incenerasi sampah kota makalah pengolahan limbah
DESCRIPTION
incenersiTRANSCRIPT
-
TUGAS TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH
INCINERATOR
Sampah Kota
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2015
205
Disusun Oleh:
1. Noor Hafidlullah NIM. I 0512039
2. Tomi Wijanarko E. NIM. I 0512063
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 3
A. Sampah Kota........................................................................................... 3
B. Jenis-jenis Sampah Kota ......................................................................... 4
C. Pengertian Incenerasi .............................................................................. 5
BAB II. ISI ......................................................................................................... 7
A. Kuantitas Sampah di kota Semarang ..................................................... 7
B. Spesifikasi Incenerator ............................................................................ 8
C. Pertimbangan operasional untuk
Incenerator sampah perkotaan ............................................................... 10
D. Desain Incenerator limbah padat ........................................................... 10
E. Skema proses Incenerasi sampah kota ................................................... 11
F. Deskripsi Proses ..................................................................................... 11
G.Neraca Massa .......................................................................................... 13
H. Pengiriman, penyimpanan dan
Pretreatment limbah padat perkotaan ..................................................... 16
I. Aspek yang diperhatikan agar proses optimal ....................................... 16
J. Parameter utama dalam operasi Incenerator ........................................... 17
BAB III. PEMBAHASAN ................................................................................. 18
A. Energi yang dihasilkan Incenerator ........................................................ 18
B. Analisa ekonomi .................................................................................... 18
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
3
C. Keuntungan Incenerator ......................................................................... 19
D. Kerugian Incenerator .............................................................................. 19
E. Alternatif untuk Incenerasi limbah padat perkotaan .............................. 20
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 18
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. SAMPAH KOTA
Usaha penanggulangan sampah, baik dari rumah tangga/penduduk,
industri, rumah sakit maupun dari sumber lainnya telah banyak dilakukan
berbagai pihak dengan beragam pendekatan teknologi seperti: penimbunan,
daurulang, pengkomposan, fermentasi, insinerasi dan gasifikasi, ternyata
masih belum mencapai sasaran dengan berbagai kendalanya masing-masing.
Dengan mengamati penduduk perkotaan di Indonesia tahun 2010 yang
mencapai jumlah 104,6 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan ratarata 4,4%,
maka bila tiap penduduk kota memproduksi sampah 2 kg perhari, berarti
210.000 ton sampah harus dimusnahkan perharinya.
Gambar I. 1 Data Persentase Sampah Indonesia
Penanggulangan sampah yang belum optimal di berbagai kota besar dan
metropolitan bukan saja akan memperburuk keindahan kota tapi juga akan
menimbulkan bau, pencemaran air dan udara, penyakit, banjir dan lain-lain.
Salah satu teknologi yang dapat dilakukan pemerintah untuk
mengurangi sampah menjadi suatu bentuk energi yang yang ramah lingkungan
ialah incenerator.
Sumber Sampah % Komposisi Sampah %
Rumah Tangga 48 Bahan organik (m.c 70%)
65
Pasar 24 Kertas 13
Pertokoan 6 Kayu & Bambu 3
Sarana Umum 6 Barang Industri 1
Jalan 6 Karet 1
Industri 2 Plastik 11
Perkantoran 2 Logam & Kaca 2
Lainnya 6 Lainnya 4
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
5
B. JENIS JENIS SAMPAH KOTA
Jenis sampah yang ada disekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang
berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah
sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah
institusi/ kantor/ sekolah dan sebagainya.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
yaitu sebagai berikut:
1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-
bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat
biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan
melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya
sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain
kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah,daun, dan
ranting.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-
bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil
proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik
dibedakan menjadi: sampah logam dan produk-produk
olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca, dan
sampah keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik
tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme secara keseluruhan
(unbiodegradable).
Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokan atas:
1. Sampah basah (garbage)
Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa pengolahan atau sisa-
sisa makanan dari rumah tangga atau merupakan timbunan hasil
sisa makanan, seperti sayuran yang memiliki sifat mudah
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
6
membusuk, umumnya adalah mengandung air dan cepat
membusuk sehingga mudah menimbulkan bau.
2. Sampah kering (rubbish)
Sampah golongan ini dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu:
Golongan sampah tak lapuk
Sampah jenis ini benar-benar tak akan bisa lapuk secara alami,
sekalipun telah memakan waktu bertahun-tahun, contohnya
kaca dan mika.
Golongan sampah tak mudah lapuk
Sampah jenis ini akan bisa lapuk perlahan-lahan secara alami.
C. PENGERTIAN INCENERASI
Insinerasi adalah metode pengolahan sampah dengan cara membakar
sampah pada suatu tungku pembakaran.Teknologi insinerasi merupakan
teknologi yang mengkonversi materi padat menjadi materi gas (gas buang),
serta materi padatan yang sulit terbakar, yaitu abu (bottom ash) dan debu (fly
ash). Panas yang dihasilkan dari proses insinerasi juga dapat dimanfaatkan
untuk mengkonversi suatu materi menjadi materi lain dan energi, misalnya
untuk pembangkitan listrik dan air panas. Di beberapa negara maju, teknologi
insinerasi sudah diterapkan dengan kapasitas besar (skala kota). Teknologi
insinerator skala besar terus berkembang, khususnya dengan banyaknya
penolakan akan teknologi ini yang dianggap bermasalah dalam sudut
pencemaran udara.
Salah satu kelebihan yang dikembangkan terus dalam teknologi terbaru
dari insinerator ini adalah pemanfaatan enersi, sehingga nama insinerator
cenderung berubah seperti waste-to-energy, thermal converter Insinerasi
merupakan proses pengolahan buangan dengan cara pembakaran pada
temperatur yang sangat tinggi (>800C) untuk mereduksi sampah yang
tergolong mudah terbakar (combustible), yang sudah tidak dapat didaurulang
lagi Sasaran insinerasi adalah untuk mereduksi massa dan volume buangan,
membunuh bakteri dan virus dan meredukdi materi kimia toksik, serta
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
7
memudahkan penanganan limbah selanjutnya. Insinerasi dapat mengurangi
volume buangan padat domestik sampai 85-95 % dan pengurangan berat sampai
70-80%. Teknologi insinerasi mempunyai beberapa sasaran, yaitu:
a. Mengurangi massa / volume: proses insinerasi adalah proses oksidasi
(dengan oksigen atau udara) limbah combustible pada temperatur tinggi.
Akan dikeluarkan abu, gas, limbah sisa pembakaran dan abu, dan
diperoleh pula enersi panas. Bila pembakaran sempurna, akan tambah
sedikit limbah tersisa dan gas yang belum sempurna terbakar (seperti
CO). Panas yang tersedia dari pembakaran limbah sebelumnya akan
berpengaruh terhadap jumlah bahan bakar yang dipasok. Insinerator yang
bekerja terus menerus akan menghemat bahan bakar.
b. Mendestruksi komponen berbahaya: insinerator tidak hanya untuk
membakar sampah kota. Sudah diterapkan untuk limbah non-domestik,
seperti dari industri (termasuk limbah B3), dari kegiatan medis (untuk
limbah infectious). Insinerator tidak hanya untuk membakar limbah
padat. Sudah digunakan untuk limbah non-padat, seperti sludge dan
limbah cair yang sulit terdegradasi. Teknologi ini merupakan sarana
standar untuk menangani limbah medis dari rumah sakit. Sasaran
utamanya adalah mendestruksi patogen yang berbahaya seperti kuman
penyakit menular. Syarat utamanya adalah panas yang tinggi
(dioperasikan di atas 800o C). Dalam hal ini limbah tidak harus
combustible, sehingga dibutuhkan subsidi bahan bakar dari luar
c. Insinerasi adalah identik dengan combustion, yaitu dapat menghasilkan
enersi yang dapat dimanfaatkan. Faktor penting yang harus diperhatikan
adalah kuantitas dan kontinuitas limbah yang akan dipasok. Kuantitas
harus cukup untuk menghasilkan enersi secara kontinu agar suplai enersi
tidak terputus.
