imunoglobulin
TRANSCRIPT
![Page 1: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/1.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 1/13
TUGAS
IMUNOLOGI
IMUNOGLOBULIN
DI SUSUN OLEH:
HAFILIA HAZNAWATI
IV - G
NIM : 0904015115
Dosen: Priyo Wahyudi
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
2011
![Page 2: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/2.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 2/13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang
terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia.
Imunoglobulin termasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai
struktur dasar sama, terdiri dari 82-96% polipeptida dan 4-18%
karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul
antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu
mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi
komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast. Pada manusia
dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat
fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik
dan aktivitas biologik berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri
atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam
amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat) dengan berat
molekul 55.000 dan rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul
22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai
H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida
sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang
menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah
simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain,
yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110
asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan
ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain.
Rantai L mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai
H terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai
E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai mempunyai jumlah domain
berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A
dan D masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5
domain.
![Page 3: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/3.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 3/13
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 rantai berat (H-chain) yang
identik dan 2 rantai ringan (L-chain) yang juga identik. Setiap rantai
ringan terikat pada rantai berat melalui ikatan disulfida (S-S), demikian
pula rantai berat satu dengan yang lain diikat dengan ikatan S-S.
Molekul ini oleh enzim proteolitik papain dapat dipecah menjadi tiga
fragmen, yaitu 2 fragmen yang mempunyai susunan sama terdiri atas
H-chain dan L-chain, disebut fragmen Fab yang dibentuk oleh domain
terminal-N, dan 1 fragmen yang hanya terdiri atas H-chain saja disebut
fragmen Fc yang dibentuk oleh domain terminal-C.
B. Tujuan
• Mengetahui pengertian tentang imunoglobulin.
• Mengetahui struktur imunoglobulin.
• Mengetahui tentang klasifikasi imunoglobulin.
![Page 4: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/4.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 4/13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Imunoglobulin merupakan substansi pertama yang diidentifikasi
sebagai molekul dalam serum yang mampu menetralkan sejumlah
mikroorganisme penyebab infeksi. Molekul ini disintesis oleh sel B
dalam 2 bentuk yang berbeda, yaitu sebagai reseptor permukaan
(untuk mengikat antigen), dan sebagai antibodi yang disekresikan ke
dalam cairan ekstraselular. Antibodi yang disekresikan dapat berfungsi
seebagai adaptor yang mengikat antigen melalui binding -sites-nya
yang spesifik ,sekaligus merupakan jembatan yang menghubungkan
antigen dengan sel-sel sistem imun atau mengaktivasi komplemen.
Imunoglobulin (Ig) terdiri atas molekul – molekul protein yang walaupun
satu dengan lain memiliki banyak persamaan dalam hal struktur dan
sifat biologik berbeda dalam susunan asam amino yang membentuk
molekul sesuai kelas dan fungsinya. Antibodi yang dibentuk sebagai
reaksi terhadap salah satu jenis antigen mempunyai susunan asam
amino yang berbeda dengan antibodi yang dibentuk terhadap antigen
lain, dan masing – masing hanya dapat berikatan dengan antigen yang
relevan. Sifat inilah yang disebut spesifisitas antibodi. Walaupun
demikian, molekul imunoglobulin bukan sekedar molekul yang dapat
mengikat antigen dengan cara ‘’lock and key’’, tetapi mempunyai sifat
yang sangat kompleks. Ia dapat mengikat antigen secara spesifik baik
dalam fase pengenalan maupun dalam fase efektor imunitas humoral.[1]
Agar supaya dapat berfungsi efektif , molekul immunoglobulin harus
mempunyai bagian yang dapat bereaksi spesifik dengan antigen.
Selain itu ia harus mempunyai struktur yang meungkinkan molekuul itu
masuk kedalam jaringan atau lokasi antigen; susunan molekul harus
sedemikian rupa sehingga molekul tidak mudah dihancurkan oleh
enzim proteolitik, dan harus memiliki bagian yang dapat berikatan
dengan fagosit. [5]
![Page 5: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/5.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 5/13
Imunoglobulin terdiri atas komponen polipeptida sebanyak 82 –
96% dan selebihnya karbohidrat. Komponen polipeptida memiliki
hampir semua sifat biologik antibodi. Fungsiya yang utama dalam
respons imun adalah mengikat dan menghancurkan antigen, kurang
memberikan dampak yang nyata kalau tidak disertai fungsi efektor
sekunder. Fungsi efektor sekunder yang terpenting adalah memacu
aktivasi komplemen, disamping itu merangsang penglepasan histamin
oleh basofil atau mastosit dalam reaksi hipersensitivitas tipe segera.
