minimum satu kelas untuk tiap- tiap tingkatmemiliki satu sel perangkat ICT.
b. Perpustakaan memiliki buku teks dalam bentuk cetak / digital untuk setiapmata pelajaran minimal sama dengan jumlah siswa dalam satu kelas.
c. Laboratorium computer memiliki jumlah computer sesuai dengan rata- ratajumlah siswa (maksimum 24 siswa per rombel).
d. Memiliki buku referensi bagi guru sesuai dengan mata pelajaran yangdiajarkan.
e. Memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja di dalam unit kesehatan.
Penelitian ini mengacu pada standar sarana dan prasarana diatas sebagai
dasar untuk melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan.
6) Standar Pembiayaan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dan
PP Nomor 19 Tahun 2005 ditetapkan bahwa “Setiap sekolah harus memenuhi
standar pembiayaan yang memadai yang didasarkan atas kebutuhan pencapain
ketuntasan kompetensi, sebagaimana yang ada dalam kurikulum sekolah.
Diasumsikan bahwa, makin tinggi standar prestasi atau hasil-hasil pendidikan
yang dituntut atau ditetapkan, maka akan memerlukan pembiayaan yang makin
tinggi pula.”
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional membutuhkan biaya yang
tidak sedikit. Pada umumnya sekolah di Indonesia belum memenuhi standar
internasional. Dana Sekolah Bertaraf Internasional dapat bersumber dari
pemerintah pusat, daerah, komite sekolah, sponsor dunia usaha dan industri, dan
unit produksi sekolah.
7) Standar Pengelolaan (Manajemen)
Manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakan, mengembangkan segala upaya dalam mengatur
dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan secara efisien dan efektif.
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah serta
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, bahwa dalam pengelolaan
(manajemen) Sekolah bertaraf internasional, antara lain :
a. Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar pengelolaansekolah di negara anggota OECD atau negara maju lainnya;
b. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000 versi terakhir;c. Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi tingkat
nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu pengetahuan, teknologidan/atau seni; dan
d. Menerapkan sistem administrasi sekolah berbasis teknologi informasi dankomunikasi pada 8 (delapan) standar nasional pendidikan.
e. Mengembangkan lingkungan sekolah yang bersih, tertib, indah, rindang, aman,dan sehat,
f. Mengembangkan lingkungan sekolah bebas asap rokok dan narkoba,g. Mengembangkan lingkungan sekolah bebas budaya kekerasan, dan berbudaya
akhlak muliah. Memiliki lingkungan belajar yang kondusif, penekanan pada pembelajaran,
profesionalisme, harapan tinggi, keunggulan, respek terhadap setiap individudan komunitas sosial warga sekolah
i. Melaksanakan seleksi penerimaan siswa baru SBI pada sekolah berdasarkanpersyaratan
j. Membangun kultur yang mengarah pada peningkatan kemampuan di bidangbahasa Inggris dan/atau bahasa asing lainnya, teknologi informasi dankomunikasi, dan budaya lintas bangsa;
k. Menjalin kemitraan dengan sekolah unggul di dalam negeri dan/atau di negaramaju, meliputi :1) Penyelenggaraan program sekolah kembaran (sister school);2) Penyelenggaraan program kegiatan perolehan kredit;
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Penyelenggaraan program transfer kredit;4) Pertukaran peserta didik;5) Pertukaran pendidik dan/atau tenaga kependidikan;6) Pemanfaatan bersama berbagai sumberdaya;7) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler;8) Penyelenggaraan pertemuan ilmiah;9) Penyelenggaraan program penelitian; dan/atau10) Penyelenggaraan seminar bersama.
l. Bekerja sama bidang akademik dan non-akademik yang dengan satuanpendidikan setara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan asing yangterakreditasi atau yang diakui di negaranya, meliputi :1) Penyelenggaraan program sekolah kembaran (sister school);2) Penyelenggaraan program kegiatan perolehan kredit;3) Penyelenggaraan program transfer kredit;4) Pertukaran peserta didik;5) Pertukaran pendidik dan/atau tenaga kependidikan;6) Pemanfaatan bersama berbagai sumberdaya;7) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler;8) Penyelenggaraan pertemuan ilmiah;9) Penyelenggaraan program penelitian; dan/atau10) Penyelenggaraan seminar bersama.
Dalam penelitian ini menggunakan Standar Pengelolaan (Manajemen)
yang mengacu pada :
1. Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar
pengelolaan sekolah di negara anggota OECD atau negara maju lainnya;
2. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000 versi
terakhir;
3. Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi
tingkat nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau seni.
8) Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah SNP yang berkaitan dengan
prosedur, mekanisme, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan PP No 19 Th 2005 dan Permendiknas No 20 Tahun 2007. Penilaian
merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara
berkesinambungan untuk pengambilan keputusan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian
adalah: bertujuan mengukur pencapaian kompetensi, menggunakan acuan kriteria
yaitu membandingkan antara hasil yang dicapai dengan standar yang telah
ditentukan/ditetapkan, dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan, hasil
penilaian dipergunakan sebagai tindak lanjut berupa perbaikan (remidial),
pengayaan, dan percepatan pencapaian kompetensi siswa, serta penilaian
disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam pembelajaran.
Penilaian juga dapat dipergunakan untuk perbaikan dan peningkatan program
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
penilaian harus dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penyajian hasil,
sampai dengan pemanfaatan atau tindak lanjut penilaian.
Standar penilaian sekolah bertaraf internasional berdasarkan
Permendiknas (2009: 78) meliputi:
a. Menerapkan standar penilaian yang diperkaya dengan sistem penilaianpendidikan sekolah unggul di negara anggota OECD atau negara majulainnya.
b. Menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaianberbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
c. Melaksanakan ujian nasional.d. Dapat melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam bahasa Inggris atau bahasa asinglainnya.
e. Memfasilitasi peserta didik untuk mengakses sertifikasi yang diakui secarainternasional dan/atau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat darinegara anggota OECD atau negara maju lainnya.
Dalam penelitian ini menggunakan Standar penilaian yang mengacu
pada:
1) Menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaianberbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
2) Melaksanakan ujian nasional.3) Dapat melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam bahasa Inggris atau bahasa asinglainnya.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4) Memfasilitasi peserta didik untuk mengakses sertifikasi yang diakui secarainternasional dan/atau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat darinegara anggota OECD atau negara maju lainnya.
e. Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Program RSBI
Pelaksanaan Sekolah Bertaraf Internasional di tingkat sekolah dasar dan
menengah masih terdapat kekurangan yang berdampak terhadap mutu pendidikan
maupun bagi kemajuan pendidikan. Menurut Kir Haryana (2007:40), hal tersebut
terjadi karena terdapat beberapa kendala dalam implementasi RSBI antara lain :
1. Kurikulum Sekolah RSBI pada umumnya belum mampu secara maksimalmengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum dari negara-negara OECD.
2. Penguasaan kemampuan TIK dan bahasa inggris SDM yang meliputi guru danstaf masih tergolong rendah.
3. Kualifikasi akademik guru S-2 dan tenaga Administrasi (minimal SMA) masihbelum semua memenuhi sesuai ketentuan dan masih terkait denganketerbatasan dalam pendanaan.
4. Dukungan dana untuk memenuhi kebutuhan sarana/prasarana yang berstandarinternasional baik dari pemerintah kabupaten maupun dari komite sekolahmasih belum sesuai yang diharapkan.
Dengan adanya kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan Sekolah
Berstandar Internasional tersebut maka diperlukan suatu perhatian yang lebih bagi
sekolah untuk mengatasinya. Menurut Kir Haryana (2007:41) untuk mengatasi
kendala-kendala dalam pengimplementasian RSBI, sekolah dapat melakukan
cara-cara sebagai berikut:
1. Sikap dan SDM: kerja keras, kursus, IHT, workshop.2. Kurikulum dan pembelajaran: mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum
Cambridge dengan kurikulum nasional, perangkat pembelajaran, PBM, danalat evaluasi bilingual dan berbasis IT.
3. Anggaran dan sarana/prasarana: moving class, penjadualan, kerjasama denganpihak ketiga.
4. Fasilitator kurang aktif untuk dapat sharing dengan fasilitator yang aktif.5. Mengubah pola pikir: memperbaiki PBM, Kepala Sekolah bersikap informatif
dan terbuka.6. Perubahan kebijakan sekolah berupa komitmen yang tinggi dari tim RSBI
sekolah.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Kerangka Berpikir
Globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia
pendidikan. Dan untuk melakukan itu semua, diperlukan peranan manajemen
sekolah melalui strategi sekolah yang dapat menciptakan sekolah yang bermutu
sehingga mampu membekali siswanya di era global ini.
Fokus utama yang harus diperhatikan dalam peningkatan mutu
pendidikan adalah peningkatan institusi sekolah sebagai basis utama pendidikan,
baik aspek manajemen, sumber daya manusianya, maupun sarana dan
prasarananya. Pendidikan di Indonesia pada era globalosasi dituntut untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang unggul di bidang pengetahuan
serta mampu bersaing di dunia teknologi juga punya jiwa kebangsaan yang
tinggi, sehingga di manapun berada selalu memberikan karya terbaik bagi
bangsa dan negaranya.
SMP adalah tingkatan atau jenjang pendidikan dasar formal di Indonesia
setelah lulus SD dan merupakan persiapan bagi SMA. SMP Negeri 1 Sukoharjo
adalah salah satu sekolah menengah pertama yang mengidentitaskan dirinya
sebagai salah satu sekolah di Surakarta yang bertaraf internasional atau RSBI.
Dalam membekali lulusannya agar dapat bersaing di era globalisasi dan
berkualitas ketika melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu SMA atau SMK, maka
sekolah perlu meningkatkan kualitasnya dengan cara memaksimalkan standar
minimal sebagai sekolah yang bertaraf internasional, yang terdiri dari delapan
komponen utama yang meliputi :
1. standar kompetensi lulusan,
2. standar isi,
3. standar proses,
4. standar pendidik dan tenaga kependidikan,
5. standar sarana dan prasarana,
6. standar pembiayaan,
7. standar pengelolaan,
8. standar penilaian.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Sedangkan kendala-kendala yang muncul secara umum dalam
pelaksanaan program RSBI adalah sebagai berikut :
1. Kurikulum Sekolah RSBI pada umumnya belum mampu secara maksimal
mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum dari negara-negara OECD,
2. Penguasaan kemampuan TIK dan bahasa inggris SDM yang meliputi guru
dan staf masih tergolong rendah,
3. Kualifikasi akademik guru S-2 dan tenaga Administrasi (minimal SMA)
masih belum semua memenuhi sesuai ketentuan dan masih terkait dengan
keterbatasan dalam pendanaan,
4. Dukungan dana untuk memenuhi kebutuhan sarana/prasarana yang berstandar
internasional baik dari pemerintah kabupaten maupun dari komite sekolah
masih belum sesuai yang diharapkan.
Adanya kendala-kendala dalam pelaksanaan program RSBI, maka
hendaknya sekolah dapat berupaya dalam mengatasi hambatan-hambatan yang
ada pada standar-standar pelaksanaan SBI tersebut. Dengan adanya upaya sekolah
untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, maka akan berdampak pada
pelaksanaan program RSBI yang lebih baik sehingga sekolah yang masih
berstatus RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dapat menjadi SBI
(Sekolah Bertaraf Internasional). Adapun skema dari kerangka berfikir di atas
adalah sebagai berikut:
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir
SMP RSBI
Pemenuhan StandarMinimal SBI, yang meliputi :1. Standar kompetensi
lulusan,2. Standar isi,3. Standar proses,4. Standar pendidik dan
tenaga kependidikan,5. Standar sarana dan
prasarana,6. standar pembiayaan,7. Standar pengelolaan,8. Standar penilaian
Kendala-kendala
Upaya mengatasi kendala-kendala
Pelaksanaan RSBI yanglebih baik
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
BAB III
METODOLOGI
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) : “ Metodologi penelitian adalah
cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.”
Sedangkan Menurut Cholid Narbuko & Abu Achmadi (2003:2) : “Metodologi
penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau
mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian (yaitu meliputi
kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis, sampai
menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah”.
Berdasarkan kedua pengertian metodologi penelitian bahwa metodologi
penelitian adalah suatu kegiatan mengumpulkan data dalam penelitian dengan
teratur, terencana dan sistematis untuk mencari jawaban atas suatu masalah
berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah. Disebutkan oleh Saifudin
Azwar (2004: 19) bahwa “Seorang peneliti harus dapat memilih dan menentukan
metode yang tepat dan mungkin dilaksanakan guna mencapai tujuan
penelitiannya”. Untuk itulah maka peneliti perlu memahami terlebih dahulu
tentang metode- metode penelitian.
Adapun bagian-bagian dari metodologi yang digunakan untuk memandu
penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukoharjo, yang beralamat
di Jalan Pemuda 36 Sukoharjo. Alasan-alasan yang menjadi pertimbangan
penelitian di tempat ini adalah :
a. SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah salah satu SMP RSBI yang ada di Sukoharjo
yang akan melaksanakan program SBI
b. Tersedia data untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
c. Lokasi SMP Negeri 1 Sukoharjo dekat dengan tempat tinggal asal peneliti yang
mudah dijangkau oleh peneliti sehingga memudahkan dalam pelaksanan
penelitian.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah proposal disetujui dan telah
mendapat ijin dari pihak-pihak terkait. Penelitian dilaksanakan selama delapan
bulan yaitu bulan Maret 2010 sampai dengan November 2010. Jadwal penelitian
terlampir.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Penelitian merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menemukan,
menggambarkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilaksanakan
dengan menggunakan suatu metode ilmiah.
Menurut Lexy Moleong (2004:6) penelitian kualitatif adalah :
“Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-
lain, secara holistik dan dengan cara deskreptif dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.” Sedangkan Menurut Sukmadinata (2005: 94), penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
(menggambarkan) dan menganalisis fenomena-fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial secara alamiah dan sudut perspektif partisipan penelitian kualitatif.
Jadi penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
mendiskripsikan (menggambarkan) dan menganalisis fenomena-fenomena,
peristiwa, aktifitas sosial pada konteks khusus yang ilmiah dengan memanfaatkan
berbagai motode ilmiah dan sudut perspektif partisipan penelitian kualitatif.
Berdasarkan tujuan penelitian dan perumusan masalah yang dikaji, maka
penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa perbandingan atau
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
menghubungkan dengan variabel lain. Peneliti tidak memberikan perlakuan
terhadap obyek, sehingga obyek dibiarkan seperti kondisi aslinya dan apa adanya.
2. Strategi Penelitian
Masalah penelitian harus dikaji secara mendetail dan lengkap. Untuk itu
dibutuhkan suatu pendekatan permasalahan melalui pemilihan strategi penelitian
yang tepat. Strategi yang dipilih oleh penulis digunakan sebagai dasar untuk
mengamati, mengumpulkan informasi dan untuk menyajikan analisis hasil
penelitian. Dalam hal ini peneliti penulis mengacu pada bentuk penelitian
deskriptif. Sesuai dengan pendapat Mardalis (2002:26) bahwa penelitian
deskriptif adalah “Penelitian yang bertujuan mendeskripsikan apa yang saat ini
berlaku”. Penelitian deskriptif berupaya untuk mendeskripsikan, mencatat,
menganalisis, dan menginterprestasikan kondisi yang sekarang terjadi atau ada.
Peneliti tidak menguji dan menggunakan hipotesa, melainkan hanya
mendeskripsikan informasi apa yang ada sesuai dengan variabel yang diteliti.
Ciri-ciri penelitian deskriptif kualitaif adalah :
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada sekarang, pada masalah-
masalah aktual.
2. Data yang dikumpulkan mulai disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa.
(Winarno Surakhmad, 2004:140).
Penelitian deskriptif yang dilaksanakan adalah menggunakan strategi
penelitian tunggal terpancang. Strategi penelitian tunggal terpancang merupakan
kegiatan pengumpulan kegiatan data yang lebih terarah berdasarkan tujuan dan
pertanyaan-pertanyaan peneliti yang lebih dahulu diajukan. Dalam strategi
penelitian tunggal terpancang peneliti hanya memusatkan penelitiannya pada
beberapa hal yang sesuai dengan tujuan dari penelitian yang dilakukan.
C. Sumber Data
Sesuai dengan pendapat HB.Sutopo (2002:30) Bahwa “Sumber data
kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, dan tingkah laku, dokumen dan arsip
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
serta berbagai benda lain ”. Sumber data dalam penelitian ini dapat dikelompokan
sebagai berikut:
1) Informan
Informan merupakan orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang
akan diteliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Menurut
Lexy J Moleong (2004:132), “Informan adalah orang yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang
penelitian”. Jadi informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar
belakang penelitian dan dapat memberilan informasi yang tepat kepada
peneliti. Orang yang menjadi informan peneliti di SMP Negeri 1 Sukoharjo
adalah :
a. Wakil Kepala Sekolah 1
b. Wakil Kepala Sekolah 2
c. QMR (Quality manajement representatif)
d. Kurikulum
e. Kesiswaan
f. Sarana Prasarana
g. Tata Usaha
h. Guru
2) Dokumen dan Arsip
Dokumen di dalam penelitian merupakan sumber data yang penting,
walaupun dikatakan bahwa sumber diluar kata atau tindakan merupakan
sumber kedua, jelas hal itu tidak diabaikan karena dalam banyak hal dokumen
sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan
untuk meramalkan. Menurut H. B. Sutopo (2002: 54), “Dokumen dan arsip
merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau
aktivitas tertentu”. Lebih lanjut Lexy J. Moleong (2004: 159) mengungkapkan
“Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber
tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip,
dokumen pribadi, dan dokumen resmi”. Dokumen yang digunakan dalam
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
penelitian ini adalah sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Sukoharjo, dan data
lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
3) Tempat dan Peristiwa
Dalam melakukan kegiatan penelitian baik wawancara atau observasi akan
melibatkan tempat, pelaku dan peristiwa. HB. Sutopo (2002: 52)
mengungkapkan “Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau
aktivitas yang dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang
merupakan tempat maupun lingkungannya”. Peneliti mengambil tempat
penelitian di SMP Negeri 1 Sukoharjo, sedangkan peristiwa yang dimaksud
yaitu mengenai implementasi program Rintisan Sekolah Bertraf Internasional
di SMP Negeri 1 Sukoharjo.
