imunoglobulin

13
 TUGAS IMUNOLOGI IMUNOGLOBULIN DI SUSUN OLEH: HAFILIA HAZNAWATI IV - G NIM : 0904015115 Dosen: Priyo Wahyudi JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA 2011

Upload: hafilia-haznawati

Post on 11-Jul-2015

565 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 1/13

 

TUGAS

IMUNOLOGI

IMUNOGLOBULIN

DI SUSUN OLEH:

HAFILIA HAZNAWATI

IV - G

NIM : 0904015115

Dosen: Priyo Wahyudi

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

2011

Page 2: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 2/13

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang

terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia.

Imunoglobulin termasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai

struktur dasar sama, terdiri dari 82-96% polipeptida dan 4-18%

karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul

antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu

mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi

komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast. Pada manusia

dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat

fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik

dan aktivitas biologik berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri

atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam

amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat) dengan berat

molekul 55.000 dan rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul

22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai

H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida

sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang

menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah

simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain,

yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110

asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan

ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain.

Rantai L mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai

H terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai

E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai mempunyai jumlah domain

berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A

dan D masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5

domain.

Page 3: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 3/13

 

Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 rantai berat (H-chain) yang

identik dan 2 rantai ringan (L-chain) yang juga identik. Setiap rantai

ringan terikat pada rantai berat melalui ikatan disulfida (S-S), demikian

pula rantai berat satu dengan yang lain diikat dengan ikatan S-S.

Molekul ini oleh enzim proteolitik papain dapat dipecah menjadi tiga

fragmen, yaitu 2 fragmen yang mempunyai susunan sama terdiri atas

H-chain dan L-chain, disebut fragmen Fab yang dibentuk oleh domain

terminal-N, dan 1 fragmen yang hanya terdiri atas H-chain saja disebut

fragmen Fc yang dibentuk oleh domain terminal-C.

B. Tujuan

• Mengetahui pengertian tentang imunoglobulin.

• Mengetahui struktur imunoglobulin.

• Mengetahui tentang klasifikasi imunoglobulin.

Page 4: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 4/13

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Imunoglobulin merupakan substansi pertama yang diidentifikasi

sebagai molekul dalam serum yang mampu menetralkan sejumlah

mikroorganisme penyebab infeksi. Molekul ini disintesis oleh sel B

dalam 2 bentuk yang berbeda, yaitu sebagai reseptor permukaan

(untuk mengikat antigen), dan sebagai antibodi yang disekresikan ke

dalam cairan ekstraselular. Antibodi yang disekresikan dapat berfungsi

seebagai adaptor yang mengikat antigen melalui binding -sites-nya

yang spesifik ,sekaligus merupakan jembatan yang menghubungkan

antigen dengan sel-sel sistem imun atau mengaktivasi komplemen.

Imunoglobulin (Ig) terdiri atas molekul – molekul protein yang walaupun

satu dengan lain memiliki banyak persamaan dalam hal struktur dan

sifat biologik berbeda dalam susunan asam amino yang membentuk

molekul sesuai kelas dan fungsinya. Antibodi yang dibentuk sebagai

reaksi terhadap salah satu jenis antigen mempunyai susunan asam

amino yang berbeda dengan antibodi yang dibentuk terhadap antigen

lain, dan masing – masing hanya dapat berikatan dengan antigen yang

relevan. Sifat inilah yang disebut spesifisitas antibodi. Walaupun

demikian, molekul imunoglobulin bukan sekedar molekul yang dapat

mengikat antigen dengan cara ‘’lock and key’’, tetapi mempunyai sifat

yang sangat kompleks. Ia dapat mengikat antigen secara spesifik baik

dalam fase pengenalan maupun dalam fase efektor imunitas humoral.[1]

Agar supaya dapat berfungsi efektif , molekul immunoglobulin harus

mempunyai bagian yang dapat bereaksi spesifik dengan antigen.

Selain itu ia harus mempunyai struktur yang meungkinkan molekuul itu

masuk kedalam jaringan atau lokasi antigen; susunan molekul harus

sedemikian rupa sehingga molekul tidak mudah dihancurkan oleh

enzim proteolitik, dan harus memiliki bagian yang dapat berikatan

dengan fagosit. [5]

Page 5: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 5/13

 

Imunoglobulin terdiri atas komponen polipeptida sebanyak 82 –

96% dan selebihnya karbohidrat. Komponen polipeptida memiliki

hampir semua sifat biologik antibodi. Fungsiya yang utama dalam

respons imun adalah mengikat dan menghancurkan antigen, kurang

memberikan dampak yang nyata kalau tidak disertai fungsi efektor 

sekunder. Fungsi efektor sekunder yang terpenting adalah memacu

aktivasi komplemen, disamping itu merangsang penglepasan histamin

oleh basofil atau mastosit dalam reaksi hipersensitivitas tipe segera.

