implementasi strategi kampanye, muhammad rahmadiyuki ...kc.umn.ac.id/6155/7/lampiran.pdfpenelitian...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
PERTANYAAN PENELITIAN
1. Kapan organisasi Lingkar Ganja Nusantara dibentuk?
2. Sejak kapan anda mengenal tanaman ganja?
3. Apa yang anda lakukan dalam organisasi LGN?
4. Bagaimana organisasi LGN menjalankan kegiatannya?
5. Apakah organisasi LGN menjalankan kegiatan kampanye?
6. Bagaimana organisasi LGN menjalankan komunikasi dengan khalayaknya?
7. Apa strategi yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan LGN?
8. Tujuan apa yang hendak dicapai oleh organisasi LGN?
9. Sebagai ketua LGN, apa yang anda lakukan demi terlaksananya kegiatan LGN?
10. Apakah ada kendala dalam menjalankan kegiatan LGN?
11. Bagaimana organisasi LGN dalam menanggapi hukum yang ada di Indonesia tentang
narkotika?
12. Darimana data – data yang didapat oleh LGN untuk dijadikan sebagai pesan yang
ingin disampaikan kepada khalayak?
13. Apakah ada kegiatan evaluasi dalam kegiatan organisasi?
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
Transkrip Hasil Wawancara
Narasumber : Dhira Narayana (Ketua Lingkar Ganja Nusantara)
Tempat : Rumah Hijau LGN, Ciputat
Waktu : 12 April 2018
(Penulis): Bagaimana awal mulanya organisasi LGN?
(Dhira): Dulu kita berawal dari komunitas, terus banyak yang dari kalangan mahasiswa,
beragam orang – orang yang memang concern dengan masalah seperti ini. Mereka ingin
dukung karena mereka tahu ada manfaat dari tanaman ganja. Itu juga dari dulu
masyarakat disana sudah tahu dan sudah mencoba ikut melegalkan makanya kita
mencoba untuk ikut tren sekarang. Pola pemikiran yang kompleks itu ga semua anggota
berpikiran seperti itu. Kalo ada yang anggotanya berpendidikan SD, itu mereka
mikirnya ga sekompleks anggota yang punya latar pendidikan. GMM (Global Marijuana
March) selalu dilakukan oleh LGN pada hari sabtu di minggu pertama, bulan Maret. Dari
aksi ini saya banyak menemukan orang – orang di Indonesia yang ternyata punya
kesamaan dalam pemikiran soal ganja. Dari sini kami baru membentuk perkumpulan
LGN yang sampai sekarang menjadi organisasi. Kita ingin seluruh orang dari berbagai
kelas yang ada di Indonesia bisa mengetahui tentang perjuangan yang sedang kita
lakukan. Media yang kita punya akan ditulis dengan informasi berbahasa Indonesia.
Orang – orang pelosok kan sekarang sudah bisa menggunakan internet, tapi belum
tentu mereka bisa mengerti bahasa asing. Banyak hal jadi berubah, kaya sekarang lebih
banyak memberikan konten di website untuk konten yang terjadi di masalah di
Indonesia. Kita sekarang lebih kaya gitu. Target kita selalu anak muda, karena saya tahu
mereka yang bisa menggerakan apa yang LGN ingin sampaikan tentang tanaman ganja
dan generasi tersebut menurut saya cukup memperhatikan tentang isu tersebut. Pada
awal aksi legalisasi ganja dilakukan, kami hanya memberitahu kepada masyarakat
tentang sejarah tanaman ganja dan manfaatnya. Lalu saya kepikiran untuk memasukan
isu tentang manfaat tanaman ganja sebagai pengobatan. Kami mencoba melakukan
penelitian dan mencari tahu ganja sebagai obat untuk penyakit apa saja. Penelitiannya
biasanya diambil dari negara – negara luar karena mereka sudah melakukannya
terlebih dahulu. Ada penelitian yang mengatakan bahwa ganja bisa mengobati kanker,
itu di negara israel. Lalu Amerika dan Kanada sudah menguasai hak paten ganja untuk