D. Teknik Sampling
Menurut Iskandar (2008:69) “Teknik Sampling merupakan penelitian
yang tidak meneliti seluruh subyek yang ada dalam populasi melainkan hanya
sebagian saja yang di perlukan oleh peneliti dalam penelitian”. Dalam penelitian
ini, peneliti tidak menentukan sejumlah sampel. Peneliti hanya menentukan
sejumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh keterangan tentang
permasalahan yang diteliti. Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan
teknik purposive sampling.
Menurut Lexy J. Moleong (2004:224) bahwa ”Dengan teknik purposive
sampling ini terkandung maksud untuk menjaring sebanyak mungkin informasi
berbagai macam sumber dan bangunannya”. Purposive sampling merupakan
sampel yang diambil tidak ditekankan pada jumlah, tetapi ditekankan pada
kualitas pemahamannya kepada masalah yang diteliti. Peneliti tidak menentukan
sampel, tetapi peneliti menentukan kualitas pemahaman informan yang akan
diwawancarai untuk memperoleh informasi tentang masalah yang diteliti.
Peneliti juga menggunakan teknik bola salju (snowball sampling). Dalam
teknik ini untuk memperoleh data yang mendalam diperlukan informan yang
mengetahui permasalahan yang sedang diteliti, yaitu dengan cara menunjuk
seorang informan kemudian informan yang terpilih dapat menunjuk informan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
yang lebih tahu, sehingga akan didapat data yang lebih lengkap. Penarikan sampel
bola salju ini mempunyai beberapa tahapan. Tahap pertama, menentukan satu atau
beberapa orang informan untuk diwawancarai. Informan tersebut berperan sebagai
titik awal penarikan sampel. Tahap kedua, dari informan yang pertama
selanjutnya menunjuk informan yang dirasa lebih mengetahui tentang
permasalahan yang sedang diteliti. Kemudian peneliti mewawancarai informan
tersebut dan demikian selanjutnya sampai diperoleh data yang mendalam dan data
yang dikumpulkan benar-benar mendukung tercapainya tujuan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Pemecahkan suatu permasalahan harus dilakukan secara tuntas
dan baik. Untuk itu diperlukan sejumlah data yang valid. Sedangkan untuk
mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data.
Iskandar (2008:178 ) menyebutkan bahwa, “Teknik Pengumpulan data
merupakan tata cara atau langkah-langkah peneliti untuk mendapatkan data
penelitian, peneliti harus menggunakan teknik dan prosedur pengumpulan data
yang sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan, apakah data berbentuk kualitatif
atau kuantitatif. Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan.
Sesuai dengan metode penelitian diskriptif kualitatif maka teknik
pengumpulan data adalah:
1. Wawancara
Menurut Iskandar (2008:41), “Wawancara merupakan tanya jawab peneliti
dengan orang- orang yang relevan untuk dijadikan sebagai sumber data”.
Tanya jawab itu dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyan itu”. Dalam teknik ini
peneliti mengumpulkan data mengenai implementasi program Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo. Dalam teknik
wawancara ini, peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan yang
ditunjuk.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Observasi
Merupakan aktivitas pengumpulan data dengan jalan mengadakan
pengamatan langsung terhadap subjek dan objek penelitian di lokasi
penelitian sehingga diperoleh gambaran mengenai permasalahan yang diteliti.
Menurut pendapat HB. Sutopo (2002:75) mengatakan bahwa “Teknik
observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa
peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman
gambar”. Peneliti dalam melakukan observasi di lokasi penelitian, mengamati
secara langsung implementasi program Rintisan sekolah bertaraf internasional
di SMP Negeri 1 Sukoharjo.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini merupakan teknik pengumpulan data melalui
penelaahan dokumen yang ada, dengan maksud untuk melengkapi data yang
di perlukan dalam analisis terhadap masalah yang dikaji. Informasi yang
terdapat dalam dokumen sangat mendukung dalam suatu penelitian. Dalam
analisis ini akan menjadi sumber data untuk mendapatkan data yang lengkap
dan mempermudah dalam penelitian antara lain dokumen dan arsip yang
berada di SMP Negeri 1 Sukoharjo yang ada hubungannya dengan penelitian
tersebut. Dokumentasi dalam penelitian ini antara lain dokumen dari sekolah
yang meliputi keadaan umum sekolah, data sarana dan prasarana, data guru,
data siswa (peserta didik), serta data-data lain menunjang dalam penelitian.
F. Validitas Data
Validitas data sangat diperlukan kebenarannya agar data dan informasi
yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Validitas data
merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna sebagai hasil
penelitian,(H.B Sutopo, 2002:78). Untuk menganalisa data kualitatif digunakan
suatu teknik yang disebut Triangulasi. Menurut Iskandar (2008:230),
“Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan datanya memanfaatkan
sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai bahan
pembanding terhadap data itu”.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Menurut HB. Sutopo (2002: 70-74) ada empat macam triangulasi yaitu:
a. Trianggulasi data atau trianggulasi sumber, adalah penelitian denganmenggunakan berbagai sumber data yang berbeda untukmengumpulkan data sejenis.
b. Trianggulasi penulis, adalah cara yang mana hasil penelitian baik dataataupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan diujikevaliditasnya dari berbagai penulis.
c. Trianggulasi metodologi, yaitu penelitian yang dilakukan denganmenggunakan data yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknikpengumpulan data yang berbeda.
d. Trianggulasi teori, yaitu melakukan penelitian tentang topik yang samadan datanya dianalisis dengan menggunakan perspektif lebih dari suatuteori.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi
data, yaitu peneliti menggunakan beberapa narasumber yang berbeda untuk
mengumpulkan data atau informasi yang sejenis sehingga informasi yang
diperoleh dari narasumber satu dapat dibandingkan dengan informasi yang
diperoleh dari narasumber lain. Di samping itu peneliti juga menggunakan
trianggulasi metode yaitu menyimpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan
teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam metode ini yang
menjadi titik tekan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda.
Karena data yang diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data yang
berbeda tersebut, hasilnya akan dapat dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan
sehingga lebih kuat validitasnya.
G. Analisis Data
Analisis penelitian kualitatif dilakukan dengan proses pengumpulan data
atau dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data atau dilakukan di
lapangan. Menurut Bondan & Biken yang dikutip oleh Lexy J. Moleong
(2004:248) mengatakan “Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintetiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain”. Teknik analisis data dalam penelitian ini
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menggunakan model teknik analisis interaktif yang dimulai dari tahap
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data , penarikan
kesimpulan, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses
pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.
HB. Sutopo (2002:95) berpendapat bahwa, ”Dalam bentuk ini penelitibergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulandata selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudahmengumpulkan data berakhir, peneliti bergerak diantara tiga komponenanalisisnya dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagipenelitiannya, proses analisis ini disebut sebagai model analisisinteraktif”.
Untuk lebih jelasnya model tiga komponen analisis dapat digambarkan
dalam skema model analisis interaktif sebagai berikut:
(Sumber: H.B. Sutopo, 2002:96)
Gambar. 1 Skema Analisis Data Model Interaktif
Keterangan:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses menyeleksi, menfokuskan data yang telah
diperoleh dari laporan penelitian. Reduksi data dilakukan sebelum peneliti
memutuskan kerangka konsepsual wilayah penelitian, permasalahan penelitian
dan pengumpulan data yang mana akan dipilih dan tahap ini berlangsung terus
sampai laporan akhir lengkap tersusun. Sebagai bagian dari analisis, maka
proses menajamkan, menggolongkan, mengarahkan membuang yang tidak
PengumpulanData
SajianData
Penarikansimpulan/Verifikasi
ReduksiData
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
perlu dan mengoorganisasikan data merupakan hal yang amat penting
dilakukan, sehingga akan mempermudah dalam menarik dan menverifikasi
kesimpulan final.
2. Sajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan penyajian ini dapat membantu peneliti dalam memahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan. Penyajian informasi ini
dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan dan bagan yang tersusun secara
terpadu sehingga memudahkan peneliti dalam menentukan langkah
selanjutnya yang harus dilakukan. Kegiatan penyajian data di samping sebagai
kegiatan analisis, juga merupakan kegiatan reduksi data.
3. Penarikan Simpulan / Verifikasi
Pada dasarnya kesimpulan awal sudah dapat ditarik pada saat matriks terisi,
tetapi hal tersebut belum begitu jelas, dan hal ini dapat menggiring pada
pengambilan keputusan untuk menentukan langkah berikutnya yang harus
dilakukan. Kesimpulan-kesimpulan mungkin tidak muncul sampai
pengumpulan data terakhir. Hal ini sangat bergantung pada besarnya
kumpulan catatan-catatan lapangan, angka pengkodeannya, penyimpanan, dan
metode pencarian ulang yang digunakan. Jadi bukan berarti sesudah dilakukan
penarikan kesimpulan merupakan final dari analisis karena pada dasarnya
makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya dan kecocokannya
yakni yang merupakan validitasnya. Sehingga hal ini menuntut peneliti siap
dan mampu bergerak diantara kegiatan tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa
analisis data kualitatif merupakan upaya yang berkelanjutan, berulang dan
terus menerus, saling susul menyusul antara proses yang satu dengan proses
yang lainnya.
Tiga komponen analisis yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan (verifikasi) aktivitasnya dilakukan dengan bentuk interaktif dengan
proses mengalir (siklus). Analisis dilakukan bersamaaan (serentak) dengan proses
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pengumpulan data. “Hal ini berarti bahwa analisis tidak dilakukan setelah data
yang dikumpulkan secara keseluruhan telah terkumpul” (HB. Sutopo, 2002:96).
Sedangkan kesimpulan akhir merupakan keadaan dari yang belum jelas
kemudian meningkat sampai pada pernyataan yang telah memiliki landasan yang
kuat dari proses analisis terhadap gejala yang ada atau dari beberapa permasalahan
didiskusikan dengan berbagai pihak yang relevan yang akhirnya terjadi sebuah
kesimpulan. Dengan maksud apabila ada data baru kemudian akan merubah
kesimpulan sementara segera melakukan perbaikan melalui data yang diperoleh
selanjutnya. Hal ini terus dilaksanakan sampai seluruh data dikumpulkan.
Ketiga komponen tersebut berjalan bersama pada waktu kegiatan
pengumpulan data. Setelah memperoleh, reduksi data segera dibuat dan
diiteruskan dengan penyusunan sajian data. Dari sajian data tersebut dapat
dipergunakan untuk menyusun kesimpulan sementara tersebut perlu diubah.
Dengan demikian setiap kesimpulan yang salah dapat dibenarkan atau diperbaiki
melalui data yang diperoleh selanjutnya. Demikian seterusnya perjalanan data dan
analisis berjalan sampai seluruh data selesai dikumpulkan. Ketiga macam kegiatan
analisis yang menyatu dengan pengumpulan data di muka saling berhubungan dan
berlangsung terus selama penelitian dilakukan.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang ditempuh dalam suatu
penelitian yang dimulai dari awal sampai akhir penelitian. Prosedur yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap ini dilakukan mulai dari berbagai kegiatan sebelum peneliti terjun
ke lapangan mulai dari pengajuan judul, pembuatan proposal penelitian dan
mengurus ijin untuk memperlancar jalannya penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan pengumpulan data peneliti menggunakan tiga teknik
yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
untuk melengkapi data yang lain sehingga data yang dikumpulkan benar-benar
valid.
3. Tahap Analisis Data Awal
Tahap ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan tersebut
sesuai dengan yang diharapkan.
4. Tahap Analisis Data Akhir
Analisis data akhir dilakukan setelah data awal dianalisis. Data yang dianalisis
dalam tahap ini adalah seluruh data yang diperoleh dalam pengumpulan data
yang merupakan data pendukung dalam mencapai tujuan penelitian.
5. Tahap Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan ditarik berdasarkan pada tujuan penelitian yang didukung oleh
data yang valid, sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Tahap Penulisan dan Penggandaan Laporan
Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang mencakup semua
kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan hasil yang dicapai, ditulis
dan dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan bentuk
laporan yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dibuat bagan prosedur
penelitian sebagai berikut:
Gb. 2 : Prosedur Penelitian
PersiapanPenelitian
Pengumpulan Data Analisis Data Awal
PembuatanProposal
Penelitian danPerijinan
Pembuatan DanPenggandaan Laporan
Penarikan Kesimpulan
Analisis Data Ahkir
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 1 Sukoharjo
SMP Negeri 1 Sukoharjo berada di Jalan Pemuda 36 Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. SMP Negeri 1 Sukoharjo ini berdiri
pada tanggal 1 Mei 1960. Pada saat itu SMP Negeri 1 Sukoharjo resmi didirikan
oleh Bapak Sudibyo yang kemudian di angkat sebagai kepala sekolah.
Sejak berdirinya, SMP Negeri 1 Sukoharjo telah mengalami pergantian
kepemimpinan. Periode kepemimpinan di SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMP Negeri 1 Sukoharjo
No Nama Periode1 Sudibyo 1959 s.d 19602 S. Mangunsuwondo 1960 s.d 19613 Sumardjo 1961 s.d 19634 Widjono BA 1963 s.d 19765 Supijatto, BA 1976 s.d 19836 Brotowidjono 1983 s.d 19867 Soewardi, BA 1986 s.d 19908 Drs. Sri Slamet 1990 s.d 19949 Drs. K. Mursidi 1994 s.d 199810 Taqwim, BBA, S. Pd 1998 s.d 200211 Drs. Sinung Hartadi, M. Hum 2002 s.d 200612 Bambang Mariyadi, S, Pd, M. Pd 2006 s.d sekarang
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 1 Sukoharjo
SMP Negeri 1 Sukoharjo merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan
formal tingkat dasar yang mempersiapkan lulusannya untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah yang terdiri dari Sekolah Menengah Atas (SMA)
atau Sekolah Menegah Kejuruan (SMK). Adapun Visi dan Misi serta Tujuan
Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo sebagai berikut :
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
a. Visi
Beriman, bertaqwa, cerdas dan kompetitif secara nasional dan
internasional
b. Misi
1. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran
agama sebagai cermin keimanan dan ketaqwaan yang mengaitkan semua
mata pelajaran dengan imtaq.
2. Meningkatkan prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik
sesuai dengan potensi yang dimiliki agar dapat bermanfaat bagi dirinya,
masyarakat dan bangsa.
3. Mewujudkan manusia Indonesia bertaraf internasional yang mampu
bersaing dan bekolaborasi secara global.
c. Tujuan Sekolah
Dalam menuju sekolah bertaraf internasional, maka SMP Negeri 1
Sukoharjo memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Agar sekolah memiliki budaya untuk terus menerus melakukan peningkatan
mutu layanan pendidikan sehingga menjadi Sekolah Nasional Bertaraf
Internasional.
2. Agar sekolah dapat terus menerus meningkatkan mutu pembelajaran yang
mendukung pencapaian standar kompetensi bertaraf internasional.
