imunisasi ppi
DESCRIPTION
imunisasi dasar dan imunisasi tambahanTRANSCRIPT
IMUNISASI WAJIBVAKSIN --PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI (PPI)--
Imunisasi
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen , sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yangserupa tidak terjadi penyakit
Suatu usaha memberikan kekebalanpada bayi dan anak terhadappenyakit tertentu
Tujuan
Untuk mencegah terjadinya penyakittertentu pada seseorang danmenghilangkan penyakit tertentu padasekelompok masyarakat (populasi) ataubahkan menghilangkan penyakit tertentudari dunia
Apabila terjadi penyakit tidak akan terlaluparah dan dapat mencegah gejala yangdapat menimbulkan cacat atau kematian
Melindungi seseorang terhadap penyakittertentu (intermediate goal)
Imunisasi aman dengan anak sakit ringan , cacat atau kurang gizi .
Status imun penjamu
Antibodi maternal spesifik terhadap virus campak pada fetus
ASI (IgA sekretori) terhadap virus polio Maturitas imunologik, pada neonatus
fungsimakrofag dan pembentukan antibodi spesifik terhadap antigen tertentu masih kurang
Yang sedang mendapat imunosupresan Gizi buruk, dapat menurunkan fungsi selsistem
imun sehingga imunoglobulin yangterbentuk tidak dapat mengikat antigendengan baik dan respon terhadap vaksinberkurang
Faktor Genetik Penjamu
Interaksi antara sel-sel sistem imun, Secara genetik respon imun
manusiadibagi atas responden baik, cukupdan rendah terhadap antigen tertentu--- sehingga ditemukan keberhasilan vaksinasi yang tidak 100%.
KIPI Adalah Kejadian Ikutan Paska Imunisasi RSI adalah Reaksi samping Imunisasi
BERUPA KIPI RINGAN :Panas ,bercak, peradangan
setempat , abses steril KIPI SEDANG ;shock, kejang demam,
limphadenitis, artritis (1,4 %) KIPI BERAT : Kelumpuhan , encepalopati,
trhombositopenia , meninggal (0,01 %)
Kualitas dan Kuantitas Vaksin
Vaksin→adalah mikroorganismeyang diubah sedemikian rupa sehinggapatogenisitasnya hilang tetapi masihtetap mengandung sifat antigenesitas
Faktor kualitas dan kuantitas yangdapat menentukan keberhasilanvaksinasi› Cara pemberian› Dosis› Frekuensi dan jarak pemberian› Jenis vaksin
JADWAL IMUNISASI WAJIB (PPI)
VAKSIN PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI (PPI)› Vaksin BCG › Vaksin Hepatitis B › Vaksin Difteria, Pertusis, Tetanus (DPT) › Vaksin Polio› CAMPAK
VAKSIN BCG (BACILLE CALMETTE GUERIN)
BCG vaksin hidup ,dibuat dari mycobacterium bovis yang dibiakkan secara berulang selama 13 tahun (basil tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas)
Indikasi: U/ pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC) dimana vaksin BCG tidak mencegah infeksi TBC tetapi mengurangi resiko TBC berat seperti meningitis, TBC tulang
Kontra Indikasi BCG› reaksi uji tuberkulin > 5 mm › Sedang menderita HIV atau resiko tinggi
infeksi HIV, imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid (leukimia), mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe
› Anak menderita gizi buruk › Menderita demam tinggi › Menderita infeksi kulit yang luas › Pernah/masih menderita TBC› Kehamilan
Efek proteksi timbul 8-12 minggu setelah penyuntikan Cara pemberian dan dosis vaksin
› Yaitu vaksin dilarutkan dulu dengan 4 cc pelarut, › vaksin yang dilarutkan harus dibuang dalam 3 jam, › Dosis: pada bayi < 1 tahun 0,05 ml & anak > 1
tahun 0,10 ml. › Vaksin ini disuntikan secara intracutan pada
daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus)
Penyimpanan vaksin › Vaksin disimpan pada suhu 2-80C, tidak boleh beku
dan tidak boleh terkena sinar matahari› Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan
sebelum lewat dari 3 jam
Jadwal pemberian› Diberikan pada bayi 0-12 bulan tapi sebaiknya diberikan