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
8
BAB II
PROSES INCENERASI PENGOLAHAN SAMPAH KOTA
A. KUANTITAS SAMPAH DI KOTA SEMARANG
Jumlah sampah dan jumlah penduduk di Kota Semarang
No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Sampah
(m3/hari)
Perubahan
(%)
1 2003 1.378.261 4274 85,4
2 2004 1.397.133 4395 87,9
3 2005 1.419.278 4420 88,4
4 2006 1.419.478 4650 93
5 2007 1.420.479 5000
Sumber. Dinas Kebersihan Kota Semarang, 2007
Sumber dan Volume Sampah di Kota Semarang Tahun 2006
No Sumber Volume (m3/hari) Persentase (%)
1 Pemukiman 3.935,09 84,64
2 Hotel 48,00 1,03
3 Pasar 117,30 2,52
4 Pertokoan 28,00 0,60
5 Rumah Sakit 55,00 1,18
6 Perkantoran 56,00 1,20
7 Fasilitas Umum 76,00 1,63
8 Industri 120,00 2,58
9 Jalan Protokol 164,00 3,53
10 Rumah Makan 50,00 1,07
Jumlah 4650 100,00
Sumber. Dinas Kebersihan Kota Semarang, 2007.
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
9
B. SPESIFIKASI INCENERATOR
Jenis Sampah Bulk Density : 0.1 0.15 kg/m
Jenis Incinerator Sampah Kota
Kapasitas Incinerator 50 kg/jam (0,3m/jam)
Waktu Operasi 8 jam/hari
Dimensi Incinerator Panjang:2.1 X Lebar:2.0 X Tinggi:1.9 m
Volume Chamber - 1st Chamber : 1.7 m
- Mixing Room : 0.4 m
- Second Chamber : 1.0 m
Burner - 1st Burner : 10 20 liter /jam, Light Oil Burner,
Jumlah : 1 unit
- 2nd Burner : 10 20 liter /jam, Light Oil Burner,
Jumlah : 1 unit
Temperature Chamber - 1st Chamber : 600 - 900C
- 2nd Chamber : 800- 1000C
Tekanan Chamber Negatif (Dibawah tekanan atmosferis)
Exaust Stack - Diameter : 250mm stainles steel,
- Height : 8.5 m.from ground level
- Sampling Port 3
- Sampling Platform
Scrubber - Diametre : 0.77 mm (Outer)
- Height : 2.9 m (Outer)
Material Scrubber :
- Body Plate : SUS 304, t.3 mm
- Frame : UNP profile
- Piping : SUS 304 2
- Nozzle : ,Stainless steel
Spray Pump - Grundfos,CHI 4-20/750 liter/jam
- Power : 0.38 kW/1 phase/Multistages/Stainless
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
10
Refractory Construction - Fire Brick : Fire Brick SK 34
- Castable : CAJ-14
Chamber Insulation - 1st Wall : Fire Brick, SK-34
- 2nd Wall : Ceramic Fibre, 128 kg/m
- 3rd Wall : Rockwool,60 kg/m
- 4th Wall : Glaswool, 20 kg/m
- 5th Wall : Shell Plate
- Bottom : Insulating Brick
Shell & Structure Material
Chamber
- Shell Plate t.4 mm & 6mm. Mild Steel
- Joint Flange t.12 mm
- Burner Port t.8 mm
- Plenum Plate t.3 mm
- Structure UNP 100 & UNP 80
- Lifter t.16 mm
FDF Blower Sentrifugal,2500 CMH,2800Rpm,1100
Watt,380/50. 2 unit
Electric Power
Requirement
5 kW. 380 V. 3 PH
Bahan bakar Diesel Oil ( Solar )
Konsumsi bahan bakar Max.40 liter / jam