3. Agar siswa mendapatkan pengakuan dan perlakuan sama dengan sekolah
internasional lain di dunia untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri.
d. Program Strategis Sekolah
Hal-hal yang sudah dilakukan untuk mencapai visi, misi dan tujuan
sekolah yaitu:
1. Pemenuhan SKL SMP yang bertaraf internasional:
a. Peningkatan prestasi bidang akademik di tingkat nasional dan
internasional
b. Peningkatan prestasi bidang non akademik di tingkat nasional dan
internasional
c. Peningkatan nilai UN
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
d. Pencapaian jumlah > 75 % siswa yang melanjutkan studi ke sekolah yang
lebih tinggi dan bertaraf internasional
2. Pemenuhan Standar Isi bertaraf internasional:
a. Pengembangan Buku-1 KTSP (Dokumen-1 KTSP) bertaraf internasional
b. Pengembangan silabus bertaraf internasional
c. Pengembangan RPP bertaraf internasional
d. Pengembangan Bahan Ajar, Modul, Buku, dan sebagainya bertaraf
internasional
e. Pengembangan Panduan Pembelajaran bertaraf internasional
f. Pengembangan Panduan Evaluasi Hasil Belajar bertaraf internasional
3. Pemenuhan Standar Proses bertaraf internasional:
a. Pemenuhan persiapan pembelajaran bertaraf internasional
b. Pemenuhan persyaratan pembelajaran bertaraf internasional
c. Peningkatan pelaksanaan pembelajaran bertaraf internasional
d. Peningkatan pelaksanaan penilaian pembelajaran bertaraf internasional
e. Peningkatan pengawasan proses pembelajaran bertaraf internasional
4. Pemenuhan Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan bertaraf
internasional:
a. Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan (kepala sekolah) bertaraf
internasional
b. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik (guru) bertaraf internasional
c. Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan lainnya yang bertaraf
internasional
5. Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana bertaraf internasional:
a. Pemenuhan sarana dan prasarana bertaraf internasional
b. Pemenuhan sarana dan prasarana lainnya bertaraf internasional
c. Pemenuhan fasilitas pembelajaran dan penilaian bertaraf internasional
6. Pemenuhan Standar Pengelolaan bertaraf internasional:
a. Pemenuhan perangkat dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja dan
kegiatan sekolah
b. Pemenuhan struktur organisasi dan mekanisme kerja sekolah
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
c. Peningkatan supervisi, monitoring, evaluasi, dan akreditasi sekolah
d. Peningkatan peranserta masyarakat dan kemitraan
e. Pengembangan perangkat administrasi sekolah (Program Aplikasi
Sekolah)
f. Pengembangan SIM sekolah
g. Pengembangan standar ISO: 9001 tahun 2008
7. Pemenuhan Standar Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan:
a. Peningkatan sumber dana pendidikan
b. Pengembangan pengalokasian dana
c. Pengembangan penggunaan dana
d. Peningkatan pelaporan penggunaan dana
e. Peningkatan dokumen pendukung pelaporan penggunaan dana
f. Pengembangan income generating unit/unit produksi/unis usaha sekolah
8. Pemenuhan Standar Penilaian Pendidikan bertaraf internasional:
a. Peningkatan frekuensi ulangan harian
b. Peningkatan pelaksanaan UUS
c. Pengembangan materi UAS bertaraf internasional
d. Pengembangan materi bertaraf internasional untuk ulangan kenaikan
kelas
e. Pengembangan teknik-teknik penilaian kelas
f. Pengembangan instruman ulangan harian bertaraf internasional
g. Pengembangan instrumen ulangan kenaikan kelas bertaraf internasional
h. Pengembangan instrumen UUS bertaraf internasional
i. Pengembangan instrumen UAS bertaraf internasional
j. Pemenuhan mekanisme dan prosedur penilaian guru
k. Pemenuhan mekanisme dan prosedur penilaian oleh sekolah
l. Pengembangan perangkat pendokumentasian penilaian
9. Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah:
a. Pengembangan budaya bersih
b. Penciptaan lingkungan sehat, asri, indah, rindang, sejuk, dll (tamanisasi)
c. Pemenuhan sistem sanitasi/drainasi
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
d. Penciptaan budaya tata krama “in action”
e. Pengembangan lomba-lomba kebersihan, kesehatan, dll
3. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Sukoharjo
Sekolah sebagai sebuah institusi memerlukan pengorganisasian yang baik
dengan penerapan struktur organisasi yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan
suatu pembagian fungsi dan tugas yang jelas antara bagian yang satu dengan
bagian yang lainnya. Berikut ini merupakan jabatan-jabatan yang terdapat di SMP
Negeri 1 Sukoharjo.
Tabel 2 : Jabatan-Jabatan yang terdapat di SMP Negeri 1 Sukoharjo
No Nama Jabatan1 Bambang Maryadi, S.Pd,M.Pd Kepala sekolah2 Sunardi, S.Pd, M.Pd Waka 13 Dra. Indiah Dewi Murni, M.Pd Waka 24 Ramto, S.Pd Wakil Manajemen Mutu (WMM/QMR)5 Dra. Laili Hidayati Ka TU6 Lasimin, A.Md.Pd Bagian Kurikulum7 Sugeng Widodo, S.Pd Bagian Humas8 Drs. Darno Bagian Sarana Prasarana9 Suyanti, S.Pd, M.Pd Bagian Kesiswaan
Fungsi dan tugas pengelola sekolah:
a. Kepala Sekolah :1) Kepala sekolah sebagai Edukator
Bertugas melakukan proses belajar mengajar atau bimbingan dan
konseling
2) Kepala sekolah selaku Manajer bertugas :
a) Menyusun perencanaan
b) Pengorganisasian kegiatan
c) Mengarahkan kegiatan
d) Mengkoordinasikan kegiatan
e) Melaksanakan pengawasan
f) Melakukan evaluasi kegiatan
g) Menentukan kebijakan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
h) Mengadakan rapat
i) Mengatur administrasi
1. Ketatausahaan
2. Kesiswaan
3. Ketenagaan
4. Sarana prasarana
5. Keuangan
6. Hubungan masyarakat
j) Mengatur OSIS
k) Mengambil keputusan
l) Mengatur proses belajar mengajar
m)Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat
3) Kepala sekolah selaku administrator bertugas menyelenggaraan
administrasi:
a) Perencanaan
b) Pengorganisasian
c) Pengarahan
d) Pengkoordinasian
e) Pengawasan
f) Kurikulum
g) Kesiswaan
h) Ketatausahaan
i) Ketenagaan
j) kantor
k) Keuangan
l) Perpustakaan
m)Laboratorium
n) Ruang ketrampilan/ kesenian
o) Bimbingan dan konseling
p) UKS
q) OSIS
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
r) Aula
s) Multi Media
t) Gudang
4) Kepala sekolah selaku supervisor, menyelenggarakan supervisi mengenai:
a) Proses belajar mengajar
b) Kegiatan bimbingan dan konseling
c) Kegiatan ekstrakurikuler
d) Kegiatan ketatausahaan
e) Kegiatan kerja sama dengan masyarakat dan instansi terkait
f) Sarana prasarana
g) kegiatan OSIS
5) Kepala sekolah selaku Leader
a) Menyusun visi dan misi sekolah
b) Memahami semua personil sekolah
c) Mengambil keputusan sekolah
d) Melaksanakan pengembangan sekolah
6) Kepala sekolah selaku Inovator
a) Melaksanakan pembaharuan bidang kurikulum, kesiswaan dan
pembaharuan sekolah lainnya.
b) Melaksanakan pembaharuan hubungan dengan masyarakat, orang tua
siswa dan lainnya.
c) Melaksanakan pembinaan / latihan guru dan karyawan
7) Kepala sekolah selaku Motivator
a) Mengatur ruangan kelas yang kondusif dan inovatif
b) Mengatur ruangan laboratorium yang kondosif dan inovatif.
c) Mengatur lingkungan sekolah yang kreatif dan indah.
d) Mengadakan hubungan harmonis dengan stakeholder sekolah
e) Menerapkan hukuman dan hadiah bagi guru dan karyawan.
b. Wakil Kepala Sekolah 1 :1) Membantu kepala sekolah mengkoordinasikan bidang-bidang:
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a) Bidang pengembangan KTSP, Pembelajaran dan penilaian
b) Bidang pengembangan dan pemenuhan sarana prasarana
c) Bidang pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
d) Bidang pengembangan sistim informasi manajemen
e) Bidang Pengembangan RSBI/ Imersi
f) Kegiatan wali kelas dan koordinator
2) Membantu kepala sekolah menangani bidang lain yang sesuai.3) Mempersiapkan kegiatan rapat-rapat sekolah.
c. Wakil Kepala Sekolah 2 :
1) Membantu kepala sekolah mengkoordinasikan bidang-bidang:
a) Bidang pengembangan RSBI/ Imersi .
b) Bidang kesiswaan
c) Bidang BK dan kesehatan
d) Pengembangan peran serta masyarakat dan kemitraan
e) Pengembangan budaya, kreativitas dan lingkungan sekolah.
f) Pengembangan bidang, koordinator dan kegiatan lain yang sesuai.
2) Membantu kepala sekolah menangani bidang lainnya yang sesuai.
3) Mempersiapkan rapat-rapat sekolah.
d. Quality Management Representatif (QMR)
1) Melaksanakan pengembangan kemampuan guru / TU dalam bidang
penerapan ICT dan Sistim informasi manajemen
2) Melaksanakan pengembangan pembelajaran berbasis ICT
3) Melaksanakan pengembangan kemampuan akses internet
4) Melaksanakan pengembangan penerapan ICT dalam manajemen sekolah
5) Melaksanakn tugas lainnya yang berhubungan dengan pengembangan ICT
6) Melaksanakan pengembangan manajemen mutu ISO 9001 tahun 2008
e. Bidang Kurikulum
a) Menyusun program tahunan
b) Menyususn KTSP bersama dengan guru.
c) Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d) Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran
e) Mengatur penyusunan program pengajaran, Tahunan, semester, Silabus ,
RPP
f) Mengatur kegiatan intra kurikuler dan ekstrakurikuler.
g) Mengatur program kegiatan penilaian, kenaikan kelas, kelulusan, laporan
kemajuan belajar siswa, pembagian rapot, Ijazah dll.
h) Mengatur program perbaikan, pengayaan.
i) Mengatur piket guru, agar kelas tidak ada yang kosong.
j) Mengatur kegiatan tambahan jam pelajaran/ pendalaman materi.
k) Menyediakan perangkat administrasi PBM bagi guru.
l) Mengatur lingkungan sekolah dan lainnya sebagai media pembelajaran.
m)Mengatur pengembangan MGMP dan Koordinator mata Pelajaran.
n) Membuat jadwal supervisi akademis.
o) Mengatur pelaksanaan Ulangan harian, Ulangan tengah, Semester,
Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian sekolah dan Ujian Nasional.
p) Mengatur PBM berjalan dengan baik.
q) Menyusun rencana pelatihan profesionalisme guru tingkat sekolah
r) Mengatur dan memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.
s) Memanfaatkan media pembelajaran dan sarana pembelajaran.
t) Melaksanakan kegiatan lainnya berhubungan dengan akademis.
u) Menyiapkan agenda rapat, notulen rapat sekolah
v) Menyusun laporan
f. Bidang Sarana Prasarana
1) Merencanakan pengembangan sarana prasarana sekolah
2) Merencanakan pengembangan sarana prasarana pembelajaran
3) Merencanakan pengembangan sarana lainnya
4) Melaksanakan pemenuhan sarana prasarana
5) Melaksanakan pemeliharaan sarana prasarana sekolah.
6) Membuat laporan kegiatan
7) Melaksanakan tugas lain yang berhubungan dengan sarana prasarana
g. Bidang Kesiswaan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
a) Menyusun program tahunan
b) Mengatur dan membina kegiatan OSIS meliputi semua kegiatan
ekstrakurikuler, keagamaan dll.
c) Mengatur kegiatan keagamaan siswa.
d) Mengatur pelaksanaan pemilihan siswa berprestasi.
e) Mengatur dan mengembangkan bakat siswa.
f) Menyeleksi siswa untuk memperoleh bea siswa.
g) Mengatur pelaksanaan lomba siswa
h) Mengatur kegiatan siswa lainya
i) Menggunakan keuangan dengan efisien dan efektif
j) Melaporkan keuangan secara berkala setiap bulan sekali.
k) Melaksanakan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kesiswaan.
l) Latihan dasar kepemimpinan
m)Melaksanakan Masa Orientasi siswa baru
n) Melaksanakan Penerimaan siswa baru ( PSB)
o) Menyusun laporan kegiatan.
h. Bidang Humas
1) Melaksanakan pengembangan peran serta masyarakat terhadap sekolah
2) Melaksanakan pengembangan kerjasama dengan pihak/ instansi lain untuk
pengembangan sekolah
3) Menjalin kerja sama dengan sekolah dalam negeri dan luar negeri untuk
pengembangan RSBI
4) Menggali dana dari msyarakat untuk pengembangan sekolah
5) Menginformasikan kepada masyarakat program dan kegiatn sekolah.
6) Dan tugas lainnya yang berhubungan dengan peran serta masyarakat dan
kerja sama
i. Tata Usaha
1) Membuat Program
2) Mengkoordinir semua tenaga Tata Usaha
3) Memberikan tugas pengetikan dan penggandaan kepada tenaga tata Usaha
4) Mengawasi kebersihan, keindahan, dan keamanan sekolah.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
5) Mengkoordinir kegiatan lainnya yang berhubungan dengan tata usaha.
6) Laporan kegiatan kepada kepala sekolah
j. Wali Kelas :
Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan sebagai berikut:
1) Pengelolaan kelas.
2) Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi:
a) Denah tempat duduk.
b) Papan absensi siswa
c) Daftar pelajaran kelas.
d) Daftar piket kelas.
e) Buku absensi siswa
f) Buku kegiatan pembelajaran di kelas ( jurnal kelas).
g) Tata tetib kelas
3) Penyusunan/ pembuatan statistik bulanan siswa.
a) Pengisian daftar kumpulan nilai siswa ( legger).
b) Pengisian Daftar kelas.
c) Pembuatan catatan khusus tentang siswa.
d) Pencatatan mutasi siswa
e) Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar.
f) Pembagian buku laporan hasil belajar.
g) Mengenal dan memahami permasalahan siswa
h) Membantu siswa yang mengalami permasalahan.
i) Kunjungan rumah( home visit).
k. Guru Mata Pelajaran
Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas
meliputi:
a) Membuat perangkat pembelajaran, terdiri:
1. Silabus
2. Program tahunan/ semester
3. Program Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4. Daftar nilai/ skala nilai
5. Agenda Mengajar
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran (PBM).
c) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan semester, ujian nasional, penugasan, portopolio,
kwis dll.
d) Menyusun analisis hasil ulangan harian/ ulangan tengah semester
e) Menyusun dan melaksanakan progran perbaikan dan pengayaan.
f) Mengisi daftar nilai siswa.
g) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasanan pengetahuan)
kepada guru lain dalam proses PBM.
h) Membuat alat peraga/ alat pembelajaran.
i) Menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni.
j) Mengikuti pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum.
k) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
l) Mengikuti upacara bendera .
m)Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung
jawabnya.
n) Membuat catatan kemajuan belajar siswa.
o) Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
p) Mengatur keberasihan ruang kelas dan ruang praktium.
q) Mengumpulkan dan menghitung angka krerdit untuk kenaikan pangkatnya
r) Menjadi contoh atau teladan bagi siswa.
s) Menjadi guru piket.
t) Mengikuti MGMP.
u) Hadir ke sekolah setiap hari mulai jam 07.00 sampai 13.30.
B. Deskripsi Masalah Penelitian
Data atau informasi yang diperoleh di lapangan perlu didefinisikan secara
sistematis sehingga dapat mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan.
Penelitian ini mengkaji tentang Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010. Sesuai
dengan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, maka berikut ini
dijelaskan deskripsi masalah tentang Implementasi Program Rintisan Sekolah
Bertaraf Internasional (RSBI) di SMP Negeri 1 Sukoharjo, kendala-kendala yang
dihadapi SMP Negeri 1 Surakarta dalam mengarahkan sekolahnya menuju
bertaraf Internasional (SBI) dan usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk
mengatasi kendala tersebut.
1. Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di
SMP Negeri 1 Sukoharjo
Penerapan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1
Sukoharjo dimulai sejak tahun ajaran 2007/2008. Seperti yang diungkapkan oleh
informan 1 (wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Ya perlu diketahui sebelumnya bahwa kami SMP Negeri 1 Sukoharjopada saat itu tidak mencalonkan sebagai sekolah yang ingin menujubertaraf internasional (RSBI), tetapi kita dipilih sendiri oleh DirektoratJenderal Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai wakil KabupatenSukoharjo untuk tingkat SMP yang ber-title Rintisan Sekolah BertarafInternasional (RSBI). SMP Negeri 1 Sukoharjo dipilih sebagai RSBI olehDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah karena prestasisekolah yang baik selama 3 tahun berturut-turut. Pada saat itu jugapemerintah mencanangkan program RSBI untuk tingkat SMP adalahsebanyak 200 sekolah se-Indonesia dan 20 sekolah se-Propinsi JawaTengah sehingga sekolah ini terpilih menjadi salah satunya dandikeluarkan SK-nya oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar danMenengah pada Tahun Ajaran 2007/2008. Sejak dikeluarkan SK sebagaisekolah RSBI tersebut, Alhamdulillah SMP Negeri 1 Sukoharjo sekarangmenjadi sekolah RSBI dan paling favorit di kabupatennya.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 2 (wawancara pada tanggal
19 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Sebagai satuan pendidikan (SMP), kami saling bekerjasamamewujudkan tekad bulat kami untuk menjadikan sekolah ini bertarafinternasional (SBI). Terpilihnya sekolah ini menjadi RSBI pada tahunajaran 2007/2008 adalah modal awal yang baik untuk kami teruskanperjuangan kami untuk menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI).Kami disini yakin bahwa dengan adanya kerja keras yang ulet danprofesionalitas serta kualitas dari tenaga-tenaga kami baik dari tenagapendidik maupun tenaga kependidikan yang kami miliki dan mampu
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
bekerja secara individual maupun tim, itu juga merupakan modal awalyang cukup baik bagi kami untuk melangkah lebih maju.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo
menjadi salah satu rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) karena
prestasi sekolah yang baik selama 3 tahun berturut-turut. Kemudian dengan
dikeluarkan Surat Keputusan(SK) oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah pada Tahun Ajaran 2007/2008 maka SMP Negeri 1 Sukoharjo ber-title
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
Tujuan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), adalah
menciptakan lulusan yang dapat bersaing di era globalisasi baik di tingkat
nasional maupun tingkat internasional. Seperti yang diungkapkan oleh informan 1
(wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut : ”Tujuan kami untuk
melaksanakan program RSBI adalah untuk mempersiapkan lulusan yang mampu
bersaing di era globalisasi. Kemudian membekali lulusan tersebut dengan
kompetensi yang standarnya nasional maupun internasional untuk melanjutkan ke
jenjang berikutnya yaitu SMA atau SMK”. Kemudian hal yang sama diungkapkan
oleh informan 2 (wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Tujuan dari pada pelaksanaan RSBI adalah mewujudkan pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
yang diperkaya dan dikembangkan sesuai dengan kurikulum internasional.