medis. Makanya kami mencoba mencari jalur melalui isu medis supaya bisa diterima
oleh Kementrian Kesehatan Indonesia dan LGN bisa diberi ijin untuk melakukan
penelitian tentang manfaat ganja untuk medis. Saat ini, kalau dilihat di media – media
yang digunakan LGN, kita juga mengangkat isu tentang kasus – kasus yang sedang
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
terjadi saat ini. Kasusnya seperti kasus Setya Novanto kemarin dan yang paling
berhubungan belum lama ini kasus yang menyangkut Fidelis tentang penggunaan
ganjanya kemarin. Lebih fokus di Instagram juga daripada website. Sekarang aku sama
mas anggi lebih ngangkat isu – isu sosial. Website LGN tidak se aktif dulu sewaktu kita
masih benar – benar aktif dan giat dalam menginformasikan legalisasi ganja di
Indonesia. Namun, saya tetap senang bahwa website LGN masih sering dikunjungi. Kita
juga tetap memberikan info – info terbaru dan memasukkan ke dalam website. Semua
hal terbaru tentang kasus yang berhubungan dengan ganja di dunia tetap kita
masukkan ke dalam konten website. Kita lebih melakukan pendekatan lewat seni dan
budaya. Kalo sekarang kita lebih sering mengadakan acara seperti expo dan sejenis
seminar di daerah Yogyakarta. Disana itu lebih terbuka orang – orangnya daripada
disini (Jakarta).
(Penulis) : Tapi tetap pada ranah LGN juga?
(Dhira) : Iya tujuannya tetap sama visinya tetap sama, tetap pemanfaatan pohon
ganja. Cuman pendekatan campaign ini, kampanye kemasyarakat ini sekarang kita
pake bahasa yang menrutku lebih halus.
(Penulis) : Halus itu yang nggak bersinggungan dengan hukum?
(Dhira) : Bukan ngga bersinggugan, ini konteksnya lebih berbudaya, lebih
menggunakan konteks – konteks lokal daripada internasional. Kaya misalnya 420 itu
kan simbol barat. Simbol barat yang dipake untuk campaign. Nah kalo sekarang
banyak lewat persoalan setnov sama fidelis. Nah hal yang kaya gitu yang pakemnya,
kerangkanya belum jelas maksudnya kita mau ikut kasus korupsi atau ngga,
misalnya besok mau pake kasusnya bu susi, intinya sih masih bebas.
(Penulis): Kalo misalnya ikut itu berarti nggak ada hubungannya dengan legalisasi
ganjanya sendiri?
(Dhira): Itu yang gua bilang makanya. Kan awalnya waktu kita bicara soal cannabis
friends yang punya filosofi bahwa tanaman ganja sama tanaman sirsak, tembakau itu
equal sebenarnya. Makanya aku secara personal, yang tadinya fanatik sama ganja,
trus kemudian aku ngeliat ganja kaya kita liat kucing, kita cuman liat bagian kukunya
doang. Itu kita kalo ngeliat alam, itu sama aja kita liat ganja kaya liat kuku kucingnya
doang. Tapi kita masih liat bulunya, mungkin tanaman lain. Nah aku liat ganja cuman
detailnya doang, dan aku tidak memahami konteks kucingnya ini. Makanya aku
belajar untuk memahami ekosistem ini, yang ganja adalah bagian kecil daripada
konteks besar ini. Jadi sekarang dari sudut pandangku. LGN ngelihat bahwa ganja,
korupsi, masalah kelaparan, masalah moral, masalah spiritualitas, itu semuanya
berhubungan. Jadi kita bisa ngubungin apa aja sama ganja. Nah buat kita itu
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
Indonesia banget, karena keberagaman itu. Makanya cara campaign kita ga melulu
soal ganja. Justru aku lihat malah bahaya kalo fanatis kan. Bayangin orang kalo tiap
hari the Jak doang.
(Penulis): Saya sudah mengikuti beberapa kegiatan LGN dari SMA, dulu itu teman
saya banyak yang memakai atribut LGN, trus saya juga ikutin dokter Sanjay Gupta.