Opsonisasi antigen oleh imunoglobulin meningkatkan fagositosi,

memudahkan APC memproses dan menyajikan antigen kepada sel T ,

dan meningkatkan fungsi sel NK dalam mekanisme antibody

dependent cytotoxicity (ADCC).[1] Imunoglobulin merupakan kelompok

protein yang sangat heterogen; bahkan IgG yang spesifik untuk

antigen tertentu mungkin terdiri dari berlusin - lusin molekul yang

berbeda satu dengan yang lain.[6, 9]

Hingga sekarang dikenal 5 kelas utama imunoglobulin dalam serum

manusia, yaitu IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE. Klsifikasi ini didasarkan atas

perbedaan dalam struktur kimia yang mengakibatkan perbedaan dalam

sifat biologik maupun sifat fisika imunoglobulin.

2.2 Struktur imunoglobulin

Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 rantai berat (H – chain)

yang identik dan 2 rantai ringan (L – chain) yang juga identik. Setiap

rantai ringan terikat pada rantai berat melalui ikatan disulfide (S - S),

demikian pula rantai berat satu dengan yang lain diikat dengan ikatan

S - S. Molekul ini oleh enzim proteolitik papain dapat dipecah menjadi

3 fragmen, yaitu 2 fragmen yang mempunyai susunan sama terdiri atas

H - chain dan L-chain, disebut fragmen Fab yang dibentuk oleh domain

terminal - N, dan 1 fragmen yang hanya terdiri atas H - chain saja

disebut fragmen Fc yang dibentuk oleh domain terminal – C. Fragmen

Fab dengan antigen binding sites, berfungsi mengikat antigen, karena

itu susunan asam amino dibagian ini berbeda antara molekul

immunoglobulin yang satu dengan yang lain dan sangat variabel

sesuai dengai variabilitas antigen yang merangsang pembentukannya.

Sebaliknya fragmen Fc merupakan fragmen yang konstan. Fragmen ini

Page 6: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 6/13

 

tidak mempunyai kemampuan mengikat antigen tetapi dapat bersifat

mengikat sebagai antigen (determinan antigen). Fragmen ini pulalah

yang mempunyai fungsi efektor sekunder dan menentukan sifat

biologik imunoglobulin bersangkutan, misalnya kemempuan

imunoglobulin untuk melekat pada sel, fiksasi komplemen, kemampuan

Ig menembus plasenta, distribusi imunoglobulin dalam tubuh dan lain –

lain. Papain memecah immunoglobulin pada terminal asam amino di

tempat ikatan S – S yang mengikat kedua rantai H satu dengan yang

lain. Enzim proteolitik lain yaitu pepsin dapat memecah molekul

imunoglobulin dibelakang ikatan S – S. Pemecahan ini mengakibatkan

terbentuknya satu fragmen besar yang disebut F (ab’)2 yang mampu

mengikat dan menggumpalkan antigen karena ia bersifat bivalen dan

dapat membentuk lattice. Pepsin selanjutnya dapat memecah fragmen

Fc menjadi beberapa bagian kecil. Bagian molekul imunoglobulin yang

peka terhadap pemecahan oleh kedua enzim di atas disebut bagian

engsel (hinge region).[6, 8] Kedua bentuk imunoglobulin, yaitu sIg dan Ig

yang disekresikan hanya berbeda pada domain terminal – C: sIg

memiliki bagian transmembran dan bagian intrasitoplasmik yang

pendek.

Polimerisasi imunoglobulin terjadi pada IgM (pentamer atau

heksamer) dan IgA (umumnya dimer). Polimerisasi kelas imunoglobulin

ini bergantung pada rantai J ( joining ) dan banyaknya rantai J

menentukan proporsi molekul IgM pentamer dibanding IgM heksamer.