Kemudian untuk mewujudkan lulusan yang berdaya saing tinggi.
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa tujuan SMP Negeri 1
Sukoharjo melaksanakan program RSBI antara lain :
a. Untuk mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing di era globalisasi.
b. Membekali lulusan tersebut dengan kompetensi yang standarnya nasional
maupun internasional untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu SMA atau
SMK.
c. Mewujudkan pencapaian Standar Kompetensi Lulusan yang sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diperkaya dan dikembangkan sesuai
dengan kurikulum internasional
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Penerapan Komponen utama yang menjadi bahan penilaian suatu satuan
pendidikan (sekolah) dalam menuju Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dapat
dilihat dalam pelaksanaan delapan komponen, yaitu meliputi standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan, dan
standar penilaian. Adapun penjabaran dari komponen-komponen pemberdayaan
sekolah yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
1) Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan sekolah yang bertaraf internasional adalah
mengacu pada:
a. Mendapat Input Siswa dengan nilai 75
Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan penerimaan siswa baru (PSB).
Untuk sekolah (SMP) RSBI, harus mendapat input peserta didik SD yang
memiliki nilai rata-rata 75. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5
(wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : ”Memang ada syarat
untuk menjadi siswa SMP Negeri 1 Sukoharjo yaitu bagi siswa SD yang ingin
mendaftar di SMP ini harus memiliki rata-rata nilai rapor 75 untuk semua mata
pelajaran mulai dari kelas 3, 4, 5, dan kelas 6 semester 1.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal
23 Agusturs 2010) sebagai berikut :
”Nilai rata-rata rapor kelas 3 sampai 6 semester 1 minimal harus 75 bagicalon pendaftar dan setelah itu mereka juga harus melewati beberapa tesyang kami berikan, meliputi tes tertulis, tes komputer, psikotes, tes IQ,dan wawancara. Dan apabila lolos maka tinggal menunggu hasil ujianUAN dari anak tersebut, jika lolos ujian UAN maka siswa tersebutditerima menjadi siswa SMP Negeri 1 Sukoharjo.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo
sudah melakukan penyaringan peserta didik baru yang sesuai dengan standar
sekolah RSBI. Penyaringan peserta didik baru dengan syarat sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata rapor Sekolah Dasar (SD) minimal harus 75 untuk kelas
3,4,5 dan 6 semester 1.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
2. Lolos tes tertulis,
3. Lolos tes komputer,
4. Lolos psikotes,
5. Lolos tes IQ,
6. Lolos tes wawancara,
7. Lolos ujian UAN
b. Mencapai nilai KKM 75
Kinerja Ketuntasan Minimal (KKM) untuk peserta didik SMP RSBI
harus mencapai 75. nilai tersebut meliputi nilai tugas, nilai ulangan, nilai ujian
mid semester dan nilai ujian semester. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5
(wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Untuk kelas RSBI SMP Negeri 1 Sukoharjo nilai rata-rata Kinerja
Ketuntasan Minimal (KKM) sedang berjalan untuk menuju KKM idial
yaitu 75 sehingga untuk KKM setiap mata pelajaran berbeda-beda ada
yang 71,72,73 dan sudah ada yang 75 misalnya untuk mata pelajaran
agama dan senitari KKM nya sudah 75 sedangkan untuk mata pelajaran
matematika, ips dan ipa KKM nya masih 71.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal
23 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Untuk kelas RSBI di SMP ini hanya mata pelajaran tertentu yang nilai
KKM nya mencapai 75 yaitu untuk mata pelajaran pendidikan agama,
karawitan dan senitari. untuk mata pelajaran lainnya KKM nya berbeda-
beda masih kurang dari 75 seperti hal nya mata pelajaran Biologi yang
saya ajarkan untuk KKM nya masih 71. Dimana nilai KKM itu meliputi
nilai tugas, ulangan, ujian mid semester dan ujian semesteran. Apabila
ada peserta didik yang belum mencapai nilai rata-rata KKM tersebut
maka kami adakan remedial agar nilai minimal KKM tersebut tercapai.”
Berdasarkan data lapangan di atas menunjukkan bahwa nilai Kinerja
Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP Negeri 1 Sukoharjo sedang berjalan untuk
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menuju KKM idial yaitu 75. Sehingga untuk KKM setiap pelajaran masih ada
yang belum mencapai KKM 75 seperti IPA,IPS dan Matematika KKM nya masih
71. Nilai KKM itu meliputi nilai tugas, ulangan, ujian mid semester dan ujian
semesteran. Apabila ada peserta didik yang belum mencapai nilai rata-rata KKM
tersebut maka kami adakan remedial agar nilai minimal KKM tersebut tercapai.”
c. Mencapai nilai Ujian Nasional (UN) 75
Sesuai dengan standar sebagai sekolah RSBI, nilai ujian nasional untuk
setiap mata pelajaran yang diujikan minimal harus mencapai 75. Seperti yang
diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010) sebagai
berikut : Sudah tercapai untuk UN sudah minimal 75 untuk kelas RSBI. Hal yang
sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010)
sebagai berikut :
”Alhamdulillah selama ini untuk kelas RSBI kami bisa mencapai nilaiUN dengan nilai rata-rata UN 75, bahkan rata-rata peserta didik kamikemarin bisa lebih dari 75 untuk setiap mata pelajaran yang diujikandalam UN. Termasuk mata pelajaran yang diujikan oleh DirjenDikdasmen yang meliputi IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK yangpengantarnya dengan menggunakan bahasa inggris.”
Berdasarkan data lapangan di atas menunjukkan bahwa rata-rata peserta
didik RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo dapat melebihi nilai UN 75 untuk setiap
mata pelajaran yang diujikan termasuk ujian yang diberikan oleh Dirjen
Dikdasmen.
d. Memenuhi SNP dan diperkaya keunggulan mutu lulusan dengan keunggulan
tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 4 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut :
” Untuk kelulusannya sudah sesuai dengan standar SNP, Kamimenggunakan kurikulum yang berlaku di indonesia sekarang yaituKTSP, juga ada muatan lokal berupa bahasa jawa. Namun disamping itu,untuk kelas RSBI ada tambahan kompetensi-kompetensi lain yang harusdiberikan pada anak didik kami yang standarnya internasional. Misalnyasaja ada Englishday yang wajib dilakukan setiap warga sekolah setiaphari selasa. Pembelajaran yang tidak hanya dari buku saja namun jugamemanfaatkan ICT misalkan dengan menggunakan internet. Selain itujuga ada penambahan jam mata pelajaran tertentu berupa pengayaan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
untuk mata pelajaran IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK dalampembelajaran bilingual .”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 3 (wawancara pada tanggal
20 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Sudah kami lakukan mengenai hal ini namun baru sedikit yang barukami lakukan seperti Englishday, pembelajaran menggunakan ICT danlaboratorium, pembelajaran bilingual untuk mata pelajaran IPA,matematika, bahasa inggris dan TIK. Selain itu model pembalarannyalebih dituntut yang mampu menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif,Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1
Sukoharjo sudah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu
menggunakan kurikulum KTSP dan terdapat muatan lokal berupa bahasa jawa.
Disamping itu, SMP Negeri 1 Sukoharjo juga sudah diperkaya keunggulan mutu
lulusan yang standarnya internasional misalnya dengan adanya Englishday,
pembelajaran menggunakan ICT dan laboratorium, pembelajaran bilingual untuk
mata pelajaran IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK. Selain itu model
pembalarannya mampu menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM).
2) Standar Isi (Kurikulum)
Sekolah bertaraf internasional menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Penidikan (KTSP) yang diperkaya agar memenuhi standar nasional pendidikan
plus kurikulum internasional yang digali (adopsi dan adaptasi) dari berbagai
sekolah mitra baik dalam maupun luar negeri, yang memiliki reputasi
internasional. Namun untuk SMP Negeri 1 Sukoharjo belum mengadopsi dan
mengadaptasi kurikulum tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh informan 1
(wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Untuk acuan penyelenggaraan kegiatan dalam pembelajaran di SMPNegeri 1 Sukoharjo itu menggunakan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Hanya saja untuk memenuhi syarat sebagai sekolahSBI itu harus Standar Nasional Produk (SNP) + X. Namun untuk SMPNegeri 1 Sukoharjo belum sampai pada unsur X karena belum dapatmengadopsi dan mengadaptasi kurikulum dari negara OECD hanya
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
melakukan penekanan pada pengembangan proses dan isi materi darimembaca referensi-referensi saja untuk mengembangkan kurikulum danditerapkan pada saat proses pembelajaran Maka disini kami Sebutkurikulum tersebut dengan KTSP plus .”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 4 (wawancara pada tanggal
20 Agusturs 2010) sebagai berikut :
“Untuk masalah kurikulum kita memakai KTSP Plus yang manakurikulum tersebut memenuhi standar-standar nasional dan diperkayalagi dengan adanya unsur Plus tersebut, yang mana unsur Plus tersebutartinya bahwa kita menekankan dalam hal proses pembelajaran yaitu :a. Pertama, pembelajaran bilingual (Bahasa Inggris) di beberapa mata
pelajaran terutama mata pelajaran sains (IPA), matematika, TIK(Teknik Informasi dan Komunikasi) serta khusus pada Hari Selasaseluruh warga sekolah wajib memakai Bahasa Inggris.
b. Kedua, pembelajaran berbasis IT (Teknologi Informasi) yangdiwujudkan dengan penyediaan LCD disetiap kelas untukpembelajaran dan ruang laboratorium yang memenuhi standar untuk 1anak 1 alat.
c. Ketiga, ada tambahan muatan lokal bahasa Jawa dan setiap hari kamisseluruh warga sekolah wajib memakai bahasa jawa.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1
Sukoharjo menggunakan KTSP Plus yang mana di dalam kurikulum tersebut
terdapat penekanan dalam hal proses pembelajaran yang meliputi :
1. Pertama, pembelajaran bilingual (Bahasa Inggris) di beberapa mata
pelajaran terutama mata pelajaran sains (IPA), matematika, TIK
(Teknik Informasi dan Komunikasi) serta khusus pada Hari Selasa
seluruh warga sekolah wajib memakai Bahasa Inggris.
2. Kedua, pembelajaran berbasis IT (Teknologi Informasi) yang
diwujudkan dengan penyediaan LCD disetiap kelas untuk
pembelajaran dan ruang laboratorium yang memenuhi standar untuk 1
anak 1 alat.
3. Ketiga, memasukkan muatan lokal berupa bahasa Jawa dan setiap hari
kamis seluruh warga sekolah wajib memakai bahasa jawa.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3) Standar Proses (Proses Pembelajaran)
Standar proses pembelajaran Sekolah Bertaraf Internasional hendaknya
memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk
menemukan kemungkinan-kemungkinan baru.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut : “Tersedianya ruang lab. dan media pembelajaran
yang lengkap membuat anak-anak senang pada saat KBM, dan tentunya
membantu sekali bagi kami dalam menyampaikan materi. Dengan begitu pula
peserta didik mampu mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan
eksperimentasi dalam model pembelajaran baru seperti di RSBI ini.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal
23 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Daya kreasi, inovasi dan ekperimentasi anak didik bisa kami rangsangmelalui pembelajaran di laboratorium. Misalkan saja mempraktekkanbagaimana terjadinya gerhana matahari dengan menggunakan alatperaga, eksperimen anatomi tubuh hewan dengan bantuan alatmikroskop, menggambar melalui corel draw pada saat pelajarankomputer, dan lain lain. Kemudian untuk nalar bisa kami rangsang padaanak, misalkan saja pada saat melakukan tanya jawab presentasi dandiskusi kelompok.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah dapat merangsang peserta didik
untuk mampu berinovasi, berkreasi, dan bereksperimen pada saat pembelajaran di
laboratorium. Untuk merangsang daya nalar peserta didik, dapat diwujudkan
misalnya pada saat tanya jawab presentasi dan diskusi kelompok. Dan semua itu
tidak lepas dari faktor tenaga pendidik yang mampu mengarahkan serta
merangsang peserta didik agar dapat berinovasi, berkreasi, berdaya nalar dan
dapat bereksperimen.
b. Menerapkan model pembelajaran aktif (cooperative learning), kreatif
(quantum learning), efektif (learning revolution) dan menyenangkan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
(contextual learning), yang kesemuanya itu telah memiliki standar
internasional.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut :
“Rata-rata guru di sini sistem mengajarnya sudah modern, maksudnyasudah tidak seperti jaman dahulu yang hanya bercerita, kemudian pesertadidik diperintah untuk mengerjakan soal dan begitu terus berulang-ulangmembosankan. Tetapi sekarang sudah ada model diskusi kelompok danpresentasi untuk melatih peserta didik untuk berani dan berapresiasi didepan kelas serta menggunakan internet sebagai sumber belajar tidakhanya dengan buku. Kemudian rutin memberikan tugas dan ulangan baikyang sifatnya lisan, tertulis atau praktek.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal
23 Agustus 2010) sebagai berikut : “Dalam proses pembelajaran, sering kami
adakan diskusi kelompok, presentasi, dan bahkan kami melakukan e-learning atau
pembelajaran dengan menggunakan media internet. Semua itu kami upayakan
agar dapat merangsang terciptanya pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM).”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo juga berusaha untuk menciptakan
PAKEM dengan cara seperti sering mengadakan presentasi, diskusi kelompok,
dan E-learning atau pembelajaran dengan menggunakan media internet.
c. Menerapkan proses pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut : “Dalam proses pembelajaran bagi kami,
sekolah yang berstandar internasional itu harus berbasis teknologi informasi
(IT). Jadi untuk sekolah ini kami wujudkan dalam pembelajaran E-learning.
Selain itu, setiap kelas RSBI itu tersedia LCD dan 1 unit Laptop untuk
membantu guru dalam menyampaikan materi.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal
23 Agustus 2010) sebagai berikut :
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
“Kami sediakan lab. komputer yang bagus sesuai dengan standarinternasional dan sudah 1 alat untuk 1 anak didik. Untuk kelas juga sudahdilengkapi LCD untuk kegiatan belajar mengajar di kelas sehinggawhiteboard semakin jarang digunakan oleh guru. Tapi meskipun begitutetap kami sediakan whiteboard juga disetiap kelas RSBI. Namun untukperpustakaan belum bisa kami wujudkan digital library karena terbenturdengan dana yang minim dan tidak adanya tenaga yang bisamengoperasikannya. Namun ke depan akan kami wujudkan.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memenuhi standar internasional
dalam hal penggunaan IT dalam proses pembelajaran berupa penyediaan LCD dan
1 unit laptop disetiap kelas kemudian pembelajaran E-learning serta laboratorium
yang sesuai dengan standar internasional. Namun ada beberapa yang belum bisa
dikembangkan oleh sekolah, yaitu digital library pada perpustakaan sekolah
karena terbentur oleh dana dan belum tersedianya tenaga yang dapat
mengoperasikannya.
d. Proses pembelajaran menggunakan Bahasa Inggris khususnya mata pelajaran
sains, matematika, dan teknologi.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut : “Pembelajarannya menggunakan pengantar
Bahasa Inggris yaitu untuk mata pelajaran matematika, sains (IPA) dan TIK, serta
buku panduan belajarnya.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 8 (wawancara pada tanggal
23 Agustus 2010) sebagai berikut : ”Pada hari selasa baik saat proses
pembelajaran maupun pada saat istirahat sekolah, peserta didik wajib
menggunakan bahasa inggris yang kita sebut hari itu sebagai Englishday. Untuk
beberapa mata pelajaran juga di wajibkan dengan pengantar bahasa inggris yaitu
mata pelajaran Sains, matematika dan TIK.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran
kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memenuhi standar internasional
dalam hal penggunaan bahasa inggris. Hal tersebut diwujudkan ketika hari selasa
adalah Englishday, penggunaan bahasa inggris pada mata pelajaran tertentu
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
seperti pelajaran matematika, sains (IPA) dan TIK serta didukung dengan buku
materi yang menggunakan pengantar bahasa inggris.