Apakah sekarang mulai sedikit tidak berkegiatan lagi?
(Dhira): Itulah aku bisa katakan kalo fanatisme aku sama ganja itu lama – lama jadi
berkurang, malah kegemaran aku sama tanaman lain jadi seimbang. Aku justru tidak
mau orang jadi fanatisme sama sesuatu, atau ganja. Ujungnya kita punya keahlian
sendiri, dan keahlianku sekarang emang di bidang ganja. Legalisasi ganja itu adalah
sebuah perjuangan. Kita tidak tahu sampai kapan ganja bisa legal di Indonesia,
makanya kita tidak pernah benar – benar tahu kapan waktu tersebut datang. Bukan
berarti tapi aku bukan cuman ahli ganja doang. Kalo kita cuman punya pola pikir kita
fanatis satu hal, nanti kita punya lahan yang cuman ditanami ganja doang. Itu ga
bener tuh yakan. Atau kita punya kelompok yang isinya muslim doang, karena itu
kita ga sesuai. Itu yang aku rasain 2 tahun hidupku belakang. Secara organisasi,
memang LGN juga banyak kekurangan. Salah satunya dia sangat tergantung sama
apa yang saya lakukan. Saya sudah kontak temen – temen lain, saya ingin adakan
pertemuan yang membahas saya ingin ada ketua lain untuk menjalankan organisasi.
“LGN tidak membatasi anggotanya untuk melakukan kegiatan edukasi tentang ganja
dimana pun, yang penting tetap pada jalur yang ada dan anggota yang membuat
harus bertanggung jawab sendiri dengan kegiatannya. Saya ingin agar LGN bisa
berjalan sendiri tanpa ada ikut campur dari saya. Aku ingin jadi orang dibalik layar.
Karena aku percaya memang kalo kita hanya tergantung sama satu, nanti gaakan bisa
besar. Aku kan udah punya pengalaman, dari mendirikan, menjalankan, semuanya
aku rasain dari tahun 2009 sekarang tahun 2018. Aku tahu kita harus ngapain. Saya
sudah meneliti banyak soal tanaman ganja itu sendiri sejak lulus kuliah. Di Uruguay,
sudah ada regulasi dari pemerintah soal penggunaan ganja untuk medis dan seluruh
regulasi tentang penjualannya. Saya yakin jika di Indonesia diterapkan hal yang
sama, maka Indonesia bisa memiliki aset yang bisa membangun perekonomian
bangsa Indonesia. Memang waktu untuk ngejalaninnya, semangat aku ketika aku
lulus kuliah sampai sebelum nikah, nah itu menurutku harus ditularin ke orang lain
yang bisa ngejalaninnya. Menurutku aku sekarang cocok dibelakang layar supaya
orang yang menggatikanku itu ga melakukan kesalahan yang sama. Yang kaya aku
lakuin. Jadi kamu bayangin harusnya kedepan, kampanye LGN itu lebih efektif.
Efektif itu harusnya dengan usaha yang seminimal mungkin, tapi kita bisa dapet
pengaruh perubahan yang optimal. Dalam LGN, memang kita belum begitu sampai
pada tahap mengevaluasi kegiatan. Kita akui bahwa evaluasi setelah kegiatan belum
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
begitu tersusun rapi. Ini merupakan hal yang memang mesti kami perbaiki. Selama
ini kan kebalik, aku usahanya banyak banget, tapi perubahan kebijakannya hampir
gaada, belum pada sasaran yang ingin dicapai. Paling cuman dapet support dan yang
mendukung.
(Penulis): Tujuan kampanye itu memang apa?
(Dhira): Kita ga pernah mikirin sampai se detail itu. Jalanin aja. Kita bukan kaya
mahasiswa skripsi yang buat manfaatnya apa, tujuannya apa kaya gimana itu ga
terlalu kita pikirin. Gua buat ini itu karena bermula dari facebook, trus ada orang
yang mau bantu udah abis itu jalan. Uang kita kumpulin dari jualan baju dan lain –
lain. Kami dulu jualan merchendise seperti kaos dan macam – macam karya seni
yang dibuat oleh anggota. Dana kami dari sana atau hasil dari donasi masyarakat dan
anggota. Kita ini organisasi non profit, makanya tidak pernah memikirkan dana.
