indikasi kemoterapi

4
Indikasi, Prosedur dan Efek Samping Kemoterapi ? 1. Prosedur Kemoterapi a. Intravena Pemberian intravena pada terapi sistemik, dimana obat setelah melalui jantung dan hati baru sampai ke tumor primer. Cara intravena ini yang paling banyak digunakan untuk kemoterapi. Dalam pemberian intravena usahakan jangan ada ekstravasasi obat. b. Intraarteri Terapi regional melalui arteri yang memasok darah ke daerah tumor dengan cara infus intraarteri menggunakan kateter dan pompa arteri. Infus intraarteri itu untuk memberikan obat selama beberapa jam atau hari. Setelah melalui tumor obat keluar melalui vena ke sirkulasi umum. Pemberian intraarteri dapat : 1. Menaikkan dosis obat langsung ke dalam tumor 2. Menaikkan efek obat yang kurang stabil karena secara cepat dan langsung masuk ke dalam tumor 3. Mengurangi toksisitas c. Perfusi regional Cara untuk memberikan obat dengan dosis tinggi langsung ke daerah tumor tanpa menimbulkan toksisitas pada sirkulasi umum dengan cara sirkulasi ekstrakorporal menggunakan mesin jantung paru. d. Intra tumoral Obat langsung disuntikan ke dalam tumor. Cara ini tidak dianjurkan karena dapat melepaskan sel kanker dan tumor

Upload: widiana-kosasih

Post on 29-Nov-2015

316 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

well done.

TRANSCRIPT

Page 1: Indikasi kemoterapi

Indikasi, Prosedur dan Efek Samping Kemoterapi ?

1. Prosedur Kemoterapi

a. Intravena

Pemberian intravena pada terapi sistemik, dimana obat setelah melalui jantung

dan hati baru sampai ke tumor primer. Cara intravena ini yang paling banyak

digunakan untuk kemoterapi. Dalam pemberian intravena usahakan jangan ada

ekstravasasi obat.

b. Intraarteri

Terapi regional melalui arteri yang memasok darah ke daerah tumor dengan cara

infus intraarteri menggunakan kateter dan pompa arteri. Infus intraarteri itu untuk

memberikan obat selama beberapa jam atau hari. Setelah melalui tumor obat

keluar melalui vena ke sirkulasi umum. Pemberian intraarteri dapat :

1. Menaikkan dosis obat langsung ke dalam tumor

2. Menaikkan efek obat yang kurang stabil karena secara cepat dan langsung

masuk ke dalam tumor

3. Mengurangi toksisitas

c. Perfusi regional

Cara untuk memberikan obat dengan dosis tinggi langsung ke daerah tumor tanpa

menimbulkan toksisitas pada sirkulasi umum dengan cara sirkulasi ekstrakorporal

menggunakan mesin jantung paru.

d. Intra tumoral

Obat langsung disuntikan ke dalam tumor. Cara ini tidak dianjurkan karena dapat

melepaskan sel kanker dan tumor induknya dan ada cara lain yang lebih efektif

yaitu operasi atau radioterapi.

e. Intra cavitaair

Obat disuntikan atau di instalasi ke dalam rongga tubuh, seperti intra: pleura,

peritoneum, pericardia, vesical atau tekal. Contohnya: instalasi bleomycin,

fluorouracil, chlormetine, teramycin. Intrapleura untuk efusi maligna.

f. Topikal

Pemberian salep fluorouracil pada kanker kulit.

Page 2: Indikasi kemoterapi

2. Indikasi Kemoterapi

a. Untuk menyembuhkan kanker

Hanya beberapa jenis kanker yang dapat disembuhkan oleh kemoterapi, seperti:

akut limfoblastik leukemia, Burkitt limfoma, Wilm tumor pada anak-anak,

choriokarsinoma.

b. Memperpanjang hidup dan remisi

Kanker yang sensitif terhadap kemoterapo dan walaupun penyakit progresif,

seperti: akut myeloblastik leukemia, limfoma maligna stadium III atau IV,

myeloma, metastase melanoma maligna atau kanker mamae, kolon, ovarium,

testis.

c. Memperpanjang interval bebas kanker

Walaupun kanker kelihatan masih lokal setelah operasi atau radioterapi, seperti:

limfoma stadium II, melanoma maligna, kanker mamae, kolon, ovarium.

Pengobatan perlu waktu cukup lama dan dosis tinggi dengan interval yang

panjang untuk memberikan kesempatan jaringan normal pulih diantara

pengobatan.

d. Menghentikan progresi kanker

Progresif penyakit ditunjukan secara subjektif, seperti anoreksia, penurunan berat

badan, nyeri tulang atau terdapat kelainan objektif seperti penurunan fungsi-fungsi

organ dapat diberikan sitostatika, asalkan kemungkinan berhasilnya 25% atau

lebih. Misalnya pada metastase kanker mamae, kolon.

e. Paliasi symptom

Pada kanker yang terdapat pada tempat-tempat yang tidak cocol untuk radiasi,

dapat diberikan sitostatika walaupun obat itu tidak memberi respons yang baik

sebagai terapi sistemik. Misalnya dapat diberikan instalasi sitostatika intrapleural,

injeksi intratumoral dengan thiotepa.

f. Mengecilkan volume kanker

Mengecilkan tumor pra-bedah atau pra-radioterapi seperti pemberian bleomycin

untuk kanker mulut, saluran nafas bagian atas atau pemberian alkylator dengan

kombinasinya pada limfoma stadium II.

g. Menghilangkan gejala para neoplasma

Pada metastase kanker yang memberikan sindroma para, misalnya pemberian

kortikosteroid pada anemia hemolitik, fibrinolisis, dermatomyositis, neuropati

Page 3: Indikasi kemoterapi

periper, degenerasi cerebelair, pemberian androgen pada kakeksia, anoreksia atau

pemberian mithramycin pada hiperkalsemia.

3. Efek Samping Kemoterapi

1. Terhadap sumsum tulang: Leukopeni, anemi, trombositopenia

2. Terhadap saluran cerna: Mual, muntahh, stomatitis, gastritis, diare, ileus

3. Terhadap kardiovaskuler: Kardiomiopati, hipertensi, dekompensio cordis

4. Terhadap paru: Fibrosis

5. Terhadap hepar: Fibrosis

6. Terhadap ginjal: Nekrosis tubulus

7. Terhadap kulit: Hiperpigmentasi, alopepsia

8. Terhadap syaraf: Parestesi, neuropati, tuli

9. Terhadap pankreas: Pankreatitis

10. Terhadap uterus: Perdarahan

11. Terhadap kandung kemih: Sistitis

Dapus :

I Dewa G. Dasar-dasar kemoterapi, onkologi klinik, UPF Bedah FK UNAIR, RSUD Dr.

Sutomo. Surabaya