pada umur ≤2 bulan › Apabila diberikan >3bulan harus terlebih dahulu
dilakukan uji tuberkulin (mantoux) › Vaksinasi ulang, yaitu 5-7 tahun dan 12-15 tahun (jika uji
tuberkulin negatif) › Khasiat BCG selama 3 tahun dan lama kekebalan selama
9 tahun Efek samping
› Tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum › Pada tempat penyuntikan terjadi ulkus lokal yang timbul
2-3 minggu setelah penyuntikan dan meninggalkan luka parut dengan diameter 4-8 mm
› Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di axila (ketiak) atau leher. Tergantung pada umur dan dosis yang dipakai, biasanya akan sembuh sendiri
Proteksi› Mulai 8-12 minggu pasca vaksinasi › Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%) › Mencegah TB berat 60-80%
VAKSIN HEPATITIS B
Untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit hepatitis B
Rekombinan DNA sel ragi tidak infeksius
Pencegahan dapat diberikan dengan imunisasi pasif ataupun imunisasi aktif
Imunisasi pasif› Dilakukan dengan pemberian imunoglobulin
IG/ISG (Immune Serum Globulin) HBIG (Hepatitis B Immune Globulin)
› Diberikan baik sebelum terjadinya paparan (preexposure) maupun setelah terjadinya paparan (postexposure)
Indikasi utama pemberian imunisasi pasif › Paparan dengan darah yang mengandung HbsAg, baik
melalui kulit maupun mukosa › Paparan seksual dengan pengidap HbsAg (+) › Paparan perinatal ibu dengan HbsAg (+)
Pemberian vaksin› Pada kecelakaan jarum suntik
Dosis : 0,06 ml/kg maks 5 ml harus diberikan dalam waktu 24 jam, diulangi 1 bulan kemudian
› Paparan seksual Dosis tunggal 0,06 ml/kg, dosis maks 5 ml harus
diberikan dalam jangka waktu 2 minggu› Paparan perinatal
Dosis : 0,5 ml harus diberikan sebelum 48 jam
Imunisasi aktif› Dilakukan dengan pemberian partikel HbsAg
yang tidak infeksius Ada 3 jenis vaksin hepatitis B
› Vaksin yang berasal dari plasma › Vaksin yang dibuat dengan teknik rekayasa
genetika › Vaksin polipeptida
Vaksin yang beredar di Indonesia› Hevac-B (dosis ; dewasa 5 ug, anak 2,5 ug,
pada ibu HbsAg (+) dosis 2x lipat) › Hepaccine (dosis : dewasa 2 ug, anak 1,5 ug) › B-Hepavac II (dosis ; dewasa 10 ug, anak 5 ug) › Hepa-B (dosis : dewasa 20 ug) › Engerix-B (dosis : anak 10 ug)
Penyuntikan dilakukan secara intramuscular, didaerah deltoid atau paha anterior (jangan dilakukan didaerah bokong)
Efek samping yang terjadi umumnya ringan, seperti nyeri, bengkak, panas, mual, nyeri sendi maupun otot
JADWAL PEMBERIAN Imunisasi Hb diberikan sedini mungkin setelah lahir Pemberian imunisasi Hb harus berdasarkan status HbsAg
ibu pada saat melahirkan
Bayi lahir dari ibu yang tidak diketahui status HbsAg nya› Vaksin rekombinan (Hb Vax-II 5 ug at Engerix-B10ug)
atau vaksin plasma derived 10 ug (dalam waktu 12 jam), dosis kedua pada usia 1-2 bulan, dosis ketiga pada usia 6 bulan
Bayi lahir dari ibu yang HbsAg nya (+)› Diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin rekombinan secara
bersamaan di sisi tubuh yang berbeda dalam waktu 12 jam, dosis kedua pada usia 1-2 bulan, dosis ketiga pada usia 6 bulan
Bayi lahir dari ibu yang HbsAg nya (-)› Diberikan vaksin rekombinan atau vaksin plasma
derived pada umur 2-6 bulan, dosis kedua pada 1-2 bulan kemudian, dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi kesatu
Idealnya dilakukan Px anti HbsAg (paling cepat 1 bulan) Imunisasi ulang Hb (pada umur 10-12 tahun)
Kejadian ikutan pasca imunisasi› Reaksi lokal kemerahan, nyeri, bengkak,
demam ringan 2 hari › Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala,
nyeri otot, nyeri sendi Kontra Indikasi
› Sampai saat ini belum dipastikan adanya kontra indikasi absolut terhadap pemberian imunisasi hb terkecuali pada ibu hamil, alergi pada komponen vaksin, demam tinggi.
