income (laba) teori akuntansi baru

18
Pendahuluan Istilah laba pada umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih. Dalam dalam teori akuntansi biasanya dimaknai sebagai laba komprehensif. Laba komprehensif sendiri dimaknai sebagai kenaikan asset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Akuntansi secara umum mengatur tentang kos historis, asas akrual dan konsep penandingan, laba akuntansi yang sekarang dianut sebagai selisih antara pendapatan dan biaya. Semestara pendapatan dan biaya diukur dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan Pelaporan Laba Pengertian laba yang dianut struktur akuntansi sekarang adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Pendefinisian laba adalah sebagai pengukur kembalian atas investasi dari pada sekedar perubahan kas. Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono, 2013: 456) : a) Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital). b) Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemcn. c) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. d) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara. e) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public.

Upload: putri-yuwinda-sari

Post on 06-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

income (laba) Teori akuntansi baru

TRANSCRIPT

Page 1: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

Pendahuluan

Istilah laba pada umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih. Dalam dalam teori akuntansi

biasanya dimaknai sebagai laba komprehensif. Laba komprehensif sendiri dimaknai sebagai

kenaikan asset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Akuntansi secara umum

mengatur tentang kos historis, asas akrual dan konsep penandingan, laba akuntansi yang

sekarang dianut sebagai selisih antara pendapatan dan biaya. Semestara pendapatan dan biaya

diukur dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Tujuan Pelaporan Laba

Pengertian laba yang dianut struktur akuntansi sekarang adalah laba yang merupakan

selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Pendefinisian laba adalah sebagai

pengukur kembalian atas investasi dari pada sekedar perubahan kas.

Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai

(Suwardjono, 2013: 456) :

a) Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan

dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital).

b) Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemcn.

c) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.

d) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.

e) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public.

f) Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.

g) Dasar kompensasi dan pembagian bonus.

h) Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.

i) Dasar pembagian dividen.

Satu laba untuk berbagai tujuan: memformulasikan konsep laba tunggal (umum) dan

menyajikanya untuk memenuhi berbagai tujuan secara umum. Ini adalah pendekatan yang ingin

dicapai dalam merekayasa pelaporan keuangan umum

Beda tujuan beda laba: menggunakan berbagai konsep laba untuk menyajikanya secara

jelas berbagai konsep laba tersebut secara khusus. Kebutuhan khusus ini dapat dilayani dengan

menyertakan statemen keuangan umum dengan berbagai laporan pelengkap.

Page 2: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

Konsep Laba Konvensional

Teori tentang laba masih harus dikembangkan dan dimantapkan agar dicapai intepretasi yang

tepat secara intuitif maupun ekonomik sehingga angka laba akuntansi mempunyai manfaat yang

tinggi khususnya bagi investor dan kreditor. Menurut Hendriksen dan van Breda

(1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang berjalan (konvensional) masih

problematik secara teoritis. Laba akuntansi mempunyai beberapa kelemahan :

1. Laba akuntansi belum di definisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut

secara intuitif dan ekonomik bermakna

2. Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa

residual

3. Prinsip akuntansi berterima umum sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi

peluang untuk terjadinya ketatakuasaan antar perusahaan

4. Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum

memperhitungkan  pengaruh perubahan daya beli dan harga

5. Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor

memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih

bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan tang mendesak.

Atas dasar tujuan dan kelemahan laba akuntansi , ada dua aspek pokok teori laba yaitu :

1. Interpretasi laba dan implikasinya dalam tiap tataran teori

2. Lingkup laba atas dasar kegiatan operasi dan teori entitas.

INTERPRETASI LABA DAN IMPLIKASINYA DALAM TIAP TATARAN TEORI

a.       Konsep Laba dalam Tataran Semantik

Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus

dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat

(usefull) dan bermakna (meaningful) sebagai informasi. Pemaknaan laba secara semantik

akhirnya akan menentukan pemaknaan laba secara sintatik yaitu pengukuran dan penyajiannya

Pengukur kinerja

Page 3: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

Daya melaba merupakan informasi semantik yang diharapkan dibawa oleh informasi

akuntansi melalui statemen keuangan yaitu objek (element), ukuran (size), dan hubungan

(relationship). Dalam daya melaba ada tiga komponen yang harus diketahui yaitu laba, periode,

tingkat sumber daya (investasi). Sehingga, laba dapat diinterprestasi sebagai pengukur

keefisienan (efisien) bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena efisien secara konseptual

merupakan suatu hubungan atau indeks. Jadi, laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena

laba menentukan ROI, ROA dan ROL sebagai pengukur efisiensi.