Tangki bahan bakar - Kapasitas 500 liter
- Material Tangki : Mild Steel plate t.3 mm
- Drain Port
Luas/area yang dibutuhkan 6 x 6 m
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
11
C. PERTIMBANGAN OPERASIONAL UNTUK INCENERATOR
SAMPAH PERKOTAAN
Dalam banyak insinerator sampah kota fraksi limbah lainnya seperti limbah
besar, limbah lumpur atau fraksi kalori tinggi dari limbah pre-treatment (misalnya
dari pabrik penghancuran) juga dibakar. Limbah ini harus dievaluasi hati-hati
sebelum pembakaran untuk memastikan apakah pabrik pembakaran sampah
(termasuk pengolahan gas buang, air limbah dan pengobatan residu) dirancang
untuk menangani jenis limbah tersebut dan apakah dapat melakukannya tanpa
risiko yang membahayakan manusia kesehatan dan lingkungan.
Beberapa parameter penting adalah kandungan klorin dan bromin,
aluminium, logam berat, kalori dan karakteristik pembakaran. Konsentrasi tinggi
brom dapat menyebabkan pembentukan senyawa brominated seperti
polybrominated dibenzo-p-dioxin (PBDD) dan polybrominated dibenzofuran
(PBDF). Mengabaikan keterbatasan, pabrik insinerasi akan menimbulkan masalah
operasional (misalnya perlunya berulangnya penutupan karena pembersihan grate
atau penukar panas) atau kinerja lingkungan yang buruk (misalnya emisi tinggi ke
air, pelindian tinggi dari fly ash).
D. DESAIN INCENERATOR LIMBAH PADAT
Sampah kota dapat dibakar dalam beberapa sistem pembakaran termasuk
travelling grate, rotary kiln, dan fluidized bed. Di Amerika Serikat dan Asia
modular insinerator, yang membakar sampah tanpa preprocessing, juga digunakan.
Teknologi fluidized bed membutuhkan sampah kota dalam ukuran partikel tertentu
- ini biasanya memerlukan beberapa proses pretreatment dan pemilihan limbah.
Kapasitas pembakaran insinerator sampah biasanya berkisar dari 90 sampai 2.700
ton sampah kota per hari.
Proses lainnya telah dikembangkan yang didasarkan pada decoupling dari
fase yang juga berlangsung di insinerator: pengeringan, penguapan, pirolisis,
karbonisasi dan oksidasi limbah. Gasifikasi menggunakan agen gasifikasi seperti
uap, udara, oksida karbon atau oksigen juga diterapkan. Proses ini bertujuan untuk
mengurangi volume gas buang dan terkait biaya pengolahan gas buang. Banyak
pengembangan tersebut telah sesuai dengan masalah teknis dan masalah ekonomi
saat ditingkatkan untuk komersial, ukuran industri.
Beberapa digunakan secara komersial (misalnya di Jepang) dan lain sedang
diuji dalam demonstrasi di seluruh Eropa, tetapi hanya sebagian kecil dari kapasitas
pengolahan secara keseluruhan bila dibandingkan dengan insinerator.