VAKSIN DPT (DIFTERI PERTUSIS TETANUS)
Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk memberikan kekebalan aktif yang bersamaan terhadap penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus› Difteri dan tetanus : toksoid yang dimurnikan› Pertusis : bakteri mati, terabsorbsi dalam
alumunium fosfat Tiap 1 ml terdiri dari 40Lf toksoid difteria,
24 OU pertusis, 15 Lf toksoid tetanus, alumunium fosfat 3 mg, thimerosal 0,1 mg
TOXOID DIFTERIA
Untuk imunisasi primer terhadap difteri digunakan toksoid difteri (alum precipitated formol toxoid) yang digabung dengan tetanus toxoid dan vaksin pertusis
Imunisasi rutin pada anak, › Diberikan dengan 5 dosis yaitu pada usia 2, 4, 6
bulan yang diberikan bersamaan dengan polio. › Dosis ulangan pada 15-18 bulan dan saat masuk
sekolah harus diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah dosis ketiga
Kombinasi toxoid difteri dan tetanus (DT)
VAKSIN PERTUSIS
Untuk imunisasi yang dipakai adalah vaksin pertusis whole-cell (alum precipitated vaccine) yaitu vaksin yang merupakan suspensi kuman B pertusis mati
Umumnya diberikan kombinasi bersama toxoid difteri dan tetanus
TOXOID TETANUS
Vaksin tetanus dikenal 2 macam vaksin yaitu : A. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif
adalah toxoid tetanus yang telah dilemahkan Kemasan tunggal (TT) Kemasan dengan vaksin difteri (DT) Kemasan dengan vaksin difteri dan pertusis (DPT)
B. Kuman yang telah dimatikan yang digunakan untuk imunisasi pasif (ATS)
JADWAL PEMBERIAN Upaya depkes dan kesos melaksanakan program
eliminasi tetanus neonatorum (ETN) → DPT I, DT atau TT dilaksanakan berdasarkan
perkiraan lama waktu perlindungan sebagai berikut :› Imunisasi DPT 3x akan memberikan imunitas 1-
3 tahun. Dengan 3 dosis toxoid tetannus pada bayi,
dihitung setara dengan 2 dosis toxoid pada anak besar atau dewasa
› Ulangan DPT pada umur 18-24 bulan (DPT 4) akan memperpanjang imunitas 5 tahun yaitu sampai dengan umur 6-7 tahun. Dengan 4 dosis toxoid tetanus pada bayi dan
anak dihitung setara dengan 3 dosis pada dewasa
› Toxoid tetanus kelima (DPT 5) diberikan pada usia sekolah, akan memperpanjang imunitas 10 tahun lagi sampai umur 17-18 tahun. Dengan 5 toxoid tetanus pada anak dihitung
setara dengan 4 dosis toxoid dewasa › Tetanus toxoid tambahan yang diberikan pada
tahun berikutnya di sekolah (DT 6 atau DT) akan memperpanjang imunitas 20 tahun lagi. Dengan 6 dosis toxoid tetanus pada anak
dihitung setara dengan 5 dosis toxoid pada dewasa
Jadi PPI merekomendasikan tetanus toxoid (DPT, DT, TT) 5x untuk memberikan perlindungan seumur hidup sehingga wanita usia subur (WUS) mendapat perlindungan terhadap bayi yang dilahirkan terhadap tetanus neonatorum.