Opsonisasi antigen oleh imunoglobulin meningkatkan fagositosi,
memudahkan APC memproses dan menyajikan antigen kepada sel T ,
dan meningkatkan fungsi sel NK dalam mekanisme antibody
dependent cytotoxicity (ADCC).[1] Imunoglobulin merupakan kelompok
protein yang sangat heterogen; bahkan IgG yang spesifik untuk
antigen tertentu mungkin terdiri dari berlusin - lusin molekul yang
berbeda satu dengan yang lain.[6, 9]
Hingga sekarang dikenal 5 kelas utama imunoglobulin dalam serum
manusia, yaitu IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE. Klsifikasi ini didasarkan atas
perbedaan dalam struktur kimia yang mengakibatkan perbedaan dalam
sifat biologik maupun sifat fisika imunoglobulin.
2.2 Struktur imunoglobulin
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 rantai berat (H – chain)
yang identik dan 2 rantai ringan (L – chain) yang juga identik. Setiap
rantai ringan terikat pada rantai berat melalui ikatan disulfide (S - S),
demikian pula rantai berat satu dengan yang lain diikat dengan ikatan
S - S. Molekul ini oleh enzim proteolitik papain dapat dipecah menjadi
3 fragmen, yaitu 2 fragmen yang mempunyai susunan sama terdiri atas
H - chain dan L-chain, disebut fragmen Fab yang dibentuk oleh domain
terminal - N, dan 1 fragmen yang hanya terdiri atas H - chain saja
disebut fragmen Fc yang dibentuk oleh domain terminal – C. Fragmen
Fab dengan antigen binding sites, berfungsi mengikat antigen, karena
itu susunan asam amino dibagian ini berbeda antara molekul
immunoglobulin yang satu dengan yang lain dan sangat variabel
sesuai dengai variabilitas antigen yang merangsang pembentukannya.
Sebaliknya fragmen Fc merupakan fragmen yang konstan. Fragmen ini
![Page 6: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/6.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 6/13
tidak mempunyai kemampuan mengikat antigen tetapi dapat bersifat
mengikat sebagai antigen (determinan antigen). Fragmen ini pulalah
yang mempunyai fungsi efektor sekunder dan menentukan sifat
biologik imunoglobulin bersangkutan, misalnya kemempuan
imunoglobulin untuk melekat pada sel, fiksasi komplemen, kemampuan
Ig menembus plasenta, distribusi imunoglobulin dalam tubuh dan lain –
lain. Papain memecah immunoglobulin pada terminal asam amino di
tempat ikatan S – S yang mengikat kedua rantai H satu dengan yang
lain. Enzim proteolitik lain yaitu pepsin dapat memecah molekul
imunoglobulin dibelakang ikatan S – S. Pemecahan ini mengakibatkan
terbentuknya satu fragmen besar yang disebut F (ab’)2 yang mampu
mengikat dan menggumpalkan antigen karena ia bersifat bivalen dan
dapat membentuk lattice. Pepsin selanjutnya dapat memecah fragmen
Fc menjadi beberapa bagian kecil. Bagian molekul imunoglobulin yang
peka terhadap pemecahan oleh kedua enzim di atas disebut bagian
engsel (hinge region).[6, 8] Kedua bentuk imunoglobulin, yaitu sIg dan Ig
yang disekresikan hanya berbeda pada domain terminal – C: sIg
memiliki bagian transmembran dan bagian intrasitoplasmik yang
pendek.
Polimerisasi imunoglobulin terjadi pada IgM (pentamer atau
heksamer) dan IgA (umumnya dimer). Polimerisasi kelas imunoglobulin
ini bergantung pada rantai J ( joining ) dan banyaknya rantai J
menentukan proporsi molekul IgM pentamer dibanding IgM heksamer.
Rantai J membantu polimerisasi IgM dan IgA dengan cara ikat – silang
disulfida pada residu cysteine yang terdapat pada domain C – terminal
molekul IgM dan IgA yang disekresi. [9]
2.3 Klasifikasi imunoglobulin
Saat ini dikenal 5 kelas utama imunoglobulin, setiap kelas
mempunyai rantai berat yang spesifik. IgG mempunyai rantai γ (G)
sedangkan rantai berat pada IgM adalah rantai μ (M), pada IgA rantai
beratnya adalah α (A), pada IgD rantai δ (D) dan pada IgE rantai ε (E).