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
12
E. SKEMA PROSES INCENERASI SAMPAH KOTA
Gambar 2 Flow proses insinerator sampah kota besar
F. DESKRIPSI PROSES
Gambar II-1 Insenerator untuk Pengolahan Sampah Kota
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
13
Penjelasan Proses
a. Pembongkaran sampah dari truck (1), masuk ke tempat penyimpanan
(storage pit) (2)
b. Alat derek (crane) (3) digunakan untuk memasukkan sampah ke charging
chute (4) sampah langsung masuk ke dalam tungku pembakaran (furnace)
(5)
c. Dari chute sampah dijatuhkan ke tempat panggangan (grate) (6) untuk
dibakar .
d. Sampah organik tidak stabil terhadap panas maka bermacam gas dilepaskan
selama proses pembakaran. Gas-gas dan partikel halus masuk ke dalam
combustion chamber (7) dan dibakar pada suhu > 1600 F
e. Panas dari gas direcovery dengan water wall dan boiler (8) untuk
menghasilkan uap air yang dapat dikonversi lagi menjadi listrik dengan
turbin generator (9)
f. Peralatan kontrol polusi udara: injeksi ammonia (10) untuk mengontrol
NOx, dry scrubber (11) untuk kontrol Sox dan gas alam, bag house/ fabric
filter (12) untuk removal partikulat
g. Kontrol aliran udara digunakan induced draft fan (13)
h. Produk akhir dari pembakaran adalah gas-gas panas dan abu. Gas-gas bersih
akan dilepaskan dari cerobong/ stack (14) ke atmosfer
i. Abu (ash) dari dry scrubber dan bag house dibawa ke fasilitas treatment
abu (15)
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
14
G. NERACA MASSA
Tabel 1. Limbah dan residu padatan dari insinerasi limbah pada perkotaan
Tipe limbah Massa spesifik kering (kg/t
limbah)
Slag / abu 200-350
Debu dari boiler 20-40
Residue dari gas cleaning tanpa filter
debu:
- Penyerapan basah 8-15
- Penyerapan semi basah 15-35
- Penyerapan kering 7-45
Residue dari gas cleaning dan filter debu
- Penyerapan basah 30-50
- Penyerapan semi basah 40-65
- Penyerapan kering 32-80
Terkandung dalam karbon aktif 0.5-1
Residu dari penyerapan basah mempunyai tingkat kering spesifik 40-50% padatan
kering
Sumber: Umweltbundesamt Deutschland 2001
Tabel 2. Konsentrasi senyawa organic dari fasilitas pengolahan modern
Parameter Bottom ash
(ng/g)
Boiler ash (ng/g) Fly ash (ng/g)
PCDD/PCDF (I-
TEQ)
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
15
PCPh b
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
16
Tabel 3. Perkiraan lepasan PCDD/PCDF ke berbagai media dari incinerator limbah
padat perkotaan
Sumber: Stubenvoll, Bohmer et al. 2002 dan European Comission 2006
Dari data yang disajikan dalam Tabel 3 menjelaskan bahwa dioksin dan furan
terutama dilepaskan oleh pembakaran limbah padat. Filter cake (misalnya dengan
penyimpanan bawah tanah) dan fly ash harus dibuang ke tempat pembuangan
sampah khusus di sebagian besar negara-negara (kadang-kadang setelah
pretreatment) sedangkan bottom ash digunakan di beberapa negara (misalnya untuk
pembangunan jalan) biasanya setelah pretreatment. Asalkan isi total dan tingkat
leachate polutan organik yang persisten dari abu dan limbah lainnya dari
pembakaran sampah adalah rendah (hal ini dapat dicapai misalnya oleh
pretreatment) landfill khusus - jika dirancang dan dioperasikan sesuai teknik terbaik
Media Akumulasi per ton
limbah yang diolah
Konsentrasi
rata-rata
Lepasan
spesifik
(g I-
TEQ/ton
limbah)
Bottom
ash
220 kg 46 ng I-
TEQ/kg
10,12
Fly ash 20 kg 2.950 ng I-
TEQ/kg
59
Filter
cake
1 kg 4.000 ng I-
TEQ/kg
4
Limbah
cair
450 liter 0,3 ng I-
TEQ/l
0,135
Udara 5.000 Nm3 0,02 ng I-
TEQ/Nm3
0,1
Lepasan
total
73,335
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
17
yang tersedia - dapat dianggap sebagai tempat akhir untuk zat berbahaya, sehingga
risiko rilis lebih lanjut dan paparan kembali bahan kimia ini adalah dapat dikurangi.