JADWAL PEMBERIAN
IMUNISASI WAKTU PEMBERIAN
DOSIS USIA
DPT 1 - 3 3 X 3 DOSIS TT 2, 4, 6 BLN
DPT 4 (TT) 1 X 4 DOSIS TT PD BAYI, ANAK 3 DOSIS DWS
18 – 24 BLN
DPT 5 (TT) 1 X 4 DOSIS TT USIA SKLH
DPT 6 (DT) 1 X 6 DOSIS TT USIA SKLH
IMUNISASI SPACING MASA PERLINDUNGAN
IMUNISASI TUJUAN WAKTU PEMBERIAN
SPACING MASA PERLINDUNGAN
T1 MENEMBANGKAN KEKEBALAN TUBUH PD INFEKSI
2 BULAN 3 TAHUN
T2 MENYEMPURNAKAN KEKEBALAN
4 MGG STL T1 3 TAHUN
T3 MENGUATKAN KEKEBALAN
6 BLN STL T2 5 TAHUN
T4 MENGUATKAN KEKEBALAN
1 THN STL T3 10 TAHUN
T5 MENDAPATKAN KEKEBALAN PENUH
1 THN STL T4 25 TAHUN
Kontra Indikasi › Riwayat anafilaksis › Ensefalopati pasca DPT sebelumnya
KIPI› Lokal : bengkak, kemerahan, nyeri pada
tempat suntikan › Demam, gelisah, menangis terus menerus › Reaksi anafilaktik, ensefalopati 1/50.000 dosis
VAKSIN POLIO
Ada 2 macam jenis vaksin polio› Vaksin virus polio oral (OPV) › Vaksin polio inactivated (IPV)
VAKSIN VIRUS POLIO ORAL (OPV)› OPV berisi virus polio tipe 1, 2 dan 3
adalah strain/suku sabin yang masih hidup tapi sudah dilemahkan (attenuated), vaksin ini dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera yang distabilkan dengan sukrosa
› Vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2 tetes oral.
› Virus vaksin ini kemudian menempatkan diri di usus anak memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun pada epitelium usus, yang menghasilkan pertahanan lokal terhadap virus polio liar yang datang masuk kemudian
› Vaksin polio oral harus disimpan tertutup pada suhu 2-80C. OPV dapat disimpan beku pada temperatur 200C.
› Vaksin yang beku dapat cepat dicairkan dengan cara ditempatkan antara kedua telapak tangan dan digulir-gulirkan, dijaga agar warna tidak berubah yaitu merah muda sampai orange muda (sebagai indikator pH).
› Bila keadaan tersebut dapat terpenuhi, maka sisa vaksin yang telah terpakai dapat dibekukan lagi, kemudian dipakai lagi sampai warna berubah dengan catatan tanggal kadaluarsa harus selalu diperhatikan.
VAKSIN POLIO INACTIVATED (IPV) / VAKSIN POLIO INJECTIE
IPV berisi tipe 1, 2 dan 3 dibiakan pada sel-sel fero ginjal kera dan dibuat tidak aktif dengan formaldehid
IPV harus disimpan pada suhu 2-80C dan tidak boleh dibekukan
Pemberian dengan dosis 0,5 ml, SC 3x berturut-turut dengan jarak masing-masing dosis 2 bulan
Imunitas mukosa yang ditimbulkan IPV lebih rendah dibandingkan dengan yang ditimbulkan OPV
Jadwal Pemberian
OPV diberikan pada BBL sebagai dosis awal, sesuai dengan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) dan Program Eradiksi Polio (ERAPO) tahun 2000
Kemudian diteruskan dengan imunisasi dasar mulai umur 2-3 bulan yang diberikan 3 dosis terpisah berturut-turut dengan interval waktu 6-8 minggu
Satu dosis sebanyak 2 tetes (0,1 ml) diberikan per oral pada umur 2-3 bulan dapat diberikan bersama-sama waktunya dengan suntikan vaksin DPT dan hepatitis B
IMUNISASI PENGUAT (BOOSTER)
Imunisasi penguat (booster)› Dosis penguat OPV harus diberikan
sebelum masuk sekolah, yaitu bersamaan pada saat diberikan dosis DPT sebagai penguat