Konfirmasi Harapan Investor

            Perekayasa pelaporan keuangan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan

bahwa harapan-harapan investor  atau pemakai lainnya dimasa lalu tentang kinerja perusahaan

memang terealisasi. Dengan demikian, laba dapat diinterpretasikan sebagai saran untuk

mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut.

Estimator Laba Ekonomik

            Akuntansi menganut asas akrual untuk mendapatkan suatu angka yang lebih bermakna

secara ekonomik daripada sekedar kenaikan atau penurunan kas dalam suatu periode. Perbedaan

laba akuntansi dan laba ekonomik, yaitu:

1. Sudut pandang pemaknaan, laba akuntansi dari perekayasa akuntansi atau

kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan

terandalkan sedangkan laba ekonomik dari kaca mata investor karena keperluan

untuk menilai investasi dalam saham yang bersifat subjektif.

2. Dasar pengukuran, laba akuntansi berdasarkan data yang telah terjadi ( kos

historis) dan bukan data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan, nilai pasar,

dan nilai likuidasi seperti laba ekonomik

3. Dari segi akuntansi, pengertian ekonomik adalah kelayakan ekonomik jangka

panjang sementara laba ekonomik merupakan penilaian ekonomik jangka pendek.

4. Dari segi akuntasi depresiasi merupakan proses alokasi harga perolehan aset,

sementara dalam laba ekonomik depresiasi merupakan proses penilaian.

5. Laba ekonomik berbeda dengan laba akuntansi karena pada umumnya laba

ekonomik memperhitungkan perubahan daya beli uang dan perubahan harga

spesifik aset, karena investor lebih berkepentingan dengan kos kesempatan untuk

Page 4: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

menilai secara ekonomik investasinya, sementara akuntansi menunjukkan

pengaruh perubahan harga dan daya beli melalaui laporan pelengkap.

6. Laba akuntansi berkepentingan dengan laba uang dimana laba uang tersebut

berupa kenaikkan satuan uang dalam satu periode tanpa memperhatikan pengaruh

perbedaan daya beli. Sementara laba ekonomik berkepentingan dengan laba real,

dimana laba real adalah laba yang berupa kenaikkan kemakmuran ekonomik.

7. Laba akuntansi dilandasi konsep kontinuitas usaha yang memandang aset sebagai

sisa potensi jasa sehingga kos hostoris menjadi basis penilaiannya. Sementara itu,

laba ekonomik dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset sehingga

simpanan atau sediaan nilai.

Makna Laba

Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut:

1. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas

2. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus diidentifikasi

kemakmuran awal dan kemakmuran akhir

3. Perubahan dapat  dinikmati, di distribusi atau ditarik oleh entitas yang menguasai

kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.

      Kemakmuran dapat berupa aset bersih, aset, modal pemegang saham, kekayaan, investaasi,

sumber daya ekonomik, uang dan apapun yang dapat dinilai dengan uang. Kemakmuran tersebut

secara umum disebut kapital (capital). Namun kapital disini berbeda dengan modal. Pengertian

kapital dalam konteks laba akuntansi meliputi:

Kapital bagi badan usaha atau manajemen yang menguasai sumber ekonomi ini (fisis

atau finansial) adalah aset

Kapital bagi pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat

utang, misalnya obligasi) adalah utang.

Kapital bagi pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat

saham) adalah ekuitas.

Laba dan Kapital

Page 5: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

            Kapital dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu, sementara laba

dapat diasosiasi dengan aliran kemakmuran. Jadi, laba adalah aliran potensi jasa yang dapat

dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap mempertahankan tingkat potensi jasa mula-

mula.

Konsep Pemertahanan Kapital

            Konsep ini dilandasi oleh gagasan bahwa entitas berhak mendapatkan kembalian/

imbalan atau return dan menikmati iya setelah kapital dipertahankan keutuhannya atau pulih

seperti sedia kala. Konsep ini mempunyai arti penting dan konsekuensi dalam beberapa hal yang

saling berkaitan, sebagai berikut:

1. Membedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi.

2. Memisahkan dan membedakan transaksi operasi (produktif) dalam arti luas

dengan transaksi pendanaan dari pemilik.

3. Menjamin agar laba yang dapat didistribusikan tidak mengandung pengembalian

investasi.

4. Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian kapital untuk mempertahankan

kemampuan ekonomi.