Rantai J membantu polimerisasi IgM dan IgA dengan cara ikat – silang

disulfida pada residu cysteine yang terdapat pada domain C – terminal

molekul IgM dan IgA yang disekresi. [9]

2.3 Klasifikasi imunoglobulin

Saat ini dikenal 5 kelas utama imunoglobulin, setiap kelas

mempunyai rantai berat yang spesifik. IgG mempunyai rantai γ (G)

sedangkan rantai berat pada IgM adalah rantai μ (M), pada IgA rantai

beratnya adalah α (A), pada IgD rantai δ (D) dan pada IgE rantai ε (E).

Jadi kelima kelas imunoglobulin diberi nama sesuai H – chain yang

menyusunnya. Selain itu juga terdapat 2 tipe L – chain ( rantai ringan )

yaitu к dan ג. Tiap molekul IgG tersusun atas satu unit dasar (karena

Page 7: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 7/13

 

itu disebut monomer) terdiri atas 2 rantai γ dirangkaikan dengan 2

rantai к atau rantai ג. IgE juga merupakan monomer, tersusun atas 2

rantai ε dan 2 rantai к atau ג, demikian pula IgD yang terdiri atas 2

rantai δ dan 2 rantai к atau ג . Di lain pihak molekul IgM yang

disekresikan merupakan molekul pentamer terdiri atas 5 unit dasar.

Tiap unit dasar terdiri terdiri atas 2 rantai μ dirangkaikan dengan 2

rantai к atau ג. Kelima unit dasar dirangkaikan satu dengan lain dengan

rantai J (  joining chain), yaitu bagian non – immunoglobulin yang

mengandung banyak sulfhidril. IgM pada permukaan limfosit (sIgM)

dijumpai sebagai monomer. IgA juga dapat dijumpai dalam 2 bentuk,

yaitu monomer dan dimmer. Sebagian besar (80% - 90%) IgA terdapat

dalam bentuk dimmer, terdiri atas 2 unit dasar, masing – masing unit

mempunyai 2 rantai alfa dan 2 rantai kappa atau lambda. Kedua unit

dasar dirangkaikan satu dengan yang lain oleh rantai J.[2, 4, 6] Di

samping kelima kelas imunoglobulin, diketahui beberapa subkelas Ig,

yaitu subkelas IgG: IGg1, IgG2, IgG3, IgG4, sedangkan subkelas IgA

adalah IgA1 dan IgA2 dan subkelas IgD yaitu IgD1 dan IgD2. subkelas

imunoglobulin satu dengan lain berbeda dalam susunan asam amino

dan berat molekul, dengan demikian juga sifat biologiknya.

IgG

Dalam serum orang dewasa normal, IgG merupakan 75% dari

imunoglobulin total, dan dijumpai dalam bentuk monomer. Di antara

semua kelas imunoglobulin, IgG paling mudah berdifusi kedalam

 jaringan ekstravaskular dan melakukan aktivitas antibodi di jaringan. Di

dalam darah IgG mempunyai half life sekitar 23 hari.[6] 

IgA

Kelas imunoglobulin kedua terbanyak adalah IgA. IgA berfungsi

utama dalam cairan sekresi dan diproduksi dalam jumlah besar oleh

sel plasma dalam jaringan limfoid yang terdapat sepanjang saluran

cerna, saluran nafas, dan saluran urogenital dalam bentuk dimer.

Sejenak sebelum IgA dilepaskan oleh sel plasma, kedua unit dasr 

imunoglobulin di satu dengan lain dengan rantai J, kemudian didalam

epitel mukosa kelenjar, IgA dirangkaikan dengan komponen sekretorik

yang diproduksi oleh sel epitel lokal. Komponen sekretorik diduga

Page 8: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 8/13

 

bertindak sebagai reseptor untuk memudahkan IgA menembus epitel

mukosa dengan cara endositosis. Setelah dirangkaikan dengan

komponen sekretorik, IgA dilepaskan ke dalam cairan sekresi.

Komponen sekretorik memudahkan transport IgA dalam cairan sekresi

dan melindungi molekul IgA terhadap enzim proteolitik yang terdapat

pada cairan itu.[2, 7] IgA tidak mengaktivasi komplemen melalui jalur 

klasik tetapi aktivasi komplemen dilakukan melaui jalur alternatif. Salah

satu komponen kompleman yang dilepaskan pada aktivasi ini yaitu,

C3b dapat melakukan opsoniasi mikroorganisme sehingga

mikroorganisme itu mudah di fagositosis. IgA juga berfungsi

membatasi absorpsi antigen yang berasal dari makanan. Dalam darah

IgA umumnya dijumpai dalam bentuk monomer dan merupakan 15%

dari kadar imunoglobulin total. Half life IgA adalah 5 - 6 hari.