› Dosis OPV berikutnya harus diberikan pada umur 15-19 tahun atau sebelum meninggalkan sekolah
Orang dewasa yang telah mendapatkan imunisasi sebelumnya, tidak diperlukan vaksinasi penguat, kecuali mereka yang dalam resiko khusus,
Imunisasi untuk orang dewasa› Untuk orang dewasa sebagai imunisasi
primer (dasar) dianjurkan diberikan 3 dosis berturut-turut OPV 2 tetes dengan jarak 4-8 minggu
› Interval minimal antara 2 dosis vaksinasi dapat diperpanjang dan dapat menyelesaikan vaksinasinya tanpa mengulang lagi
› Demua orang dewasa seharusnya divaksinasi terhadap poliomielinitis dan tidak boleh ada yang tertinggal
Setelah vakisnasi, sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala → Pusing-pusing, Diare ringan dan Sakit pada otot
Kontrai indikasi pemberian OPV › Penyakit akut atau demam (suhu >38,5 C) › Muntah atau diare › Sedang dalam proses pengobatan
kortikosteroid atau imuno supresif oral maupun suntikan, juga pengobatan radiasi umum
› Keganasan (untuk pasien dan kontak) yang berhubungan dengan sistem retikuloendotelial seperti limfoma, leukimia, dan anak dengan mekanisme imunologik yang terganggu, misal pada hipo-gamaglobulinemia
› Menderita infeksi HIV/anggota keluarga sebagai kontak
Vaksin Campak
Tahun 1963 dibuat dua jenis vaksin campak› Vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup
dan dilemahkan, jangan terkena sinar matahari › Vaksin yang berasal dari virus campak yang
dimatikan (virus campak yang berada dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam alumunium)
› Tiap 0,5 ml mengandung 1000 u virus strain CAM 70, 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin
Dosis dan Cara Pemberian
Dosis minimal untuk vaksin yang dilemahkan adalah 0,5 ml secara subcutan atau intra muscular
Jadwal pemberian campak pada bayi umur 9-11 bulan
Imunisasi ulangan diberikan pada saat anak masuk sekolah usia 6-7 tahun dalam program BIAS
Reaksi KIPI› Demam >39,5 C, biasanya setelah hari ke 5-6
dan berlangsung selama 2 hari › Ruam, timbul pada hari ke 7-10 dan
berlangsung selama 2-4 hari Kontra indikasi
› Demam tinggi › Sedang memperoleh pengobatan
imunosupresi › Hamil › Mempunyai riwayat alergi
IMUNISASI ANJURAN (NON PPI)
JADWAL IMUNISASI ANJURAN (NON PPI)
Vaksin Haemophilus Influenza B (Hib) Vaksin Mumps Morbili Rubela (MMR) Vaksin Demam Thypoid Vaksin Hepatitis A Vaksin Varicella
VAKSIN HAEMOPHILUS INFLUENZA TYPE B
Yaitu Polisakarida H. Influenza tipe b dikonjugasikan pada toksoid tetanus, trometamol, sukrosa dan NaCl
Suspensi berkabut keputihan Kombinasi dengan DTaP/DTwP Lokasi penyuntikan umur <2 tahun di
paha midanterolateral dan usia > 2 tahun di deltoid
VAKSIN MUMPS MORBILI RUBELLA (MMR)
VAKSIN MMR:› Virus campak Schwarz hidup yang dilemahkan dalam
embrio ayam › Virus gondong Urabe dibiak dalam telur ayam › Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid manusia
Penyuntikan dilakukan secara subcutan atau intramuscular Direkomendasikan pada usia 12-18 bulan Serokonversi pada >95% kasus Kontraindikasi :
imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin, transfusi darah (tunda 6-12 minggu).