Kemudian kalo buat SDM sewaktu ada kegiatan itu, kita tidak pernah memilih.
Semuanya bisa asal memang punya kemampuan saja, seperti berbicara di depan
umum dan pandai mempersuasi orang.
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
Narasumber : Kaniggia Augusta (Anggota Advokasi Senior LGN)
Tempat : Kopi Praja, Bintaro
Waktu : 20 Juni 2018
(Penulis): Namanya siapa, tinggal dimana, dan jabatannya di LGN apa?
(Gia) : Halo nama gua Gia, domisili gua di Jakarta, jabatan gua di LGN itu di tim advokasi
LGN.
(Penlulis): Tim advokasi itu kerja nya apa ya?
(Gia): Dia itu biasanya buat mengedukasi kalo lagi ada kaya penyuluhan. Kalo misalnya
ada seminar, itu tugasnya untuk mengedukasi ke orang – orang yang pengetahuan
tentang ganjanya masih minim. Pandangan orang itu selalu negatif terhadap si ganja itu.
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
Makanya tugasnya disini itu untuk mengedukasi bahwa dia itu bukan barang yang
menakutkan, karena itu perihal masalah tentang lo belom kenal tentang dia (ganja).
Mungkin kalo sudah tahu dengan edukasi yang kita kasih, kalo memang masyarakat
mengerti, mungkin pemikirannya bisa terbuka. Bahwa ini buka sesuatu yang
menakutkan untuk kita konsumsi.
(Penulis): Apa sih yang lo ketahui tentang tanaman ganja itu sendiri?
(Gia): Gua cerita sedikit. Awalnya kenal ganja itu dari lingkungan sebenarnya. Dan
awalnya itu kita gunain cuman sebagai rekreasi buat senang – senang. Itu karena gua
saat itu belum tahu apa itu LGN dan apa ganja itu sebenarnya. Saat gua gabung, saat itu
dulu namanya masih Dukung Legalisasi Ganja sebelum jadi LGN. Trus sekitar tahun
2009 ke 2010 namanya berubah jadi Lingkar Ganja Nusantara. Disitu baru kita tahu apa
itu ganja. Sekarang tentang ganja itu sendiri dari LGN sudah banyak yang coba edukasi
buat masyarakat. Tentang apa efeknya, apa hal positif yang bisa kita dapat dari dia.
(Penulis): Berarti awal mulanya itu 2009 ya.
(Gia): Iya dari Dukung Legalisasi Ganja terus berubah nama menjadi Lingkar Ganja
Nusantara.
(Penulis): Tujuannya apa sih LGN itu?
(Gia): Tujuan kita ya memuliakan tanaman yang sekarang lagi di ilegalkan. Sebenarnya
tujuan pertama dari kita itu legal di bidang medis. Karena sudah banyak riset diluar
negeri yang bilang kalo ganja itu berguna untuk kesehatan, di bidang kedokteran, di
bidang medis. Setelah itu tahap kedua kita bermain di bidang industri, kaya kita bisa
gunain ini sebagai serat pakaian, benang. Dan untuk sejarah singkatnya saja celana
Levis itu pertama kali dibuat dari serat ganja, lalu perahu layar jaman dahulu itu
pertama kali menggunakan tambang yang terbuat dari serat ganja, karena serat ganja
punya bahan material yang sudah dijadi itu kuat banget. Bisa buat dibikin rumah juga,
diluar negeri itu ada yang sampai bikin material semuanya itu terbuat dari hemp, dari
batunya, ada campuran hempnya. Lalu temboknya dan catnya. Jadi ya berguna. Dan
yang terakhir itu buat rekreasi. Kaya contoh seperti di amsterdam, itu kan sudah legal.
Tapi legal bersyarat, bukan legal sembarangan gitu loh. Ya jadi di lokalisasikan. Nah itu
3 tahap yang sebenarnya yang kita tuju di Indonesia. Melalui Lingkar Ganja Nusantara.