Dalam hal ini emisi dari instalasi incinerator pembakaran sampah modern adalah
sangat rendah.
H. PENGIRIMAN, PENYIMPANAN DAN PRETREATMENT LIMBAH
PADAT PERKOTAAN
Limbah dapat dikirim ke insinerator dengan truk. Daur ulang atau program
pemisahan sumber limbah dari hulu pengiriman secara signifikan dapat
mempengaruhi efisiensi pengolahan. Pemisahan kaca dan logam sebelum
pembakaran akan meningkatkan per unit nilai energi limbah. Namun, dalam
beberapa insinerator, logam dipisahkan dari bottom ash setelah pembakaran. Daur
ulang kertas, karton dan plastik akan mengurangi nilai energi limbah, tetapi juga
dapat mengurangi klorin tersedia. memisahkan limbah besar mengurangi
kebutuhan untuk pemisahan atau penghancuran di lokasi.
Selain pemisahan limbah, pretreatment pembakaran sampah kota dapat
termasuk penghancuran dan pemotongan untuk memfasilitasi penanganan dan
homogenitas. Area penyimpanan bunker biasanya tertutup untuk melindungi
terhadap kelembaban tambahan dan fasilitas biasanya dirancang untuk menarik
udara melalui bunker untuk mengurangi bau.
I. ASPEK YANG DIPERHATIKAN AGAR PROSES OPTIMAL
Agar terjadi proses yang optimal maka ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan dalam menjalankan suatu insinerator, antara lain:
1. Aspek keterbakaran: menyangkut nilai kalor, kadar air, dan kadar
abu dari buangan padat, khususnya sampah.
2. Aspek keamanan: menyangkut titik nyala, tekanan uap, deteksi
logam berat, dan operasional insinerator.
3. Aspek pencegahan pencemaran udara : menyangkut penanganan
debu terbang, gas toksik, dan uap metalik.
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
18
J. PARAMETER UTAMA DALAM OPERASI INCENERATOR
Terdapat 3 parameter utama dalam operasi insinerator yang harus
diperhatikan, yaitu 3-T (Temperature, Time dan Turbulence):
a. Temperature (Suhu):
Berkaitan dengan pasokan oksigen (melalui udara). Udara yang dipasok
akan menaikkan temperature karena proses oksidasi materi organik bersifat
eksotermis. Temperatur ideal untuk sampah kota tidak kurang dari 800 oC.
b. Time (waktu):
Berkaitan dengan lamanya fasa gas yang harus terpapar dengan panas yang
telah ditentukan. Biasanya sekitar 2 detik pada fase gas, sehingga terjadi
pembakaran sempurna.
c. Turbulensi:
Limbah harus kontak sempurna dengan oksigen. Insinerator besar diatur
dengan kisi-kisi atau tungku yang dapat bergerak, sedang insinerator kecil
(modular) tungkunya adalah statis.
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
19
BAB III
PEMBAHASAN
A. ENERGI YANG DIHASILKAN INCENERATOR
Nilai kalor sampah Indonesia mencapai 1.000 2.000 kkal/kg-kering.
Proses insinerasi ekonomis bila sampah memiliki nilai kalor paling tidak 2.000
kkal/kg-kering, sehingga tidak dibutuhkan enersi tambahan dari luar.
Kebutuhan oksigen dan nilai kalor yang dikandungnya dapat dihitung
berdasarkan metode pendekatan kadar unsur sampah, misalnya dengan rumus
kimia sampah Indonesia dengan dominasi ratarata kandungan sampah organik
sekitar 60%, sampah plastik 17%, dan sampah kertas 16% adalah
C351,42H2.368,63O1.099,65N13,603S.