Tetap diberikan pada anak yang pernah campak, gondongan ataupun rubella
Tidak ada bukti sahih berkaitan dengan autisme
VAKSIN DEMAM THYPOID KOMPOSISI:
› polisakarida kapsul VI Salmonella typhi, Fenol, Nacl, NaHPO3H
Diberikan secara intramuscular, pada usia > 2 tahun
Imunitas 2-3 minggu pasca vaksinasi Imunogenitas rendah pada umur < 2 tahun Perlindungan 3 tahun Tidak melindungi terhadap Salmonella paratyphi
A dan B
VAKSIN HEPATITIS A
KOMPOSISI:› Virus inaktif dalam formaldehid
Indikasi : › anak usia > 2 tahun, endemis, sering transfusi
(hemofilia), tinggal di panti asuhan Indikasi kontra :
› demam, infeksi akut, hipersensitif terhadap komponen vaksin
Diberikan secara intramuscular Protektif pada 95-100%
VAKSIN VARISELA
KOMPOSISI: › Virus hidup dilemahkan, strain Oka
Diberikan secara subcutan Kontra indikasi :
› demam, sakit akut › Jangan diberikan bersama vaksin hidup lain › Jangan hamil dalam 2 bulan › Tidak efektif bila transfusi gamma globulin
Diberikan pada anak usia 1-13 tahun Rekomendasi IDAI muali usia 5 tahun Serokonversi : 94% (2 minggu setelah vaksinasi), 100% (6
minggu setelah vaksinasi) Aman, efektif dan ekonomis
VAKSIN INFLUENSA - 1
Vaksin Influenza-1 Virus tidak aktif dalam prefilled syringe
(PFS)
Tiap tahun starin dapat berbeda berdasarkan rekomendasi WHO : selatan dan utara› Strain 2004 untuk daerah selatan
H1N1 (new Caledonia/20/99) H3N2 (Fujian/411/2002) Hongkong/330/2001
› Penyuntikan dilakukan secara intramuscular atau subcutan
› 6-35 bulan dosis 0,25 ml, >36 bulan dosis 0,5 ml, <8 tahun perlu booster 4 minggu kemudian
› Vaksinasi diulang tiap tahun
Vaksin kombinasi (tetract-Hib dan Infantrix-Hib)
› Tetract-Hib : kombinasi DPwT+Hib › Infanrix-Hib : kombinasi DPaT+Hib
DPwT/DpaT dalam vial, Hib dalam PFS (prefilled syringe)
› Sebelum disuntikan, dicampur dengan menyedot DPwT/DpaT ke dalam PFS Hib
› Kontra indikasi Sama dengan komponen masing-masing vaksin
VAKSIN PNEUMOKOKKUS (PREVENAR)
Terdiri dari 7 sakarida yang berbeda (serotipe 4, 6B, 9V, 14, 18C, 19F, 23F)
Konjugasi dengan 20 ug dari masing-masing 6 serotipe
Bebas pengawet dan bebas thimerosal Dosis 0,5 ml diberikan secara intramuscular Manfaat : mengurangi resiko invasive pneumococcal
disease (IPD), radang paru (pneumonia), radang telinga tengah dan pengobatannya, pembawa kuman (nashoparyngeal carriage), Occult becteremia, dan mungkin efektif pada anak yang tak responsif dengan vaksin pneumokokkus polisakarida (PPV)
PENANGANAN VAKSIN SISA
Sisa vaksin yang telah dibuka pada pelayanan di posyandu tidak boleh dipergunakan lagi
Sedang pelayanan imunisasi statis (di puskesmas, poliklinik), sisa vaksin dapat dipergunakan lagi dengan ketentuan sebagai berikut : › Vaksin tidak melewati tanggal kadaluarsa › Tetap disimpan dalam suhu +20C - 80C › Kemasan vaksin tidak pernah tercampur/terendam 0C - 80C› Kemasan vaksin tidak pernah tercampur/terendam dengan air › VVM tidak menunjukan indikasi paparan panas yang merusak › Pada label agar ditulis tanggal pada saat vial pertama kali
dipakai/dibuka
› Vaksin DPT, DT, TT, hepatitis B dan DPT-HB dapat digunakan kembali hingga 4 minggu sejak vial vaksin dibuka
› Vaksin polio dapat digunakan kembali hingga 3 minggu sejak vial dibuka
› Vaksin campak karena tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan tidak lebih dari 8 jam sejak dilarutkan.
› Sedangkan vaksin BCG hanya boleh digunakan 3 jam setelah dilarutkan
› Bahan lain : telur, neomisin, formaldehid › Penyimpanan pada suhu 2-80C , jangan
terkena sinar matahari maupun beku