(Penulis): Kalo gitu berarti pengetahuan anda tentang ganja itu, yang digunakan untuk
seminar dapat darimana?
(Gia): Kalo buat pengetahuan sih, ya kaya sekarang jaman sudah canggih. Kita bisa
googling. Terus kita bisa sharing sama orang yang sudah tahu lebih daripada kita. Kita
bisa sharing di bidang kesehatan. Walaupun dokter belum berani bicara soal kalau ini
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
memang benar – benar berguna buat kesehatan. Lalu menurut gua kita tuh ga perlu
ngelakuin riset gitu – gitu. Masalahnya data riset di luar negeri sudah pasti valid dan
benar. Dan memang sudah terbukti juga di luar negeri sana. Jadi kalo kita memang mau
riset disini, coba saja dulu kita lihat dari hasil riset disana, baru kita bandingin dari hasil
riset kita disini, pasti hasilnya bakal sama.
(Penulis): Dari data – data tersebut untuk kegiatan untuk seminar LGN?
(Gia): Iya. Jadi kalau misalkan ada penemuan tentang ganja untuk obat asma. Itu pasti
dari riset luar negeri yang sudah lebih maju daripada disini. Jadi kalau misalkan disini
orang bilang banyak yang belum bilang untuk riset. Kita kenapa ga coba ambil data dari
yang udah ada riset duluan. Karena itu ya disana memang sudah legal diperjual belikan
untuk obat. Jadi kita yang disini juga ga perlu takut.
(Penulis): Di LGN nya sendiri, kegiatannya apa aja sih?
(Gia): Kegiatannya itu kita suka ada edukasi tentang tanaman ganja. Kita suka compare
dengan jenis lain kaya alkohol dan jenis narkotika dan zat adiktif lainnya. Kita juga ada
namanya Global Marijuana March. Global Marijuana March itu kita biasanya diadain
setiap satu tahun sekali. Itu termasuk dalam kegiatan LGN. Dan kita suka merayakan
juga di setiap tanggal 20 April, itu kita ngerayain hari ganja sedunia. Itu hari ganja
sedunia setiap tanggal 20 April. Kegiatannya disitu kita gabung sama semua seniman,
kita disana ada musiknya, ada stage buat penyuluhan atau edukasi tentang tanaman
ganja ini, ada buat kita tahu apa ini sih sebenarnya, bahayanya ini apa sih, manfaatnya
ini apasih, ya itu sebagian kegiatan dari LGN sendiri.
(Penulis): Kegiatannya ada Global Marijuana March setiap tahun dan kegiatan hari
ganja sedunia ya. Ada kegiatan seminarnya gitu ga sih?
(Gia): Ada. Biasanya juga kita suka diundang sama kampus – kampus gitu kan. Waktu
itu kita pernah diundang sama Atma Jaya. Itu ngebahas tentang bahaya tanaman ganja.
Waktu pas di UI kita pernah bahas juga sama guru besar hukum pidana UI. Kita pernah
ngebahas tentang diskriminasi pengguna ganja di Indonesia. Karena seharusnya
mereka ga dipenjara karena mereka bukan orang jahat.
(Penulis): Apakah LGN itu sadar kegiatan yang dilakukannya adalah kegiatan
kampanye?
(Gia): Saya bisa bilang kegiatan kampanye nya ada di dalam Global Marijuana March.
Karena disitu kita, jadi Global Marijuana March itu adalah kegiatan yang dilakukan hari
sabtu, di minggu pertama bulan maret. Itu rutin. Menurut saya itu sebagai kampanye.
Kampanye dimana kita bisa menyuarakan suara kita tentang orang – orang yang ingin
melegalkan ganja di Indonesia. Tapi dengan jalan yang positif. Dengan yang seperti tadi
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
penyuluhan, edukasi, seminar. Untuk membuka mainset orang biar tahu ini tidak
sebahaya yang lo pikir. Karena dia itu ga semanakutkan apa yang orang – orang
pikirikan sekarang.