5. memungkinkan penggunaan berbagai dasar pemikiran untuk menentukan tingkat

kapital pada  saat tertentu.

6. Memungkinkan penerapan pendekatan aset-kewajiban secara penuh dalam

pemaknaan laba sehingga angka laba akuntansi akan mendekati angka laba

ekonomi.

Atas dasar uraian di atas, laba kemudian didefinisikan secara umum, formal dan semantik

sebagai berikut : Laba adalah tambahan kemampuan ekonomi yang ditandai dengan kenaikan

kapital dalam suatu perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat

dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/ pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan

ekonomik kapital mula-mula (awal periode).

b.        Konsep Laba dalam Tataran Sintaktik

                       Konsep ini harus dirasionalkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang

objektif sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam statemen  keuangan. Pengukuran

Page 6: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

dalam arti luas yang meliputi pengakuan, saat pengakuan, dan prosedur pengakuan ditambah

cara mengungkapkan merupakan masalah pada tataran sintaktik. Terdapat dua kriteria atau

pendekatan dalam pengukuran laba yaitu :

1. Pendekatan transaksi

Laba diukur pada saat terjadinya transaksi (terutama transaksi eksternal) yang kemudian

terakumulasi sampai akhir periode. Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan

pengakuan pendapatan sama dengan atas dasar kriteria terlealisasi dan sama dengan pengakuan

biaya atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Dengan pendekatan transaksi laba timbul dan diakui

pada saat penjualan atau pertukaran terjadi.

2. Pendekatan kegiatan

Laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan atau kejadian bukan sebagai

hasil suatu transaksi pada saat tertentu. Dengan konsep ini pendapatan (dengan sendirinya laba)

dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan telah dilakukannya kegiatan operasi perusahaan

dalam arti luas.

Dalam aplikasinya kedua pendekatan diatas tidak berdiri sendiri tetapi saling melengkapi. Laba

tidak dapat diakui hanya atas dasar salah satu pendekatan.

Pendekatan Pemertahanan Kapital

            Dengan konsep ini laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik

waktu yang berbeda. Masalah teoritis dalam hal ini adalah bagaimana kapital diukur atau dinilai

dan bagaimana laba ditentukan.

Pengukuran atau Penilaian Kapital           

            Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena

dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus

dipertimbangkan  yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukuran. Hal lain yang

menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital (fisis atau finansial) dan dasar penilaian.

Jenis Kapital:

1. Kapital Finansial

Adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat padanya tanpa

memperhatikan wujud fisis klaim tersebut. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital

Page 7: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

finansial akan timbul bila jumlah rupiah klaim finansial pada akhir suatu periode melebihi

jumlah klaim finansial pada awal periode (setelah pengaruh transaksi pemilik atau penguasa

klaim selama periode dikeluarkan).

2. Kapital Fisis

Adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai

kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan menghasilkan  barang dan jasa. Dengan konsep ini,

laba atau kembalian atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas produksi fisis pada akhir periode

melebihi kapasitas produksi fisis pada awal periode.

Perbedaan antara kedua jenis kapital dilihat dari pengaruh perubahan harga atas aset yang

ditahan atau kewajiban yang ditanggung selama satu periode. Dalam kapital finansial pengaruh

perubahan diakui sebagai untung atau rugi menahan atau penahanan dan dilaporkan melalui

statemen laba rugi, sedangkan kapital fisis pengaruh perubahan diakui sebagai penyesuai kapital

dan tidak masuk dalam statemen laba rugi.

Skala Pengukuran:

1. Skala Nominal

Adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli

dengan berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik. Karena dalam kenyataannya nilai

satuan uang berubah karena inflasi, pengukuran atas dasar skala rupiah nominal mengandung

kelemahan.

2.   Skala daya beli

Skala daya beli atau lebih tepatnya skala rupiah daya beli atau skala daya beli konstan

merupakan skala untuk mengatasi kelemahan skala rupiah nominal. Dengan skala ini rupiah

nominal dinyatakan kembali dalam bentuk rupiah daya beli atas dasar indeks harga tertentu.

Dasar atau Atribut pengukuran:

1. Kos Historis

Merupakan jumlah rupiah sepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem

pembukuan.

2. Kos sekarang

Page 8: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

Menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh

unit usaha untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang

setara.

            Kos sekarang berbeda dengan kos historis bukan karena perubahan harga umum tetapi

karena perubahan harga barang tertentu  akibat perubahan selera, teknologi dan fungsi.