Panas yang diproduksi oleh insinerator bisa digunakan untuk membuat
uap yang bisa dipakai untuk menggerakkan turbin dengan maksud
menghasilkan listrik. Total energi bersih yang dihasilkan dari satu ton sampah
adalah 3 MWh panas dan 2/3 MWh energi listrik.
Untuk panas pembakaran pada insinerator menurut Amdal ada beberapa
parameter yang mesti di perhatikan, yang pertama ialah efisiensi panas 40-
80 %, kehilangan panas 19-55 % dan konsumsi bahan bakar 40-90%. Hal ini
di utamakan nuntuk tercapainya proses degradasi sampah yang optimal.
B. ANALISA EKONOMI
Insinerasi limbah padat perkotaan biasanya disertai dengan recovery
energi (waste to energy) dalam bentuk uap dan/atau pembangkit listrik.
Insinerator juga dapat dirancang untuk mengakomodasi pengolahan limbah
padat perkotaan untuk bahan bakar, serta pembakaran dengan bahan bakar
fosil. Insinerator sampah kota tersedia dalam berbagai ukuran dari unit kecil
pengolahan batch tunggal dengan kapasitas hanya beberapa ton per hari,
sampai unit yang sangat besar dengan kapasitas lebih dari ribuan ton dengan
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
20
pengolahan kontinyu. Biaya modal investasi untuk memenuhi fasilitas tersebut
berkisar ratusan hingga jutaan US $.
Keuntungan utama dari insinerasi limbah padat perkotaan adalah
penghancuran organik material (termasuk beracun), pengurangan volume
sampah dan konsentrasi polutan (misalnya logam berat) menjadi abu dalam
jumlah yang relatif sedikit, sehingga memerlukaan tempat pembuangan yang
aman jika dibuang. Recovery energi dapat menjadi keuntungan tambahan yang
penting. Namun insinerator sampah kota dapat menjadi sumber pencemaran
lingkungan yang signifikan.
C. KEUNTUNGAN INCENERATOR
Pemakaian incenerator memiliki beberapa keuntungan antara lain:
1. Dapat mereduksi atau menurunkan sebagian besar volume sampah.
2. Membersihkan atau menurunkan kandungan bakteri yang pencemar
lingkungan.
3. Sangat cocok untuk pengolahan sampah yang membutuhkan waktu cepat.
4. Panas pembakaran dapat segera dimanfaatkan untuk pembangkit uap atau
pembangkit daya listrik.
D. KERUGIAN INCENERATOR
Disamping keuntungan pemakaian incenerator, tentunya ada juga kerugiannya
yaitu:
1. Gas buang dari proses pembakaran berpotensi mencemarkan lingkungan
karena kandungan bahan beracun seperti substansi dioksin.
2. Gas buang merupakan pembawa sebagian besar CO2 penyebab
pemanasan global.
3. Abu yang tersisa dari pembakaran mencapai 20% dari sampah yang
dibakar.
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
21
4. Unsur merkuri akan terlepas ke udara dalam bentuk uap yang terbawa
pada gas buang.
5. Berpotensi sebagai pencemar lingkungan apabila tidak dilengkapi dengan
pengolahan gas buang.
6. Pembakaran sampah yang mengandung bahan atau limbah kimia akan
melepaskan kandungan kadmium, timbal atau bahan-bahan yang
berpotensi sebagai pencemar lingkungan.
7. Diperlukan peralatan pengolah gas buang yang basah setelah proses
pembakaran karena gas yang basah ini akan dapat merusak atau sebagai
gas destruktif apabila lepas ke udara. Oleh karena itu dihitung sebagai
tambahan biaya dalam pemakaian incenerator.