IgM

IgM terletak pada intravaskular dan merupakan 10% dari

imunoglobulin total dari serum. IgM merupakan Imunoglobulin utama

yang pertama dihasilkan dalam respon imun primer. IgM terdapat pada

semua permukaan sel B yang tidak terikat. Pentamer berbobot molekul

900.000 ini secara keseluruhan memiliki sepuluh tempat pengikatan

antigen Fab sehingga bervalensi 10, yang dapat dibuktikan dengan

reaksi Hapten. Polimernya berbentuk bintang, tetapi apabila terikat

pada permukaan sel akan berbentuk kepiting.

Disebabkan bervalensi tinggi, maka antibodi ini paling sering bereaksi

di antara semua Imunoglobulin, sangat efisien untuk reaksi aglutinasi

dan reaksi sitolitik, pengikatan komplemen, reaksi antibodi-antigen

yang lain dan karena timbulnya cepat setelah terjadi infeksi dan tetap

tinggal dalam darah, maka IgM merupakan daya tahan tubuh yang

penting untuk bakteremia dan virus. Antibodi ini dapat diproduksi oleh

 janin yang terinfeksi.

IgD

IgD dapat bertindak sebagai reseptor antigen apabila berada pada

permukaan limfosit B tertentu dalam darah tali pusar janin dan mungkin

merupakan reseptor pertama dalam permulaan kehidupan sebelum

diambil alih fungsinya IgM dan Imunoglobulin lainnya. Selain itu IgD

Page 9: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 9/13

 

sangat peka terhadap enzim proteolitik; hal inilah yang mungkin

menyebabkan umur IgD yang pendek ( 2 – 3 hari).

IgE

IgE dapat dijumpai dalam serum dengan kadar amat rendah, dan

hanya merupakan 0,0004% saja dari kadar imunoglobulin total.

Diketahui bahwa kadar IgE meningkat sesuai dengan kepekaan orang

yang bersangkutan terhadap alergen yang relevan. Sel plasma yang

memproduksi IgE terdapat dalam tonsil dan sinusoid pada jaringan

limfoid sepanjang mukosa saluran nafas dan saluran cerna.

IgE apabila disuntikkan ke dalam kulit akan terikat pada Mast Cells

dan Basofil. Kontak dengan antigen akan menyebabkan degranulasi

dari Mast Cells dengan pengeluaran zat amin yang vasoaktif. IgE yang

terikat ini berlaku sebagai reseptor yang merangsang produksinya dan

kompleks antigen-antibodi yang dihasilkan memicu respon alergi

Anafilaktik melalui pelepasan zat perantara.

Page 10: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 10/13

 

BAB III

PEMBAHASAN

Terdapat beberapa tipe berbeda dari rantai berat antibodi, dan

beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan ke dalam kelas

yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat. Lima isotype

antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia dan

memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon

imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing berlainan yang masuk ke

dalam tubuh, yaitu: IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE, yang mempunyai

perbedaan area C.

IgG berbentuk monomer dan mudah berdifusi kedalam jaringan

ekstravaskular dan melakukan aktivitas antibodi di jaringan. IgA

berfungsi utama dalam cairan sekresi dan diproduksi dalam jumlah

besar oleh sel plasma dalam jaringan limfoid yang terdapat sepanjang

saluran cerna, saluran nafas, dan saluran urogenital dalam bentuk

dimer. IgM karena mempunyai valensi yang tinggi sangat efisien untuk

reaksi aglutinasi dan reaksi sitolitik, pengikatan komplemen, reaksi

antibodi-antigen yang lain dan karena timbulnya cepat setelah terjadi

infeksi dan tetap tinggal dalam darah, Antibodi ini dapat diproduksi oleh

 janin yang terinfeksi.

IgD dapat bertindak sebagai reseptor antigen apabila berada pada

permukaan limfosit B tertentu dalam darah tali pusar janin dan mungkin

merupakan reseptor pertama dalam permulaan kehidupan sebelum

diambil alih fungsinya IgM dan Imunoglobulin lainnya. Diketahui bahwa

kadar IgE meningkat sesuai dengan kepekaan orang yang

bersangkutan terhadap alergen yang relevan. Sel plasma yang

memproduksi IgE terdapat dalam tonsil dan sinusoid pada jaringan

limfoid sepanjang mukosa saluran nafas dan saluran cerna.