(Penulis): Dalam kegiatan kampanye LGN, pesan – pesan khusus apa yang mau
disampaikan oleh LGN apa?
(Gia): Kita menekankan buat edukasi kalau tanaman ganja itu bukan tanaman yang
bahaya. Mereka orang bisa bilang bahaya karena mereka belom kenal. Kalau mereka
sudah kenal mungkin belum tentu mereka bilaang ini itu bahaya. Untuk pemerintah
sendiri di Indonesia, yang mengatur undang – undang tentang ilegalnya ganja sendiri.
Kalo buat gue pribadi, gue minta buat cepat – cepat untuk di reset saja. Jadi biar tahu
kalau menurut gue disini masih ambigu. Disaat orang diluar negeri sana ini tuh
tanaman yang ga berbahaya. Sedangkan disini kita masih nutup mata buat kita
ngelakuin riset. Gimana ya, menurut gua bakalan nanti mungkin ada beberapa pihak
yang pasti merasa dirugikan karena adanya karena saat nanti ganja akan legal. Mungkin
jadi solve problem yang ada disini. Tapi kalo gua, pesan yang gua pengen sampein
tolong cepat – cepat di riset aja supaya bisa diteliti, jadi mindset orang – orang bisa
kebuka. Dan setelah diriset, hasilnya diberitahu ke publik. Jangan cuman diberitahu ke
instansi a, b. Percuma nanti kan bakal ketutup juga. Kalo bisa ngomong di publik
tentang hasil risetnya dia kan, orang semuanya mainsetnya bakal kebuka. Jadi kita tahu
ini kan ga berbahaya.
(Penulis): Berarti itu termasuk hambatan ya? Selain itu ada hambatan apa lagi yang
pernah ditemui?
(Gia): Tanaman ini udah ilegal, kita mau seminar orang yang mau dateng juga takut, kok
ada seminar kaya gini. Terus pemerintah disini susah untuk melakukan riset. Kita udah
coba buat petisi buat riset. Kita udah coba buat bikin untuk ngumpulin suara orang
banyak untuk kita bikin riset. Tapi responnya masih kurang positif. Jadi masih ada
beberapa pihak yang menolak untuk melakukan riset. Itu menurut gua juga jadi
hambatan. Dan yang jadi pertama hambatan disini karena mainset orang – orang disini.
Karena mereka tahu ganja itu barang yang jahat, barang yang bisa bikin orang ga
berguna, ya karena mereka belum kenal. Mungkin kalo mereka udah kenal, dia ga bakal
bilang kaya gitu.
(Penulis): Adakah lembaga – lembaga yang jadi hambatan bagi LGN dalam menjalankan
tujuannya?
(Gia): BNN dan DepKes juga pernah melakukan penolakan untuk riset. Karena kan kita
kalau mau riset, comparenya ke BNN dan departemen kesehatan, karena mereka
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
berdua yang bisa meneliti itu kan. Satu lagi negara Indonesia yang mayoritas muslim,
mengharamkan ganja. Siapa yang bilang ganja itu haram?
(Penulis): Kalau misalnya LGN sudah melakukan kegiatannya, Apakah LGN punya
kegiatan evaluasi?
(Gia): Evaluasi itu selalu ada. Sehabis GMM dan seminar kita bikin PR evaluasi dan
evaluasi lagi kita lakukan supaya lebih bagus kegiatannya lagi. Program kita kedepan
supaya lebih baik lagi.
(Penulis): Adakah contoh yang lebih spesifik yang dilakukan setelah kegiatan
dijalankan?
(Gia): Kita pernah evaluasi setelah seminar di Atma Jaya. Keesokannya kita evaluasi di
kantor sama anak – anak yang ikut seminar disitu. Setelah evaluasi besoknya kita
melakukan penyuluhan lagi tentang hambatan yang ada di seminar sebelumnya. Supaya
ketemu jawabannya. Nah kalo sehabis itu ada evaluasi lagi, kita lanjutin lagi di seminar
sesudahnya. Jadi nyambung.
(Penulis): Seminar itu adalah kegiatan yang ruitn ya?