Jadi kelima kelas imunoglobulin diberi nama sesuai H – chain yang
menyusunnya. Selain itu juga terdapat 2 tipe L – chain ( rantai ringan )
yaitu к dan ג. Tiap molekul IgG tersusun atas satu unit dasar (karena
![Page 7: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/7.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 7/13
itu disebut monomer) terdiri atas 2 rantai γ dirangkaikan dengan 2
rantai к atau rantai ג. IgE juga merupakan monomer, tersusun atas 2
rantai ε dan 2 rantai к atau ג, demikian pula IgD yang terdiri atas 2
rantai δ dan 2 rantai к atau ג . Di lain pihak molekul IgM yang
disekresikan merupakan molekul pentamer terdiri atas 5 unit dasar.
Tiap unit dasar terdiri terdiri atas 2 rantai μ dirangkaikan dengan 2
rantai к atau ג. Kelima unit dasar dirangkaikan satu dengan lain dengan
rantai J ( joining chain), yaitu bagian non – immunoglobulin yang
mengandung banyak sulfhidril. IgM pada permukaan limfosit (sIgM)
dijumpai sebagai monomer. IgA juga dapat dijumpai dalam 2 bentuk,
yaitu monomer dan dimmer. Sebagian besar (80% - 90%) IgA terdapat
dalam bentuk dimmer, terdiri atas 2 unit dasar, masing – masing unit
mempunyai 2 rantai alfa dan 2 rantai kappa atau lambda. Kedua unit
dasar dirangkaikan satu dengan yang lain oleh rantai J.[2, 4, 6] Di
samping kelima kelas imunoglobulin, diketahui beberapa subkelas Ig,
yaitu subkelas IgG: IGg1, IgG2, IgG3, IgG4, sedangkan subkelas IgA
adalah IgA1 dan IgA2 dan subkelas IgD yaitu IgD1 dan IgD2. subkelas
imunoglobulin satu dengan lain berbeda dalam susunan asam amino
dan berat molekul, dengan demikian juga sifat biologiknya.
IgG
Dalam serum orang dewasa normal, IgG merupakan 75% dari
imunoglobulin total, dan dijumpai dalam bentuk monomer. Di antara
semua kelas imunoglobulin, IgG paling mudah berdifusi kedalam
jaringan ekstravaskular dan melakukan aktivitas antibodi di jaringan. Di
dalam darah IgG mempunyai half life sekitar 23 hari.[6]
IgA
Kelas imunoglobulin kedua terbanyak adalah IgA. IgA berfungsi
utama dalam cairan sekresi dan diproduksi dalam jumlah besar oleh
sel plasma dalam jaringan limfoid yang terdapat sepanjang saluran
cerna, saluran nafas, dan saluran urogenital dalam bentuk dimer.
Sejenak sebelum IgA dilepaskan oleh sel plasma, kedua unit dasr
imunoglobulin di satu dengan lain dengan rantai J, kemudian didalam
epitel mukosa kelenjar, IgA dirangkaikan dengan komponen sekretorik
yang diproduksi oleh sel epitel lokal. Komponen sekretorik diduga
![Page 8: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/8.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 8/13
bertindak sebagai reseptor untuk memudahkan IgA menembus epitel
mukosa dengan cara endositosis. Setelah dirangkaikan dengan
komponen sekretorik, IgA dilepaskan ke dalam cairan sekresi.
Komponen sekretorik memudahkan transport IgA dalam cairan sekresi
dan melindungi molekul IgA terhadap enzim proteolitik yang terdapat
pada cairan itu.[2, 7] IgA tidak mengaktivasi komplemen melalui jalur
klasik tetapi aktivasi komplemen dilakukan melaui jalur alternatif. Salah
satu komponen kompleman yang dilepaskan pada aktivasi ini yaitu,
C3b dapat melakukan opsoniasi mikroorganisme sehingga
mikroorganisme itu mudah di fagositosis. IgA juga berfungsi
membatasi absorpsi antigen yang berasal dari makanan. Dalam darah
IgA umumnya dijumpai dalam bentuk monomer dan merupakan 15%
dari kadar imunoglobulin total. Half life IgA adalah 5 - 6 hari.