Pengukuran Laba dengan Mempertahankan kapital

      Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara

lain adalah:

1. Kapitalisasi aliran kas harapan

Konsep laba ini mendekati konsep laba ekonomik. Dengan konsep ini, akan ditentukan nilai

kapitalisasian investasi pemegang saham pada awal dan akhir periode. Dalam hal ini, laba

merupakan selisih nilai kapitalisasian awal dan akhir periode. Meskipun, konsep ini mendekati

laba ekonomik namun sistem pembukuan perusahaan mungkin tidak mendukung konsep

pengoperasian.

2. Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan

Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital finansial. Dimana, kapital diukur atas dasar

berapa jumlah rupiah yang investor bersedia membayar untuk seluruh kekayaan perusahaan

dikurangi seluruh kewajiban. Untuk memperoleh nilai kapital yang wajar dapat digunakan

alternatif penilaian yaitu kapital diukur atas dasar perkalian antara volume saham yang beredar

dengan harga pasar saham pada awal dan akhir periode.

3. Setara Kas sekarang

Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis. Dasar pengukuran adalah semua jumlah

rupiah setara tunai pos aset dikurangi jumlah rupiah setara tunai  semua utang. Berbeda dengan

penilaian pasar atas aset bersih perusahaan, penilaian ini merupakan jumlah harga pasar tiap jenis

aset secara individual. Walaupun penilaian ini objektif , pasar bebas untuk tiap jenis aset tidak

selalu ada.

4. Harga masukan historis

Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis. Laba diukur berdasarkan selisih aset

bersih awal dan akhir periode yang masing-masing dinyatakan dalam kos historisnya. Hal inilah

yang dianut.

Page 9: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

5. Harga masukan sekarang

Perbedaan penilaian ini dengan harga masukan historis adalah pendekatan ini menilai

komponen-komponen kapital awal dan akhir dengan kos masukan sekarang atau kos pengganti

pada saat itu. Kapital dapat dipertahankan apabila kos pengganti akhir perioda sama dengan kos

pengganti awal periode. Dimana perusahaan mampu mempertahankan kemampuan produktif

seperti sedia kala (awal periode) sebelum kenaikan kapital dapat didistribusikan dalam bentuk

deviden.

6. Pembertahanan daya beli konstan

Pengukuran dengan unit daya beli konstan ini basisnya adalah kos historis. Kapital awal dan

akhir dinyatakan dalam unit daya beli konstan pada indeks dasar tertentu. Laba yang diukur

berdasarkan selisih kapital awal dan akhir akan menggambarkan tambahan daya beli kapital yang

dimiliki / dikuasai perusahaan tanpa harus mengurangi daya beli kapital yang mula-mula.

Secara umum, penentuan laba atas dasar konsep pemertahanan kapital memerlukan penilaian

atas kapital baik fisis maupun finansial pada awal dan akhir suatu periode.

c. Konsep Laba dalam tataran pragmatik

            Tataran ini membahas apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba

nyatanya digunakan.

Prediktor Aliran Kas ke Investor

            Aliran kas yang diterima atau diharapkan investor akan dipengaruhi oleh kemampuan

perusahaan untuk menciptakan kas yang cukup untuk membayar semua kewajiban pada saatnya,

mendanai keperluan operasi, reinvestasi, membayar bunga dan membayar deviden. Kemampuan

menciptakan kas tersebut akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan mendatangkan laba

jangka panjang yang memadai. Oleh karena itu investor dan kreditor harus memprediksi

kemampuan melaba jangka panjang. Untuk itu, investor dan kreditor memerlukan informasi laba

masa lalu untuk memprediksi laba masa datang. Bahwa laba merupakan prediktor aliran kas ke

investor sebenarnya menunjukkan bahwa laba menentukan harga saham.

Perkontrakan Efisien

Page 10: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

            Kontrak efisien adalah kontrak yang tidak banyak menimbulkan persengketaan dan yang

mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan apa yang diperjanjikan. Aspek pragmatik laba

dalam pengontrakan efisien didasarkan pada gagasan bahwa kontrak akan efisien jika laba

akuntansi menjadi kriteria dalam kontrak tanpa memandang aspek semantik laba tersebut. Jadi,

laba akuntansi mempunyai manfaat karena secara pragmatik dapat dijadikan alat untuk mencapai

kontrak yang efisien.