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Untuk standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan mencakup kualifikasi dan tingkat penguasaan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan serta memiliki sertifikat
kompetensi. Selain itu, persyaratan lainnya bagi sekolah yang berstandar
internasional (SBI) terutama bagi karyawan, tenaga pendidik, dan kepala sekolah
harus mampu berbahasa inggris dengan standar minimal yang telah ditetapkan
sebagai berikut :
a. Karyawan harus memiliki TOEFL minimal 400
b. Tenaga Pendidik harus memiliki TOEFL minimal 450
c. Kepala Sekolah harus memiliki TOEFL minimal 500
Seperti yang diungkapkan oleh informan 7 (wawancara pada tanggal 23
Agustus 2010) sebagai berikut :
“Guru-guru di SMP Negeri 1 Sukoharjo,sebagian besar telah memilikisertifikat TOEFL dengan capaian nilai 450. Namun juga masih adabeberapa guru yang belum meiliki sertifikat tersebut. Ada juga yangmasih kurang nilainya sehingga harus mengulang lagi. Untuk pegawaiadministrasi masih ada beberapa yang belum memiliki sertifikat TOEFLdengan capaian nilai minimal 400. Dan ada beberapa juga dari merekayang ikut kursus bahasa inggris untuk lebih memperdalamkemampuannya dan untuk kepala sekolah sudah memcapai nilai 500untuk TOEFL”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal
21 Agustus 2010) sebagai berikut : ”Di SMP sini, sebagian besar karyawan dan
guru-guru sudah memiliki sertifikat TOEFL dengan nilai minimal 450 bagi guru
dan 400 bagi tenaga administrasi.. Kemudian untuk kepala sekolah tentunya juga
otomatis memiliki sertifikat TOEFL tetapi nilainya lebih tinggi dari kami.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dalam standar tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 1 Sukoharjo sebagian besar
tenaga administrasi dan tenaga pendidik sudah memiliki sertifikat TOEFL dan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
nilainya sesuai standarnya masing-masing yaitu untuk tenaga pendidik minimal
450 dan untuk tenaga administrasi minimal 400. Ada beberapa dari mereka yang
belum memiliki sertifikat tersebut namun mereka juga berupaya untuk
memperolehnya dengan cara mengikuti pelatihan dan tes TOEFL. Jadi dengan
adanya kondisi tersebut, maka SMP Negeri 1 Sukoharjo belum sepenuhnya
memenuhi standar ketenagaan sebagai sekolah berstandar internasional (RSBI).
Sedangkan untuk kepala sekolah SMP Negeri 1 sukoharjo telah memiliki
sertifikat TOEFL sesuai dengan yang di syaratkan untuk sekolah standar
internasional (RSBI) yaitu 500.
Standar kepala sekolah pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
yang berstandar internasinal (SBI) harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program
studinya terakreditasi A.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada tanggal 18
Agustus 2010) sebagai berikut : “Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo telah
mengenyam riwayat pendidikan yang baik. Di perguruan tinggi negeri, baik
pendidikan S1-nya maupun pendidikan S2-nya dan terakreditasi A”. Hal yang
sama diungkapkan oleh informan 4 (wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010)
sebagai berikut : “Beliau telah memenuhi persyaratan sebagai kepala sekolah,
misalnya dalam hal riwayat pendidikan. Beliau lulusan S1 FKIP Bahasa, Sastra
Indonesia dan Daerah di UNS dan kemudian melanjutkan kuliah S2-nya dengan
jurusan yang sama juga di UNS, yang pada waktu itu telah terakreditasi A.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo telah memiliki riwayat pendidikan yang sesuai dengan
persyaratan. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo menyelesaikan pendidikan
S1 & S2 di UNS yaitu FKIP Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah yang pada saat
itu telah terakreditasi A.
2. Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh
Pemerintah.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 7 (wawancara pada tanggal 23
Agustus 2010) sebagai berikut : “Beliau telah mengikuti kepelatihan sebagai
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kepala sekolah dan melakukan studi banding di Singapura.”. Hal yang sama
diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010) sebagai
berikut : “Kepala sekolah telah mengikuti kepelatihan di turki dan singapura yang
gunanya untuk meningkatkan manajemen dan pengelolaan sekolah.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang tarafnya
internasional di turki dan di singapura. Kepelatihan tersebut berbentuk studi
banding yang berguna untuk meningkatkan manajemen dan pengelolaan sekolah.
3. Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada tanggal 18
Agustus 2010) sebagai berikut : “Beliau juga dapat berbahasa Inggris dengan baik
dan lancar. Saya pernah berdialog menggunakan bahasa Inggris dengan Beliau”.
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 4 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Beliau mampu berbahasa Inggris dan memiliki
nilai TOEFL yang telah sesuai dengan standar untuk sekolah RSBI.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo mampu berbahasa Inggris aktif dan telah memiliki sertifikat
TOEFL yang nilainya sudah sesuai dengan standar untuk menjadi kepala sekolah
RSBI.
4. Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring
internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan
enterprenual yang kuat.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada tanggal 18
Agustus 2010) sebagai berikut :
“Kepala sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo memiliki visi internasionalyang cemerlang sehingga mampu mengantarkan SMP Negeri 1Sukoharjo menjadi SMP RSBI, memiliki jiwa kepemimpinan dankewirausahaan baik serta mampu memanajerial sekolah yang inginberkembang ini untuk memenuhi syarat SBI meskipun sekolah tidakmemiliki cukup dana untuk melakukan itu”.
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 4 (wawancara pada tanggal
20 Agustus 2010) sebagai berikut :
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
“Beliau mampu memanfaatkan dan memanajerial sumber daya yang adadi sekolah ini sehingga menjadi lebih baik dan selalu berperan aktifdalam memajukan sekolah ini untuk menjadi SMP unggulan yangbertaraf internasional, selain itu juga mengajarkan kemampuanmanajerialnya kepada peserta didik, misalnya peserta didik dilatih untukwajib menabung dan mempunyai rekening di bank agar suatu saatapabila peserta didik itu membutuhkan keperluan sekolah baik itusifatnya mendadak ataupun tidak, mereka tidak membebani para orangtua mereka. Selain itu beliau juga mampu menumbuhkan jiwakewirausahaan kepada peserta didik yang diwujudkan ketika kelasmeeting, siswa kami didik untuk berwirausaha kecil-kecilan berjualanmakanan dengan modal sendiri-sendiri dari setiap kelas dan kami jadikanajang lomba untuk mengisi kelas meeting.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo sudah memiliki syarat-syarat sebagai kepala sekolah yang
berstandar internasional. Ide-ide dan usahanya dapat mengantarkan sekolah
tersebut menjadi sekolah bertaraf internasional (RSBI). Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo memiliki visi internasional, jiwa kepemimpinan dan
kewirausahaan yang baik serta mampu memanajerial sekolah untuk diarahkan
menuju sekolah bertaraf internasional (SBI).
5) Standar Sarana dan Prasarana
Semua sarana dan prasarana pendidikan bagi sekolah bertaraf
internasional harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Rasio jumlah siswa 1:24 dan minimum satu kelas untuk tiap- tiap tingkat
memiliki satu sel perangkat ICT.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 6 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Rata-rata rasio perbandingan jumlah siswa
RSBI kita adalah 1:28 anak dan dapat dikatakan masih belum bisa menyesuaikan
dengan standar SBI yang 1 kelasnya 1:24 anak. Kemudian untuk kelas RSBI
sudah dilengkapi 1 unit LCD dan 1 unit Laptop untuk membantu tenaga pendidik
dalam proses pembelajaran.”
Hal yang sama diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal
20 Agustus 2010) sebagai berikut : “Di SMP 1 Sukoharjo per kelas untuk kelas
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
RSBI itu perbandingan rasio jumlah siswanya bermacam macam, ada yang 1 kelas
isinya 21 anak,23 anak, 24 anak, 27 anak dan ada juga yang 28 anak. Tapi yang
paling banyak itu 1 kelas diisi dengan 28 anak. Namun setiap kelasnya sudah
dilengkapi seperangkat ICT berupa LCD dan Laptop.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar sarana
prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal rasio jumlah siswa per
kelas, ternyata belum memenuhi standar sebagai sekolah yang berstandar
internasional (RSBI). Rata-rata rasio jumlah siswa per kelas di SMP Negeri 1
Sukoharjo adalah 1:28 anak per kelas, sedangkan standar yang sebenarnya adalah
harus 1:24 anak per kelas. Kemudian untuk kelas RSBI sudah dilengkapi 1 unit
LCD dan 1 unit Laptop untuk proses pembelajaran.
b. Perpustakaan memiliki buku teks dalam bentuk cetak / digital untuk setiap
mata pelajaran minimal sama dengan jumlah siswa dalam satu kelas.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 6 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “untuk buku teks semua pelajaran Sudah tersedia
di perpustakaan dan jumlahnya juga mencukupi siswa perkelas”. Kemudian hal
yang sama juga diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Perpustakaan kami sudah tercukupi buku
teksnya untuk siswa dan tersedia juga untuk semua mata pelajaran. Dan buku-
buku tersebut selalu terawat dan tertata rapi di perpustakaan kami.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar sarana
prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal penyediaan buku teks
ternyata telah mencukupi bagi setiap siswa per kelas. Selain itu tersedia untuk
setiap mata pelajaran dan selalu terawat serta tertata rapi di perpustakaan.
c. Laboratorium komputer memiliki jumlah komputer sesuai dengan rata-rata
jumlah siswa (maksimum 24 siswa per rombel).
Seperti yang diungkapkan oleh informan 6 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Untuk penyediaan komputer di sekolah ini sudah
mencukupi untuk jumlah siswa perkelas dan spesifikasi komputernya sudah
pentium 4 serta dilengkapi dengan jaringan internet”. Kemudian hal yang sama
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
juga diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010)
sebagai berikut : “Lab. Komputer sudah mencukupi bagi siswa, malah jumlahnya
itu 30 unit komputer berarti melebihi dari jumlah siswa per kelas.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar sarana
prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal penyediaan komputer
laboratorium ternyata sudah mencukupi dari jumlah peserta didik per kelas.
Bahkan jumlah komputer yang berada di laboratorium ada 30 unit melebihi
jumlah siswa per kelas dan untuk spesifikasi komputernya pentium 4.
d. Memiliki buku referensi bagi guru sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Buku panduan untuk guru itu sudah disediakan
oleh sekolah”. Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 6
(wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010) sebagai berikut : “Buku ajar yang
kami pakai ini pemberian dari sekolah, jadi kami tinggal memakainya saja.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar sarana
prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal penyediaan buku ajar
bagi tenaga pendidik itu telah disediakan oleh sekolah.
e. Memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja di dalam unit kesehatan.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 6 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Untuk asuransi kesehatan itu hanya
mengandalkan askes kami sebagai pegawai negeri yang diberikan dari
pemerintah.”. Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 5
(wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010) sebagai berikut : “Untuk jaminan
kesehatan kami itu hanya sebatas pada kepemilikan askes kami sebagai pegawai
negeri yang selebihnya itu tidak ada, maka dari itu untuk pegawai GTT dan PTT
kami tidak ada jaminan kesehatannya, melainkan hanya bergantung pada rasa
solidaritas dan kekeluargaan kami saja sebagai warga sekolah SMP Negeri 1
Sukoharjo.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar sarana
prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal jaminan kesehatan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
masih kurang baik. Untuk pegawai PNS mendapatkan asuransi kesehatan hanya
berupa Askes yang diberikan dari pemerintah sedangkan Guru tidak tetap (GTT)
dan pegawai tidak tetap (PTT) tidak mendapatkan asuransi kesehatan, namun
hanya sebatas solidaritas dan rasa kekeluargaan saja apabila ada diantara mereka
yang sakit.
6) Standar Pembiayaan
Dana Sekolah Bertaraf Internasional dapat bersumber dari pemerintah
pusat, daerah, komite sekolah, sponsor dunia usaha dan industri, dan unit produksi
sekolah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 1 (wawancara
pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :”SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah
salah satu sekolah yang bertaraf internasional (RSBI) yang mendapat bantuan
dana dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah
propinsi, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada
tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : “Untuk pengembangan sekolah, SMP
Negeri 1 Surakarta ini mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat berupa BOS,
APBN, dan pemerintah daerah dan kabupaten”. Hal senada juga diungkapkan oleh
informan 6 (wawancara Tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Dalam memperoleh bantuan dana pengembangan sekolah ini di perolehdari pemerintah pusat lewat Bantuan Operasional Sekolah (BOS),pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi,(Anggaran Pendapatan Belanja Negara) APBN, Direktorat JenderalPendidikan Dasar dan Menengah. Alokasinya untuk KBM, Pembelianbuku wajib, pembelian buku perpus, alat tulis kantor, materipembelajaran, manajemen/ rapat, pajak telepon, listrik dan air, perawatandan pemeliharaan, honor guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap(PTT), Gaji guru dan karyawan.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar pembiayaan,
SMP Negeri 1 Sukoharjo memperoleh bantuan dana dari pemerintah pusat.
Bantuan tersebut berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan bantuan-
bantuan lain dari pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi,
(Anggaran Pendapatan Belanja Negara) APBN, dan dari Direktorat Jenderal
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Pendidikan Dasar dan Menengah. Alokasinya untuk KBM, pembelian buku wajib,
pembelian buku perpustakaan, alat tulis kantor, materi pembelajaran,
manajemen/rapat, pajak telepon, listrik dan air, perawatan dan pemeliharaan,
honor guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT), Gaji guru dan
karyawan.
7) Standar Pengelolaan (Manajemen)
Untuk memenuhi standar pengelolaan (manajemen), satuan pendidikan
(sekolah) yang berstandar internasional harus memenuhi syarat, antara lain :
a. Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar pengelolaan
sekolah di negara anggota OECD atau negara maju lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Untuk sistem manajemennya, kami telah
berupaya untuk memakai sistem manajemen yang sama dengan sistem manajemen
di negara OECD. Hanya saja pelaksanaannya mungkin kurang maksimal bila
dibandingkan negara OECD”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 4
(wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Sebenarnya kita sudah memakai sama dengan sistem manajemennyasana, namanya sistem manajemen mutu ISO. Kayaknya SDM kami yangmungkin perlu beradaptasi dan lebih disiplin dalam menjalankan sistemmanajemen tersebut. Apabila SDM kami mampu beradaptasi dan lebihdisiplin, bukan hanya sistem manajemennya saja yang sama tetapihasilnya juga akan sama.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar manajemen
yang dipakai di SMP Negeri 1 Sukoharjo ini sebenarnya sudah memakai sistem
manajemen yang dipakai di negara OECD yaitu sistem manajemen mutu ISO.
Namun demikian, tetap saja dalam pelaksanaannya masih kurang maksimal bila
dibandingkan negara OECD tersebut. Hal itu terjadi karena SDM di SMP Negeri
1 Sukoharjo kurang dapat beradaptasi dan kurang disiplin sehingga hasil yang
diperoleh berbeda dengan yang dilakukan oleh negara-negara OECD.
b. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000 versi terakhir.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut :
“Sistem manajemen yang kita pakai adalah SMM ISO 9001:2008. Didalam kegiatan manajemennya itu ada yang bertindak sebagai pengawasmutu manajemennya yaitu QMR (Quality Management Representatif).Jadi selalu ada kontrol dalam melakukan aktivitas manajemen dan selaluberpegang teguh pada klausul-klausul/syarat-syarat yang terdapat dalamISO 9001:2008. Segala syarat-syaratnya telah ditulis dalam dokumenISO 9001:2008, dan klausul-klausul/syarat-syarat tersebut harus dipenuhidengan apa yang telah ditetapkan dalam dokumen ISO. Apabila tidakdapat dipenuhi maka akan terjadi suatu kesalahan prosedur yangberakibat negatif pada saat kegiatan evaluasi baik internal (dari pihaksekolah) maupun evaluasi eksternal (dari pihak luar sekolah).”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada
tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut : “Sekolah kami memakai SMM ISO
9001:2008 dan telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 pada tahun ajaran
2008/2009.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo
sudah memakai Sistem Manajemen Mutu ISO versi 9001:2008 sejak tahun ajaran
2008/2009. Di dalamnya terdapat klausul-klausul/syarat-syarat yang harus
dipenuhi. Karena apabila klausul-klausul tersebut ada yang tidak terpenuhi, maka
akan terjadi kesalahan prosedur yang berakibat negatif pada saat kegiatan evaluasi
baik internal (dari pihak sekolah) maupun evaluasi eksternal (dari pihak luar
sekolah). Dan yang menjadi tim pengawas mutu di SMP Negeri 1 Sukoharjo
adalah QMR (Quality Management Representatif).
c. Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi tingkat
nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau seni.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 (wawancara pada tanggal 20
Agustus 2010) sebagai berikut : “Kaitannya untuk mempersiapkan peserta didik
yang berprestasi, bisa kami ambil langkah misalnya pada saat Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB), disitu kita bisa memperoleh informasi tentang prestasi anak
tersebut sejak SD. Setelah kita mempunyai bibit-bibit baru, langkah selanjutnya
kita lakukan pengembangan diri melalui ekstrakurikuler.”
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informa 5 (wawancara pada
tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : “Bisa kita persiapkan melalui
pembinaan secara terus menerus kepada peserta didik yang berprestasi di setiap
bidang akademik dan non akademik. Selain itu juga melakukan program karantina
bagi peserta didik yang akan mengikuti lomba.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa langkah yang dilakukan
oleh SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam mempersiapkan peserta didik yang
berprestasi, antara lain :
a. Mencari informasi bibit-bibit baru melalui PPDB
b. Melakukan pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler
c. Melakukan pembinaan secara terus menerus kepada peserta didik
yang berprestasi di setiap bidang akademik dan non akademik.
d. melakukan program karantina bagi peserta didik yang akan mengikuti
lomba
8) Standar Penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian
sekolah bertaraf internasional adalah :
a. Menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaian
berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Seperti yang diungkapkan oleh informan 2 (wawancara pada tanggal 19
Agustus 2010) sebagai berikut : ” Model penilaian berbasis teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) sudah kami lakukan bahkan untuk untuk kalangan guru
sudah memakai sistem Computerize yang didalamnya sudah dibuatkan
perhitungan untuk penilaian hasil pembelajaran peserta didik”. Kemudian hal
yang sama juga diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut : “Pengembangan TIK dalam sistem penilaian itu
sudah kami lakukan, rata-rata semua guru disini sudah menggunakan komputer
untuk perhitungan nilai yang mana sudah diprogramkan rumusnya di masing-
masing laptopnya..”