Page 11: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 11/13

 

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Imunoglobulin dikenal juga dengan nama lain yaitu antibodi atau zat

kebal, yang tersusun dari protein dengan struktur bangun tertentu

sesuai dengan kelas antibodi. Imunoglobulin bisa berbentuk monomer,

dimer atau pentamer. Imunoglobulin dibentuk oleh sel limfosit B (kalau

telah matang disebut dengan sel plasma) yang telah terinduksi oleh

antigen tertentu. Setiap klon limfosit B membentuk antibodi spesifik

tehadap satu epitop antigen pemaparnya, jika suatu antigen pemapar 

tersusun dari 30 epitop maka akan terbentuk 30 jenis antibodi spesifik

yang masing-masing dihasilkan oleh klon limfosit B yang berespon

secara spesifik. Sebagai respon awal kekebalan tubuh akan terbentuk

imunoglobulin M (lgM) sangat dominan dibarengi dengan

imunoglobulin G (lgG) dalam jumlah relatif sedikit. Selanjutnya pada

kontak antigen yang sama untuk ke dua atau ke tiga kalinya (booster)

akan terbentuk imunoglobulin G dalam jumlah yang dominan, hal ini

terjadi karena adanya respon sel memori yang mampu memproduksi

IgG dalam jumlah yang sangat banyak dan dalam waktu relatif cepat.

Imunoglobulin mempunyai 3 fungsi biologis yang sangat penting,

yakni sebagai (1) aglutinin atau presipitin, (2) sebagai inhibin dan (3)

sebagai opsonin. Ketiga cara kerja imunoglobulin ini memungkinkan

imunoglobulin mempunyai efek netralisasi terhadap antigen yang

memapar tubuh inang. Kerja suatu antigen akan terhambat bila antigen

tersebut mampu dibuat dalam bentuk tidak larut oleh antibodi, sebagai

akibat bentuk kompleks antigen-antibodi yang terbentuk, dalam hal ini

antibodi mempunyai efek aglutinin atau presipitin. Netralisasi antigen

  juga bisa terjadi sebagai akibat kegagalan antigen untuk menempel

pada reseptor tertentu di permukaan sel inang sebagai akibat daya

hambat antibodi spesifiknya, dalam hal ini antibodi berfungsi sebagai

inhibin. Netralisasi terhadap antigen bisa pula terjadi karena proses

Page 12: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 12/13

 

penghancuran antigen oleh sel fagosit, proses ini dipercepat apabila

antigen ada dalam bentuk teropsonisasi oleh antibodi.

Page 13: Imunoglobulin

5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 13/13

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Abbas KA, Lichtman AH, Pober JS.   Antibodies and antigens.

Dalam: Cellular and molecular immunology , 4th ed. Philadelphia,

WB Saunders Co, 2000: 41 – 62.

2. Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS. B cell activation and antibody 

 production. Dalam: Cellular and molecular immunology 4th ed .

Philadelphia, WB Saunders Co, 2000: 182 - 207.

3. Amasaki Y, Miyatake S, Arai N. Regulation of nuclear factor of 

activated T   – cell family receptors during T – cell development in

the thymus. J Allergy  & Imumunol , 2000; 106: S1 – S9.

4. Chaplin DD and Fu Yx. Secondary regulation of secondary 

lymphoid   organ development . Current Opinion in Immunology.

1998; 10: 289 – 7.

5. Clevers H and Ferrier P. Transcriptional control during T –cell 

development. Current Opinion in Immunol. 1998; 10: 166 – 71.

6. Goodman JW. Immunoglobulins; structure and function. Dalam:

Stites DP and Terr AI. (eds) Basic and clinical in immunology 7 th

ed . Norwalk Connecticut, Appleton & Lange 1991; 109 – 121.

7. Hay F and Westwood O. The generation of diversity. Dalam: Roitt

I, Brostoff J, Male D (eds). Immunology, 4th ed . London, Mosby

Co, 1996; 6. 2 – 6. 14.

8. Lydyard P, Grossi C. Cells involved in the immune respons.

Dalam: Roitt I Brostoff J and male D (eds). Immunology 4th ed .

London, Mosby Co, 1996; 2.1 – 2. 14.

9. Male D, Cooke A, Owen M, Trowsdale J, Champion .  Antigenreceptor molecules. Dalam:   Advanced Immunology 3rd  ed .

London, Mosby Co 1996; 2.1 – 2.23.