(Gia): Betul. Karena mungkin dari jalan situ kita bisa mengedukasi orang. Kita ga
mungkin ketemu orang lagi ngobrol yang tidak jelas. Otomatis di seminar pesertanya
dengerin orang yang ngomong kan. Nah itu menurut gua itu jadi jalan untuk membuka
mindset orang.
(Penulis): Media – media apa saja yang dipake LGN sekarang?
(Gia): Kalo sosmed kita paling di web sama intsagarm aja. Dulu ada twitter cuman
sekarang udah ga aktif.
(Penulis): Konten – kontennya apa aja sih?
(Gia): Biasanya tentang kasus penyakit orang tentang dan obatnya pake ganja. Nah
disitu kita bahas secara spesifik. Apa sih, dibagaian mananya yang sejarahnya bisa
diobatin sama si THC. Nah itu salah satu kontennya.
(Penulis): Kemarin itu kan ada kasus Fidelis, itu tuh juga dijadikan alat LGN untuk
kegiatan?
(Gia): Mendobrak, karena apa yang dilakukan dia itu benar. Apa yang dilakukan dia itu
mulia. Karena pada dasarnya istrinya dia yang sakit bisa kebantu karena si ganja itu
sendiri. Ya tapi karena kita disini pengetahuan kita minim tentang ganja. Mau lu bilang
itu bisa ngobatin orang juga, orang lain juga masih bodo amat. Karena mindset orang
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
mikir itu narkoba. Itu salah satu jadi pecutan buat kita. Ini bukti nyata bahwa di
Indonesia udah ada orang yang bisa sembuh berkat ini.
(Penulis): Ini pertanyaan terakhir, tujuan LGN yang sampai saat ini sudah tercapai apa
saja?
(Gia): Kita sudah bisa ngelakuin seminar di banyak kampus, bersama guru besar di
kampus itu sendiri. Kaya di UI dan UGM. Kita sudah sampai bikin petisi dan sudah
sampai ke Depkes. Itu udah alhamdulillah. Tapi hasil risetnya sampai sekarang belum
keluar. Nah itu menurut gua itu sudah jadi suatu tujuan yang bisa dicapai. Cuman
kenapa ga di riset. Cuman baru itu saja sih yang baru sampai sekarang.
(Penulis): Gua pernah baca LGN pernah mencoba mengubah UU tentang narkotika ya?
Itu sudah sampai mana?
(Gia): Kalo hasil riset sudah sajalan, mungkin Undang – undang nomor 35 tentang ganja
bisa berubah. Karena pasal ini kan banyak isinya tentang pengguna dan kepemilikan. Ya
tujuan legalnya itu kan buat merubah undang – undang itu. Menurutku itu salah. Karena
ya itu dia, kita riset aja ga jalan. Menrutu gua, undang – undang itu dibikin tanpa riset.
Gitu. Pasti apanya yang dibikin mesti di riset dulu, dilihat dulu baru dibuat
peraturannya. Nah itu peraturan dibuat tanpa ada penelitian sebelumnya. Jadi orang
makin ngiranya ya ini emang udah ga bener itu loh.
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
Narasumber : Saveria Adella Putri (Dokter di Klinik Global Medika)
Tempat : Kopi Praja, Bintaro
Waktu : 14 Agustus 2018
(Penulis): Bisa sebutkan nama panjangnya siapa, lalu jabatannya apa?
(Dea): Saya Saveria Adella Putri, biasa dipanggil Dea, sekarang saya kerja sebagai
dokter umum, saya lulusan dari FKK UMJ.
(Penulis): Sudah lulus dari tahun berapa?
(Dea): Sekitar 2 tahun lalu sih, tahun 2016.
(Penulis): Saya menemukan bahwa ada beberapa penelitian yang menjelaskan bahwa
ganja itu bisa mengobati, mbak dea tahu tentang tanaman ganja?
(Dea): Tahu.
(Penulis): Menurut mbak dea, dari perspektif kedokteran, tanaman ganja itu
sebenarnya ada manfaat atau tidak?