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa untuk standar penilaian di
SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah mengembangkan sistem penilaian yang berbasis
IT. Tenaga pendidik sudah menggunakan sistem komputerisasi dalam mengolah
nilai peserta didik yang telah terprogram di laptopnya masing-masing.
b. Melaksanakan ujian nasional.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut : ”Ujian nasional pasti selalu wajib dilakukan
disekolah manapun di Indonesia”. Kemudian hal yang sama juga diungkapkan
oleh informan 2 (wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Pastinya ada ujian nasional.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1
Sukoharjo juga melaksanakan ujian nasional.
c. Dapat melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut : ”Sudah kami lakukan dan diwujudkan ketika
ujian semester untuk yang kelas RSBI mendapat soal ujian dari Dirjen Dikdasmen
dengan pengantar bahasa inggris untuk mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa
inggris dan TIK”. Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 2
(wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut : “Selain soal ujian
dari pusat, peserta didik di SMP Negeri 1 Sukoharjo juga menempuh tes tambahan
dari Dirjen Dikdasmen pada saat ujian semester dan ujian UN khusus untuk mata
pelajaran IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK menggunakan pengantar
bahasa inggris.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1
Sukoharjo selain melaksanakan ujian dari pusat, sekolah tersebut juga
melaksanakan ujian dari Dirjen Dikdasmen yang meliputi mata pelajaran IPA,
matematika, bahasa inggris dan TIK menggunakan pengantar bahasa inggris.
d. Memfasilitasi peserta didik untuk mengakses sertifikasi yang diakui secara
internasional dan/atau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat dari negara
anggota OECD atau negara maju lainnya.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Seperti yang diungkapkan oleh informan 2 (wawancara pada tanggal 19
Agustus 2010) sebagai berikut : ”Peserta didik belum dapat melakukan akses
sertifikasi yang diakui secara internasional dikarenakan belum adanya hubungan
tindak lanjut dengan negara mitra yang berada di luar negeri sehingga tidak
mungkin hal tersebut terjadi.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan 5 (wawancara pada
tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : “Belum dilakukan dan hanya
sertifikasi internasional yang diakui dari Dirjen Dikdasmen.”
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa peserta didik di SMP
Negeri 1 Sukoharjo belum dapat melakukan akses sertifikasi dengan sekolah mitra
yang ada di luar negeri. Hal tersebut dikarenakan belum adanya tindak lanjut dari
MoU yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Sukoharjo dengan sekolah mitra yang
berada di luar negeri. Peserta didik SMP Negeri 1 Sukoharjo sementara hanya
mendapat sertifikasi internasional yang diakui dari Dirjen Dikdasmen.
2. Kendal-kendala yang Dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam
Mengarahkan Sekolahnya Menuju Bertaraf Internasional (SBI)
Kendala-kendala dalam pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo antara lain:
a. Kekurangan Dana
Dukungan dana untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana serta
pengembangan sekolah lainnya yang berstandar internasional baik dari
pemerintah pusat melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS), APBN,
pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah masih belum sesuai dengan harapan
sehingga mengakibatkan pelaksanaan program RSBI kurang lancar. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh informan 4 (wawancara tanggal 20 Agustus 2010)
sebagai berikut :
“Memang kami agak kesulitan dalam pengembangan sekolah sepertiyang diharapkan dalam sekolah RSBI, karena kami hanya mendapatkanbantuan dana dari pemerintah pusat melalui APBN, Bantuan OperasionalSekolah (BOS), dan dari pemerintah propinsi, serta pemerintah
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
kabupaten. Hal tersebut semakin dipersulit dengan adanya programsekolah gratis sehingga kita hanya punya sedikit kas untukpengembangan sekolah.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada tanggal
19 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Bahwa dalam mengadopsi dan mengadaptasi kurikulum Negara-negaraOECD itu membutuhkan dana yang besar. Dengan mengadopsi danberadaptasi dengan kurikulum dari Negara OECD pastinya perludidukung dana untuk pengembangan sekolah seperti sarana prasarana,kemudian dana untuk menjalin kerjasama dengan negara mitra SMPNegeri 1 Sukoharjo dan dana untuk peningkatan kualitas SDM dll.Sedangkan sumber dana kami hanya dari pemerintah pusat yang manauntuk pencairannya bertahap, sehingga kami harus bersabar untukmenuju SBI.”
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa di SMP Negeri 1 Sukoharjo mengalami kekurangan dana
untuk pengembangan sekolah seperti pengadaan sarana prasarana, kemudian dana
untuk menjalin kerjasama dengan negara mitra SMP Negeri 1 Sukoharjo dan dana
untuk peningkatan kualitas SDM, dll. Sedangkan besarnya dana sekolah yang
berasal dari pemerintah belum mencukupi untuk pengembangan sekolah tersebut.
b. Kualitas SDM yang Masih Rendah dalam Sekolah (RSBI)
Rendahnya kualitas SDM yang dimiliki suatu satuan pendidikan
(Sekolah) RSBI, maka akan menghambat jalannya suatu program yang ingin
dikembangkan di sekolah (RSBI) tersebut. Hal tersebut dapat ditunjukkan seperti
masih terdapatnya tenaga pendidik dan staf administrasi yang belum memiliki
kemampuan TIK dan penguasaan dalam berbahasa inggris. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh informan 6 (wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010)
sebagai berikut :
“Guru SMP disini ada beberapa yang belum mampu berbahasa Inggrisdengan baik terutama bagi guru-guru yang sudah berusia setengah bayaatau tua dan sudah hampir pensiun. Alasannya ketika saya tanya danmereka menjawabnya juga seperti itu karena faktor usia. Jadi susah kalaudimasuki ilmu yang baru lagi apalagi seperti bahasa inggris. Selain itu,tenaga administrasi di SMP Negeri 1 Sukoharjo belum semuanyamemenuhi syarat, ada beberapa yang belum begitu mahir dalammengoperasikan komputer, selain itu juga belum memiliki kemampuan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
bahasa inggris yang baik seperti yang diharapkan standar sekolah yangbertaraf internasional (SBI).”Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 7
(wawancara pada tanggal 23 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Ya kalau untuk berbahasa inggris ketika KBM di kelas, saya lumayanbisa mbak namun saya kadang mengalami kesulitan juga ketika sayamenemui kata-kata baru yang tidak bisa saya artikan atau ketika maungomong begitu tapi kadang lupa bahasa inggrisnya apa. Kemudiandalam melakukan pembelajaran IT, Alhamdullillah sekarang saya tidakmengalami kesulitan lagi karena sudah terbiasa.”
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa tenaga pendidik dan staf administrasi di SMP Negeri 1
Sukoharjo masih dikatakan kurang untuk memenuhi standar sebagai sekolah RSBI
karena dibuktikan dengan hasil wawancara yaitu masih terdapatnya beberapa
tenaga pendidik yang belum mampu berbahasa inggris dengan baik terutama
bagi Tenaga Pendidik yang sudah berusia setengah baya atau tua dan sudah
hampir pensiun. Selain itu, tenaga administrasi di SMP Negeri 1 Sukoharjo belum
semuanya memenuhi syarat, ada beberapa yang belum begitu mahir dalam
mengoperasikan komputer, selain itu juga belum memiliki kemampuan bahasa
inggris yang baik seperti yang diharapkan standar sekolah yang bertaraf
internasional (SBI).
c. Kurikulum Sekolah (RSBI) yang Belum Memenuhi Standar
Sebagai sekolah yang bertaraf internasional (RSBI) hendaknya mampu
mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum negara-negara OECD, namun
SMP Negeri 1 Sukoharjo belum mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum
negara-negara OECD tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
informan 1 (wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :
“KTSP Plus yang kami pakai memang belum mengadopsi danberadaptasi dengan negara OECD, namun baru mengupayakan prosesnyabelum pada tahap adopsi dan adaptasi karena hal tersebut membutuhkandana yang besar dan kami terbentur dengan hal anggaran tersebut. Jadiselama ini kita hanya pengembangan proses dan isi materi darimaembaca referensi-referensi saja untuk mengembangkan kurikulum danditerapkan pada saat proses pembelajaran. Belum sampai melihat bentukkurikulum dan proses pembelajaran di sekolah-sekolah negara mitra
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
sehingga belum dapat dikatakan sudah adopsi dan adaptasi dengankurikulum negara mitra. Karena untuk mengadopsi dan beradaptasidengan kurikulum dengan negara mitra dibutuhkan kerjasama MoU.Sebenarnya kami sudah melakukan MoU dengan negara mitra tetapiuntuk tindak lanjutnya belum kita lakukan karena hal itu membutuhkanbiaya yang tidak sedikit dan kami sekali lagi jelaskan bahwa kami kitabelum bisa melakukan itu karena terbentur dengan dana.”
Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 2
(wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010) sebagai berikut :
“Kami memang belum mampu untuk pada taraf mengadopsi danmengadaptasi kurikulum di negara-negara OECD dengan kondisi sekolahyang hanya bergantung pada bantuan pemerintah saja dan ditambahpelaksanaan program sekolah gratis. Jadi kalau dengan waktu secepat itusaya kira tidak akan mampu karena butuh biaya yang besar untukmengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum negara-negara OECDtersebut, namun kami semua optimis dan yakin bahwa itu mampu kamiwujudkan dengan perlahan namun pasti.”
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo belum dapat mengadopsi dan
beradaptasi dengan kurikulum di negara-negara OECD namun hanya melakukan
penekanan pada pengembangan proses dan isi materi dari membaca referensi-
referensi saja untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses
pembelajaran sehingga kurikulum tersebut dinamakan KTSP plus.
3. Usaha-Usaha yang Dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk Mengatasi
Kendala dalam Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Usaha-usaha yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanaan rintisan Sekolah Bertaraf Internasional antara lain:
a. Kekurangan Dana
Tidak banyak usaha yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan sekolah
untuk mengatasi kekurangan dana bagi sekolah RSBI yang sumber dananya dari
pemerintah saja melainkan hanya dapat menunggu dana tersebut dengan batas
waktu yang tidak menentu. Keadaan seperti itu membuat sekolah RSBI tersebut
terhambat untuk melakukan pengembangan sekolah sedangkan dana yang
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
dibutuhkan untuk pengembangan sekolah RSBI itu tidak sedikit. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh informan1 (wawancara pada tanggal 19 Agustus
2010) sebagai berikut : ”Terus rajin mengajukan permohonan bantuan berbentuk
proposal baik kepada pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, dan pemerintah
propinsi agar dapat mengembangkan sekolah kita menjadi sekolah yang bertaraf
internasional (SBI)”. Dan hal senada juga diungkapkan oleh informan 6
(wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : “Sekolah tidak
dapat berbuat banyak untuk mengatasi kekurangan dana, sekolah hanya bisa
berupaya untuk mengajukan proposal untuk pengembangan sekolah dan
meningkatkan prestasi peserta didik agar pemerintah tidak segan-segan untuk
memberikan bantuan kepada sekolah ini”.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo tidak dapat berbuat banyak untuk
mengatasi kekurangan dana melainkan hanya dapat mengajukan proposal kepada
pemerintah dan hanya dapat menunggu dana tersebut diberikan. Tetapi sekolah
juga berupaya untuk meningkatkan prestasi peserta didik agar pemerintah tidak
segan-segan dalam memberikan bantuan dana untuk pengembangan SMP Negeri
1 Sukoharjo.
b. Kualitas SDM yang Masih Rendah dalam Sekolah (RSBI)
Usaha yang dapat dilakukan sekolah untuk mengatasi kendala kurangnya
kualitas SDM agar memenuhi persyaratan tenaga pendidik RSBI, maka yang
dapat dilakukan sekolah untuk peningkatan kualitas tenaga pendidik yaitu dengan
cara memberikan pelatihan-pelatihan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
oleh informan 3 (wawancara pada tanggal 20 Agustus 2010) sebagai berikut :
”Untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru usaha sekolah antara lainada pelatihan-pelatihan seperti diklat, penataran, mengikuti MGMP yangtingkat kabupaten dan tingkat propinsi serta antar RSBI, kemudiankursus-kursus berupa kursus komputer dan kursus bahasa inggris yangbekerja sama dengan ELTI, English First (EF) dan ALFABANK dankursus ini diperuntukkan bagi staf administrasi dan guru”.
Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan 5
(wawancara pada tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : “Untuk kepelatihan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
guru ada diklat, penataran, MGMP sedangkang untuk staf administrasi ada kursus
computer dan bahasa inggris.” Dan senada juga seperti yang diungkapkan oleh
informan 6 (wawancara tanggal 21 Agustus 2010) sebagai berikut : “Saat ini
sekolah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru melalui
berbagai cara diantaranya seminar (workshop), diklat, penataran, MGMP antar
RSBI, Lokakarya (ICT, kursus bahasa inggris, pembuatan model-model
pembelajaran, dll)”.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo juga berupaya untuk meningkatkan
kualitas tenaga pendidik misalnya dengan diklat, penataran, seminar (workshop),
MGMP antar RSBI, Lokakarya (ICT, kursus bahasa inggris, pembuatan model-
model pembelajaran, dll). Sedangkan untuk staf administrasi biasanya diberikan
kursus komputer dan bahasa inggris yang bekerja sama dengan lembaga
pendidikan seperti ELTI, English First (EF) dan ALFABANK.
c. Kurikulum Sekolah (RSBI) yang Belum Memenuhi Standar
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kurikulum yang
berupa adopsi dan adaptasi terhadap kurikulum negara-negara OECD pada
dasarnya sekolah RSBI tersebut harus memiliki cukup dana untuk melakukan
kerja sama dengan sekolah mitra yang berada di luar negeri (kerja sama MoU),
kerja sama tersebut diantaranya menyelenggarakan program sekolah kembaran
(sister school), pertukaran tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta
didik, penyelenggaraan seminar bersama, menyelenggarakan program penelitian
bersama, dll. Dilihat dari kegiatan-kegiatan tersebut tentunya banyak
membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan apabila sekolah RSBI tersebut
kekurangan dana maka akan kesulitan mewujudkannya. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh informan 1 (wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010)
sebagai berikut :
”SMP Negeri 1 Sukoharjo sebagai sekolah RSBI memang belummelakukan adopsi dan adaptasi dengan kurikulum negara mitra yangberada di luar negeri. SMP Negeri 1 Sukoharjo hanya sebatas padamemiliki negara mitra yang berada diluar negeri namun kelanjutan darihubungan kerja sama tersebut belum ada tindak lanjutnya dikarenakankurangnya dana yang dialami sekolah dan hanya mengandalkan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
datangnya bantuan dana dari pemerintah sehingga untuk melakukantersebut jadi terhambat”.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 5 (wawancara tanggal 21
Agustus 2010) sebagai berikut : “Kami hanya bisa menunggu sampai cukup dana,
baru bisa kami tindaklanjuti mengenai masalah kurikulum kami yang belum
standar sebagai sekolah yang bertaraf internasional (SBI)”. Kemudian hal senada
juga diungkapkan oleh informan 2 (wawancara pada tanggal 19 Agustus 2010)
sebagai berikut :
“Selain lambannya bantuan dari pemerintah, sekolah kami jugamenerapkan program sekolah gratis seperti apa yang diamanatkanpemerintah Kabupaten Sukoharjo. Dengan kondisi itu maka sekolah kamisemakin kekurangan dana untuk pengembangan sekolah sehingga dalammewujudkan kerja sama dengan sekolah mitra kami yang berada di luarnegeri kaitannya dengan adopsi dan adaptasi kurikulum masih tertundasampai saat ini dan sekolah kami sejauh ini hanya sekedarpengembangan proses dan isi materi dari referensi-referensi saja untukmengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat prosespembelajaran”.
Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa informan di atas,
menunjukan bahwa SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi masalah kurikulum
yang belum pada tahap mengadopsi dan mengadaptasi dengan kurikulum negara
mitra yang berada di luar negeri adalah pada pengembangan proses dan isi materi
dari referensi-referensi saja untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan
pada saat proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan lambannya bantuan dana
dari pemerintah dan sekolah juga melaksanakan program sekolah gratis seperti
apa yang diamanatkan pemerintah Kabupaten Sukoharjo. SMP Negeri 1
Sukoharjo juga berupaya untuk mendapatkan bantuan dana dari pemerintah
sehingga untuk ke depannya sekolah dapat menindaklanjuti kerja sama dengan
sekolah mitra yang berada di luar negeri dalam hal adaptasi dan adopsi kurikulum
tanpa adanya hambatan dana.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Kajian Teori
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, temuan studi yang dapat
dihubungkan dengan kajian teori adalah mengenai :
1. Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di
SMP Negeri 1 Sukoharjo
Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah nasional yang menyiapkan
peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Indonesia sebagai
Indikator Kinerja Kunci Minimal dan mutu internasional sebagai Indikator
Kinerja Kunci Tambahan, sehingga lulusannya memiliki mutu/kualitas bertaraf
nasional dan internasional sekaligus. SMP Negeri 1 Sukoharjo menjadi salah satu
rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) karena prestasi sekolah yang baik
selama 3 tahun berturut-turut. Kemudian dengan dikeluarkan Surat
Keputusan(SK) oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada
Tahun Ajaran 2007/2008 maka SMP Negeri 1 Sukoharjo ber-title Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
Komponen utama yang menjadi bahan penilaian suatu satuan pendidikan
(sekolah) dalam menuju Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dapat dilihat
dalam pelaksanaan 8 (delapan) komponen, yaitu meliputi standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan, dan
standar penilaian.
1) Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan sekolah yang bertaraf internasional adalah
mengacu pada:
a. Mendapat Input Siswa dengan nilai 75
Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan penerimaan Peserta didik baru
(PPDB). Untuk sekolah (SMP) RSBI, harus mendapat input peserta didik SD yang
memiliki nilai rata-rata 75. SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah melakukan
penyaringan peserta didik baru yang sesuai dengan standar sekolah RSBI.
Penyaringan peserta didik baru dengan syarat nilai rata-rata rapor Sekolah Dasar
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
(SD) minimal harus 75 dan setelah itu mereka juga harus melewati beberapa tes
yang diantaranya ada tes tertulis, tes komputer, psikotes, tes IQ, dan wawancara.
Apabila lolos maka tinggal menunggu hasil ujian UAN dari anak tersebut, jika
lolos ujian UAN maka siswa tersebut diterima menjadi siswa SMP Negeri 1
Sukoharjo.
b. Mencapai nilai KKM 75
Nilai Kinerja Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP Negeri 1 Sukoharjo
sedang berjalan untuk menuju KKM idial yaitu 75. Sehingga untuk KKM setiap
pelajaran masih ada yang belum mencapai KKM 75 seperti IPA,IPS dan
Matematika KKM nya masih 71. Nilai KKM itu meliputi nilai tugas, ulangan,
ujian mid semester dan ujian semesteran. Apabila ada peserta didik yang belum
mencapai nilai rata-rata KKM tersebut maka kami adakan remedial agar nilai
minimal KKM tersebut tercapai.
c. Mencapai nilai Ujian Nasional (UN) 75
Sesuai dengan standar sebagai sekolah RSBI, nilai ujian nasional untuk
setiap mata pelajaran yang diujikan minimal harus mencapai 75. Rata-rata peserta
didik RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo dapat melebihi nilai UN 75 untuk setiap
mata pelajaran yang diujikan termasuk ujian yang diberikan oleh Dirjen
Dikdasmen.
d. Memenuhi SNP dan diperkaya keunggulan mutu lulusan dengan keunggulan
tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya.
SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memenuhi Standar Nasional Pendidikan
(SNP) yaitu menggunakan kurikulum KTSP dan terdapat muatan lokal berupa
bahasa jawa. Disamping itu, SMP Negeri 1 Sukoharjo juga sudah diperkaya
keunggulan mutu lulusan yang standarnya internasional misalnya dengan adanya
Englishday, pembelajaran menggunakan ICT dan laboratorium, pengayaan untuk
mata pelajaran IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK. Selain itu model
pembalarannya mampu menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM).
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
2) Standar Isi (Kurikulum)
Sekolah bertaraf internasional menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Penidikan (KTSP) yang diperkaya agar memenuhi standar nasional pendidikan
plus kurikulum internasional yang digali (adopsi dan adaptasi) dari berbagai
sekolah mitra baik dalam maupun luar negeri, yang memiliki reputasi
internasional.
SMP Negeri 1 Sukoharjo belum mengadopsi dan mengadaptasi
kurikulum tersebut. SMP Negeri 1 Sukoharjo menggunakan KTSP Plus yang
mana di dalam kurikulum tersebut terdapat penekanan dalam hal proses
pembelajaran yang meliputi :
a. Pertama, pembelajaran bilingual (Bahasa Inggris) di beberapa mata pelajaran
terutama mata pelajaran sains (IPA), matematika, TIK (Teknik Informasi dan
Komunikasi) serta khusus pada Hari Selasa seluruh warga sekolah wajib
memakai Bahasa Inggris.
b. Kedua, pembelajaran berbasis IT (Teknologi Informasi) yang diwujudkan
dengan penyediaan LCD disetiap kelas untuk pembelajaran dan ruang
laboratorium yang memenuhi standar untuk 1 anak 1 alat.
c. Ketiga, memasukkan muatan lokal berupa bahasa Jawa dan setiap hari kamis
seluruh warga sekolah wajib memakai bahasa jawa.
3) Standar Proses (Proses Pembelajaran)
Standar proses pembelajaran Sekolah Bertaraf Internasional hendaknya
memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk
menemukan kemungkinan-kemungkinan baru. Proses pembelajaran kelas RSBI
di SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah dapat merangsang peserta didik untuk
mampu berinovasi, berkreasi, dan bereksperimen pada saat pembelajaran di
laboratorium. Untuk merangsang daya nalar peserta didik, dapat diwujudkan
misalnya pada saat tanya jawab presentasi dan diskusi kelompok. Dan semua
itu tidak lepas dari faktor tenaga pendidik yang mampu mengarahkan serta
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
merangsang peserta didik agar dapat berinovasi, berkreasi, berdaya nalar dan
dapat bereksperimen.
b. Menerapkan model pembelajaran aktif (cooperative learning), kreatif (quantum
learning), efektif (learning revolution) dan menyenangkan (contextual
learning), yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional. Proses
pembelajaran kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo juga berusaha untuk
menciptakan PAKEM dengan cara seperti sering mengadakan presentasi,
diskusi kelompok, dan E-learning atau pembelajaran dengan menggunakan
media internet.
c. Menerapkan proses pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Proses pembelajaran kelas RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memenuhi
standar internasional dalam hal penggunaan IT dalam proses pembelajaran
berupa penyediaan LCD dan 1 unit laptop disetiap kelas kemudian
pembelajaran E-learning serta laboratorium yang sesuai dengan standar
internasional. Namun ada beberapa yang belum bisa dikembangkan oleh
sekolah, yaitu digital library pada perpustakaan sekolah karena terbentur oleh
dana dan belum tersedianya tenaga yang dapat mengoperasikannya.
Proses pembelajaran menggunakan Bahasa Inggris khususnya mata
pelajaran sains, matematika, dan teknologi. Proses pembelajaran kelas RSBI di
SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memenuhi standar internasional dalam hal
penggunaan bahasa inggris. Hal tersebut diwujudkan ketika hari rabu adalah
Englishday, penggunaan bahasa inggris pada mata pelajaran tertentu seperti
pelajaran matematika, sains (IPA) dan TIK serta didukung dengan buku materi
yang menggunakan pengantar bahasa inggris.
4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Untuk standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan mencakup kualifikasi dan tingkat penguasaan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan serta memiliki sertifikat
kompetensi. Selain itu, persyaratan lainnya bagi sekolah yang berstandar
internasional (SBI) terutama bagi karyawan, tenaga pendidik, dan kepala sekolah
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
harus mampu berbahasa inggris dengan standar minimal yang telah ditetapkan
sebagai berikut :
a. Karyawan harus memiliki TOEFL minimal 400
b. Tenaga Pendidik harus memiliki TOEFL minimal 450
c. Kepala Sekolah harus memiliki TOEFL minimal 500
Standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 1
Sukoharjo sebagian besar tenaga administrasi dan tenaga pendidik sudah memiliki
sertifikat TOEFL dan nilainya sesuai standarnya masing-masing yaitu untuk
tenaga pendidik minimal 450 dan untuk tenaga administrasi minimal 400. Ada
beberapa dari mereka yang belum memiliki sertifikat tersebut namun mereka juga
berupaya untuk memperolehnya dengan cara mengikuti pelatihan dan tes TOEFL.
Jadi dengan adanya kondisi tersebut, maka SMP Negeri 1 Sukoharjo belum
sepenuhnya memenuhi standar ketenagaan sebagai sekolah berstandar
internasional (RSBI). Sedangkan untuk kepala sekolah SMP Negeri 1 sukoharjo
telah memiliki sertifikat TOEFL sesuai dengan yang di syaratkan untuk sekolah
standar internasional (RSBI) yaitu 500..
Standar kepala sekolah pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
yang berstandar internasinal (SBI) harus memenuhi kualifikasi dan kompetensi
yang tarafnya internasional yaitu
a. Pendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya
terakreditasi A. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo telah memiliki
riwayat pendidikan yang sesuai dengan persyaratan. Kepala Sekolah SMP
Negeri 1 Sukoharjo menyelesaikan pendidikan S1 & S2 di UNS yaitu FKIP
Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah yang pada saat itu telah terakreditasi A.
b. Menempuh pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh pemerintah. Kepala
Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo telah menempuh pelatihan kepala sekolah
yang tarafnya internasional di turki dan di singapura. Kepelatihan tersebut
berbentuk studi banding yang berguna untuk meningkatkan manajemen dan
pengelolaan sekolah.
c. Kepala sekolah harus mampu berbahasa inggris secara aktif. Kepala Sekolah
SMP Negeri 1 Sukoharjo mampu berbahasa inggris aktif dan telah memiliki
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
sertifikat TOEFL yang nilainya sudah sesuai dengan standar untuk menjadi
kepala sekolah RSBI.
d. Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring
internasional, dan memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kewirausahaan
(enterprenual) yang kuat. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah
memiliki syarat-syarat sebagai kepala sekolah yang berstandar internasional.
Ide-ide dan usahanya dapat mengantarkan sekolah tersebut menjadi sekolah
bertaraf internasional (RSBI). Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukoharjo
memiliki visi internasional, jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan yang baik
serta mampu memanajerial sekolah untuk diarahkan menuju sekolah bertaraf
internasional (SBI).
5) Standar Sarana dan Prasarana
Semua sarana dan prasarana pendidikan bagi sekolah bertaraf
internasional harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Rasio jumlah siswa 1:24 dan minimum satu kelas untuk tiap- tiap tingkat
memiliki satu sel perangkat ICT. Standar sarana prasarana di SMP Negeri 1
Sukoharjo khususnya dalam hal rasio jumlah siswa per kelas, ternyata belum
memenuhi standar sebagai sekolah yang berstandar internasional (RSBI). Rata-
rata rasio perbandingan siswa per kelas di SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah 1:28
anak per kelas, sedangkan standar yang sebenarnya adalah harus 1:24 anak per
kelas. Kemudian untuk kelas RSBI sudah dilengkapi 1 unit LCD dan 1 unit
Laptop untuk proses pembelajaran.
b. Perpustakaan memiliki buku teks dalam bentuk cetak / digital untuk setiap mata
pelajaran minimal sama dengan jumlah siswa dalam satu kelas. Standar sarana
prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal penyediaan buku
teks ternyata telah mencukupi bagi setiap siswa per kelas. Selain itu tersedia
untuk setiap mata pelajaran dan selalu terawat serta tertata rapi di perpustakaan.
c. Laboratorium komputer memiliki jumlah komputer sesuai dengan rata-rata
jumlah siswa (maksimum 24 siswa per rombel). Standar sarana prasarana di
SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal penyediaan komputer
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
laboratorium ternyata sudah mencukupi dari jumlah peserta didik per kelas.
Bahkan jumlah komputer yang berada di laboratorium ada 30 unit melebihi
jumlah siswa per kelas.
d. Memiliki buku referensi bagi guru sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan. Standar sarana prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya
dalam hal penyediaan buku ajar bagi tenaga pendidik itu telah disediakan oleh
sekolah.
e. Memiliki sistem penjaminan keselamatan kerja di dalam unit kesehatan.
Standar sarana prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo khususnya dalam hal
jaminan kesehatan masih kurang baik. Guru tidak tetap (GTT) dan pegawai
tidak tetap (PTT) tidak mendapatkan asuransi kesehatan, namun hanya sebatas
solidaritas dan rasa kekeluargaan saja apabila ada diantara mereka yang sakit.
6) Standar Pembiayaan
Dana Sekolah Bertaraf Internasional dapat bersumber dari pemerintah
pusat, daerah, komite sekolah, sponsor dunia usaha dan industri, dan unit produksi
sekolah. SMP Negeri 1 Sukoharjo memperoleh dana berasal dari pemerintah
pusat. Bantuan tersebut berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pemerintah
daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi, (Anggaran Pendapatan
Belanja Negara) APBN, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Alokasinya untuk KBM, pembelian buku wajib, pembelian buku perpustakaan,
alat tulis kantor, materi pembelajaran, manajemen/rapat, pajak telepon, listrik dan
air, perawatan dan pemeliharaan, honor guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak
tetap (PTT), Gaji guru dan karyawan.
7) Standar Pengelolaan (Manajemen)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan Manajemen
sekolah bertaraf internasional adalah
1) Memenuhi standar pengelolaan yang diperkaya dengan standar pengelolaan
sekolah di negara anggota OECD atau negara maju lainnya. SMP Negeri 1
Sukoharjo ini sebenarnya sudah memakai sistem manajemen yang dipakai di
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
negara OECD yaitu sistem manajemen mutu ISO. Namun demikian, tetap saja
dalam pelaksanaannya masih kurang maksimal bila dibandingkan negara
OECD tersebut. Hal itu terjadi karena SDM di SMP Negeri 1 Sukoharjo
kurang dapat beradaptasi dan kurang disiplin sehingga hasil yang diperoleh
berbeda dengan yang dilakukan oleh negara-negara OECD.
2) Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 dan ISO 14000 versi terakhir.
SMP Negeri 1 Sukoharjo sudah memakai Sistem Manajemen Mutu ISO versi
9001:2008 sejak tahun ajaran 2008/2009. Di dalamnya terdapat klausul-
klausul/syarat-syarat yang harus dipenuhi. Karena apabila klausul-klausul
tersebut ada yang tidak terpenuhi, maka akan terjadi kesalahan prosedur yang
berakibat negatif pada saat kegiatan evaluasi baik internal (dari pihak sekolah)
maupun evaluasi eksternal (dari pihak luar sekolah). Dan yang menjadi tim
pengawas mutu di SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah QMR (Quality
Management Representatif).
3) Mempersiapkan peserta didik yang diharapkan mampu meraih prestasi tingkat
nasional dan/atau internasional pada aspek ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau seni. SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam mempersiapkan peserta didik
yang berprestasi yaitu dengan mencari informasi bibit-bibit baru melalui
Penerimaan peserta didik baru, Melakukan pengembangan diri melalui
kegiatan ekstrakurikuler, Melakukan pembinaan secara terus menerus kepada
peserta didik yang berprestasi di setiap bidang akademik dan non akademik,
melakukan program karantina bagi peserta didik yang akan mengikuti lomba.
8) Standar Penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian
sekolah bertaraf internasional adalah :
a. Menerapkan model penilaian otentik dan mengembangkan model penilaian
berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Standar penilaian di SMP
Negeri 1 Sukoharjo sudah mengembangkan sistem penilaian yang berbasis IT.
Tenaga pendidik sudah menggunakan sistem komputerisasi dalam mengolah
nilai peserta didik yang telah terprogram di laptopnya masing-masing.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
b. Melaksanakan ujian nasional. SMP Negeri 1 Sukoharjo juga melaksanakan
ujian nasional.
c. Dapat melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan
pendidikan yang bersangkutan dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
SMP Negeri 1 Sukoharjo selain melaksanakan ujian dari pusat, sekolah tersebut
juga melaksanakan ujian dari Dirjen Dikdasmen yang meliputi mata pelajaran
IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK menggunakan pengantar bahasa
inggris.
d. Memfasilitasi peserta didik untuk mengakses sertifikasi yang diakui secara
internasional dan/atau mengikuti ujian akhir sekolah yang sederajat dari negara
anggota OECD atau negara maju lainnya. Peserta didik di SMP Negeri 1
Sukoharjo belum dapat melakukan akses sertifikasi dengan sekolah mitra yang
ada di luar negeri. Hal tersebut dikarenakan belum adanya tindak lanjut dari
MoU yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Sukoharjo dengan sekolah mitra yang
berada di luar negeri. Peserta didik SMP Negeri 1 Sukoharjo sementara hanya
mendapat sertifikasi internasional yang diakui dari Dirjen Dikdasmen.
2. Kendala-kendala yang Dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam
Mengarahkan Sekolahnya Menuju Bertaraf Internasional (SBI)
Kendala-kendala dalam pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo antara lain:
a. Kekurangan Dana
Dukungan dana untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana serta
pengembangan sekolah lainnya yang berstandar internasional baik dari
pemerintah pusat melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS), APBN,
pemerintah daerah, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah masih belum sesuai dengan harapan
sehingga mengakibatkan pelaksanaan program RSBI kurang lancar.
SMP Negeri 1 Sukoharjo mengalami kekurangan dana untuk
pengembangan sekolah seperti pengadaan sarana prasarana, kemudian dana untuk
menjalin kerjasama dengan negara mitra SMP Negeri 1 Sukoharjo dan dana untuk
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
peningkatan kualitas SDM, dll. Sedangkan besarnya dana sekolah yang berasal
dari pemerintah belum mencukupi untuk pengembangan sekolah tersebut.
b. Kualitas SDM yang Masih Rendah dalam Sekolah (RSBI)
Rendahnya kualitas SDM yang dimiliki suatu satuan pendidikan
(Sekolah) RSBI, maka akan menghambat jalannya suatu program yang ingin
dikembangkan di sekolah (RSBI) tersebut. Hal tersebut dapat ditunjukkan seperti
masih terdapatnya tenaga pendidik dan staf administrasi yang belum memiliki
kemampuan TIK dan penguasaan dalam berbahasa inggris.