8. Berpotensi pencemar emisi partikulat karena kandungan abu yang besar.
E. ALTERNATIF UNTUK INSINERASI LIMBAH PADAT PERKOTAAN
Selain mendesak Para pihak untuk mengutamakan pendekatan yang
mempromosikan daur ulang dan pemulihan limbah dan memperkecil limbah,
Konvensi Stockholm menekankan pentingnya mempertimbangkan alternatif
pilihan pembuangan dan pengolahan yang sedapat mungkin menghindari
pembentukan dan pelepasan bahan kimia yang tidak sengaja terbentuk
(unintentional produced) yaitu PCDD/PCDF, PCB, PeCB dan HCB.. Contoh
alternatif tersebut, termasuk teknologi yang sedang berkembang, tercantum di
bawah ini. Untuk pengelolaan sampah kota, alternatif yang mungkin selain
pembakaran adalah:
strategi pengelolaan sampah zero waste, yang bertujuan untuk
menghilangkan timbulan sampah melalui penerapan berbagai
tindakan, termasuk legislatif dan instrumen ekonomi;
minimisasi limbah, pemisahan sumber dan daur ulang untuk
mengurangi volume sampah membutuhkan pembuangan akhir;
Pengkomposan, yang mengurangi volume sampah oleh proses
dekomposisi biologis;
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
22
Teknik pengolahan biologis, yang mengurangi volume sampah
dengan cara mekanik dan biologis dan menghasilkan residu yang
memerlukan pengelolaan selanjutnya;
Peleburan dengan suhu tinggi, yang menggunakan thermal cara
untuk mengurangi volume sampah dan menimbulkan residu yang
memerlukan pengelolaan selanjutnya.
Tempat pembuangan akhir sampah khusus, yang berisi dan
mengisolasi limbah (termasuk efektif menangkap dan membakar
metana yang dengan pemulihan energi atau setidaknya
membakarnya jika teknik terakhir ini tidak ada);
Untuk limbah POPs, alternatif yang mungkin untuk pembakaran
tercantum dalam Pedoman Teknis Basel (Basel Convention Technical
Guidelines for the environmentally sound management of wastes consisting of,
containing or contaminated with persistent organic pollutants (POPs); 2005)
Pengurangan kimia fase gas;
dekomposisi katalis basa;
Reduksi dengan sodium;
oksidasi air supercritical.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji dan memverifikasi
teknologi seperti yang tercantum di atas. Penelitian juga diperlukan untuk
mempromosikan inovasi tambahan terhadap teknologi ini.
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
23
BAB IV
KESIMPULAN
Dari ulasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kecenderungan pemakaian teknologi incenerator di negara maju secara
umum masih dibawah prosentase pengolahan dengan reklamasi.
2. Pemilihan pemakaian incenerator tergantung pada jenis limbah yang akan
dibakar, sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatannya.
3. Teknik pemisahan sampah antara bahan yang mampu bakar dan yang sulit
untuk dibakar sangat berperan dalam proses pengolahan memakai
teknologi incenerator, karena berpengaruh pada efisiensi dan umur
incenerator.
4. Keuntungan pemanfaatan incenerator adalah kemampuannya untuk
mereduksi sebagian besar volume sampah dari tempat penimbunannya dan
dapat membangkitkan energi listrik.
5. Kerugian penggunaanya adalah karena pelepasan sejumlah besar CO2
yang merupakan penyebab pemanasan global serta kecenderungan gas
racun yang lepas bersama pelepasan gas buang ke udara.
-
INCENERATOR SAMPAH KOTA
24
DAFTAR PUSTAKA
www.Incinerator%20%20PENGELOLAAN%20SAMPAH%20DENGAN%20PE
MBAKARAN%20(%20INCINERATOR%20MINI%20).htm
www.Incinerator%20_%20Depok%20Bebas%20Sampah.htm
www.Insinerasi%20%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%2
0bebas.htm
www.Maxpell%20Technology%20Incinerator%20Pengolahan%20Sampah%20M
edis%20dan%20Umum.htm
www.Official%20Website%20Badan%20Lingkungan%20Hidup%20Pemerintah
%20Kota%20Surabaya.htm
www.Opaylife.Insinerasi.htm