IgM
IgM terletak pada intravaskular dan merupakan 10% dari
imunoglobulin total dari serum. IgM merupakan Imunoglobulin utama
yang pertama dihasilkan dalam respon imun primer. IgM terdapat pada
semua permukaan sel B yang tidak terikat. Pentamer berbobot molekul
900.000 ini secara keseluruhan memiliki sepuluh tempat pengikatan
antigen Fab sehingga bervalensi 10, yang dapat dibuktikan dengan
reaksi Hapten. Polimernya berbentuk bintang, tetapi apabila terikat
pada permukaan sel akan berbentuk kepiting.
Disebabkan bervalensi tinggi, maka antibodi ini paling sering bereaksi
di antara semua Imunoglobulin, sangat efisien untuk reaksi aglutinasi
dan reaksi sitolitik, pengikatan komplemen, reaksi antibodi-antigen
yang lain dan karena timbulnya cepat setelah terjadi infeksi dan tetap
tinggal dalam darah, maka IgM merupakan daya tahan tubuh yang
penting untuk bakteremia dan virus. Antibodi ini dapat diproduksi oleh
janin yang terinfeksi.
IgD
IgD dapat bertindak sebagai reseptor antigen apabila berada pada
permukaan limfosit B tertentu dalam darah tali pusar janin dan mungkin
merupakan reseptor pertama dalam permulaan kehidupan sebelum
diambil alih fungsinya IgM dan Imunoglobulin lainnya. Selain itu IgD
![Page 9: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/9.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 9/13
sangat peka terhadap enzim proteolitik; hal inilah yang mungkin
menyebabkan umur IgD yang pendek ( 2 – 3 hari).
IgE
IgE dapat dijumpai dalam serum dengan kadar amat rendah, dan
hanya merupakan 0,0004% saja dari kadar imunoglobulin total.
Diketahui bahwa kadar IgE meningkat sesuai dengan kepekaan orang
yang bersangkutan terhadap alergen yang relevan. Sel plasma yang
memproduksi IgE terdapat dalam tonsil dan sinusoid pada jaringan
limfoid sepanjang mukosa saluran nafas dan saluran cerna.
IgE apabila disuntikkan ke dalam kulit akan terikat pada Mast Cells
dan Basofil. Kontak dengan antigen akan menyebabkan degranulasi
dari Mast Cells dengan pengeluaran zat amin yang vasoaktif. IgE yang
terikat ini berlaku sebagai reseptor yang merangsang produksinya dan
kompleks antigen-antibodi yang dihasilkan memicu respon alergi
Anafilaktik melalui pelepasan zat perantara.
![Page 10: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/10.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 10/13
BAB III
PEMBAHASAN
Terdapat beberapa tipe berbeda dari rantai berat antibodi, dan
beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang dimasukan ke dalam kelas
yang berbeda berdasarkan pada tiap rantai berat. Lima isotype
antibodi yang berbeda diketahui berada pada tubuh mamalia dan
memainkan peran yang berbeda dan menolong mengarahkan respon
imun yang tepat untuk tiap tipe benda asing berlainan yang masuk ke
dalam tubuh, yaitu: IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE, yang mempunyai
perbedaan area C.
IgG berbentuk monomer dan mudah berdifusi kedalam jaringan
ekstravaskular dan melakukan aktivitas antibodi di jaringan. IgA
berfungsi utama dalam cairan sekresi dan diproduksi dalam jumlah
besar oleh sel plasma dalam jaringan limfoid yang terdapat sepanjang
saluran cerna, saluran nafas, dan saluran urogenital dalam bentuk
dimer. IgM karena mempunyai valensi yang tinggi sangat efisien untuk
reaksi aglutinasi dan reaksi sitolitik, pengikatan komplemen, reaksi
antibodi-antigen yang lain dan karena timbulnya cepat setelah terjadi
infeksi dan tetap tinggal dalam darah, Antibodi ini dapat diproduksi oleh
janin yang terinfeksi.
IgD dapat bertindak sebagai reseptor antigen apabila berada pada
permukaan limfosit B tertentu dalam darah tali pusar janin dan mungkin
merupakan reseptor pertama dalam permulaan kehidupan sebelum
diambil alih fungsinya IgM dan Imunoglobulin lainnya. Diketahui bahwa
kadar IgE meningkat sesuai dengan kepekaan orang yang
bersangkutan terhadap alergen yang relevan. Sel plasma yang
memproduksi IgE terdapat dalam tonsil dan sinusoid pada jaringan
limfoid sepanjang mukosa saluran nafas dan saluran cerna.