SMP Negeri 1 Sukoharjo masih dikatakan kurang untuk memenuhi
standar sebagai sekolah RSBI karena dibuktikan dengan hasil wawancara yaitu
masih terdapatnya beberapa tenaga pendidik yang belum mampu berbahasa
inggris dengan baik terutama bagi Tenaga Pendidik yang sudah berusia setengah
baya atau tua dan sudah hampir pensiun. Selain itu, tenaga administrasi di SMP
Negeri 1 Sukoharjo belum semuanya memenuhi syarat, ada beberapa yang belum
begitu mahir dalam mengoperasikan komputer, selain itu juga belum memiliki
kemampuan bahasa inggris yang baik seperti yang diharapkan standar sekolah
yang bertaraf internasional (SBI).
c. Kurikulum Sekolah (RSBI) yang Belum Memenuhi Standar
Sebagai sekolah yang bertaraf internasional (RSBI) hendaknya mampu
mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum negara-negara OECD, namun
kebanyakan di sekolah-sekolah RSBI yang ada diseluruh Indonesia pada
umumnya masih belum secara sempurna mengadopsi dan beradaptasi dengan
kurikulum negara-negara OECD.
SMP Negeri 1 Sukoharjo belum dapat mengadopsi dan beradaptasi
dengan kurikulum di negara-negara OECD namun hanya melakukan penekanan
pada pengembangan proses dan isi materi dari membaca referensi-referensi saja
untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses pembelajaran
sehingga kurikulum tersebut dinamakan KTSP plus.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
3. Usaha-Usaha yang Dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk Mengatasi
Kendala dalam Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Usaha-usaha yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanaan rintisan Sekolah Bertaraf Internasional antara lain:
a. Kekurangan Dana
Tidak banyak usaha yang dapat dilakukan yang dapat dilakukan sekolah
untuk mengatasi kekurangan dana bagi sekolah RSBI yang sumber dananya dari
pemerintah saja melainkan hanya dapat menunggu dana tersebut dengan batas
waktu yang tidak menentu. Keadaan seperti itu membuat sekolah RSBI tersebut
terhambat untuk melakukan pengembangan sekolah sedangkan dana yang
dibutuhkan untuk pengembangan sekolah RSBI itu tidak sedikit.
SMP Negeri 1 Sukoharjo tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi
kekurangan dana melainkan hanya dapat mengajukan proposal kepada pemerintah
dan hanya dapat menunggu dana tersebut diberikan. Tetapi sekolah juga berupaya
untuk meningkatkan prestasi peserta didik agar pemerintah tidak segan-segan
dalam memberikan bantuan dana untuk pengembangan SMP Negeri 1 Sukoharjo.
b. Kualitas SDM yang Masih Rendah dalam Sekolah (RSBI)
Usaha yang dapat dilakukan sekolah untuk mengatasi kendala kurangnya
kualitas SDM agar memenuhi persyaratan tenaga pendidik RSBI, maka yang
dapat dilakukan sekolah untuk peningkatan kualitas tenaga pendidik yaitu dengan
cara memberikan pelatihan-pelatihan.
SMP Negeri 1 Sukoharjo juga berupaya untuk meningkatkan kualitas
tenaga pendidik misalnya dengan diklat, penataran, seminar (workshop), MGMP
antar RSBI, Lokakarya (ICT, kursus bahasa inggris, pembuatan model-model
pembelajaran, dll). Sedangkan untuk staf administrasi biasanya diberikan kursus
komputer dan bahasa inggris yang bekerja sama dengan lembaga pendidikan
seperti ELTI, English First (EF) dan ALFABANK.
c. Kurikulum Sekolah (RSBI) yang Belum Memenuhi Standar
Usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kurikulum yang
berupa adopsi dan adaptasi terhadap kurikulum negara-negara OECD pada
dasarnya sekolah RSBI tersebut harus memiliki cukup dana untuk melakukan
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
kerja sama dengan sekolah mitra yang berada di luar negeri (kerja sama MoU),
kerja sama tersebut diantaranya menyelenggarakan program sekolah kembaran
(sister school), pertukaran tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta
didik, penyelenggaraan seminar bersama, menyelenggarakan program penelitian
bersama, dll. Dilihat dari kegiatan-kegiatan tersebut tentunya banyak
membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan apabila sekolah RSBI tersebut
kekurangan dana maka akan kesulitan mewujudkannya.
SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi masalah kurikulum yang belum pada
tahap mengadopsi dan mengadaptasi dengan kurikulum negara mitra yang berada
di luar negeri adalah pada pengembangan proses dan isi materi dari referensi-
referensi saja untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses
pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan lambannya bantuan dana dari pemerintah
dan sekolah juga melaksanakan program sekolah gratis seperti apa yang
diamanatkan pemerintah Kabupaten Sukoharjo. SMP Negeri 1 Sukoharjo juga
berupaya untuk mendapatkan bantuan dana dari pemerintah sehingga untuk ke
depannya sekolah dapat menindaklanjuti kerja sama dengan sekolah mitra yang
berada di luar negeri dalam hal adaptasi dan adopsi kurikulum tanpa adanya
hambatan dana.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 89
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan dan analisis
yang telah dilakukan peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan guna
menjawab perumusan masalah. Adapun kesimpulan dari penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP
Negeri 1 Sukoharjo
Penerapan Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP
Negeri 1 Sukoharjo dapat dilihat sebagai berikut :
a. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan SMP Negeri 1 Sukoharjo yaitu:
1. Melakukan penyaringan peserta didik baru yang sesuai dengan standar
sekolah RSBI yaitu Input Siswa dengan nilai 75.
2. Nilai Kinerja Ketuntasan Minimal (KKM) sedang berjalan untuk menuju
KKM ideal yaitu 75. Sehingga KKM untuk setiap pelajaran masih ada yang
belum mencapai KKM 75 seperti IPA,IPS dan Matematika KKM nya masih
71.
3. Rata-rata Peserta didik RSBI dapat melebihi nilai UN 7,5 untuk setiap mata
pelajaran yang diujikan.
4. Memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu menggunakan
kurikulum KTSP dan terdapat muatan lokal berupa bahasa jawa. Disamping
itu, juga sudah diperkaya keunggulan mutu lulusan yang standarnya
internasional misalnya dengan adanya Englishday, pembelajaran
menggunakan ICT dan laboratorium, pembelajaran bilingual untuk mata
pelajaran IPA, matematika, bahasa inggris dan TIK. Selain itu model
pembelajarannya mampu menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan (PAKEM)
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
b. Standar Isi (Kurikulum)
Menggunakan KTSP Plus yang mana didalamnya ada beberapa
penekanan:
1. Pertama, pembelajaran bilingual (Bahasa Inggris) di beberapa mata pelajaran
terutama mata pelajaran sains (IPA), matematika, TIK (Teknik Informasi dan
Komunikasi) serta khusus pada Hari Selasa seluruh warga sekolah wajib
memakai Bahasa Inggris.
2. Kedua, pembelajaran berbasis IT (Teknologi Informasi) yang diwujudkan
dengan penyediaan LCD disetiap kelas untuk pembelajaran dan ruang
laboratorium yang memenuhi standar untuk 1 anak 1 alat.
3. Ketiga, ada tambahan muatan lokal bahasa Jawa dan setiap hari kamis seluruh
warga sekolah wajib memakai bahasa jawa.
c. Standar Proses (Proses Pembelajaran)
Standar proses pembelajarannya telah Berstandar Internasional dengan
penekanan antara lain:
1. Proses pembelajarannya sudah dapat merangsang peserta didik untuk mampu
berinovasi, berkreasi, dan bereksperimen.
2. Berusaha untuk menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM).
3. Pembelajaran Berbasis IT (Teknologi Informasi)
4. Pembelajaran menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris/Bilingual
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sebagian besar tenaga administrasi dan tenaga pendidik sudah memiliki
sertifikat TOEFL dan nilainya sesuai standarnya masing-masing yaitu untuk
tenaga pendidik minimal 450 dan untuk tenaga administrasi minimal 400. Ada
beberapa dari mereka yang belum memiliki sertifikat tersebut namun mereka juga
berupaya untuk memperolehnya dengan cara mengikuti pelatihan dan tes TOEFL.
Jadi dengan adanya kondisi tersebut, maka SMP Negeri 1 Sukoharjo belum
sepenuhnya memenuhi standar pendidik dan kependidikan sebagai sekolah
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
berstandar internasional (RSBI). Sedangkan untuk kepala telah memiliki sertifikat
TOEFL sesuai dengan yang di syaratkan untuk sekolah standar internasional
(RSBI) yaitu 500.
Kepala sekolah telah memenuhi syarat sebagai kepala sekolah yang
berstandar internasinal (SBI) yaitu:
1. Memiliki riwayat pendidikan yang sesuai dengan persyaratan. Kepala Sekolah
menyelesaikan pendidikan S1 & S2 di UNS yaitu FKIP Bahasa, Sastra
Indonesia dan Daerah yang pada saat itu telah terakreditasi A.
2. Menempuh pelatihan kepala sekolah yang tarafnya internasional di turki dan di
singapura.
3. Mampu berbahasa inggris aktif dan telah memiliki sertifikat TOEFL yang
nilainya sudah sesuai dengan standar untuk menjadi kepala sekolah RSBI.
4. Memiliki visi internasional, jiwa kepemipinan dan kewirausahaan yang baik
serta mampu memanajerial sekolah untuk diarahkan menuju sekolah bertaraf
internasional (SBI).
e. Standar Sarana Pasarana
Standar sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Sukoharjo yaitu:
1. Rasio jumlah siswa per kelas, belum memenuhi standar sebagai sekolah
yang berstandar internasional (RSBI). Rata-rata rasio perbandingan siswa
per kelas adalah 1:28 anak per kelas.
2. Penyediaan buku teks telah mencukupi bagi setiap siswa per kelas.
3. Penyediaan komputer laboratorium sudah mencukupi dari jumlah peserta
didik per kelas.
4. Penyediaan buku ajar bagi tenaga pendidik itu telah disediakan oleh
sekolah.
5. Jaminan kesehatan masih kurang baik..
f. Standar Pembiayaan
Dana untuk pembiayaan sekolah berasal dari :
1. Pemerintah pusat lewat bantuan operasional sekolah (bos)
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
2. Pemerintah daerah
3. Pemerintah kabupaten
4. Pemerintah propinsi
5. Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
6. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Alokasinya untuk KBM, pembelian buku wajib, pembelian buku
perpustakaan, alat tulis kantor, materi pembelajaran, manajemen/rapat, pajak
telepon, listrik dan air, perawatan dan pemeliharaan, honor guru tidak tetap
(GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT), Gaji guru dan karyawan.
g. Standar Pengelolaan (Manajemen)
Standar pengelolaan (Manajemen) di SMP Negeri 1 Sukoharjo yaitu
1. Sudah memakai sistem manajemen yang dipakai di negara OECD yaitu
sistem manajemen mutu ISO.
2. Memakai Sistem Manajemen Mutu ISO versi 9001:2008 sejak tahun ajaran
2008/2009.
3. Dalam mempersiapkan peserta didik yang berprestasi, antara lain :
a. Mencari informasi bibit-bibit baru melalui PPDB
b. Melakukan pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler
c. Melakukan pembinaan secara terus menerus kepada peserta didik yang
berprestasi di setiap bidang akademik dan non akademik.
d. melakukan program karantina bagi peserta didik yang akan mengikuti
lomba
h. Standar Penilaian
Standar penilaian di SMP Negeri 1 Sukoharjo yaitu
1. Sudah mengembangkan sistem penilaian yang berbasis IT.
2. Melaksanakan ujian nasional.
3. Melaksanakan ujian sekolah yang mengacu pada kurikulum satuan
pendidikan dalam bahasa inggris yaitu untuk mata pelajaran IPA,
Matematika dan TIK .
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
4. Belum dapat melakukan akses sertifikasi dengan sekolah mitra yang ada di
luar negeri.
2. Kendala-kendala yang Dihadapi SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam
Mengarahkan Sekolahnya Menuju Bertaraf Internasional (SBI)
Kendala-kendala dalam pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo antara lain:
a. Kekurangan Dana
Sekolah mengalami kekurangan dana untuk pengembangan sekolah
seperti pengadaan sarana prasarana, kemudian dana untuk menjalin kerjasama
dengan negara mitra dan dana untuk peningkatan kualitas SDM, dll. Sedangkan
besarnya dana sekolah yang berasal dari pemerintah belum mencukupi untuk
pengembangan sekolah tersebut.
b. Kualitas SDM yang Masih Rendah dalam Sekolah (RSBI)
Untuk kualitas SDM masih kurang karena dibuktikan dengan hasil
wawancara yaitu masih terdapatnya beberapa tenaga pendidik yang belum mampu
berbahasa inggris dengan baik terutama bagi Tenaga Pendidik yang sudah berusia
setengah baya atau tua dan sudah hampir pensiun. Selain itu, tenaga administrasi
belum semuanya memenuhi syarat, ada beberapa yang belum begitu mahir dalam
mengoperasikan komputer, selain itu juga belum memiliki kemampuan bahasa
inggris yang baik seperti yang diharapkan standar sekolah yang bertaraf
internasional (SBI).
c. Kurikulum Sekolah (RSBI) yang Belum Memenuhi Standar
Sekolah belum dapat mengadopsi dan beradaptasi dengan kurikulum di
negara-negara OECD namun hanya melakukan penekanan pada pengembangan
proses dan isi materi dari membaca referensi-referensi saja untuk
mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses pembelajaran
sehingga kurikulum tersebut dinamakan KTSP plus.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
3. Usaha-Usaha yang Dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk Mengatasi
Kendala dalam Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Usaha-usaha yang dilakukan SMP Negeri 1 Sukoharjo untuk mengatasi
kendala dalam pelaksanaan rintisan Sekolah Bertaraf Internasional antara lain:
a. Kekurangan Dana
Sekolah tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi kekurangan dana
melainkan hanya dapat mengajukan proposal kepada pemerintah dan hanya dapat
menunggu dana tersebut diberikan. Tetapi sekolah juga berupaya untuk
meningkatkan prestasi peserta didik agar pemerintah tidak segan-segan dalam
memberikan bantuan dana untuk pengembangan.
b. Kualitas SDM yang Masih Rendah dalam Sekolah (RSBI)
Berupaya meningkatkan kualitas tenaga pendidik misalnya dengan diklat,
penataran, seminar (workshop), MGMP antar RSBI, Lokakarya (ICT, kursus
bahasa inggris, pembuatan model-model pembelajaran, dll). Sedangkan untuk staf
administrasi biasanya diberikan kursus komputer dan bahasa inggris yang bekerja
sama dengan lembaga pendidikan seperti ELTI, English First (EF) dan
ALFABANK.
c. Kurikulum Sekolah (RSBI) yang Belum Memenuhi Standar
Untuk mengatasi masalah kurikulum yang belum pada tahap mengadopsi
dan mengadaptasi dengan kurikulum negara mitra yang berada di luar negeri
adalah pada pengembangan proses dan isi materi dari referensi-referensi saja
untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan pada saat proses pembelajaran.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang peneliti kemukakan dan berbagai
fenomena yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu Implementasi Program
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP Negeri 1 Sukoharjo, maka
implikasi hasil penelitian ini dapat peneliti kemukakan sebagai berikut :
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
a. Implementasi program RSBI berorientasi pada perbaikan/penyempurnaan yang
berkelanjutan dalam meningkatkan mutu pendidikan yang sehingga membuat
sekolah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas lulusannya.
b. Dari hasil penelitian ini dapat memberikan ide baru bagi SMP-SMP yang
masih belum standar SBI untuk meningkatkan kualitas pendidikannya agar
mampu bersaing juga dengan SMP-SMP yang sudah mengikuti standar
internasional.
c. Implementasi Program RSBI di SMP Negeri 1 Sukoharjo merupakan upaya
sekolah untuk meningkatkan kualitas lulusan yang berupa nilai tambah bagi
peserta didik yaitu memiliki kualitas internasional sehingga masyarakat lebih
percaya untuk menyekolahkan anaknya di SMP Negeri 1 Sukoharjo.
C. Saran
Dari analisis yang dilakukan, kesimpulan dan implikasi yang telah
diambil maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Bagi Tenaga Pendidik
a. Sebaiknya tenaga pendidik lebih meningkatkan kompetensinya melalui
program sekolah antara lain kemampuan berbahasa inggris dan pemanfaatan
multimedia untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
b. Tenaga pendidik sebagai orang yang berperan penting pada saat KBM di
kelas, hendaknya dapat menyuarakan aspirasinya kepada sekolah tentang
apa saja yang dibutuhkan tenaga pendidik kaitannya untuk peningkatan
proses pembelajaran. Suara/aspirasi dari tenaga pendidik tersebut dapat
membantu sekolah dalam mengalokasikan dana untuk pengembangan
sekolah mengingat sekolah tersebut minim sekali dengan dana.
2. Bagi Kepala Sekolah
a. Sekolah hendaknya berusaha lebih keras untuk mencari sumber-sumber
dana baru mengingat sekolah hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah
saja. Misalnya mencari informasi dan mencoba untuk mengajukan proposal
yang berkaitan dengan bantuan dana kepada sekolah mitra yang berada di
luar negeri.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
b. Sekolah hendaknya dapat lebih memprioritaskan dalam hal pengalokasian
dana karena minimnya dana yang dimiliki oleh sekolah. Misalnya untuk
mengembangkan sarana/prasarana, untuk meningkatkan kesejahteraan guru
dan karyawan serta lain sebagainya sehingga dapat membantu dalam
mensukseskan pelaksanaan program RSBI di sekolah tersebut.
Create PDF with PDF4U. If you wish to remove this line, please click here to purchase the full version