Pengendalian Manajemen

            Laba mempunyai peran penting dalam suatu sistem pengendalian manajemen. Sistem ini

dirancang untuk mengerahkan perilaku para manajer agar mereka memaksimumkan kepentingan

dirinya atau divisinya, tetapi pada saat yang sama kepentingan perusahaan secara keseluruhan

juga tercapai. Perilaku manajer dikendalikan melalui laba dengan cara mengaitkan konpensasi

dengan laba sebagai pengukur kinerja.

Teori Pasar Efisien

Reaksi pasar modal terhadap informasi dapat digunakan untuk mengukur atau menguji

kebermanfaatan informasi. Hubungan antara informasi dan harga saham dibahas dalam kontek

yang disebut efiensi pasar. Terdapat tiga bentuk efisiensi yaitu:

Bentuk lemah, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh informasi harga dan

volume sekuritas masa lalu.

Bentuk semi kuat, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi yang

tersedia secara publik termasuk data statemen keuangan.

Bentuk kuat, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi privat

yang tidak dipublikasikan.

Laba Sebagai Signal

            Laba merupakan sarana untuk menyampaikan signal-signal dari manajemen yang tidak

disampaikan secara publik. Jadi, laba mempunyai kandungan informasi yang penting bagi pasar

modal.

Pengujian Pandangan Informasi Laba

Page 11: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

            Untuk menguji kandungan informasi laba ada dua pendekatan yang dapat dilakukan,

yaitu:

1. Pengujian asosiasi

Pengujian asosiasi menunjukkan bahwa asosiasi atau korelasi antara laba dan return tidak begitu

kuat atau sempurna.

2. Pengujian peristiwa

Bahwa laba mempunyai efek pragmatik terhadap perilaku pasar modal.

2.  LABA DAN TEORI ENTITAS

Teori entitas berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan

suatu kegiatan ekonomi sehingga pihak tersebut berhak menikmati laba. Teori entitas atau

ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akuntansi adalah:

1. Entitas usaha bersama

Terdiri dari manajar, karyawan, pemegang saham, kreditor, pelanggan, pemerintah dan

masyarakat. Sehingga laba didefinisikan sebagai seluruh jumlah rupiah nilai-tambahan atau

(kenaikkan kemakmuran) yang dihasilkan oleh kegiatan para partisipan secara bersama-sama

dikurangi dengan kos material dan mesin atau peralatan (bahan baku, overhead non tenaga kerja

dan depresiasi).

2. Entitas usaha atau bisnis

Perusahaan dipandang sebagai orang atau bahan yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya

sendiri, serta terpisah dari investor, kreditor dan pihak eksternal lainnya. Laba dipandang sebagai

kenaikan aset karena pendapatan dianggap sebagai aliran masuk (kenaikan aset) dan biaya

sebagai aliran keluaran aset (penurunan aset) sebagai akibat kegiatan operasi perusahaan.

3. Entitas investor

Investor terdiri dari kreditor dan pemegang saham dimana perusahaan melalui manajemen

bertindak atas nama investor.

4. Entitas pemilik

Teori entitas ini memandang pemegang saham (biasa dan istimewa) sebagai pemilik dan menjadi

pusat perhatian akuntansi. Untuk perusahaan perseroan pandangan entitas pemilik tidak tepat

karena manajemen dan pemegang saham merupakan pihak yang terpisah. Entitas pemilik

residual

Page 12: Income (Laba) Teori Akuntansi Baru

5. Entitas pemilik residual

Konsep entitas ini memandang pemegang saham sebagai pusat perhatian akuntansi, dimana

pemilik adalah pemegang saham biasa, sedangkan pemegang saham istimewa dianggap sebagai

pihak luar. Sehingga deviden untuk mereka dipandang sebagai biaya. Oleh karena itu penyajian

laba harus dipusatkan pada pemegang saham biasa untuk membantu mereka memprediksi aliran

kas masa datang.

6. Entitas pengendali

Teori ini menitikberatkan pandangannya kepada pihak yang mengendalikan sumber ekonomik

perusahaan tanpa memperhatikan kepemilikan. Implikasi konsep ini tidak berbeda dengan

implikasi konsep kesatuan usaha, karena kemampuan mengendalikan sumber ekonomik lebih

penting daripada kepemilikan.

7. Entitas dana

Konsep ini berpaut dengan organisasi non profit khusunya organisasi kepemerintahan. Dalam

pembahasan akuntansi kepemerintahan, dikenal dua kelompok kesatuan dana, yaitu dana non

belanja atau usaha dan dana belanja.