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
(Dea): Dari kedokteran ya. Setahu saya sih ada, sebenarnya kalo baca jurnalnya sih
belum terlalu, cuman saya pernah dengar berita kalo ada pasangan suami istri, jadi
istrinya sakit sesuatu yang parah gitu tapi saya lupa penyakitnya apa, trus suaminya itu
menanam ganja buat ngurangin rasa sakit sama nambah nafsu makan istrinya. Terus
dia kaya menaman sendiri gitu dirumahnya, banyak dan segala macem. Ternyata kan
illegal terus ditangkep gitu. Pada saat dia dipidana dan segala macam, istrinya
gaada(meninggal). Jadi kayanya ganja itu kelihatannya berpengaruh buat si istrinya.
(Penulis): Jadi mbak dea ini melihat bahwa dari berita itu aja ya? Sebelumnya belum
ada ya mbak Dea melihat bahwa tanaman ganja itu memberikan manfaat?
(Dea): Pernah baca sekilas sih di jurnal, tapi ngga di Indonesia sih yang saya baca.
(Penulis): Oke berarti diluar negeri ya mbak.
(Dea): Iya di salah satu website.
(Penulis): Jadi gini mbak dea, sebenarnya itu, kalo misalnya dari kasus tersebut, berarti
apakah mbak Dea setuju adanya penelitian tentang tanaman ganja di Indonesia untuk
kebutuhan medis?
(Dea): Setuju lah itu, udah jelas banget ga sih itu sebenarnya tanaman ganja itu bisa
membantu. Apalagi kita yang profesinya sebagai dokter, ya berarti kan membantu
banget ya. Apalagi kalo ada penelitian pasti lebih bagus dan kesehatan di Indonesia
lebih maju.
(Penulis): Apakah mbak Dea melihat itu sebagai pengobatan alternatif?
(Dea): Kaya dia lebih membantu untuk mengurangi rasa sakit dan menambah nafsu
makan, jadi bukan alternatif, tapi sebagai salah satu bahan obat – obatan.
(Penulis): Emang kalo di kedokteran itu, untuk menahan rasa sakit, sampai saat ini
dokter di Indonesia itu menggunakan obat apa?
(Dea): Biasanya sih pake morfin ya, cuman harus pake resep dan segala macem, harus
atas resep dari dokter umumnya sendiri, jadi gabisa dijual bebas juga sebenarnya.
(Penulis): Terus ada lagi selain morfin? Mungkin di dokter gigi apakah menggunakan
bahan yang sama?
(Dea): Di dokter gigi, biasanya buat bius lokal, ada 2 golongan yaitu ester sama amid.
(Penulis): Berarti jika tanaman ganja digunakan, bisa menggantikan obat – obatan
tersebut ya?
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
(Dea): Bisa jadi.
(Penulis): Terakhir, menurut mbak Dea, apakah perlu adanya penelitian tentang
tanaman ganja yang digunakan untuk pengobatan di Indonesia?
(Dea): Perlu, kalo memang ternyata itu bagus dan bisa membantu dunia kesehatan,
tugas saya sebagai dokter umum dan teman – teman saya dokter yang lainnya ya harus
mendukung.
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018
MuhammadRahmadiyuki
Education
Faculty Of Communication
Public Relation (Last Semester)
MULTIMEDIA NUSANTARA
UNIVERSITY
PRESENT
47 SENIOR HIGH SCHOOL
JAKARTA
2012
January 28
Kyoto 1994
(62) 85921333094
Jakarta.Indonesia
Contact Info
Creating a chance for customer to buy
some goods at the store
Sales Associate
GOODSDEPT
Experience
2013 - 2014
Sales Associate
707 YARDSALE2016
Music Design
Microsoft
Writing
Skills
Creativity
Teamwork
Organization
Flexibility
Communication
Personal Skills
ProfileExtremely motivated to constantly develop
my skills and grow professionally. I am
confident in my ability to come up with
interesting ideas in communication
strategies and make a better reputation for
the company.
Implementasi Strategi Kampanye..., Muhammad Rahmadiyuki, FIKOM UMN, 2018