![Page 11: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/11.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 11/13
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Imunoglobulin dikenal juga dengan nama lain yaitu antibodi atau zat
kebal, yang tersusun dari protein dengan struktur bangun tertentu
sesuai dengan kelas antibodi. Imunoglobulin bisa berbentuk monomer,
dimer atau pentamer. Imunoglobulin dibentuk oleh sel limfosit B (kalau
telah matang disebut dengan sel plasma) yang telah terinduksi oleh
antigen tertentu. Setiap klon limfosit B membentuk antibodi spesifik
tehadap satu epitop antigen pemaparnya, jika suatu antigen pemapar
tersusun dari 30 epitop maka akan terbentuk 30 jenis antibodi spesifik
yang masing-masing dihasilkan oleh klon limfosit B yang berespon
secara spesifik. Sebagai respon awal kekebalan tubuh akan terbentuk
imunoglobulin M (lgM) sangat dominan dibarengi dengan
imunoglobulin G (lgG) dalam jumlah relatif sedikit. Selanjutnya pada
kontak antigen yang sama untuk ke dua atau ke tiga kalinya (booster)
akan terbentuk imunoglobulin G dalam jumlah yang dominan, hal ini
terjadi karena adanya respon sel memori yang mampu memproduksi
IgG dalam jumlah yang sangat banyak dan dalam waktu relatif cepat.
Imunoglobulin mempunyai 3 fungsi biologis yang sangat penting,
yakni sebagai (1) aglutinin atau presipitin, (2) sebagai inhibin dan (3)
sebagai opsonin. Ketiga cara kerja imunoglobulin ini memungkinkan
imunoglobulin mempunyai efek netralisasi terhadap antigen yang
memapar tubuh inang. Kerja suatu antigen akan terhambat bila antigen
tersebut mampu dibuat dalam bentuk tidak larut oleh antibodi, sebagai
akibat bentuk kompleks antigen-antibodi yang terbentuk, dalam hal ini
antibodi mempunyai efek aglutinin atau presipitin. Netralisasi antigen
juga bisa terjadi sebagai akibat kegagalan antigen untuk menempel
pada reseptor tertentu di permukaan sel inang sebagai akibat daya
hambat antibodi spesifiknya, dalam hal ini antibodi berfungsi sebagai
inhibin. Netralisasi terhadap antigen bisa pula terjadi karena proses
![Page 12: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/12.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 12/13
penghancuran antigen oleh sel fagosit, proses ini dipercepat apabila
antigen ada dalam bentuk teropsonisasi oleh antibodi.
![Page 13: Imunoglobulin](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022020805/5571fd704979599169991aab/html5/thumbnails/13.jpg)
5/11/2018 Imunoglobulin - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/imunoglobulin-55a0cbc8bd2ae 13/13
DAFTAR PUSTAKA
1. Abbas KA, Lichtman AH, Pober JS. Antibodies and antigens.
Dalam: Cellular and molecular immunology , 4th ed. Philadelphia,
WB Saunders Co, 2000: 41 – 62.
2. Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS. B cell activation and antibody
production. Dalam: Cellular and molecular immunology 4th ed .
Philadelphia, WB Saunders Co, 2000: 182 - 207.
3. Amasaki Y, Miyatake S, Arai N. Regulation of nuclear factor of
activated T – cell family receptors during T – cell development in
the thymus. J Allergy & Imumunol , 2000; 106: S1 – S9.
4. Chaplin DD and Fu Yx. Secondary regulation of secondary
lymphoid organ development . Current Opinion in Immunology.
1998; 10: 289 – 7.
5. Clevers H and Ferrier P. Transcriptional control during T –cell
development. Current Opinion in Immunol. 1998; 10: 166 – 71.
6. Goodman JW. Immunoglobulins; structure and function. Dalam:
Stites DP and Terr AI. (eds) Basic and clinical in immunology 7 th
ed . Norwalk Connecticut, Appleton & Lange 1991; 109 – 121.
7. Hay F and Westwood O. The generation of diversity. Dalam: Roitt
I, Brostoff J, Male D (eds). Immunology, 4th ed . London, Mosby
Co, 1996; 6. 2 – 6. 14.
8. Lydyard P, Grossi C. Cells involved in the immune respons.
Dalam: Roitt I Brostoff J and male D (eds). Immunology 4th ed .
London, Mosby Co, 1996; 2.1 – 2. 14.
9. Male D, Cooke A, Owen M, Trowsdale J, Champion . Antigenreceptor molecules. Dalam: Advanced Immunology 3rd ed .
London, Mosby Co 1996; 2.1 – 2.23.